jurnal katalis ni-mo dan zeolit
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
1/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Esis W., dkk 739 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
PREPARASI DAN KARAKTERISASI
KATALIS NI-MO/ZEOLIT ALAM AKTIF
1Esis Witanto,2Wega Trisunaryanti, 2Triyono
1Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, BATAN-Yogyakarta2Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Abstrak
Telah dilakukan preparasi dan karakterisasi katalis Ni-Mo/Zeolit Alam Aktif. Zeolit alam diaktivasi
dengan metode hidrotermal pada temperatur 500 oC selama 6 jam (sampel ZAAH). Logam Mo diimpregnasipada sampel ZAAH menggunakan larutan prekursor amonium molibdat [(NH4)6Mo7O24.4H2O], setelahdikeringkan kemudian dilanjutkan dengan impregnasi Ni dalam larutan prekursor nikel nitrat [Ni(NO3
)2.6H2O] masing-masing proses dilakukan pada temperatur 90 oC selama 5 jam, kemudian dikalsinasi pada
temperatur 400 oC selama 5 jam, kemudian direduksi pada temperatur 400 oC selama 3 jam dengan aliran
gas hidrogen. Karakterisasi katalis meliputi penentuan jumlah situs asam total menggunakan metode
gravimetri dengan basa piridin, uji kualitatif rasio Si/Al sampel ZAAH dengan Spektroskopi IR dengan
mengamati pergeseran bilangan gelombang situs TO4 (T=Si atau Al), penentuan luas permukaan spesifik,
volume total pori dan rerata jejari pori menggunakan metode BET (NOVA-1000), kristalinitas katalis
dengan X-ray diffraction (XRD) dan topologi permukaan katalis dengan Scanning Electron Microscope
(SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan hidrotermal menyebabkan dealuminasi zeolit,
pengaruh pengembanan logam dapat meningkatkan keasaman dan menurunkan luas permukaan spesifik
dari katalis Ni-Mo/ZAAH, dan pengaruh pengembanan logam tidak menyebabkan kerusakan pada kristalzeolit.
Kata kunci : Zeolit alam aktif, hidrotermal, Ni-Mo/ZAAH.
Abstract
The preparation and Characterization of Ni-Mo/activated natural zeolite catalyst was carried out.
Natural zeolite was activated by hydrothermal method at 500 oC for 6 h (produced ZAAH sample). Mo
metal was impregnated on the ZAAH using precursor of amonium molibdate solution, followed by Ni metal
using precursor of nickel nitrate solution at 90oC for 5 h to respectivelly. The catalyst was then calcinaced
at 400 oC for 5 h, and reduced by H2 gas at 400 oC for 3 h.
The characterization of catalyst includes total acid sites was determinated by pyridine adsorption,Si/Al ratio of the ZAAH by Spectroscopy IR, specific surface area, total pore volume, and average pore
radius by BET method, crystalinity by X-ray Diffraction (XRD), and catalyst tophology by scanning electron
microscope (SEM).
The research result showed that the hydrothermal treatment to the zeolite sample caused
dealumination. Impreganation of Ni-Mo decreased specific surface area and increased the sample acidity of
the ZAAH sample. Impregnation of metal on the ZAAH did not damage the zeolite crystalline.
Key words : Actvated Natural Zeolite, hydrothermal, Ni-Mo/activated natural zeolite.
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
2/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 740 Esis W., dkk
PENDAHULUAN
Industri kimia di Indonesia telah berkembang
dengan cepat. Di bidang industri perminyakan,katalis sangat memegang peranan yang tidak dapat
di pandang sebelah mata. Katalis merupakan tolokukur keberhasilan suatu produk yang dapat dilihatdari berbagai sudut. Dari segi ekonomi, industri
perminyakan yang menggunakan katalis, produkyang dihasilkan akan lebih menguntungkan karenadiperlukan energi yang relatif lebih kecil.
Katalis yang digunakan dapat dalam bentuklogam murni atau oksidanya. Umumnya katalis
tersebut berada pada fasa padat sehingga katalis inistabil secara termal dan mudah dipisahkan daricampuran. Katalis sistem logam pengemban
merupakan katalis yang baik karena logam dapatterdispersi merata pada permukaan pengemban.Anderson dan Dawson mengemukakan bahwa tahap
awal yang penting dalam pembuatan katalis logam-pengemban adalah pemilihan pengemban yangsesuai (Sadiana, 1999). Salah satu pengemban yang
sudah banyak digunakan adalah zeolit. Zeolitmempunyai aktivitas dan stabilitas termal yangtinggi (Satterfield, 1980). Zeolit terbagi menjadi
zeolit alam dan zeolit sintetis. Zeolit alam adalahsalah satu bahan yang sudah banyak digunakansebagai pengemban. Zeolit alam banyak ditemukan
di alam dan bercampur dengan materi pengotor,
baik yang bersifat kristalin maupun amorpus. Zeolitmemiliki karakter-karakter yang perlu dimodifikasidan salah satu karakter tersebut adalah keasaman
dari zeolit. Keasaman zeolit dapat ditingkatkandengan cara dealuminasi maupun denganmenambahkan logam atau oksida logam tertentu.Menurut Hegedus (1987) logam-logam yangdiembankan ke dalam zeolit akan menyebabkan
luas permukaan relatif besar, yang pada akhirnyaakan memperbesar luas kontak antara katalisdengan reaktan, sehingga reaksi berjalan cepat.
Keasaman zeolit dapat ditingkatkan dengan caradealuminasi maupun dengan menambahkan logam
atau oksida logam tertentu. Menurut Hegedus(1987) logam-logam yang diembankan ke dalamzeolit akan menyebabkan luas permukaan relatifbesar sehingga reaksi berjalan cepat. Menurut
Trisunaryanti (1991) dan Kalangit (1995) logam-logam transisi seperti logam Cr, Pt, Ni, Pd, dan Motelah diteliti sebagai logam yang diembankan pada
zeolit alam dengan hasil yang baik.Penelitian katalis sistem logam pengemban
sudah dilakukan oleh Ipop Syarifah (2000). Zeolit
alam sebelum diimpregnasi logam Ni, diaktivasisecara langsung dengan kalsinasi, oksidasi danreduksi. Kemudian logam Ni direndam dalam
larutan prekursor Ni(NO3)2 6H2O dan menghasilkan
katalis Ni-HZw.
Penelitian lain katalis sistem logam pengembandilakukan juga oleh Radionsono (2005). Zeolitalam diaktivasi dengan menggunakan larutan asam
HF1% dan HCl 6 N. Kemudian impregnasi logamNi dan Mo sehingga menghasilkan katalis Ni-Mo/zeolit. Radionsono juga melakukan variasiNi/zeolit Nb2O5dan Ni-Mo/zeolit Nb2O5.
Dari hasil penelitian terdahulu dapat diambilkesimpulan bahwa proses aktivasi dipengaruhiperlakuan dari zeolit yang digunakan sebagai
pengemban. Modifikasi dan aktivasi yang telahdilakukan mempengaruhi selektifitas produk padaaplikasi proses hidrorengkah.
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, zeolitalam akan diaktivasi menggunakan metodehidrotermal. Kemudian katalis yang terbentuk dari
impregnasi logam Ni dan Mo selanjutnyadikalsinasi dan reduksi. Katalis Ni-Mo/zeolit alamaktif yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan
metode uji keasaman Gravimetri, metodeSpektoskopi IR, Metode BET, Metode XRD danSEM.
METODE
Preparasi Zeolit Alam Aktif (ZAAH) :
Zeolit alam (ZA) bentuk bongkahanditumbuk/dipecah hingga menjadi bentuk serbuk
halus. Selanjutnya ZA direndam dalam aquadesselama 24 jam pada suhu kamar, disaring, dandikeringkan pada temperatur 100 oC. ZA yangmengalami pengeringan diaktivasi melalui proses
hirotermal pada suhu 500 oC selama 6 jam. ZA yangsudah menjalani proses hidrotermal dapatdinamakan zeolit alam aktif (ZAAH).
Impregnasi logam Mo dan Ni :
Sebanyak 1,379 g ammonium heptamolibdadtetrahidrat dilarutkan dalam 200 mL air bebas ionpada labu alas bulat, ditambah 150 g ZAAH
kemudian direfluks sambil diaduk dengan pengadukmagnet selama 5 jam pada temperatur 90 oC,kemudian dikeringkan dan diperoleh katalis
Mo/Zeolit Alam Aktif ( Mo/ZAAH). Kemudiandengan cara yang sama sebanyak 3,695 g NikelNitrat, dilarutkan dalam 200 mL air bebas ion pada
labu alas bulat, ditambah padatan katalis Mo/ZAAHyang dipreparasi sebelumnya. Kemudian direfluks
sambil diaduk dengan pengaduk magnet selama 5jam pada temperatur 90 oC, kemudian dikeringkandan diperoleh katalis Ni-Mo//ZAAH. Padatan Ni-Mo/ZAAH kemudian dikalsinasi dengan
menggunakan reaktor kalsinasi dan dialiri gas
nitrogen dengan laju alir gas 20 mL/menit.
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
3/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Esis W., dkk 741 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Selanjutnya direduksi dan dialirkan gas hidrogen
dengan laju alir gas 20 mL/menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keasaman katalis
Keasaman adalah jumlah milimol asam per satuanberat atau luas permukaan. Besaran ini diperolehmelalui pengukuran jumlah basa amoniak yang
bereaksi dengan gugus asam padatan, di manajumlah basa amoniak dari fasa gas yang diadsorpsioleh permukaan padatan adalah ekivalen dengan
jumlah asam pada permukaan padatan yangmenyerap basa tersebut. Keasaman padatan pada
zeolit berasal dari situs asam Bronsted dan situsasam Lewis (Trisunaryanti, 2000).
Uji keasaman ini dilakukan untuk mengetahuibanyaknya situs asam di dalam katalis tanpamelihat seberapa kuat situs asamnya. Hasilpenentuan keasaman sampel ZA, ZAAH, dan
katalis Ni-Mo/ZAAH dengan menggunakan metodegravimetri melalui adsorpsi basa piridin adalahsebagai berikut : 0,449, 0,180, dan 1,058 (mmol/g).
Besarnya Keasaman (K kat) untuk ZA > ZAAH danNi-Mo/ZAAH > ZAAH. K kat untuk Ni-Mo/ZAAHyang sudah melalui proses kalsinasi dan reduksi
ternyata lebih besar dari ZAAH. Hal ini dapat
disebabkan karena pada dealuminasi zeolit denganproses hidrotermal, aluminium yang telahdilepaskan dari kerangka zeolit, akan pindah atau
berada pada struktur non-kerangka dan akanmenutupi permukaan dan pori-pori zeolit sehinggaproses adsorpsi basa amoniak pada permukaanzeolit menjadi tidak efektif. Berkurangnya situs
aktif asam bronsted dan asam lewis ini dikarenakanmasih adanya kation-kation pada struktur nonkerangka zeolit terutama kation-kation monovalen
yang menyebabkan deaktivasi situs-situs asam aktifpada kerangka zeolit.
Pengaruh perlakuan uap air pada suhu kalsinasi
terhadap zeolit akan menurunkan nilai keasamandari ZAAH, hal ini dikarenakan Al dalam kerangkazeolit (Al framework) yang mempunyai sifat asam
Lewis akibat dari uap air terjadi reaksi dan berubahmenjadi Al(OH3) yang terletak diluar kerangkazeolit (Al non framwork) sehingga meningkatkan
keasaman situs asam Bronsted.Mekanisme perlakuan uap air pada suhu
kalsinasi terhadap zeolit dapat dijelaskan padaGambar 1. (Hamdan, 1992) :
Gambar 1. Mekanisme perlakuan uap air pada zeolit
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
4/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 742 Esis W., dkk
Gambar 2. Proses lepasnya proton dari situs Bronsted menjadi situs Lewis
Gambar 3. Proses stabilitas struktur dari situs Lewis menjadi situs Lewis sebenarnya
Gambar 4. Spektra IR sampel (a) ZAAH dan (b) ZA
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
5/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Esis W., dkk 743 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Proton dalam zeolit mempunyai mobilitas yangtinggi, kira-kira pada suhu 200 C dan pada suhu 550C mereka lepas sebagai air dengan membentuk situs
Lewis, dapat dijelaskan pada Gambar 2. Situs Lewisadalah tidak stabil, kemudian dengan adanya uap airterus-menerus akan menguatkan proses stabilitasstruktur, yang hasilnya disebut situs Lewis
sebenarnya . Proses stabilitas struktur dapat dilihatpada Gambar 3. Spesies (AlO)+ adalah sumber Alyang berguna sebagai situs Lewis, sehingga
berkesan bahwa Al terkoordinasi dari situs Lewis(kira-kira Al+) berperan sebagai asam lemah.
Pengaruh dealuminasi secara kualitatif dapat
dilihat pada Gambar 4.Dari Gambar 4 terlihat zeolit sebelum
perlakuan hidrotermal memiliki bilangan
gelombang vibrasi rentangan asimetris 1049,28 cm-1, sedangkan zeolit alam setelah perlakuanhidrotermal memiliki bilangan gelombang 1056,99
cm-1. Pergeseran ini disebabkan oleh berkurangnyaatom Al dalam kerangka (framework) menjadi Alluar kerangka (non framework) akibat terjadinyadealuminasi.
Dealuminasi dapat menyebabkan lepasnya
alumina dari struktur kerangka tetrahedral zeolit,sehingga secara kualitatif terjadinya dealuminasidapat ditentukan dengan mengamati pergeseran
bilangan gelombang spektra IR akibat vibrasi
rentangan asimetris gugus TO4 (T=Si atau T=Al)pada bilangan gelombang 1000-1100 cm-1.
Jumlah fraksi atom Al yang terdapat padastruktur tetrahedral zeolit berbanding lurus denganbilangan gelombang rentangan asimetris utamasehingga jika terjadi pengurangan atom Al pada
kerangka struktur tetrahedral zeolit akanmenimbulkan pergeseran bilangan gelombangvibrasi rentangan asimetris gugus TO4 (T=Si dan
Al) ke arah frekuensi yang lebih besar.Struktur zeolit terdiri dari kristal anggota kelas
aluminosilikat. Unit terkecil dalam struktur zeolit
dapat dipandang sebagai tetrahedral TO4 dengan T
merupakan Si
4+
atau Al
3+
. TO4 ini merupakan unitpembangun primer dari zeolit (Oudejans, 1984)
dengan bentuk seperti pada Gambar 6. :
Gambar 5. Unit pembangun primer zeolit.
(a). Tetrahedrasilika, (b) tetrahedra alumina.
Struktur kerangka zeolit disusun dari gabunganunit-unit tersebut yang tersambung oleh ion oksigenyang digunakan secara bersama-sama. Karena atom
Si dan O dalam strukturnya tidak memiliki muatansedangkan atom Al mempunyai kelebihan muatannegatif maka struktur alumina silika tersebut harusdinetralkan oleh kation (seperti Na+, Ca+, K+, dll.).
Gambar 6. Struktur kerangka zeolit
Walaupun dengan perlakuan uap air dapatmengurangi jumlah aluminium dalam kerangka (Al
framework) dan jumlah total situs aktif, proses inidapat menghasilkan situs yang memiliki kekuatanasam tinggi sehingga kualitas keasaman katalismeningkat.
Luas permukaan spesifik, volume total pori dan
rerata jejari pori.
Hasil pengukuran luas permukaan spesifik, volumetotal pori dan rerata jejari pori adalah sebuahkesatuan pengukuran, dengan menggunakan metodeBET, hasil analisis dari ZAAH dan katalis Ni-Mo/ZAAH disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengukuran luas permukaan, volume
total pori dan rerata jejari pori dengan menggunakanmetode BET.
Material Luaspermukaan
spesifik(m2/gram)
Volumetotal
pori-pori(10-1
cc/gram)
Reratajejari
pori()
ZAAH 26,0 1,2 91,2
NiMo/ZAAH 21,3 1,0 99,7
Dari tabel di atas diketahui bahwa luas permukaanNi-Mo/ZAAH lebih kecil dari ZAAH. Pengaruhpenurunan luas permukaan pada Ni-Mo/ZAAH
dapat diperkirakan karena saat preparasi katalis,proses kalsinasi dan reduksi terhadap ZAAH yangmenggunakan suhu tinggi dapat menyebabkan
penyusutan ukuran partikel pori dipermukaan zeolit.
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
6/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 744 Esis W., dkk
Penyusutan yang disebabkan oleh panas yang tinggi
mengakibatkan partikel-partikel berukuran kecilakan berkurang atau mungkin akan lenyap samasekali dan sebagai gantinya akan muncul partikel-
partikel berukuran besar. Kemungkinan lain sebagaipenyebab menurunnya luas permukaan adalahadanya penggumpalan logam-logam yang menempeldipermukaan katalis. Oleh karena itu luas
permukaan dari Ni-Mo/ZAAH akan lebih kecildibandingkan dengan ZAAH.
Kristalinitas katalis Ni-Mo/ZAAH.
Difraksi sinar-X digunakan untuk mengidentifikasi
jenis mineral zeolit yang terkandung dalam sampelkatalis dan kristalinitasnya. Posisi sudut difraksi (2derajat) dan jarak antar bidang akan
menggambarkan jenis kristal, sedangkan intensitasmenunjukkan kristalinitas suatu sampel. Metodeanalisis kualitatif suatu material kristalin
menggunakan pola difraksi sinar-X adalah
berdasarkan fakta bahwa setiap material kristalin
mempunyai pola difraksi sinar-X yang karakteristik.Analisis secara kualitatif ini yaitu denganmembandingkan difraktogram sampel dengan zeolit
alam standar sehingga dapat diperoleh informasitentang jenis mineral sampel tersebut. Pengaruhaktivasi hidrotermal pada zeolit alam diketahui dari
perubahan intensitas pada sudut 2 derajat.Pengaruh aktivasi dengan hidrotermal dari zeolitdapat dilihat pada Gambar 7.
Dari Gambar 7. terlihat adanya puncak-puncak
terkuat dari ketiga material padatan yaitu ZA,ZAAH, dan katalis Ni-Mo/ZAAH. Hasil analisisharga d dan 2 dari ketiga material tersebutmenunjukkan bahwa perlakuan hidrotermal dari ZAmenjadi ZAAH dan Ni-Mo/ZAAH tidak terjadiperubahan yang signifikan. Perubahan yang terjadi
pada ketiga puncak material tersebut sangat kecilsekali.
Gambar 7. Difraktogram dari: (a) ZA (b) ZAAH dan (c) Katalis Ni-Mo/ZAAH.
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
7/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
Esis W., dkk 745 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
Berdasarkan data analisis XRD beberapa tigapuncak utama, perbandingan intensitas puncak
utama ZA, ZAAH, dan Ni-Mo/ZAAH ditunjukkanpada Tabel 2.
Tabel 2 Hargaddan 2 untuk puncak-puncak terkuat dari difraktogram ZA, ZAAH, dan katalis Ni-Mo/ZAAH.
Material Puncak I Puncak II Puncak III
2 d 2 D 2 d
ZA 25,80 3,45 26,60 3,348 27,70 3,217
ZAAH 25,72 3,46 26,56 3,353 28,04 3,179
Katalis Ni-Mo/ZAAH 25,84 3,44 26,64 3,343 27,92 3,193
Puncak-puncak difraktogram yang selalu muncul
tinggi dan adanya tiga puncak yang memiliki 2
dan d yang hampir sama, maka dapat dikatakanbahwa sifat dasar kristal ZAAH tidak berubah.
Begitu pula dengan tingkat kristalinitas dari katalisNi-Mo/ZAAH, di mana zeolit yang telah mengalamimodifikasi dengan penambahan logam Ni dan Mo
kristalinitasnya tidak menunjukan perubahan yangberarti.
Topologi permukaan katalis
Bentuk secara fisik ZA dari keadaan permukaanyang tidak teratur sampai menjadi katalis Ni-
Mo/ZAAH setelah dilakukan pemotretan denganalat SEM terlihat bahwa morfologi secara fisispermukaan dari ZA, ZAAH, katalis Ni-Mo/ZAAH
memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapatdilihat pada Gambar 8, di bawah ini :
Gambar 8. Mikrograf dari (a) ZA 10000x, (b) ZAAH 1000x (Wibowo, 2009), (c) Ni-Mo/ZAAH 10000x
Penggambaran morfologi fisis permukaan katalisNi-Mo/ZAAH dapat dilihat pada Gambar 9, ada
pencitraan topologi permukaan dari kristal katalisNi-Mo/ZAAH berbentuk balok, pada gambar yang
bertanda lingkaran walaupun hanya sedikit. Hal ini
diduga bahwa pengembanan logam yang terdispersidalam permukaan ZAAH serta proses kalsinasi dan
reduksi telah menyebabkan terbentuknya pori baru.Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
diinformasikan bahwa katalis Ni-Mo/ZAAH
-
7/22/2019 Jurnal Katalis Ni-Mo Dan Zeolit
8/8
SEMINAR NASIONAL VISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010
ISSN 1978-0176
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 746 Esis W., dkk
memiliki karakter yang baik untuk digunakansebagai katalis.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan maka dapat diambilkesimpulan :1. Zeolit alam yang diaktivasi melalui proses
hidrotermal dapat menyebabkan dealuminasizeolit.
2. Pengembanan logam Ni dan Mo pada zeolitalam aktif menurunkan luas permukaanspesifik dan meningkatkan keasaman sampel
ZAAH.
3. Pengembanan logam tidak menyebabkankerusakan kristal zeolit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hegedus, L.L., 1987, Catalyst Poisoning,Marcel Dekker Inc., New York.
2. Kalangit, H., 1995, Pembuatan danKarakteristik Nikel-Prosiding Seminar
Nasiona Kimia V Zeolit sebagai Katalis dalam
Proses Oksidasi Langsung n-pentana, Tesis,FMIPA, UGM, Yogyakarta.
3. Nomura, M., Tri Sunaryanti, W., Shiba, R.,Muroi, M., and Miura, M., 1997, Effects of theAddition of Light Hydrocarbon Solvent on the
Catalytic Hydrotreatment of Petroleum HeavyFraction, Symposia Advences in Catalyst andProcesses for Heavy Oil Conversion,American Chemical Society, 42, 355-358.
4. Oudejans, J.S., 1984, Zeolites Catalyst inSome Organic Reactions, First Edition,
Chemical Research, Holland.
5. Rodiansono, 2005, Aktivitas Katalis Ni-Mo/Zeolit dan Ni-Mo/Zeolit-Nb2O5 untuk
Reaksi Hidrorengkah Sampah Plastik PPMenjadi Fraksi Benzin, Tesis, FMIPA, UGM,
Yogyakarta.
6. Sadiana, I.M., 1999, Pembuatan KatalisP/Zeolit dan Cu/Zeolit untuk Konversi n-Oktanol, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM,Yogyakarta.
7. Satterfield, C.N., 1980. HeterogeneousCatalyst in Practice, Mc Graw Hill BookCompany, New York.
8. Syarifah, I., 2000,Modifikasi Zeolit Alam DanKarakterisasinya Untuk Katalis Perengkah
Fraksi Minyak Bumi, Tesis, FMIPA, UGM,
Yogyakarta.
9. Trisunaryanti, W., 1991, Modifikasi,Karakterisasi dan Pemanfaatan Zeolit Alam,Tesis, FMIPA, UGM, Yogyakarta.
10. Trisunaryanti, W., Triyono, Mudasir,Nuryanto, R., Nomura, M., Miura, M., Satoh,T., and Kidena, K., 2003, HydrocrackingProcess of Butonian Asphalt-drived
Asphaltene using a Mo-Ni/ Al2O3 Catalyst,The 3rd Asia pacific Congres on Catalist,APACT-3, Dalian-China.
11. Trisunaryanti, W., 2006, Kimia Zat Padat,FMIPA UGM, Yogyakarta.
12. Wibowo, H., 2009, Sintesis Biodisel dariMinyak Jelantah Sawit Terkatalisasi H-Zeolitdan NaOH, Skripsi , Jurusan Kimia FMIPA,UGM, Yogyakarta.