kedudukan ahli waris istri setelah perkawinan …€¦ · pembatalan perkawinan adalah pembatalan...

18
KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN DIBATALKAN (STUDI PUTUSAN NOMOR: 568.K/AG/2017) JURNAL ILMIAH Oleh: ARI ADE KAMULA D1A115031 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2019

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN

DIBATALKAN (STUDI PUTUSAN NOMOR: 568.K/AG/2017)

JURNAL ILMIAH

Oleh:

ARI ADE KAMULA

D1A115031

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN

DIBATALKAN (STUDI PUTUSAN NOMOR: 568.K/AG/2017)

Oleh:

ARI ADE KAMULA

D1A115031

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

(H. Israfil., SH., M.Hum)

NIP.195703021986031003

Page 3: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN DIBATALKAN

(STUDI PUTUSAN NOMOR: 568.K/AG/2017)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ARI ADE KAMULA

D1A115031

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hukum Majelis Hakim Mahkama

Agung Nomor: 568.K/AG/2017., dalam memperkuat putusan Pengadilan Tinggi Agama

Mataram Nomor: 0007/Pdt.G/2017/PTA. MTR., tentang pembatalan perkawinan dan untuk

mengetahui kedudukan ahli waris istri setelah perkawinan dibatalkan. Jenis penelitian ini adalah

penelitian normative, menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual,

pendekatan kasus. Majelis Hakim Mahkama Agung dalam putusanya memperkuat putusan

Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang dalam putusanya menyatakan perkawinan antara

almarhum Eddy Supratman dengan Hj. Ismayani tidak sah. Putusan tersebut bertentangan

dengan putusan Pengadilan Agama Praya Nomor: 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra., yang dalam

putusanya menolak gugatan para penggugat seluruhnya. Kedudukan istri sebagai ahli waris akan

hilang setelah perkawinan diputuskan tidak sah oleh pengadilan.

Kata kunci: Putusan, Pembatalan, Kedudukan Ahli Waris

ABSTRACT

THE STANDING OF A WIFE AS A HEIR POST MARRIAGE NULLIFICATION (A

REVIEW OF DECREE NO: 568.K/AG/2017)

This research aims to figure out the legal consideration that was used by the panel of judges of

the Supreme Court in issuing the decree 568.K/AG/2017, which confirmed the decree of High

Court of Mataram 0007/Pdt.G/2017/PTA.MTR about marriage nullification. Another objective is

to identify the standing of the wife as a heir of her late husband after the decree was issued. This

research is a normative research, which analyze literature with regulation, conceptual, and case

approach. Finding of this research shows that the decree issued by the Supreme Court, which

confirmed the one issued by the High Court of Mataram, states that the marriage between the

late Eddy Supratman and Hj. Ismayani was invalid. However, that decree is contradictory with

the decree of the Religious Court of Praya No:0087/Pdt.G/2016/PA.Pra, According to the

analysis, the case of marriage nullification is supposed to be decided by Religious Court instead

of District Court and High Court as it is the domain of Religious Court.

Keywords: Decree, Nullification, the Standing as a Heir

Page 4: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

i

I. PENDAHULUAN

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami atau istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Indonesia.1

Dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan, mengatur mengenai syarat sahnya perkawinan, yaitu:2

“(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukakan menurut hukum masing

masing agama dan kepercayaanya itu; (2) tiap-tiap perkawinan dicatat menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Perkawinan dikatakan sah apabila secara hukum Agama dan hukum

Negara perkawinan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rukun dan syarat-

syarat perkawinan serta dicatatkan oleh Negara.

Dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan menjelaskan bahwa suatu perkawinan dapat putus karena:

a.Kematian; b.Perceraian dan; c.Atas Keputusan Pengadilan.”3

Meninggalnya salah satu pihak dalam perkawinan baik itu suami/istri

akan menimbulkan hak mewarisi bagi istri/suami dan anak, terhadap harta yang

1 Indonesia, Undang-Undang tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, (LNRI No. 1

Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 1 2 Indonesia, Undang-Undang tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, (LNRI No. 1

Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 2 3 Indonesia, Undang-Undang tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, (LNRI No. 1

Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 38

Page 5: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

ditinggalkan. Hubungan mewarisi antara suami dan istri adalah ketika pewaris

pada saat meninggal dunia masih dalam ikatan perkawinan sah dengan

pasangan yang hidup terlama.4

Selain akibat kematian, putusnya suatu perkawinan dapat juga disebabkan

karena adanya pembatalan perkawinan oleh putusan pengadilan. Pembatalan

perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya

akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyebutkan

bahwa:

”Perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-

syarat untuk melaksanakan perkawinan”.6

Salah satu contoh kasus pembatalan perkawinan adalah dalam Perkara

Nomor: 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra. putusnya perkawinan terjadi karena adanya

poligami yang dilakukan oleh suami dan poliandri yang dilakukan oleh istri

serta adanya pemalsuan identitas yang dilakukan keduanya. Putusnya

perkawinan akibat pembatalan dapat menimbulkan akibat hukum baru bagi para

pihak, terutama ketika salah satu pihak meninggal dunia. Meninggalnya salah

satu pihak dalam perkawinan menyebabkan timbulnya hak mewarisi bagi istri

atau suami yang ditinggalkan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan suatu penelitian dengan Judul: “Kedudukan Ahli Waris Istri Setelah

Perkawinan Dibatalkan (Studi Putusan Nomor: 568.K/AG/2017).

4 H.M. Anshary MK, Hukum Kewarisan Islam Dalam Teori Dan Praktek, Cet. 2, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2017, hlm. 28 5 Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 37

6 Indonesia, Undang-Undang tentang Perkawinan, UU No. 1 Tahun 1974, (LNRI No. 1

Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 22

Page 6: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah dasar pertimbangan hukum yang

digunakan oleh Majelis Hakim dalam Putusan Nomor: 568.K/AG/2017. terkait

pembatalan perkawinan? 2. Bagaimakah kedudukan Ahli Waris Istri setelah

perkawinan dibatalkan berdasarkan putusan Nomor: 568.K/AG/2017?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dasar

pertimbangan hukum yang digunakan oleh Majelis Hakim dalam Putusan

Nomor: 568.K/AG/2017. terkait pembatalan perkawinan. 2. Untuk mengetahui

kedudukan ahli waris istri setelah perkawinan tersebut dibatalkan berdasarkan

Putusan Nomor: 568.K/AG/2017.

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat

Teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dan peningkatan ilmu khususnya dalam bidang perkawinan. 2.

Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan dan sumber

informasi bagi kalangan penegak hukum dalam masalah kedudukan ahli waris

istri setelah perkawinan dibatalkan.

Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah: 1. Jenis

penelitian hukum normatif, 2. Metode pendekatan yang digunakan yaitu

Pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), Pendekatan

konseptual (conceptual approach), Pendektan kasus (case approach). 4. Teknik

pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan teknik studi dokumen. 5.

Analisis bahan hukum yang digunakan yaitu analisis secara kualitatif.

Page 7: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

II. PEMBAHASAN

Dasar Pertimbangan Hukum Yang Digunakan Oleh Majelis Hakim

Dalam Putusan Nomor: 568.K/AG/2017.

Berdasarkan putusan Nomor : 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra. yang dibatalkan

oleh Putusan Nomor: 007/Pdt.G/2017/PTA.MTR. dan dikuatkan oleh Putusan

Mahkama Agung Nomor: 568.K/AG/2017. yang penulis teliti, bahwa yang

menjadi dasar pengajuan gugatan adalah karena diduga adanya perkawinan

poligami dan poliandri dalam Perkawinan antara Almarhum Eddy Supratman

SH dan Hj. Ismayani. Perkawinan terebut dilakukan tanpa ada persetujuan

dari istri dan suami terdahulu, serta tidak ada ijin dari pengadilan agama untuk

melakukan poligami dan poliandri. Selain itu, adanya terdapat pemalsuan

identitas (data palsu) dengan mengaku berstatus Jejaka dan Perawan dalam

status pernikah antara Almarhum Eddy Supratman, SH dan Hj. Ismayani. Saat

Almarhum Eddy Supratman, SH meninggal dunia, beliau meninggalkan Ahli

Waris dan sejumlah harta warisan, namun sebagian besar harta warisan

tersebut dikuasai secara melawan hukum oleh Hj. Ismayani.

Dalam perkara tersebut, putusan yang memiliki kekuatan hukum tetap

adalah Putusan Mahkama Agung Nomor: 568.K/AG/2017., sebagaimana

dalam pertimbangan Hakim Mahkama Agung menyatakan bahwa alasan-

alasan permohonan kasasai tidak dapat dibenarkan, oleh karenanya putusan

Page 8: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Judx Facti dalam hal ini Pengadilan Tinggi Agama Mataram yang

membatalkan Putusan Pengadilan Agama Praya tidak salah dalam

menerapkan hukum, karena putusanya telah didasarkan pada pertimbangan

yang tepat dan benar.7

Pertimbangan hukum Hakim pengadilan Tinggi Agama Mataram

memutus mengadili sendiri dalam putusanya. Putusan pengadilan Tinggi

Agama Mataram membatalkan Putusan Pengadilan Agama Praya Nomor

0087/Pdt.G/20016/PA.Pra tanggal 25 Oktober 2016, sebagaimana dalam amar

putusanya menyatakan bahwa: 1.Mengabulkan gugatan penggugatan para

penggugat sebagian; 2.Menyatakan perkawinan Eddy Supratman bin

Muhammad dengan Ismayani binti H. ismail yang dilaksanakan pada tanggal

17 Desember 2000 tidak sah; 3.Menyatakan kutipan akta nikah yang

dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Praya tengah,

Kabupaten Lombok Tengah Nomor 288/38/IV/2012 tanggal 13 April 2012

tidak berkekuatan hukum; 4.Menolak gugatan Para Penggugat selainya.8

Dalam perkara a quo dijelaskan bahwa berdasarkan alat bukti dan

keterangan para saksi dalam persidangan para penggugat dapat membuktikan

dalil-dalil gugatanya, bahwa benar perkawinan antara almarhum Eddy

Supratman, SH bin Muhammad dengan Hj. Ismayani binti H. Ismail pada

tanggal 17 Desember 2000, terdapat halangan perkawinan, karena dalam

7 Salinan Putusan MA Nomor: 568.K/AG/2017

8 Salinan Putusan PTA Mataram Nomor: 0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr.

Page 9: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

perkawinan tersebut almarhum Eddy Supratman, SH terbukti masih terikat

perkawinan dengan Elma Nuraida binti sahar, dan Hj. Ismayani binti Hj.

Ismail pada saat perkawinan juga masih terikat perkawinan dengan laki-laki

lain yaitu Sukarman bin Amaq Suhaimi yang menikah pada tanggal 25

Oktober 1999.

Berdasarkan hal tersebut yang menjadi dasar pertimbangan hukum

yang digunakan oleh Majelis Hakim dalam memutus perkara pembatalan

perkawinan dalam putusan Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor :

0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr. adalah Pasal 9 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang perkawinan, Pasal 40 huruf (a), Pasal 71 huruf (a) dan huruf (b),

serta Pasal 6 Kompilasi Hukum Islam. 9

Menurut penulis, Putusan Mahkama Agung Nomor: 568.K/AG/2017.,

dalam memperkuat Putusan Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor:

0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr., sudah tepat. Berdasarkan Judex Facti dalam

Pengadilan Tinggi Agama Mataram tidak salah dalam menerapkan hukum,

perkara tersebut merupakan perkara dalam bidang perkwinan. Perkara tersebut

sudah memenuhi syarat untuk dapat diterima gugatanya dan menjadi

kopentesi dari Pengadilan Agama. Hal ini tidak sesuai dengan Putusan

Pengadilan Agama Praya Nomor: 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra. yang memutus

perkara dengan tidak menerima gugatan para penggugat seluruhnya.10

Hakim

9 Salinan Putusan PTA Mataram Nomor: 0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr.

10 Salinan Putusan PA Praya Nomor: 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra.

Page 10: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

pengadilan Agama Praya memutus dengan alasan bahwa dalam perkara

tersebut terkandung unsur pidana sehingga hakim Pengdilan Agama Praya

harus menyatakan tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara

tersebut. Dalam hal ini, Penulis tidak sependapat dengan Putusan Pengadilan

Agama Peraya Nomor: 0087/Pdt.G/2016/PA.Pra. karena berdasarkan

Ketentuan Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009,

perkara tersebut termasuk dalam perkara Perkawinan yang merupakan

kewenangan Pengadilan Agama.

Menurut pernyataan Abdul Manan yang dikutip oleh Aris Bintania,

bahwa suatu gugatan untuk dapat diterima dan diselesaikan oleh Pengadilan,

harus terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan. Diataranya adanya dasar

hukum, adanya kepentingan hukum serta adanya sengketa.11

Dalam Pasal 73 Kompilasi Hukum Islam menjelaskan bahwa keluarga

dalam garis keturunan lurus ke bawah dalam hal ini anak dapat mengajukan

pembatalan perkawinan terhadap perkawinan orang tuanya.

Terkait dengan permasalahan kewarisan dimana diputuskannya

pembatalan perkawinan setelah salah satu pihak meninggal dunia, dalam

putusan tersebut tidak ada keterangan yang menetapkan dan menjelaskan

11

Aris Bintania, Hukum Acara Peradilan Agama Dalam Kerangka Fiqh Al-Qadha, Rajawali

pers, Jakarta, 2012, hlm. 4-6

Page 11: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

mengenai hak dan kedudukan istri sebagai ahli waris setelah almarhum suami

meninggal dunia.

Kedudukan Ahli Waris Istri Setelah Perkawinan Dibatalkan

Pada Putusan Nomor: 0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr., menjatukan putusan

dengan menyatakan perkawinan Eddy Supratman bin Muhammd dengan Hj.

Ismayani binti H. Ismail yang dilangsungkan pada tanggal 17 Desember 2000

tidak sah dan menyatakan Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah

Nomor 288/38/IV/2012 tanggal 13 april 2012 tidak berkekuatan hukum.

Dengan demikian perkawinan antara Almarhum Eddy Supratman dengan Hj.

Ismayani dianggap batal atau tidak pernah ada. Putusan tersebut dikeluarkan

setelah Almarhum Eddy Supratman meninggal dunia.

Meninggalnya salah satu pihak dalam perkawinan dengan sendirinya

akan menyebabkan perkawinan tersebut putus. Dengan meninggalnya salah

satu pihak, maka pihak lain berhak mewarisi atas harta peninggalan yang

meninggal.12

Dalam hal ini dengan sendirinya istri memiliki kedudukan

sebagai ahli waris ketika suami meninggal dunia.

12

Ny. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Cet.6,

Liberty, Yogyakarta, 2007, hlm. 120

Page 12: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Ahli waris ialah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai

hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam

dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.13

Dalam hukum Islam terdapat beberapa asas yang terkait dengan hukum

kewarisan islam diantaranya:14

a .Asas ijbari yang terdapat dalam hukum kewarisan Islam mengandung arti

bahwa peralihan harta dari seseorang yang meninggal dunia kepada ahli

warisnya berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah tanpa

digantungkan kepada kehendak pewaris dan ahli warisnya. b. Asas bilateral

dalam hukum kewarisan Islam berarti seseorang menerima hak atau bagian

warisan dari kedua belah pihak, dari kerabat keturunan laki-laki dan dari

kerabat keturunan perempuan. c. Asas individual dalam hukum kewarisan

Islam berarti harta warisan dapat dibagi kepada ahli waris untuk dimiliki

secara perorangan. d. Asas keadilan berimbang dalam hukum kewarisan Islam

berarti keseimbangan antara hak yang diperoleh dengan keperluan dan

kegunaan dalam melaksanakan kewajiban. Dalam hukum kewarisan Islam

ditemukan adanya prinsip dua berbanding satu, artinya anak laki-laki

mendapatkan bagian dua kali bagian anak perempuan. e. Asas akibat kematian

dalam hukum kewarisan Islam berarti kewarisan ada kalau ada yang

meninggal dunia. Kewarisan ada sebagai akibat dari meninggalnya seseorang.

13

Indonesia, Kompilasi Hukum Islam, Inpres No. 1 tahun 1991, (LLSN Tahun 1991), Pasal

171 huruf c 14 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Prenada Media, Jakarta, 2004. hlm. 17-18

Page 13: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Pasal 174 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan beberapa kelompok

yang dapat menerima warisan sebagai berikut:15

(1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari:

a) Menurut hubungan darah:

(1) golongan laki-laki terdiri dari: ayah, anak laki-laki, saudara laki-

laki, paman dan kakek;

(2) golongan perempuan terdiri dari: ibu, anak perempuan, saudara

perempuan dari nenek;

b) menurut hubungan perkawinan terdiri dari duda atau janda.

(2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan

hanya : anak, ayah, ibu, janda atau duda.

Janda mendapat seperempat bagian bila pewaris tidak meninggalkan

anak, dan bila pewaris meninggalkan anak maka janda mendapat seperdelapan

bagian”.16

Mengenai hak dan kedudukan ahli waris istri yang ditinggalkan terhadap

harta peninggalan pewaris tidak ditetapkan dalam Putusan Nomor:

0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr. Namun, menurut penulis dalam hal terjadinya

pembatalan perkawinan setelah salah satu pihak meninggal dunia, segala

sesuatu yang berhubungan dengan masalah mewarisi tersebut dapat

diselesaikan secara musyawarah antara keluarga para ahli waris, jadi dapat

disimpulkan bahwa hak dan kedudukan istri akibat dari putusan pembatalan

perkawinan tersebut dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat bagi para

pihak.

15

Indonesia, Kompilasi Hukum Islam, Inpres No. 1 tahun 1991, (LLSN Tahun 1991) 16

Indonesia, Kompilasi Hukum Islam, Inpres No. 1 tahun 1991, (LLSN Tahun 1991), Pasal

180

Page 14: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Dalam Pasal 171 huruf c KHI ditegaskan bahwa yang disebutkan ahli

waris adalah orang yang pada saat pewaris meninggal:17

1.Memiliki hubungan

darah dengan pewaris; 2.Memiliki hubungan perkawinan dengan pewaris

duda atau janda; 3.Beragama Islam; 4.Tidak terhalang karena hukum untuk

menjadi ahli waris.

Akibat batalnya perkawinan diatur dalam Pasal 28 ayat 2 Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang menyebutkan bahwa

keputusan tidak berlaku surut terhadap:18

1.Anak-anak yang dilahirkan dari

perkawinan tersebut; 2.Suami atau istri yang beritikad baik, kecuali terhadap

harta bersama, bilamana pembatalan perkawinan didasarkan atas perkawinan

yang lain yang terlebih dahulu (perkawinan rangkap); 3. Orang ketiga lainya

tidak termasuk dalam sub a dan b sepanjang mereka memperoleh hak-hak

dengan itikad baik sebelum keputusan tentang pembatalan mempunyai

kekuatan hukum tetap.

Dari beberapa penjelasan di atas, putusnya perkawinan akibat kematiaan

akan menimbulkan hak mewarisi bagi istri yang ditinggalkan. Berdasarkan

Pasal 171 huruf c Kompilasi Hukum Islam Hak mewarisi tersebut timbul

akibat adanya ikatan perlawinan yang sah. Hak mewarisi tersebut akan hilang

apabila perkawinan tersebut diputuskan batal oleh pengadilan. Akibat putusan

17

Irma Devita Purnamasari, Dalam Riki Budi Aji, Perbandingan Pembagian Warisan Untuk

Janda Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Islam, JOM Fakultas

Hukum Vol. 1 Nomor 1 Februari 2015, hlm. 9 18

R. Soetojo Prawirohamidjojo, pluralisme dalam perundang-undangan perkawinan di

Indonesia, Cet. 5, Airlangga University Perss, Surabaya, 2012, hlm. 87-89

Page 15: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

pembatalan perkawinan tidak berlaku surut terhadap Suami atau istri yang

beritikad baik, kecuali terhadap harta bersama, bilamana pembatalan

perkawinan didasarkan atas perkawinan yang lain yang terlebih dahulu

(perkawinan rangkap).19

Berdasarkan Pasal 171 huruf c Kompilasi Hukum Islam setelah

Pengadilan Tinggi Agama Mataram memutus perkara Nomor:

0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr. dengan isi putusan menyatakan perkawinan Eddy

Supratman bin Muhammad dengan Ismayani binti H. Ismail yang

dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2000 tidak sah,20

yang diperkuat

dengan putusan Mahkama Agung Nomor: 568.K/AG/2017, maka Hj. Ismani

tidak lagi berkedudukan sebagai ahli waris dari harta peninggalan Almarhum

Eddy Supratman. Kedudukan ahli waris dari harta peninggalan almarhum

Eddy Supratman beralih yang dari awalnya Hj. Ismayani berkedudkan sebagai

ahli waris kemudian setelah dikeluarkanya putusan inkrah kedudukan tersebut

berpindah keanak dari perkawinan antara almarhum Eddy Supratman dengan

Emi Nuraida yaitu Erisa Septiani dan Achmad Jaka Dwena Putra.

19

Indonesia, Undang-Undang tentang Perkawinan, UU NO. 1 Tahun 1974, (LNRI No. 1

Tahun 1974, TLN No. 3019), Pasal 28 ayat (2) huruf b 20

Salinan Putusan PTA Mataram Nomor: 0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr.

Page 16: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian terhadap Putusan Mahkama

Agung Nomor: 568.K/AG/2017. tentang Kedudukan Ahli Waris Istri Setelah

Perkawinan Dibatalkan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut: 1. Pertimbangan Hakim Mahkama Agung Nomor: 568.K/AG/2017

dalam memperkuat Putusan Pengadilan Tinggi Agama Mataram Nomor:

0007/Pdt.G/2017/PTA.Mtr. sesuai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang perkawinan, Pasal 40 huruf (a), Pasal 71 huruf (a) dan

huruf (b), serta Pasal 6 Kompilasi Hukum Islam. Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi Agama Mataram dalam amar putusanya menyatakan perkawinan

antara Almarhum Eddy Supratmann dengan Hj. Ismayani tidak sah atau tidak

pernah ada, meski gugatan tersebut diajukan setelah meninggalnya Eddy

Supratman; 2. Kedudukan istri sebagai ahli waris akan hilang setelah

perkawinan diputuskan batal oleh pengadilan, hal ini berdasarkan pasal 171

huruf c menjelaskan bahwa ahli waris adalah orang yang memiliki hubungan

darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris. Namun, tetap ada

pembagian harta bersama apabila para pihak beritikat baik dan dalam

perkawinan tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan dalam arti tidak ada

unsur kesengajaan untuk melangsungkan perkawinan dengan melanggar

hukum yang berlaku, hal ini dijelaskan dalam Pasal 28 Ayat (2) huruf b.

Page 17: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut: 1.Bagi pegawai pencatat akta nikah,

hendaknya meneliti dan berhati-hati dalam melakukan pencatatan akta nikah,

agar tidak merugikan para pihak ketika akta nika tersebut diterbitkan;

2.Mengenai peraturan Perundang-undnagan yang telah penulis teliti,

diharapkan diperjelas agar tidak terjadi penafsiran yang dapat merugikan para

pihak dalam penyelesaian suatu perkara.

Page 18: KEDUDUKAN AHLI WARIS ISTRI SETELAH PERKAWINAN …€¦ · Pembatalan perkawinan adalah pembatalan hubungan suami istri sesudah dilangsungkannya akad nikah.5 Pasal 22 Undang-Undang

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Prenada Media, Jakarta, 2004.

Aris Bimantara, Hukum Acara Peradilan Agama Dalam Kerangka Fiqih Al-

Qadha, Rajawali Pers, 2012.

H.M. Anshary MK, Hukum Kewarisan Islam Dalam Teori Dan Praktek, Cet.

2, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2017.

Ny. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-Undang Perkawinan,

Cet. 6, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2007.

R. Soetojo Prawirohamidjojo, pluralisme dalam perundang-undangan

perkawinan di Indonesia, Cet. 5, Airlangga University Perss,

Surabaya, 2012.

Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,

2007.

Udang-Undang

Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,

(LNRI No. 1 Tahun 1974, TLN No. 3019).

Indonesia, Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.