jurnal penelitian drainase

Upload: herdyana

Post on 07-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    1/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    86

    Perencanaan Teknis Drainase Kawasan Kasang KecamatanBatang Anai Kabupaten Padang Pariaman

    Ir. Syofyan. Z , MT*, Kisman*** Staf Pengajar FTSP – ITP

    ** Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FTSPInstitut Teknologi Padang

    Jl. Gajah M ada, Kandis nanggalo, Padang [email protected]

    INTISARI

    Drainase merupakan bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuangkelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Diurut darihulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima, saluran pengumpul, saluran pembawa,

    saluran induk dan badan air penerima. Untuk menjaga keseimbangan antara aliran permukaan (Run Off)dengan peresapan (hifiltrasi) akibat perubahan tata guna lahan serta drainase yang ada terabaikan, maka

    penampang drainase yang tidak mampu lagi menampung besarnya debit banjir sehingga luapan air kedaerah-daerah perkampungan tidak dapat dihindari lagi. Dengan demikian untuk mengatasi permasalahandiatas, maka Penulis sangat tertarik membahas masalah ini sebagai tugas akhir dengan judul “PerencanaanTeknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman”.

    Adapun maksud dari perencanaan teknis drainase kawasan Kasang ini adalah untuk membuat rencana rinci saluran drainase sekunder dan tersier kawasan kasang serta meningkatkan daerah kawasan dalam pengembangan pembangunan wilayah. Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran perencanaan yang konkrit dan lengkap, dengan kapasitas penampang saluran yang mampu mengalirkandebit banjir rencana agar kawasan kasang aman dari bahaya banjir sehingga perekonomian menjadi lancardan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

    Kata Kunci: Perencanan Teknis, Drainase

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    2/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    86

    1. PendahuluanKawasan Kasang Kecamatan Batang Anai

    Kabupaten Padang Pariaman terletakdiperbatasan Kota Padang dengan KabupatenPadang Pariaman yang sebagian besarmerupakan daerah dataran rendah dan rawa,mempunyai beberapa drainase yang bermuara keBatang Anai dan selanjutnya ke pantai barat ataulautan Indonesia.

    Banjir sudah menjadi langganan didaerahini, bila turun hujan terus menerus selama 1 atau2 hari maka perkampungan kasang sudahdigenangi banjir, menurut informasi masyarakatsetempat banjir yang cukup besar terjadi 3sampai dengan 4 kali setahun dengan ketinggianair genangan 0.50 m diatas permukaan tanah.

    Berbagai upaya dan kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan banjir sudahdimulai sejak beberapa repelita, namun kawasanini tidak luput juga dari banjir, dengan adanya

    pengembangan Kota Padang ke arah utara atau perbatasan Kota Padang dengan KabupatenPadang Pariaman dan telah dibangunnya

    beberapa fasilitas umum seperti Bandara danPasar Grosir, maka kawasan ini mendapat

    perhatian untuk pengembangan wilayah, salahsatunya perlu penanggulangan banjir agarmasyarakat yang didaerah ini menjadi aman dantentram dari bahaya banjir.

    Pesatnya pembangunan yang dilaksanakan baik bersifat permanen maupun temporer yangdibangun oleh masyarakat maupun developer

    perumahan dan pabrik dikawasan kasangmengakibatkan terjadinya gejala penurunanfungsi keseimbangan antara aliran permukaan(Run Off) dengan peresapan (hifiltrasi) akibat

    perubahan tata guna lahan serta drainase yangada terabaikan, maka penampang drainase yangtidak mampu lagi menampung besarnya debit

    banjir sehingga luapan air ke daerah-daerah perkampungan tidak dapat dihindari lagi.

    BATASAN MASALAHDalam penelitian ini penulis membatasi

    ruang lingkup tentang Perencanaan TeknisDrainase Kawasan Kasang Kecamatan BatangAnai Kabupaten Padang Pariaman berupamasalah perencanaan dimensi saluran drainasesekunder dan dimensi saluran drainase tersier.

    2. METODOLOGI

    ANALISA HUJANData hujan yang diperoleh dari alat

    penakar hujan merupakan hujan yang terjadihanya padasatu tempat atau titik saja. Mengingathujan sangat bervariasi terhadap tempat,makauntuk kawasan yang luas satu alat penakar hujan

    belum dapat menggambarkan hujan wilayahtersebut.

    Dalam hal ini diperlukan hujan kawasanyang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan

    beberapa stasiun penakar hujan yang ada didalam kawasan tersebut. Ada tiga macam carayang umum dipakai dalam menghitung hujanrata-rata kawasan :

    1) Rata-rata Aljabar

    Merupakan metode yang palingsederhana dalam perhitungan hujan kawasan.

    Metode ini didasarkan pada asumsi bahwasemua penakar hujan mempunyai pengaruh yangsetara. Cara ini cocok untuk kawasan dengantopografi rata atau datar, alat penakar tersebutmerata / hampir merata dan harga individualcurah hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-ratanya. Hujan kawasan diperoleh dari

    persamaan

    2) Metode Poligon ThiessenMetode ini dikenal juga sebagai metode

    rata-rata timbang. Cara ini memberikan proporsi

    luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untukmengakomodasi ketidak seragaman jarak.Prosedur penerapan metode ini meliputi

    langkah-langkah sebagai berikut : Lokasi pos penakar hujan diplot pada peta

    DAS, antara pos penakar dibuat garis lurus penghubung

    87

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    3/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    87

    Tarik garis tegak lurus di tengah-tengahtiap garis penghubung sedemikian rupa,sehingga membentuk poligon thiessen.Semua titik dalam satu poligon akanmempunyai jarak terdekat dengan pos

    penakar yang ada di dalamnya dibandinkandengan jarak terhadap pos lainnya.Selanjutnya curah hujan pada pos tersebutdianggap representasi hujan pada kawasandalam poligon yang bersangkutan.

    Luas areal pada tiap-tiap poligon dapatdiukur dengan planimeter dan luas totalDAS dapat diketahui denganmenjumlahkan semua luasan poligon

    Hujan rata-rata Das dapat dihitung dengan

    persamaan berikut :

    n

    nn

    A A A R A R A R A

    R ......................

    ..................

    21

    2211

    Dimana :R : Curah hujan daerah rata-rataR1, R2 ....Rn : Curah hujan ditiap titik pos

    Curah hujanA1, A2 ....An : Luas daerah Thiessen yang

    mewakili titik pos curah hujann : Jumlah pos curah hujan

    3) Metode Isohyet

    Metode Isohyet terdiri dari beberapa langkahsebagai berikut :

    Plot data kedalaman air hujan untuk tiap-tiap pos penakar hujab pada peta

    Gambar kontur kedalaman air hujan denganmenghubungkan titik-titik yang mempunyaikedalaman air yang sama. Interval isohyetyang umum dipaki adalah 10 mm

    Hitung luas area antara dua garis isohyetdengan menggunakan planimeter. kalikanmasing-masing luas areal dengan rata-ratahujan antara dua isohyet yang berdekatan.

    Cara Memilih Metode

    1) Jaring-jaring pos penakar hujanJumlah pos penakar hujan cukupMetode isohyet, Thiessen atau rata-rata aljabardapat dipakai.

    Jumlah pos penakar hujan terbatasMetode rata-rata aljabar atau thiessen

    Pos penakar hujan tunggalMetode hujan titik

    2) Luas DASDAS besar ( 5000 Km2 ) yang digunakanMetode isohyet.

    Das sedang ( 500 s/d 5000 km2 ) yangdigunakan Metode thiessen

    DAS kecil ( 500 km2) yang digunakan Metoderata-rata aljabar

    3) Topografi DASPegunungan (Metode rata-rata aljabar)Dataran (Metode thiessen)Berbukit dan tidak beraturan (Metode isohyet)

    Analisa Frekuensi dan Probalitas

    Dalam ilmu stastik dikenal beberapa macamdistribusi frekuensi dan empat jenis distribusiyang banyak digunakan dalam bidang hidrologiadalah :

    1) Distribusi normal2) Distribusi Log Normal3) Distribusi Log Person III4) Distribusi Gumbel

    Uji Kecocokan

    Pengujian parameter yang sering dipakai adalah1) Uji Chi Kuadrat

    K

    i

    X

    Ef Of Ef

    1

    )(2

    X² = Harga chi- kuadrat88

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    4/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    88

    Ef = Frekuensi yang diharapkan untuk kelas iOf = Frekuensi terbaca pada kelas iK = Banyaknya kelas.

    Analisis Intensitas Hujan

    Intensitas hujan adalah tinggi ataukedalaman air hujan per satuan waktu.Sifatumum hujan adalah makin singkat hujan

    berlangsung intensitasnya cenderung makintinggi dan makin besar periode ulangnya makintinggi pula intensitasnya

    Debit Banjir Rencana

    Menganalisis debit banjir rencana drainase perkotaan dengan waktu konsentrasi yang relatif

    pendek, digunakan rumus metode rasional :Q = 0,278 . C . I . A

    Q = Debit Rencana (m3

    /detik)C = Koefisien pengaliran/limpasanI = Intensitas hujan (mm/jam)A = Luas daerah pengaliran (km 2)

    Analisa Hidrolika

    Aliran air dalam suatu saluran dapat

    berupa aliran saluran terbuka (open channelflow) dan saluran tertutup (pipe flow).

    Pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan air yang bebas, yang dipengaruhioleh tekanan udara luar secara langsung.Sedangkan pada aliran tertutup tidak terdapat

    permukaan yang bebas, oleh karena seluruh

    saluran diisi oleh air. Pada aliran tertutup permukaan air secara langsung tidak dipengaruhioleh tekanan udara luar, kecuali hanya olehtekanan hidraulik yang ada dalam aliran saja.

    Flow Chart Perencanaan Saluran Drainase

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisa Curah Hujan Rencana Pengambilan datacurah hujan dilakukan pada stasiun penangkarhujan yang terdekat, yaitu stasiun penangkarhujan Batang Kasang, Ulakan Tapakis danTabing, pengambilan data selama 20 tahundengan priode pencatatan mulai tahun 1985sampai dengan tahun 2005, Perhitungandilakukan dengan mencari nilai rata-rata curahhujan maksimum dari 3 (tiga) Stasiun pada hari

    pencatatan yang sama. Adapun salah satu contoh perhitungan dari metode aritmatika adalah :Curah hujan Stasiun Tabing = 130Curah hujan Stasiun Kasang = 299

    89

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    5/10

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    6/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    90

    = 57,572

    Koefisien variasi :

    Cv = X

    S =

    20,196

    572,57 = 0,293

    Koefisien kemencengan :

    Cs =

    33

    21 S nn

    X X n

    =

    3572,57181972,016.034.420

    =50,951.261.6540.334.680.80

    = 1,236

    Koefisien ketajaman :

    Ck =

    442

    321 S nnn

    X X n

    =

    42

    572,57171819

    54,296.182.56320

    ` = 3.53

    Dari hasil analisis data diatas dapat ditarikkesimpulan bahwa distribusi yang memenuhisyarat adalah distribusi Log Pearson III.

    Analisa Debit Banjir Rencana

    Untuk analisis debit puncak dapat dipakairumus metode rational sebagai berikut :

    = 0,278 . c . I . A

    Untuk daerah kawasan kasang pengunaan

    lahan analisis debit banjir puncak adalah berdasarkan tabel 4.7, sedangkan untuk daerahyang diteliti adalah sebagai berikut :Luas Area (A) = 0,1800 km 2 Koefesien pengaliran (c) = 0.70 (tabel 4.6)Intensitas (I) = 113.88 mm/jam (perhitungansebelumnya)

    Dari hasil analisis jangka panjang (untukinterval ulang 20 tahun) debit banjir maksimum= 3,989 m 3/det . Untuk efisiensi maka

    perhitungan debit banjir disajikan dalam bentuktabel berikut :

    Analisa Hidrolika

    a) Hidrolika Saluran Rumus kecepatan rata-rata pada perhitungandimensi penampang saluran menggunakanrumus Manning.Untuk penampang saluran trapesium yang

    paling ekonomis adalah kemiringan dindingsaluran α = 60 0 = 1 : m, dengan m = 2

    perbandingan lebar saluran (b) dan tinggi air(h)

    Penampang saluran trapesium

    91

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    7/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    91

    Kekasaran manning (n) : 0,012Kemiringan dasar saluran (s) : 0.003Kecepatan aliran (V) : 1,524

    Maka luas penampang saluran adalah :

    V Q

    A 5.1

    989,3

    2659,2 m A (luas penampang saluran)

    Untuk α = 60 0,

    Ah 76,0 659,276,0

    h = 1,239 ≈ 1,25 m

    Ab 877,0 659,2877,0 b = 1,43 ≈ 1,45 m

    hh

    h P A

    R 543,0606,45,2 2

    h R 543,0 25,1543,0 x R

    68,0 R Dengan demikian didapatkan data dimensisaluran adalah sebagai berikut :Debit banjir rencana (Q) = 2,571 m 3/det

    Lebar saluran (b) = 1,15 mTinggi saluran (h) = 1,00 mTinggi jagaan (w) = 0,25 mTinggi total saluran (H) = 1,25 mKecepatan aliran (V) = 1,524 m/detKemiringan dasar saluran (S) = 0,003

    Untuk penampang saluran type II :

    Q.2 = 0,278 c . I . ADimana :Koefesien pengaliran (c) = 0,70Intensitas hujan (I) = 113,88 mm/jamLuas area pengaliran (A) = 0.1050 km²

    Maka debit rencana pada saluran type IIadalah

    Q.2 = 0.278 x 0.70 x 113.88 x 0.1000= 2,216 m 3/det

    Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkanadalah :

    2454,1524,1216,2

    mV Q

    A

    Ah 76,0 454,176,0h

    h = 0,916 m ≈ 0,95 m Ab 877,0 454,1877,0b

    b = 1,058 m ≈ 1,10 m

    Dengan demikian didapatkan data dimensisaluran adalah sebagai berikut :Debit banjir rencana (Q.2) = 2,216 m 3/detLebar saluran (b) = 1,10 m

    Tinggi saluran (h) = 0,95 mTinggi jagaan (w) = 0,25 mTinggi total saluran (H) = 1,20 mKecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.

    Untuk penampang saluran type III : Q3 = Q.1 + Q.2

    = 2,571 + 2,216= 4,787 m 3/det

    V = 1,524.Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkan

    adalah :2141,3

    524,1787,4

    mV Q

    A

    Ah 76,0 141,376,0h h = 1,347 m ≈ 1,40 m

    Ab 877,0 141,3877,0b 92

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    8/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    92

    b = 1,554 m ≈ 1,60 mDengan demikian didapatkan data dimensisaluran adalah sebagai berikut :Debit banjir rencana (Q) = 4,787 m 3/detLebar saluran (b) = 1,60 mTinggi saluran (h) = 1,40 mTinggi jagaan (w) = 0,25 mTinggi total saluran (H) = 1,65 m

    Kecepatan aliran (V) = 1,524m/det. (dari tabel terlampir)

    Kemiringan dasar saluran (S)= 0,003. (hasil analisis)

    Untuk penampang saluran type IV : Q.4 = 0,278 c . I . ADimana :Koefesien pengaliran (c) = 0,70Intensitas hujan (I) = 113,88 mm/jamLuas area pengaliran (A) = 0.095 km²

    Maka debit rencana pada saluran type IV adalah:Q.4 = 0.278 x 0.70 x 113,88 x 0.080

    = 1,773 m 3/detLuas penampang saluran (A) yang dibutuhkanadalah :

    2163,1

    524,1

    773,1m

    V

    Q A

    (luas penampangsaluran)

    Ah 76,0 163,176,0h

    h = 0,820 m ≈ 0,85 m

    Ab 877,0 163,1877,0b

    b = 0,946 m ≈ 0,95 mDengan demikian didapatkan data dimensisaluran sebagai berikut :

    Debit banjir rencana (Q) = 1,773 m3/det

    Lebar saluran (b) = 0,95mTinggi saluran (h) = 0,85mTinggi jagaan (w) = 0,25mTinggi total saluran (H) = 1,10 m

    Kecepatan aliran (V) = 1,524m/det. (dari tabel terlampir)

    Kemiringan dasar saluran (S)= 0,003. (hasil analisis)

    Rekapitulasi analisis debit banjir rencana

    Untuk penampang saluran type V :Q5 = Q.3 + Q.4

    = 4,787 + 1,773= 6,560 m 3/det

    V = 1,524. (dari tabel terlampir)Penampang saluran yang dibutuhkan adalah :

    2304,4524,1560,6

    mV Q

    A

    Ah 76,0

    304,476,0h

    h = 1,577 m ≈ 1,60 m

    Ab 877,0

    304,4877,0b

    b = 1,819 m ≈ 1,85 m

    Dengan demikian didapatkan data dimensisaluran sebagai berikut :

    Debit banjir rencana(Q) = 6,560 m 3/det Lebar saluran(b) = 1,850 m Tinggi saluran(h) = 1,60 m Tinggi jagaan(w) = 0,25 m Tinggi total saluran(H) = 1,85 m Kecepatan aliran(V) = 1,524 m/det. (dari tabel terlampir)

    93

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    9/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    93

    Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003. (hasilanalisis)

    Perencanaan Dimensi Saluran

    U

    Pola dan Type Saluran yang digunakan

    1. Saluran Sekunder Kawasan Kasang dengan panjang saluran 1.891 meter.

    Penampang saluran sekunder type I,sepanjang 352 m:

    saluran sekunder type I

    Penampang saluran sekunder type III,sepanjang 658 meter

    saluran sekunder type III

    Penampang saluran sekunder type V,sepanjang 881 meter

    saluran sekunder type V

    2. Saluran Tersier Kampung Tanjung danPerumahan Kasai Permai, denganpanjang total mencapai 734 meter.Penampang saluran Tersier type II,sepanjang 550 m.

    i) Penampang saluran Tersier typeII, sepanjang 550 m.

    saluran tersier type II

    ii) Penampang saluran Tersier type IV,sepanjang 450 m.

    94

  • 8/18/2019 jurnal penelitian drainase

    10/10

    Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

    94

    saluran tersier type IV

    4. KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN

    1. Berdasarkan perhitungan perencanaan dari hasil analisis jangka panjang untuk interval 20tahun debit banjir maksimumdidapatkan Q = 3,989 m³/detik

    2. Perencanan Drainase kawasanKasang terdiri dari saluran sekunderdan saluran tersier, masing-masingdiperoleh dimensi sebagai berikut : Saluran sekunder type I, dengan

    lebar saluran (b) : 1,15 m, tinggisaluran (h) : 1,00 m, tinggi

    jagaan (w) = 0,25 m, Saluran sekunder type II,

    dengan lebar saluran (b) : 1,60m, tinggi saluran (h) : 1,40 m,tinggi jagaan (w) = 0,25 m,

    Saluran sekunder type V,dengan lebar saluran (b) : 1,85m, tinggi saluran (h) : 1,60 m,tinggi jagaan (w) = 0,25 m,

    Saluran tersier type II, denganlebar saluran (b) : 1,10 m, tinggisaluran (h) : 0,95 m, tinggi

    jagaan (w) = 0,25 m, Saluran tersier type IV, dengan

    lebar saluran (b) : 0,95 m, tinggisaluran (h) : 0,85 m, tinggi

    jagaan (w) = 0,25 m,3. Gambar perencanaan teknis drainase

    kawasan Kasang yang terdiri daridimensi saluran sekunder dansaluran tersier terlampir.

    .SARAN

    Perlu adanya pengawasan yang ketatterhadap operasi dan pemeliharaandrainase secara kontinu

    Perlu adanya pengamanan dan perawatan serta perbaikan terhadapdrainase rutinitas

    5. KEPUSTAKAAN

    Hindarko, S. 1997. “Drainase Perkotaan” .Jakarta : Gunadarma

    Harto, Sri. 1993. “Analisis Hidrologi” . Jakarta :Gramedia Pustaka Utama

    Soewarno. “Hidrologi” jilid I dan II. Bandung : Nova Sosrodarsono, Suyono.Takeda,Kensaku,Ir. 1978. “Hidrologi dan

    Pengairan” . Jakarta : PT. Pradya Pratama

    Suryawan, Ari, Ir. 2002. “Analisis Hidrologidan Hidrolika Disain Drainase Jalan”. Jogyakarta : UGM Press.

    Sukarto, Haryono, Ir. Msi. 1999. “Drainase Perkotaan” . Departemen Pekerjaan Umum :Jakarta

    95