jurnal translate
DESCRIPTION
Jurnal translateTRANSCRIPT
Gangguan Defisit atensi / Hiperaktif pada Orang Dewasa
. .
Timothy E. Wilens, MD
Stephen V. Faraone, PhD
Joseph Biederman, MD
efisit perhatian/gangguan
hiperaktif merupakan
gangguan perilaku dan perhatian
yang mempengaruhi rata-rata 3-9
persen dari anak-anak pada usia
sekolah dan sekitar 4 persen dari
orang dewasa yang tersebar di
seluruh dunia.1-3 Meskpun GPPH
(gangguan pemusatan perhatian)
dahulu dikenal/ diketahui sebagai
gangguan yang tidak menetap/
menghilang setelah usia dewasa,
namun penelitian terbaru pada
saat ini menjelaskan bahwa
gangguan ini menetep hingga
usia dewasa terutama pada
individu yang waktu anak-anak
menderita gangguan ini.4
D
Penelitian GPPH dengan metode
longitudinal pada usia remaja
menunjukkan bahwa gejala-
gejala hiperaktif dan impulsif
bisa menghilang namun gejala
pada gangguan pemusatan
perhatian atau atensi tetap
bertahan.5 Penelitian secara klinis
pada orang dewasa dengan
GPPH menunjukkan bahwa
sekitar 50% pasien masih
didapatkan gejala hiperaktif dan
impulsif serta 90% pasien masih
memiliki gejala-gejala gangguan
atensi.6 Sehingga pada pasien
dengan GPPH pada masa remaja
dan cenderung berlanjut pada
masa dewasa memiliki gangguan
pada kognitif yang terutama pada
hilangnya fungsi eksekusi yang
meliputi diantaranya masalah
pengkodean manipulasi
informasi dan manajemen
terhadap waktu serta kelompok
organisasi.7
GPPH pada usia dewasa
umumnya memiliki disfungsi
dalam riwayat pendidikannya
diantaranya, masalah disiplin,
kemungkinan remedial yang
tinggi, mengikuti bimbingan
belajar tambahan dan gangguan
dalam membaca.8 Masalah-
masalah yang biasanya dialami
pada masa sekolah sering
berlanjut dan memburuk ketika
menapakan pendidikan di
perguruan tinggi, sehingga
menyebabkan seseorang kurang
berprestasi dan memliki nilai
rata-rata yang rendah (IPK) serta
membutuhkan waktu yang lama
untuk menyelesaikan
pendidikannya.2 GPPH pada usia
dewasa cenderung memiliki
rendahnya status sosioekonomi,
profesionalitas, sering
mengganti-ganti pekerjaan,
kesulitan dalam bekerja dan
masalah internal dalam keluarga
hingga berakhir dengan
perceraian.9 Pelanggaran dalam
berkendara, tabrakan dan tingkat
kemampuan mengemudi yang
buruk pada simulator berkendara
merupakan masalah-masalah
yang sering ditemukan dalam
masyarakat pada pasien
GPPH.3,10 Jika seseorang
didapatkan adanya kecanduan
suatu zat (misal alkohol, berjudi,
rokok atau obat-obatan,
pelanggaran lalu-lintas yang
berulang (kegagalan
memperbaharui lisensi dan
kegagalan untuk menjalani hidup
(diantaranya .dalam hal
keuangan, pekerjaan dan
akademik)-terutama dalam
konteks adanya riwayat GPPH
dalam keluarga maka seharusnya
seseorang dengan masalah-
masalah diatas dianjurkan
mengikuti skrining untuk
penilaian gangguan GPPH.
Diagnosis GPPH.
Pada orang dewasa suatu
gangguan defisit antensi/
hiperaktif dapat didiagnosis
berdasarkan gejala-gejala pada
GPPH (sebagaimana
didefinisikan dalam diagnostik
dan statistikal manual gangguan
mental edisi ke IV (DSM-IV)11
dan pada anamnesa yang teliti
terdapat adanya gejala-gejala
seperti ini sejak masa kanak-
kanak.11
Menurut DSM-IV diagnosis
suatu individu dengan GPPH
harus memenuhi kriteria dari
poin B hingga E dan haru
memiliki minimal 6 dari gejala-
gejala yang tertera di poin A
diantaranya pada A1 adanya
gangguan-gangguan atensi dan
A2 gangguan-gangguan
hiperaktif/ impusif. Gejala-gejala
ini tidak hanya bertahan selama 6
bulan saja, namun terbukti
adanya gangguan beradaptasi dan
tidak konsisten dalam tingkat
perkembangan.11
Dalam gangguan pemusatan
perhatian, gejala-gejalanya antara
lain:
a. Sering gagal dalam
memberikan suatu perincian
atau sering ceroboh di sekolah
dan dalam pekerjaan serta
pada suatu kegiatan lain.
b. Mengalami kesulitan dalam
mempertahankan perhatian
pada mengerjakan tugas dan
kegiatan bermain
c. Tampak tidak mendengarkan
saat sedang berbicara dengan
seseorang secara langsung
d. Sering tidak mengikuti
instruksi dan gagal dalam
menjalankan proses
pendidikan di sekolah,
pekerjaan rumah dan tugas-
tugas ditempat kerja (sering
melakukan yang berlawanan
atau kegagalan dalam
memenuhi instruksi.
e. Kesulitan dalam merangkum
suatu tugas-tugas dan
memanajemen aktivitasnya
f. Sering menghindar, tidak
menyukai atau enggan untuk
terlibat dalam tugas-tugas
yang membutuhkan ketahanan
mental (seperti disekolah dan
dirumah)
g. Sering kehilangan hal-hal
yang diperlukan dalam
menyelesaikan suatu
pekerjaan (misalnya tugas-
tugas sekolah, pensil, buku,
atau alat-alat menulis lainnya.
h. Sering mudah terganggu
dengan stimulus eksternal.
i. Sering lupa dalam aktivitas
sehari-hari
Untuk hiperaktif, tanda-tandanya
antara lain:
a. Sering gelisah terlihat dari
gerakan tangan dan kaki yang
bergerak terus menerus
b. Sering meninggalkan tempat
duduk disekolah atau dalam
situasi lain duduk ditempat
yang tidak lazim
c. Sering berlari-lari atau
memanjat dengan ketinggian
yang secara ekstrim dalam
situasi yang tidak sesuai (saat
remaja atau dewasa,
diperkirakan akibat perasaan
yang tidak menyenangkan)
d. Sering dijalan atau bertindak
seolah-olah dikendalikan oleh
motor
e. Berbicara yang berlebihan,
secara impulsif diantaranya
1. Sering menjawab sebelum
pertanyaan selesai
dibacakan
2. Kesulitan dalam menunggu
seseorang untuk bertindak
3. Sering menyela atau
menginterupsi orang lain
4 kriteria yang terakhir dari B
hingga E adalah
B. Beberapa gejala gangguan
pemusatan perhatian dan
hiperaktif telah ada sebelum
usia 7 tahun
C. Beberapa gangguan telah ada
dalam kehidupan sehari-hari
(misalnya di sekolah,
lapangan kerja dan rumah)
D. Harus ada bukti yang nyata
dan tanda klinis yang
signifikan dalam kehidupan
sosial, akademis dan di
lapangan kerja
E. Gejala tidak berhubungan
dengan adanya gangguan
perkembangan pervasif atau
gangguan mental lainnya.
(misal; gangguan mood,
gangguan kecemasan,
gangguan disosiatif atau
ganggian kepribadian).
Penelitian menunjukan bahwa
dalam mendiagnosa GPPH
berdasarkan metode retrospektif
pada orang dewasa merukan
medode yang valid dalam
mendiagnosa GPPH. Murphy dan
Schacar12 melaporkan bahwa
gangguan GPPH masa kanak-
kanak serta gejala-gejala yang
ditimbulkan dengan gejala-gejala
yang timbul pada saat dewasa
atau orang tua sangatlah
berkolerasi. Hal penting yang
ditemukan pada penelitian ini
adalah ada hubungan yang kuat
antara pasien sendiri bersama
pasien dengan gangguan GPPH
yang lain berdasarkan gejalanya.
Namun dalam memastikan
keakuratannya dalam
mendiagnosa GPPH dilakukan
wawancara klinis secara
individual dengan pasien dan
keluarga berdasarkan skala
Interview yang sama seperti
Skala penilaian GPPH dan Skala
penilaian Conners yang mana
digabungkan dengan kriteria-
kriteria dari DSM-IV merupakan
penialaian yang sangat valid dan
dipertahankan.13,14 Skala pada
penilaian Gangguan Defisit
Atensi Brown dan Skala Wender-
Reimherr juga sering digunakan
dalam mendiagnosis GPPH pada
usia dewasa.14
Gangguan-gangguan psikiatri
dan pembelajaran secara simultan
juga pada sebagian besar dewasa
muda dengan GPPH
menyebabkan adanya gangguan
kecemasan, depresi, perokok dan
penggunaan obat-obat terlarang
jika dibandingkan dengan pada
dewasa muda tanpa gangguan
GPPH.9 Sebaliknya sekitar 15
hingga 20 persen pasien dewasa
muda dengan gangguan
kecemasan, gangguan depresi
dan gangguan bipolar adalah
pasien dengan GPPH.15-17 Karena
gangguan-gangguan atensi juga
terdapat pada gangguan-
gangguan lain (diantaranya
gangguan depresi, kecemasan,
demensia) sehingga dalam
memperhatikan adanya gejala-
gejala yang bersifat logitudinal
dan ditambah dengan gangguan
GPPH sehingga diperkirakan
berhubungan dengan defisit
kognitif yang nyata yang
berhubungan dengan gangguan
lain yang membutuhkan
diagnosis yang lebih akurat.
Sehingga dalam mendiagnosa
pasien dewasa dengan gangguan
GPPH sering dilema atau secara
klinis tampak bersamaan dengan
gangguan depresi, gangguan
bipolar, gangguan panik dan
gangguan akibat penyalahgunaan
zat maka sering dibutuhkan
rujukan pada dokter dengan
pengalaman secara praktis
terhadap gangguan GPPH.
Supektibilas Gangguan
Genetik GPPH pada orang
dewasa
Keluarga, saudara kembar,
adopsi, dan penelitian molekular
genetik pada GPPH menunjukan
bahwa genetik mempengaruhi
etiologi terjadinya GPPH.
Gangguan genetis merupakan
etiologi terbesar penyebab
gangguan psikiatri sekitar 70%.18
Penelitian pada riwayat keluarga
menunjukan bahwa risiko tinggi
gangguan GPPH sering terjadi
pada individu dengan riwayat
penyakit keluarga dengan
gangguan GPPH juga.19
Penilitian ini menunjukan adanya
faktor biologis yang kuat
terutama GPPH pada usia dewasa
dibandingkan usia muda.20
Penelitian yang dilakukan pada
usia dewasa dan kanak-kanak
menunjukkan adanya faktor-
faktor gen yang berperan sebagai
etiologi GPPH diantaranya gen
reseptor dopamin D2, gen
dopamine-beta-hydroxylase, gen
transport dopamin, SNAP-25,
dan gen dopamin reseptor D4.21
Terutama pada penelitian
terhadap reseptor d4, dimana
merupakan varian gen yang
berfungsi dalam memperantarai
respon terhadap neurotransmiter
epinefrin dan dopamin yaitu
neurotransmiter yang
berhubungan dengan
patofisiologi dari GPPH.22
Anomali Otak pada Individu
dengan GPPH pada usia
dewasa.
Pada beberapa kepustakaan
menjelaskan adanya hubungan
yang merupakan implikasi
terhadap struktur dan fungsi dari
otak yang menyebabkan
terjadinya perjalanan
patofisiologi dari GPPH.23-25
Telah diketahui sejak dahulu
bahwa pada individu dengan
gangguan GPPH menunjukan
sikap kerja yang tidak sesuai
dalam mengerjakan tugas,
hipervigilance/ pemusatan yang
berlebih terhadap hal-hal yang
tidak penting, tidak ada hambatan
dalam beraktivitas, organisasi,
perencanaan, kemampuan
kompleks dalam mengatasi
masalah, ganguan pada
kemampuan dalam berbicara dan
berbahasa serta daya ingat.
Pada penelitian terakhir
menyebutkan bahwa adanya
hubungan walaupun minimal
antara gangguan struktural otak
dengan GPPH berdasarkan
gejala-gejala yang ditimbulkan.23
Umur, ketidakmampuan dalam
pembelajaran, komorbiditas
psikiatri dan jenis kelamin tidak
dimasukan sebagai gejala-gejala
yang terjadi atau perjalanan dari
patofisiologi.23 Meskipun test
neuropsikologi bukan merupakan
dasar dalam mendiagnosis GPPH
namun dapat digunakan dalam
Tabel. Farmakoterapi pada Usia dewasa dengan gangguan defisit atensi/hiperaktif
Medication Dosis harian, mg*
Jadwal minum obat
Efek samping
Stimulan: Metilfenidate
Amfetamin Dextroamfetamin Dan campuran Magnesium Pemoline
20-100 mg
10-60 mg
75-150 mg
2-4x/hari
3x/hari
1-2x/hari
Insomnia, BB, sakit kepala, Gelisah
Insomnia, BB, sakit kepala, Gelisah, ↑denyut nadi dan TD
Insomnia, BB, sakit kepala, Gelisah, Gangguan fungsi liver
Agen Noradrenergik Atomoxetine
40-120 mg 1-2x/hari Gangguan tidur, distres gastrointestinal, nausea, sakit kepala, ↑denyut nadi dan TD
Antidepresan: Trisiklik Despramine Imipramine
Nortrityline
Bupropion
100-300
50-200
150-450
1-2x/hari
1-2x/hari
1-2x/hari
Mulut kering, konstipasi, perubahan tanda vital dan EKGMulut kering, konstipasi, perubahan tanda vital dan EKGInsomnia, resiko kejang (dosis > 6mg/kg, kontraindikasi bulimia
mengenal masalah-masalah lain
termasuk gangguan disabilitas,
fungsi kognitif yang menurun
dan defisit dari proses informasi
pada otak.
Berdasarkan review26 yang telah
dijelaskan diatas maka dapat
diperkirakan adanya hubungan
dari fungsi-fungsi otak pada area
tertentu yang bertanggung jawab
dalam gangguan perhatian serta
fungsi eksekutif yang terjadi
pada anak-anak dengan gangguan
GPPH. Pada kortek cingulate
bertanggung jawab serta berperan
dalam aspek motivasi pada
kemampuan mempertahankan
atensi dan seleksi serta inhibisi.
Sistem saraf pusat terutama pada
daerah prefrontal dan parietal
bertanggung jawab dalam
pengaktifan dan perhatian/ atensi
terhadap modalitas dari
sensorik.26,27 Pada bagian lobus
parietal inferior dan sulkus
temporal superior berperan dalam
representasi daerah sekitar/
secara ekstra personal yang
memainkan peran penting dalam
pemilihan fokus dan target dari
stimuli. Area-area yang berperan
antara lain pengaktifan sistem
retikular batang otak dan inti
nuklei retikular talamik mengatur
gangguan-gangguan irama
konsentrasi/ atensi dan
menyaringnya. Gangguan pada
beberapa area otak diantaranya
anterior hipokampus, ventral
anterior dan dorsolateral
thalamus, anterior cingulate,
korteks parietal dan dorsolateral
prefrontal korteks memainkan
peran dalam memory.
Penelitian Gambaran
Radiologi
Dalam kepustakaan tentang
neuroimaging dimana yang
digunakan ialah Computed
tomography (CT-scan) atau
magnetic resonance imaging
(MRI) menunjukan adanya
kelainan pada struktur otak pada
gangguan GPPH. Diantaranya
terjadinya penurunan volume
pada korteks lobus frontal,
serebelum dan struktur dari
subkortikal.28
Adanya keterlibatan struktural
subkortikal frontal pada
patofisiologis dari GPPH.29
Sebagai contoh pada Emisi
positron tomography (PET) pada
gangguan GPPH, Zametkin30
menyebutkan bahwa adanya
penurunan secara global dan
regional terhadap metabolisme
glukosa pada area korteks
premotor dan korteks prefrontal
superior. Penelitian yang
dilakukan radiolog
memperkirakan ada 3 struktur
subkortikal yang berperan
diantaranya caudate, putamen
dan globus palidus diaman
bertanggung jawab pada sirkuit
saraf yang mendasari pengaturan
motorikm fungsi eksekutif,
inhibisi dan modulasi terhadap
reward/ imbalan. Sirkuit Frontal-
Striatialpallidal-thalamic
berfungsi sebagai umpan balik
dari pengaturan perilaku motorik.
Penurunan aktivitas dari anterior
juga ditemukan pada individu
dengan gangguan
Atens/hiperaktif dibandingkan
dengan yang tanpa adanya
gangguan GPPH.28 Telah diteliti
secara fungsional dan gambaran
radiologis bahwa tidak
terdapatnya perubahan pada
pertumbuhan otak antara anak-
anak GPPH dengan pemberian
obat-obat stimulan.31
Defisit perhatian/hiperaktif
diperkirakan merupakan defek
dari diperantarai oleh gangguan
regulasi dari katekolaminergik
dopamin dan norepinefrin.
Walaupun hal ini masih menjadi
bahan perdebatan namun adanya
peningkatan densitas transported
dopamin di striatum yang
merupakan organ target
pengobatan dari obat –obat
stimulan yang digunakan pada
terapi GPPH.32,33
Pengobatan
Pedoman pengobatan dari GPPH
sendiri masih kontroversial/
kurang.34 Sehingga dibutuhkan
kelompok-kelompok pendukung
pada anak-anak dan orang
dewasa dengan gangguan defisit
perhatian/ hiperaktif. Pembinaan
dan pelatihan dalam kelompok
sangat berperan penting dalam
ketrampilan aktivitas namun
belum ada penelitian yang
mendukung hal tersebut.
Meskipun kemajuan intervensi
psikoterapi masih merupakan
pilihan utama namun terdapat
keterbatasan data yang
menunjukkan adanya guna terapi
yang signifikan pada terapi
kognitif-perilaku. Farmakoterapi
pada anak-anak dengan gangguan
ini mempunyai efektifitas yang
baik namun pada orang dewasa
masih belum terbukti.
Pengobatan yang digunakan pada
GPPH terutama berpengaruh
pada neurotranmisi dari
katekolamin diantaranya
dopamin dan norepinefrin. Pada
penelitian35 yang melibatkan 15
jenis pengobatan stimulan
(n=482 peserta) dan 28 jenis
pengobatan nonstimulan (n=1179
peserta) termasuk diantaranya
inhbitor reuptake noradrenergik,
antidepresan dan agen-agen
kolinergik yang mempunyai
peran dalam pengobatan GPPH
usia dewasa. (table)
Telah disetujui oleh US Food
and Drug penambahan senyawa
amfetamin dan inhibitor reuptake
noradrenergik spesifik yaitu
atomoxetine. Pada pengobatan
stimulasi diantaranya amfetamin,
metilfenidate dan pemoline
dimana berkerja dalam
menghambat/ memblok dopamin
dan norepinefrin reuptake
presinaptik menyebabkan
terjadinya akumulasi dari
dopamin dan norepinefrin secara
langsung. Terutama Atomoxetine
dimana menghambat terjadinya
reuptake norepinefrin sehingga
terjadi peningkatan sinaps
norepinefrin.36 Kombinasi dari
plasebo dan stimulan,
atomoxetine dan antidepresan
katekolaminergik telah
menunjukan perbaikan jangka
pendek yang signifikan pada
gejala-gejala dari GPPH.38-40
Pengobatan stimulan
metilfenidate dan amfetamin
merupakan terapi farmakologis
paling sering dan sangat efektif
pada dosis yang tepat. Pada
pengobatan stimultan memiliki
onset kerja cepat dan lama kerja
antara lain 4 hingga 12 jam
tergantung berdsarkan formulasi
yang digunakan (cepat atau
jangka panjang).35 Pada
pengobatan jangka panjang,
metilfenidate menunjukan
efektifitas yang berkelanjutan
dan tolerabilitas terhadap
stimulan. Efek samping yang
paling sering pada obat ini antara
lain adanya kegelisahan,
insomnia, sakit kepala dan
peningkatan ringand dari denyut
nadi dan tekanan darah yang
perlu dikontrol/ observasi
Atomoxetine sangat berguna
pada pasien dengan adanya
gangguan kecemasan, mood atau
tik yang terjadi pada GPPH.
Penggunaan Amoxetine harus
mulai secara bertahap
(0.5mg/hari) hingga 1 bulan
(120mg/hari). Efek samping yang
dapat timbul diantaranya
gangguan gastrointesinal,
peningkatan denyut nadi dan
tekanan darah dan disfungsi
seksual pada laki-laki.37 Obat-
obat lain yang terbukti efektif
dalam pengobatan GPPH pada
orang dewasa termasu,
bupropion, desipramine dan
pemoline dimana 2 diantaranya
perlu terdapat lampiran dari level
serum (desipramine) atau
monitor fungsi hati (pemoline).35
Data-data yang terbatas pada
pengobatan GPPH dalam
meningkatkan farmakoterapi
yang terbaik yang digunakan
dalam standar pengobatan GPPH
42 pada orang dewasa dan
mencegah terjadi
penyalahgunaan obat. Meskipun
penggunaan obat pada gangguan
ini seumur hidup penilaian
berkala juga merupakan fakto -
faktor rekomendasi
kelanjutan terapi. Gejala yang
berkurang atau gangguan GPPH42
tanpa medikasi merupakan
sebuah sinyal bahwa pengobatan
secara medis tidak diperlukan
lagi
Ringkasan
Gangguan defisit
atensi/hiperaktif pada usia
dewasa dapat diidentifikasi
secara tepat dan reliabel.
Gambaran klinis yang khas yang
berkembang dari usia anak-anak
hingga dewasa. Diagnosis pasti
dari GPPH sendiri berdasarkan
acuan kriteria DSM IV.
Umumnya GPPH pada individu
dengan usia dewasa mengalami
kegagalan studi, pengembangan
karir, berkendara dan hubungan
interpersonal yang buruk. Pada
penilitian tentang genetik sendiri
terdapat keterkaitan yang
bermakna antara etiologi genetik
gangguan GPPH dan disregulasi
katekolaminergik. Sehingga
muncul strategi pengobatan yang
bertolak pada psikoterapi,
stimulan dan nonstimulant
REFERENCES1. Faraone SV, Sergeant J, Gillberg C, Biederman J.The worldwide prevalence of ADHD: is it an Americancondition? W Psychiatry. 2003;2:104-113.2. Heiligenstein E, Conyers LM, Berns AR, Miller MA,Smith MA. Preliminary normative data on DSM-IV attention
deficit hyperactivity disorder in college students[published correction appears in J Am CollHealth. 1998;46:213]. J Am Coll Health. 1998;46:185-188.3. Murphy K, Barkley RA. Prevalence of DSM-IV symptomsof ADHD in adult licensed drivers: implicationsfor clinical diagnosis. J Attent Disord. 1996;1:147-161.4. Weiss G, Hechtman L, Milroy T, Perlman T. Psychiatricstatus of hyperactives as adults: a controlledprospective 15-year follow-up of 63 hyperactive children.J Am Acad Child Psychiatry. 1985;24:211-220.5. Achenbach TM, Howell C, McConaughy S, StangerC. Six-year predictors of problems in a national sample,IV: young adult signs of disturbance. J AmAcad ChildAdolesc Psychiatry. 1998;37:718-727.6. Millstein RB, Wilens TE, Biederman J, Spencer TJ.Presenting ADHD symptoms and subtypes in clinicallyreferred adults with ADHD. J Affent Disord. 1997;2:159-166.7. Barkley RA. Behavioral inhibition, sustained attention,and executive functions: constructing a unifyingtheory of ADHD. Psychol Bull. 1997;121:65-94.8. Wender P. The Hyperactive Child, Adolescent, andAdult: Attention Deficit Disorder through the Lifespan.New York, NY: Oxford University Press; 1987.9. Biederman J, Faraone SV, Spencer T, et al. Patternsof psychiatric comorbidity, cognition, and psychosocialfunctioning in adults with attention deficithyperactivity disorder. Am J Psychiatry. 1993;150:1792-1798.10. Barkley RA, Murphy KR, Dupaul GI, Bush T. Drivingin young adults with attention deficit hyperactivitydisorder: knowledge, performance, adverse outcomes,and the role of executive functioning. J IntNeuropsychol Soc. 2002;8:655-672.11. American Psychiatric Association. Diagnostic andStatistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition.Washington, DC: American Psychiatric Association;1994.12. Murphy P, Schachar R. Use of self-ratings in theassessment of symptoms of attention deficit hyperactivitydisorder in adults. Am J Psychiatry. 2000;157:1156-1159.13. Mannuzza S, Klein RG, Klein DF, Bessler A, ShroutP. Accuracy of adult recall of childhood attention deficithyperactivity disorder. Am J Psychiatry. 2002;159:1882-1888.14. Adler L, Cohen J. Diagnosis and evaluation ofadults with ADHD. In: Spencer T, ed. Psychiatric Clinicsof North America. Vol 27. Philadelphia, Pa: SaundersPress; 2004:187-202.15. Alpert J, Maddocks A, Nierenberg A, et al. Attentiondeficit hyperactivity disorder in childhoodamong adults with major depression. Psychiatry Res.1996;62:213-219.16. Levin FR, Evans S, Kleber HD. Prevalence of adultattention-deficit/hyperactivity disorder among cocaineabusers seeking treatment. Drug Alcohol Depend.1998;52:15-25.17. Fones CS, Pollack MH, Susswein L, Otto M. Historyof childhood attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) features among adults with panic disorder.J Affect Disord. 2000;58:99-106.18. Hudziak J, Heath A, Madden P, et al. Latent classand factor analysis of DSM-IV ADHD: a twin studyof female adolescents. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry.1998;37:848-857.19. Biederman J, Faraone SV, Mick E, et al. High riskfor attention deficit hyperactivity disorder among childrenof parents with childhood onset of the disorder:a pilot study. Am J Psychiatry. 1995;152:431-435.20. Faraone SV. Genetics of adult attention deficit hyperactivitydisorder. In: Spencer T, ed. Psychiatric Clinicsof North America. Vol 27. Philadelphia, Pa: SaundersPress; 2004:303-321.21. Faraone SV. Report from the third internationalmeeting of the Attention-Deficit Hyperactivity DisorderMolecular Genetics Network. Am J Med Genet.
2002;114:272-276.22. Lanau F, Zenner MT, Civelli O, Hartman DS. Epinephrineand norepinephrine act as potent agonistsat the recombinant human dopamine D4 receptor.J Neurochem. 1997;68:804-812.23. Hervey AS, Epstein J, Curry JF. The neuropsychologyof adults with attention deficit hyperactivitydisorder: a meta-analytic review. Neuropsychology.In press.24. Epstein JN, Conners CK, Erhardt D, March JS,Swanson JM. Asymmetrical hemispheric control of visual-spatial attention in adults with attention deficithyperactivity disorder. Neuropsychology. 1997;11:467-473.25. Johnson DE, Epstein JN, Waid LR, Latham PK, VoroninKE, Anton RF. Neuropsychological performancedeficits in adults with attention deficit/hyperactivity disorder. Arch Clin Neuropsychol. 2001;16:587-604.26. Faraone SV, Biederman J. Pathophysiology of attention-deficit/hyperactivity disorder. In: Davis KL,Charney D, Coyle JT, Nemeroff C, eds. Neuropsycho-pharmacology: The Fifth Generation of Progress. Philadelphia,Pa: Lippincott Williams &Wilkins; 2002:577-596.27. Posner MI, Petersen SE. The attention system of thehuman brain. Ann Rev Neurosci. 1990;13:25-42.28. Seidman LJ, Valera E, Bush G. Brain functionand structure in adults with attention-deficit/hyperactivity disorder. In: Spencer T, ed. PsychiatricClinics of North America. Vol 27. Philadelphia, Pa:Saunders Press; 2004:323-347.29. Schweitzer JB, Faber TL, Grafton ST, Tune L, HoffmanJM, Kilts CD. Alterations in the functional anatomyof working memory in adult ADHD. Am J Psychiatry.2000;157:278-280.30. Zametkin AJ, Nordahl TE, GrossM, et al. Cerebralglucose metabolism in adults with hyperactivity of childhoodonset. N Engl J Med. 1990;323:1361-1366.31. Castellanos FX, Lee PP, SharpW, et al. Developmentaltrajectories of brain volume abnormalities inchildren and adolescents with attention-deficit/hyperactivity disorder. JAMA. 2002;288:1740-1748.32. Krause K, Dresel SH, Krause J, Kung HF, TatschK. Increased striatal dopamine transporter in adult patientswith attention deficit hyperactivity disorder: effectsof methylphenidate as measured by single photonemission computed tomography. Neurosci Lett.2000;285:107-110.33. Volkow N, Wang G, Fowler J, et al. Dopaminetransporter occupancies in the human brain inducedby therapeutic doses of oral methylphenidate. Am JPsychiatry. 1998;155:1325-1331.34. McDermott SP, Wilens TE. Cognitive therapy foradults with ADHD. In: Brown T, ed. Subtypes of AttentionDeficit Disorders in Children, Adolescents, andAdults. Washington, DC: American Psychiatric PressInc; 2000:569-606.35. Wilens T. Drug therapy for adults with attentiondeficithyperactivity disorder. Drugs. 2003;63:2395-2411.36. Solanto MV. Neuropsychopharmacological mechanismsof stimulant drug action in attention-deficit hyperactivitydisorder: a review and integration. BehavBrain Res. 1998;94:127-152.37. Michelson D, Adler L, Spencer T, et al. Atomoxetinein adults with ADHD: two randomized, placebocontrolledstudies. Biol Psychiatry. 2003;53:112-120.38. Wender PH, Reimherr FW, Wood D, WardM. Acontrolled study of methylphenidate in the treatment
of attention deficit disorder, residual type, inadults. Am J Psychiatry. 1985;142:547-552.39. Spencer T, Wilens TE, Biederman J, Faraone SV,Ablon S, Lapey K. A double blind, crossover comparisonof methylphenidate and placebo in adults withchildhood onset attention deficit hyperactivity disorder.Arch Gen Psychiatry. 1995;52:434-443.40. Spencer T, Biederman J, Wilens T, et al. Efficacyof a mixed amphetamine salts compound in adults withattention- deficit/hyperactivity disorder. Arch Gen Psychiatry.2001;58:775-782.41. Wilens TE, Spencer TJ, Biederman J, et al. A controlled
clinical trial of bupropion for attention deficithyperactivity disorder in adults.AmJ Psychiatry. 2001;158:282-288.42. Cox DJ, Merkel RL, Kovatchev B, Seward R. Effectof stimulant medication on driving performance ofyoung adults with attention-deficit hyperactivity disorder:a preliminary double-blind placebo controlledtrial. J Nerv Ment Dis. 2000;188:230-234.43. Wilens T, Faraone S, Biederman J, GunawardeneS. Does stimulant therapy of attention-deficit/hyperactivity disorder beget later substance abuse: ameta-analytic review of the literature. Pediatrics. 2003;111:179