jurnal mkmi eka

Upload: chaerul-twentyone

Post on 01-Mar-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    1/8

    HUBUNGAN PERILAKU GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA

    MAHASISWA ANGKATAN 2010 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    THE RELATI ONSHIP OF NUTRITI ON BEHAVIOUR BY THE NUTRITIONAL

    STATUS OF THE STUDENT CLASS OE 2010 PUBL IC HEAL TH FACULTYIN HASANUDDIN UNIVERSITY

    Eka Pratiwi Suryani1, Citrakesumasari

    1, NurhaedarJafar

    1

    1)Bagian Gizi Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

    (Alamat Respondensi:[email protected]/ 085656256388)

    ABSTRAK

    Perilaku Gizi Seimbang (PGS) sangat penting untuk menyiapkan pola hidup sehat dalammenghadapi beban ganda masalah gizi, yaitu kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi bersama-

    sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik giziseimbang terhadap status gizi mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasHasanuddin. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional studyPopulasidalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa. Metode Pengambilan sampel adalah total samplingsebanyak 286 orang. Pengolahan data menggunakan komputer program SPSS dan analisis data pada

    penelitian ini adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkantidak adanya hubunganpengetahuan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,488), lingkar perut (p=0,436). Sikap gizi seimbang

    tidak berhubungan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,598), Lingkar perut (p=0,370), sedangkanpraktik gizi seimbang juga tidak berhubungan dengan status gizi yaitu IMT (p=0,170), Lingkar perut(p=0,341). Fakta pada penelitian ini adalah status gizi responden pada umumnya baik danpengetahuan, sikap, dan praktik gizi seimbang juga baik. Adapun saran penelitian kepada respondendengan status gizi kurang dan obesitas agar memperbaiki status gizi tersebut menjadi status gizi yang

    baik/ideal.Kata Kunci : Perilaku gizi seimbang, status gizi, mahasiswa.

    ABSTRACT

    Balanced NutritionBehavioris veryimportantto preparea healthy lifestylein the face ofthe doubleburden ofmalnutrition, thelack andexcess nutrientsthatoccur together. This study aimed todetermine

    the relationshipof knowledge, attitude andpractice ofbalanced nutritionon nutritional statusstudentfrom2010 Faculty ofPublic Health, Hasanuddin of University. This type of researchis asurvey study

    with crosssectionalanalytic. Population in this studywereall students. The samplingmethodusetotalsamplingas many as286 people. Processingdata usingthe computerprogramSPSSand data

    analysisin this studyis theunivariateandbivariate. The resultsshowednocorrelationwith theknowledgeofthe nutritional status oftheIMT(p=0.488), waist circumference (p=0.436). Nutritionally

    balancedattitudeis not related tothe nutritional status oftheIMT(p=0.598),abdominalcircumference(p=0.370), whereasthe practice ofbalanced nutritionis alsonot related tothenutritional status oftheIMT(p=0.170), abdominalcircumference(p=0.341). Factson

    thenutritionalstatus ofthe studyrespondentsweregenerallygoodand theknowledge, attitudes, andpracticesare alsowellbalancednutrition. As for thesuggestiontostudyrespondentswithlessnutritionandobesityto improve theirnutritionalstatusisagood nutritionalstatus/ideal.

    Keywords : Behavior ofbalanced nutr iti on,nutr it ionalstatus, students

    mailto:[email protected]%20/081355464255mailto:[email protected]%20/081355464255
  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    2/8

    PENDAHULUAN

    Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap perubahan-perubahan yang ada di

    lingkungan sekitarnya, khususnya masalah konsumsi makanan. Masalah yang terkait dengan

    konsumsi makanan yaitu kebiasaan remaja yang sangat beragam terhadap makanan yang

    dikonsumsi, seperti bersifat acuh terhadap pemilihan makanan yang dikonsumsinya padahal

    tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, makan berlebih, mengikuti trend dengan makan cepat saji

    tanpa memperhatikan kecukupan gizi yang mereka butuhkan lupa waktu makan karena

    padatnya aktivitas dan sebagainya (Moehji, 2003).

    Secara nasional prevalensi obesitas umum pada perempuanlebihtinggidibandingkanlaki-

    lakiyaitumasing-masing 23,8%dan13,9%. Data Riskesdas 2010, prevalensi tertinggi untuk

    obesitas adalah di propinsi Sulawesi Utara 37,1% dan yang terendah adalah 13,0% di propinsi

    Nusa Tenggara Timur. Prevalensi nasional Obesitas Umum pada penduduk dewasa (16-18

    tahun) secara nasional masih kecil 1,4%.Terdapat 11 provinsi mempunyai prevalensi Obesitas

    Umum pada penduduk dewasa diatas prevalensi nasional, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan

    Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi

    Tengah, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua. Berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin

    menunjukkan, bahwa prevalensi nasional Obesitas Umum pada laki-laki dewasa lebih rendah

    16,3% dibanding dengan perempuan 26,9% (Riskesdas, 2010).

    Adapun data Riskesdas 2007, prevalensi obesitas di Sulawesi Selatan berdasarkan

    diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 8,4%. Prevalensi obesitas di daerah perkotaan juga

    menunjukkan angka yang cukup tinggi, berkisar antara 7,2% di Kota Makassar hingga 13,1%

    di Kota Palopo. Angka kejadian obesitas tertinggi menurut tingkat pendidikan di Sulawesi

    Selatan terdapat pada kelompok tamat perguruan tinggi yaitu sebesar 12,3%. Sedangkan

    menurut jenis pekerjaan utama, prevalensi obesitas juga cukup tinggi terdapat pada kelompok

    pegawai yaitu 22,2% (Riskesdas, 2007).

    Penelitian yang dilakukan oleh Asti (2008) mengenai pengetahuan gizi seimbang

    dengan status gizi remaja pada siswa Madrasah Tsanawiyah ditemukan bahwa yang

    mempunyai pengetahuan gizi baik 54,21% dan status gizi baik 57,31%.Penelitian Shafari

    (2010) mengenai hubungan perilaku gizi seimbang dengan kejadian hipertensi pada dosen

    Universitas Hasanuddin di perumahan dosen Universitas Hasanuddin Makassar di dapatkan

    bahwa yang mempunyai pengetahuan cukup tentang gizi seimbang 61,36 %, sikap positif

    terhadap gizi seimbang 52,27 %, praktik yang baik terhadap gizi seimbang 24,62 %.

    Salah satu yang menyebabkan masalah status gizi remaja di Indonesia adalah masalahpraktik/tindakan yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan tentang gizi. Karena

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    3/8

    pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan praktik/tindakan dalam

    memilih makanan asupan makanan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi status gizi

    seseorang. Status gizi yang baik tentu berawal dari asupan makanan yang berkualitas. Baik

    dari jumlah maupun jenis makanan.

    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

    melihat bagaimana hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang terhadap

    status gizi mahasiswa baru angkatan 2010 FKM Unhas

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study.

    Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu pengetahum sikap, praktik, sebagai variabel

    dependent, dan status gizi (IMT dan LP) sebagai variabel independent. Penelitian ini

    dilaksanakan di FKM Unhas kampus Tamalanrea pada bulan Maret tahun 2011. Populasi dari

    penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan

    2010.Pemilihan sampel menggunakan metode total samplingsebesar 286 sampel.

    Data primer dalam penelitian ini yaitu pengetahuam sikap, praktik gizi seimbang dan

    status gizi. Data pengetahuan, sikap, dan praktik gizi diperoleh dari jawaban tertulis yang

    diberikan responden dengan mengisi kuesioner, sedangkan data status gizi diperoleh melalui

    pengukuran berat badan, t inggi badan dan lingkar perut. Data sekunder dalam penelitian ini

    yaitu data mengenai gambaran umum lokasi penelitian.

    Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan

    menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi dan persentase dari

    setiap variabel penelitian.Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

    dependen dan independen dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan

    program SPSS dengan uji statistik Chi-square

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Karakteristik responden pada umumnya berjenis kelamin perempuan yaitu 78,0% (223

    orang), sedangkan laki-laki hanya 22,0% (63 orang). Adapun umur responden pada umumnya

    berumur 19 tahun yaitu 68,9% (197 orang), dan umur 20 tahun 15,0% (43 orang) (Tabel 1).

    Proporsi obesitas pada responden dengan pengetahuan cukup lebih besar daripada

    responden dengan pengetahuan kurang, sedangkan proporsi status gizi normal pada respondendengan pengetahuan kurang lebih besar daripada responden yang memiliki pengetahuan

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    4/8

    cukup, Hasil uji chi-squaremenunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi

    seimbang dengan status gizi responden, yaitu nilai p = 0,488 (lebih besar dari 0,05). Proporsi

    status gizi kurang lebih besar pada sikap responden yang negatif daripada sikap positif, Hasil

    uji chi-square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap dengan status gizi

    responden dengan nilai p = 0,598 (lebih besar dari 0,05). Proporsi status gizi normal lebih

    besar pada responden yang melakukan praktik gizi seimbang daripada yang tidak

    mempraktikkannya, hasil uji chi-square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara

    praktik gizi seimbang dengan status gizi responden dengan nilai p = 0,170 (lebih besar dari

    0,05)(Tabel 2).

    Proposi lingkar perut normal lebih besar pada responden dengan pengetahuan kurang

    daripada responden dengan pengetahuan cukup, Hasil uji chi-square terlihat bahwa tidak ada

    hubungan pengetahuan dengan status lingkar perut responden, dengan nilai p = 0,436 (lebih

    besar dari 0,05). Proporsi status lingkar perut normal lebih besar pada responden dengan sikap

    negatif daripada sikap positif, Hasil uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan

    sikap dengan status lingkar perut dengan nilai p = 0,370 (lebih besar dari 0,05). Proporsi

    status lingkar perut yang normal lebih besar pada responden yang melakukan praktik gizi

    seimbang daripada yang tidak mempraktikkannya, hasil uji chi-square diketahui bahwa tidak

    terdapat hubungan antara praktik gizi seimbang dengan status gizi responden dengan nilai p =

    0,341 (lebih besar dari 0,05)(Tabel 3).

    Pembahasan

    Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai gizi

    seimbang, menurut teori yang dikemukakan oleh Blum (1937, dalamNotoadmojo 2007) masih

    berada pada tingkat pertama yaitu tahu (know) artinya mahasiswa yang memiliki kemampuan

    menjawab soal pengetahuan dengan benar atau dalam skala cukup masih belum masuk pada

    tahap aplikasi untuk diterapkan pada situasi lain. Adapun status gizi responden berdasarkan

    Indeks Massa tubuh (IMT) diketahui bahwa status gizi responden pada umumnya normal

    sebesar 55,9% (160 orang) sedangkan responden yang mengalami kelebihan berat badan

    (obesitas) sebesar 16,8% (48 orang) (Tabel 2).

    Kodyat (1996)mengatakan bahwa masalah gizi lebih jelas merupakan masalah perilaku

    konsumsi yang keliru, yang disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran gizi

    masyarakat. Namun, walaupun pengetahuan merupakan bagian dari kawasan perilaku, tapi

    belum menjamin bahwa seseorang dengan pengetahuan yang cukup memiliki perilaku yangsama.

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    5/8

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrayati dkk

    (2010) yang meneliti Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4

    Tompobulu Kab. Bantaeng yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

    pengetahuan gizi dengan status gizi. Penyebab tidak adanya hubungan anatar pengetahuan

    dengan status gizi adalah karena pengetahuan memberi pengaruh secara tidak langsung

    terhadap status gizi. Namun, asupan gizinya yang memberi pengaruh langsung pada status

    gizi.Fakta pada penelitian ini adalah status gizi responden pada umumnya baik dan

    pengetahuan gizi seimbang juga baik. meskipun kedua data ini sepertinya linier tetapi tidaklah

    merupakan hubungan sebab akibat yang langsung. Pengetahuan gizi yang baik tidak selalu

    mendasari pilihan makanan yang bergizi, hal ini masih dipengaruhi oleh kebiasaan dan

    kemampuan daya beli seseorang.

    Proporsi status gizi kurang lebih besar pada sikap responden yang negatif daripada

    sikap positif. Hasil uji chi-square diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara sikap

    dengan status gizi responden dengan nilai p = 0,598 (lebih besar dari 0,05). Sikap merupakan

    reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseirang terhadap suatu stimulus atau objek yang

    belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas. Sikap juga merupakan kencenderungan

    terhadap suatu objek dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk

    menyenangi objek tersebut. Secara logis interaksi responden dalam bidang kesehatan akan

    mempengaruhi pengetahuan responden, dan pengetahuan akan mempengaruhi praktik

    responden dalam pencapian status gizi yang optimal, sebab pengetahuan merupakan

    merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan (praktik) seseorang, dan

    praktik akan bersifat langgeng apabila didasari oleh pengetahuan yang positif, sedangkan

    pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain materi kesehatan dan bahan

    kuliah. Jadi interaksi respoden dalam bidang kesehatan sangat mempengaruhi pengetahuan

    responden dalam praktik gizi seimbang dan pencapaian status gizi yang optimal. Namun suatu

    sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktik. Untuk mewujudkan sikap agar menjadi

    perbuatan nyata (praktik) diperlukan faktor pendukung atau kondisi lain yang memungkinkan

    (Notoadmodjo, 2007).

    Proporsi status lingkar perut yang normal lebih besar pada responden yang melakukan

    praktik gizi seimbang daripada yang tidak mempraktikkannya. Praktik otomatis terwujud

    dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan praktik menjadi nyata diperlukan

    faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas. Disamping

    fasilitas juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Menurut Rogers (1974,dalamNotoadmodjo(2007)), bahwa individu akan melakukan perubahan perilaku dengan

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    6/8

    mengadopsi perilaku dengan tahapan-tahapan antara lain: individu mulai menyadari adanya

    stimulus, individu mulai berpikir dan mempertimbangkan, individu mulai mencoba perilaku

    baru, dan individu menggunakan perilaku baru.

    Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu (2005) yang meneliti hubungan pengetahuan,

    sikap, dan praktik tentang gizi seimbang dengan status gizi, dari penelitian tersebut

    didapatkan hasil bahwa 49,47% responden yang memiliki praktik gizi seimbang baik, hanya

    6,32% yang menderita obesitas, 24,74% yang kurus. Hasil penelitian itu membenarkan teori

    bahwa, praktik gizi seimbang yang dilakukan dengan baik, akan memberikan status gizi yang

    baik pula (Almatsier, 2005).

    Penelitian yang dilakukan oleh Boutelle, et al(2005) menemukan bahwa konsumsifast

    food berhubungan dengan berat badan orang dewasa namun tidak pada remaja. Hal tersebut

    disebabkan karena remaja membutuhkan banyak kalori untuk aktivitasnya, sehingga fast food

    tidak mempengaruhi status gizi mereka untuk menjadi obesitas. Namun, konsumsi fast food

    bisa meningkatkan risiko bagi para remaja untuk menjadi obesitas pada saat dewasa kelak.

    Penelitian yang dilakukan oleh Kimet al (2006)di Korea menemukan bahwa pola makan

    pada remaja mempengaruhi status gizi. Penelitian ini mengelompokkan remaja pada tiga pola

    makan. Pertama, yang disebut dengan pola makan tradisional Korea merupakan pola makan

    yang banyak mengkonsumsi Kimchi dan nasi, ikan dan rumput laut. Kedua, yang disebut pola

    makan barat, merupakan pola makan yang banyak mengkonsumsi tepung dan roti, hamburger,

    pizza, makanan ringan dan sereal, gula dan makanan manis. Ketiga, yang disebut pola makan

    modifikasi, merupakan pola makan yang banyak mengkonsumsi mie, tetapi diselingi dengan

    kimchi dan nasi. Ditemukan kejadian obesitas sentral paling tinggi pada pola makan barat

    (16,8%) dari pada pola makan tradisional Korea (9,76%) dan pola makan modifikasi (9,75%).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Adapunkesimpulanpenelitianiniadalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

    perilaku (pengetahuan, sikap, dan praktik) gizi seimbang dengan status gizi indeks massa

    tubuh (IMT). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku (pengetahuan,sikap,

    dan praktik) gizi seimbang dengan status gizi Obesistas sentral (Lingkar perut). Adapun saran

    penelitian yaitu kepada responden dengan status gizi kurang dan obesitas agar memperbaiki

    status gizi tersebut menjadi status gizi yang normal/optimal dan perlu diteliti hubungan pola

    makan dengan status gizi mahasiswa

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    7/8

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier, Sunita. 2009.Pinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

    Asti, Asmini., 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Dengan Status

    Gizi Remaja Pada Siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Langgudu Prop. NTB .Pusat Penelitian Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes). Jakarta.

    Boutelle,Kerry N. et al. 2005. Dietary habits, demographics, and the development ofoverweight and obesity among children in the United States.Food Policy, 30(2), 115-

    128.

    Hendrayati dkk, 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4Tompobulu Kab. Bantaeng. Poltekkes Makassar, Media Gizi Pangan, Vol. IX. Edisi 1,

    Januari-Juni 2010.

    Kementrian Kesehatan RI, 2008.Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional

    2007.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,KementerianKesehatanRepublik Indonesia.

    Kementrian Kesehatan RI, 2011.Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Laporan Nasional

    2010.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

    KementerianKesehatanRepublik Indonesia.

    Kim, Mi,Jeong. 2006.Parenting Style And Older Childrens And YoungAdolescents Dietary

    Intake And Nutritional Status. Pusan National University, Republic of Korea

    Kodyat dan Benny, 1996, Survei Indek Masa Tubuh Di 12 Kota Madya Indonesia.GiziIndonesia Journal Of The Indonesian Nutrition Association, Volume XXI, PERSAGI.

    Moehji, S. 2003.Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinanti

    Notoatmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Rahayu,Sri, Cecillia. 2005.HubunganPengetahuan, Sikap, Dan PraktikGiziSeimbangDengan

    Status GiziWargaUsiaLanjut Di Wilayah KerjaPuskesmasAdiwernaKabupatenTegal.

    Skripsi.FakultasKedokteranUniversitas Indonesia.

    Shafari, Cahya, Abdilah. 2010. Hubungan perilaku gizi seimbang dengan kejadian hipertensi

    pada dosen Universitas Hasanuddin di perumahan dosen Universitas HasanuddinMakassar. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Hasanuddin, Makassar

  • 7/25/2019 Jurnal Mkmi Eka

    8/8

    Lampiran Tabel

    Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan Karakteristik Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

    Karakteristik n %

    JenisKelaminLaki-lakiPerempuan

    63223

    22,078,0

    Usia (tahun)18

    1920

    46

    19743

    16,1

    68,915,0

    Total 286 100,0

    Sumber: Data Primer, 2011

    Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, danPraktikGizi Seimbang Terhadap Status Gizi (IMT)

    Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

    Variabel Status Gizi (Indeks Massa Tubuh) Total p

    Kurus Normal Obesitas n %n % n % n %

    PengetahuanKurang 32 25,2 76 59,8 19 15,0 127 44,5 0,488Cukup 46 28,9 84 52,8 29 18,2 159 55,5

    SikapNegatif 37 28,2 75 57,3 19 14,5 131 45,8 0,598Positif 41 26,5 85 54,8 29 18,5 155 54,2

    Praktik

    Tidak 26 35,6 37 50,7 10 13,7 73 25,5 0,170Ya 52 24,4 123 57,7 38 17,8 213 74,5

    Total 78 27,3 160 55,9 48 16,8 286 100,0

    Sumber: Data Primer, 2011

    Tabel 3. Hubungan Pengetahuan, Sikap, danPraktikGizi Seimbang Terhadap Status Gizi

    (Obesitas Sentral) Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Hasanuddin

    Variabel Status Gizi (LingkarPerut) Total p

    ObesitasSentral Normal n %

    n % n %

    PengetahuanKurang 6 4,7 121 95,3 127 44,5 0,436

    Cukup 11 6,9 148 93,1 159 55,5

    SikapNegatif 6 4,7 125 95,4 131 45,8 0,370Positif 11 6,9 144 92,9 155 54,2

    Praktik

    Tidak 6 8,2 67 91,8 73 25,5 0,341Ya 11 5,2 202 94,8 213 74,5

    Total 17 5,9 269 94,1 286 100,0

    Sumber: Data Primer, 2011