jurnal unggah

14
ANALISIS AKUMULASI TIMBAL PADA KULIT BATANG GLODOKAN TIANG Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula DAN KULIT BATANG ANGSANA Pterocarpus indicus Willd DI KOTA MAKASSAR ABSTRAK Analisis akumulasi timbal (Pb) kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula dan angsana Pterocarpus indicus Willd di kota Makassar, telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2012, yang bertujuan untuk mengetahui akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang gelodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula dan kulit batang tanaman Angsana Pterocarpus indicus Willd dalam mengakumulasi timbal (Pb) yang ada di lingkungan industri, lingkungan padat kendaraan dan lingkungan perumahan di Makassar. Analisis sampel kulit batang dilakukan dengan metode pengabuan basah dan menggunakan peralatan AAS (Atomic Absorpsi Spectrophotometri). Hasil analisis pada kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd rata-rata 0-3,74 µg/g lebih tinggi dari pada rata-rata akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula yakni 0-3,09 µg/g. Akumulasi timbal (Pb) kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd tertinggi pada Jalan Kartini (MTC) Makassar dengan rata-rata 1,97-4,20 µg/g. Sedangkan akumulasi timbal (Pb) terendah terdapat di Kawasan Industri Makassar (PT.KIMA) rata-rata 0-2,91 µg/g. Akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula tertinggi pada Jalan Kartini (MTC) Makassar dengan rata-rata 1,12-4,98 µg/g dan terendah pada Kawasan Industri Makassar (PT.KIMA) dengan rata-rata 0- 1,81 µg/g. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd lebih banyak dapat mengakumulasi timbal (Pb) dibandingkan dengan tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula karena daun menutupi sebagian dari batang. Kata kunci: Akumulasi timbal, Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula, Pterocarpus indicus Willd. PENDAHULUAN Pada daerah perkotaan, terutama kota-

Upload: rommy-ch

Post on 24-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal unggah

ANALISIS AKUMULASI TIMBAL PADA KULIT BATANG GLODOKAN TIANG Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula DAN KULIT BATANG ANGSANA

Pterocarpus indicus Willd DI KOTA MAKASSAR

ABSTRAK

Analisis akumulasi timbal (Pb) kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula dan angsana Pterocarpus indicus Willd di kota Makassar, telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2012, yang bertujuan untuk mengetahui akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang gelodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula dan kulit batang tanaman Angsana Pterocarpus indicus Willd dalam mengakumulasi timbal (Pb) yang ada di lingkungan industri, lingkungan padat kendaraan dan lingkungan perumahan di Makassar. Analisis sampel kulit batang dilakukan dengan metode pengabuan basah dan menggunakan peralatan AAS (Atomic Absorpsi Spectrophotometri). Hasil analisis pada kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd rata-rata 0-3,74 µg/g lebih tinggi dari pada rata-rata akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula yakni 0-3,09 µg/g. Akumulasi timbal (Pb) kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd tertinggi pada Jalan Kartini (MTC) Makassar dengan rata-rata 1,97-4,20 µg/g. Sedangkan akumulasi timbal (Pb) terendah terdapat di Kawasan Industri Makassar (PT.KIMA) rata-rata 0-2,91 µg/g. Akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula tertinggi pada Jalan Kartini (MTC) Makassar dengan rata-rata 1,12-4,98 µg/g dan terendah pada Kawasan Industri Makassar (PT.KIMA) dengan rata-rata 0-1,81 µg/g. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kulit batang angsana Pterocarpus indicus Willd lebih banyak dapat mengakumulasi timbal (Pb) dibandingkan dengan tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula karena daun menutupi sebagian dari batang.

Kata kunci: Akumulasi timbal, Polyalthia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula, Pterocarpus indicus Willd.

PENDAHULUANPada daerah perkotaan,

terutama kota-kota besar,pencemaran udara telah menjadi satu permasalahan yang akut. Kualitas udara di perkotaan, tanpa disadari sebenarnya telah menurunkan kualitas hidup masyarakatnya sendiri. Setiap manusia bernafas dan yang dihirup udara tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak serius pada kesehatan manusia. Pencemar utama dalam udara ada tujuh, yaitu Partikulat (partikel debu), Sulfur Dioksida (SO2), Ozone Troposferik, Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida

(NO2), Hidrokarbon (HC) dan Timbal (Pb). Sumber utama pencemaran ini terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor (Kusminingrum, 2000).

Pesatnya pertambahan kendaraan baik angkutan umum, barang maupun angkutan pribadi di kota-kota besar yang diikuti laju pertumbuhan pembangunan menimbulkan permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi udara (Maestro, 2001 dalam Antari dan Ketut, 2002). Kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama pencemaran udara, karena mengandung berbagai bahan

Page 2: jurnal unggah

pencemar yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya (Antari dan Ketut, 2002).

Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan, sebagian besar adalah timbal, CO, HC, dan NOx, dengan konsentrasi utama terdapat di daerah lalu lintas yang padat, di mana tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient. Sejalan dengan itu pertumbuhan pada sector transportasi, yang diproyeksikan sekitar 6% sampai 8% per tahun, pada kenyataannya tahun 1999 pertumbuhan jumlah kendaraan di kota besar hampir mencapai 15% per tahun. Pada tahun 2020 setengah dari jumlah penduduk Indonesia akan menghadapi permasalahan pencemaran udara perkotaan, yang didominasi oleh emisi dari kendaraan bermotor (Gunawan, 2001).

Kemampuan tanaman menyerap Pb dari udara dipengaruhi oleh bentuk kimiawi Pb. Senyawa timbal dapat diserap melalui proses adsorpsi maupun absorpsi. Pada proses adsorpsi Pb yang terlepas dari asap kendaraan bermotor hanya melekat pada bagian permukaan akar gantung, daun maupun batang. Adsorpsi timbal pada komponen tanaman ini hanya berdasarkan interaksi senyawa timbal -komponen tanaman (kohesi). Jika terkena air hujan timbal dalam bentuk garam halida akan lepas dari komponen tanaman tersebut dibandingkan dengan bentuk oksida. Pada proses absorpsi, timbal akan masuk dan terserap kedalam jaringan tanaman

melalui akar gantung maupun stomata daun. Timbal yang telah terabsorpsi tidak dapat terlepas dari jaringan tumbuhan tersebut (Lubis, 2002).

Untuk mengetahui pengaruh pencemaran udara terhadap lingkungan terlebih dahulu diketahui hubungan udara dengan lingkungan. Ketika terjadi pencemaran udara yaitu masuknya, atau tercampurnya, unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir maka keseimbangan unsur-unsur yang ada diudara akan terganggu sehingga pengaruhnya terhadap lingkungan dapat diketahui yaitu dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan atau menurunnya kualitas lingkungan (Ali, 2007).

Pencemaran juga mengubah struktur atmosfir bumi sehingga membuka celah masuknya bahaya radiasi sinar matahari (ultra violet). Dan pada waktu yangbersamaan, keadaan udara yang tercemar merupakan fungsi insulator yang mencegah aliran panas kembali ke ruang angkasa, dengan demikian mengakibatkan peningkatan suhu bumi. Proses inilah yang dikenal sebagai greenhouse effect (efek rumah kaca). Para ilmuwan memperkirakan bahwa peningkatan suhu bumi, atau yang diistilahkan sebagai global warming, pada akhirnya akan mempengaruhi banyak hal seperti pasokan makanan dunia, perubahan tingkat permukaan air laut, serta terjadinya penyebaran penyakit tropis (Ali, 2007).

Pada umumnya di Makassar tanaman Gelodokan tiang Polyalthia longifolia dan Angsana Pterocarpus indicus banyak digunakan sebagai pohon lindung yang banyak ditanam di jalur hijau

Page 3: jurnal unggah

di sebagian besar jalan raya dibeberapa tempat di kota Makassar. Berdasarkan uraian ini, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan tanaman Gelodokan tiang Polyalthia longifolia dan Angsana Pterocarpus indicus dalam mengakumulasi timbal (Pb) maka

perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kemampuan akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang tanaman Gelodokan tiang Polyalthia longifolia dan Angsana Pterocarpus indicus yang banyak ditanam pada beberapa tempat di kota Makassar.

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Alat Alat-alat yang digunakan

pada penelitian ini adalah AAS (Atomic Absorptions Spectro-photometery), mikroskop, anemometer, termometer, oven, timbangan, hotplate, Erlenmeyer, dessikator, cawan porselen, gelas ukur, blender, alat tulis, gunting tanaman, handcounter,cutter.

III.2 BahanBahan-bahan yang digunakan

pada penelitian ini yaitu kantong sampel, kertas label, kulit batang glodokan tiang Polyalthia longifolia dan kulit batang angsana Pterocarpus indicus, kertas saring, aquadest, aluminium foil, isolator dan larutan HNO3 pekat.

III.3 Prosedur Kerja III.3.1 Penentuan Lokasi Cuplikan

Penentuan lokasi cuplikan ditentukan berdasarkan kecepatan angin dan keadaan lingkungan pada beberapa tempat di Kota Makassar, yaitu jalan metro tanjung bunga, kawasan industri (PT. KIMA) Sudiang, dan R.A Kartini Makassar. Sedangkan penentuan pengambilan sampel dilakukan pada beberapa titik pada setiap lokasi yang telah ditentukan.

III.3.2 Pengambilan Sampel kulit batang

Pengambilan sampel kulit batang dilakukan dengan memilih tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia dan angsana Pterocarpus indicus di stasiun yang telah ditentukan. Tiap stasiun di masing-masing jalan dipilih 2 pohon dan dari setiap pohon di ambil sampel kulit batang untuk dianalisis. Kulit batang yang diambil adalah yang terletak pada bagian batang pohon paling bawah karena bagian tersebut paling dekat dengan sumber emisi dan kulit batang yang berada pada bagian canopi tanaman karena bagian yang berhubungan dengan udara bebas

III.3.3 Pengukuran Konsentrasi Pb di kulit batangIII.3.3.1 Prosedur pengabuan kering

a. Sampel kulit batang di potong-potong kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1050C selama 2 jam.

b. Sampel kulit batang yang telah kering dimasukkan di dalam dessikator.

c. Sampel dihaluskan dengan menggunakan blender kering.

d. Sampel kulit batang di timbang sebanyak 5 gram dan diletakkan di atas cawan porselen.

Page 4: jurnal unggah

e. Cawan porselen yang berisi sampel kulit batang dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 550oC selama 2 jam hingga menjadi abu.

f. Sampel dikeluarkan dari tanur dan di dinginkan pada suhu kamar

III.3.3.2 Uji Kandungan Logam Timah Hitam (Pb)

a. Sampel yang telah di dinginkan di tambahkan dengan HNO3 sebanyak 5 ml, Kemudian dipanaskan diatas hotplate selama 5 menit.

b. Sampel di tambahkan dengan aquadest.

c. Campuran disaring dengan menggunakan kertas saring.

d. Filtrat diukur serapannya menggunakan AAS (Atomic Absorptions Spectro photometery) .

III.3.3.3 Pengukuran Parameter Lingkungan

Parameter lingkungan yang akan di amati adalah arah angin, kecepatan angin (km/ha), suhu udara (oC) dan kelembapan udara (%Rh).

III.3.3.4 Analisis Data Kandungan Pb

Data hasil pengukuran serapan Pb pada sampel dilakukan dengan menggunakan AAS, kemudian ditentukan dengan teknik kurva kalibrasi berupa garis linier, sehingga dapat ditentukan konsentrasi sampel dari absorbansi yang terukur. Lebih lanjut setelah konsentrasi pengukuran diketahui maka kandungan sebenarnya dalam sampel kering dapat ditentukan dengan rumus perhitungan berikut ini:

Keterangan : M = Kandungan Pb dalam sampel (μg/g)C = Konsentrasi yang diperoleh dari Kurva Kalibrasi (μg/ml)V = Volume larutan sample (ml)B = Bobot sampel (g)

Data hasil analisis kandungan Pb pada kulit batang glodokan piramid Polyalthia celebica dan angsana Pterocarpus indicus akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik.

M = C xV

B

Page 5: jurnal unggah

HASIL DAN PEMBAHASANIV.1 Analisis Akumulasi Timbal (Pb) Pada Tanaman Angsana Pteracarpus indicus Pada 3 Lokasi Yang Berbeda. Tabel 3 :Akumulasi timbal (Pb) pada tanaman angsana Pterocarpus indicus

No Lokasi

Angsana Pterocarpus indicus pada

stasiun I

Rata-rata

(µg/g)

Angsana Pterocarpus indicus pada

stasiun II

Rata-rata

(µg/g)Atas

(µg/g)Bawah (µg/g)

Atas (µg/g)

Bawah (µg/g)

1Metro Tanjung

Bunga2.59 0 1.29 2.82 2.41 2.62

2Jalan Kartini

Makassar4.20 1.97 3.09 3.45 4.03 3.74

3Kawasan Industri

makassar (PT.KIMA)

1.81 0 0.90 0.60 2.91 1.76

Rata-rata 2.87 0.66 1.76 2.29 3.12 2.70

Berdasarkan pada Tabel 3 diatas diketahui bahwa akumulasi timbal (Pb) untuk setiap lokasi penelitian relatif bervariasi, namun demikian ternyata akumulasi timbal (Pb) pada batang tanaman angsana

Pteracarpus indicus lebih tinggi mencapai rata-rata 3.74 µg/g pada stasiun II (dua) Jalan Kartini Makassar. Sedangkan yang terendah rata-rata 0.90 µg/g distasiun I (satu) pada Kawasan Industri Makassar

.

Tabel 4. Analisis akumulasi timbal Pb pada tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia pada 3 lokasi yang berbeda.

No Lokasi

Glodokan Tiang Polyalthia

longifolia pada stasiun I

Rata-rata

(µg/g)

Glodokan Tiang Polyalthia

longifolia pada stasiun II

Rata-rata

(µg/g)Atas

(µg/g)Bawah (µg/g)

Atas (µg/g)

Bawah (µg/g)

1Metro Tanjung

Bunga0.69 1.21 0.95 1.64 0 0.82

2Jalan Kartini

Makassar4.98 1.12 3.09 3.45 2.74 3.09

3 Kawasan Industri 0 1.81 0.90 0 0 0

Page 6: jurnal unggah

makassar (PT.KIMA)

Rata-rata 1.89 1.38 1.65 1.69 0.91 1.30

Hasil analisis yang terdapat pada Tabel 4, diketahui bahwa timbal tertinggi pada batang tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia juga terdapat pada lokasi Jalan Kartini Makassar yaitu rata-rata 3.09

µg/g pada stasiun II (dua), sedangkan akumulasi yang terendah juga masih pada lokasi KIMA yaitu hanya mencapai rata-rata 0 µg/g pada stasiun II (dua).

Gambar 1: Akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia dan angsana Pterocarpus indicus.

KIMA TANJUNG KARTINI

kulit batang angsana atas

1.20449999999999 2.7094 3.8246

kulit batang angsana bawah

1.45549999999999 1.20574999999999 3.0024

kulit batang glodokan atas

0 1.1611 4.21075

kulit batang glodokan bawah

0.90455 0.60525 1.92965

0.25

0.75

1.25

1.75

2.25

2.75

3.25

3.75

4.25

Akumulasi Timbal (Pb)

Kad

ar T

imba

l (P

b)

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa akumulasi timbal

(Pb) tertinggi pada kulit batang tanaman glodokan tiang Polyalthia

Page 7: jurnal unggah

longifolia pada bagian atas batang dilokasi Jalan Kartini Makassar yakni mencapai 4.2108 µg/g. Sedangkan pada kulit batang tanaman angsana Pterocarpus indicus tertinggi yakni mencapai 3.8246 µg/g juga terdapat pada lokasi Jalan Kartini Makassar. Akumulasi terendah terdapat pada

bagian atas kulit batang tanaman angsana Pterocarpus indicus pada Kawasan Industri Makassar. Sedangkan pada kulit tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia yang terendah terdapat pada bagian atas mencapai 0 (nol) juga pada Kawasan Industri Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KesimpulanBerdasarkan hasil analisis

akumulasi timbal (Pb) pada kulit batang tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia dan kulit batang angsana Pterocarpus indicus di beberapa tempat di kota Makassar dapat disimpulkan bahwa tanaman angsana Pterocarpus indicus lebih banyak mengakumulasi timbal (Pb) di beberapa tempat di kota Makassar dibandingkan dengan tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia.

V.2 SaranSebaiknya dilakukan

penelitian kembali pada batang tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia dan angsana Pterocarpus indicus saat musim hujan agar dapat dijadikan pembanding. Dan kepada instansi terkait agar tanaman glodokan tiang Polyalthia longifolia dan angsana Pterocarpus indicus dapat diperbanyak dan dijadikan sebagai tanaman alternatif dalam penghijauan kota.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Arsad., 2008. Kebijakan Pencemaran Udara Di Indonesia. Kajian pustaka Dinas Kesehatan Polewali Mandar. Diakses pada hari Senin, 5 September 2011.

Amqam H dan Hasyim Djaffar M, ( 2006), Buku Ajar Pencemaran Udara, Jurusan Kesehatan Lingkungan, FKM-UNHAS, Makassar. Diakses pada hari senin 5 September 2011.

Antari J. dan Ketut S., 2002. Kandungan Timah Hitam (Plumbum) Pada Tanaman Peneduh Jalan Di Kota Denpasar. Jurnal Penelitian

dan Karya UNUD. Denpasar. Diakses pada hari Senin, 5 September, 2011.

Budiyanti, R., 1996. Kemampuan Daun Pohon Swietania mahagoni Dan Daun pohon Ficus pandurata Dalam Menyerap Bahan Cemaran Udara Timbal (Pb) Dan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) Di Wilayah Perkotaan. Universitas Indonesia. Jakarta Selatan. Diakses pada hari senin 5 September, 2011.

Dahlan, E. N., 1989. Studi Kemampuan Tanaman Dalam Menjerap dan Menyerap Timbal EmisiDari Kendaraan

Page 8: jurnal unggah

Bermotor.Tesis, PascaSarjana.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit kanisius. Yogyakarta.

Fitter, A dan R.K.M. Hay., 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Gunawan, G., 2001. Polusi Udara di Ruas Jalan Perkotaan. Puslitbang Jalan dan Jembatan, Jl. A.H. Nasution 264 Bandung. Diakses pada hari senin 5 September 2011.

Hermanto, B., 2006. Hubungan Kepadatan Kendraan Dengan Kadar Karbon (CO) di Ruas Jalan Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar Tahun 2006. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Kusmaningrum, N., 2000. Pencemaran Udara Dan Manajemen Lalu Lintas Di Indonesia. Pulitbang Jalan Dan Jembatan Bandung. Diakses pada hari Selasa, 6 September 2011.

Kusmaningrum, N. dan Gunawan., 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendraan Bermotor Di Jalan Perkotaan Pulau Jawa Dan Bali. Puslitbang Jalan. Bandung. Diakses pada kamis, 1 September, 2011.

Lubis, E. dan Heny, S., 2002. Penyerapan Timbal Oleh

Tanaman Berakar Gantung. Pusat Pengembangan Pengelolaan limbah Radioaktif. Diakses pada hari Selasa, 29 November 2012.

Palar, H., 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Purnomohadi, S., 1995. Peran Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian Kualitas Udara di DKI Jakarta. Disertasi Pascasarjana, IPB. Bogor. Diakses pada hari Selasa 30 Agustus 2011.

Rinawati., D. 1991. Pengaruh Pencemaran Udara di Jalan Pramuk Jakarta terhadap Kondisi Fisik dan Struktur Anatomi daun dari Anakan Beberapa Jenis Pohon. Jurusan Konservasi Hutan, Fakultas kehutanan,IPB. Bogor. Diakses pada hari senin 5 September 2011.

Rosen, C. J., 2002. Lead In The Garden And Urban Soil Environment. Sources Of Lead In The Environment. University Of Minnesota. Minnesota. Diakses pada hari Senin, 12 Juli 2011.

Santi N. D., 2001. Pencemaran Udara Oleh Timbal (Pb) Serta Penanggulangannya. Makalah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Diakses pada Senin 5 September 2011.

Page 9: jurnal unggah

Sastrawijaya T., 1996. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta. Surabaya.

Siregar, E. B. M., 2005. Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya Pada Manusia. Fakultas Pertanian, Program Studi Kehutanan. Universitas Sumatra Utara. Medan. Diakses pada hari Senin 5 September 2011.

Suhadiyah., S., Leong., S., dan Surni. 2011. Studi Adsorbsi Timbal (Pb) pada Kulit Batang

Kersen (Muntingia calabura) dan Glodogan Tiang (Polyathia longifolia Bent & Hook. F. Var Pendula). Makassar . Diakses pada hari jumat 23 September 2011.

Widagdo, S., 2005. Tanaman Elemen Lanskep Sebagai Biofilter Untuk Mereduksi Polusi Timbal (Pb) Di Udara.Makalah Pribadi Fakultas Sains Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses pada hari senin 5 September 2011.