upaya penguasaan unggah-ungguh basa dalam

77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VA SDN I PRACIMANTORO SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: RATNASARI YULIANTI X7107063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phungngoc

Post on 12-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

i

UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

SISWA KELAS VA SDN I PRACIMANTORO

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

RATNASARI YULIANTI

X7107063

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

SISWA KELAS VA SDN I PRACIMANTORO

SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

RATNASARI YULIANTI

X7107063

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi S1 PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Upaya penguasaan Unggah-ungguh Basa dalam

Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) Siswa Kelas VA SDN I Pracimantoro Semester II Tahun Ajaran

2010/2011” yang disusun oleh:

Nama : Ratnasari Yulianti

Nim : X7107063

Telah dipertahankan dihadapkan tim penguji skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd

Sekretaris : Drs. Kartono, M.Pd

Anggota I : Drs. Usada, M. Pd

Anggota II : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof .Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP . 19600727 198702 1 001

Page 5: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Ratnasari Yulianti. UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS

VA SDN I PRACIMANTORO SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli

2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Untuk meningkatkan

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari

dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan ,

observasi, refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro tahun ajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data menggunakan

dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Teknik analisis menggunakan teknik

analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data ,

penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan

unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011 meningkat. Hal ini dapat

ditunjukkan data-data sebagai berikut : pada pra tindakan hanya 17,14% siswa

yang mendapat nilai ≥ 70, pada siklus I 42,86% siswa telah mendapat nilai ≥ 70

dan pada siklus II 74,29% siswa telah mendapat nilai ≥ 70.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan melalui model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sangat berguna untuk membantu

peningkatan penguasaan unggah-ungguh basa siswa dalam pembelajaran bahasa

Jawa. Berdasarkan hal tersebut, guru-guru dianjurkan untuk mengoptimalkan

penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam

penyampaian materi unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa.

Berdasarkan simpulan yang dibuat, dapat diajukan suatu rekomendasi

melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa siswa kelas

VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011.

Page 6: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Ratnasari Yulianti. ENGRAFTING THE CONCEPT OF MIND AND

CHARACTER EDUCATION THROUGH UNGGAH-UNGGUH BASA IN

JAVANESSE LANGUAGE LEARNING AT FIFTH GRADE STUDENTS

OF ELEMENTARY SCHOOL PRACIMANTORO I IN THE SECOND

SEMESTER OF 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Teacher Training and

Education Faculty. Sebelas Maret University, July 2011.

The objectives of this research are: To improve the engrafting of the

concept of mind and character education as well as the stabilization of the

implementation of unggah-ungguh basa in javanesse language learning in the

second semester of fifth grade students of elementary school Pracimantoro I in the

2010/2011 academic year.

The model of this research was an action research that consists of two

cycles, each cycle consists of four stages: planning, action, observation, reflection.

The research subjects were fifth grade students of elementary school

Pracimantoro I in 2010/2011 academic year. Data were collected by using

documentation, observation, interviews and tests. Techniques of analysis were use

the interactive analysis technique that consists of three components namely the

analysis of data reduction, data presentation, and conclusion drawing or

verification.

Based on this research, it can be concluded that the implementation of

unggah-ungguh basa in Javanese language learning can improve the engrafting the

concept of mind and character education at fifth grade students in the second

semester of 2010/2011 academic year. It can be shown from the data as follows:

from the result of pre test only 17.14% of students who scored ≥ 70, the cycle I

had 42,86% of students scored ≥ 70 and the second cycle of 74.29% students have

scored ≥ 70 .

These results indicate that the implementation of unggah-ungguh basa is

very useful to help the growing concept of mind and character education of

students in learning the Javanese language. Based on this, teachers are encouraged

to optimize the delivery of content unggah ungguh basa in Javanese language

learning.

Based on the conclusions made, may be filed a recommendation that the

implementation of unggah-ungguh basa in javanese language learning can

improve the engrafting of the concept of mind and character education at fifth

grade students at elemtary school Pracimantoro I in the second semester of

2010/2011 academic year.

Page 7: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Maka sesungguhnya di samping ada kesukaran terdapat pula kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Q. S. Al Insyirah:5-6)

“Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu,

saya berbuat maka saya mengerti”

(Pepatah Cina)

“Berpura-pura tidak akan gagal ternyata memperbesar kemungkinan kita

untuk berhasil”

(Mario Teguh)

“Kalau tuan ingin hidup tiga bulan tanamlah padi, kalau ingin hidup tiga tahun

tanamlah pohon, tetapi kalau ingin hidup selama-lamanya tanamlah ilmu dan

amal baik”

(Emanuel Kant)

Page 8: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Hasil karya ini kupersembahkan kepada:

Ayah dan Ibuku (Sugiyatno & Mintarsih) yg sangat aku sayangi,

terimakasih atas doa serta dorongan motivasi dan materiil yang selalu diberikan

kepadaku hingga saat ini.

Adikku tersayang (Dwi Prasetya Arga Sayoga) terimakasih atas doa serta

motivasi yang telah diberikan hingga saat ini.

Keluarga besar PGSD FKIP UNS dan Almamaterku yang aku banggakan,

terimakasih telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman hingga saat ini.

Page 9: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah ucapan syukur akan kebesaran Allah SWT

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti sehingga dapat

menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Upaya Pengguasaan Unggah-

ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I Pracimantoro Semester II

Tahun Ajaran 2010/2011”.

Banyak hambatan dalam penyusunan laporan penelitian ini, namun

berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan ini

dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini peneliti mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.

5. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. Selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.

6. Kepala SDN I Pracimantoro yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Bapak/Ibu Guru SDN I Pracimantoro yang banyak memberikan bantuan dan

dorongan.

8. Bapak dan ibuku terima kasih atas doa, pengalaman hidup dan pengorbanan

yang tulus selama ini.

9. Adikku terimakasih atas semangat, doa dan bantuannya selama ini.

10. Teman-teman S1’07 C terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Page 10: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu

peneliti dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih

banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca

sangat diharapkan. Sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat.

Akhirnya tidak lupa peneliti mengucapkan maaf bila terdapat tutur kata

peneliti yang kurang berkenan di hati pembaca. Sekian, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juli 2011

Peneliti

Page 11: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………..................... iv

ABSTRAK ………………………………………………………………... v

MOTTO …...……………………………………………………………… vii

PERSEMBAHAN ………………………………………………………... viii

KATA PENGANTAR………………………………………………......... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………... xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………............ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 5

C. Tujuan Penelitian………………………………………………. 5

D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka …………………………………………………. 7

Page 12: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

1. Unggah-ungguh Basa ………….…………………………… 7

2. Model Pembelajaran Prblem Based Learning (PBL) ………. 11

B. Penelitian yang Relevan ………….……………………………. 18

C. Kerangka Berfikir ……………………………………………... 19

D. Hipotesis ……………………………………………………….. 21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………. 22

B. Subjek dan Objek Penelitian …………………………………... 23

C. Bentuk Penelitian ……………………………………………… 23

D. Sumber Data …………………………………………………… 24

E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 24

F. Validitas Data ………………………………………………….. 26

G. Analisis Data …………………………………………............... 27

H. Indikator Kinerja …….………………………………………… 28

I. Prosedur Penelitian ……………………………………………. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………..………………………………………. 34

B. Pembahasan …………...……………………………………….. 54

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ………………………………………………………. 58

Page 13: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

B. Implikasi ……………………………………………………….. 58

C. Saran …………………………………………………................ 60

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 62

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 64

Page 14: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ………………………….. 22

Tabel 2. Hasil Tes Awal ………………………………………………. 35

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai Pra Tindakan ……………….. 36

Tabel 4. Hasil Tes Siklus I …………………………………………….. 42

Tabel 5. Data Distribusi Frekuensi Nilai Belajar Penguasaan Unggah-

ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa

Kelas VA SDN I Pracimantoro pada Siklus I ………………...

43

Tabel 6. Hasil Tes Siklus II …………………………………………… 52

Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi Nilai Belajar Penguasaan Unggah-

ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa

Kelas VA SDN I Pracimantoro pada Siklus II …………...…..

52

Tabel 8. Perkembangan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 55

Page 15: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................. 21

Gambar 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ................... 28

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 29

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Data Nilai Pra Tindakan ........... 36

Gambar 5. Grafik Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar

Penguasaan Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa Model Pembelajaran melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas

VA SDN I Pracimantoro pada Siklus I ……........................

44

Gambar 6. Grafik Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar

Penguasaan Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran

Bahasa Jawa melalui Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I Pracimantoro

pada Siklus II………………………………………………

53

Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Siswa ........................................ 55

Page 16: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Bahasa Jawa Kelas V.............................................. 73

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .......... 75

Lampiran 3. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 84

Lampiran 4. Kartu Masalah (Siklus I Pertemuan I) ................................ 86

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 ............. 87

Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I

Pertemuan 1 .....................................................................

89

Lampiran 7. Kriteria Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I

Pertemuan 1 .....................................................................

91

Lampiran 8. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 92

Lampiran 9. Kartu Masalah (Siklus I Pertemuan 2) ............................... 94

Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 ........... 95

Lampiran 11. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I

Pertemuan 2 .....................................................................

97

Lampiran 12. Kriteria Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I

Pertemuan 2 .....................................................................

99

Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .................................. 100

Lampiran 14. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ........ 101

Page 17: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 15. Kriteria Penialaian Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .. 102

Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .................................. 103

Lampiran 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ........ 104

Lampiran 18. Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .... 105

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ....... 106

Lampiran 20. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 1 .....................................................................

115

Lampiran 21. Kartu Masalah (Siklus II Pertemuan 1) ............................ 117

Lampiran 22. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1 .......... 118

Lampiran 23. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 1 .......................................................................

120

Lampiran 24. Kriteria Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 1 .......................................................................

122

Lampiran 25. Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 2 .......................................................................

123

Lampiran 26. Kartu Masalah (Siklus II Pertemuan 2) ............................ 125

Lampiran 27. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2 .......... 126

Lampiran 28. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 2 .......................................................................

128

Lampiran 29. Kriteria Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

Pertemuan 2 .......................................................................

Page 18: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

130

Lampiran 30. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ................................ 131

Lampiran 31. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ....... 132

Lampiran 32. Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ... 133

Lampiran 33. Soal Evaluasi siklus II Pertemuan 2 ................................. 134

Lampiran 34. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ....... 135

Lampiran 35. Kriteria Penilaian Soal Evaluasi Silus II Pertemuan 2 ..... 136

Lampiran 36. Pedoman Observasi Guru ................................................. 137

Lampiran 37. Lembar Observasi Guru (APKG) ..................................... 141

Lampiran 38. Hasil Rekapitulasi Observasi Guru dalam Pembelajaran

Siklus I dan Siklus II .........................................................

143

Lampiran 39. Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Penanaman

Unggah-ungguh Basa ........................................................

144

Lampiran 40. Pedoman wawancara untuk Guru Setelah Penanaman

Unggah-ungguh Basa ........................................................

146

Lampiran 41. Daftar Nilai Siswa Sebelum Penanaman Unggah-ungguh

Basa ...................................................................................

148

Lampiran 42. Daftar Nilai Siswa Siklus I ............................................... 150

Lampiran 43. Daftar Nilai Siswa Siklus II ............................................. 152

Lampiran 44. Foto Kegiatan Pembelajaran ............................................ 154

Page 19: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi ” Tiap-tiap

warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan.” Pendidikan bagi setiap

warga negara pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki sehingga dengan kemampuannya, siswa akan dapat

memenuhi hidupnya dan kelak akan berguna bagi dirinya sendiri, keluarga,

masyarakat, dan negara.

Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah unsur sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif peserta didik

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakan, bangsa, dan negara.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. (Depdiknas, 2003: Bab II pasal 3).

Pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan suatu proses

interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajar beserta

unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran merupakan bagian dari

Page 20: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pendidikan, yang di dalamnya ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran

antara lain tujuan, materi pelajaran, sarana prasarana, situasi atau kondisi belajar,

media pembelajaran, lingkungan belajar, metode pembelajaran, serta evaluasi.

Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan

proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses belajar

mengajar dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah faktor yang berasal

dari dalam dan faktor yang kedua adalah faktor yang berasal dari luar

siswa,sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa salah satunya adalah

metode pembelajaran. Penggunaan metode yang tepat sangat mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran. Akan tetapi, kenyataan yang ada saat ini bahwa

masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam proses

pembelajarannya.

Permasalahan yang timbul adalah pendidikan kita masih didominasi oleh

pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.

Disisi lain adanya banyak fakta bahwa guru menguasai materi suatu subjek

dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.

Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran

tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Proses belajar

mengajar di dalam kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama

pengetahuan, dimana ceramah menjadi pilihan utama proses belajar mengajar.

Seperti halnya di dalam kelas VA SDN I Pracimantoro. Permasalahan

intern yang timbul ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung dapat

dipaparkan sebagai berikut: observasi awal yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa minat dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Jawa masih

rendah. Hal tersebut tampak dalam hasil ulangan bahasa Jawa yang masih banyak

siswa mendapat nilai di bawah 70. Pada ulangan bahasa Jawa tersebut hanya 6

siswa atau 17,14% siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (selengkapnya terlampir).

Selain itu, ditinjau dari metode pembelajaran, guru masih menerapkan metode

pembelajaran ceramah yang kurang menarik. Begitu masuk kelas, guru

memberikan sedikit ceramah tentang materi pelajaran yang telah dicatat

sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan memberi siswanya beberapa latihan

Page 21: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

soal atau tugas. Siswa diminta untuk membuka buku catatan dan mengerjakan

buku Lembar Kerja, atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Proses

pembelajaran dengan metode konvensional ceramah masih belum cukup

memberikan kesan yang mendalam pada siswa, karena peran guru dalam

menyampaikan materi lebih dominan dibandingkan keaktifan siswa sendiri. Guru

lebih banyak memberikan penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa

bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, guru

harus mempunyai kreativitas tinggi dalam memilih model pembelajaran yang

menarik minat siswa.

Agar upaya tersebut berhasil maka harus dipilih model pembelajaran

yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan belajar, siswa dapat

aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat merupakan kreatifitas seorang guru agar siswa tidak

jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang

tepat juga akan memperjelas konsep-konsep yang diberikan kepada siswa

senantiasa antusias berfikir dan berperan aktif.

Model pembelajaran yang efektif dapat digunakan guru untuk

mentransfer ilmu dengan baik dan benar, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Model pembelajaran akan efisien jika menghasilkan kemampuan siswa

seperti yang diharapkan dalam tujuan dan sesuai dengan target perhitungan dalam

segi materi dan waktu. Seorang guru sebaiknya mampu memilih model yang tepat

bagi siswa didiknya. Pemilihan model pembelajaran haruslah sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan pembelajaran yang jelas akan

memperjelas proses belajar mengajar dalam arti situasi dan kondisi yang harus

diperbuat dalam proses belajar mengajar. Kemampuan dan kualifikasi siswa

maupun guru berbeda-beda, sehingga pemilihan model pembelajaran yang tepat

juga akan mengalami kesukaran karena tujuan yang berhubungan dengan emosi,

perasaan, atau sikap dan tujuan yang beraspek afektif sulit dirumuskan dan sukar

diukur keberhasilannya.

Model pembelajaran yang digunakan guru seharusnya dapat membantu

proses analisis siswa. Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran

Page 22: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Problem Based Learning (PBL). Diharapkan model PBL lebih efektif bila

dibandingkan dengan metode konvensional. Keefektifan model ini adalah siswa

lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok terhadap

permasalahan yang real di sekitarnya sehingga mereka mendapatkan kesan yang

mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang mereka pelajari. Model PBL

merupakan salah satu model pembelajaran dimana authentic assesment (penalaran

yang nyata atau konkret) dapat diterapkan secara komprehensif, sebab didalamnya

terdapat unsur menemukan masalah dan sekaligus memecahkannya (unsur

terdapat didalamnya yaitu problem possing atau menemukan permasalahan dan

problem solving atau memecahkan masalah). Tujuan dari PBL untuk menantang

siswa mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih

rumit dari sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa

dalam kelompok, mengembangkan kepemimpinan siswa serta mengembangkan

kemampuan pola analisis dan dapat membantu siswa mengembangkan proses

nalarnya. Pengajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir

tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk belajar bagaimana

belajar. Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan jika guru tidak

mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide

secara terbuka. Intinya, siswa dihadapkan pada situasi masalah yang otentik dan

bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya (Nurhadi,

2004:109). Model ini cocok diterapkan pada mata pelajaran bahasa Jawa

khususnya materi unggah-ungguh basa karena ini menuntut siswa untuk dapat

lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi. Yang mana hal tersebut tersebut

dapat dilatih setahap demi setahap.

Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti

mengambil judul “UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS VA SDN I

PRACIMANTORO SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011”

Page 23: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang timbul

yaitu:

“ Apakah model pembelajaran problem based learning dapat

meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa

siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan unggah-ungguh

basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model pembelajaran problem

based learning siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran

2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada

pembelajaran bahasa Jawa yaitu pada penguasaan unggah-ungguh basa.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengambangkan

pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan metode

pembelajaran yang tepat.

c. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Page 24: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1) Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa

dalam pembelajaran bahasa Jawa.

2) Sebagai motivasi untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas.

b. Bagi Siswa

1) Mendapat peningkatan penguasaan unggah-ungguh basa dalam

pembelajaran bahasa Jawa.

2) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha memperbaiki

proses pembelajaran dalam kelas, khususnya dalam penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa.

Page 25: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Unggah-ungguh Basa

a. Pengertian Unggah-ungguh basa

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari.

Ketika seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa,

juga masih harus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara

kepada orang tua berbeda dengan berbicara dengan anak kecil atau yang

seumur.

Unggah-ungguh basa adalah kata-kata atau bahasa yang ditujukan

pada orang yang kita ajak berbicara atau lawan bicara (Aryo Bimo Setiyanto,

2007: 2).

Menurut Atun Suhono (1952: 12) unggah-ungguh basa merupakan

alat untuk menciptakan jarak sosial, namun di sisi lain unggah-ungguh basa

juga merupakan produk dari kehidupan sosial. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

struktur masyarakat merupakan faktor pembentuk dari struktur bahasa. Struktur

bahasa yang mengenal unggah-ungguh basa merupakan pantulan dari struktur

masyarakat yang mengenal tingkatan-tingkatan sosial. Makin rumit unggah-

ungguh basa, pasti makin rumit juga tingkatan sosialnya. Unggah-ungguh basa

pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu basa ngoko dan basa karma.

Menurut Poerwadarminta, 1939 dalam Aryo Bimo Setiyanto (2007: 2)

unggah-ungguh basa memang sangat rumit, walaupun tatanan yang pokok

hanyalah dua, yaitu basa ngoko dan karma, lalu di antara dua tatanan itu

terdapat banyak variasi.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

berkomunikasi dengan orang lain, yaitu dengan orang yang lebih tua atau orang

yang lebih kecil atau yang sebaya itu berbeda bahasanya. Kita berbicara

dengan yang lebih tua harus lebih sopan dari pada dengan orang yang lebih

Page 26: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

kecil atau yang sebaya. Perbedaan bahasa ini yang dinamakan dengan unggah-

ungguh basa.

b. Basa Ngoko

Istilah basa ngoko sebenarnya hanyalah sebuah singkatan untuk

mempermudah percakapan, lengkapnya adalah basa ngoko lugu. Disebut basa

ngoko lugu karena basa ini adalah bahasa yang lugu. Kata lugu berarti asli

berdasarkan kepribadian orang Jawa (Haryana Harjawiyana dan Supriya, 2001:

32)

Basa ngoko lugu disusun dari kata-kata ngoko semua. Adapun kata:

aku, kowe dan ater-ater (awalan): dak-, ko-, di-, juga panambang (akhiran): -ki,

-mu, -e, -ake tidak berubah (Aryo Bimo Setiyanto, 2007: 29)

Menurut Aryo Bimo Setiyanto (2007: 29-32) basa ngoko digunakan

untuk:

1) Orang tua kepada anak, cucu atau kepada anak muda lainnya.

Contoh:

Bapak : “ Kowe lagi ngopo Ni?”

Anak : “ Nembe sinau pak.”

Pada contoh di atas, kata kowe tetap atau tidak berubah.

2) Percakapan orang-orang sederjat, tidak memperhatikan kedudukan dan usia

jadi sepeti anak-anak dengan temannya.

Contoh:

Ani : “ Ri, aku mbok ko-wuruki garapan aljabar ndek wingi kae!”

Sari : “ Enya, iki tirunen bae.”

Pada contoh di atas, kata aku dan ater-ater (awalan) ko- tidak berubah.

3) Percakapan antara atasan dengan bawahan.

Contoh:

Atasan : “ Jo, gaweanmu wes mbok rampungke durung?”

Bawahan : “ Sampun pak.”

Pada contoh di atas, panambang (akhiran) –mu dan –ake tidak berubah.

4) Dipakai pada saat ngunandika, sebab yang diajak berbicara adalah diri

sendiri.

Page 27: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Contoh:

“ E, tak turu sadhela, awakku kok kesele ora kiro-kiro.”

Pada contoh di atas, panambang (akhiran) –ku tidak berubah.

c. Basa Krama

1) Basa krama madya

Basa karma madya dibentuk dari kata-kata madya yang dicampur

dengan kata-kata krama yang tidak mempunyai kata madya, misalnya:

Aku diubah menjadi kula

Kowe diubah menjadi sampeyan

Ater-ater tak- diubah menjadi kula

Ater-ater ko- diubah menjadi mang

Panambang –ku diubah menjadi kula

Panambang –mu diubah menjadi sampeyan

Panambang –e tidak berubah

Basa krama madya adalah bahasa yang digunakan oleh orang desa

yang satu dengan yang lainnya yang dianggap lebih tua atau yang dihormati

(Aryo Bimo Setiyanto, 2007: 37-38).

2) Basa krama inggil

Menurut Aryo Bimo Setiyanto (2007: 45-46) basa krama inggil

kata-katanya semua menggunakan krama inggil untuk orang yang diajak

berbicara, misalnya:

Aku diubah menjadi kula

Kowe diubah menjadi panjenengan

Ater-ater dak- diubah menjadi kawula

Ater-ater ko- diubah menjadi panjenengan

Ater-ater di- diubah menjadi dipun

Panambang –ku diubah menjadi kula

Tetapi tembung arannya (kata bendanya) diberi panambang –ipun

terlebih dahulu.

Page 28: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

d. Bahasa Jawa

1) Pengertian Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa

Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, bahasa Jawa

juga digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain seperti

Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan

kabupaten Tengerang, Jawa Barat khususnya kawasan pantai utara

terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon

dan kabupaten Cirebon (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa, diunduh

pada tanggal 22 Februari 2011)

Menurut Suwadji (2000: 300) basa Jawa dumadi saka tembung

basa lan Jawa. Basa minangka sarana ginawe medharake gagasan,

wondene Jawa mengku teges dudu asal ngamanca. Bahasa Jawa terdiri dari

kata bahasa dan Jawa. Bahasa adalah sarana untuk menguraikan gagasan,

sedangkan Jawa berarti bukan berasal dari luar negeri/bahasa asing.

Sedangkan menurut Samidi (2010: 1) bahasa Jawa bukan bahasa

asing tetapi merupakan bahasa ibu dari orang-orang Jawa terutama yang

bertempat tinggal di daerah propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa

jogyakarta dan Jawa Timur.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Jawa adalah

bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi orang-orang yang berasal dari

Jawa, terutama Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.

2) Peranan Bahasa Jawa dalam Pergaulan

Di dalam lingkungan sekolah, bahasa Jawa beberapa waktu lalu

sempat tidak menjadi bahasa bergaulan. Hal ini sebagai imbas dari program

bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di kantor pemerintah maupun

sekolah. Bahasa pengantar di dalam kelas kebanyakan adalah bahasa

Indonesia. Bahkan, dalam pergaulan siswa dengan guru lebih banyak

berbahasa Indonesia. Hal ini mempunyai imbas bahwa anak atau siswa tidak

lagi terbiasa dengan bahasa Jawa yang baik.

Page 29: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dalam lingkungan keluargapun belum tentu digunakan bahasa

Jawa dengan baik dan benar. Bahkan dalam pembicaraan antara anak

dengan orang tua sering menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Jawa

tetapi basa ngoko saja. Hal ini juga mendidik siswa untuk berbudaya tidak

saling menghormati antar sesama manusia. Orang tua yang berpendidikan

baik, seharusnya mengajarkan anak untuk berbahasa Jawa, terutama ketika

berbicara dengan orang yang derajatnya lebih kita hormati. Untuk itu dalam

rangka memasyarakatkan bahasa Jawa, diharapkan semua pihak baik

sekolah, orang tua dan masyarakat menjadi bagian yang saling mendukung

terjadinya budaya berbahasa Jawa dengan baik dan benar. Dengan kondisi

demikian, maka budi pekerti siswa akan terdorong umtuk semakin maju.

Selain itu akan timbul budaya saling menghormati dan menghargai antar

sesama manusia.

2. Model Pembelajaran Problem Based Laerning (PBL)

a. Hakikat Pembelajar

Belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan dua konsep yang tak

terpisahkan yang membentuk suatu proses interaksi antara guru dengan siswa

dalam rangka mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku individu ke arah

yang lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu ke

arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan. Sedangkan mengajar

merupakan usaha seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan atau

informasi kepada siswa. Belajar dan mengajar dianggap sebagai proses karena

di dalamnya terdapat interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa

Proses itulah yang disebut pembelajaran.

Dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia (2002:17) kata pembelajaran

adalah kata benda yang diartikan sebagai proses, cara menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar. Pembelajaran menurut Nana Sudjana (2009:28) adalah

kegiatan mengatur dan mengorganisasikan lingkungan di sekitar siswa yang

dapat mendorong dan memudahkan minat siswa melakukan kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1999:57) pembelajaran adalah suatu

Page 30: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disimpulkan pengertian belajar adalah suatu proses yang sengaja menciptakan

seseorang dalam suatu lingkungan tertentu sehingga terjadi proses dari yang

tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa melalui prosedur

tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada intinya belajar adalah

perubahan menuju perkembangan ke arah yang lebih baik.

b. Model Problem Based Learning

Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh

model atau metode mengajar yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi

yang akan diajarkan. Secara harfiah metode ( method ) berarti “cara”. Dalam

pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu

kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan

konsep-konsep secara sistematis. Nana Sudjana (2009:76) mengemukakan

bahwa “Metode mengajar ialah suatu cara atau teknis yang dipergunakan guru

dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran”. Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus

atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran. Winataputra dalam Sugiyanto (2008:7) mengemukakan bahwa

”Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pencanan

pembelajaran dan para pengajar dalam mencanangkan dan melaksanaka

aktivitas pembelajaran”.

Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang

berperan aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator.

Dengan demikian, metode mengajar seharusnya beralih dari lectur-based

Page 31: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

format menjadi student-active approach atau student-centered instruction.

Salah satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active approach atau

student-centered instruction adalah model Problem Based Learning (PBL).

Dengan adanya penerapan model Problem Based Learning yang merupakan

model pembelajaran inovatif, peran guru sebagai pendidik harus bisa

membangkitkan minat belajar siswa, motivasi belajar dan partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih

menerapkan metode konvensional ceramah.

Menurut Nana Sudjana (2009:85), “praktek model pembelajaran

pemecahan masalah berdasarkan tujuan dan bahan pengajaran, guru

menjelaskan apa yang harus dicapai siswa dan kegiatan belajar yang harus

dilaksanakannya (langkah-langkahnya)”. Melalui ceramah dan alat bantu atau

demonstrasi, guru menjelaskan konsep, prinsip, hukum, kaidah, dan yang

sejenisnya, bersumber dari bahan yang harus diajarkannya. Beri kesempatan

bertanya bila siswa belum jelas mengenai konsep, prinsip, hukum, kaidah yang

telah dijelaskan tersebut, dan guru merumuskan masalah dalam bentuk

pertanyaan.

Masalah yang diajukan bisa dalam bentuk penerapan konsep, prinsip,

hukum, kaidah tersebut, bisa pula dalam bentuk proses bagaiman konsep atau

prinsip tersebut beroperasi. Guru bersama siswa menentukan jawaban

sementara terhadap masalah tersebut. Menentukan jawaban sementara,

sebaiknya guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa

agar siswa sendiri secara bersama merumuskan dugaan jawaban tersebut. Guru

lebih berperan memberikan arahan dan membimbing pendapat siswa.Tahap

selanjutnya, siswa diminta mencari informasi, keterangan, bahan, data, dan

lain-lain yang diperlukan untuk menguji jawaban terhadap masalah di atas

untuk membuktikan apakah dugaan atau jawaban sementara yang telah

dirumuskannya itu benar atau salah. Mencari data dan informasi tersebut bisa

dilakukan secara individual, bisa pula secara kelompok. Biasanya dilakukan

lebih baik jika dalam bentuk kelompok agar terjadi diskusi di kalangan siswa.

Page 32: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Sedangkan menurut Anies (2003), “Model problem-based learning

adalah suatu metode instruksional yang mempunyai ciri-ciri penggunaan

masalah nyata sebagai konteks siswa yang mempelajari cara berpikir kritis

serta keterampilan dalam memecahkan masalah”. Problem Based Learning

(PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung

dalam suatu mata pelajaran yang memerlukan praktek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model Problem

Based Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa

dengan masalah nyata yang sesuai minat dan perhatiannya, sehingga motivasi

dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Dengan demikian siswa diharapkan

dapat mengembangkan cara berfikir dan keterampilan yang lebih tinggi.

c. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

Seperti metode pembelajaran lainnya, PBL memiliki kekuatan dan

kelemahan. PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang

memberdayakan daya fikir, kreativitas, dan partisipasi siswa dalam

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan konsep belajar bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku.

Menurut Taufiq Amir (2009:27), penerapan model Problem Based

Learning memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1) Fokus kebermaknaan, bukan fakta (deep versus surface learning)

2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif

3) Pengembangan keterampilan dan pengetahuan

4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok

5) Pengembangan sikap self-motivated

6) Tumbuhnya hubungan siswa-fasilitator

7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan

Guna memperjelas kelebihan model Problem Based Learning tersebut

akan diuraikan sebagai berikut :

1) Fokus kebermaknaan, bukan fakta (deep versus surface learning)

Dalam pembelajaran tradisional siswa diharuskan mengingat banyak sekali

informasi dan kemudian mengeluarkan ingatannya dalam ujian. Informasi

Page 33: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

yang sedemikian banyak yang harus diingat siswa dalam pembelajaran

belum tentu dapat dipertahankan oleh siswa setelah proses pembelajaran

selesai. Dengan demikian mungkin hanya sedikit informasi yang mampu

dipertahankan oleh siswa setelah mereka lulus. PBL semata-mata tidak

menyajikan informasi untuk diingat siswa tetapi juga menggunakan

informasi tersebut dalam pemecahan masalah sehingga terjadi proses

kebermaknaan terhadap informasi.

2) Meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif

Karena harus berpartisipasi aktif dalam mencari informasi untuk

mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah, inisiatif akan sangat

diperlukan. Penerapan PBL membiasakan siswa untuk berinisiatif dalam

prosesnya sehingga pada akhirnya kemampuan tersebut akan meningkat.

3) Pengembangan keterampilan dan pengetahuan

PBL memberikan makna yang lebih, contoh nyata penerapan dan manfaat

yang jelas dari materi pembelajaran (fakta, konsep, prinsip dan prosedur).

Semakin tinggi tingkat kompleksitas masalah, semakin tinggi keterampilan

dan pengetahuan siswa yang dituntut untuk mampu memecahkan masalah.

4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok

Keterampilan interaksi sosial merupakan keterampilan yang sangat

diperlukan siswa di dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajaran tradisional seringkali mengabaikan

keterampilan interaksi sosial karena amat terfokus pada kemampuan bidang

ilmu. PBL dapat menyajikan keduanya sekaligus.

5) Pengembangan sikap self-motivated

Dalam PBL yang memberikan kebebasan untuk siswa bereksplorasi

bersama siswa lain dalam bimbingan guru merupakan proses pembelajaran

yang disenangi siswa. Dengan situasi pembelajaran yang menyenangkan,

siswa akan dengan sendirinya termotivasi untuk belajar terus.

6) Tumbuhnya hubungan siswa-fasilitator

Dalam PBL atmosfir akademik dan suasana belajar terasa lebih aktif,

dinamis dan berkualitas. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai

Page 34: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pembimbing. Hubungan siswa-fasilitator yang terjadi dalam PBL pada

akhirnya dapat menjadi lebih menyenangkan bagi guru maupun siswa.

7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan

Proses pembelajaran menggunakan PBL dapat menghasilkan pencapaian

siswa dalam penguasaan materi yang sama luas dan sama dalamnya dengan

pembelajaran tradisional. Belum lagi keragaman keterampilan dan

kebermaknaan yang dapat dicapai oleh siswa merupakan nilai tambah

pemanfaatan PBL.

Keuntungan pembelajaran berbasis masalah menurut Nurhadi dalam

Sugiyanto (2008:118) adalah pembelajaran berdasarkan masalah mendorong

kerjasama dalam menyelesaikan tugas, pembelajaran berdasarkan masalah

memiliki unsur-unsur belajar magang yang bisa mendorong pengamatan dan

dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami

peran penting aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah,

pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan

sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan

fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena

tersebut, pengajaran berdasarkan masalah berusaha membantu siswa menjadi

pembelajar yang mandiri dan otonom. Tujuan dan hasil belajar PBL adalah

untuk mengembangkan kemampuan keterampilan berfikir, mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan

intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka pada

pengalaman nyata, mengembangkan keterampilan belajar pengarahan sendiri

yang efektif (effective self directed learning).

Di samping memiliki kelebihan, menurut Nurhadi (2004:110) model

Problem Based Learning juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya :

1) Pencapaian akademik dari individu siswa

PBL berfokus pada satu masalah yang spesifik, seringkali PBL tidak

memiliki ruang lingkup yang memadai. Hal ini menyebabkan pencapaian

akademik siswa akan lebih tinggi pada PBL, terutama karena fokus yang

Page 35: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

spesifik, dalam hal keterampilan siswa memecahkan permasalahan dalam

kehidupan nyata.

2) Waktu yang diperlukan untuk implementasi

Waktu yang diperlukan oleh guru maupun siswa untuk

mengimplementasikan PBL tidak sama dengan waktu yang diperlukan

dalam pembelajaran tradisional, bahkan cenderung lebih banyak. Waktu

yang lebih banyak diperlukan pada saat awal siswa terlibat dalam PBL,

sebagai suatu proses pembelajaran yang kebanyakan belum pernah mereka

alami.

3) Perubahan peran siswa dalam proses

Selama ini setiap siswa berasumsi bahwa mereka hanya mendengarkan dan

bersikap pasif terhadap informasi yang disampaikan oleh guru. Asumsi ini

tumbuh berdasarkan pengalaman belajar yang dialami dalam jenjang

pendidikan sebelumnya. Dalam PBL, peran siswa dituntut aktif dan mandiri.

Dengan perubahan ini, seringkali menjadi kendala bagi siswa pemula dan

juga bagi guru yang terlalu berharap pada siswa. Proses transisi dan

pembimbingan yang intensif pada tahap awal sangat diperlukan.

4) Perubahan peran guru dalam proses

Dalam metode ini bukan tidak mungkin guru mengalami situasi yang

membingungkan dan tidak nyaman ketika harus memulai proses

pembelajarannya. Apalagi guru yang sudah nyaman dan terbiasa dengan

proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Metode ceramah

relatif lebih mudah dan cepat bagi kebanyakan guru, karena hanya

bermodalkan pengetahuan yang dimiliki ditambah beberapa media

pembantu, kemudian disampaikan kepada siswa yang tidak terlalu banyak

bertanya dan bersikap pasif. Dalam PBL, peran guru bukan sebagai penyaji

informasi dan otoritas formal, tetapi sebagai pembimbing dan fasilitator.

5) Perumusan masalah yang baik

Dalam metode ini perumusan masalah yang baik merupakan faktor yang

paling penting, padahal merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan,

baik bagi guru maupun bagi siswa. Jika permasalahan tidak bersifat holistik

Page 36: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tetapi juga berfokus mikro atau mendalam, maka akan ada banyak hal yang

terlewatkan oleh siswa sehingga pengetahuan siswa menjadi parsial atau

sempit.

d. Penerapan Problem Based Learning (PBL)

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

ditempuh dengan:

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan

masalah berupa soal/ persoalan.

2) Membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen.

3) Mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam diskusi kelompok

untuk memecahkan masalah yang berupa soal/ persoalan tersebut.

4) Membimbing siswa dalam mengerjakan dan menyelesaikan soal/ persoalan.

5) Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi melalui presentasi

atas hasil kerja mereka.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penti Handayani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Profil Ketuntasan

Belajar Ditinjau dari Pendekatan Problem Based Learning dan Kecerdasan

Emosional Terhadap Kualitas Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII di

Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007”, menyimpulkan bahwa :

(1)Ketuntasan hasil belajar biologi kemampuan kognitif pada pokok bahasan

sistem ekskresi manusia yang dikenai pendekatan PBL lebih tinggi dibanding

dengan pendekatan konvensional, (2) Ada pengaruh yang signifikan

penggunaan pendekatan PBL terhadap hasil belajar biologi siswa, (3) Ada

pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar biologi

siswa, (4) Ada interaksi yang signifikan antara pendekatan PBL dan

kecerdasan emosional terhadap hasil belajar biologi siswa, (5) Pendekatan

pembelajaran PBL efektif guna peningkatan kualitas hasil belajar biologi siswa

pada pokok bahasan sistem ekskresi manusia.

Page 37: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Yuditya Falestin (2010) dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Prestasi

Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 6 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010”, menyimpulkan bahwa: secara keseluruhan penerapan

model Problem Based Learning telah dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Hal ini terbukti dari pencapaian nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa

yang mencapai batas ketuntasan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar

73,23 terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 4,18 dari sebelum

diadakannya tindakan yaitu 69,05. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-

rata kelas sebesar 9,67 (pada siklus I sebesar 73,23 menjadi 82,90 pada siklus

II). Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas pada siklus I sebanyak 33 siswa

atau 78,57% sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai batas tuntas

sebanyak 40 siswa dari 42 siswa atau sebesar 95,24% (mengalami peningkatan

sebesar 16,67%).

Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian

sebelumnya adalah penerapan model problem based learning. Sedangkan

perbedaanya terletak pada bentuk penelitian dan mata pelajaran. Penelitian yang

akan peneliti lakukan merupakan penelitian tindakan kelas dengan mata pelajaran

bahasa Jawa.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal pembelajaran guru belum menggunakan metode

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, motivasi dan pemahaman siswa

terhadap mata pelajaran bahasa Jawa khususnya dalam penguasaan unggah-

ungguh basa. Hal ini terbukti dengan hasil ulangan bahasa Jawa yang telah

dilaksanakan. Masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Hanya 6

siswa atau 17, 14% siswa yang mendapat nilai ≥ 70. Selain itu, ditinjau dari

metode pembelajaran, guru masih menerapkan metode pembelajaran ceramah

yang kurang menarik, sehingga siswa menjadi bosan mengikuti pelajaran dan

mengakibatkan kurang menguasai materi yang diajarkan.

Page 38: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Salah satu cara untuk meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa

siswa kelas VA SDN I Pracimantoro adalah dengan pemilihan metode yang tepat

sehingga membuat siswa lebih mudah memahami konsep atau materi. Metode

yang dapat dijadikan alternatif dalam masalah ini adalah model pembelajaran

Problem Based Learning. Melalui model pembelajaran Problem Based Learning

siswa harus mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan

menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Semakin tinggi tingkat

kebebasan yang diberikan kepada siswa, semakin tinggi pula kebutuhan

pembimbingan yang harus dilakukan oleh guru sebagai fasilitator. Siswa akan

terlibat sangat intensif, sehingga motivasi untuk terus belajar dan mencari tahu

menjadi meningkat

Oleh karena itu, untuk meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa

siswa dalam mata pelajaran bahasa Jawa, peneliti akan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning, yang melibatkan siswa aktif dengan

masalah nyata yang sesuai minat dan perhatiannya, sehingga diharapkan mampu

meningkatkan partisipasi, kreativitas, motivasi, dan rasa ingin tahu menjadi

meningkat serta mengeliminer kejenuhan. Dalam artian bahwa diharapkan prestasi

yang dicapai siswa juga akan meningkat karena minat dan pemahaman mereka

terhadap pembelajaran pun meningkat. Untuk mengetahui jalannya penelitian,

perlu digambarkan alur kerangka berpikir dalam melakukan penelitian yang

ditunjukkan pada gambar 1.

Page 39: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut: “Dengan model pembelajaran Problem Based Learning

dapat meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa

Jawa siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011”

Kondisi

awal

Penguasaan unggah-ungguh

basa siswa masih rendah

Guru masih

menggunakan

model

pembelajaran

konvensional.

Penerapan model

Problem Based

Learning (PBL)

Siklus I

Jumlah anggota kelompok

5 siswa.

Berdiskusi menyelesaikan

kartu masalah

Tindakan

Siklus II

Jumlah anggota kelompok

3 siswa.

Berdiskusi menyelesaikan

kartu masalah yang

berbeda

Melalui model Problem Based Learning

dapat meningkatkan penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa

Jawa

Kondisi

akhir

Page 40: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN I Pracimantoro yang beralamat di jalan

Pacitan-Wonosari (Pawonsari), Ngulu Wetan, Pracimantoro, Wonogiri. Sekolah

ini dipimpin oleh bapak Sejarjo, S. Pd. dan secara khusus penelitian dilakukan di

kelas VA dengan guru kelas ibu Mintarsih, S. Pd.

Tempat tersebut dipilih karena beberapa pertimbangan. Di sekolah

tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga

terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Di samping itu tempat

lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan daerah

tempat tinggal peneliti.

2. Waktu Penelitian

Rencana tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama lima bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan bulan Mei

2011. Adapun rinciannya pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

Bulan

N

O

Jenis

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan:

a. penyusunan

Proposal

b. Penyusunan

Instrumen

c. Pengurusan

ijin

penelitian

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

2 Tindakan:

a. Siklus I

b.Siklus II

X

X

X

X

Page 41: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3 Pasca

Tindakan

a. Pengumpula

n data.

b.Analisis

Data

c. Penyusunan

laporan.

d.Ujian Skripsi

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN I Pracimantoro Tahun

Ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan

jumlah 35 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Objek penelitiannya adalah budi pekerti siswa.

C. Bentuk Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif

kualitatif karena data yang akan diperoleh berupa data langsung tercatat dari

kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Penelitin tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang dimunculkan, dan tejadi di dalam sebuah kelas (Suharsimi

Arikunto, 2006:91). Suatu kegiatan yang dilakukan di dalam kelas, dengan

keadaan peserta didik yang sama..

Model tindakan menurut Kurt Lewin dalam Suharsimi Arikunto

(2006:92), bahwa PTK terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukkan

langkah, yaitu (a) perencanaan (planning); (b) tindakan (acting); (c) pengamatan

(observing); dan (d) refleksi atau reflecting. Hubungan antara keempat komponen

tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang

sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa

penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali

intervensi saja (Suharsimi Arikunto, 2006:92).

Page 42: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

D. Sumber Data

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau

informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data

kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:

1. Sumber data primer, yaitu siswa kelas VA SDN I Pracimantoro, Kecamatan

Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2010/2011.

2. Sumber data sekunder diantaranya: dokumentasi, hasil observasi, hasil

wawancara, dan hasil tes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga sumber data

yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,

agenda dan sebagainya ( Suharsimi Arikunto, 2006:158). Data dokumentasi

digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Jawa kelas V. Dokumen yang

lain berupa dokumen foto. Dokumentasi foto kegiatan pembelajaran, merupakan

instrumen yang penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama

penelitian. Melalui dokumen foto ini akan memperkuat data yang diperoleh.

Adapun dokumen foto yang diambil adalah pada saat guru atau peneliti

melaksanakan pembelajaran setiap siklus.

2. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 156), Observasi adalah suatu

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh

alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui indra penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba, pengecap. Tujuan dilakukan observasi adalah

untuk mengetahui penyebab kurangnya penguasaan unggah-ungguh basa pada

siswa kelas VA SDN I Pracimantoro. Observasi dilakukan pada saat proses

belajar mengajar Bahasa Jawa melalui model pembelajaran Problem Based

Learning dalam pembelajarannya, hal ini dilakukan untuk mengamati

perkembangan pembelajaran bahasa Jawa khususnya penguasaan unggah-ungguh

basa yang dilakukan oleh siswa kelas VA SDN I Pracimantoro dan guru kelas VA

SDN I Pracimantoro, sebelum pelaksanaan tindakan, saat tindakan dan sampai

akhir tindakan.

Page 43: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Wawancara

Menurut Anas Sujiono (1996:82) wawancara adalah dalam praktek

penelitian ini ada dua jenis alat bantu wawancara yaitu pedoman wawancara dan

daftar pertanyaan. Pedoman wawancara hanya memberikan secara garis besar

pokok permasalahan. Sedangkan daftar pertanyaan lebih terinci dari segala hal

yang dikehendaki dalam penelitian.

Sedangkan menurut St. Y. Slamet dan Suwarto(2007:48) bahwa tujuan

wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu

konteks mengenai tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan

sebagainya.

Wawancara adalah daftar pertanyaan yang hanya berupa garis besar

pokok permasalahan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan guru, sesuai

dengan pedoman wawancara yang bertujuan untuk menyajikan konstruksi saat

sekarang dalam suatu konsep mengenai tanggapan dan persepsi siswa, serta

menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan perubahan

siswa dan kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model pembelajaran

Problem Based Learning siswa kelas VA SDN I Pracimantoro.

4. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:150). Tes adalah serentetan

pernyataan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes ini penulis gunakan untuk mengetahui seberapa besar

penguasaan siswa kelas VA SDN I Pracimantoro tentang materi unggah-ungguh.

F. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:12) di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti.

Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan

kebenarannya. Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang biasa

digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik validasi. Teknik validasi dalam

penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian

terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya

dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup

keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh suatu alat ukur yang

bersangkutan.

Page 44: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dalam validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik, melainkan

dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap orang akan

sependapat dan sepaham dengan sejauh mana validitas isi suatu alat ukur telah

tercapai. Penggunaan validasi yang menggunakan validitas isi untuk data tentang

prestasi siswa kelas VA SDN I Pracimantoro dalam penguasaan unggah-ungguh

basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model Problem Based Learning

(PBL).

G. Analisis Data

Analisis data adalah cara mengelola data yang sudah diperoleh dari

dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif ini mempunyai

tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau

verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaksi dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses siklus.

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Pada penelitian ini data yang direduksi berupa data hasil observasi

siswa dan guru SDN I Pracimantoro Tahun Ajaran 2010/2011 serta data hasil

tes penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

model Problem Based Learning siswa kelas VA SDN I Pracimantoro Semester

II Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Penyajian Data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.

Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa data hasil tes

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

model Problem Based Learning siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester

II Tahun Ajaran 2010/2011.

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)

Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji

kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh,

Page 45: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan

penelitian (Milles dan Huberman, 1992:19). Sedangkan simpulan adalah

tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji

kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Untuk lebih jelasnya,

proses analisis interaktif dari Miles dan Huberman dapat digambarkan pada

Gambar 2 di bawah ini :

Gambar 2. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang

dijadikan indikator kinerja dalam penelitian ini adalah penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model Problem Based

Learning siswa kelas VA di SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran

2010/2011 dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila siswa yang mencapai

nilai ≥70 sebanyak 70% atau lebih.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem siklus/ berdaur

sebagaimana kerangka berpikir Suharsimi Arikunto (2009: 104). Prosedur

penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) menyusun rancangan

tindakan dan dikenal dengan perencanaan (planning); (2) pelaksanaan tindakan

(action); (3) pengamatan (observation); dan (4) refleksi, atau pantulan

(reflecting). Setiap pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas, harus

mencakup 4 tahapan di atas.

Pengumpulan data Sajian data

Penarikan simpulan

(verifikasi)

Reduksi Data

Page 46: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Adapun tahapan-tahapan dalam prosedur penelitian tersebut dapat

digambarkan secara jelas pada Gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Alur Penelitian Tindakan Kelas

( Suharsimi Arikunto dkk, 2009:16)

Penerapan prosedur penelitian tersebut dalam pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan peneliti yaitu:

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planing)

Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan instrument yang

diperlukan dalam penelitian (instrument sudah disusun bersamaan dengan

proposal penelitian), menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang akan dilaksanakan, mempersiapkan materi yang akan disampaikan,

mempersiapkan media yang akan dipakai dalam pembelajaran, dan sumber

belajar yang diperlukan.

b. Penerapan Tindakan (Action)

Penerapan tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan

yang akan dilaksanakan yaitu menerapkan unggah-ungguh basa dalam

pembelajaran bahasa Jawa.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan RPP,

dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir/ penutup.

1) Kegiatan Awal

Page 47: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dalam kegiatan awal, guru mempersiapkan siswa secara mental

dan psikis agar siswa siap untuk menerima pelajaran, menyampaikan

materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, secara garis besar juga dibagi menjadi tiga

kegiatan, yaitu:

a) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, terdapat interaksi antara guru dengan

siswa. Guru menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang

kemampuan yang dimilki oleh siswa, berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan. Dalam hal ini guru menggali pemahaman unggah-

ungguh basa siswa.

b) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

menerapkan model Problem Based Learning. Guru berusaha

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

menarik perhatian dan motivasi siswa untuk belajar serta dapat

memperbaiki sikap/ aktivitas siswa yang masih menyimpang. Dalam

kegiatan ini, terdapat hubungan/ interaksi yang hangat antara guru dan

siswa, siswa dan siswa sehingga materi dapat tersampaikan kemudian

tersimpan dalam ingatan siswa, dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, guru membenarkan jawaban/

pendapat siswa yang sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi

kesalahan konsep (miskonsepsi) dan pemantapan materi yang telah

dipelajari/ disampaikan.

3) Kegiatan Akhir/ Penutup

Pada kegiatan akhir/ penutup, guru mengambil kesimpulan

secara keseluruhan tentang materi yang telah disampaikan dan

mengadakan evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana tujuan

pembelajaran tercapai. Guru juga memberikan penguatan/ motivasi

kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk pertemuan

selanjutnya.

c. Observasi

Observasi adalah mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung untuk penelitian. Dalam melakukan observasi/

Page 48: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas. Sasaran yang diamati adalah

aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setiap akhir pembelajaran. Refleksi

dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan

penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan pembelajaran, dan

bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat/ observer. Hasil pengamatan tersebut kemudian

dianalisis dan didiskusikan dengan guru kelas. Selain itu, hasil evaluasi/ tes

tertulis siswa juga dianalisis untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai konsep materi yang disampaikan.

Analisis terhadap hasil pengamatan dan hasil tes tertulis siswa,

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hasil atau dampak

pelaksanaan tindakan. Dari hasil refleksi tersebut dapat disusun rencana

perbaikan untuk siklus II. Masalah-masalah yang muncul pada siklus I,

dicari pemecahannya dan menentukan tindakan untuk memperbaikinya

sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan ditingkatkan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan pada siklus II ini dipersiapkan rencana

pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana

pembeljaran siklus I. Materi yang diajarkan masih samadengan meteri pada

siklus I. Namun, perencanaan pada siklus II merupakan perbaikan dari

siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pasa siklus II, masih sama seperti

siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lagi untuk

memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus I, berdasarkan hasil

analisis dan pembahasan siklus I.

b. Tindakan

Tindakan pada siklus II sesuai dengan rencana pembelajaran yang

telah disusun. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan

pada siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penerapan unggah-

ungguh basa untuk memperbaikikekurangan dan masalah yang muncul pada

siklus I. Penggunaan metode ini dapat melibatkan dan mengaktifkan siswa

dengan bimbingan guru, sehingga akivitas/ sikap siswa dalam pembelajaran

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi tersebut.

c. Observasi

Pada siklus II selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tetap

diamati. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan hasil tes dan

perubahan perilaku/ akrivitas siswa.

Page 49: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektifan penerapan

unggah-ungguh basa dalam penanaman konsep pendidikan budi pekerti

siswa dan memperbaiki sikap/ perilaku siswa saat mengkuti pembelajaran.

Untuk melihat peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi tersebut,

dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa pada materi tersebut.

Pelaksanaan siklus pada penelitian tindakan kelas dapat terus

berlanjut, sampai tujuan/ target yang diingikan tercapai. Setiap siklus harus

melaksanakan 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,observasi, dan

refleksi. Demikian selanjutnya apabila kondisi hasilnya belum sesuai

harapan/ target yang diinginkan, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya

sampai target yang diharapkan tercapai.

Page 50: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Tempat Penelitian

Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini

adalah SDN I Pracimantoro. Sekolah ini terletak di Dusun Ngulu Wetan,

Kelurahan Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Alasan

yang mendasari penelitian dilaksanakan di SDN I Pracimantoro yakni, karena

SDN I Pracimantoro belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang

sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. Di samping

itu tempat lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan

daerah tempat tinggal peneliti.

SDN I Pracimantoro merupakan Sekolah Dasar yang berkualitas

menengah. Sekolah ini memiliki bangunan sekolah yang nyaman untuk belajar.

Halaman sekolahnya cukup luas. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki 12

kelas, dengan jumlah seluruh siswa-siswi yang terdaftar dalam institusi ini

pada tahun ajaran 2010/2011 adalah sebanyak 339 siswa, yang terdiri dari kelas

I sebanyak 72 siswa, kelas II sebanyak 44 siswa, kelas III sebanyak 38 siswa,

kelas IV dengan 60 siswa, kelas V sebanyak 69 siswa dan kelas VI sebanyak 56

siswa.

SDN I Pracimantoro dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan

jumlah tenaga pengajar seluruhnya ada 19 o rang yaitu 12 guru kelas, 1 guru

Bahasa Inggris, 1 guru Agama Islam, 2 guru olah raga, 1 guru TIK, 1 penjaga

perpustakaan dan 1 penjaga sekolah.

Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya

mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola SDN I

Pracimantoro baik kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan senantiasa

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana

tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun

Page 51: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola SDN I Pracimantoro tersebut

berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti

melakukan pengamatan di SDN I Pracimantoro dengan tujuan untuk mengetahui

keadaan nyata yang terjadi di lapangan. Hasil survei berdasarkan data hasil

pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran guru dalam pembelajaran bahasa

Jawa materi unggah-ungguh basa untuk mengetahui gambaran awal pembelajaran

masih terdapar kekurangan, antara lain guru masih menggunakan metode

konvensional/ ceramah dalam menyampaikan materi dan siswa kurang antusias

dalam mengikuti pelajaran.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada hasil ulangan bahasa Jawa

nilainya masih rendah (lampiran 45), yaitu :

Tabel 2. Hasil Tes Awal

Keterangan Ujian Awal

Nilai Terendah 32

Nilai Tertinggi 88

Rata-rata Nilai 58,45

Siswa yang Mendapat Nilai ≥ 70 17,14%

a. Nilai rata-rata kelas pada pokok bahasan unggah-ungguh basa : 58, 45

b. Anak yang mendapat nilai ≥ 70 adalah 6 siswa

c. Jumlah siswa yang mendapat nilai < 70 adalah 29 siswa.

Page 52: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dari rincian data nilai tes awal (lampiran 45) dapat diperoleh gambaran

seperti berikut ini :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai Pra Tindakan

No Interval Frekuensi

Nilai

Tengah

(xi)

fi . xi Prosentase

(%)

Ket.

1 30 – 39 2 34,5 69 5,7 Tidak Tuntas

2 40 – 49 5 44,5 222,5 14,3 Tidak Tuntas

3 50 – 59 11 54,5 599,5 31,4 Tidak Tuntas

4 60 – 69 11 64,5 709,5 31,4 Tidak Tuntas

5 70 – 79 4 74,5 298 11,5 Tuntas

6 80 – 89 2 84,5 169 5,7 Tuntas

Nilai rata-rata kelas = 58,45

Ketuntasan klasikal = 6 : 35 x 100% = 17,14%

Berdasarkan tabel 3. Distribusi Frekuensi data nilai pra tindakan maka

dapat dilihat grafik pada gambar 4. sebagai berikut:

Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Data Nilai Pra Tindakan

4

5

9

4

9

6

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Interval Nilai

Banyak

Siswa

Page 53: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Deskripsi Antar Siklus

a. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 April 2011 sampai

tanggal 9 April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari

4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Jumat, 1

April 2011 di ruang guru SDN I Pracimantoro, peneliti membuat rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pelaksanaan tindakan

pada siklus I akan dilakukan dalam 2 pertemuan yaitu pada hari Sabtu 2

April 2011 dan hari Sabtu 9 April 2011.

Dengan berpedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD

kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran.

Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat,

gagasan, dan perasaan secara lisan dengan ragam

bahasa tertentu

Kompetensi Dasar : Melakukan wawancara dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa yang sesuai

Indikator : 2.4.1. Menyebutkan pembagian unggah-ungguh

basa

2.4.2. Menyebutkan kegunaan basa ngoko dan

basa krama dalam kehidupan sehari-hari.

2.4.3. Menyelesaikan masalah tentang unggah-

ungguh basa.

2.4.4. Menyimpulkan isi wawancara/ percakapan

2.4.5. Membuat daftar pertanyaan wawancara/

percakapan

Page 54: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu:

a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, masing-masing dalam

waktu 2 jam pelajaran.

b) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

c) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

d) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.

e) Menyiapkan lembar penilaian.

2) Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan unggah-ungguh basa dalam

pelajaran bahasa Jawa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun. Pada siklus I ini, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2

April 2011, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 9 April 2011.

a) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama materi bahasa Jawa yang diajarkan

tentang materi basa ngoko dengan indikator menyebutkan kegunaan basa

ngoko dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(1)Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru mengajak siswa bertanya jawab tentang

bagaimana cara kita berbicara dengan teman, dengan tujuan untuk

memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran ini.

(2)Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan tentang unggah-ungguh basa dan pembagian

unggah-ungguh basa.

(b) Guru melakukan tanya jawab kegunaan basa ngoko dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(c) Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 5 siswa (jumlah siswa 35 orang)

Page 55: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(d) Guru memberikan penjelasan tentang pembagian kelompok dan

cara belajar siswa.

(e) Siswa yang sudah dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian

diberi lembar kerja dan kartu masalah tentang percakapan

menggunakan basa ngoko untuk dikerjakan masing-masing

kelompok secara bersama-sama.

(f) Guru memberikan soal berupa kartu masalah 1, kartu masalah

berisi soal percakapan menggunakan basa ngoko yang belum

lengkap.

(g) Salah satu anggota kelompok membacakan dengan keras dan

anggota yang lain mendengarkan dan mendiskusikan jawaban dari

soal tersebut dan menuliskannya dalam lembar kerja.

(h) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan kartu masalah 1

segera menukarkan kartu masalah tersebut dengan kartu masalah 2

pada guru

(i) Salah satu anggota kelompok (bergantian) membacakan kartu

masalah 2 kemudian mendiskusikan penyelesaian masalah secara

kelompok.

(j) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan, memotivasi dan memfasilitasi kerja

siswa. Dalam hal ini, guru harus dapat menyikapi setiap jawaban

yang dari siswa.

(k) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa wakil kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

(l) Kemudian guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi

kelompok.

(3) Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulan hasil belajar

yaitu tentang pengertian unggah-ungguh basa dan penerapan basa

ngoko dan evaluasi hasil pembelajaran yakni membagi soal tentang

pelajaran yang tadi telah dipelajari bersama-sama.

Page 56: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua materi bahasa Jawa yang diajarkan

tentang basa karma dengan indikator menyebutkan kegunaan basa krama

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pertemuan hari ini dan guru melalukan tanya jawab

pelajaran yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

(2)Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan tentang basa krama kepada siswa.

(b) Guru bertanya jawab tentang kegunaan basa krama kepada siswa

(c) Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok,

yang masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa.

(d) Kemudian menjelaskan tentang pembagian kelompok dan cara

belajar siswa (cara belajar siswa pada pertemuan kedua ini sama

dengan pertemuan pertama).

(e) Siswa yang sudah dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian

diberi lembar kerja dan kartu masalah tentang percakapan basa

krama untuk dikerjakan masing-masing kelompok secara

bersama-sama.

(f) Guru memberikan soal berupa kartu masalah 1, kartu masalah

berisi soal percakapan menggunakan basa krama yang belum

lengkap.

(g) Salah satu anggota kelompok membacakan dengan keras dan

anggota yang lain mendengarkan dan mendiskusikan jawaban dari

soal tersebut dan menuliskannya dalam lembar kerja.

(h) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan kartu masalah 1

segera menukarkan kartu masalah tersebut dengan kartu masalah

2 pada guru.

Page 57: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

(i) Salah satu anggota kelompok (bergantian) membacakan kartu

masalah 2 kemudian mendiskusikan penyelesaian masalah secara

kelompok.

(j) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan, memotivasi dan memfasilitasi kerja

siswa. Dalam hal ini, guru harus dapat menyikapi setiap jawaban

yang dari siswa.

(k) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa wakil kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

(l) Kemudian guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi

kelompok.

(3)Kegiatan Akhir

Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang

telah diajarkan bersama-sama antara guru dengan siswa. Kemudian

guru memberikan evalusai kepada siswa.

3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Observasi ini dilakukan agar memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Problem

Based Learning dalam pembelajaran bahasa Jawa.

Dari data observasi dalam siklus I selama 2 pertemuan diperoleh

hasil observasi bagi guru (lampiran 42) sebagai berikut:

a. Kegiatan persiapan pembelajaran sudah memuaskan.

b. Kegiatan membuka pelajaran sudah memuaskan.

c. Kemampuan guru dalam menjelaskan dan sistematika penyampaian

materi sudah memuaskan.

d. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran sudah memuaskan.

e. Ketepatan daya tarik dan media yang digunakan sudah memuaskan.

f. Kemampuan guru dalam menggunakan media sudah sangat memuaskan.

g. Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media sudah sangat memuaskan.

Page 58: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

h. Kegiatan menumbuhkan partisispasi aktif dan antusiasme dalam belajar

sudah memuaskan.

i. Pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran sudah

memuaskan.

j. Kegiatan penilaian/ evaluasi sudah sangat memuaskan.

k. Penggunaan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancer, baik dan benar

sudah memuaskan.

l. Kegiatan penutupan pembelajaran sudah sangat memuaskan.

4) Refleksi

Setelah dilakukan tindakan dan observasi, peneliti melakukan analisis

data terhadap hasil observasi dan hasil belajar/tes yang telah dilakukan.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

prosees pembelajaran siklus I.

Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas masih ada

20 siswa yang mendapat nilai ≤ 70 (lampiran 46). Maka peneliti melanjutkan

ke siklus II untuk materi unggah-ungguh basa dengan menindak lanjuti siklus I.

Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan pada tabel 4:

Tabel 4. Hasil Tes Siklus I

Keterangan Tes Awal Tes Siklus I

Nilai Terendah 32 41

Nilai Tertinggi 88 91

Rata-rata Nilai 58,45 67,64

Siswa yang Mendapat Nilai ≥ 70 17,14% 42,86%

a) Nilai rata-rata kelas 67,64

b) Anak yang mendapat nilai ≥70 adalah 15 siswa

c) Jumlah siswa yang mendapat nilai < 70 adalah 20 siswa

d) Nilai tertinggi 91

e) Nilai terendah 41

Page 59: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dari rincian data nilai siklus I (lampiran 46) dapat diperoleh

gambaran seperti berikut ini :

Tabel 5. Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Penguasaan

Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model

Pembalajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I

Pracimantoro pada Siklus I

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Ket.

1 40 – 49 5 44,5 222,5 14,29 Tidak Tuntas

2 50 – 59 9 54,5 490,5 25,72 Tidak Tuntas

3 60 – 69 6 64,5 387 17,14 Tidak Tuntas

4 70 – 79 6 74,5 447 17,14 Tuntas

5 80 – 89 3 84,5 253,5 8,57 Tuntas

6 90 – 99 6 94,5 567 17,14 Tuntas

Jumlah 35 2367,5 100

Nilai rata-rata kelas = 2367,5 : 35 = 67,64

Ketuntasan klasikal = 15 : 35 x 100% = 42,86%

Page 60: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan tabel 5. Data distribusi frekuensi nilai hasil belajar

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro pada siklus I maka dapat dilihat grafik pada gambar 5 sebagai

berikut:

Gambar 5. Grafik Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Penguasaan

Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I

Pracimantoro pada Siklus I

Dari tabel 5 dan gambar 5 di atas, dapat diketahui hasil belajar

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

Model Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I Pracimantoro

pada siklus I. Adapun rinciannya yaitu:

Siswa yang memperoleh nilai 40 - 49 sebanyak 5 siswa atau 14.29%.

Siswa yang memperoleh nilai 50 - 59 sebanyak 9 siswa atau 25,72%.

Siswa yang memperoleh nilai 60 - 69 sebanyak 6 siswa atau 17,14%.

Siswa yang memperoleh nilai 70 - 79 sebanyak 6 siswa atau 17,14%.

Siswa yang memperoleh nilai 80 - 89 sebanyak 3 siswa atau 8,57%.

Siswa yang memperoleh nilai 90 - 99 sebanyak 6 siswa atau 17,14%.

5

9

6 6

3

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Interval Nilai

Banyak siswa

Page 61: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Setelah diterapkan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa nilai

rata-rata kelas menjadi 67,64 dan siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau

ketuntasan klasikal 42,86%.

Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan

kekurangan-kekurangan. Berdasarkan kekurangan-kekurangan tersebut peneliti

melakukan refleksi sebagai berikut :

a) Siswa yang melakukan kegiatan sesuai yang diperintahkan guru hanya

siswa-siswa yang aktif saja, sedangkan siswa yang pasif tidak terlalu bagus

dalam melaksanakan kegiatan.

b) Siswa belum menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, dalam

kegiatan pembelajaran mereka masih banyak diselingi bercanda dengan

teman lain.

c) Berdasarkan hasil tes prestasi belajar bahasa Jawa pada siklus I siswa yang

memperoleh nilai ≥70 yaitu 25 siswa (43%). Jadi rata-rata kelas pada siklus

I yaitu 66,66. Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II.

d) Guru belum optimal dalam ketepatan dan daya tarik media.

e) Guru belum maksimal dalam strategi pembelajaran yang digunakan.

f) Guru masih kurang dalam menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

lancar, baik, dan benar.

Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat

bahwa ada beberapa siswa yang belum menunjukkan pemahaman tentang

unggah-ungguh basa secara maksimal. Dari hasil evaluasi masih banyak anak

yang mendapat nilai kurang dari 70. Berdasarkan hasil siklus I peneliti

melanjutkan siklus II.

b. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 April 2011 sampai

tanggal 23 April 2011. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari

4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

Page 62: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Jumat, 15

April 2011 di ruang guru SDN I Pracimantoro, peneliti membuat rancangan

tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Pelaksanaan tindakan

pada siklus II akan dilakukan dalam 2 pertemuan yaitu pada hari Sabtu 16

April 2011 dan hari Sabtu 23 April 2011.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa hasil

belajar siswa tentang unggah-ungguh basa belum maksimal. Hal ini terlihat

dari rata-rata capaian nilai mereka yang masih kurang dari 70. Oleh karena

itu peneliti dengan arahan dosen pembimbing kembali mengulang

pembelajaran tentang unggah-ungguh basa dengan keempat aspek yang

telah ditetapkan.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2

pertemuan (dengan alokasi waktu 2 X 35 menit). Untuk mengatasi

berbagai kekurangan yang ada pada siklus I, upaya yang dilakukan guru

adalah sebagai berikut :

a) Guru sebaiknya meningkatkan kejelasan dan sistematika penyampaian

materi.

b) Guru sebaiknya meningkatkan strategi pembelajaran.

c) Guru sebaiknya meningkatkan ketepatan dan daya tarik media.

d) Guru sebaiknya meningkatkan dalam menumbuhkan partisispasi aktif

dan antusiasme dalam belajar.

e) Guru sebaiknya bisa meningkatkan pamantauan kemajuan belajar selama

proses pembelajaran.

f) Guru sebaiknya meningkatkan dalam kejelasan menggunakan bahasa

lisan dan tulis.

Mengingat hasil analisis terhadap hasil belajar siswa tentang

unggah-ungguh basa pada siklus I masih ada sebagian siswa yang belum

menunjukkan hasil yang maksimal . Dengan berpedoman pada Kurikulum

KTSP SD kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran sebagai berikut:

Page 63: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Standar Kompetensi : Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat,

gagasan, dan perasaan secara lisan dengan ragam

bahasa tertentu

Kompetensi Dasar : Melakukan wawancara dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa yang sesuai

Indikator : 2.4.1. Menyebutkan pembagian unggah-ungguh

basa

2.4.2. Menyebutkan kegunaan basa ngoko dan

basa krama dalam kehidupan sehari-hari.

2.4.3. Menyelesaikan masalah tentang unggah-

ungguh basa.

2.4.4. Menyimpulkan isi wawancara/ percakapan

2.4.5. Membuat daftar pertanyaan wawancara/

percakapan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan yaitu:

a) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan, masing-masing dalam

waktu 2 jam pelajaran.

b) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

c) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

d) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.

e) Menyiapkan lembar penilaian.

2) Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan unggah-ungguh basa dalam

pelajaran bahasa Jawa sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun. Pada siklus II ini, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16

April 2011, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 23 April

2011.

Page 64: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

a) Pertemuan Pertama

(1)Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru mengajak siswa bertanya jawab tentang

bagaimana cara kita berbicara dengan teman, dengan tujuan untuk

memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk

mengikuti pembelajaran. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran ini.

(2)Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan tentang unggah-ungguh basa dan pembagian

unggah-ungguh basa.

(b) Guru melakukan tanya jawab kegunaan basa ngoko dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(c) Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 3-4 siswa (jumlah siswa 35 orang)

(d) Guru memberikan penjelasan tentang pembagian kelompok dan

cara belajar siswa.

(e) Siswa yang sudah dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian

diberi lembar kerja dan kartu masalah tentang percakapan basa

ngoko untuk dikerjakan masing-masing kelompok secara

bersama-sama.

(f) Guru memberikan soal berupa kartu masalah 1, kartu masalah

berisi soal percakapan menggunakan basa ngoko yang belum

lengkap.

(g) Salah satu anggota kelompok membacakan dengan keras dan

anggota yang lain mendengarkan dan mendiskusikan jawaban dari

soal tersebut dan menuliskannya dalam lembar kerja.

(h) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan kartu masalah 1

segera menukarkan kartu masalah tersebut dengan kartu masalah

2 pada guru

Page 65: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(i) Salah satu anggota kelompok (bergantian) membacakan kartu

masalah 2 kemudian mendiskusikan penyelesaian masalah secara

kelompok.

(j) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan, memotivasi dan memfasilitasi kerja

siswa. Dalam hal ini, guru harus dapat menyikapi setiap jawaban

yang dari siswa.

(k) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa wakil kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

(l) Kemudian guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi

kelompok.

(3)Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulan hasil belajar

yaitu tentang pengertian unggah-ungguh basa dan penerapan basa

ngoko dan evaluasi hasil pembelajaran yakni membagi soal tentang

pelajaran yang tadi telah dipelajari bersama-sama.

b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua materi bahasa Jawa yang diajarkan

tentang basa karma dengan indikator menyebutkan kegunaan basa krama

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

(1) Kegiatan Awal

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada pertemuan hari ini dan guru melalukan tanya jawab

pelajaran yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

(2) Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan tentang basa krama kepada siswa.

(b) Guru bertanya jawab tentang kegunaan basa krama kepada siswa

(c) Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, yang

masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 siswa.

Page 66: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(d) Kemudian menjelaskan tentang pembagian kelompok dan cara

belajar siswa (cara belajar siswa pada pertemuan kedua ini sama

dengan pertemuan pertama).

(e) Siswa yang sudah dibagi kedalam beberapa kelompok kemudian

diberi lembar kerja dan kartu masalah tentang percakapan basa

krama untuk dikerjakan masing-masing kelompok secara bersama-

sama.

(f) Guru memberikan soal berupa kartu masalah 1, kartu masalah

berisi soal percakapan menggunakan basa krama yang belum

lengkap.

(g) Salah satu anggota kelompok membacakan dengan keras dan

anggota yang lain mendengarkan dan mendiskusikan jawaban dari

soal tersebut dan menuliskannya dalam lembar kerja.

(h) Kelompok yang sudah selesai mengerjakan kartu masalah 1 segera

menukarkan kartu masalah tersebut dengan kartu masalah 2 pada

guru.

(i) Salah satu anggota kelompok (bergantian) membacakan kartu

masalah 2 kemudian mendiskusikan penyelesaian masalah secara

kelompok.

(j) Selama kegiatan diskusi berlangsung guru berkeliling mengamati,

memberikan bimbingan, memotivasi dan memfasilitasi kerja

siswa. Dalam hal ini, guru harus dapat menyikapi setiap jawaban

yang dari siswa.

(k) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa wakil kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

(l) Kemudian guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi

kelompok.

(3) Kegiatan Akhir

Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang

telah diajarkan bersama-sama antara guru dengan siswa. Kemudian

guru memberikan evalusai kepada siswa.

Page 67: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

3) Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir

pembelajaran. Observasi ini dilakukan agar memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan unggah-ungguh

basa dalam pembelajaran bahasa Jawa.

Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus II selama 2 kali

pertemuan diperoleh hasil observasi bagi guru (lampiran 42) sebagai

berikut:

a. Kegiatan persiapan pembelajaran sudah sangat memuaskan.

b. Kegiatan membuka pelajaran sudah memuaskan.

c. Kemampuan guru dalam menjelaskan dan sistematika penyampaian

materi sudah sangat memuaskan.

d. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran sudah sangat memuaskan.

e. Ketepatan daya tarik dan media yang digunakan sudah sangat

memuaskan.

f. Kemampuan guru dalam menggunakan media sudah sangat memuaskan.

g. Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media sudah sangat memuaskan.

h. Kegiatan menumbuhkan partisispasi aktif dan antusiasme dalam belajar

sudah sangat memuaskan.

i. Pemantauan kemajuan belajar selama proses pembelajaran sudah

memuaskan.

j. Kegiatan penilaian/ evaluasi sudah sangat memuaskan.

k. Penggunaan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik dan benar

sudah memuaskan.

l. Kegiatan penutupan pembelajaran sudah sangat memuaskan.

4) Refleksi

Setelah dilaksanakan tindakan dan observasi, penulis melakukan

analisis data terhadap hasil observasi dan hasil belajar/tes yang telah

dilakukan.

Page 68: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Adapun hasil tes pada siklus II (lampiran 47) terlihat pada tabel 6

berikut ini :

Tabel 6. Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Awal Tes Siklus

I

Tes Siklus

II

Nilai Terendah 32 41 60

Nilai Tertinggi 88 91 92

Rata-rata Nilai 58,45 67,64 76,21

Siswa yang Mendapat Nilai ≥70 17,14% 42,86% 74,29%

a) Nilai rata-rata kelas 74,29

b) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 adalah 26 siswa

c) Siswa yang mendapat nilai < 70 adalah 9 siswa

d) Nilai tertinggi 92

e) Nilai terendah 60

Dari rincian data nilai siklus II (lampiran 47) tabel 6 dapat

diperoleh gambaran seperti pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7. Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Penguasaan

Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I

Pracimantoro pada Siklus II

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi)

fi.xi Prosentase

(%)

Ket.

1 60 – 69 9 64,5 580,5 25,7 Tidak Tuntas

2 70 – 79 17 74,5 1266,5 48,6 Tuntas

3 80 – 89 3 84,5 253,5 8,6 Tuntas

4 90 – 99 6 94,5 567 17,1 Tuntas

Jumlah 35 2667,5 100

Page 69: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Nilai rata-rata kelas = 2667,5 : 35 = 76,21

Ketuntasan klasikal = 26 : 35 x 100% = 74,29%

Berdasarkan tabel 7. data distribusi frekuensi nilai hasil belajar

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro pada siklus II maka dapat dilihat grafik pada gambar 6.

sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Data Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Penguasaan

Unggah-ungguh Basa dalam Pembelajaran Bahasa Jawa melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas VA SDN I

Pracimantoro pada Siklus II

Dari tabel 7 dan gambar 6 di atas, dapat diketahui hasil belajar

penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui

Model Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoropada siklus II, sebagai berikut:

Siswa yang memperoleh nilai 60 - 69 sebanyak 9 siswa atau 25,7%.

Siswa yang memperoleh nilai 70 - 79 sebanyak 17 siswa atau 48,6%.

Siswa yang memperoleh nilai 80 - 89 sebanyak 3 siswa atau 8,6%.

Siswa yang memperoleh nilai 90 - 99 sebanyak 6 siswa atau 17.1%.

9

17

3

6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

60-69 70-79 80-89 90-99

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Interval Nilai

Banyak siswa

Page 70: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran bahasa Jawa pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 76,21

dan siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa atau ketuntasan klasikal 74,29%.

Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian

dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :

a) Siswa yang melakukan kegiatan sesuai yang diperintahkan guru hanya

siswa-siswa yang aktif saja, sedangkan siswa yang pasif tidak terlalu

bagus dalam melaksanakan kegiatan.

b) Siswa belum menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, dalam

kegiatan pembelajaran mereka masih banyak diselingi bercanda dengan

teman lain.

c) Berdasarkan hasil tes prestasi belajar bahasa Jawa pada siklus II siswa

yang memperoleh nilai ≥ 70 yaitu 26 siswa (74,29%). Jadi rata-rata kelas

pada siklus II yaitu 76,21. Sehingga penelitian ini dirasa berhasil dengan

nilai yang cukup memuaskan.

d) Guru telah mampu meningkatkan ketepatan penggunaan strategi

pembelajaran.

e) Guru telah menggunakan media secara efektif dan efisien.

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara

cermat bahwa sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ≥ 70, meskipun

ada beberapa siswa yang masih menunjukkan kemampuan yang belum

maksimal.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VA SDN I Pracimantoro dalam

penguasaan unggah-ungguh basa pembelajaran bahasa Jawa melalui Model

Problem Based Learning (PBL) meningkatkan.

Page 71: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1. Perkembangan prestasi siswa dari pra tindakan hingga siklus II dapat dilihat

pada tabel 8 :

Tabel 8. Perkembangan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Keterangan Pra

Tindakan

Tes Siklus

I

Tes Siklus

II

Nilai Terendah 32 41 60

Nilai Tertinggi 88 91 92

Rata-rata Nilai 58,45 67,64 76,21

Siswa yang Mendapat Nilai ≥70 17,14% 42,86% 74,29%

Dari tabel 8 di atas maka digambarkan grafik perkembangan nilai

siswa dari pra tindakan hingga siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar

7:

Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Siswa

a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 32; pada siklus I naik

menjadi 41; dan pada siklus II naik lagi menjadi 60.

b. Nilai teringgi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 88; pada siklus I

naik menjadi 91; dan pada siklus II naik lagi menjadi 92.

32

88

58,45

17,14%

41

91

67,64

42,86%

60

92

76,29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Siswa mendapat nilai ≥70

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Prasiklus

Siklus I

Siklus II74,29%

Page 72: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Nilai rata-rata kelas juga menjadi meningkat yaitu pada yaitu awal sebesar

58,45; siklus I 67,64; dan pada siklus II 76,29.

d. Untuk siswa yang mendapat nilai ≥ 70 pada pra tindakan 17,14%, tes siklus

I 42,86% setelah dilakukan refleksi terdapat 20 siswa yang mendapat nilai

< 70, namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila

dilihat prosentase prestasi siswa, dan pada siklus II hanya 9 siswa atau

25,7% siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa tentang unggah-ungguh basa meningkat. Pada siklus I 42,86% siswa

telah mendapat nilai ≥ 70 dan pada siklus II 74,29% siswa telah mendapat nilai

≥ 70. Dengan demikian penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran

bahasa Jawa melalui Model Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA

SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran 2010/2011 meningkat.

2. Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran dan solusinya.

Dalam pelaksanaan penguasaan unggah-ungguh basa dalam

pembelajaran bahasa Jawa melalui Model Problem Based Learning (PBL)

menemui beberapa hambatan, yaitu:

a. Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok membutuhkan

banyak waktu dalam pelaksanaanya. Dalam hal ini peneliti harus benar-

benar pandai dalam mengatur waktu mulai dari penjelasan dan kegiatan

diskusi. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru harus membimbing siswa

dan mengawasi siswa agar siswa fokus dalam kegiatan diskusi sehingga

diskusi dapat berjalan dengan lancar dan tidak memakan banyak waktu

dalam pelaksanaannya.

b. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pelaksanaan

diskusi kelompok siswa masih kurang berkolaborasi dan berinteraksi

dengan teman kelompoknya. Sehingga dalam hal ini membutuhkan

keterampilan guru memacu siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja

sama dengan temannya.

c. Guru sulit dalam mengendalikan siswa sehingga suasana kelas nampak

ramai. Karena biasanya ketika siswa melaksanakan diskusi, masih banyak

Page 73: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

siswa yang berbicara hal lain dengan temannya. Karena siswa menganggap

guru kurang memperhatikan. Misalnya dengan mendekati dan mengawasi

siswa yang ramai serta membimbingnya dalam kegiatan diskusi agar siswa

lebih fokus dalam kegiatan diskusi.

d. Masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti kata-kata dalam

basa krama, sehingga guru harus lebih memahami dan mengerti kata-kata

dalam basa krama.

Page 74: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua

siklus, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penguasaan unggah-ungguh basa

dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran

2010/2011 meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan data-data sebagai berikut : pada

pra tindakan hanya 17,14% siswa yang mendapat nilai ≥ 70, pada siklus I 42,86%

siswa telah mendapat nilai ≥ 70 dan pada siklus II 74,29% siswa telah mendapat

nilai ≥ 70.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada penguasaan unggah-ungguh basa pada pembelajaran bahasa Jawa melalui

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I

Pracimantoro. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus,

dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan

pada tanggal 1 – 9 April 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 15-23

April 2011. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan,

yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini

dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus

perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus

sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu

ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan

peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I Pracimantoro tahun ajaran

2010/2011 meningkat.

Page 75: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa

melalui model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA

SDN I Pracimantoro tahun ajaran 2010 / 2011 meningkat. Peningkatan ini

dapat terlihat pada kenaikan nilai atau prestasi siswa dari setiap siklus. Adapun

upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan unggah-ungguh

basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) siswa adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan buku-buku pelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan,

serta mengambil buku dari berbagai sumber dengan tujuan agar memperluas

wawasan.

b. Penggunaan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

c. Penggunaan media yang menarik sehingga siswa lebih tertarik mengikuti

pelajaran.

d. Pemberian motivasi pada siswa. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar

dengan baik sehingga siswa mempunyai keinginan untuk berpikir,

memusatkan perhatian, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam

proses pembelajaran.

e. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam proses

pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

media dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai

oleh siswa SDN I Pracimantoro.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

Page 76: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi

dalam meningkatkan penguasaan unggah-unggah basa dalam pembelajaran

bahasa Jawa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu aspek pemahaman konsep

harus diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada

beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah memperbaiki proses pembelajaran, khususnya

dalam penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa

melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sehingga

penguasaan unggah-ungguh basa siswa menjadi lebih baik.

2. Bagi Guru

a) Guru hendaknya mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dalam penyampaian materi unggah-ungguh

basa dalam pembelajaran bahasa Jawa sehingga siswa lebih mudah

memahami materi.

b) Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan.

c) Guru hendaknya mengoptimalkan pengembangan potensi dan kreatifitas

siswa baik di dalam maupun di luar kelas sebagai penunjang pembelajaran.

d) Guru diharapkan selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam upaya

menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dan

mampu memicu keaktifan, keantusiasan, dan ketertarikan siswa terhadap

materi dan jalannya pembelajran yang sedang berlangsung.

e) Guru diharapkan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai

upaya perbaikan terhadap masalah dalam pembelajaran.

Page 77: UPAYA PENGUASAAN UNGGAH-UNGGUH BASA DALAM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3. Bagi Siswa

a) Siswa hendaknya lebih terbuka untuk menerima atau merasakan sesuatu

yang diajarkan oleh guru, khususnya materi unggah-ungguh.

b) Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar

dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c) Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya

selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu

mengembangkan potensinya di luar kelas.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pesngkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu

alternatif dalam meningkatkan penguasaan unggah-ungguh basa dalam

pembelajaran Bahasa Jawa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar

diperoleh hasil yang lebih baik.