jurnal penelitian dan pengembangan bp3k …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/jurnal pinisi...

80
VOL. 7 NO. 3 AGUSTUS 2016 JURNAL PENELIT Faktor Berpengaru Pengemb Peningkatan Kemam Pembelajaran Pr Meningkatkan Presta Prinsip “Self Activity Teknik Mengambil da Efektivitas Teknik Memirsa Dalam Pembe Pola Asuh Orang Tua Tahun Di Tk Aisy Meningkatk Bintang Meningkatkan Hasil B Tipe Think-Pair-Shar Meningkatkan Has Numbered Head To BADAN PENELITIAN P KABUPAT Jurnal Pinisi Research Vol. 7 TIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K uh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka d bangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabu mpuan Menyelesaikan Soal Cerita Matemat roblem Solving Pada Murid Kelas V SD Ne K asi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat y” Melalui Penggunaan Alat Peraga Balok dan Menyimpan Benda Pada Kelas IV SLB ik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningka elajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA N a Terhadap Perkembangan Sosial Emosion yah Punranga Kecamatan Gantarang Kabu kan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penera pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA N Belajar Matematika Melalui Model Pembe re (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA N sil Belajar IPA Melalui Model Pembelajar ogether (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Ne K PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN D TEN BULUKUMBA SULAWESI SELATA No. 3 Hal. 133 – 198 Bulukumb Agustus 20 ISSN : 2442-3939 K BULUKUMBA di Badan Penelitian, upaten Bulukumba Rismayani tika Melalui Model egeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sainal Dengan Penerapan Berlubang Dengan B-A Yapti Makassar Subu B. atkan Keterampilan Negeri 9 bulukumba Arafah nal Anak Umur 3-6 upaten Bulukumba Ratna apan Strategi Balap Negeri 9 Bulukumba Hadmawati elajaran Kooperatif Negeri 8 Bulukumba Mudassir ran Kooperatif Tipe egeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sitti Masnah DAN KEARSIPAN AN ba, 016 ISSN 2442-3939

Upload: donhan

Post on 01-Apr-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

ISSN : 2442-3939VOL. 7 NO. 3 AGUSTUS 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba

Rismayani

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui ModelPembelajaran Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSainal

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan PenerapanPrinsip “Self Activity” Melalui Penggunaan Alat Peraga Balok Berlubang Dengan

Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Pada Kelas IV SLB-A Yapti MakassarSubu B.

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan KeterampilanMemirsa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 bulukumba

Arafah

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6Tahun Di Tk Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

Ratna

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi BalapBintang pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran KooperatifTipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba

Mudassir

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSitti Masnah

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 7 No. 3 Hal. 133 – 198 Bulukumba,Agustus 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 7 NO. 3 AGUSTUS 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba

Rismayani

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui ModelPembelajaran Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSainal

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan PenerapanPrinsip “Self Activity” Melalui Penggunaan Alat Peraga Balok Berlubang Dengan

Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Pada Kelas IV SLB-A Yapti MakassarSubu B.

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan KeterampilanMemirsa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 bulukumba

Arafah

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6Tahun Di Tk Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

Ratna

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi BalapBintang pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran KooperatifTipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba

Mudassir

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSitti Masnah

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 7 No. 3 Hal. 133 – 198 Bulukumba,Agustus 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 7 NO. 3 AGUSTUS 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba

Rismayani

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui ModelPembelajaran Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSainal

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan PenerapanPrinsip “Self Activity” Melalui Penggunaan Alat Peraga Balok Berlubang Dengan

Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Pada Kelas IV SLB-A Yapti MakassarSubu B.

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan KeterampilanMemirsa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 bulukumba

Arafah

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6Tahun Di Tk Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba

Ratna

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi BalapBintang pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba

Hadmawati

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran KooperatifTipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba

Mudassir

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta

Kecamatan KajangSitti Masnah

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 7 No. 3 Hal. 133 – 198 Bulukumba,Agustus 2016

ISSN2442-3939

Page 2: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

VOL. 7 NO. 3 ISSN: 2442-3939 AGUSTUS 2016

Pelindung : Bupati Kabupaten Bulukumba

Pembina : Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba

Penanggungjawab : DR. Drs. Baharuddin P., SE, M.Si

Dewan Redaksi : Hj. A. Ruhaya, S. PdA. Rakhmat Syarif, SEAkhmad Syam, S. Pd., MMDra. Hj. Indaryati, MMA. Nurhayati B., SEHj. Husniar, S. Sos

Pemimpin Redaksi : Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si

Penyunting/Editor : Drs. Abd. Rajab, M.SiDrs. Rusli Umar, M.PdMuh. Jafar, S. Pd, M.PdH. Arafah, S. Pd, M.PdJihad Talib,S.Pd.,M.Hum.

Design Grafis & Fotografer : Drs. Abdul HalimMoh. RamliMulyadi Sam, S. Kom

Pemimpin Sekretariat : Muhammad Yunus, S. Sos

Urusan Administrasi : Rismayani, S. Sos; Armawati, S. Sos; A. Aswan, S. Sos;A. Syamsinar.

Urusan Keuangan : Hj. Nur Aeni, SE; Nirwana, SE; Hj. Nakira; Irmawati, A. Md.

Urusan Sirkulasi dan Distribusi : A. Sukaena; Mansur; Wati Iswati; Irdana; A. Suruga.

Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE

Alamat Sekretariat :Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan

Jl. Durian No. 2 Bulukumba Sulawesi SelatanTelp. +62413 81102, Fax. +62413 81102Email : [email protected]

Jurnal Pinisi Research memuat pemikiran ilmiah, hasil-hasil kajian penelitian, atau tinjauan kepustakaanbidang penelitian dan pengembangan yang terbit empat kali dalam setahun

(Februari, Mei, Agustus, dan November)

Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel kajian, gagasan di bidang penelitian dan pengembangan.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah makna substansi tulisan.

Page 3: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

Page 4: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

SAMBUTANKEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN,

PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN KAB. BULUKUMBA

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Ungkapan Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa melimpahan taufiq dan

hidayah-Nya kepada kita sehingga mampu menyelesaikan dan

menghasilkan karya demi karya untuk dipersembahkan kehadapan masyarakat Kabupaten

Bulukumba khususnya dan masyarakat pembaca pada umumnya.

Dalam nuansa HUT RI ke 71 kembali diluncurkan penerbitan Jurnal “PINISIRESEARCH” volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2016; sama halnya dengan penerbitan

sebelumnya maka penerbitan kali inipun tak kalah menariknya karena diisi dengan tulisan

yang inspiratif, aspiratif, produktif-variatif dari penulis yang memiliki pemahaman yang

sangat baik terkait teknis maupun substatansi tulisannya tersebut.

Tak banyak hal yang kami sampaikan pada forum ini namun yang pokok dan

terpenting perlu diketahui oleh para pembaca bahwa Jurnal “PINISI RESEARCH” ini secarakonsisten dapat terbit sesuai dengan target waktu yang ditentukan itu tak lain berkat

partipisipasi dan dukungan semua pihak terutama penulis, Team-work dan Anda para

pembaca yang penuh inspirasi dan semangat untuk berkarya. Untuk kesemuanya itu kami

sangat mengapresiasi dan menghargai bentuk perhatian dan dukungan meski sekecil apapun,

karena tanpa itu semua maka pastilah akan mempengaruhi proses penerbitan jurnal ini.

Terima kasih; Selamat berkarya salam dan sukses selalu.

Bulukumba, Agustus 2016

TAUFIK, SH., MH.

VOL. 7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 5: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

PENGANTARPEMIMPIN REDAKSI JURNAL PINISI RESEARCH

KABUPATEN BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Salam jumpa kami sampaikan kepada segenap pembaca Jurnal Pinisi

Research, kali ini Jurnal kembali kami hadirkan dalam Volume 7 Nomor 3

Edisi Agustus 2016 sebagai bentuk komitmen untuk terus

mempublikasikan berbagai karya aktual dibidang kelitbangan.

Kami ingin merekonstruksi kembali bahwa essensi terbitnya jurnal ini

sesungguhnya dilatari keinginan untuk mewadahi berbagai gagasan dan aktualisasi bagi

segenap pemerhati, pelaku dan pecinta karya tulis ilmiah yang ingin menyalurkan ide dan

pemikiran-pemikiran cerdas sebagai bagian dari solusi terhadap problematika dalam berbagai

bidang kehidupan, serta berkontribusi terhadap pembangunan daerah dan bangsa.

Meskipun demikian, disadari bahwa eksistensi Jurnal Pinisi Research sampai dengan

Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2016 ini belum direspon secara luas, terutama bila melihat

kontribusi tulisan atau karya ilmiah yang belum signifikan baik kuantitas, kualitas maupun

perspektif ragam bidang keilmuannya.

Namun kesemuanya patut menjadi bahan introsfeksi untuk melakukan upaya melalui

pendekatan dalam berbagai aspek utuk terus mendorong berkembangnya Jurnal ini sehingga

kedepan akan semakin menjadi wadah pilihan untuk mengembangkan kreatifitas dalam

menghasilkan karya ilmiah.

Kami dengan sabar dan setia untuk terus menunggu kontribusi tulisan/karya ilmiah

dari semua pihak, terima kasih, wassalam

Bulukumba, Agustus 2016

Drs. H. MUHAMMAD DAUD KAHAL, M.Si.

VOL. 7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 6: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

i

Pengantar RedaksiMembangun Kemitraan

Profesionalisme

uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba telah berhasil menerbitkanJurnal Pinisi Research pada Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2016. Sebuah upayayang dilandasi komitmen para Penulis maupun Dewan Redaksi untuk senantiasa

bersama-sama meningkatkan profesionalisme kelitbangan bidang pemerintahan daerah. Dalamupaya membangun kemitraan profesionalisme, redaksi senantiasa melakukan perluasan komunitasprofesionalisme, intelektual, dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka untukberpartisipasi dalam Jurnal Pinisi Research.

Pada edisi kali ini redaksi menyajikan 8 (delapan) artikel yang membahas tentang : FaktorBerpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba*), Peningkatan Kemampuan MenyelesaikanSoal Cerita Matematika Melalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Murid Kelas V SDNegeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang *), Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi HitungBilangan Bulat Dengan Penerapan Prinsip “Self Activity” Melalui Penggunaan Alat Peraga BalokBerlubang Dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Pada Kelas IV SLB-A YaptiMakassara*), Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan KeterampilanMemirsa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 bulukumba*), Pola AsuhOrang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6 Tahun Di TK AisyahPunranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba*), Meningkatkan Hasil Belajar EkonomiMelalui Penerapan Strategi Balap Bintang pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA Negeri 9Bulukumba*), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran KooperatifTipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba*),Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered HeadTogether (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang*).

Pada bulan Agustus tahun 2016, Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan danKearsipan Kab. Bulukumba berinisiatif menerbitkan Jurnal Pinisi Research Edisi VII yangmenjadi icon media berkala ilmiah yang mampu mendorong kuriositas para peneliti/perekayasa.

Selain itu demi terwujudnya para calon peneliti/perekayasa di bidang pemerintahan yangberkiprah secara professional, sehingga mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yanglebih baik.

Akhir kata, segenap staf redaksi Jurnal Pinisi Research mengucapkan selamat berkaryadan salam luar biasa sukses bahagia selalu.

Salam Redaksi

VOL. 7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 7: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

ii

Daftar IsiPengantar Redaksi iDaftar Isi ii

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di BadanPenelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumbaRismayani

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita MatematikaMelalui Model Pembelajaran Problem Solving Pada Murid Kelas V SDNegeri 111 Kassibuta Kecamatan KajangSainal

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat DenganPenerapan Prinsip “Self Activity” Melalui Penggunaan Alat Peraga BalokBerlubang Dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda PadaKelas IV SLB-A Yapti MakassarSubu B.

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk MeningkatkanKeterampilan Memirsa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XSMA Negeri 9 bulukumbaArafah

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional AnakUmur 3-6 Tahun Di Tk Aisyah Punranga Kecamatan GantarangKabupaten BulukumbaRatna

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi BalapBintang pada Peserta Didik Kelas XII IS 1 SMA Negeri 9 BulukumbaHadmawati

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model PembelajaranKooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri8 BulukumbaMudassir

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 KassibutaKecamatan KajangSitti Masnah

iii

133 - 144

145- 152

153 - 162

163 - 168

169 - 176

177 - 184

185 - 190

191 - 198

VOL. 7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 8: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 133

FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP MINAT KUNJUNG PEMUSTAKA DI BADANPENELITIAN, PENGEMBANGAN, PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

KABUPATEN BULUKUMBA

Rismayani *)

Pustakawan pada Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaandan Kearsipan Kabupaten Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan sirkulasi, ketersediaan koleksibacaan fiksi dan fasilitas perpustakaan terhadap minat kunjung pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba, baik secara parsial maupunsimultan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumentberupa angket dengan jumlah responden sebanyak 133 orang. Data dianalisis dengan menggunakananalisis deskriptip dan analisis regresi linear berganda menggunakan program SPSS 20.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kualitas layanan sirkulasi di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba berkategori tinggi danmemberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat kunjung pemustaka. (2)Ketersediaan koleksi bacaan fiksi di Badan Penelitian Pengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba berkategori sedang dan memberikan pengaruh yang positif dan signifikanterhadap minat kunjung pemustaka. (3) Fasilitas Perpustakaan di Badan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba berkategori sedang dan memberikan pengaruhyang positif dan signifikan terhadap minat kunjung pemustaka. (4) kualitas layanan sirkulasi,ketersediaan bacaan fiksi dan fasilitas perpustakaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikanterhadap minat kunjung pemustaka di Badan Penelitian Pengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba.

Kata kunci: Kualitas Layanan Sirkulasi, Ketersediaan Bacaan Fiksi, Fasilitas Perpustakaan dan MinatKunjung Pemustaka.

Abstract *)

This study aimed to analyze the effects of the quality of circulation service, availability of fictionalcollection and library facilities to the interests of the library visitors onto Agency DevelopmentResearch Libraries and Archives in Bulukumba Regency, either partially or simultaneously.This study used a quantitative approach. Data collecting using the instrument namely questionnaire.The number of respondents as many as 133 library visitors. Data were analyzed using descriptivemethod and multiple linear regression analysis; using SPSS 20.The results of this study indicate that: (1) the quality of circulation services at the Agency of ResearchDevelopment for Library and Archives in Bulukumba Regency had a positive influenced andsignificant toward interest of library visitors. (2) Availability of fictional collection in AgencyDevelopment Research for Library and Archives in Bulukumba Regency had a positive influenced andsignificant toward interest of library visitors. (3) Library Facilities of Development Research Agencyfor Libraries Library and Archives Bulukumba being categorized and have a positive influence andsignificant toward interest of library visitors. (4) the quality of circulation services, the availability offiction collection and library facilities simultaneously positive and significant impact toward interestof library visitors onto Agency Development Research for Library and Archives Bulukumba Regency.

Keywords: Quality of circulation service, availability of fictional collection, Library facilities and,interest of library visitors.

Page 9: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

134 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

PENDAHULUAN

Perpustakaan dalam segala bentuk danjenisnya merupakan institusi yang bersifatilmiah, informasi, dan pendidikan, sehinggasemua kegiatan didalamnya mengandung suatunilai dan unsur pembelajaran, penelitian,pembinaan, pengembangan, ilmu pengetahuan,dan lain-lain yang berorientasi padapencerahan dan penambahan wawasan bagipenggunanya. Sebagai penyimpan khazanahbudaya bangsa perpustakaan berusahameningkatkan apresiasi dan minat kunjungpemustaka melalui proses penyediaan bahanbacaan (Suwarno,2009:13).

Badan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba, adalah salah satu perpustakaanyang berfungsi untuk melayani masyarakatumum atau anggota lapisan masyarakat yangmemerlukan jasa perpustakaan dan informasi.Perpustakaan ini mempunyai beberapa layananyang salah satunya adalah layanan sirkulasiyang berhubungan langsung dengan pengguna.Menurut Martoatmodjo (2008:37), sirkulasiadalah bahan perpustakaan yang merupakanunsur penting dalam kegiatan perpustakaan.Bagaimana pun banyaknya koleksi yangdimiliki sebuah perpustakaan, kalau sirkulasidan pemakainya tidak lancar, atau hanyasedikit saja yang memanfaatkannya, makakecil arti perpustakaan itu. Tetapi sebaliknya,jika kegiatan yang dilakukan oleh bagiansirkulasi lancar dan aktif, maka perpustakaantersebut bisa dikatakan baik.

Memberikan pelayanan yang baikmerupakan daya tarik yang besar bagipengguna. Banyaknya pengguna yang datangmenentuan tingkat keberhasilan sebuahperpustakaan. Oleh karena itu, kualitas layanansirkulasi menjadi ujung tombak perpustakaan.Pengaruh kualitas layanan yang baik yangdiberikan oleh pustakawan sebagai pusatpenyedia informasi, sangat membawa dampakpositif dalam meningkatkan jumlah kunjunganpemakai. Untuk mengetahui bagaimanalayanan perpustakaan itu diselenggarakan,salah satunya dapat diketahui dari minatkunjung pemustaka. Guna mencapai hal iniperpustakaan perlu memastikan bahwa layananyang diberikan telah sesuai dengan kebutuhanpemustaka dan berkualitas.

Jumlah koleksi yang dimiliki oleh BadanPenelitian Pengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumba hinggajanuari 2016 diperkirakan mencapai 5.556judul buku dan 13.601 ekslempar sedangkanjumlah pengunjung perbulan mencapai 200

orang per bulan yang di dominasi oleh remaja.Data diperoleh melalui observasi penelitisebagai salah satu pustakawan di BadanPenelitian Pengembangan PerpustakaanKabupaten Bulukumba. Berdasarkan datasistem otomasi perpustakaan, rata-ratakunjungan dalam tahun 2015 adalah 200 orangpengunjung perbulan, dimana kunjungan keperpustakaan lebih didominasi oleh pelajarSMA. Jumlah kunjungan perpustakaan dalamtahun 2015 adalah sebanyak 2400 orang baikyang berstatus anggota perpustakaan maupuntidak berstatus anggota perpustakaan. Selainitu, masih menurut data otomasi perpustakaanmenunjukkan bahwa koleksi buku fiksi adalahjenis koleksi yang paling banyak diminati ataudipinjam.

Tidak seperti ketersediaan koleksibacaan yang memadai khususnya bacaan fiksi,fasilitas perpustakaan di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba masih jauh dari katamemadai. Ruangan perpustakaan sempit dantidak ada pembagian ruangan antara ruangkoleksi, ruang baca, dan ruang petugas. Selainitu, jumlah rak buku pun masih sedikit yangdisebabkan daya tampung gedung yang tidakmemungkinkan untuk penambahan rak buku,sehingga sebagian koleksi bahan pustaka salingmenumpuk di atas rak buku. walaupun kondisifasilitas perpustakaan sangat minim, tidakmembuat frekuensi kunjungan pemustaka.

Berdasarkan pada pertanyaan tersebut,maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai“Faktor yang Berpengaruh Terhadap MinatKunjung Pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba”. Peneliti tertarikmengambil judul tersebut karena inginmengetahui apakah ada pengaruh antaraKualitas layanan sirkulasi, ketersediaan koleksibuku fiksi serta fasilitas perpustakaan terhadapminat kunjung pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba dan jugabseberapabesar pengaruh ketiga variabel tersebutterhadap minat kunjung pemustaka di BadanPenelitian Pengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumba, bila dilihatdari observasi dan dokumentasi datapeminjaman dan pengembaliaan bahan pustakadi Badan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba dalam enam bulan terakhir dimanabuku fiksi adalah koleksi yang paling banyakdiminati dan dipinjam oleh pemustaka sertaketersediaan fasilitas yang masih minim.

Page 10: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 135

TINJAUAN PUSTAKA

PerpustakaanMenurut Basuki (2010:5), perpustakaan

merupakan suatu sarana pengembangan ilmupengetahuan dan sumber informasi bagi parapengunjungnya. Perpustakaan secara umumdiartikan sebagai sebuah ruangan bagian darisebuah gedung atau gedung tersendiri yangdigunakan untuk menyimpan buku sertaterbitan lainnya. Adanya perpustakaan dinilaisangat membantu berjalannya proses belajaryang dilakukan dilingkungan tempat belajarkarena perpustakaan dapat memberikanseluruh informasi tambahan yang tidak dapatdiberikan oleh pendidik saat proses belajarmengajar dilakukan.

IFLA mengelompokkan perpustakaandalam beberapa jenis yang salah satu jenisperpustakaan tersebut adalah perpustakaanumum. Menurut pendapat Basuki (2010: 46)perpustakaan umum adalah perpustakaan yangdiselenggarakan oleh dana umum dengantujuan melayani umum. Badan penelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba merupakanperpustakaan umum yang didirikan untukmelayani masyarakat umum dan dibiayai olehdana umum.

Menurut manifesto perpustakaan umumUNESCO (Basuki, 2010: 47) menyatakanbahwa perpustakaan umum mempunyai 4tujuan utama yaitu (1) memberikankesempatan bagi umum untuk membaca bahanputaka yang dapat membantu meningkatkanmereka ke arah kahidupan yang lebih baik. (2)Menyediakan sumber informasi yang cepat,tepat, dan murah bagi masyarakat, terutamainformasi mengenai topik yang berguna bagimereka dan yang sedang hangat dalamkalangan masyarakat. (3) Membantu wargauntuk mengembangkan kemampuan yangdimilikinya sehingga yang bersangkutan akanbermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauhkemampuan tersebut dapat dikembangkandengan bantuan bahan pustaka. Fungsi inisering disebut sebagai fungsi pendidikanperpustakaan umum, lebih tepat disebutsebagai pendidikan berkesinambungan ataupunpendidikan seumur hidup. (4) Bertindaksebagai agen kultural artinya perpustakaanumum merupakan pusat utama kehidupanbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

Sedangkan dalam Undang-Undang RINo 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, bab Ipasal 4 menjelaskan bahwa tujuanperpustakaan umum adalah memberikanlayanan kepada pemustaka, meningkatkan

kegemaran membaca, serta memperluaswawasan dan pengetahuan untukmencerdaskan kehidupan bangsa.

Layanan SirkulasiMenurut Darmono (2007:143),

pelayanan sirkulasi atau layanan peminjamandan pengembalian bahan pustaka adalah suatukegiatan di perpustakaan yang melayanipeminjaman dan pengembalian buku. Kegiatansirkulasi juga dilakukan disemua jenisperpustakaan, baik perpustakaan umum,maupun perpustakaan khusus.

Sirkulasi merupakan salah satu kegiatanutama atau jasa utama bagi perpustakaan.Bagian ini juga sering sekali disebut sebagaiujung tombak jasa perpustakaan karena bagiansirkulasi inilah yang pertama kali berhubungandengan pemakai serta paling sering digunakanpemakai. Hal ini juga dapat dilihat dari fungsidan tujuan pelayanan sirkulasi bagi pemakaiyaitu dengan cara memberikan kesempatanbagi pemakai untuk meminjam koleksi yangada diperpustakaan sesuai dengan aturan yangada diperpustakaan. Sirkulasi juga dapatmempermudah pengguna dalam memperolehinformasi yang dibutuhkan.

Suatu perpustakaan harus dapat memilihdan menentukan sistem pelayanan, karenalayanan perpustakaan merupakan pilarterdepan yang berhadapan langsung denganpemakai. Sistem pelayanan sirkulasi terdiridari dua yaitu sistem layanan terbuka. dansistem layanan tertutup.

Sistem layanan terbuka merupakanbagian dari sistem pelayanan perpustakaan.Pada perpustakaan tinggi yang melayani sivitasakademika dan koleksi yang banyak biasanyamenggunakan sistem layanan terbuka. MenurutYusuf (2007: 139), layanan terbuka adalahsistem layanan yang memperbolehkanpengunjung perpustakaan masuk ke ruangkoleksi untuk melihat, membuka-buka pustakadan mengambilnya dari tempat penyimpananuntuk dibaca di tempat atau dipinjam untukdibawa pulang. Selain itu ada beberapakelebihan dan kelemahan dari sistem ini.Menurut Qalyubi (2007: 222), keuntungansistem terbuka yaitu pengguna dapatmelakukan browsing (melihat-lihat koleksisehingga mendapatkan pengetahuan yangberagam) dan tenaga yang dibutuhkan tidakbanyak. Kemudian kelemahan dari sistem iniyaitu pengguna banyak yang salahmengembalikan koleksi pada tempat semulasehingga koleksi bercampur aduk, petugassetiap hari harus mengontrol rak-rak untuk

Page 11: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

136 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

mengetahui buku yang salah letak dankehilangan koleksi relatif besar.

Sistem layanan tertutup merupakanpelayanan yang tidak memperbolehkanpengunjung perpustakaan masuk ke ruangkoleksi. Pengunjung memilih koleksi yangingin dipinjamnya melalui katalogperpustakaan dan setelah ditemukan sandibukunya dapat diminta pada petugas untukmengambilkannya (Yusuf, 2007: 131). Ataudengan kata lain bahwa sistem layanan tertutupadalah suatu layanan yang tidakmemungkinkan pengguna untuk memilih danmengambil sendiri koleksi perpustakaan.Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilihmelalui daftar/katalog yang tersedia,koleksinya akan diambil oleh petugas. Sepertihalnya dengan sistem layanan terbuka, sistemlayanan tertutup juga memiliki beberapakeuntungan dan kerugian dalampelaksanaannya. Menurut Qalyubi (2007:223),kelebihan sistem tertutup yaitu koleksi akantetap terjaga kerapiannya dan koleksi yanghilang dapat diminimalkan. Selanjutnyakelemahan dari sistem ini antara lain banyakwaktu yang diperlukan untuk memberikanpelayanan, banyak waktu yang diperlukanuntuk mengisi formulir dan menunggu bagiyang mengembalikan bahan pustaka sertapengguna tidak dapat browsing.

Sistem layanan yang digunakan olehBadan Penelitian Pengembangan Perpustakaandan Kearsipan Daerah Kabupaten Bulukumbaadalah sistem layanan terbuka dimanapengunjung perpustakaan diperbolehkanmencari dan memilih bahan bacaan yangdiinginkan untuk di baca dalam ruanganperpustakaan ataupun dipinjam untuk dibawapulang.

Ketersediaan Bacaan FiksiMenghabiskan waktu senggang dengan

membaca koleksi bacaan fiksi di perpustakaantermasuk salah satu fungsi perpustakaansebagai sarana rekreasi. Buku fiksi merupakansalah satu jenis bacaan yang banyak diminatimulai dari usia anak-anak, remaja hinggadewasa.

Nurgiantoro (2009:2) mengartikan fiksisebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif,namun biasanya masuk akal dan mengandungkebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Pengarangmengemukakan cerita berdasarkan pengalamandan pengamatannya terhadap kehidupan.Namun, hal itu dilakukan secara selektif dandibentuk sesuai dengan tujuannya sekaligusmemasukkan unsur hiburan dan penerangan

terhadap pengalaman kehidupan manusia.Membaca sebuah karangan fiktif berartimenikmati cerita, menghibur diri untukmemperoleh kepuasan batin. Contoh ceritafiksi adalah roman, cerpen, drama, puisi, dannovel.

Hadirnya bacaan fiksi dapatmenyuburkan nilai-nilai praktis danmemperkaya nilai-nilai normatif dan nilai-nilaipraktis.Nilai-nilai praktis diserap fiksiberdasarkan permasalahan realitas objektifyang dijadikan titik penceritaan. Nilai-nilainormatif dan estetis terdapat dalam fiksiberdasarkan hasil penalaran dan pengalamankamatangan intelektual dan visi pengarang.Menurut Prasetyo (2014) ada delapan manfaatyang diperoleh dengan membaca koleksi fiksiyaitu: (1) mencegah depresi dan mengurangistres karena bacaan fiksi memiliki sifat yangmenghibur (2) meningkatkan kemampuanmengolah emosi melalui kegiatan berimajinasi(3) menambah kemampuan membaca pikiranorang lain, (4) merilekskan tubuh, (5)meningkatkan kualitas tidur, (6) mencegahpenyakit Alzheimer, (7) mempertajam otakserta (8) meningkatkan empati.

Fasilitas PerpustakaanMoenir (2008:119) menyatakan bahwa

“fasilitas adalah segala jenis peralatan,perlengkapan kerja dan pelayanan yangberfungsi sebagai alat utama/pembantu dalammelaksanakan pekerjaan, dan juga sosial dalamrangka kepentingan orang-orang yang sedangberhubungan dengan organisasi kerja itu atausegala sesuatu yang digunakan, dipakai,ditempati, dan dinikmati oleh orang pengguna.Berdasarkan pengertian dari fasilitas danperpustakaan tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa fasilitas perpustakaan segala sesuatuyang dipergunakan dan dinikmati gunamenunjang pengorganisasian koleksi bukupustaka dan terbitan lain yang diatur dengantata susunan tertentu dalam suatu ruangan yangnyaman

Moenir (2008:119) juga menentukanindikator-indikator dari fasilitas perpustakaanadalah ruangan perpustakaan, peralatanperpustakaan dan koleksi buku bacaan.Ruangan perpustakaan dalam hal ini meliputilokasi tempat perpustakaan didirikan, luasgedung/ruangan perpustakaan serta ruanganan-ruangan lain yang diperlukan yakni ruan baca,ruang koleksi, ruang staf serta WC.

Sebuah perpustakaan tidak cukup hanyamempunyai koleksi pustaka/ buku dan ruangperpustakaan, tetapi juga harus mempunyaiperalatan perpustakaan yang dapat dinikmati

Page 12: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 137

dan dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.Muchyidin dan Sasmitamihardja (2008:71)mengatakan bahwa perabotan perpustakaanadalah berupa peralatan mebeler yangdiperlukan untuk mengakomodir koleksi,tempat bekerja staf, dan tempatpembaca/belajar para pengunjungperpustakaan. Beberapa mebeler pokok yangdiperlukan hampir di setiap perpustakaanadalah rak buku biasa dan rak buku referensi,rak majalah dengan berbagai ukuran danbentuk, lemari katalog, kursi baca dan kursikerja terdiri dari berbagai bentuk (segi empatdan/atau bulat. Dapat berbentuk sofa untukanak-anak, remaja, dan orang dewasa/tua, mejabaca dan meja kerja terdiri dari berbagai corakseperti kursi baca dan kursi kerja, mejapeminjaman yang dapat berbentuk huruf L, U,atau bentuk memanjang. Mejapeminjaman/meja sirkulasi biasanya terdiriatas beberapa unit yang dapat dipisah-pisah,meja studi khusus (study carrel), rak suratkabar, meja untuk kamus, meja untuk atlas,papan pameran (display), bangku pijakan atautangga serta lemari penyimpanan alat-alataudio-visual, dsb.

Minat Berkunjung ke PerpustakaanPemustaka yang melakukan kunjungan

ke perpustakaan maka mereka dapat dikatakanmempunyai minat berkunjung ke perpustakaan.Dalam kamus bahasa Indonesia “ minat adalahkecenderungan hati yang tinggi terhadapsesuatu”. Kemudian “Minat berhubungandengan perasaan senang atau suka darisesorang terhadap suatu objek, menurutSlameto (2010:180) bahwa “minat sebagaisuatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan padasuatu hal aktifitas, tanpa asa yang menyuruh”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa minat adalahkecenderungan hati pada suatu objek yangditandai dengan rasa senang dan ketertarikandan keinginan untuk terlibat dalam aktifitastersebut.

Menurut Lupiyoadi (2009:158) dalammenentukan tingkat kepuasaan pelangganterdapat lima faktor utama yang harusdiperhatikan, yaitu kualitas produk, pelayanan,emosional, harga dan biaya.

Sebagai contoh, seorang pemustakayang mengunjungi perpustakaanmengharapkan petugas perpustakaan yangmemudahkan dia dalam mencari buku yangdiinginkan, namun ketika tidak menemukanbacaan yang diinginkan/dibutuhkan akanmenimbulkan kekecewaan/menimbulkan rasa

tidak puas terhadap kualitas layananperpustakaan.

Bahan bacaan atau koleksi perpustakaanyang diminati oleh seseorang atau sekelompokorang dalam masyarakat adalah yangmengandung manfaat, nilai, yang sesuaidengan apa yang dikehendaki oleh pemustakayang bersangkutan. Salah satu tujuanketersediaan koleksi perpustakaan adalahuntuk memenuhi kebutuhan pemustaka, alatyang dapat menunjang pemustaka untukmeningkatkan minat kunjung. Tanpa adanyaminat kunjung siswa, perpustakaan tidak dapatberfungsi secara optimal. Dalam usaha untukmeningkatkan minat kunjung tersebutperpustakaan perlu mempelajari danmemahami bagaimana pengaruh ketersediaankoleksi perpustakaa terhadap minat kunjungsiswa yang diberikan.

Selain dari koleksi perpustakaan sertalayanan perpustakaan, fasilitas yang tersedia diperpustakaan juga turut menjadi magnet bagikunjungan pemustaka. Fasilitas ruang bacayang nyaman, akses internet yang memadai,pengaturan koleksi yang tidak membingungkanpemustaka dan fasilitas pendukung lainnyaakan sangat mempengaruhi minat kunjunganpemustaka.

METODE PENELITIAN

Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode penelitiandeskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di Badan

Penelitian Pengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumba dan waktupelaksanaannya dilakukan selama dua bulanyaitu Bulan Pebruari s/d Maret 2016.

Jenis dan Sumber DataJenis data yang diperoleh dalam

penelitian ini ada data kuantitatif yangdiperoleh melalui penggunaan instrumenberupa angket dalam bentuk skala likertdengan 5 pilihan jawaban yaitu sangat sesuai,sesuai, nitral, tidak sesuai dan sangat tidaksesuai.

Populasi dan SampelPopulasi penelitian ini adalah jumlah

rata-rata pengunjung perpustakaan tiap bulanyakni 200 orang pengunjung terdiri dari siswa(SD, SMP dan SMA), mahasiswa dan umum.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

Page 13: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

138 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

proportional random sampling yang mana diperoleh jumlah sampel sebesar 133 orang yangterdiri dari 20 orang pelajar SD, 13 orangpelajar SMP, 47 orang pelajar SMA, 33 orangMahasiswa dan 20 orang dalam kategoriUmum.

Teknik Analisis DataAnalisis deskriptif digunakan untuk

menjelaskan karakteristik data bacaan fiksi,fasilitas perpustakaan, kualitas layanansirkulasi dan minat berkunjung pemustaka diBadan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba. Analisis deskriptif ini meliputidistribusi frekuensi tanggapan respondenmengenai kualitas layanan sirkulasi,ketersediaan bacaan fiksi, fasilitasperpustakaan serta minat kunjungan pemustakayang disajikan dalam bentuk jumlah individuper kategori dan juga dalam bentuk frekuensipersentatif per indikator agar dapat diketahuiindikator mana yang dominan membentukvariabel yang bersangkutan. SedangkanAnalisis regresi ganda digunakan untukmencari hubungan antara dua variabel bebasatau lebih yang secara bersama-samadihubungkan dengan variabel terikatnya.

Defenisi Operasional Variabel

a. Kualitas layanan sirkulasiKualitas layanan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah persepsipemustaka terhadap kualitas layanansirkulasi yang diberikan oleh pustakawansetelah menjawab kuisioner yang berbentukskala dengan lima pilihan jawaban.Gambaran dan penilaian kualitas layanansirkulasi meliputi (1) koleksi yang relevan,(2) pustakawan yang profesional, (3)kecepatan layanan, (4) ketepatan dalammemberikan pelayanan dan (5) dukunganprasarana.

b. Ketersediaan bacaan fiksi.Ketersediaan bacaan fiksi yang

dimaksud yaitu penilaian dan tanggapanresponden sebagai pemustaka secaralangsung mengenai ketersediaan koleksibacaan fiksi yang ada di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba setelah menjawabkuisinoer yang berbentuk skala dengan limapilihan jawaban. Gambaran penilaian dantanggapan pemustaka meliputi limaindikator yaitu : (1) jenis koleksi, (2)rekreatif, (3) imajinatif, (4) inspiratif dan(5) pendidikan.

c. Fasilitas pepustakaanFasilitas perpustakaan yang

dimaksud dalam penelitian ini adalahpandangan pemustaka mengenaikelengkapan fasilitas perpustakaan setelahmenjawab kuisioner yang berbentuk skaladengan lima pilihan jawaban. Gambaranpemustaka mengenai fasilitas perpustakaanini terdiri atas lima indikator yaitu: (1)keadaan ruangan perpustakaan, (2) kondisiruang baca, (3) lemari penyimpanan barang/loker, (4) lemari katalog dan (5) mejasirkulasi.

d. Minat berkunjungMinat berkunjung yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kepuasanpemustaka atas pelayanan dan fasilitasperpustakaan sehingga muncul keinginanuntuk kembali melakukan kunjungan keperpustakaan. Alasan mengenai kepuasanpemustaka ini dituangkan dengan mengisikuisioner yang berbentuk skala dengan limapilihan jawaban yang terdiri atas tigaindikator yaitu (1) keingintahuan yangtinggi, (2) ketersediaan koleksi dan (4)lingkungan yang kondusif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji NormalitasBerdasarkan hasil uji Kolmogrov-

Smirnov, maka diperoleh nilai untukvariabel kualitas layanan sirkulasi sebesar0,051, variabel ketersediaan bacaan fiksisebesar 0,059, variabel fasilitasperpustakaan sebesar 0,053 serta variabelminat kunjung pemustaka sebesar 0,062.Penelitian ini dapat dikatakan berdistribusinormal karena setiap variabel memilikiprobabilitas > 0,05.

b. Uji LinearitasBerdasarkan hasil uji linearitas,

maka diperoleh hasil bahwa hubunganketika variabel bebas terhadap variabelterikat adalah linear dimana nilai yangdiperoleh pada ketiga variabel bebastersebut adalah 0,000 < 0,05.

c. Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas dilakukan untuk

mengetahui ada atau tidaknya hubunganlinear yang sempurna atau pasti diantarasemua variabel yang menjelaskan darimodel regresi. Nilai tollerance masing-masing variabel bebas terhadap variabelterikat yaitu 0,541 untuk variabel X1, 0,567

Page 14: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 139

untuk variabel X2 dan 0,500 untuk variabelX3. Nilai VIF masing-masing variabel yaitu1,848 untuk variabel X1, 1,765 untukvariabel X2 dan 2,000 untuk variabel X3.Ketiga variabel tersebut memiliki nilaitollerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 yangartinya model regresi yang diperoleh tidakmengandung multikolinearitas.

d. Uji HeteroskedastrisitasUji heteroskedastisitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaan variance dari residualsatu pengamatan ke pengamatan yang lain.Uji statistik yang dapat digunakan untukmenguji heteroskedastisitas adalah ujiglejser dengan ketentuan jika nilaiprobabilitas signifikansinya > 0,05 makadapat dikatakan bahwa tidak ada masalahheteroskedastisitas pada model regresi.Berdasarkan hasil uji glejser tersebutdiperoleh nilai signifikansi masing-masingvariabel yaitu 0,443 untuk variabel X1,0,065 untuk variabel X2 dan 0,052 untukvariabel X3 sehingga dapat disimpulkanbahwa nilai signifikansi ketiga variabeldependen > 0,05 yang demikian dapatdikatakan bahwa tidak ada masalahheteroskedastisitas pada model regresi.

Deskripsi Hasil Penelitian

a. Kualitas Layanan SirkulasiIndikator yang membentuk variabel

ini adalah (a) koleksi yang relevan dengankebutuhan pemustaka, (b) pustakawan yangprofesional, (c) kecepatan layananpustakawan, (d) ketepatan dalam memenuhipermintaan pemustaka dan (e) dukunganprasarana. Distribusi frekuensi variabelkulaitas layanan sirkulasi dapat dilihat padaTabel 1 berikut:

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas

Layanan Sirkulasi

Sumber: Dianalisis dari data primer

Berdasarkan data pada Tabel 1,indikator yang dominan kontribusinya padapembentukan layanan sirkulasi ialahindikator keempat dengan rata-rata skor4,196. Indikator keempat tersebut adalahketepatan dalam memenuhi permintaanpemustaka. Sebaliknya, indikator yangpaling kecil kontribusinya dalampembentukan variabel kualitas layanansirkulasi ialah indikator kelima dengan rata-rata skor 2,741. Indikator kelima tersebutyaitu dukungan prasarana Dengan hasiltersebut bermakna bahwa tanggapanresponden terhadap kualitas layanansirkulasi di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba dalam halprofesionalisme dan kinerja pustakawansudah memuaskan hanya saja saranaprasarana penunjang masih belum memadaidimana tidak adanya fasilitas wifi hotspotdan komputer yang tidak dapatdimanfaatkan oleh pemustaka dalammencari rujukan bahan pustaka yangdibutuhkan. Rata-rata skor variabel kualitaslayanan sirkulasi ini adalah sebesar 3,746.Skor ini berada diantara cukup memuaskandan memuaskan.

b. Ketersediaan bacaan FiksiIndikator yang membentuk variabel

ini adalah (a) jenis koleksi yang tersedia, (b)Rekreatif, (c) Imajinatif, (d) inspiratif dan(e) pendidikan. Adapun distribusi frekuensitanggapan responden mengenai kualitaslayanan sirkulasi dapat dilihat pada Tabel 2berikut:

No. ItemPertanyaan

Indikator Frek. Jawaban Rerata(%)1 2 3 4 5

1 3 Koleksi yang relevan - - 11 61 614,1252 4 - 3 34 67 29

3 5 - - 17 88 284 9 Pustakawan yang

profesional- 1 61 66 5 4,105

5 12 Kecepatan layanan - 1 12 92 28 3,5646 16 Ketepatan - - 6 95 32 4,1967 18 Dukungan prasarana 130 3 - - - 2,7418 20 - - 4 64 65

Jumlah Frekuensi Rata-rata Skor 13012,2%

80,75%

14513,63%

53350,09%

24823,31%

3,746

Page 15: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

140 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Tabel 2.Distribusi Frekuensi Variabel Ketersediaan

Bacaan Fiksi

Sumber: Dianalisis dari data primer

Berdasarkan datapada Tabel 2,indikator yangdominankontribusinya padapembentukanketersediaan bacaanfiksi ialah indikatorketiga dengan rata-rata skor 3,849.Indikator ketigatersebut adalahimajinatif.Sebaliknya, indikator yang paling kecilkontribusinya dalam pembentukan variabelketersediaan bacaan fiksi ialah indikatorpertama dengan rata-rata skor 3,185.Indikator pertama tersebut adalah jeniskoleksi. Dengan hasil tersebut bermaknabahwa perlunya menyediakan berbagaikoleksi bacaan diluar bacaan-bacaanbidang keilmuan misalnya bacaan fiksisebagai bacaan hiburan. Penyediaan koleksibacaan fiksi sebagai bahan hiburan dapatmenjalankan fungsi perpustakaan sebagaisarana rekreasi bagi masyarakat serta yangdapat membantu pemustaka khususnyabagi anak-anak dan remaja untukmenumbuhkembangkan daya imajinasinya.Selain itu, penyediaan bacaan hiburan jugamenjadi magnet bagi pemustaka untukberkunjung ke perpustakaan. Rata-rata skorvariabel ketersediaan bacaan fiksi iniadalah sebesar 3,548. Skor ini beradadiantara cukup baik dan baik.

c. Fasilitas PerpustakaanIndikator yang membentuk variabel

ini adalah (a) keadaan ruanganperpustakaan, (b) penataan ruang baca, (c)

ketersediaan lemari penitipan, (d) lemarikatalog yang terjangkau oleh berbagaikalangan pemustaka dan (e) penempatan

meja sirkulasi.

Adapun distribusi

frekuensi tanggapan

responden mengenai

kualitas layanan

sirkulasi dapat dilihat

pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3.Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas

Perpustakaan

Sumber: Dianalisis dari data primer

Berdasarkan data pada Tabel 3,indikator yang dominan kontribusinya padapembentukan fasilitas perpustakaan ialahindikator kelima yaitu penempatan mejasirkulasi dengan rata-rata skor 4,616.Sebaliknya, indikator yang paling kecilkontribusinya dalam pembentukan variabelfasilitas perpustakaan ialah indikator ketigayaitu lemari penitipan dengan rata-rata skor2,353. Rata-rata skor variabel fasilitasperpustakaan ini adalah sebesar 3,543. Skorini berada diantara cukup memadai danmemadai.

d. Minat Berkunjung PemustakaIndikator yang membentuk variabel

ini adalah (a) rasa ingin tahu yang tinggi,(b) ketersediaan koleksi, (c) lingkunganyang kondusif, (d) keterjangkauan. Adapundistribusi frekuensi tanggapan respondenmengenai minat kunjung pemustaka dapatdilihat pada tabel 4.

No. ItemPertanyaan

Indikator Frek. Jawaban Rerata(%)1 2 3 4 5

1 1 JenisKoleksi

- - 57 76 -3,1852 4 - 1 117 15 -

3 6 - 24 101 8 -4 7 Rekreatif - - 26 104 3 3,8275 10 Imajinatif - - 20 113 - 3,8496 13

Inspiratif- - 36 97 -

3,4837 14 - - 36 95 28 15 - 9 118 6 -9 16 Pendidika

n- - 74 59 - 3,398

10 19 - 7 74 50 2Jumlah Frekuensi Rata-rata Skor 0

0%41

4,1%659

65,9%623

62,3%7

0,7%3,548

No. ItemPertanyaan

Indikator Frekuensi jawaban Rerata1 2 3 4 5

1 1 Ruanganperpustakaan

- - 8 90 35 3,5222 5 - 29 96 8 -3 6 Ruang baca - 21 103 9 - 3,3264 7 - - 50 67 165 10 Loker - 90 39 4 - 2,3536 14 Lemari

katalog- 1 49 74 9 3,898

7 17 - - 29 60 448 19 M. sirkulasi - - 3 45 85 4,616Jumlah frekuensi rata-rata

skor-

0%141

13,25%377

35,43%357

33,55%189

17,65%3,543

Page 16: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 141

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Variabel Minat Kunjung

Pemustaka

Sumber : Dianalisis dari data primer

Berdasarkan data pada tabel 4,indikator yang dominan kontribusinyapada pembentukan minat kunjung ialahindikator kedua yaitu ketersediaan koleksiyang ada di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumbbadengan rata-rata skor 4,601. Sebaliknya,indikator yang paling kecil kontribusinyadalam pembentukan variabel minatkunjung ialah indikator keempat yakniketerjangkauan dengan rata-rata skor3,661. Dengan hasil tersebut bermaknabahwa ketersediaan beragam jenis koleksidiperpustakaan merupakan indikatorterbesar yang paling mempengaruhi minatpemustaka untuk berkunjung. Lengkapnyakoleksi bahan pustaka dapat mejadialternatif bagi masyarakat untuk mencarireferensi ke perpustakaan tanpa harusmengeluarkan banyak biaya. Rata-rataskor variabel minat kunjung pemustaka iniadalah sebesar 4,273. Skor ini beradadiantara tinggi dan sangat tinggi.

Pembahasan

Pengaruh kualitas layanan sirkulasiterhadap minat kunjung pemustaka

Hasil pengujian hipotesis secaraparsial (uji t) menunjukkan bahwa kualitaslayanan sirkulasi berpengaruh positif dansignifikan terhadap minat kunjung pemustakadi Badan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba. Hasil analisis denganmenggunakan regresi linear ganda, diperolehdata besarnya pengaruh kualitas layanansirkulasi terhadap minat kunjung pemustakaadalah sebesar 21,2%. Signifikansi untukkualitas layanan sirkulasi diperoleh sebesar

0,018 < 0,05. Selanjutnya pada tabelcoefficient menunjukkan hasil thitung 2,399 > ttabel (1,978) maka hipotesis nol (Ho) ditolak

dan hipotesis alternatif(Ha) diterima.Berdasarkanperhitungan ini dapatdibuktikan bahwavariabel independen(kualitas layanansirkulasi)berpengaruh positifdan signifikanterhadap variabeldependen (minatkunjung pemustaka).

Berbagai cara yang telah dilakukan olehpustakawan maupun staf di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba guna memaksimalkanlayanan kepada pemustaka diantaranya yaknimenyediakan koleksi yang relevan dan up todate sesuai dengan kebutuhan pengguna,melaksanakan pelatihan bagi pustakawanuntuk meningkatkan profesionalisme,memberikan pelayanan keanggotaan yanggratis, waktu pelayanan yang tepat sertapenyediaan sarana prasarana pendukunglainnya. Selain pelayanan internal, BadanPenelitian Pengembangan PerpustakaanKabupaten Bulukumba juga mengadakanlayanan perpustakaan keliling, membukaperpustakaan mitra, serta mengadakan berbagailomba diantaranya story telling, lombamereferensi buku, lomba mewarnai, lombamembaca tukang becak dan beberapaperlombaan lainnya baik tingkat kecamatan,daerah maupun kabupaten gunamemperkenalkan fungsi dan kegunaanperpustakaan kepada masyarakat.

Besarnya kontribusi yang diberikanoleh indikator ketepatan layanan menunjukkanbahwa adanya kepuasan pemustaka terhadappelayanan yang diberikan oleh pustakawanyang sesuai dengan kebutuhan pemustaka.Sementara itu, dukungan prasarana menjadiindikator yang memberikan kontribusi palingkecil karena masih kurangnya saranapenunjang yang disediakan oleh perpustakaankhususnya fasilitas wifi hotspot dan komputer.Untuk menyediakan fasilitas wifi hotspot,dibutuhkan dana tambahan yang tidak sedikitsetiap bulannya selain itu beberapa komputeryang disediakan oleh Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba juga dalam kondisirusak sehingga tidak dapat digunakan olehpemustaka untuk mencari bahan rujukan

No ItemPertanyaan

Indikator Frekuensi jawaban Rerata1 2 3 4 5

1 3 Rasa ingin tahuyang tinggi

- - 16 65 52 4,270

2 6 Ketersediaankoleksi

- - 5 43 85 4,601

3 9 Lingkunganyang kondusif

- - 9 40 84 4,563

4 11Keterjang-

kauan

- 4 60 50 193,6615 12 1 26 21 53 32

6 13 - 9 46 56 22

Jumlah frekuensi rata-rata skor1

0,16%39

6,5%157

26,16%307

51,16%29449%

4,273

Page 17: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

142 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

tambahan. Berdasarkan hasil penelitian inidapat disimpulkan bahwa semakin baikkualitas layanan, maka minat kunjungpemustaka juga akan semakin meningkat.

Pengaruh ketersediaan bacaan fiksiterhadap minat kunjung pemustaka

Hasil pengujian hipotesis secaraparsial (uji t) menunjukkan bahwa ketersediaanbacaan fiksi berpengaruh positif dan signifikanterhadap minat kunjung pemustaka di BadanPenelitian Pengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumba. Hasilanalisis dengan menggunakan regresi linearganda, diperoleh data besarnya pengaruhkualitas layanan sirkulasi terhadap minatkunjung pemustaka adalah sebesar 25,2%.Signifikansi untuk kualitas layanan sirkulasidiperoleh sebesar 0,004 < 0,05. Selanjutnyapada tabel coefficient menunjukkan hasil thitung

2,922 > ttabel 1,978 maka hipotesis nol (Ho)ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.Berdasarkan perhitungan ini dapat dibuktikanbahwa variabel independen (ketersediaanbacaan fiksi) berpengaruh positif dansignifikan terhadap variabel dependen (minatkunjung pemustaka).

Seperti yang telah diuraikansebelumnya bahwa rata-rata pengunjungperpustakaan di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba didominasi oleh anak-anak hingga remaja dimana dalam datasirkulasi perpustakaan, buku fiksi adalah bukuyang dominan di baca maupun dipinjam olehpemustaka.

Besarnya minat anak usia remaja daritingkatan SMP hingga Perguruan Tinggiterhadap bacaan fiksi khususnya noveldisebabkan oleh gambaran cerita yang mudahdipahami oleh remaja apalagi jika kisah yangdiceritakan mampu memasuki kehidupanpribadi yang dialami oleh para remaja terutamapercintaan, persahabatan, problem remaja danmotivasi hidup dengan bahasa yangkomunikatif sehingga lebih mudah dipahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa masihbanyak asumsi negatif yang melekat dalammasyarakat mengenai novel, dimana noveldikatakan dapat menghambat prestasiakademik anak-anak. Namun kenyataannyanovel juga memiliki sisi yang positif yaknidapat memberikan pelajaran hidup,mengembangkan pola pikir serta dapatmenimbulkan semangat belajar. Contoh novelyang memiliki sisi positif tersebut antara lainayat-ayat cinta, laskar pelangi, negeri 5menara, assalamu alaikum Beijing, dan masih

banyak novel-novel edukatif dan pembangkitsemangat lainnya.

Kunjungan pemustaka di perpustakaanBadan Penelitian Pengembangan Perpustakaandan Kearsipan Kabupaten Bulukumbadidominasi oleh remaja SMA, disusul olehmahasiswa, pelajar SMP dan SD, umum danSMP. Lebih dominannya kunjungan pelajarSMA dari pada kelompok lainnya disebabkanoleh: (1) tingginya motivasi yang diberikanoleh guru sekolah terhadap siswa denganmemberikan tugas mencari referensi diperpustakaan daerah sehubungan dengan matapelajaran yang diajarkan. (2) Agendakunjungan berkelompok secara berkala yangdilakukan oleh guru bidang studi keperpustakaan daerah, sehingga secara langsungmereka dapat mengenal lebih dekatperpustakaan. (3) Dominan koleksi yang adadiperpustakaan daerah tidak dimiliki olehperpustakaan sekolah, misalnya buku teknologipertanian, peternakan, kesehatan, bukukesusastraan dan lain-lain.

Pengaruh fasilitas perpustakaan terhadapminat kunjung pemustaka

Hasil pengujian hipotesis secara parsial(uji t) menunjukkan bahwa fasilitasperpustakaan berpengaruh positif dansignifikan terhadap minat kunjung pemustakadi Badan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba. Hasil analisis denganmenggunakan regresi linear ganda, diperolehdata besarnya pengaruh kualitas layanansirkulasi terhadap minat kunjung pemustakaadalah sebesar 31,7%. Signifikansi untukkualitas layanan sirkulasi diperoleh sebesar0,001 < 0,05. Selanjutnya pada tabelcoefficient menunjukkan hasil thitung 3,448 >ttabel 1,978 maka hipotesis nol (Ho) ditolak danhipotesis alternatif (Ha) diterima. Berdasarkanperhitungan ini dapat dibuktikan bahwavariabel independen (fasilitas perpustakaan)berpengaruh positif dan signifikan terhadapvariabel dependen (minat kunjung pemustaka).

Banyak faktor yang menentukan baikburuknya kualitas pelayanan di perpustakaan.Fasilitas merupakan salah satu faktor yangsangat penting dalam sebuah perpustakaan.Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkankegiatan didalam perpustakaan dapat berjalandengan lancar dan berfungsi sesuai dengantujuan yang diharapkan yaitu menjadi sumberinformasi bagi masyarakat. NamunKenyataannya masih terdapat beberapakekurangan lain yang belum terpenuhi diBadan Penelitian Pengembangan Perpustakaan

Page 18: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Faktor Berpengaruh Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Badan Penelitian,

Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba Rismayani 143

dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba sebagaiperpustakaan umum khususnya ruanganperpustakaan sangat sempit dan tidak adapembagian ruangan antara ruang koleksi, ruangbaca, dan ruang petugas. Selain itu, jumlah rakbuku pun masih sedikit sehingga sebagiankoleksi bahan pustaka hanya tertumpuk dilantai dan di meja baca sehingga mengurangikenyaman pemustaka. Oleh karena itu sangatperlu adanya perhatian khusus dari pemerintahterkait terhadap kondisi perpustakaan umumyang ada di Kabupaten Bulukumba denganmemperbaiki sarana/prasarana perpustakaanagar dapat mejadi tempat belajar yangrepresentatif dalam menunjang pelaksanaanfungsi perpustakaan yaitu pendidikan,penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasipara pemustaka.

Pengaruh kualitas layanan sirkulasi,ketersediaan bacaan fiksi dan fasilitasperpustakaan secara bersama-samaterhadap minat kunjung pemustaka

Hasil analisis data menunjukkanbahwa ada pengaruh yang signifikan antarakualitas layanan sirkulasi, ketersediaan bacaanfiksi dan fasilitas perpustakaan secara bersama-sama terhadap minat pemustaka berkunjung keBadan Penelitian Pengembangan Perpustakaandan Kearsipan Kabupaten Bulukumba. darihasil uji simultan (uji F) diperoleh nilai Fhitung

sebesar 35,859 dengan p value 0,000 < 0,05.Hasil analisis dengan menggunakan regresilinear bergadan diperoleh data besarnyakontribusi kualitas pelayanan sirkulasi,ketersediaan bacaan fiksi dan fasilitasperpustakaan secara bersama-sama terhadapminat kunjung pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba adalah sebesar 45,5%sedangkan sisanya 45,5% dipengaruhi olehvariabel lain yang tidak disebutkan dalampenelitian.

Pelayanan merupakan unsur utamadalam pencapaian suatu keberhasilanorganisasi perpustakaan karena bagian inilahyang berhubungan langsung dengan penggunadalam penyebaran informasi serta pemanfaatanjasa dan fasilitas yang ada di perpustakaan.Dengan kata lain, perpustakaan identik denganlayanan karena tidak ada perpustakaan jikatidak ada kegiatan layanan.

Pelayanan dikatakan baik apabiladilakukan dengan: (1) cepat, artinya untukmemperoleh layanan, orang tidak perlumenunggu terlalu lama, (2) tepat waktu,artinya orang dapat memperoleh kebutuhantepat pada waktunya, (3) benar, artinya

pustakawan membantu perolehan sesuatusesuai dengan yang diinginkan. Maka dari itupelayanan di perpustakaan ideal nya dapatlebih memikat, bersahabat, cepat, dan akurat,ini berarti orientasi pelayanan perpustakaanharus didasarkan pada kebutuhan pengguna.Guna memaksimalkan pelayanan kepadapengguna perpustakaan tidak hanya sebataspelayanan sirkulasi saja tetapi juga padapemutakhiran koleksi bahan pustaka sesuaidengan kebutuhan pengguna dan juga disertaidengan pemenuhan fasilitas-fasilitaspendukung yang dapat menunjang pelayananperpustakaan yang memuaskan.

Adanya pelayanan yang memuaskan,koleksi yang relevan dengan kebutuhanpemakai, serta fasilitas perpustakaan yangmemadai, akan memberikan semangat minatbagi pemustaka untuk melakukan pinjaman,kunjungan dan lain sebagainya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kualitas layanan sirkulasi di BadanPenelitian Pengembangan PerpustakaanKabupaten Bulukumba berkategori tinggidengan indikator yang paling dominanadalah ketepatan pegawai perpustakaandalam memenuhi permintaan pemustaka.Baiknya kualitas layanan sirkulasimemberikan pengaruh positif yangsignifikan terhadap minat kunjungpemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba.

2. Ketersediaan bacaan fiksi di BadanPenelitian Pengembangan PerpustakaanKabupaten Bulukumba berkategori sedangdengan indikator imajinatif sebagaiindikator dominan dalam variabelketersediaan bacaan fiksi. Ketersediaankoleksi bacaan fiksi memberikan pengaruhyang positif dan signifikan terhadap minatkunjung pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba.

3. Fasilitas perpustakaan di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan KabupatenBulukumba berkategori sedang denganindikator meja sirkulasi sebagai indikatoryang dominan dalam variabel fasilitasperpustakaan. Fasilitas perpustakaanmemberikan pengaruh yang positif dansignifikan terhadap minat kunjungpemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba.

Page 19: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

144 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

4. Kualitas layanan sirkulasi, ketersediaanbacaan fiksi dan fasilitas perpustakaansecara simultan memberikan pengaruhpositif yang signifikan terhadap minatkunjung pemustaka di Badan PenelitianPengembangan Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba.

Saran1. Bagi masyarakat, diharapkan agar kiranya

secara bersama dapat menjaga danmenggunakan koleksi bahan pustakadengan arif. Upaya peningkatan minat bacaperlu terus ditingkatkan. Tingginyafrekuensi peminjaman koleksi bukukesusasteraan termasuk buku fiksi,diharapkan dapat mendorong minat bacaanak, sehingga dengan membaca buku fiksi,minat untuk membaca buku pengetahuanumum lainnya dapat ditingkatkan pula.

2. Bagi pustakawan dan staf perpustakaan,diharapkan agar kiranya dapat terusmengembangkan profesionalisme kerjamelalui kegiatan-kegiatan pelatihan baiktingkat daerah maupun provinsi untukmeningkatkan kualitas pelayanan diperpustakaan khususnya di BadanPenelitian Pengembangan Perpustakaan danKearsipan Kabupaten Bulukumba.

3. Bagi pemerintah, agar kiranyamemperhatikan kondisi secara keseluruhanBadan Penelitian PengembanganPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenBulukumba, dengan memperbaikisarana/prasarana perpustakaan agar dapatmejadi tempat belajar yang representatifdalam menunjang pelaksanaan fungsiperpustakaan yaitu pendidikan, penelitian,pelestarian, informasi dan rekreasi parapemustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Sulistyo. 2010. Pengantar Ilmuperpustakaan. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Darmono. 2007. Manajemen dan Tata KerjaPerpustakaan Sekolah. Jakarta :Gramedia Widiasarana.

Lupiyoadi, Rambat. 2009. ManajemenPemasaran Jasa Edisi Revisi.Jakarta: Salemba Empat.

Mortoatmodjo, Karmidi. 2009. Materi PokokPelayanan Bahan Pustaka Edisikedua. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moenir. 2008. Manajemen Pelayanan Umumdi Indonesia. Jakarta: PT BumiAksara.

Muchyidin, A. Suherlan dan Sasmitamiharja,Iwa D. 2008. PanduanPenyelenggaraan PerpustakaanUmum. Bandung: PT Puri Pustaka.

Nurgiantoro, Burhan. 2009. Teori PengkajianFiksi. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Prasetyo, Sayoga. 2014. Manfaat MembacaKarya Fiksi. Sayogand. blogspot.co.id/2014/01/8-manfaat-membaca-karya-fiksi.html. diakses 5 April2016.

Qalyubi, Syihabuddin. 2007. Dasar-DasarIlmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta: Jurusan IlmuPerpustakaan dan Informasi (IPI),Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: PTRineka Cipta.

Suwarno, Wiji. 2010. Pengetahuan DasarKepustakaan. Bogor: GhaliaIndonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor43 Tahun 2007 TentangPerpustakaan (LNRI Tahun 2007No.129.TLNRI No.4774).

Yusuf, M Pawit. 2007. PedomanPenyelenggaraan PerpustakaanSekolah. Jakarta: Kencana PrenadaMedia.

Page 20: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Pembelajaran

Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sainal 145

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MURID KELAS V

SD NEGERI 111 KASSIBUTA KECAMATAN KAJANG

Sainal *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten BulukumbaSainal Guru SDN 111 Kassibuta Kecamatan Kajang

Email: [email protected].

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematikamelalui model pembelajaran pemecahan masalah pada murid kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan kemampuanmurid dalam menyelesaikan soal cerita matematika melalui model pembelajaran pemecahan masalahdi kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang. Tujuan penelitian adalah untukmendeskripsikan peningkatan kemampuan murid menyelesaikan soal cerita matematika melaluimodel pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving) di kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatifdeskriptif dan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus masing-masing siklus dilaksanakan 2 kali dengan tahapan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan,observasi dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang yang berjumlah 24 orang. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan tesserta analisis data yaitu menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penerapan pembelajaran problem solving melalui peningkatan kemampuan muridmenyelesaikan soal cerita di kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang dengan nilai rata-rata hasil belajar Matematika pada Siklus I masuk pada kategori cukup dan pada Siklus II meningkatyaitu berada pada ketegori baik. Hasil aktifitas guru pada siklus I berada pada kategori cukup dan padasiklus II meningkat menjadi kategori baik sedangkan hasil aktifitas belajar murid pada siklus I beradapada kategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi kategori baik. Kesimpulan adalah melaluimodel pembelajaran pemecahan masalah (Problem Solving) dapat meningkatkan kemampuan muridmenyelesaikan soal cerita matematika di kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang.

Kata kunci : Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, Model Pembelajaran problemsolving

Abstract *)

This study reviews the increase in ability to solve math word problems through learning modelproblem-solving in class V students of SD Negeri 111 Kassibuta District of Kajang. The problem inthis research is how the increase in the students' ability in solving mathematical word problemsthrough learning model problem-solving in class V SD Negeri 111 Kassibuta District of Kajang. Theresearch objective was to describe the increase in the students' ability to solve problems through themath story problem solving learning model (Problem Solving) in class V SD Negeri 111 KassibutaDistrict of Kajang. The approach used in this study is a qualitative descriptive approach and type ofresearch is classroom action research consisting of two cycles each cycle carried 2 times with thefollowing stages: planning, execution, observation and action. The subjects were fifth grade studentsand teachers SD Negeri 111 Kassibuta District of Kajang which totaled 24 people. The technique ofcollecting data through observation and testing and data analysis that uses data analysis techniquesof quantitative and qualitative. The results showed that the application of learning problem solvingthrough increasing the capacity of students completing word problems in class V SD Negeri 111Kassibuta District of Kajang with the average value of learning outcomes in Mathematics in Cycle Ienter the category fairly and in Cycle II increases that are in the good category. The results of theactivities of teachers in the first cycle in the category fairly and on the second cycle increased to eithercategory while the results of student learning activities in the first cycle in the category fairly and onthe second cycle increased to either category. The conclusion is through learning model solving(Problem Solving) can improve the ability of students complete math word problems in class V SDNegeri 111 Kassibuta District of Kajang.

Keywords: Ability solving math story, Learning Model problem solving

Page 21: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

146 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu dasaryang aplikatif artinya sangat relevan dengankehidupan sehari-hari, sehingga dalam prosespembelajarannya memerlukan keterampilankhusus dalam memecahkam masalah. Karenaitu, guru sebagai salah satu komponen pentingdalam proses pembelajaran harus menguasaibeberapa keterampilan minimal penguasaanmateri dan keterampilan mengerjakannya.

Persoalan yang muncul pada saatpembelajaran Matematika pada tingkat sekolahdasar adalah model apa yang digunakan gurusehingga materi pembelajaran Matematikadapat lebih mudah dimengerti, dipahami dandipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagaimana bahan pelajaran dapat dikuasai olehsiswa secara tuntas. Namun, ada pula sebagianguru yang telah memahami konseppengelolaan strategi belajar mengajar yangmampu meningkatkan hasil belajar siswa tetapitidak mampu menerapkannya di kelas sehinggaseorang guru tidak dapat menciptakan danmempertahankan kondisi dan situasi belajarmengajar yang efektif dapat berakibatrendahnya hasil belajar siswa pada matapelajaran Matematika pada tingkat sekolahdasar.

Memperhatikan penelitian yangdilakukan oleh Satria (2009) menemukanbahwa pembelajaran matematika denganmenerapkan model Problem solving dapatmeningkatkan hasil belajar matematika siswa.Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siklusI masih ada siswa tidak tuntas, sedangkan padaSiklus II mengalami peningkatan nilai hasilbelajar sebagian besar siswa tuntas.

Model Problem Solving merupakansalah satu teknik atau model pembelajaranyang dibentuk atas dasar interaksi dankomunikasi antara satu siswa dengan siswalainnya atau antara siswa dengan guru kelasuntuk memecahkan suatu permasalahan. Halini dapat meningkatkan motivasi belajarsiswa untuk mencerna dan memahamimateri pelajaran yang diberikan oleh guru.Dengan demikian, melalui model ProblemSolving diharapkan hasil belajar siswasekolah dasar dapat ditingkatkan.

Rumusan masalah dalam penelitian iniadalah “Bagaimanakah model pembelajaranProblem Solving dapat meningkatkankemampuan menyelesaikan soal ceritamatematika Pada siswa kelas V SD Negeri111 Kassibuta Kecamatan Kajang?”

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmendeskripsikan kemampuan menyelesaikan

soal cerita matematika melalui modelpembelajaran Problem Solving Pada siswakelas V SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang.

Manfaat dari penelitian ini menjadibahan informasi dalam pengembangan ilmupengetahuan khususnya bidang PendidikanGuru Sekolah Dasar berkaitan denganpengembangan inovasi/model-modelpembelajaran dan peningkatan hasil belajarmurid. Bagi peneliti, menjadi bahankomparasi atau perbandingan dengan metodepembelajaran lainnya dan dapat menjadireferensi bagi penelitian yang relevan.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kemampuan SiswaMenyelesaikan Soal Cerita

Penyajian soal dalam bentuk ceritamerupakan usaha menciptakan suatu ceritauntuk menerapkan konsep yang sedangdipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Biasanya siswa akan lebih tertarik untukmenyelesaikan masalah atau soal-soal yang adahubungannya dengan kehidupannya. Siswadiharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalamsoal, melakukan kalkulasi dan menggunakanprosedur-prosedur relevan yang telahdipelajarinya. Hal ini sejalan dengan yangdikemukakan Sugondo (1993) bahwa latihanmemecahkan soal cerita penting bagiperkembangan proses berpikir anak. Dalamkehidupan sehari-hari anak mampumenyelesaikan persoalan sederhana secaramatematis, menghargai matematika sebagaialat yang dibutuhkan untuk memecahkanmasalah, dan akhirnya anak akan dapatmenyelesaikan masalah yang lebih rumit.

Pemecahan masalah (soal cerita) yangdihadapi, dengan menggunakan bekalpengetahuan berupa konsep, fakta, prinsip, danoperasi yang sudah dimengerti.Dalampemecahan masalah (soal cerita), siswa harusmampu mengintegrasikan defenisi-defenisikonsep-konsep, sifat-sifat atau rumus-rumusyang terdapat dalam materi soal cerita yangterkait dengan masalah yang sedangdiselesaikan. Dengan kata lain, siswa dapatmenyelesaikan atau memecahkan masalah soalcerita dengan baik jika dia menguasai materi-materi yang terkait dalam soal cerita yangsedang dihadapi.

Soal cerita yang sering dijumpai disekolah dasar, antara lain memuat tentangbilangan; mata uang; usia; pengukuran;kecepatan, waktu, dan jarak dan lain-lain yangdisajikan dalam bentuk “masalah” dan untuk

Page 22: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Pembelajaran

Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sainal 147

menyelesaikan dapat digunakan “strategipemecahan masalah”.

Langkah-langkah yang diperlukanuntuk menyelesaikan soal bentuk cerita yangpeneliti gunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut : 1) Menentukan hal yangdiketahui dalam soal, langkah ini merupakanawal dalam menyelesaikan soal cerita,informasi-informasi yang terdapat dalam suatusoal merupakan salah satu komponen yangdiperlukan untuk membuat model matematika.Kesalahan atau kekuranglengkapan dalammendefinisikan hal-hal yang diketahui dalamsoal dapat menyebabkan kesulitan dankesalahan dalam membuat model matematika.2)Menentukan hal yang ditanyakan dalam soal,hal yang ditanyakan dalam soal merupakansalah satu masalah yang memerlukanpemecahan dan juga termasuk salah satukomponen yang diperlukan untuk membuatmodel matematika. Kesalahan dankekuranglengkapan dalam mengidentifikasihal–hal yang ditanyakan dalam soal dapatmenyebabkan kesulitan dan kesalahan dalammembuat model matematika. Oleh sebab itu,hal yang ditanyakan dalam soal perluditentukan dan dipahami secara rinci, biasanyadiungkapkan dengan kalimat perintah. Dengandemikian langkah ini memuat tuntutan apayang dipecahkan dalam soal. 3) Membuatmodel matematika, sebelum pembuatan modelmatematika, terlebih dahulu harus mangetahuihal yang diketahui dalam soal, hal yangditanyakan dalam soal, dan operasi hitung yangakan diperlukan. Selanjutnya dapat dibentukmodel matematika sesuai dengan permasalahansoal yang diberikan. Pembuatan modelmatematika biasanya dengan menggunakansegala satuan dalam situasi nyata dandiwujudkan berupa persamaan. 4) Melakukanperhitungan, langkah berikutnyamenyelesaikan kalimat matematika menurutaturan– aturan matematika sehinggadidapatkan jawaban dari model tersebut.Dalam menyelesaikan kalimat matematikadiperlukan kemampuan melakukanperhitungan dan kemampuan memahamiprinsip–prinsip dan aturan–aturan dalammatematika. Kesalahan dalam melakukanperhitungan akan mengakibatkan kesalahandalam menentukan jawab model. Kesalahandalam menentukan jawab model akanmenyebabkan kesalahan dalam menjawabpermasalahan situasi nyata dalam soal cerita.5) Melakukan jawab akhir sesuai denganpermintaan soal, jawaban model ditafsirkankesituasi nyata kembali.Kegiatan penafsiran inimerupakan kegiatan mengembalikan makna

variabel yang terdapat dalam kalimatmatematika tersebut. Langkah ini memuatkalimat yang jelas dan ditandai dengan adanyakata “jadi” diawal kalimat.

Dengan menguasai kelima langkahtersebut di atas, maka diharapkan siswa dapatmemiliki keterampilan dan kemampuan dalammenyelesaikan soal cerita di SD. Penguasaankelima langkah di atas sangat bergantung ada-tidaknya kesulitan yang dialami siswa padasetiap langkah dalam menyelesaikan soalcerita.

Pembelajaran dengan PendekatanPemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah merupakan suatukegiatan penting dalam matematika sekolah,karena dalam proses pembelajaran maupunpenyelesaiannya, siswa dimungkinkanmemperoleh pengalaman menggunakanpengetahuan serta keterampilan yang sudahdimiliki untuk diterapkan pada pemecahanmasalah yang bersifat tidak rutin. Melaluikegiatan ini aspek-aspek kemampuanmatematika penting seperti penerapan aturanpada masalah tidak rutin, penemuan pola,penggeneralisasian, komunikasi matematik,dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebihbaik.

Pengajaran matematika di SD, jugabertujuan untuk melatih siswa memecahkanmasalah. Melalui pemecahan masalah,diharapkan siswa dapat mengembangkankemampuan memecahkan masalah-masalahyang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendekatan pemecahanmasalah seyogyanya menjadi bagian daripembelajaran matematika di sekolah.

Oleh sebab itu menyelesaikan masalah,terlebih dahulu siswa harus menguasai hal-halyang telah diberikan sebelumnya sehinggadapat digunakan dalam situasi yangbaru.Untuk menyelesaikan masalah, seorangguru dituntut untuk mampu melihat kesiapandan kemampuan siswa sebelum memberikansuatu masalah kepadanya.

METODE PENELITIANPendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan deskriptifkualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas. Penelitian ini berlangsung diSD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vberjumlah 24 siswa yang terdiri dari 11 siswalaki-laki dan 13 siswa perempuan padasemester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Page 23: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

148 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Untuk pengumpulan data dalampenelitian ini dilakukan dengan teknikObservasi dan Tes. Analisis data yangdigunakan adalah analisis data kuantitatif dankualitatif. Data yang diperoleh berupa tesbelajar diolah secara kuantitatif sedangkanhasil observasi aktivitas siswa dan guru diolahdengan menggunakan analisis data kualitatifdeskriptif.

Kriteria keberhasilan pelaksanaanpembelajaran Matematika yaitu jika terjadipeningkatan hasil belajar Matematika melaluimodel pembelajaran pemecahan maslah(Problem Solving). Demikian pula didukungoleh peningkatan kualitas proses pembelajarandan aktivitas belajar murid dalam mengikutipelajaran Matematika.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil PenelitianGambaran umum rangkuman statistik

tes hasil belajar Matematika setelah diterapkanmodel pembelajaran problem solving siklus Ipada siswa kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang sebagai berikut : nilai rata-rata hasil belajar pada Siklus I sebesar 61,67.Skor yang dicapai responden terbesar denganskor tertinggi 90 dan skor terendah 50 dari skortertinggi yang mungkin dicapai 100 dan skorterendah yang mungkin dicapai 10. Hal inimenunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswaatau hasil belajar siswa cukup bervariasi.

Persentase nilai hasil belajar siswasetelah dilaksanakan pembelajaran Matematikamelalui model pembelajaran problem solving,tidak ada siswa (0%) yang berada padakategori sangat Baik, 7 siswa (29,2%) beradapada kategori Baik, 12 siswa (50%) beradapada kategori cukup, 3 siswa (12,5%) beradapada kategori baik, dan 2 siswa (8,3%) beradapada kategori sangat baik.

Skor rata-rata hasil belajar siswapada siklus I sebesar 61,67 nilai rata-rataberada pada kategori cuku. Hal ini berartibahwa rata-rata peningkatan hasil siswa kelasV SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang setelah dilaksanakan problem solvingpada mata pelajaran Matematika pada kategoricukup. Berdasarkan hasil pengamatan padapelaksanaan siklus I bahwa terlihat masih adasiswa yang masih bermain dan tidak seriusmengikuti jalannya pembelajaran, masih adasiswa yang berbicara tanpa memperhatikanmateri pembelajaran dengan baik, sehinggapada pelaksanaan siklus I dianggap kurangberhasil secara keseluruhan walaupun terjadi

peningkatan hasil belajar siklus I dengan hasilsemester siswa.

Hasil observasi yang terangkum dalamlembar observasi siswa menggambarkan siklusI menunjukkan bahwa indikator siswa yangmampu menentukan masalah yang akandipecahkan pada pertemuan I terdapat 4 siswakategori baik, 12 siswa kategori cukup, 8 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 5 siswa kategori baik, 14 siswakategori cukup, 5 siswa kategori kurang.Indikator siswa yang mampu meninjaumasalah berupa hal-hal yang diketahui danditanyakan pada pertemuan I terdapat 5 siswakategori baik, 11 siswa kategori cukup, 8 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 7 siswa kategori baik, 13 siswakategori cukup, 4 siswa kategori kurang.

Indikator siswa mampu menyusunrencana penyelesaian dalam bentuk kalimatmatematika pada pertemuan I terdapat 5 siswakategori baik, 10 siswa kategori cukup, 9 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 6 siswa kategori baik, 12 siswakategori cukup, 6 siswa kategori kurang.Indikator siswa mampu menjawab beberapapertanyaan dalam menjalankan langkah-langkah penyelesaian model matematika padapertemuan I terdapat 4 siswa kategori baik, 11siswa kategori cukup, 9 siswa kategori kurang,selanjutnya pada pertemuan II terdapat 6 siswakategori baik, 13 siswa kategori cukup, 5 siswakategori kurang.

Indikator siswa mampumenyelesaikan soal yang telah diberikan padapertemuan I terdapat 5 siswa kategori baik, 12siswa kategori cukup, 7 siswa kategori kurang,selanjutnya pada pertemuan II terdapat 7 siswakategori baik, 14 siswa kategori cukup, 7 siswakategori kurang. Indikator siswa mampumampu menggambarkan kesimpulan dikaitkandengan kehidupan sehari-hari pertemuan Iterdapat 4 siswa kategori baik, 13 siswakategori cukup, 7 siswa kategori kurang,selanjutnya pada pertemuan II terdapat 5 siswakategori baik, 15 siswa kategori cukup, 4 siswakategori kurang.

Berdasarkan uraian di atas melihataktivitas belajar siswa V SD Negeri 111Kassibuta Kecamatan Kajang dalam prosespembelajaran Matematika setelah diterapkanmodel pembelajaran problem solving terlihatmasih ada kategori kurang. Hasil aktifitasbelajar murid masuk pada kategori cukupdengan persentase 1,9%. Dengan demikianpelaksanaan siklus I terhadap aktivitas belajarsiswa belum dapat berjalan dengan optimal,sehingga perlu dilaksanakan siklus II.

Page 24: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Pembelajaran

Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sainal 149

Pelaksanaan siklus II didasarkan padahasil belajar siklus I menunjukkan bahwaterdapat 7 siswa (29,2%) yang mendapatkannilai 50 berada pada kategori rendah danterdapat 12 siswa (50%) mendapatkan nilaiantara 55 – 64 berada pada kategori sedang.Dengan demikian terdapat 19 siswa (79,2%)berarti dinyatakan tidak tuntas yang telahditetapkan oleh Departemen PendidikanNasional yakni standar kompetensi kelulusanadalah nilai 65 ke atas.

Tes hasil belajar pada siswamenunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajarsiswa kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang melalui penerapan modelpembelajaran problem solving pada matapelajaran Matematika siklus II adalah 81,25.Nilai yang dicapai responden tersebar dengannilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 darinilai tertinggi yang mungkin dicapai 100 dannilai terendah yang mungkin dicapai 10. Halini menunjukkan bahwa tingkat kemampuansiswa atau hasil belajar siswa cukup bervariasi.Nilai rata-rata siswa kelas V SD Negeri 111Kassibuta Kecamatan Kajang mencapai 81,25dapat dikategorikan Baik.

Persentase skor hasil belajar siswasetelah dilaksanakan penerapan modelpembelajaran problem solving pada matapelajaran Matematika tidak ada siswa (0%)yang berada pada kategori sangatkurang, tidakada siswa (0%) berada pada kategori kurang, 1siswa (4,17%) berada pada kategori cukup, 17siswa (70,83%) berada pada kategori baik, dan6 siswa (25%) yang berada pada kategorisangat baik.

Hal ini berarti bahwa rata-ratapeningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswapada siklus II sebesar 81,25%. Hal ini berartibahwa rata-rata peningkatan hasil belajar siswakelas V SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang setelah dilaksanakan penerapan modelpembelajaran problem solving pada matapelajaran matematika berada pada kategoribaik walaupun masih ada siswa yang memilikinilai dibawah 65. Dengan demikianpelaksanaan penelitian tindakan kelas untukmengetahui kemampuan siswa menyelesaikansoal cerita matematika melalui modelpembelajaran pemecahan masalah (ProblemSolving), telah berhasil pada pelaksanaansiklus II.

Indikator keberhasilan penelitiantindakan kelas ini adalah apabila terjadipeningkatan hasil belajar siswa memperolehskor minimal 65 terhadap matapelajaran Matematika melalui penerapanmodel pembelajaran problem solving pada

semua siswa (100%), maka penelitian tindakankelas yang dilakukan dianggap tuntas secaraklasikal.

Hasil observasi siswa pada siklus IImenunjukkan bahwa pada siklus II dari 24siswa Kelas V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang dengan indikator siswayang mampu menentukan masalah yang akandipecahkan pada pertemuan I terdapat 9 siswakategori baik, 13 siswa kategori cukup, 2 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 18 siswa kategori baik, 6 siswakategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang. Indikator siswa yang mampu meninjaumasalah berupa hal-hal yang diketahui danditanyakan pada pertemuan I terdapat 7 siswakategori baik, 15 siswa kategori cukup, 2 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 16 siswa kategori baik, 8 siswakategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang.

Indikator siswa mampu menyusunrencana penyelesaian dalam bentuk kalimatmatematika pada pertemuan I terdapat 7 siswakategori baik, 13 siswa kategori cukup, 4siswa kategori kurang, selanjutnya padapertemuan II terdapat 15 siswa kategori baik, 9siswa kategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang. Indikator siswa mampu menjawabbeberapa pertanyaan dalam menjalankanlangkah-langkah penyelesaian modelmatematika pada pertemuan I terdapat 7 siswakategori baik, 14 siswa kategori cukup, 3 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 17 siswa kategori baik, 7 siswakategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang.

Indikator siswa mampumenyelesaikan soal yang telah diberikan padapertemuan I terdapat 10 siswa kategori baik, 12siswa kategori cukup, 2 siswa kategori kurang,selanjutnya pada pertemuan II terdapat 19siswa kategori baik, 5 siswa kategori cukup,tidak ada siswa kategori kurang. Indikatorsiswa mampu mampu menggambarkankesimpulan dikaitkan dengan kehidupansehari-hari pertemuan I terdapat 9 siswakategori baik, 12 siswa kategori cukup, 3 siswakategori kurang, selanjutnya pada pertemuan IIterdapat 20 siswa kategori baik, 4 siswakategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang.

Berdasarkan hasil observasi siswakelas V SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang pada penelitian tindakan kelas siklus IItelah berhasil meningkatkan kemampuanmenyelesaikan soal cerita matematika setelahditerapkan model pembelajaran pemecahan

Page 25: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

150 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

masalah (Problem Solving ) dengan persentasekeberhasilan 2,6 masuk dalam kategori Baik.Hal ini menunjukkan bahwa observasi siswaterhadap akitivitas belajar siswa pada matapelajaran Matematika dapat berpengaruh padapeningkatan aktivitas belajar dan hasil belajarsiswa setelah diterapkan model pembelajaranproblem solving secara optimal.

PembahasanHasil belajar siswa kelas V SD Negeri

111 Kassibuta Kecamatan Kajang diperolehbahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa padasiklus I adalah 61,77% sedangkan rata-ratanilai hasil belajar siswa pada Siklus II adalah81,25% dari nilai ideal 100 yang mungkindicapai. Hal ini menunjukkan bahwa secarakuantitatif terjadi peningkatan nilai rata-ratahasil belajar siswa V SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang pada mata pelajaranmatematika dengan pokok bahasan soal ceritaoperasi hitung campuran dan daya serap siswapada materi pelajaran menjadi lebih baiksetelah penerapan model pembelajaranproblem solving.

Pada siklus II tampak bahwa hampirsemua siswa mengalami peningkatan nilai hasilbelajar Matematika. Hal ini disebabkan antaralain pada siklus II siswa kelas V SD Negeri111 Kassibuta Kecamatan Kajang telah mampumenyelesaikan soal sesuai prosedur yangdiharapkan sehingga pada umumnya siswadapat memperoleh skor pada setiap butir soal.Setelah pelaksanaan pembelajaran Matematikamelalui model pembelajaran problem solving,siswa mampu menginterpretasikan maksudsoal tes essai yang umumnya melaluipenerapan model pembelajaran problemsolving.

Berdasarkan hasil pengamatan(observasi) terhadap indikator siswa yangmampu menentukan masalah yang akandipecahkan pada siklus I terdapat 5 siswakategori baik, 14 siswa kategori cukup, 5 siswakategori kurang dengan persentase keseluruhan2%, selanjutnya pada siklus II meningkatmenjadi 18 siswa kategori baik, 6 siswakategori cukup, dan tidak ada siswa kategorikurang dengan persentase keseluruhan 2,7%.Indikator siswa yang mampu meninjaumasalah berupa hal-hal yang diketahui danditanyakan pada siklus I terdapat 7 siswakategori baik, 13 siswa kategori cukup, 4 siswakategori kurang dengan persentase keseluruhan2,1%, selanjutnya pada siklus II meningkatmenjadi 16 siswa kategori baik, 8 siswa(kategori cukup, tidak ada siswa kategorikurang dengan persentase keseluruhan 2,6%.

Indikator siswa mampu menyusunrencana penyelesaian dalam bentuk kalimatpada siklus I terdapat 6 siswa kategori baik,12 siswa kategori cukup, 6 siswa kategorikurang dengan persentase keseluruhan 2%,selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi15 siswa kategori baik, 9 siswa kategori cukup,dan tidak ada siswa kategori kurang denganpersentase keseluruhan 2,6%. Indikator siswamampu menjawab beberapa pertanyaan dalammenjalankan langkah-langkah penyelesaianmodel matematika pada siklus I terdapat 6siswa kategori baik, 13 siswa kategori cukup,5 siswa kategori kurang dengan persentasekeseluruhan 2,04%, selanjutnya pada siklus IImeningkat menjadi 17 siswa kategori baik, 7siswa kategori cukup, dan tidak ada siswakategori kurang dengan persentase keseluruhan2,7%.

Indikator siswa yang mampumenyelesaikan soal yang telah diberikan padasiklus I terdapat 7 siswa kategori baik, 14siswa kategori cukup, 3 siswa kategori kurangdengan persentase keseluruhan 2,2%,selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi19 siswa kategori baik, 5 siswa kategoricukup, tidak ada siswa kategori kurang denganpersentase keseluruhan 2,8%. Indikator siswamampu menggambarkan kesimpulan dikaitkandengan kehidupan sehari-hari pada siklus Iterdapat 5 siswa kategori baik, 15 siswakategori cukup, 4 siswa kategori kurangdengan persentase keseluruhan 2,04%,selanjutnya pada siklus II meningkat 20 siswakategori baik, 4 siswa kategori cukup, tidakada siswa kategori kurang dengan persentasekeseluruhan 2,8%.

Dengan demikian upaya meningkatkanhasil belajar siswa yang perlu dilakukan guruadalah meningkatkan aktivitas belajar siswadengan menumbuhkan minat belajar danmotivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 111Kassibuta Kecamatan Kajang dalampembelajaran Matematika, dengan merancangpembelajaran yang mengaitkan materi yangdipelajari dengan menerapkan pembelajaranberbasis masalah, yang terpenting juga adalahmembuat siswa belajar antusias, keberanianmengungkapkan gagasan, ide dan pemikiranserta menumbuhkan motivasi. Adanyapeningkatan aktivitas belajar siswa Siklus IImenunjukkan bahwa terdapat kemajuan yangdicapai oleh siswa setelah dilaksanakanpenerapan model pembelajaran berbasismasalah (Problem Solving) pada matapelajaran Matematika. Uraian tersebut di atasmenunjukkan bahwa penerapan pembelajaranberbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas

Page 26: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui Model Pembelajaran

Problem Solving Pada Murid Kelas V SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sainal 151

belajar siswa dalam pembelajaran Matematika,sehingga berdampak pada peningkatan hasilbelajar siswa secara optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian di atasmaka dapat ditarik kesimpulan yaitu:Penerapan model pembelajaran problemsolving dalam pembelajaran Matematika dapatmeningkatkan kemampuan siswamenyelesaikan soal cerita dengan nilai rata-rata hasil belajar Matematika pada Siklus Imasuk pada kategori cukup selanjutnya padaSiklus II nilai rata-rata hasil belajar siswaberada pada ketegori baik. Aktivitas belajarterjadi peningkatan secara signifikan darikategori cukup pada siklus I meningkatmenjadi kategori baik pada siklu II.

Disarankan kepada guru bahwapenerapan model pembelajaran problemsolving dapat dijadikan sebagai salah satualternatif model dalam pembelajaranMatematika di sekolah dasar agar siswa dapatmengalami proses belajar yang lebihbermakna, guru perlu menguasai modelpembelajaran serta media pembelajaransehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebihbervariasi sehingga siswa tidak merasa bosandalam belajar dan akan lebih mudahmemahami materi khususnya padapembelajaran Matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dan Samad Sulaiman. 2013.Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar:Fakultas Ilmu Pendidikan.

Aisyah, Nyimas. 2010. PengembanganPembelajaran Matematika SD.Jakarta: Direktorat JenderelPendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional.

Arikunto, Suharsimi. 20012. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Penerbit PTBumi Aksara.

Bell. 1991. Teaching and LearningMathematichs. Dubuque Lowo:Win.C. Broom Company Publisher.

Cahya, Antonius. 2011. Pemahaman danPenyajian Konsep Matematika SecaraBenar dan Menarik. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiDeparteman Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1993. Kurikulim 1994 Sekolah Dasar-

GBPP Mata Pelajaran Matematika.Jakarta: Balai Pustaka.

Departeman Pendidikan Nasioanal. 2006.Badan Standar Nasional PendidikanUntuk Tiap Mata Pelajaran TingkatSekolah Dasar. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional.

Hudojo. 2008. Belajar Mengajar Matematika.Jakarta: Dirjen Dikti PPLPTK.

Kahfi, Sahibul. 2014. Matematika, MateriPelatihan Terintegrasi 2. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Pitajeng. 2006. Pembelajaran MatematikaYang Menyenangkan. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiDeparteman Pendidikan Nasional.

Rahim Muhammad. 2009. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: PT. BumiAksara.

Ruseffendi, E.T. 1992. Pendidikan Matematika3 Modul 1-9. Jakarta: DepdikbudProyek Pembinaan TenagaKependidikan Pendidikan Tinggi.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi PembelajaranBerorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana PreanaMedia Group.

Satria. 2009. Meningkatkan Hasil BelajarMatematika Melalui Model Problemsolving Murid Kelas IV SD NegeriSudirman II Kota Makassar. Skripsi.Fakultas Ilmu Pendidikan.Makassar: Universitas NegeriMakassar.

Wena, Made. 2009. Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Page 27: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

152 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 28: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Prinsip “SELF ACTIVITY”Melalui Penggunaan Alat Praga Balok Berlubang dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Subu B. 153

PENDAHULUAN

Pendidikan di sekolah menjadi tumpuanharapan untuk dapat mencerdaskan bangsa,karena pendidikan di sekolah keberadaannyadisengaja, direncanakan, serta diatursedemikian rupa melalui tata cara danmekanisme yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itupenyelenggaraan pembelajarannya di tuangkandalam bentuk perencanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam melaksanakanproses pembelajaran guru harus memberikanpelayanan pembelajaran yang sama untuk

semua peserta didik, baik yang mempunyaikemampuan tinggi, sedang, ataupun rendah.Dengan perlakuan demikian, peserta didikyang berbeda kemampuannya, layananpembelajarannya haruslah disesuaikan dengankemampuan peserta didik.

Kurikulum yang ditetapkan olehpemerintah dalam hal ini kementerianpendidikan nasional mata pelajaranmatematika adalah salah satu bidang studiyang harus diajarkan kepada semua pesertadidik tak terkecuali di SLB-A Yapti Makassardimana peserta didiknya adalah penyandang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULATDENGAN PENERAPAN PRINSIP “SELF ACTIVITY” MELALUI PENGGUNAANALAT PERAGA BALOK BERLUBANG DENGAN TEKNIK MENGAMBIL DAN

MENYIMPAN BENDA PADA KELAS IV SLB-A YAPTI MAKASSAR

Subu B. *)

Dinas Pendidikan Kota Makassar SLB YAPTI Makassar

Email: [email protected]

Abstrak

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Pendidikan memberikan bekal dalamkehidupan manusia baik sebagai ilmu pengetahun, keterampilan, dan pembetukan karakter anak.Tidak terkecuali anak yang mengalami gangguan fisik atau disasbilitas netra atau gangguanpenglihatan. Siswa disabilitas netra tentu tidak dapat melakukan kegiatan proses belajar-mengajarsebagaimana layaknya siswa normal. Oleh karena itu dalam mengajar siswa pada Sekolah Luar Biasa(SLB) khususnya mata pelajaran matematika perlu kreativitas guru dalam merancang alat bantupembelajaran yang tepat.

Alat bantu yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berupa balok berlubang yang digunakandalam proses belajar matematika khususnya materi Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan BilanganBulat. Pemanfaatan alat bantu ini sangat membantu siswa dalam belajar dan pada akhirnyameningkatkan hasil belajar matematika dan kualitas aktivitas belajar matermatika.

Kata kunci: Balok berlubang adalah alat bantu bagi disabilitas tuna netra dalam belajar matematika

Abstract *)

Education is a fundamental necessity for every human being. Education has a provision in our life asa science, skills, and character formation of children. No exception of children who suffered physicalharm or disasbilitas blind or with impaired vision. Students visual disabilities simply can not performactivities of teaching-learning process as befits a normal student. Therefore, in teaching students atthe School (SLB) in particular subjects of mathematics teachers need creativity in designingappropriate learning tools.

The tools are intended in this study is in the form of hollow beams used in the process of learningmathematics in particular materials and Reduction Operations Summation Integer. Utilization of thistool is very helpful for students to learn and ultimately improve learning outcomes and the quality ofmathematics learning activities matermatika.

Keywords: Hollow beam is a tool for the blind disabilities in learning mathematics

Page 29: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

154 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

disabilitas netra yang mengalami hambatanatau kesulitan dalam hal penglihatan. Namunkeberhasilan tujuan pembelajaran di SLB-AYapti Makassar sangat tergantung padaketepatan guru menggunakan modelpembelajaran yang disesuaikan dengankarakteristik dan kebutuhan peserta didik. Padakompetensi dasar atau tujuan pembelajaranyang harus dicapai murid kelas IV SLB - AYapti Makassar dalam belajar matematikakhususnya yang berkaitan dengan materioperasi hitung bilangan bulat adalah pesertadidik diharapkan mampu melakukanpenjumlahan dan pengurangan bilangan bulatpositif dan bilangan bulat negatif Serta dapatmemahami konsep penjumlahan danpengurangan bilangan bulat tersebut.

Untuk pencapaian pestasi belajar yangmaksimal maka penggunaan alat peraga sangatmembantu bagi siswa tunanetra memahamikonsep tentang materi yang disampaikan guru.Alat peraga pembelajaran bagi siswa tunanetratentu alat peraga yang dimodifikasi oleh gurusehingga alat peraga tersebut dapat digunakandengan mudah sekalipun siswa mengalamihambatan dari segi penglihatan.

Dari uraian diatas dapat dipahamibahwa untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa tunanetra dapat tercapai, ketika gurumampu menciptakan prinsip pembelajarandengan melibatkan siswa secara aktif dalamproses belajar mengajar serta alat peraga yangdigunakan pemakaiannya menggunakan teknikperabaan. Oleh karena itu, salah satu prinsippembelajaran yang dapat diterapkan dikelas IVSLB-A Yapti Makassar untuk dapatmeningkatkan prestasi belajar pada operasihitung bilangan bulat khususnya padapenjumlahan dan pengurangan adalahmenerapkan prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda.

Pengertian Dan Karakteristik SiswaTunanetra

Pandangan masyarakat tentang siswatunanetra adalah anak yang menuntut ilmu disekolah dengan kondisi pada dirinyamengalami kekurangan dari segi pelihatan.Menurut kamus bahasa Indonesia tuna berartirusak, kurang, tidak memiliki, sedangkan netraberarti mata. Kata tunanetra adalah satukesatuanyang tidak terpisahkan yang berartiadanya kerusakan atau kekurangan pada mataatau indera penglihatan.

Ditinjau dari segi pendidikan menurutBarraga (Hadi 2005:38) tunanetra diartikan

sebagai “suatu cacat penglihatan sehinggamengganggu proses belajar dan pencapaianbelajar secara optimal sehingga diperlukanmetode pengajaran, pembelajaran,penyesuaian bahan pelajaran dan lingkunganbelajar.”, Sedangkan menurut Hardman(Widjajanti dan Hitipeuw 1995) mengartikanbahwa tunanetra adalah seseorang yang tidakdapat menggunakan penglihatannya secaraoptimal sehingga bergantung pada indera lainyang masih berfungsi.

Konsep Dasar Kemampuan OperasiPenjumlahan Dan Pengurangan BilanganBulat

Kemampuan berasal dari kata dasarmampu yang mendapat awalan ke dan akhiranan. Didalam kamus bahasa Indonesia (PusatBahasa:2008) diartikan bahwa kemampuanadalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.Dalam hal operasi hitung, kecakapanmerupakan kata yang tepat untuk mengartikankemampuan. Kecakapan adalah suatukepandaian yang dimiliki seseorang setelahmengalami suatu proses.

Dari uraian tersebut diatas dapatdisimpulkan bahwa kemampuan operasi hitungmerupakan kepandaian untuk melakukanperhitungan apakah penjumlahan ataupengurangan untuk menemukan jawaban yangtepat.

Alat peraga biasa juga disebut alatbantu. Secara sederhana alat peraga atau alatbantu pembelajaran dapat diartikan sebagaibenda yang dimanipulasikan. Pemakaian alatperaga dalam proses belajar tentudiintegrasikan dengan tujuan dan isi materipelajaran dengan maksud untukmengoptimalkan pencapaian tujuanpembelajaran. Penjelasan guru kepada siswasecara verbalisme dengan disertai alat peragamaka siswa akan lebih memahami danmengerti tentang konsep-konsep yangdiajarkan kepadanya.

Alat Peraga Balok BerlubangAlat peraga balok berlubang

merupakan media pembelajaran yangdimodifikasi untuk siswa tunanetra sebagaiupaya untuk membantu memahami konsepmenemukan jawaban dari penjumlahan danpengurangan bilangan bulat. Alat peraga balokberlubang adalah suatu media yang terbuat daribalok kayu yang berukuran tinggi 4 cm, lebar 6cm, panjang 1,30 m. Balok tersebut supayadapat dengan mudah dibawa atau dipindah-pindahkan oleh siswa tunanetra, makadipotong menjadi 2 bagian, dan bagian itu

Page 30: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Prinsip “SELF ACTIVITY”Melalui Penggunaan Alat Praga Balok Berlubang dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Subu B. 155

disatukan kembali dengan menggunakanengsel. Engsel ini sekaligus menjadi titiktengah yang timbul pada alat peraga,yangdapat diraba oleh siswa tunanetra sebagai titiknetral atau titik nol. Disamping kiri maupundisamping kanan titik netral atau titik nol padabalok masing-masing dibuat lubang yangdalamnya sekitar 1 cm, banyaknya lubang yangdibuat disesuaikan dengan kebutuhan sampaidengan angka berapa yang akan digunakandalam operasihitung penjumlahandan penguranganbilangan bulat.Bentuk balok alatpraga pembelajaranyang dibuat dari balok berluban adalah suatukayu dengan ukuran tinggi 4 cm, lebar 6 cm,dan panjang 1,30 m yang dihaluskan denganmenggunakan amplas, kemudian dicat sesuaidengan warna kesukaan. Panjang balok 1,30 m.dipotong menjadi dua bagian,dan bagian itudisatukan kembali dengan menggunakanengsel. Engsel ini sekaligus menjadi titiktengah yang timbul pada alat peraga yangdapat diraba oleh siswa tunanetra sebagai titiknetralatau titik nol.Disamping kiri maupundisamping kanan titik nol pada balok masing-masing dibuat lubang, yang dalamnya sekitar 1cm, jarak antara lubang yang satu denganlubang yang lainnya adalah 5 cm.

Gambar 2.2 alat peraga balok berlubangyangbelum terisi benda

Gambar 2.3 alat peraga balok berlubang yangtelah diisi benda

Dengan ketersediaan alat peraga diatas bagisiswa tunanetra dapat memanfaatkan untukmembantu mendapatkan jawaban dari operasihitung bilangan bulat secara konkrit denganteknik mengambil dan menyimpan benda padalubang-lubang di balok tersebut.

Guru memberikan motivasi kepadasiswa tunanetra bahwa belajar operasi hitungbilangan bulat, pada dasarnya telah dilakukandidalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungansekolah tanpa kehadiran guru. Hanya saja

siswa tunanetra tidak menyadari bahwa merekatelah melakukan penjumlahan danpengurangan bilangan bulat. Contoh seoranganak misalnya mengambil buah manggadikeranjang tiga buah dari sepuluh buah, laluanak mengatakan bahwa manggakudikeranjang tinggal tujuh, ini berarti anak telahmelakukan pengurangan bilangan bulat 10 - 3= 7

Gambar 2.4 alat peraga garis bilangan untukpenjumlahan dan pengurangan bilangan bulatbagi siswa awas.

Contoh lain bahwa seorang anak meminjampensil ditemannya, tapi pensil itu hilangotomatis anak akan menggantinya. Sebelummembeli pensil untuk menggantinya pensilyang hilang anak berpikir lebih baik saya belidua supaya ada juga yang saya pakai dan tidakmeminjam lagi. Uraian diatas ini menunjukkananak telah melakukan penjumlahan bilanganbulat negatif dengan bilangan bulat positifyaitu -1 + 2 = 1 dan masih banyak contoh-contoh yang lain.

1

Gambar 2.5 alat peraga garis bilangan untukpenjumlahan dan pengurangan bilangan bulatbagi siswa awas.

Jadi pada dasarnya perilaku-perilaku dalamkeseharian siswa tunanetra bisa diarahkanuntuk membantu anak memahami konsepoperasi hitung bilangan bulat.

7-3

10

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

+12

-1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Page 31: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

156 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Contoh soalHitunglah berikut -5 + 7 = 2Siswa akan mengambil benda disebelah kirititik nol sampai lubang ke 5, berarti bendaditangan siswa ada 5. Selanjutnya karenaditambah 7 maka tangan siswa bergerak 7 kalikesebelah kanan sambil menyimpan kembalibenda itu pada lubang yang kosong. Setelahsiswa menyimpan benda atau mengisi lubangyang ke 5 maka ditangan siswa tidak ada lagibenda, otomatis siswa akan mengambil bendadisebelah kanan titik nol sehingga akhirpekerjaan siswa ditangannya terdapat 2 benda.Benda yang ada ditangan siswa tersebut adalahbenda yang berada diwilayah positif (disebelahkanan titik nol) dengan demikian jawabannyaadalah positif 2.

7-5

Gambar 2.7 alat peraga balok berlubang untukpenjumlahan dan pengurangan bagi siswatunanetra.

Kerangka Pikir

Gambar 2.9 bagan/kerangka pemikiranpenerapan prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubang.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangkapikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesistindakan penelitian yaitu dengan penerapanprinsip self activity melalui penggunaan alatperaga balok berlubang dengan teknikmengambil dan menyimpan benda dapatmeningkatkan prestasi hasil belajar operasihitung bilangan bulat bagi siswa tunanetrakelas IV SLB-A Yapti Makassar.

Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti,merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatumasalah di kelas serta melakukan perubahanyang berfungsi sebagai peningkatan prestasibelajar.

Upaya perbaikan ini dilakukan denganmelaksanakan tindakan untuk mencari jawabanatas permasalahan yang diangkat dari kegiatansehari-hari di kelas.

Data Awal

Aktivitas Belajar SiswaTunanetra Rendah

Prestasi Belajar SiswaTunanetra Rendah

Pembelajaran PrinsipSelf Activity

Penggunaan Alat Peraga BalokBerlubang Dengan Teknik

Mengambil dan Menyimpan Benda

Aktivitas Belajar SiswaTunanetra Meningkat

Prestasi Belajar SiswaTunanetra Meningkat

2

Page 32: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Prinsip “SELF ACTIVITY”Melalui Penggunaan Alat Praga Balok Berlubang dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Subu B. 157

Dalam PTK guru secara reflektif dapatmenganalisis terhadap apa yang telahdilakukan di kelas. Dalam hal ini berarti dalammelakukan PTK pendidik dapat memperbaikipraktek pembelajaran sehingga menjadi lebihefektif

Setting Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-AYapti Makassar yang beralamat di Jl.KaptenPiere Tendean Blok M No.7 kelurahan ujungpandang baru kecamatan tallo Makassar. Padapenelitian ini yang menjadi subjek penelitiantindakan kelas adalah siswa tunanetra kelas IVpada tahun ajaran 2014-2015 yang berada diSLB-A Yapti Makassar sebanyak 2 orangkeduanya berjenis kelamin laki-laki. Penelitianini dilaksanakan di kelas IV oleh karena hasilbelajar tentang operasi hitung bilangan bulatprestasinya rendah hal ini terlihat, melaluitugas PR demikian juga ulangan hariannyanilainya 65-70

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancanganpenelitian tindakan kelas (PTK) oleh karena itudilakukan atas dua siklus dan masing-masingsiklus terdiri dari empat tahap yaituperencanaan, tindakan, observasi, dan refleksiyang dilakukan secara berulang. Hal ini dapatdigambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan kelas.

Secara umum implementasi tindakantiap siklus mencakup hal-hal sebagai berikut :

Siklus I

Tahap perencanaanPada tahap perencanaan meliputi :1. Memperbaiki RPP yang berorientasi pada

prinsip self activity melalui penggunaan alatperaga balok berlubang

2. Menyiapkan alat peraga balok berlubang3. Menyiapkan benda-benda yang terbuat dari

kertas atau koran yang berbentuk bundarsebagai alat perhitungan dalam materipelajaran

4. Menyusun instrumen penelitian yang terdiridari tes tertulis (bentuk isian) dan lembarobservasi

Tahap tindakan (aksi)Siklus pertama dilaksanakan dua kali

pertemuan, pertemuan pertama dilakukanselama 2X35 menit dengan materi operasipenjumlahan bilangan bulat. Pertemuan keduadilakukan selama 2X35 menit dengan materioperasi pengurangan bilangan bulat. Setiappertemuan pada akhir pembelajarandilaksanakan tes, bentuk tesnya adalah isianlangkah-langkah pelaksanaan tindakan padasiklus pertama sebagai berikut :

Rencana Tindakan

Pelaksanaantindakan

Observasi

Refleksi

SIKLUS II

Rencana Tindakan Lanjut

Pelaksanaantindakan

Observasi

Refleksi

SIKLUS N

SIKLUS I

Page 33: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

158 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Kegiatan pendahuluanKegiatan pendahuluan meliputi :a) Berdoa bersama siswa tunanetrab) Menyampaikan tentang materi yang akan

dibahasc) Menyampaikan tentang alat peraga yang

akan digunakan dalam pembelajaran

Kegiatan intiKegiatan inti meliputi :a) Meletakkan alat peraga di atas meja siswa

masing-masing.b) Mengenalkan alat peraga kepada dua siswa

dengan cara perabaan kesemua bagian-bagian alat peraga.

c) Mengenalkan benda-benda yang terbuatdari kertas atau koran kepada masing-masing siswa yang sudah berbentuk bundardan cara kertas atau Koran dibuat menjadibundar.

d) Menjelaskan teknik penggunaan alat peragabalok berlubang kepada siswa.

e) Pembahasan materi tentang operasi hitungbilangan bulat dengan menerapkanpembelajaran prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda.

f) Memberikan contoh soal yang dikerjakanoleh siswa dengan penggunaan alat peragabalok berlubang.

g) Memberikan tes tertulis dalam bentuk isiansebanyak sepuluh nomor.

Kegiatan penutupKegiatan penutup meliputi :a) Memberikan motivasi dan pesan moral

kepada siswab) Doa bersama

Tahap observasiKegiatan observasi dilakukan saat

pembelajaran berlangsung yang dilakukan olehteman guru sebanyak 2 orang. Hal ini untukmenghindari unsur subyektif. Adapun yangdiamati adalah aktivitas siswa pada saatberlangsung pembelajaran.

Tahap refleksiPada tahap refleksi kegiatan yang

dilakukan adalah mengumpulan hasil tes danobservasi untuk selanjutnya dianalisiskemudian diadakan refleksi terhadap hasilanalisis. Sehingga dapat diketahui apakahpermasalahan yang dihadapi sudah mamputerpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan

aktivitas dan prestasi belajar siswa setelahadanya tindakan.

Siklus II

Tahap perencanaanTahap perencanaan pada siklus II ini

dilakukan berdasarkan hasil refleksi tindakansiklus I. perencanaan tindakan pada siklus IImerupakan hasil perbaikan dari pelaksanaantindakan siklus I. Adapun kegiatanperencanaan pada siklus II meliputi sebagaiberikut :1. Memperbaiki RPP yang berorientasi pada

prinsip self activity melalui penggunaan alatperaga balok berlubang

2. Menyiapkan alat peraga balok berlubang3. Menyiapkan benda-benda yang terbuat dari

kertas atau koran yang berbentuk bundarsebagai alat perhitungan dalam materipelajaran

4. Menyusun instrumen penelitian yang terdiridari tes tertulis (bentuk isian) dan lembarobservasi.

Tahap tindakan (aksi)Siklus kedua dilaksanakan dua kali

pertemuan, pertemuan pertama dilakukanselama 2X35 menit dengan materi operasipenjumlahan bilangan bulat. Pertemuan keduadilakukan selama 2X35 menit dengan materioperasi pengurangan bilangan bulat. Setiappertemuan pada akhir pembelajarandilaksanakan tes, bentuk tesnya adalah isian.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan padasiklus kedua sebagai berikut :

Kegiatan pendahuluanKegiatan pendahuluan meliputi :a) Berdoa bersama siswa tunanetra.b) Menyampaikan tentang materi yang akan

dibahas.c) Menyampaikan tentang alat peraga yang

akan digunakan dalam pembelajaran.

Kegiatan intiKegiatan inti meliputi :a) Meletakkan alat peraga di atas meja siswa

masing-masing.b) Mengenalkan alat peraga kepada dua siswa

dengan cara perabaan kesemua bagian-bagian alat peraga.

c) Mengenalkan benda-benda yang terbuatdari kertas atau koran kepada masing-masing siswa yang sudah berbentuk bundar.

d) Menjelaskan teknik penggunaan alat peragabalok berlubang kepada siswa.

Page 34: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Prinsip “SELF ACTIVITY”Melalui Penggunaan Alat Praga Balok Berlubang dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Subu B. 159

e) Pembahasan materi tentang operasi hitungbilangan bulat dengan menerapkanpembelajaran prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda.

f) Memberikan contoh soal yang dikerjakanoleh siswa dengan penggunaan alat peragabalok berlubang.

g) Memberikan tes tertulis dalam bentuk isiansebanyak sepuluh nomor.

Kegiatan penutupKegiatan penutup meliputi :a) Memberikan motivasi dan pesan moral

kepada siswab) Doa bersama

Tahap observasiKegiatan observasi dilakukan saat

pembelajaran berlangsung yang dilakukan olehteman guru sebanyak 2 orang . Hal ini untukmenghindari unsur subyektif. Adapun yangdiamati adalah aktivitas siswa pada saatberlangsung pembelajaran.

Tahap refleksiPada tahap refleksi kegiatan yang

dilakukan adalah mengumpulan hasil tes danobservasi untuk selanjutnya dianalisiskemudian diadakan refleksi terhadap hasilanalisis. Sehingga dapat diketahui apakahpermasalahan yang dihadapi sudah mamputerpecahkan, yaitu terjadinya peningkatanaktivitas dan prestasi belajar siswa setelahadanya tindakan.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan tes dan observasi.Instrument pengumpulan data yang digunakanadalah sekumpulan soal-soal yang berkaitandengan bilangan bulat yang terdiri dari :1. Tes tertulis bentuk isian digunakan untuk

mengumpulkan data hasil belajar bilanganbulat (terlampir).

2. Lembar observasi digunakan untukmengumpulkan data aktivitas siswa dalampembelajaran (terlampir).

Teknik Analisis DataData yang terkumpul, kemudian

dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Datahasil observasi dianalisis secara kualitatif,sedangkan data mengenai hasil belajar operasihitung bilangan bulat dianalisis secarakuantitatif. Untuk analisis kuantitatifdigunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil PenelitianHasil yang diperoleh dari penelitian ini

adalah dianalisis secara kuantitatif dankualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untukmenganalisis skor hasil belajar siswatuananetra kelas IV SLB – A Yapti Makassar,dan analisis kualitatif digunakan untukmenganalisis data perubahan sikap belajar.

100

95

90

85

80

75

S 70

k 65

o 60

r 55

50

45

40

35

30

25

20

15

10

5

0 siswa

ARF MSL

Skor Awal

Skor Siklus I

Skor Siklus II

Analisis kualitatifAnalisis kualitatif digunakan untuk

menganalisis data perubahan sikap siswa yangdiperoleh dari lembar observasi. Hasil analisiskualitatif ini akan memberikan gambarantentang perubahan sikap siswa dalammengikuti pelajaran operasi hitung bilanganbulat dengan penerapan prinsip self activitymelalui penggunaan alat peraga balokberlubang dengan teknik mengambil danmenyimpan benda.

Page 35: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

160 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Adapun perubahan-perubahan tersebut dapatdilihat dari hal-hal sebagai berikut :

Siklus IBeberapa sikap siswa tunanetra yang dapatdiamati pada pelaksanaan siklus I, sebagaiberikut :1) Dengan alat peraga seperti balok berlubang

yang penggunaannya melalui perabaandalam melakukan perhitungan dengan caramengambil dan menyimpan benda padabalok tersebut, siswa tunanetra kelas IVSLB-A Yapti Makassar terlihat tidak jenuhdalam belajarnya.

2) Ketika peneliti memberi penjelasan tentangpenggunaan alat peraga, anak masihkelihatan asik meraba secara keseluruhanbagian-bagian balok berlubang sehinggapenjelasan tidak maksimal diterima olehsiswa.

3) Siswa dalam mengerjakan soal yangberhubungan dengan mengambil danmenyimpan benda, siswa biasanyamengangkat terlalu tinggi tangannyasehingga terkadang ada lubang yangterlewati.

4) Biasanya ketika siswa selesai mengambilbenda sesuai dengan perintah soal danketika ingin menyimpan kembali, siswakembali lagi berhitung di titik tengahpadahal yang benar adalah tangan siswaharus memulai berhitung dimana posisiterakhir mengambil benda.

5) Dengan prinsip pembelajaran self activitymelalui penggunaan alat peraga balokberlubang dengan teknik mengambil danmenyimpan benda, siswa terlihat bergairahdan bermotivasi dalam belajar.

Dari analisa hasil observasi pada siklus I dapatdisimpulkan bahwa dengan prinsippembelajaran self activity dengan alat peragabalok berlubang serta teknik berhitung denganmengambil dan menyimpan benda pada lubangbalok tersebut gairah belajar siswa sangattinggi, namun dalam mengerjakan soal tentangoperasi hitung bilangan bulat masih terdapatkesalahan oleh karena siswa tunanetrakelihatan terburu-buru dan masih kaku.

Siklus IIKesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I,dapat diperbaiki pada pelaksanaan siklus ke II,sehingga proses belajar mengajar denganmenerapkan prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda dapat berlansung sangat dinamis. Padapengerjaan soal-soal yang diberikan oleh

peneliti sebanyak sepuluh nomor dapatdiselesaikan dalam waktu sepuluh menit. Iniberarti bahwa, dengan menggunakan alatperaga balok berlubang siswa akan lebih cepatmengerjakan soal-soal karena teknikpenggunaan alat peraga sudah dapat dikuasaidengan benar.

Pembahasan Hasil PenelitianPada bagian ini akan dibahas mengenai

hasil-hasil penelitian secara umum sertakendala-kendala yang dihadapi dalampenelitian. Hasil-hasil penelitian ini berupahasil analisis kuantitatif dan hasil analisiskualitatif. Hasil-hasil analisis ini akanmemberikan gambaran tentang prestasi belajaryang dicapai oleh siswa tunanetra setelahditerapkannya prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda. Alat peraga balok berlubang dalampembelajaran operasi hitung bilangan bulatadalah suatu media yang digunakan bagi siswatunanetra untuk dapat memperjelaspemahaman konsep pembelajaran operasihitung blangan bulat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwadengan penerapan prinsip self activity melaluipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda dapat diperoleh sebagai berikut:a. Alat peraga balok berlubang yang

penggunaannya melalui perabaan, bagisiswa tunanetra kelas IV SLB – A YaptiMakassar didalam pembelajaran operasihitung bilangan bulat dapat membantu danlebih memperjelas konsep-konsep materiyang disampaikan oleh guru.

b. Dengan teknik mengambil dan menyimpanbenda didalam melakukan penjumlahan danpengurangan, pada operasi hitung bilanganbulat,jawaban yang didapat siswa tunanetraberdasarkan pengalaman dan fakta hasilpenggunaan di alat peraga balok berlubang.

c. Kertas atau Koran bekas, yangdimanfaatkan kembali dengan caradigulung dengan telapak tangan, adalahbentuk kreatif dan inovatif siswa tunanetradalam memanfaatkan kembali barang-barang bekas menjadi alat hitung yangberguna dalam pembelajaran operasi hitungbilangan bulat dengan penggunaan alatperaga balok berlubang.

d. Alat peraga balok berlubang pada pelajaranoperasi hitung bilangan bulat dengan teknikmengambil dan menyimpan bendadalamperhitungan, dapat meningkatkan semangatdan gairah belajar, karena dengan cara

Page 36: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat dengan Penerapan Prinsip “SELF ACTIVITY”Melalui Penggunaan Alat Praga Balok Berlubang dengan Teknik Mengambil dan Menyimpan Benda Subu B. 161

seperti ini, siswa tunanetra merasa belajarsambil bermain.

e. Adanya peningkatan prestasi belajar daridata awal rata-rata kelas 67,50. Setelahpenggunaan alat peraga balok berlubangpada siklus I nilai prestasi rata-rata kelas 85dan pada siklus II meningkat menjadi 92,50.

KesimpulanDari analisi dan pembahasan hasil-

hasil penelitian disimpulkan bahwa:1. Penerapan prinsip self activity melalui

penggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda dalam pembelajaran operasi hitungbilangan bulat dapat meningkatkan prestasibelajar operasi hitung bilangan bulat siswatunanetra kelas IV SLB – A YaptiMakassar. Hal ini dapat dilihat daripeningkatan skor awal rata-rata kelas 67,50setelah penerapan prinsip self activitymelaui penggunaan alat peraga balokberlubang dengan teknik mengambil danmenyimpan benda diperoleh skor rata-ratakelas 85 pada siklus I dan pada siklus IImeningkat menjadi 92,50.

2. Terjadi peningkatan keaktifan siswatunanetra dalam proses belajar mengajardari siklus I ke siklus II sesuai dengan hasilobeservasi yang dilakukan selamapelaksanaan penelitian.

3. Penerapan prinsip self activity melauipenggunaan alat peraga balok berlubangdengan teknik mengambil dan menyimpanbenda dalam pembelajaran operasi hitungbilangan bulat dapat menarik minat siswauntuk belajar, sebab siswa dapat merasakansecara langsung teknik berhitung dengancara mengambil dan menyimpan bendapada alat peraga sehingga dapat memahamikonsep operasi hitung bilangan bulat yangbenar.

DAFTAR PUSTAKA

Smart, Aqila. 2010. Anak Cacat Bukan KiamatMetode Pembelajaran Dan TerapiUntuk Anak Berkebutuhan Khusus.Yogyakarta : KATA HATI

Depdikbud. 1995. Petunjuk PelaksanaanKegiatan Belajar Mengajar Kelas IVSekolah Dasar. Jakarta : Dirjen.Dikdasmen

-------------------1997. Kurikulum PendidikanLuar Biasa Mata PelajaranMatematika SDLB Tunanetra.Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Depdiknas. 1984. Identifikasi Dan EvaluasiAnak Luar Biasa. Jakarta : DirjenDikdasmen. Direktorat Dikdas

-------------------2004.Kurikulum BerbasisKompetensi. Jakarta : DirjenDikdasmen

-------------------2005. Kegiatan BelajarMengajar Di Sekolah Inklusif. Jakarta :Dirjen Dikdasmen Direktorat PSLB

Efendi, Muhammad. 2005. PengantarPsikipedagogik Anak Berkelainan.Jakarta : PT. Bumi Aksara

Marno, H & Idris, M. 2014. Strategi, Metode,Dan Teknik Mengajar. Yogyakarta :AR. RUZZ Media.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus UmumBahasa Indonesia, Jakarta : BalaiPustaka

Widjajanti, Anastasia & Hitepeuw, Immanuel.1996. Ortopedagogik Anak TunanetraI. Jakarta : Dirjen Dikti DepdikbudHttp://www.Media Pembelajaran.Online. [Diakses 3 Maret 2015]

Page 37: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

162 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 38: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan Keterampilam Memirsa Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 Bulukumba Arafah 163

PENDAHULUAN

Jika dibanding dengan ilmu eksaktaseperti matematika dan IPA memang bahasaIndonesia jauh lebih mudah. Hal ini sangatberalasan karena tidak membutuhkan banyakanalisis dalam penanaman konsep. Akan tetapibanyak guru yang mengalami kesulitan

mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesiadengan baik. Kenyataan memperlihatkan,bahwa kesan guru terhadap mata pelajaranbahasa Indonesia gampang-gampang susah.Artinya, tidak membutuhkan banyak pemikiranuntuk mengajarkan, tetapi sulit menyampaikandengan baik. Kesulitan tersebut disebabkan

EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN KUIS B3 UNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN MEMIRSA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

KELAS X SMA NEGERI 9 BULUKUMBA

Arafah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 9 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Karya tulis ini adalah merupakah kepedulian penulis dalam menyikapi masalah-masalah kualitaspembelajaran selama ini yang masih dianggap kurang berhasil, khususnya dalam penerapanKurikulum Tingakat Satuan Pendidikan maupun kurikulum 2013.Tujuan karya tulis ini adalah mendeskripsikan pengalaman penulis dalam upaya peningkatan kualitaspembelajaran memirsa, dengan membawa suasana kelas yang menyenangkan dengan model belajarbermain dan berkompetisi. Strategi pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pesertadidik dapat menguasai aspek keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu memirsa.Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan strategi pembelajaran ini adalah tesketerampilan individu dan pengamatan dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran ini dilakukanbeberapa kali pertemuan disimpulkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap aspekketerampilan berbahasa peserta didik, serta pengaruh yang positif terhadap peningkatan kualitaspembelajaran (motivasi belajar peserta didik).Dari hasil yang dicapai setelah dilakukan penilaian , maka disarankan kepada guru untuk menjadikanhasil penelitian ini sebagai referensi khususnya pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia sekolahmenengah Atas. Dan diharapkan kepada rekan-rekan guru kiranya selalu meningkatkan kreativitaspembelajarannya agar prestasi pendidikan dimasa yang akan datang dapat meningkat.

Kata kunci:

Abstract *)

This paper is the author merupakah concern in addressing the problems of the quality of learning forthese are still considered less successful, particularly in the application of Tertiary CurriculumEducation Unit as well as the curriculum in 2013.The purpose of this paper is to describe the author's experience in improving the quality of learningyou watch, by bringing the classroom atmosphere is fun with a model to learn to play and compete.Learning strategy was conducted to determine the extent to which learners can master the skill aspectin learning Indonesian that you watch.Indicators used to measure the successful implementation of this learning strategy is an individualskill tests and observations in learning. After learning many meetings concluded a significantimprovement on aspects of language skills of learners, as well as a positive influence on improving thequality of learning (motivation of learners).From the results achieved after an assessment, it is advisable for teachers to make the results of thisstudy as a reference especially learning English and literature Indonesia Upper secondary school.And is expected to fellow teachers would always increase the creativity of learning that educationalachievement in the future may increase.

Keywords: Quiz B3 (Learn, Play, Compete)

Page 39: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

164 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

beberapa alasan antara lain, mata pelajaranbahasa Indonesia terkesan monoton dan tidakada metode yang ideal untuk mengajarkannya,disamping itu guru tidak kreatif untukmenciptakan dan memanfaatkan metodepembelajaran bahasa Indonesia yang efektif.

Bahasa Indonesia sebagai bahasasehari-hari, seharusnya menjadi suatu pelajaranyang diminati dan disenangi oleh peserta didiknamun kenyataannya secara umum rata-rataprestasi pada mata pelajaran bahasa Indonesiamasih dianggap rendah. Hal ini disebabkanmatei pembelajaran yang disampaikan olehguru tidak difahami oleh peserta didik. Salahsatu cara yang efektif untuk meningkatkanpemahaman peserta didik dalam suatu prosespembelajaran adalah guru harus menggunakanmedia pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan uraian di atas, tentudibutuhkan kreativitas guru dalammenciptakan suatu proses pembelajaran yangmenarik, menyenangkan dan bermakna, agarkesan bahwa belajar bahasa Indonesia itukurang menarik dan menjemukan dapatberbalik menjadi belajar bahasa Indonesia itumudah dan menyenangkan. Pembelajaran yangbeorientasi pada pemberian informasi sudahsepatutnya diminimalkan dan diganti denganpembelajaran yang lebih kreatif sehingga dapatmeningkatkan proses dan hasil belajar pesertadidik.

Untuk meningkatkan keterampilanberbahasa dan menguji pemahaman pesertadidik dalam mata pelajaran bahasa dan sastraIndonesia dan hubungannya dengan penyajianmateri keterampilan memirsa, dapat dilakukandengan desain pembelajaran yang kreatif danvariatif hal ini dapat dijadikan sebagai langkahawal untuk menumbuhkan minat belajarpeserta didik. Salah satu diantaranya adalahdengan teknik Kuis B3. Strategi pembelajaranlebih mengutamakan kebermaknaan dalampengalaman belajar dan efektivitas penguasaanketerampilan memirsa bagi peserta didik.Penggunaan teknik ini menurut hemat penulis,berdasarkan pengkajain pustaka danpengamatan penulis di lapangan belumdikembangkan dalam pembelajaran bahasaIndonesia. Oleh karena itu, melalui karya tulisini penulis ingin menyodorkan salah satubentuk pembelajaran yang efektif dalammeningkatkan kualitas proses dan hasil belajarBahasa Indonesia di Sekolah Menengah Ataskhususnya keterampilan memirsa.

Prinsip Pembelajaran MemirsaDalam pembelajaran memirsa, adabeberapa prinsip pembelajaran yang

harus diketahui oleh guru maupunpeserta didik sebagimana yangdikemukkan oleh Tarigan (1985: 28)yang diringkas sebagai berikut.a. Memirsa merupakan kemampuan

mengindentifikasi bunyi, kataprase,dan kalimat bahasa yang lain, satukata dengan kata lain, dan seterusnya.

b. Memirsa merupakan kemampuanmemahami pesan dan informasi yangdisampaikan dengan meninggalkanhal-hal yang tidak relevan ataumubazir dalam penyimakan.

c. Memirsa berarti menyeleksi manayang penting dan mana yang tidakpenting dan paling utama adalah,menyeleksi mana yang bermakna danmana yang tidak bermakna.

d. Memirsa berhubungan erat ataumenyatu dengan mengingat danmempertahankan ingatan.

e. Memirsa memerlukan penahapansesuai dengan emampuanmengidentifikasi, membedakankomonen-komponen kebahasaan yangbermakna dalam ujaran.

Konsep Pembelajaran kuis B3

Dengan melihat latar belakang danPermasalahan yang telah dikemukakan padaBab I, penulis mencoba memberikan solusidengan menawarkan sebuah konsep belajaryang diberi nama Kuis B3 (belajar bermain danberkompetisi).

Kuis B3 adalah suatu model belajaryang berbentuk permainan. Yang padaprinsipnya permainan tersebut memiliki sifatkompetisi dan kesenangan yang tentunya jugamengarah kepada prestasi. Demikian jugaaturan-aturan permainannya dibuat sedemikianrupa sehingga dapat menjadi permainan yangbermakna.

Dalam kurikulum tingkat satuanpendidikan (KTSP) , Kuis B3 sangat cocokdikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat daricirri-ciri kurikulum tingkat satuan pendidikanantara lain:a. Menekankan pada kompetensi peserta didikb. Berorientasi pada hasil dan keberagaman

belajarc. penyampaian dalam pembelajaran

menggunakan pendekatan dan metode yangberagam dan bervariasi yang mengandungunsur, bermain (bergembira), berkompetisi,kebebasan, memotivasi diri dan laqin-lain.

d. sumber belajar bukan hanya guru tetapi jugadari sumber balajar lainnya, seperti, model,

Page 40: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan Keterampilam Memirsa Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 Bulukumba Arafah 165

peserta didik sendiri, lingkungan dan lain-lain yang memenuhi unsur edukatif.

Kuis B3 adalah cara belajar yang sangatsederhana yang disesuaikan dengan kondisipsikologis anak usia SMA, dimana pada usiatersebut anak mempunyai karakteristik yangsenang bermain dan berkompetisi. Dalampembelajaran ini peserta didik diharapkandapat lebih mendalami dan menghayatikonsep-konsep yang diterima melaluipermainan kuis. Kuis B3 ini dilaksanakanmelalui kompetisi antar kelompok, dan setelahdilakukan beberapa kali pembelajaran telahmenampakkan hasil yang cukup signifikan,baik kualitas maupun kuantitatifnya.

Kerangka PikirPenelitian ini bertolak dari suatu

pemikiran, bahwa salah satu aspekpenting yang harus dimiliki oleh pesertadidik dalam proses belajar mengajar disekolah adalah keterampilan memirsa.Tanpa mengurangi fungsi keterampilanlainnya, seperti menulis, berbicara, danmembaca, peranan memirsa pentingdalam proses pemerolehan ilmupengetahuan. Hal ini dapat dilihat daribanyaknya ilmu pengetahuan danteknologi yang dapat diperoleh melaluibahan memirsa baik melalui radio,televisi, VCD, ceramah, dan lain-lain.Demikian pula waktu yang digunakanoleh seseorang dalam memirsa jauhlebih singkat dari pada membaca.

HipotesisUntuk mengarahkan penelitian ini,

dikemukakan hipotesis yaitu Peggunaanradio bahasa sebagai mediapembelajaran memirsa dengan metodekuis B3 dapat meningkatkan prestasibelajar memirsa peserta didik kelas XSMA Ujung Loe Bulukumba.

Hipotesis di atas diuji dengan tarafsignifikansi 0,05 dengan kriteriaditerima apabila nilai empiris lebih besardaripada nilai teoretis.

Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah seluruh

peserta didik kelas X SMA Negeri 9Bulukumba tahun pelajaran 2013/2014berjumlah 60 orang. Sesuai dengankarakteristik penelitian, maka seluruh subjekdijadikan sasaran penelitian. Hanya saja,

populasi tersebut dibagi menjadi dua kelompokyaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Teknik Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini dilakukan teknik pengukurankependidikan dengan langkah sebagai berikut:1. Peserta didik sampel diberikan

pembelajaran menggunakan teknik Kuis B3dalam pembelajaran memirsa bahasaIndonesia pada kelas eksperimen selama 8jam pelajaran.

2. Peserta didik sampel diberikanpembelajaran menggunakan teknikkonvensional pada kelas kontrol selama 8jam pelajaran.

3. Melakukan pengetesan dengan instrumenyang sama pada dua kelas.

4. Melakukan pengamatan saat prosespenerapan pembelajaran kedua kelas.

5. Pengisian angket oleh peserta didik sampelbaik kelas eksperimen maupun kelaskontrol.

Validasi InstrumenInstrumen yang digunakan adalah tes

hasil belajar berupa tes keterampilan memirsa.Yaitu mendengarkan bacaan 300-500 kata,dengan menguji pemahaman tersebut denganmenggunakan butir soal essei sebanyak 10nomor. Yang diberi skor 0-1 setiap soal.Instrumen ini telah divalidasi melalui uji coba.

Teknik Analisis DataTeknik yang digunakan dalam

menganalisis data yang telah terkumpul dalampenelitian ini adalah perhitungan statistikinferensial dengan Analisis Computer ExelData Analisys of t-test pada Two-sampleAssuming Unecual Variances.

Hasil PenelitianTeknik Pembelajaran Kuis B3 ini telah

dilakukan pada kelas X SMA Negeri 9Bulukumba. Secara umum metode tersebutefektif dalam pembelajaran memirsa hal inidapat dilihat dari deskripsi keberhasilanmelalui tes ulangan harian, disamping itupenggunaan teknik Kuis B3 ini mendapatsambutan dan respon oleh peserta didik. Untuklebih jelasnya, berikut diuraikan prosespembelajaran dan hal yang menjadi indikasikeberhasilannya yaitu hasil tes sub sumatif, ujikeefektifan, kualitas pembelajaran dan responpeserta didik.

Penilaian dalam pembelajaran Kuis B3adalah kemampuan memirsa peserta didik

Page 41: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

166 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

melalui pembacaan wacana atau paragraf daripresenter. Penilaian ini merupakan penilaianproses sekaligus penilaian hasil yang dapatdilihat dari skor permainan dan nilai hasil kerjapeserta didik secara individu. Selain penilaianunsur keterampilan memirsa melalui tesketerampilan, juga diamati kualitas prosespembelajaran yang berkaitan dengan,kerjasama dalam kelompok, antusias, dankeaktifan.

Hasil Tes ulangan harian

Tabel 4 Analisis ulangan harian

Jumlah 30 254 100 30 213 100Rata-rata 8,4667 7,1

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilairata-rata subsumatif yang diperoleh pesertadidik kelas X A ( kelas eksperimen ) lebihbesar daripada kelas X B ( kelas Kontrol) yaitu8,4667 < 7,1. Hal ini berarti menggunakanteknik kuis B3 dalam pembelajaran bahasaIndonesia dapat meningkatkan prestasiketerampilan memirsa peserta didik.

Uji KeefektifanUntuk meyakini keberhasilan teknik

kuis radio bahasa dilakukan uji efektivitasyang representative dengan caramembandingkan hasil belajar peserta didikyang diajar oleh guru yang sama dengan teknikyang berbeda ( kuis B3 dan teknikkonvensional ). Setelah pembelajarandilakukan beberapa kali kedua kelompoktersebut diuji dengan menggunakan tes yangsama. Hasil tes tersebut dianalisis dengan ujiefektivitas melalui statistic inferensial Uji “t”menggunakan computer. Hasil analisis tersebutdapat diringkas sebagai berikut:

t-Test:Two-Sample Assumming EqualVariances

Hasil analisis data di atasmemperlihatkan bahwa nilai “t” empiris(hitung) sama dengan 3,700692006 sedangkannilai teoritis pada taraf signifikan 0,05 denganderajad bebas (db): 58 yaitu: 2,003240704. Halini menunjukkan bahwa nilai “t” empiris lebihbesar dari pada nilai “t” teoritis, oleh karena itudapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaansignifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkanbahwa pembelajaran dengan menggunakanmedia radio bahasa dengan metode kuis B3efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (keterampilan Memirsa ) di SMA .

Kualitas PembelajaranPada waktu uji efektivitas, diamati

pula kualitas proses pembelajaran. Adapunaspek yang dinilai terhadap dua kelompoktersebut adalah sikap, semangat, keaktifan,kerjasama , dan hasil kerja kelompok. Lebihjeasnya perhatikan tabel berikut :

Tabel 5 Kualitas Pembelajaran

Dari hasil analisis di atas diketahuijumlah kualitas pembelajaran kelompok X: 394dengan rata-rata 2,475 lebih besar dari kualitaspembelajaran kelompok Y: 351 dengan rata-rata 2,295. Oleh karena itu, dapat disimpulkanbahwa penggunaan teknik Kuis B3 dapatmeningkatkan kualitas proses dan hasilpembelajaran memirsa di SMA .

Nilai Kelas EksperimenF FN %

Kelas KontrolF FN %

10987654

3 30 109 81 30

17 136 56,671 7 3,330 0 00 0 00 0 0

2 20 6,675 150 16,677 396,67 23,33

14 46,67 46,672 0 6,670 0 00 0 0

Variabel 1 Variabel 2Mean 84,51724138 76,31034Variances 64,90147783 77,72167Obsevation 30 30Pooled variance 71,31157635HyphotesizedMean Difference 0Df 58T Stat 3,700692005P(T<=t) one tail 0,000246138T Critical one-tail 1,672522304P(T<=t) two-Tail 0,000492276T Critical two-tail 2,003240704

ASPEK X SKORZ Rata-rata

Y SKORZ Rata-rata

SemangatKeaktifanKerjasamaHasil Kerja

98 3,266667100 3,333333

97 3,23333399 3,300000

89 2,96666790 3,00000084 2,80000088 2,933333

Jumlah 394 2,475 351 2,295

Page 42: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Efektivitas Teknik Pembelajaran Kuis B3 Untuk Meningkatkan Keterampilam Memirsa Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 9 Bulukumba Arafah 167

Respon Peserta didikUntuk menguatkan asumsi terhadap

keefektifan penggunaan Media pembelajaranteknik Kuis B3 dimintai respon peserta didikyang merasakan langsung efek dari kegiatantersebut. Data tersebut dijaring melalui angketyang diedarkan kepada peserta didik yangberkaitan beberapa aspek yaitu kemenarikan,kesenangan/kemudahan, perbandingan dengancara lain, dan kelanjutan penggunaan metodetersebut. Untuk lebih jelasnya data tersebutdiuraikan sebagai berikut :

a. Daya TarikTabel 6. Kesenangan dan KemenarikanKuis B3

b. Kemudahan BelajarTabel 7. Kemudahan belajar dengan KuisB3

c. Bahan PerbandinganTabel 8. Perbandingan dengan teknik lain

d. Tindak lanjut Kuis B3Tabel 6. Kelanjutan Model Belajar kuis B3

KesimpulanBerdasarkan uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa salah satu upaya untukmeningkatkan hasil belajar dan kualitas belajarsiwa dalam pembelajaran bahasa Indonesiakhususnya aspek keterampilan memirsa disekolah menengah pertama adalahmenggunakan teknik Kuis B3. Hal inididasarkan bukti, bahwa setelah digunakan,maka hasil tes mid semester meningkat, ujicoba yang efektif, kualitas pembelajaran yangtinggi, dan respon peserta didik terhadap mediadan metode yang digunakan sangat positif.Selain itu dapat memberi dampak positif(naturant effect) terhadap peserta didikterutama dalam hal sikap demokratis, sikapkritis dan kreatif, bertanggung jawab, danmempunyai sikap sportivitas yang tinggi.

SaranBerdasarkan hasil yang dicapai, maka

dalam tulisan ini disarankan agar rekan-rekanguru agar media dan teknik pemelajaran inidapat diterapkan disekolah masing-masing.Disamping itu guru disarankan agar tidak puasdengan hanya menggunakan satu media danmetode pembelajaran saja, namun dapatmengembangkan sesuai kreativitas masing-masing guru. Kuis B3 hanya salah satu contohuntuk dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2002, Kurikulum BerbasisKompetensi, (Diklat InstrukturBahasa P3G Jakarta tahun 2003).

Depdiknas, 2003, Garis-garis Besar ProgramPengajaran dan Penilaian padaSistem Semester, Jakarta : Depdiknas.

Moh Durori,2002, Model Belajar Mandiri,Purwokerto, Mitra Mas.

Suharsimi Arikunto, 1984, ProsedurPenelitian Suatu PendekatanPraktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Sunarto, 1994, Perkembangan Peserta Didik,Jakarta : Depdikbud.

Thulus Hidayat, 1991, Psikologi Pendidikan,Surakarta, FKIP UNS.

No Pernyataan Frek. %1

234

Sangat menarik danmenyenangkanMenarik menyenangkanBiasa-biasaTidak menarik dantidak menyenagkan

22

8--

71,88

28,12--

Jumlah 30 100

No Pernyataan Frekuensi %1234

Jauh lebih baikLebih baikSama sajaTidak mudah

1515--

5050--

Jumlah 30 100

No Pernyataan Frekuensi %1234

Jauh lebih baikLebih baikSama sajaLebih buruk

219--

68,7531,35

--

Jumlah 30

100

No Pernyataan Frekuensi %1234

Sangat setujuSetujuTidak setujuSangat tidak setuju

246--

78,1221,88

--

Jumlah 30 100

Page 43: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

168 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 44: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6 Tahun

Di TK Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Ratna 169

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah upaya suatumasyarakat atau bangsa untuk meningkatkankualitas hidup seluruh warga dalam setiap segikehidupan. Salah satu upaya yang palingmendasar dalam rangka mengembangkanpotensi bangsa adalah melalui pendidikan.Ada tiga jalur dalam pendidikan yaitu:pendidikan formal, non formal dan informal.

Ketiga jalur pendidikan ini saling melengkapidalam upaya meningkatkan mutu sistempendidikan.Dalam jalur pendidikan informal,dikenal dengan jalur pendidikan yang ada didalam suatu keluarga danlingkungannya.Pendidikan anak dalamkeluarga mempunyai peran menentukan bagipencapaian mutu sumber daya manusia.

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAKUMUR 3-6 TAHUN DI TK AISYAH PUNRANGA KECAMATAN GANTARANG

KABUPATEN BULUKUMBA

Ratna *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru TK Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang

Email: [email protected]

Abstrak

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak usia 3-6 Tahun di Tk AisyahPunranga.Bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pola Asuh Orang Tua Terhadap PerkembanganSosial Emosional Anak usia 3-6 Tahun diTk Aisyah Punranga.Sebagai bahan masukan dalam upayameningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penerapan pola Asuh yang baik kepadasetiap anak sebagai anggota keluarganya. Metode yang digunakan adalah metode deskriktif kuantitatifdengan teknik pengumpulan data melalui angket, analisis datamenggunakan teknik Koding yaitumengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke dalam kategori-kategori.Hasil penelitian menunjukkan, Jawaban tertinggi dari masing-masing indikator yang dijadikan tolakukur untuk mengetahui pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 3-6tahun di TKAisyah Punranga, adalah jawaban B kode 02 dengan alternatif “sejutu” yang masukdalam kategori “Permisifatau Memanjakan” dengan tingkat pencapaian 50-55%.Berdasar dari hasil analisis data,dapat disimpulkan bahwapola asuh orang tua terhadap perkembangansosial emosional anak usia 3-6 tahun di TKAisyah Punranga merupakan pola asuh “Permisifataumemanjakan”.

Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua, Sosial Emosional, 3-6 Tahun

Abstract *)

Pattern Take Care Of Old Fellow To Emotional Social Growth [of] Child Age 3-6 Year [in] Tk AisyahPunranga. Aim to know how Pattern Take Care Of Old Fellow To Emotional Social Growth [of] ChildAge 3-6 Year [in] TK Aisyah Punranga. Upon which input in the effort improving the understandingof society about is important [of] nya applying [of] pattern Take care of good to each;every child asits family member. used [by] method [is] quantitative deskriktif method with data collecting technique[pass/through] enquette, data analysis use Koding technique that is answer classifying from responderinto categorys.Result of research show, Highest answer from each indicator taken as yardstick to know pattern takecare of old fellow to emotional social growth [of] age child 3-6 year [in] TK Aisyah Punranga, [is] Bcode answer 02 with alternative " agree " what enter in category " Pampering" with attainmentstorey;level 50-55 %Based on from result of data analysis, can be concluded that pattern take care of old fellow toemotional social growth [of] age child 3-6 year [in] TK Aisyah Punranga represent pattern take careof " Permisif or pamper”

Keyword: Pattern Take Care Of Old Fellow, Emotional Social, 3-6 Year

Page 45: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

170 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Pendidikan anak diperoleh terutamamelalui intraksi antara orang tua dan anak.Dalam pola asuh, orang tua akan menunjukkansikap dan perlakuan tertentu sebagaiperwujudan pendidikan terhadap anaknya.Peran keluarga dalam pendidikan anak usiadini sangatlah besar terutama dalampendidikan informal. Anak lebih banyakmenghabiskan waktunya di rumah sehinggadibutuhkan perhatian lebih dari orang tua,utamanya anak dibawah usia 5 tahun. keluargamempunyai peran yang sangat penting dalammengembangkkan potensi anak. Oleh karenaitu diperlukan pola asuh yang dapatmemaksimalkan kecerdasan yang dimiliki olehseorang anak.

Pola asuh adalah sikap orang tuadalam membimbing anak-anaknya. Perlakuanorang tua terhadap anaknya akanmempengaruhi bagaimana anak itumemandang, menilai, dan juga mempengaruhisikap anak tersebut. Pada saat sekarang,realitas membuktikan bahwa berkurangnyaperhatian kepada anak dikarenakan ibu ikutbekerja. Ibu yang merupakan sosok yang lebihbanyak menghabiskan waktu untuk mengurusanaknya, mulai dari pertumbuhan,perkembangan sampai dengan pendidikan sanganak.Ibu yang dengan kehangatnnyamengajarkan makna kasih sayang, memaknaisebuah kata mendidik dan mengajarkan artikesabaran.dengan kata lain ibulah yangmemengang peranan penting dalam kehidupanseorang anak. Anak yang ditingggal orangtuanya bekerja cenderung bersikap manja.Orang tua akan memenuhi semua permintaananaknya tanpa berfikir baik atau buruk untukperkembangan kepribadian anak.

Salah satu aspek yang paling pentinguntuk dikembangkan pada anak usiaprasekolah adalah aspek perkembangan sosialemosional. Hal tersebut dikarenakanperkembangan sosial emosional yangberkembang dengan sehat dan memperolehdukungan yang positif akan menjadi landasanyang kuat bagi perkembangan anak tersebutdikemudian hari. Setiap anak atau individumempunyai emosi berbeda-beda.Ada yang bisamengontrol emosinya dan ada pula yangkurang bisa. Perkembangan emosional anakdipengaruhi oleh lingkungan sosial danbagaimana orang lain bereaksi terhadapnya.Sosialisasi emosi berlangsung secara bertahapmelalui proses penguatan dan modeling.Keluarga sebagai tempat di mana anakmemperoleh pengalaman pertamanya sangatmenentukan perkembangan sosial emosional

anak. Cara pengasuhan orang tua, menentukankepribadian anak kelak (Susanto, 2011)

Kondisi keluarga anak di TK AisyahPunranga kebanyakan ditinggal orang tuanyabekerja. Baik bekerja sebagai Buruh Tani/Petani maupun yang bekerja dikantoran.Mereka sering meninggalkan anak-anaknya dari pagi sampai sore hari.Yang lebihmemprihatinkan, ada beberapa orang tua yangmembawa anaknya yang masih berusia dini,dan terdaftar sebagai siswa di TK AisyahPunranga, ikut ke tempat kerja. Alasan yangsering mereka ungkapkan adalah “sang anakmenangis dan memaksa untuk ikut orangtuanya”. Ini membuktikan bahwa masih adaorang tua yang masih kurang memperhatikanperkembangan anaknya sendiri.Dan orang tuamasih memiliki kesulitan dalam penerapanpola asuh terhadap anaknya, sehingga polaasuh yang diberikan oleh orang tua belumoptimal.Hal inilah yang mendasari penulisuntuk mengkaji bagaimana sesungguhnya polaasuh para orang tua anak, di TKAisyahPunranga Kec.Gantarang.

Tujuan PenelitianTujuan pokok penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendapatkan data sertainformasi yang lengkap tentang Pola AsuhOrang Tua Terhadap Perkembangan SosialEmosional Anak usia 3-6 Tahun di TK AisyahPunranga.

Manfaat penelitianPenelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:1. Sebagai bahan masukan dalam upaya

meningkatkan pemahaman masyarakattentang pentingnya pendidikan bagi anakdiusia dini, utamanya pendidikan dari orangtua dirumah serta penerapan pola Asuhyang baik kepada setiap anak sebagaianggota keluarganya.

2. Sebagai bahan bacaan bagi generasisekarang maupun yang akan datang untukmenambah pengetahuan tentang pentingnyapendidikan, utamnya pendidikan yangditanamkan sejak usia dini;

3. Sebagai bahan informasi bagi semua pihakyang berminat melakukan penelitianmengenai perkembangan sosial emosionalanak usia dini.

TINJAUAN PUSTAKA

Batasan Pola AsuhPola berarti susunan, model, bentuk, tata

cara, gaya dalam melakukan sesuatu.

Page 46: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6 Tahun

Di TK Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Ratna 171

Sedangkan mengasuh berarti membinainteraksi dan komunikasi secara penuhperhatian sehingga anak tumbuh danberkembang menjadi pribadi yang dewasaserta mampu menciptakan suatu kondisi yangharmonis dalam lingkungan keluarga danmasyarakat (Krisnawati dalam Ebid, 2008).Berdasarkan kedua pengertian ini maka polaasuh dapat diartikan sebagai gambaran tentangsikap dan prilaku orang tua dan anak dalamberintraksi, berkomunikasi selamamengadakan kegiatan pengasuhan.

Keluarga adalah lingkungan sosialpertama yang ditemui anak ketika anak diizinkan untuk melihat dan menikmati dunia.Pertemuan dengan ibu, ayah dan lingkungandalam keluarga itu sendiri menjadi subjeksosial yang nantinya akan membentuk dasaranak dengan orang lain. Hubungan anakdengan keluarga merupakan hubungan yangpertama yang ditemui anak.Hubungan anakdengan orangtua dan anggota keluarga lainnyadapat dianggap sebagai suatu sistem yangsaling berinteraksi. Sistem-sistem tersebutberpengaruh pada anak baik secara langsungmaupun tidak, melalui sikap dan carapengasuhan anak oleh orangtua

https: / /beatriksbunga.wordpress.comPerilaku mengasuh dan mendidik anak sudahmenjadi pola yang sadar tidak sadar keluarbegitu saja ketika menjadi orangtua. Olehbeberapa peneliti, perilaku-perilaku inikemudian di teliti dan muncullah beberapateori untuk menyimpulkan pola-polapengasuhan yang berkembang. Berikut empattipe pola asuh yang dikembangkan pertamakali oleh Diana Baumrind (1967) yaitu:

a. Pola asuh DemokratisAdalah pola asuh yang memprioritaskankepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tuadengan pola asuh ini bersikap rasional,selalu mendasari tindakannya pada rasioatau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipeini juga bersikap realistis terhadapkemampuan anak, tidak berharap yangberlebihan yang melampaui kemampuananak. Orang tua tipe ini juga memberikankebebasan kepada anak untuk memilih danmelakukan suatu tindakan, danpendekatannya kepada anak bersifat hangat.

b. Pola asuh otoriterSebaliknya cenderung menetapkan standaryang mutlak harus dituruti, biasanyadibarengi dengan ancaman-ancaman.Misalnya, kalau tidak mau makan, maka

tidak akan diajak bicara. Orang tua tipe inijuga cenderung memaksa, memerintah,menghukum. Apabila anak tidak maumelakukan apa yang dikatakan oleh orangtua, maka orang tua tipe ini tidak seganmenghukum anak. Orang tua tipe ini jugatidak mengenal kompromi, dan dalamkomunikasi biasanya bersifat satu arah.Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpanbalik dari anaknya untuk mengertimengenai anaknya.

c. Pola asuh Permisifatau memanjakanBiasanya meberikan pengawasan yangsangat longgar. Memberikan kesempatanpada anaknya untuk melakukan sesuatutanpa pengawasan yang cukup darinya.Mereka cenderung tidak menegur ataumemperingatkan anak apabila anak sedangdalam bahaya, dan sangat sedikit bimbinganyang diberikan oleh mereka. Namun orangtua tipe ini biasanya bersifat hangat,sehingga seringkali disukai oleh anak.

d. Tipe PenelantarOrang tua tipe ini pada umumnyamemberikan waktu dan biaya yang sangatminim pada anak-anaknya.Waktu merekabanyak digunakan untuk keperluan pribadimereka, seperti bekerja, dan jugakadangkala biayapun dihemat-hemat untukanak mereka.Termasuk dalam tipe iniadalah perilaku penelantar secara fisik danpsikis pada ibu yang depresi.Ibu yangdepresi pada umumnya tidak mampumemberikan perhatian fisik maupun psikispada anak-anaknya.

Batasan Sosial EmosionalRachmawati (2008: 3.2-3.3)

menguraikan bahwa perkembangan sosialemosional merupakan suatu perkembanganyang sulit dipisahkan secara tegas satu samalainnya. Kelekatannya semakin kuat apabilaeskpresi dari perpaduan keduanyadimunculkan oleh anak-anak yang berada padakelompok umur prasekolah atau taman kanak-kanak. Emosi memungkingkan anakbersosialisasi dalam suatu lingkunganh sosialyang dimasukinya. Melalui perubahan mimikwajah dan fisik yang menyertai emosi, anak-anak dapat mengominukasikan perasaanmereka kepada orang lain dan mengenalberbagai jenis perasaan orang lain. Denganekspresi emosi, mereka dapat menunjukkanrasa kegembiraan, kebencian, ketakutan, dansebagainya.

Page 47: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

172 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Batasan Usia Dinihttps://id.wikipedia.org/wiki

menguraikan Rentangan anak usia dinimenurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurutkajian rumpun keilmuan PAUD danpenyelenggaraannya di beberapa negara,PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun(masa emas). Anak akan mengalami suatuperiode yang dinamakan sebagai masakeemasan anak saat usia dini dimana saat ituanak akan sangat peka dan sensitif terhadapberbagai rangsangan dan pengaruh dari luar.Laju perkembangan dan pertumbuhan anakmempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan,anak akan mengalami tingkat perkembanganyang sangat drastis di mulai dari pekembanganberpikiri, perkembangan emosi, perkembanganmotorik, perkembangan fisik danperkembangan sosial. Lonjakan perkembanganini tidak akan terjadi lagi di periodeselanjutnya. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo(1991) secara garis besar ada 3 faseperkembangan dalam hidup manusia:

1. Fase Prenatal (sebelum lahir.2. Fase Infant (bayi), yaitu fase perkembangan

mulai lahir sampai umur 1-2 tahun. Mulailahir sampai 4 minggu merupakan fasekelahiran atau neonatal.

3. Fase Childhood (anak-anak), adalah faseperkembangan mulai umur 1atau 2 tahunsampai 10-12 tahun, fase inidiklasifikasikan lagi menjadi dua, yaituearly childhood(anak kecil) antara 1-6tahun, dan later childhood(anak besar)antara 6-12 tahun.

Anak Usia Dini oleh Beeker dikelompokkanpada anak yang berusia antara 3-6 tahun, anakusia tersebut biasanya mengikuti programpendidikan dini, http://bidanku.com

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan duavariabel, yaitu pola asuh orang tua sebagaivariabel bebas sedangkan variabel terikat yaituperkembangan sosial emosional anak usia 3-6Tahun Di TK Aisyah Punranga. penelitimenggunakan metode deskriptif kualitatif yangdidasarkan padapertimbangan bahwa metodeini sangat relevan dengan sifat atau tujuanpenelitian serta wujud data yang akandikembangkan dengan apa adanya.Totalsampel dalam penelitian ini adalah seluruhorang tua siswa yang aktif, di TK AisyahPunranga Kec. Gantarang Kab. Bulukumba

Tahun Pelajaran 2016/2017yang berjumlah 20orang.Dalam penelitian ini digunakan angketatau teknik kuesioner dengan pertanyaantertutup yaitu telah tersedia alternatif jawabanyang harus dipilih salah satu diantaranyasebagai jawaban yang paling sesuai, yakni: (a)sangat setuju, (b) setuju, (c) kurang setuju (d)tidak setuju.. Responden tidak diberikesempatan untuk memberikan jawaban laindari jawaban yang telah tersedia (Amsi, 2008:44).

PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Penyajian Data

Pentingnya Menumbuhkan Sosial EmosionalAnak Sejak Dini

Dalam mengukur indikator inidiajukan beberapa pernyataan kepadaresponden, dalam hal ini orang tua siswa di TKAisyah PunrangaKec. Gantarang Kab.Bulukumba tahun pelajaran 2016/2017.Hasilnya adalah frekuensi tertinggi jawabandari sampel yang berpendapatpentingnyamenumbuhkan sosial emosional anak sejakdiniyaitu jawaban A dengan kode 01sebanyak9 orang (45 %), kemudian jawaban B dengankode 02 sebanyak 6 orang (30 %), selanjutnyajawaban C dengan kode 03 sebanyak 3 orang(15%), dan jawaban D dengan kode 04sebanyak 2 orang (10%). Hal ini terlihat padatabel dibawah ini:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi PentingnyaMenumbuhkan Sosial Emosional Anak SejakDini.

Sumber : Data Hasil Penelitian

Orang Tua Senantiasa MendahulukanProses Tumbuh Kembang Anak Dari PadaAktifitas Di luar Rumah

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Orang TuaSenantiasa Mendahulukan Proses TumbuhKembang Anak Dari Pada Aktifitas Di luarRumah

KodeJawabanSampel

Frekuensi P(%)

Kategori

01020304

9632

45301510

Otoritatif

Jumlah 20 100

Page 48: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6 Tahun

Di TK Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Ratna 173

KodeJawabanSampel

Frekuensi P(%)

Kategori

01020304

31043

15502015

Permisif

Jumlah 20 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

Dari tabel di atas, tampak jelas yangtertinggi adalah jawaban B dengan kode 02sebanyak10 orang ( 50%), kemudian jawabanC dengan kode 03 sebanyak 4 orang (20%)selanjutnya jawaban A dengan kode 01 danjawaban D dengan kode 04 masing-masing 3orang (15%).

1. Pola Asuh Orang Tua AkanMenunjukkan Bagaimana Sikap DanPerlakuan Tertentu Dari Sang Anak

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pola AsuhOrang Tua Akan Menunjukkan BagaimanaSikap Dan Perlakuan Tertentu Dari SangAnak

KodeJawabanSampel

Frek. P(%)

Kategori

01020304

5384

25154020

Penelantar

Jumlah 20 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

Tabel 3 di atas menunjukkanjawaban tertinggi adalah C kode 03sebanyak 8 orang (40 %), kemudianjawaban A kode 01 sebanyak 5 orang (25%), selanjutnya jawaban D kode 04sebanyak 4 orang (20%) dan jawaban Bdengan kode 02 sebanyak tiga orang(15%).

2. Keluarga Sebagai Tempat Di ManaAnak Memperoleh PengalamanPertamanya Sangat MenentukanPerkembangan Sosial Emosional Anak

Tabel 4. Distribusi Frekuensi KeluargaSebagai Tempat Di Mana AnakMemperoleh Pengalaman PertamanyaSangat Menentukan Perkembangan SosialEmosional Anak

KodeJawabanSampel

Frekuensi P(%)

Kategori

01020304

61130

3055150

Permisif

Jumlah 20 100

Sumber : Data Hasil Penelitian

PembahasanBerdasarkan tabel distribusi frekuensi

dari empat indikator di atas, ditemukan bahwaPola Asuh Orang Tua Terhadap PerkembanganSosial Emosional Anak usia 3-6 Tahun di TKAisyah Punranga cukup bervariasi.

Tabel 1 menunjukkan, frekuensi orangtua yang mengatakan “setuju” bahwapentingnya menumbuhkan sosial emosionalanak sejak dini adalah 30 %, “sangat setuju”45 %, “kurang setuju” 15% dan yang “tidaksetuju” 10 %. Tabel 2 menunjukkan bahwaorang tua yang memilih “setuju” jika orang tuasenantiasa mendahulukan proses tumbuhkembang anak dari pada aktifitas di luarrumah sebanyak 50%, “Sangat setuju” 15%,“kurang sejutu”20% dan “tidak setuju” 15%.Tabel 3 menunjukkan bahwa orang tua yangmengatakan “setuju” bila pola asuh orang tuaakan menunjukkan bagaimana sikap danperlakuan tertentu dari sang anak adalah 15%,“sangat setuju” 25%, “kurang setuju” 40% danjawaban “tidak setuju” 20%. Sementara tabel4 menunjukkan, frekuensi orang tua yangmengatakan “setuju” bahwa keluarga sebagaitempat di mana anak memperoleh pengalamanpertamanya sangat menentukan perkembangansosial emosional anak adalah 55 %, “sangatsetuju” 3o%, “kurang setuju” 15% dan yang“tidak setuju” sama sekali tidak dipilih olehorang tua, data ini menunjukkan bahwakesadaran orang tua dimana keluarga sebagaitempat anak memperoleh pengalamanpertamanya sangat menentukan perkembangansosial emosional anak, masih perlu diperbaiki.

Meskipun terdapat kevariasian yangdidapatkan dari jawaban setiap sampel. Namunjawaban tertinggi dari keempat indikator yangdijadikan tolak ukur untuk mengetahui Pola

Page 49: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

174 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Asuh Orang Tua Terhadap PerkembanganSosial Emosional Anak usia 3-6 Tahun di TKAisyah Punranga adalah jawaban B kode 02dengan alternatif jawaban “sejutu”, yangmasuk dalam kategori “PermisifatauMemanjakan” dengan tingkat pencapaian 50-55%.

Uraian di atas menjadi dasar bagipenulis untuk menarik sebuah kesimpulanakhir, pola asuh orang tua terhadapperkembangan sosial emosional anak usia 3-6tahun di TK Aisyah Punrangacukupmemanjakan Atau dapat disimpulkan bahwapara orang tua yang bekerja belum cukupmenyadari dampak pola asuh yangmemanjakan bagi pertumbuhan danperkembangan anak pada masa selanjutnya.Pola asuh Permisif ataumemanjakan akanmengakibatkan anak kurang mandiri.

SimpulanBerdasarkan hasil analisis dan

pembahasan tentangpola asuh orang tuaterhadap perkembangan sosial emosional anakusia 3-6 tahun di TK Aisyah Punranga yangdiuji dengan empat indikator, maka penulisdapat mengambil beberapa simpulan diantaranya:1. Indikator pertama, yaitupentingnya

menumbuhkan sosial emosional anak sejakdini, didapatkan jawaban “sangat setuju”45%, “setuju” 30%, “kurang setuju” 20%dan “tidak setuju” 10%.

2. Indikator kedua, yaitu orang tua senantiasamendahulukan proses tumbuh kembanganak dari pada aktifitas di luar rumah,didapatkan jawaban “setuju” 50%, “Sangatsetuju” 15%, “kurang setuju” 20% dan“tidak setuju” 15%.

3. Indikator Ketiga, yaitu pola asuh orang tuaakan menunjukkan bagaimana sikap danperlakuan tertentu dari sang anak,didapatkan jawaban “setuju” 15%, “sangatsetuju” 25%, “kurang setuju” 40% dan“tidak setuju” 20%.

4. Indikator keempat, yaitu keluarga sebagaitempat di mana anak memperolehpengalaman pertamanya sangat menentukanperkembangan sosial emosional anak,didapatkan jawaban “setuju” 55%, “Sangatsetuju” 30%, “kurang setuju” 15% dan“tidak setuju” 0%.

5. Jawaban tertinggi dari masing-masingindikator yang dijadikan tolak ukur untukmengetahui pola asuh orang tua terhadapperkembangan sosial emosional anak usia3-6 tahun di TK Aisyah Punranga adalahjawaban B kode 02 dengan alternatif

jawaban “sejutu”, yang masuk dalamkategori “Permisif atau Memanjakan”dengan tingkat pencapaian 50-55%.

6. Berdasar dari hasil analisis data, makapenulis menarik sebuah kesimpulan akhirbahwapola asuh orang tua terhadapperkembangan sosial emosional anak usia3-6 tahun di TK Aisyah Punrangamerupakan pola asuh “Permisifataumemanjakan”.

SaranBerdasarkan hasil penelitian tentangpola asuh

orang tua yang bekerja terhadap perkembangansosial emosional anak usia 3-6 tahun di TK AisyahPunranga ,ada beberapa saran yang ingin penulissampaikan yaitu:1. Bagi rekan-rekan yang berminat

mengadakan penelitian yang sama denganpenulis, agar memusatkan penelitiannyaterhadap perbedaan pola asuh ibu yangbekerja dan tidak bekerja terhadap tingkatkepercayaan diri seorang anak.

2. Bagi para pembaca, diharapkan untukmengsosialisasikan kepada para orang tuabagaimana pola asuh yang baik bagi anak,karena pola asuh yang diberikan orang tuasejak dini akan berpengaruh padapertumbuhan dan perkembangan anakselanjutnya.

3. Bagi para pendidik agar berupayasemaksimal mungkin untuk menumbuhkanrasa percaya diri pada anak, baik dalamproses pembelajaran maupun saat bermain.Motivasi dari seorang guru kepada siswanyaakan memudahkan siswa untukbersosialisasi dilingkungan sekolahnya

DAFTAR PUSTAKA

Amsi, Idris. 2008. Metodologi Penelitian. STKIPMuhammadiyah Bulukumba.

Basuki, 2009. Pola Pengasuhan Ideal. Jakarta:Alexia Media

http://id.wikipedia.org/wiki.AnakUsia Dini.Diakses Tanggal 19 Agustus 2016

https://beatriksbunga.wordpress.com/about/PolaAsuhOrang Tua.Diakses Tanggal 19Agustus 2016

http://bidanku.com/psikologi Perkembangan AnakUsia Dini. Diakses Tanggal 19 Agustus2016

Hurlock, 2009. Perkembangan Anak Jilid 5.Erlangga: Jakarta

Hildayani, dkk.2007. Psikologi PerkembanganAnak; PGTK2104. Jakarta: Universitasterbuka

Page 50: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Umur 3-6 Tahun

Di TK Aisyah Punranga Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba Ratna 175

Musfira. Hubungan Pola Asuh denganPembentukan Keepercayaan Diri Anak,Skripsi (STIKES Panrita HusadaBulukumba 2013)

Rachmawati, dkk.2008. Metode PengembanganSosial Emosional;PGTK2103. Jakarta:Universitas Terbuka.

Rachmawati Yeni dan Kurniati Euis. 2010. StrategiPerkembangan Kreativitas Pada AnakUsia Dini Taman Kanak-Kanak. Kencana:Jakarta

Susanto Ahmad. 2011. Perkembangan Anak UsiaDini: Pengantar Dalam Berbagai aspeknya,Kencana: Jakarta

Sujiono, dkk.2007. Metode PerkembanganKognitif; PGTK2101. Jakarta UniversitasTerbuka

Wong Donna, dkk. 2008. Buku Ajar KeperawatanPediatrik. Jakarta. Penerbit BukuKedokteran EGC

Page 51: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

176 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 52: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi Balap Bintang

Pada Peserta Didik Kelas VII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 177

PENDAHULUAN

Belajar adalah proses perubahantingkah laku individu yang relatif tetap sebagaihasil dari pengalaman,sedangkan pembelajaranmerupakan upaya penataan lingkungan yangmemberi nuansa agar program belajar tumbuh

dan berkembang secara optimal. Dengandemikian proses belajar bersifat internal danunik dalam diri individu peserta didik, sedangproses pembelajaran bersifat eksternal yangsengaja di rencanakan dan bersifat rekayasauntuk diterapkan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PENERAPANSTRATEGI BALAP BINTANG PADA PESERTA DIDIK KELAS XII IS 1

SMA NEGERI 9 BULUKUMBA

Hadmawati *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 9 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Proses belajar-mengajar di sekolah merupakan persoalan penting yang harus diperhatikan oleh seluruhaspek pendidikan terkhusus kepada guru sebagai pelaksana atau pelaku utama di sekolah. Pemilihanstrategi pembelajaran yang tepat menetukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Strategi balapbintang ini dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik dan mewujudkan suasana belajar yangmenyenangkan.Tujuan pembelajaran ekonomi di sekolah mengacu kepada pemahaman konsep tentang sistemperekonomian yang mengajarkan manusia dalam hal ini peserta didik untuk mengenal danmenjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di sekelilingnya. Dengan pengetahuan tentang ekonomimanusia dapat mempelajari dan sekaligus dapat membuat pemodelan atas fenomena yang terjadi atauyang diamatinya.Mengacu pada tujuan tersebut maka diharapkan pemilihan strategi balap bintang ini dapatmeningktakan hasil belajar ekonomi khususnya di SMA Negeri 9 Bulukmba. Dan yang terpentingadalah bagaimana peserta didik mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.Strategi balap bintang merupakan salah satu strategi yang termodifikasi dengan tujuan menciptakansuasana belajar yang edukatif di kelas, serta menjalin kekerabatan antara peserta didik dan pendidik.Dengan demikian, kekerasan yang selama ini terjadi baik terhadap peserta didik maupun guru dapatterhindarkan.

Kata kunci: Balap bintang adalah pemberian nama tokoh yang dijagokan yang dikemas dalamkegiatan proses belajar-mengajar.

Abstract *)

Teaching and learning process in schools is an important issue that must be considered by all aspectsof education especially those of the teacher as the executor or the main actors in the school. Selectionof appropriate learning strategy determines the success of the learning process. Star race strategydesigned to motivate students and create an atmosphere of fun learning.

The purpose of learning in school economics refers to understanding the concept of theeconomic system that teaches humans in this regard learners to recognize and explain the phenomenagoing on around him. With the knowledge of the human economy can learn and at the same time canmake the modeling of the phenomenon that occurs or is observed.

Referring to these objectives, the expected election race strategy this star can drive thelearning outcomes of economics, especially in SMAN 9 Bulukmba. And the most important is howstudents apply their knowledge in everyday life.

Star race strategy is a strategy that is modified with the aim of creating a learningenvironment that is educative in the classroom, as well as establish kinship between learners andeducators. Thus, the violence that has been happening both to students and teachers can be avoided.

Keywords: Star Race is naming leaders who championed are packed in the activities of teaching andlearning process.

Page 53: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

178 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Tujuan pembelajaran ekonomi disekolah mengacu kepada pemahamankonsep tentang sistem perekonomian yangmengajarkan manusia serta mengenal danmenjelaskan fenomena-fenomena yangterjadi di sekelilingnya. Denganpengetahuan tentang ekonomi manusiadapat mempelajari dan sekaligus dapatmembuat pemodelan atas fenomena yangterjadi atau yang diamatinya.

Peserta didik adalah subjek utamadalam pendidikan. Di sekolah peserta didikbelajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku peserta didik bermacam-macam dalam menerima pelajaran dariguru, seorang peserta didik dengan tekundan penuh konsentrasi menerima pelajarandari guru atau mengerjakan tugas yang telahdiberikan, peserta didik yang lain disela-sela penjelasan guru, mengambilkesempatan membicarakan hal-hal lainyang terlepas dari masalah pelajaran, diwaktu yang lain ada peserta didik yangduduk melamun yang terlepas daripengamatan guru. Oleh karena itu, dalamkegiatan belajar-mengajar, permasalahanyang timbul dari perilaku peserta didikbermacam-macam ketika pelajaran sedangberlangsung di kelas. Hal ini dapatberimpilkasi pada munculnya kadar dayaserap peserta didik terhadap bahanpelajaran bervariasi dengan tingkatkeberhasilan mulai dari kurang, minimal,optimal dan maksimal. Di samping karenagaya belajar, pada umumnya yang terjadipada peserta didik adalah adanyaketidakyakinan terhadap hal-hal yangdikerjakannya sehingga menyebabkannyamenjadi malas. Dengan demikian akanselalu ada perasaan takut ketika hasilpekerjaannya tidak sesuai dengan yangdiharapkannya.

Sekolah merupakan pusat kegiatandalam belajar-mengajar. Dengan demikiansekolah merupakan arena seorang gurudalam memainkan peran untuk dapatmenghasilkan nilai belajar peserta didiksesuai dengan yang diharapkan. Tanpamengabaikan faktor-faktor yang lainnya,Peranan yang penulis maksud adalahkemampuan seorang guru dalammengajarkan materi ajar dengan penerapanstrategi belajar yang tepat. Sehingga denganpenerapan strategi belajar tersebutdiharapakan dapat meningkatkan hasilbelajar peserta didik sesuai dengan tujuanpembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, makapenulis menerapakan strategi belajar balapbintang. Strategi ini merupakan sebuahpembelajaran yang menyenangkan bagipeserta didik karena pembelajarandilakukan dengan bermain bersama-samadengan peserta didik. Pembelajaran yangmenggunakan strategi ini membuat pesertadidik semakin dekat dengan guru sebagaipengajarnya. Sehingga dapat memberimotivasi belajar peserta didik yang padaakhirnya akan meningkatnya hasil belajarpeserta didik.

Hasil Belajar EkonomiDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

belajar memiliki arti berusahamemperolehkepandaian atau ilmu. Berdasarkan hal ini, kitadapat memahaminya bahwa belajar memilikitujuan yaitu untuk mendapatkan kepandaianatau ilmu. Untuk dapat mencapai tujuantersebut tentunya membutuhkan sebuah prosesbelajar. Proses belajar merupakan jalan yangharus ditempuh oleh seorang peserta didikuntuk mengerti suatu hal yang sebelumnyatidak diketahui. Seseorang dikatakan berhasildalam melakukan proses belajar apabilakegiatan belajar yang didapatnya mampu iaterapkan dalam kehidupannya.

Bila dianalisis pengertian belajartersebut, mengandung unsur–unsur yang samayaitu: belajar merupakan suatu kegiatan yangdisadari dan mempunyai tujuan, proses belajaritu mengakibatkan perubahan tingkah laku danperubahan itu disebabkan oleh pengalaman-pengalaman, dan bukan disebabkan olehpertumbuhan atau kematangan serta bersifattetap.

Hasil belajar merupakan indikatorkeberhasilan yang dicapai peserta didik dalamusaha belajarnya. Hasil belajar adalah istilahyang digunakan untuk menyatakan tingkatkeberhasilan yang dicapai seseorang setelahmelalui proses belajar. Hasil belajar adalahkemampuan-kemampuan yang dimiliki pesertadidik setelah ia menerima pengalamanbelajarnya.

Dalam mencapai hasil belajar, hal yangtidak terpisahkan adalah Tujuan belajar.Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkandalam suatu usaha, tujuan dapat pula diartikansebagai sesuatu yang ingin dicapai dalamkegiatan tertentu. Jadi, menurut Ritasandrayanitujuan belajar berarti apa yang akan dicapaidalam kegiatan belajar. Pada dasarnya belajarpada diri manusia, merupakan suatu kegiatanyang dilakukan secara sadar dan mempunyaitujuan serta sasaran, yaitu: tujuannya

Page 54: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi Balap Bintang

Pada Peserta Didik Kelas VII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 179

mengubah tingkah laku ke arah yang lebihberkualitas, dan sasarannya meliputi tingkahpenalaran (kognitif), keterampilan(psikomotorik), dan sikap (afektif).

Strategi Balap BintangDalam kamus besar bahasa Indonesia

strategi diartikan sebagai taktik yangdilakukan.Dalam dunia pendidikan strategidiartkan sebagai a plan, method, or series ofactivities design to achieves a particulareducational goal. Jadi, dengan demikianstrategi pembelajaran dapat diartikan sebagaiperencanaan yang berisi tentang rangkaiankegiatan yang didesain untuk mencapai tujuanpendidikan tertentu.Ada dua hal yang perludicermati dari pengertian di atas, yaitu:pertama, strategi pembelajaran merupakanrencana tindakan (rangkaian kegiatana)termasuk penggunaan metode dan pemanfaatanberbagai sumber daya atau kekuatan dalampembelajaran. Ini berarti penyusunan suatustrategi baru sampai pada proses penyusunanrencana belum sampai pada tindakan. Kedua,strategi pembelajaran disusun untuk mencapaitujuan tertentu. Artinya, arah dari semuakeputusan penyusunan strategi adalahpencapaian tujuan. Dengan demikian,penyusunan langkah-langkah pembelajaran,pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumberbelajar semuanya diarahkan pada pencapaiantujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukanstrategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelasyang dapat diukur keberhasilannya, sebabtujuan adalah rohnya dalam implementasisuatu strategi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapatdipahami bahwa strategi yang diterapkan harusberorientasikan pada tujuan pembelajaransehingga dapat mencapai hasil pembelajaransesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu,dalam impelmentasinya harus mampumemilihkan strategi yang cocok dengankeadaan. Sehubungan dengan hal ini, yangperlu diperhatikan adalah prinsip-prinsippenggunannya

Strategi balap bintang adalah sebuahpembelajaran menyenangkan yang dikemasdalam bentuk permainan untuk diberikankepada peserta didik dalam bentuk balap-balapan terhadap jenis bintang yang dipilihnyaataupun yang lainnya. Pembelajaran yangmenyenangkan (Learning is Fun) merupakandambaan dari setiap peserta didik. Karenaproses belajar yang menyenangkan bisameningkatkan motivasi belajar yang tinggibagi peserta didik guna menghasilkan produkbelajar yang berkualitas. Untuk mencapai

keberhasilan proses belajar, faktor motivasimerupakan kunci utama. Seorang guru harusmengetahui secara pasti mengapa seorangpeserta didik memiliki berbagai macam motifdalam belajar.

Strategi balap bintang merupakansebuah pembelajaran yang menyenangkan bagianak didik karena pembelajaran dilakukandengan bermain bersama-sama dengan pesertadidik di kelas. Pembelajaran yangmenggunakan strategi ini membuat pesertadidik semakin dekat dengan guru sebagaipengajarnya sehingga dapat memicu motivasibelajar anak didik yang berimplikasikan padameningkatnya hasil belajar. Selain hal tersebut,tujuan dari strategi balap bintang adalah anakmempunyai perasaan mampu mengerjakansoal-soal yang diberikan, serta menciptakanhubungan akrab antara peserta didik denganpengajarnya. Hal ini akan dapat meimbulkankesan menyenangkan bagi peserta didik dalambelajar sehingga memudahkan bagipengajarnya untuk mengajaknya belajar.

Adapun langkah- langkah menggunakanstrategi balap bintang adalah:1. Gunakan mainan yang dimilki dan digemari

oleh anak.kalau anak mempunyai robot-robotan dan menyukainya, kita bisamengghunakan tokoh tersebut. Tokohmainan yang digunakan minimal 2 tokoh (1tokoh untuk jagoan anak, 1 tokoh untukjagoan kita. Biasanya pengajar mendapattokoh yang berperan antagonis). Apabilaanak tidak mempunyai mainan, maka kitadapat mengganti tokoh tersebut dengan apasaja yang bisa kita gunakan, yang pentinganak menyukaianya. Kita dapatmenggunakan kertas dan membuat pesawat(sebagai jagoannya), ataupun barang-barangyang lainnya.

2. Setelah masing-masing mempunyai tokohbintang atau jagoannya, selanjutnya kitamenetukan jalur lomba (anggap saja untukbalapan lari). Kita menentukan garis startdan finis terlebih dahulu.

3. Tempatkan masing-masing jagoan di garisstart.

4. Membuat kesepakatan dengan anak, yaituapabila anak bisa menjawab soal-soal yangdiberikan, maka jagoan anak maju satulangkah. Apabila anak tidak bisa menjawabsoal-soal materi yang diberikan, makapengajar dapat memajukan jagoannya satulangkah. Demikian seterusnya hingga salahsatu jagoan sampai di garis finis terlebihdahulu.

Page 55: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

180 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Jenis, Subjek, prosedur, dan instrumenpenelitian

Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas (Classroom Action Research)yang terdiri atas dua siklus. Penelitian inibertujuan untuk menerapkan strategi balapbintang dalam meningkatkan hasil belajarekonomi peserta didik kelas XII Is 1 SMANegeri 9 Bulukumba. Model penelitiantindakan kelas yang digunakan adalah modelditawarkan oleh Kemmis dan McTaggart.Model ini terdiri dari empat momentumesensial, yaitu menyusun rencana (plan),tindakan (act), pengamatan (observe), danrefleksi (refleck).

Penelitian ini dilakukan di SMANegeri 9 Bulukumba. Adapun subjekpenelitian adalah terkhusus pada peserta didikkelas XII Is 1 semester I (ganjil) tahunpelajaran 2015/2016 dengan jumlah pesertadidik 36 orang.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukanatas dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.Kedua siklus tersebut merupakan rangkaianyang saling berkaitan. Dalam arti pelaksanaantindakan siklus II merupakan merupakankelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaantindakan siklus I.

Teknik Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah:a) Data mengenai hasil belajar ekonomi

peserta didik diambil dengan menggunakantes yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

b) Data mengenai aktivitas-aktivitas pesertadidik selama proses pembelajaran ekonomiberlangsung diambil dengan menggunakanlembar observasi yang telah disediakan.

Teknik Analisis DataData yang telah terkumpul dianalisis

dengan menggunakan teknik analisiskuantitatif dan analisis kualitatif. Data yangdiperoleh dari observasi tentang aktivitaspeserta didik dianalisis secara kualitatifsedangkan data tentang hasil belajar pesertadidik dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkanhal ini, untuk mengetahui tentang hasil belajarekonomi peserta didikdigunakan statistikdeskriptif untuk mendeskripsikan karakteristikdari subjek penelitian yang dilaksanakansetalah diadakannya tes.

Statistik deskriptif yang dimaksudkanuntuk mendeskripsikan tentang peningkatanhasil belajar metamatika peserta didik tersebutadalah:

1. Presentase

100%f

P xN

Keterangan :P = Angka persentase.f = FrekuensiN = Banyaknya responden.

2. Menghitug rata-rata

Keterangan:

x = Rata - rata

if = Frekuensi

= Titik tengah

3. Mengkategorikan hasil belajar peserta didikdengan pedoman sebagai berikut:

Pedoman yang digunakan untukmengubah skor mentah yang diperolehpeserta didik menjadi skor standar (nilai)untuk mengetahui tingkat daya serap pesertadidik ditunjukkan pada tabel berikut:

4. Indikator keberhasilaanUkuran dari indikator keberhasilan

hasil belajar ekonomi peserta didik adalahapabila hasil test peserta didik sudahmenunjukkan peningkatan ketuntasanbelajar. Menurut ketentuan Depdikbudbahwa peserta didik dikatakan tuntas belajarjika memperoleh skor minimal 75 dari skorideal, dan tuntas secara klasikal apabilaminimal 85 % dari jumlah peserta didik yangtelah tuntas belajar.

k

ii

k

iii

f

xfx

1

1

No Interval Nilai Kategori

1 0 – 34 Sangat Rendah

2 35 – 54 Rendah

3 55 – 64 Sedang

4 65 – 84 Tinggi

5 85 – 100 Sangat tinggi1

Page 56: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi Balap Bintang

Pada Peserta Didik Kelas VII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 181

Deskripsi Hasil Belajar Ekonomi Kelas XIIIs 1 SMA Negeri 9 Bulukumba

1. Hasil belajar peserta didik sebelumditerapkan strategi balap bintang

Tabel 7. Statistik skor hasil belajar pesertadidik

2. Hasil belajar peserta didik setelahditerapkan strategi balap bintang

Hasil belajar ekonomi siklus I1) Tes hasil belajar siklus I

Adapun data hasil belajarekonomipeserta didik kelas XII Is 1setelah dilaksanakan tes hasil belajarsiklus I adalah sebagai berikut:

Adapun statistik distribusi skoryang diperoleh dapat disajikan dalamtabel statistik sebagai berikut:

Tabel 12. Statistik skor hasil belajarpeserta didik pada siklus I.

Tabel 14. Deskripsi ketuntasan belajarpeserta didik siklus I.

2) Hasil Observasi siklus ITabel 15. Hasil observasi siklus Ikegiatan peserta didik kelas XII Is 1SMANegeri 9 Bulukumba selama penerapanstrategi balap bintang.

Hasil belajar ekonomi siklus II1) Tes hasil belajar siklus II

Adapun statistik distribusi skor yangdiperoleh dapat disajikan dalam tabelstatistik sebagai berikut:

Tabel 18. Statistik skor hasil belajarpeserta didik pada siklus II.

Statistik Nilai StatistikSubjekSkor idealSkor tertinggiSkor terendahRentang skorSkor rata-rata

36100100653584

Tabel 20. Deskripsi ketuntasan belajarpeserta didik siklus II.

Statistik NilaiStatistik

SubjekSkor idealSkor tertinggiSkor terendahRentang skorSkor rata-rata

3610040040

16,97

Statistik Nilai StatistikSubjekSkor idealSkor tertinggiSkor terendahRentang skorSkor rata-rata

36100853055

68,52

Skor Kategori Frek. Persentase0-74

75-100Tidak Tuntas

Tuntas1125

30,5669,44

Jumlah 36 100

No Komponen yang diamatiSIKLUS I

I II III

1Peserta didik yang hadir padasaat pembelajaran

34 36 36

2Peserta didik yang melakukankegiatan lain pada saatpembahasan materi pelajaran

8 3 2

3Peserta didik yang aktif padasaat pembahasan contoh soal

3 15 18

4Peserta didik yang menjawabpada saat diajukan pertanyaantentang materi pelajaran

2 10 15

5

Peserta didik yangmengajukan diri untukmengerjakan soal di papantulis

5 15 20

6Peserta didik yangmengerjakan soal di papantulis dengan benar

2 13 20

7Peserta didik yang masihperlu bimbingan dalammengerjakan soal

19 2 0

8Peserta didik yang seringkeluar masuk kelas

4 2 0

Skor Kategori Frek. Persentase0-74

75-100Tidak Tuntas

Tuntas036

0100%

Jumlah 36 100

Page 57: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

182 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

2) Hasil Observasi siklus IIAdapun hasil observasi yang

diperoleh melalui lembar observasi padasiklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Hasil observasi siklus IIkegiatan peserta didik kelas XII Is 1selama penerapan strategi balap bintang.

Pembahasan hasil belajar ekonomi pada siklusI dan siklus II1. Siklus I (pertama)

Untuk siklus I ini diperoleh hasilbelajar dengan nilai rata-rata sebesar 68,52.Sedangkan ketuntasan hasil belajar pesertadidik diperoleh adalah 69,44% belum tuntasdan 30,56%. Dari hasil ini dapat dinyatakanbahwa ketuntasan belajar peserta didiksecara maksimal belum tercapai.

2. Siklus II (Dua)Ternyata siklus II ini diperoleh hasil

belajar dengan nilai rata-rata sebesar 84 dandominan nilai yang diperoleh berada padakategori tinggi dengan jumlah frekuensi 12orang. Sedangkan ketuntasan hasil belajarpeserta didiksudah mencapai 100% denganjumlah frekuensi 36 orang dari jumlahpeserta didik. Dari hasil ini dapat

dinyatakan bahwa ketuntasan belajarpeserta didik secara klasikal sudah tercapai.

PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan data hasil penelitian yang

diperoleh maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:1. Secara umum hasil belajar siswa kelas XII

Is 1 SMA Negeri 9 Bulukumba sebelumpenerapan Strategi balap bintang adalahsangat rendah. Hal ini ditunjukkan denganperolehan nilai rata-rata siswa sebesar 16,97dari 36peserta didik tingkat penguassanmaterinya berada pada kategori sangatrendah.

2. Secara umum hasil belajar peserta didikkelas XII Is 1 SMA Negeri 9 Bulukumbasetelah penerapan Strategi balap bintangadalah tinggi. Hal ini ditunjukkan denganperolehan nilai rata-rata sebesar 84 dari36peserta didik tingkat penguasaanmaterinya berada pada kategori tinggi.

3. Penerapan Strategi balap bintang efektifdalam meningkatkan hasil belajar pesertadidik dalam mata pelajaran ekonomi padakelas XII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba.

SaranBerdasarkan hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan penulis, maka penulis dapatmenyarankan:1. Diharapkan kepada guru-guru agar sebelum

melaksanakan pembelajaran di kelas agarhendaknya memilih strategi belajar yangdianggap sesuai dengan kondisi dan situasikelas.

2. Strategi Belajar balap bintang agardipertimbangkan untuk diterapkan dalampembelajaran ekonomi karena strategi inilayak untuk digunakan.

3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkanuntuk mengembangkan penelitian inisehingga mampu mengatasi kekurangandalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Teknik belajar yang efektif,Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990

Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan, Jakarta: PT BumiAksara, 2009.

_________. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

No Komponen yang diamatiSIKLUS II

I II III

1Peserta didik yang hadirpada saat pembelajaran

36 36 36

2

Peserta didik yangmelakukan kegiatan lainpada saat pembahasanmateri pelajaran

2 2 0

3Peserta didik yang aktifpada saat pembahasancontoh soal

30 36 36

4

Peserta didik yangmenjawab pada saatdiajukan pertanyaantentang materi pelajaran

31 36 36

5

Peserta didik yangmengajukan diri untukmengerjakan soal di papantulis

31 35 36

6Peserta didik yangmengerjakan soal di papantulis dengan benar

29 31 34

7Peserta didik yang masihperlu bimbingan dalammengerjakan soal

6 3 3

8Peserta didik yang seringkeluar masuk kelas

1 0 0

Page 58: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Penerapan Strategi Balap Bintang

Pada Peserta Didik Kelas VII IS 1 SMA Negeri 9 Bulukumba Hadmawati 183

Arikunto, suharsimi dan Cepi Safruddin AbdulJafar, Evaluasi program Pendidikan;pedoman teoritis praktis bagi praktisipendidikan, Jakarta: PT. BumiAksara, 2007.

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2002.

Depdikbud, Pedoman Umum SystemPengujian Hasil Belajar. Diakses dariinternet 2/10/2010: www.google.com.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, “UUSisdiknas” dalam Hasbullah, eds.,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (EdisiRevisi; Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2005).

Fuady, Anwar, Paradigm Baru DalamPendidikan Dan Dan PembelajaranLearning Is Fun(http://www.vilila.com/2010/10/paradigma-baru-dalam-pendidikan-dan.htm), (akses tanggal 25 nopember2010).

Hamid Mattone, Abdul, Diktat Dasar-DasarPendidikan, Makassar: FKIPUnismuh Makassar, 2010.

Haling, Abdul, Belajar dan Pembelajaran,Makassar: Universita NegeriMakassar, 2007.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar,Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Kunandar, Langkah Mudah PenelitianTindakan Kelas (SebagaiPengembangan Profesi Guru),Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Metode Permaianan dalam pembelajaran”(http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran/)(diakses tanggal 25 nopember 2010).

Mulyono, Abdurrahman,Pendidikan Bagi AnakKesulitan Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2003.

Negoro, ST, Ensiklopedia Ekonomi, Bogor:Ghalia Indonesia, 2005.

Novia, Windy, .Kamus Besar BahasaIndonesia, Surabaya: Kashiko Press,2007.

Quantum learning: Melejitkan Prestasi BelajarSiswa. 2009. http://pascaldaddy512.wordpress.com/2009/01/20/quantum-learning-melejitkan-prestasi-belajar-

siswa/] (Diaskses 25 Nopember2010).

Rifanto, Reza, Quantum Learning At Home 3Menit Membuat Anak KeranjinganBelajar , Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2010.

Ritasandrayani., Pengaruh Aktivitas BelajarTerhadap Prestasi Belajar SiswaDalam Mata Pelajaran Ekonomi,(Skripsi Sarjana, Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Makassar.Makassar, 2007).

Sanjaya, Wina, Strategi PembelajaranBerorientasi Standar ProsesPembelajaran, Jakarta: PerdanaMedia Group, 2006.

Sardiman, Interaksi Dan Motivasi BelajarMengajar, Jakarta: PT Raja grafindopersada, 2006.

Soedjadi, R. Kiat Pendidikan Ekonomi DiIndonesia (Kontatasi Keadaan MasaKini Menuju Harapan Masa Depan),Jakarta: Direktorat JenderalPendidikan Tinggi DEPDIKNAS,1999/2000.

Sudijono, Anas. Pengantar StatistikPendidikan. Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, Bandung: Rosda Karya,2005.

Suherman, Erman, et al., eds. StrategiPembelajaran Ekonomi Kontemporer,(FMIPA, Universitas PendidikanIndonesia. 2003).

Suryosubroto,Proses Belajar Mengajar,Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1997.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, denganPendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2000.

Syahidin, Menelusuri metode pendidikandalam Al-Quran, Bandung: Alfabet,2009.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan danPengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1994.

Tiro, M. Arif Dasar – Dasar Statistik,Makassar: State University ofMakassar Press, 2000.

Page 59: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

184 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 60: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe THINK- PAIR-SHARE (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba Mudassir 185

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PADA SISWA KELAS X IIS 3 SMA NEGERI 8 BULUKUMBA

Mudassir *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 8 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuanuntuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumbapada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS). Subjek penelitian ini adalah kelas X IIS 3 SMA Negeri 2 Bulukumba denganjumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 17 perempuan. Penelitian ini dilaksanakandalam 2 (dua) siklus. Pada pelaksanaannya, pembelajaran dengan kooperatif tipe Think-Pair-Share(TPS) merupakan suatu tindakan yang diberikan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis dapat disimpulkanbahwa hasil belajar matematika siswa kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba meningkat dari siklus Ike siklus II. Setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) selama dua sikluspembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Hasil belajar matematika siswa pada siklus pertamaberada pada ketegori rendah, dengan skor rata-rata 49,57. Skor tertinggi 96 dan skor terendah 23 dariskor maksimal yang mungkin dicapai yaitu 100 dengan standar deviasi 21,805. (2) Hasil belajarmatematika siswa pada siklus kedua berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata 73,54. Skortertinggi 100 dan skor terendah 29 dari skor maksimum yaitu 100 dengan standar deviasi 20,915. (3)Dari hasil analisis menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada aktivitas siswa selama prosespembelajaran sesuai dengan hasil observasi yaitu dengan adanya penerapan model pembelajarankooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XIIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba.

Kata kunci: Think-Pair-Share, hasil belajar matematika

Abstract *)

This research is a classroom action research (Classroom Action Research), which aims to increasethe learning of mathematics in class X SMA Negeri 3 IIS 8 Bulukumba in the first semester of the2015/2016 academic year through cooperative learning model Think-Pair-Share (TPS). The subjectswere grade 3 IIS X SMAN 2 Bulukumba by the number of students 28 people, consisting of 11 men and17 women. The research was conducted in two (2) cycles. In practice, the type cooperative learningwith Think-Pair-Share (TPS) is an act that is given to improve students' mathematics learningoutcomes. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. From the analysis it can beconcluded that the results of class X students learn mathematics IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumbaincrease from the first cycle to the second cycle. After the type of cooperative learning Think-Pair-Share (TPS) for two cycles of learning, the results are as follows: (1) The results of mathematicslearning in the first cycle is at a low category, with an average score of 49.57. The highest score was96 and the lowest scores 23 out of a maximum score that might be achieved is 100 with a standarddeviation of 21.805. (2) Results of mathematics learning in the second cycle at high category with anaverage score of 73.54. The highest score of 100 and the lowest scores 29 out of a maximum score of100 with a standard deviation of 20.915. (3) From the results of the analysis indicate a change in theactivity of students during the learning process in accordance with the results of the observation thatwith the implementation of cooperative learning model Think-Pair-Share (TPS) can improve learningoutcomes math class X students IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba.

Keywords: Think-Pair-Share, the result of learning mathematics

Page 61: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

186 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

PENDAHULUAN

Dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, yang kian hari selalu penuhdengan tantangan, maka pendidikan sangatlahmemegang peranan penting. Suatu bangsa akanberhasil menghadapi perkembangan zamanyang penuh dengan persaingan apabilamemiliki tingkat pendidikan yang sudah maju.Oleh sebab itu, salah satu kunci yang palingbesar peranannya adalah peningkatan kualitasmanusia, dan untuk mendapatkan hal tersebuttidak terlepas dari peningkatan kualitaspendidikan. Jika kualitas pendidikanmeningkat, maka sumber daya manusia dapatlebih meningkat.

Suatu bangsa yang ingin menguasaiilmu pengetahuan dan teknologi dengan baikperlu mempersiapkan sumber daya manusiayang memiliki pengetahuan yang cukup. Halini hanya mungkin dicapai melalui prosespendidikan. Maka wajarlah kalaupenyelenggaraan pendidikan itu harusmendapat perhatian yang utama baikpendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

Matematika sebagai salah satu materipelajaran di sekolah yang memegang perananpenting dalam mempercepat penguasaanIPTEK. Hal ini disebabkan matematikamerupakan sarana berpikir logis, sistematis dankritis. Akan tetapi sebagian orang menganggapbahwa matematika adalah momok yang sangatmenakutkan, dan kebanyakan siswa tidaksenang bahkan malas ke sekolah jika adapelajaran matematika. Berbagai metodepembelajaran sudah diterapkan oleh guru,namun jika dilihat dari hasil belajar siswamasih kurang memuaskan, karena itudiperlukan upaya atau perbaikan di dalamproses pembelajaran matematika.

Tingkat penguasaan siswa terhadapmata pelajaran matematika masih jauhtertinggal jika dibandingkan dengan pelajaranlainnya. Rendahya hasil belajar siswa terhadapmata pelajaran matematika di sebabkan olehbeberapa hal, di antaranya penyajian materimasih bersifat monoton dan membosankan,motivasi belajar matematika yang masihkurang, kemampuan siswa menyelesaikan soalmatematika masih sangat rendah. Untuk itu diperlukan solusi agar hasil belajar matematikasiswa dapat meningkat.

Salah satu tipe model pembelajarankooperatif adalah tipe Think-Pair-Share (TPS).Think-Pair-Share (TPS) dapatmengembangkan belajar aktif sertamemungkinkan pembelajaran siswa untuk

lebih banyak berfikir, merespon, dan salingmembantu satu sama lain.

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dari penelitian iniadalah “Apakah dengan Model PembelajaranKooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapatMeningkatkan Hasil Belajar Matematika padaSiswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8Bulukumba?

Adapun tujuan dari penelitian iniadalah untuk meningkatkan hasil belajarmatematika siswa kelas X IIS 3 SMA Negeri 8Bulukumba melalui model pembelajarankooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).

Manfaat yang diharapkan dalampenelitian ini adalah dengan diadakannyapenelitian ini guru dapat memperbaiki dandapat meningkatkan kompetensinya sehinggapermasalahan-permasalahan yang dihadapioleh guru itu sendiri, siswa, dan lainsebagainya dapat dikurangi.

KAJIAN TEORITIK

Hasil Belajar MatematikaHasil belajar merupakan istilah yang

digunakan untuk menunjukkan tingkatkeberhasilan yang dicapai oleh seseorangsetelah melakukan usaha tertentu, yangmerupakan hasil dari suatu interaksi tindakbelajar dan mengajar. Dalam hal ini belajardapat diartikan sebagai ukuran yangmenyatakan seberapa besar tujuanpembelajaran yang telah dicapai oleh siswasetelah melakukan kegiatan belajar dalamsuatu penggalan waktu tertentu melaluipemberian tes sebagai evaluasi belajar baiksecara lisan maupun tulisan. Hasil belajarmatematika adalah tingkat keberhasilan siswamenguasai bahan pelajaran matematika setelahmemperoleh pengalaman belajar matematikadalam suatu kurun waktu tertentu.

Penulis mengambil kesimpulan bahwahasil belajar adalah cermin dari tingkah lakupenguasaan dan kemampuan siswa sebagaihasil belajar yang berwujud pujian sesuaidengan hasil pengukuran tes yang dilakukan.

Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran ke dalam suatu kelompok kecildimana siswa belajar guna menyelesaikansuatu masalah yang memiliki tingkatkemampuan yang berbeda-beda padakelompok tersebut. Setiap anggota salingbekerja sama dan membantu memahami suatupelajaran. Model pembelajaran kooperatifmenuntut kerja sama siswa dan saling

Page 62: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe THINK- PAIR-SHARE (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba Mudassir 187

ketergantungan dalam struktur tugas dantujuan. Para siswa dapat diberi kesempatanbekerja dalam kelompok-kelompok kecil untukmenyelesaikan atau memecahkan suatumasalah secara bersama. Para siswa juga diberikesempatan untuk mendiskusikan masalah,menentukan strategi pemecahannya danmenghubungkan masalah tersebut denganmasalah-masalah lain yang telah dapatdiselesaikan sebelumnya.

Penulis menyimpulkan bahwapembelajaran kooperatif merupakan salah satumodel pembelajaran yang memberikesempatan yang luas kepada peserta didikuntuk aktif belajar dan berinteraksi dengansesama siswa maupun guru yang pada akhirnyaakan tercipta pembelajaran yang bepusat padasiswa.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) sebagai struktur kegiatanpembelajaran kooperatif (CooperativeLearning) mula-mula dikembangkan olehFrank Lyman dkk dari Universitas Marylandpada tahun 1985. Ini merupakan cara yangefektif untuk mengubah pola belajar di dalamkelas. Teknik ini memberi siswa kesempatanuntuk bekerja sendiri serta bekerja samadengan orang lain. Dengan metode klasikalyang memungkinkan hanya satu siswa yangmaju dan membagikan hasilnya untuk seluruhkelas, tetapi dalam teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi ini memberikankesempatan kepada siswa untuk dikenali danmenunjukkan partisipasinya kepada orang lain.Tipe Think-Pair-Share (TPS) ini merupakanpengganti dari tanya jawab seluruh kelas.

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) merupakan strukturkelompok yang dibuat secara berpasangan atauterdiri dari 2 orang. Terlebih dahulu siswadiberi masalah-masalah matematika secaraindividu sehingga setiap individu memilikipersepsi awal tentang masalah tersebut. Setelahitu, siswa dibentuk dalam kelompok dengancara berpasangan. Asumsi awal yang terbentukini akan dipertemukan dalam tahap ini danmenyamakan persepsi untuk memecahkanmasalah-masalah matematika yang diberikansebelumnya. Setiap pasangan akan dimintakepada semua siswa berbagi di dalam denganmelaporkan apa yang telah mereka peroleh dariproses tersebut.

METODE PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research)yang dilakukan secara bersiklus. Setiap siklusterdiri atas 4 tahapan, yaitu perencanaan,tindakan, observasi dan refleksi secaraberulang.

Penelitian ini dilakukan di SMANegeri 8 Bulukumba dengan Subjek penelitiansiswa kelas X IIS 3 pada tahun ajaran2015/2016 sebanyak 28 orang yang terdiri dari11 laki-laki dan 17 perempuan.

Teknik pengumpulan data padapenelitian ini adalah data mengenai aktivitassiswa dalam mengikuti pembelajarankooperatif tipe TPS diambil dengan teknikobservasi, yaitu pengamatan yang dilakukanpeneliti kepada siswa yang menjadi subjekpenelitian. Data mengenai peningkatan prestasibelajar matematika siswa diambil dari hasil tespada setiap akhir siklus.

Data yang telah dikumpulkan akandianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.Hasil observasi dan angket akan dianalisissecara kualitatif. Sedangkan data mengenaihasil belajar akan dianalisis secara kuantitatifdan menggunakan statistik deskriptif.

Indikator keberhasilan dalampenelitian tindakan kelas (classroom actionreseach) ini adalah apabila skor rata-rata sertahasil tes belajar siswa sudah menunjukkanpeningkatan pada setiap siklus setelahpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil PenelitianSkor rata-rata (mean) hasil belajar

matematika setelah diterapkan pembelajarankooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) padasiklus I adalah 49,57 dari skor ideal yangmungkin dicapai adalah 100. Dari skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajarmatematika siswa pada siklus I sebesar49,57%. Hal ini disebabkan karena masihkurangnya perhatian siswa dengan melakukankegiatan lain selama proses pembelajaranberlangsung.

Jika skor hasil belajar matematikasiswa pada siklus I tersebut dikelompokkan kedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusifrekuensi terdapat 10 orang siswa atau 35,7%memperoleh skor pada kategori sangat rendah ,9 orang siswa atau 32,1 % berada padakategori rendah, 1 orang siswa atau 3,6 %berada pada kategori sedang, dan 5 orang

Page 63: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

188 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

siswa atau 17,9 % berada pada kategori tinggidan 3 orang siswa atau 10,7 % berada padakategori sangat tinggi.

Apabila skor rata-arata siswadikonversi ke tabel kategorisasi maka dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar matematikasiswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I,masih berada dalam kategori rendah, indikatorkinerja penelitian ini belum terpenuhi, makaakan dilanjutkan ke siklus II denganmelakukan perbaikan atau modivikasi.

Setelah dilakukan tindakanselama 4 kali pertemuan, diadakan evaluasidengan memberikan tes hasil belajarmatematika pada akhir siklus II. Hasil anallisisdeskriptif skor hasil belajar matematika padasiklus II disajikan bahwa, Skor rata-rata (mean)hasil belajar matematika setelah diterapkanpembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share(TPS) pada siklus II adalah 73,54 dari skorideal yang mungkin dicapai adalah 100. Dariskor rata-rata tersebut menunjukkan bahwahasil belajar matematika pada siklus II sebesar73,54%. Sekalipun sudah terjadi peningkatanpada siklus ini, namun masih terdapat siswayang melakukan kegiatan lain selama prosespembelajaran berlangsung.

Jika skor hasil belajar matematikasiswa pada siklus II tersebut dikelompokkankedalam 5 kategori, maka diperoleh distribusifrekuensi disajikan, terdapat 2 orang siswa atau7,14 % memperoleh skor pada kategori sangatrendah , 3 orang siswa atau 10,7 % berada padakategori rendah , 4 orang siswa atau 14,3 %berada pada kategori sedang, 9 orang siswaatau 32,1 % berada pada kategori tinggi dan 10orang siswa atau 35,7 % berada pada kategorisangat tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajarmatematika siswa berada dalam kategoritinggi, jika skor rata-rata siswa pada siklus Idibandingkan dengan skor rata-rata siswa padasiklus II, maka diperoleh bahwa terjadipeningkatan skor rata-rata siswa dari siklus Ikesiklus II, berarti indikator kinerja telahterpenuhi, ini sudah menunjukkan bahwaterjadi peningkatan hasil belajar matematikasetelah pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) diterapkan.

Hasil Analisis Kualitatif siklus Idiadakan 5 kali pertemuan (4 kali pertemuanuntuk pelaksanaan tindakan dan 1 kalipertemuan untuk pemberian ulangan harianatau tes siklus).

Pada pertemuan pertama, gurumenyampaikan bahwa model pembelajaranyang akan diterapkan selama penelitian iniyaitu model pembelajaran koperatif tipe Think-

Pair-Share (TPS). Guru menyampaikan fase-fase dalam Think-Pair-Share (TPS) yang harusdiikuti oleh siswa, menyampaikan bahwaThink-Pair-Share (TPS) melibatkan 2 orangsiswa dalam 1 kelompok, sertamenginformasikan bahwa setiap siswadiharapkan aktif dalam kegiatan kelompokkarena guru akan menunjuk secara acakkelompok yang akan mempersentasekan hasilkerja kelompoknya.

Guru memulai pelajaran denganmenyampaikan materi yang akan di pelajari,tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswaagar mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.

Guru membentuk kelompokberpasangan sesuai dengan tempat duduksiswa.

Siswa diarahkan untuk mengerjakankegiatan pada lembar kegiatan siswa. Gurutetap memantau kegiatan kelompok sambilmengarahkan dan membimbing siswa yangmengalami kesulitan, serta menegur siswayang melakukan kegiatan lain.

Guru mengajukan pertanyaan danmeminta siswa untuk mengerjakan secaraindividu ( Fase Thinking ). Di sini gurumemberikan tenggang waktu dan menekankanagar siswa menjawab sesuai denganpemahaman mereka sendiri. Setelah tenggangwaktu habis, mereka diarahkan untukberdiskusi dengan pasangannya, salingbertukar pikiran, dan merumuskan jawabanyang paling dianggap benar (Fase Pairing).Pada fase ini, guru tetap mengontrol danmengamati aktivitas siswa dalam kelompok.Setetelah beberapa saat, guru memanggilbeberapa kelompok secara acak untukmempersentasekan hasil diskusinya danmemberikan kesempatan kepada siswa lainuntuk menanggapi (Fase Sharing).

Guru memberikan umpan balikterhadap jawaban siswa, diselingi dengan tanyajawab untuk mengecek pemahaman siswaterutama kepada siswa yang belum sempatmempersentasekan jawabannya. Selain itu,guru juga memberikan kesempatan kepadasiswa untuk mengajukan pertanyaan tentanghal-hal yang belum di mengerti, baik kepadakelompok lain maupun kepada guru.Gurumemberikan penghargaan atas hasil kerjakelompok.

Selama pealaksanaan tindakan siklus IIini diperoleh beberapa kemajuan dimanakeaktifan siswa semakin meningkat, baik padasaat diskusi berpasangan maupun pada saatdiskusi kelas. Interaksi siswa maupun antaraguru dan siswa juga mengalami peningkatan.

Page 64: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe THINK- PAIR-SHARE (TPS) Pada Siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba Mudassir 189

Mereka semakin berani dan antusiasmengajukan pertanyaan, mengemukakanpendapat, menaggapi jawaban temannya dantermotivasi untuk mempersentasekan hasilkegiatan kelompoknya meskipun tanpa dimintaoleh guru. Selain itu, jumlah siswa yangmelakukan kegiatan lain semakin berkurang.Mereka mulai sadar bahwa penilaian gurubukan hanya pada ujian akhir, tapi jugadidasarkan pada aktivitas mereka selamapembelajaran berlangsung. Mereka punmenyadari bahwa tujuan bersama dapat dicapaimelalui kerjasama dan partisipasi aktif dalamkelompok. Secara umum, siswa sudah terbiasadan semakin menyukai pembelajarankooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS).

PembahasanHasil analisis kuantitatif menunjukkan

bahwa pada akhir siklus I, skor rata-rata hasilbelajar matematika siswa sebesar 49,75 dariskor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100dengan standar deviasi 21,805 dan berada padakategori rendah. Pada akhir siklus II, rata-ratahasil belajar matematika siswa sebesar 73,54dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100dengan standar deviasi 20,915 dan berada padakategori tinggi. Dengan demikian, secarakuantitatif hasil belajar matematika siswa kelasX IIS 3 SMA Negeri 8 Bulukumba mengalamipeningkatan dari rendah menjadi tinggi.

Hasil analisis kualitatif menujukkanbahwa pada siklus I, persentase siswa yanghadir pada saat proses pembelajaran 96,43 %,persentase siswa yang melakukan kegiatan lain33,03 %, persentase siswa yang mengajukanpertanyaan 16,96 %, persentase siswa yangmenjawab pertanyaan 22,32 %, persentasesiswa yang aktif bekerja sama secaraberpasangan 69,64 %, persentase siswa yangaktif mempersentasekan hasil diskusinya 11,61%, persentase siswa yang mengerjakanpekerjaan rumah 68,75 %. Sedangkan padasiklus II persentase siswa yang hadir pada saatproses pembelajaran 99,11 %, persentase siswayang melakukan kegiatan lain 12,50 %,persentase siswa yang mengajukan pertanyaan24,11 %, persentase siswa yang menjawabpertanyaan 32,14 %, persentase siswa yangaktif bekerja sama secara berpasangan 94,64%, persentase siswa yang aktifmempersentasekan hasil diskusinya 15,17 %,persentase siswa yang mengerjakan pekerjaanrumah 99,11 %.

Dari hasil analisis kuantitatif dankualitatif, terlihat bahwa pada dasarnyapelaksanaan pembelajaran denganmenggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share (TPS) dapat memberikanmotivasi belajar siswa. Selain terjadipeningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus Ike siklus II juga terjadi perubahan aktivitassiswa dalam proses pembelajaran dari siklus Ike siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswamemiliki kemauan, minat dan motivasi dalammengikuti proses pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa dengan pembelajaran kooperatif tipeThink-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkanhasil belajar matematika siswa kelas X IIS 3SMA Negeri 8 Bulukumba.

PENUTUPHasil belajar yang diperoleh dari tes

akhir siklus, pada akhir siklus I dengan skorrata-rata 49,75 dari skor ideal 100 denganstandar deviasi 21,805 sedangkan pada akhirsiklus II dengan skor rata-rata 73,54 dari skorideal 100 dengan standar deviasi 20,915.

Terjadi perubahan aktivitas siswaselama proses pembelajaran sesuai denganhasil observasi yaitu dengan adanya penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan hasilbelajar siswa.

Kepada guru matematika khususnyaagar dapat mencoba menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share(TPS) dalam proses belajar mengajar agardapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Guru matematika sebaiknya kreatifdalam menciptakan suasana kelas agar siswatidak cepat bosan dan tegang dalam belajarserta lebih termotivasi untuk memperhatikanapa yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hudoyo, Herman. 2008. Strategi MengajarMatematika. Malang: IKIP Malang.

Ibrahim, M., dkk. 2006. PembelejaranKooperatif. Surabaya: SurabayaUniversity Press.

Musdalifah, 2004. Peningkatan Hasil BelajarMatematika Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe STADPada Siswa Kelas II SLTPMuhammadiyah Soppeng. Skripsi.FMIPA UNM Makassar.

Nuharini, Dewi. 2008. Matematika Konsep danAplikasinya SMP / MTs Kelas VII.Jakarta: Pratama Mitra Aksara.

Nur Ikhwan. 2008. Meningkatkan HasilBelajar Matematika Siswa Kelas VI

Page 65: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

190 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

SD Negeri 195 Ekatiro KabupatenBulukumba Melalui PemberianMedia Komik. Skripsi. FKIPUNISMUH Makassar

Nur, Muhammad. 2000. PembelajaranKooperatif. Surabaya: UniversitasNegeri Surabaya

Ririn. 2014. Meningkatkan Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas X SMAMuhammadiyah 6 MakassarMelalui Penerpan ModelPembelajaran Kooperatif TipeThink-Pair-Share (TPS).Skripsi.FKIP UNISMUH Makassar.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Slavin. 1995. Cooperatif Learning. Printed inThe United States of America.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar ProsesBelajar Mengajar. Bandung: SinarBaru Algesindo.

Suherman, Erman Dkk. 2003. StrategiPembelajaran MatematikaKontemporer. Bandung: JurusanPendidikan Matematika FMIPAUniversitas Pendidikan Indonesia.

Tiro, M. A. 2003. Dasar-Dasar Statistika.Makassar: State University ofMakassar Press

Tampomas, Husein. 2009. Matematika PlusSMP Kelas VII Semester I. Jakarta:Yudistira.

Trianto. 2007. Model-Model PembelajaranInovatif BerorientasiKonstruktivistik. Jakarta: PrestasiPustaka.

Page 66: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sitti Masnah 191

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MURID

KELAS IV SD NEGERI 111 KASSIBUTA KECAMATAN KAJANG

Sitti Masnah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang

Email: [email protected]

Abstrak

Masalah utama penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA murid karena kurangnya pemahamanguru tentang penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai proses pembelajaran IPA materiperubahan lingkungan fisik terhadap daratan yang mengakibatkan proses pembelajaran yang kurangmelibatkan murid. Rumusan masalah bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA murid kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA melaluipenerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT murid kelas IV SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Jenis Penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah guru dan murid kelas IVSD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang sebanyak 26 murid. Fokus penelitian yaitu peningkatanhasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk melihat, guru menerapkanmodel pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPA, pada murid yaitu melihat hasilbelajar IPA setelah diterapkan model pembelajaran NHT. Teknik pengumpulan data diperoleh denganmenggunakan observasi dan tes. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara dekriptif kualitatif. Hasilbelajar murid yang diperoleh pada siklus 1 berada pada kategori rendah. Pada siklus II hasil belajarmurid meningkat berada pada kategori tinggi. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa denganmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapatmeningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang.

Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Abstract *)

The main problem is the low results of this study to learn science students because of a lack ofunderstanding about the use of teacher learning model that does not fit the material science learningprocess changes the physical environment on land resulting in the learning process is less involvedstudents. Formulation of the problem how the implementation of cooperative learning model NHT canimprove learning outcomes IPA grade elementary school students Negeri 111 Kassibuta District ofKajang. The purpose of this study was to describe the learning outcome IPA through theimplementation of cooperative learning model NHT Elementary School fourth grade students 111Kassibuta District of Kajang. The approach used in this study is a qualitative approach. Type ofresearch is classroom action research. The subjects of this study were teachers and pupils ElementarySchool fourth grade 111 Kassibuta District of Kajang as many as 26 students. The focus of research isincreasing yields learn science through cooperative learning model NHT to see, some teachers usecooperative learning model NHT in science subjects, in which students learn science after seeing theresults applied learning model NHT. Data collection techniques obtained by using observation andtests. Furthermore, the data was analyzed by descriptive qualitative. Student learning outcomesobtained in cycle 1 is at the low category. In the second cycle increased student learning outcomes atthe high category. So, it can be concluded that by using cooperative learning model Numbered HeadTogether (NHT) can improve learning outcomes IPA in fourth grade elementary school students 111Kassibuta District of Kajang.

Keywords: Learning Outcomes IPA, Cooperative Learning Model Numbered Head Together

Page 67: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

192 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

PENDAHULUAN

Guru pada hakekatnya merupakantenaga pendidik yang memikul berat tanggungjawab kemanusiaan, khususnya berkaitandengan proses pendidikan generasi penerusbangsa menuju gerbang pencerahan dalammelepas diri dari belengguh kebodohan.Betapa berat tugas dan kewajiban yang harusdiemban oleh guru, sehingga menuntutprofesionalitas tinggi dalam prosespembelajaran. Melalui kompetensiprofesionalnya guru harus mampumewujudkan langkah-langkah pembelajaraninovatif dan kreatif, sehingga proses belajarmengajar dapat bermakna dan dapat denganmudah tersampaikan.

Salah satu bidang ilmu yang diajarkandi sekolah dasar adalah Ilmu PengetahuanAlam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alammerupakan disiplin ilmu yang berhubungandengan cara mencari tahu tentang alam secarasistematis, sehingga IPA bukan hanyapenguasaan kumpulan pengetahuan yangberupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapijuga merupakan suatu proses penemuan.Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadiwahana bagi peserta didik untuk mempelajaridiri sendiri dan alam sekitar serta prospekpengembangan lebih lanjut dalammenerapkannya pada kehidupan sehari-hari.Proses pembelajaran menekankan padapemberian pengalaman langsung untukmengembangkan kompotensi agar memahamidan menjelajahi alam sekitar secarah ilmiah.Salah satu materi yang tercantum dalamKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar kelasIV adalah perubahan lingkungan fisik danpengaruhnya terhadap daratan. Materi iniberkaitan langsung dengan kehidupan murid,sehingga guru harus mampu menciptakansuasana pembelajaran yang melibatkan muridsecara langsung.

Uraian di atas nampak jelas bahwaproses pembelajaran khususnya dalam belajarmengajar IPA, guru harus mampu menciptakansuasana nyaman bagi para peserta didiknya danmampu memotivasi murid lebih aktif dankreatif melalui model pembelajaran yangcocok dengan materi yang diajarkan sehinggamelalui pembelajaran tersebut hasil belajarmurid dapat tercapai sesuai dengan yangdiharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalahyang telah diuraikan, maka rumusan PTK iniadalah: “Bagaimanakah penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT dapat

meningkatkan hasil belajar IPA murid di kelasIV SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang?”.Tujuan Penelitian ini adalah: Untukmeningkatkan hasil belajar IPA melaluipenerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT murid kelas IV SDN 111 KassibutaKecamatan Kajang.Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitianini adalah, untuk menambah pengetahuan yanglebih mendalam kepada peneliti mengenai PTKserta dapat dijadikan bahan masukankhususnya guru yang mengajarkan materiperubahan lingkungan fisik dan pengaruhnyaterhadap daratan dalam upaya meningkatkanprestasi belajar murid dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe NHT.KAJIAN PUSTAKAModel Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Head Together (NHT)Model pembelajaran kooperatif tipe NHTmerupakan model pembelajaran yangmemanfaatkan media kartu nomor untukmemanggil murid dalam setiap kelompoksecara acak. Metode di kemukakan olehSpencer Kagan (Maufur, 2009:132-133)Pembelajaran NHT adalah: Untuk mengujikesungguhan dan keaktifan siswa dalamaktivitas kelompok. Karena sering dalam suatutugas kelompok yang berperan aktif hanya satudua orang siswa. Oleh karena itu untukmengurangi sikap enggan dan pasif siswadalam belajar kelompok, digunakan sistempanggil kartu bernomor. Konkretnya, setiapsiswa diberi nomor kemudian dibuat suatukelompok kemudian secara acak gurumemanggil nomor dari siswa.Trianto (2007:62) “NHT atau penomoranberpikir bersama adalah jenis pembelajarankooperatif yang dirancang untukmempengaruhi pola interaksi murid dansebagai alternatif terhadap struktur kelastradisional”.Berdasarkan uraian pendapat diatas, makadapat diketahui bahwa model pembelajarankooperatif tipe NHT dapat mengantarkanpeserta didik siap belajar materi dengan cepat,karena model NHT ini dapat digunakan untukmelihat tingkat kemampuan peserta didikdalam membentuk kerjasama tim. Sehinggamemungkinkan tercapainya tujuanpembelajaran secara optimal.

Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif TipeNHT

Tujuan yang hendak dicapai dalampembelajaran kooperatit tipe NHT adalah

Page 68: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sitti Masnah 193

murid dapat meningkatkan kinerja dalammenyelesaikan tugas-tugas akademik, muriddapat saling menerima meskipun darilatarbelakang yang berbeda dan dapatmengembangkan keterampilan yang dimilikimurid.

Ibrahim (Yusiwirawan, 2010:1)mengemukakan 8 (delapan) manfaat padamodel pembelajaran NHT terhadap murid yanghasil belajarnya rendah antara lain: 1) rasaharga diri menjadi lebih tinggi, 2) memperbaikikehadiran, 3) penerimaan terhadap individumenjadi lebih besar, 4) perilaku mengganggumenjadi lebih kecil, 5) Konflik antara pribadiberkurang, 6) pemahaman yang lebihmendalam, 7) meningkatkan kebaikan budi,toleransi, dan kepekaan, 8) Hasil belajar lebihtinggi.

Berdasarkan uraian pendapat para ahliyang di paparkan di atas, maka penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe NHTdilakukan dengan tujuan agar peserta didikmampu mengikuti dan mengembangkanpelajaran dan keterampilan yang di milikidengan menghargai sesama teman sehinggahasil belajarnya lebih baik lagi.

Langkah-langkah model pembelajarankooperatid tipe NHT. Ibrahim (Yusiwirawan,2010:2) mengemukakan langkah-langkahmodel pembelajaran kooperatif tipe NHTdalam 3 fase yaitu “1) fase persiapan, 2) fasepelaksanaan, 3) fase penutup”. Berikut inidiuraikan satu persatu:Fase persiapan yaitu: 1) guru menjelaskantentang model pembelajaran kooperati tipeNHT, 2) guru menyampaikan tujuanpembelajaran, 3) guru melakukan apersepsi, 4)guru memberikan motivasi pada murid.Fase pelaksanaan model pembelajarankooperatif tipe NHT sebagai berikut: 1)penomoran yaitu guru mengelompokkan muriddalam 6 kelompok beranggotakan 3-5 orangdan kepada setiap anggota kelompok di berinomor antar 1-5; guru menjelaskan secarasingkat tentang materi dan murid bergabungdengan tim atau anggotanya yang telah ditentukan. 2) mengajukan pertanyaan yaitu gurumengajukan pertanyaan kepada murid,pertanyaan dapat amat spesifik dan dalambentuk kalimat tanya. 3) berfikir bersamamenyatukan pendapatnya terhadap jawabanpertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggotadalam timnya mengetahui jawaban itu. 4)menjawab yaitu guru memanggil satu nomortertentu, kemudian murid yang nomornyasesuai mengacungkan tangannya dan mencobamenjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.dalam memanggil satu nomor guru secara acak

menyebut nomor 1-X (X adalah banyaknyakelompok dalam kelas murid anak yangterpilih adalah anak yang di harapkanmenjawab guru mengamati hasil yang diperoleh dari masing-masing kelompok yangberhasil dan memberikan semangat bagikelompok yang belum berhasil (jika ada).Fase penutup/evaluasi sebagai berikut: 1)dengan bimbingan guru murid membuatrangkuman, 2) murid diberi PR dari buku paketatau buku panduan lain, 3) guru memberikanevaluasi atau latihan soal mandiri. Peran gurudalam model pembelajaran kooperatif tipeNHT sebagai fasilitator dan mediator yangmembimbing dan mengarahkan murid daritahap ke tahapan selanjutnya dalam prosesbelajar mengajar sehingga peningkatan hasilbelajar murid dapat tercapai dengan baik.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri111 Kassibuta Kecamatan Kajang sebagaisasaran penelitian.

Adapun jenis penelitian yangdigunakan adalah PTK. Dalam penelitian inidigunakan empat langkah. Hal tersebut sesuaidengan pendapat yang di kemukakan oleh.Arikunto dalam Suyadi (2009) meliputi: a)perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatandan d) refleksi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang. Subjek penelitian iniadalah murid kelas IV SD dengan jumlahmurid 26 orang yang terdaftar pada semestergenap tahun pelajaran 2015/2016.

Teknik analisis data berkenaan denganmenyusun, menafsirkan dan menganalis dataagar dapat menjawab permasalahan yang adadalam penelitian, serta menarik kesimpulanpenelitian. Hasil belajar murid akan dianalisissecara deskriptif kualitatif, Sedangkan datatentang aktivitas murid dan guru akandianalisis dengan menggunakan teknik analisiskualitatif.

Indikator keberhasilan didasarkan padakriteria standar yang dikemukakan olehNurkancana (Amin, 2009) yakni tingkatpenguasaan 90%-100% dikategorikan sangattinggi, 80%-89% dikategorikan tinggi, 65%-79% dikategorikan sedang, 55%-64%dikategorikan kurang dan 0%-54%dikategorikan sangat kurang.

Keberhasilan dalam penelitian inidapat dilihat dengan adanya peningkatan nilai

Page 69: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

194 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

rata-rata hasil belajar murid kelas IV yang diperoleh dari tes setiap siklus denganmenggunakan model pembelajaran kooperatiftipe NHT. Selanjutnya indikator penelitian inijuga dapat dilihat pada peningkatan hasilbelajar murid setiap pertemuan yang di perolehmelalui lembar observasi. Penggunaan Modelpembelajaran kooperatif tipe NHT dikatakanberhasil apabila 75% murid mendapat nilai 65ke atas untuk mata pelajaran IPA, dandikatakan tidak berhasil jika murid yangmendapat nilai 65 kurang dari 75%.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil PenelitianAktivitas belajar murid kelas IV SD

Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajangsetelah menggunakan model pembelajarankooperati tipe NHT pada siklus I menunjukkanbahwa indikator pertama yaitu memperhatikandengan seksama penjelasan guru tentang modelpembelajaran kooperatif tipe NHT padapertemuan pertama berada pada kategori cukupdan pada pertemuan kedua berada padakategori cukup; kedua murid dudukberkelompok pada pertemuan pertama beradapada kategori cukup dan pertemuan keduaberada pada kategori cukup; ketiga muridmendapatkan kartu nomor pada pertemuanpertama berada pada kategori cukup dan padapertemuan kedua berada pada kategori baik.Selanjutnya keempat murid memperhatikanpenjelasan guru dengan seksama tentangmateri perubahan lingkungan fisik terhadapdaratan pada pertemuan pertama berada padakategori cukup dan pada pertemuan keduaberada pada kategori baik ; kelima aktif dalammenyatukan pendapatnya dengan murid lainmengerjakan LKS pada pertemuan pertamaberada pada ketegori cukup dan padapertemuan kedua berada pada kategori cukup;keenam murid tampil di depan kelas menjwabpertanyaan pada pertemuan pertama beradapada kategori baik dan pertemuan keduaberada pada kategori baik; dan ketujuh muridmembuat rangkuman yang dibimbing olehguru pada pertemuan pertama berada padaketegori baik dan pada pertemuan keduaberada pada kategori baik.

Berdasarkan data hasil evaluasi muridpada siklus I, nilai tertinggi yang dicapai olehmurid adalah 89 dan nilai terendah yangdicapai oleh murid adalah 47. Dari data nilaihasil belajar murid kelas IV SD Negeri 111Kassibuta Kecamatan Kajang diperoleh setelahtindakan siklus I dapat dikategorikan baik. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuanmurid cukup bervariasi. Jika nilai hasil belajarmurid setelah diterapkan model pembelajarankooperatif tipe NHT dalam pembelajarandikelompokkan ke dalam lima kategori, makadiperoleh data yang menunjukkan bahwa dari26 murid. Tidak murid (0%) yang berada padakategori sangat rendah, 6 orang murid (23,7%)yang berada pada kategori rendah, 9 orangmurid (34,6%) yang berada pada kategorisedang, 9 orang murid (34,6%) yang beradapada kategori tinggi, dan 2 orang murid (7,7%)yang berada pada kategori sangat tinggi.Berdasarkan analisis di atas, maka dapatdiketahui bahwa setelah diterapkan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT pada muridkelas IV SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang dari 26 orang murid terdapat 11 orangmurid (42,31%) yang tuntas belajar dan 15orang murid (57,69%) yang belum tuntas. Halini berarti, ketuntasan belajar pada murid padasiklus I belum tercapai secara klasikal karenajumlah murid yang tuntas belum mencapai75%.

Aktivitas belajar murid kelas IV SDNegeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajangsetelah menggunakan model pembelajarankooperati tipe NHT pada siklus I menunjukkanbahwa indikator pertama yaitu memperhatikandengan seksama penjelasan guru tentang modelpembelajaran kooperatif tipe NHT padapertemuan pertama berada pada kategori baikdan pada pertemuan kedua berada padakategori baik; kemudian kedua murid dudukberkelompok pada pertemuan pertama beradapada kategori baik dan pertemuan keduaberada pada kategori baik; ketiga muridmendapatkan kartu nomor pada pertemuanpertama berada pada kategori baik dan padapertemuan kedua berada pada kategori baik.Selanjutnya keempat murid memperhatikanpenjelasan guru dengan seksama tentangmateri perubahan lingkungan fisik terhadapdaratan pada pertemuan pertama berada padakategori baik dan pada pertemuan keduaberada pada kategori baik; kelima aktif dalammenyatukan pendapatnya dengan murid lainmengerjakan LKS pada pertemuan pertamaberada pada ketegori cukup dan padapertemuan kedua berada pada kategori baik;keenam murid tampil di depan kelas menjwabpertanyaan pada pertemuan pertama beradapada kategori baik dan pertemuan keduaberada pada kategori baik; dan ketujuh muridmembuat rangkuman yang dibimbing olehguru pada pertemuan pertama berada padaketegori baik dan pada pertemuan keduaberada pada kategori baik.

Page 70: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sitti Masnah 195

Berdasarkan Hasil penelitian padasiklus II Hasil belajar murid yang diperolehdari hasil tes akhir siklus II setelah diadakantindakan dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT dapatdiketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajarmurid SD Negeri 111 Kassibuta KecamatanKajang melalui model pembelajaran kooperatiftipe NHT pada siklus II sebesar 78,96.

Nilai yang dicapai murid yaitu nilaitertinggi 100 dan nilai terendah adalah 47. Halini menunjukkan bahwa tingkat kemampuanmurid cukup bervariasi dan nilai rata-ratadapat dikategorikan tinggi. Jika nilai hasilbelajar murid setelah diterapkan modelpembelajaran kooperatif tipe NHT dalampembelajaran dikelompokkan ke dalam limakategori, maka diperoleh data yangmenunjukkan bahwa dari 26 murid kelas IVSD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajangpresentase nilai hasil belajar murid setelahpenerapan model pembelajaran kooperatif tipeNHT yaitu, 1 orang murid (3,8%) yang beradapada kategori rendah, 1 orang murid (3,8%)yang berada pada kategori sedang, 18 orangmurid (69,2%) yang berada pada kategoritinggi, dan 6 orang murid (23,8%) yang beradapada kategori sangat tinggi.

Berdasarkan analisis di atas, makadapat diketahui bahwa setelah diterapkanmodel pembelajaran kooperatif tipe NHT padamurid kelas IV SD Negeri 111 KassibutaKecamatan Kajang dari 26 orang muridterdapat 24 orang murid (92,38%) yang tuntasbelajar dan 2 orang murid (7,7%) yang belumtuntas. Hal ini berarti, ketuntasan belajar muridpada siklus II telah tercapai secara klasikalkarena jumlah murid yang tuntas telahmencapai 75%. Selain itu, rata-rata pada siklusII telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu65.

Pembahasan Hasil PenelitianPembahasan hasil penelitian dalam

meningkatkan hasil belajar murid pada materiperubahan lingkungan fisik terhadap daratanmelalui model pembelajaran kooperatif tipeNHT dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiappertemuannya. Dari siklus 1 dan II mengalamipeningkatan yang signifikan.

Hasil tindakan siklus I berada padakategori rendah, hal ini dilihat dari hasil belajarIPA belum sesuai dengan kriteria keberhasilanyang telah ditetapkan, yaitu 75% muridmencapai hasil belajar dengan nilai 65 keatas.Penyebab belum tercapainya hasil belajaryang diharapkan, dikarenakan guru dalammengajarkan materi pelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe NHT kurang mampu menerapkanperangkat pembelajaran akan dilihat padalembar observasi guru sehingga berdampakpada peningkatan hasil belajar murid dalammemahami materi belum sesuai dengan yangdiharapkan. Sedangkan pada tindakan siklus IIberada pada kategori tinggi, hal ini dapatdilihat dari peningkatan hasil belajar IPAsudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yangtelah ditetapkan yaitu 75% murid mencapaihasil belajar dengan nilai 65 ke atas.Keberhasilan tindakan dari siklus I kesiklus keII dalam proses pembelajaran IPA khususnyapada materi perubahan lingkungan fisikterhadap daratan dikarenakan guru dapatmelaksanakan rancangan pembelajaran denganbaik sesuai dengan model pembelajaran yangdigunakan yaitu model pembelajarankooperatif tipe NHT sehingga mengalamipeningkatan yang sangat signifikan.Peningkatan hasil belajar murid terhadapmateri perubahan lingkungan fisik terhadapdaratan cukup optimal sebagaimana yangdisebutkan pada bab III bahwa indikatorkeberhasilan yang menunjukkan keberhasilanpelaksanaan Penelitian tindakan kelas melaluiModel pembelajaran kooperatif tipe NHTapabila 75% murid mendapat nilai 65 keatas.Adapun hasil evaluasi tes akhir siklus padasetiap akhir siklus menunjukkan bahwa padatindakan siklus I nilai rata-rata kelas adalah63,61 dan hasil belajar mencapai 42,31% atausebanyak 11 orang murid yang memperolehnilai 65 keatas. Sedangkan pada tindakansiklus II nilai rata-rata kelas mencapai 78,96dan ketuntasan hasil belajar mencapai 92,31%atau sebanyak 24 murid.

Hasil merupakan keberhasilan berupapenghargaan yang dicapai seseorang melaluiketekunan dan kerja keras. Lebih lanjut Browndan Knight (Bundu, 2010:25) menjelaskanbahwa belajar adalah “adanya perubahanpengetahuan, pemahaman, keterampilan dansikap yang diperoleh melalui pengalaman danrefleksi pengalaman”. Hamalik (Enci, 2005:58)“ Hasil belajar merupakan wujud dari apa yangdiciptakan, hasil dari suatu pekerjaan dan hasilyang menyenangkan yang diperoleh denganjalan keuletan kerja”. Hasil merupakan hasildari penilaian melalui suatu pekerjaan yangdiberi penilaian atau penghargaan baik berupaangka atau komentar. Trianto (2007:62) “NHTatau penomoran berpikir bersama adalah jenispembelajaran kooperatif yang dirancang untukmempengaruhi pola interaksi murid dansebagai alternatif terhadap struktur kelastradisional”. Jadi berdasarkan uraian diatas

Page 71: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

196 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajaradalah serangkaian kemampuan yang dialamimelalui proses perubahan positif sebagai akibatatau hasil dari proses belajar.

Berdasarkan hasil observasi danevaluasi yang diadakan pada siklus I terlihatadanya peningkatan hasil belajar IPA inidibuktikan dari adanya kenaikan persentasetingkat penguasaan materi yang pada tes awalyang berada dikisaran 85-100 yangdikategorikan sangat tinggi hanya 7,7% atau 2murid saja pada siklus II bertambah menjadi23,8% atau 6 orang murid. Walaupun terjadipeningkatan hasil belajar murid pada siklus Inamun belum memenuhi standar indikatorkeberhasilan penelitian yaitu 75% murid harusmemperoleh nilai diatas 65, sehingga tindakanpenelitian dilanjutkan pada siklus II.

Pada siklus II, kegiatan perencanaandilakukan sama seperti pada siklus I. Namundalam rencana pelaksanaan pembelajaran adapenambahan kegiatan inti dibanding padasiklus sebelumnya. Siklus II dilaksanakandiruangan kelas IV, masih menggunakanmateri yang sama yaitu perubahan lingkunganfisik dan pengaruhnya terhadap daratan.Tindakan penelitian masih sama pada siklussebelumnya yaitu dimulai pada kegiatan awaldimana peneliti mengemukakan tujuan daripembelajaran yang akan dilaksanakan. Padakegiatan inti guru menjelaskan kepada muridtentang model pembelajaran koooperatif tipeNHT. Guru memberikan pemahaman kepadamurid akan manfaat kerjasama dalamkelompok agar saling memotivasi dan bertukarpikiran dalam belajar IPA. Kemudian gurumelakukan penomoran yaitu gurumengelompokkan murid ke dalam 6 kelompokyang beranggotakan 5 orang tiap kelompokdan kepada setiap anggota kelompok diberinomor antara 1-5. Kemudian guru menjelaskansecara singkat tentang materi perubahanlingkungan fisik dan pengaruhnya terhadapdaratan, setelah itu guru mangajukanpertanyaan kepada murid, Memberikanbimbingan khusus kepada murid yang belummemahami langkah-langkah NHT secarasingkat. Kemudian murid diberi waktu berpikirbersama, menyatukan pendapatnya terhadappertanyaan yang diajukan oleh guru. Setelahitu guru memanggil satu nomor tertentu secaraacak dan murid yang sesuai nomornyamengacungkan tangan kemudian tampil kedepan kelas menjawab pertanyaan untukseluruh kelas. Setelah murid menjawabpertanyaan, guru memberikan evaluasi atausoal mandiri.

Berdasarkan hasil observasi danevaluasi pada akhir tindakan penelitian makapengamat melihat banyak hal-hal yang lebihbaik dibandingkan pada siklus I dimanaterlihat peningkatan hasil belajar murid yangsangat signifikan yaitu terdapat 24 orang muridatau 92,31% orang murid mendapat nilai diatas65, yang dimana pada siklus I hanya 42,31%atau 11 orang murid saja. Selain itu ada jugapeningkatan selama proses pengajaran dimanapengelolaan kelas yang lebih baik, pembagiankelompok yang benar-benar merata tingkatkemampuan muridnya, pembagian lembarkerja murid yang sangat cukup pada masing-masing kelompok sehingga adanya gangguandalam kegiatan pembelajaran dapat dikurangi,pengawasan yang sangat ketat selama prosespembelajarann kooperatif tipe NHTberlangsung sehinnga tujuan yang ingindicapai dalam kegiatan pembelajarankooperatif tipe NHT dapat tercapai, adanyapemberian kesempatan bertanya yang sebesar-besarnya kepada murid, penggunaan waktuyang sangat efisien dalam kegiatanpembelajaran, murid dalam kegiatan belajarmengajar sangat antusias, aktif dalam kegiatankelompok, namun masih ditemukan muridyang ragu-ragu untuk bertanya, tetapi dalampenyelesaian tes, murid tidak mendapatkesulitan yang berarti. Dari hasil evaluasi yangdidapat pada siklus II ini maka penelitimenganggap bahwa penelitian sudah berhasilkarena indikator keberhasilan penelitian yangingin dicapai sudah mencapai target yaitu92,31% murid sudah mendapatkan nilaidiatas 65 sehingga penelitian dianggap selesaipada siklus II.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil PTK ini, dapatditarik kesimpulan bahwa hasil belajar muridpada siklus I berada pada kategori rendah.Pada tindakan siklus II hasil belajar muridberada pada kategori tinggi. Keberhasilantindakan dari siklus I ke siklus II dalampembelajaran IPA khususnya pada materiperubahan lingkungan fisik terhadap daratan.Hal ini terlihat pada saat guru melaksanakanrancangan pembelajaran dengan baik sesuaidengan model pembelajaran yang digunakanyaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHTsehingga mengalami peningkatan yang sangatsignifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwadengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasilbelajar IPA pada murid kelas IV SD Negeri111 Kassibuta Kecamatan Kajang

Page 72: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) Pada Murid Kelas IV SD Negeri 111 Kassibuta Kecamatan Kajang Sitti Masnah 197

Dalam upaya meningkatkan hasilbelajar murid pada mata pelajaran IPA, melaluitulisan ini diharapkan kepada, Para pengajarkhususnya guru kelas sebaiknya menerapkanpembelajaran yang bervariasi misalnya modelpembelajaran koperatif tipe NHT dalam prosespembelajaran agar dapat meningkatkan hasilbelajar murid, dan model pembelajaran lainnyayang mampu meningkatkan kerjasama murid,sehingga murid aktif dalam kegiatanpembelajaran. Guru bidang studi IPAsebaiknya kreatif dalam menciptakan suasanakelas yang menyenangkan agar murid tidakjenuh dan bosan lebih termotivasimemperhatikan apa yang diajarkan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

Bundu, Patta . 2009 . Asesmen PembelajaranIPA . Makassar: UniversitasNegeri Makassar.

Depdiknas . 2007 . Standar Kompetensi DasarTingkat SD. Jakarta : DepartemanPendidikan Nasional.

Dwitagama, Dedi dan Kusumah, Wijaya. 2010.Mengenal Penelitian TindakanKelas ( PTK ) . Jakarta : PT Indek.

FIP, Samad. 2003. Pedoman Penulisan Skripsi.Makassar: FIP UNM.

Hikmati , Ilmi , dkk . 2009 . Ilmu PengetahuanAlam untuk kelas IV SD.Bandung: CV . Yrama Widya.

Khaeruddin, dkk. 2005. Pembelajaran Sains(IPA) Berdasarkan KurikulumBerbasis Kompetensi. Makassar:Badan Penerbit Makassar.

Mangunwijaya. 1998. Berbagai PendekatanProses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

Maufur, Fauzi, Hasan. 2009. Sejuta JurusMengajar Mengasyikkan.Semarang: PT. Sindur Press.

Purwanto, Ngalim, 1990. PsikologiPendidikan. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor – FaktorYang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.

Suyadi. 2009. Panduan Penelitian TindakanKelas.Yogyakarta: DIVA Prees.

Trianto, 2007. Model – Model PembelajaranInovatif Berorientasi

Kostruktivistik. Jakarta: PrestasiPustaka.

Wahyudin, Din. 2007. Pengantar Pendidikan.Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusiwirawan. 2009. Model PembelajaranNHT, (online), http : //www.Yusiwirawan. Co.Cc/2010/12. (Diakses 2 Februari2016).

Page 73: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

198 Jurnal Pinisi Research | Volume 7 Nomor 3 | Edisi Agustus 2016

Page 74: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Rismayani, S. Sos, M. SiLahir pada tanggal 13Agustus 1975 di Desa AraKecamatan Bonto bahariKabupaten BulukumbaProvinsi Sulawesi Selatan.Anak Kedua dari tigabersaudara, pasangan Alm.Demmaupa dan Hj.Badjingai. Pendidikanformal yang ditempuh

adalah tamat Sekolah Dasar di SD 164 Ara

Kecamatan Bonto Bahari pada tahun 1988, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Ara pada Tahun 1991,

Sekolah menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bulukumba

pada tahun 1994. Meraih gelar Sarjana Muda Pada

Tahun 1997 pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Diploma

Tiga Universitas Hasanuddin, Sarjana (S1) Ilmu

Perpustakaan Universitas Hasanuddin pada tahun

2000, dan Program Strata Dua (S2) Manajemen

Informasi dan Perpustakaan pada Bulan Mei 2016.

Sejak tahun 2003 telah mengabdi pada Badan

Penelitian Pengembangan Perpustakaan dan

Kearsipan Kabupaten Bulukumba sebagai tenaga

fungsional pustakawan. Penulis tercatat sebagai

tenaga pengajar pada Universitas Terbuka Jurusan

ilmu Perpustakaan Tahun 2012 s/d 2014, serta

menjadi narasumber di berbagai kegiatan pelatihan

perpustakaan.

Penulis tercatat sebagai pengurus pada IPI (Ikatan

Pustakawan Indonesia), GPMB (Gerakan

Pemasyarakatan Minat baca) dan ATPUSI (Assosiasi

Tenaga Pengelola Perpustakaan Indonesia).

.

Sainal, S. PdSainal, S.Pd.I lahir diKajang 9 Agustus 1973putra dari bapak Dinidan Ibu Anisi.Menamatkan PendidikanDasar di SDN 281Sumalaya tahun 198.Pesantren Gombaretahun 1991, Madrasah

Aliyah tahun 1994. Tahun yang samamelanjutkan pendidikan di program D-II PGSD.UNTAD Palu selesai tahun 1997. Ijazah Sarjanadiperoleh Pada UNISA tahun 2002. Diterimamenjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pada SDNDataran Bulan III Kecamatan Ampata TeteKabupaten Poso tahun 1999. Tahun 2015dimutasi dan sekarang aktif mengajar di SDN111 Kassibuta Kecamatan Kajang KabupatenBulukumba

Subu B.Lahir di Bissiu, 31 Juli 1966di Kecamatan HerlangKabupaten Bulukumba.Lahir dari keluargasederhana pasangan Bacodan Sule. Setelah penulismenyelesaikan pendidikanSD di Kecamatan Herlang,penulis melanjutkan

pendidikan di SMP dan SMA di Kabupaten Bantaeng.Dan melanjutkan pendidikan di IKIP Jakarta padajurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB).Saat ini penulis berpropesi sebagai Pegawai NegeriSipil (PNS) di tugaskan di SLB Yapti Makassar.Dalam karier penulis sering berhasil mendampingisiswa keberbagai lomba bagi penyandang disabilitasbaik tingkat provinsi hingga ketingkat nasional. Padatahun 2016 penulis mewakili Sulawesi selatan sebagaipanelis guru SLB berprestasi tingkat nasional diJakarta.

Biodata Penulis

VOL. 7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 75: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

H. Arafah, S. Pd., M. Pd.Lahir pada tanggal 11Desember 1976 diKabupaten BulukumbaProvinsi Sulawesi Selatan.Anak pertama dari empatbersaudara, pasangan H.Muh. Ali Mahmud dan Hj.St. Manuara.

Tahun 1986 dan tamat pada Pendidikan formal yangditempuh adalah tamat Sekolah Dasar (SD) padatahun 1989, Sekolah Menengah Pertama (SMP)Tahun 1992, Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun1995, dan melanjutkan studi pada STKIPMuhammadiyah Bulukmba dan meraih gelar SarjanaPendidikan (S1) pada Tahun 2000 Jurusan Bahasadan Sastra Indonesia. Selanjutnya memperoleh gelarMagister Pendidikan (M.Pd.) pada programpascasarjana UNM Makassar pada program studipendidikan bahasa Indonesia pada tahun 2004.

Saat ini penulis berprofesi sebagai PNS(guru) di lingkup dinas pendidikan pemuda danolahraga Kabupaten Bulukumba dan ditugaskan padaSMA Negeri 9 Bulukumba mengajar mata pelajaranbahasa dan sastra Indonesia. Selain sebagai seorangguru penulis juga berprofesi sebagai dosen luar biasapada perguruan tinggi yang ada di KabupatenBulukumba.

Selama menjadi guru penulis telahmenunjukkan berbagai prestasi baik di tingkatkabupaten, lokal, maupun nasional diantaranyapanelis penulisan media pembelajaran tingkat nasionaldi Bogor tahun 2010, best practice guru tingkatnasional 2011 di Bandung, 2012 di Bandung, dan2013 di Bogor. Selain itu, penulis juga terpanggilmenjadi peserta kongres bahasa Indonesia ke X diJakarta. Demikian pula dengan berbagai pelatihan danworkshop kebahasaan serta kependidikan di Jakarta.Tahun 2014 penulis menjadi peserta SimposiumInternasional Bahasa, Sastra, dan Budaya yang diikutibeberapa Negara diantaranya Austalia, Sudan, danAmerika, Iran, Portugal dll. Peserta Konferensi Guruambassador pada pembelajaran e-learning QuipperSchool 2015 di Jakarta. Saat ini penulis menjabatsebagai ketua MGMP Bahasa Indonesia SMA/MA seKabupaten Bulukumba. Berdasarkan hasil UjiKompetensi Guru penulis dikukuhkan olehkementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaluiP4TK Bahasa Jakarta menjadi Instruktur Nasionaluntuk guru pembelajar tingkat SMA.

Ratna, S. PdLahir di Bulukumba, 01April 1983. Anak keempatdari enam bersaudara. Putridari Bapak Baharuddin danIbu Alm. Suhaeni,Pendidikan formal yangdiikuti yaitu menamatkanpendidikan di SDNegeri 34Bialo pada tahun 1995,

Kemudian tamat di SMP pada tahun 2001. Padatahun yang sama melanjutkan pendidikan di MadrasahAliah ArungKeke dan Tamat pada tahun 2006.Padatahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di STKIPMuhammadiyah Bulukumba pada ProgramStudipendidikan Bahasa Dan sastra Indonesia, danselesai pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulismendapatkan SK Penyetaraan Golongan III/a dariMentri Pendidikan Dan Kebudayaan RepublikIndonesia. Selanjutnya Pada Tahun 2013 penulismendapatkan Sertifikat pendidik Anak Usia Dini dandinyatakan sebagai Guru profesional Dalam BidangStudi Guru Kelas PAUD. Saat ini Penulis berprofesisebagai Guru di TK Aisyah Punranga Kec. GantarangKab. Bulukumba.

Hadmawati, S.Pd.,M. SiLahir pada tanggal 10 Maret1980 di KabupatenBulukumba ProvinsiSulawesi Selatan. Anakbungsu dari delapanbersaudara, pasangan Alm H.Badering dan Hj. Boddong.Pendidikan formal yangditempuh adalah tamat

Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1992, SekolahMenengah Pertama (SMP) Tahun 1995, SekolahMenengah Atas (SMA) Tahun 1998, dan melanjutkanstudi pada Institut Keguruan dan Ilmu PendidikanIKIP Ujung Pandang (sekarang UNM Makassar) padajurusan pendidikan ekonomi akuntansi dan meraihgelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Tahun 2003.Selanjutnya memperoleh gelar Magister Sains (M.Si.)pada program pascasarjana UIT Makassar padaprogram studi administrasi Negara pada tahun 2010.

Saat ini penulis berprofesi sebagai PNS(guru) di lingkup dinas pendidikan pemuda danolahraga Kabupaten Bulukumba dan ditugaskan padaMA Negeri 9 Bulukumba mengajar mata pelajaranekonomi. Selama menjadi guru penulis telah menjadipanelis best practice guru tingkat nasional 2014 diJakarta.

Page 76: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

Drs. MudassirLahir di Barugae 25November 1969 putra daribapak Muh. Husnih dan IbuHj. St Akirah. MenamatkanPendidikan Dasar di SDN 71Barugae tahun 1983, SMPNegeri 1 Bulukumpa tahun1986, SMA Negeri 1 Tanetetahun 1989.

Tahun yang sama melanjutkan pendidikan di UINAlauddin Makassar selesai tahun 1994. Diterimamenjadi Calon Pegawai Negeri Sipil di SMA Negeri 1Bontobahari tahu 2002. Tahun 2007 sampai sekarangaktif mengajar di SMA Negeri 8 Bulukumba.

Sitti Masnah, S. Pd, SDLahir di Bulukumba tahun1963. Penulis merupakananak dari keluargasederhana pasangan bapakAbd. Hamid dan ibuHamo. Penulismenamatkan pendidikanformal di bangku sekolahdasar Tahun 1976.Menamatkan pendidikan

SMP tahun 1980. Tamat SMEA tahun 1983, KPGtamat tahun 1987. Gelar sarjana pada UniversitasTerbuka diperoleh pada tahun 2013. Menjadi CalonPegawai Negeri Sipil pada SDN 105 Sangkala tahun1994. Tahun 2015 sampai sekarang aktif mengajar diSDN 111 Kassibuta Kecamatan Kajang.

Page 77: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

PEDOMAN PENULISANJURNAL PINISI RESEARCH

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa inggris dalam bidang kajian pemerintahandaerah.

2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan panduan penulisan karya ilmiah yang diterbitkan olehBadan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba.http://[email protected]

3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baku, baik, danbenar.

4. Sistematika PenulisanSistematika penjengjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan caraberikut :(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, debagian tengah atas pada halaman pertama(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri@ Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama

dan alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata) yang berisi tujuan,metode, dan hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul)yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasilpenelitian dan pembahasan; simpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yangdirujuk).

JUDUL (ringkas dan lugas; maksimal 14 kata, hindari kata “analisis”, “studi”, “pengaruh”)Penulis 11 dan Penulis 22

1 Nama instansi/lembaga Penulis 1Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis2 Nama instansi/lembaga Penulis 2Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis(Jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)E-mail penulis 1 dan 2:

Abstract: Abstract in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)Kata kunci: 4 – 5 kata/frase

PENDAHULUAN(Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalamparagraf-paragraf bukan dalam bentk subbab)

VOL.7 NO. 3 ISSN : 2442-3939 AGUSTUS 2016

Page 78: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

METODE PENELITIANSub bab…

HASIL DAN PEMBAHASAN(Hasil adalah gambaranlokus, pembahasan adalah analisisdan interpretasi)Sub bab…

SIMPULAN(Simpulan adalah hasil dari pembahasa yang menjawab permasalahan peneliti)

DAFTAR PUSTAKA@ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); dan

alamat instansi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata); kata-kata kunci (4-5 katakunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruanglingkup tulisan; bahasa utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-judul); simpulan; daftarrujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL

Penulis

Nama instansi/lembaga penulisAlamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulisE-mail penulis

Abstract: Abstrack in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)

PENDAHULUANPEMBAHASANSIMPULANDAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas ukuran A4 berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengansubyek dan metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halamandengan spasi satu, untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).

6. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam bentuk bahasa yaitu bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuhpenelitian, metode dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.

7. a. Penulisan numbering kalimat pendek diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruhpositif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikanmanajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilaiperusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabelmoderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dengan dalam paragraf dengan menggunakan tanda komapada antarkata/kalimat tanpa bullet.

8. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halamansesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomorurut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul table diletakkan di atas tabel sedangkan judul

gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

Page 79: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabelsedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang refresentatif.

9. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberinomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar denganbaris tersebut. Contoh:wt = f (yt, kt, wt-1)

10. Keterangan rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan symbol sama dengan (=) masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:

Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitasmodal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya

11. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body teks) dengan menggunakan nama akhir dan tahun.Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengandipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarangaslinya.Contoh: Buiter (2007:459) berpendapat bahwa….. Nuraeni dan Daryoky (1997) menunjukkan adanya….. Yunus dkk (2007) berkesimpulan bahwa….. Untuk meningkatkan perekonomian daerah….. (Rizky, Mentari, dan Agung Mizard, 2009) Indah (2009) berpendapat bahwa…..

12. Setiap kutipan harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 11) dan dicantumkan juga dalam daftarpustaka. Contoh:Di dalam paragraf isi (Body Text) ada kutipan:

Buiter (2007:459) berpendapat bahwa…..Maka sumber kutipan tersebut wajib dicantumkan/disebutkan di dalam daftar pustaka:

Buiter, W. H. 2007. The Fiscal Theory of Price Level: A Critique, Economic Journal,112(127):459

13. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10tahun terakhir dan diutamakan lebih banyak dari Jurnal Ilmiah (50 persen). Penulis disarankanuntuk merujuk artikel-artikel pada Jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi.

14. Unsur yang ditulis dalam daftar pustak secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang,nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku termasuksubjudul. (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit.Contoh cara penulisan:a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang. (tahun). Judul Buku.Edisi Kota penerbit: Nama

Penerbit.Jika penerbit sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jikaeditornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari 3 orang, dituliskan namapengarang pertama dan yang lain disingkat “dkk”(pengarang domestik) atau “et.al” (pengarangasing)

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second edition. New York: John Wiley &Son.Purnomo, Didit (Ed.) 2005. The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta:Penerbit Muhammadiyah University Press

b. Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama Editor (Ed.), (tahun) judultulisan/keterangan, Judul Buku..hlm atau pp. kota penerbit: nama penerbit.

Daryoky (Ed.). 2005. Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm.12-25).Bulukumba: Penerbit Muhammadiyah University Press.

Page 80: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.7... · Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE Alamat Sekretariat

c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/Koran: Nama pengarang (tahun). Judultulisan/karangan. Nama jurnal/majalah/Koran. volume (nomor): halaman. Jika rujukan Korantanpa penulis, nama koran ditulis diawal

Yunus, MC. 2002. The Dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance aroundthe world. Amerirican Economic jurnal. 46(3): 670. Nashville: American EconomicAssociation.

Tridian. 2008. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai Pelaksana DesentralisasiFiskal Efek. Warta Ekonomi. Vol. 4,. Agustus: 46-48

Harwanto, S. 2007, 13 November, DEsentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi, HarianRadar Bulukumba, hlm,7.

Harian Makassar. 2009, 1 April, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia hlm, 4.

15. Referensi Online yang dianjurkan dalam penggunaan bahasa Indonesia:a. Glosarium kata baku dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:

http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia: http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/c. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

Pengiriman Artikel1. Atikel dikirim sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-

mail [email protected] atau dalam media cd.2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-

karya ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, institusi dan alamatnya, nomor telepon kontakatau e-mail penulis.

3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggarhak cipta, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasikan oleh jurnal lainnya.

4. Kepastian naskah dimuat atau tidak, akan diberitahukan secara tertulis atau melalui telepon. Artikelyang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 BulukumbaTelepon/Fax: +62413 81102 / +62413 81102e-mail: [email protected]