bab ii landasan teori · bab ii landasan teori 2.1. dana pihak ketiga menurut ... 1. deposito yang...

12
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut Kasmir (2012:71) menyatakan bahwa: kemampuan bank memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber-sumber dana bank harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kemudahan untuk memperolehnya, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memeperoleh dana tersebut. Dalam praktiknya dana yang tersedia sangat beragam dengan berbagai persyaratan pula dalam hal ini bank harus pintar menetukan untuk apa dana tersebut digunakan, seberapa besar dana yang dibutuhkan sehingga tidak salah dalam menetukan pilhan. Sumber dana yang dapat dipilih disesuaikan dengan penggunaan dana. Salah satu sumber dana tersebut dapat diperoleh dari masyarakat luas. Secara umum menurut kasmir (2012:72) kegiatan pengimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Simpanan Giro (Demand Deposit). 2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit). 3. Simpanan Deposito (Time Deposit). 2.1.1. Simpanan Giro (Demand Deposit) Pengertian simpanan giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 dalam Kasmir (2012:76) adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Upload: others

Post on 28-Mar-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Dana Pihak Ketiga

Menurut Kasmir (2012:71) menyatakan bahwa:

kemampuan bank memperoleh sumber-sumber dana yang diinginkan sangat

mempengaruhi kelanjutan usaha bank. Dalam mencari sumber-sumber dana bank

harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kemudahan untuk

memperolehnya, jangka waktu sumber dana serta biaya yang harus dikeluarkan

untuk memeperoleh dana tersebut. Dalam praktiknya dana yang tersedia sangat

beragam dengan berbagai persyaratan pula dalam hal ini bank harus pintar

menetukan untuk apa dana tersebut digunakan, seberapa besar dana yang

dibutuhkan sehingga tidak salah dalam menetukan pilhan. Sumber dana yang

dapat dipilih disesuaikan dengan penggunaan dana. Salah satu sumber dana

tersebut dapat diperoleh dari masyarakat luas.

Secara umum menurut kasmir (2012:72) kegiatan pengimpunan dana ini dibagi

ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Simpanan Giro (Demand Deposit).

2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit).

3. Simpanan Deposito (Time Deposit).

2.1.1. Simpanan Giro (Demand Deposit)

Pengertian simpanan giro menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun

1998 tanggal 10 November 1998 dalam Kasmir (2012:76) adalah simpanan yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,

sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

9

Sedangkan menurut Kasmir (2012:77) “Simpanan giro adalah dana simpanan

pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Artinya adalah bahwa

uang yang disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah

memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan, misalnya waktu jam kantor,

keabsahan dan kesempurnaan cek, serta saldonya yang tersedia.

Giro menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008 dalam

Al-arief (2010:35) adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,sarana perintah

pembayaran lainnya, atau perintah pemindah bukuan.

Sedangkan menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No. 01/DSN-MUI/IV/2000

disebutkan bahwa giro dalam Al-arief (2010:35) adalah simpanan dana yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan penggunaan cek, bilyet giro, sarana

perintah lainnya, atau dengan pemindahbukan.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan simpanan giro adalah simpanan

dana yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet

giro dan sarana perintah lainnya.

2.1.2. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998

dalam Kasmir (2012:93) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 tahun 2008 Tabungan

dalam Al-arief (2010:34) adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau

investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan

ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet

giro, dan/atau alat lainnya uang dipersamakan dengan itu.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

10

Sedangkan menurut Al-arief (2010:34) Tabungan adalah bentuk simpanan

nasabah yang bersifat likuid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil

sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang

ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan

dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang lebih minimal biaya bagi

pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkannya pun kecil namum biasanya

jumlah nasabah yang digunakan tabungan lebih banyak daripada produk

penghimpunan yang lain.

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/VI/2000 dalam Al-arief

(2010:34), tabungan ada dua jenis, yaitu:

1. Tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan

dengan berdasarkan perhitungan bunga.

2. Tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yakni tabungan yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

2.1.3. Simpanan Deposito (Time Deposit)

Pengertian deposito menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dalam

Kasmir (2012:102) simpanan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan

dengan bank.

Deposito menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008

dalam Al-arif (2010:35) adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah

penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS).

Sedangkan menurut Al-arif (2010:35) deposito adalah bentuk simpanan nasabah

yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan bagi

hasilnya lebih tinggi daripada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

11

jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati, sehingga

nasbah tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo yang telah

disepakati, akan tetapi bagi hasil yang ditawarkan jauh lebih tinggi daripada

tabungan biasa maupun tabungan berencana.

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 03/DSN-MUI/VI/2000 dalam Al-arief

(2010:35) deposito terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yaitu deposito yang

berdasarkan perhitungan bunga.

2. Deposito yang dibenarkan secara syariah yaitu deposito yang berdasarkan prinsip

mudharabah.

Dari beberapa teori di atas simpanan deposito adalah simpanan yang

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

nasabah.

2.2. Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 dalam buku Al-arif (2010:41)

tentang perbankan syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan

dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

2. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiyah bittamlik.

3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisha.

4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qaradh.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

12

5. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

Sedangkan pembiayaan menurut Al-Arief (2010:42) “pembiayaan adalah

Pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lai,

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang

telah direncanakan”.

Pembiayaan dalam perbankan Syariah menurut Al Harran dalam Al Arief

(2010:42) dapat dibagi tiga.

1. Return bearing financing, yaitu bentuk pembiayaan yang secara komersial

menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung risiko kerugian dan

nasabah juga memberikan keuntungan.

2. Return free financing, yaitu bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari

keuntungan yang lebih ditujukan kepada orang yang membutuhkan (poor),

sehingga tidak ada keuntungan yang dapat diberikan.

3. Charity financing, yaitu bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada

orang miskin dan membutuhkan, sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dan

keuntungan.

2.2.1. Pembiayaan Mudharabah

Menurut Ismail (2014:168) “Pembiayaan mudharbah merupakan akad

pembiayaan antara bank syariah sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai

mudharib untuk melaksanakan kegiatan usaha di mana bank syriah memberikan

modal sebanyak 100% dan nasabah menjalankan usahanya. Hasil usaha atas

pembiayaan mudharabah akan dibagi antara bank syariah dan nasabah dengan

nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada saat akad.”

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

13

Sedangkan menurut Al-arif (2010:52) “Pembiayaan mudharabah adalah kerja

sama antara dua atau lebih pihak, pengelola modal (Shahibul maal) mempercayakan

sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu peerjanjian pembagian

keuntungan”.

Terdapat dua pihak yang melaksanakan perjanjian kerja sama pembiayaan

mudharabah menurut Ismail (2014:170) adalah:

1. Bank Syariah

Bank menyediakan dana untuk membiayai proyek atau usaha yang memerlukan

pembiayaan. Bank syariah menyediakan dana 100% disebut dengan shahibul

maal.

2. Nasabah/Pengusaha

Nasabah yang memerlukan modal dan menjalankan proyek yang dibiayai oleh

bank syariah. Nasabah pengelola usaha yang dibiayai 100% oleh bank syariah

dalam akad mudharabah disebut dengan mudharib.

Menurut Ismail (2014:169) Bank syariah memberikan pembiayaan mudharabah

kepada nasabah atas dasar kepercayaan, karena dalam pembiayaan mudharabah bank

syariah tidak ikut campur dalam menjalankan proyek usaha nasabah yang telah diberi

modal 100%.

Biasanya pembiayaan dengan akad mudharabah dilakukan dalam kebutuhan

pembiayaan aneka barang, perumahan dan properti.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

14

2.2.1.1. Ketentuan Pembiayaan Mudharabah

Menurut Ismail (2014:170) Beberapa ketentuan pembiayaan mudharabah

antara lain:

1. Pembiayaan mudharabah digunakan untuk usaha yang bersifat produktif.

Menurut jenis penggunaannya pembiayaan mudharabh diberikan untuk

pembiayaan investasi dan modal kerja.

2. Shaibul maal (bank syariah/unit usaha syariah) membiayai 100% suatu proyek

usaha, dan mudharibah (nasabah pengelola usaha) bertindak sebagai pengelola

proyek usaha.

3. Mudharib boleh melaksanakan berbagai macam usaha sesuai dengan akad yang

telah disepakati bersama antara bank syariah dan nasabah. Bank syariah tidak

ikut serta dalam mengelola perusahaan, akan tetapi memiliki hak untuk

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja mudharib.

4. Jangka waktu pembiayaan, tata cara pengawasan dan pengawasan terhadap

kinerja mudharib.

2.2.2. Pembiayaan Musyarakah

Menurut Ismail (2014:176) menyimpulkan bahwa:

Al-musyarakah merupakan akad kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih

dalam menjalankan usaha, dimana masing-masing pihak menyertakan

modalnya sesuai dengan kesepakatan, dan bagi hasil atas usaha bersama

diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai kesepakatan bersama.

Dalam syirkah, dua orang atau lebih mitra menyumbang untuk membarikan

modal guna menjalankan usaha atau melakukan investasi untuk suatu usaha.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

15

Hasil usaha atas mitra usaha dalam syirkah akan dibagi sesuai dengan nisbah

yang tealh disepakati oleh pihak-pihak yang berserikat

Sedangkan menurut Al-arief (2010:50) “Pembiayaan musyarakah adalah akad

kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan

dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan”.

Biasanya pembiayaan dengan akad musyarakah dilakukan untuk pembiayaan

modal kerja dan pembiayaan investasi.

.

2.2.2.1. Ketentuan Pembiayaan Musyarakah

Ketentuan-ketentuan pembiayaan musyarakah menurut Ismail (2014:179) adalah

sebagai berikut:

1. Ijab dan Kabul

Ijab dan kabul harus dinyatakan dengan jelas dalam akad dengan memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

a. Penawaran dan permintaan harus jelas dituangkan dalam tujuan akad.

b. Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak.

c. Akad dituangkan secara tertulis.

2. Pihak yang Berserikat

a. Kompeten

b. Menyediakan dana sesuai dengan kontrak dan pekerjaan/proyek usaha.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

16

c. Memiliki hak untuk mengelola bisnis yang sedang dibiayai atau memberi

kuasa kepada mitra kerjanya untuk mengelolanya.

d. Tidak diizinkan menggunkan dana untuk kepentingan sendiri.

3. Objek Akad

a. Modal:

1) Modal dapat berupa uang tunai atau aset yang dapat dinilai. Bila modal

tetap dalam bentuk aset, maka aset ini sebelum kontrak harus dinilai dan

disepakati oleh masing-masing mitra.

2) Modal tidak boleh dipinjamkan atau dihadiahkan ke pihak lain.

3) Pada prinsipnya bank syariah tidak harus meminta anggunan, akan tetapi

untuk menghindari wanprestasi maka bank syariah diperkenankan meminta

agunan dari nasabah/mitra kerja.

b. Kerja:

1) Partisipasi kerja dapat dilakukan bersama-sama dengan porsi kerja yang

tidak harus sama, atau salah satu mitra memberi kuasa kepada mitra kerja

lainnya untuk mengelola usahanya.

2) Kedudukan mitra harus tertuang dalam kontrak.

c. Keuntungan/Kerugian:

1) Jumlah keuangan harus dikuantifikasikan.

2) Pembagian keuntungan harus jelas dan tertuang dalam kontrak. Bila rugi,

maka kerugian akan ditanggung oleh masing-masing mitra berdasarkan

porsi modal yang diserahkan.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

17

2.3. Konsep Dasar Perhitungan

2.3.1. Koefisien Korelasi

Menurut Supranto (2010:161) memberikan pernyataan bahwa “kuat tidaknya

hubungan antara X dan Y apabila dapat dinyatakan dengan fungsi linear (paling tidak

mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi.”

Menurut Sunyoto (2011:57) “Analisa korelasi adalah mengukur hubungan atau

asosiasi antara salah satu variabel bebas X dan variabel terikat Y yang diduga ada

hubungan dengan salah satu variabel bebas tersebut, besarnya bersifat konstan atau

tetap.”

Sedangkan menurut Supranto (2010:161) mengatakan bahwa “Koefisien

korelasi adalah hubungan dua variabel, ada yang positif dan negatif.”

Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada

umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Sebaliknya dikatakan negatif bila

kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh penurunan (kenaikan) Y.

Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. jadi, jika r =

koefisien korelasi, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut: -1 ≤ r ≤ 1. artinya :

jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan

sangat kuat dan positif). jika r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif

(mendekati -1, yaitu gubungan sangat kuat dan negatif).

jika r = 0 hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

18

Rumus koefisien korelasi dapat dinyatakan sebagai berikut:

r = ��∑���∑��∑�

����∑� �∑� ����∑� �∑�²

2.3.2. Koefisien Determinasi

Menurut Atmaja (2009:170) “Koefisien determinasi menunjukkan presentase

fluktuasi atau variasi suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh

variabel lain (X). Koefisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan

(r2).”

Rumus koefisien determinasi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Koefisien Determinasi = r� x 100%

2.3.3. Persamaan Regresi

Menurut Sunyoto (2011:9) “Analisis regresi adalah suatu analisis yang

mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terkait.”

Menurut Atmaja (2009:165) “Analisis regresi adalah suatu proses melakukan

estimasi untuk memperoleh suatu hubungan fungsional antara variabel acak Y dengan

variabel X.”

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dana Pihak Ketiga Menurut ... 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah ... Deposito yang dibenarkan secara syariah

19

Analisis regresi sederhana adalah analisis regresi antara satu variabel y dan

satu variabel x. hubungan antara variabel y dan variabel x dapat linier atau bukan

linier.

Persamaan regresi adalah suatu persamaan matematis yang mendefiniskan

suatu hubungan antara 2 variabel. Persamaan regresi digunakan untuk memprediksi

nilai Y untuk nilai X tertentu.

Rumus persamaan regresi linier sederhna

Y = a + bX

Untuk menghitung a dan b digunakan rumus sebagai berikut:

b =n �∑XY − �∑X�∑Y

n �∑X� − �∑X

# = ∑Y

n− b

∑Xn

Dimana:

Y= Variabel Akibat

X= Variabel Faktor Penyebab

a= Konstanta

b= Koefesien Regresi