jurnal peledakan

10
International Journal of Engineering and Technology Volume 4 No. 2, February, 2014 Evaluasi Dampak Lingkungan Peledakan di Okorusu, Tambang Fluorspar , Namibia. Akande J.M., Aladejare A.E. , Lawal A.I. Department of Mining Engineering, Federal University of Technology, Akure . Nigeria. ABSTRACT Peledakan adalah salah satu metode yang sering digunakan pada industri pertambangan untuk memecah batuan keras.Aktivitas peledakan sangatlah berbahaya karena dapat mengakibatkan cedera serius, kematian apabila tidak dirancang dengan baik. Dalam jurnal ini, akan dievaluasi dampak-dampak negatif tersebut. Ada empat tempat dilakukannya pendataan(Mine Offices, Old Crusher, New Crusher and the Mine Hostel) dan percobaan peledakan juga telah dilakukan pada tanggal 14-28 November di Pit D dan B. Dengan beberapa macam rancangan dan pola peledakan. Dari evaluasi, didapat Besarnya ground vibration, air blast, sound level data adalah antara 1.402 and 11.304 mm/s, 0.00354 and 0.0214 Kpa, 104.963 and 120.599 Lp (dB). Untuk ground vibration dan airblast masih dalam ambang batas aman, sedangkan untuk sound level, sedikit melewati ambang batas, tepatnya pada percobaan ke-5 dekat Old Crusher ( 771.07 m dari lokasi peledakan). Dengan hasil diatas, aktivitas peledakan di Okurusu dapat dikatakan cukup aman ditinjau dari segi lingkungannya. Keywords: Blasting, Mine, Air blast, Impact, Fly rock 1. PENDAHULUAN Industri tambang identik dengan resik kerja yang cukup berbahaya, yang dapat mengancam kehidupan para pekerja dan kelangsungan perusahaannya. Dalam dunia pertambanganm,terutama tambang terbuka, peledakan memainkan peran yang sangat penting, penambangan mineral- mineral ckeras seperti permata, tembaga, dan emas, membutuhkan energi dari peledakan untuk dapat memberaikan batuannya. Peledakan biasanya akan menyebabkan efek seismik, seperti ground vibration, air-blast/overpressure/noise; fly rock, asap dan debu. Hal ini disebabkan oleh perencanaan yang kurang baik, kesalahan di lapangan, kondisi di lapangan, jenis massa batuan, karakteristik bahan peledak. Ground vibration merupakan salah satu efek negatif dari aktivitas peledakan. Untuk mengetahui seberapa besar ground vibration yang ditimbulkan, digunakan Lay PPV (Peak Particle Velocity) atau kecepatan gerak partikel. Ground Vibration juga berbanding lurus dengan terjadinya pergeseran struktur batuan. Ground vibration sulit dihindari dalam peledakan, karena durasi getaran yang lebih besar dibanding delay-delay yang dipasang.

Upload: muhamad-irvan

Post on 13-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

International Journal of Engineering and Technology Volume 4 No. 2, February, 2014

Evaluasi Dampak Lingkungan Peledakan di Okorusu, Tambang Fluorspar , Namibia.

Akande J.M., Aladejare A.E. , Lawal A.I.

Department of Mining Engineering, Federal University of Technology, Akure . Nigeria.

ABSTRACT

Peledakan adalah salah satu metode yang sering digunakan pada industri pertambangan untuk memecah batuan keras.Aktivitas peledakan sangatlah berbahaya karena dapat mengakibatkan cedera serius, kematian apabila tidak dirancang dengan baik. Dalam jurnal ini, akan dievaluasi dampak-dampak negatif tersebut. Ada empat tempat dilakukannya pendataan(Mine Offices, Old Crusher, New Crusher and the Mine Hostel) dan percobaan peledakan juga telah dilakukan pada tanggal 14-28 November di Pit D dan B. Dengan beberapa macam rancangan dan pola peledakan. Dari evaluasi, didapat Besarnya ground vibration, air blast, sound level data adalah antara 1.402 and 11.304 mm/s, 0.00354 and 0.0214 Kpa, 104.963 and 120.599 Lp (dB). Untuk ground vibration dan airblast masih dalam ambang batas aman, sedangkan untuk sound level, sedikit melewati ambang batas, tepatnya pada percobaan ke-5 dekat Old Crusher ( 771.07 m dari lokasi peledakan). Dengan hasil diatas, aktivitas peledakan di Okurusu dapat dikatakan cukup aman ditinjau dari segi lingkungannya.

Keywords: Blasting, Mine, Air blast, Impact, Fly rock

1. PENDAHULUAN

Industri tambang identik dengan resik kerja yang cukup berbahaya, yang dapat mengancam kehidupan para pekerja dan kelangsungan perusahaannya. Dalam dunia pertambanganm,terutama tambang terbuka, peledakan memainkan peran yang sangat penting, penambangan mineral-mineral ckeras seperti permata, tembaga, dan emas, membutuhkan energi dari peledakan untuk dapat memberaikan batuannya. Peledakan biasanya akan menyebabkan efek seismik, seperti ground vibration, air-blast/overpressure/noise; fly rock, asap dan debu. Hal ini disebabkan oleh perencanaan yang kurang baik, kesalahan di lapangan, kondisi di lapangan, jenis massa batuan, karakteristik bahan peledak.

Ground vibration merupakan salah satu efek negatif dari aktivitas peledakan. Untuk mengetahui seberapa besar ground vibration yang ditimbulkan, digunakan Lay PPV (Peak Particle Velocity) atau kecepatan gerak partikel. Ground Vibration juga berbanding lurus dengan terjadinya pergeseran struktur batuan. Ground vibration sulit dihindari dalam peledakan, karena durasi getaran yang lebih besar dibanding delay-delay yang dipasang.

Selain Ground vibration, Flyrock juga merupakan dampak negatif dari peledakan. Flyrock adalah fragmen batuan yang terlempar keluar area peledakan. Hal ini disebabkan oleh kurang sesuai nya distribusi energi ledak, kekuatan massa batuan, dan lain-lain.Dari berbagai macam aktivitas pertambangan, peledakan merupakan adalah satu aktivitas yang cukup sering terjadi insiden-insiden. Menurut Mine Safety and Health Administration (MSHA, 2006) , tercatat ada 168 insiden terkait peledakan di Amerika Serikat, 107 diantaranya terjadi di permukaan, dan selebihnya di bawah tanah.. Analisis oleh Verakis and Lobb (2007) menunjukkan pada tambang terbuka, 39 insiden terjadi karena kurangnya keamanan didaerah peledakan, 32 insiden karena flyrock, 15 karena peledakan prematur, 9 karena kesalahan ledakan, dan lain-lain. Dapat dilihat dari data tersebut,, 70% insiden tersebut terjadi karena flyrock dan pengamanan daerah peledakan. Penelitian oleh Lu et al. (2000) menyatakan hampir 27 % kehancuran bangunan di China terjadi karena flyrock, sedangkan menurut Adhikari (1999) 20% insiden terksit peledakan terjadi di tambang-tambang India.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari aktivitas peledakan di tambang Fluospar,Okurusu, Namibia,, diantaranya : Air Blast, Kebisingan, Ground Vibration dan fly Rock.

1.1 Site Location And Geology

Tambang Florit Okorusu terletak di Utara Otjiwarongo, Namibia. Tambang ini dimiliki anak perusahaan Solvay S.A Group, yaitu Okorusu Fluospar Ltd. Hasil tambang perusahaan ini yaitu berupa Fluorpsar dengan kemurnian 97 %, lengkap dengan fasilitas pengolahannya Fluoritnya berasosiasi dengan batuan alkaline igneous-carbonatit dike yang terbentuk saat ,masa awal cretaceous dan awal pare cambrian.

Figure 1: View of the Okorusu Fluorspar mine

2. METHODOLOGY

Dalam penelitian ini, dilakukan lima kali percobaan peledakan, dengan empat titik pengamatan, diantaranya Old Crusher (Plant),

New Crusher, Main offices dan Hostel. Untuk mengevaluasi dampak-dampak peledakan ini, digunkan metode empiris, dengan

formulanya sebagai berikut:.

1. Air blast (kPa)

(1)Where: P adalah tekanan (kPa), K derajat kebebasan, Typical

K factors :bebas= 185 , tertutup= 3.3

Q muatan sesaat (kg), jarak titik pengamatan dari lokasi peledakan (m)

2. Sound level

(2)Where: P is pressure (kPa)

3. Getaran tanah maksimal (PPV)

V= kecepatan maksimum partikel (mm/s), K = koefisien kondisi lapangan dan batuan, Typical K factors: Free face – hard or highly structured rock = 500, Free face average rock = 1140, heavily confined= 5000, Q is maximum instantaneous charge (kg), B is constant biasanya -1.6), R = jarak dari lokasi peledakan (m)

3. Hasil

Berkikut adalah hasil pengamatan di lapangan :

Table 1: The air blast, sound level and ground vibration percobaan pertama

Lokasi Pengamatan

Jarak dari titik pengamatan .(m)

Air Blast (kPa) Sound levelLp(dB)

Ground Vibration(mm/s)k =1140

Fly rocks

Oldcrusher(Plant) 981.53 0.016266633 118.2053534 7.276386101

Tidak Diamati

New Crusher 992.67 0.016047822 118.0877218 7.14617464Tidak Diamati

Main officesbuilding 1381.68 0.010791778 114.64126 4.210265727

Tidak Diamati

hostel 1887.3 0.007422887 111.3908568 2.55632435Tidak Diamati

Table 2: The air blast, sound level and ground vibration percobaan kedua

Lokasi Pengamatan

Jarak dari titik pengamatan .(m)

Air Blast (kPa) Sound levelLp(dB)

Ground Vibration(mm/s)k =1140

Fly rocks

Oldcrusher(Plant) 911.36 0.01274708 116.0876141 4.182643475

Tidak Diamati

New Crusher 923 0.012554419 115.9553324 4.098567264Tidak Diamati

Main officesbuilding 1312.11 0.008231412 112.2888874 2.334545786

Tidak Diamati

hostel 1729.77 0.005908165 109.4084526 1.500283771Tidak Diamati

Table 3: The air blast, sound level and ground vibration percobaan ketiga

Lokasi Pengamatan

Jarak dari titik pengamatan .(m)

Air Blast (kPa) Sound levelLp(dB)

Ground Vibration(mm/s)k =1140

Fly rocks

Oldcrusher(Plant) 1064.42 0.011283705 115.0284343 3.715659716

Tidak Diamati

New Crusher 1105.37 0.010783957 114.6349628 3.497876713Tidak Diamati

Main officesbuilding 1494.77 0.007507548 111.489362 2.158230268

Tidak Diamati

hostel 1956.51 0.005435116 108.6835772 1.402960555Tidak Diamati

Table 4: The air blast, sound level and ground vibration percobaan keempat

Lokasi Pengamatan Jarak dari titik pengamatan .(m)

Air Blast(kPa)

Sound levelLp(dB)

Ground Vibration(mm/s)k =1140

Fly rocks

Old crusher(Plant) 732.26 0.00838814 112.4527137 1.499566855Tidak Diamati

New Crusher 917.19 0.006401959 110.1056577 1.045912692Tidak Diamati

Main officesbuilding 1218.08 0.00455463 107.1484616 0.664276717

Tidak Diamati

hostel 1502.12 0.003541755 104.96377 0.475010189Tidak Diamati

Table 5: The air blast, sound level and ground vibration percobaan ke lima

Lokasi Pengamatan

Jarak dari titik pengamatan .(m)

Air Blast (kPa) Sound levelLp(dB)

Ground Vibration(mm/s)k =1140

Fly rocks

Oldcrusher(Plant) 771.07 0.021429641 120.5996978 771.07

Tidak Diamati

New Crusher 1003.73 0.015616625 117.8511435 1003.73Tidak Diamati

Main officesbuilding 1275.28 0.011716578 115.355416 1275.28

Tidak Diamati

hostel 1654.37 0.0085737 112.6427657 1654.37Tidak Diamati

4. Pembahasan

Air blast

Level tekanan udara yang tercatat beberapa peledakan yang berbeda sekitar 0.00354 dan 0.0214 KpaStandar internasional yang

biasa digunakan untuk tekanan udara karena peledakan tertera di tabel 6

Table 6: The Internationally accepted damage levels due to blast-induced air blast/overpressure

Overpressure (dB) Overpressure (KPa) Air Blast Effects

177 14.00 All windows break

170 6.00 Most windows break

150 0.63 Some windows break

140 0.20 Some plate glass windows may break and rattle

136 0.13 USBM interim limit for allowable air blast

126 0.05 Complaints likely

Standar Internasional

Hasil Pengamatan

Figure 2: Plot of air blast / air over-pressure (kPa) at different locations

Grafik diatas menunjukan level tekanan udara ( airblast) di empat titik pengamatan selama 5 kali peledakanDari tabel dan gambar diatas, dapat dilihat bahwa lever air blast masih dibawah ambang batas standar internasional

Sound level (Noise)

Tingkat kebisingan yang tercata di empat titik pengamatan dan 5 kjali peledakan antara 104.963 and 120.599 Lp (dB). Standar internasional tentang kebisingan tertera pada tabel di bawah (AS 2187.2 – 1993).

Table 7: The Internationally accepted Minimum/ accepted levels quoted AS 2187.2 – 1993

Sound level effects Minimum levels [dB(lin)]

Gangguan untuk manusia 120

Onset of structure damage, or historic buildings where no

specific limit exists

130

\ Figure 3: Plot of sound level (noise) Lp (dB) at di9fferent locatio

Dari data dan grafik diatas, dapat dilihat level kebisingannya masih dibawah ambang batas, kecuali pada titik pengamatan New Crusher saat peledakan ke-5, Diana level kebisingan nya is 120.5996978 Lp(dB). Menurut tabel diatas nilai tersebut sudah mengganggu kenyamanan pekerja

Ground vibration (Peak Particle Velocities)

When an explosive is detonated in a blast hole, a pressure wave is generated in the surrounding rock. As this pressure wave moves from the borehole it forms seismic waves by displacing particles. The particle movement is measured to determine the magnitude of the blast vibration.Saat bahan peledak diledakan di dalam tanah, terjadilah gelombang seismik, berupa getaran (vibration ) atau pergerakan partikel. Pergerakan partikel inilah yang diukur untuk menilai seberapa besar getarannya . Pengukuran ini disebut PPV (Peak Particle Velocity) atau kecepatan puncak partikel. PPV ini menjadi salah satu kriteria penilaian getaran ledakan selain frekuensi getaran.

Dari hasil pengamatan, pada 4 tempat pengamatan dan 5 kali peldakan didapat nilai PPV nya antara 1.402 and 11.304 mm/s.

Table 8: Recommended maximum Peak Particle Velocities (AS 2187.2 – 1993)

Type of structure/ vibration effects Maximum Peak Particle Velocities PPV (mm/s)

Lower limit for damage to plaster walls 13

Lower limit for dry wall structures 19

Commercial and industrial buildings or structures ofreinforced concrete or steel constructions

25

Minor damage 70

>50% chance of minor damage to structures 140

50% chance of major damage 190

Figure 4: Plot of Ground vibration (Peak Particle Velocities) ( mm/s) at different locationsDari tabel dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 4 lokasi pengamatan dan 5 kali peledakan, getaran yang terjadi tidak melewati ambang batas yang ditentukan, dapat dikatakan aman.

Fly rocks

Selama percobaan peledakan,tidak ada fly Rock yang terjadi, hal ini karena peledakan dilakukan dengan cukup akurat.

5. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tambang Okorusu masih sesuai standar internasional, kecuali pada peledakan ke-5 dimana sound levelnya sedikit melewati ambang batas

.Secara umum, dapat disimpulkan peledakan di okorusu sesuai dan menaati standar internasional, dan menegaskan bahwa proses pertambangan selalu diikuti oleh dampak-dampak lingkungan..

Namun, pelatihan pada pekerja harus terus dilakukan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu, terutama mengenai pemcegahan efek lingkungan dan keamanan. Sehingga dapat memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan