jurnal ilmiah pembatalan perkawinan ... persidangan,sidang pertama dalam perkara pembatalan...
Post on 28-Jun-2020
1 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
i
JURNAL ILMIAH
PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
Program Studi Ilmu Hukum
Oleh :
YOLANA OCTAVIA
D1A 015 272
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
ii
iii
PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
(Studi di Pengadilan Agama Selong)
YOLANA OCTAVIA
NIM: D1A 015 272
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pengajuan pembatalan
perkawinan di Pengadilan Agama Selong dan untuk mengetahui dan menganalisis
dasar pertimbangan hukum dari majelis hakim dalam membatalkan perkawinan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum Normatif-Empiris. Pendekatan yang
digunakan adalah Pendekatan Perundang-undangan, Pendekatan Konseptual,
Pendekatan Sosiologis. Prosedur pengajuan pembatalan perkawinan di Pengadilan
Agama Selong diantaranya Pengajuan Gugatan Pemohon, prosedur penerimaan
perkara, tahap persiapan, pemanggilan, persidangan dan putusan. Dasar hukum
Pertimbangan Majelis hakim membatalkan perkawinan dalam Putusan
No.0565/Pdt.G/2017/PA Selong adalah dari hasil persidangan terbukti bahwa
perkawinan tersebut dilangsungkan dengan cara paksaan sehingga mengandung
cacat hukum karena bertentangan dengan peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku.
Kata Kunci: Pembatalan, Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam
MARRIAGE CANCELLATION IN LAW NUMBER 1 OF 1974 AND THE
COMPILATION OF ISLAMIC LAW
(A Study at Religious Court of Selong)
Abstract
This study aims to determine the procedure for submitting a marriage
cancellation in the Selong Religious Court and to find out and analyze the legal
considerations of the panel of judges in canceling a marriage. This type of
research is Normative-Empirical legal research. The approach used is the
Legislative Approach, Conceptual Approach, Sociological Approach. The
procedure for submitting a marriage cancellation in Selong Religious Court
includes the Submission of the Petitioners' Lawsuit, procedure for receipt of
cases, stages of preparation, summons, trial and decision. Legal basis
Considerations The panel of judges canceled the marriage in Decision No. 0565 /
Pdt.G / 2017 / PA Selong is the result of the trial proved that the marriage was
carried out by force so that it contained a legal flaw because it contradicted the
prevailing laws and regulations.
Keywords: Cancellation, Marriage, Compilation of Islamic
i
I. PENDAHULUAN
Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari kehidupan
manusia itu sendiri yang meliputi kebutuhan dan fungsi biologis, melahirkan
keturunan, kebutuhan akan kasih sayang dan persaudaraan, memelihara anak-anak
tersebut menjadi anggota masyarakat yang sempurna.1
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perkawinan), yang
dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Bila
membaca definisi perkawinan yang termuat di dalam Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tersebut di atas maka dapat dikatakan
bahwa perkawinan adalah suatu yang bersifat sacral yang menyatakan seorang
pria dan seorang wanita secara lahir maupun batin dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang
maha esa dan untuk memperoleh keturunan dari pasangan suami istri tersebut.2
Asas kematangan tersebut tercermin pada Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang
Perkawinan yang menyebutkan perkawinan hanya diijinkan jika pihak laki-laki
telah berusia usia 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita telah berusia 16
(enam belas) tahun, hal ini menjadi syarat usia minimal yang harus dipenuhi.
1 Titik Triwulan dan Trianto, Poligami Perspektif, Perikatan Nikah, Prestasi Pustaka,
Jakarta, 2007, hlm. 2. 2 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hlm.
15.
ii
Ketentuan lain yang mencerminkan prinsip perlindungan bagi para pihak
adalah pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menyebutkan: 1.
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya. 2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apabila dalam suatu perkawinan pelaksanaannya tidak memenuhi syarat-
syarat perkawinan, maka perkawinan tersebut dapat dibatalkan. Pembatalan
perkawinan berarti menganggap perkawinan yang telah dilakukan sebagai
peristiwa yang tidak sah, atau dianggap tidak pernah ada. Pengadilan Agama
dapat membatalkan perkawinan atas permohonan pihak-pihak yang
berkepentingan setelah nyata terdapat faktor-faktor yang menyebabkan
perkawinan dapat dibatalkan.
Putusnya perkawinan karena adanya putusan dari pengadilan terjadi
apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk
melangsungkan perkawinan. Hal ini tercantum dalam rumusan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 22 yang menyatakan bahwa:
“Perkawinan dapat dibatalkan, apabila para pihak tidak memenuhi syarat-
syarat untuk melangsungkan perkawinan”.
Pembatalan perkawinan menjadi penting untuk dikaji, hal ini disebabkan
karena perkawinan putus bukan karena kematian ataupun perceraian, perkawinan
putus karena dibatalkan oleh pihak pengadilan, perkawinan yang dibatalkan akan
berdampak bukan hanya bagi pasangan perkawinan saja namun juga berdampak
bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan perkawinan tersebut, seperti harta
iii
benda dalam perkawinan, pada kenyataannya banyak terjadi di kalangan
masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis dapat menarik
rumusan masalah diantaranya: 1. Bagaimana prosedur pengajuan pembatalan
perkawinan di Pengadilan Agama Selong ? 2. Apakah dasar pertimbangan hukum
dari majelis hakim dalam membatalkan perkawinan ?. Tujuan penelitian: 1. Untuk
mengetahui dan menganalisis prosedur pengajuan pembatalan perkawinan di
Pengadilan Agama Selong. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis Dasar
Pertimbangan Hukum Dari Hakim Dalam Membatalkan Perkawinan. Manfaat
penelitian: 1. Manfaat Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam pengembangan khasanah ilmu hukum pada
umumnya, khususnya dalam bidang hukum keluarga yang terkait tentang
pembatalan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan
Kompilasi Hukum Islam. 2. Manfaat Praktis, Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan informasi bagi masyarakat, maupun instansi
pemerintah ekskutif dan legislatif tentang pembatalan perkawinan menurut
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Hukum Islam/Kompilasi Hukum
Islam (Studi di Pengadilan Agama Selong). Metode Penelitian yang di gunakan
adalah penelitian hukum normatif empiris.
iv
II. PEMBAHASAN
Prosedur Pengajuan Pembatalan Perkawinan Di Pengadilan Agama Selong.
Pembatalan perkawinan yang dilakukan oleh para pihak syaratnya tidak
melebihi dari 6 bulan usia perkawinan, apabila melebihi dari ketentuan tersebut
untuk mengajukan pembatalan perkawinan salah satu diantara syaratnya adalah
tidak memenuhi rukun dan syarat menurut agama, boleh mengajukan pembatalan
perkawinan ke Pengadilan Agama, dengan syarat dia harus memasukkan salah
satu dari posita yaitu bagian yang berisi dalil yang menggambarkan adanya
hubungan yang menjadi dasar atau uraian dari suatu tuntutan peristiwa hukumnya
seperti para pihak baru mengetahui ada rukun dan syarat-syarat yang di langgar
setelah melangsungkan perkawinan lebih dari 6 bulan.
Pengajuan pembatalan perkawinan yang harus di lakukan dipengadilan
Agama Selong secara lengkap ada beberapa tahapan yang harus dijalankan,
yaitu:3
Pengajuan Gugatan Pemohon membuat dan mengajukan surat
permohonan secara tertulis atau lisan kepada Pengadilan Agama.Pemohon bisa
datang sendiri atau diwakilkan kepada orang lain yang akan bertindak sebagai
kuasanya.
Prosedur Penerimaan Perkara.Tata cara dalam penerimaan perkara di
Pengadilan Agama Selong terdiri dari: a. Meja Pertama, 1). Menerima gugatan,
permohonan perlawanan, pernyataan banding, kasasi, permohonan peninjauan
kembali, penjelasan dan penafsiran biaya perkara. 2). Membuat surat kuasa 3).
3 Kepaniteraan Pengadilan Agama Selong, Prosedur Pengajuan Pembatalan Perkawinan,
Materi Workshop di Kecamatan Sambelia. hlm. 7-12.
v
Menyerahkan kemb