jurnal tht

2
THREAT Membantu untuk Mengidentifikasi Pasien Epistaksis yang Memerlukan Transfusi Darah Karin Murer, Nader ahmad, Beatrice A Roth, David Holzmann and Michael B Soyka Abstrak Tujuan : Untuk menganalisis karakteristik pasien dan faktor risiko potensial pada pasien epistaksis dengan anemia yang membutuhkan transfusi darah. Desain : Studi kohort retrospektif. Pengaturan : Suatu penelitian kohort yang dilakukan pada 591 pasien epistaksis, secara prospektif dilakukan Maret 2007 sampai April 2008 di Departemen THT Rumah Sakit Universitas Zurich, yang dievaluasi tentang kebutuhan untuk transfusi darah. Metode : yang dievaluasi adalah grafik klinis dan rekam medis pasien. Hasil pengukuran utama : Parameter umum yang meningkatkan risiko terjadinya anemia berat akibat epistaksis. Hasil : Dua puluh dua pasien memerlukan transfusi darah karena kondisi kesehatan mereka. 22,7% pasien menderita epistaksis traumatis. Selanjutnya, 27,3 % pasien memiliki kondisi medis yang telah diketahui dengan kecenderungan perdarahan yang meningkat. Proporsi ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok pasien yang tidak memerlukan transfusi darah. Kemungkinan rasio (odds ratio) untuk menerima transfusi darah adalah 14,0 pada pasien dengan gangguan 1

Upload: qyura

Post on 24-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Jurnal THT

TRANSCRIPT

THREAT Membantu untuk Mengidentifikasi Pasien Epistaksis yang Memerlukan Transfusi DarahKarin Murer, Nader ahmad, Beatrice A Roth, David Holzmann and Michael B Soyka

AbstrakTujuan: Untuk menganalisis karakteristik pasien dan faktor risiko potensial pada pasien epistaksis dengan anemia yang membutuhkan transfusi darah. Desain: Studi kohort retrospektif. Pengaturan: Suatu penelitian kohort yang dilakukan pada 591 pasien epistaksis, secara prospektif dilakukan Maret 2007 sampai April 2008 di Departemen THT Rumah Sakit Universitas Zurich, yang dievaluasi tentang kebutuhan untuk transfusi darah. Metode: yang dievaluasi adalah grafik klinis dan rekam medis pasien. Hasil pengukuran utama : Parameter umum yang meningkatkan risiko terjadinya anemia berat akibat epistaksis.Hasil : Dua puluh dua pasien memerlukan transfusi darah karena kondisi kesehatan mereka. 22,7% pasien menderita epistaksis traumatis. Selanjutnya, 27,3 % pasien memiliki kondisi medis yang telah diketahui dengan kecenderungan perdarahan yang meningkat. Proporsi ini secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pada kelompok pasien yang tidak memerlukan transfusi darah. Kemungkinan rasio (odds ratio) untuk menerima transfusi darah adalah 14,0 pada pasien dengan gangguan hematologi, 4,3 pada pasien epistaksis traumatis dan 7,7 pada pasien perdarahan posterior. Pasien epistaksis yang membutuhkan transfusi darah lebih sering terjadi pada pasien yang mengalami perdarahan hidung (epistaksis) bagian posterior serta membutuhkan terapi bedah. Kesimpulan : Pasien dengan epistaksis berat baik dari bagian posterior hidung atau dengan gangguan hematologi yang diketahui atau epistaksis traumatis harus dipantau ketat oleh parameter analisis darah untuk mengevaluasi indikasi hemotransfusi. Akronim THREAT (Trauma, Hematologic disorder, and REAr origin of bleeding Transfusi) membantu untuk mengingat dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko menerima transfusi darah.Kata kunci : Epistaksis , Anemia , transfusi darah.1