jurnal ilmu·ilmu perairan dan peri kanan · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i...

7
ISSN 0854-3194 De,ember 2004 , Jilid 11, Nomor 2 JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN INDONESIA INDONESIAN JOURNAL OF AQUATIC SCIENCES AND FISHERIES Olterbitkan oleh : Oepartemen ManaJemen Sumberdaya Per.iran Fakultas Perikanan dan I1mu Kelautan Inslitul Perta"lan Bogor H I 73 146

Upload: phungliem

Post on 10-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

ISSN 0854-3194 De,ember 2004, Jilid 11, Nomor 2

JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN INDONESIA

INDONESIAN JOURNAL OF AQUATIC SCIENCES AND FISHERIES

Olterbitkan oleh : Oepartemen ManaJemen Sumberdaya Per.iran

Fakultas Perikanan dan I1mu Kelautan Inslitul Perta"lan Bogor

H I 73 146

Page 2: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

HUBUNGAN PERUBAHAN JENIS KELAMIN DAN UKURAN TUBUH lKAN BELUT SA WAH (Monoplerus a/bus)

(Sexual Change and Body Size Relationship in Eel (Monopterus albus»

Etty Rianil dan Yunizar Ernawati 1

ARSTRAK

Bclu! {Monoplerus albus) bersifat hennaprodil prOiogini, yang mengalami perubahan jeois kclamin dar; bctina mcnjadi jantan. Tujuan pcnelilian in; adalah umuk mengelahu; hubungan pcrubahanjenis kelamin dengan ukuran lubuh ikan belu!. Pendition be. langsung di Dcsa Kahuripan, Kccamalan Tawang, Tasikmala­ya. Jaws Bara! dar; Jun; sampai Juli 2002. Pengambilan conloh dilakukan se.:arll seal: scbanyak 1\ kati, liga hari sckali pada pukul 20.00 - M.OO WIB. di liga slaSiun. Dan basil pc:nangkapan didapat 162 el:or belu!. di stasiun I 67 eko •. stasiun II 65 tko. dan stasiun III 30 t ko •. Hasillangkapan paling b!Ulyak bernkuran 22.8 _ 26.7 em. Hasil tangkapan stasiun [dan 11 ",Ialifsama iltdangkan pada stasiun III berbeda. HllSi) pcnelitian mempcrJihalkan bahwa panjang belut yang berukuran ku,.,.,.,g dan atau sama dengan 29 em berj cnis kclamin bc:1.ina namUn yang lebih dari 29 em bajenis kdamin jantan. Belut yang matang gonad pada stasiWl I beru. ku,.,.,., 24.'1 _ 28.8 em. pada stasiun 11 . 1'1.0· 23.1 em dan 23.2·27.3 em. Scdangi<an di stasinn IIllidak dik:. rnukan yang matang gonad. Berdas&tkan lKG belut yang dipcroleh di ketiga stasiun, IKG terbanyak ada pad,. selang kelas [KG 0.0124 • 0.0873. Fekunditas 35 • 250 butir dengan ukuran tel ur 0.0265 • 1.2624 mm. de· ngan pola pcmijahan :;eOOgian (par/wi spawner).

K.t. kund: belu~ hermaprodit protogini.jenis kclamin. ukuran. IKG. fekunditas.

ABSTRACf

The research was aimed to study body size and :;exual changes relationship in a protoginy Mrmaphro-­dite species the eel. monopteroa olboa. This research wen: conducted in Kahuripan .illage. district of Ta­wang. Tasilunalaya. West la_a during June \Q July 2002. Samplins were done aith= slation~ for eleven time, with 3 days ime ..... ,,1 betw""n 20.00 pm until 04.00 am. The number of eel collected were consisting of 162. ie 67; 6~ and 30 from the first. second ond third station n:specti_cly. The length of the eel were ranged between 22.8·26.7 em. The results showed that Ihe ""I less ihan or equal 10 29 em in kngth were female, more than 29 em were male. The mature ""I were found in Ihe first and second stations with body size of 24.'1 - 28.8 em. 19.0 ·23.1 em. respect ively. [KG values were varied between O.oJ24· 0.0873. fecundity bel. ween 35 • 250 egg. and egg diameter between 0026S - 1.2624 mm. Based on egg diameter. eel is considered as panial spawner.

Key words: ""I. protoginy hermaphrodite, sexuality> body s ize, JKG and fecundity.

PENDAHULUAN

Ikan belut (Monop/erus albus) merupa­kan salah satu komoditas perikanan yang re lati f mudah dilemui di lahan pesawahan, rasanya gu­rih, dan kandungan proteinnya tinggi. Bahkan saat ini , ikan belut sudah termasuk pada komo­dili yang bemilai ekonomis penting sehingga cu­kup ~tcnsial untuk dibudidayakan (Djajadire­dja, Hatimah dan Arifin, 1997). Belut mudah dilemui di lahan persawahan sehingga komoditi ini dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah ncgara kita.

Depon.""," Man'''''"",n Sumba-daya Pe .. i .. n. FuulW Pe'i_ bn.n <WI II"... Kel.utan. InSlitut Peruni .. Bo,o.

'39

Ikan merupakan hewan vertebrata, na­mun diantara hewan vertebrata, ikan merupakan hewan vertebrata yang khas untuk hidup di da­Jam air dan merupakan vertebrata yang tingkat­annya paling rendah dan didalam melakukan re­produksinya terdapat beberapa tipe reproduksi yakni ada yang berumah dua dan adapula yang berumah salU (hennaprodit), begitupun halnya dengan cara melindungi keturunan dan cara me­lakukan pembuahan telurnya ada berbagai tipe. Belut bersifat hermaprodit protogini , artinya i­kan ini akan mengalami perubahan jenis kela­min daTi belina pada awalnya, kemudian bern­bah menjadi jantan pada usia lua.

Sampai saat ini komoditi belut diperoleh dengan memanfaatkan belut yang tersedia di a-

Page 3: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

'" lam, padahal belli! cukup potcnsial untuk dibu­didayakan. Jika hal ini dibiarkan akan menye­babkall berkurangnya populasi bellll di alam. Until!:: ito per lll dilakukan peneElian tentang berbagai aspek biologi ibn belli!' Salah salU as­pek biologi yang cukup rnellarik untuk dile!;!; adalah asp~k reproduksmya. Pada h~~mpat3n in; dilakukan peneHtian unfuk mcnear; hubung­an amara jWrubahan jell;s ~elamin dengan IIlllr­an lubuh ikan bellll serra TKG belu!. Hasil pc­nelitian in; diharaplUl1! dapa! menjadi ma.~ukan untllk budida,'a ikan belli! di masa yang akan damng.

Pene1itiall in; bcrtujlmn untuk mengela­illli perubahan jell is kelamin. Tingkat Kerna­tMgan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Go­nad (IKG). fekunditas dan diarm:be'r fe lur ikan belul yang terdapat di Desa Kahuripan. Keca­malan Tawltng. Kabupatcn TasikmalaYl4 J3wa Baral.

METODE 1'l<:NELlTIAN

Peneliti~n ini diiakunakull di lahan per­sawahPn di Oesa Kahuripan, Kccamalan Ta­wang. Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Bara! da ri bulan JUIl; sampai bulan Juli 2002. Pengambil­an contuh dilakukan tiga hari sekali sdama satu bu lan dengan selang pengamatan setiap riga ha­ri sekali.

Bahan yane digunak8n dalalll penelitian ini adalah formalin 4 'Yo, ;ndikatur Phenolptha­lein (PP), Bromcrewl Grerm dan Methyl Red (BCG+MR), He! untuk li lrasi, dan larutan Ase­(okarmin. Alai yang digunabn adalah alaI per­lenekapan pcmmgkapan benlpa lampu pelro· mak. alat bedah, timbangan, termnmeter, kertas lakmus, gclas ukur, p~ngga r is dan mikrosknp serta al ~1 dan bahan untuk keper1uan hislnlogi gonad.

Belnl-belul yang d igunakan pada peneh­tian ini diwngkap dari lahan persawahan dengan e~ra ngobor dan ngurek (dilangkap dcngan la­ngan. tida!.;, d~n!!:an aim tangkap khusus) pada malam har; (pukul 20.00 sampa; pukul 04.00 WIB) di t iga stasiun yaitu S13siun r merupakan areal per;awahan, stasiun 1I areal persawahan yang ada pemukiman, dan stasiun III areal per­sawahan yang terdllpat pabrik penggi1ingan pa­di.

Pengukuran parameler fisika dan kirnia di seliap Slasiun pengamalan, mcliputi parameter

suhu. dcrajat keasaman (pH), 1Ilkalinitas, IckJlur lanah dan kandungan bahan organik. Contoh helm yang ditangkap adalah semua. ukuran rang dapat lert~ngkap. Masing-masing b\:lul yang tcrtangkap diukur panjllng dan be ratnya dan di­tentukan jcnis kelaminnya seeara morfnlngi, serta diclitat ukuran panjang dan wama ku lil di bagian punggung dan pelUt, ukuran kepala dan lIkuran serta henluk ekomya. P","entuan jenis kelamin juga dilakukan bcrdasarkull preparat histo!ogiuya. Contoh belli! dibedah dan d iwnbil gonadnya. Gonad terscbUI dimll.~ukkan ke d~­

lam [arutan formalin 4%. sedangknn gonad yang akan dibuat preparat histolo!!:i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad in i lerlebih dahulu diukur bcratnya dan secara v;sua l dilenlllkan jenis kelamin dan tingkllt kc­matangan gonadnya.

I'ada pcnctiliaro ini di lakukan penghilung· all fekunditas pada beillt bctina yang ada pada stadia tingkal kematangan gonad (TKG) III dlln IV dengan menggunakan metoda penghilungao langsung, kar~rlO (dur belul relatifbesar dan jum­lahnya scdikit. Pada setlap gonad yang dihitung fdunditasnY!1 juga dilakukan peJlgllkuran dia­meter tclur dati 50 bUlir contoh te lu r yang di­ambil socara acak dari baginn Illllerior, lengah dan bagian posterior dcngan menggunakan mik_ roskop yang dilengkapi dengan mikrom~ler yang tclah d icera. Tekstllr tanah dianaJisis dcngan lI1cngguliakan metode pipet (Sudjlldi el ai., 197 1). Kandungan bah"'n organik diukur herda. sarkan jumlah bahan organik yang mudah ter­oksidas i d~ngil11 metode wulkly and hlade (Dja­jakirana, 1991). JKG (Indeks Kematangan Go­nad) dihitung hcrda~urkan perbaJldingan bera! gonad (Ilg) dan beral lubuh ikan belm (111) de­ngan menggunakan rumus{EfTendie, 1997).

HASIL UAN PEMRAlIASAN Desa Ka huri pan. Keeamatarl T~wang, Ka­

hupalen Tasikmalaya mtmiliki lUllS wi layah 270 035 ha d~ngan perineian tanah darat scluas 147 235 ha dan areal persawnhan \ 22.8 ha. De· sa ini d ial iri dua saluran air yaitu sa luran air lIa­dodon dan Cibanjaran yang dimanfaalkan seba­gai irigas i untuk pcngairan sawah.

Junllah IkaD Belut yang Tt!rtllJlgkap

I3erdasarkan hasi l mngkapan didapal 162 ekor belut, yakni di st3.'liun I sebanyak 67 ekor, sta:;iull 11 65 ekor dan stasiun 111 30 ekor. Se-

Page 4: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

baran panjallg ikan bchll diketompokkan m..:n­jadi dclapan kelompok ukuran. Ha<;il tangkapan yang paling banyak b~i k o.1i stasiun I. stasiun II maupun stasiun III adalah pada kclompok ukur­an 22.8 - 26.1 em (Tabel I).

Tabel l. JumLah lkan Belul yant Terfaa~~p Se­lama f'ea~l itiaa ( ~kor).

rada Tabel I [crliha[ bahwa hasil tangkap­an pada slasiun I dan stas iun II re latif sarna, sc­cbngbn pada stasiun III has il tllngkapannya berbeda baik dalarn hal jurnlllh belul yang ter­langkap maupun dari ukuran belul yang tertang­kap. yakni jumlahnya jauh lebih sedikit dlln ti­dak di tcmukannya belli! beruk ll nm 30.8 - 46.7 em. Hal ini di duga karena di stasiun III terda­pat pabrik penggili"gan padi yang di dalam m~n­

j alllnkan aklifiws l\ya menimbulkan kcbis ingan dan getaran yang cukup kcncang. selain iru di lokasi ini se ringkali dilakukan pernbakamn ler­hadap sekam, ak ibatnya, di lokRsi lersebul pada saal terjad L pellllJ!lk~mn sekam tcmpcratllmya akan mcningkac eukup tajam dan kelernbaban tanab juga akan berkurang drastis, seb ingga ha­bim! beilit di lokasi in i te rganggu. Setain bal itu faktor lain yang diduga mempengarubi lebib sc­d ikitnya belul di lokasi ini adalah lebih rcndall­nya kandunglln li~f y~"g terdllPut lffidu s(lI~iun I II, yakn i di stasiun I dan [I kandungan liatnya berturul-lurut 38.76 dan 36.68% sedangbn di slas iun 1Il 29.4%. Oi sla~iun 1 dan II kond isi­nya hampir sarna yaitu Iahan pesawahan tanpa ada kegiatan lainnya yang dapat mcng.g!lnggu kehidllpan bclut d i kcdua lokas i ini scrta mem­punyai kandungan liat yang lehih {inggi, se­hingga belut yang di pcroleh lebib banyak.

Pcrubaban Jcnis Kelamin d an Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat Kcmatangan Gonad (TKG) ibn bclm yang dipero leh pada penelilian ini dapal dil ihat pada Tabel2, 3 dan 4.

'" T,.bcl2. J.mlail, JUi5 Kelamin dan TKG lkan

&Iul pad .. Selug Kelas Pnjang Ttr_ tent. di StltS;un I.

'"

Pada Tabel 2 tertihal bahwa belut yang mempunyai panjang tubuh 16.9 - 20.8 em mem­punyai TKG II dan 111, dan pada kclompok ukumn tersebul sudah ada ikan belut yang meng_ alami masa transisi alau pcrubahn kelamin. TKO IV hanya dih:rnukan pada selang kclas 24.9,28.8 em. Pada Tabcl2 dapat dilibat bab­wa bclut yang beTjenis kelamin beti"a mernpu­nyai ukuran kurang dari 29 em dan perubahlln menjadi jantan pada ukuran lcbih dari 29 em, sedangkan pada selang kellls 32.9 - 36.8 em dan 40.9 - 44.8 em hanya d itemululII bclut yang ber­je rris ke lamin janlan, schingga dapal dikalakan bahwa mulai ukuran 32.9 em helut Slldab beru­bah kelamin menjadijuntun.

Tabel J . Juml~lo, Jenis K .. lamin dan TKG IlIan (klut pada Selang Ke las f'unjane: Ttr_ Icnlu di Stulun II .

&Iang I Belina Krias

TKG TKG TKG T KG I'lter

Jan!an f'~~~)ng , II III IV ."

14.8 18.9 , . · - · -19.0 - 23.1 , 2 4 2 · . 23.2- 27.3 , 9 , 2 · . 27.4 3U 2 , , · , 4 31.6 35.7 , , · · " 35.8 39.9 - , · · · , 40.0 44.1 . . · · · ,

Pada stasiun 11 (Tabel 3) didapatkan hasil bahwa belut yang bcrukuran kurang dari atau sarna dengan 29 em berjcn i, kelamin bNina, se­dangkan yang b<,rukuran Icbili dan 29 em slldab mengalami pcrubahan jen is kelamin mcnjadi j antan dan pada sclatlg kelas 27.4 - 31.5 em, sa-

Page 5: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

'" III ckor belu! mengalami masa transisi BUill in­tersex, Pad. Tabe! 3 terlihat bahwa palla selang kclas 14.8· 18.9 em baru ditemukan belul yang memiliki TKO I, dan selang berikulnya ttlah ada TKO II. 111 dan [V. namun pada selang 27.4 _ 3 1.5 em tidak ditcmukan TKO IV. Hal ini di­duga karena pOOa saat tenangkap, belu! lelah mclakukan pemijahan. Pada selang 31.6 - 35.7 em dan 35.8 - 39.9 cm masih ditemukan belu! yang tlerjenis kelamin betina. Hal ini menun­jukkan bahwa di slasiun II, pada se lang kelas tcrsebut bellil bc lurn tuB, dcngan kala la in ikan belu! yang ada di Slasiun ini Icbih "bongsor" yakni pada umur yang sarna memiliki ukuran tubuh yang [cbi ll besar, sehingga bdum menga­lami perubahan jenis kelamin. Hal yang men­dukung bahwa belu! di lokasi ini "bongsor" ler­lihat dari TKO-nya yang masih berOOa pada sta­dia TKG II dan III.

T.~14. Jumllh, Jenis Kellmin din TKG Ikln Belul pad. Mlang Kflas Panj_nr TfT­Ifnlu di Sluiun III.

Kflas

I II III IV

Hasi1 yang dipero1eh pada slasiun III (Tabel 4) ada lah bclut yang berukuran re1alif lebih keei l dibanding belut yang tcnangkap di stasiun I dan [I. Pada stasiun ini in i be lut yang berjenis kelamin betina dilenlukan pada ukuran kurang dad 29 em. Di stasiun ini tidak d ilemu­kan belut yang mengalami lransisi alau peru­bahan kelamin, dan helut yang berjenis kelamin janlan hanya ditemukan satu ekor yaitu pada se­lang kelas panjang 29.1 - 31.0 em.

Pada ketiga stasiun penelitian terlihat bahwa ikan bel ut yang ada di Desa Kahuripan mulai dewasa ke lamin kurang lebih pada ukur­an panjang 16.9 em. Ikan-ikan belut ini menga­lami perubahan jcnis kelamin pada panjang tu­buh yang bervariasi yakni pada ukuran panjang 20.8 em sudah ada yang mengalam; intersex, dan pada ukuran 27.4 - 35.8 em mengalami per-

ubahan jenis kelamin menjadi jantan. Hasil pc­nelitian ini t idak sarna dengan pcndapat Sarwo­no ( 1999) yang mengatakan bahwa belut yang berukuflUl 10 - 29 em pasli memiliki jenis kela­min belina sedangkanpada ukuran yang lehih dad 30 em he lut berubah menjad ; jantan. Oe­ngan melihat data terstbut terl ihat bahwa peru­bahan jenis kelamin ikan belut berdasarkan u­kuran tubuh (panjang) l idak mutlak pada satu angka, namun eenderung lebih ditentukan oleh umur belut. Hal ini disebabkan ukuran he lut pada umur tenentu bisa bervariasi tergantung pada faktor genetik, faktor makanan, dan faklor lingkungan yang ditempatinya.

Perubahan jenis kelamin pada helut in i terjadi kll1ena hel ul bersi fat hennaphrodil prolo­gini, yang akan menplami perubahan pis ke­lamin dari hetina ke janlan. Hal in i terjadi kare­na pada gonad ikan helut Icrdapat baik ovari maupun testis. Selama hidupnya. ikan belut a­kan mengalami pcrubahan-perubahan, yakni pa­da masajuvenil bersifat indifercns iasi. se lanjut­nya ovarinya akan berkembang sehingga he lut akan berjenis kelamin bet ina. Setelah mema­suki jenis kelamin betina. belut akon beralih pa­da masa peralillDn (intersex), yang ditandai de­ngan mcngeci tnya ovari dan berkembangnya testis . Setelah itu he lm akan berubah menjadi jantan yang fungsional.

Sceara m(M"fologi helut yang heljcnis ke­lamin belina punggungnya bcrwama coklat ke­hitaman, perutnya putih kekuningan, kepalanya keei l, dan e komya panjang dengem ujung yang laneip. Sedangkan yang berjenis kdamin jan­Ian punggungnya eoklat kchijauan, pcrutnya ku­ning keeoklalan, kepalanya hesar, dan ekornya agak pendek dengan bagian ujung yang tumpul. Adapun pcnampilan gonad sC(:ara. histologi pa­da berbagai selang ke las ukuran panjang dapat dil ihac pada Gambar I .

Ipdrb KemalllllKIlD Gonad

Indeks Kernatangan Gonad ( IKG) adalah nilai dalam perstn sebagai huil perband ingan berat gonad dengan herat tubuh ibn. lndeks Kematangan Gonad (IKG) pada ikan oclut da­pat dilihat pada Tahel S. Dari has il pengamatan pada stasiun I, kematangan gonad terjad i pada se lang kelas 24.9 - 28.8 em. misalnya pada u­kuran 25.2 em tKG-nya mcneapai 0.6095. Hal ini menunj uk kan bahwa pada selang tersebut bc lut s udah s iap untuk mcmijah, karena gonad

Page 6: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

RiQny. t. d<ln r. erntrwaU. Hubungon P~rulxl""n Jenis Ke/omin dan UkurQII Tubuh Ik<ln Bdl<l .. '" yang dimilikinya mcmpunyai ukuran yang besar. Pada stasiun II, bclut betina yang matang gonad terdapat pada selang kelas 19 - 23.1 em dan 23.2 - 27.3 em. Pada stasiun Ill, tidak dite­mukan gonad yang sudah matang.

Gambar 1. Gonad Ikan Belu! Sawah (Monopl€­IUS a/bus) psds Berbaes! Selane Ke­tu Panjang Tubuh. a. selang k~las 14.8 - 18.7 em, perbesaran 20~10; b. selang kelas IS.S-22.7 em, pcrbessr­an 10 x 10; c. selang kelas 22.S - 26.7 em, perbesaran 20x10; d. selang ke­las 26.8-30.7 em, p"bfSaran 20xlO; e. selang kelas 30.8 - 34.7 em, perbe­sarsn 20 x 10; f. selang ktlas 34.S -38.7 em, perbesanln 20l10; g. selang kdas 3S.S _ 42.7 em, perbesarsn 20 x 10; h. se lang kelas 42.S - 46.7 em, perbesaran 20 x 10. S .. sperm.; T .. Ielur.

Tallel S. Jumlah IlIan Belul pada Sellap Slasiun Berdasarllan IKG-nra.

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa j umlah ikan yang paling banyak didapat, baik pada stasiun I, II , maupun III adalah belut yang IKG-nya berada pada selang kelas 0.0124 _ 0.0873 . Hal ini menunjukkan bahwa belut pada ketiga stasiun memiliki berat gonad rendah, ka­rena belut-belut ini gonadnya kcbanyakan bera­da pada TKG I dan II. Nilai IKG terbesar terda­pat pada belut yang ada di stasiun I, karena be­lut tersebut sudah siap untuk memijah.

Fekunditas dan Diameter Tdur

Hasil peneHtian ini memperlihatkan bah­wa fekunditas bclut yang diamati cukup rendah yakni 30 - 250 butir, dengan rata-rata 90 butir. Rendahnya fekunditas bclut disebabkan belut mempunyai kebiasaan menjaga telurnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumantadinata (1981) yang mengatakan bahwa ikan-ikan yang mem­punyai kcbiasaan menjaga telurnya biasanya mempunyai.fckundilas yang rendah. Menurut SaTwono (1999) lelur belut yang sudah dibuahi akan dimasukkan ke dalam mui ll t belut jantan untuk kemudian disemburkan dan diamankan dalam [ubang persembunyiannya serta baru a­kan ditinggalkan setelah belut berumur 15 hari (setelah telur menetas). Adapun sebaran diame­ter telur ikan be!ut yang diteliti dapat di!ihat pa­da Tabe16.

Pada Tabel 6 terlihat bahwa pada stadia tertentu terdapat beberapa ukuran diameter te­IUT. Hal ini memperlihatkan bahwa perkem­bangan sel telur didalam gonad belut relatif ti­dak sama sehingga sel telur tersebut tidak dike­luarkan seeara bersama-sama. Hal ini dapat diU­hat dari ukuran teluT yang relatif tidak scragam, yaitu pada stasiun I, terdapat gonad yang sudah siap memijah. cukup banyak dibanding stasiun II. Sedangkan pada stasiun III tidak ditemukan

Page 7: JURNAL ILMU·ILMU PERAIRAN DAN PERI KANAN · saat ini, ikan belut sudah termasuk pada komo ... i direndam dalam larutan !louin. Sebctum diawetkan gonad-gonad ini lerlebih dahulu diukur

gonad yang mempl.lnYlli TKG IV. Bahkan pa­da stadia gonad yang sudah siap memijah selca­lipun (TKG IV) mempcrlihalkan bahwa sebarnn diamekr telurnyalebih dad satu punca.k.

T.bcI6. Scb.lr.n l>iamfltr Tclur ,ad. Stli.p Sr.­sin.

Tipe pemijahan ibn. d~pat dilihat dar i ~eharan dinmeter le lum)"11. baik dari hasil pcng­ukurdn diaOletemya atuupl.Ill dari gamb~!.rcn his­rologin)"a. Dilihat daTi sdmnm di~metc r teluT dan dar i lIambaran histoluginya. kita dapat me­ntnlukan apakah sl.latuj~nili ikan memij.h Ioial (tOlal Slx,,..,..,r) alau m~mijah sebagian (parsial .tfJOl'"·ner). Pada ikan yang mtmijah lutal, dia­meter 1t,lut yang terd.pat di dalam gonadnya re­tat ir seragam. begitu pula dengan penaHlpi!.n te lur pada prepanlt hisluloginYll: sedangbn pa­da ib.n yang memijah Sl'bagian d ilcmulwlI ba­baglli ukurnn diameter Idur. Dad huil pengl.l­kurall d iamtler tcll.lr dan dari hasi l pengamatan lerhadap Pf"Eparat hblologi gonad bell.lt pada pe­nelilian ini, didapatkan hasH bahwa punc.ak ~ baran diameter telurnya lehih dari salu dan telur dalam ovariumny' memiliki ukuran >ang ber­beda, dan dari gambaran yanG le rlillat pada prt­panl! histulnginya t~rlihat bahwa ukuran lelur. nya tidak seragam. [)cllgan melihat hal tcrsebul, maka d~pM dikal!ikan bahwa !lola pcmijahan belu! IId~lah parsial spa",""r.

KESIMPULAN DAN SARAN

Perubahanjenis kelamin I>o:lul dari betinll ke jantan terjadi pada ukuran ~kitar 29 em. Perubahan kehunin belut ditentubn uleh 1.1 -

mumy .. Bclullermasuk itan yang mcmelihara anaknya, sehingga fekunditasnya cukup Tl'ndah yll:ni 35 :wnpai 250 bUli f lelUl. lkarl belul me­mijah scbagian-st bagian (porsilll sjX1Wner).

Jika akan rnelakulcan pembenihan ikan belul, maka hcndaknya belut yang dipdihara li­d~k berukuran sarna. namun barus ada d~ kc­lompok ukuran, Yllmi belul dengan kelumpok ukuran kurang d!lri 29 em dan ukuran yang 10-bih dari 29 em.

UCAPAN TERTMAKASlH

rada kesempal~n ini kami mc:nihaturkan !er imaka!Sih kepada saudari Elis yang lel~h mengumpulkan data pada pcnclililln ini.

PUSTAKA

Asma .. i. S. 1983. Pt"'tlihorROh ikon dl tl'" ktumb • . PT GrameJ,a. Jakarta. 82 hal.

Djajadircdja. R. S. H";n1.h dan Z. Adfin. 1997 lIuk. pedo.,on pe"~nataa Illmboor poriklnu dl.ol. Je­oil-jed;' ibn ckono."lb putinll.. DircklOTIII lendtal f'l:,jk .. 'WI. Deportcmtn P<7!OJ.i"n. JakalU. 96 hat

F.ffendi .. M. I. 1997. Bk>"Ki pcrikalln. YI)"I$IIIl ~lIIkA Nu..atama.. Bogor

lIickliDj. c.r 1962. Fl •• <" ttl' ..... "-1Ober ... d Faber l..imilcd. London. 317hal.

~ono. B. lm_ O.dklaYI bcilll lb •• idOL h ""rb" Bhman. Jabno.

S:rtlba. G aM D. Hobi!. 1962 }·ru ..... ' tr flp u .f , lit ...,r-d. The P'" ~braf)' Ltd. New YO<t..

Sudjadi. M. t. M. Widjik. dm M. Solcb. 1911. P ..... lua onolila .. nak. 0",0. .. ka . b" n_ ,.n.k. Lembap f ....,titian Tanah 8ogu<. t66 hal

Suhartljo. H. M. Soepart.ini. dan tl. Kumia.. 19')4. Bak .. orlanik , ....... ?usa.! f'l:nclilian Tonah ...... Akro­k1imOI. Badan Pe".til;' .. dm PCf\iI='IIlJaiIgM f'cru­"WI. Dt ... ,tcmen P(rtanian

Sumontadinal" K. t981. Pt"icmbu~bi.kn ika n-i k.u polihar .... di Indue.i • . Fakuh ... P<tikllWl. Doa ..... 117hal.