jurnalpenelitianperikananindonesia parameter... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap,...

14

Upload: hoangdat

Post on 15-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula
Page 2: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIA

ISSN 0853 - 5884

Volume 20 Nomor 2 Juni 2014Nomor Akreditasi: 455/AU2/P2MI/LIPI/08/2012

(Periode: Agustus 2012 - Agustus 2015)

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia adalah wadah informasi perikanan,baik laut maupun perairan umum daratan. Jurnal ini menyajikan hasil penelitian

sumber daya, penangkapan, oseanografi, lingkungan, rehabilitasilingkungan, dan pengkayaan stok ikan.

Terbit pertama kali tahun 1994. Tahun 2006, frekuensi penerbitanJurnal ini tiga kali dalam setahun padabulan April, Agustus, dan Desember.

Tahun 2008, frekuensi penerbitan menjadi empat kali yaitu padabulan MARET, JUNI, SEPTEMBER, dan DESEMBER.

Ketua Redaksi:Prof. Dr. Ir. Wudianto, M.Sc. (Teknologi Penangkapan Ikan-P4KSI)

Anggota:Prof. Dr. Ir. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA. (Ekologi Perairan-P3TKP)

Prof. Dr. Ir. M.F. Rahardjo, DEA. (Ekologi Ikan-IPB)Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA. (Matematika dan Statistika Terapan-IPB)Dr. Eko Sriwiyono, S.Pi, M.Si. (Teknologi Kapasitas Penangkapan Ikan-IPB)

Dr. Ir. Nani Hendiarti, M. Sc. (Penginderaan Jauh-BPPT)

Bebestari untuk Nomor ini:Prof. Dr. Ir. Endi Setiadi Kartamihardja, M. Sc. (Pengelolaan Perikanan PUD-P4KSI)

Prof. Dr. Ir. Sam Wouthuyzen, M.Sc. (Oseanografi Perikanan-LIPI)Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. (Metode Penangkapan Ikan-IPB)

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya. (Hidro Akustik Perikanan-IPB)Dr. Ir. Sudarto, M.Si. (Genetika Akuakultur-BP2BIH)

Dr. Ir. Abdul Ghofar, M.Sc. (Pengkajian Sumber Daya Ikan-UNDIP)

Redaksi Pelaksana:Dra. Endang SriyatiDarwanto, S.Sos.

Sekretariat :Amalia Setiasari, A.Md

Alamat Redaksi/Penerbit:Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya IkanGedung Balitbang KP II, Jl. Pasir Putih II Ancol Timur Jakarta Utara 14430Telp. (021) 64700928, Fax. (021) 64700929Website : http://p4ksi.litbang.kkp.go.idEmail: [email protected]

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan danKonservasi Sumber Daya Ikan-Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Page 3: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

i

KATAPENGANTAR

Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia (JPPI) di tahun 2014 memasuki Volume ke-20. Pencetakan jurnalini dibiayai oleh Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan tahun anggaran2014. Semua naskah yang terbit telah melalui proses evaluasi oleh Dewan Redaksi dan editing oleh RedaksiPelaksana.

Penerbitan pertama di Volume 20 Nomor 2 tahun 2014 menampilkan tujuh artikel hasil penelitian perikanandi perairan Indonesia. Ketujuh artikel tersebut mengulas tentang: Komposisi hasil tangkapan, daerahpenangkapan dan elastisitas produksi pukat cincin di Tegal Jawa Tengah; Parameter populasi ikan Lohan(Cichlasoma trimaculatum, Günther 1867) di Waduk Sempor, Jawa Tengah; Variasi kualitas air dan estimasipotensi produksi Ikan perairan Danau Batur, Propinsi Bali; Pendugaan parameter populasi dan tingkatpemanfaatan ikan madidihang (Thunnus albacares) yang didaratkan di Benoa, Bali; Keberlanjutan perikananpelagis kecil di Teluk Palu; Status populasi ikan napoleon di wilayah taman Nasional Bunaken dan KabupatenKaras Fak-Fak; Efisiensi perikanan tangkap di kawasan pulau-pulau kecil kabupaten Kepulauan Sitaro, SulawesiUtara.

Diharapkan tulisan ini dapat memberikan kontribusi bagi para pengambil kebijakan dan pengelola sumberdaya perikanan di Indonesia. Redaksi mengucapkan terima kasih atas partisipasi aktif para peneliti darilingkup dan luar Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan.

Redaksi

Page 4: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

iii

ISSN 0853 - 5884

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIAVolume 20 Nomor 2 Juni 2014

DAFTAR ISI

Halaman

i

iii

v-vii

73-80

81-88

89-96

97-103

105-111

113-119

121-127

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..……………………..

KUMPULAN ABSTRAK .......................................................................................................

Komposisi Hasil Tangkapan, Daerah Penangkapan dan Elastisitas Produksi Pukat Cincin di TegalJawa TengahOleh : Setiya Triharyuni dan Sri Turni Hartati...............................................................................

Parameter Populasi Ikan Lohan (Cichlasoma trimaculatum, Günther 1867) di Waduk Sempor,Jawa TengahOleh : Dimas Angga Hedianto, Kunto Purnomo, Endi Setiadi Kartamihardja dan Andri Warsa ............

Variasi Kualitas Air dan Estimasi Potensi Produksi Ikan Perairan Danau Batur, Propinsi BaliOleh : Samuel dan Ni Komang Suryati .....................................................................................

Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Madidihang (Thunnus albacares)yang Didaratkan di Benoa, BaliOleh : Hety Hartaty dan Ririk Kartika Sulistyaningsih ...........................................................................

Keberlanjutan Perikanan Pelagis Kecil di Teluk PaluOleh : Umar Alatas, M. Fedi A. Sondita, Ari Purbayanto, dan Anwar Bey Pane ..................................

Status Populasi Ikan Napoleon di Wilayah Taman Nasional Bunaken dan Kabupaten Karas Fak-FakOleh : Isa Nagib Edrus, Sasanti R. Suharti, dan Yvonne Sadovy ....................................................

Efisiensi Perikanan Tangkap di Kawasan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Kepulauan Sitaro, SulawesiUtaraOleh : Dionisius Bawole, Domu Simbolon, Budy Wiryawan, Daniel R. Monintja ...............................

Page 5: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

JURNAL PENELITIAN PERIKANAN INDONESIAVol. 20 No.2-Juni 2014

KUMPULAN ABSTRAK

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN, DAERAHPENANGKAPAN DAN ELASTISITAS PRODUKSI PUKATCINCIN DITEGALJAWATENGAH

Setiya TriharyuniJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 73-80

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tegal pada periodeApril–Juli 2012. Tujuan dari penelitian ini adalahmendapatkan gambaran tentang komposisi hasiltangkapan, daerah penangkapan dan nilai elastisitasproduksi pukat cincin. Pengambilan data dilakukansecara langsung dengan wawancara kepada nelayanmengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasipenangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalankapal. Disamping itu pula dikumpulkan data hasiltangkapan berdasarkan jenis ikan dan upayapenangkapan dari TPI Pelabuhan Tegal. Analisa datadilakukan secara deskriptif, tabulasi jumlah dankomposisi hasil tangkap serta analisis model CobbDouglas dan translog untuk mengetahui nilai elastisitasproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwakomposisi hasil tangkapan pukat cincin selaludidominasi oleh ikan layang. Daerah penangkapan kapalpukat cincin Tegal selama penelitian berada di Laut CinaSelatan, L. Jawa dan S. Makasar-L. Flores. Hasiltangkapan total terbanyak berasal dari S. Makasar-L.Flores akan tetapi rata-rata hasil tangkapan per tripterbanyak berasal dari L. Jawa. Hasil analisis ragammenunjukkan bahwa pemilihan terhadap ketiga lokasipenangkapan ini tidak memberikan pengaruh yang nyataterhadap hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil uji Fmenunjukkan bahwa analisis model Cob Douglas dapatdigunakan untuk menggambarkan hubungan antarahasil tangkapan pukat cincin dengan variabel bebasnya,sedangkan model translog tidak bisa digunakan. Darimodel Cob Douglas ini dihasilkan bahwa produksi kapalpukat cincin Tegal hanya dipengaruhi oleh besarnyaukuran kapal / GT dengan nilai elastisitas sebesar 0,265

dengan persamaan matematis .

Kata Kunci: Pukat cincin, daerah penangkapan, CobbDouglas, Translog, elastisitas produksi,Tegal-Jawa Tengah

PARAMETER POPULASI IKAN LOHAN (Cichlasomatrimaculatum, Günther 1867) DI WADUK SEMPOR,JAWATENGAH

Dimas Angga HediantoJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 81-88

Waduk Sempor di Kabupaten Kebumen, JawaTengah dengan luas 270 ha merupakan wadukserbaguna yang berfungsi untuk pembangkit listriktenaga air (PLTA), pariwisata, irigasi dan perikanan.

Aktivitas perikanan yang berkembang di waduk ini adalahperikanan tangkap meskipun saat ini mengalamipenurunan sebagai akibat dari berkurangnya hasiltangkapan ikan ekonomis yang digantikan oleh jenis ikanasing invasif yang bernilai ekonomis rendah. Jenis ikanasing invasif yang mendominasi adalah ikan lohan(Cichlasoma trimaculatum, Günther, 1867). Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengkaji beberapa parameterpopulasi yakni hubungan panjang berat, parameterpertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi ikan lohandi Waduk Sempor. Pengambilan sampel ikan lohandilakukan menggunakan alat tangkap jaring insangberbagai ukuran mata jaring selama periode Maretsampai Desember 2012. Sebanyak 1.962 ekor sampelikan lohan yang tertangkap dianalisis untuk menghitungparameter populasinya. Estimasi parameterpertumbuhan, mortalitas dan laju eksploitasi dihitungmenggunakan paket program FiSAT II. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pola pertumbuhan ikan lohanbersifat isometrik dengan estimasi parameterpertumbuhan sebagai berikut: L

”= 20,5 cmTL, K = 0,37

tahun-1, to

= -0,4955 tahun dan tmax

= 8,11 tahun. Lajumortalitas total (Z) sebesar 1,29 tahun-1, mortalitas alami(M) sebesar 1,05 tahun-1, mortalitas penangkapan (F)sebesar 0,24 tahun-1 dengan laju eksploitasi (E) sebesar0,18 yang menunjukkan laju eksploitasi yang rendah.

Kata Kunci: Pertumbuhan, mortalitas, lajueksploitasi, ikan lohan, Cichlasomatrimaculatum

VARIASI KUALITAS AIR DAN ESTIMASI POTENSIPRODUKSI IKAN PERAIRAN DANAU BATUR, PROPINSIBALI

SamuelJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 89-96

Danau Batur merupakan tipe danau vulkanikberbentuk kaldera di Propinsi Bali yang tidak mempunyaialiran air keluar (outlet). Danau ini mempunyai perananpenting sebagai sumber penyediaan protein hewani bagimasyarakat Kabupaten Bangli khususnya dan Bali padaumumnya. Informasi mengenai kondisi limnologi danbiologi perairan yang dapat digunakan sebagai dasaruntuk pengembangan dan pengelolaan perikanan belumbanyak tersedia. Oleh karena itu, penelitian mengenaiaspek limnologi dan estimasi potensi produksi ikandilakukan pada Februari, Mei, September dan Nopember2011. Estimasi potensi produksi ikan diketahui denganmenerapkan rumus empiris dari hubungan antaraproduksi ikan dengan indeks morfoedafik. Dari nilaiindeks status trofik perairan (55,17–61,14), perairanDanau Batur diklasifikasikan sebagai perairan dalamtingkat eutofik ringan sampai sedang. Dari nilai-nilaiparameter daya hantar listrik, konsentrasi fosfat (PO

4-P),

v

Page 6: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

vi

nitrat (NO3-N), total nitrogen (TN), dan alkalinitas, perairan

Danau Batur secara umum dapat dikategorikan sebagaiperairan subur yang dapat dimanfaatkan oleh organismeair yang berfungsi sebagai makanan alami, yang dapatmendukung kehidupan ikan. Perairan Danau Batur yangrelatif subur ini memberikan gambaran potensi produksisebesar 98,56-99,48 kg/ha/tahun (rata-rata 99,15 kg/ha/tahun). Dengan memperhitungkan luas perairan danau,potensi ikan Danau Batur diperkirakan secara rata-ratasebesar 159 ton/tahun. Nilai potensi produksi ini relatiflebih tinggi dari target produksi perikanan pada 2010sebesar 150 ton. Agar dapat mempertahankankeberlanjutan produksi perikanan tangkap di DanauBatur, disarankan agar produksi perikanan tidak melebihinilai potensi produksi seperti yang diperoleh dalampenelitian ini.

Kata Kunci : Kualitas air, potensi produksi ikan, Danau

Batur

PENDUGAAN PARAMETER POPULASI DANTINGKAT PEMANFAATAN IKAN MADIDIHANG(Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DIBENOA, BALI

Hety Hartaty

JPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 97-103

Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhansangat penting untuk pengkajian stok sumber dayaikan dan pengelolaan perikanan agar pemanfaatansumber daya ikan dapat dilakukan secaraberkelanjutan. Informasi mengenai parameterpertumbuhan dari ikan madidihang di Samudera Hindiakhususnya di Indonesia masih sangat terbatas.Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasimengenai parameter pertumbuhan ikan madidihang.Pengumpulan data dilakukan selama tahun 2011,dengan cara pengukuran dan pengamatan langsungterhadap hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkandi Pelabuhan Benoa, Bali. Total sampel yang diamatiberjumlah 3.092 ekor. Kisaran panjang cagak (FL; forklength) ikan madidihang antara 75-179 cm dan kisaranbobot antara 8-101 kg. Dari hasil analisis datafrekuensi panjang ikan madidihang diperoleh parameterpertumbuhan sebagai berikut: panjang asimtotik (L

¥)

185,85 cm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59 dan umurpada saat panjang 0 cm (t

0) -0,22. Estimasi umur

ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun 2011berkisar antara 1-5 tahun dengan laju pertumbuhansebesar 2,95 cm/tahun. Pola pertumbuhanmadidihang bersifat allometrik negatif. Pertumbuhanmadidihang tidak akan mencapai ukuran panjangmaksimum karena laju eksploitasi (E = 0,75) yangmelebihi laju eksploitasi optimum (E opt = 0,5).

KEBERLANJUTANPERIKANANPELAGISKECILDITELUKPALU

Umar AlatasJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 105--111

Kegiatan perikanan tangkap di wilayah telukumumnya memiliki tantangan dari berbagai kegiatanekonomi lain yang berintensitas tinggi. Tantangan ini jugadialami oleh perikanan pelagis kecil di Teluk Palu, yaitusemakin terdesaknya kegiatan penangkapan ikansehingga daerah penangkapan ikan produktif semakinsempit. Penelitian ini bertujuan menentukan statuskeberlanjutan perikanan pelagis kecil dan faktor yangpaling berpengaruh terhadap keberlanjutan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode Rapfish yangditerapkan pada informasi terkait perikanan pancing,bagan, jaring insang dan sero di Teluk Palu. Berdasarkandimensi ekologi sumber daya ikan, unit penangkapanikan, sosial dan ekonomi nelayan, perikanan pelagis kecildi Teluk Palu “kurang berkelanjutan”. Faktor-faktorterpenting dari setiap dimensi yang diteliti adalahperubahan daerah penangkapan, penggunaan jenis alattangkap, hubungan antar nelayan/frekuensi konflik, danpendapatan nelayan dari penangkapan ikan. Faktor-faktorini perlu ditangani oleh pengelola perikanan setempat.

Kata Kunci : Perikanan pelagis kecil, keberlanjutan,Rapfish, Teluk Palu

STATUS POPULASI IKAN NAPOLEON DI WILAYAHTAMAN NASIONAL BUNAKEN DANKABUPATEN KARASFAK-FAK

Isa Nagib EdrusJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 113-119

Penelitian ikan napoleon di perairan Bunaken padaOktober 2012 dan Kabupaten Karas pada Nopember2010 bertujuan untuk mengetahui status populasi ikantersebut di bawah usaha perlindungan otoritas TamanNasional Bunaken dan pasca penutupanpenangkapannya di Karas. Metode Underwater VisualCensus digunakan untuk mendapatkan data jumlahindividu dan ukuran tubuh ikan napoleon. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa rata-rata kepadatan ikan napoleondari luas wilayah sensus 19,26 hektar di Bunaken adalah1,71 individu per hektar dan dari luas sensus 44,61 hektardi perairan Karas adalah 1,41 individu per hektar.Distribusi panjang frekuensi populasi ikan ini di keduawilayah tersebut menunjukkan adanya dua kelompokumur, dimana interval ukuran panjang adalah antara 15cm sampai 100 cm. Perkembangan populasi ikantersebut di Bunaken selama 7 tahun menunjukkanpeningkatan sebesar 427,5%, sedang di Karas selamakurun waktu 5 tahun sebesar 298%. Namunpertumbuhan populasi sebesar ini ternyata belum masukpada kategori status kelimpahan yang membaik. Jadiperlindungan ikan ini disarankan untuk lebih diperketat

dengan cara melakukan moratorium.

Page 7: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

vii

Kata Kunci: Napoleon, status populasi, ukuran, Taman

Nasional Bunaken, Kabupaten Karas

Fak-Fak

EFISIENSI PERIKANAN TANGKAPDI KAWASAN PULAU-PULAU KECIL KABUPATEN KEPULAUAN SITARO,SULAWESI UTARA

Dionisius BawoleJPPI Juni 2014, Vol. 20 No. 2, Hal. 121-127

Pemanfaatan sumberdaya perikanan di KabupatenKepulauan Sitaro sudah mencapai 94,19%(pemanfaatan penuh) kondisi ini dapat berdampak padausaha penangkapan ikan. Penggunaan alat tangkap yangefisien merupakan upaya untuk mempertahankankeberlanjutan usaha penangkapan ikan. Penelitian inidilakukan dengan tujuan untuk menghitung efisiensiteknis alat tangkap dominan yang digunakan masyarakatnelayan dengan menggunakan metode DataEnvelopment Analyisis (DEA). Penelitian dilakukan di

desa nelayan yaitu Buhias, Matole, Pahepa dan Tapile,yang merupakan kawasan pulau-pulau kecil diKabupaten Kepulauan Sitaro. Alat tangkap yang dominandigunakan oleh nelayan dalam memanfaatkansumberdaya perikanan adalah jaring ikan cakalang(soma hetung), pukat cincin (purse seine), jaring insang,jaring ikan layang (soma talang) dan pancing. Faktor inputyang digunakan dalam analisis efisiensi penangkapanikan meliputi investasi, biaya tetap, biaya variabel, lamanyawaktu melaut (trip/jam) dan kekuatan mesin. Faktoroutput meliputi pendapatan dan jumlah tenaga kerja. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga alat tangkapyang efisien dalam penggunaan input dengan nilai 100% yaitu jaring cakalang (soma hetung), purse seine, danpancing. Dua alat tangkap lainnya yang kurang efisien(nilai di bawah100 %) adalah jaring ikan layang (91.50%)dan jaring insang (88,90%). Agar usaha penangkapanikan berkelanjutan, maka pengurangan penggunaaninput perlu dikurangi pada kedua alat tangkap tersebut.

Kata Kunci: Pemanfaatan, Data Envelope Analysis(DEA), efisiensi penangkapan ikan,Kabupaten Kepulauan Sitaro

Page 8: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

97

ESTIMATION OF POPULATION PARAMETER AND EXPLOITATION RATE OFYELLOWFIN TUNA (Thunnus albacares) LANDED AT BENOA, BALI

Hety Hartaty dan Ririk Kartika SulistyaningsihPeneliti pada Loka Penelitian Perikanan Tuna

Teregistrasi I tanggal: 06 Desember 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 06 Juni 2014;Disetujui terbit tanggal: 09 Juni 2014

ABSTRAK

Parameter biologi seperti umur dan pertumbuhan sangat penting untuk pengkajian stoksumber daya ikan dan pengelolaan perikanan agar pemanfaatan sumber daya ikan dapatdilakukan secara berkelanjutan. Informasi mengenai parameter pertumbuhan dari ikanmadidihang di Samudera Hindia khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitianini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai parameter pertumbuhan ikan madidihang.Pengumpulan data dilakukan selama tahun 2011, dengan cara pengukuran dan pengamatanlangsung terhadap hasil tangkapan rawai tuna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali.Total sampel yang diamati berjumlah 3.092 ekor. Kisaran panjang cagak (FL; fork length) ikanmadidihang antara 75-179 cm dan kisaran bobot antara 8-101 kg. Dari hasil analisis datafrekuensi panjang ikan madidihang diperoleh parameter pertumbuhan sebagai berikut:

panjang asimtotik (L) 185,85 cm, koefisien pertumbuhan (K) 0,59 dan umur pada saat

panjang 0 cm (t0) -0,22. Estimasi umur ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun 2011

berkisar antara 1-5 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 2,95 cm/tahun. Pola pertumbuhanmadidihang bersifat allometrik negatif. Pertumbuhan madidihang tidak akan mencapai ukuranpanjang maksimum karena laju eksploitasi (E = 0,75) yang melebihi laju eksploitasi optimum(E opt = 0,5).

Kata Kunci: Perikanan pelagis kecil, keberlanjutan, Rapfish, Teluk Palu.

ABSTRACT

Biological parameters suchas age and growth are very important information for stockassessments and fisheries management tfor its sustainability. Information of growth parameterfor Indian Ocean yellowfin tuna in Indonesia is still limited. This research was aimed to determinethe age and growth rate of yellowfin tuna that landed at Benoa port, Bali. Data of fork length (FL)and weight was collected during 2011. The data were measured and observed directly on thecatch of tuna longline at Benoa Port, Bali. Numbers of fish samples was 3.092 fish. Age andgrowth rate was analyzed based on the FL using Von Bertalanffy model. The results showedthat yellowfin tuna had range of FL between 75-179cm and weight range of 8-101kg. The

growth parameter of yellowfin tuna has asymtotic length (L) 185,85 cm, K = 0,59 and t

0= -0,22.

The age of yellowfin tuna landed in Benoa estimated between 1-5 years and growth rate was2.95 cm/year. Growth pattern of yellowfin tuna was allometric negative. The yellowfin growth willnot reach the maximum length because the exploitation rate (E = 0,75) exceeds the optimumexploitation rate (E opt = 0,5).

Keywords: Small pelagic fisheries, sustainability, rapfish, palu bay.

PENDAHULUAN

Ikan tuna menyebar di seluruh perairan oseanikIndonesia dan penyebarannya secara horizontalmeliputi perairan selatan dan barat Sumatera, perairanselatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Laut Bandadan Flores, Laut Sulawesi dan perairan barat Papua.

Sementara penyebaran tuna secara vertikal(berdasarkan kedalaman perairan) sangat dipengaruhi

oleh suhu dan kedalaman renang (swimming layer)

(Nakamura, 1969). Ikan madidihang (Thunnusalbacares) adalah spesies kosmopolitan yangumumnya tersebar di perairan tropis dan subtropisdari ketiga samudera (Hindia, Pasifik dan Atlantik),

Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan………….. di Benoa, Bali (Hartaty, H & Ririk, K.S)

___________________Korespondensi penulis:Loka Penelitian Perikanan Tuna, Benoa-Bali; e-mail: [email protected]. Raya Pelabuhan Benoa, Denpasar-Bali

PENDUGAAN PARAMETER POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATANIKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN

DI BENOA, BALI

Page 9: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.20 No. 2 Juni 2014 :

98

dimana mereka membentuk kelompok (schooling)yang besar. Ukuran madidihang yang tertangkap diSamudera Hindia berkisar antara 30-180 cmFL (FL;Fork Length). Yuwana (Juvenil) madidihang hidupberkelompok bersama cakalang dan yuwana tunamata besar dan biasanya penyebarannya terbatas diwilayah permukaan perairan tropis, sedangkan ikanmadidihang besar ditemukan di permukaan dan sub-permukaan perairan (IOTC, 2009).

Madidihang ditangkap dengan berbagai jenis alattangkap dan alat tangkap tuna yang banyakberkembang di Indonesia antara lain : pancing rawaituna (tuna longline), huhate (pole and line), pancingtonda (troll line), pancing ulur (handline), jaring insang(gillnet) dan pukat cincin (purse seine). Targettangkapan perikanan pancing rawai tuna terdiri daribeberapa spesies tuna di beberapa daerah yangberbeda di Samudera Hindia, dengan madidihang dantuna mata besar sebagai target utama perikanan diperairan tropis (IOTC, 2009).

Sampai saat ini masih sedikit penelitian mengenaiparameter pertumbuhan dan tingkat pemanfaatan ikanmadidihang yang merupakan parameter penting dalamdinamika populasi ikan. Parameter pertumbuhan ikansangat penting untuk diketahui sebagai dasar dalammenentukan mortalitas (laju kematian), yangkemudian dapat digunakan dalam pendugaan stokikan dan status pemanfaatannya di suatu perairan.Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi parameterpertumbuhan dan tingkat pemanfaatan ikanmadidihang hasil tangkapan pancing rawai tuna yangdidaratkan di Pelabuhan Benoa, Bali. Hasil penelitianini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber datadan informasi untuk pengelolaan perikanan madidihangyang berkelanjutan.

BAHAN DAN METODEPengumpulan Data

Penelitian dilakukan terhadap 3.092 ekor ikanmadidihang hasil tangkapan rawai tuna yangberoperasi di Samudera Hindia dan didaratkan diPelabuhan Benoa Bali pada tahun 2011. Data ukuranpanjang dan berat ikan madidihang dikumpulkandengan cara pengamatan dan pengukuran langsungterhadap ikan contoh. Pengukuran panjang cagak(fork length; FL) dilakukan dengan menggunakankaliper yang memiliki ketelitian 0,5 cm. Berat ikanyang telah disiangi ditimbang menggunakantimbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg. Identifikasispesies didasarkan pada buku Collette & Nauen(1983).

Analisis DataHubungan Panjang dan Bobot

Hubungan panjang dan bobot ikan dianalisisdengan model persamaan Hile (1936) dalam Effendie(2002) sebagai berikut :

W = a FLb …................................................... (1)

Keterangan :W = bobot ikan (kg)FL = panjang cagak ikan (cm)a dan b = konstanta

Dari persamaan tersebut dapat diketahui polapertumbuhan panjang dan bobot ikan madidihangdengan cara menguji nilai b sebagai berikut :1. Jika b = 3, pertumbuhan bersifat isometrik, yaitu

pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhanbobot.

2. Jika b > 3 maka pola pertumbuhan bersifatallometrik positif, yaitu pertambahan bobot lebihcepat dari pertambahan panjang.

3. Jika b < 3 maka pola pertumbuhan bersifatallometrik negatif, yaitu pertambahan panjang lebihcepat dari pertambahan bobot.

Estimasi Umur dan Pertumbuhan

Analisis pendugaan pertumbuhan model VonBertalanffy menggunakan program FiSAT II. Panjang

asimtotik (L) dan koefisien pertumbuhan (K) dihitung

dengan menggunakan program ELEFAN I dari paketprogram FiSAT II dengan rumus K = Ln b dan (L ) =a/(1-b). Untuk menduga nilai t

0digunakan rumus

empiris dari Pauly (1979) dalam (Sparre & Venema,1999) sebagai berikut :

Log (-t0) = -0,3922 – 0,2752 Log L

- 1,0380 Log K ................................ (2)

Pengelompokan umur ikan madidihang denganmenggunakan model Von Bertalanfy menjelaskanpanjang ikan (L) sebagai fungsi umur ikan (t) sebagaiberikut :

.............................. (3)

Laju pertumbuhan ikan dihitung berdasarkanpersamaan pertumbuhan Von Bertalanfy (Sparre &Venema, 1999) sebagai berikut :

........................ (4)

dimana :L(t) = panjang ikan pada saat berumur t (cm)

97-103

)1()( )( 0ttKeLtL

))((*/ tLLKtL

Page 10: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

99

L

= panjang asimtotik ikan (cm)

K = koefisien pertumbuhan von BertalanffyTo = umur ikan teoritis pada saat panjangnya 0 cm

Laju Kematian (Mortalitas)

Laju kematian total (Z) dianalisis denganpendekatan kurva hasil penangkapan yangdikonversikan ke panjang (Length Converted CatchCurve Analysis) pada perangkat lunak FiSAT II.Pendekatan dilakukan dengan menggunakan input

data parameter pertumbuhan (L

dan K) mengikuti

persamaan Beverton & Holt (1986) dalam Sparre &Venema (1999) seperti berikut :

........................................... (5)

dimana :Z = laju kematian total (per tahun)K = koefisen kecepatan pertumbuhan per tahun

L

= panjang asimtotik (cm)

L3 = panjang rata-rata ikan tertangkap (cm)L2 = batas bawah interval kelas panjang tangkapan

terbanyak (cm)

Laju mortalitas alami (M) dihitung berdasarkanpersamaan empiris Pauly (1984) sebagai berikut :

Log (M)= -0,0066-0,279 Log(L) + 0,6543 Log(K)

+ 0,4634 Log(T)……….......................(6)dimana:M = laju mortalitas alamiK = koefisen kecepatan pertumbuhan per tahun

L

= panjang asimtotik (cm)

T = suhu rata-rata perairan (27°C)

Mortalitas akibat penangkapan (F) didapatkan daripengurangan mortalitas total terhadap mortalitas alami(M) yaitu : F=Z-M.

Laju Eksploitasi

Laju eksploitasi (E) didapatkan dari pembagianmortalitas penangkapan dengan mortalitas total (E=F/Z) (Pauly, 1984). Laju eksploitasi berada pada tingkatoptimum apabila besarnya mortalitas akibatpenangkapan sama dengan mortalitas alami (F=M),dimana nilai E optimum =0,5 (Mertha et al., 2003).

HASIL DAN BAHASAN

HASILStruktur Ukuran Madidihang

Ikan madidihang hasil tangkapan dengan rawaituna yang didaratkan di Pelabuhan Benoa sepanjangtahun 2011 mempunyai kisaran panjang antara 75-179 cmFL (Gambar 1). Sebagian besar ikanmadidihang yang tertangkap oleh rawai tuna diSamudera Hindia berukuran besar karena alat tangkap

rawai tuna dioperasikan di perairan yang lebih dalam.

Gambar 1.Distribusi panjang cagak ikan madidihangyang didaratkan di pendaratan ikan Benoatahun 2011

Figure 1. Length frequency distribution of yellowfin

tuna at Benoa landing site in 2011

Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan………….. di Benoa, Bali (Hartaty, H & Ririk, K.S)

)'(

)"(

LL

LLKZ

0255075

100125150175200225250275300325

Ju

mla

h(e

ko

r)

Kelas Panjang (cmFL)

n=3092

Hubungan Panjang-Bobot

Ikan madidihang hasil tangkapan rawai tuna yangdidaratkan di Benoa dalam periode 2011 mempunyaikisaran panjang antara 75-179 cmFL dan kisaranbobot antara 8-101kg. Analisis hubungan panjang-bobot ikan madidihang diperoleh persamaan W=3*10-

5FL2,911 dengan nilai koefisien regresi (R2) 0,967(Gambar 2).

Dugaan Umur dan Pertumbuhan

Hasil analisis parameter pertumbuhan ikanmadidihang diperoleh panjang asimtotik (L

¥) adalah

185,85 cm, dengan koefisien pertumbuhan (K) sebesar0,59 dan t

0sebesar -0,22. Hasil analisis distribusi

frekuensi panjang ikan madidihang menghasilkan 10(sepuluh) kelompok umur dengan kisaran umur antara1-5 tahun seperti disajikan pada Tabel 1.

W = 3*10-5 L2.911

R² =0.967n = 3092

0

10

20

30

4050

60

70

80

90

100

110

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200

Bo

bo

t(k

g)

Panjang cagak (cm)

Gambar 2. Hubungan panjang bobot ikan madidihangyang didaratkan di pendaratan ikan Benoatahun 2011

Figure 2. Length-weight relationship of yellowfin tuna

at Benoa landing site in 2011

Page 11: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.20 No. 2 Juni 2014 :

100

Dari parameter pertumbuhan ikan madidihangdapat diestimasi bahwa laju pertumbuhan ikanmadidihang adalah 2,95 cm/tahun. Gambar 3memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan ikan lebihcepat pada saat ikan masih muda, yaitu pada umurantara 0 – 3 tahun, kemudian mengalami pertumbuhan

yang lambat sampai mencapai panjang asimtotik (L)

185,85 cm.

97-103

60708090

100110120130140150160170180190200

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pan

jan

gC

ag

ak

(cm

FL)

Umur (tahun)

L(t) = 185,85{1-e-0,59(t+0,22)}

Gambar 3.Graf ik pertumbuhan panjang ikanmadidihang yang didaratkan di pendaratanikan Benoa tahun 2011

Figure 3. Length growth of yellowfin tuna landed at

Benoa landing site in 2011

Tabel 1. Kelompok umur ikan madidihang berdasarkan ukuran ikan

Table 1. Group of age of yellowfin tuna based on size of fish

Umur (t) Kisaran Panjang (cmFL)1 69-1202 121-1493 150-1654 166-1745 175-1796 180-1817 182-1838 1849 18510 185

Gambar 4 menunjukkan fungsi pertumbuhan VonBertalanffy ikan madidihang hasil analisis denganprogram FISAT II.

Gambar 4.Grafik fungsi pertumbuhan Von Bertalanffyikan madidihang yang didaratkan diBenoa tahun 2011

Figure 4. Von Bertalanffy Growth Function ofyellowfin tuna landed at Benoa in 2011

Dari grafik fungsi pertumbuhan Von Bertalanffydapat diindikasikan bahwa rekruitmen (masuknyakohort baru dalam suatu populasi) ikan madidihangterjadi antara bulan Maret dan April.

Gambar 5. Kurva hasil per rekrut relatif Beverton &Holt (Y/R) dari ikan madidihang dipendaratan ikan Benoa tahun 2011.

Figure 5. Curve of relative yield/recruit Beverton &Holt (Y/R) of yellowfin tuna at Benoalanding site in 2011

Laju Eksploitasi

Nilai laju mortalitas alami ikan madidihang M = 0,54per tahun dan laju mortalitas penangkapan F = 1,62per tahun sehingga mortalitas total Z = M + F sebesar2,16. Laju mortalitas total populasi ikan dapatdigunakan untuk menduga tingkat pemanfaatan ataulaju eksploitasi ikan di suatu perairan. Informasimengenai laju eksploitasi berguna dalam pengelolaanperikanan karena dapat menduga pengaruhpenangkapan terhadap populasi ikan tersebut. Darihasil perhitungan, diperoleh nilai tingkat eksploitasiuntuk madidihang yang didaratkan di PelabuhanBenoa adalah E = 0,75. Laju eksploitasi sumberdaya

Page 12: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

101

Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan………….. di Benoa, Bali (Hartaty, H & Ririk, K.S)

ikan dikatakan sudah mencapai tangkap lebih(overfishing) apabila telah melewati nilai batas tingkatpemanfaatan optimum (E

opt= 0,50). Laju eksploitasi

yang berlebihan akan mempengaruhi rekruitmen ikan

di suatu perairan.Analisis model hasil per rekrut relatif

(Y/R) diperoleh nilai maksimum EMSY

sebesar 0,75seperti terlihat pada Gambar 5. Apabila tingkateksploitasi melebihi nilai E maksimun maka terjadipenurunan rekruitmen populasi ikan di suatu perairan.

BAHASANStruktur Ukuran Madidihang

Distribusi frekuensi panjang ikan madidihang yangdidaratkan di Benoa memiliki kisaran panjang cagak(FL) antara 75-179 cm. Ukuran panjang ikanmadidihang didominasi oleh ikan dengan panjangantara 145-149 cmFL dengan panjang rata-rata 133,71cmFL. Andamari et al. (2012) melaporkan bahwakisaran panjang ikan madidihang yang didaratkan dipelabuhan Benoa yaitu antara 112-160 cm dan rata-rata 141,5 cm artinya ukuran panjang rata-rata ikanmadidihang pada tahun 2011 lebih kecil dari tahunsebelumnya. Namun ukuran ikan madidihang masihrelatif lebih besar dibandingkan laporan Tantivala(2000) yang menyatakan bahwa ikan madidihang yangtertangkap di sebelah timur Samudera Hindia berkisarantara 28-84 cm.

Ukuran ikan merupakan hal yang sangat pentingkarena dengan mengetahui ukuran ikan dapatmenduga tingkat kedewasaan atau umur ikan. Zhu etal. (2008), memperkirakan ukuran pertama kali matanggonad ikan madidihang di Samudera Hindia sekitar100 cmFL. Mardlijah & Patria (2012) mengemukakanpanjang pertama kali matang gonad ikan madidihangbetina yang tertangkap di perairan Teluk Tomini adalah94,8 cmFL. Berdasarkan referensi tersebut, ukuranmadidihang yang tertangkap di Samudera Hindia dandidaratkan di Pelabuhan Benoa didominasi ikan-ikanyang diduga sudah matang gonad atau pernahmelakukan pemijahan, sehingga ditinjau darikelestarian sumberdayanya tidak mengkhawatirkan.Namun memperhatikan rata-rata ukuran ikan yangtertangkap, diduga terdapat tekanan penangkapanyang cukup tinggi terhadap ikan madidihang.

Hubungan Panjang-Bobot

Nilai b (slope) dari hubungan panjang – bobot ikanmadidihang adalah 2,911, dimana menurut Effendie(2002) jika nilai b<3 maka pola pertumbuhan bersifatallometrik negatif, yaitu pertumbuhan panjang ikanmadidihang lebih cepat dari pertambahan bobotnya.Berdasarkan uji-t dengan selang kepercayaan 95%,nilai t hitung lebih besar daripada t tabel sehingga

nilai b<3. Hasil analisis ini serupa dengan hasil padabeberapa penelitian yang telah dilakukan Andamariet al. (2012) menunjukkan bahwa pertumbuhan ikanmadidihang di Samudera Hindia bersifat allometriknegatif (b=2,9). Zhu et al. (2010) menyatakan bahwaikan madidihang di Samudera Atlantik dan Hindiamemiliki pola pertumbuhan alometrik negatif. Hal iniberarti ikan madidihang yang tertangkap di SamuderaHindia dan didaratkan di Pelabuhan Benoa

mempunyai pola pertumbuhan ukuran panjang yang

sama dengan ikan madidihang di SamuderaAtlantik.Pertumbuhan panjang dan bobot ikan di suatu perairanbanyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan di antaranyaadalah ketersediaan dan ukuran makanan yangdimakan, kelimpahan ikan sebagai makanan diperairan tersebut, jenis makanan, kondisi oseanografiperairan (suhu, oksigen dan lain-lain) dan kondisi ikan(umur, keturunan dan genetik) (Dagorn et al. 2000;Effendie, 2002).

Dugaan Umur dan Pertumbuhan

Parameter pertumbuhan ikan madidihang yang

didaratkan di Benoa memiliki panjang asimtotik (L)

sebesar 185,85 cm, dengan koefisien pertumbuhan(K) 0,59 dan t

0sebesar -0,22. Penelitian Shuford et

al. (2007) yang dilakukan terhadap ikan madidihang

di Samudera Atlantik, memiliki panjang asimtotik (L)

sebesar 245,5 cm, dengan koefisien pertumbuhan (K)0,281 dan t

0sebesar 0,042. Hasil penelitian Stequert

et al. (1996) di Samudera Hindia sebelah barat

diperoleh panjang asimtotik ikan madidihang (L)

sebesar 272,7 cm, dengan koefisien pertumbuhan (K)0,176 dan t

0sebesar 0,266. Perbedaan ini dapat

disebabkan karena perbedaan lokasi penelitian,dimana terdapat perbedaan kelimpahan makanan dansuhu perairan. Effendie (2002) menyatakan bahwakecepatan pertumbuhan ikan di daerah tropisdipengaruhi oleh makanan dan suhu perairan. Nilai Kikan madidihang yang didaratkan di Benoa lebih besardibandingkan nilai K hasil penelitian Shuford et al.(2007) & Stequert et al. (1996), yang artinyapertumbuhan ikan madidihang yang didaratkan diBenoa lebih cepat dibandingkan di kedua lokasipenelitian sebelumnya. Hal tersebut diduga karenamelimpahnya makanan ikan dan suhu yang ideal bagiikan madidihang di perairan Samudera Hindia.

Dari kelompok umur ikan (Tabel 1), rentang ukuranpanjang ikan madidihang pada kelompok umur ikanmuda lebih besar dibandingkan kelompok umur yanglebih dewasa. Kelompok umur pertama lebih mudadari kelompok umur berikutnya sejalan dengansemakin bertambahnya ukuran panjang ikan (Gambar3). Dwiponggo (1982) menyatakan bahwa pada ikan

Page 13: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

J. Lit. Perikan. Ind. Vol.20 No. 2 Juni 2014 :

102

97-103

yang masih muda kecepatan pertumbuhan relatif lebihcepat dibandingkan dengan ikan yang sudah dewasa.Pertumbuhan ikan pada umumnya akan mulai lambatdengan bertambahnya umur ikan tersebut. Padakeadaan normal, ikan dengan makanan berlebih akantumbuh lebih pesat. Berdasarkan hasil analisis grafikfungsi pertumbuhan Von Bertalanffydiduga rekrutmenikan madidihang terjadi antara bulan Maret dan April.Andamari & Hutapea (2004) dalam Widodo & Suwarso(2005) menyatakan bahwa puncak musim pemijahanikan madidihang di Samudera Hindia terjadi padabulan April dan Agustus.

Laju Eksploitasi

Hasil analisis model hasil per rekrut relative (Y/R)menunjukkan bahwa rekruitmen populasi ikan di suatuperairan mulai mengalami penurunan jika nilai lajueksploitasi E melebihi nilai maksimun E maks yaitu0,75. Hasil perhitungan laju eksploitasi E melebihinilai E optimum akibat adanya penangkapan yangberlebihan. Sparre & Venema (1999) menyatakanapabila terjadi penangkapan yang berlebihan,pertumbuhan dari ikan-ikan secara individual tidakseimbang dengan kematian yang disebabkan olehpenangkapan dan apabila ini terjadi begitu besar makaakan mempengaruhi rekruitmen. Kondisi inimenyebabkan pertumbuhan madidihang di SamuderaHindia tidak akan mencapai ukuran panjangmaksimum karena ikan-ikan tersebut tertangkapsebelum dapat tumbuh mencapai ukuran yang cukupbesar.

KESIMPULAN

Ikan madidihang yang didaratkan di Benoa tahun

2011 memiliki panjang asimtotik (L) sebesar 185,85

cm, koefisien pertumbuhan (K) sebesar 0,59, t0

= -0,22, umur berkisar 1-5 tahun dan laju pertumbuhan2,95 cm/tahun dengan pola pertumbuhan bersifatallometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepatdaripada pertambahan bobotnya). Pertumbuhanmadidihang tidak akan mencapai ukuran panjangmaksimum karena laju eksploitasi (0,75) yangmelebihi laju eksploitasi optimum (0,5) karena ikan-ikan tersebut tertangkap sebelum dapat tumbuhmencapai ukuran yang cukup besar, meskipunsebagian besar ikan tangkapan rawai tuna memilikiukuran lebih panjang dibanding panjang pertama kalimemijah (Lm), sehingga ikan diperkirakan telahmenjalani pemijahan sebelum tertangkap dengandemikian secara biologi alat tangkap rawai tuna tidakmembahayakan kelestarian sumberdaya madidihang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada timenumerator di Loka Penelitian Perikanan Tuna Benoayang telah berkontribusi atas pengumpulan dataselama penelitian di lokasi pendaratan ikan Benoa,Bali.

DAFTAR PUSTAKA

Andamari, R., J.H. Hutapea & B. I. Prisantoso. 2012.Aspek reproduksi ikan tuna sirip kuning (Thunnusalbacares). Jurnal Ilmu dan Teknologi KelautanTropis. 4(1): 89-96.

Collette, B. B. & C. E. Nauen. 1983. FAO speciescatalogue. Scombrids of the world.An annotatedand illustrated catalogue of tunas, mackerels,bonitos and related species known to date. FAOFishery Synopsis. 125 (2): 137.

Dwiponggo, A. 1982. Beberapa aspek biologi ikanlemuru, Sardinella spp. Prosiding SeminarPerikanan Lemuru. Buku II. Banyuwangi, 18-21Januari 1982. Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Jakarta. p.75-90.

Dagorn, L., F. Menczer, P. Bach & R.J. Olson. 2000.Co-evolution of movement behaviours by tropicalpelagic predatory fishes in response to preyenvironment: a simulation model. EcologicalModelling. 134: 325-341.

Effendie, M., I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta:Yayasan Pustaka Nusatama. 57 hal.

IOTC. 2009. Report of the Twelfth Session of theScientific Committee of the IOTC. Working Partyof Tropical Tunas. Victoria, Seychelles.

Mardlijah, S. & M. P. Patria. 2012. Biologi reproduksiikan madidihang (Thunnus albacares Bonnatere1788) di Teluk Tomini. Bawal. Pusat PenelitianPengelolaan Perikanan dan Konservasi SumberDaya Ikan. Jakarta. 4 (1): 27-34.

Mertha, I. G. S., K. Susanto & B. I. Prisantoso. 2003.Pengkajian stok ikan di Samudera Hindia. ForumPengkajian Stok Ikan Laut Indonesia. Jakarta. p:13-30.

Nakamura, H. 1969. Tuna Distribution and Migration.London: The Whitefriairs Press Ltd. 76pp.

Page 14: JURNALPENELITIANPERIKANANINDONESIA PARAMETER... · mengenai spesifikasi kapal dan alat tangkap, lokasi penangkapan, komposisi hasil tangkap dan perbekalan kapal. Disamping itu pula

103

Pauly,D.,1984. Fish population dynamics in tropicalwater : a manual for use with programmablecalculator. ICLARM Stud.Rev.,(8):325 pp.

Shuford R.L., J.M. Dean., B. Stéquert & E. Morize.2007.Age and growth of yellowfin tuna in the atlanticocean. Collective Volume of Scientific Papers.ICCAT. 60(1):330-341.

Sparre, P., & S. C. Venema. 1999. Introduksipengkajian stok ikan tropis. Buku I : Manual.Diterjemahkan oleh Pusat Penelitian danPengembangan Perikanan.Organisasi Pangan danPertanian. Perserikatan Bangsa-Bangsa. Jakarta.Indonesia. xiv: 438.

Stequert.B., J. Panfili & J.M. Dean. 1996. Age andgrowth of yellowfin tuna, Thunnus albacares, fromthe western Indian Ocean, based on otolithmicrostructure. Fisheries Bulletin. 94(1): 124-134.

Tantivala, C. 2000. Some Biological study of yellowfintuna (Thunnus albacares) and Bigeye Tuna(Thunnus obesus) in the Eastern Indian Ocean.IOTC Proceedings No.3.436-440.

Widodo, J. & Suwarso. 2005. Teluk Tomini: ekologi,potensi sumberdaya, profil perikanan dan biologibeberapa jenis ikan ekonomis penting. Balai RisetPerikanan Laut, Badan Riset Perikanan danKelautan, DKP: xvi + 114 p.

Zhu, G., L. Xu., Y. Zhou., L. Song & X. Dai. 2010.Length-weight relationship for bigeye tuna(Thunnus obesus), yellowfin tuna (Thunnusalbacares) and albacore (Thunnus alalunga)(Percoformes : Scombrinae) in the Atlantic, Indianand Eastern Pasific Oceans. Collective Volumeof Scientific Papers. ICCAT. 65(2):717-724.

Zhu G., Xu L., Zhou Y. & L. Song. 2008. Reproductivebiology of yellowfin tuna T.albacares in the west-central indian ocean. Journal of Ocean Universityof China (English Edition) 7: 327-332.

Pendugaan Parameter Populasi dan Tingkat Pemanfaatan Ikan………….. di Benoa, Bali (Hartaty, H & Ririk, K.S)