jurnal analisis sistem bagi hasil deposito pada pt bank jabar syariah

23
JUMAT, 28 MEI 2010 Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah ABSTRAK Perbankan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber dana dan sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui system bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Jabar dan bank konvensional. Untuk mengetahui system penghimpuan dana bank syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan melakukan observasi untuk memperoleh data. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Data rekening deposito mudharabah dengan nisbah umum tahun 2009 .Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif system bagi hasil mudharabah. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah ekonomi kaum muslim, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak jaman Rasulullah SAW. Contohnya seperti praktik-praktik menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan

Upload: wama-selopangrekso

Post on 23-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perbankan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber dana dan sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui system bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Jabar dan bank konvensional. Untuk mengetahui system penghimpuan dana bank syariah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan melakukan observasi untuk memperoleh data. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Data rekening deposito mudharabah dengan nisbah umum tahun 2009.Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif system bagi hasil mudharabah.

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

J U M A T , 2 8 M E I 2 0 1 0

Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

ABSTRAKPerbankan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber dana dan

sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak semata-

mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam.Adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui system bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Jabar

dan bank konvensional. Untuk mengetahui system penghimpuan dana bank syariah. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan melakukan observasi untuk

memperoleh data. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Data rekening deposito

mudharabah dengan nisbah umum tahun 2009

.Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif system bagi hasil mudharabah.

PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima

simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah

ekonomi kaum muslim, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah

menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak jaman Rasulullah SAW. Contohnya seperti praktik-

praktik menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk

keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama

perbankan modern yaitu menerima deposito, menyalurkan dana, dan melakukan transfer menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak jaman Rasulullah.

Perbankan Syariah merupakan lembaga investasi dan jasa perbankan, di mana sumber

dana dan sistem operasionalnya berdasarkan dengan nilai-nilai Islam, sehingga tujuannya tidak

semata-mata mencari keuntungan materi, melainkan mengikuti syariat ajaran Islam.

Perbankan syariah pertama kali dilakukan di Negara Malaysia pada pertengahan tahun

40-an, namun usaha perbankan syariah tersebut tidak sukses. Selanjutnya usaha pendirian bank

Page 2: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

syariah dilakukan di Negara Mesir pada tahun 1963 dengan nama Mit Gharm Local Saving

Bank.

Di Indonesia sendiri bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank

Muamalat. Perlu diketahui bahwa produk-produk perbankan syariah tidak hanya ditujukan bagi

orang Islam saja tetapi pada hakekatnya semua orang dan golongan. Jadi, siapapun bisa menjadi

nasabah bank syariah sepanjang ia dapat memenuhi persyaratan yang ada dan yang telah

ditentukan oleh pihak bank itu sendiri.

Sistem perbankan syariah merupakan suatu sistem yang bisa menjadi solusi dalam

permasalahan ekonomi. Saat ini penerapan ekonomi syariah sudah semakin luas. Hal tersebut

dapat dilihat dari banyaknya lembaga keuangan yang berbasis syariah.

Perkembangan Bank Syariah saat ini sangat pesat dipicu oleh UU No. 10 tahun 1998

yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system. Bank-bank konvensional

yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka Unit Usaha Syariah.

Dalam meyediakan produk penghimpun dana, Bank Syariah tidak melakukan

pendekatan tunggal bagi para nasabahnya. Misalnya, pada tabungan beberapa bank

memperlakukannya seperti deposito, bahkan ada yang tidak menyediakan produk tabungan sama

sekali. Pada dasarnya, dilihat dari segi sumbernya, dana Bank Syariah terdiri atas modal, titipan ,

investasi.

Menurut Keynes, orang membutuhkan uang untuk 3 kegunaan yaitu; transaksi, jaga-

jaga, dan investasi. Oleh karena itu produk penghimpun dana pun disesuaikan berdasarkan 3

fungsi diatas yaitu berupa giro, tabungan dan deposito.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil

judul " ANALISIS SISTEM BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK

JABAR SYARIAH "

Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini, penulis akan mengemukakan permasalahan yaitu

bagaimana perbandingan perhitungan deposito antara system bagi hasil mudharabah

dengan bank konvensional.

Batasan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka

penulis membatasi masalah tersebut dengan bagaimana system bagi hasil deposito

Mudharabah yang berlaku pada Bank Jabar Syariah.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penulisan ilmiah ini adalah

Page 3: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

1. Untuk mengetahui system bagi hasil deposito mudharabah pada Bank Jabar

dan bank konvensional

2. Untuk mengetahui system penghimpuan dana bank syariah

Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis agar bermanfaat dan berguna bagi

manajemen bank untuk mengetahui perhitungan system bagi hasil deposito mudharabah

pada Bank Jabar.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan pengumpulan data

yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut :

Objek Penelitian

Penulis menggunakan objek penelitian yaitu pada Bank Jabar

Data / Variabel

1. Data Primer

Data ini bersumber dari objek penelitian terhadap perusahaan yang diteliti dengan

melakukan survey di lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah diolah untuk pihak

perusahaan berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan mudharabah pada Bank

Syariah sebagai kerangka teoritis dan diperoleh dari referensi buku-buku yang

mempunyai hubungan dengan objek penelitian.

Metode Pengumpulan Data / Variabel

Untuk mengumpulkan data yang lengkap dan relevan, penulis menggunakan

metode pengumpulan data yang terdiri dari :

1. Studi pustaka

Yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang dapat membantu

penulis dalam menyusun penulisan ilmiah ini.

2. Studi Lapangan

Page 4: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

a. Observasi : yaitu dengan melihat dan mempelajari secara langsung

pada objek penelitian.

b. Wawancara : yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak

perusahaan yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan

penulisan ilmiah ini.

Alat Analisis yang digunakan

Analisis Deskriptif

Dengan menggunakan metode sistem bagi hasil deposito mudharabah.

LANDASAN TEORI

Kerangka Teori

Definisi Bank

Secara umum bank disebut sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

simpanan, tabungan dan giro. Selain itu, bank juga dikenal sebagai lembaga yang memberikan

pinjaman uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan. Disamping itu, bank juga sebagai

tempat untuk menukar uang dan menyediakan jasa pembayaran seperti pembayaran listrik,

telefon, uang kuliah dan pembayaran lainnya.

Pengertian bank secara umum menurut Undang0Undang NO. 10 tahun 1998 adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup orang banyak.

(Kasmir, 2002: 23)

Sedangkan bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas

pembayaran.

(Kasmir, 2002: 33)

Funsi dasar bank adalah : (1) menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe

keeping function), dan (2) menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa

(transaction function).

Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan

meminjamkannya kepada nasabah (unit ekonomi) lain yang membutuhkan dana. Atas simpanan

para nasabah itu bank memberi imbalan berupa bunga. Demikian pula, atas pemberian pinjaman

itu bank mengenakan bunga kepada para peminjam. Diakui bahwa peran bank konvensional itu

telah mampu memenuhi kebutuhan manusia, dan aktivitas perbankan dapat dipandang sebagai

Page 5: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan kegiatan tolong-

menolong dan menghindari adanya dana-dana yang menganggur.

Pengertian Bank Syariah

Dalam perbankan konvensional terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang Syariah Islam, seperti

menerima dan membayar bunga (riba), membiayai kegiatan produksi dan perdagangan barang-

barang yang dilarang Syaraiah.

Bank Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan

prinsip-prinsip Islam. Syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta

bisnis lain yang terklait. Prinsip utama yang di ikuti oleh bank Islami itu adalah :

(a) larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi

(b) melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan

yang sah

(c) memberikan zakat

jika yang dimkasud dengan ”bank” adalah istilah bagi suatu lembaga keuangan, maka istilah

”bank” tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al Qur’an. Tetapi jika yang dimaksud adalah

sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka

semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah, bai’ (jual beli), maal(harta), yang

memiliki konotasi fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan ekonomi.

Lembaga-lembaga itu pada akhirnya bertindak sebagai individu yang dalam konteks fiqih.

Latar Belakang Bank Syariah

Berkembangnya bank-bank syariah di negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awwal

periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Para tokoh yang terlibat dalam kejadian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam

Rahardjo, A.M, Saefudin, M. Amien Azis. Beberapa uji coba pada skala yang relative terbatas

terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah Baitut Tamwil-Salman, Bandung yang sempat

tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni

Koperasi Ridho Gusti.

Akan tetapi prakarsa lebih khusus untuk mendirikan Bank Islam di Indonesiabaru dilakukan pada

tahun 1990-an. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990

menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil

Page 6: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang

berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta, 22-25 Agustus1990. berdasarkan amanat khusus Munas

IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja

yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatandan konsultasidengan semua

pihak terkait.

Prinsip Syariah

Prinsip Perbankan Syariah di Indonesia pertama kali dikenakan kepada masyarakat pada tahun

1992 dengan diberlakukannya UU No. 7/1992 tentang Perbankan. Meskipun Undang-undang ini

dianggap belum memberiakan landasan hukum yang kuat terhadap pengembangan Perbankan

Syariah karena hanya mengatur bank bagi hasil dan belum secara tegas mengatur mengenai

keberadaan bank berdasarkan prinsip syariah. Namun keberadaan UU No 7 tahun 1992 ini

merupakan titik awal dari perkembangan perbankan syariah di Indonesia yang diikuti berdirinya

bank umum syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992.

Ketentuan tentang kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syariah dalam UU No. 7 tahun 1992

sangat terbatas yakni hanya menyangkut kegiatan pembiayaan dan tidak di atur tentang

penghimpunan dana. Untuk itu diberlakukannya undang-undang baru yang lebih jelas dan

lengkap yaitu UU No. 10 tahun 1998 sebagai amandemen UU No. 7 tahun 1992 yang diikuti

dengan dikeluarnya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi BI atau Peraturan

Bank Indonesia memberikan landasan operasionalsyariah di Indonesia, baik dari segi

kelembagaan maupun landasan operasional syariah.

Beberapa perubahan penting dalam UU No. 10 tahun 1998 antara lain sebagai berikut :

1. Dalam rangka memperluas jangkauan perbankan syariah oleh Bank Perkreditan

Rakyat, khususnya untuk mayarakat golongan ekonomi lemah/ pengusaha kecil

dalam kenyataannya terdapat baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan, maka

persyaratan bahwa pendirian dan atau pembukaan kantor BPR harus dilakukan

diwilayah kecamatan dihapuskan, dengan demikian BPR dapat didirikan dan

membuka kantor di seluruh wilayah Indonesia.

2. Bank Umum dan BPR dapat menjalankan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah, khususnya bagi bank umum yang selama ini

menjalankan kegiatan usaha secara konvensional dapat membuka cabang perusahaan

untuk kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

(Sumber : Zainul Arifis ” Memahami Bank Syariah ”: Alvabet Hal 136)

Page 7: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

“ Prinsip Syariah adalah perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk

menyimpan dana dan pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai

dengan syariah ”

(Sumber : Kasmir, ”Dasar-dasar Perbankan”, PT. Raja Grafindo Persada)

Prinsip Investasi Syariah

Investor / Investor /

Shahibul maal Shahibul maal

Masyarakat / Mudharabah

Gambar 2.1

(Sumber Muhammad Syafi’i Antolo, ”Bank Syariah:Dari Teori ke Praktik”hal 61)

Dasar Hukum Bank Islam

Bank Islam mempunyai dasar-dasar hukum dalam menjalankan kegiatannya. Adapun landasan

hukumnya adalah:

1. PP No. 72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil

2. UU No. 7 tahun 1992 Jo UU Perbankan No. 10 tahun 1998

3. SK Direktur Bank Indonesia No. 32/34/Kep/dir K So BI No. 32/2/UPPB tanggal 12

Mei 1999 tentang bank umum berdasarkan prinsip syariah.

Perbedaan Antara Bank Syariah Dengan Bank Konvensional

Perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada landasan falsafah

yang dianutnya. Bank Islam tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktifitasnya,

sedangkan bank konvensional menerapkan sistem bunga dalam seluruh aktifitasnnya bahkan

menjadi salah satu sumber pendapatan bank. (Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,

2002)

Page 8: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Dari sisi operasionalnya, dana yang diamnahkan oleh nasabah kepada Bank Islam dapat berupa

titipan maupun investasi, hal ini berbeda dengan deposito pada bank konvensional diman dengan

jelas deposito pada bank konvensional adalah upaya membungakan uang. Konsep dana titipan

pada bank syariah berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank Islam harus dapat

memenuhinya. Adapun investasi berbeda dengan membungakan uang. Setiap kesempatan untuk

memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya pula terdapat resiko untuk

menerima kerugian. Konsep inilah yang menjadi ciri khas bank Islam dimana bank dengan

nasabah sama-sama salaing berbagi baik keuntungan maupun resiko.

Dari aspek tanggung jawab sosial, bank Islam berkewajiban untuk membayar zakat serta

mengelolanya.

Dari sisi organisasi, dalam bank Islam diharuskan adanya suatu lembaga yang mengawasi baik

operasional maupun produk yang dikembangkan agar sesuai dengan ketentuan syariah. Lembaga

pengawasan tersebut disebut dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Sumber-sumber Dana Bank Syariah

Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk uang tunai, atau

aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai

oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan

atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat

tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus atau secara berangsur-angsur. Berdasarkan data

empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik bank itu sendiri, ditambah cadangan

modal yang berasal ari akumulasi keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya sebesar

7% sampai 8% dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari

masyarakat, lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas dari bank sentral.

Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary

economic activities), baik secara langsung melalui transaksi seperti perdagangan, industri

manufaktur, sewa-menyewa dan lain-lain. Atau secara tidak langsung melalui penyertaan modal

guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.

Berdasarkan prinsip tersebut bank Syariah dapat menarik dana pihak ketiga tau masyarakat

dalam bentuk :

 Titipan (wadi’ah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya

(guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan;

Page 9: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

 Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko () untuk investasi umum () dimana

bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portofolio yang

didanai dengan modal tersebut;

 Investasi khusus (special investmentaccount/mudharabah muqayyadah) dimana bank

bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee; jadi bank tidak ikut

berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investaasi itu.

Dengan demikian sumber dana bank Syariah terdiri dari :

1. Modal inti (core capital)

2. Kuasi ekuitas (mudharabah account) dan

3. Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)

Produk Dana Bank Syariah

Pada dasarnya produk dana bank konvensional dengan bank syariah sama yaitu giro, tabungan

dan deposito namun dalam bank syariah terdapat perbedaan prinsipil seperti yang dijelaskan

berikut ini ;

1. Giro

Nasabah yang membuka rekening giro berarti melakukan akad wadi’ah (titipan). Ada

dua macam yaitu : Wadi’ah Yad Al-Amanah adalah titipan yang dilakukan dengan

kondisi penerima titipan (bank) tidak wajib mengganti jika terjadi kerusakan dan

Wadi’ah Yad Dhamanah adalah titipan yang dilakukan dengan penerima titipan

bertanggung jawab atas nilai (bukan fisik) dari uang yang dititipkan.

2. Tabungan

Page 10: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Akad yang dilakukan oleh bank syariah dalam tabungan ada dua yaitu : Wadi’ah dan

Mudharabah. Tabungan yang menggunakan prinsip wadi’ah artinya tabungan ini

mendapatkan keuntungan karena titipan dapat diambil sewaktu-waktu dengan

menggunakan buku tabungan dan kartu ATM. Tabungan yang menerapkan prinsip

seperti ini akan mempunyai keuntungan sebagai berikut :

a. Keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara pemilik uang dan

mudharib.

b. Adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian

keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu

perlu waktu yang cukup.

3. Deposito

Deposito dalam bank syariah ditetapkan sebagai akad mudharabah. Pemilik uang

sebagai nasabah (deposan) sedangkan bank sebagai mudharib. Tenggang waktu

merupakan salah satu sifat deposito bahkan dalam deposito terdapat pengaturan

waktu seperti 30 hari, 90 hari dan sebagainya.

Sistem Penghimpunan Dana Al-Mudharabah

”Mudharabah adalah kerjasama usaha dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul

maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian

pembagian keuntungan”. Bentuk ini menegaskan kerjasama dalam panduan kontribusi 100%

modal kas dari shahibul maaldan keahlian dari mudharib.

(Sumber : Bank Jabar Syariah)

Sedangkan menurut ensiklopedia hukum Islam bagi hasil (Al-Mudharabah) adalah ”Pemilik

modal menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang untuk diusahakan dikelola, sedangkan

keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama.” Jadi yang dimaksud dengan sistem

bagi hasil adalah ”suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian laba hasil usaha antara

penyedia dana dengan pengelola dana.”

Ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut :

Page 11: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus

diserahkan tunai, apabila modal diserahkan secara bertahap maka harus jelas

tahapannya dan disepakati bersama.

- Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan atau

waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian

kecuali akibat kelalaian dan penyimpanagn pihak nasabah, seperti penyelewengan,

kecurangan dan penyalahgunaan dana.

- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak

mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji dengan

sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran

kewajiban, maka ia dapat dikenakan sanksi administrasi.

a. Rukun Mudharabah

1. Pemilik modal (shahibul maal)

2. Pemilik usaha (mudharib)

3. Proyek/usaha (amal)

4. Modal (ra’sul maal)

5. Ijab kabul (sighat

Page 12: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

6. Nisbah bagi hasil

b. Jenis-jenis Mudharabah

Pada dasarnya prinsip mudharabah diaplikasikan pada produk tabungan dan deposito

berjangka. Ada dua macam prinsip mudharabah yaitu :

1. Mudharabah Muthlaqah atau URIA (Unrestriced Invesment Account

Dalam Mudharabah Muthlaqah ini tidak ada akad pembatasan bagi bank dalam

menggunakan dana yang dihimpun. Dari penerapan mudharabah muthlaqah ini

dikembangkan produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat 2 jenis

penghimpunan dana, yaitu: tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

Ketentuan umum dalam produk ini adalah :

a. Bank dan pemilik dana terlebih dahulu mencapai kesepakatan

mengenai nisbah.

b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan

sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM atau alat penariakn

lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank wajib

memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito

kepada deposan.

c. Deposito Mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka

waktu yang telah disepakati.

Page 13: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

d. Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan dan

deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah.

2. Mudharabah Muqayyadah atau RIA

Mudharabah (RIA) ini ada dua jenis yaitu :

a. Mudharabah muqayyadah on balance sheet ;

Jenis mudharabah ini merupakan simpaan khusus (Resricted Invesment) dimana pemilik dana

harus dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya

disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau diisyaratkan digunakan dengan akad

tertentu atau diisyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu.

Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut :

 sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus.

 untuk deposito Mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan

(bilyet) deposito kepada deposan.

b. Mudharabah muqayyadah off balance sheet ;

jenis mudharabah ini merupakan penyaluaran dana mudharabah lansung kepada pelaksana

usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang mempertemukan antara

pemilik dana dengan pelaksana usaha.

Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam

mencari bisnis (pelaksana usaha).

Karakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut :

 Sebagai tanda simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus.

 Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang

diamanatkan oleh pemilik dana.

 Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara

pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil dan prinsip lainnya.

Page 14: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Pengertian Deposito

Deposito adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat

dilakukan dalam janka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang

bersangkutan. Dalam praktek kita mengenal dengan adanya ”deposito berjangka” dan ”sertifikat

deposito”. Definisi deposito berjangka adalah seperti yang termaksud dalam pengertian deposito

diatas. Bila waktu yang ditentukan telah habis deposan dapat :

 Menarik deposito berjanka tersebut, atau

 Memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan.

Bank Indonesia menjamin sepenuhnya pembayaran kembali deposito berjangka pada

tanggal pelunasannya. Tidak seluruh deposito berjangka dijamin oleh Bank Indonesia. Deposito

berjangka yang diterbitkan (dijual) oleh bank komersial asing atau bank komersial swasta

nasional, tidak dijamin kecuali oleh bank-bank pemerintah.

Pemerintah tidak akan mengadakan pengusutan untuk keperluan pajak mengenai asal-

usul uang yang didepositokan. Pemerintah idak akan mengenakan pajak kekayaan terhadap

simpanan deposito berjangka, dan pajak pendapatan terhadap bunga deposito. Jangka waktu

dipilih sesuai kebutuhan, yaitu :

 Satu bulan

 Tiga bulan

 Enam bulan

 Dua belas bulan

Tarif bunga diberikan dengan sangat menarik sesuai dengan perkembangan pasar.

Deposito berjangka dikeluarkan atas nama pembelinya.

Pengertian Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk,

yang dengan izin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat

Page 15: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

diperjual belikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga. Bunganya dibayar dimuka dalam

arti dipotong dari harga nominalnya pada waktu sertifikat itu dibeli. Sertifikat deposito dapat

diperjual belikan dan jangka waktu yang dimaksudkan biasanya adalah 1 minggu, 2 minggu atau

kurang dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Bunga yang diberikan sebagai imbalan oleh

setiap bank yang menerbitkan sertifikat deposito berbeda satu sama lain, perbedaannya

tergantung dari kemampuan dan kebutuhan bank yang bersangkutan atas data yang ingin ditarik

dari masyarakat.

Pengertian Deposito Mudharabah

Deposito ini dijalankan dengan prinsip Mudharabah Muthlagoh, karena pengelolaan dana

diserahkan sepenuhnya kepada mudharib (pengelola). Deposito ini merupakan simpanan dana

dengan akad mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya oleh

bank untuk dikelola atau bertindak sebagai mudharib dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah

yang disepakati sejak awal. Jangka waktu penarikannya ada yang 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan

ada yang 12 bulan.

Perbedaan Deposito Mudharabah dengan Konvensional

Sepintas bahwa deposito di bank syariah dengan yang berlaku di bank konvensional hampir tidak

ada perbedaan. Hal ini disebabkan secara mekanis harus mengikuti konsep perbankan secara

umum. Akan tetapi jika diamati secara mendalam, terdapat perbedaan besar diantara keduanya.

a. Perbedaan pada akad (perjanjian)

Pada bank syariah, semua akad yang berlaku harus berdasarkan dengan akad yang dibenarkan

syariah. Dengan demikian, segala transaksi yang terjadi harus sesuai dengan kaidah atau aturan

yang berlaku pada akad-akad muamalah. Pada bank konvensional, transaksi pembukuan deposito

dan tabungan berdasarkan akad atau perjanjian titipan namun tidak mengikuti prinsip manapun

dalam muamalah syariah.

b. perbedaaan pada imbalan yang diberikan

bank konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung keuntungan.

Artinya bunga yang dijanjikan dimuka kepada nasabah penabung merupakan ongkosyang harus

dibaya oleh bank. Karena itu bank harus menjual kepada nasabah yang lain (peminjam) dengan

biaya yang lebih tinggi. Keuntunagn yang didapat dinamakan spread. Sedangkan pada perbankan

syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima akan disalurkan

kepada pembiayaan, dan keuntungan yang didapat akan dibagi dua antara bank dengan nasabah

sesuai dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.

Kajian Penelitian Sejenis

Page 16: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Dengan berpedoman pada beberapa hasil penelitian ilmiah yang memiliki kesamaan topik, maka

penulis termotivasi untuk melakukan pengamatan dan membuat penulisan ilmiah dengan topik

Sistem Perhitungan bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesi.Tbk.”

dan penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan bagi hasil dan perhitungan

bunga.

Beberapa penelitian sejenis, sangat membantu penulis untuk melengkapi informasi-informasi

yang berkaitan dengan topik yang dipilih penulis.

Alat Analisis

Pada konsep bank syariah tidak membenarkan adanya penentuan awal atau didepan terhadap

sesuatau yang tidak pasti. Dengan kata lain tidak akan pernah mengetahui jumlah imbalan yang

akan diberikan kepada pemilik dana (penabung) sebelum diketahui terlebih dahulu perolehan

pendapatan dari hasil penyaluran dana pada bank selama sebulan.

Adapun variabel yang menentukan besarnya bagi hasil adalah :

1. Total nilai investasi, dan total dana masyarakat selama satu bulan

2. Pendapatan bank

3. Nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank.

MetodologiObjek Penelitian

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia

milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di

Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding)

yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut

dari Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat dengan Akta

Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961 dan

dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61

tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk

pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.

Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat,

dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor 11/PD-DPRD/72 tanggal 27 Juni 1972

Page 17: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

tentang kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan

daerah yang berusaha di bidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa

Barat nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan

Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat.

Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank

Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR

tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan “

Bank Jabar “ dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan

perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4

Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah

dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Dalam rangka memenuhi

permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berlandaskan Syariah, maka sesuai

dengan izin Bank Indonesia No. 2/ 18/DpG/DPIP tanggal 12 April 2000, sejak tanggal 15 April

2000 Bank Jabar menjadi Bank Pembangunan Daerah pertama di Indonesia yang menjalankan

dual banking system, yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan

dengan sistem syariah. Berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-

LB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat tanggal 3 Juli 2007 di Bogor, sesuai dengan

Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/63/KEP.GBI/2007 tanggal 26 November 2007

tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat menjadi

Izin Usaha Atas Nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten serta SK Direksi

Nomor 1065/SK/DIR-PPN/2007 tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah

menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name)

Bank Jabar Banten.

Data/ variabel yang digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa :

1. Data rekening deposito mudharabah dengan nisbah umum tahun 2009

2. Sejarah berdirinya perusahaan, perkembangan serta kegiatan perusahaan dan struktur

organisasi.

Metode Pengumpulan Data

1. Metode Kepustakaan

Page 18: Jurnal Analisis Sistem Bagi Hasil Deposito Pada PT Bank Jabar Syariah

Yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang dapat membantu penulis dalam

menyusun penulisan ilmiah ini.

2. Metode Interview

yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak perusahaan yang menangani

suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.

http://www.dewisayangcatur.blogspot.com/2010/05/jurnal-analisis-sistem-bagi-hasil.html