jurnal penelitian dan pengembangan bp3k … pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan...

78
VOL. 5 NO. 1 FEBRUARI 2016 JURNAL PENELIT Menge Efektifitas Pem Koopera Penera Meningkatka Penerapan M Proses Pem Peningka M Model Pembela Pendidikan Aga Kegiatan Kreativit BADAN PENELITIAN P KABUPAT Jurnal Pinisi Research Vol. 5 6 TIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K genal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pe Di Kabu mbelajaran Ekonomi Melalui Penerapan M atif Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) Kelas XII SMA N apan Research Project Untuk Mengembang Proses dan Meningkatkan H Siswa Kelas X 1 SMA N kan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA N Metode Penemuan Terbimbing Untuk Men mbelajaran Matematika Siswa Kelas VI SD atan Hasil Belajar Matematika Melalui Pem Metode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V ajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatk ama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Ne n Melipat Melalui Media Kertas Warna Un tas Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustan PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN D TEN BULUKUMBA SULAWESI SELATA No. 1 Hal. 1 – 64 Bulukumb Februari 20 ISSN : 2442-3939 K BULUKUMBA embelajaran Sukses upaten Bulukumba Arafah Model Pembelajaran Pada Peserta Didik Negeri 7 Bulukumba Ermiwati gkan Keterampilan Hasil Belajar Kimia Negeri 7 Bulukumba Ansar i Teknik Investigasi Negeri 3 Bulukumba Rostini ningkatkan Kualitas DN 176 Tambangan Hj. Marsiah mbelajaran Dengan SDN 310 Nanasaya Syamsiah kan Prestasi Belajar egeri 11 Bulukumba Wahidah ntuk Meningkatkan nul Athfal Barabba St. Rohani DAN KEARSIPAN AN ba, 016 ISSN 2442-3939

Upload: vanngoc

Post on 23-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

ISSN : 2442-3939VOL. 5 NO. 1 FEBRUARI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran SuksesDi Kabupaten Bulukumba

Arafah

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik

Kelas XII SMA Negeri 7 BulukumbaErmiwati

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan KeterampilanProses dan Meningkatkan Hasil Belajar Kimia

Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 BulukumbaAnsar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik InvestigasiPada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba

Rostini

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan KualitasProses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan

Hj. Marsiah

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran DenganMetode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya

Syamsiah

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi BelajarPendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba

Wahidah

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk MeningkatkanKreativitas Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba

St. Rohani

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 5 No. 1 Hal. 1 – 64 Bulukumba,Februari 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 5 NO. 1 FEBRUARI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran SuksesDi Kabupaten Bulukumba

Arafah

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik

Kelas XII SMA Negeri 7 BulukumbaErmiwati

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan KeterampilanProses dan Meningkatkan Hasil Belajar Kimia

Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 BulukumbaAnsar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik InvestigasiPada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba

Rostini

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan KualitasProses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan

Hj. Marsiah

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran DenganMetode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya

Syamsiah

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi BelajarPendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba

Wahidah

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk MeningkatkanKreativitas Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba

St. Rohani

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 5 No. 1 Hal. 1 – 64 Bulukumba,Februari 2016

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 5 NO. 1 FEBRUARI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran SuksesDi Kabupaten Bulukumba

Arafah

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model PembelajaranKooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik

Kelas XII SMA Negeri 7 BulukumbaErmiwati

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan KeterampilanProses dan Meningkatkan Hasil Belajar Kimia

Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 BulukumbaAnsar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik InvestigasiPada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba

Rostini

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan KualitasProses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan

Hj. Marsiah

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran DenganMetode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya

Syamsiah

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi BelajarPendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba

Wahidah

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk MeningkatkanKreativitas Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba

St. Rohani

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 5 No. 1 Hal. 1 – 64 Bulukumba,Februari 2016

ISSN2442-3939

Page 2: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

VOL. 5 NO. 1 ISSN: 2442-3939 FEBRUARI 2016

Pelindung : Bupati Kabupaten Bulukumba

Pembina : Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba

Penanggungjawab : DR. Drs. Baharuddin P., SE, M.Si

Dewan Redaksi : Hj. A. Ruhaya, S. PdA. Rakhmat Syarif, SEAkhmad Syam, S. Pd., MMDra. Hj. Indaryati, MMA. Nurhayati B., SEHj. Husniar, S. Sos

Pemimpin Redaksi : Drs. H. Muhammad Daud Kahal, M.Si

Penyunting/Editor : Drs. Abd. Rajab, M.SiDrs. Rusli Umar, M.PdMuh. Jafar, S. Pd, M.PdH. Arafah, S. Pd, M.PdJihad Talib,S.Pd.,M.Hum.

Design Grafis & Fotografer : Drs. Abdul HalimMoh. RamliMulyadi Sam, S. Kom

Pemimpin Sekretariat : Muhammad Yunus, S. Sos

Urusan Administrasi : Rismayani, S. Sos; Armawati, S. Sos; A. Aswan, S. Sos;A. Syamsinar.

Urusan Keuangan : Hj. Nur Aeni, SE; Nirwana, SE; Hj. Nakira; Irmawati, A. Md.

Urusan Sirkulasi dan Distribusi : A. Sukaena; Mansur; Wati Iswati; Irdana; A. Suruga.

Urusan Artistik dan Multimedia : Abd. Wahid S., SE

Alamat Sekretariat :Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan

Jl. Durian No. 2 Bulukumba Sulawesi SelatanTelp. +62413 81102, Fax. +62413 81102Email : [email protected]

Jurnal Pinisi Research memuat pemikiran ilmiah, hasil-hasil kajian penelitian, atau tinjauan kepustakaanbidang penelitian dan pengembangan yang terbit empat kali dalam setahun

(Februari, Mei, Agustus, dan November)

Redaksi menerima karya ilmiah atau artikel kajian, gagasan di bidang penelitian dan pengembangan.Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah makna substansi tulisan.

Page 3: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

ISSN : 2442-3939

Redaksi Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan (BP3K)

Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 Bulukumba 92511

Telepon: +62413 81102, Fax: +62413 81102e-mail: [email protected]

Page 4: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

SAMBUTANKEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN,

PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN KAB. BULUKUMBA

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Allah SWT, yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada

kita semua. Sejalan dengan bergulirnya waktu tanpa terasa Jurnal “PINISIRESEARCH” memasuki tahun kedua penerbitannya sejak tahun 2015 yang lalu.

Pada tahun 2016 ini Jurnal “PINISI RESEARCH” kembali diterbitkan yang diawali

dengan penerbitan Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2016 yang merupakan lanjutan

penerbitan tahun 2015.

Sebagai media yang masih terbilang baru, Jurnal “PINISI RESEARCH” terus

berbenah dan memperbaiki tampilannya baik materi maupun penyajiannya. Hal itu

dilakukan semata-mata demi menjawab rasa penasaran dan harapan pembaca setia kami.

Untuk itu kami tak akan pernah berhenti apalagi surut semangat untuk berbuat yang terbaik,

segala daya dan upaya akan terus kami kerahkan demi terwujudnya sebuah media yang

cukup representatif menghimpun karya tulis anak bangsa. Sejak awal dikemukakan bahwa

kehadiran jurnal memang bertujuan menghadirkan sebuah media wahana penuangan kreasi

dan kreativitas bagi para stake holder penelitian dan pengembangan dan segenap warga

negara, para peminat, pemerhati, dan pelaku penelitian dan pengembangan pada umumnya,

yang bermukim di dalam dan/atau di luar daerah Kabupaten Bulukumba.

Suksesnya penerbitan empat edisi pada tahun 2015 sungguh telah menggugah

perasaan senang dan bahagia bagi kami sehingga makin menambah keyakinan diri untuk

terus berkarya dan berinovasi.

Akhirnya kata maaf adalah ungkapan bijak untuk mengakui keniscayaan akan suatu

kekurangan yang jelas kepastiannya, dan sebaliknya ungkapan terima kasih atas uluran tali-

asih yang erat dari siapapun yang telah berpartisipasi membantu dalam penerbitan jurnal ini.

Salam super untuk kita sekalian.

Bulukumba, Februari 2016

TAUFIK, SH., MH.

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 5: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

PENGANTARPEMIMPIN REDAKSI JURNAL PINISI RESEARCH

KABUPATEN BULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Mengasah kemampuan intelektual bagi seorang pegawai negeri, baikmereka yang berlatar belakang pejabat struktural maupun fungsional,berlatar belakang birokrat, guru, akademisi, ataukah siswa danmahasiswa sekalipun, tidak harus digeluti melalui proses pendidikan danpelatihan, workshop, seminar, training of trainer, diskusi publik dansebagainya. Akan tetapi tidak kalah pentingnya adalah membangun

kapasitas atau kompetensi melalui karya tulis ilmiah yang dipublish melalui media, baikcetak maupun media online yang lagi digandrungi dewasa ini, menjadi suatu bentukpenyaluran bakat dan kemampuan yang dapat dilakukan sebagai alternatif, ataupun pilihanprioritas.

Hadirnya “JURNAL PINISI RESEARCH” yang dikelola oleh Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan sebagai media penyaluran bakat dankemampuan menulis karya ilmiah menghadirkan wadah yang dapat memberikan solusiterhadap dinamika yang terjadi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bulukumba padakhususnya, dunia pendidikan dan masyarakat atau komunitas akademik pada umumnya,diharapkan dapat mengagregasi dan mengelaborasi berbagai potensi baik sumberdaya alammaupun sumber daya manusia dalam berbagai prespektif, baik sosial budaya, ekonomimaupun politik.

Lebih dari itu, kumpulan tulisan yang secara berkala diterbitkan telah melalui prosesyang selektif, dirangkum dalam bentuk untaian bunga rampai, diharapkan menjadi bahanyang akan memperkaya pengetahuan bagi segenap pembacanya, dan lebih dari itu akanmenjadi penting artinya untuk digunakan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingandalam merencanakan sebuah kebijakan yang akan diterapkan dalam program dan kegiatanpemerintahan, pembangunan, maupun pembinaan kemasyarakatan.

Sebagai Pemimpin Redaksi, tentu memiliki harapan bahwa Jurnal ini akan terus eksisdan diminati tidak terbatas di lingkungan pemerintah daerah, akan tetapi juga olehmasyarakat luas, serta akan terus mendapatkan support bagi kelangsungan penerbitannya.

Terima kasih atas respon dan dukungan seluruh pembaca yang budiman, kiranyaAllah SWT senantiasa meridhoi kita semua. Wassalam.

Bulukumba, Februari 2016

Drs. H. MUHAMMAD DAUD KAHAL, M.Si.

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 6: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

i

Pengantar RedaksiMembangun Kemitraan

Profesionalisme

uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba telah berhasil menerbitkanJurnal Pinisi Research pada Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2016. Sebuah upayayang dilandasi komitmen para Penulis maupun Dewan Redaksi untuk senantiasa

bersama-sama meningkatkan profesionalisme kelitbangan bidang pemerintahan daerah. Dalamupaya membangun kemitraan profesionalisme, redaksi senantiasa melakukan perluasan komunitasprofesionalisme, intelektual, dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi mereka untukberpartisipasi dalam Jurnal Pinisi Research.

Pada edisi kali ini redaksi menyajikan 8 (delapan) artikel yang membahas tentang :Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran Sukses Di Kabupaten Bulukumba*),Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeKepala Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba*),Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan MeningkatkanHasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba*), Meningkatkan KemampuanMenulis Laporan Melalui Teknik Investigasi Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3Bulukumba*), Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kualitas ProsesPembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan*), Peningkatan Hasil BelajarMatematika Melalui Pembelajaran Dengan Metode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310Nanasaya*), Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi BelajarPendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba*), Kegiatan MelipatMelalui Media Kertas Warna Untuk Meningkatkan Kreativitas Anak Kelompok B TK AisyiyahBustanul Athfal Barabba*).

Pada bulan Februari tahun 2016, Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan danKearsipan Kab. Bulukumba berinisiatif menerbitkan Jurnal Pinisi Research Edisi V yang menjadiicon media berkala ilmiah yang mampu mendorong kuriositas para peneliti/perekayasa.

Selain itu demi terwujudnya para calon peneliti/perekayasa di bidang pemerintahan yangberkiprah secara professional, sehingga mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yanglebih baik.

Akhir kata, segenap staf redaksi Jurnal Pinisi Research mengucapkan selamat berkaryadan salam luar biasa sukses bahagia selalu.

Salam Redaksi

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 7: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

ii

Daftar IsiPengantar Redaksi iDaftar Isi ii

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran SuksesDi Kabupaten BulukumbaArafah

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) PadaPeserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 BulukumbaErmiwati

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan KeterampilanProses dan Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMANegeri 7 BulukumbaAnsar

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui TeknikInvestigasi Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 BulukumbaRostini

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk MeningkatkanKualitas Proses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176TambanganHj. Marsiah

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran DenganMetode Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya 74Syamsiah

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan PrestasiBelajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri11 BulukumbaWahidah

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk MeningkatkanKreativitas Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal BarabbaSt. Rohani

iii

1 - 6

7 - 16

17 - 30

31 - 36

37 - 44

45 - 50

51 - 58

59 - 64

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 8: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran Sukses

Di Kabupaten Bulukumba Arafah 1

PENDAHULUAN

Persoalan dalam dunia pendidikansampai saat ini masih menjadi perbincanganhangat di tengah-tengah masyarakat. Bahkantidak jarang kita menyaksikan perdebatanmelalui media baik cetak maupun televisitentang bagaimana carut-marutnya duniapendidikan di Indonesia. Terkhusus diKabupaten bulukumba, persoalan duniapendidikan ditanggapi beragam oleh berbagaielemen masyarakat. Berdasarkan hasilwawancara lepas yang telah dilakukan olehpenulis terhadap berbagai masyarakat yangmemiliki profesi yang berbeda-beda. Ada yangmengatakan bahwa persoalan dalam duniapendidikan disebabkan karena fasilitas yang

tidak memadai, gedung yang tdak refresentatif,sarana belajar seperti bangku, ruang kelas,buku pelajaran, dan yang lainnya tidakmemadai. Tanggapan lain mengatakan bahwapersoalan dalam dunia pendidikan diBulukumba saat ini karena sebagian besarsumber daya atau kompetensi guru yang tidakmemadai, hal ini dapat dilihat dari jenjangpendidikan guru, prestasi guru, dan tingkatkedisiplinan yang kurang. Meskipun dariwaktu ke waktu jumlah tenaga guru yangberpredikat sertifikasi (profesional) bertambah.Sebagai gambaran harus diakui bahwaberdasarkan hasil UKG yang telah dilakukansecara serentak di Indonesia menunjukkanhasil yang mengecewakan meskipun sebagiankecil sudah mendapatkana nilai di atas rata-

MENGENAL KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK KUNCI PEMBELAJARAN SUKSESDI KABUPATEN BULUKUMBA

Arafah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 9 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Pada umumnya peserta didik yang dalam belajar menggunakan strategi yang diharapkan dapatmenutupi ketidakmampuannya dan melindungi diri dari kemarahan guru atau olok-olok dan ejekanteman-temannya bila keliru menjawab pertanyaan. Rasa takut pada peserta didik yang mendorongmenggunakan strategi tersebut menyebabkan peserta didik tidak dapat mengoptimalkankemampuannya dalam menggunakan nalarnya, sehingga akan mempengaruhi kualitas belajar pesertadidik. Ada bermacam-macam strategi peserta didik dalam belajar, yaitu: (a) Strategi pencetus –pemikir (Producer – thinker strategy), (b) Strategi komat-kamit (Mumble strategy), (c) Strategimeminimaksimalkan (Minimax strategy), (d) Strategi coba dan benar dengan tebakan dan pengamatan(Tried and true strategy), dan (e) Strategi aduk angka (Numeral shoving strategy). Dengan memahamialasan pemilihan strategi peserta didik dalam belajar dan jenis-jenis strategi yang digunakan,diharapkan guru dapat memilih cara mengajar yang lebih tepat dengan lebih memberi kebebasandalam belajar.

Kata kunci: strategi belajar peserta didik,kemarahan guru, olok-olok dan ejekan teman, caramengajar, kebebasan belajar.

Abstract *)

In general, learners in learning to use strategies that are expected to cover up his inability and protectthemselves from the anger of teachers or mockery and ridicule of his friends when a wrong answerquestions. Fear of encouraging learners to use these strategies lead learners are not able to optimizeits ability to use his reason, so it will affect the quality of learners. There are various strategieslearners in learning, namely: (a) Strategy originator - thinkers (Producer - thinker strategy), (b)Strategy burble (Mumble strategy), (c) Strategy meminimaksimalkan (Minimax strategy), (d )Strategies try and correct guesses and observations (tried and true strategy), and (e) Strategy stirnumbers (numeral shoving strategy). By understanding the reasons for the selection of students inlearning strategies and types of strategies are used, teachers are expected to be able to choose how toteach more appropriate to give more freedom in learning.

Keywords: learning strategies learners, teachers anger, ridicule and taunts, how to teach, freedom tolearn.

Page 9: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

2 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

rata. Penulis sudah berusaha untukmendapatkan data akurat tentang perolehannilai UKG guru khususnya di KabupatenBulukumba, namun sampai tulisan inidipublikasikan data rill penulis belumdapatkan. Meskipun demikin, wacana umumyang ada di tengah-tengah masyarakat menurutpenulis cukup menjadi pijakan berpikir dalammenelaah masalah pendidikan khususnya yangada di kabupaten Bulukumba.

Peran guru sangatlah dibutuhkan untukmendukung terciptanya suasana belajar-mengajar yang menyenangkan, aktif, danmemungkinkan anak berprestasi secaramaksimal. Sedangkan tingkat partisiasi yangdimaksud adalah keterlibatan peserta didikdalam menyikapi, memahami, mencernamateri yang disajikan dalam proses belajar.Bagaimanpun baiknya sarana pendidikanapabila guru tidak melaksanakan tugasnyadengan baik maka hasil pembelajaran tidakakan memberikan hasil yang memuaskan.Dalam dimensi yang berbeda ada pula yangmengatakan bahwa persoalan dalam duniapendidikan dewasa ini karena faktor pesertadidik yang memiliki gairah belajar yang rendahserta kemampuan atau daya saing yang lemah.Tidak memiliki mental kuat, serta ketekunandalam belajar cenderung lemah. Gaya hidupyang bersifat praktis, instan, dan mudahmenyerah. Kondisi ini mungkin disebabkanoleh banyak hal diantaranya pendidikankarakter yang perlu dikemas dan disajikanlebih sederhana sehingga dapat membentukmental generasi mudah yang tangguh, cerdas,dan pemberani, serta berakhlak mulia.

Ketika kita menilik hal tersebut di atas,maka jalan keluarnya adalah kita tidak perlumenyalahkan siapa pun tetapi yang harusdilakukan adalah memperbaiki diri danmenjadi teladan bagi peserta didik kita dalamberbagai dimensi. Dengan demikian nilai-nilailuhur pendidikan yang memudar kembalimenjadi warna dalam aktivitas belajar, baik dilingkungan pendidikan maupun di tengah-tengah masyarakat.

Salah satu cerminan yang bisa dijadikanlandasan berfikir dalam dunia pendidikanadalah peristiwa "Ochikobore" (tidaktercapainya standar kompetensi dalam belajar)merupakan masalah di Jepang. Di masyarakatmuncul sindiran terhadap kekurang berhasilanpendidikan di Jepang dengan ungkapanochikobore sichi – go-san. Maksud ungkapanitu adalah hanya 70 persen peserta didik SDyang sebetulnya layak dikatakan tamat SDwalaupun faktanya 100 persen tamat. UntukSLTP hanya mencapai 50 persen berhasil dan

di SMU hanya 30 persen. Hal itu berarti + 70persen tamatan SMU tidak layak melanjutkanpendidikan universitas. Padahal Jepangtermasuk bangsa yang paling berhasil dalammenciptakan SDM melalui sistempendidikannya. Sedangkan di Amerika Serikat,negara yang melakukan banyak ide dan sistembaru tentang pendidikan seperti IndividualPriscribed Instruction (IPI), Computer AssistedInstruction (CAI), dan Module putus sekolahmasih cukup tinggi.

Menurut John Holt (1981) dalam bukunya‘How Children Fail’, dinyatakan bahwapeserta didik yang masuk pendidikanmenengah, hampir 40 persen putus sekolah.Bahkan, yang lain pun banyak yang gagal, baikyang benar-benar gagal maupun gagalterselubung. Mereka menyelesaikanpendidikan hanya karena sudah sepakat agarnaik kelas dan lulus dari sekolah, tanpamempedulikan apakah mereka memperolehilmu atau tidak. Dengan kata lain tanpamempertimbangkan kemampuan danketerampilan peserta didik pada suatu jenjangpendidikan tertentu.

Sementara di Indonesia mutu pendidikanbaik dilihat dari aspek akademik maupunnonakademik menunjukkan angka yang jauhlebih rendah dari Jepang maupun Amerika.Dilihat dari segi akademik misalnya, salah satuindikator mutu pendidikan, yaitu NEM (NilaiEbtanas Murni) masih jauh di bawah standaryang diinginkan. Sebagai ilustrasi, data yangditemukan penulis tentang klasifikasi mutuSLTP pada tahun 1995/1996 di Indonesiamenunjukkan 9 persen baik dan baik sekali(NEM di atas 6,5), 28,9 persen sedang (NEM5,5 sampai dengan 6,5), dan 62,1 persenkurang (NEM kurang dari 5,5). Tentu haltersebut di atas saat ini telah mengalamiperkembangan, namun masih dibutuhkanupaya yang lebih strategis dalam meningkatkanperolehan akademik peserta didik.

Dari aspek non-akademik, mutupendidikan juga banyak mendapat kritik,khususnya berkaitan dengan masalahkedisiplinan, moral dan etika, kreativitas, dankemandirian yang tidak mencerminkan tingkatkualitas yang diharapkan oleh masyarakat luas.Rendahnya mutu pendidikan ataupunterjadinya ochikobore tidak terlepas darikondisi tenaga kependidikan, sarana danprasarana pendidikan, kurikulum, metodepengajaran, strategi mengajar dan strategibelajar peserta didik itu sendiri.

Dari sekian banyak kondisi yangdisinyalir sebagai penyebab rendahnya mutupendidikan serta terjadinya ochikobore,

Page 10: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran Sukses

Di Kabupaten Bulukumba Arafah 3

masalah strategi peserta didik dalam mengikutipelajaran jarang dibahas oleh para ahlipendidikan. Oleh karena itu, berikut inidisajikan jenis-jenis strategi yang seringdigunakan oleh peserta didik dalam prosesbelajar-mengajar. Faktor-faktor yangmempengaruhinya dan penyebab kegagalanpeserta didik dalam belajar.

Bahasan ini diharapkan dapat dijadikanbahan pertimbangan guru dalam memutuskanprogram pembelajaran serta pemilihan strategipengajaran, sehingga dapat mengurangikegagalan peserta didik.

Bagaimana Peserta didik BelajarProses belajar-mengajar di kelas

berlangsung setiap hari.. Namun, tidakdiketahui apakah proses belajar-mengajar yangmereka lakukan dapat dipahami dengan baikatau tidak.

Tidak ada teori belajar atau praktikpendidikan yang mengetengahkan apakah yangsebenarnya terjadi ketika guru bertanya kepadapeserta didiknya di kelas. Apakah yangdidengar peserta didik bila ia dipanggil?Apakah yang dipikirkannya, fantasinya danyang diharapkannya? Kebiasaan seperti apayang dilakukannya? Adakah pengaruh yangditimbulkannya terhadap guru? Seringkali gurutidak mengerti jawaban peserta didik atau iahanya menganggap jawaban tersebut adalahbetul atau salah. Itulah sebabnya, memahamianak adalah hal yang sangat penting dalamproses belajar-mengajar. Dengan mempelajaristrategi yang dipakai oleh peserta didik dalammengikuti pelajaran, pertanyaan-pertanyaan diatas dapat terjawab. Hal itu sebaiknya dikajidan dipahai oleh seorang guru.

Menurut John Holt (1980), "Strategydeals with the ways in which children try tomeet or dodge the demands that adult make onthem in school". (Strategi adalah cara pesertadidik memenuhi atau menghindari tuntutanyang dikenakan kepadanya oleh orang dewasadi sekolah).

1. Strategi belajar yang dipakai olehpeserta didik

Lima dari banyak strategi belajar yangmenurut Holt (1980) sering dipakai pesertadidik dalam mengikuti pelajaran di kelas.

Pertama, Producer-thinker strategy(Strategi pencetus – pemikir).

Istilah producer (pencetus) dipakaiuntuk menunjukkan peserta didik yanghanya mementingkan jawaban yang benar,dan untuk mendapatkan jawaban itu mereka

berbuat apa saja misalnya memakaiperaturan dan rumus secara sembarangan.Peserta didik semacam ini biasanyalangsung mencuat dengan jawaban yangbenar dan seringkali mundur ke sikapmengalah dan putus asa bila tidakmengetahui apa yang harus dilakukannya.Istilah thinker (pemikir) adalah pesertadidik yang berusaha memahami arti,kenyataan, atau apa saja yang sedangdipelajarinya. Pemikir biasanya lebihbersedia bekerja keras. Sayangnya,pengguna strategi pemikir lebih sedikit jikadibandingkan dengan pencetus (producerstrategy).

Kedua, Mumble strategy (Strategi komat-kamit).

Strategi ini sering dipakai peserta didikdalam pelajaran bahasa di kelas yang besar.Strategi ini sangat bermanfaat untuk guruyang cerewet tentang aksen dan banggaakan aksen dirinya sendiri. Jika pesertadidik diminta mengulangi kalimat, ada yanghanya membuka mulut tanpa mengucapkanbunyi yang jelas atau benar, dan tanpamemahami artinya. Guru akan menyangkasemua peserta didiknya mengikuti pelajarandengan baik.

Ketiga, Minimax strategy (Strategimeminimaksimalkan).

Dengan strategi ini, peserta didikmemanfaatkan peluang untuk menangseluas-luasnya (memaksimalkan), danmenekan serendah-rendahnya(meminimalkan) kekalahan kalau terpaksaharus kalah. Contoh : seorang peserta didikdiminta untuk menentukan di titik mana iaharus menaruh suatu beban pada palangkeseimbangan (balance beam) sehinggaterjadi keseimbangan. Bila teman-temannyaberpendapat bahwa palang itu tidak akanseimbang dengan titik pilihannya, makinlama ia makin tidak yakin akan pilihannya.Akhirnya, setelah semuanya berbicara dania harus memecahkan masalah itu, ia punberkata dengan riang: "Saya pribadi jugaberpendapat bahwa tidak akan terjadikeseimbangan."

Keempat, Tried and true strategy of guessand look (Strategi coba dan benar dengantebakan dan pengamatan).

Peserta didik seringkali terus terangdengan strategi yang dipakainya untukmendapatkan jawaban dari guru. Untukmelakukan tes terhadap peserta didik dalam

Page 11: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

4 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

hal jenis kata, guru membuat tiga kolom dipapan tulis, masing-masing dengan judulkata benda, kata sifat dan kata kerja.Kemudian memberi pertanyaan termasukjenis kata apa suatu kata. Salah seorangpeserta didik berkata, "Ibu telahmenunjukkan jawabannya." Mungkin guruitu terkejut dan bertanya apa maksudnya.Sebenarnya guru tersebut tidak menunjuk,tetapi ia berdiri di samping kolom yangmenjadi jawaban. Begitu gurumengucapkan suatu kata, peserta didikmenyimak menghadap ke mana muka guruuntuk menebak jawaban yang benar. Pesertadidik tidak sepenuhnya belajar jenis kata,namun lebih mempelajari gerakan atautingkah guru dalam mengajar. Bahkandalam penyusunan soal tes, peserta didiksering mengamati jenis pertanyaan yangbiasanya dibuat oleh guru, sehingga pesertadidik hanya belajar bagian tertentu daripelajaran tersebut.

Kelima, Numeral shoving strategy(Strategi aduk angka).

Peserta didik sering memakai strategiini dalam pelajaran matematika atauberhitung. Walaupun anak-anak menjawabdengan benar, mereka seringkali tidakbetul-betul mengerti masalahnya. Jika kitamenanyakan dari mana mereka memperolehjawaban itu, segera disadari bahwa merekahanya mengaduk-aduk bahan pelajaran saja.Pada kenyataannya, peserta didik memakaistrategi secara konsisten. Peserta didik yangterpandai memakai strategi tersebut,demikian juga peserta didik yang bodoh,dapat dipastikan selalu menggunakanstrategi dalam belajar. Bahkan, setiappeserta didik cenderung akan memakaistrategi tersebut bila dalam keadaantertekan. Salah satu cara menjelaskanstrategi ini adalah dengan menyebutkannyasebagai yang mementingkan jawaban(answer-centred) dan yang mementingkanpersoalan (problem-centred). Perbedaan diantara kedua jenis peserta didik ini dapatdilihat dari persoalan yang dihadapinya.Kebanyakan anak sekolah cenderungmementingkan persoalan adalah answer-centred dari pada problem-centred. Merekamemandang masalah sebagai semacampengumuman yang jawabannya ada di suatutempat misterius nun jauh di sana, danmereka harus pergi ke sana untukmencarinya.

2. Faktor-faktor yang MempengaruhiStrategi Belajar Peserta didik

Faktor utama yang mempengaruhianak-anak menggunakan salah satu strategibelajar adalah guru. Lester Smith (1976)berpendapat: "Practically everything we doin school tends to make children answer-centred" (Hampir semua hal yang kitalakukan di sekolah cenderung membuatanak-anak menjadi answer-centred). Adatiga alasan yang berhubungan denganmasalah ini. Pertama, jawaban yang benarselalu mendapat ganjaran. Sekolahmerupakan semacam tempat pemujaan bagijawaban yang benar, dan cara untuk majuadalah mempersembahkan sebanyak-banyaknya jawaban benar di mejapemujaan. Kedua, kebanyakan guru punanswer-centred. Apa yang dilakukan guruadalah akibat apa yang telah diajarkankepadanya, atau hal itulah yang selaludilakukannya. Ketiga, bahkan guru yangtidak answer-centred pun mungkin tidakmelihat perbedaan antara yang answer-centred dan yang problem-centred, apalagimengerti betapa pentingnya hal itu. Jadi,cara mengajar peserta didik dan terutamasubstansi yang diberikan kepada anak-anak,akan mendorong mereka menggunakanstrategi yang bersifat answer-centred.

Strategi belajar merupakan akibat darikarakter peserta didik. Merekamenggunakan berbagai strategi dalambelajar disebabkan adanya suatu perasaantertentu yang ingin diatasi, adanya harapan-harapan yang ingin dimiliki, adanyatantangan di kelas dan tantangan lain yangdirasakan. Suatu hal yang menjadi perhatianutama peserta didik adalah adanyakeinginan untuk mempertahankan dirisendiri. Rasa ketakutan akan sangatberpengaruh pada strategi belajarnya.

Hampir dapat dipastikan, bahwastrategi belajar peserta didik akan konsistenpada kepentingan diri dan pertahanan diri,yang semuanya ditujukan untukmenghindarkan diri dari kesulitan, rasamalu, hukuman, celaan, atau kehilanganstatus. Berbagai pertanyaan akan munculpada peserta didik manakala mereka harusmenjawab suatu pertanyaan. Pertanyaanyang muncul antara lain "Apakah yang akanterjadi padaku bila menjawab salah?Tidakkah guru akan marah? Apakah teman-teman tidak akan mentertawakan saya?

Peserta didik seharusnya dibebaskandari rasa ketakutan atau kekhawatiransehingga mampu menggunakan kemampuan

Page 12: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Mengenal Karakteristik Peserta Didik Kunci Pembelajaran Sukses

Di Kabupaten Bulukumba Arafah 5

dan penalarannya seoptimal mungkin.Sebagai ilustrasi misalnya tentara atau polisiakan mampu mengontrol ketakutan, hidupdi tengah ketakutan, menaklukkan rasatakutnya, dan sangat dimungkinkan justruketakutannya menimbulkan strategi perangyang baik. Namun, ada perbedaan yangsangat mendasar antara sekolah dan perang.

Peserta didik dalam menyesuaikan diridengan perasaan takut akan berakibat burukdan menghancurkan kemampuan mereka.Sedangkan prajurit yang ketakutan dapatmenjadi penyerang yang terbaik, namunpelajar yang ketakutan akan selalu menjadipeserta didik yang bodoh.

3. Belajar yang sesungguhnya (RealLearning)

Kegiatan seperti mencari kosakata,menghafal sebuah puisi, mengoperasikankomputer, dan aktivitas-aktivitas lainnyatermasuk dalam kegiatan belajar. Kegiatanbelajar dapat dilakukan di mana saja baik disekolah maupun di luar sekolah. Kegiatanbelajar tidak selalu berarti senyatanyasungguh-sungguh belajar (real learning).

Real Learning atau belajar yangsesungguhnya berhubungan denganperbedaan antara "apakah yang diharapkandapat diketahui oleh anak" dengan "apakahyang sebenarnya mereka ketahui".

John Holt (1981) mengatakan dalambukunya How Children Fail: "What seemsimple, natural and self evident to us, maynot seem to a child." (yang kelihatansederhana, alami dan percaya diri kita, tidakdemikian dilihat oleh anak). John Holtmemberi contoh tentang pemahaman angka10. Orang dewasa telah terbiasa denganangka 10 sehingga tidak pernahmembayangkan perbedaan angka satu dannol untuk bilangan sesuatu, apakah lebihbesar atau sama. Kita harus akui, kesulitanguru terjadi pada saat pertama mengenalkanangka kepada anak-anak, agar mereka tidakmerasa mendapat teka-teki yang tidak jelas.Dikhawatirkan, pada saat pertamadikenalkan angka 10 anak-anak akan kagetsehingga mereka tidak pernah memahamiatau akan membekukan penalarannya waktumemikirkan hal tersebut.

Seorang guru Bahasa Inggris, harussangat bijak dalam mengajarkan Countableand Uncountable Nouns. Peserta didikberpikir bahwa benda yang Countableadalah benda yang dapat diberi bilangansatu, dua dan seterusnya. Dalam otakpeserta didik tidak pernah atau tidak

terbiasa memikirkan perbedaan Countabledan Uncountable Nouns, karena tidakdikenal dalam Bahasa Indonesia.

4. Yang Dipikirkan Peserta didik dalamMengikuti Pelajaran

Orang dewasa sering tidak mengetahuiapakah yang sebenarnya sedang dipikirkanoleh anak. Jika anak tidak dapat memahamihal yang sangat umum, hal itudimungkinkan karena bahasa yangdigunakan sulit dipahaminya, atau palingtidak disebabkan adanya kontradiksi antarakebiasaan yang mereka alami dengan yangkita bicarakan. Kita tidak dapat mengatakananak itu bodoh bila ia tidak dengan cepatmemahami ide kita ketika diminta membagiangka 6 dengan ½. Contoh : peserta didikyang memahami definisi pembagian akanmenjawab dengan benar yaitu 12. Namun,bagi peserta didik yang merasa telah ahlidalam perkalian pecahan yang dipelajaribeberapa hari sebelumnya, mereka akanmengartikan pembagian dengan definisiyang berbeda. Kalau membagi 6 kedalamtengahan, berapa besar tiap-tiap tengahan,sehingga mereka berfikir berapa separuhnya6, maka jawabannya adalah 3. Di sini gurumenemukan kesulitan, karena tidakmenjelaskan perbedaan definisi pembagian,sehingga definisi kedua ini tidak dapatditerapkan pada kasus tersebut.

Penjelasan yang keliru oleh guru akanmenyebabkan salah pengertian pesertadidik. Oleh karena itu, sebaiknyamenanyakan masuk akal atau tidak ataudapat dipahami atau tidak daripadamenanyakan salah atau benar.

5. Penyebab Kegagalan Peserta didikSetelah diketahui tentang Ochikobore

yang terjadi, masalah tersebut harusdipecahkan dan diatasi. SungguhpunOchikobore bukan semata-mata merupakanproduk guru, namun guru tidak bolehmengelak dari tanggung jawabnya.

Banyak peserta didik gagal dalambelajar karena mereka tidak dapatmenangkap bahasa guru. Selain itu,seringkali kemampuan peserta didik disekolah tidak terlihat karena mereka merasatakut. Hal ini menyebabkan guru kelirudalam menilai kemampuan peserta didik.Adanya perasaan takut yang mempengaruhi,menyebabkan peserta didik menggunakanberbagai strategi dalam belajar untukmenjaga diri agar tidak dimarahi oleh guru.Guru sering meremehkan kemampuan dan

Page 13: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

6 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

kreativitas peserta didik denganmemerintahkan mereka berbuat sesuatu atasinisiatif guru.

Guru menciptakan kekhawatiran bagipeserta didik, khawatir membuat kesalahan,tidak memenuhi harapan orang lain atauteman, tidak dapat menggembirakan, gagal,dan menjadi salah.

SIMPULANBerbagai strategi belajar sering

digunakan oleh peserta didik dalam rangkamembela diri karena sebenarnya mereka dalamkondisi takut. Mereka takut kena marah guru,takut diolok-olok teman, dan takut mendapatnilai jelek. Untuk mengurangi kegagalanpeserta didik atau ochikobore, guru diharapkanlebih memberikan perhatian pada strategipeserta didik dalam belajar, disampingberupaya membantu menghilangkan berbagairasa takut yang ada pada peserta didik denganmemberikan kebebasan dalam belajar. Gurudiharapkan lebih memahami kemampuanpeserta didik yang sesungguhnya sehinggamampu menyusun program yang sesuai untuklangkah pembelajaran selanjutnya.

Seharusnya, sekolah menjadi tempat dimana anak-anak mempelajari apa yangsesungguhnya ingin mereka ketahui dan bukanapa yang mereka harus ketahui.Seorang anak yang ingin mengetahui sesuatuakan selalu mengingat dan menggunakannyasekaligus. Sebaliknya, anak yang belajar untukmenyenangkan atau melakukan sesuatu atasperintah orang lain, akan segera lupa sewaktukeperluan tersebut telah lewat.

Untuk menghilangkan atau mengurangirasa takut peserta didik, peran guru harusdiubah yang selama ini lebih selaku instruktormenjadi fasilitator. Tugas guru adalahmembantu anak dalam belajar. Perbedaan-perbedaan individu pantas untuk mendapatperhatian. Hal ini sulit dilakukan bila jumlahpeserta didik di kelas terlalu besar. Disarankanagar standar jumlah peserta didik di kelasdisesuaikan dengan kemampuan kontrol guruagar "out put" dari sekolah mencapai kualitasyang memadai. Prinsip persamaan hak(equality) dalam pendidikan sudah waktunyaditingkatkan dari pemerataan kesempatanbelajar ke arah pemerataan kualitas belajar.

PUSTAKAW.O. Lester Smith. 1976. Education, Penguin

Books Ltd

John Holt. 1981. How Children Fail, PipmanPublishing Coporations

John Holt. 1980. How Children Learn, PipmanPublishing Coporations

John Holt. 1970. The Understanding School,Pipman Publishing Coporations

Lindgren Henry C. 1972. EducationalPsychology in the class room, ModernAsia Edition

Sumedi, Pudjo. Mengenal Belajar PesertaDidik Untuk Mengatasi Kegagalan(makalah tidak diterbitkan tanpatahun).

Page 14: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba Ermiwati 7

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (KBS) PADA

PESERTA DIDIK KELAS XII SMA NEGERI 7 BULUKUMBA

Ermiwati *)Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten Bulukumba

Guru SMA Negeri 7 Bulukumba

Email: [email protected]

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui:(1)Untukmemperoleh seberapa besar hasil belajar ekonomi kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba yang diajardengan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS); (2) Untuk memperolehsebarapa besar hasil belajar ekonomipeserta didik kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba yang diajardengan model pengajaran langsung; (3) Apakah hasil belajar ekonomi peserta didik yang diajardengan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS) lebih efektif dari padayang diajar dengan model pengajaran langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pesertadidik kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba tahun pelajaran 2014/2015. Pengambilan sampeldigunakan secara cluster random sampling dimana yang keluar sebagai sampel adalah kelas XII Is 1dan Kelas XII Is 2. Kelas XII Is 1dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XII Is 2 sebagai kelascontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument tes hasil belajar ekonomi,sebelum instrument ini digunakan terlebih dahulu divalidasi oleh beberapa guru ekonomi. Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah post test dalam bentuk uraian. Teknik analisis datamenggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (a)hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala BernomorStruktur (KBS) berada dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 75,81 dari skor ideal 100 denganstandar deviasi 11,024; (b) hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model PengajaranLangsung berada dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 68,55 dengan standar deviasi 11,195;(c) hasil belajar ekonomipeserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeKepala Bernomor struktur (KBS) lebih baik dari pada peserta didik yang diajar dengan menggunakanmodel Pengajaran Langsung; jadi model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) efektif diterapkan dalam pembelajaran ekonomi karena memenuhi indikator keefektifanpembelajaran.Kata kunci: efektivitas, kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur (KBS).

Abstract *)This research is an experimental research, which aims to determine: (1) To obtain how much thelearning outcomes of economic class XII SMAN 7 Bulukumba taught by cooperative learning modelNumbered Head Structure (KBS); (2) To obtain a large sebarapa learning outcomes economy classXII students at SMAN 7 Bulukumba taught by direct teaching model; (3) Do the results of theeconomic study of students taught by cooperative learning model Numbered Head Structure (KBS) ismore effective than those taught with direct instruction models. The population in this study were allstudents of class XII SMAN 7 Bulukumba the school year 2014/2015. Sampling is used cluster randomsampling where it came out as a sample is a class XII Is 1 and Class XII Class XII Is 2. Is selected asan experimental class 1 and class 2 as a class XII Is control. The data collection is done by using theinstrument of economic achievement test, before the instrument is used first validated by someteachers of economics. Instruments used in this research is the post-test in the form of a description.Data were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics. The result showed that: (a)the study of students using cooperative learning model Numbered Head Structure (KBS) are in themedium category with an average score of 75,81 from the ideal score of 100 with a standard deviationof 11.024; (B) the study of students using the Direct Teaching models in a category is the averagescore of 68.55 with a standard deviation of 11.195; (C) the results of the economic study of studentsusing cooperative learning model Numbered Head structure (KBS) is better than the students taughtusing Direct Teaching models; so cooperative learning model Numbered Head Structure (KBS)effectively applied in teaching because they meet the economic indicators of the effectiveness oflearning.Keywords: learning strategies learners, teachers anger, ridicule and taunts, how to teach, freedom tolearn.

Page 15: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

8 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

PENDAHULUAN

Pembelajaran ekonomi sekolah sejauhini masih didominasi oleh model pengajaranlangsung. Peserta didik diposisikan sebagaiobyek, peserta didik dianggap tidak tahu ataubelum tahu apa-apa, sementara gurumemposisikan diri sebagai yang mempunyaipengetahuan. Guru ceramah dan menggurui,otoritas tertinggi adalah guru. Banyak pesertadidik yang kurang aktif dalam mengikutipembelajaran ekonomi Secara otomatis, hanyapeserta didik yang memiliki kecenderunganuntuk aktif saja yang akan maju danberkembang. Peserta didik yang belum aktifakan menerima begitu saja yang diberikandalam penjelasan lebih lanjut, sehingga dalampenerapan kehidupan sehari-hari akan kurangdipahami dan dilaksanakan.

Salah satu model pembelajaran yangmenuntut keaktifan peserta didik adalahpembelajaran kooperatif. Model pembelajarankooperatif selain membantu peserta didikmemahami konsep-konsep yang sulit jugaberguna untuk membantu peserta didikmenumbuhkan keterampilan kerjasama dalamkelompoknya dan melatih peserta didik dalamberpikir kritis sehingga kemampuan pesertadidik dalam memahami materi pelajaran yangdisampaikan dapat meningkat.

Ada beberapa model pembelajarankooperatif salah satunya adalah modelpembelajaran kooperatif tipe Kepala BernomorStruktur (KBS). Penulis menganggap bahwamodel pembelajaran kooperatif yangmenekankan pada pembelajaran kelompokserta tipe KBS adalah bentuk kooperatif yangcukup sederhana. Sehingga, model ini dapatmemberikan kemudahan bagi seorang guruyang ingin memulai menerapkan pembelajarankooperatif.Selain itu, model pembelajaran inimelibatkan seluruh aktivitas peserta didiktanpa harus ada perbedaan status, danmelibatkan peran peserta didik sebagai tutorsebaya.

Oleh karena itu, penulis merasa perludan termotivasi untuk melakukan penelitiandikelas XIISMA Negeri 7 Bulukumbadanmencoba untuk menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe KBS. Sehinggadapat dilihat keefektifan antara pengajaranlangsung dan pembelajaran kooperatif tipeKBS terhadap peserta didik kelas XII SMANegeri 7 Bulukumba.

Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang yang

dikemukakan di atas, maka rumusan masalahdari penelitian ini adalah:1. Bagaimana hasil belajar ekonomi peserta

didik kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumbayang diajar dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS)?

2. Bagaimana hasil belajar ekonomi pesertadidik kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumbayang diajar dengan menggunakan modelpengajaran langsung?

3. Apakah hasil belajar ekonomi yang diajardengan model pembelajaran tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) lebih efektifdigunakan dari pada model pengajaranlangsung pada pelajaran ekonomi pesertadidik kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba?

Tujuan penelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut

maka tujuan penelitian ini adalah:1. Untuk memperoleh hasil belajar ekonomi

peserta didik kelas XII SMA Negeri 7Bulukumba yang diajar denganmenggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS).

2. Untuk memperoleh hasil belajar ekonomipeserta didik kelas XII SMA Negeri 7Bulukumba yang diajar denganmenggunakan model pengajaran langsung.

3. Untuk mengetahui bahwa hasil belajarekonomi peserta didik yang diajar denganmodel pembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) lebih baikdaripada yang diajar dengan modelpengajaran Langsung.

D. Pengertian EfektifitasEfektivitas berasal dari kata “efektif”.

Menurut kamus Bahasa Indonesia, efektifberarti dapat memberikan hasil; adapengaruhnya; ada akibatnya; adaefeknya.Sardiman (Trianto, 2009: 20)mengemukakan keefektifan pembelajaranadalah hasil guna yang diperoleh setelahpelaksanaan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian di atas dapatdisimpulkan bahwa efektivitas pembelajaranadalah suatu keadaan yang menunjukan sejauhmana keberhasilan yang diperoleh setelahpelaksanaan proses belajar mengajar.

Adapun indikator penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe Kepala BernomorStruktur (KBS)sehingga dikatakan efektifdalam penelitian ini adalah:

Page 16: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba Ermiwati 9

No Persentase Kualifikasi

1. 75% - 100% Sangat Baik (SB)

2. 50% - 74,99% Baik (B)

3. 25% - 49,99% Kurang (K)

4. 0% - 24,99% Sangat Kurang (SK)

1. Ketuntasan belajar.Suatu pembelajaran dapat dikatakan

tuntas ketika peserta didik mampumencapai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM). Dalam penelitian ini, ketuntasanbelajar ditandai dengan hasil belajarekonomipeserta didik secara peroranganmencapai skor 70 dan standar ketuntasansecara klasikal 70% peserta didik yangmemperoleh skor 70.

2. Aktivitas peserta didik dalam kegiatanpembelajaran.

Adapun perhitungan persentase tiapaspek sebagai berikut.Data hasil observasi dikualifikasikandengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1.1.Kriteria Keaktifan Peserta didik

Sumber: Dewi (2007)

Dengan demikian dapat diketahui sejauhmana peningkatan yang dicapai dalampembelajaran. Hasil analisis data observasikemudian disajikan secara deskriptif.

3. Respon positif peserta didik terhadappembelajaran.

Menentukan rata-rata dari responpositif peserta didik, kemudian menentukankategori respon atau tanggapan yangdiberikan peserta didik terhadap suatukriteria dengan cara mencocokkan hasilpresentase dengan kriteria positif menurutKhabibah(2006:97) yaitu:

Tabel 1.2Kriteria Respon Peserta didik

RS = respon peserta didik

Pengertian Hasil Belajar EkonomiBelajar merupakan sebuah proses yang

dilandasi adanya perubahan tingkah lakukearah yang lebih baik. Jadi belajar akanmembawa suatu perubahan pada individu.Menurut Slameto (2010:2) mengemukakanbahwa belajar adalah suatu proses usaha yangdilakukan seseorang untuk memperoleh suatuperubahan tingkah laku yang baru secarakeseluruhan sebagai hasil pengalaman itusendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil belajar adalah perubahan yangterjadi setelah melakukan serangkaian kegiatanbelajar mengajar. Perubahan tersebut tidakhanya berupa tingkah laku tetapi juga berupapemahaman dan kemampuan. Oleh karena ituhasil belajar merupakan kemampuanmenampilkan pemahaman dan penguasaanbahan pelajaran yang telah dipelajari. Hasilbelajar dapat diukur secara langsung denganmenggunakan tes.

Berdasarkan definisi yang dikemukakandi atas, berarti hasil belajar ekonomi dicapaisetelah proses belajar sebagai akibat dariperlakuan dalam kegiatan belajar ekonomi.Penguasaan materi yang akan diajarkan bagiseorang pengajar belumlah cukup untukmenentukan hasil belajar bagi peserta didik,tetapi juga harus didukung dengan adanyainteraksi multi arah antara pengajar denganpeserta didik yang diajar, atau antara pesertadidik dengan peserta didik, sehingga terjadidua kegiatan yang saling mempengaruhi yangdapat menentukan hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran ekonomi menurutpandangan konstruktivistik adalah membantupeserta didik untuk membangun konsep-konsep/prinsip-prinsip ekonomi dengankemampuannya sendiri melalui prosesinternalisasi, sehingga konsep/prinsip ituterbangun kembali. Ciri-ciri pembelajaranekonomi sesuai dengan pandangankonstruktivistik antara lain (1)peserta didikterlibat aktif dalam belajarnya, (2) informasibaru harus dikaitkan dengan informasi lainsehingga menyatu dengan skemata (jaringankonsep) yang dimiliki peserta didik, dan (3)orientasi pembelajaran adalah investigasi danpenemuan yang pada dasarnya adalahpemecahan masalah untuk mendesainlingkungan belajar yang konstruktivistis. Kuthmemberikan tujuh prinsip pembelajaranekonomi, yaitu (1) menyediakan pengalamanbelajar yang memungkinkan peserta didikdapat belajar melalui proses konstruksipengetahuan, (2) menyediakan pengalamandalam berbagai pandangan yaitu melaluimasalah dalam dunia nyata atau kehidupan

Persentase Kategori85% RS sangat positif

70% RS < 85% Positif

50% RS < 70% kurang positifRS < 50% Tidak Positif

Page 17: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

10 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

sehari-hari, (3) mengaitkan pembelajarandengan realita dan konteks yang sesuai, (4)mendorong peserta didik untuk aktif dalamproses belajar, (5) mengaitkan pembelajarandengan pengalaman sosial, (6) menggunakanberbagai media pembelajaran, dan (7)melibatkan faktor emosional peserta didikdalam proses konstruksi pengetahuan.

Pengertian Pembelajaran KooperatifMenurut Ibrahim (2010:2), semua model

pembelajaran ditandai dengan adanya strukturtugas, struktur tujuan dan strukturpenghargaan. Struktur tugas, struktur tujuandan struktur penghargaan pada modelpembelajaran kooperatif berbeda denganstruktur tugas, struktur tujuan serta strukturpenghargaan model pembelajaran yang lain.Dalam model pembelajaran kooperatif, pesertadidik didorong untuk bekerja sama pada suatutugas bersama dan mereka harusmengkoordinasikan usahanya untukmenyelesaikan tugas yang diberikan guru.Tujuan model pembelajaran kooperatif adalahhasil belajar akademik peserta didik meningkatdan peserta didik dapat menerima berbagaikeragaman dari temannya, serta pengembanganketerampilan sosial.

Tabel 2.1.Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif.

Model Pengajaran LangsungPada model pengajaran langsung terdapat

lima fase atau sintaks yang sangat penting.Guru mengawali pelajaran dengan menjelaskantujuan dan latar belakang pembelajaran, sertamempersiapkan peserta didik untuk menerimapenjelasan guru.

Tabel 2.2Langkah-langkah atau Fase-fase Model

Pengajaran Langsung

Pembelajaran Kooperatif TipeKepala Bernomor Struktur (KBS)

Kepala bernomor stukturadalah (KBS) merupakanmodifikasi dari model pembelajaranNumbered Heads Together yangdikembangkan olehRuss Frank.Menurut Kagen (Miftahul, 2011:32)model pembelajaran KBS ini secaratidak langsung melatih peserta didikuntuk saling berbagi informasi,mendengarkan dengan cermat, sertaberbicara dengan penuhperhitungan, sehingga peserta didiklebih produktif dalam pembelajaran

Ada empat komponen utamadalam KBS, yaitu (1) Penomoran;(2) Pengajuan pertanyaan; (3)Berpikir bersama; dan (4)pemberian jawaban

Hipotesis PenelitianBerdasarkan tinjauan pustaka

diatas maka hipotesis dalampenelitian ini adalah:

Fase TingkahLakuGuru

Fase 1Menyampaikan tujuandan memotivasi pesertadidik

Fase 2Menyajikan informasi.

Fase 3Mangorganisasikanpeserta didik kedalamkelompok-kelompokbelajar.

Fase 4Membimbing kelompokbekerja dan belajar.

Fase 5Evaluasi

Fase 6Memberikanpenghargaan.

Guru menyampaikan semua tujuanpelajaran yang ingin dicapai padapelajaran tersebut dan memotivasi pesertadidik belajar.

Guru menyajikan informasi dengan jalandemonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Guru menjelaskan kepada peserta didikbagaimana caranya membentuk kelompokbelajar dan membantu setiap kelompokbelajar agar melakukan transisi secaraefesien.

Guru membimbing kelompok belajar padasaat mereka mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevalusi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari ataumasing-masing kelompokmempresentasikan hasil kerjanya.

Guru mencari cara-cara untukmenghargai baik upaya maupun hasilbelajar individu dan kelompok.

FASE KEGIATAN GURUFase-1Menyampaikan tujuandan mempersiapkanpeserta didik

Menjelaskan tujuanpembelajaran danmempersiapkan peserta didikuntuk belajar.

Fase-2Mendemonstrasikan atauketerampilan ataumempresentasikanpengetahuan

Gurumendemonstrasikanketerampilan dengan benar ataumenyajikan informasi tahapdemi tahap.

Fase-3Membimbing pelatihan

Guru merencanakan memberbimbingan pelatihan awal.

Fase-4Mengecek pemahamandan memberikan umpanbalik

Mengecek apakah pesertadidik telah berhasilmelakukan tugas dengan baikdan memberikan umpan balik.

Fase-5Memberikan kesempatanuntuk pelatihan lanjutandan penerapan

Guru memberikan kesempatanmelakukan pelatihan lanjutan,dengan perhatian khusus padapenerepan kepada situasi lebihkompleks pada kehidupansehari-hari.

Page 18: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba Ermiwati 11

“Hasil belajar ekonomipeserta didik kelas XIISMA Negeri 7 Bulukumbayang diajar denganmenggunakan model pembelajaran kooperatiftipe kepala bernomor struktur (KBS) lebihefektif dari pada peserta didik yang diajardengan menggunakan model pembelajaranlangsung”.Dengan Hipotesis Statistik Adalah:

Keterangan:µ1 = Parameter skor rata-rata hasil belajar

ekonomipeserta didik yang diajardengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe KepalaBrnomor Struktur (KBS).

µ2 = Parameter skor rata-rata hasil belajarekonomipeserta didik yang diajardengan menggunakan model pengajaranlangsung.

Jenis Penelitian dan desain penelitianJenis penelitian ini adalah eksperimen

semu (Quasi experiment). Berdasarkan objekyang diteliti dan yang akan di amati, makavariabel dalam penelitian ini adalah hasilbelajar ekonomipeserta didik, aktivitas pesertadidik,serta respon peserta didik denganmenggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Kepala bernomor struktur (KBS) dan hasilbelajar ekonomipeserta didik, aktivitas pesertadidik serta respon peserta didikdenganmenggunakan model pengajaran langsung.

Desain penelitian eksperimen yangdigunakan adalah Desain Eksperimen denganjenis Desain Kelompok Kontrol. Penelitian inimelibatkan dua kelompok belajar dimana satukelas dijadikan kelas eksperimen denganmenggunakan kooperatif tipe KepalaBernomor struktur dan satu kelas sebagai kelaskontrol dengan menggunakan modelPengajaran Langsung, kemudian diberi pratesuntuk mengetahui keadaan awal adakahperbedaan antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol. Hasil prates yang baik jikakelompok eksperimen tidak berbeda secarasignifikan.

Desain penelitian ini dapat digambarkansebagai berikut:

Dengan :R1 : Kelas yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran koopertif tipeKepala Bernomor Struktur (KBS) /kelas eksperimen.

R2 : Kelas yang diajar dengan menggunakanmodel pengajaran langsung / keleskontrol

X1 : Pembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipeKepala Bernomor Struktur (KBS).

X2 : Pembelajaran dengan menggunakanmodelpengajaranlangsung

O1 : Tes hasil menggunakan modelpembelajaran koperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) sebagaikelompok eksperimen

O2 : Tes pada kelompok yang menggunakanmodel pengajaran langsung sebagaikelompok control.

Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian.Adapun populasi dari penelitian ini

adalah seluruh peserta didik kelasXIISMANegeri 7 Bulukumba pada tahun ajaran2014/2015 yang terdiri dari tiga kelas.

2. Sampel penelitianTeknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalahsampel acak (cluster random sampling),dengan memilih dua kelas dari lima kelashomogen di kelas XII. Selanjutnyamemilih satu kelas sebagai kelaseksperimen yang diajar denganmenggunakan pembelajaran kooperatif tipeKepala Bernomor Struktur (KBS) dari duakelas yang terpilih sebelumnya dan kelasyang satu sebagai kelas kontrol yang akandiajar dengan menggunakan modelpengajaran langsung (Direct Instructioni).

Prosedur Penelitian1. Tahap Persiapan

Dilakukan persiapan perangkatpembelajaran meliputi RPP, tes hasilbelajar, LKS dan lembar observasi sertaangket respon peserta didik.

2. Tahap pelaksanaana. Melakukan observasi awal sekolah

lokasi penelitian.b. Menetapkan masing-masing peserta

didik yang dijadikan subjek penelitian kedalam dua kelompok yaitu kelompokeksperimen dan kelompok kontrol.

c. Melakukan observasi pada kelompokeksperimen dan kelompok kontrol.

d. Melakukan kegiatan pembelajarandengan frekuensi yang sama pada setiapkelompok. Kelompok eksperimen diajardengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Student

R1 X1 O1

R2 X2 O2

211210 :: HmelawanH

Page 19: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

12 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Team Achievement Divison (STAD) dankelompok kontrol diajar denganmenggunakan model pengajaranlangsung (Direct Instruction). Materiyang diberikan juga sama.

e. Pada akhir pembelajaran diberikan teskepada masing-masing kelompokdengan bobot yang sama.

f. Melakukan analisis pada data hasilbelajar yang telah dikumpulkan.

Instrumen PenelitianAdapun instrument penelitian yang akandigunakan dalam penelitian ini adalah:1. Tes akhir, yaitu tes yang diberikan kepada

peserta didik sesudah (Post Test) diterapkanpembelajaran di kelas eksperimen dan kelaskontrol dengan tujuan untuk mengukurtingkat keberhasilan peserta didik.

2. Lembar Observasi, yang bertujuan untukmemperhatikan aktivitas peserta didik danguru selama proses pembelajaran.

3. Angket respon peserta didik, untukmemperoleh hasil tentang pendapat pesertadidik terhadap mata pelajaran dan modelpembelajaran yang digunakan yaitu modelpembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) dan modelpengajaran langsung.

Teknik Pengumpulan Data1. Data tentang hasil belajar di kumpulkan

dengan menggunakan tes (post test) caraperolehan skor sebagai berikut :

Skor = x 100%

2. Data tentang aktivitas peserta didik darisetiap kelompok dikumpulkan denganmenggunakan lembar observasi.

3. Data tentang respon peserta didikdikumpulkan dengan menggunakan angketrespon peserta didik.

Teknik Analisis DataData yang terkumpul berupa hasil tes

akan dianalisis dengan menggunakan teknikstatistik deskriptif dan statistik inferensial.Statistik deskriptif dimaksudkan untukmengungkap karakteristik data responden darimasing-masing kelompok denganmenggunakan rata-rata, standar deviasi, tabelfrekuensi, dan persentase hasil belajar.

Teknik Kategorisasi Skor yangditetapkan oleh Departemen PendidikanNasional adalah sebagai berikut:

Sedangkan statistik inferensialdigunakan untuk menguji hipotesis penelitiandengan menggunakan statistik uji-t. Namunsebelumnya dilakukan uji persyaratan analisisyaitu uji normalitas dan uji homogenitasdengan menggunakan Statistical package forSocial Science (SPSS) yang dimana penegertiaSPSS adalah sebuah program komputer yangdigunakan untuk membuat analisis statistika.

Hasil Analisis Statistika DeskriptifHasil analisis deskriptif menunjukkan

deskripsi tentang karateristik distribusi skorhasil belajar dari masing-masing kelompokpenelitian dan sekaligus jawaban atas masalahyang dirumuskan dalam penelitian.

1. Hasil Belajar EkonomiPeserta didik yangDiajar Dengan Model PembelajaranKooperatif tipe Kepala BernomorStuktur (KBS)

Skor hasil belajar peserta didik padakelas yang diajar dengan menggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) dapat dirangkumdalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1Statistik Skor Hasil Belajar Ekonomi

Peserta didik yang Diajar dengan modelpembelajaran kooperatif tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS)

Jika skor hasil belajar ekonomipesertadidik yang diajar dengan modelpembelajaran kooperatif tipeKepalaBernomor Struktur (KBS)dikelompokkanke dalam lima kategori,maka diperoleh distribusi skor frekuensi danpersentase seperti yang ditunjukkan padaTabel 3.2 berikut:

No. Nilai Kategori

100-54 Sangat Rendah

2 55-64 Rendah3 65-79 Sedang4 80-89 Tinggi5 90-100 Sangat tinggi

Statistik Nilai Statistik

Ukuran SampelNilai TerendahNilai TertinggiNilai Rata-RataStandar Deviasi

305090

74,8311,024

Page 20: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba Ermiwati 13

Tabel 3.2Distribusi dan Persentase Skor Hasil

Belajar EkonomiPeserta didik yang Diajardengan model pembelajaran kooperatiftipe Kepala Bernomor Struktur (KBS).

Berdasarkan Tabel 3.1 dan Tabel 3.2dikemukakan bahwa skor rata-rata hasilbelajar ekonomipeserta didik yang di ajardengan model pembelajaran kooperatif tipeKepala Bernomor Struktur (KBS) sebesar75,81 berada pada kategori sedang.

2. Hasil Belajar EkonomiPeserta didik yangDiajar dengan Model PengajaranLangsung

Hasil statistik yang berkaitan denganskor hasil belajar ekonomi yang diajardengan Model Pengajaran Langsungdisajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1Statistik Skor Hasil Belajar

EkonomiPeserta didik yang Diajar denganModel Pengajaran Langsung

Jika skor variabel hasil belajarekonomipeserta didik yang diajar denganModel Pengajaran Langsungdikelompokkan ke dalam lima kategori,maka diperoleh distribusi skor frekuensi danpersentase seperti yang ditunjukkan padaTabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2Distribusi dan Persentase Skor Hasil

Belajar EkonomiPeserta didik yang Diajardengan Model Pengajaran Langsung

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2dikemukakan bahwa skor rata-rata hasilbelajar ekonomipeserta didik yang di ajardengan model pengajaran langsung sebesar68,55 berada pada kategori sedang.

3. Hasil Analisis Statistika Inferensial

Uji NormalitasUji Normalitas dilakukan terhadap

nilai masing-masing kelompok dengantujuan untuk mengetahui apakah populasidata berdistribusi normal atau tidak.Seluruh perhitungannya dilakukan denganmenggunakan bantuan komputer denganprogram Statistical Product and ServiceSolutions (SPSS) versi 20 dengan uji OneSample Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisisnilai postest untuk kelas eksperimenmenunjukkan nilai P-value yaitu 0,138 0,05 dan nilai posttest untuk kelascontrol menunjukan nilai P-value yaitu 0,2 0,05 . Hal ini menunjukkanbahwa nilai posttest untuk kelas eksperimendan kelas control termasuk kategori normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat padalampiran C hasil Statistical Package forSocial Science (SPSS) versi 20

Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan untuk

mengetahui apakah beberapa varian dataadalah sama atau tidak. Uji yang digunakanadalah uji kesamaan variansi (homogenitas)dengan Levene’s Test.

Langkah-langkah uji homogenitassebagai berikut:

a. Menentukan kedua varians (kelompokeksperimen dan kelompok kontrol)adalah sama (homogen) atau keduavarians (kelompok eksperimen dankelompok kontrol) adalah berbeda(heterogen).

b. Kriteria pengujian (berdasarprobabilitas/signifikansi)1. Jika p-value≥ 0,05 maka kedua

varians adalah sama.

No Skor Kategori Frek. Persentase1.2.3.4.5.

0-5455-6465- 7980- 8990-100

SangatRendahRendahSedangTinggiSangatTinggi

1410132

3,3 %13,3%33,3%43.3 %6,7%

JUMLAH 30 100 %

Statistik Nilai StatistikUkuran SampelNilai TerendahNilai TertinggiNilai Rata-RataStandar Deviasi

114595

68.5511.195

No Skor Kategori Frek. Persentase1.2.3.4.5.

0-5455-6465- 7980- 8990-100

SangatRendahRendahSedangTinggiSangatTinggi

261841

6.5 %19.3 %58.06 %12,9 %3.2 %

JUMLAH 31 100 %

Page 21: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

14 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

2. Jika p-value< 0,05 maka keduavarians adalah berbeda.

c. Menarik kesimpulanOleh karena nilai P-Value> α yaitu 0,906

> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keduavarians sama (varians kelompok eksperimendan kelompok kontrol sama). Untuk dataselengkapnya dapat dilihat pada lampiran Chasil Statistical Package for Social Science(SPSS) versi 20.

Uji HipotesisHipotesis dalam penelitian ini diuji

dengan menggunakan uji-T menggunakanEqual Variance Assumed(varian sama), dimanasebelumnya diadakan pengujian persyaratanhipotesis yang dirumuskan:

Dimana;

1 = Rata-rata hasil belajar ekonomipesertadidik yang diajar denganmenggunakanmodel pembelajaran kooperatif tipeKepala Bernomor Sruktur (KBS)

2 = Rata-rata hasil belajar ekonomipesertadidik yang diajar dengan menggunakanmodel pengajaran langsung

Langkah-langkah uji hipotesis:a. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji satu sisi (pihakkanan) dengan tingkat signifikansi

%5 atau 05,0 . Tingkatsignifikansi dalam hal ini berarti kitamengambil resiko salah dalam mengambilkeputusan untuk menolak hipotesis yangbenar sebanyak-banyaknya 5%.

b. Menentukan t hitungDari tabel hasil SPSS versi 20 diperolehnilai t hitung sebesar 2.209.

c. Menentukan t tabelDengan menggunakan tingkat keyakinan (1- α) =95% , = 5%, dandk = 221 nn atau 30 + 31 – 2 = 59, hasildiperoleh untuk t tabel sebesar 1,67.

d. Kriteria pengujianH0 diterima jika t hitung ≤ t tabelH0 ditolak jika t hitung > t tabel

e. Membandingkan t hitung dengan t tabelNilai t hitung > t tabel (2.209> 1,67), makaH0 ditolak

f. Menarik kesimpulanKarena t hitung > t tabel (2,209 >

1,67), maka H0 ditolak. Hal ini berartibahwa hasil belajar ekonomipeserta didikyang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS)lebih baikdibandingkan dengan hasil belajar pesertadidik yang diajar dengan menggunakanModel Pengajaran Langsung.Untuk dataselengkapnya dapat dilihat pada lampiran ChasilStatistical Package for Social Science(SPSS) versi 20.

Pembahasan Hasil PenelitianBerdasarkan hasil penelitian ini,

menunjukkan bahwamodel pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) dapat meningkatkan hasil belajarekonomipeserta didik. Hasil analisisdekskriptif menunjukkan bahwa hasil belajarekonomipeserta didik kelas XII IS1 yang diajardengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) pada pokok bahasan Badan Usahaberada pada kategori sangat rendah yaitu3,3%, kategori rendah 13,3%, kategori sedang33,3%, kategori tinggi 43.3 % kategori sangattinggi 6,7%, dan skor rata-rata sebesar 74,83dengan standar deviasi 11,024.

Sementara itu hasil belajarekonomipeserta didik kelas XII Is 2yang diajardengan model pengajaran langsung pada pokokbahasan Badan Usaha berada pada kategorisangat rendah yaitu 6,5%, kategori rendah19,3%, kategori sedang 58,06%, kategoritinggi 12,9%, kategori sangat tinggi 3,2%, danskor rata-rata sebesar 68,55 dengan standardeviasi 11,195.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) pada peserta didik kelas kelas XIISMA Negeri 7 Bulukumba, yaitu peserta didikdikatakan tuntas belajarnya jika hasilbelajarnya telah mencapai skor 70 danketuntasan belajar klasikal tercapai jika 70%peserta didik telah mencapai skor 70, makapada kelas eksperimen peserta didik yangmencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak27 orang dari jumlah keseluruhan 30 orangdengan persentase 90%. Adapun pada kelaskontrol peserta didik yang mencapaiketuntasan belajar adalah sebanyak orang darijumlah keseluruhan 31 orang denganpersentase 83,87%. Dari beberapa pemaparandi atas, maka dapat dilihat bahwa pembelajarandengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS)dapat meningkatkan ketuntasan belajarindividu maupun klasikal.

Hasil analisis inferensial menunjukkanbahwa terdapat perbedaan hasil belajarekonomipeserta didik yang diajar denganpembelajaran dengan menggunakan model

211210 :: HmelawanH

Page 22: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Efektifitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala

Bernomor Struktur (KBS) Pada Peserta Didik Kelas XII SMA Negeri 7 Bulukumba Ermiwati 15

pembelajaran kooperatif tipe Kepala BernomorStruktur (KBS) dengan peserta didik yangdiajar dengan model pengajaran langsung,dimana hasil belajar peserta didik yang diajardengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS)lebih tinggi dibandingkan dengan hasilbelajar peserta didik yang diajar dengan modelpengajaran langsung. Hal ini ditunjukkan olehnilai thitung > ttabel yaitu 2.209.> 1,67. Perbedaanini juga dapat dilihat dari rata-rata hasil belajaryang diperoleh oleh kedua kelompok danketuntasan belajar peserta didik. Sehinggadapat disimpulkan bahwa pembelajaran denganmenggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Kepala Bernomor Struktur (KBS)untukpeserta didik kelas XIIBulukumba lebih baikdaripada model pengajaran langsung untukpokok bahasan badan usaha.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan dapat disimpulkan bahwa:1. Hasil belajar ekonomipeserta didik kelas

XII pada pokok bahasan badan usaha yangdiajar melalui model pembelajarankooperatif tipe Kepala Benomor Struktur(KBS) memiliki skor rata-rata sebesar 74,83dari skor ideal 100 berada pada kategorisedang sedangkan, hasil belajarekonomipeserta didikkelas XIISMA Negeri7 Bulukumba pada pokok bahasan badanusaha yang diajar melalui model PengajaranLangsung memiliki skor rata-rata sebesar68,55 dari skor ideal 100 berada padakategori sedang. Jadi hasil belajarekonomipeserta didik kelas XII SMANegeri 7 Bulukumba yang diajar denganmenggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) lebih efektif dibandingkan denganpeserta didik yang diajar menggunakanmodel Pengajaran Langsung.

2. Peserta didiklebih mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru saat PBMdengan menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) di bandingkan dengan modelPengajaran Langsung dengan tingkatpersentase 92,22 % berbanding 86,03%.

3. Respon Peserta didikPeserta didik lebih senang dengan

pelajaran ekonomi melalui penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe KepalaBernomor Struktur (KBS) dibandingkandengan menggunakan model pengajaran

langsung dengan persentase 93,33%berbanding 80%.

SaranBerdasarkan kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka penulis mengajukan saran:1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat

menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur(KBS) dalam proses pembelajarankhususnya untuk mata pelajaran ekonomipada pokok bahasan Badan Usaha.

2. Untuk mempermudah dalam pencapaiankompetensi dasar diharapkan kepada guruuntuk menggunakan dan memilih model,pendekatan, dan metode yang relevandengan pembahasan materi pelajaran.

3. Bagi peneliti yang berminatmengembangkan lebih lanjut penelitian ini,diharapkan mencermati keterbatasanpenelitian ini, sehingga penelitianselanjutnya dapat menyempurnakan hasilpenelitian ini.

Daftar Pustaka

Huda,miftahul. 2011. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ibrahim. 2010.Pembelajaran Kontekstual danPenerapannya dalam KBK. Malang:Universitas Negeri Malang.

Isjoni, 2010.Cooperative Learning EfektifitasPembelajaran Kelompok.Bandung:Alfabeta,cv.

Nugraha. 2009. Model pembelajaranberorentasi standar prosespendidikan. Jakarta: KencanaPreneda Media group.

Riyanto,yatim. 2010. Paradigma BaruPembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sagala, syaiful. 2003. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta,cv.

Sudjana, dkk. 1989. Dasar-Dasar dan ProsesPembelajran Ekonomi I. Semarang:Pendidikan Ekonomi.FMIPA.UNNES.

Trianto.2006. Mendesain PembelajaranKontekstual (contextual teaching andlearning). Jakarta: Cerdas PustakaPubliser.

Page 23: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

16 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Page 24: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 17

PENERAPAN RESEARCH PROJECT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSESDAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 7

BULUKUMBA

Ansar *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 7 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan; mengembangkan keterampilan proses dan meningkatkan hasilbelajar kimia siswa kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba. Untuk mencapai tujuan tersebut, gurumenerapkan metode Research Project dengan langkah-langkah sebagai-berikut: (1)Perencanaanpenelitian (Research Planning), (2) Pelaksanaan Penelitian (Implementation Research), (3)Penyusunan Laporan (Report Arrangement), (4) Komunikasi Hasil Penelitian (Communication of theResearch Results).Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran bahwa, keterampilan proses berkembang cukupsignifikan yaitu dari 69,29% pada siklusI menjadi 87,74% pada siklus II. Aktifitas belajar siswamengarah lebih positif, hal ini terlihat dari skor perolehan siswa yang mengalami peningkatan dari70,57 siklus I menjadi 92,14 pada siklus II. Begitu pula halnya dengan pemahaman guruterhadapResearch Project makin berkembang dari total skor 28 (70%) pada siklus I menjadi skor 33( 82,5%) pada siklus II. Seiring dengan berkembangnya keterampilan proses siswa dan meningkatnyaaktivitas siswa dan guru berdampak pada meningkatnya penguasaan konsep siswa dalammenyelesaikan soal-soal uji kompetensi yakni dari rata-rata 7,1 pada siklus I menjadi 8,6 pada siklusII.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1)Model Research Project dapat meningkatkanketerampilan proses siswa kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba, (2) Pemahaman konsep dan sikapsiswa dalam pembelajaran masing-masing mengalami peningkatan yang cukup signifikan.Pemahaman konsep meningkat dari rerata 7,1 pada siklus I menjadi 8,6 pada siklus II dan sikap siswadalam pembelajaran meningkat dari 70,57 menjadi 92,14%.

Kata kunci : research project, keterampilan proses.

Abstract *)

The purpose of this class action research; develop skills process and improve the the results ofstudying chemistry x1 grade students at SMAN 7 Bulukumba. to achieve these objectives, the teachermethod checklists verify research project with steps as-following: (1) planning research (planningresearch), (2) implementation research (research implementation), (3) preparation of reports (reportarrangement), ( 4) communication research (communication research).Based on the findings of the observation tin description that, significantly enough skills developingprocess that of 69.29% on cycle i become a 87.74% on cycle ii. students learning activities leads topositive more, hal husband looks from scores owned students the increased 70.57 from 92.14 cycle oncycle i being ii. similarly, teachers' understanding research project against increasingly developing ofscores 28 (70%) in cycle i become scores 33 (82.5%) in cycle ii. with skills over the developmentprocess and increasing crimpers students lc students and teachers have an impact under the controlconcept of rising hearts students solve problems competency test namely from an average of 7.1 oncycle on cycle 8.6 i being ii.from the findings of this study concluded that (1) research project model can improve process skillsgrade students at sman 7 bulukumba x1, (2) understanding concept and attitude student learninghearts each experienced a significant increase. concept understanding from a mean of 7.1 increasedin cycle on cycle 8.6 i become ii and attitude students learning hearts increase of 92.14% 70.57 being.

keywords: research projects, process skills.

Page 25: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

18 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)berkaitandengan cara mencari tahu (inquiry) tentangalam secara sistematis, sehingga IPA bukanhanya sebagai penguasaan kumpulanpengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip semata, melainkansuatu proses penemuan. Pembelajaran IPA diSMA diharapkan dapat menjadi wahana bagipeserta didik untuk mempelajari diri sendiridan alam sekitar, serta prospek pengembanganlebih lanjut dan penerapannya dalamkehidupan sehari-hari.

Kimia sebagai salah satu cabang IPA,menyediakan berbagai pengalaman belajaruntuk memahami konsep dan proses sains.Pembelajaran kimia bertujuan agar pesertadidik memiliki kemampuan sebagai berikut :(1) Membentuk sikap positif terhadap kimiadengan menyadari keteraturan dan keindahanalam serta mengagungkan kebesaran TuhanYang Maha Esa, (2) Memupuk sikap ilmiahyang jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dandapat bekerjasama dengan orang lain, (3)Mengembangkan pengalaman untuk dapatmengajukan dan menguji hipotesis melaluipercobaan, serta mengkomunikasikannyasecara lisan dan tulisan, (4) Mengembangkankemampuan berpikir analitis, induktif, dandeduktif dengan menggunakan konsep danprinsip kimia, (5) Mengembangkanpenguasaan konsep dan prinsip kimia dansaling keterkaitannya dengan cabang IPAlainnya serta mengembangkan pengetahuan,keterampilan dan sikap percaya diri, (6)Menerapkan konsep dan prinsip kimia untukmenghasilkan karya teknologi sederhana yangberkaitan dengan kebutuhan manusia, (7)Meningkatkan kesadaran dan berperan sertadalam menjaga kelestarian lingkungan.( Depdiknas, 2006).

Terkait tujuan di atas, maka seharusnyapembelajaran kimia di sekolah merupakansuatu kegiatan yang disenangi, menantang danbermakna bagi peserta didik. Pembelajaranyang mengaitkan materi pembelajaran dengansituasi dunia nyata siswa dan mendorongnyamembuat hubungan antara pengetahuan yangdimilikinya dengan penerapannya dalamkehidupan mereka sebagai anggota keluargadan masyarakat. Proses pembelajaran yangberlangsung alamiah dalam bentuk kegiatansiswa bekerja dan mengalami , bukan transferpengetahuan dari guru ke siswa.

Kenyataan yang terjadi di SMA Negeri 7Bulukumba, pembelajaran kimia masih jauhdari yang diharapkan. Berdasarkan observasi

dan wawancara yang dilakukan terhadap siswakelas X1 dan sharing pendapat dengan gurumata pelajaran lain yang mengajar di kelasyang sama, diperoleh data bahwa keterampilanproses pada semua aspek, sepertimerencanakan percobaan, meramalkan,mengamati, penggunaan alat dan bahan,menafsirkan hasil pengamatan, menerapkankonsep dan komunikasi hasil percobaan belumberkembang optimal. Rata-rata hasil ulanganharian bidang studi kimia masih rendah (rerata4,5). Aktifitas siswa dalam pembelajaransangat kurang, begitu pula dengan sikap siswadalam pembelajaran sangat tergantung padaguru sebagai satu-satunya sumberpembelajaran (teacher centered).

Permasalahan di atas menuntut adanyasolusi berupa pembelajaran kimia yang kreatif,efektif dan menyenangkan. Dengan kata lainpembelajaran yang dapatmenumbuhkembangkan keterampilan-keterampilan proses dalam diri siswa sesuaitaraf perkembangan pemikirannya.Ketrampilan-keterampilan yang akan menjadiroda penggerak penemuan dan pengembanganfakta dan konsep serta pertumbuhan danpengembangan sikap, wawasan dan nilai.

Salah satu model pembelajaran yangdiyakini dapat mengembangkan keterampilanproses siswa adalah Research Project. Melaluimodel pembelajaran tersebut, siswa diarahkanuntuk dapat memecahkan permasalahan yangdekat dalam kehidupan mereka sehari-haridengan keterampilan proses dalam kerjakelompok. Sehingga tumbuhlah sikap-sikapsains seperti; kejujuran, terbuka, pantangmenyerah, pemikir (thinker), keingintahuanyang besar (curiosity), kritis, dan lain-laindalam diri siswa.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka

permasalahan dalam tulisan ini dirumuskansebagai-berikut:1. Apakah metode science research dapat

mengembangkan keterampilan prosessiswa kelas X1 SMA Negeri 7Bulukumba?

2. Apakah metode science research dapatmeningkatkan hasil belajar kimia siswakelas X1SMA Negeri 7 Bulukumba?

Tujuan dan Manfaata. Tujuan

1. Mengembangkan keterampilan prosessiswakelas X1 SMA Negeri 7Bulukumba.

Page 26: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 19

2. Meningkatkan hasil belajar kimia siswakelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba.

b. Manfaat1. Berkembangnya keterampilan

prosessiswakelas X1SMA Negeri 7Bulukumba.

2. Meningkatnya hasil belajar kimiasiswakelas X1SMA Negeri 7Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Keterampilan ProsesPendekatan keterampilan proses dapat

diartikan sebagai wawasan atauanutanpengembangan keterampilanintelektual,sosial dan fisik yang bersumber darikemampuan-kemampuan mendasar yangprinsipnya telah ada dalam diri siswa.Pendekatan keterampilan proses padapembelajaran IPA lebih menekankanpembentukan keterampilan untuk memperolehpengetahuan dan mengkomunikaskanhasilnya.Mukminan (2003:2) menyatakanbahwa pendekatan yang sekarang dikenaldengan keterampilan proses dan carabelajarsiswa aktif (CBSA) masih belum banyakterwujud, serta pembelajaran kurangmemperhatikan ketuntasan belajarsecaraindividual. Pendekatanketerampilan prosesdimaksudkan untuk mengembangkankemampuan-kemampuanyang dimiliki olehindividu siswa.

Dimyati dan Mudjiono (2002:138)memuat ulasan pendekatanketerampilan prosesyang diambil dari pendapat Funk (1985)sebagai berikut: (1) Pendekatan keterampilanproses dapat mengembangkanhakikat ilmupengetahuan siswa. Siswa terdorong untukmemperoleh ilmu pengetahuan dengan baikkarena lebihmemahami fakta dan konsep ilmupengetahuan; (2) Pembelajaran melaluiketerampilan proses akanmemberikankesempatan kepada siswa untukbekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak hanyamenceritakan, dan atau mendengarkansejarahilmu pengetahuan; (3) keterampilan prosesdapat digunakan oleh siswa untuk belajarproses dan sekaligusproduk ilmu pengetahuan.Pendekatanketerampilan prosessainsmemberikan kesempatan kepada siswa untuksecaranyata bertindak sebagai seorangilmuwan.

Dari uraian di atas dapat diutarakanbahwadengan penerapan pendekatanketerampilan proses menuntut adanyaketerlibatan fisik dan mental-intelektual siswa.

Halini dapat digunakan untuk melatih danmengembangkan keterampilan intelektual ataukemampuan berfikir siswa. Selainitu jugamengembangkan sikap-sikap ilmiah dankemampuan siswa untuk menemukan danmengembangkan fakta,konsep, dan prinsipilmu atau pengetahuan. Selanjutnya dapatdigunakan untuk menyelesaikan masalah-masalahdalam kehidupan sehari-hari secaraobyektif dan rasional. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwaketerampilan prosessainsmerupakan kegiatan intelektual yang biasadilakukan oleh para ilmuwan dalammenyelesaikan masalahdan menghasilkanproduk-produk sains.

Funk(1985) dalam Dimyati danMudjiono, (2002:140)mengutarakan bahwaberbagai keterampilan prosesdapatdiklasifikasikan menjadi dua yaitu:keterampilan proses dasar (basic skill) danketerampilan terintegrasi (integarted skill).Keterampilan proses dasar meliputi kegiatanyang berhubungan dengan observasi,klasifikasi, pengukuran, komunikasi,prediksi,inferensi.

Observasi, melalui kegiatan mengamati,siswa belajar tentang dunia sekitar yangfantastis. Manusia mengamati objek-objek danfenomena alam dengan melibatkaninderapenglihat, pembau, pengecap, peraba,pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapatmenuntut interpretasi siswatentang lingkungandan menelitinya lebih lanjut. Kemampuanmengamati merupakan keterampilan palingdasar dalam prosesdan memperoleh ilmu sertahal terpenting untuk mengembangkanketerampilan proses yang lain.Mengamatimerupakan tanggapan terhadapberbagai objek dan peristiwa alam denganpancaindra. Dengan obsevasi, siswamengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang diamati.

Klasifikasi, sejumlah besarobjek,peristiwa, dan segala yang ada dalamkehidupan di sekitar, lebih mudah dipelajariapabila dilakukan dengan caramenentukanberbagai jenis golongan. Menggolongkan danmengamati persamaan, perbedaan danhubungan sertapengelompokan objekberdasarkan kesesuaian dengan berbagaitujuan. Keterampilan mengidentifikasipersamaan danperbedaan berbagai objekperistiwa berdasarkan sifat-sifat khususnyasehingga didapatkan golongan ataukelompoksejenis dari objek peristiwa yangdimaksud.

Komunikasi, manusia mulai belajar padaawal-awal kehidupan bahwakomunikasi

Page 27: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

20 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

merupakan dasar untuk memecahkan masalah.Keterampilan menyampaikan sesuatu secaralisan maupuntulisan termasuk komunikasi.Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagaipenyampaikan dan memperoleh fakta,konsep,dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuksuara, visual, atau suara dan visual (Dimyatidan Mudjiono, 2002:143). Contoh membacapeta, tabel, garfik, bagan, lambang-lambang,diagaram, demontrasi visual.

Pengukuran, mengukur dapat diartikansebagai membandingkan yang diukur dengansatuan ukuran tertentu yangtelah ditetapkansebelumnya. Keetrampilan dalammenggunakan alat dalam memperoleh datadapat disebut pengukuran.

Prediksi. Predeksi merupakanketerampilan meramal yang akan terjadi,berdasarkan gejala yang ada.Keteraturan dalamlingkungan kita mengizinkan kita untukmengenal pola dan untuk memprediksiterhadap pola-polaapa yang mungkin dapatdiamati. Dimyati dan Mudjiono (2002: 144)menyatakan bahwa memprediksi dapatdiartikansebagai mengantisipasi atau membuatramalan tentang segala hal yang akan terjadipada waktu mendatang,berdasarkan perkiraanpada pola atau kecenderungan tertentu, atauhubungan antara fakta, konsep, dan prinsipdalam pengetahuan. Sedangkan Inferensiadalah menyimpulkan. Ini dapat diartikansebagai suatu keterampilan.

Keterampilan proses terintegrasi yangmerupakan lanjutan keterampilan proses dasarmeliputi: mengidentifikasi variabel, menyusundata dalam tabel, menyusun grafik,menggambarkan hubungan diantara variabel-variabel, memperoleh dan memproses data,menganalisis investigasi, menyusun hipotesis,merumuskan variabel-variabel secaraoperasional, merancang investigasi,danmelakukan eksperimen.

Research Project (Proyek Riset)Research Project (Proyek Riset)

merupakan pengembangan dari pembelajaranberbasis proyek (Project Based Learning) yaitupembelajaran sains berbasis konstruktivismeyang menghendaki adanya perubahan daripembelajaran berfokus pada guru (teachercentered) ke fokus kepada siswa (student’scentered).Research Projectdidesain sedemikianrupa oleh guru agar siswa dapat melakukanpenelitian mandiri yang berhubungan denganmateri pelajaran yang pelejarinya. Siswadilatih untuk menemukan konsep-konsep IPAmelalui metode ilmiah dan bersikap ilmiahdengan melakukan penelitian. Hal ini dapat

meningkatkan kreatifitas siswa dankemampuannya dalam mengapresiasi nilai-nilai sains.

Research Project dapat dikembangkanlagi pada materi-materi lainnya dan tidakterbatas hanya pada penelitian yangberhubungan dengan materi yang diajarkanguru bahan lebih luas lagi berhubungan dengankonsep-konsep pelajaran lain seperti fisika,biologi, geografi dan lain-lain.Siswa diarahkanuntuk mampu memecahkan permasalahan yangdekat dengan kehidupan sehari-hari merekamelalui keterampilan proses dalam kerjakelompok. Siswa diberi kesempatan untukmenentukan sendiri permasalahan yang akanmereka teliti dan mengkomunikasikan hasilpenelitiannya. Penelitian yang dilakukanpuntidak perlu menggunakan alat dan bahanlaboratorium yang mahal tetapi justeru murahdan mudah didapatkan dilingkungan sekitarsekolah.

Dalam Research Project banyak sekalipermasalahan yang bisa diteliti siswa. Mulaidari memodelkan konsep-konsep sains disekitar mereka, menemukan hubungan ataupengaruh berbagai jenis variabel, membuatperalatan teknologi sederhana sampai padamenguji kualitas berbagai jenis barang yangberedar di pasaran.

Hasil yang diperoleh siswa dalamResearch Project didapatkan melalui prosespanjang, bahkan bisa ada yang gagal danmengulangnya kembali. PenekananResearchProjectbukan pada produk yang dihasilkansiswa melainkan pada proses pelaksanaannya.Karena dalam proses tersebut tumbuhlah siap-sikap sains dalam diri siswa, seperti: kejujuran,terbuk a, pantang menyerah, perencana,pemikir (thinker), keingintahuan yang besar(curiosity), kritis, menghargai kerjasamakelompok dan lain-lain. Ketika penelitianmereka gagal, siswa akan belajar memahamikesalahan yang mereka lakukan sehinggamereka mengetahui apa yang harus diperbaikipada penelitiannya.

Ada empat langkah dalam ResearchProjectyang potensial untuk mengembangkanketerampilan proses siswa seperti ditunjukkanpada gambar di bawah ini:

Page 28: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 21

Gambar 1.Langkah-langkah dalam Research Project

1. Perencanaan Penelitian (Research Planning)a. Siswa merumuskan permasalahan yang

akan diteliti.b. Siswa menentukan judul, tujuan, alat dan

bahan penelitian.c. Siswa mendiskusikan langkah-langkah

penelitian serta pengambilan data yangakan dilakukan.

2. Pelaksanaan Penelitian (ImplementationResearch)a. Siswa memprediksikan hasil penelitian.b. Siswa melaksanakan penelitian sesuai

dengan hasil diskusi yang merekadapatkan pada tahap pertama.

c. Observasi dan pengambilan data.d. Interpretasi data ke dalam tabel atau

grafik (data kuantitatif).e. Dokumentasif. Membuat kesimpulan sementara hasil

penelitian.

3. Penyusunan Laporan (Report Arrangement)a. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru

tentang format penulisan laporanpenelitian yang standar.

b. Siswa berkonsultasi dengan gurusebelum laporan penelitian merekadikumpulkan.

c. Siswa membuat ringkasan dari laporanpenelitian yang dibagikan pada siswasebelum presentasi.

4. Komunikasi Hasil Penelitian(Communication of the Research Results)a. Setiap kelompok mempresentasikan

penelitiannya secara bergantian.b. Tanya jawab dalam diskusi kelas.

Hasil Penelitian yang RelevanBeberapa penelitian pembelajaran

berbasis proyek telah dilakukan dengan suksesdiantaranya adalah:1. Penelitian yang dilakukan oleh Nani

Dahniar (2007), dengan judul PembelajaranScience Research Untuk MengembangkanKeterampilan Proses Siswa SMP NasionalKPS Balikpapan, menyimpulkan bahwametode pembelajaran Science Researchdapat meningkatkan keterampilan prosessain dan hasil belajar fisika siswa SMPNasional KPS Balikpapan.

2. Penelitian Suhartadi (2001) dalam Wena(2009), menyimpulkan bahwa modelpembelajaran berbasis proyek terbukti danteruji sebagai model pembelajaran yang

mampu menumbuhkan kemandirian siswa,khususnya pada pembelajaran yangmemungkinkan untuk dilaksanakan kerjaproyek.

3. Penelitian Kukuh, Kuncoro dan Wena(2003) dalam Wena (2009), pada matakuliah Proyek Akhir Program D3 TeknikSipil Fakultas Teknik Universitas NegeriMalang menyimpulkan sebagai berikut: (1)model pembelajaran berbasis proyek sangatsignifikan dapat meningkatkan kemandirianmahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir.Hal ini terlihat dari beberapa indikatorseperti peningkatan motivasi belajar, hasilbelajar dan efektifitas penggunaan waktu;(2) penerapan model pembelajaran berbasisproyek telah mampu memberikanpengetahuan tentang konsep, prosedur danpenerapan model tersebut dalampelaksanaan pembelajaran tugas akhirmahasiswa. Secara umum penerapanpembelajaran berbasis proyek dalampenyelesaian tugas akhir mahasiswamemiliki implikasi positif bagi pengajar,karena itu metode pembelajaran inidipandang sangat cocok diterapkan padamata kuliah Proyek Akhir.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Subyek PenelitianPenelitian ini dilaksanaan di SMA

Negeri 7 Bulukumba, Jl. H. Allu No 121 ABontosunggu Kabupaten Bulukumba. Adapunyang menjadi subyek penelitian adalah siswakelas X1 yang berjumlah 36 (tiga puluh enam)orang, terdiri dari 16 laki-laki dan 20perempuan dengan kemampuan akademikyang heterogen.

Jenis dan Rancangan Siklus PenelitianPenelitian ni adalah penelitian tindakan

kelas (classroom action research)yangdilakukan dalam 2 (dua) siklus. Prosedurpelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)ini menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart. Setiap siklus terdiri atas 4 (empat)komponen utama, yaitu: 1) Tahap perencanaan,2) Tahap pelaksanaan tindakan, 3) Tahappengamatan (observasi), dan 4) Tahaprefleksi(dalam Rochiati Wiriaatmaja, 2006).

Alur pelaksanaan tindakan yang akandilakukan, secara sederhana ditunjukkan dalambentuk skema di bawah ini.

Page 29: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

22 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:

Siklus I (Pertama)

PerencanaanLangkah-langkah yang dilakukan dalam tahappersiapan ini adalah sebagai-berikut:1) Meminta izin kepada kepala sekolah.2) Menyusun jadwal penelitian dengan

memperhatikan waktu yang tersedia.3) Membuat rencana pembimbingan.4) Menentukan fokus observasi dan aspek-

aspek yang diamati.5) Menentukan pelaku observasi, alat bantu

observasi dan cara pelaksanaannya.6) Menetapkan cara pelaksanaan dan pelaku

refleksi.

Tahap Pelaksanaan TindakanPada tahap pelakasanakan tindakan dilakukanpembagian kelompok dan melaksanaanproses pembelajaran dengan menggunakanmetode science research, yang meliputi:1) Tahap Perencanaan Penelitian (Research

Planning). Pada tahap ini setiapkelompok:merumuskan permasalahan yangakan diteliti, menentukan judul, tujuan, alatdan bahan penelitian serta mendiskusikanlangkah-langkah penelitian danpengambilan data yang akan dilakukan.

2) Pelaksanaan Penelitian (ImplementationResearch)a. memprediksikan hasil penelitian.

Selanjutnya melaksanakan penelitiansesuai dengan hasil diskusi yang merekadapatkan pada tahap pertama.

b. Observasi dan pengambilan data.c. Interpretasi data ke dalam tabel atau

grafik (data kuantitatif).d. Dokumentasie. Membuat kesimpulan sementara hasil

penelitian.3) Penyusunan Laporan (Report Arrangement)

a. Semua kelompok mendapatkanpenjelasan dari pembimbing tentang

format penulisan laporan penelitian yangstandar.

b. Berkonsultasi dengan pembimbingsebelum laporan penelitian merekadikumpulkan.

c. Setiap kelompok membuat ringkasanlaporan penelitian yang dibagikan padakelompok lain sebelum presentasi.

4) Komunikasi Hasil Penelitian(Communication of the Research Results)a. Setiap kelompok mempresentasikan

penelitiannya secara bergantian di depandewan guru.

a) Tanya jawab dalam diskusi kelas.5) Tahap Pengamatan (Observasi)

Pengamatan diadakan dengan maksud untukmendokumentasikan pengaruh tindakan danprosesnya. Dalam melaksanakanpengamatan penulis dibantu oleh 2 (dua)orang observer. Adapun hal-hal yangdiamati adalah sebagai-berikut:a. Keterampilan proses siswa yang

meliputi: merencanakan, meramalkan,mengamati, penggunaan alat dan bahan,menafsirkan pengamatan, menerapkankonsep dan komunikasi hasil penelitian.

b. Aspek Kognitif (pemahaman konsep)dan Aspek Afektif (sikap).

c. Proses pelaksanaan science research.d. Keadaan dan kendala tindakan yang

dilakukan.e. Persoalan lain yang timbul

6) RefleksiRefleksi adalah mengingat danmerenungkan kembali suatu tindakan persisseperti yang telah dicatat dalam observasi.(Suwarsih Madya, 2006). Data-data yangterkumpul pada tahap observasi kemudiandianalisis. Hasil analisis yang diperolehdijadikan acuan untuk memperbaiki danmenyempurnakan tindakan pada siklusberikutnya.

Siklus II (kedua)Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 merupakanperbaikan dan penyempurnaan tindakan padasiklus 1. Seperti halnya pada siklus pertama,siklus keduapun terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Teknik Pengumpulan DataData penelitian ini terdiri dari 2 (dua)

jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.Kedua data tersebut bersumber dari guru dansiswa kelas X1SMA Negeri 7 Bulukumba,Kabupaten Bulukumba. Teknik pengumpulandata penelitian ini adalah observasi, tes,angket, dan diskusi.

Page 30: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 23

1. Observasidilakukan untuk mengetahuiperkembangan keterampilan proses, budayadan karakter bangsa siswa dan untukmemotret secara rinci implementasi scienceresearch terintegrasi PKB, peningkatanpemahaman guru (peneliti) terhadap scienceresearch terintegrasi PKB, peningkatansuasana pembimbingan, kendala-kendalatindakan yang dilakukan dan persoalan lainyang mungkin timbul.

2. Tes kognitifdilakukan untuk memperolehgambaran tentang pemahaman siswaterhadap konsep kimia yang diajarkan.Dalam hal ini menggunakan instrumenpenilaian yang dikembangkan oleh peneliti.

Teknik Analisis DataUntuk mengetahui apakah perbaikan

yang diinginkan benar-benar terjadi makasemua data yang terkumpul perlu dianalisis.Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatanobservasi dari pelaksanaan siklus penelitiandianalisis secara deskriptif denganmenggunakan teknik prosentase untuk melihatkecenderungan yang terjadi dalam kegiatanpembimbingan.1. Keterampilan proses, dengan menganalisis

skor perolehan setiap sub keterampilanproses kemudian dipersentase.

2. Pemahaman konsep, dengan menganalisishasil tes kognitif kemudianmengkategorisasikan berdasarkankategorisasi standar yang diterapknan olehDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan(1993:6), sebagai-berikut:a) Nilai 0 – 3,4 = Sangat kurangb) Nilai 3,5 – 5,4 = Kurangc) Nilai 5,5 – 6,4 = Cukupd) Nilai 6,5 – 8,4 = Tinggie) Nilai 8,5 – 10 = Sangat tinggi

Indikator KeberhasilanIndikator keberhasilan penelitian ini adalahsebagai-berikut:1. Rerata keterampilan proses setiap kelompok

adalah 70%.2. Hasil penilaian kognitif siswa adalah 75.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil PenelitianHasil penelitian ini diuraikan dalam tahapanberupa siklus-siklus yang dilakukan dalamproses pembelajaran.

Siklus I (Pertama)Langkah-langkahpelaksanaan Research Projectadalah sebagai berikut: (a)Perencanaan

penelitian (Research Planning), (b)Pelaksanaan Penelitian (ImplementationResearch), (c) Penyusunan Laporan (ReportArrangement), (d) Komunikasi Hasil Penelitian(Communication of the Research Results).1) Perencanaan penelitian (Research

Planning)Pembelajaran dimulai dengan

penjelasan guru tentang ResearchProjectdan langkah-langkahpelaksanaannya. Selanjutnya gurumenjelaskan tentang ”krisis bahan bakarminyak (BBM) yang melanda Indonesiadan dunia saat ini”. Sebagian siswatertarik dengan penjelasan tersebut, hal initerlihat dari beberapa siswa yangmengajukan pertanyaan ketika merekadiberikan kesempatan bertanya. Setelahsemua siswa setuju untuk melakukankegiatan tersebut maka guru pembimbingmengarahkan diskusi kelas untuk membuatbeberapa kesepakatan yang harus dipatuhibersama. Kesepakatan tersebut antara lainmengenai, pembagian kelompok, peraturanselama kegiatan berlangsung, jadwalkegiatan dan penilaian. Hasil kesepakatantersebut selanjutnya dibagikan kepadasetiap kelompok dan ditanda tangani olehketua kelompoknya.

Hasil diskusi memutuskan bahwapembagian kelompok diserahkan kepadaguru pembimbing. Guru membagi siswamenjadi 7 kelompok, 4 kelompokberanggotakan 5 dan 3 kelompokberanggotakan 6 orang siswa yangheterogen, baik dari segi jenis kelaminmaupun kemampuan akademiknya. Setiapkelompok harus membuat pembagian tugasyang jelas dan adil untuk anggota-anggotanya. Pembagian tugas inidiserahkan kepada masing-masingkelompok dan penentuan sanksi yangdiberikan jika anggotanya tidakmelaksanakan tugasnya dengan baik.

Langkah ini dimulai dengan diskusisetiap kelompok untuk merencanakanpenelitian mereka masing-masing. Siswalalu bergabung dengan kelompoknya danlangsung sibuk merencanakan penelitianmereka. Diskusi setiap kelompok bolehdilaksanakan di luar kelas, ada yangberdiskusi di perpustakaan sekaligusmencari referensi, ada pula kelompok yangberdiskusi di bawah pohon yang rindang.

Setiap kelompok diberi kebebasandalam membuat rancangan penelitiannya,asalkan sesuai dengan tema yang

Page 31: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

24 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

ditentukan yaitu, ” Sintesis BioetanolDari Limbah Buah”a) Guru berkeliling untuk memantau

proses diskusi setiap kelompok,sekaligus mengevaluasi kegiatan siswayaitu pada keterampilan proses aspekmerencanakan kegiatan.

b) Guru mengarahkan siswa untukmerencanakan penelitian yangsistematis dan terperinci.

c) Kebanyakan siswa masih mengalamikesulitan dalam merencanakan langkah-langkah pengambilan data, sehinggaguru perlu menjelaskan tentangpengertian data kuantitatif dan kualitatifserta bagaimana cara pengambilandatanya.

d) Hanya 3(tiga) kelompok yang selesaisesuai waktu yang ditentukan, sisanyadiberikan waktu tambahan untukmenyelesaikannya. Tahap ini dikatakanselesai jika kelompok sudahmenentukan judul dan permasalahanyang akan diteliti, merumuskan tujuan,langkah-langkah penelitian, data yangakan diambil serta alat dan bahan yangakan digunakan.

e) Setiap kelompok mengkonsultasikanalat dan bahan yang akan digunakan,apakah membawa alat dan bahansendiri dari rumah atau menggunakanalat-alat yang tersedia di laboratorium.Jika menggunakan alat dan bahan yangada di laboratorium, mereka harusmemastikan alat dan bahan tersebutlayak pakai atau tidak digunakankelompok lain dan bisamempertanggungjawabkannya.

f) Selain itu setiap kelompok harusmendiskusikan pembagian tugas antaranggota secara adil. Ini sangat pentingkarena semua anggota dituntut untuksaling bekerjasama, sehingga tidak adaanggota yang memenopoli atau malahtidak ikut berpartisipasi dalam kegiatanini. Pembagian tugas tiap anggota inijuga turut dimasukkan dalam rancanganpenelitian kelompok yang akandiperiksa oleh guru.

g) Jika hal di atas sudah dipenuhi, tiapkelompok akan mengkonsultasikanhasil diskusinya pada guru. Rancangankelompok yang sudah disetujui bolehmeneruskan ke tahapResearchProjectberikutnya sesuai jadwal yangtelah dibuat. Namun jika belumdisetujui, kelompok yang bersangkutanharus memperbaiki kembali

rancangannya dengan tetapberkonsultasi dengan gurunya.

2) Pelaksanaan Penelitiana) Guru memeriksa kesiapan setiap

kelompok dalam melakukanpenelitian, kelengkapan alat danbahan yang akan digunakan, formatpengambilan data dan dokumentasi.

b) Guru mengingatkan akan pentingnyakeselamatan kerja serta mengarahkanuntuk

c) Semua kelompok melakukanprosedur kerja yang relatif samayaitu; Menimbang 1 kg bahan limbahbuah (Kulit nangka, biji nangka, labu,pisang, sukun, mangga dan buahsemu jambu mete).

d) Limbah buah yang telahditimbangdiblender sampai menjadibubur kecuali sukun, biji nangka danlabu (dimasak terlebih dahulu sampaimatang) sebelum diblender.

e) Bubur yang diperoleh ditambahkansedikit air selanjutnya dipanaskansampai suhu 90 derajat Celcius.

f) Bubur didinginkan (30 derajatCelcius) dan ditambahkan 0,5 gramragi, selanjutnya bubur dimasukandalam botol kemasan air minum dandisimpan selama 72 jam.

g) Langkah berikutnya adalah prosesdestilasi adalah sebagai berikut:1. Cairan bubur yang telah

dipermentasi dipisahkan dariampasnya dengan menggunakankertas saring atau saringan teh.

2. Memasukkan 200 ml cairan buburke dalam labu destilasi,selanjutnya didestilasi.

3. Menjaga temperatur pada bagianatas kolom destilasi pada 79-80derajat celcius ketika cairan etanolmulai menetes.

4. Untuk mempertahankantemperatur tersebut dilakukandengan cara; mengatur aliran airdalam alat destilasi atau mengaturnyala kompor.

5. Proses destilasi dihentikan apabilasuhu meningkat secara drastis diatas 80 0C.

3) Penyusunan Laporana) Tahap ini diawali dengan penjelasan

guru tentang pelaksanaan penyusunanlaporan dan komunikasi hasilpercobaan.

Page 32: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 25

b) Selanjutnya guru pembimbingmenjelaskan tentang format standarpembuatan laporan penelitian danmembagikan format tersebut padasetiap kelompok.

c) Diskusi untuk membagi tugaspembuatan laporan dan presentasi.Kelompok diperbolehkan untukmembuat laporan jika sudahmengkonsultasikan hasil penelitiannyapada guru.

d) Guru memeriksa kelengkapan datayang diperoleh serta mengarahkansiswa menuju konsep-konsep sainsyang benar terkait dengan hasilpenelitian mereka.

e) Kelompok yang lebih aktif tidakmengalami kesulitan pada tahap ini,karena anggotanya bertanggung jawabdengan pembagian tugasnya masing-masing. Mereka aktif berkonsultasidan mencari bahan referensi untukmenambah wawasan mereka. Ketikatiba saat pengumpulan laporanpenelitian, hanya ada 1 kelompok yangmengumpulkan tepat waktu.Kelompok lainnya terlambat denganalasan file laporannya rusak danlaporannya belum terjilid.

4) Komunikasi hasil PenelitianPada langkah ini setiap kelompok

mempresentasikan hasil penelitiannya didepan kelas dan Tim Penilai. Tim penilaiterdiri dari guru kimia, Bahasa Indonesiadan guru TIK. Setiap kelompok di berikanwaktu 20 menit, 10 menit untukpresentasi dan 10 menit sesi tanya jawab.

Observasia. Hasil Observasi Keterampilan Proses

Tabel 1.Hasil Observasi Keterampilan Proses

Pada Siklus I

b. Deskripsi Hasil Penilaian Kognitif

Nilai KategoriJumlahsiswa

Persen

0 - 3,4 Sangat Kurang - -3,5-5,4 Kurang - -5,5-6,4 Cukup 4 12%6,5-8,4 Tinggi 30 88%8,5-10 Sangat Tinggi - -

Tabel 2.Hasil Penilaian Kognitif Pada Siklus I

RefleksiSiklus II (Kedua)

Untuk memperbaiki kelemahan danmempertahankan keberhasilan yang telahdicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaansiklus II dibuat perencanaan sebagai-berikut:(1) Memberikan penjelasan tentang tahapan-tahapan pelaksanaan Research Project, (2)Memberikan motivasi kepada setiap kelompokagar lebih aktif lagi dalam kegiatan ResearchProject terintegrasi, (3) Mengurangi campurtangan guru dalam pelaksanaan setiap tahapanResearch Project, (4) Memberikan bimbinganyang lebih intensif kepada setiap kelompokterutama pada kelompok masih mengalamikesulitan dan (5) Memberikan penghargaan(reward) kepada kelompok yang memperolehhasil terbaik.

Perencanaan Penelitiana) Tahap ini dimulai dengan penjelasan guru

tentang ”krisis bahan bakar minyak (BBM)yang melanda Indonesia dan dunia saat ini”.Semua kelompok tertarik dengan

b) penjelasan tersebut, hal ini terlihat daribanyaknya siswa yang mengajukanpertanyaan ketika mereka diberikankesempatan bertanya.

c) Selanjutnya diskusi setiap kelompok untukmerencanakan penelitian mereka masing-

masing. Siswa lalu bergabung dengankelompoknya dan langsung sibukmerencanakan penelitian mereka. Diskusi

No Aspek Keterampilan ProsesSkor/Kelompok Perse

ntase1 2 3 4 5 6 71. Merencanakan 3,8 3,2 3,4 3,6 3,2 38 4 71%2. Meramalkan 4 3 3 3 3 4 4 69%

3. Mengamati 4,3 3,7 3,7 3,7 3,743

4,7 77%

4. Penggunaan alat dan bahan 4 3 3 4 3 4 4 71%5. Menafsirkan Pengamatan 3,75 3,25 3,25 3,5 3,25 3,5 3,75 69%6. Menerapkan konsep 4 3 3 3 3 3 4 66%7. Komunikasi 3,3 2,7 2,7 2,7 2,7 3,3 3,3 59%

Persentase Rata-rataKelompok

78%

62% 63% 67% 62% 74% 79%69,29%

Page 33: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

26 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

setiap kelompok boleh dilaksanakan di luarkelas.

d) Setiap kelompok diberi kebebasan dalammembuat rancangan penelitiannya, asalkansesuai dengan tema yang ditentukan yaitu,”Sintesis Biofuel Dari Limbah Buah”.

e) Guru berkeliling untuk memantau prosesdiskusi setiap kelompok, sekaligusmengevaluasi kegiatan siswa yaitu padaketerampilan proses aspek merencanakankegiatan.

f) Guru mengarahkan siswa untukmerencanakan penelitian yang sistematisdan terperinci.

g) Ada satu kelompok yang masih mengalamikesulitan dalam merencanakan langkah-langkah pengambilan data, sehingga guruperlu menjelaskan tentang pengertian datakuantitatif dan kualitatif serta bagaimanacara pengambilan datanya.

h) Semua kelompok dapat menyelesaikantugasnya pada pertemuan pertama. Tahapini dikatakan selesai jika kelompok tersebutsudah menentukan judul dan permasalahanyang akan diteliti, merumuskan tujuan,langkah-langkah penelitian, data yang akandiambil serta alat dan bahan yang akandigunakan.

i) Setiap kelompok mengkonsultasikan alatdan bahan yang akan digunakan, apakahmembawa alat dan bahan sendiri darirumah atau menggunakan alat-alat yangtersedia di laboratorium. Jika menggunakanalat dan bahan yang ada di laboratorium,mereka harus memastikan alat dan bahantersebut layak pakai atau tidak digunakankelompok lain.

j) Jika hal di atas sudah dipenuhi, tiapkelompok akan mengkonsultasikan hasildiskusinya pada pembimbing. Rancangankelompok yang sudah disetujui bolehmeneruskan ke tahapan berikutnya sesuaijadwal yang telah dibuat. Namun jika belumdisetujui, kelompok yang bersangkutanharus memperbaiki kembali rancangannyadengan tetap berkonsultasi dengangurunya,baik pada saat jam pelajaran ataupun di luarjam pelajaran.

Pelaksanaan Penelitiana) Guru memeriksa kesiapan setiap kelompok

dalam melakukan penelitian, kelengkapanalat dan bahan yang akan digunakan, formatpengambilan data dan dokumentasi.

b) Selama tahap ini berlangsung, guruberkeliling untuk melakukan penilaian

keterampilan proses sains pada aspekmengamati dan penggunaan alat dan bahan.

c) Pada tahap ini semua kelompok kelihatansangat antusias dalam melakukan penelitian,mereka mencoba untuk mengembangkanlangkah penelitian pada tahap pertamadengan menggunakan bahan lain di sekitarmereka.

d) Semua kelompok melakukan langkah-langkah penelitian yang relatif sama yaitu;menimbang 200 gram bahan bijikalumpang, kapuk, kelor, jambu air, kopi-kopi, pepaya, labu, dan biji ketapangselanjutnya ditumbuk dengan menggunakanlumpang sampai halus.

e) Bubuk yang diperoleh selanjutnyaditambahkan 200 ml etanol, diaduk danditutup rapat serta didiamkan selama 48jam.

f) Campuran bubuk dengan alkohol kemudiandipisahkan dengan menggunakanpenyaring.

g) Cairan yang telah dipisahkan dariampasnya, dimasukkan ke dalam labudestilasi untuk dipisahkan minyaknya daricampuran alkohol.

h) Hasil penelitian yang diperoleh setiapkelompok adalah sebagai-berikut:

Penyusunan Laporana) Setiap kelompok berdiskusi untuk membagi

tugas pembuatan laporan dan presentase,selanjutnya tiap kelompok diperbolehkanuntuk membuat laporan jika sudahmengkonsultasikan hasil penelitiannyapada guru.

b) Guru memeriksa kelengkapan data yangdiperoleh serta mengarahkan siswa menujukonsep-konsep sains yang benar terkaitdengan hasil penelitian mereka.

c) Semua kelompok tidak mengalami kesulitanpada tahap ini, karena setiap anggotanyabertanggung jawab dengan pembagiantugasnya masing-masing. Mereka aktifberkonsultasi dan mencari bahan referensiuntuk menambah wawasan mereka. Ketikatiba saatnya pengumpulan laporanpenelitian, semua kelompok mengumpulkantepat waktu.

Komunikasi Hasil PenelitianPada langkah ini setiap kelompok

mempresentasikan hasil penelitiannya di depankelas dan tim penilai yang terdiri dari gurukimia, Bahasa Indonesia dan Komputer. Setiapkelompok di berikan waktu 20 menit, 10 menit

Page 34: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 27

untuk presentasi dan 10 menit sesi tanyajawab.

Hasil Observasi dan Evaluasia. Hasil Observasi Keterampilan Proses

Tabel 3.Hasil Observasi Keterampilan Proses Pada

Siklus II

b. Deskripsi Hasil Penilaian KognitifTabel 4.

Hasil Penilaian Kognitif Pada Siklus II

PembahasanBerdasarkan hasil observasi

keterampilan proses pada tabel 5, diperolehgambaran bahwa keterampilan proses untuksetiap aspek berkembang sangat signifikan.Aspek-aspek keterampilan proses, sepertimerencanakan mengalami peningkatan sebesar20%, meramalkan meningkat 11%, mengamati,13%, menggunakan alat dan bahan, 14%,menafsirkan pengamatan, 21%, menerapkankonsep, 19%, dan mengkomunikasikan hasilpenelitian secara lisan maupun tulisanmengalami peningkatan sebesar 31%.

Keterampilan proses untuk setiapkelompok mengalami peningkatan yang sangatsignifikan pula, seperti kelompok 1 meningkat16%, kelompok 2, 25,7%, kelompok 3, 20,5%,kelompok 4, 22%, kelompok 5, 16% dankelompok 6, 16% serta kelompok 7, meningkat13%. Sedangkan rerata kelompok mengalamipeningkatan yang sangat signifikan pula yaitudari rerata 69,29% pada Research Project Imenjadi 87,74% pada Research Project II.Sebagaimana terlihat pada diagram di bawahini.

Gambar 2. Diagram Perbandingan aspek-aspekketerampilan proses pada Research Project Idan II

Gambar 3. Diagram Perbandinganketerampilan proses rerata kelompok padaResearch Project I dan II

Pada Research Project I, sebagian siswabelum terbiasa dengan kondisi pembelajarandengan menggunakan model Research Project.Masih ada beberapa kelompok (Kelompok 2, 3dan 5) belum memahami langkah-langkahpelaksanaan kegiatan pembelajaran denganbaik, belum bisa membangun kerjasama yangbaik diantara anggotanya sehingga terlambatmenyelesaikan tahapan penelitiannya danmasih kurang mampu dalammempresentasikan hasil penelitiannya sertacampur tangan pembimbing (guru) dalampelaksanaan setiap langkah Research Projectmasih tinggi.

Untuk memperbaiki kelemahan danmempertahankan keberhasilan yang telahdicapai pada Research ProjectI, maka padapelaksanaan Research ProjectII dilakukan hal-hal, seperti: (1) Memberikan penjelasantentang tahapan-tahapan pelaksanaan researchproject, (2) Memberikan motivasi kepadasetiap kelompok agar lebih aktif, (3)Memberikan bimbingan yang lebih intensifkepada setiap kelompok terutama padakelompok masih mengalami kesulitan dan (4)Mengurangi campur tangan guru dalampelaksanaan setiap tahapan Research Projectserta (5) Memberikan penghargaan (reward)kepada kelompok yang memperoleh hasilterbaik.

Langkah-langkah perbaikan yangdilakukan membuahkan hasil yang sangatmenggembirakan sehingga pada ResearchProject II, proses belajar mengajar sudahmengarah ke metodeResearch Project secaralebih baik. Siswa mampu membangun

Nilai KategoriJumlahsiswa

Persen

0 - 3,4 Sangat Kurang - -

3,5 - 5,4 Kurang - -5,5 - 6,4 Cukup - -6,5 - 8,4 Tinggi 13 38%8,5 - 10 Sangat Tinggi 21 62%

71 69 77 71 69 66 59

91 80 90 95 90 85 90

020406080

100

Persen

Research Project I Research Project II

7862 63 67 62 74 79

94 87.7 83.5 89 7890 92

0102030405060708090

100

Persen

Research Project I Research Project II

Page 35: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

28 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

0. 0 0 0. 0 0 4. 0 0

30 . 0 0

0. 0 00. 0 0 0. 0 0 0. 0 0

13 . 0 021 . 0 0

S a n g a tKu r a n g

Ku r a n g C u k u p Tin g g i S a n g a tTin g g i

Sik l u s I Sik l u s II

kerjasama dalam kelompok untukmelaksanakan langkah-langkah pembelajaran,siswa mampu berpartisipasi dalam kegiatanResearch Project dan tepat waktu dalammelaksanakannya serta mampumempresentasikan hasil penelitiannya denganbaik.

Aktifitas siswa dalam Research Projectmengalami peningkatan yang sangatsignifikan, kelompok 1, dari 78% padaResearch Project I menjadi 98,3% (naik20,3%), kelompok 2 dari 62% menjadi 93%(naik 31%), kelompok 3 dari 63% menjadi91,7% (naik 28,7%), kelompok 4 dari 73%menjadi 95% (naik 22%) dan kelompok 6 dari77% menjadi 90% (naik 13%) serta kelompok7 dari 83% menjadi 95% (naik 12%).

Aktivitas guru dalam pembelajaran yangmeliputi: (1) memberikan penjelasan tentangResearch Project, (2) teknik pembagiankelompok, (3) pengelolaan kegiatan diskusi,(4) memberikan bimbingan dan motivasi, (5)memberikan penghargaan individu dankelompok, (6) kemampuan melakukan evaluasidan (7) menentukan nilai kelompok, meningkatsangat signfikan dari total skor 28 (70%) padaResearch Project I menjadi skor 33 ( 82,5%)pada Research Project II.

Seiring dengan berkembangnyaketerampilan proses siswa dan meningkatnyaaktivitas siswa dan guru berdampak padameningkatnya penguasaan konsep siswa dalammenyelesaikan soal-soal uji kompetensi yaknidari rata-rata 7,1 pada Research Project Imenjadi 8,6 pada Research Project II.Persebaran nilai perolehan siswapun menjadilebih baik. Pada Research Project I, masih ada12% ( 4 siswa) memperoleh nilai cukup, 88%(30 siswa) memperoleh nilai tinggi dan belumada siswa yang memperoleh nilai berkategorisangat tinggi. Sedangkan pada ResearchProject II, tidak ada lagi siswa yangmemperoleh nilai cukup, siswa yangmendapatkan nilai tinggi berkurang menjadi38% (13 siswa) dan yang sangatmenggembirakan adalah terdapat 62% (21siswa) memperoleh nilai sangat tinggi,sebagaimana terlihat pada gambar 6.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembelajaran melaluiScience Research Terintegrasi PendidikanKarakter Bangsa, dapat disimpulkan bahwa:1. Model science research dapat

meningkatkan keterampilan proses siswakelas X1 SMA Negeri 7Bulukumba.Keterampilan proses padasemua aspek mengalami peningkatan yangcukup signifikan yaitu dari rerata 69,29%pada siklus I menjadi 87,74% pada siklusII.

2. Pemahaman konsep dan sikap siswa dalampembelajaran masing-masing mengalamipeningkatan yang cukup signifikan.Pemahaman konsep meningkat dari rerata7,1 pada siklus I menjadi 8,6 pada siklus IIdan sikap siswa dalam pembelajaranmeningkat dari 70,57 menjadi 92,14%.

SARANDari beberapa temuan dilapangan selamapenelitian dilaksanakan dan dari kesimpulanyang diperoleh, maka penulis menyarankanbahwa:1. Research Project dapat dijadikan sebagai

alternatif pilihan model pembelajarankimia karena dapat meningkatkanketerampilan proses sains sehinggakualitas proses dan hasil belajar siswameningkat .

2. Ringkasan hasil Research Projectdirancangsemenarik mungkin kemudian ditempelkandipapan display di luar kelas sehinggamemotivasi siswa lain yang membacauntuk mencobanya.

3. Disarankan kepada guru untuk mencarivariasi tindakan lain dan merencanakansecara cermat waktu yang digunakan agartujuan pembelajaran dapat tercapai, siswasenang dengan aktivitasnya, makinbertambah wawasannya serta tumbuhkecintaan kepada penelitian ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Sardiman, 2002, Media Pembelajaran,Pengertian, Pengetahuan dan

Pemanfaatannya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Andreas Harefah, 2000, Menjadi ManusiaPembelajar, Harian Kompas, Jakarta.

Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2004,Visionary Leadership Menuju SekolahEfektif, Penerbit Bumi aksara,Bandung.

Page 36: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Research Project Untuk Mengembangkan Keterampilan Proses dan

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba Ansar 29

Asri Budiningsih, 2005, Belajar danPembelajaran, Penerbit Rineka Cipta,Jakarta.

BSNP Depdiknas, 2006, Petunjuk TeknisPengembangan Silabus Kimia SMA,Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003,Kurikulum 2004, Pedoman KhususPengembangan Silabus danPenilaian Mata PelajaranKimia, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2009, KeterampilanProses, Makalah.

Made Wena, 2007, Strategi PembelajaranInovatif Kontemporer Suatu TinjauanKonseptual operasional, PenerbitBumi Aksara, Jakarta.

Maria Suharsini, dkk, 2007, Kimia danKecakapan Hidup Untuk SMA, GanecaExact, Jakarta.

Nani Dahniar, 2007, Pembelajaran ScienceResearch Untuk MengembangkanKeterampilan Proses Siswa SMPNasional KPS Balikpapan, KaryaIlmiah tidak diterbitkan.

Nurhadi, 2002, Pendekatan Kontekstual(Contextual Teaching and Learning(CTL)), Depdiknas, Jakarta.

Prawoto, 1996, Media dan Sumber Belajar,FPMIPA IKIP Yogyakarta,Yogyakarta.

Rochiati Wiriaatmadja, 2006, MetodePemelitian Tindakan Kelas UntukMeningkatkan kinerja Guru danDosen, PT Remaja Rosdakarya,Bandung.

Suwarsih Madya, 2006, Teori dan Praktekpenelitian tindakan Action Research,Penerbit Alfabeta, Bandung.

Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadudalam Teori dan Praktek, PrestasiPustaka Publisher, Jakarta.

Robertus Angkowo dan Kosasih, 2007,Optimalisasi Media Pembelajaran, PT.Grasindo, Jakarta,

Roma Prihandana, dkk, 2007, Bioetanol UbiKayu, Bahan bakar masa Depan,Agromedia,Jakarta.www.pertamina.com.

Page 37: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

30 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Page 38: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik Investigasi

Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba Rostini 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN MELALUITEKNIK INVESTIGASI PADA SISWA KELAS X MIA 3

SMA NEGERI 3 BULUKUMBA

Rostini *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMA Negeri 3 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik Investigasi Pada Siswa Kelas X MIA 3SMA Negeri 3 Bulukumba. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah adapeningkatkankemampuan menulislaporan melalui metode investigasipada siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3Bulukumba.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan kemampuan menulislaporan melaluimetode investigasipada siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3Bulukumba.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Datadikumpulkan dengan menggunakan tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa, observasi digunakanuntuk mengetahui perkembangan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dan dokumentasi. Hasilpenelitian menunjukkan pada siklus 1 kategori mampu sebanyak 41,7% pada siklus II menjadi 94,5%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik investigasi dapat meningkatkan kemampuan menulislaporan pada siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba.

Kata kunci : Teknik Investigasi

Abstract *)

The purpose of this class action research; develop skills process and improve the the results of

studying chemistry x1 grade students at SMAN 7 Bulukumba. to achieve these objectives, the teachermethod checklists verify research project with steps as-following: (1) planning research (planning

research), (2) implementation research (research implementation), (3) preparation of reports (reportarrangement), ( 4) communication research (communication research).

Based on the findings of the observation tin description that, significantly enough skills developingprocess that of 69.29% on cycle i become a 87.74% on cycle ii. students learning activities leads to

positive more, hal husband looks from scores owned students the increased 70.57 from 92.14 cycle oncycle i being ii. similarly, teachers' understanding research project against increasingly developing of

scores 28 (70%) in cycle i become scores 33 (82.5%) in cycle ii. with skills over the developmentprocess and increasing crimpers students lc students and teachers have an impact under the control

concept of rising hearts students solve problems competency test namely from an average of 7.1 oncycle on cycle 8.6 i being ii.

from the findings of this study concluded that (1) research project model can improve process skillsgrade students at sman 7 bulukumba x1, (2) understanding concept and attitude student learning

hearts each experienced a significant increase. concept understanding from a mean of 7.1 increasedin cycle on cycle 8.6 i become ii and attitude students learning hearts increase of 92.14% 70.57 being.

keywords: Investigative Techniques

Page 39: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

32 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

PENDAHULUAN

Menulis laporan sebagai salah satubagian dari Kompetensi Inti dan KompetensiDasar (KI/KD) pada mata pelajaran bahasaIndonesia selama ini menjadi salah satu materiyang sulit dipahami oleh siswa. Merekamenganggap bahwa materi tersebut sangatmembosankan. Dengan demikian, perludirancang atau didesain metode pembelajaranyang tepat digunakan pada aspek tersebut.Metode pembelajaran yang dimaksud adalahmetode investigasi dimana siswa dalamkegiatan pembelajaran melakukan kegiataninvestigasi kepada nara sumber yang dianggaptepat dan telah disepakati bersama. Hasilkegiatan wawacara tersebut dijadikan dasardalam menulis laporan, dan biasanya dilakukansecara berkelompok sesuai dengan petunjukyang telah diberikan oleh guru.

Kegiatan menulis laporan di SMANegeri 3 Bulukumba yang selama ini dianggapsebagai hal yang sangat susah bagi siswa,ketidak mampuan merangkai kata demi katauntuk mengasilkan tulisan yang baik sehinggasiswa susah mencapai kriteria ketuntasanberdasarkan KKM yang telah ditentukan.Persoalan ini akan teratasi dengan penerapanmetode pembelajaran yang tepat.

Kelebihan pembelajaran teknikinvestigasi dapat merangsang siswa menjadilebih aktif, tugas guru menjadi lebih ringan,setiap kelompok mendapatkan tugas yangberbeda sehingga tidak mudah untuk mencarijawaban dari kelompok lain, danpelaksanaannya menjadi lebih efektif. Metodepembelajaran dengan teknik investigasi dapatmenjadi solusi terhadap masalah pembelajaranbahasa Indonesia khususnya materiketerampilan menulis laporan. Kegiatanmenulis laporan selama ini hanya dilakukansecara sederhana berdasarkan pengalamansiswa yang telah dialaminya, sehinggamengalami kesulitan karena peristiwa tersebuttelah terjadi pada masa lampau bukan pada saatkejadiannya. Berbeda halnya dengan menulislaporan dengan teknik investigasi karena apayang terjadi di lapangan langsung ditulissehingga terasa segar diingatan siswa terlebihlagi jika menggunakan alat bantu berupa taperekorder atau sejenisnya.

Tujuan peneitian ini secara umum adalahuntuk mengetahui peningkatkan kemampuanmenulislaporan melalui teknik investigasipadasiswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3Bulukumba. Dengan demkian, diharapkandapat bermanfaat Secara teoritis dan praktis.

Menurut Tarigan (1990:21) hakikatmenulis adalah menurunkan atau melukiskanlambang-lambang grafis yang menggambarkansuatu bahasa yang dipahami oleh seseorangsehingga orang lain dapat membaca pulalambang-lambang grafis itu, jika merekamemahami bahasa dan lambang grafis tersebut.Selanjutnya menulis menurut Akhadyah dkk(1998:1) yaitu kemampuan mengungkapkanapa yang ada dalam pikiran dan perasaanseseorang tentang pemahaman, pengalaman,penghayatan, serta proses mengembangkangagasan menjadi tulisan (lambang-lambangkebahasaan).

Sejalan dengan pendapat tersebut,Syafi’ie (2001:45) mengemukakan bahwauntuk menghasilkan tulisan yang baik, penulisharus memiliki kemampuan khusus ke arah itu.Dia terlebih dulu harus (a) mengetahui masalahyang akan ditulis, (b) memahami kondisipembaca, (c) menyusun perencannan penilaian,(d) menggunakan bahasa, (e) memulai tulisan,dan (f) memeriksa tulisan.

Sehubungan dengan hal tersebut,Tarigan (1987:3-4) menyatakan bahwa menulismerupakan suatu kegiatan yang produktif danekspresif. Selanjutnya, Nurgiyantoro(1987:273) menyatakan bahwa dilihat dari segikemampuan berbahasa, menulis adalahaktivitas mengemukakan gagasan melaluibahasa tulis. Aktivitas yang pertamamemberikan penekanan pada unsur bahasa,sedangkan yang kedua pada unsur gagasan.

Selain itu, Suparno (2002:13)mengatakan bahwa menulis dapat didefinisikansebagai suatu kegiatan penyampaian pesandengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatatau medianya. Pesan adalah isi atau muatanyang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisanmerupakan sebuah simbol atau lambang,dengan demikian bahasa dapat dilihat dandisepakati pemakainya.

Menurut KBBI (2003) laporan adalahtulisan panjang berisi kejadian berikutpersoalannya berdasarkan pengamatan sendiriyang disusun secara resmi sampai sedetail-detailnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini disusun untukmemecahkan suatu masalah serta melakukanperubahan yang berfungsi sebagai peningkatan.Upaya perbaikan ini dilakukan denganmelaksanakan tindakan untuk mencari jawabanatas permasalahan yang diangkat dari kegiatansehari-hari di kelas.

Page 40: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik Investigasi

Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba Rostini 33

Penelitian ini dilaksanakan pada siswakelas X MIA 3 SMA Negeri 3Bulukumba.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelasX MIA 3semester genap tahun pelajaran20013/2014.

1. TesMetode tes adalah sebuah instrumen

pengumpulan data yang digunakan untukmenilai hasil-hasil pelajaran yang telahdiberikan oleh guru kepada murid-muridnyadalam jangka waktu tertentu (Purwanto,2001:33). Sedangkan menurut Arikunto(2002:127) metode tes yaitu instrumenpengumpulan data dengan menggunakanserentetan pertanyaan atau latihan serta alatlain yang digunakan untuk mengukurketerampilan, pengetahuan intelegensi,kemampuan atau bakat yang dimiliki olehindividu atau kelompok.

Metode ini digunakan untukmendapatkan informasi mengenai prestasibelajar siswa pada siklus I dan siklus II.Pelaksanaan tes ini dilakukan pada tiapakhir siklus dalam penelitian tindakanterhadap mata pelajaran bahasa Indonesiakelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumbasemester genap tahun pelajaran 2013/2014pada pokok bahasan menulis laporan padasiklus I dan pada siklus II.

2. ObservasiMenurut Riyanto (2001:96) mengatakan

bahwa “observasi merupakan metodepengumpulan data yang menggunakanpengamatan terhadap objek penelitian”.Apabila diikhtisarkan alasan secarametodologis dengan menggunakan metodepengamatan atau observasi ini adalahpengamatan yang mengoptimal-kankemampuan peneliti dari segi motif,kepercayaan, perilaku tak sadar, kebiasaan,dan lain-lain.

3. DokumentasiMetode dokumentasi yaitu “mencari

data mengenai hal-hal yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalahagenda, dan sebagainya” (Arikunto,2002:206). Hasil dari dokumentasi akandigunakan sebagai pelengkap dan penguatdari data-data yang didokumentasikan.

Teknik Analisis Data

1. Analisis Instrumen PenelitianSebelum instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian tindakan ini

diberikan kepada responden atau siswa,terlebih dahulu dilakukan analisis terhadapinstrumen tersebut, hal ini diharapkan agarinstrumen yang dipakai memenuhi kriteriakelayakan untuk diberikan kepada siswa.Analisis terhadap instrumen tersebutdilakukan terhadap dua buah instrumenyang digunakan dalam penelitian ini, yaitutes prestasi dan observasi aktivitas belajarsiswa.

2. Analisis Data PenelitianDalam penelitian ini, penulis

menggunakan analisis statistik diskriptif,yaitu statistik yang digunakan untukmenganalisis data dengan caramenggambarkan atau mendeskripsikan datayang telah terkumpul sebagaimana adanya.Data penelitian yang akan dianalisis yaknites akhir siklus dianalisis dengan tujuanuntuk mengetahui tingkat ketuntasan belajarsiswa pada tiap akhir siklus yangditetapkan. Adapun kriteria penilainberdasarkan aspek berikut:

No.Aspek yang

DinilaiSkor Nilai

1. Pokok-pokoklaporan

10 – 40

a. sangat lengkap 40b. lengkap 30c. kurang lengkap 20d. tidak lengkap 10

2. Kesimpulan isilaporan

10 – 30

a. baik/tepat 30b.kurangbaik/kurang tepat

20

c. tidak baik/tidaktepat

10

3. Kaidahkebahasaan

10 – 30

a. tepat 30b. kurang tepat 20c. tidak tepat 10

Ketuntasan belajar seluruh siswa jikatarget nilai rata-rata mencapai 70 denganjumlah siswap yang tuntas belajar 85 % ataulebih dari jumlah siswa seluruh siswa didalam kelas.

Page 41: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

34 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil Belajar Kompetensi Dasar MenulisLaporan1. Siklus I

TabelPersentase Perolehan Nilai

Tabel Distribusi Nilai Ketuntasan BelajarSiswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3

Bulukumba

TabelTabulasi Nilai Siklus I

TabelDistribusi Frekuensi dan ProsentaseSkor Siklus I

2. Siklus II

Tabel Persentase Perolehan Nilai

TabelDistribusi Nilai Ketuntasan Belajar

Tabel Nilai Siklus II

Tabel Distribusi Frekuensi dan PresentaseSkor Siklus II

Perubahan Sikap Siswa dalam PBM

1. Siklus Ia. Pada pertemuan siklus I, proses

pembelajaran menulis laporan denganteknik investigasi mulai diterapkan.Pada saat pertemuan awal padaumumnya siswa kelihatan bingung, halini disebabkan karena teknik investigasiini baru bagi mereka sehingga butuhwaktu untuk menyesuaikan atauberadaptasi dengan situasi.

b. Rata-rata anggota kelompok ketikadiberi instruksi untuk merumuskanpertanyaan yangakan ditanyakankepada nara sumber.

c. Rata-rata anggota lelompok kelihatankewalahan menemukan pertanyaanyang baik. Sehingga ada anggotakelompok yang sampai mencarirumusan kalimat pertanyaan yangdibutuhkan ke kelompok lain. Dan adayang putus asa lalu bersifat cuek danpasif.

Dari hasil observasi yang dilaksanakanpada siklus I pada umumnya sikap siswadalam pembelajaran menulis laporandengan teknik investigasi masih sangatkewalahan, sehingga dapat disimpulkanbahwa perubahan sikap pada siklus satubelum memenuhi kriteria yang kitaharapkan.

No Nilai Frekuensi Persentase1234

8070605040

1141281

2,738,933,422,32,7

Jumlah 36 100

No TuntasPersen

taseTidaktuntas

Persentase

1. 15 41,7 21 58,3

Statistik Nilai StatistikBanyaknya Siswa

Skor tertinggiSkor terendahRentang skorSkor rata-rata

36804040

61,7

No Skor Kategori Frek. %1234

0-3031-5051-70

71-100

Sangat rendahRendahSedangTinggi

09

261

025

72,22,8

No Nilai Prekuensi Persentase

1234

90807060

613152

16,736,141,75,5

Jumlah 36 100

No Tuntas PersentaseTidaktuntas

Persentase

1. 34 94,5 2 5,5

Statistik Nilai StatistikBanyaknya Siswa

Skor tertinggiSkor terendahRentang skorSkor rata-rata

36906030

76,3

No Skor Kategori Frek. %1234

0-3031-5051-7071-100

Sangat rendahRendahSedangTinggi

001719

00

47,252,8

Page 42: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Melalui Teknik Investigasi

Pada Siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Bulukumba Rostini 35

2. Siklus IIPada pelaksanaan siklus II semua

aktivitas pembelajaran pada siklus I yangmengacu pada teknik investigasi dilakukandan dilanjutkan dengan melakukantindakan-tindakan perbaikan, yangdidasarkan pada hasil observasi dan refleksipada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatanobservasi, evaluasi yang dilaksanakan padasiklus II dapat dillihat terjadinya perubahansikap. Perubahan sikap yang dimaksudadalah:a. Pada pertemuan siklus II, proses

pembelajaran menulis laporan denganteknik investigasi mulai diterapkan. Padasaat pertemuan awal pada umumnyasiswa begitu memahami dengan bagusapa yang semestinya mereka lakukan.

b. Rata-rata anggota kelompok ketikadiintruksikan untuk melakukanpersiapan, mereka langsung merumuskanpertanyaan yang ditujukan kepadanarasumber yang telah disepakatibersama.

c. Rata-rata anggota kelompok dengankonsentrasi tetapi kelihatan sangatbersemangat dan menerima secara positifapa yang dilakukan. Mereka denganpenuh antusias memilih dan menyusunkata berdasarkan hasil investigasi untukmenulis laporan.

Dari hasil observasi dan evaluasi perubahansikap pada siklus kedua dapat disimpulkanbahwa perubahan sikap yang terjadi sangatpositif dan mencapai target atau sasaranyang diharapkan. Perubahan sikap yangdimaksud adalah dengan melalui teknikinvestigasi, maka terjadi perubahan sikappada siswa yaitu (1) terjadinyapersainganyang ketat antar anggotakelompok untuk menyusun laporan yangbaik, (2) Sikap setiap anggota dalammembantu sesama anggota untukmenemukan dan menyusun laporan,(3)Terjadinya sikap sangat demokratis dalammenerima dan mengakui dan menentukankarya terbaik sebagai wakil dari kelompokmasing-masing.

3. Refleksi Terhadap Proses BelajarMengajar

a. Refleksi Siklus IPada awal tatap muka umumnya

siswa belum mampu menemukan teknikyang tepat untuk menulis laporan, inidisebabkan karena setiap siswa lebih

cenderung untuk menulis laporan lalumelakukan kegiatan wawancata. Darihasil pengamatan dan investigasi yangpeneliti lakukan diketahui bahwa rata-rata siswatidak yakin akan mampumenulis laporan dengan teknikinvestigasi. Mereka sangat terikatdengan konsep tentang menulis laporanyang mereka telah pelajari secarakonvensional melalui teori-teori. Belumterbentuk konsep tentang penulisanlaporan dengan pemahaman yangmoderen dan kontenporer. Sehinggasikap siswa ada yang cenderung putusasa dan main-main.

b. Refleksi Siklus IIPada pertemuan siklus kedua setelah

mendapat penjelasan dari guru yangdidasarkan pada analisis siklus I, terjadiperubahan yang sangat signifikan, baik darikemampuan memahami materi maupunkemampuan dalam menyikapi prosedurpelaksanaan pembelajaran menulis laporandengan teknik investigasi yang diterapkan.Perubahan dimaksud dapat dilihat padakemampuan dan keseriusan siswa dalammerumuskan kalaimat tanya yang akanditujukan pada narasumber yang telahditetapkan. Dengan penuh percaya dirimereka mengembangkan pertanyaan yangakan diajukan sangat inovatif. Kemampuandalam menyikapi sikap anggota, dankemampuan dalam menerima danmemberikan suport pada anggota yangmenulis laporan berdasarkan hasilinvestigasi yang telah dilakukan.

Dari perubahan sikap yang terjadi padasiklus II berdampak pada penggunaanwaktu yang sangat efektif dalam menulislaporan dengan teknik investigasi.

4. Tanggapan SiswaDari tanggapan-tanggapan yang

diberikan oleh siswa baik dalam bentuktulisan, komentar, dan hasil investigasidapat digolongkan sebagai berikut:a. Siswa dalam menulis laporan dengan

teknik investigasi merasa sangat senang.b. Siswa dalam menulis laporan dengan

teknik investigasi merasa sangat senangkarena tertantang dan tidak tertekan(belajar sambil bermain).

c. Siswa dalam menulis laporan denganteknik investigasi sangat senang karenamereka tanpa dipaksa untuk serius tetapi

Page 43: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

36 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

karena strategi ini membuat siswa harusberkonsentrasi dan serius.

d. Siswa dalam menulis laporan denganteknik investigasi merasa tak percaya apayang telah mereka hasilkan. Menurutmereka ternyata menulis laporan takperlu dibatasi oleh konsep yang ada diotak mereka tetapi merekamengembangkan konsep yang ada diotak mereka dengan melihat realitashasil investigasi yang telah dilakukan.

PembahasanBerdasarkan uraian data di atas, maka

tampak dengan jelas perubahan yang terjadibaik pada kegiatan pembelajaran maupunperolehan nilai siswa pada keterampilanmenulis laporan dengan penerapan teknikinvestigasi. Perubahan yang dimaksud adalahpresentase kemampuan siswa sebelum diberitindakan dan setelah diberi tingakan, baiksiklus I maupun siklus II.

Pada siklus 1 dari 36 orang siswa hanya41,70% siswa yang tuntas atau mencapai KKMsedangkan yang tidak tuntas atau belummencapai KKM sebayak 58,3%. Dengandemikian, tampak dengan jelas bahwa jumlahsiswa yang belum mencapai KKM cenderunglebih banyak dibandingkan dengan jumlahsiswa yang telah mencapai KKM.

Sementara itu, pada siklus II terjadipeningkatan yang signifikan yakni dari 36orang siswa yang dikenai tindakan jumlahsiswa yang mencapai KKM sebesar 94,5%sedangkan yang belum mencapai KKM tinggal5,5%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuanmenulis laporan dengan teknik investigasisangat efektif digunakan dalam pembelajaranbahasa Indonesia khususnya di kelas MIA 3SMA Negeri 3 Bulukumba.

Pada kegiatan proses belajar-mengajaryang dilakukan di sekolah sebaiknya dirancangsebaik mungkin yang tertuang dalam rencanapembelajaran dengan menerapkan teknikpembelajaran yang dianggap relevan atausesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingindicapai. Dengan demikian, siswa dapatmengikuti pembelajaran dengan baik tanpamerasa tertekan yang pada akhirnya akanmenimbulkan kebosanan.

Teknik investigasi yang diterapkandalam penelitian ini merupakan salah satubukti nyata bahwa pembelajaran yang didesaindengan menerapkan teknik tertentu yangdianggap relevan dapat meningkatkan baikhasil belajar, motivasi, dan sekaligusmengairahkan semangan belajar siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan dalam penelitian, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Penerapan teknik investigasi dalam menulis

laporan mampu meningkatkan aktivitasbelajar siswa dan mampu meningkatkanprestasi belajar siswa. Hal ini terlihat daripersentase ketuntasan belajar siswa secaraklasikal yang sudah memadai. Hal ini dapatdilihat pada persentase ketuntasan meningkatdari 41,7% pada siklus I menjadi 94,5% padasiklus II.

2. Penerapan teknik investigasi dalam menulislaporan dapat meningkatkan gairah belajarsiswa begitu pula dengan sikap dan prilakuresponsif terhadap mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiat, Sabarti. dkk. 1998. PembinaanKemampuan Menulis BahasaIndonesia. Jakarta:IKAPI.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek, Edisi VI,Yogyakarta: Rineka Cipta.

KBBI.2003. Edisi ketiga. Jakarta: BalaiPustaka.

Nurgiyantoro, Burhan. 1987.Penilaian dalamPengajaran Bahasa dan SastraIndonesia. Yogyakarta: BPFE.

Madya, Suwarsih. 1994. Panduan PenelitianTindakan, Yogyakarta: LembagaPenelitian IKIP Yogyakarta.

Purwanto. 2001. Prinsip-Prinsip dan TeknikEvaluasi Pengajaran, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Syafi’e, Imam 2001. Terampil BerbahasaIndonesia I. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan RepublikIndonesia.

Supardi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, dkk. 2002. Keterampilan Menulis.Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Menulis sebagaiKeterampilan berbahasa. Bandung:PT.Angkasa.

Tarigan, Jago. 1987. Keterampilan Menulis.Bandung:PT. Angkasa.

Page 44: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kualitas Proses

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan Hj. Marsiah 37

PENDAHULUAN

Mengajar berarti memberikan banyakpengalaman belajar kepada siswa, dan bukanhanya menyampaikan kepada siswa berbagaiinformasi, fakta, konsep, prinsip dan teorisebagai mata pelajaran. Tetapi guru diharapkanmampu menggunakan alternatif metodemengajar yang tepat. Hal ini dimaksudkan agarsiswa dalam belajar tidak merasa bosan. Selainitu, (Usman, 1994: 32) mengemukakan bahwa

penggunaan metode mengajar yang tepatmenyebabkan konsep yang diajarkan akanlebih berkesan dalam ingatan siswa.Berdasarkan observasi dan pengamatanlangsung yang dilakukan, dalam prosespembelajaran Matematika pada siswa Kelas VISDN 176 Tambangan masih banyak siswayang kurang aktif, dimana masih banyak siswayang kurang antusias mengikuti pelajaran, halini ditandai dengan adanya siswa yang tidak

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKANKUALITAS PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SISWA KELAS VI SDN 176 TAMBANGAN

Hj. Marsiah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SD Negeri 176 Tambangan Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untukmeningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika siswa Siswa Kelas VI SDN 176 Tambanganmelalui penerapan metode penemuan terbimbing. Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SDN176 Tambangan dengan jumlah siswa 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tesuntuk mengetahui hasil belajar matematika siswa, dan data mengenai keaktifan dan kesungguhansiswa diambil dengan menggunakan lembar obsevasi.Hasil yang diperoleh dari analisis kualitatif dan kuantitatif adalah sebagai berikut: (1) Kualitas prosespembelajaran matematika siswa Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan mengalami peningkatan dan(2) Terjadinya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga memberikandampak positif pada hasil belajar siswa, dimana sebelum diadakan penerapan metode penemuanterbimbing ketuntasan belajar siswa 26,67 % pada tes awal. Kemudian meningkat menjadi 66,67 %pada siklus I. Dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa menjadi 86,67 % dari 30 siswa yang subjekpenelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah bahwa terjadi peningkatankualitas proses pembelajaran matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan setelah diterapkanmetode penemuan terbimbing.

Kata kunci : Metode Terbimbing

Abstract *)

This research is a class action (classroom action research) which aims to improve the quality ofstudents' mathematics learning process Student Class VI SDN 176 mining through the application ofguided discovery methods. The subjects were 176 Grade VI SDN mined by the number of students 30people. The data collection technique used is the test to find out the results of students 'mathematicslearning, and data concerning students' activeness and seriousness taken using observation sheetThe results obtained from the qualitative and quantitative analysis are as follows: (1) The quality ofthe learning process of mathematics students Student Class VI SDN 176 mining increased, and (2) Anincrease in activity of students in the learning process also have a positive impact on student learning,where before being held application method of guided discovery learning completeness students26.67% at the beginning of the test. Then increased to 66.67% in cycle I. And in the second cyclestudents learning completeness be 86.67% of the 30 students who study subjects. The conclusion fromthis research is that an increase in the quality of the learning process of mathematics Student Class VISDN 176 mining after application of guided discovery method.

keywords: Guided method

Page 45: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

38 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

hadir tanpa keterangan. Selain itu dalam prosespembelajaran hanya siswa tertentu saja yangmengajukan pertanyaan begitu pula dalammengerjakan latihan.

Penggunaan metode penemuanterbimbing dalam pembelajaran Matematikadiasumsikan akan memberikan hasil yang lebihbaik dalam hal peningkatan kualitas prosespembelajaran Kelas VI SDN 176 Tambangan.Hal ini tidak lepas dari pandangan bahwaproses pendidikan yang benar adalahpendidikan yang tidak hanya memindahkaninformasi atau pengetahuan dari guru kepadasiswa. Pendidikan yang benar adalahmenggalakkan perkembangan kamampuanalamiah siswa, khususnya kemampuan untukbertanya dan menemukan.

Selain itu, guru haruslah membantusiswa belajar bagaimana bertanya menemukansendiri jawaban dari permasalahan yangdihadapi secara efektif dan bukan semata-matamembantu mereka memperoleh pelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulismengangkat suatu penelitian dengan judul“Penerapan Metode Penemuan TerbimbingUntuk Meningkatkan Kualitas ProsesPembelajaran Matematika siswa Kelas VISDN 176 Tambangan”.

PermasalahanBerdasarkan latar belakang masalah di

atas, maka permasalahan dalam penelitian inidirumuskan bahwa “Apakah MetodePenemuan Terbimbing dapat MeningkatkanKualitas Proses Pembelajaran Matematikasiswa Kelas VI SDN 176 Tambangan?.

Tujuan PenelitianDengan berdasarkan pada permasalahan

yang ada maka tujuan penelitian ini adalahuntuk meningkatkan kualitas prosespembelajaran Matematika melaluipembelajaran dengan metode penemuanterbimbing Kelas VI SDN 176 Tambangan.

Manfaat PenelitianPelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

diharapkan memberikan manfaat yaitu:1. Bagi guru: dapat digunakan sebagai

landasan dalam mengambil langkah-langkah perbaikan dalam peningkatankualitas pembelajaran Matematika denganmenggunakan metode penemuanterbimbing.

2. Bagi siswa: dapat menjadi masukantentang pentingnya aktifitas dalam belajaruntuk menemukan sendiri informasi, fakta,konsep, prinsip dan teori yang dapat

diperoleh melalui penggunaan metodepenemuan terbimbing.

3. Bagi sekolah: dapat memberikasumbangan dalam rangka perbaikan danpeningkatan kualitas pembelajaranMatematika di sekolah tempat penelitiansecara khusus maupun di sekolah lain padaumumnya.

ACUAN TEORI

Hakikat Pembelajaran MatematikaPengertian mengajar menurut Fontana

(Suherman, 2003: 2) dikemukakan bahwa:“proses perubahan tingkah laku yang relatiftetap sebagai hasil dari pengalaman sedangkanpembelajaran merupakan upaya penataanlingkungan yang memberikan nuansa agaeprogram belajar tumbuh dan berkembangsecara optimal”.

Proses belajar bersifat internal dan unikdalam diri individu siswa, sedangkan prosespembelajaran bersifat eksternal yang sengajadirencanakan dan bersifat rekayasa perilaku.

Ditinjau dari segi konsep komunikasilebih lanjut Suherman mengemukakan bahwa:“pembelajaran adalah proses komunikasifungsional antara siswa dengan guru dan siswadengan siswa, dalam rangka perubahan sikapdan pola piker yang akan menjadi kebiasaanbagi siswa yang bersangkutan”.

Pemikiran bahwa pembelajaranmatematika lebih utama dibandingkan denganpengajaran matematika dan matematikapenting dan harus dikuasai oleh siswa secarakomperhensif dan holistik. Mengandungkonsekuensi bahwa pembelajaran matematikaseyogyanya mengoptimalkan keberadaan danperan siswa sebagai pembelajar.Ketercapaian dua sasaran pembelajaran secarasubtantif dan efektif akan tercapai manakalasiswa diberi kesempatan yang seluas-luasnyauntuk belajar matematika (doing matematika).Dengan demikian, dalam proses belajarmengajar matematika kegiatan pengajaranperlu diubah menjadi kegiatan pembelajaran.Teknik mengajar harus diganti dengan teknikmengajar yang baik. Titik berat pemberianmateri pelajaran harus digeser menjadipemberian kemampuan yang relevan dengankebutuhan siswa.

Penemuan Sebagai Suatu MetodePembelajaran

Metode penemuan merupakan suatumetode cara penyampaian topik-topikmatematika, sedemikian sehingga proses

Page 46: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kualitas Proses

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan Hj. Marsiah 39

belajar mengajar memungkinkan siswamenemukan sendiri pola-pola atau struktur-struktur matematika melalui serentetanpengalaman-pengalaman belajar yang lampau.Keterangan-keterangan yang harus dipelajariitu tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswadiwajibkan melakukan aktifitas mentalsebelum keterangan yang dipelajari itu dapatdipahami. (Hudoyo, 2003:

Melaksanakan pengajaran denganmetode penemuan merupakan suatu prosesyang melibatkan partisipasi siswa dalam prosesbelajar. Jika siswa secara aktif terlibat didalam menemukan suatu prinsip, ia akanmemahami konsep lebih baik, ingat lama danakan mampu menggunakannya kedalamkonteks lain. Selain itu, siswa juga diharapkanakan bergairah untuk mempelajari matematikadan akan membawa siswa ingin mengetahuilebih lanjut hubungan-hubungan yang lain.Melaksanakan pengajaran dengan metodepenemuan harus memperhatikan siswa yangcerdas dan kurang kecerdasannya. Bagi yangcerdas hendaknya di berikan tugas yang lainagar mereka tidak bosan menunggu teman-temannya yang belum berhasil menemukanjawabannya. Tetapi harus diusahakan agarjawaban atau hasil akhir itu tetap ditemukansendiri oleh siswa (Suherman, 2003: 212).

Jadi dalam pelaksanaan metodepenemuan ini siswa diharapkan dapatmenemukan hal-hal yang baru baik itu berupakonsep, dalil, rumus, aturan atau sejenisnyamelalui kegiatan belajar yang siswa lakukan,sedangkan guru hanyalah membantu apabiladiperlukan sehingga ingatan belajar mengajarmelibatkan secara maksimal baik pengajarmaupun siswa.

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek PenelitianLokasi penelitian ini adalah SDN 176Tambangan dengan subjek penelitianadalah seluruh siswa Kelas I sebanyak 30orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 23perempuan.

B. Rencana TindakanPenelitian Tindakan Kelas (PTK) inidilaksanakan sebanyak 2 siklus pada.Dengan Siklus I sebanyak 3 kali pertemuandan Siklus II sebanyak 3 kali pertemuandengan menggunakan metode penemuanterbimbing.

C. Teknik Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulam data yangdilakukan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:1. Data tentang ketuntasan belajar

matematika siswa diperoleh dari teshasil belajar matematika yang dilakukansetiap akhir siklus.

2. Data tentang perubahan yang terjadi dikelas mengenai aktifitas siswa dalampembelajaran dengan menggunakanlembar observasi.

D. Teknik Analisis DataData yang terkumpul kemudian dianalisissecara kualitatif dn kuantitatif. Data hasilpengamatan dan tanggapan siswa dianalisissecara kualitatif, sedangkan data hasil tesdianalisis secara kuantitatif.

Pengkategorian ketuntasan belajarsiswa mengambil patokan dari nilai hasilbelajar mereka. Berdasarkan ketuntasanDepdiknas (Basmawati, 2004: 24) bahwa:“Siswa dikatakan tuntas belajar untuksetiap Program Satuan Pelajaran (PSP) jikadaya serap yang diperoleh minimal 65 %dari skor ideal, dan ketuntasan belajarklasikal apabila 85 % siswa telah mencapaidaya serap sekurang-kurangnya 65 %.”

HASIL PENELITIAN

Siklus Pertama

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa danHasil Belajar Siswaa. Pada pertemuan pertama dari 30 siswa

yang hadir 26 siswa yang mengikutiproses pembelajaran. Pertemuan keduahingga pertemuan terakhir pada siklus Isiswa yang hadir meningkat hingga 28siswa.

b. Siswa yang mengajukn pertanyaanselama KBM berlangsung daripertemuan pertama sampai pertemuanketiga hanya sekitar 4 sampai 10 orangsaja. Hal ini karena mereka masih barudengan metode pembelajaran inisehingga masih ada perasaan takut atauragu untuk bertanya.

c. Pada pertemuan pertama masih banyaksiswa yang memerlukan bimbingan,yaitu dari 26 siswa yang hadir terdapat23 siswa yang dibimbing. Hal ini karenasiswa belum paham dengan materi yangdiberikan. Namun pada pertemuan keduadan pertemuan ketiga siswa yangdibimbing sudah berkurang dari 21orang menjadi 17 orang. Ini disebabkan

Page 47: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

40 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

karena siswa sudah mulai mahamdengan metode pembelajaran dan materiyang diberikan dan terkadang ada siswayang menjadi tutor bagi siswa yang lain.

d. Masih kurangnya siswa yangmengerjakan latihan yang diberikandalam kelas. Hal ini terlihat dari 26siswa yang hadir pada pertemuanpertama hanya 6 orang saja yangmengerjakan latihan. Namun sampaipertemuan terakhir sudah terlihat adanyapeningkatan sampai 15 orang yangmengerjakan latihan.

e. Siswa yang memberikan tanggapan ataumenjawab pertanyaan dari guru masihsedikit, dimana pada pertemuan pertamahanya 4 orang saja. Walaupun padapertemuan kedua hingga pertemuanterakhir terdapat peningkatan, namunhanya berkisar 12 sampai 14 orang saja.Demikian pula halnya dengan siswamemberikan tanggapan atau menjawabpertanyaan siswa yang lain masih sangatkurang yaitu 2 sampai 4 orang sajaselama pertemuan pertama hinggapertemuan terakhir.

Apabila skor hasil tes yangmenggambarkan kemampuan siswa setelahditerapkan metode penemuan terbimbing,maka persentase ketuntasan belajar siswapada siklus I dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 1 : Deskripsi ketuntasan Belajar Siklus I

Dari tabel diatas dapat diketahuibahwa pada Siklus I setelah dilakukanpembelajaran matematika dengan metodepenemuan terbimbing, terdapat 20 orangdari 30 siswa atau 66,67 % siswa yangmencapai ketuntasan belajar sedangkansiswa yang tidak mencapai ketuntasanbelajar adalah 10 orang atau 33,33 %. Inimenunjukkan bahwa ketuntasan belajarsecara klasikal belum tercapai. Hal inimungkin disebabkan karena siswa belumpaham betul dengan materi yang di berikanatau mungkin juga siswa tidak mengulangilagi pelajaran yang diberikan setelahkembali ke rumah masing-masing ataupembelajaran yang diberikan belummaksimal karena keterbatasan waktu danhal yang lain dari peneliti sendiri. Belum

terpenuhinya indikator kinerja berupaketuntasan belajar secara klasikal perlumenjadi pertimbangan untuk diseleksi lebihlanjut dan diperhatikan faktor-faktorpenyebabnya sehingga menjadi acuan untukpelaksanaan tindakan pada siklus II.

2. Refleksia. Ketegangan terjadi pada siswa karena

sebelumnya siswa telah bersifat pasifdalam menerima pelajaran utamanyapada saat akhir pelajaran jarangmenerima tugas yang dikerjakan padasaat akhir pelajaran.

b. Materi yang disajikan untuk setiap kalipertemuan telah sesuai yangdirencanakan berdasarkan kurikulum.

c. Kehadiran siswa dalam mengikutipelajaran setiap kali pertemuan sudahmeningkat walaupun ada diantaramereka tidak hadir dengan alasan sakit.

d. Keaktivan siswa dalam mengikuti prosespembelajaran meningkat, hal ini telihatbanyaknya siswa yang mengajukanpertanyaan dan memberikan tanggapan,baik kepada guru maupun kepada siswayang lain, memberikan saran ataukomentar serta mengerjakan latihan.

e. Siswa antusias dalam mengikuti prosespembelajaran, mengerjakan setiapkegiatan yang diberikan denganpenerapan metode penemuan terbimbing,kemudian siswa yang kemampuannyakurang meminta bimbingan dari guruataupun pada siswa yang lain, hal inimenunjukkan gairah dan semangatbelajar siswa yang besar.

f.Kemampuan siswa dalam membuatkesimpulan dalam setiap pertemuansemakin meningkat walaupun masihbanyak siswa memerlukan bimbingan.

g. Masih banyak siswa yang memerlukanbimbingan dalam mencari ataumenemukan jawaban dari permasalahanyang diberikan. Hal ini disebabkan siswabelum terbiasa dan belum mengerti betuldengan penerapan metode penemuanterbimbing.

h. Berdasarkan hasil belajar siswa padasiklus pertama untuk semua langkah-langkah dalam penerapan metodepenemuan terbimbing menunjukkanhasil yang baik.

i. Ketuntasan hasil belajar siswa padasiklus pertama belum mencapaiketuntasan klasikal (85 % ketuntasanklasikal).

Skor Kategori Frek.Persentase

(%)0 – 64,9 Tidak Tuntas 10 33,33

65 – 100 Tuntas 20 66,67

Page 48: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kualitas Proses

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan Hj. Marsiah 41

j. Berdasarkan hasil observasi ttentangaktivitas guru pada siklus pertama, gurudalam mengelola proses pembelajaranmatematika dengan penerapan metodepenemuan terbimbing sudah baik,walaupun masih ada rasa gugup dalammenghadapi siswa. Selain itu dalammemberikan bimbingan kepada siswabelum begitu maksimal karenabanyaknya siswa yang memerlukanbimbingan dan terbatasnya waktu yangdigunakan.

3. KeputusanKarena hasil belajar siswa pada akhir

siklus I belum menunjukkan hasil yangoptimum dan belum meratanya pemahamansiswa tentang penerapan metode penemuanterbimbing maka dasar acuan untukmelanjutkan pelaksanaan tindakan ke siklusII dengan mengupayakan perbaikan melaluipenerapan metode penemuan terbimbingdengan lebih meningkatkan aktivitas siswaatau lebih banyak mengerjakan latihan baikdi dalam kelas maupun di rumah.

Siklus Kedua

Hasil Observasi Aktivitas Siswa dan HasilBelajar Siswaa. Pada pertemuan pertama dari 30 siswa yang

hadir 29 orang yang mengikuti prosespembelajaran, hingga pertemuan terakhirkehadiran siswa sudah mencapai 100 %.

b. Selama proses pembelajaran berlangsungterlihat adanya peningkatan antusian belajarsiswa, dimana siswa yang mengajukanpertanyaan dari pertemuan pertama hinggapertemuan akhir meningkat dari 16 orangmenjadi 25 orang.

c. Siswa yang minta dibimbing sudahberkurang dari 15 orang pada pertemuanpertama menjadi 6 orang pada pertemuanterakhir. Hal ini karena adanya kerja samayang baik antara anggota kelompok.

d. Siswa yang mengerjakan latihan yangdiberikan sudah meningkat dari 21 orangmenjadi 27 orang pada pertemuan ketiga,karena siswa mengerjakan latihan denganLKS.

e. Keaktivan siswa dalam memberikantanggapan atau menjawab pertanyaan sertamemberikan komentar baik kepada gurumaupun kepada siswa yang lain jugamengalami peningkatan. Ini disebabkankarena setiap kelompok diberikankesempatan untuk memaparkan kesimpulan

yang diperoleh kemudian kelompok yanglain memberikan tanggapan.

Apabila skor hasil tes yangmenggambarkan kemampuan siswa setelahditerapkan metode penemuan terbimbing,maka persentase ketuntasan belajar siswa padasiklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 : Deskripsi ketuntasan Belajar Siklus II

Skor Kategori FrekuensiPersentase

(%)0 –64,9

TidakTuntas

4 13,33

65 –100

Tuntas 26 86,67

Selanjutnya pada tabel 2 di atasterdapat 26 orang atau 86,67 % siswa yangmencapai ketuntasan belajar secara individual,sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4orang atau 13,33 %. Ini menunjukkan bahwaketuntasan belajar siswa secara klasikalmengalami peningkatan dari 66,67 % menjadi86,67 % berarti indikator kinerja terpenuhiyakni ketuntasan belajar Matematika secaraklasikal mencapai 85% setelah pelaksanaantindakan siklus II.

4. Refleksia. Pada siklus kedua ketegangan siswa

sudah tidak terlihat karena siswa sudahterbiasa dengan pembelajaran denganmetode penemuan terbimbing.

b. Kehadiran siswa pada siklus keduasudah mencapai 100 %.

c. Siswa merespon dan antusias dalammengikuti pembelajaran. Hal ini ditandaisemakin banyaknya siswa yangmengajukan pertanyaan, memberikantanggapan, saran maupun siswa yangmengerjakan latihan.

d. Perhatian siswa dalam prosespembelajaran sudah lebih meningkat.Hal ini ditandai dengan lebih tingginyakeinginan dan semangat siswamelakukan kegiatan yang diberikandengan menerapkan metode penemuanterbimbing.

e. Berdasarkan hasil tes siklus kedua sudahmenunjukkan hsil yang sangat baik.Dengan membandingkan hasil tes siklusI hampir semua mengalamipenimgkatan, walaupun masih ada yangtetap ataupun turun dilihat dari skor yangdiperoleh siswa.

Page 49: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

42 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

f. Ketuntasan hasil belajar siswa padasiklus II sudah mencapai ketuntasanklasikal yaitu 86,67 % ketuntasan kelas.

g. Berdasarkan hasil observasi tentangaktivitas guru pada siklus II, guru dalammengelola proses pembelajaranmatematika dengan menerapkan metodepenemuan terbimbing sudah sangat baik.

5. KeputusanDari dua siklus yang telah dilaksanakandengan menggunakan penerapan metodepenemuan terbimbing diperoleh hasilsebagai berikut:a. Penerapan metode penemuan

terbimbing dapat meingkatkanaktivitas siswa dalam prosespembelajaran matematika.

b. Siswa telah memahami langkh-langkahdalam menyelesaikan permasalahanmatematika dengan menggunakanmetode penemuan terbimbing.

c. Penguasaaan materi denganmenggunakan metode penemuanterbimbing lebih baik atau meningkat.

d. Pada siklus kedua ini siswamenunjukkan semangat dan gairahbelajar yang tinggi.

e. Hasil belajar siswa pun mengalamipeningkatan.

SIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan data hasil penelitian danpembahasan dapat disimpulkan bahwa:1. Berdasarkan data kualitatif bahwa

dengan penerapan metode penemuanterbimbing dalam pembelajaranmatematika dapat meningkatkankualitas proses pembelajaranmatematika yaitu meningkatnyakeaktifan siswa dalam prosespembelajaran, gairah belajar siswa yangtinggi, semangat belajar yang besarserta rasa percaya pada diri sendiri.

2. Berdasarkan data kuantitatif bahwasetelah dilaksanakan pembelajaranmatematika dengan metode penemuanterbimbing terjadi perubahan perilakuyang positif pada diri siswa yaitumeningkatnya ketuntasan hasil belajarsiswa dari 66,67 % pada siklus Imenjadi 86,67 % pada siklus II.

B. SaranDari hasil penelitian yang dilaksanakandalam dua siklus banyak perubahan positif

yang terjadi baik bagi peneliti maupun bagisekolah dan yang terpenting adalah bagisiswa. Berdasarkan hal di atas makadisarankan:1. Untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa, diharapkan gurumatematika menerapkan metodepenemuan terbimbing dalam prosespembelajaran.

2. Untuk lebih meningkatkan kualitaspembelajaran, diharapkan kepada untukmemperbanyak penelitian kaji tindakan(action research) dalam hal mencari danmenemukan metode yang tepat dalamproses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Hadirah, dkk. 2006. Implementasi ModelPembelajaran Kooperatif untukMeningkatkan Aktivitas dan PrestasiBelajar Matematila Siswa SMP NegeriI Mandai. Usulan Penelitian. Maros.Dinas Pendidikan Maros.

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi MengajarBelajar Matematika. IKIP Malang

Hudoyo, Herman. 2003. PengembanganKurikulum dan PembelajaranMatematika. JICA.

Marpaung, Y. 2003. Perubahan ParadigmaPembelajaran Matematika di Sekolah.Makalah. Disajikan dalam SeminarNasional ”Perubahan ParadigmaPembelajaran Matematika dariParadigma Mengajar ke ParadigmaBelajar” tanggal 27-28 Maret 2003.Yogyakarta. Jurusan MatematikaFMIPA Universitas Sanata Darma.

Muhkal, Mappaita. 1992. MenumbuhkanKemampuan Memecahkan Masalahmelalui Proses Mengajar BelajarMatematika. Makalah. JurusanPendidikan Matematika ProgramPascasarjana IKIP Malang.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum BerbasisKompetensi (Konsep, Karakteristik,dan Implementasi). Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Nurkancan, Wayan. 1986. EvaluasiPendidikan. Surabaya: UsahaNasional.

Paduppai, Darwing. Peningkatan KualitasProses dan Hasil Belajar Matematikamelalui Pembelajaran Gaya Kognitif

Page 50: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kualitas Proses

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VI SDN 176 Tambangan Hj. Marsiah 43

Siswa. Eksponen. Jurnal PendidikanMatematika dan Matematika. Vol 4No. 3 hal 181-188.

Paeru, Ahmad Daud. 1997. Studi EksperimenTentang Metode Penemuan DanMetode Ekspositori dalam MengajarKomposisi Transformasi Di Kelas IIIlmu Fisika SMA Negeri DiKotamadya Ujung Pandang. Tesis.FPS IKIP Malang. PPS IKIP Malang.

Russefendi, ET. 1998. Pengantar MembantuGuru Mengembangkan Kompetensinyadalam Mengajar Matematika untukMeningkatkan CBSA. Bandung:Tarsito.

Suradi. 2005. Interaksi Siswa dalamPembelajaran Matematika secaraKooperatif. Disertasi. TidakDipublikasikan. Surabaya. PPs Unesa.

Suryo, Subroto. 1997. Proses BelajarMengajar Di Sekolah. Jakarta: RinekaCipta.

Suherman, Erman, dkk. 2003. StrategiPembelajaran MatematikaKontemporer. Jurusan PendidikanMatematika Universitas PendidikanIndonesia. Bandung

Page 51: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

44 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Page 52: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Metode

Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya Syamsiah 45

PENDAHULUAN

Pendidikan sebenarnya merupakan suaturangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwatersebut merupakan rangkaian kegiatankomunikasi antar manusia sehingga manusiaitu bertumbuh sebagai pribadi yang utuh. Padamasa sekarang ini, pendidikan semakindirasakan manfaatnya. Diantara sekian banyaklapangan kerja yang tersedia, hanya sebagianorang saja yang mampu memenuhi syaratuntuk mengisi lowongan yang tersedia. Dalamhal ini pendidikan yang disertai dengan

keahlian sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.Untuk menghasilkan manusia Indonesiaberkualitas dan mampu menjawab tantanganzaman yang semakin membutuhkankemampuan kompetitif, maka jalur pendidikanmerupakan salah satu jalan keluar. Melaluipendidikan dapat tercipta sumber daya manusiayang handal seperti yang diharapkan bersama.

Pemerintah dalam hal ini DepartemenPendidikan Nasional dengan segala upayanyamendukung tujuan tersebut dengan berbagaimacam langkah, misalnya dengan membangundan melengkapi sarana dan prasarana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARANDENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS V SDN 310 NANASAYA

Syamsiah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SD Negeri 310 Nanasaya Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan hasil belajarmatematika melalui pembelajaran dengan metode pemecahan masalah. Subyek penelitian ini adalahsiswa kelas V SDN 310 Nanasaya yang berjuyamlah 38 orang, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 18perempuan. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama dilaksanakan selama 4kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Pengambilan data dilakukandengan menggunakan tes hasil belajar dan observasi. Data yang terkumpul diolah denganmenggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang dicapai yaitu : (1) Hasil belajarmatematika siswa pada siklus I berada pada kategori kurang dengan skor rata-rata 19,31 dari skortertinggi yang mungkin dicapai yaitu 50. (2) Hasil belajar matematika siswa dengan tindakan belajarkelompok pada siklus II berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 33,18 dari skor tertinggi yangmungkin dicapai yaitu 50. (3) terjadi peningkatan keaktifan, perhatian, kesungguhan dan partisispasisiswa dalam proses belajar mengajar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajarandengan menggunakan metode pemecahan masalah dengan penambahan tindakan yakni belajarkelompok, dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 310 Nanasaya.

Kata kunci : Metode Pemecahan Masalah

Abstract *)

This inquiry is classroom action research aimed at improving students’ mathematics achievementthrough the implementation of problem solving learning approach. The subjects of the research wereclass V students of SDN 310 Nanasaya. There were 38 students (20 male, 18 female) involved in thestudy. The study was conducted within two cycles. The first cycle was conducted for 4 lessons and thesecond cycle for 5 lessons. Data were gathered using mathematics achievement test and observation.Data were then analyzed by employing both quantitative and qualitative analyses. The researchresults shown that: (1) Within the first cycle, the students’ average score reaghed in the achievementtest was 19,13 of ideal score 50; which was categorized as being in poor; (2) Within the second cyclethe students’ average score obtained in the achievement test was 33,81 of ideal score 50 which wascategorized as good; and (3) The improvement was evident in terms of students’ activeness, attention,seriousness, and participation in the process of teaching and learning. Based upon the researchfindings, it could be concluded that the implementation of contextual teaching and learning approachcould improve mathematics achievement of class V students of SDN 310 Nanasaya .

keywords: Problem Solving Methods

Page 53: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

46 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

pendidikan, meningkatkan kemampuanprofesional tenaga pendidik, mengembangkankurikulum dan lain sebagainya.

Matematika merupakan disiplin ilmuyang mempunyai sifat khas kalaudibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain.Sebagian besar siswa mengalami kesulitandalam mata pelajaran matematika, Rendahnyadaya serap siswa dapat dengan mudah dilihatbila siswa sedang belajar di dalam kelas.Banyak siswa yang tidak hanya kurang mampumemahami konsep matematika yang diajarkan,tetapi juga berusaha menghindari dari matapelajaran matematika ataukah pura-purasenang dengan mata pelajaran matematika.

Menyimak hal tersebut, disesuaikandengan kondisi di lapangan, dengan melihatrendahnya prestasi belajar siswa utamanyaprestasi belajar matematika di Sulawesi Selatanpada umumnya, dapat diasumsikan bahwamutu pengajaran matematika belum sesuaidengan apa yang diharapkan.

Oleh karena itu, kegiatan belajarmengajar matematika seyogyanya tidakdisamakan begitu saja dengan ilmu lain, karenapeserta didik yang belajar matematika itupunberbeda-beda pula kemampuannya, makakegiatan belajar mengajar haruslah diatursekaligus memperhatikan kemampuan yangbelajar dan hakekat matematika itu sertadiperlukan adanya metode yang dipandangsejalan dengan kondisi siswa.

Salah satu metode yang dianggap sangatrelevan adalah pemecahan masalah (problemsolving). Karena belajar matematikamerupakan serangkaian kegiatan yang sangatberkaitan dengan pemecahan masalah(problem solving). Anggapan ini didasarkanatas kondisi siswa kelas V SDN 310 Nanasayayang pada umumnya masih miskin akanberbagai konsep matematika, sehinggadiperlukan peranan guru yang lebih dominan.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di

atas, maka masalah yang akan diperhatikansecara umum adalah bagaimana meningkatkanprestasi belajar matematika siswa. Secaraoperasional, masalah dalam penelitian iniadalah rendahnya hasil belajar matematikasiswa dan rendahnya kreativitas dankemandirian siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan metode pemecahanmasalah.

Tujuan PenelitianPada dasarnya penelitian ini ditujukan

untuk menjawab masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya. Secara operasionaladalah untuk meningkatkan hasil belajarmatematika siswa dan menumbuhkankreativitas dan kemandirian siswa dalammenyelesaikan soal-soal matematika.

Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari hasil

penelitian tindakan kelas ini adalah:1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru

khususnya guru SD dalam menyajikanmateri di kelas, sebagai suatu strategialternatif dalam upaya meningkatkanprestasi belajar matematika siswa.

2. Sebagai informasi bagi siswa dalammembentuk pemahaman yang benarmengenai matematika dan mencari polaatau strategi dalam belajar matematika.

KERANGKA TEORITIK DANHIPOTESIS TINDAKAN

Kerangka Teoritik

a. Pengertian Hasil BelajarHasil belajar tidak dapat dipisahkan

dari apa yang terjadi dalam kegiatanbelajar baik di kelas, di sekolah maupun diluar sekolah. Apa yang dialami siswadalam pengetahuan kemampuannyamerupakan apa yang diperoleh.Pengalaman tersebut pada gilirannyadipengaruhi pula oleh faktor-faktor sepertikualitas, interaksi antar siswa, bahan danguru serta karakteristik siswa pada waktumendapatkan pengalaman tersebut.

Untuk mengetahui sejauh manatingkat keberhasilan siswa dalammenguasai bahan pelajaran yangdipelajarinya diperlukan suatu alat ukur.Alat ukur yang biasa digunakan adalahberupa tes. Namun tes merupakan salahsatu bentuk alat ukur yang seringdigunakan mengukur tingkat keberhasilansiswa terhadap penguasaan bahanpelajaran. Hasil pengukuran denganmemakai tes salah satu indikatorkeberhasilan siswa yang dapat dicapaidalam usaha belajarnya. Hudoyo(1990:139) memberikan batasan bahwa:

Dari uraian di atas, dapat disimpulkanbahwa hasil yang dicapai siswa dalampelajaran setelah melakukan kegiatanbelajar yang diukur langsung denganmenggunakan tes sebagai ukurankeberhasilan belajar atau sejauh manasiswa telah menguasai bahan pelajaranyang telah dipelajari.

Page 54: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Metode

Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya Syamsiah 47

b. Metode Pemecahan MasalahMenurut Hudoyo (1990:113)

mengatakan bahwa suatu pertanyaan akanmerupakan suatu masalah hanya jikaseseorang tidak mempunyai aturan atauhukum tertentu yang segera dapatdipergunakan untuk menemukan jawabanpertanyaan tersebut.

Perlu diketahui bahwa suatupertanyaan merupakan masalahbergantung kepada individu dan waktu.Artinya suatu pertanyaan merupakan suatumasalah bagi siswa, tetapi mungkin bukanmerupakan suatu masalah bagi siswa yanglain. Pertanyaan yang dihadapkan kepadasiswa yang tidak bermakna bukanmerupakan masalah bagi siswa tersebut.Dengan perkataan lain, pertanyaan yangdihadapkan pada siswa haruslah dapatditerima pleh siswa tersebut. Jadipertanyaan itu harus sesuai dengan strukturkognitif siswa.

Demikian juga pertanyaan itumerupakan suatu masalah bagi seseorangsiswa pada suatu saat, tetapi bukanmerupakan suatu masalah lagi bagi siswatersebut pada saat berikutnya, bila siswatersebut sudah mengetahui cara atau prosesmendapatkan penyelesaian masalahtersebut.Jelas kiranya syarat suatu masalah bagiseorang siswa adalah sebagai berikut:1. Pertanyaan yang dihadapkan kepada

seorang siswa haruslah dapatdimengerti oleh siswa tersebut, namunpertanyaan itu haruslah merupakantantangan baginya untuk menjawabnya.

2. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawabdengan prosedur rutin yang telahdiketahui siswa. Karena itu, faktorwaktu untuk menyelesaikan masalahjanganlah dipandang sebgai hal yangesensial.

Untuk memperoleh pengertian tentangpemecahan masalah maka berikut ini akandikemukakan beberapa pendapat para ahlidengan rumusan yang berbeda, namun padahakekatnya prinsip dan tujuannya sama.Masalah Menurut Hudoyo (dalam Langnge1998:8) adalah suatu pertanyaan akanmerupakan masalah hanya jika seseorang tidakmempunyai aturan atau hukum tertentu yangsegera dapat dipergunakan untuk menemukanjawaban pertanyaan tersebut. Selanjutnyadikatakan bahwa dalam pengajaranmatematika, pertanyaan yang dihadapkankepada siswa disebut soal. Soal matematika

dibedakan menjadi dua bagian: (1) soal yangsifatnya sebagai latihan yang diberikan padawaktu belajar matematika, agar siswa dapatmenggunakan suatu pengertian yang baru sajadiajarkan. (2) soal yang menghendaki siswauntuk menggunakan sintesa dan analisis.Untuk menyelesaikan soal semacam ini, siswamenguasai hal-hal yang telah dipelajarisebelumnya, yaitu mengenai pengetahuan,keterampilan dan pemahaman, tetapi hal inisiswa menggunakannya dalam situasi baru.Penyelesaian soal-soal inilah disebutpemecahan masalah.

Hipotesis TindakanBerdasarkan kerangka teoritik di atas

maka hipotesis tindakan ini adalah HasilBelajar Matematika siswa V SDN 310Nanasaya dapat meningkat jika metodepemecahan masalah diterapkan dalampembelajaran matematika.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Dan Subjek PenelitianPenelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom ActionResearch)Penelitian ini berlokasi di VSDN 310 Nanasaya. Subjek penelitianadalah seluruh siswa kelas V Semester Itahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah38 orang.

B. Faktor yang diselidiki1. Faktor siswa yaitu:

a. Sikap dan keaktifan siswa dalammengikuti pembelajaran denganmetode pemecahan masalah.

b. Kemampuan siswa memecahkanmasalah matematika setelahmengikuti pembelajaran denganmetode pemecahan masalah

2. Faktor proses pembelajaran: apakahproses belajar mengajar yangberlangsung bermakna danmenyenangkan dengan diterapkannyametode pemecahan masalah.

C. Teknik Pengumpulan DataData dikumpulkan dengan teknik:

observasi terhadap faktor-faktor yangdiselidiki. Pada penelitian ini yangbertindak sebagai obsever direncanakanadalah rekan peneliti, yang sebelumpenelitian dilaksanakan koordinasibersama peneliti tentang faktor data yangakan diobservasi.

Page 55: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

48 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

D. Teknik Analisis DataData yang diperoleh dari sumber

data berupa data kuantitatif dan kualitatifyang terdiri dari: (1) hasil tes, (2) formatobservasi.1. Secara kualitatif, analisis yang

dilakukan dalam mendeskripsikan dataadalah dengan menggunakan kata-kata tentang temuan-temuan penelitianselama proses belajar mengajarberlangsung.

2. Secara kuantitatif, analisis dilakukandengan mencatat peningkatan hasilbelajar matematika yang menggunakanperhitungan rata-rata dan persentase.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Analisis Kuantitatif1. Siklus I

Dari analisis deskriptif skorpeningkatan hasil belajar matematika siswaV SDN 310 Nanasaya setelah melaluipembelajaran dengan metode pemecahanmasalah dan disajikan pada tabel 4.1 berikutini:

Apabila skor peningkatan hasilbelajar matematika siswa melaluipembelajaran dengan metode pemecahanmasalah dikelompokkan kedalam limakategori, maka diperoleh distribusifrekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel4.2 berikut ini:

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2, makadisimpulkan bahwa peningkatan hasilbelajar matematika melalui pembelajarandengan metode pemecahan masalah siswa VSDN 310 Nanasaya pada Tes Akhir Siklus Iberada pada kategori “kurang”.

2. Siklus II.Dari analisis terhadap peningkatan

hasil belajar matematika melalui

pembelajaran dengan metode pemecahan

masalah siswa V SDN 310 Nanasaya

selama berlangsungnya siklus II, dan juga

dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini:

Dari skor peningkatan hasil belajarmatematika siswa melalui pembelajarandengan metode pemecahan masalahdikelompokkan kedalam lima kategori,maka diperoleh distribusi frekuensi skoryang ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini:

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4, maka dapatdisimpulkan bahwa dengan penambahantindakan yaitu belajar kelompok,peningkatan hasil belajar matematika

melalui pembelajaran denganmetode pemecahan masalahsiswa V SDN 310 Nanasayapada Tes Akhir Siklus IIberada pada kategori “baik”.Selanjutnya tabel 4.5 akanmemperlihatkan peningkatan

hasil belajar matematika melaluipembelajaran dengan metode pemecahanmasalah siswa kelas V SDN 310 Nanasayadalam proses belajar mengajar pada siklus Idan siklus II.

Statistik Nilai StatistikSubyek 38

Skor Ideal 50,00Skor Tertinggi 48,00Skor Terendah 3,00Rentang Skor 45,00

Skor Rata – rata 19,31Standar Deviasi 13,64

No Skor Kategori Frekuensi Persentase1. 0 – 17 Sangat Kurang 13 34,202. 17,5 – 27 Kurang 11 28,903. 27,5 – 32 Sedang 5 13,104. 32,5 – 42 Baik 3 7,805. 42,5 – 50 Sangat Baik 6 15,80

Jumlah 38 100,00

Statistik Nilai Statistik

Subyek 38

Skor Ideal 50,00

Skor Tertinggi 50,00

Skor Terendah 17,00

Rentang Skor 33,00

Skor Rata – rata 33,18

Standar Deviasi 8,85

No Skor Kategori Frek. Persentase

1. 0 – 17 Sangat Kurang 0 0

2. 17,5 – 27 Kurang 4 10,50

3. 27,5 – 32 Sedang 7 18,30

4. 32,5 – 42 Baik 20 52,70

5. 42,5 – 50 Sangat Baik 7 18,30

Jumlah 38 100,00

Page 56: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Metode

Pemecahan Masalah Siswa Kelas V SDN 310 Nanasaya Syamsiah 49

Dari hasil analisis deskriptif diatasmenunjukkan bahwa skor rata-rata peningkatanhasil belajar matematika melalui pembelajarandengan metode pemecahan masalah siswa padasiklus I sebesar19,31 setelah dikategorisasikanberada dalam kategori kurang dan pada siklusII terlihat bahwa skor peningkatan hasil belajarmatematika melalui pembelajaran denganmetode pemecahan masalah siswa sebesar33,18 yang berada pada kategori baik.

PembahasanDari hasil analisis kualitatif dan

kuantitatif, terlihat bahwa pada dasarnyapelaksanaan pembelajaran dengan metodepemecahan masalah dapat memberikanperubahan kepada siswa. Adanya perubahantersebut disebabkan karena kurangnyapemahaman siswa dalam memecahkan suatumasalah sesuai dengan langkah-langkah yangtepat.

Pada siklus I selama kegiatanpembelajaran berlangsung, terlihat bahwasiswa lebih termotivasi untuk mengikutipelajaran disebabkan karena adanya langkah-langkah pemecahan masalah yang sesuaidengan prosedur dan diberikannya LKS tiappertemuan, dimana siswa diharapkanmemperlihatkan sejauh mana tingkatpemahaman siswa mengenai materi yang telahdiajarkan.

Sampai pada pertemuan akhir siklus Idan diadakan tes akhir siklus I terlihatkemampuan siswa dalam memecahkan suatupermasalahan walaupun pada siklus ini masihberada pada kategori sangat kurang. Setelahdiadakan refleksi kegiatan pada siklus I, makadilakukan beberapa perbaikan kegiatan yangdianggap dapat meningkatkan kemampuanmemecahkan suatu masalah pada siklus II.Pada siklus II terlihat siswa sudah terbiasadengan kegiatan yang dilakukan, kerja samaantar kelompok sudah terlihat dan setelah gurumemberikan informasi tentang materi secaragaris besar, siswa mulai membahas materiyang ada dibuku paket, kemudian mengerjakanLKS yang diberikan dan menanyakan hal-halyang kurang dipahami/kurang jelas dari materiyang dibahas baik pada teman kelompoknyamaupun pada guru.

Secara umumdapat dikatakanbahwa seluruhkegiatan padasiklus II inimengalamipeningkatan

dibanding dari siklus I. Hal ini dapat terlihatpada keaktifan siswa untuk bertanya tentangmateri yang dibahas, keseriusan siswa untukmengikuti proses belajar mengajar, kehadiransiswa dan keaktifan siswa yang telah beranimengajukan diri untuk menyelesaikan soaldipapan tulis dengan benar. Dan setelahdiberikan tes akhir siklus II, skor rata-rata yangdicapai adalah 33,18 dari skor tertinggi 50 danskor terendah 17 dengan standar deviasi8,85berada pada kategori baik. Dan jikadibandingkan dengan tes akhir siklus I, makadapat disimpulkan pembelajaran denganmenggunakan metode pemecahan masalahdapat meningkatkan hasil belajar matematikakelas V SDN 310 Nanasaya.

SIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanDari hasil pembahasan dapat ditarik

beberapa kesimpulan yang menyatakan bahwabahwa hasil belajar matematika melaluipembelajaran dengan metode pemecahanmasalah siswa kelas V SDN 310 Nanasayamengalami peningkatan selama dua siklus. halini dapat dilihat dari:1. Hasil belajar matematika siswa setelah

pembelajaran dengan metode pemecahanmasalah pada siklus I berada pada kategorikurang dengan skor rata-rata 19,31 dariskor tertinggi 48 dan skor terendah 3dengan standar deviasi13,64.

2. Hasil belajar matematika siswa setelahpembelajaran dengan metode pemecahanmasalah pada siklus II berada padakategori baik dengan skor rata-rata 33,18dari skor tertinggi 50 dan skor terendah 17dengan standar deviasi 8,85.

3. Terjadi peningkatan persentase kehadiransiswa, perhatian, keaktifan, semangatbelajar dalam proses belajar mengajar.

4. pembelajaran dengan metode pemecahanmasalah selain meningkatkan hasil belajarjuga dapat meningkatkan kemandiriansiswa untuk menyelesaikan masalah yangdiberikan dan termotivasi untukmeningkatkan hasil belajar mereka

No Skor KategoriFrekuensi Persentase

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II1. 0 – 17 Sangat Kurang 13 34,20 0 0

2. 17,5 – 27 Kurang 11 28,90 4 10,50

3. 27,5 – 32 Sedang 5 13,10 7 18,30

4. 32,5 – 42 Baik 3 7,80 20 52,70

5. 42,5 – 50 Sangat Baik 6 15,80 7 18,30

Page 57: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

50 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

SaranDari hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini diajukan beberapa saran dalamupaya meningkatkan mutu pendidikan, antaralain:1. Diharapkan pada semua guru khususnya

guru matematika agar menerapkan metodepemecahan masalah untuk meningkatkankemampuan menyelesaikan soal-soaldengan tepat sesuai dengan prosedur danmemacu siswa lebih aktif dan kreatifmemahami masalah-masalah yang muncul .

2. Sebagai tindak lanjut penerapan, pada saatproses pembelajaran diharapkan kepadaguru untuk mengawasi dan mengontrol sertamembimbing siswa dalam bekerjakelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Dr, dan Mudjiono, Drs. Belajar DanPembelajaran. DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan.Rineka Cipta.

Erman Suherman, dkk.Common Text Book(Edisi revisi). StrategiPembelajaran MatematikaKontemporer.Universitas NegeriMalang.

Hawawi, 1999. Pengaruh KecemasanMatematika Terhadap PrestasiBelajar Matematika. Skripsi IKIPUjungpandang.

Hasnawati Hj, 2000. Meningkatkan PrestasiBelajar Metamatika Siswa KelasIII SLTP Negeri 22 MakassarMelalui Pengajaran PemecahanMasalah. Skripsi FMIPA UNM.

Hudojo,2003. Common Text Book (EdisiRevisi). PengembanganKurikulum Dan PembelajaranMatematika. JICA UniversitasNegeri Malang.

Hudojo, 1990. Strategi Mengajar BelajarMatematika. IKIP Malang

Hudojo, 1975. Prinsi- prinsip Belajar UntukPengajaran. Usaha NasionalSurabaya-Indonesia.

Mappaita Muhkal, Strategi Belajar MengajarMatematika. Jurusan MatematikaUNM.

Maryam Rumaeda, 1993. Analisis PrestasiBelajar Mengajar MatematikaDikaitkan Dengan Motivasi.Skripsi FMIPA IKIPUjungpandang

Munir, 2003. Meningkatkan Hasil BelajarMatematika Melalui PembelajaranDengan Metode PemecahanMasalah Kelas I SLTP Negeri 3Galesong Selatan KabupatenTakalar. Skripsi FMIPA UNM.

Sudjana Nana, Dr, 1989. Dasar-dasar ProsesBelajar Mengajar. Sinar Baru.Algensindo.

Page 58: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba Wahidah 51

PENDAHULUAN

Ketika kegiatan belajar itu berproses, guruharus dengan ikhlas dalam bersikap danberbuat, serta mau memahami anak didiknyadengan segala konsekuensinya. Semua kendalayang terjadi dan dapat menjadi penghambatjalannya proses belajar mengajar, baik yangberpangkal dari perilaku anak didik maupunyang bersumber dari luar anak didik, harusguru hilangkan, dan bukan membiarkannya.

Karena keberhasilan belajar mengajarlebih banyak ditentukan oleh guru dalammengelola kelas.

Dalam mengajar, guru harus pandaimenggunakan pendekatan secara arif danbijaksana, bukan sembarangan yang bisamerugikan anak didik. Pandangan guruterhadap anak didik akan menentukan sikapdan perbuatan. Setiap guru tidak selalumempunyai pandangan yang sama dalam

MODEL PEMBELAJARAN PAKEM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 11 BULUKUMBA

Wahidah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru SMP Negeri 11 Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar PendidikanAgama Islam dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM? (b) Bagaimanakah pengaruhModel pembelajaran PAKEM terhadap motivasi belajar siswa?Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswasetelah diterapkannya strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir, (b) Ingin mengetahuipengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran PAKEM.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiapputaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas 11 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembarobservasi kegiatan belajar mengajar.Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampaisiklus III yaitu, siklus I (68,00%), siklus II (80,00%), siklus III (92,00%).

Simpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran PAKEM dapat berpengaruh positif terhadapmotivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba , serta model pembelajaran ini dapatdigunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran PAI.

Kata kunci: Model Pembelajaran Pakem

Abstract *)

This study is based on the problem: (a) How can increase learning achievement of Islamic ReligiousEducation with the implementation of PAKEM learning model? (B) How will the Model CTL lessonsto students' motivation?While the purpose of this study are: (a) Want to see an increase in student achievement after theimplementation of learning strategies increase the ability to think, (b) Want to know influence studentmotivation after application of PAKEM learning model.This study uses action research (action research) three rounds. Each round consists of four phases:design, activities and observations, reflections, and refisi. Goal of this research is class ... Dataobtained in the form of formative test results, observation sheet teaching and learning activities.From the analyst found that student achievement has increased from the first cycle to the third cycle,namely, the first cycle (68.00%), the second cycle (80.00%), the third cycle (92.00%).Conclusions from this research is a model of active and creative learning can be a positive influenceon students' motivation Class VIII SMP Negeri 11 Bulukumba, and this model can be used as analternative learning PAI.

Key Words: Learning Methods Grip

Page 59: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

52 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

menilai anak didik. Hal ini akanmempengaruhi pendekatan yang guru ambildalam pengajaran.

Guru yang memandang anak didiksebagai pribadi yang berbeda dengan anakdidik lainnya akan berbeda dengan guru yangmemandang anak didik sebagai makhluk yangsama dan tidak ada perbedaan dalam segalahal. Maka adalah penting meluruskanpandangan yang keliru dalam menilai anakdidik. Sebaiknya guru memandang anak didiksebagai individu dengan segala perbedaannya,sehingga mudah melakukan pendekatan dalampengajaran.

Kualitas pembelajaran ditentukan olehinteraksi komponen-komponen dalamsistemnya. Yaitu tujuan, bahan ajar (materi),anak didik, sarana, media, metode, partisipasimasyarakat, performance sekolah, dan evaluasipembelajaran (Moh, Shochib, 1998).Performance sekolah, dan evaluasipembelajaran (Moh, Shochib, 1998).Optimalisasi komponen ini, menentukankualitas (proses dan produk) pembelajaran.Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikadalah melakukan analisis tentang karakteristiksetiap komponen dan mensinkronisasikansehingga ditemukan konsistensi dan keserasiandi antaranya untuk tercapainya tujuanpembelajaran. Karena pembelajaran mulai dariperencana, pelaksanaan dan evaluasinyasenantiasa merujuk pada tujuan yangdiharapkan untuk dikuasai atau dimiliki olehanak didik baik instructional effect (sesuaidengan tujuan yang dirancang)maupun nurturrant effect (dampak pengiring)(Moch. Shochib: 1999).

Guru mengemban tugas yang beratuntuk tercapainya tujuan pendidikan nasionalyaitu meningkatkan kualitas manusiaIndonesia, manusia seutuhnya yang berimandan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur, berkepribadian,berdisiplin, bekerja keras, tangguh,bertanggung jawab, mandiri, cerdas danterampil serta sehat jasmani dan rohani, jugaharus mampu menumbuhkan danmemperdalam rasa cinta terhadap tanah air,mempertebal semangat kebangsaan dan rasakesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itupendidikan nasional akan mampu mewujudkanmanusia-manusia pembangunan danmembangun dirinya sendiri serta bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud(1999).

KAJIAN PUSTAKA

Proses Belajar MengajarBelajar diartikan sebagai proses

perubahan tingkah laku pada diri individuberkat adanya interaksi antara individu denganlingkungannya. Hal ini sesuai dengan yangdiutarakan Burton bahwa seseorang setelahmengalami proses akan mengalami perubahantingkah laku, baik aspek pengetahuannya,keterampilannya, maupun aspek sikapnya.Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, daritidak mengerti menjadi mengerti. (dalamUsman, 2000:5).

Mengajar merupakan suatu perbuatanyang memerlukan tanggungjawab moral yangcukup berat. Mengajar pada prinsipnyamembimbing siswa dalam kegiatan suatu usahamengorganisasi lingkungan dalamhubungannya dengan anak didik dan bahanpengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Proses belajar mengajar merupakansuatu inti dari proses pendidikan secarakeseluruhan dengan guru sebagai pemegangperan utama. Proses belajar mengajarmerupakan suatu proses yang mengandungserangkaian perbuatan guru dan siswa atasdasar hubungan timbal balik yang berlangsungdalam situasi edukatif untuk mencapai tujuantertentu. Interaksi atau hubungan timbal balikantara guru dan siswa itu merupakan syaratutama bagi berlangsungnya proses belajarmengajar (Usman, 2000:4).

Sedangkan menurut buku PedomanGuru Pendidikan Agama Islam, proses belajarmengajar dapat mengandung dua pengertian,yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru,pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi programtindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997:18).

Dari kedua pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa proses belajar mengajarPAI meliputi kegiatan yang dilakukan gurumulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatansampai evaluasi dan program tindak lanjutyang berlangsung dalam situasi edukatif untukmencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran PAI.

Model PAKEMModel PAKEM adalah model

pembelajaran yang bertumpu pada empatprinsip, yaitu: aktif, efektif, danmenyenangkan. Model pembelajaran ini sangatcocok untuk kurikulum 2004 berbasiskompetensi yang senantiasa berorientasi padaaktivitas siswa (student centered learning).Model ini dapat dikembangkan secarasederhana oleh guru dengan memperhatikanprinsip PAKEM.

Page 60: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba Wahidah 53

Model PAKEM berorientasi padaproses dan tujuan. Orientasi proses dalammodel PAKEM berusaha untuk meningkatkanmotivasi belajar. Kemandirian dan tanggungjawab dibina sejak awal. Kebersamaan danbekerja sama untuk mengasah emosional.Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengansaling menghargai satu sama lain sertamenumbuhkan sikap kepemimpinan. Orientasitujuannya adalah agar anak belajar lebihmendalam, anak lebih kritis dan kreatif,suasana belajar menjadi bervariasi sertameningkatkan kematangan emosional. Tidakkalah pentingnya anak siap menghadapiperubahan dan berpartisipasi dalam prosesperubahan.

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian

tindakan (action research), karena penelitiandilakukan untuk memecahkan masalahpembelajaran di kelas. Penelitian ini jugatermasuk penelitian deskriptif, sebabmenggambarkan bagaimana suatu teknikpembelajaran diterapkan dan bagaimana hasilyang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1)penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2)penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitiantindakan simultan terintegratif, dan (4)penelitian tindakan sosial eksperimental.

Tempat, Waktu dan Subyek PenelitianTempat penelitian adalah tempat yang

digunakan dalam melakukan penelitian untukmemperoleh data yang diinginkan. Penelitianini bertempat di Kelas VIII SMP Negeri 11Bulukumba Tahun pelajaran 2014/2015.Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnyapenelitian atau saat penelitian inidilangsungkan

Rancangan PenelitianMenurut pengertiannya penelitian

tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yangterjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran,dan hasilnya langsung dapat dikenakan padamasyarakat yang bersangkutan (Arikunto,Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristikutama dalam penelitian tindakan adalah adanyapartisipasi dan kolaborasi antara penelitidengan anggota kelompok sasaran. Penelitiantindakan adalah satu strategi pemecahanmasalah yang memanfaatkan tindakan nyatadalam bentuk proses pengembangan inovatifyang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi

dan memecahkan masalah. Dalam prosesnyapihak-pihak yang terlibat dalam kegiatantersebut dapat saling mendukung satu samalain.

Analisis DataDalam rangka menyusun dan mengolah

data yang terkumpul sehingga dapatmenghasilkan suatu kesimpulan yang dapatdipertanggungjawabkan, maka digunakananalisis data kuantitatif dan pada metodeobservasi digunakan data kualitatif. Carapenghitungan untuk mengetahui ketuntasanbelajar siswa dalam proses belajar mengajarsebagai berikut.1. Merekapitulasi hasil tes2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan

prosentasenya untuk masing-masing siswadengan menggunakan rumus ketuntasanbelajar seperti yang terdapat dalam bukupetunjuk teknis penilaian yaitu siswadikatakan tuntas secara individual jikamendapatkan nilai minimal 65, sedangkansecara klasikal dikatakan tuntas belajar jikajumlah siswa yang tuntas secara individumencapai 85% yang telah mencapai dayaserap lebih dari sama dengan 65%.

3. Menganalisa hasil observasi yangdilakukan oleh guru sendiri selamakegiatan belajar mengajar berlangsung.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hubungan Pembelajaran Model PAKEMdengan Ketuntasan Belajar

Suatu pokok bahasan atau sub pokokbahasan dianggap tuntas secara klasikal jikasiswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atausama dengan 85%, sedangkan seorang siswadinyatakan tuntas belajar pada pokok bahasanatau sub pokok bahasan tertentu jika mendapatnilai minimal 65.

1. Siklus ITahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkanperangkat pembelajaran yang terdiri darirencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 danalat-alat pengajaran yang mendukung.Selain itu juga dipersiapkan lembarobservasi pengelolaan model pembelajaranPAKEM, dan lembar observasi aktivitasguru dan siswa.

Page 61: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

54 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Tahap Kegiatan dan PelaksanaanPelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk siklus I dilaksanakan diKelas VI jumlah siswa 22 siswa. Dalamhal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.Adapun proses belajar mengajar mengacupada rencana pelajaran yang telahdipersiapkan. Pengamatan (observasi)dilaksanakan bersamaan denganpelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajarsiswa diberi tes formatif I dengan tujuanuntuk mengetahui tingkat keberhasilansiswa dalam proses belajar mengajar yangtelah dilakukan. Adapun hasil penelitianpada siklus I adalah sebagai berikut.

Dengan menerapkan pembelajaranmodel PAKEM diperoleh nilai rata-rataprestasi belajar siswa adalah 70,00 danketuntasan belajar mencapai 68,18% atauada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntasbelajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwapada siklus pertama secara klasikal siswabelum tuntas belajar, karena siswa yangmemperoleh nilai ³ 65 hanya sebesar68,18% lebih kecil dari persentaseketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar85%. Hal ini disebabkan karena siswamasih merasa baru dan belum mengerti apayang dimaksudkan dan digunakan gurudengan menerapkan pembelajaran modelPAKEM.

RefleksiDalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar diperoleh informasi dari hasilpengamatan sebagai berikut:1) Guru kurang maksimal dalam

memotivasi siswa dan dalammenyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang maksimal dalampengelolaan waktu

3) Siswa kurang aktif selamapembelajaran berlangsung

RefisiPelaksanaan kegiatan belajar mengajar

pada siklus I ini masih terdapat kekurangan,sehingga perlu adanya revisi untukdilakukan pada siklus berikutnya.1) Guru perlu lebih terampil dalam

memotivasi siswa dan lebih jelasdalam menyampaikan tujuanpembelajaran. Dimana siswa diajakuntuk terlibat langsung dalam setiapkegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktusecara baik dengan menambahkan

informasi-informasi yang dirasa perludan memberi catatan.

3) Guru harus lebih terampil danbersemangat dalam memotivasi siswasehingga siswa bisa lebih antusias.

2. Siklus IITahap perencanaan

Pada tahap ini penelitimempersiapkan perangkat pembelajaranyang terdiri dari rencana pelajaran 2, soaltes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yangmendukung.

Tahap kegiatan dan pelaksanaanPada akhir proses belajar mengajar

siswa diberi tes formatif II dengan tujuanuntuk mengetahui tingkat keberhasilansiswa dalam proses belajar mengajar yangtelah dilakukan. Instrumen yang digunakanadalah tes formatif II. Adapun data hasilpenelitian pada siklus II adalah sebagaiberikut, nilai rata-rata prestasi belajarsiswa adalah 77,73 dan ketuntasan belajarmencapai 79,01% atau ada 17 siswa dari22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil inimenunjukkan bahwa pada siklus II iniketuntasan belajar secara klasikal telahmengalami peningkatan sedikit lebih baikdari siklus I. Adanya peningkatan hasilbelajar siswa ini karena setelah gurumenginformasikan bahwa setiap akhirpelajaran akan selalu diadakan tessehingga pada pertemuan berikutnya siswalebih termotivasi untuk belajar. Selain itusiswa juga sudah mulai mengerti apa yangdimaksudkan dan diinginkan guru denganmenerapkan pembelajaran model PAKEM.

RefleksiDalam pelaksanaan kegiatan belajar

diperoleh informasi dari hasil pengamatansebagai berikut.1) Memotivasi siswa2) Membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep3) Pengelolaan waktu

Revisi RancanganPelaksanaan kegiatan belajar pada

siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisiuntuk dilaksanakan pada siklus II antaralain:1) Guru dalam memotivasi siswa

hendaknya dapat membuat siswa lebihtermotivasi selama proses belajarmengajar berlangsung.

Page 62: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba Wahidah 55

2) Guru harus lebih dekat dengan siswasehingga tidak ada perasaan takutdalam diri siswa baik untukmengemukakan pendapat ataubertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalammembimbing siswa merumuskankesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktusecara baik sehingga kegiatanpembelajaran dapat berjalan sesuaidengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebihbanyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untukdikerjakan pada setiap kegiatan belajarmengajar.

3. Siklus IIITahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yangterdiri dari rencana pelajaran 3, soal tesformatif 3 dan alat-alat pengajaran yangmendukung.

Tahap kegiatan dan pengamatanPelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk siklus III dilaksanakanpada dengan jumlah siswa 22 siswa.Dalam hal ini peneliti bertindak sebagaipengajar. Adapun proses belajar mengajarmengacu pada rencana pelajaran denganmemperhatikan revisi pada siklus II,sehingga kesalahan atau kekurangan padasiklus II tidak terulang lagi pada siklusIII. Pengamatan (observasi) dilaksanakanbersamaan dengan pelaksanaan belajarmengajar.

Pada akhir proses belajar mengajarsiswa diberi tes formatif III dengan tujuanuntuk mengetahui tingkat keberhasilansiswa dalam proses belajar mengajar yangtelah dilakukan. Instrumen yangdigunakan adalah tes formatif III. Adapundata hasil penelitian pada siklus III adalahsebagai berikut, nilai rata-rata tesformatif sebesar 82,73 dan dari 22 siswatelah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3siswa belum mencapai ketuntasan belajar.Maka secara klasikal ketuntasan belajaryang telah tercapai sebesar 86,36%(termasuk kategori tuntas). Hasil padasiklus III ini mengalami peningkatan lebihbaik dari siklus II. Adanya peningkatanhasil belajar pada siklus III inidipengaruhi oleh adanya peningkatankemampuan guru dalam menerapkan

pembelajaran model PAKEM sehinggasiswa menjadi lebih terbiasa denganpembelajaran seperti ini sehingga siswalebih mudah dalam memahami materiyang telah diberikan.

RefleksiPada tahap ini akan dikaji apa yang

telah terlaksana dengan baik maupunyang masih kurang baik dalam prosesbelajar mengajar dengan penerapanpembelajaran model PAKEM. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikansebagai berikut:1) Selama proses belajar mengajar guru

telah melaksanakan semuapembelajaran dengan baik. Meskipunada beberapa aspek yang belumsempurna, tetapi persentasepelaksanaannya untuk masing-masingaspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatandiketahui bahwa siswa aktif selamaproses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklussebelumnya sudah mengalamiperbaikan dan peningkatan sehinggamenjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus IIImencapai ketuntasan.

5) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telahmenerapkan pembelajaran modelPAKEM dengan baik dan dilihat dariaktivitas siswa serta hasil belajar siswapelaksanaan proses belajar mengajarsudah berjalan dengan baik. Maka tidakdiperlukan revisi terlalu banyak, tetapiyang perlu diperhatikan untuk tindakanselanjutnya adalah memaksimalkan danmempertahankan apa yang telah adadengan tujuan agar pada pelaksanaanproses belajar mengajar selanjutnyapenerapan model pembelajaran PAKEMdapat meningkatkan proses belajarmengajar sehingga tujuan pembelajarandapat tercapai.

Pembahasan1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pembelajaran modelPAKEM memiliki dampak positif dalammeningkatkan prestasi belajar siswa. Halini dapat dilihat dari semakin mantapnyapemahaman siswa terhadap materi yangdisampaikan guru (ketuntasan belajar

Page 63: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

56 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitumasing-masing 68,18%, 79,01%, dan86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajarsiswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam MengelolaPembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperolehaktivitas siswa dalam proses belajarmengajar dengan menerapkan modelpembelajaran PAKEM dalam setiap siklusmengalami peningkatan. Hal ini berdampakpositif terhadap prestasi belajar siswa yaitudapat ditunjukkan dengan meningkatnyanilai rata-rata siswa pad setiap siklus yangterus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Siswa Dalam PembelajaranBerdasarkan analisis data, diperoleh

aktivitas siswa dalam proses pembelajaranPAI pada pokok bahasan kisah nabi Ibrahima.s, dan nabi Ismail a.s dengan modelpembelajaran PAKEM yang palingdominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusiantar siswa/antara siswa dengan guru. Jadidapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapatdikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selamapembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar denganmenerapkan pengajaran konstekstual modelpengajaran berbasis masalah dengan baik. Halini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing danmengamati siswa dalam menemukan konsep,menjelaskan materi yang sulit, memberi umpanbalik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentaseuntuk aktivitas di atas cukup besar.

SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah

dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruhpembahasan serta analisis yang telah dilakukandapat disimpulkan sebagai berikut:1. Model pembelajaran PAKEM dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.2. Pembelajaran model PAKEM memiliki

dampak positif dalam meningkatkanprestasi belajar siswa yang ditandai denganpeningkatan ketuntasan belajar siswa dalamsetiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklusII (79,01%), siklus III (86,36%).

3. Model pembelajaran PAKEM dapatmenjadikan siswa merasa dirinya mendapatperhatian dan kesempatan untuk

menyampaikan pendapat, gagasan, ide danpertanyaan.

4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupunkelompok, serta mampumempertanggungjawabkan segala tugasindividu maupun kelompok.

5. Penerapan pembelajaran model PAKEMmempunyai pengaruh positif, yaitu dapatmeningkatkan motivasi belajar siswa.

SaranDari hasil penelitian yang diperoleh dari

uraian sebelumnya agar proses belajarmengajar PAI lebih efektif dan lebihmemberikan hasil yang optimal bagi siswa,maka disampaikan saran sebagai berikut:1. Untuk melaksanakan model pembelajaran

PAKEM memerlukan persiapan yangcukup matang, sehingga guru harusmampu menentukan atau memilih topikyang benar-benar bisa diterapkan denganpembelajaran model PAKEM dalam prosesbelajar mengajar sehingga diperoleh hasilyang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasibelajar siswa, guru hendaknya lebih seringmelatih siswa dengan berbagai metodepengajaran, walau dalam taraf yangsederhana, dimana siswa nantinya dapatmenemukan pengetahuan baru,memperoleh konsep dan keterampilan,sehingga siswa berhasil atau mampumemecahkan masalah-masalah yangdihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam ProsesBelajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. ManajemenMengajar Secara Manusiawi. Jakarta:Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasarEvaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineksa Cipta

Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses BelajarMengajar Pendidikan. Jakarta: UsahaNasional.

Page 64: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Model Pembelajaran Pakem Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bulukumba Wahidah 57

Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan KonsepPendidikan Moral Pancasila.Semarang: Aneka Ilmu.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. StrategiBelajar Mengajar. Jakarta: RineksaCipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. PsikologiBelajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research,Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. PsikologiUGM.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar danMengajar. Bandung: Sinar BaruAlgesindo.

Hasibuan K.K. dan Moerdjiono. 1998. ProsesBelajar Mengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi PenelitianPendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya:Universitas Press.

Page 65: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

58 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

Page 66: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk Meningkatkan Kreatifitas

Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba St. Rohani 59

PENDAHULUAN

Mengacu pada undang-undang nomor 20tahun 2003 tentang system pendidikannasional. TK jalur formal adalah pendidikanyang terstruktur sebagai upaya pembinaan danpengembangan anak berusia 4-6 tahun yangdilaksanakan melalui taman kanak-kanak,Raudhatul Athfal dan bentuk lain yang sederajat.Setiap anak usia 4-6 tahun sangat perlu untukmendapatkan pelayanan yang sangat pentingkarena pada masa ini adalah masa keemasanbagi anak bahkan integrensinya ditentukanpada masa keemasan tersebut untuk itu perludiperhatikan yang khusus (Kartini – Kartonoth 1990:20). Berhasil atau tidaknya tujuanpembelajaran yang ingin dicapai terletak padabagaimana proses belajar mengajar yangdialami oleh anak serta guru dalammenerapkan metode yang cocok, sehingga

ada peningkatan-peningkatan dan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan,pemahaman, ketrampilan serta sikap, untuk ituguru harus mempunyai strategi dan cara-caradalam memfasilitasi perkembangan dalambelajar anak TK.

Pada pembelajaran dikatakan mencapaihasil yang diharapkan apabila anak mampumenguasai materi yang disampaikan oleh gurusesuai tujuan yang hendak dicapai, akan tetapipenelitian menyadari bahwa pada kegiatanmelipat belum berhasil. Hal ini dikarenakanrendahnya tingkat kemampuan anak dalamkegiatan. Contoh : TK Aisyiyah BustanulAthfal Barabba anak yang bisa melipat hanya 4anak. Banyak media bermain di TKdiantaranya bermain puzzel, bermain warna,bermain dengan alat musik dan termasukmelipat dan lain-lainnya. Yang itu termasuk

KEGIATAN MELIPAT MELALUI MEDIA KERTAS WARNAUNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BARABBA

St. Rohani *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten BulukumbaGuru TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba Bulukumba

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus masing-masing terdiri dari 4 tahapyaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuiapakah dengan melipat dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B pada TK Aisyiyah BustanulAthfal Barabba telah berhasil dengan baik dalam 2 siklus, hal itu terbukti sudah mencapai 52.5 %,kreatifitas cukup 47.5 %, kreatifitas kurang 0 %. Melihat hasil yang dicapai diatas dapat disimpulkanbahwa dalam proses pembelajaran sebelum perbaikan, perbaikan siklus I terjadi peningkatan padasiklus II mencapai ketuntasan 100% dari anak yang ada. Hal ini membuat pengamatan penelitimenyatakan bahwa anak tuntas kecapaiannya sudah maksimal, dan peran serta dukungan orang tuadalam memotivasi anaknya sudah baik.

Kata kunci: Media Kertas Warna

Abstract *)

This classroom action research conducted in two (2 ) cycles each consisting of four phases: planning,implementation, observation and reflection. The purpose of this study to determine whether the foldingcan enhance the creativity of children in group B at TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba creativityusing skills folding is done has succeeded well in two cycles , it proved to have reached 52.5 % , 47.5% sufficient creativity, creativity less 0 % . Seeing the results achieved can be concluded that theresults achieved in the learning process before the repair, the first cycle an increase in cycle IIreached completeness 100 % of the children there . This makes observation of researchers noted thatchildren complete kecapaiannya has a maximum, and the role and support of parents in motivatingtheir own good .

Key Words: Colour Paper Media

Page 67: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

60 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

individual maupun kelompok yangmembutuhkan dorongan dari keluargasehingga anak dapat belajar sama denganteman lain, tidak mementingkan diri sendiri.Pada usia prasekolah sangat diperlukankesiapan latihan untuk memasuki jenjangpendidikan masuk SD, maka Taman Kanak-Kanak banyak menarik perhatian masyarakatdi jaman sekarang ini.

TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabbamerupakan tempat pendidikan anak usia diniyang sangat memperhatikan kegiatan bermaindan juga tentang memacu kreatifitas kegiatanyang peneliti maksud adalah melipat dengankertas. Anak diharapkan akan lebih kreatif,lebih disiplin dalam kegiatan sehari-hari yaituanak mempunyai kreatifitas yang tinggi, anakmempunyai rasa ingin tahu yang besarsehingga akan berkreasi secara optimal.

Rumusan MasalahSetelah dilakukan observasi di TK

Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba makapeneliti akan berfokus padaPeningkatan Kreatifitas Anak denganKegiatan Melipat Melalui Media Kertas WarnaKelompok B TK Aisyiyah Bustanul AthfalBarabba.

Tujuan PenelitianTujuan penelitian selama ini secara

umum adalah untuk mengetahui apakahdengan melipat dapat meningkatkan kreativitasanak kelompok B pada TK Aisyiyah BustanulAthfal Barabba.

Manfaat PenelitianPerbaikan diharapkan bermanfaat bagi :1. Bagi anak didik

a) Agar anak dapat meningkatkankreatifitasnya.

b) Memberi motivasi pada anak terhadapkegiatan melipat.

2. Bagi gurua) Memberi masukan terhadap kualitas

pembelajaran melipat.b) Untuk memperbaiki pembelajaran yang

yang dikelolanyac) Dengan melakukan penelitian guru dapat

berkembang secara profesional karenadapat menunjukkan bahwa ia mampumenilai dan memperbaiki pembelajaranyang dikelolanya.

KAJIAN PUSTAKA

MelipatMenurut Bambang Sujiono dkk (2009 :

1-14). Motorik halus dapat diartikan gerakanyang hanya melibatkan bagian-bagian tubuhtertentu saja dilakukan oleh otot-otot kecilseperti ketrampilan menggunakan jari - jemaritangan dan gerakan pergelangan tangan yangtepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalumembutuhkan koordinasi mata dan tanganyang cermat.

Kemampuan daya cipta anak sangat luarbiasa, satu diantaranya adalah melipat, melaluikegiatan ini anak dapat mengembangkan senilipat, kemampuan motorik halus berolahtangan dan daya imajinasi anak.

Organisasi ini sering dikenal dengannama seni melipat, melipat kertas merupakankegiatan yang menyenangkan anak, orang tuadan para remaja juga menyukai kegiatan ini,hal ini membuat origami sebagai salah satuseni kerajinan tangan mampu berkembangdengan cepat di dunia. Selain menyenangkankegiatan ini memiliki banyak manfaat lain,diantaranya dapat membuat anak menjadikreatif dan teliti, origami memangmembutuhkan ketelitian yang tinggi, semakinteliti maka akan semakin unik hasilnya. Kertasmerupakan benda yang dekat dengan anak dansering dijumpai dimana-mana, ketika anakberadaptasi dengan lingkungannya, merupakanmedia yang cocok jika digunakan untukmengasah bakat, imajinasi, ketrampilan sertakreativitas anak. Selain mudah ditemukankertas juga murah harganya, jenisnyabermacam-macam warna sangat menarikanak.

KreatifitasMenurut Utami Munandar (1993:42)

menjelaskan kreatifitas dengan beberapakesimpulan para ahli, pertama kreatifitasadalah kemampuan anak membuat kombinasibaru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kedua kreatifitas adalahkemampuan anak berdasarkan data atauinformasi yang tersedia yang menemukanbanyak kemungkinan jawaban terhadapmasalah, dimana penekanan pada kreatifitaskeragaman dan ketepat gunaan jawaban.Ketiga secara operasional kreatifitas dapatdirumuskan sebagai kemampuan yangmencerminkan kelancaran keluwesan(memperkaya, merinci, mengembangkan suatugagasan).

Dari pendapat di atas dapat disampaikanbahwa kreatifitas adalah kemampuan anak

Page 68: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk Meningkatkan Kreatifitas

Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba St. Rohani 61

untuk membuat kombinasi baru berdasarkandata, informasi atau unsur-unsur yang adadalam perubahan tingkah laku yang dinyatakandalam bentuk penggunaan, penguasaan, danpenelitian terhadap sikap niali-nilaipengetahuan dan kecakapan dasar.

Pengembangan KreatifitasDalam era pembangunan ini

kesejahteraan dan kejayaan masyarakat danNegara tergantung pada sumbangan padakreativ, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru untukmenemukan atau mencapai hal tersebut di atasperlu sikap pemikiran dan perilaku yang kreatifdi pupuk sejak dini.

Beberapa upaya pengembangankreatifitas banyak di lakukan Muanndar(1992:69) menjelaskan upaya pengembangankreatifitas yang dapat dilakukan guru kelasyaitu :a) Guru menghargai kreatifitas.b) Guru bersifat terbuka terhadap gagasan

baru.c) Guru dapat mengakui dan menghargai

adanya perbedaan individuald) Guru bersifat menerima dan menunjang

anak.e) Guru menyediakan pengalaman belajar

yang berdiferensiasi.f) Guru cukup memberikan struktur dalam

mengajar sehingga anak tidak merasa ragutetapi pihak lain guru harus cukup luassehingga tidak menghambat pemikiransikap dan perilaku kreatif anak.

g) Setiap anak ikut mengambil bagian dalammerencanakan pelajaran sendiri ataukelompok.

h) Guru tidak bersifat sebagai tokoh yangpaling tahu tetapi menyadariketerbatasannya sendiri.

Dapat disimpulkan bahwapengembangan kreatifitas perlu dilakukansejak dini dengan cara memupuk ataumerangsang dan mengembangkan kreatifitasyang tampak.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Subyek PenelitianPenelitian dilaksanakan TK Aisyiyah

Bustanul Athfal Barabba dalam 2 (dua) siklusyang terdiri dari siklus I dan II, masing-masingwaktu penelitian ada 5 hari.

Deskripsi Per Siklus

Penelitian tindakan kelas inidilaksanakan dalam 2 (dua) siklus masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Siklus IPenelitian ini dilakukan peneliti diawali

dengan melakukan kegiatan belajar pada tahapsebelum tindakan perbaikan, setelah itupenelitian mengetahui tingkat penguasaanmateri, memberikan alasan tidak berhasilkarena hanya 4 anak yang mendapatkan nilaibaik dari 19 anak.

Agar pelaksanaan perbaikanpembelajaran pada materi melipat pesawatdapat berjalan baik, maka perbaikanpembalajaran dilaksanakan denganmenggunakan contoh-contoh lipatan yangmenggunakan metode yang berulang-ulang.

Pada waktu pelaksanaan kegiatanperbaikan, pembelajaran diadakan pengamatanbaik oleh peneliti sebagai guru maupun olehteman sejawat.

Setelah melakukan tindakanpembelajaran pada siklus I, hasil tes observasimaupun pengamatan belum mencapai tingkatketuntasan secara klasikal karena dari 19 anakyang mendapat nilai B, baru 8 anak. Hasilrenungan peneliti yang dibantu teman sejawat,kemudian membuat refleksi mengapa belumberhasil perbaikan yang dilaksanakan padasiklus I ini

Siklus IIPerencanaan tindakan perbaikan pada

siklus II dilandasi setelah mengetahui refleksipada siklus I. Maka peneliti mengadakanperbaikan pembelajaran siklus II, denganmembuat rancangan perbaikan pembelajaran

Untuk menemukan berbagaikekurangan, maka dalam tindakan perbaikaniadakan pengamatan selain oleh penelitisebagai guru maupun bantuan teman sejawat,Setelah selesai kegiatan perbaikanpembelajaran pada siklus II dari hasil analisanilai dapat diketahui ketuntasan mencapai 100%, hal itu disebabkan karena kemampuan anaktuntas, dukungan dari keluarga dangan tingkatpendidikan orang tua yang rendah, sehinggaorang tua dapat memberi motifasi kepada anakdalam pendidikan. Oleh karena faktor orangtua perlu dipertimbangkan dalam keberhasilananak-anaknya. Hasil analisa nilai pada siklus IIdari 19 anak yang dapat nilai baik 19 anak.Selain faktor orang tua penyebab lain yaitu :

Page 69: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

62 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

adanya komunikasi yang pro aktif antara gurudan anak diluar kelas dan dalam segalakesempatan.

Dari penyebab-penyebab yangmenjadikan hasil tingkat ketuntasan bisamaksimal (100%) tersebut diatas, penelitisebagai pribadi seorang guru juga sudahberusaha semaksimal mungkin untukmengatasi dan juga peneliti menyerahkankepada pihak sekolah untuk diatasi, agar prosesbelajar mengajar bisa mencapai standarketuntasan yang maksimal.

Namun apabila dilihat dari hasil analisasiklus II yang sudah mencapai nilai baik, makadapat dikatakan pelaksanaan kegiatan belajarmengajar di TK Aisyiyah Bustanul AthfalBarabba dapat dikatakan berhasil dan sudahmemenuhi standar ketuntasan secara klasikaloleh karena itu proses belajar mengajar yangdilakukan oleh peneliti mungkin dapatditerapkan dengan harapan pelaksanaannyadapat ditingkatkan.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus ISetelah mengetahui hasil proses belajar

mengajar sebelum perbaikan yang hasilnyabelum memenuhi standart ketuntasan (42%),maka peneliti mengadakan Penelitian TindakanKelas pada siklus I dengan menggunakan alatperaga yang jelas (contoh lipatan) yang lebihbaik dan benar. Dengan metode demonstrasidan pemberian tugas maka hasilnya meningkatyaitu yang mendapatkan nilai B menjadi 8anak.

Tabel IHasil Frekuensi Kreativitas Kelompok TK

Aisyiyah Bustanul Athfal BarabbaSiklus II

Tabel 2

Hasil Evaluasi Kreatifitas Kelompok B TKAisyiyah Bustanul Athfal Barabba

Siklus II

Dalam tabel dapat diketahui bahwaperbaikan kreatifitas menggunakanketerampilan melipat yang dilakukankelompok B TK Aisyiyah Bustanul AthfalBarabba telah berhasil dengan baik dalam 2siklus, hal itu terbukti sudah mencapai 52.5 %,kreatifitas cukup 47.5 %, kreatifitas kurang 0%.

Berdasarkan refleksi dari data penemuandikatakan bahwa dengan meningkatkankreatifitas melalui ketrampilan melipat anakTK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba sudahmempunyai kemampuan tentang materi yangbiasa disampaikan oleh guru yang memberikanpembelajaran walaupun belum mencapaiketuntasan secara optimal yaitu baik 100 %dari jumlah siswa 19 anak.

Siklus IIDengan mengamati hasil perbaikan

pembelajaran pada siklus yang hasilnya belummemuaskan, maka peneliti mengadakanpenelitian tindakan kelas siklus II denganstrategi pembelajaran yaitu mengadakanpendekatan komunikasi, dengan penyajiantanya jawab materi, secara terbuka anak diajakmemikirkan tugas seadanya sebagai sebagailatihan sebelum melakukan kegiatan melipatyang sebenarnya. Diamati dan dievaluasipelaksanaannya anak mengamati lipatan yangdidemonstrasikan guru dan akan diberi tugasuntuk melaksanakan tugas tersebut. Kemudiandi akhir pertemuan setelah dievaluasi hasilnyamenunjukkan bahwa anak yang mendapatkannilai baik dan cukup baik 19 anak dari jumlah19 anak yaitu mencapai 100 %.

PembahasanPada kegiatan belajar mengajar sebelum

perbaikan, kemampuan anak tentang upayameningkatkan kreatifitas melalui keterampilanmelipat masih rendah. Hal ini dapat dilihat danhasil penilaian perbaikan sangat rendah sekali,

No Kategori Jumlah Anak1. Baik 10 anak2. Cukup Baik 9 anak3. Kurang baik 0 anak

Jumlah 19 anak

No Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jml % Jml % Jml %1. Kemapuan sesuai

Indikator2 10,5 7 37 10 52.5

2.Kemampuan sedangatau rata-rata

2 10,5 1 5 9 47,5

3.Belum sesuaiindicator 15 79 11 58 0 0

Jumlah 19 100 19 100 19 100

Page 70: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Untuk Meningkatkan Kreatifitas

Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Barabba St. Rohani 63

karena masih jauh dari harapan guru.Permasalahan tersebut dikarenakan tingkatkemampuan melipat masih sangat rendah.

Pada pertemuan awal guru tidakmengemukakan tujuan pembelajaran. Guruhanya menggunakan metode ceramah danpemberian tugas saja tanpa menggunakan alatperaga, sehingga anak kurang memahamipelajaran dan tidak mampu atau takut bertanyatentang materi yang belum jelas.

Maka hasil yang dicapai dari 19 anakyang mendapatkan nilai baik hanya 4anak. Melihat data tersebut di atas penelitimengadakan penelitian keadaan kelas padasiklus I untuk mengadakan perbaikanpembelajaran.

Perbaikan Pembelajaran Siklus ISetelah mengamati perolehan nilai pada

sebelum perbaikan sesusai harapan peneliti,maka peneliti kemudian mengadakanperbaikan pembelajaran pada siklus I. Agarproses pembelajaran dapat meningkatkanpemahaman anak tentang upaya meningkatkankreatifitas melalui ketrampilan melipat makapada perbaikan pembelajaran siklus I inipeneliti mengubah strategi pembelajarandengan menggunakan metode demonstrasidengan member bermacam-macam contohlipatan yang sudah jadi.

Penggunaan metode demonstrasi danpemberian contoh lipatan yang sudah jadidapat menunjukkan adanya peningkatanpemahaman anak terhadap materi pelajaran.Terbukti pada latihan melipat kertas denganmenggunakan kertas berwarna-warni ternyataanak sangat tertarik untuk mengikuti danternyata anak yang mendapat nilai baikmeningkat menjadi 8 anak. Namun hal itubelum menunjukkan hasil standar ketentuanyang diterapkan. Oleh karena itu, penelitimenganggap bahwa pembelajaran perludiulang kembali dengan menggunakan metodedan alat yang tepat. Karena penerapan metodedemonstrasi dan pemberian tugas belummencapai nilai standar ketentuan klasikal yangdiharapkan.

Perbaikan Pembelajaran Siklus IIPada siklus II ini peneliti mengupayakan

agar penguasaan anak terhadap materi melipatdapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karenaitu, peneliti pada siklus II menggunakanpendekatan komunikatif dengan kegiatanpembelajaran menggunakan system yaitumeningkatkan kreatifitas melalui melipatdengan percakapan sehingga tersentuh hatinya,jika tidak takut mengerjakan sendiri. Oleh

karena itu, anak mau mengumpulkanpekerjaannya atau lipatannya, gurumemberikan sanjungan, penguatan motivasiagar dalam mengerjakan tugas nanti mandiridengan hasil yang baik.

Dengan strategi yang diterapkan di ataspeneliti mendeteksi hasil ketuntasan yangdiharapkan karena semula hasil pada siklus Ihanya 37%, pada siklus II mencapai 100 %dari jumlah anak.

Melalui hasil mencapai 100% padasiklus II sebenarnya sudah mencapaiketuntasan yang maksimal yaitu 100%. Hal itupeneliti sadar bahwa materi meningkatkankreatifitas melalui melipat tentunya berbeda-beda cara penerapannya, dan ini jugadipengaruhi oleh dukungan orang tua di rumah.Peran serta orang tua sangat berpengaruhterhadap intelegensi putra putrinya, sebabsetelah dilihat dari hasil pengamatan penelitibahwa anak yang belum tuntas adalah berasaldari keluarga kurang perhatian. Sehinggapemberian motivasi terhadap anak-anaknyamasih kurang. Penyebab lain mengapa dulupembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul AthfalBarabba belum bisa maksimal karena suasanagaduh dari luar kelas yaitu wali murid yangmenunggu anaknya, sehingga konsentrasi anakwaktu belajar kurang nyaman.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Disimpulkan bahwa proses belajarmengajar khusunya pada bidangpengembangan fisik motorik/ kemampuanmelipat dengan kertas yang pelaksanaannyamenggunakan pendekatan komunikatif,pembelajaran dilakukan dan dengan metodedemonstrasi, tanya jawab dan pemberian tugasserta evaluasinya adalah pengamatan danpenilaian kualitatif yaitu B (baik), C (cukup),K (kurang). Jadi proses pembelajarannyamengamati, tanya jawab, praktik langsungdengan kertas berwarna akan berhasil denganbaik.

SaranDalam menyampaikan pembelajaran

dapat berhasil dengan baik hendaknya materidikuasai terlebih dahulu sebelum guru berdiridi depan kelas agar membuat perencanaanyang matang antara lain :1. Bahan atau materi pembelajaran yang akan

disampaikan disiapkan terlebih dahulu agardidepan kelas tidak canggung, menarikperhatian anak dan percaya diri.

Page 71: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

64 Jurnal Pinisi Research | Volume 5 Nomor 1 | Edisi Februari 2016

2. Memilih metode yang akan digunakanyaitu efektif dapat menarik anak dandisesuaikan dengan materi.

3. Menggunakan alat peraga, prosespembelajaran tanpa alat peraga akan sulitditerima atau dipahami anak karena anakhanya membayangkan.

4. Setelah perencanaan matang, kemudianguru melaksanakan rencana itu di depankelas. Guru menggunakan langkah-langkahserta strategi baik dan tepat. Setelah selesaipelaksanaan kegiatan belajar mengajarhendaknya guru mengumpulkan data dannilai untuk dijadikan pedoman materi manayang belum dikuasai oleh anak untukdirefleksi dan dipecahkan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sub Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak. 1994. Petunjuk Teknis ProsesBelajar Mengajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud

Kartini Kartono. 2003. Psikology Anak(Psikolog Perkembangan). Bandung :CV Mandar Maju

Raka Joni, Kardiawarman, Hadi Subroto. 1998.Pelatihan Keadaan Kelas. Jakarta :Universitas Terbuka

Suemarti Patmanaodewo. 2000. PendidikanAnak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Moeslichatun R. 1999. Metode Pengajaran diTaman Kanak-kanak. Jakarta : PusatPerkebunan Departemen PendidikanKebudayaan dan PT Rineka Cipta

Wardani dkk.2004. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Universitas Terbuka

Pamadhi Hajar, Evan Suhardi,S. 2008. SeniKetrampilan Anak. Jakarta:Universitas Terbuka

Coople dan Brecame. 2008. StartegiPembelajaran TK. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Hill Patry Smith. 2009. Bermain danPermainan Anak . Jakarta: UniversitasTerbuka.

Khafidoh. 2013. Pemantapan KemampuanProfesional. Jakarta: UniversitasTerbuka.

Sujiono Bambang, dkk. 2009. MetodePengembangan Fisik . Jakarta:Universitas Terbuka.

Sujiono Bambang. dkk. 2009. MetodePengembangan Fisik . Jakarta:Universitas Terbuka.

Tim PKP PG TK. 2013.Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :Universitas Terbuka.

Page 72: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

H. Arafah, S. Pd., M.Pd.Lahir pada tanggal 11Desember 1976 diKabupaten BulukumbaProvinsi Sulawesi Selatan.Anak pertama dari empatbersaudara, pasangan H.Muh. Ali Mahmud danHj. St. Manuara.

Pendidikan formal yang ditempuh adalah tamatSekolah Dasar (SD) pada tahun 1989, SekolahMenengah Pertama (SMP) Tahun 1992, SekolahMenengah Atas (SMA) Tahun 1995, dan meraih gelarSarjana Pendidikan (S1) pada Tahun 2000 JurusanBahasa dan Sastra Indonesia. Tahun 2002 melajutkanpendidikan di Program Pascasarjana UniversitasNegeri Makassar Program Studi/KekhususanPendidikan Bahasa/ Bahasa Indonesia memperolehgelar magister pendidikan (M.Pd.) pada tahun 2004.Sejak tahun 2003 telah mengabdi sebagai guru padaSMK DH Pepabri bulukumba dan berbagai sekolahlanjutan dan menengah baik swasta/negeri yang ada diBulukumba. Saat ini penulis aktif sebagai guru tetapdi SMA Negeri 9 Bulukumba. Penulis juga mengajardi berbagai perguruan tinggi swasta yang ada diKabupaten Bulukumba STKIP MuhammadiyahBulukumba (2000 sampai 2006) di Akper PemdaBulukumba mengajar mata kuliah bahasa Indonesiasampai sekarang. Stikes Bakti Husada Bulukumbasampai sekarang. Selain mengajar, ia juga aktifsebagai pembina/ketua umum Teater Hipka(Himpunan pelajar kreatif) Bulukumba, menjadipembina pramuka dan kepemimpinan di SKBBulukumba sejak tahun 2000. Ia juga aktif diberbagaikegiatan organisasi seperti Kelompok MasyarakatPeduli Pendidikan, Badan Keswadayaan Masyarakat(BKM), dan organisasi lainnya. Selain itu, ia jugasebagai pimpinan Bimbingan Belajar PhinisiBulukumba. Sejak menekuni aktivitas sebagai seorangguru penulis telah memperoleh berbagai prestasi baiktingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional,termasuk guru berprestasi tingkat nasional tahun

2012, panelis lomba media pembelajaran tingkatnasional sejak tahun 2000-2013, panelis lombabestpractice guru tingkat nasional tahun 2011, 2012,dan 2013. Penulis juga sering mengikuti workshoopdan sejenisnya tingkat nasional diantaranya terpilihsebagai peserta terbaik se Sulawesi Selatan padaworkshoop pembuatan media pembelajaran berbasisAudio Video bertempat di Hotel Alden Makassar padatahun 2015.

Penulis terpanggil sebagai peserta pada kongresbahasa Indonesia ke X di Jakarta, Simposiuminternasional Bahasa, Sastra, dan Budaya yang diikutibeberapa negara diantaranya Australia, Sudan,Amerika Serikat, Iran, Portugal dll. Penulis tercatatsebagai pengurus Forum Komunikasi GuruBerprestasi Sulawesi Selatan dan Ketua MGMPbahasa Indonesia SMA/MA Kabupaten Bulukumba.

Tulisan yang pernah diterbitkan antara lain;Mengenal Sejarah Perkembangan dan pemakaianBahasa Indonesia diterbitkan oleh P3i Press Makassar,Bahasa dan Budaya penerbit yang sama. Siap UANditerbitkan oleh CV Telaga Zam-Zam Makassar danSekawan Klaten Jawa Tengah, serta Modulpembelajaran bahasa Indonesia yang disesuaikandengan kurikulum yang berlaku. Selain itu, penulisjuga aktif menulis berbagai jenis Puisi dan karyasastra lainnya di koran dan artikel-artikel pendidikan.

Dra. Hj. ErmiwatiLahir pada tanggal 27 Maret1967 di Kabupaten SelayarProvinsi Sulawesi Selatan.Anak bungsu dari duabersaudara, pasanganalmarhum BasoJumpandang dan Barakiah.Pendidikan formal yang

Ditempuh adalah tamat sekolah dasar (SD) pada tahun1980. Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1983,Ujung Pandang sekarang Universitas Negeri Makassar(UNM) pada jurusan pendidikan koperasi dan meraih

Biodata Penulis

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 73: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

gelar S1 (S,Pd.) pada tahun 1991. Saat ini penulisberprofesi sebagai PNS (guru) di lingkup DinasPendidikan Pemuda dan Olahraga KabupatenBulukumba, dan ditugaskan pada SMA Negeri 7Bulukumba mengajar mata pelajaran Ekonomi.

Ansar, S. Pd.Lahir di Manjalling Gowapada 1 Oktober 1970.Menamatkan pendidikandasar pada SD NegeriManjalling tahun 1983 danSMP Negeri 2 Limbung padatahun 1996.Lulus dari SMANegeri 159 Sungguminasapada tahun 1989. Empat

tahun berikutnya mengikuti pendidikan pada InstitutKeguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujungpandangdan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)bidang kimia pada tahun 1994 dengan predikatcumlaude. Menjadi guru tetap pada SMA Negeri 7Bulukumba sejak tahun 1994 – sekarang.MengikutiPendidikan Magister Manajemen pada UIT Makassartahun 2011 (Tidak selesai) dan Pendidikan MagisterAdministrasi Pendidikan Kekhususan ManajemenPendidikan (2012-2014).Berbagai prestasi dalamLKTI Guru telah diraih diantaranya:1. Penerima Hibah Penelitian Guru dari

Balitbangdiknas di Jakarta 20052. Finalis LKTI Imtaq di Jakarta tahun 20063. Finalis Penulisan Buku Pengayaan IPA SMA di

Jakarta tahun 20074. Juara III Forum Ilmiah Guru Tingkat Sulawesi

Selatan dan Barat di Makassar tahun 20075. Penerima Hibah Penelitian Guru Kemendiknas di

Jakarta tahun 20076. Pemakalah pada Simposium Hasil Penelitian

Pendidikan oleh Puslitjaknov Kemdiknas diJakarta tahun 2010

7. Finalis Best Practice Guru di Bogor Jawa Barattahun 2011

8. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakarta tahun2011

9. Finalis Best Practice Guru di Bandung JawaBarat tahun 2012

10. Juara III pada LKIG LIPI di Jakarta tahun 201211. Pemateri pada Forum Ilmiah Guru di Puncak

Bogor tahun 201212. Peraih Medali Perak pada FKI IPA P4TKIPA di

Bandung 201313. Finalis Best Practice Guru di Bogor tahun 201314. Peserta Pengembangan Diri Guru P4TKIPA di

Lombak Nusa Tenggara Barat tahun 201315. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakarta tahun

201316. Finalis Best Practice Guru di Jakarta tahun 201417. Finalis FKI IPA P4TKIPA di Jakarta 2014

18. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakarta tahun2014

Dra. Hj. RostiniLahir di Salobunddang,Kabupaten Bulukumba padatanggal 3 November 1957.Anak pertama dari pasanganH. Muhammad saleh P danHj. Alusu. Penulismengawali pendidikanformal di SD Negeri 136Salobunddang pada tahun

1964 dan tamat pada tahun 1970. Pada tahun 1971melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bontotirodan tamat pada tahun1973.Kemudian melanjutkan pendidikan pada SMA Negeri198 Bulukumba tamat pada tahun 1976. Selanjutnyapenulis melanjutkan pendidikan diploma tiga (D3)IKIP Ujung Pandang dan menyelesaikan studi padatahun 1986. Tahun 1987 penulis mengabdi di SMANegeri 1 Bontobahari (sekarang SMA Negeri 3Bulukumba), pada tahun 1989 penulis diangkatmenjadi PNS ditempatkan di sekolah yang samasampai sekarang. Pada tahun 2006 penulismelanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelasSarjana Pendidikan (S1) pada UNM Makasar.

Hj. Marsiah, S.Pd,Lahir di Tanah Beru tahun1960. Penulis merupakananak dari keluargasederhana pasangan bapakDg. Marinnyo dan ibuSapanang. Penulismenamatkan pendidikanformal di bangku sekolahdasar pada SDN 155 TanahBeru Tahun 1973.

Menamatkan pendidikan di MTs Negeri Bontobaharitahun 1979. Tamat SPGN Bantaeng tahun 1982. Gelarsarjana pada Universitas Terbuka diperoleh padatahun 2011. Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil padaSDN 167 Kasuso tahun 1983. Tahun 1988 sampaisekarang aktif mengajar di SDN 176 TambanganKecamatan Kajamg.

Syamsiah, S.PdLahir di NanasayaKecamatan Kajang 2Januari 1968, putri daribapak Abd. Haris dan ibuJinabong. Menamatkanpendidikan dasar di SDN118 Lembang Tumbu tahun1981, SMP Negeri Gunturutahun 1984, dan SPG

Page 74: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

Negeri Bulukumba tahun 1987. Melanjutkanpendidikan di pada FKIP UVRI 2009 dan selesaitahun 2013 Diterima menjadi Calon Pegawai NegeriSipil (guru) tahun 1989 dan ditempatkan di SDN 310Nanasaya. Tahun 1992 dipindahtugaskan sebagaiguru pada SDN 102 Laikang. Sekarang aktif sebagaiKepala SDN 112 Barang Kecamatan KajangBabupaten Bulukumba.

Wahidah M., S. Ag. M.Pd. ILahir di Gunturu padatanggal 5 April 1972.Penulis merupakan anakdari pasangan bapakMappatoba dan ibuBadellang. Memasukijenjang pendidikan dasarpada SD Negeri 117Lembang Tumbu pada

tahun 1981 dan tamat 1986. Pada tahun yang samamelanjutkan pendidikan pada sekolah lanjutan tingkatpertama di MTs Babul Khaer dan tamat tahun 1989.Selanjutnya melanjutkan pendidikan di MAS BabulKhaer Bulukumba tamat tahun 1992. Pada tahuntersebut terdaftar sebagai mahasiswa IAIN AlauddinMakassar dan tamat tahun1996, dan pada tahun 2014menyelesaikan program Pasca Sarnjana di UINAlauddin Makassar. Pada tahun 1999 sd sekarangaktif mengejar sebagi guru Pendidikan Agama Islamdi SMP 11 Bulukumba. Pascasarjana UniversitasNegeri Makassar dan menyelesaikan programstudinya pada tahun 2014.

St. Rohani, S.Pd,Lahir di Bulukumba padatanggal 10 Oktober 1971.Penulis merupakan anakAhmad Manggi. Penulishidup dalam lingkungankeluarga yang sederhana,namun senantiasa optimismeraih kesuksesan. Penulismulai memasukipendidikan formal di

bangku sekolah dasar di SDN 175 Bulo-bulo tahun1978 dan tamat tahun 1984. Pada tahun yang samapenulis melanjutkan pendidikan di SMP NegeriPalampang dan tamat tahun 1987. Selanjutnyamelanjutkan pendidikan di SPGN Bantaeng dan tamattahun 1990.Penulis diterima menjadi Calon PegawaiNegeri Sipil pada tahun 1991 dan ditempatkan di SDNegeri 68 Tibona. Tahun 1992 dipindahkan di SDN277 Pangi-pangi. Tahun 1992 dipindahkan lagi keSDN 185 Bialo. Pada tahun 2008 diberikan tugas

tambahan sebagai Kepala TK ABA Barabba. Sambilmenekuni tugasnya sebagi guru, tahun 2004 penulismelanjutkan pendidikan pada STKIP MuhammadiyahBulukumba dan selesai 2007, tahun 2015 sampaisekarang aktif sebagai Pengawas TK DikporaKabupaten Bulukumba

Page 75: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

PEDOMAN PENULISANJURNAL PINISI RESEARCH

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa inggris dalam bidang kajian pemerintahandaerah.

2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan panduan penulisan karya ilmiah yang diterbitkan olehBadan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba.http://[email protected]

3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baku, baik, danbenar.

4. Sistematika PenulisanSistematika penjengjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan caraberikut :(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, debagian tengah atas pada halaman pertama(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri@ Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama

dan alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata) yang berisi tujuan,metode, dan hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul)yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasilpenelitian dan pembahasan; simpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yangdirujuk).

JUDUL (ringkas dan lugas; maksimal 14 kata, hindari kata “analisis”, “studi”, “pengaruh”)Penulis 11 dan Penulis 22

1 Nama instansi/lembaga Penulis 1Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis2 Nama instansi/lembaga Penulis 2Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis(Jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)E-mail penulis 1 dan 2:

Abstract: Abstract in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)Kata kunci: 4 – 5 kata/frase

PENDAHULUAN(Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalamparagraf-paragraf bukan dalam bentk subbab)

VOL. 5 NO. 1 ISSN : 2442-3939 FEBRUARI 2016

Page 76: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

METODE PENELITIANSub bab…

HASIL DAN PEMBAHASAN(Hasil adalah gambaranlokus, pembahasan adalah analisisdan interpretasi)Sub bab…

SIMPULAN(Simpulan adalah hasil dari pembahasa yang menjawab permasalahan peneliti)

DAFTAR PUSTAKA@ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); dan

alamat instansi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata); kata-kata kunci (4-5 katakunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruanglingkup tulisan; bahasa utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-judul); simpulan; daftarrujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL

Penulis

Nama instansi/lembaga penulisAlamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulisE-mail penulis

Abstract: Abstrack in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)

PENDAHULUANPEMBAHASANSIMPULANDAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas ukuran A4 berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengansubyek dan metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halamandengan spasi satu, untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).

6. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam bentuk bahasa yaitu bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuhpenelitian, metode dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.

7. a. Penulisan numbering kalimat pendek diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruhpositif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikanmanajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilaiperusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabelmoderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dengan dalam paragraf dengan menggunakan tanda komapada antarkata/kalimat tanpa bullet.

8. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halamansesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomorurut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul table diletakkan di atas tabel sedangkan judul

gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

Page 77: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabelsedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang refresentatif.

9. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberinomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar denganbaris tersebut. Contoh:wt = f (yt, kt, wt-1)

10. Keterangan rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan symbol sama dengan (=) masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:

Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitasmodal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya

11. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body teks) dengan menggunakan nama akhir dan tahun.Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengandipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarangaslinya.Contoh: Buiter (2007:459) berpendapat bahwa….. Nuraeni dan Daryoky (1997) menunjukkan adanya….. Yunus dkk (2007) berkesimpulan bahwa….. Untuk meningkatkan perekonomian daerah….. (Rizky, Mentari, dan Agung Mizard, 2009) Indah (2009) berpendapat bahwa…..

12. Setiap kutipan harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 11) dan dicantumkan juga dalam daftarpustaka. Contoh:Di dalam paragraf isi (Body Text) ada kutipan:

Buiter (2007:459) berpendapat bahwa…..Maka sumber kutipan tersebut wajib dicantumkan/disebutkan di dalam daftar pustaka:

Buiter, W. H. 2007. The Fiscal Theory of Price Level: A Critique, Economic Journal,112(127):459

13. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10tahun terakhir dan diutamakan lebih banyak dari Jurnal Ilmiah (50 persen). Penulis disarankanuntuk merujuk artikel-artikel pada Jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi.

14. Unsur yang ditulis dalam daftar pustak secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang,nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku termasuksubjudul. (4) tempat penerbitan, (5) nama penerbit.Contoh cara penulisan:a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang. (tahun). Judul Buku.Edisi Kota penerbit: Nama

Penerbit.Jika penerbit sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jikaeditornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari 3 orang, dituliskan namapengarang pertama dan yang lain disingkat “dkk”(pengarang domestik) atau “et.al” (pengarangasing)

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second edition. New York: John Wiley &Son.Purnomo, Didit (Ed.) 2005. The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta:Penerbit Muhammadiyah University Press

b. Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama Editor (Ed.), (tahun) judultulisan/keterangan, Judul Buku..hlm atau pp. kota penerbit: nama penerbit.

Daryoky (Ed.). 2005. Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm.12-25).Bulukumba: Penerbit Muhammadiyah University Press.

Page 78: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K … Pinisi...badan penelitian pengembangan perpustakaan dan kearsipan kabupaten bulukumba sulawesi selatan jurnal pinisi research vol. 5 no

c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/Koran: Nama pengarang (tahun). Judultulisan/karangan. Nama jurnal/majalah/Koran. volume (nomor): halaman. Jika rujukan Korantanpa penulis, nama koran ditulis diawal

Yunus, MC. 2002. The Dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance aroundthe world. Amerirican Economic jurnal. 46(3): 670. Nashville: American EconomicAssociation.

Tridian. 2008. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai Pelaksana DesentralisasiFiskal Efek. Warta Ekonomi. Vol. 4,. Agustus: 46-48

Harwanto, S. 2007, 13 November, DEsentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi, HarianRadar Bulukumba, hlm,7.

Harian Makassar. 2009, 1 April, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia hlm, 4.

15. Referensi Online yang dianjurkan dalam penggunaan bahasa Indonesia:a. Glosarium kata baku dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:

http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia: http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/c. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

Pengiriman Artikel1. Atikel dikirim sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-

mail [email protected] atau dalam media cd.2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-

karya ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, institusi dan alamatnya, nomor telepon kontakatau e-mail penulis.

3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggarhak cipta, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasikan oleh jurnal lainnya.

4. Kepastian naskah dimuat atau tidak, akan diberitahukan secara tertulis atau melalui telepon. Artikelyang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 BulukumbaTelepon/Fax: +62413 81102 / +62413 81102e-mail: [email protected]