jurnalpenelitianperikananindonesia pemberlakuan moratoriu… · sumatera dilakukan dengan...

18

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA

p-ISSN 0853 - 5884

Volume 22 Nomor 3 September 2016Nomor Akreditasi: 653/AU3/P2MI/LIPI/07/2015

(Periode: Agustus 2015 - Agustus 2018)

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia adalah wadah informasi perikanan,baik laut maupun perairan umum daratan. Jurnal ini menyajikan hasil penelitian sumber daya,

penangkapan, oseanografi, lingkungan, rehabilitasi lingkungandan pengkayaan stok ikan.

Terbit pertama kali tahun 1994. Tahun 2006, frekuensi penerbitanJurnal ini tiga kali dalam setahun padabulan April, Agustus, dan Desember.

Tahun 2008, frekuensi penerbitan menjadi empat kali yaitu padabulan MARET, JUNI, SEPTEMBER, dan DESEMBER.

Ketua Penyunting:Prof. Dr. Ir. Wudianto, M.Sc. (Teknologi Penangkapan Ikan-Puslitbangkan)

Anggota Penyunting:Dr. Wijopriono (Hidro Akustik Perikanan-Puslitbangkan)

Dewan Penyunting:Prof. Dr. Ir. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA. (Ekologi Perairan-Puslitbangkan)

Prof. Dr. Ir. M.F. Rahardjo, DEA. (Iktiologi, Ekologi Ikan, Konservasi Sumber Daya Hayati Perairan-IPB)Dr. Ir. Syahroma Husni Nasution, M.Si. (Limnologi-LIPI)Prof. Dr. Ali Suman (Biologi Perikanan Udang-BPPL)

Dr. Eko Sriwiyono, S.Pi, M.Si. (Teknologi Kapasitas Penangkapan Ikan-IPB)

Editing Bahasa:Ir. Badrudin, M.Sc. (Dinamika Populasi Ikan-BPPL)

Penyunting Pelaksana:Dra. Endang SriyatiDarwanto, S.Sos.

Amalia Setiasari, A.Md.

Administrasi:Ofan Bosman, S.Pi.

Alamat Redaksi/Penerbit:Pusat Penelitian dan Pengembangan PerikananGedung Balitbang KP II, Jl. Pasir Putih II Ancol Timur Jakarta Utara 14430Telp. (021) 64700928, Fax. (021) 64700929Website : http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppie-mail: [email protected]

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan-Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan.

e-ISSN 2502 - 6542

LEMBAR INDEKSASI

FOKUS DAN RUANG LINGKUP JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi) memiliki p-ISSN 0853-5884; e-ISSN 2502-6542 dengan NomorAkreditasi: 653/AU3/P2MI-LIPI/07/2015 (PeriodeAgustus 2015-Agustus 2018). Terbit pertamakali tahun 1994. Tahun 2006, frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus dan Desember. Tahun2008, frekuensi penerbitan menjadi empat kali yaitu pada bulan Maret, Juni, September dan Desember.

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia adalah wadah informasi perikanan, baik laut maupun perairan umum daratan. Jurnalini menyajikan hasil penelitian sumber daya, penangkapan, oseanografi, lingkungan, rehabilitasi lingkungan dan pengkayaanstok ikan.

Naskah yang diterbitkan di Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia telah melalui pemeriksaan pedoman penulisan olehAdministrasi Jurnal, naskah yang sudah mengikuti pedoman penulisan direview oleh 2 (dua) orang Dewan Penyunting dan 1(satu) orang Bebestari (Peer-Reviewer) berdasarkan penunjukan dari Ketua Dewan Penyunting. Keputusan diterima atautidaknya suatu naskah menjadi hak dari Ketua Dewan Penyunting berdasarkan atas rekomendasi dari Dewan Penyunting danBebestari.

INFORMASI INDEKSASI JURNAL

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi) memiliki p-ISSN 0853-5884; e-ISSN 2502-6542 yang sudah terindeks di beberapa pengindeks bereputasi, antara lain: World Cat, Cross Ref, IndonesianScientific Journal Database (ISJD), SCILIT, Sherpa/Romeo, Google Scholar dan Directory Open Access Journals (DOAJ).

Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi

e-mail:[email protected]

JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIAVolume 22 Nomor 3 September 2016

p-ISSN: 0853-5884

e-ISSN: 2502-6542Nomor Akreditasi: 653/AU3/P2MI-LIPI/07/2015

Lembar Indeksasi

BEBESTARI PADAJURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA

1. Prof. Dr. Ir. Husnah, M. Phil. (Toksikologi-Puslitbangkan)

2. Ir. Badrudin, M.Sc. (Dinamika Populasi Ikan-Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan)

3. Prof. Dr. Sam Wouthuyzen (Oseanografi Perikanan-LIPI)

4. Prof. Dr. Ir. Endi Setiadi Kartamihardja, M. Sc. (Pengelolaan Perikanan PUD-Puslitbangkan)

5. Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M. Si. (Metode Penangkapan Ikan-IPB)

6. Prof. Dr. Ir. Indra Jaya (Hidro Akustik Perikanan-IPB)

7. Prof. Dr. Ir. John Haluan, M. Sc. (Sistem Informasi Perikanan-IPB)

8. Prof. Dr. Ali Suman (Biologi Perikanan Udang-BPPL)

9. Prof. Dr. Ir. M.F. Rahardjo (Iktiologi, Ekologi Ikan, Konservasi Sumber Daya Hayati Perairan-IPB)

10. Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc. (Penginderaan Jauh-IPB)

11. Prof. Dr. Ir. Gadis Sri Haryani (Limnologi-LIPI)

12. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. (Matematika dan Statistika Terapan-IPB)

13. Dr. Ir. Mochammad Riyanto, M.Si. (Teknologi Penangkapan Ikan-IPB)

14. Dr. Ir. Purwito Martosubroto (Dinamika Populasi Ikan-Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan)

15. Ir. Sasanti R. Suharti M.Sc. (Biologi Kelautan-LIPI)

16. Dr. Ir. Sudarto, M.Si. (Genetika Populasi-BP2BIH)

17. Dr. Ir. Mohammad Mukhlis Kamal, M. Sc. (Iktiologi, Rekruitmen Ikan, Fisiologi Respirasi, danBiologi Konservasi Perairan-IPB)

18. Dr. Estu Nugroho (Sumber Daya Genetik Ikan-Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan danPerikanan)

19. Dr. Ir. Zairion, M. Sc. (Pengelolaan Sumber Daya Perikanan-IPB)

20. Dr. Ir. Zainal Arifin, M.Sc. (Kimia Oseanografi-LIPI)

21. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, MS. (Nutrisi-BPPBAT)

22. Dr. Ir. Abdul Ghofar, M. Sc. (Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan-UNDIP)

23. Drs. Suwarso, M.Si. (Sumber Daya Lingkungan-BPPL)

24. Drs. Bambang Sumiono, M. Si. (Biologi Perikanan-Puslitbangkan)

25. Ir. Duto Nugroho, M.Si. (Teknologi Penangkapan Ikan-Puslitbangkan)

26. Dr. Ir. Andin Taryoto, M.Si. (Sosiologi Perikanan-Sekolah Tinggi Perikanan)

27. Dr. Priyanto Rahardjo, M.Sc. (Biologi Konservasi-Sekolah Tinggi Perikanan)

28. Dr. Ario Damar, M.Si. (Ekologi Perairan Pesisir, Phytoplankton Ekologi-IPB)

Lembar Bebestari

i

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Ketua Penyunting Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI) mengucapkan terima kasih kepada paraBebestari yang telah berpartisipasi dalam menelaah naskah yang diterbitkan di jurnal ilmiah ini, sehinggajurnal ini dapat terbit tepat pada waktunya. Bebestari yang berpartisipasi dalam terbitan Volume 22 Nomor 3September 2016 adalah:

1. Ir. Badrudin, M.Sc. (Dinamika Populasi Ikan-Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan)

2. Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. (Matematika dan Statistika Terapan-IPB)

3. Dr. Ir. Andin Taryoto, M.Si. (Sosiologi Perikanan-Sekolah Tinggi Perikanan)

4. Dr. Ario Damar, M.Si. (Ekologi Perairan Pesisir, Phytoplankton Ekologi-IPB)

Keterangan untuk Volume 22 Nomor 3 September 2017;

Menerangkan bahwa Bebestari oleh Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. mengevaluasi 2 (dua) tulisandengan judul sebagai berikut:

1. Kepadatan Stok Ikan Demersal dan Udang di Samudera Hindia Barat Sumatera pada Musim PeralihanII

2. Kepadatan dan Stratifikasi Komposisi Sumber Daya Ikan Demersal di Laut Cina Selatan (WPP-NRI711)

Lembar Bebestari

iii

KATAPENGANTAR

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI) di tahun 2016 memasuki Volume ke-22. Proses penerbitanjurnal ini dibiayai oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan tahun anggaran 2016. Semua naskahyang terbit telah melalui proses evaluasi oleh Dewan Penyunting dan Bebestari serta editing oleh PenyuntingPelaksana.

Pengelolaan Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI) di tahun 2016 mulai mengacu pada Open JournalSystem (OJS). Dalam segi tampilan ada sedikit perubahan, yaitu:

1. Pencantuman p-ISSN dan e-ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul danhalaman daftar isi terbitan, tanpa titik dua

2. Pencantuman nomor daftar atau barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman sampul belakang3. Lembar khusus bebestari4. Lembar ucapan terima kasih untuk Bebestari yang terlibat dalam penelaahan pada tiap nomornya5. Setiap lembar judul ada tambahan informasi mengenai website, alamat email dan informasi mengenai

jurnal JPPI, serta logo dan cover pada sebelah kiri dan kanannyaInformasi perubahan ini akan ditampilkan pada setiap kata pengantar selama 4 (empat) terbitan.

Penerbitan ketiga di Volume 22 Nomor 3 tahun 2016 menampilkan tujuh artikel hasil penelitian perikanandi perairan Indonesia. Ketujuh artikel tersebut mengulas tentang: Kepadatan stok ikan demersal dan udangdi Samudera Hindia Barat Sumatera pada musim peralihan II; Dugaan daerah pemijahan ikan napoleon (Cheilinusundulatus) di sekitar kepulauan Anambas; Kepadatan dan stratifikasi komposisi sumber daya ikan demersaldi Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711); Dampak perubahan metode penangkapan rawai tuna di SamuderaHindia; Dampak pemberlakuan moratorium perizinan tangkap terhadap upaya penangkapan dan produksirawai tuna skala industri yang berbasis di Pelabuhan Benoa-Bali; Efektivitas penggunaan berbagai jenis TAGuntuk mengetahui kelangsungan hidup lobster pasir (Panulirus homarus Linnaeus, 1758); Sebaran kelompokumur dan rasio potensi pemijahan banggai cardinal (Pterapogon kaudermi, Kouman, 1933) di perairan KepulauanBanggai Sulawesi Tengah.

Diharapkan tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi para pengambil kebijakan dan pengelola sumberdaya perikanan di Indonesia. Ketua Penyunting mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif para penelitidari lingkup dan luar Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

Ketua Penyunting

iv

e-ISSN 2502 - 6542

p-ISSN 0853 - 5884

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIAVolume 22 Nomor 3 September 2016

DAFTAR ISI

Halaman

i

ii

iii

iv

v-vii

DAFTAR BEBESTARI...........................................................................................................

UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................................................

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..……………………..

KUMPULAN ABSTRAK .......................................................................................................

Kepadatan Stok Ikan Demersal dan Udang di Samudera Hindia Barat Sumatera pada MusimPeralihan IIOleh: Nurulludin, Thomas Hidayatdan Asep Mamun .........................................................................................

Dugaan Daerah Pemijahan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) di Sekitar Kepulauan AnambasOleh: Amran Ronny Syam, Mujiyanto dan Masayu Rahmia Anwar Putri ........................................................

Kepadatan dan Stratifikasi Komposisi Sumber Daya Ikan Demersal di Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711)Oleh: Robet Perangin-angin, Sulistiono, Rahmat Kurnia, Achmad Fahrudin dan Ali Suman .......................

Dampak Perubahan Metode Penangkapan Rawai Tuna di Samudera HindiaOleh: Irwan Jatmiko, Fatur Rochman dan Arief Wujdi ........................................................................................

Dampak Pemberlakuan Moratorium Perizinan Tangkap terhadap Upaya Penangkapan dan ProduksiRawai Tuna Skala Industri yang Berbasis di Pelabuhan Benoa-BaliOleh: Fathur Rochman, Bram Setyadji dan Irwan Jatmiko ...............................................................................

Efektivitas Penggunaan Berbagai Jenis TAG untuk Mengetahui Kelangsungan Hidup Lobster Pasir(Panulirus homarus Linnaeus, 1758)Oleh: Danu Wijaya, Fayakun Satria dan Endi Setiadi Kartamihardja ........................................................................

Sebaran Kelompok Umur dan Rasio Potensi Pemijahan Banggai Cardinal (Pterapogon kaudermi,Kouman, 1933) di Perairan Kepulauan Banggai Sulawesi TengahOleh: Sri Turni Hartati dan Kamaluddin Kasim ....................................................................................................

SERTIFIKATAKREDITASI......................................................................................................................................

PEDOMAN PENULISAN.............................................................................................................

197-206

189-196

181-188

173-180

161-172

147-160

139-146

App. 207

App. 208

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIAVol. 22 No.3 September 2016

KUMPULAN ABSTRAK

v

Lembar Abstrak

KEPADATAN STOK IKAN DEMERSALDAN UDANGDI SAMUDERAHINDIA BARAT SUMATERAPADA

MUSIM PERALIHAN II

NurulludinJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 139-146e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kepadatan stok ikan merupakan indikasi dari potensiperikanan di suatu wilayah yang sangat pentingdiketahui. Tujuan tulisan ini membahas tentang lajutangkap, kepadatan stok dan perkiraan biomassa ikandemersal serta udang. Penelitian sumber daya ikandemersal dan udang di Samudera Hindia BaratSumatera dilakukan dengan menggunakan Kapal RisetBaruna Jaya IV (1200 GT) pada bulan Oktober danNovember 2015 (Musim peralihan II). Penghitungankepadatan stok menggunakan metode sweept areadengan panjang tali ris atas dari jaring trawl 36 m,kecepatan kapal saat menarik jaring berkisar 2,5 – 3 knot,lama penarikan jaring maksimal 1 jam. Perairan SamuderaHindia Barat Sumatera terdiri dari 151 spesies yangtergolong dalam 59 famili. Famili ikan demersal yangdominan tertangkap (5 besar), yaitu Leiognathidaesebesar 23,6 %, Trichiuridae 9,8 %, Haemulidae 8,0 %,Engraulididae 6,6 %, dan Polynemidae 6,05%. Familiudang yaitu Penaeidae (79,08 %), Scyllaridae 19,49%, danSolenoceridae 1,43%. Rata-rata laju tangkap ikandemersal 205,80 kg/jam, dengan kepadatan stok 6,66 ton/km2 dan udang 2,30 kg/jam dengan kepadatan stok 0,053ton/km2. Biomassa ikan demersal diperkirakan sebesar470.122 ton dan udang 3.706 ton.

Kata Kunci: Densitas, stok, demersal, udang,Samudera Hindia, barat Sumatera

DUGAAN DAERAH PEMIJAHAN IKAN NAPOLEON(Cheilinus undulatus, RUPPELL, 1835) DI SEKITARPERAIRAN KEPULAUAN ANAMBAS

Amran Ronny SyamJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 147-160e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kelimpahan ikan Napoleon di alam sangat rendah,namun larvanya muncul setiap tahun di sekitar perairanKepulauan Anambas. Saat ini ikan Napoleon yangberukuran satu kilogram masih banyak ditemukan darihasil pemeliharaan dalam Keramba Jaring Tancap danKaramba Jaring Apung. Kajian terhadap keberadaanlarva/juvenil ikan Napoleon dan lokasi pemijahan di alam

merupakan salah satu indikator dalam upayamempertahankan keberlanjutan hidup populasi ikannapoleon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendugadaerah pemijahan ikan Napoleon di alam berdasarkanukuran larva/juvenil ikan Napoleon yang tertangkap dialam dan pola arus di sekitar perairan tersebut. Metodeyang digunakan adalah Sensus visual (UVC), enumerasihasil tangkapan benih dan penentuan pola arus laut disekitar daerah penangkapan benih. Daerah pemijahanikan Napoleon belum diketahui pasti. Berdasarkan polaarus laut dan keberadaan larva ikan Napoleon yangberukuran 0,5 inci, dapat diduga pemijahan ikanNapoleon di alam berlangsung tidak jauh dari lokasiditemukannya larva tersebut, yaitu 1. Tanjung Datuk,2.Pulau Tembuk, 3. Tanjung Ikan, 4.Teluk Nipah, 5.TelukPau, dan 6. Tanjung Sing. Populasi ikan Napoleondewasa di perairan sekitar Kabupaten Anambastergolong rendah, namun kemunculan benih ikanNapoleon dapat terjadi setiap tahun terutama padaOktober/Nopember atau Januari dan Februari.

KATAKUNCI : pemijahan, pola arus, napoleon, Anambas

KEPADATAN DAN STRATIFIKASI KOMPOSISISUMBER DAYA IKAN DEMERSAL DI LAUT CINASELATAN (WPP – NRI 711)

Robet Perangin-anginJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 161-172

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Informasi distribusi kepadatan stok dan komposisi ikandemersal sangat penting untuk diketahui sebagai bahanmasukan guna keberhasilan pengelolaan perikanan.Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untukmengetahui komposisi, kepadatan stok dan sebaransumber daya ikan demersal di Laut Cina Selatan.Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2015dengan menggunakan scientific echosounder BIOSONICSDT-X dan frekuensi 120 KHz. Untuk verifikasi data akustikterutama komposisi jenis dilakukan pengoperasian trawl.Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikandemersal di Laut Cina Selatan meliputi 147 spesies dari55 famili. Stratifikasi komposisi dikedalaman 20-30 m, 30-40 m, 40-50 m, 50-60 m, dan 60-70 m masing masingdidominasi oleh ikan dari famili Leiognathidae, Lutjanidae,Nemipteridae, Tetraodontidae, dan Serranidae. Estimasikepadatan stok sumber daya ikan demersal di Laut CinaSelatan berkisar antara 0,16 – 2,85 ton/km2 dengan rata-rata kepadatan 1,05 ton/km2.

Kata Kunci: hidroakustik, ikan demersal, kepadatanstok, Laut Cina Selatan.

vi

Lembar Abstrak

DINAMIKAPERUBAHAN METODE PENANGKAPANRAWAI TUNA DI SAMUDERA HINDIA

Irwan JatmikoJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 173-180e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Rawai tuna merupakan salah satu alat tangkap pentingbagi industri perikanan di Indonesia. Target utama alattangkap ini adalah ikan tuna yang mempunyai nilaiekonomis penting seperti tuna mata besar danmadidihang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikarakteristik kapal dan perubahan metode penangkapanrawai tuna di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan olehpemantau ilmiah (observer) pada kapal rawai tuna yangberbasis di Pelabuhan Benoa Bali, mulai Agustus 2005hingga November 2014. Pemantau ilmiah mencatat datadan informasi meliputi: panjang tali cabang (PTC), panjangtali pelampung (PTP), panjang antar tali cabang (PATC),jumlah pancing antar pelampung (JPAP), jumlah matapancing, lama waktu tebar pancing dan lama waktuperendaman. AnalisisAnova satu arah dan tes Tukeydilakukan untuk mengetahui perubahan karakteristikarmada rawai tuna selama beberapa tahun. Hasil analisismenunjukkan terjadi perubahan karakteristik operasi rawaituna selama beberapa tahun (p<0,05). Jarak antar talicabang dan panjang tali pelampung berfluktuasi denganmenunjukkan pola yang acak. Jumlah mata pancing danlama waktu tebar pancing juga berfluktuasi namuncenderung menurun jumlah dan durasinya. Selanjutnya,jumlah pancing antar pelampung juga memilikikecendurungan lebih sedikit dalam kurun waktu beberapatahun. Panjang tali cabang dan lama waktu perendamanmenunjukkan peningkatan dalam panjang dan durasinyaHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikangambaran yang lebih lengkap terhadap perubahankarakteristik kapal rawai tuna Indonesia di Samudra Hindia.

Kata Kunci: Metode penangkapan, rawai tuna, Anovasatu arah, Samudra Hindia

DAMPAK PEMBERLAKUAN MORATORIUMPERIZINAN TANGKAP TERHADAP UPAYAPENANGKAPAN DAN PRODUKSI RAWAI TUNASKALA INDUSTRI YANG BERBASIS DIPELABUHAN BENOA-BALI

Fatur RochmanJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 181-188

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

PERMEN KP Nomor 56 tahun 2014 dan PERMENKP Nomor 10 tahun 2015 berguna untuk mewujudkanpengelolaan perikanan yang bertanggung jawab danpenanggulangan terhadap Illegal, Unreported andUnregulated (IUU) Fishing di Wilayah Pengelolaan

Perikanan (WPP) Indonesia. Tujuan penelitian adalahuntuk mengetahui dampak moratorium perizinanperikanan tangkap terhadap upaya penangkapan danproduksi rawai tuna yang berbasis di pelabuhan Benoa-Bali.Analisis data didasarkan pada hasil enumerasi olehenumerator Loka Penelitian Perikanan Tuna (LPPT) dipelabuhan Benoa, dari Januari 2012 sampai denganDesember 2015. Moratorium perizinan perikanantangkap efektif diberlakukan pada tanggal 3 Nopember2014. Hasil studi menunjukkan terjadi kenaikan padarata-rata produksi, upaya dan CPUE perikanan tuna skalaindustri di pelabuhan Benoa di tahun 2015 (setelahmoratorium). Kenaikan produksi, CPUE dan upayapenangkapan perikanan tuna skala industri di pelabuhanBenoa berturut turut sebesar 6-18%, 3,3-16% dan 4-11%dari rata-rata produksi, CPUE dan upaya penangkapan3 tahun sebelum moratorium. Meskipun terjadi kenaikanproduksi, CPUE, dan upaya penangkapan namunsetelah di uji statistik tidak menunjukkan perbedaan yangsignifikan (tidak berdampak nyata).

Kata Kunci: moratorium, upaya penangkapan,tangkapan, rawai tuna, Benoa Bali

PENDEKATAN SOSIAL-EKOLOGI UNTUKPENILAIAN KESESUAIAN LOKASI RESTOCKINGLOBSTER PASIR Panulirus homarus (Linnaeus,1758)

Danu WijayaJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 189-196e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salahsatu jenis lobster yang memiliki nilai ekonomis pentingdan banyak ditangkap di Indonesia. Salah satu cara untukmengetahui pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidupdan pergerakan lobster di alam adalah denganmenggunakan metode Capture-mark-recapture (CMR).Tiga jenis tag yang biasa dipakai untuk penandaan lobsteradalah T-bar, streamer, dan Visual Implant Elastomer(VIE). Percobaan penandaan dilakukan di kolampenampungan di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis tagyang efektif untuk mengetahui tingkat kelangsungan hiduppada lobster pasir. Penelitian dilakukan denganmenggunakan tiga jenis tag, yaitu T-bar (70 ekor),streamer (76 ekor), dan Visual Implant Elastomer (VIE)(10 ekor) pada dua kelompok ukuran lobster (>20-60gram dan >60-100 gram). Semua sampel dipeliharadalam bak selama 30 hari yang dilakukan Agustus-September 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwaVIE (60%) memiliki tingkat kelangsungan hidup tertinggidiikuti oleh T-bar (34 %) dan steamer (13 %). Untukkeperluan monitoring di alam, disarankan menggunakanT-bar karena penerapannya praktis dan mudah dideteksi.

Kata Kunci: Lobster pasir; penandaan; tingkatkelangsungan hidup; Lombok Tengah

vii

Lembar Abstrak

SEBARAN KELOMPOK UMUR DAN RASIOPOTENSI PEMIJAHANBANGGAI CARDINAL(Pterapogon kauderni, Koumans 1933)MENGGUNAKAN MODEL LB-SPR DI KEPULAUANBANGGAI SULAWESI TENGAH

Sri Turni HartatiJPPI September 2016, Vol 22 No. 3, Hal. 197-206

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Banggai cardinal (Pterapogon kauderni, Koumans1933) adalah jenis ikan endemik yang saat ini masihdiperdagangkan sebagai ikan hias. Informasi biologiseperti ukuran dan estimasi kelompok umur dapatdigunakan untuk mengetahui status pemanfaatan dihabitat aslinya, yang diperlukan dalam upayapengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuistatus pemanfaatan stok Banggai cardinal melaluiestimasi kelompok umur ikan dan menggunakaninformasi tersebut sebagai indikator biologi (Biological

Reference Point) Spawning Potential Ratio (SPR) melaluipendekatan Length-Based SPR model. Pengukuranpanjang ikan dilakukan terhadap 7.014 ekor ikan sampelselama tahun 2010 hingga 2011, dan pengamatan aspekbiologi seperti jenis kelamin, tingkat kematangan gonad,serta fekunditas dilakukan terhadap 394 ekor ikansampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yangtertangkap berumur 10-11 bulan, dengan ukuran panjang32,7 – 35,2 mm FL, lebih kecil dari ukuran pertama kalimatang gonad (Lm) sebesar 36,1 – 44,4 mm FL. Rata-rata Nilai SPRsebesar 44,6% masih di atas ambangbatas lebih tangkap (overfishing threshold) 30%. NilaiSPR secara signifikan menurun dari 46,8% pada 2010menjadi 40,4% pada 2011. Sebanyak 50% ikan betinamatang gonad (Lm) pada ukuran 37 mm FL dan 50%tertangkap (Selectivity/SL

50) pada ukuran 32 mm FL

(SL50

< L50

). Laju penangkapan relatif terhadap mortalitasalami (F/M) sebesar 0,57 mengindikasikan bahwa upayapenangkapan (relative fishing effort) telah mencapai 52%terhadap laju kematian alaminya.

Kata Kunci: Pendugan tingkat pemanfaatan; umurrelatif; rasio potensi pemijahan; banggaicardinal

181

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

DAMPAK PEMBERLAKUAN MORATORIUM PERIZINAN TANGKAP TERHADAPUPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI RAWAI TUNA SKALA INDUSTRI YANG

BERBASIS DI PELABUHAN BENOA-BALI

IMPACT OF THE MORATORIUM ENFORCEMENT ON THE FISHING EFFORT ANDPRODUCTION OF INDUSTRIAL SCALE LONGLINE TUNA FISHERIES BASED IN

BENOA PORT-BALI

Fathur Rochman*1, Bram Setyadji1dan Irwan Jatmiko1

1Loka Penelitian Perikanan Tuna, Bali-IndonesiaTeregistrasi I tanggal: 31 Mei 2016; Diterima setelah perbaikan tanggal: 19 September 2016;

Disetujui terbit tanggal: 21 September 2016

ABSTRAK

PERMEN KP Nomor 56 tahun 2014 dan PERMEN KP Nomor 10 tahun 2015 berguna untukmewujudkan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab dan penanggulangan terhadapIllegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP)Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak moratorium perizinan perikanantangkap terhadap upaya penangkapan dan produksi rawai tuna yang berbasis di pelabuhan Benoa-Bali.Analisis data didasarkan pada hasil enumerasi oleh enumerator Loka Penelitian PerikananTuna (LPPT) di pelabuhan Benoa, dari Januari 2012 sampai dengan Desember 2015. Moratoriumperizinan perikanan tangkap efektif diberlakukan pada tanggal 3 Nopember 2014. Hasil studimenunjukkan terjadi kenaikan pada rata-rata produksi, upaya dan CPUE perikanan tuna skalaindustri di pelabuhan Benoa di tahun 2015 (setelah moratorium). Kenaikan produksi, CPUE danupaya penangkapan perikanan tuna skala industri di pelabuhan Benoa berturut turut sebesar 6-18%, 3,3-16% dan 4-11% dari rata-rata produksi, CPUE dan upaya penangkapan 3 tahun sebelummoratorium. Meskipun terjadi kenaikan produksi, CPUE, dan upaya penangkapan namun setelahdi uji statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (tidak berdampak nyata).

Kata Kunci: Moratorium; upaya penangkapan; tangkapan; rawai tuna; Benoa Bali

ABSTRACT

The Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation number 56 year 2014 and number 10year 2015 are directed to realize a responsible fisheries management and counter-measures ofIllegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing in Indonesian Fisheries Management Area (FMA).The contents of the regulation is a temporary suspension (moratorium) and temporary licensing ofcapture fisheries imposed to the boat constructed overseas and restriction of fisheries transshipment.The objectives of this study is to identify the impact of this regulation on the efforts and productivityrate of the industrial longline tuna based in Benoa port, Bali. This study was the result of analysis ondata collected by Research Institute for Tuna Fisheries (RITF) in Benoa port, Bali during 2012-2015.The moratorium was started on 3 November 2014. The results of the study showed that production,effort and CPUE were increased after this regulation been in forced. Within the period of 3 years, theaverage increasing production, CPUE and effort of the industrial scale tuna longline in Benoa portwere at the range of 6-18%, 3.3-16% and 4-11%, respectively, although, it was found that the resultswere statistically not significant.

Keywords: Moratorium; effort; catch; longline; Benoa Bali

Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jppi

e-mail:[email protected]

JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIAVolume 22 Nomor 3 September 2016

p-ISSN: 0853-5884

e-ISSN: 2502-6542Nomor Akreditasi: 653/AU3/P2MI-LIPI/07/2015

Dampak Pemberlakuan Moratorium Perizinan ..... Berbasis di Pelabuhan Benoa-Bali (Rochman, F., et al)

___________________Korespondensi penulis:

e-mail: [email protected]

J.Lit.Perikan.Ind. Vol.22 No.3 September 2016:

182

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

PENDAHULUAN

Perikanan tuna Indonesia mendominasi produksituna dunia. Secara umum, produksi perikanan tunadi Indonesia adalah yang terbesar diantara negara-negara di kawasan timur Samudera Hindia. Total hasiltangkapan perikanan tuna Indonesia tercatatmencapai 15% dari total tangkapan di SamuderaHindia, dengan estimasi pendaratan sebanyak185.675 ton yang terdiri dari madidihang (65.686 ton),tuna mata besar (34.400 ton), cakalang (79.999 ton)dan albakora (5.590 ton) (DGCF, 2014). Armadaperikanan rawai tuna Indonesia mempunyai jumlahkapal sebanyak 916 unit (2010), 1.083 unit (2011)(IOTC, 2012). Pada tahun 2012, jumlah armadaperikanan rawai tuna Indonesia mengalami kenaikanmenjadi 1.179 unit (Moreno & Herrera, 2013).

Pelabuhan Benoa (Bali), Muara Baru (Jakarta) danCilacap merupakan pelabuhan pendaratan utama ikantuna skala industri yang beroperasi di SamuderaHindia, sedangkan pelabuhan BandaAceh, Padang-Bungus (Sumatera Barat), Palabuhanratu (JawaBarat), Prigi (Jawa Timur), Kedonganan (Bali), Ende(Flores) dan Kupang (Nusa Tenggara Timur) adalahpusat pendaratan ikan tuna skala kecil (non-industri)dari Samudera Hindia (Proctor et al., 2003). Namundari semua pelabuhan pendaratan ikan tuna SamuderaHindia, pelabuhan Benoa (Bali) memberikan kontribusijumlah tangkapan terbesar yaitu lebih dari 60% (Satriaet al., 2011). Perikanan rawai tuna skala industri dipelabuhan Benoa (Bali) dapat dijadikan sebagaibarometer perkembangan industri perikanan diIndonesia yang berbasis di Samudera Hindia.

Perkiraan hasil tangkapan perikanan tuna dipelabuhan Benoa dilakukan dengan programmonitoring hasil tangkapan menggunakan metodeenumerasi. Program monitoring hasil tangkapan dipelabuhan Benoa dimulai pada tahun 2002(Prisantoso et al., 2009), dengan melibatkan PusatRiset Perikanan Tangkap (PRPT) Balitbang Kelautandan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap(DJPT), Australia (CSIRO marine and atmosphericResearch, DAFF, ACIAR), FAO-IOTC dan OFCF(Jepang) (Prisantoso et al., 2009). Tujuan dari kegiatanini adalah memonitor semua hasil tangkapan ikantuna dan juga memonitor jumlah kapal yangmendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan Benoa(Davis et al., 2003, Proctor et al., 2006). Kegiatanenumerasi ini berguna sebagai masukan bagi KomisiPerikanan Tuna Samudera Hindia (IOTC) dalammengelola perikanan tuna di Samudera Hindia.

Untuk mewujudkan pengelolaan perikanan yangbertanggung jawab dan penanggulangan Illegal,

Unreported and Unregulated (IUU) Fishing di WilayahPengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia, maka padatanggal 3 November 2014, pemerintah Indonesiamelalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan danPerikanan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014tentang penghentian sementara (moratorium)perizinan perikanan tangkap sampai dengan tanggal30 April 2015. Penghentian sementara dan evaluasiini diberlakukan bagi kapal perikanan yangpembangunannya dilakukan di luar negeri. Moratoriumperizinan perikanan tangkap ini diperpanjang sampaidengan 31 Oktober 2015 melalui Peraturan MenteriKelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor10 tahun 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuidampak moratorium perizinan perikanan tangkapterhadap upaya dan produktifitas perikanan rawai tunaskala industri yang mendaratkan hasil tangkapan diPelabuhan Benoa- Bali.

BAHAN DAN METODEPengumpulan Data

Penelitian ini didasarkan pada analisa data programenumerasi yang dilakukan oleh enumerator LokaPenelitian Perikanan Tuna (LPPT) di pelabuhanBenoa, Denpasar-Bali dari tahun 2012 sampai denganDesember 2015.Penelitian ini membandingkanbesaran upaya, hasil tangkapan dan CPUE armadaperikanan tuna rawai tuna tahun pra moratorium (2012,2013 dan 2014) dan pasca moratorium (2015). Teknikpengambilan data bersifat observasi langsung padakegiatan enumerasi hasil tangkapan armada rawaituna skala industri yang mendaratkan hasiltangkapannya di pelabuhan Benoa. Data yangdikumpulkan terdiri dari:

1. Jumlah kapal yang sandar (mendaratkan hasiltangkapan) dan atau menitipkan hasil tangkapandi pelabuhan Benoa setiap bulan mulai Januari2012 sampai dengan Desember 2015.

2. Produksi hasil tangkapan yang didaratkan dipelabuhan Benoa baik tuna maupun non tuna yangmeliputi : data produksi hasil tangkapan utamaexport, data hasil tangkapan sampingan (by catch)dan data hasil tangkapan kualitas lokal reject. Ikankualitas ekspor memiliki kualitas yang baik danbiasanya dikirim langsung ke luar negeri dalamkeadaan segar fresh sedangkan ikan kualitas lokalreject dikirim ke pasar lokal atau diolah di pabrikpengolahan ikan canning untuk selanjutnya didistribusikan di dalam negeri dan luar negeri. Jenisikan kualitas ekspor dan lokal antara lain tuna(madidihang, tuna mata besar, tuna sirip biru

181-188

183

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

selatan, albakora dan jenis-jenis ikan berparuhseperti (marlin, layaran, todak dan ikan pedang).Hasil tangkapan sampingan pada rawai tuna antaralain : bawal, gindara, ikan setan dan lain- lain.

3. CPUE catch per unit of effort hasil tangkapan(kg) per satuan upaya penangkapan hari laut (dayat sea) kapal yang mendaratkan dan ataumenitipkan hasil tangkapan di pelabuhan Benoa.Jumlah hari laut (day at sea) masing-masing kapalrawai tuna ditentukan dengan cara menghitungselisih waktu (hari) antara pendaratan hasiltangkapan sebelum dan sesudahnya baikpendaratan hasil tangkapan secara langsung atauyang menitipkan hasil tangkapan melalui kapalpengangkut (carrier boat).

Analisis Data

Metode penelitian ini menggunakan metodesampling dengan cakupan data (Coverage of data)antara 58-61% dari total kapal yang mendaratkan danmenitipkan hasil tangkapan rawai tuna di pelabuhanBenoa Bali. Hasil estimasi upaya penangkapan,produksi dan CPUE diperoleh dengan caramengalikan hasil yang diperoleh dengan 100%cakupan data (Coverage of data).

Uji statistik menggunakan uji One- Way Anovauntuk mengetahui perbedaan sebelum dan setelahadanya moratorium perikanan tangkap terhadapberbagai variabel (produksi, upaya, CPUE dan jumlaharmada).

HASIL DAN BAHASANHasil

Produksi dan Upaya Penangkapan

Total produksi perikanan rawai tuna di pelabuhanBenoa pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 7.791ton/th dengan rata-rata produksi sebesar 649 ton/bulan. Total upaya penangkapan yang dilakukansebesar 31.521 hari laut/tahun dengan rata-rata upaya

penangkapan sebesar 2.627 hari laut/bulan (Gambar1a).

Pada tahun 2013, total produksi perikanan rawaituna di pelabuhan Benoa menurun dibandingkandengan tahun 2012 sebesar 6.816 ton/tahun denganrata-rata produksi sebesar 568 ton/bulan. Total upayapenangkapan yang dilakukan pada tahun 2013sebanding dengan tahun 2012 sebesar 31.932 harilaut/tahun dengan rata-rata upaya penangkapansebesar 2.661 hari laut/bulan (Gambar 1b).

Pada tahun 2014, total produksi perikanan rawaituna di pelabuhan Benoa mengalami kenaikan dengannilai mendekati nilai produksi di tahun 2012 sebanyak7.525 ton/tahun dengan rata-rata produksi perikananrawai tuna sebanyak 627 ton/bulan. Sementara itutotal upaya penangkapan pada tahun 2014 meningkatdibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya sebesar32.992 hari laut/tahun dengan rata-rata upayapenangkapan sebesar 2.749 hari laut/bulan (Gambar1c).

Memasuki tahun 2015, total produksi perikananrawai tuna mengalami kenaikan yang signifikanmencapai 8.291 ton/tahun dengan rata-rata produksiperikanan rawai tuna sebesar 691 ton/bulan. Kenaikantotal produksi perikanan tuna pada tahun 2015 diikutidengan kenaikan upaya sebesar 32.501 hari laut/tahun dengan rata rata upaya sebesar 2.708 harilaut/bulan (Gambar 1d).

Hasil Tangkapan Per Upaya Penangkapan (CPUE)

Hasil tangkapan per satuan upaya CPUE (kg hari/hari laut) perikanan rawai tuna di pelabuhan benoadiperoleh hasil rata-rata 245 kg/ hari laut (tahun 2012),213 kg/ hari laut(tahun 2013), 232 kg/ hari laut (tahun2014) dan253 kg/ hari laut(tahun 2015). Dari hasiltersebut diketahui bahwa rata-rata CPUE terbesardidapat pada tahun 2015 diikuti tahun 2012, 2014 dan2013 (Tabel 1).

Dampak Pemberlakuan Moratorium Perizinan ..... Berbasis di Pelabuhan Benoa-Bali (Rochman, F., et al)

J.Lit.Perikan.Ind. Vol.22 No.3 September 2016:

184

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

Gambar 1. Produksi dan upaya penangkapan armada rawai tuna yang mendaratkan hasil tangkapan dipelabuhan Benoa-Bali tahun 2012-2015 (garis merah : waktu pelaksanaan moratorium). (1a)2012, (1b) 2013, (1c) 2014 dan (1d) 2015.

Figure 1. Production and catch effort of tuna longline fleets which landed in Benoa Port in 2012 to 2015 (redline : moratorium implemented).(1a) 2012, (1b) 2013, (1c) 2014 dan (1d) 2015.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Jum

lah

Up

aya

pen

ang

kap

an(h

ari

lau

t)

Pro

du

ksi

(kg

)

2012

Produksi (estimasi) (kg) Jumlah upaya penangkapan (estimasi)

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Jum

lah

upay

ape

nang

kapa

n(h

aril

aut)

Prod

uksi

(kg)

2013

Produksi (estimasi) (kg) Jumlah upaya penangkapan(estimasi)

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Jum

lah

up

aya

pen

ang

kap

an(h

ari

lau

t)

Pro

du

ksi

(kg

)

2015

Produksi (estimasi) (kg) Jumlah upaya penangkapan (estimasi)

(a)

(b)

(c)

(d)

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Jum

lah

upay

ape

nang

kapa

n(ha

rilaut

)

Prod

uksi

(kg)

2014

Produksi (estimasi) (kg) Jumlah upaya penangkapan(estimasi)

181-188

185

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

Pada periode 2012-2014 fluktuasi produksiperikanan rawai tuna skala industri berbanding lurusdengan upaya penangkapan dan jumlah armada yangberoperasi dan mendaratkan hasil tangkapan dipelabuhan Benoa (Tabel 2).Pada tahun 2015, tedapatkenaikan produksi dan upaya penangkapan (harioperasi) yang signifikan meskipun dengan jumlaharmada yang lebih sedikit akibat adanya moratoriumperizinan tangkap kapal eks asing. Pada tahun 2015

terjadi penurunan jumlah armada penangkap ikanberkisar antara 155-316 unit dengan rata-rata 210 lebihsedikit jika dibandingkan rata-rata 3 (tiga) tahunsebelum pelaksanaan moratorium pada periode 2012-2014 (Tabel 2). Peningkatan rata-rata produksi hasiltangkapan rawai tuna pada tahun 2015 sebesar 6-18% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itujuga terjadi pada nilai hasil tangkapan per satuanupaya (CPUE).

Tabel 1. Hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE) perikanan rawai di pelabuhan Benoa-BaliTable 1. Catch per Unit of Effort (CPUE) of tuna longline based in Benoa Port-Bali

Catatan/Note : 2012-2014: sebelum moratorium (before moratorium), 2015 : sesudah moratorium (after

moratorium)

Tabel 2. Laju upaya, produksi, jumlah kapal dan CPUE sebelum dan sesudah moratorium 2015

Table 2. Effort rate, production, number of fleet and CPUE before and after temporary suspension (moratorium)

2015

Uji Statistik Terhadap Produksi, Upaya dan CPUE

Hasil uji statistik nilai rata-rata produksi perbulanperikanan rawai tuna sebelum moratorium (2012-2014)dibandingkan nilai rata-rata produksi tahun 2015(setelah moratorium) menunjukkan hasil yang tidaksignifikan (berbeda) dengan nilai F hitung < F tabel ,dan P > 0.05.

Hasil uji statistik nilai rata-rata upaya penangkapan(hari laut) menunjukkan hal yang sama (tidaksignifikan) dengan nilai F

hitung<F Tabel dan P >0.05.

Nilai rata-rata upaya penangkapan 3 tahun sebelummoratorium (2012-2014) dibandingkan dengan upayapenangkapan di tahun 2015 menunjukkan nilai Fhitung < F tabel dan P > 0.05.

Dampak Pemberlakuan Moratorium Perizinan ..... Berbasis di Pelabuhan Benoa-Bali (Rochman, F., et al)

2012 2013 2014 2015

Januari 189 298 215 293

Februari 195 141 170 308

Maret 231 204 152 209

April 246 153 162 203

Mei 196 251 205 378

Juni 366 241 387 271

Juli 348 239 248 260

Agustus 203 178 333 188

September 314 213 220 305

Oktober 217 183 209 283

Nopember 206 229 286 165

Desember 226 228 201 179

Rata-rata 245 213 232 253

Bulan/Month

CPUE (kg/hari laut)/CPUE (kg/Day at sea )

Tahun/Year

Tahun/Year Upaya/Effort(hari laut/day at

sea)

Produksi/Catch(Kg)

JumlahKapal/Number of

Vessel (unit)

CPUE(kg/hari laut)

(kg/day at sea)2012 2.627 7.791.205 1.076 2452013 2.661 6.815.951 921 2132014 2.749 7.525.103 915 2322015 2.708 8.291.226 760 253

J.Lit.Perikan.Ind. Vol.22 No.3 September 2016:

186

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

Hasil uji statistik nilai rata-rata CPUE (kg/kapal/hari laut) diperoleh hasil yang tidak berbeda antaranilai rata-rata CPUE 3 tahun sebelum moratorium(2012-2014) dan nilai setelah moratorium (2015)dengan nilai F hitung<F tabel dan P > 0.05.

Bahasan

Produksi perikanan rawai tuna yang didaratkan disuatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor antaralain : hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE),jumlah upaya penangkapan, jumlah armada yangterlibat dalam kegiatan penangkapan serta pengaruhdari faktor lingkungan (Riswanto, 2012).Kenaikanproduksi perikanan tuna skala industri di pelabuhanBenoa bersamaan dengan kenaikan upaya (trip), danjumlah armada rawai tuna yang mendaratkan hasiltangkapan di pelabuhan Benoa.

Armada perikanan rawai tuna di pelabuhan Benoamerupakan armada rawai tuna laut lepas danmerupakan penangkap tuna segar (fresh tuna-longlinevessel), untuk memenuhi permintaan pasar sashimiJepang (Blanc et al., 2005; Barata et al., 2011). Dalamupaya memenuhi pasar ikan tuna segar tersebut,digunakan kapal pengangkut (carrier boat) untukmemudahkan memenuhi kebutuhan logistik danbahan bakar minyak, mempercepat pengiriman danpendistribusian ikan tuna dari dan ke pelabuhanterdekat dimana bendera kapal berasal (Hamilton etal. 2011).

Kegiatan alih muatan (transhipment) di lautmenggunakan kapal pengangkut sebagai upaya untukmenekan biaya bahan bakar minyak, meningkatkanefisiensi waktu dan menjaga agar kapal penangkaptetap berada di area penangkapan ikan(Nootmorn etal., 2012). Biaya produksi terbesar yang dapat dihematmelalui alih muatan dilaut adalah biaya bahan bakarminyak yang mencapai 28-60% dari keseluruhanbiaya operasional (Rochman & Nugraha., 2014 ;Sumaila et al., 2008 ; Schau et al., 2009). Denganadanya kegiatan transshipment maka kapalpenangkap ikan tidak harus kembali ke pelabuhanuntuk melakukan bongkar muat dalam jarak yangjauh, terlebih bila aktifitas penangkapan dilakukan diluar Zona Ekonomi Eklusif ZEE Indonesia.

Upaya penangkapan (trip) pada tahun 2012, 2013,dan 2014 berbanding lurus dengan jumlah armadayang beroperasi di Pelabuhan Benoa. Namunsebaliknya di tahun 2015 (setelah moratorium) jumlahupaya (trip) mengalami kenaikan dengan penurunan

jumlah kapal/armada. Hal itu disebabkan karenameningkatnya hasil tangkapan yang diikuti denganbanyaknya kapal rawai tuna yang menitipkan hasiltangkapannya melalui kapal pengangkut. Satu (1) kalipenitipan hasil tangkapan di kapal pengangkut dihitungsebagai satu (1) kali upaya penangkapan. Dengandemikian yang semula menitipkan hasil tangkapansatu (1) kali dalam dua (2) minggu menjadi sekalidalam seminggu. Sehingga meskipun terjadipenurunan jumlah armada di tahun 2015 sebesar rata-rata 210 armada, upaya penangkapan perikanan rawaituna yang berbasis di pelabuhan Benoa mengalamikenaikan. Penurunan jumlah armada yang beroperasidiakibatkan larangan moratorium kapal eks asingsehingga ada sebagian kapal yang tidak dapatberoperasi.

Meskipun terdapat kenaikan 3 (tiga) indikatorutama (produksi, CPUE dan upaya) pada tahun 2015,namun dalam uji statistik tidak signifikan/berbedanyata. Hal itu kemungkinan disebabkan karena prosespemulihan sumberdaya alam terutama sumberdayaikan membutuhkan waktu yang lama. Pemulihansumberdaya ikan terutama ikan tuna membutuhkanwaktu yang lama sesuai dengan siklus hidupnya.Menurut Sumadhiharga, (2009), rentang umur tunamata besar dan madidihang mencapai 7-8 tahundengan panjang cagak mencapai 240 cmFL dan berat197 kg serta mencapai ukuran matang gonad padaumur 3 tahun (panjang cagak 91-100 cmFL).

Studi tentang laju pertumbuhan madidihangdiperairan Pasifik bagian timur dan tengah diperolehpanjang maksimal 160 cmFL pada umur 6-8 tahun(Zhu et al., 2011; Su et al., 2003; Wang et al., 2002).Pertumbuhan madidihang di Samudera Hindia denganmenggunakan analisa sel telur diperoleh tingkatkematangan gonad minimal pada ukuran 75 cmFLdengan perkiraan umur 3 tahun (Zudaire et al., 2013).Untuk ikan berparuh jenis ikan pedang swordfish diSamudera Hindia, panjang pertama kali matang gonadberkisar antara 164.03-170.40 cmFL dan mencapaimatang gonad pada umur 4 tahun (Varghese et al.,2013; Poisson & Fauvel, 2009a). Untuk ikan jeniscakalang memijah pada kisaran panjang antara 38-45 cmFL dan berumur kurang lebih satu tahun(Fontenau, 2003; Tampubolon et al., 2014; Norungee& Kawol, 2011). Dengan demikian perlu dilakukanstudi lanjutan di tahun 2016 dan 2017 untukmengetahui efektifitas moratorium perikanan tangkapterutama dalam perikanan tuna skala industri yangmendaratkan hasil tangkapan di pelabuhan Benoa.

181-188

187

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

KESIMPULAN

Dampak moratorium perizinan perikanan tangkapdalam setahun tidak berpengaruh nyata dalampeningkatan produksi perikanan tuna yang berbasisdi pelabuhan Benoa-Bali. Hal itu kemungkinandisebabkan karena pemulihan sumberdaya ikanmemerlukan waktu yang lama untuk mencapaikondisi yang optimal. Perlu dilakukan studi lanjutandalam dua dan tiga tahun kedepan untuk mengetahuiefektifitas dan perkembangan hasil moratorium danpemulihan sumberdaya ikan dimasa mendatang.

PERSANTUNAN

Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatanenumerasi yang dilakukan di Pelabuhan Benoa daritahun 2012 sampai dengan 2015. Penelitimengucapkan terima kasih kepada para enumeratordi Loka Penelitian Perikanan Tuna (LPPT) Benoa yangtelah membantu dalam proses pengumpulan datapenelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Barata,A., Novianto, D., & Bahtiar, A.(2011). Sebaranikan tuna berdasarkan suhu dan kedalaman diSamudera Hindia. Jurnal Ilmu Kelautan Indonesia.16(3), 165-170.

Blanc, M., Desurmont, A., & Beverly, S. (2005).Onboard handling of sashimi-grade tuna.A practicalguide for crew members. Noumea, New Caledonia,Secretariat of the Pacific Community. p. 24.

Davis, T.L.O., Farley, J.H., & Andamari, R. (2003).Monitoring of longline catch of SBT landed inIndonesia 2002-2003. Final Report. Hobart, Tas.,CSIRO Marine Research.

DGCF (Directorate General of Capture Fisheries).(2014).Statistics of Marine Capture Fisheries2014.Directorate General of Capture Fisheries,MMAF. Jakarta.

Fontenau, A. (2003). A comparative overview ofskipjack fisheries and stocks worldwide. SCTB16Working Paper, p.11.

Hamilton A., LewisA., McCoy M.A., Havice E., &Campling L. (2011).Market and industry dynamicin the global tuna supply chain (p. 359). FFA.

IOTC. (2012). Indonesian national report to thescientific committee of the Indian Ocean TunaCommission 2012. IOTC-2012-NR 10 Rev_1. 18.

Moreno, G., & Herrera, M. (2013). Estimation of fishingcapacity by tuna fishing fleets in Indian Ocean.IOTC-2013-SC16-INF04. p. 76 .

Nootmorn, P., Rodpradit, S., Chaiyen,T., & Panjarat,S. (2012). Tropical tunas from foreign tuna fleetsunloading in Phuket, Thailand during 1995-2011.IOTC-2012-WPTT14-16.

Norungee, D., & Kawol, D. (2011). Macroskopic studyon some aspects of the reproductive biology ofskipjack tuna (katsuwonus pelamis) in the WesternIndian Ocean. In: Proceeding Working Party onTropical Tunas of the IOTC 2011.

Poisson, F., & Fauvel, C. (2009a). Reproductivedynamics of swordfish (Xiphias gladius) insouthwestern Indian Ocean (Reunion Island), Part1: Oocyte development, sexual maturity andspawning. Aquatic Living Resource, 22, 45-58. doi: 10.1051/arl/2008007.

Prisantoso, B. I., Andamari, R., & Proctor, C. (2009).The catch of SBT by the Indonesian longline fisheryoperating out of Benoa, Bali in 2008 CCSBT 14thMeeting of the 10 Scientif ic Committee(incorporating the Extended Scientific Committee),Busan, Korea, 5 - 11 September 2009. CCSBT-ESC/0909/SBT Fisheries - Indonesia.

Proctor, C.H., Merta, I.G.S., Sondita, M.F.A., Wahju,R.I., Davis, T.L.O., Gunn, J. S., & Andamari, R.(2003).Areview of Indonesian ocean tuna fisheries.ACIAR country status report. p. 106.

Riswanto, S. (2012). Status perikanan tuna matabesar (Thunnus obesus, Lowe 1839) di perairanSamudera Hindia selatan Palabuhanratu,Sukabumi. Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Program studi Magister IlmuKelautan Universitas Indonesia. p.126.

Rochman, F., & Nugraha, B. (2014). Productivity andeconomic analysis of Indian Ocean longline fisherylanded at Benoa port Bali Indonesia. Ind.Fish.Res.J. 20(2), 77-86.

Dampak Pemberlakuan Moratorium Perizinan ..... Berbasis di Pelabuhan Benoa-Bali (Rochman, F., et al)

J.Lit.Perikan.Ind. Vol.22 No.3 September 2016:

188

Copyright © 2016, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI)

Satria, F., Wudianto, Nugroho, D., Sadiyah, L.,Nugraha, B., Barata, A., & Suryanto. (2011).National report of Indonesian southern bluefin tunafisheries. Bali, Benoa, 19-28th July 2011. CCSBT-ESC/1107/SBT fisheries. Indonesian (Revised).

Schau, E. M., Ellingsen, H., Endal, A., & Aanonsend,S. A. (2009). Energy consumption in Norwegianfisheries. Journal of Cleaner Production. 17, 325-334.

Su, N.J., Sun, C.L., &.Ye, S.R.(2003). Estimation ofgrowthparameters andage composition for yellowfintuna Thunnus albacares in the western Pacific usingthe length-based Multifan method. Journal ofFisheries Society of Taiwan 30, 171-184.

Sumadhiharga, O.K. (2009). Ikan tuna (p.1-34). PusatPenelitian Oceanografi Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia. Jakarta.

Sumaila U. R., The L., Watson R., Tyedmers P., &Pauly D. (2008). Fuel price increase, subsidies,overcapacity, and resource sustainability. ICESJournal of Marine Science, 65, 832-840.

Tampubolon, P. A. R. P., Jatmiko, I., Hartaty, H., &Bahtiar,A. (2014). Reproductive biology of skipjack

tuna (Katsuwonus pelamis) in Eastern IndianOcean. IOTC-2014-WPTT16-35. p.11.

Varghese, S., K. Vijayakumaran,. Anrose, A., &.Mhatre, V. D.(2013). Biological aspect ofswordfish, Xiphias gladius Linnaeus, 1758,caught during tuna longline survey in the IndianSeas. Turkish Journal of Fisheries and AquaticScience, 13, 529-540.

Wang, S.B., Chang, F. C,. Wang, S.H., & Kuo,C.L. (2002). Some biological parameters ofbigeye tuna and yellowfin tuna distributed insurrounding water of Taiwan. 15th meeting ofstanding committee on tuna and billfish SCTB.Hawai. July 22-27, 2002. SCTB 15 WorkingPaper. p.13.

Zudaire, I., Murua, H., Grande, M., & Bodin, N.(2013). Reproductive potential of yellowfin tuna(Thunnus albacores) in the western IndianOcean. Fish. Bull. 111, 252-264. Doi 10.7755/FB.111.3.4.

Zhu, G., Liuxiong, X., Xiaojie, D., & Wei, L. (2011).Growth and mortality rate of yellowfin tuna,Thunnus albacares (Perciformes: Scombridae), inthe eastern and central Pacific Ocean. Zoologia28(2), 199-206.

181-188