jurnal tamsis k3

Upload: ar-dean-agusman

Post on 13-Jul-2015

473 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN PELAKSANA K-3 DALAM PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGRomlah F, ST Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Tamansiswa Palembang

PENDAHULUAN Dalam Proyek atau dalam situasi yang bagaimana pun, salah satu tugas sangat mendasar dari orang orang yang menyelenggarakan manajemen adalah melaksanakan pengendalian dan pengawasa terhadap pekerjaan. Seharusnya Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu proyek konstruksi, termasuk proyek pembangunan Gedung Pendidikan ini. Namaun, hampir tidak ada kontraktor proyeksi di kota ini yang mau menerapkan Program K3 dengan baik. Hal ini bisa mengakibatkan, tidak saja kerugian material dan waktu kerja yang hilang, nyawa manusia pun bisa melayang. Dapat dilihat Analisa Penelitian K3 seperti di bawah ini : Pernahkah Anda melihat tukang tukang yang memanjat tinggi pada bangunan Proyek yang sedang dikerjakan itu, menggunakan Safety Belt ?. . Pernahkah Anda melihat pekerja pekerja yang berlalu lalang di sekitar proyek pembangunan gedung, menggunakan Safety Helm ?.. Atau Pernahkah Anda melihat proyek pembangunan gedung menggunakan Safety Net Untuk mengantisipasi terhadap kejatuhan material atau sampah sisa pembangunan ?.. Silakan Anda lihat. Bila ada, hanya berapa persenkah yang menerapkan K3 tersebut ? Permasalahan yang paling mendasar pada pekerjaan tentang keselamatan kerja 1. Tidak memanfaatkan perlengkapan K3

2. Kurangnya Pemahaman bahaya yang timbul dari perjaan itu sendiri. 3. Kurangnya Pengetahuan perlengkapan K3 tentang

4. Minimnya peralatan K3 di lokasi proyek Sedangkan Penyebab Terjadinya kecelakan kerja pada proyek sangat banyak antara lain adalah : 1. Kegiatan berbahaya. dengan kecepatan yang

2. Pisikologi Pekerja (Permasalahan Pribadi Pekerja). 3. Mengambil posisi yang kurang sempurna. 4. Berkerja pada peralatan yang bergerak atau perlengkapan yang berbahaya.

Contoh : Penempatan Tangga yang kurang sempurna sehingga akan bergerak pada saat ada beban di atasnya.

5. 6.

Mengganggu, menyalahgunakan peralatan dan mengejutkan sesama pekerja Menggunakan peralatan yang rusak atau cacat manajemen

Sasaran dari manajemen pengendalian adalah : 1.

Adanya tanggung jawab tunggal yang terintergrasi ditangan pimpinan proyek / konsultan / pengawas lapangans sebagai orang yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi perusahan yang ada di peroyek.

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

2. Adanya perencanaan pengawasan yang terintegrasi dari semua kegiatan bagian bagian tabu unit unit fungsional, yang ada dalam struktur organisasi proyek selama proses siklus kegiatan pelaksanaan manajemen. Pengawas adalah tindakan yang dilakukan untuk menjadi segala kegiatan diproyek dapat berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dapat berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan demikian, maka pengawasan itu merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana pengendalian. Dasar proses pengawasan adalah apa yang akan diawasi dan bagaimana cara melaksanakan pengawasan tersebut. Secara system, proses pengawasan terdiri dari tiga langkah : A. Mengawasi sesuai standar, ukuran yang ditetapkan. Atas dasar / objektifitas yang telah ditetapkan dalam rencana, maka dapat ditentukan standar. Ada beberapa macam standar tergantung pada tujuan yang akan dicapai dapat secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk dapat lebih nyata dalam pengukuran hasil dicapai, maka ditentukan standar pengawasan dalam istilah fisik seperti jumlah dalam produksi, volume pekerjaan waktu (jam kerja), biaya yang dikeluarkan, serta mutu yang dihasilkan dari proyek yang kita lakukan. B. Mengadakan pengukuran atau penilaian pelaksanaan. Pengukuran pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan standar standar yang telah ditetapkan, hingga memungkinkan diperoleh adanya penyimpangan (deviasi) dari rencana. Hal ini sangat penting dalam kaitan mendapatkan pelaksanaan yang tepat. C. Menghitung nilai penyimpanan (devisa). Dengan cara memandingkan antara pelaksanaan dengan standar dan rencana. Hasil pelaksanaan diukur dengan standar yang telah ditentukan dengan demikina kalau terjadi penyimpangan

penyimpangan yang dapat merugikan proyek dapat segera kitah ketahui. Adapun penyebab yang timbul dari kecelakaan itu sendiri dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Perbuatan manusia yang tidak mematuhi keselamatan kerja. 2. Peralatan yang sudah tidak layak lagi dipakai. 3. Diluar kemampuan manusia (misalnya bencana alam). Oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila kontraktor memberikan perhatian kepada tenaga kerja tentang keselamatan dan kesejahteraan kerja K3 guna untuk mencegah angka kecelakaan kerja dan kesehatan pada semua pekerja. Keselamatan Kerja Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja mengingat kerugian yang akan ditimbulkan tidak hanya korban jiwa, materi yang tidak sedikit baik pekerja dan pengusaha, tertundanya proses produksi, hingga kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak bagi masyarakat luas, Untuk itulah diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada semua pekerjaan konstruksi. Menurut Kepala Badan Pembina Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) Sumaryanto Widayatin saat membuka Training of Trainer (TOT) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bahkan seharusnya tidak hanyadi terapkan sampai saat pekerjaan konstruksi, namun hasil pekerjaan konstruksi dipakai masyarakat. Prevention tidak cuma dilaksanakan saat pekerja atau pekerjaan berlangsung tapi hingga setelah bangunan digunakan dengan selamat bagi masyarakatl luas, ditegaskan Sumaryanto. (di Jakarta). Departemen Pekerjaan Umum sendiri sebagai Pembina Jasa Konstruksi sangat menyadari arti penting Manajemen K3. Departemen PU serta mitra kerja telah menandatangani Kewajiban K3 dan Pakta Komitmen yang berisikan tekad untuk membanguan budaya K3 dalam penyelenggaraan konstruksi.

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

Bahkan ke depan penilaian sistem K3 akan dilakukan dalam proses evaluasi pemilihan penyedian jasa untuk proyek yang didanai APBN/APBD/Pinjaman Luar Negeri. Tentunya tidak hanya berhenti demikian, BPKSDM sebagai pelaksana pembina Jasa konstruksi melihat bahwa penanganan permasalahan K3 di indonesia yang bertumpu pada tenaga kerja dilakukan melalui keteladanan melalui Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi yang memiliki peran terbesar dalam usaha merubah paradigma K3 Konstruksi. Salah satu langkah nyatanya melalui TOT Konstruksi ini yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan. Pencegahan Kecelakaan Berdasarkan uraian diatas, maka kecelakaan terjadi adanya ketimpangan dalam unsur 5M yaitu Manusia, Manajemen (Unsur Pengaturan), Material (Bahan), Mesin dan Medan. Yang dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok yang saling terkait yaitu : Manusia, Perangkat keras dan Perangkat Lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada unsur kelompok tersebut, yaitu : Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain : a. Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya. Pembinaan pengetahuan dan keterampilan Menggunakan peralatan pekerjaan dengan baik dan benar. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertindak sesuai dengan keperluan perusahan. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas tentang perlunya pemakaian perlengkapan keselamatan kerja, sehingga mengetahui berbagai akibat dari mengabaikan keselamatan kerja dan peralatan kerja. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh secarah kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.

f.

Perlunya petugas teknik Pengawasan khusus untuk K3 sehingga dapat meminimalisir tingkat kecelakaan kerja.

g. Pengguna perlengkapan Standar K3. h. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara kedalam ruang kerja sesuai dengan kebutuhan. Peralatan Standar K3 Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorangdari kecelakan atau pun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang berkerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya peralatan peralatan ini untuk digunakan. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan / perlengkapan perlindungan diri atau PersonaL Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang berkerja, yaitu : 1. Pakaian Kerja Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh pengaruh yang kurang sehat atau bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang berkerja dikantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya. Sepatu Kerja Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana mana tanpa terluka oleh benda benda tajam termasuk atau termasuk kotoran dari bagian bawah . Bagian muka

b.

c.

d.

2.

e.

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.

tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.

3.

Kaca Mata Kerja Kaca mata kerja digunakan untuk melindungi mata dari partikel partikel debu yang berukuran sangat kecil yang terkadang tidak dapat dilihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas. 7. Penutup Telinga Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang. Bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

4.

Sarung Tangan Sarung tangaan sangat diperlukaan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobak cor secara terus menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan pada besi gerobag. 8.

Masker Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan , misalnya serbuk kayu dari sisa memotong, mengamplas dan mengerut kayu.

9. 5. Helm Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.

Tangga Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

10. P3K Apabila terjadi kecelakan kerja baik yang sifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakuakan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Demikian peralataan standar K3 di proyek yang memang harus ada dan di sediakan oleh kontraktor, barangkali sifatnya wajib ingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah ketimbang sudah kejadian. Arti panting K3 pada kegiatan konstruksi

6.

Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatanya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety balt. Fungsi utama

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

1.

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan pekerja dan pemerintahan di seluruh dunia. Menurut perkiraan (ILO) setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Maka dari itu pengusaha dan pengusaha dan pekerja harus menyadari besarnya arti penting keselamatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dasar Hukum (UU No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja) Pasal 13 : Barang siapa yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat alat perlindungan diri yang diwajibkan (UU No.13 Tahun 2003, tentang Ketenaga Kerjaan) Pasal 87 : setiap perusahan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terintegrasi dengan sistem manajemen perusahan.

Penyakit yang terjadi akibat kerja dapat dicegah diperlukan kesadaran dan kemauan PAK dapat menimbulkan kelainan / cacat yang tidak dapat dipulihkan kembali kemungkinan cacat besar menyebabkan hilangnya waktu kerja. Penyakit yang timbul / terjadi adalah akibat tindakan / perbuatan manusia berupa apa yang dikerjakan, hasil yang dikerjakan , maupun alat yang dipakai kerja. Pencegahan PAK ( Penyakit Akibat Kerja) Subtitusi, mengaganti bahan bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya tanpa mengurangi hasil dan mutu pekerja. Isolasi, yaitu menjauhkan / memisahkan proses kerja yang membahayakan / mengganggu. Ventilasi, baik secaraumum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan keruangan kerja atau dengan menghisap keluar. Alat Pelindung Diri, alat ini dapat berbentuk topi pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban berat, masker khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya, kaca mata khusus, dan sebagainya.

2.

Komponen diproyek. K3 Yang perlu perhatian

Adapun Komponen K3 yang perlu diperhatikan diproyek, antara lain : 1. Peralatan kerja (Mesin, Pekakas) dalam keadaan baik dan aman. 2. Mobilitas alat berat, pastikan sesuai ketentuan dan aman bagi lingkungan.

Stres Kerja

3. Safety Plant dan indentifikasi bahaya yang dibuat oleh Kontaraktor termasuk Safety Morning. 4. Barak sanitasi dan air minum pekerja yang hiegines, aman dan sehat. 5. Pembayaran Sertifikasi. premi Jamsostek dan

Stres merupakan masalah bagi kesehatan tenaga kerja yang banyak menimbulkan kerugian materi. Stres merupakan suatu sindrom / kumpulan gejala yang merupakan respon non spesifik dari individu terhadap suatu rangsangan / tuntutan dari lingkungan. Dalam lingkungan ketenaga kerjaan stres didefinisikan sebagaisuatu ketidak seimbangan yang dihayati antara tuntutan pekerjaan dan kemampuan individu bila kegagalan yang terjadi berdampak penting.

6. Penangan emergency (No. Telp, Sisdur dll).

Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

3. 4.

Dapat berkerja dalam keadaan tenang dan nyaman. Tugas pekerja lebih effesien. jaminan untuk kelangsungan

Reaksi Tubuh Terhadap Stress Respon psikologi, berupa ganguan jiwa(mudah tersinggung, konsentrasi menurun, gejalah kecemasan, ketegangan, apatis maupun depresi). Respon prilaku, berupa perubahan prilaku (merokok dan minuman keras, menyendiri, selerah makan , prilaku seksual, obat penenang, agresif, antisosial, lesu kerja). Respon fisiologis, berupa (sistem jantung pembuluh darah, sistem pencernaan, nyeri punggung, sakit kepala, asma, gangguan menstruasi, sakit pinggang, alergi).

5. Adanya bekerja. 6. 7.

Terjadinya kerjasama antara pekerja dengan perusahaan. TK yang mengerti K3 merupakan asset perusahaan.

Manfaat K3 Bagi Kontaraktor 1. Ada korelasi yang jelas antara program K3 dengan laba usaha. 2. Dengan menerapkan K3 maka kontaraktor akan dapat mengurai biaya premi untuk asuransi. 3. Program K3 dapat mengurangi kehilangan waktu pelaksanaan proyek. 4. Program K3 dapat meningkatkan mutu pelaksanaan proyek. 5. Program K3 dapat meningkatkan citra kontraktor dalam pandangan penyedian jasa.

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 1. Pertolongan pertama adalah perawatan yang harus segera diberikan pada orang yang mengalami cedera atau sakit. 2. Pertolongan pertama tidak melakukan penanganan medis yang tepat, hanya berypa pemberian bantuan sementara. 3. Bukan mengambil alih tugas dari petugas medis, melainkan usaha darurat sebelum petugas medis datang.

Manfaat K3 Bagi Penyediaan Jasa (Owner) 1. Mengurangi beban biaya proyek. 2. Mengurangi kerugian waktu akibat terlambatnya proyek. 3. Bukti Komitmen Lapangan pada UU dan Peraturan. 4. Mengurangi penundaan pengadaan peralatan. 5. Memberi rasa aman sehingga waktu penyerapan dana dapat terpenuhi. 6. Adanya garansi terhadap terpenuhinya jadwal mutu biaya dankeselamatan kerja. Manfaat K3 Bagi Pekerja 1. 2. Mendapatkan asuransi. hak mengikuti program

Sanksi Hukum K3 Penyelenggara dari UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga kerjaan, dikenakan sanksi : Pidana Kurungan Badan dan Denda. Administratif. Teguran / Peringatan Tertulis. Pembatasan Usaha / Pembekuan. Pencabutan Izin / Pembatalan Kontrak.

Kesimpulan

Menjaga pekerja tetap sehat dan produktif.

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara

Keselamat dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin ketentuan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Dan salah satu langkah untuk lebih meminimaliskan angka kecelakaan dalam sebuah Proyek Konstruksi Bangunan Gedung sekaligus sebagai system Kontrol pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh. Standar K3 dibuat untuk membuat pekerja menjadi nyaman, aman dan selamat. Daftar Referensi Pia K Markkenen, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Indonesia, International Labour Organization, 2008. M. Ridwan, Managemen Proyek, Gaya Media Pratama, 2004. Departemen Kesehatan, Perencanaan Strategis Program Kesehatan Kerja, 2004.

Topobroto HS, Kebijakan Dan Kondisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di Indonesia, Jakarta Indonesia, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia 13/2003) tentang Tenaga Kerja. (N0.

Jurnal Ilmiah Multi Science Media Dewantara