jurnal formulasi krim wajah dari sari buah jeruk lemon dan anggur merah dengan variasi konsentrasi...

4
17 FORMULASI KRIM WAJAH DARI SARI BUAH JERUK LEMON (Citrus lemon L.) DAN ANGGUR MERAH (Vitis vinifera L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR Faradiba 1 , Faisal Attamimi 2 , Ruhama Maulida 1 1 Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar 2 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Formulasi krim wajah sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) dengan variasi konsentrasi emulgator Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh variasi konsentrasi emulgator terhadap kestabilan fisik krim wajah kombinasi sari buah jeruk lemon dan anggur merah. Penelitian dilakukan menggunakan dua jenis emulgator dengan tiga konsentrasi yaitu Natrium Lauril Sulfat 0,5%, Natrium Lauril Sulfat 0,75%, Natrium Lauril Sulfat 1% dan Tween 80 dan Span 80 3%, Tween 80 dan Span 80 4%, Tween 80 dan Span 80 5%. Pengujian dilakukan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan pada suhu 5 o C dan 35 o C masing-masing 12 jam selama 10 siklus dengan parameter pengujian antara lain organoleptis, homogenitas, sentrifugasi, pH, ukuran tetes terdispersi, tipe emulsi, volume kriming, viskositas dan tipe aliran. Hasil penelitian menunjukkan bahwasemua formula krim wajah kombinasi sari buah jeruk lemon(Citrus lemonL.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) menghasilkan emulsi yang stabil secara fisikdan berdasarkan gambar rheogramformula VI yang menggunakan emulgator Tween dan Span 80dengan konsentrasi 5% adalah formula yang memiliki kestabilan paling baik. Kata Kunci : kirm wajah, sari buah, jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) PENDAHULUAN Jeruk lemon merupakan bahan alam yang potensial untuk dijadikan bahan kosmetik karena mempunyai khasiat sebagai antioksidan, mence- gah penuaan dini, antijerawat, dan untuk men- cerahkan wajah. Kandungan kimia dari jeruk lemon yaitu pektin, minyak atsiri (70% limonene), felan- dren, koumarins, bioflavanoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat, vitamin A, B1, B2, C, kalsium, fosfor, besi dan serat (1). Konsentrasi Jeruk lemon (Citrus lemon L.) yang digunakan untuk mencerahkan wajah yaitu 10% (2). Anggur mengandung berbagai vitamin dan mineral, seperti kalsium, magnesium, potassium, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan C serta mengan- dung senyawa-senyawa flavanoid. Kulit buah ang- gur kaya akan resveratrol, zat yang dapat menun- da timbulnya garis-garis ketuaan pada kulit (3). Penelitian tentang penggunaan sari buah anggur merah (Vitis vinifera L.) dalam sediaan krim menunjukkan bahwa sari buah anggur merah dengan konsentrasi 3% mampu mengurangi peng- uapan air dari kulit sebanyak 9,79% - 10,68 (4). Krim umumnya mudah menyebar rata, mudah dicuci, aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien yang lebih besar, dan bau zat aktif dapat tertutupi apabila dibuat dalam bentuk emulsi. Emulsi adalah suatu sistem polifase dari dua campuran yan tidak saling bercampur. Salah satu cairan terdispersi dengan bantuan emulgator ke seluruh pembawa lainnya. Diameter partikelnya 0,2 50 μ (5). Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film monomolekuler, golongan anionik surfaktan anionik aktivitas permukaannya bermuatan negatif, misalnya sabun trietanolamin stearat, natrium lauril sulfat, golongan nonionik merupakan surfaktan tidak bermuatan, digunakan secara luas sebagai bahan pengemulsi ketika terjadi keseimbangan molekul antara hidrofilik dan lipofilik (6). Berdasarkan kandungan kimia jeruk lemon dan anggur merah yang keduanya berkhasiat mencerahkan dan melembabkan wajah, maka telah dilakukan penelitian tentang suatu formulasi krim wajah dengan mengkombinasikan kedua buah tersebut dan memvariasikan emulgator yaitu emulgator anionik Natrium Lauril Sulfat dengan konsentrasi 0,5%, 0,75%, dan 1%, serta emulgator nonionik Tween 80-Span 80 dengan konsentrasi 3%, 4%, dan 5% menjadi kosmetika yang aman dan nyaman digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat krim wajah yang mengandung sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis viniferaL.) dengan kestabilan yang optimal.

Upload: ariep-aulia

Post on 19-Dec-2015

172 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Formulasi Krim Wajah Dari Sari Buah Jeruk Lemon dan Anggur Merah Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator.pdf

17

FORMULASI KRIM WAJAH DARI SARI BUAH JERUK LEMON (Citrus lemon L.)

DAN ANGGUR MERAH (Vitis vinifera L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR

Faradiba 1, Faisal Attamimi

2, Ruhama Maulida

1

1 Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar

2 Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Formulasi krim wajah sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) dengan variasi konsentrasi emulgator Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh variasi konsentrasi emulgator terhadap kestabilan fisik krim wajah kombinasi sari buah jeruk lemon dan anggur merah. Penelitian dilakukan menggunakan dua jenis emulgator dengan tiga konsentrasi yaitu Natrium Lauril Sulfat 0,5%, Natrium Lauril Sulfat 0,75%, Natrium Lauril Sulfat 1% dan Tween 80 dan Span 80 3%, Tween 80 dan Span 80 4%, Tween 80 dan Span 80 5%. Pengujian dilakukan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan pada suhu 5

oC dan 35

oC masing-masing 12 jam selama 10 siklus dengan parameter

pengujian antara lain organoleptis, homogenitas, sentrifugasi, pH, ukuran tetes terdispersi, tipe emulsi, volume kriming, viskositas dan tipe aliran. Hasil penelitian menunjukkan bahwasemua formula krim wajah kombinasi sari buah jeruk lemon(Citrus lemonL.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) menghasilkan emulsi yang stabil secara fisikdan berdasarkan gambar rheogramformula VI yang menggunakan emulgator

Tween dan Span 80dengan konsentrasi 5% adalah formula yang memiliki kestabilan paling baik. Kata Kunci : kirm wajah, sari buah, jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.)

PENDAHULUAN

Jeruk lemon merupakan bahan alam yang potensial untuk dijadikan bahan kosmetik karena mempunyai khasiat sebagai antioksidan, mence-gah penuaan dini, antijerawat, dan untuk men-cerahkan wajah. Kandungan kimia dari jeruk lemon yaitu pektin, minyak atsiri (70% limonene), felan-dren, koumarins, bioflavanoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat, vitamin A, B1, B2, C, kalsium, fosfor, besi dan serat (1). Konsentrasi Jeruk lemon (Citrus lemon L.) yang digunakan untuk mencerahkan wajah yaitu 10% (2).

Anggur mengandung berbagai vitamin dan mineral, seperti kalsium, magnesium, potassium, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, dan C serta mengan-dung senyawa-senyawa flavanoid. Kulit buah ang-gur kaya akan resveratrol, zat yang dapat menun-da timbulnya garis-garis ketuaan pada kulit (3).

Penelitian tentang penggunaan sari buah anggur merah (Vitis vinifera L.) dalam sediaan krim menunjukkan bahwa sari buah anggur merah dengan konsentrasi 3% mampu mengurangi peng-uapan air dari kulit sebanyak 9,79% - 10,68 (4).

Krim umumnya mudah menyebar rata, mudah dicuci, aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien yang lebih besar, dan bau zat aktif dapat tertutupi apabila dibuat dalam bentuk emulsi. Emulsi adalah suatu sistem polifase dari dua

campuran yan tidak saling bercampur. Salah satu cairan terdispersi dengan bantuan emulgator ke seluruh pembawa lainnya. Diameter partikelnya 0,2 – 50 µ (5). Emulgator sintetik atau surfaktan yang membentuk film monomolekuler, golongan anionik surfaktan anionik aktivitas permukaannya bermuatan negatif, misalnya sabun trietanolamin stearat, natrium lauril sulfat, golongan nonionik merupakan surfaktan tidak bermuatan, digunakan secara luas sebagai bahan pengemulsi ketika terjadi keseimbangan molekul antara hidrofilik dan lipofilik (6).

Berdasarkan kandungan kimia jeruk lemon dan anggur merah yang keduanya berkhasiat mencerahkan dan melembabkan wajah, maka telah dilakukan penelitian tentang suatu formulasi krim wajah dengan mengkombinasikan kedua buah tersebut dan memvariasikan emulgator yaitu emulgator anionik Natrium Lauril Sulfat dengan konsentrasi 0,5%, 0,75%, dan 1%, serta emulgator nonionik Tween 80-Span 80 dengan konsentrasi 3%, 4%, dan 5% menjadi kosmetika yang aman dan nyaman digunakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat krim wajah yang mengandung sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis viniferaL.) dengan kestabilan yang optimal.

Page 2: Jurnal Formulasi Krim Wajah Dari Sari Buah Jeruk Lemon dan Anggur Merah Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator.pdf

18 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No.1 – Maret 2013, hlm. 17 – 20 (ISSN : 1410-7031)

METODE PENELITIAN Alat-alat dan Bahan Yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pengering beku (freeze dryer), peng-aduk elektrik (Philips), timbangan analitik dan viscometer Brookfield.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain setil alkohol, cera alba, metil paraben, natrium lauril sulfat, propil paraben, propilenglikol, sari buah lemon (Citus lemon L.), sari buah anggur merah (Vitis viniferaL.), Span 80, Tween 80. Rancangan Formula

Formula pada penelitian dibuat dari sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L. ) dan anggur merah (Vitis viniferaL.) sebagai zat aktif, cera alba sebagai pengental, cetil alkohol sebagai emolien, metil paraben sebagai pengawet pada fase air dan propil paraben sebagai pengawet pada fase minyak, propilenglikol sebagai humektan, natrium lauril sulfat sebagai emulgator anionik, Span 80 dan Tween 80 sebagai emulgator nonionik, dan α-tokoferol sebagai antioksidan. Pembuatan Krim Yang Menggunakan Emulga-tor Anionik

Semua bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan. Komponen fase minyak dibuat dengan melebur cera alba, cetil alkohol, propil paraben pada suhu 70

oC di atas penangas air

sambil diaduk. Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben, propilen glikol dan natrium lauril sulfat dalam air panas pada suhu 70

oC sambil

terus diaduk. Emulsi dibuat dengan memasukkan fase minyak ke dalam fase air sedikit demi sedikit kemudian diaduk dengan pengaduk elektrik hingga terbentuk emulsi. Sambil dilakukan pengocokan berselang selama 2 menit, sari jeruk lemon, sari anggur merah, dan α-tokoferol didispersikan merata ke dalam emulsi yang telah terbentuk. Pembuatan Krim Yang Menggunakan Emulga-tor Nonionik

Semua bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan. Komponen fase minyak dibuat dengan melebur setil alkohol, propil paraben, dan span 80 pada suhu 70

oC di atas penangas air

sambil diaduk. Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben, propilen glikol, dan tween 80 dalam air panas pada suhu 70

oC sambil terus diaduk.

Emulsi dibuat dengan memasukkan fase minyak ke dalam fase air sedikit demi sedikit kemudian diaduk dengan pengaduk elektrik hingga terbentuk emulsi. Sambil dilakukan pengocokan berselang selama 2 menit, sari jeruk lemon, sari anggur merah, dan α-tokoferol didispersikan merata ke dalam emulsi yang telah terbentuk.

Evaluasi Kestabilan Krim

Evaluasi kestabilan krim dilakukan sebe-lum dan sesudah penyimpanan kondisi dipercepat. Penyimpanan kondisi dipercepat dilakukan pada suhu bergantian 5

oC dan 35

oC, masing-masing

selama 12 jam sebanyak 10 siklus (7,8) Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan meletakkan sedikit krim di antara 2 kaca objek dan diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan secara visual. Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis meliputi peme-riksaan terhadap warna, konsistensi dan bau dari sediaan krim. Tipe emulsi

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan metode hantaran listrik yaitu sampel emulsi sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam wa-dah kemudian diuji daya hantar listriknya dengan multitester. Apabila jarum multitester bergerak maka tipe emulsi M/A dan demikian sebaliknya (9). Keasam-basaan (pH)

Pengukuran pH menggunakan pH meter. Rentang toleransi pH krim berkisar antara 4.0 – 7.5

Viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan Viskometer Brookfield spindle no. 64 dengan kecepatan 50 putaran per menit (rpm) dengan tiga kali replikasi. Pengamatan tetes terdispersi

Secuplik emulsi diteteskan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan gelas penutup, lalu diamati di bawah menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 x 10. Volume kriming

Sebanyak 20 ml krim ditempatkan di dalam gelas ukur dan ditutup kemudian disimpan pada kondisi dipaksakan (kondisi dipercepat), yaitu pada suhu bergantian 5

oC dan 35

oC masing-

masing selama 12 jam dengan 10 siklus, volume kriming yang terbentuk diamati setiap satu siklus hingga siklus ke 10.

Page 3: Jurnal Formulasi Krim Wajah Dari Sari Buah Jeruk Lemon dan Anggur Merah Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator.pdf

Faradiba, dkk., Formulasi Krim Wajah Dari Sari Buah Jeruk Lemon dan Anggur Merah 19

Evaluasi lama waktu penyimpanan

Sebanyak 10 ml sampel krim dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge lalu disentrifus dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit, emulsi diamati dan dicatat pemisahannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan beberapa bahan tambahan dalam formulasi sediaan krim. Formula I menggunakan natrium lauril sulfat sebagai emulga-tor dengan konsentrasi 0,5 %, formula II dengan konsentrasi 0,75 %, dan formula III dengan konsentrasi 1%, sedangkan formula IV sampai VI menggunakan tween 80 dan span 80 sebagai emulgator dengan konsentrasi masing-masing 3%, 4%, dan 5%. Bahan-bahan tambahan lainnya di setiap formula sama pada penelitian ini, antara lain cera alba sebagai pengental, cetil alkohol sebagai emolien, metil paraben sebagai pengawet pada fase air dan propil paraben sebagai pengawet pada fase minyak, propilenglikol sebagai humek-tan, natrium lauril sulfat sebagai emulgator anionik, Span 80 dan Tween 80 sebagai emulgator nonionik, dan α-tokoferol sebagai antioksidan.

Setelah pembuatan sediaan, dilakukan pengujian kestabilan berdasarkan dua parameter pada kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan yang dipercepat, di antaranya pemeriksaan orga-noleptis, pengujian homogenitas, pengujian tipe emulsi, pengukuran pH, pengukuran viskositas, penentuan yield value, pengujian volume kriming, pengujian sentrifugasi dan pengukuran tetes terdispersi. Pengujian kestabilan dilakukan dengan metode kondisi dipaksakan (stressed condition) dengan penyimpanan pada suhu 5

oC dan 35

oC

secara bergantian selama 10 siklus, masing-masing siklus berdurasi 12 jam. Tujuan dilakukan-nya kondisi dipaksakan adalah untuk memperce-pat proses peruraian dari bahan-bahan dan untuk mempersingkat waktu pengujian.

Evaluasi kestabilan krim dari sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) dilakukan dengan beberapa peng-ujian antara lain sebagai berikut :

Pemeriksaan Organoleptis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan pada warna, bau dan konsis-tensi dari sediaan sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Hasil pengamatan yang diperoleh dari ke enam formula krim sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) sebelum dan sesudah penyimpanan, tidak mem-perlihatkan perubahan baik segi warna bau mau-pun konsistensi sediaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada interaksi baik antara emulgator bahan peningkat viskositas atau bahan tambahan

lainnya sehingga keenam formula tersebut dapat dikatakan stabil.

Pengukuran pH

Pengukuran pH dari sediaan krim harus di-lakukan sebelum maupun sesudah kondisi dipak-sakan. Hal ini berkaitan dengan keamanan peng-gunaan sediaan untuk menghindari terjadinya irita-si kulit bagi pemakainya. Hasil yang diperoleh yaitu dari keenam formula baik sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan, kisaran pH-nya 4 – 5. Formula I, II, dan III memiliki pH 4. Sedangkan formula IV, V, dan VI memiliki pH 5. Hal ini sesuai dengan pH fisiologi kulit yaitu 4,5 – 7,5. Sehingga dapat disimpulkan semua formula stabil dalam pengujian pH. Tetapi formula I,II, dan III tidak sesuai dengan pH fisiologi kulit.

Pengujian volume kriming

Kriming adalah pergerakan ke atas dari fase terdispersi. Hal ini biasa disebabkan karena adanya perbedaan jumlah dari kedua fase. Fase yang jumlahnya lebih banyak (fase pendispersi) akan mendesak fase yang lebih sedikit jumlahnya (fase terdispersi), sehingga fase terdispersi akan terdorong keluar dari sistem emulsi dan bergerak ke atas. Kriming merupakan salah satu gejala ketidakstabilan dari suatu emulsi.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa krim dari sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) pada formula I, II, III, IV, V, dan VI tidak menunjukkan adanya kriming. Hal ini disebabkan karena emulgator yang digunakan membentuk lapisan yang rapat di seke-liling permukaan tetes minyak yang terdispersi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa formula I, II, III, IV, V, VI stabil. Pengujian tipe emulsi

Uji hantaran listrik berdasarkan pada prin-sip bahwa air menghantarkan arus listrik sedang-kan minyak tidak menghantarkan. Jika elektrode ditempatkan pada emulsi menghantarkan artus listrik, maka emulsi bertipe minyak dalam air (m/a), jika sistem tidak menghantarkan arus listrik, maka emulsi adalah tipe air dalam minyak (a/m) (9). Ha-sil pengujian menunjukkan bahwa keenam formula tipe emulsi yang terbentuk adalah m/a (minyak dalam air) baik pada kondisi sebelum maupun sesudah penyimpanan dipaksakan yang ditandai dengan bergeraknya jarum voltmeter. Sehingga dapat disimpulkan keenam formula stabil pada pengujian tipe emulsi.

Pengukuran tetes terdispersi

Pengujian yang juga dilakukan adalah analisis ukuran tetes terdispersi. Namun, karena keterbatasan alat maka diameter partikelnya tidak

Page 4: Jurnal Formulasi Krim Wajah Dari Sari Buah Jeruk Lemon dan Anggur Merah Dengan Variasi Konsentrasi Emulgator.pdf

20 Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No.1 – Maret 2013, hlm. 17 – 20 (ISSN : 1410-7031)

dapat diukur, hanya dapat diamati. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dikatakan bahwa terjadi penggabungan tetes terdispersi dari krim sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) pada formula I, II, III, sedangkan pada formula IV, V dan VI tidak terjadi peng-gabungan tetes terdispersi sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan. Maka dapat disimpulkan bah-wa pada pengujian pengukuran tetes terdispersi, hanya formula I, II, dan III tidak stabil, sedangkan formula IV, V, VI stabil.

Pengujian homogenitas

Emulsi yang terbentuk pada krim sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.) dan anggur merah (Vitis vinifera L.) menunjukkan susunan yang homogen pada keenam formula, baik sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan, sehingga keenam formula tersebut dikatakan stabil. Pengujian Pemisahan Fase Dengan Metode Sentrifugasi

Setelah dilakukan pengujian sentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm keenam formula tidak menunjukkan adanya pemi-sahan fase sesudah kondisi dipaksakan.

Pengukuran viskositas Jika viskositas tidak berubah maka emulsi dianggap ideal meskipun kebanyakan emulsi masih dapat diterima apabila memperlihatkan sedikit kenaikan viskositas pada awal dan akhir penyimpanan (10). Viskositas fase eksternal pada emulsi seringkali ditingkatkan dengan penambah-an bahan-bahan khusus seperti bahan-bahan pengental alami dan sintetik (8). Dalam penelitian ini digunakan bahan pengental cera alba. Penentuan Nilai Yield dan Tipe Aliran

Tipe aliran suatu emulsi ditentukan ber-dasarkan ada atau tidak adanya nilai yield. Nilai yield adalah nilai yang harus dilampaui oleh suatu sediaan untuk bisa mengalir melewati wadahnya. Nilai yield merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kestabilan suatu emulsi. Nilai yield dihitung dari pengukuran viskositas sediaan pada beberapa rpm, kemudian dari data yang diperoleh dapat ditentukan Shearing stress (tekanan geser) dan Rate of shear (Kecepatan geser), hingga kemudian dapat dihitung nilai yieldnya. Sifat aliran dapat ditentukan dengan membuat grafik hubung-an antara Shearing stress (tekanan geser) dan Rate of shear (Kecepatan geser) (Martin, 2008).

Hasil analisis statistik RAK terhadap nilai yield memperlihatkan perubahan yang nyata atau signifikan pada ke enam formula. Pada gambar

rheogram baik kondisi sebelum dan sesudah penyimpanan dipaksakan formula III dan VI terlihat kurva yang berimipitan. Hal ini menunjukan formula III dan VI yakni formula yang mengguna-kan emulgator natrium lauril sulfat 1% dan Tween 80 dan Span 80 5% merupakan formula yang memiliki kestabilan optimal. Sedangkan kurva yang terlihat pada formula I, II, yang menggunakan emulgator natrium lauril sulfat 0,5 dan 0,75 tidak berimpitan. Pada formula IV, dan V yang meng-gunakan emulgator Tween 80 dan Span 80 kon-sentrasi 3% dan 4% juga tidak berimpitan. Hal ini menunjukkan formula I, II, IV, dan V tidak memiliki kestabilan optimal. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian krim wajah kombinasi sari buah jeruk lemon (Citrus lemon L.)dan anggur merah (Vitis vinifera L.)yang memiliki kestabilan optimal adalah formula VI dengan menggunakan emulgator Tween dan Span 80 konsentrasi 5%. DAFTAR PUSTAKA 1. Hembing, H. 2008. Ramuan Herbal Penurun

Kolesterol, Pustaka Bunda, Jakarta. 2. Pratiwi, N. 2010. Penelitian Formulasi Krim

Dari Sari Buah Jeruk Lemon (Citrus lemon L.). Skripsi Sarjana Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia.

3. Surtiningsih. 2005. Cantik dengan Bahan Alami. Pt Elex Media Komputindo, Jakarta

4. Novita, I. 2010. Jurnal Penelitian Penggunaan Sari Buah Anggur Merah (Vitis vinfera L.) Sebagai Pelembab Dalam Sediaan Krim. (Online).(http://http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21029/8.Cover.pdf)

5. Parrot, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology, Fundamental Pharmaceutics, 3rd ed., Burgess Publishing Co., Minneapolis.

6. Gennaro, R. 1990. Remington’s Pharmaceuti-cal Sciences. Marck Publishing Company, Easton: Pennsylvania.

7. Banker, G.S., and Rhodes, C.T., editor , 1979, Modern Pharmaceutics, 2

nd ed, USA, Marcel

Dekker. 8. Rosen, M. 1976. Surfactant and interfacial

Phenomena. John Wiley and Sons Inc : Toronto

9. Martin, W. 1971. Dispensing of Medication.7th

ed. Marck Publishing Company : USA. 10. Lachman, L., and Kanig, J.L. 1994. The Theory

and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed, Lea and Febiger, Philladelphia.