jurnal - beranda - akper … · pada penderita tb di poli paru rsup h. adam malik medan tahun 2017...

28
ISSN : 2089-0400 JURNAL COLUMBIA ASIA Volu m e X N o : 19 Januari 2019 Hubungan Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan,Sumatera Utara, Tahun 2018 Sontina Saragih Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP- ASI ) Pada Bayi Usia < 6 Bulan Henni Safrida Sitompul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Asupan Gizi Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Corry Nova Adelina Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Delly Tunggal Febri Suryanto Diterbitkan Oleh: AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN Jalan Bangau No 2 Sei Sikambing, Medan Sunggal Website: uca.ac.id Email: [email protected]

Upload: others

Post on 18-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

ISSN : 2089-0400

JURNAL

COLUMBIA ASIA

Volu m e X N o : 19 Januari 2019

Hubungan Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

Di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan,Sumatera Utara,

Tahun 2018

Sontina Saragih

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu ( MP- ASI ) Pada Bayi Usia < 6 Bulan

Henni Safrida Sitompul

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Asupan Gizi

Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017

Corry Nova Adelina

Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Delly Tunggal Febri Suryanto

Diterbitkan Oleh:

AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN

Jalan Bangau No 2 Sei Sikambing, Medan Sunggal

Website: uca.ac.id

Email: [email protected]

Page 2: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

Volume X No: 19 Januari 2019

JURNAL COLUMBIA ASIA

Penanggung Jawab Yayasan Gleni

Pimpinan Umum Henni Safrida Sitompul, SST, SKM., M. Kes

Pimpinan Redaksi Sontina Saragih S. Kep, Ners., MKM

Sekretaris Redaksi Isabella T. Sembiring, S. Sos

Alamat Redaksi:

AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN

Jalan Bangau No 2 Sei Sikambing, Medan Sunggal

Website: uca.ac.id

Email:

[email protected]

Page 3: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

Volume X No: 19 Januari 2019

DAFTAR ISI

Hubungan Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

Di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan,Sumatera Utara,

Tahun 2018

Hal 1 - 7

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu ( MP- ASI ) Pada Bayi Usia < 6 Bulan

Hal 8 - 13

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Asupan Gizi

Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017

Hal 14 - 17

Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Hal 18 - 26

Page 4: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 1

Hubungan Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Di SMK Kesehatan

Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan,Sumatera Utara, Tahun 2018

*Riama Ulianta Silalahi **Sontina Saragih

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Di Indonesia yakni sebagai Negara berkembang, masalah pendidikan adalah masalah yang berat, karena berkaitan

dengan kualitas dan efisiensi pendidikan dan di Indonesia mutu pendidikan sangat rendah (Sardiman, 2011). Hasil

observasi awal yang dilakukan pada bulan April dengan siswa di SMK Kesehatan Wirahusada Medan yaitu

kuesioner berupa pernyataan yang dibagikan kepada 16 orang siswa jurusan perawat menunjukkan bahwa

hasilnya adalah 14 siswa dari 16 orang siswa tidak memliki hubungan yang baik tentang Motivasi Menjadi

Perawat dengan Prestasi Belajar Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan motivasi

menjadi perawat dengan prestasi belajar siswa di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec Medan Tuntungan, Sumatera

Utara Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan

pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 orang dan sampel yang digunakan

sebanyak 35 orang dengan teknik Total Sampling dan menggunakan kelas 2 dan kelas 3 jurusan Keperawatan.

Analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai signifikan

sebesar <0,5 yang menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar pada

siswa di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan Tahun 2018. Hasil penelitian yang telah dilakukan

di SMK Kesehatan Wirahusada Kec.Medan Tuntungan Tahun 2018 mayoritas motivasi berada di tingkat motivasi

yang cukup sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang memiliki mayoritas prestasi yang berada di tingkat prestasi yang

sangat kurang sebanyak 16 orang (45,8%). Diharapkan bagi pengajar supaya perlu meningkatkan motivasi bagi

siswa agar prestasi belajar yang dicapai akan baik.

Kata kunci : Motivasi, Prestasi Perawat

Relationship between Motivation to Be a Nurse and Learning Achievement in Students at Wirahusada

Health Vocational School, Kec. Medan Tuntungan, North Sumatra, 2018

ABSTRACT

Indonesia as a developing country, the problem of education is a serious problem, because it relates to the quality

and efficiency of education and in Indonesia the quality of education is very low (Sardiman, 2011). The results of

preliminary observations conducted in April with students at Wirahusada Medan Health Vocational School

namely questionnaires in the form of statements distributed to 16 nursing departments showed that the results

were 14 students from 16 students who did not have a good relationship about Motivation to Become Nurses with

Prestası Learning. The purpose of this study is to find out whether there is a relationship between motivation to

become nurses with student learning achievement at Wirahusada Health Vocational School, Medan Tuntungan

Sub-District, North Sumatra in 2018. The research design used in this study is descriptive correlation with Cross

Sectional approach. the person and sample used were 35 people using the Total Sampling technique and using

the second and third grade of the Nursing department. Analysis of data using Chi-Square, Based on the results of

statistical tests obtained a significant value of c0,5 which indicates that there is a relationship between motivation

to be a nurse and learning achievement in students at Wirahus Health Vocational School, Kec. U18 Medan

Tuntungan Year Wirahusada Medan Editing in the year 2018 the majority of the motivation is at a sufficient level

of motivation as many as 18 people (51.4%) and those who have the majority of achievements are at very poor

levels of 16 people (45.89). so you need to increase motivation for students so that the learning achievements

achieved will be good. The research results that have been carried out at the Health Vocational School.

Keyword :Motivation, Nurse Achievements.

Page 5: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 2

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha yang

memberikan hasil yang diharapkan seseorang

dalam mengikuti kegiatan belajar, tercapainya

tujuan dari individu dapat terlihat dari prestasi

belajar yang dicapai oleh individu itu sendiri

(Sardiman, 2011). Di Indonesia yakni sebagai

Negara berkembang masalah pendidikan

adalah masalah yang berat, karena berkaitan

dengan kualitas dan efisiensi pendidikan dan di

Indonesia mutu pendidikan sangat rendah

(Sardiman, 2011).

Menurut Education For All Global

Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan

UNESCO setiap tahunnya, pendidikan

Indonesia berada di peringkat ke 64 untuk

pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara,

dan data Education Development Index (EDI)

Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di

peringkat ke 69 dari 127 negara (Dwik, 2013).

Berdasarkan data UNESCO tahun 2011 yang

berisi pemantauan pendidikan dunia dari 127

negara, Education Development Index (EDI)

Indonesia berada diperingkat 69. Kondisi ini

mencerminkan perkembangan pendidikan di

Indonesia masih tertinggal dibandingkan

dengan Negara berkembang lainnya

(UNESCO, 2011).

Perawat adalah seseorang yang telah

menyelesaikan program pendidikan

keperawatan baik didalam maupun diluar

negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik

Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (Undang-undang RI No.23 tahun

2014). Jumlah tenaga perawat di Indonesia saat

ini sekitar 220.575 orang perawat. Jika dilihat

dari rasio standar yang ditetapkan oleh World

Health Organizations (WHO), seharusnya

jumlah ini sudah mencukupi. Namun, \pada

kenyataannya di Indonesiasaat ini perawat

belum memaksimalkan pekerjaannya (Nisya,

Hartanti, 2013).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(PPNI) mengungkapkan pelayanan

keperawatan merupakan sektor pelayanan jasa

yang senantiasa mengikuti perkembangan

global. Salah satu tenaga professional yang

sering mengikuti perkembangan global dunia

adalah tenaga keperawatan (Supriyanti, 2015).

Di Indonesia Kemajuan pada Keperawatan

sangat bermakna dan menjadi suatu lompatan

yang lebih baik, ini karena tercapainya

kesepakatan dengan Loka Karya Nasional

Keperawatan pada bulan Januari 1983 sebagai

pelayanan Profesional serta pendidikan

keperawatan sebagai pendidikan profesi

(Tien,dkk,2009). Pendidikan keperawatan

diselenggarakan berdasarkan kepada

kebutuhan pelayanan keperawatan, seperti

yang tercantum dalam undang- undang

kesehatan No. 23 pasal 32 ayat 3 dan 4, tahun

1992 yang antara lain menyebutkan bahwa

pengobatan dan atau perawatan serta

pelaksanaannya dapat dilakukan berdasarkan

ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, dan

hanya dapat dilakukan oleh tenaga yang

mempunyai keahlian dan kewenangan untuk

itu.

Motivasi adalah dorongan individu

atau seseorang untuk berbuat atau mengerjakan

sesuatu dengan tujuan memenuhi

kebutuhannya. Motivasi berupa kekuatan dari

dalam maupun dari luar yang mendorong

seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang

telah ditetapkan sebelumnya (Uno, 2011).

Menurut Fathurrohman & Sulistyorini

(2012) Prestasi Belajar adalah suatu hasil yang

telah diperoleh atau dicapai dari aktivitas yang

telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi belajar

dapat mengetahui kedudukan siswa yang

pandai, sedang atau kurang, dalam memperoleh

hasil belajar yang baik perlu didukung oleh

dorongan atau motivasi yang kuat. Sehingga,

antara motivasi dan prestasi belajar merupakan

hal yang tidak bisa terpisahkan, keduanya harus

seimbang karena akan berpengaruh terhadap

prestasi belajar. Hal ini berlaku juga kepada

setiap siswa yang tidak bisa melepaskan

motivasi belajar untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik, dan tidak menjadikan alasan

atas kesibukkannya dalam hal

berorganisasi.(Sugito Adi Purnawan, 2014).

Page 6: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 3

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yoseph Kea Embu & Lina

Mahayati (2012) di Akademi Keperawatan

William Booth Surabaya menunjukkan bahwa

siswa memiliki tinggi motivasi untuk menjadi

perawat sebanyak 17 orang (18,48%),

sedangkan sebanyak 53 orang (57,61%), dan

rendah total 22 orang (23,91%). Prestasi belajar

diperoleh oleh prestasi belajar yang terpuji

sebagai sebanyak 7 orang (7,60%), sangat

memuaskan sebanyak 39 orang (42,40%),

memuaskan sebanyak 32 orang (34,78%),

hanya sebanyak 8 orang (8,70%), dan tidak

lulus sebanyak 6 orang (6,52%).

Hasil observasi awal yang dilakukan

dengan siswa di SMK Kesehatan Wirahusada

Medan yaitu berupa kuesioner pernyataan yang

dibagikan kepada 16 orang siswa jurusan

perawat menunjukkan bahwa hasilnya adalah

14 siswa dari 16 orang siswa tidak memliki

hubungan yang baik tentang motivasi menjadi

perawat dengan prestasi belajar pada yang

ditekuni mereka disekolah itu tersebut.

Berdasarkan data,buku atau jurnal, dan

penelitian yang mendukung yaitu memiliki

masalah hubungan motivasi menjadi perawat

dengan prestasi belajar pada siswa tahun 2018,

maka dari itu penulis tertarik mengambil judul

tersebut dan ingin mengetahui untuk

selanjutnya. Apakah setelah diberikan

kuesioner dan sebagian kecil dapat berubah

ketika sudah mengetahui hubungan motivasi

menjadi perawat dengan prestasi belajar.

.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah Deskriptif

Kolerasi. Desain ini digunakan untuk

mengetahui Hubungan Motivasi Menjadi

Perawat dengan Prestasi Belajar Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa jurusan

Keperawatan di SMK Kesehatan Wirahusada

Kec.Medan Tuntungan, Medan dengan jumlah

Populasi 35 oorang siswa dari kelas XI dan XII

. Dengan menggunakan teknik Total sampling.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden Berdasarkan

Kelas

Dari 35 responden siswa yang

mendapat motivasi menjadi perawat di

distribusikan karakteristik responden

beradasarkan kelas yang dapat dilihat dari

dibawah ini

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden Berdasarkan Kelas Yang

Mendapatkan Motivasi Menjadi Perawat

Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Di SMK

Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan

Tuntungan Tahun 2018.

Kelas Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

XI

XII

14

21

40%

60%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa karakteristik responden berdasarkan

kelas menunjukkan bahwa mayoritas

responden kelas XII (Dua belas) sebanyak 21

orang (60%), dan minoritas reponden kelas XI

(Sebelas) sebanyak 14 orang (40%).

Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur

Tabel 2 Distribusi Frekuensi

Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Yang Mendapatkan Motivasi

Menjadi Perawat Dengan Prestasi Belajar

Pada Siswa Di SMK Kesehatan Wirahusada,

Kec. Medan Tuntungan Tahun 2018.

Umur Frekuensi

(f)

Persentase(%))

<14 1 2,9%

15-16 18 51,4%

>17 16 45,7%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa karakteristik responden berdasarkan

umur menunjukkan bahwa mayoritas

Page 7: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 4

responden yang berdasarkan umur 15-16 tahun

sebanyak 18 0rang (51,4%), dan minoritas

responden umur <14 tahun sebanyak 1orang

(2,9%).

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Siswa Yang Mendapatkan Motivasi

Menjadi Perawat Di SMK Kesehatan

Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan 2018.

Jenis Kelamin Frekuen

si (f)

Persenta

se (%)

Laki-laki

Perempuan

23

12

65,7%

34,3%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas

responden laki-laki sebanyak 23 orang (65,7%),

dan minoritas responden perempuan sebanyak

12 orang (34,3%).

Motivasi Menjadi Perawat pada siswa

Dari 35 responden didistribusikan

motivasi menjadi perawat pada Siswa/I di SMK

Kesehatan Wirahusada Medan yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Motivasi

Menjadi Perawat Pada Siswa Di SMK

Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan

Tuntungan Tahun 2018.

Motivasi

Menjadi

Perawat

Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Sangat

Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat

Baik

-

2

18

14

1

-

5,7%

51,4%

40,0%

2,9%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa yang mayoritas motivasi menjadi

perawat pada siswa yang cukup sebanyak 18

orang (51,6%), dan minoritas motivasi menjadi

perawat pada siswa yang baik sebanyak 1

orang (2,9%).

Prestasi Belajar Pada Siswa

Dari 35 responden didistribusikan

Prestasi Belajar pada Siswa/I di SMK

Kesehatan Wirahusada Medan yang dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Prestasi

Belajar Di SMK Kesehatan Wirahusada,

Kec. Medan Tuntungan Tahun 2018.

Prestasi

Belajar

Frekuensi (f) Persentase

(%)

Sangat

Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat

Baik

16

6

8

2

3

45,8%

17,1%

22,8%

5,8%

8,5%

Total 35 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

bahwa yang mayoritas prestasi belajar pada

siswa yang sangat kurang sebanyak 16 orang

(45,8%), dan minoritas prestasi belajar pada

siswa yang baik sebanyak 2 orang (5,8%)..

Tabel 6 Hasil Uji Kolerasi Motivasi menjadi

Perawat Dengan Prestasi Belajar Pada

Siswa/I Di SMK Kesehatan Wirahusada,

Kec. Medan Tuntungan, Kel. Kemenangan

Tani Tahun 2018.

Prestasi Belajar

Sangat

Kurang

Kurang Cukup Baik Sangat

Baik

Motivasi

Menjadi

Perawat

Kurang 2 0 0 0 0

Cukup 14 4 0 0 0

Baik 0 2 8 2 2

Sangat

Baik

0 0 0 0 1

Total 16 6 8 2 3

Page 8: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 5

Hasil analisa hubungan motivasi

menjadi perawat dengan prestasi belajar pada

Siswa/I di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec.

Medan Tuntungan, Tahun 2018 dapat dilihat

pada tabel diatas. Berdasarkan hasil uji statistik

Chi Square dilakukan untuk mengetahui

adanya hubungan motivasi menjadi perawat

dengan prestasi belajar pada siswa. Pada

motivasi menjadi perawat didapat sig = 0,00

dimana sig<0,05. Hal ini menunjukkan secara

statistik bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara motivasi menjadi perawat

dengan prestasi belajar pada siswa.

PEMBAHASAN

Motivasi Menjadi Perawat Dengan Prestasi

Belajar Pada Siswa/I Di SMK Kesehatan

Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan Tahun

2018

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan kepada 35 responden yang memiliki

motivasi menjadi perawat di SMK Kesehatan

Wirahusada, Kec. Medan Tuntungan Tahun

2018 hasil menunjukkan bahwa mayoritas

memilki motivasi menjadi perawat dikategori

cukup sebanyak 18 orang (51,4%), dan

minoritas berada dikategori sangat baik

sebanyak 1 orang (2,9%).

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa

motivasi yang dimiliki siswa berada dikategori

cukup. Peneliti berpendapat bahwa siswa yang

ada di SMK Kesehatan Wirahusada yang

memiliki motivasi menjadi perawat berada

dikategori yang cukup dan prestasi dikategori

yang sangat kurang disebabkan karna

kurangnya minat siswa terhadap pelajaran dan

sehingga mengalami kesulitan dalam mencapai

beberapa mata pelajaran dengan nilai yang

baik.

Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa

faktor dan salah satunya adalah adanya

keterlibatan orang tua dan lingkungan yang

tidak mendukung. Keterlibatan orang tua dalam

arti bahwa orang tua siswa menginginkan

anaknya memilih jurusan keperawatan dan

bukan dari keinginan responden itu sendiri oleh

karna itu kondisi ini bisa membuat tidak

baiknya prestasi belajar responden pada jurusan

yang tidak sesuai dengan apa yang dicita-

citakannya.

Prestasi Belajar Pada Siswa Di SMK

Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan

Tuntungan Tahun 2018

Hasil penelitian menunjukkan dari 35

responden siswa yang memiliki prestasi belajar

yang mayoritas sangat kurang dengan jumlah

sebanyak 16 orang (45,8%).

Menurut peneliti prestasi belajar yang

sangat kurang dapat diakibatkan karna tidak

adanya motivasi pada siswa tersebut seperti

tidak memperhatikan jadwal pembelajaran

yang menyebabkan ketidak teraturan dan

kurang disiplin dalam proses belajar khususnya

pada saat belajar di rumah.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Atkinson dalam Hamzah B. Uno (2012) yang

mengemukakan bahwa kecenderungan sukses

ditentukan oleh motivasi, peluang, serta

intensitas, begitu pula sebaliknya dengan

kecenderungan untuk gagal.

Hubungan Motivasi Menjadi Perawat

Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Di SMK

Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan

Tuntungan Tahun 2018

Berdasarkan hasil uji Chi-square

didapatkan nilai signifikan (p) dengan dengan

nilai 0.00 (< 0.05) yang artinya berarti Ha

diterima.

Penelitian ini menunjukkan adanya

hubungan antara motivasi menjadi perawat

dengan prestasi belajar pada siswa hal ini

sangat signifikan apabila siswa mempunyai

motivasi menjadi perawat yang sangat baik

maka dapat mempengaruhi prestasi belajar

pada siswa akan sangat baik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Alimuddin (2012) terhadap

mahasiswa keperawatan Universitas

Muhammadiyah Semarang yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara motivasi menjadi

perawat dengan prestasi akademik.

Page 9: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 6

Dan berdasarkan penelitian (Yoseph

Kea Embu,dkk, 2012) terdapat hubungan antara

motivasi menjadi perawat denga prestasi

belajar siswa yang keberadaan baik dukungan

dari keluarga, dosen, dan lembaga untuk

meningkatkan motivasi para mahasiswa agar

bisa prestasi belajar mereka baik.

Maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa motivasi merupakan faktor penting yang

perlu dikembangkan oleh siswa dengan

meningkatkan kemampuan yang ada didalam

dirinya baik pengetahuan, sikap maupun

perilaku, yang akan meningkatkan prestasi

belajar yang baik.

Dengan demikian maka diperlukan

pula upaya untuk membangkitkan motivasi

dengan berbagai macam cara, seperti

memberikan apresiasi kepada siswa agar siswa

yang memiliki motivasi tinggi bisa

mempertahankan prestasi belajar yang dimiliki.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada

siswa yang memiliki motivasi menjadi perawat

di SMK Kesehatan Wirahusada, Kec. Medan

Tuntungan Tahun 2018, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara motivasi menjadi perawat

dengan prestasi belajar P value = 0,00 dimana

p<0,05 yang berarti Ha diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta :

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2013). Hubungan Antara

Motivasi Belajar, Kemandirian

Belajar dan Bimbingan Akademik

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

di Stikes Ahmad Yani Yogyakarta.

Alimuddin. (2012). Hubungan Motivasi

Menjadi Perawat dengan Prestasi

Akademik pada Mahasiswa S1

Keperawatan Universitas

Dwik. (2013). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Motivasi Menjadi Perawat

Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Klaten.

Farwati, Ida. (2015). Hubungan Motivasi

Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Masa

Nifas (Askeb III) Mahasiswa D.III

Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah

Yogyakarta.

Fathurrohman,M.,& Sulistyorini. (2012).

Belajar & Pembelajaran :Meningkatkan

Mutu Pembelajaran Sesuai Standar

Nasional. Yogyakarta: Teras.

Hartanti, Niscaya.(2013). Hubungan Tingkat

Motivasi Menjadi Perawat Dengan

Indeks Prestasi Kumulatif (Ipk)

Mahasiswa.

Haris, Mujiman, (2009). Manajemen Pelatihan

Berbasis Belajar Mandiri.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hamzah. (2007). Teori Motivasi dan

Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.

Kurniawan, Adi. (2014). Teori Motivasi dan

Pengukurannya. Jakarta: PT.

BumiAksara.

Kusbiantoro, Dadang. (2014). Hubungan

Motivasi Belajar Dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa Semester I

Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes

Muhammadiyah Lamongan Tahun

Akademik 2013/2014.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sukmadinata, Nana. 2003. Landasan Psikologi

Proses Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Page 10: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019 7

Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurani, Okti. (2013). Hubungan Motivasi

Belajar Mahasiswa Dengan Prestasi

Akademik Mahasiswa D.IV Bidan

Pendidik Jalur Aanvulen Di STIKES

‘Aisyiyah Yogyakarta.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Purnawan, Sugito Adi. (2014). Hubungan

Antara Motivasi Belajar Mahasiswa

Aktivis Dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Program Studi

S1 Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rumanti. (2009). Hubungan Motivasi Menjadi

Perawat Dengan Prestasi

Akademik Pada Mahasiswa S1 Ilmu

Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Rondhianto. (2012) Hubungan antara Faktor

Motivasi dan Supervisi dengan

Kinerja Perawat dalam

Pendokumentasian Discharge

Planning di RSUD Gambiran Kota

Kedir.

Saam, Zulfan. 2012. Psikologi Keperawatan.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sardiman. A.M. 2015. Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

GrafindoPersada.

Tien.2009.Buku Ajar Pendidikan Dalam

Keperawatan.Jakarta : EGC.

Syah, M. (2016). Psikologi Belajar. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Slavin, R.E. (2009). Psikologi Pendidikan:

Teori dan Praktik Edisi Kedelapan,

Jilid 2. Jakarta: PT Macanan Jaya

Cemerlang.

Suhardi.(2013). Hubungan Motivasi Belajar

Dengan Indeks Prestasi

Akademik Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran Unsyiah Banda Aceh.

Taufik. 2014. Peran Disiplin Pada Perilaku

dan Prestasi Siswa. PT. Gramedia

Widiasarana. Jakarta.

Uno. 2011. Teori Motivasi dan

Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

Page 11: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu

(MP- ASI ) Pada Bayi Usia < 6 Bulan

* Cut Nilam Sari ** Henni Safrida Sitompul

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Menurut data United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization

(WHO) pada tahun 2009 lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak

benar, kurang dari 15% bayi di seluruh dunia diberikan ASI ekslusif selama 4 bulan dan sering kali

pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman. Penelitian ini bersifat deskriptif

dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang dampak pemberian makanan

pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia <6 bulan. Menggunakan data primer yang diperoleh

langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan

sampling jenuh yang berjumlah 30 reponden. Hasil penelitian, mayoritas responden perpengetahuan

cukup sebanyak 14 orang (43,1%). Karakteristik umur mayoritas responden dengan umur 20-35 tahun

sebanyak 27 orang (70,6%), karakteristik pendidikan mayoritas pendidikan dasar sebanyak 19 orang

(56,9%), karakteristik sumber informasi mayoritas dari masyarakat sebanyak 22 orang (64,70%),

karakteristik paritas mayoritas paritas primipara 12 orang (37,3%), karakteristik pekerjaan mayoritas

yang tidak bekerja sebanyak 25 orang (71%). Diharapkan kepada bapak kepala desa dapat

mengistruksikan kader posyandu dan petugas kesehatan agar selalu memberikan bimbingan dan

penyuluhan kepada ibu-ibu tentang dampak pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

pada bayi usia <6 bulan sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : Pengetahuan, MP - ASI

Mother's Knowledge About the Impact of Giving Breast Milk Complementary Food to 6-Months-

Old Babies

ABSTRACT

Data from United Nations Children's Fund (UNICEF) and the World Health Organization (WHO) in

2009 approximately 1.5 million children died from improper feeding. Less than 15% of babies worldwide

are given exclusive breastfeeding for 4 months and often provide complementary and unsafe

breastfeeding. This study is descriptive in order to describe the knowledge of mothers about the effects

of breastfeeding (MP-ASI) feeding on infants aged 6 months. Using primary data obtained directly from

respondents using a questionnaire. Sampling techniques with saturated sampling amounted to 30

respondents. The results of the study, the majority of respondents knowledgeable as many as 14 people

(43.1%). Age characteristics of the majority of respondents aged 20-35 years as many as 27 people

(70.6%) the education characteristics of the majority of basic education as many as 19 people (56.9%),

the characteristics of information sources were mostly from the community as many as 22 people

(54.70%), parity characteristics the majority of parity in terms of 12 people (37.3%) job characteristics

of the majority who do not work as much as 2: people (71%). It is expected that the head of the village

can instruct posyandu cadres and health workers to always provide guidance and counseling to mothers

about the impact of providing complementary breast milk (MP-ASI) to infants aged 6 months so that

they can apply it in their daily lives.

Keywords: Knowledge, Weaning Food

Page 12: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

PENDAHULUAN

Masa bayi dan balita merupakan fase

terpenting dalam membangun fondasi

pertumbuhan dan perkembangan manusia. Fase

ini sangat menentukan masa depan anak.

Dengan memperhatikan proses tumbuh

kembang anak, juga menjaga kesehatannya.

Proses tumbuh kembang anak ini berkaitan erat

dangan kebutuhan nutrisi pada bayi

(Sulistijani, 2007).

Kebutuhan nutrisi merupakan

kebutuhan yang sangat penting dalam

membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan pada bayi dan anak mengingat

manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu

proses pertumbuhan, serta mencegah terjadinya

berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam

tubuh (Hidayat, 2007).

MP-ASI adalah makanan yang

mengandung zat gizi yang diberikan kepada

bayi diatas 6 bulan. Menurut data United

Nations Children's Fund (UNICEF) dan World

Health Organization (WHO) pada tahun 2009

lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena

pemberian makanan yang tidak benar, kurang

dari 15% bayi di seluruh dunia diberikan ASI

ekslusif selama 4 bulan dan sering kali

pemberian makanan pendamping ASI tidak

sesuai dan tidak aman (Lucha, 2010).

Di Indonesia 80-90% para ibu di

daerah pedesaan masih menyusui anaknya

sampai umur lebih dari dua tahun, tetapi di

kota-kota ASI sudah banyak diganti dengan

susu botol. Banyak faktor yang menyebabkan

penurunan penggunaan ASI ini. Di kota-kota

banyak ibu-ibu ikut bekerja untuk mencari

nafkah, sehingga tidak dapat menyusui anaknya

dengan baik dan teratur (Asrit, 2009).

Di Finlandia dampak pemberian MP-

ASI terlalu dini dapat menyebabkan alergi

65%,), dan di Jerman pemberian MP-ASI

terlalu dini dapat meningkatkan risiko

kelebihan berat badan (obesitas) 8,4%. Di

Kanada bayi yang mendapatkan ASI terutama

selama 12 bulan pertama kehidupan dan bayi

yang mendapatkan MP-ASI terlalu dini selama

tiga bulan atau kurang, menemukan bahwa

penyakit diare dua kali lebih tinggi untuk bayi

yang diberikan MP-ASI terlalu dini

dibandingkan mereka yang disusui ASI (Widji,

2012).

Data dari Survei Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) tahun 2005 menunjukan

bahwa 40% bayi kurang dari 2 bulan diberikan

MP-ASI secara dini dengan makanan cair

21,25%, dan dengan makanan lembek 19,75%,

sedangkan bayi usia 3-5 bulan mencapai 39,5%

sudah diberikan makanan lumat dan padat. Dari

beberapa penelitian dinyatakan bahwa keadaan

kurang gizi pada bayi disebabkan karena

pemberian MP-ASI yang tidak tetap karena

para ibu tentang tidak tahu manfaat dan cara

pemberian MP-ASI yang benar, sehingga

berpengaruh pada pemberian MP-ASI dini

(Depkes RI, 2006).

Berdasarkan data Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI) secara dini cukup besar, yaitu sebanyak

12% pada bayi usia kurang dari 2 bulan dan

sebanyak 27% pada bayi usia 2-3 bulan. Hanya

32% bayi di Indonesia mendapatkan ASI

eksklusi selama 6 bulan (Yunarto, 2009).

Di Semarang dari 26 orang ibu yang

memberikan makanan pendamping ASI

sebelum usia 6 bulan sebanyak 14 orang 53%,

sedangkan hasil penelitian Puji Listiyowanti

(2008) di Makasar menunjukan balita yang

diberi makanan pendamping ASI sebelum usia

6 bulan sebanyak 73,3% (Natallisa, 2008).

Berdasarkan Profil Kesehatan

Provinsi Lampung jumlah bayi usia 0-4 yang

telah bayi mendapatkan MP-ASI, tahun 2006

(29,54%), tahun 2007 (34,53%) dan tahun 2008

(42,83%) (Purnama, 2009).

Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2010, persentase jenis

makanan pendamping ASI yang di berikan

kepada bayi baru lahir menurut Provinsi

Sumatera Utara, susu formula 73,5%, susu non

formula 3,7%, air putih 30,7%, air gula

7,3%,air tajin7,3% air kelapa 1,4%, sari buah

0,0%, teh manis 0,5%, madu 20,2%, pisang

Page 13: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

4,1%, nasi atau bubur 7,8%, lainya 0,9%

(Riskesdas, 2012).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan

Propinsi Sumatera Utara tahun 2007, jumlah

bayi yang diberi ASI eksklusif 1,51%, dan

tahun 2008, cakupan ASI eksklusi tertinggi

terdapat di Kecamatan Medan Labuhan

(14,38%), kemudian Kecamatan Medan Area

(11,75%) dan Kecamatan Medan Polonia

(11,49%). Sedangkan Kecamatan Medan

Maimun, Kecamatan Medan Baru, dan

Kecamatan Medan Perjuangan dengan angka

cakupan masing-masing (0%). Dari data-data

tersebut diketahui bahwa cakupan ASI ekslusif

masih cukup rendah dan belum mencapai target

yang diharapkan (80%) (Mutiara, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian

Ismailandibaso tentang masalah MP-ASI

diwilayah kerja Pukesmas Separi 72% bayi

kurang dari 6 bulan sudah diberi makanan

pendamping ASI, salah satu penyebabnya

adalah ibu tidak mempunyai pengetahuan yang

baik tentang mekanisme laktasi dan akibat

pemberian MP-ASI dini sejak dini sebelum

bayi berusia 6 bulan (Ismailandibaso, 2006).

Penelitian yang dilakukan Irawan dari

pusat penelitian dan pengembangan Gizi dan

Makanan Departemen Kesahatan, diperoleh

data bahwa 50% bayi di Indonesia sudah

mendapatkan MP-ASI pada umur kurang dari

satu bulan. Bahkan pada umur 2 – 3 bulan bayi

sudah mendapatkan makanan padat. Dan bayi

yang mendapatkan MP-ASI dini lebih banyk

terserang diare, batuk, pilek, alergi, dan

berbagai penyakit infeksi yang menyebabkan

mereka kurang gizi (malnutrisi) (Salim, 2011).

ASI adalah cairan putih yang

dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui

proses menyusui. ASI merupakan makanan

yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ia

mengalami kehamilan. ASI merupakan sumber

gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan

pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan

bayi yang paling sempurna baik secara kualitas

maupun kuantitas. ASI sebagai makanan

tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6

bulan (Khasanah, 2011).

Makanan pendamping ASI adalah

makanan atau minuman yang mengandung

gizi diberikan kepada bayi/anak untuk

memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI

merupakan proses transisi dari asupan yang

semata berbasis susu menuju ke makanan yang

semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan

ketrampilan motorik oral. Keterampilan

motorik oral berkembang dari refleks

menghisap menjadi menelan makanan yang

berbentuk bukan cairan dengan memindahkan

makanan dari lidah bagian depan ke lidah

bagian belakang. Pengenalan dan pemberian

MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik

bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan

kemampuan pencernaan bayi atau anak

(Maryunani, 2012).

Makanan pendamping ASI bermanfaat

untuk memenuhi kebutuhan zat gizi/anak,

penyesuaian kemampuan alat cerna dalam

menerima makanan tambahan dan merupakan

masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga.

Selain untuk memenuhi kebutuhan bayi

terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan

tambahan merupakan salah satu proses

pendidikan dimana bayi diajar mengunyah dan

menelan makanan padat dan membiasakan

selera-selera baru (Taharuddin, 2012).

MP-ASI diberikan terlalu cepat pada bayi

usia < 6 bulan akan menimbulkan :

a. Dapat menyebabkan Diare. Diare

merupakan keadaan di mana seseorang

menderita mencret- mencret, tinjanya encer,

dapat bercampur darah dan lendir kadang

disertai muntah-muntah. Sehingga diare dapat

menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar

melelui tinja.

b. Susah BAB, karena bayi yang usianya

masih dibawah 6 bulan usunya belum

siap untuk mengolah makanan, dia

hanya bisa untuk mencerna ASI.

c. Obesitas merupakan dampak jangka

panjang dari pemberian MPASI

terlalu dini, karena pola makan yang

tidak sesuai dengan tubuh bayi dan

Page 14: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

bayi akan terbiasa dengan makan

banyak atau berlebih Bayi yang diberi

ASI memiliki kadar lemak yang lebih

rendah dibandingkan bayi dengan

susu formula.

d. Kram Usus, karena usus yang belum

siap untuk mencerna makanan dipaksa

untuk mengolah MP-ASI. Kram usus

pada bayi dapat disebabkan oleh

berbagai faktor adalah kesulitan

sistem alat pencernaan bayi dalam

menerima laktosa atau zat gula yang

terkandung dalam susu yang

dikonsumsinya. Bisa juga karena tidak

tahapn terhadap susu sapi yang

menyebabkan usus bayi harus bekerja

keras sehingga terjadi ketegangan.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah

bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan

pengetahuan ibu tentang dampak pemberian

makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

pada bayi usia < 6 bulan

Hasil Penelitian

Tabel 1.

No Pengetahuan F %

1 Baik 10 31,4

2 Cukup 14 43,1

3 Kurang 6 25,5

Total 30 100

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa, mayoritas responden berpengetahuan cukup

sebanyak 14 responden (43,1%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 6

responden (25,5%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia < 6 Bulan

No Karakteristik Frekuensi %

1.

2.

3.

4.

5.

Umur

a. <20 tahun

b. 20-35 tahun

c. >35 tahun

Pendidikan

a. Dasar

b. Menengah

c. Per.tinggi

Sumber Informasi

a. Ten. Kesehatan

b. Masyarakat

Paritas

a. Primipara

b. Secudipara

c. Multipara

d. Grandemultipara

Pekerjaan

a. Bekerja

b. Tdk. bekerja

2

27

1

19

10

1

8

22

12

10

6

2

5

25

17,6

70,6

11,8

56,9

35,3

7,8

35,3

64,70

37,3

35,3

21,6

5,8

29

71

Page 15: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Berdasarkan tabel .2. dapat diketahui bahwa,

karakteristik umur mayoritas responden

dengan umur 20-35 tahun sebanyak 27 orang

(70,6%), dan minoritas responden dengan

umur >35 tahun sebanyak 1 orang (11,8%).

Karakteristik pendidikan mayoritas responden

berpendidikan dasar sebanyak 19 orang

(56,9%), dan minoritas responden

berpendidikan tinggi sebanyak 1 orang

(7,8%). Karakteristik sumber informasi

mayoritas dari masyarakat sebanyak 22 orang

(64,70%), dan minoritas dari tenaga kesehatan

sebanyak 8 orang (35,3%). Karakteristik

paritas mayoritas reponden dengan paritas

primipara sebanyak 12 orang (37,3%), dan

minoritas responden dengan paritas

grandemultipara sebanyak 2 orang (5,8%).

Karakteristik pekerjan mayoritas reponden

yang tidak bekerja sebanyak 25 orang (71%),

dan minoritas responden yang bekerja 5 orang

(29%).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitia mayoritas responden

berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden

(43,1%) dan minoritas responden

berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden

(25,5%).

DAFTAR PUSTAKA

Arif Nurhaeni (2009), ASI dan Tumbuh

Kembang Bayi, Media Pressindo,

Yogyakarta.

Depkes RI (2006), Profil Departemen

Kesehatan Sumatera Utara,

http://www .depkes.go.id/profil

departemen kesehatan sumatera

utara.

Dian (2009), Pengertian Pengetahuan,

http://ekoagoes.com/2009/01/peng

ertian- pengetahuan-

pengetahuan.html

.Hidayat A. Aziz Alimun (2009),

Pengantar Ilmu Keperawatan Anak

1, Salemba Medika, Jakarta, 2011

(2011),

Metode Penelitian Kebidanan

Teknik Analisis Data, Salemba

Medika, Jakarta.

Hidayat (2009), Fungsi Karbohidrat,

http://hidayat.wordpress.com/200

9/06/08/ fungsi.karbodrat,.

Ismailandibaso, (2006), Dampak

pemberian MP-ASI,

http://www.scribd .com

/dot/59322901/bab 1

Khasanah Nur (2011), ASI atau Susu

Formula, Flass Books,

Yogyakarta.

Lucha (2010), Mengapa Perkenalan ASI

Harus Dimulai Pada Usia 6 Bulan,

Htt://kelurgasehat.wordpress.com/

2010/11/21/mengapa-perkenalan-

pendamping-asi-harus-dimulai-

pada-usia-6-bulan/,

Maryunani Anik (2010), Ilmu Kesehatan

Anak Dalam Kebidan, CV Trans

Info Media, Jakatra.

Maulana Mirza (2009), Seluk Beluk

Merawat Bayi dan Balita, Graha

Ilmu, Jogyakarta.

Mutiara (2011), Air Susu Ibu (ASI),

http://repositor.usu.ac.id/bitstream

/ 12345

6789/22648/5/chapter%201.pdf

Natallisa (2008), Makanan Pendamping

ASI,

http://www.rumahkelurga.com/

2008/07/25/makanan-

pendamping-asi

Page 16: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Nikha (2012), Dampak MP-ASI Terlalu

Dini, http://sahabatkelurga.com/

2012/03/dampak-pemberian-

mpasi-terlalu dini.htlm, diakses

pada

Nursalam (2001), KTI ASI,

http:/bejocommunity.com/2010/0

5/kti asi.html,

Notoatmodjo Soekidjo (2007), Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka

Cipta, Jakarta.

(2010),

Metodologi Penelitian Kesehatan,

Rineka Cipta, Jakarta.

Prabantini Dwi (2010), Makanan

Pendamping ASI, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Purnama Dewi (2009), Pengenalan

Makanan Pendamping ASI Pada

Bayi,

http://bidanku.com/index.php/mak

anan-bayi-pengenalan-makanan-

pendamping-asi-pada-bayi

Rahim Saiful (2011), Fungsi Protein (

Dasar-Dasar Ilmu Gizi ),

http://id.shoong.

com/2011/medicine-and-

heald/epidemiologi-public-

health/fungsi-proten-dasar-dasar-

ilmu/,

Rani (2011), Angka Kejadian Susah

BAB, http://id.shvoong.com/

medicine-and-

health/epidemiology-public-

health/2164789-bahaya-susah-

bab/#ixzzIu ZMjx3D8

Riskesdas (2010), Prestase Jenis Makanan

Tambahan Yang Diberikan

Kepada Bayi Baru lahir Menirut

Propinsi,

www.litbang.depkes.go.id/riskesd

as 2010/laporan-riskes,

Salim (2011), Pemberian MP-ASI,

http://repository.usu.ac.id/123456

789/ 27396/ pemberian-asi

Shofiyya umum (2011), Makanan Kolik

Menghampiri Bayi Anda,

http://ummu

shofiyya.wordpress.com/2011/02/

16/manakala-kolik-menghampiri-

bayi-anda

Soraya Luluk lely (2005), Resiko

Pemberian MP-ASI Terlalu Dini,

http:// cerpene

ddelweissnaqiyyah.com/2011/06/r

esiko-pemberian-mp-asi-terlalu-

dini. Html

Sulistijani D.A (2007), Menjaga

Kesehatan Bayi dan Balita,

Cetakan I, Pustaka Swara, Jakarta.

Taharuddin (2012), Manfaat dan Tujuan

Pemberian MP-ASI,

http://taharuddin .com/manfaat-

dan-tujuan-pemberian-mp-

asi.html,

Tinia Stell (2012), Peranan ASI Dalam

Mencegah Obesitas Anak,

http://prodia-kegiatan/roadshow-

seminar-obesitas-anak-q-

menggemaskan-atau-

mencemaskan-medan,

Triatmodjo (2008), Diare Pada Anak,

http://www.samsunisarma.com/20

11/ 11/diare-pada-anak.htlm

Page 17: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Page 18: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG ASUPAN GIZI PADA PENDERITA TB DI POLI PARU RSUP H. ADAM

MALIK MEDAN TAHUN 2017

*Adri Raja Pratama**Corry Nova Adelina

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Pada penderita TBC penurunan berat badan dapat mencapai 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

orang dengan status gizi kurang mempunyai risiko 3,7 kali untuk menderita TB paru berat dibandingkan

dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kuasi Experiment dengan disain One Group Pretest Posttest, populasi dalam penelitian ini

sebanyak 30 orang, sedangkan sampel diambil dengan menggunakan tehnik total sampling yaitu

sebanyak 30 orang. Analisis data dengan menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test.

Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai signifikasinya

sebesar 0,00, hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang asupan gizi

terhadap tingkat pengetahuan penderita TB di Poli Paru RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2017.

Diharapkan perawat lebih sering memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien penderita TBC guna

menambah pengetahuan klien tentang asupan gizi yang sangat berpengaruh dalam penyembuhan

penderita TBC.

Kata Kunci : Tubercolosis (TBC), asupan gizi, pendidikan kesehatan

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON KNOWLEDGE LEVEL OF NUTRITIONAL

INFLUENCE IN TB PATIENTS IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN, 2017

ABSTRACT

In patients with tuberculosis, weight loss can reach 10%. The results showed that people with nutritional

status lacked 3.7 times the risk of suffering from severe pulmonary TB compared to people who had

enough or more nutritional status. The type of research used in this study was Quasi Experiment with

the design of One Group Pretest Posttest, the population in this study were 30 people. While the sample

was taken by using total sampling technique that is as many as 30 people. Data analysis using the

Wilcoxon Signed Rank Test non parametric test. Based on the results of the non parametric statistical

tests of Wicoxon Signed Rank Test, the significance value was 0.00, the results showed that there was

an effect of health education on nutrient intake on the level of knowledge of TB patients in Lung Poly

RSUP. H Adam Mabik Medan in 2017. It is expected that nurses more often provide health education

to patients with TB to increase the patient's knowledge of nutritional intake which is very influential in

healing key TB patients

Keywords : Tuberculosis (TBC) nutrition intake, health education

Page 19: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

PENDAHULUAN

Pada penderita TBC Penurunan Berat

Badan dapat mencapai 10%. Kondisi penderita

TB dapat dipulihkan dengan mengkonsumsi

makanan yang bergizi. Pengaturan ini bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein

yang meningkat untuk mencegah dan

memperbaiki kerusakan jaringan

tubuh.Menambah berat badan hingga mencapai

normal dan diusahakan berupa badan

seimbaang dengan tinggi (Supriyo dkk, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

orang dengan status gizi kurang mempunyai

resiko 3,7 kali untuk menderita TB paru berat

dibandingkan dengan orang yang status gizinya

cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada

seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan

daya tahan tubuh dan respon immunologik

terhadap penyakit (Patiung F dkk, 2014).

Status gizi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi konversi sputum pada

pengobatan fase awal, penderita dengan status

gizi kurus memiliki risiko terjadinya kegagalan

konversi 3.5 kali lebih besar dibanding

penderita dengan status gizi normal dengan

nilai perbandingan < 0.001 (Amaliah, 2012).

penderita TB paru dengan status gizi kurus

(BMI : 17-18.5) berisiko gagal konversi 8 kali

lebih besar dari penderita dengan status gizi

normal (BMI 18.5-25). Peningkatan dan

perbaikan status gizi dengan memberikan

makanan dengan asupan seimbang pada

penderita TB Paru yang sedang menjalani

pengobatan DOTS (Directly Observed

Treatment Shortcourse) merupakan faktor

penentu keberhasilan konversi sputum BTA

penderita TB paru (Khariroh dalam Amaliah,

2012).

Dalam penelitian yang dilakukan di

poliklinik paru bagian Penyakit Dalam RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou terdapat 22 pasien yang

memenuhi kriteria penelitian. Variabel pertama

yang dinilai untuk menentukan status gizi

adalah IMT, dari hasil pemeriksaan dan

perhitungan yaitu sebagian besar pasien TB

memiliki status gizi dibawah normal

(underweight) yaitu 77,8% (Patiung F dkk,

2014).

Berdasarkan survey pendahuluan yang

dilakukan oleh peniliti pada bulan April di

dapatkan data pada tahun 2016 yang

berkunjung sebanayak 5.711 orang dan data

pasien yang berobat sebanyak 1.489 orang di

poli klinik paru RSUP H. Adam Malik Medan.

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan

secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,

baik individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan atau

promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat

unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari

pendidikan), proses (upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain) dan output

(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang

diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan

kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau

perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari

promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).

Gizi adalah proses organisme menggunakan

bahan makanan yang dikonsumsi secara normal

melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ serta

menghasilkan energy (Almatsier, 2016).

Status gizi adalah keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat –zat gizi. Dibedakan antara

status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Status

gizi dapat di artikan juga sebagai keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Di bedakan atas gizi

kurang baik, atau lebih (Almatsier, 2016).

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan de

sain penelitian eksperimen yaitu dengan meng

gunakan desain One Group Pretest Posttest ya

itu melihat hasil observasi sebelum dan sesudah

Page 20: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

dilakukan perlakuan dengan tidak

menggunakan kelompok pembanding

(kelompok control) dan di dalam penelitian ini

digunakan alat untuk mengumpulkan data yaitu

menggunakan kuesioner dengan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi pertanyaan tertulis kepada responden.

Populasi Dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh penderita TB

sebanyak 30 orang yang ada di Poli Rsup H

Adam Malik Medan

Sample

Sample adalah objek yang diteliti yang

dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2014).

Sample dalam penelitian ini adalah

total sampling dari populasi sebanyak 30 orang

penderita TB di Poli Rsup H Adam Malik

Medan. Adapun kriteria sample dalam

penelitian ini adalah :

1. Klien yang terkena TB

2. Bersedia menjadi responden atau

sample dalam penelitian

3. Mengerti bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian diatas

menunjukkan bahwa nilai rata – rata (mean)

pengetahuan sebelum intervensi adalah 20,20

dengan standar deviation 1,901 dan mean

setelah intervensi adalah 39,17 dengan standar

deviation 9,363, dengan nilai signifikan (p) uji

Wilcoxon adalah 0,00 dimana p < 0,05, hasil ini

menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0

ditolak yaitu ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang Asupan gizi terhadap tingkat

pengetahuan penderita TB sebelum dan setelah

melakukan intervensi di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2017. Data hasil perhitungan

Wilcoxon dengan p sebesar 0,00, dimana p

value lebih kecil dari nilai batas kritis 0,05 (p <

α).

Status gizi merupakan bagian penting

dalam menentukan tingkat kesehatan seseorang,

status gizi disamping akan mempengaruhi

sistem imun secara langsung juga berperan

dalam proses penyembuhan penyakit termasuk

pasien yang menderita TB paru (Depkes,2008).

Manfaat Gizi Untuk Penderita TB

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi yang

telah hilang akibat penyakit

2. Mencegah atau mengurangi

kerusakan jaringan tubuh

3. Mencegah komplikasi lebih lanjut

sebagai akibat dari penurunan imun

penderita (Patiung F dkk, 2014).

Kebutuhan Gizi Untuk TB

Prinsip yang diberikan energi yang

tinggi (2500-3000 kal/hari) untuk mencapai

berat badan ideal, protein tinggi (75-100

gram/hari) untuk meng-gantikan sel-sel yang

rusak dan mening-katkan kadar serum,

suplementasi vitamin yang tinggi seperti

vitamin C, vitamin E, vitamin B kompleks dan

mineral yang cukup, serta makanan yg mudah

dicerna (Patiung, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rhinerka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan

Kesehatan. Jakarta: Rhinerka Cipta.

Patiung dkk, 2014. Hubungan Status Gizi

Dengan Cd4 Pada Pasien Tb Paru. Manado:

Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 2, Nomor 2.

Sunaryati. 2014. 14 Penyakit Paling Sering

Menyerang Dan Sangat Mematikan.

Yogyakarta: Flash Books.

Supriyo dkk. 2014. Pengaruh Perilaku dan

Status Gizi terhadap Kejadian TB Paru Di

Kota Pekalongan. Jawa tengah.

Page 21: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Wawan & Dewi. 2015. Teori Dan

Pengukuran, Sikap, Dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Numed.

Tien & Ratna.2015 Karakterisik Penderita TB

Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Di Indonesia.Banjar Baru.

Siti & Sumarni Pengaruh Pendidikan Gizi

Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan

Konsumsi Zat Besi. Sukoharjo: Jurnal Gizi

Klinik Indonesia Vol,12,No 2,Oktober 2015

Elsa dkk.2016 Gambaran Status Gizi Pada

Pasien Tuberkulosis paru Yang Menjalani

Rawat Jalan Di Rsud Arifin Achmad Pekan

Baru. JOM FK Volume 3 No, 2 Oktober 2016

Page 22: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG ASUPAN GIZI PADA PENDERITA TB DI POLI PARU RSUP H. ADAM

MALIK MEDAN TAHUN 2017

*Adri Raja Pratama**Corry Nova Adelina

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan

Email : [email protected]

ABSTRAK

Pada penderita TBC penurunan berat badan dapat mencapai 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

orang dengan status gizi kurang mempunyai risiko 3,7 kali untuk menderita TB paru berat dibandingkan

dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kuasi Experiment dengan disain One Group Pretest Posttest, populasi dalam penelitian ini

sebanyak 30 orang, sedangkan sampel diambil dengan menggunakan tehnik total sampling yaitu

sebanyak 30 orang. Analisis data dengan menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test.

Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai signifikasinya

sebesar 0,00, hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang asupan gizi

terhadap tingkat pengetahuan penderita TB di Poli Paru RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2017.

Diharapkan perawat lebih sering memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien penderita TBC guna

menambah pengetahuan klien tentang asupan gizi yang sangat berpengaruh dalam penyembuhan

penderita TBC.

Kata Kunci : Tubercolosis (TBC), asupan gizi, pendidikan kesehatan

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON KNOWLEDGE LEVEL OF NUTRITIONAL

INFLUENCE IN TB PATIENTS IN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN, 2017

ABSTRACT

In patients with tuberculosis, weight loss can reach 10%. The results showed that people with nutritional

status lacked 3.7 times the risk of suffering from severe pulmonary TB compared to people who had

enough or more nutritional status. The type of research used in this study was Quasi Experiment with

the design of One Group Pretest Posttest, the population in this study were 30 people. While the sample

was taken by using total sampling technique that is as many as 30 people. Data analysis using the

Wilcoxon Signed Rank Test non parametric test. Based on the results of the non parametric statistical

tests of Wicoxon Signed Rank Test, the significance value was 0.00, the results showed that there was

an effect of health education on nutrient intake on the level of knowledge of TB patients in Lung Poly

RSUP. H Adam Mabik Medan in 2017. It is expected that nurses more often provide health education

to patients with TB to increase the patient's knowledge of nutritional intake which is very influential in

healing key TB patients

Keywords : Tuberculosis (TBC) nutrition intake, health education

Page 23: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

PENDAHULUAN

Pada penderita TBC Penurunan Berat

Badan dapat mencapai 10%. Kondisi penderita

TB dapat dipulihkan dengan mengkonsumsi

makanan yang bergizi. Pengaturan ini bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan energy dan protein

yang meningkat untuk mencegah dan

memperbaiki kerusakan jaringan

tubuh.Menambah berat badan hingga mencapai

normal dan diusahakan berupa badan

seimbaang dengan tinggi (Supriyo dkk, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

orang dengan status gizi kurang mempunyai

resiko 3,7 kali untuk menderita TB paru berat

dibandingkan dengan orang yang status gizinya

cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada

seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan

daya tahan tubuh dan respon immunologik

terhadap penyakit (Patiung F dkk, 2014).

Status gizi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi konversi sputum pada

pengobatan fase awal, penderita dengan status

gizi kurus memiliki risiko terjadinya kegagalan

konversi 3.5 kali lebih besar dibanding

penderita dengan status gizi normal dengan

nilai perbandingan < 0.001 (Amaliah, 2012).

penderita TB paru dengan status gizi kurus

(BMI : 17-18.5) berisiko gagal konversi 8 kali

lebih besar dari penderita dengan status gizi

normal (BMI 18.5-25). Peningkatan dan

perbaikan status gizi dengan memberikan

makanan dengan asupan seimbang pada

penderita TB Paru yang sedang menjalani

pengobatan DOTS (Directly Observed

Treatment Shortcourse) merupakan faktor

penentu keberhasilan konversi sputum BTA

penderita TB paru (Khariroh dalam Amaliah,

2012).

Dalam penelitian yang dilakukan di

poliklinik paru bagian Penyakit Dalam RSUP

Prof. Dr. R. D. Kandou terdapat 22 pasien yang

memenuhi kriteria penelitian. Variabel pertama

yang dinilai untuk menentukan status gizi

adalah IMT, dari hasil pemeriksaan dan

perhitungan yaitu sebagian besar pasien TB

memiliki status gizi dibawah normal

(underweight) yaitu 77,8% (Patiung F dkk,

2014).

Berdasarkan survey pendahuluan yang

dilakukan oleh peniliti pada bulan April di

dapatkan data pada tahun 2016 yang

berkunjung sebanayak 5.711 orang dan data

pasien yang berobat sebanyak 1.489 orang di

poli klinik paru RSUP H. Adam Malik Medan.

Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan

secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,

baik individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan atau

promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat

unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari

pendidikan), proses (upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain) dan output

(melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang

diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan

kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau

perilaku untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari

promosi kesehatan (Notoadmojo, 2012).

Gizi adalah proses organisme menggunakan

bahan makanan yang dikonsumsi secara normal

melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan

fungsi normal dari organ-organ serta

menghasilkan energy (Almatsier, 2016).

Status gizi adalah keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat –zat gizi. Dibedakan antara

status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Status

gizi dapat di artikan juga sebagai keadaan tubuh

sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Di bedakan atas gizi

kurang baik, atau lebih (Almatsier, 2016).

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan de

sain penelitian eksperimen yaitu dengan meng

gunakan desain One Group Pretest Posttest ya

itu melihat hasil observasi sebelum dan sesudah

Page 24: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

dilakukan perlakuan dengan tidak

menggunakan kelompok pembanding

(kelompok control) dan di dalam penelitian ini

digunakan alat untuk mengumpulkan data yaitu

menggunakan kuesioner dengan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi pertanyaan tertulis kepada responden.

Populasi Dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh penderita TB

sebanyak 30 orang yang ada di Poli Rsup H

Adam Malik Medan

Sample

Sample adalah objek yang diteliti yang

dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2014).

Sample dalam penelitian ini adalah

total sampling dari populasi sebanyak 30 orang

penderita TB di Poli Rsup H Adam Malik

Medan. Adapun kriteria sample dalam

penelitian ini adalah :

1. Klien yang terkena TB

2. Bersedia menjadi responden atau

sample dalam penelitian

3. Mengerti bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian diatas

menunjukkan bahwa nilai rata – rata (mean)

pengetahuan sebelum intervensi adalah 20,20

dengan standar deviation 1,901 dan mean

setelah intervensi adalah 39,17 dengan standar

deviation 9,363, dengan nilai signifikan (p) uji

Wilcoxon adalah 0,00 dimana p < 0,05, hasil ini

menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0

ditolak yaitu ada pengaruh pendidikan

kesehatan tentang Asupan gizi terhadap tingkat

pengetahuan penderita TB sebelum dan setelah

melakukan intervensi di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2017. Data hasil perhitungan

Wilcoxon dengan p sebesar 0,00, dimana p

value lebih kecil dari nilai batas kritis 0,05 (p <

α).

Status gizi merupakan bagian penting

dalam menentukan tingkat kesehatan seseorang,

status gizi disamping akan mempengaruhi

sistem imun secara langsung juga berperan

dalam proses penyembuhan penyakit termasuk

pasien yang menderita TB paru (Depkes,2008).

Manfaat Gizi Untuk Penderita TB

1. Memenuhi kebutuhan zat gizi yang

telah hilang akibat penyakit

2. Mencegah atau mengurangi

kerusakan jaringan tubuh

3. Mencegah komplikasi lebih lanjut

sebagai akibat dari penurunan imun

penderita (Patiung F dkk, 2014).

Kebutuhan Gizi Untuk TB

Prinsip yang diberikan energi yang

tinggi (2500-3000 kal/hari) untuk mencapai

berat badan ideal, protein tinggi (75-100

gram/hari) untuk meng-gantikan sel-sel yang

rusak dan mening-katkan kadar serum,

suplementasi vitamin yang tinggi seperti

vitamin C, vitamin E, vitamin B kompleks dan

mineral yang cukup, serta makanan yg mudah

dicerna (Patiung, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rhinerka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Pendidikan

Kesehatan. Jakarta: Rhinerka Cipta.

Patiung dkk, 2014. Hubungan Status Gizi

Dengan Cd4 Pada Pasien Tb Paru. Manado:

Jurnal e-CliniC (eCl), Volume 2, Nomor 2.

Sunaryati. 2014. 14 Penyakit Paling Sering

Menyerang Dan Sangat Mematikan.

Yogyakarta: Flash Books.

Supriyo dkk. 2014. Pengaruh Perilaku dan

Status Gizi terhadap Kejadian TB Paru Di

Kota Pekalongan. Jawa tengah.

Page 25: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

VOLUME X NO : 19 JANUARI 2019

Wawan & Dewi. 2015. Teori Dan

Pengukuran, Sikap, Dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Numed.

Tien & Ratna.2015 Karakterisik Penderita TB

Paru Pengguna Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

Di Indonesia.Banjar Baru.

Siti & Sumarni Pengaruh Pendidikan Gizi

Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan

Konsumsi Zat Besi. Sukoharjo: Jurnal Gizi

Klinik Indonesia Vol,12,No 2,Oktober 2015

Elsa dkk.2016 Gambaran Status Gizi Pada

Pasien Tuberkulosis paru Yang Menjalani

Rawat Jalan Di Rsud Arifin Achmad Pekan

Baru. JOM FK Volume 3 No, 2 Oktober 2016

Page 26: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No : 19 Januari 2019

PANDUAN UNTUK PENULIS NASKAH JURNAL

Jurnal Columbia Asia hanya menerima naskah asli yang belum diterbitkan di dalam maupun di luar

negeri. Naskah dapat berupa hasil penelitian, konsep-konsep pemikiran inovatif hasil tinjauan pustaka

yang bermanfaat untuk menunjang kemajuan ilmu, pendidikan dan praktik keperawatan profesional.

Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dalam bentuk narasi dengan gaya bahasa yang

efektif dan akademis. Naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut sistematika sebagai berikut:

• Judul

o Menggambarkan isi pokok tulisan secara ringkas dan jelas

o Ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, judul dalam bahasa Indonesia dicetak

dengan huruf besar di tengah-tengah menggunakan font 11 Times New Roman. Judul

dalam bahasa Indonesia dan tidak semua diketik dengan huruf besar, hanya disetiap awal

kata kecuali kata penghubung.

• Nama penulis

o Diketik tanpa gelar dan konsisten dalam ejaan nama.

• Alamat

o berupa instansi tempat penulis bekerja atau alamat pribadi dilengkapi dengan alamat E-

mail (untuk penulis korespondensi)

• Abstrak

o Diketik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan merupakan intisari seluruh

tulisan

o Di bawah abstrak disertakan 3-5 kata-kata kunci (keywords).

• Pendahuluan

o Meliputi latar belakang masalah.

• Bahan dan Metode

o Berisi penjelasan tentang rancangan, populasi, sampel, variabel, alat-alat yang digunakan,

waktu, tempat, dan teknik.

o Metode harus dijelaskan selengkap mungkin agar peneliti lain dapat melakukan uji coba

ulang.

o Acuan (kepustakaan) diberikan pada metode yang kurang jelas.

• Hasil

o Dikemukakan dengan jelas dalam bentuk narasi dan data yang dimasukkan berkaitan

dengan tujuan penelitian, bila perlu disertai dengan ilustrasi (lukisan, gambar, grafik,

diagram), tabel atau foto yang mendukung data

o Sederhana dan tidak terlalu besar.

o Hasil yang telah dijelaskan dengan tabel atau ilustrasi tidak perlu dijelaskan panjang lebar

dalam teks.

• Pembahasan

Menerangkan arti hasil penelitian yang meliputi: fakta, teori dan opini.

• Kesimpulan

Page 27: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No : 19 Januari 2019

o Berupa kesimpulan hasil penelitian dalam bentuk narasi tidak diperinci dalam poin-poin

yang mengacu pada tujuan penelitian.

• Pengutipan

o Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama, tahun). Contoh

: (Nursalam, 2008).

• Kepustakaan

o Sumber rujukan (kepustakaan) sedapat mungkin merupakan pustaka terbitan 10 tahun

terakhir diutamakan adalah hasil laporan penelitian (skripsi, thesis dan disertasi) dan

artikel ilmiah dalam jurnal/majalah ilmiah.

• Persamaan Matematis

Dikemukakan dengan jelas. Angka Desimal ditandai dengan koma untuk bahasa

Indonesia dan titik untuk bahasa Inggris.

• Tabel

o Sesederhana mungkin, dikirim dalam format MS Word.

o Tabel diberi nomor dan diacu berurutan dalam teks.

o Penomoran tabel diikuti dengan tanda titik (.)

o Judul di tulis di bagian atas tabel, harap ditulis dengan singkat dan jelas dan diawali

dengan huruf besar yang hanya diawal judul tabel.

o Catatan atau keterangan bila diperlukan (di bagian bawah tabel, untuk menjelaskan

singkatan-singkatan dalam tabel).

o Semua singkatan pada tabel harap dijelaskan pada catatan kaki.

o Garis-garis pada tabel hanya menggunakan garis horisontal tidak menggunakan garis

vertikal.

o Tabel harus diacu dalam pembahasan.

• Ilustrasi

o Berupa lukisan, gambar, grafik atau diagram diberi nomor dan diacu berurutan pada teks.

o Judul diberikan dengan singkat dan jelas dibawah ilustrasi (tidak di dalam ilustrasinya).

o Keterangan Pada ilustrasi atau foto dibuat tanpa menggunakan border.

• Foto hitam-putih/berwarna

Kontras, tajam, jelas dan sebaiknya diambil dalam format JPEG, atau format digital lain

yang bisa diedit.

Naskah yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dalam CD, disertai cetakan pada kertas HVS

dengan salah satu program pengolah data MS Word, ukuran A4 (210 x 297 mm) dengan jarak 1.15 spasi,

font 11 Times New Roman

Page 28: JURNAL - Beranda - AKPER … · Pada Penderita TB Di Poli Paru RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2017 Hal 14 - 17 Hubungan Kerjasama dalam Unit Rumah Sakit dengan Pelaporan Insiden Keselamatan

Jurnal Columbia Asia

Volume IX No : 19 Januari 2019

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : ………………………………………………….......................

I n s t a n s i : ………………………………………………….......................

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Jurnal yang berjudul : ………………

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Jurnal

tersebut diberi tanda sitasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku dan hal ini tidak menjadi tanggung jawab penerbit dalam hal ini

Akademi Keperawatan Columbia Asia Medan.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan,

Yang membuat pernyataan,

Materei

Rp. 6.000,-

------------------------------------------