jurnal analisis kelayakan usahapublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1039/1/...kita,...

44
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN RUMAH MAKAN ” IBU SRI” Radityo Kusumo Hikmah Adi Nugroho Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok E-mail : [email protected] Dosen Pembimbing : 1. Dr. rer. pol. Sudaryanto, MSc 2. Ir. Ina Siti Hasanah, MT ABSTRAKSI Penulisan tugas akhir ini tentang analisis kelayakan usaha pendirian rumah makan “Ibu Sri” di Jln. Keadilan, Depok Timur. Karena studi kelayakan merupakan aspek yang sangat penting dalam hal pendirian atau pengembangan suatu usaha. Studi kelayakan adalah suatu studi yang mempelajari tentang layak atau tidaknya suatu usaha dapat didirikan atau dikembangkan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin mengetahui berbagai aspek studi kelayakan pada pendirian rumah makan “Ibu Sri” serta layak atau tidaknya usaha dilaksanakan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek keuangan, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, aspek dampak lingkungan. Dalam hal ini alat analisa data yang digunakan adalah metode payback period (PP), yaitu suatu metode yang mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode net present value (NPV), yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Metode Internal rate of return (IRR), yaitu untuk mencari tingkat bunga. Metode profitability index (PI), yaitu untuk mencari nilai keuntungan dan metode average rate of return (ARR), yaitu cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rrta-rata laba sebelum pajakdengan rata-rata investasi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP memperoleh hasil, yaitu 3 tahun 8 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 264.791.967. IRR bernilai 28,730% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 28%. PI lebih besar dari 1,00 yaitu 1,67 menyatakan bahwa setiap Rp. 1 yang di investasikan menghasilkan RP 1,67 dan ARR bernilai 6,8%. Kata Kunci : Kelayakan Usaha. 1. PENDAHULUAN Ditengah-tengah kondisi perekonomian yang serba sulit ini, peluang untuk mendapatkan pekerjaan menjadi tambah sulit. Berbagai cara ditempuh orang agar mereka tidak menjadi pengangguran. Salah satu alternatifnya adalah memulai sebuah bisnis baru. Ada banyak peluang yang bisa dilakukan dan semuanya ada di depan mata

Upload: tranthuy

Post on 12-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KELAYAKAN USAHA

PENDIRIAN RUMAH MAKAN ” IBU SRI”

Radityo Kusumo Hikmah Adi NugrohoJurusan Teknik IndustriUniversitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, DepokE-mail : [email protected]

Dosen Pembimbing : 1. Dr. rer. pol. Sudaryanto, MSc2. Ir. Ina Siti Hasanah, MT

ABSTRAKSI

Penulisan tugas akhir ini tentang analisis kelayakan usaha pendirian rumahmakan “Ibu Sri” di Jln. Keadilan, Depok Timur. Karena studi kelayakan merupakanaspek yang sangat penting dalam hal pendirian atau pengembangan suatu usaha. Studikelayakan adalah suatu studi yang mempelajari tentang layak atau tidaknya suatu usahadapat didirikan atau dikembangkan.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis ingin mengetahui berbagai aspekstudi kelayakan pada pendirian rumah makan “Ibu Sri” serta layak atau tidaknya usahadilaksanakan. Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis danteknologi, aspek keuangan, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan sumberdaya manusia, aspek hukum, aspek dampak lingkungan. Dalam hal ini alat analisa datayang digunakan adalah metode payback period (PP), yaitu suatu metode yangmengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Metode net present value (NPV), yaitumetode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akandatang. Metode Internal rate of return (IRR), yaitu untuk mencari tingkat bunga.Metode profitability index (PI), yaitu untuk mencari nilai keuntungan dan metodeaverage rate of return (ARR), yaitu cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bungadengan cara membandingkan antara rrta-rata laba sebelum pajakdengan rata-ratainvestasi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP memperoleh hasil,yaitu 3 tahun 8 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. NPVbernilai positif, yaitu Rp. 264.791.967. IRR bernilai 28,730% lebih besar dari tingkatbunga yang telah ditetapkan yaitu 28%. PI lebih besar dari 1,00 yaitu 1,67 menyatakanbahwa setiap Rp. 1 yang di investasikan menghasilkan RP 1,67 dan ARR bernilai 6,8%.

Kata Kunci : Kelayakan Usaha.

1. PENDAHULUAN

Ditengah-tengah kondisi perekonomian yang serba sulit ini, peluang untuk

mendapatkan pekerjaan menjadi tambah sulit. Berbagai cara ditempuh orang agar

mereka tidak menjadi pengangguran. Salah satu alternatifnya adalah memulai sebuah

bisnis baru. Ada banyak peluang yang bisa dilakukan dan semuanya ada di depan mata

kita, tetapi masalahnya adalah cara kita memaksimalkannya peluang bisnis tersebut.

Mungkin modal merupakan salah satu alasan utama untuk memulai sebuah bisnis baru.

Rumah makan merupakan bisnis usaha yang menjanjikan. Bisnis usaha seperti

ini bila dikembangkan dengan teknik dan pendekatan pasar yang benar akan

mendatangkan keuntungan yang besar bagi pemiliknya, oleh sebab itu tidak sedikit para

pengusaha yang melirik bisnis ini, termasuk salah satu perusahaan atau jenis usaha yang

baru akan didirikan, yaitu Rumah Makan Ibu Sri yang akan mencoba memulai usaha

bisnis rumah makan.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang studi

kelayakan bisnis terhadap Rumah Makan Ibu Sri yang bergerak di bidang usaha bisnis

rumah makan yang ditinjau dari aspek-aspek yang terkait dengan studi kelayakan.

Rumah Makan Ibu Sri adalah suatu jenis usaha yang bergerak dalam bidang

bisnis makanan atau kuliner yang akan direncanakan berada di daerah Depok Timur.

Sebelum jenis usaha ini berdiri perlu dilakukan suatu studi kelayakan mengenai jenis

usaha yang akan dijalankan. Maksud dilakukannya studi kelayakan ini, yaitu apa yang

menyebabkan usaha itu semakin lama semakin berkembang, apakah investasi pada

pendirian “Rumah Makan Ibu Sri” layak untuk dilaksanakan dan dalam jangka waktu

berapa lama usaha Rumah Makan ini dapat mengembalikan investasinya

Untuk itu perlu dilakukannya suatu penelitian tentang studi kelayakan bisnis

yang akan ditinjau dari berbagai aspek yang terkait. Studi kelayakan ini untuk

mengetahui besarnya dana investasi yang dibutuhkan, market pasar yang ada, dan

kendala apa saja yang mungkin terjadi dalam proses mendirikan jenis usaha rumah

makan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk

melakukan analisa kelayakan usaha pendirian rumah makan “Ibu Sri” ditinjau dari

berbagai aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek

keuangan, aspek sosial dan ekonomi, aspek manajemen dan sumber daya manusia,

aspek hukum, aspek dampak lingkungan.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Ada beberapa definisi dari pengertian Studi Kelayakan Bisnis menurut

beberapa ahli. Berikut ini definisi dari pengertian studi kelayakan bisnis, yaitu kegiatan

untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu

kegiatan usaha atau proyek.

Maksud dari sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh disini adalah pada

akhir-akhir ini telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama masyarakat yang

bergerak dalam bidang dunia usaha. Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang

ada dalam kegiatan dunia usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana

kegiatan atau kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat bila diusahakan.

Dengan demikian studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility

study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah

menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan.

Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha atau

proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam arti manfaat finansial

maupun dalam arti manfaat sosial. Layaknya suatu gagasan usaha atau proyek dalam

arti manfaat sosial tidak selalu menggambarkan layak dalam arti manfaat finansial, hal

ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003).

2.2 Fungsi Studi Kelayakan Bisnis

Dilihat dari segi perbankan dan lembaga keuangan lainnya, peranan studi

kelayakan bisnis menjadi lebih penting lagi untuk mengadakan penilaian terhadap

gagasan usaha atau proyek yang mempunyai sumber dana dari lembaga tersebut.

Dengan adanya studi kelayakan dalam berbagai kegiatan usaha atau proyek dapat

diketahui sampai seberapa jauh gagasan usaha yang dilaksakan mampu menutupi segala

kewajiban-kewajiban serta prospeknya di masa yang akan datang. Berdasarkan pada

hasil penilaian ini pula, para pihak perbankan akan menyetujui atau tidak terhadap

permintaan kredit dari usaha atau proyek yang diusulkan. Perlu juga diketahui,

penentuan kredit bukan hanya tergantung pada studi kelayakan yang diajukan, tapi juga

tergantung pada jaminan kredit, koneksi, atau hubungan antara pihak pengusaha dengan

pihak perbankan disamping bonafide tidaknya pengusaha tersebut namun demikian

peranan studi kelayakan mempunyai andil yang cukup besar dalam mendapatkan kredit.

Bagi penanam modal, studi kelayakan merupakan gambaran tentang usaha

atau proyek yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan mereka akan dapat

mengetahui prospek perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan keuntungan yang

diterima. Dengan studi kelayakan mereka akan dapat mengetahui jaminan keselamatan

dari modal yang ditanam dan berdasarkan studi kelayakan ini pula mereka akan

mengambil keputusan terhadap investasi.

Berdasarkan pada uraian ini, peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam

kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan

usaha atau proyek yang akan dilaksanakan. Demikian pula terhadap para pengusaha

ekonomi lemah, pada umumnya masalah yang dihadapi para pengusaha, selain

keterbatasan modal, juga keterbatasan sumber daya dalam melihat prospek usaha atau

proyek yang dikembangkan. Hal ini merupakan masalah baru yang memerlukan

pemecahan secara terpadu untuk pengembangan usaha. Bertitik tolak pada

permasalahan di atas, untuk meningkatkan peranan para pengusaha ekonomi lemah

dalam perekonomian nasional, selain mengatasi masalah permodalan juga diperlukan

peningkatan sumber daya melalui penataran, terutama dalam hal studi kelayakan bisnis

(Ibrahim, 2003).

2.3 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak

menguntungkan, untuk menghindari resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut

investasi dalam jumlah besar (Husnan dan Suwarsono, 2000).

2.4 Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha

Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi,

aspek manajemen dan sumber daya manusia, aspek hukum, dan aspek dampak

lingkungan (Ibrahim, 2003).

2.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran adalah inti dari penyusunan studi kelayakan .

Kendatipun secara teknis telah menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan,

tapi tidak ada artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya pemasaran dari produk

yang dihasilkan. Oleh karenanya, dalam membicarakan aspek pemasaran harus benar-

benar diuraikan secara baik dan realitis baik mengenai masa lalu maupun prospeknya di

masa yang akan datang, serta melihat bermacam-macam peluang dan kendala yang akan

dihadapi.

Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan

saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar

selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau

menciptakan pasar.

Pengertian pasar dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara

pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan-kekuatan permintaan dan

penawaran (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Pemasaran dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual

produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha

menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen

di pasar (Kasmir dan Jakfar , 2003).

2.4.1.1 Strategi Lokasi dan Distribusi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi adalah

dengan pertimbangan sebagai berikut, yaitu dekat dengan kawasan industri, dekat

dengan lokasi perkantoran, dekat dengan lokasi pasar, dekat dengan pusat

pemerintahan, dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat, mempertimbangkan

jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi, sarana dan prasarana, seperti jalan, pelabuhan,

listrik, dan lain-lain (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.1.2 Tujuan Kegiatan Pemasaran Suatu Produk atau Jasa

Tujuan kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara umum adalah

sebagai berikut memaksimalkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan

merangsang konsumsi, memaksimalkan kepuasan konsumen, memaksimalkan pilihan

(ragam produk), memaksimalkan mutu hidup (kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga

pokok barang, mutu lingkungan kultur), meningkatkan penjualan barang dan jasa, ingin

menguasai pasar dan menghadapi pesaing, memenuhi kebutuhan akan suatu produk

maupun jasa, memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa

(Ibrahim, 2003).

2.4.2 Aspek Teknis dan Teknologis

Aspek teknis dan teknologis dibahas setelah usaha atau proyek tersebut dinilai

layak dari aspek pemasaran. Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek

produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

perusahaan dijalankan. Faktor-faktor yang perlu diuraikan adalah yang menyangkut

lokasi usaha atau proyek yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang

digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan di samping

membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek.

Jadi, analisis dari aspek teknis dan teknologi adalah untuk menilai kesiapan

perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi, luas

produksi dan tata letak serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Secara

keseluruhan aspek teknis dan teknologi ini dinilai bekerja secara efisien atau tidak,

karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar

kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.2.1 Tujuan Aspek Teknis dan Teknologis

Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek

teknis dan teknologis, yaitu agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik

untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat, agar perusahaan dapat

menentukan tata letak yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih, sehingga dapat

memberikan efisiensi, agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat

dalam menjalankan produksinya, agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan

yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya, agar dapat

menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa yang akan

datang (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.2.2 Strategi Lokasi Usaha

Prioritas utama aspek teknis dan teknologis adalah menganalisis masalah

penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam

menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya.

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah

sebagai berikut jenis usaha yang dijalankan, apakah dekat dengan pasar atau konsumen,

apakah dekat dengan bahan baku, apakah tersedia tenaga kerja, tersedia sarana dan

prasarana (tranportasi, listrik, dan air), apakah dekat dengan pusat pemerintahan,

apakah dekat dengan lembaga keuangan, apakah berada di kawasan industri,

kemudahan untuk melakukan ekspansi atau perluasan, kondisi adat istiadat atau budaya

dan sikap masyarakat setempat, hukum yang berlaku di wilayah setempat (Kasmir dan

Jakfar, 2003).

2.4.2.3 Metode Pemilihan Lokasi

Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk menilai lokasi

yang sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi

sebelum diputuskan, yakni metode penilaian hasil, metode perbandingan biaya, metode

analisis ekonomi. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian

hasil antara lain adalah pasar, bahan baku, transportasi, tenaga kerja, dan pertimbangan

lainnya. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode

perbandingan biaya adalah bahan baku, bahan bakar, listrik, biaya operasi, biaya umum,

dan biaya lainnya.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi

adalah biaya sewa, biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan, biaya bahan bakar, biaya

listrik, pajak, perumahan, sikap masyarakat, dan lainnya.

(Kasmir dan Jakfar, 2003)

2.4.2.4 Pemilihan Teknologi

Yang menjadi perhatian disini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang

diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan teknologi adalah ketepatan teknologi dengan bahan bakunya, keberhasilan

teknologi di tempat ini, pertimbangan teknologi lanjutan, besarnya biaya investasi,

biaya pemeliharaan, kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangan,

pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja, dan sebagainya (Kasmir dan Jakfar,

2003).

2.4.3 Aspek Keuangan

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha), sudah barang

tentu memerlukan sejumlah modal (uang), disamping keahlian lainnya. Modal yang

digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya pra-investasi, biaya investasi

dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.

Untuk pertama kali modal digunakan untuk membiayai pra-investasi dan

seperti pengurusan izin-izin dan pembuatan studi usaha. Kemudian selanjutnya yang

harus dikeluarkan adalah untuk pembelian aktiva tetap seperti pembelian tanah,

pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin, dan aktiva tetap lainnya.

Modalnya juga digunakan pada saat bisnis tersebut dijalankan, misalnya untuk biaya

bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya. Besarnya modal untuk investasi yang

diperlukan tergantung dari jenis bisnis (usaha) yang akan digarap. Perhitungan terhadap

besarnya kebutuhan investasi perlu dilakukan sebelum investasi dilaksanakan.

Semua ini tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan

dituangkan dalam aliran kas perusahaan selama periode usaha. Dengan dibuatnya aliran

kas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria

kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau

tidak dijalankan dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan

suatu usaha berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui pendekatan periode

pengembalian investasi (PP), nilai bersih sekarang (NPV), tingkat pengembalian hasil

internal (IRR), rata-rata pengembalian bunga (ARR), indeks keuntungan (PI).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan aspek yang

digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama

pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru

aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas

hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu

aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.1 Sumber-sumber Dana

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang

relatif cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada

seperti modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah

menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya

tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha.

Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah satu modal

atau dengan modal gabungan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.2 Biaya Kebutuhan Investasi

Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki

jangka waktu relatif panjang dalan berbagai bidang usaha. Jangka waktu investasi

biasanya lebih dari satu tahun, terutama digunakan untuk pembelian aktiva tetap.

Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya

disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya

kebutuhan investasi meliputi sebagai berikut biaya pra-investasi, yang terdiri dari biaya

pembuatan studi, biaya pengurusan izin-izin. Biaya aktiva tetap dibagi menjadi dua,

yaitu aktiva tetap berwujud antara lain tanah, mesin-mesin,bangunan, peralatan,

investasi kantor. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain good will, hak cipta, lisensi,

dan merek dagang. Biaya Operasional, yang terdiri dari upah atau gaji karyawan, biaya

listrik, biaya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya

pemasaran dan biaya lain-lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.3 Arus Kas

Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan

atau usaha mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut.

Dalam hal ini bagi investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari

uang yang diinvestasikan di suatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi investor jika

dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan kas diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari, kas digunakan untuk membayar semua

kewajiban yang jatuh tempo, kas juga digunakan untuk investasi kembali.

Jenis-jenis arus kas yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari kas awal

yang merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal periode untuk investasi. Contoh

biaya pra-investasi adalah pembelian tanah, gedung, mesin peralatan dan modal kerja,

operasional arus kas merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi

usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu

periode. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut

berakhir (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.4 Pengertian Investasi

Investasi merupakan penanaman modal atau dana dalam investasi, piutang dan

lainnya dengan harapan bahwa investasi ini akan dapat memperoleh kembali dana yang

telah diinvestasikan dalam aktiva-aktiva tersebut.

Pada dasarnya kriteria penilaian investasi dapat digolongkan menjadi 2

golongan, yaitu sebagai berikut pertama kriteria yang didasarkan pada konsep

keuntungan pemasukan tingkat rata-rata pengembalian bunga (ARR) dan kedua kriteria

investasi yang mendasarkan pada konsep aliran kas dapat dirinci sebagai berikut konsep

aliran kas tidak memperhatikan nilai waktu uang dan uang faktor diskonto yaitu metode

periode pengembalian investasi (PP) dan konsep aliran kas yang memperhatikan nilai

sekarang bersih (NPV), indeks keuntungan (PI), tingkat pengembalian hasil internal

(IRR) (Riyanto, 1997).

2.4.3.5 Periode Pengembalian Investasi (PP)

Metode periode pengembalian investasi (PP) merupakan teknik penilaian

terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap

tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan

penyusutan yaitu dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri

(Kasmir dan Jakfar, 2003).

Periode pembayaran kembali adalah suatu periode yang diperlukan untuk

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas bersih

(Riyanto, 1997).

Periode pembayaran kembali adalah menghitung seberapa cepat investasi yang

dilakukan bisa kembali (Husnan dan Pudjiastuti, 1994).

Kriteria dalam menerima atau menolak, melibatkan apakah periode

pembayaran kembali dari proyek kurang dari atau sama dengan periode pembayaran

maksimum yang diinginkan perusahaan.

Kriteria menerima atau menolak proyek, yaitu menerima jika pembayaran

kurang dari periode pembayaran kembali maksimal yang diterima dan menolak jika

pembayaran kembali lebih besar dari periode pembayaran kembali maksimal yang

diterima atau jika periode pembayaran kembali tersebut lebih cepat dari nilai

maksimum, berarti proyek tersebut diterima.

Rumus :

bulanxhanKasBersiJumlahAlir

stasiJumlahInvePP 12 ..........................................................(1)

Untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi PP, maka hasil

perhitungan tersebut harus sebagai berikut PP sekarang lebih kecil dari umur investasi,

dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis, sesuai dengan target

perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.6 Tingkat Rata-rata Pengembalian Bunga (ARR)

Tingkat rata-rata pengembalian bunga (ARR) merupakan cara untuk mengukur

rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba

sebelum pajak (EAT) dengan rata-rata investasi.

Rumus untuk menghitung ARR adalah sebagai berikut :

)(nisUmurEkonom

EATTotalrataEATRata ...…………………………………...…(2)

2

InvestasiasirataInvestRata ..........……………………………………….(3)

InvestasirataRata

EATrataRataARR

…..........………………………………………..(4)

Jadi dari rumus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, pertama

dengan mencari rata-rata EAT-nya terlebih dahulu kemudian dapat dicari ARR-nya

(Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.3.7 Nilai Bersih Sekarang (NPV)

Nilai bersih sekarang (NPV) merupakan perbandingan antara nilai sekarang

kas bersih dengan nilai sekarang investasi selama umur investasi. Selisih antara nilai

kedua tersebutlah yang kita kenal dengan nilai bersih sekarang (NPV).

Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas

bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari arus

kas perusahaan selama umur investasi tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Nilai bersih sekarang menunjukkan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai

tertentu dimasa yang akan datang (Riyanto, 1997).

Rumusan yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai

berikut :

iPVInvestassBersihPVAliranKaNPV .......................................................(5)

Setelah memperoleh hasil-hasil yang dengan NPV positif, maka investasi

diterima, dan jika NPV negatif, sebaliknya investasi ditolak dan jika nilai bersih

sekarang nol, maka proyek tersebut memberikan pengembalian yang sama dengan

tingkat yang disyaratkan dan harus diterima.

2.4.3.8 Tingkat Pengembalian Hasil Internal (IRR)

Tingkat pengembalian hasil internal (IRR) merupakan alat untuk mengukur

tingkat pengembalian hasil internal.Ada dua cara yang digunakan untuk mencari IRR,

yaitu :

Cara pertama untuk mencari IRR adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut

)( 12

21

11 iix

NPVNPV

NPViIRR

……………………………………………(6)

Dimana :i1 = tingkat bunga tahun 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)i2 = tingkat bunga tahun 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)NPV1 = Net Present Value tahun ke 1NPV2 = Net Present Value tahun ke 2

Cara yang kedua adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

12

1211

CC

PPxCPIRR

………………………………………………………...(7)

Dimana :P1 = tingkat bunga tahun ke 1P2 = tingkat bunga tahun ke 2C1 = NPV ke 1C2 = NPV ke 2

Jika perhitungan dengan cara TRIAL and ERROR, maka IRR dapat dicari

sebagai berikut :

Mencari NPV positif dan NPV negatif terlebih dahulu, sampai diperoleh

dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu.

Kesimpulan :

Jika IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka diterima.

Jika IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka ditolak.

2.4.3.9 Indeks Keuntungan (PI)

Indeks keuntungan (PI) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang

penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.

Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut :

iPVInvestas

ersihPVArusKasBPI ...............................................................................(8)

Keputusan :

Apabila PI lebih besar (>) dari 1 maka diterima dan apabila PI lebih kecil (<) dari 1

maka ditolak (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.4 Aspek Sosial dan Ekonomi

Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan

negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik

bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek sosial

dan ekonomi dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan

kepada masyarakat khususnya dan pemerintah pada umumnya.

Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah

tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,

jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Sedangkan dampak negatifnya yaitu terjadinya

perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya. Kemudian bagi

pemerintah dampak negatifnya adalah adanya perubahan demografi di suatu wilayah,

perubahan budaya dan kesehatan masyarakat.

Jadi, secara garis besar apabila aspek ekonomi dan sosial dijalankan

berdasarkan usaha atau proyek akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial

kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini

perlu dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas

apabila salah dalam melakukan penilaian.

Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yang akan dijalankan akan

memberikan dampak yang positif lebih banyak. Artinya, dengan berdirinya usaha atau

proyek secara ekonomi dan sosial lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan

kerugiannya (Kasmir dan Jakfaar, 2003).

2.4.4.1 Peningkatan Pendapatan Nasional

Ditinjau dari aspek ekonomi salah satu kelayakan usaha atau dapat dilihat dari

kemampuan investasi tersebut dalam meningkatkan pendapatan nasional atau daerah

melalui peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Artinya, dengan adanya usaha atau investasi akan berpengaruh terhadap

peningkatan pendapatan secara nasional dan pendapatan daerah di mana investasi

tersebut dilakukan. Kemudian kelayakan lainnya adalah naiknya income per capita

masyarakat melalui peningkatan pendapatan seiring dengan tumbuhnya sektor ekonomi

demikian sebaliknya.

Dengan metode perhitungan seperti yang telah dikemukakan, maka kegiatan

proyek atau investasi yang dilaksanakan dapat diketahui sumbangan atau perannya

dalam pendapatan nasional, seperti meningkatnya produksi atau output diberbagai

sektor, dimana investasi tersebut ditanam pada khususnya dan sektor lain pada umunya.

Dari segi pendapatan, dengan adanya investasi tersebut dapat dihitung

seberapa besar peningkatan pendapatan yang diterima oleh berbagai golongan

masyarakat, sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraannya. Begitu juga disisi

pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat, sehingga dapat

mendongkrak kegiatan perekonomian lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.5 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk

kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk

dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak

mungkin akan mengalami kegagalan.

Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana suatu usaha

secara keseluruhan haruslah disusun dengan tujuan suatu usaha. Tujuan suatu usaha

akan lebih mudah tercapai jika kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen.

Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada

dalam manajemen.

Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus

dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dengan fungsi

lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dijalankan secara baik, maka jangan

diharapkan tujuan suatu usaha dapat tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis

yang perlu di analisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar.

2.4.5.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang bertalian

dengan kebijaksanaan, prosedur dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang

dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen sumber daya manusia dapat dijabarkan dalam fungsi manajerial

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan fungsi

operatif yang meliputi pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan

dan pemutusan hubungan kerja (Kasmir dan Jakfar,2003).

2.4.5.2 Pengadaan Sumber Daya Manusia

Setelah struktur organisasi terbentuk, uraian jabatan dan persyaratan jabatan

tersedia, serta jumlah sumber daya manusia telah direncanakan, maka langkah

selanjutnya adalah mencari tenaga kerja untuk mengisi jabatan yang tersedia sesuai

dengan rencana atau kebutuhan suatu usaha tersebut.

Pengadaan tenaga kerja merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis

tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan. Pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi dan

penempatan.

2.4.5.3 Kompensasi

Program kompensasi penting diperhatikan oleh pemilik usaha dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan

yang diterima para tenaga kerja atas kontribusinya dalam mewujudkan tujuan

perusahaan.

Pada umumnya kompensasi dapat berupa kompensasi dan non finansial.

Kompensasi finansial terdiri dari upah, gaji, komisi, bonus dan asuransi. Kompensasi

non finansial berupa rasa aman, pengembangan diri, fleksibilitas karier, peluang

kenaikan penghasilan, simbol status, pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas dan

persahabatan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.5.4 Pemeliharaan

Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan

berbagai upaya nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi.

Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak

disiplin melalui saluran komunikasi yang efektif. Selain itu, juga perlu memerhatikan

masalah keselamatan dan kesehatan kerja mereka.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisik dan

mental karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi

penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh, kanker

paru-paru. Sedangkan kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit yang

diakibatkan oleh stres dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah, contohnya

ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan lain-lain.

Manfaat yang diperoleh perusahaan dari lingkungan kerja yang aman dan

sehat adalah meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

hilang, meningkatnya efisiensi, kualitas kerja, menurunnya biaya-biaya kesehatan,

asuransi, fleksibilitas yang besar (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.5.5 Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab

yang alamiah seperti tibanya masa pensiun, permintaan pengunduran diri karena alasan

pribadi dan pemecatan karena melakukan kesalahan.

(Kasmir dan Jakfar, 2003)

2.4.6 Aspek Hukum

Bagi penilai studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti adalah

mengenai keabsahan, kesempurnaan dan keasliannya meliputi badan hukum, izin-izin

yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha

tersebut. Kegagalan dalam penelitian aspek ini akan berakibat tidak sempurnanya hasil

penelitian, dengan kata lain apabila ada dokumen yang tidak sah atau tidak sempurna

pasti akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan

keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.6.1 Jenis-jenis Izin Usaha

Kegiatan usaha dimana pun selalu memerlukan berbagai dokumen penunjang

usaha beserta izin-izin yang diperlukan sebelum menjalankan kegiatannya. Dokumen

dan izin-izin ini diperlukan bertujuan guna melindungi kepentingan perusahaan itu

sendiri dari berbagai hal. Kemudian dokumen dan izin-izin ini juga diperlukan bagi

instansi tertentu sebagai data untuk melakukan berbagai penyimpangan yang mungkin

terjadi. Oleh karena itu bagi pembuat studi kelayakan bisnis, masalah izin-izin perlu

segera diurus sebelum usaha dijalankan.

Dalam praktiknya terdapat beragam izin. Banyaknya izin dan jenis-jenis izin

yang dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Adapun izin-izin yang

dimaksud adalah Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

Izin-izin Usaha, Sertifikat Tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.

Izin-izin perusahaan lainnya yang harus segera diurus bagi pemilik usaha dan

yang harus dinilai oleh penilai adalah yang sesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan

tersebut. Izin-izin tersebut antara lainnya Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat

Izin Usaha Industri (SIUI), Izin Usaha Tambang, Izin Usaha Perhotelan dan Pariwisata,

Izin Usaha Farmasi dan Rumah Sakit, Izin Domisili dimana perusahaan atau lokasi

proyek berada, Izin Gangguan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Tenaga Kerja

Asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing.

Disamping keabsahan dokumen diatas yang tidak kalah pentingnya adalah

penelitian dokumen lainnya, yaitu Bukti Diri (KTP atau SIM), Sertifikat Tanah, Bukti

Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), serta Surat-surat atau sertifikat lainnya

yang dianggap perlu (Kasmir dan Jakfar, 2003).

2.4.7 Aspek Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)

Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan

terlebih dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak

sekarang maupun di masa datang. Studi ini di samping untuk mengetahui dampak yang

bakal timbul, juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi

inilah yang kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP

No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak

besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak

lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan

dijalankan, akan mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan

alternatif pencegahannya.

Dewasa ini penelitian terhadap AMDAL suatu usaha sebelum dijalankan

sangat penting. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik

terhadap manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pada akhirnya jika aspek lingkungan

dinyatakan tidak layak untuk dijalankan, maka sebaliknya dibatalkan karena akan

memperoleh kerugian lebih besar daripada manfaatnya.

Bahkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup sudah merupakan bagian

kegiatan studi kelayakan rencana usaha dan kegiatan yang harus dijalankan. Hasil studi

kelayakan ini nantinya akan sangat berguna untuk para perencana, serta juga bagi

pengambilan keputusan (Kasmir dan Jakfar, 2003).

3. Metodologi Penelitian

3.1 Diagram Alir Metode Penelitian

Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri

langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir

diperlukan agar penyusunan laporan mempunyai alur yang terarah dan sistematis.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

langkah awal dengan menentukan arah tujuan penelitian, adapun tujuan dari penelitian

adalah menilai kelayakan usaha pendirian rumah makan terutama dari segi aspek

finansial (keuangan).

Setelah penulis menentukan arah tujuan penelitian, langkah yang kedua adalah

menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Ini dilakukan untuk menghilangkan

keragu-raguan, sehingga masalah harus didefinisikan secara jelas.

Adapun permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut

bagaimana prospek kedepan dari usaha rumah makan ini, menentukan aspek-aspek apa

saja yang terkait langsung dengan studi kelayakan, menganalisa investasi yang harus

dikeluarkan untuk memulai usaha pendirian rumah makan.

Langkah ketiga, yaitu tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku atau literatur-literatur yang

berkaitan dalam penelitian ini.

Isi dari tinjauan pustaka pada penelitian ini adalah teori studi kelayakan dan

aspek-aspeknya, analisis mengenai perencanaan pendirian rumah makan serta

permasalahan yang berkaitan.

Langkah keempat, yaitu pengumpulan data terkait aspek yang dibahas. Pada

langkah ini penulis menyiapkan dan mengumpulkan data-data ini menyangkut aspek

yang akan dibahas, yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran meliputi perkiraan permintaan,

penawaran, peluang pasar serta program pemasaran yang tergabung dalam bauran

pemasaran. Aspek Teknis dan Teknologis meliputi penentuan dan pemilihan lokasi

usaha, tata letak bangunan serta peralatan yang digunakan. Aspek keuangan meliputi

kebutuhan modal atau investasi, aliran kas, pemilihan investasi. Aspek manajemen dan

sumber daya manusia meliputi perkiraan jumlah tenaga kerja, serta struktur organisasi

yang digunakan. Aspek sosial dan ekonomi pengaruh usaha terhadap masyarakat

sekitar, pengaruh terhadap pendapatan Negara dan pengaruh terhadap sektor usaha lain.

Aspek hukum meliputi izin dari pemerintah daerah setempat serta perjanjian sewa

lokasi. Aspek amdal meliputi limbah apa saja yang dihasilkan dan dampak bagi

lingkungan sekitar dan cara mengatasinya.

Langkah kelima, yaitu pengolahan data terkait aspek yang dibahas. Pada

tahap pengolahan data terkait aspek yang dibahas dari data yang telah diperoleh pada

langkah sebelumnya dan akan diolah pada tahap ini. Adapun proses pada tahap ini

adalah analisis pasar meliputi permintaan, penawaran, peluang pasar dan program

pemasaran

Penentuan peralatan produksi dan teknologi menggunakan analisis kebutuhan

peralatan dan analisis teknologi tepat guna. Sedangkan penentuan lokasi usaha

menggunakan metode pembobotan kriteria lokasi usaha yang mungkin.

Kebutuhan modal atau investasi menggunakan analisis kebutuhan investasi.

Untuk aliran kas digunakan metode akutansi biaya. Pemilihan investasi digunakan

metode perhitungan periode pengembalian investasi (PP), metode perhitungan nilai

bersih sekarang (NPV), metode perhitungan tingkat pengembalian hasil internal (IRR),

metode perhitungan tingkat rata-rata pengembalian bunga (ARR), metode indeks

keuntungan (PI).

Pada tahap ini, peneliti sudah menyelesaikan proses pengolahan data. Maka

pada tahap ini akan dilakukan proses penganalisaan berdasarkan masing-masing aspek

yang dikaji.

Langkah terakhir atau langkah penulis menarik kesimpulan dari permasalahan

yang dibahas dengan menjawab tujuan dilakukannya penelitian ini, serta memberi saran

untuk penelitian berikutnya.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Dalam aspek teknis dan teknologi ini membahas mengenai penentuan dan

pemilihan lokasi usaha rumah makan, desain interior rumah makan, konsep rumah

makan serta peralatan-peralatan yang dibutuhkan dengan tujuan untuk menarik minat

konsumen.

4.1.1 Penentuan dan Pemilihan Lokasi Usaha

Untuk menentukan lokasi usaha yang strategis banyak faktor yang harus

dipertimbangkan. Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai

suatu lokasi sebelum diputuskan, yakni metode penilaian hasil, metode perbandingan

biaya, metode analisis ekonomi. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam

metode penilaian hasil antara lain adalah pasar, bahan baku, transportasi, tenaga kerja,

dan pertimbangan lainnya.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode

perbandingan biaya adalah bahan baku, bahan bakar, listrik, biaya operasi, biaya umum,

dan biaya lainnya.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi

adalah biaya sewa, biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan, biaya bahan bakar, biaya

listrik, pajak, perumahan, sikap masyarakat, dan lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Dalam pemilihan lokasi usaha yang cocok untuk usaha rumah makan, yaitu

dengan menggunakan metode penilaian hasil dan faktor-faktor yang dipertimbangkan

adalah harga sewa lahan, letak pasar yang dituju, bahan baku, sarana transportasi,

ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan tenaga listrik, air dan telepon, serta fasilitas

pendukung lainnya.

Dalam melakukan pembobotan nilai, penulis memberikan bobot tertinggi pada

biaya sewa lahan yaitu sebesar 35 point, faktor yang kedua yaitu letak pasar yang dituju

sebesar 20 point, faktor ketiga adalah ketersediaan bahan baku sebesar 10 point, faktor

keempat adalah sarana transportasi sebesar 10 point, faktor kelima adalah ketersediaan

tenaga kerja sebesar 10 point, faktor keenam adalah tenaga listrik, air dan telepon

sebesar 5 point, faktor ketujuh mengenai segi lingkungan sosial sebesar 5 point, dan

faktor kedelapan adalah fasilitas pendukung lainnya sebesar 5 point.

Berikut beberapa pertimbangan penentuan lokasi usaha berdasarkan metode

penilaian hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Pemilihan Lokasi dengan Metode Penilaian Hasil

NoFaktor-faktor Nilai Lokasi Depok

TimurMargonda

KelapaDuayang Dipertimbangkan yang Ideal

1 Biaya sewa lahan 35 30 20 25

2 Letak pasar yang dituju 20 20 17 18

3 Ketersediaan bahan baku 10 10 8 9

4 Sarana transportasi 10 9 10 9

5 Ketersediaan tenaga kerja 10 10 10 9

6 Tenaga listrik, air 5 5 5 5

7 Lingkungan sosial 5 5 5 5

8 Fasilitas pendukung lainnya 5 4 5 5

Total 100 93 80 85Sumber : Pengolahan Data Aspek Teknis dan Teknologis

Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

4.1.2 Desain dan Konsep Rumah Makan “Ibu Sri”

Desain interior pada rumah makan ini direncanakan sederhana saja mengingat

luas ruangan hanya 20 m2, maka rumah makan ini hanya menyiapkan 6 meja yang

masing-masing meja berukuran 1,5m x 1,5m. Untuk dekorasi rumah makan ini

memakai konsep tradisional atau natural dengan memasang atau menempelkan bilik-

bilik bambu di setiap dinding yang dibuat dengan bahan-bahan alami. Rumah makan ini

sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan peralatan elektronik yang modern

seperti AC melainkan kipas-kipas yang tergantung di atap tepat diatas masing-masing

meja agar terlihat tradisional selain itu rumah makan ini berkonsep lesehan sehingga

para pengunjung atau konsumen benar-benar dimanjakan dengan situasi seperti berada

dirumah sendiri.

Secara teknik dalam pembuatan semua masakan ini tidak menggunakan mesin-

mesin atau peralatan yang modern karena proses pembuatannya lebih banyak

menggunakan mesin-mesin atau peralatan yang sederhana agar mendapat cita rasa yang

khas dari setiap masakan itu sendiri.

Untuk menu utama rumah makan ini adalah gudeg, dan sambal goreng krecek.

Selain menu utama tersebut, disajikan menu masakan lain yaitu opor ayam dan rawon

serta minuman utama yang menyehatkan yaitu wedang jahe dan kelapa bakar dan

minuman lainnya seperti jeruk panas maupun memakai es dan teh panas maupun

memakai es.

4.2 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Rumah makan “Ibu Sri” adalah contoh dari salah satu usaha yang akan

didirikan di daerah Depok Timur yang menjual makanan khas Jawa, yaitu gudeg Jogja.

Berdasarkan survey yang dilakukan pihak rumah makan “Ibu Sri” saat ini di Depok

Timur baru ada satu rumah makan yang menjual gudeg, yaitu rumah makan “Mas

Arie”, yang mempunyai segmen menengah keatas karena rumah makan tersebut

menjual gudeg dengan harga Rp. 18.000,- sampai Rp 30.000,-. Jadi menurut konsumen

yang berada di Depok Timur dan sekitarnya dengan harga tersebut teerbilang cukup

mahal.

Model masakan atau makanan yang dijual di rumah makan “Mas Arie” hampir

sama dengan masakan yang akan dijual di rumah makan “Ibu Sri” hanya saja rumah

makan “Ibu Sri” tidak hanya menyediakan gudeg lengkap tetapi gudeg dapat di jual

secara terpisah. Untuk mengatasi persaingan dengan rumah makan di sekitar Depok

Timur maka rumah makan “Ibu Sri” mempunyai strategi seperti yang telah disebutkan

diatas, yaitu gudeg bisa dijual secara terpisah dan rasa yang lezat dengan harga hemat

dan minuman yang menyehatkan yaitu wedang jahe, kelapa bakar, teh manis panas

maupun memakai es serta jeruk panas maupun memakai es selain itu ada rawon dan

opor ayam yang membedakan antara rumah makan “Ibu Sri” dengan rumah makan

“Mas Arie”. Untuk itu pihak rumah makan “Ibu Sri” mengadakan survey ke berbagai

rumah makan yang berada di sekitar Depok dan sekitarnya, dengan tujuan melakukan

survey harga, rasa, desain tempat, dan lain-lain.

Mengenai harga, rumah makan “Ibu Sri” tidak menetapkan harga terlalu tinggi

karena tidak menutup kemungkinan harga tersebut dapat berubah sesuai dengan harga

bahan baku dan banyaknya permintaan atau pemesanan. Dikarenakan harga yang cukup

terjangkau, pihak rumah makan “Ibu Sri” menginginkan semua kalangan baik dari

kalangan menengah ke bawah sampai menengah atas dapat menikmati semua masakan

dan minuman. Rumah makan ini akan melayani konsumen mulai pukul 11.00 s/d 21.30

WIB.

Pemilihan lokasi yang cukup strategis dan jauh dari pesaing yaitu di jalan

Keadilan dekat dengan pemukiman penduduk serta letak lokasi usaha berada di pinggir

jalan sehingga banyak dilalui oleh warga sekitar yang tentunya diharapkan dapat

memberikan keuntungan bagi pihak rumah makan “Ibu Sri”.

4.3 Analisis Aspek Hukum

Rumah makan “Ibu Sri” adalah usaha perorangan yang akan dibuka di daerah

Depok Timur, yang tentunya sudah memiliki izin dari pemerintah daerah setempat

sehingga rumah makan ini hanya melakukan kesepakatan untuk menyewa kios setiap

bulannya dengan harga yang telah ditentukan. Selain itu pemilik rumah makan “Ibu Sri”

telah mendapatkan SIUP dari Pemerintah daerah setempat.

4.4 Analisis Aspek Ekonomi dan Sosial

Pengaruh aspek ekonomi rumah makan ini terhadap peningkatan penghasilan

Negara yaitu adanya pembayaran pajak, walaupun tidak secara tidak langsung dibayar

oleh pihak “Rumah Makan Ibu Sri” tetap setidaknya rumah makan ini sudah membayar

sewa kepada pihak penyewa yang harus membayar kepada pemerintah. Selain itu rumah

makan ini dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang memiliki

kemampuan yang sesuai dengan usaha bidang masakan atau makanan, apalagi jika

usaha ini berkembang sehingga dapat melakukan ekspansi ke daerah lain.

4.5 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

Karena usaha rumah makan ini masih skala kecil dengan satu toko dan

operasional toko dilakukan secara kekeluargaan maka, struktur organisasinya masih

sangat sederhana yaitu terdiri dari 5 orang karyawan yang akan bertugas sebagai koki

dan pelayan yang melayani pembeli dan pembayaran secara bergantian. Berikut adalah

struktur organisasi dari “Rumah Makan Ibu Sri” :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Makan “Ibu Sri”

Sumber : Pengolahan Data Aspek Manajemen dan SDM, 2009

Berikut ini adalah uraian mengenai tugas dari struktur organisasi rumah makan

“Ibu Sri” pemilik dari rumah makan “Ibu Sri” ini adalah Ibu Sri dan Ibu Sri sebagai

pembuat masakan yang dibantu oleh 5 orang karyawannya yang juga bekerja dan

tinggal dirumahnya sehingga memudahkan untuk membuat masakan apalagi jika sedang

banyak pesanan. Koki 1 bertugas membantu Ibu Sri membuat masakan sedangkan koki

2 dan koki 3 bertugas merajang bahan-bahan masakan baik bumbu maupun sayur-

mayur. Pelayan 1 dan pelayan 2 bertugas melayani pembeli serta bergantian bertugas

melayani pembayaran yang bekerja dari pukul 11.00 WIB sampai 21.30 WIB.

Untuk biaya upah para pekerja disini penulis menggunakan asumsi dan

dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu upah untuk koki dan upah untuk pelayan. Biaya

upah untuk semua para pekerja pada tahun 0 sampai tahun ke-2 sebesar Rp 4.784.000,-

dan dirasa cukup modal pihak rumah makan “Ibu Sri” akan menaikkan upah tenaga

kerja sebesar 10% pada tahun ke-3. Perincian mengenai jenis tenaga kerja, tenaga kerja,

waktu, dan biaya upah tenaga kerja dari tahun 0 sampai tahun ke-2 dapat dilihat pada

tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Perincian Tenaga Kerja dan Upah Tahun 0 sampai dengan Tahun ke-2

di Rumah Makan "Ibu Sri"

No Jenis PekerjaanJumlah Lama Kerja Biaya (Rp) Total Biaya

Tenaga Kerja (hari) (per orang/hari) (Rp)

1 Koki 3 26 40.000 3.120.000

2 Pelayan 2 26 32.000 1.664.000

Total biaya tenaga kerja tahun 0 - tahun ke-2 4.784.000

Sumber : Pengolahan data Aspek Manajemen dan SDM, 2009.

Pada tahun ke-3 biaya upah tenaga kerja menggunakan asumsi kenaikan

sebesar 10% dari tahun 0 sampai tahun ke-2, yaitu sebesar Rp 5.262.400,-. Perincian

kenaikan upah pada tahun ke-3 dapat di lihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Perincian Tenaga Kerja dan Upah Tahun 3 Mengalami Kenaikan 10%

di Rumah Makan "Ibu Sri"

No Jenis PekerjaanJumlah Lama Kerja Biaya (Rp) Total Biaya

Tenaga Kerja (hari) (per orang/hari) (Rp)

1 Koki 3 26 44.000 3.432.000

2 Pelayan 2 26 35.200 1.830.400

Total biaya tenaga kerja tahun 3 5.262.400

Sumber : Pengolahan data Aspek Manajemen dan SDM, 2009.

Biaya upah tenaga kerja pada tahun ke-4 dan tahun ke-5 tidak mengalami

perubahan dari tahun ke-3, yaitu sebesar Rp 5.262.400,-.

4.6 Analisis Aspek Lingkungan Hidup (AMDAL)

Untuk aspek dampak lingkungan hidup, rumah makan “Ibu Sri” sangat peduli

sekali terhadap keadaan lingkungan sekitar. Oleh karena itu setiap selesai mengolah

semua masakannya dan toko tutup, pihak rumah makan “Ibu Sri” langsung membuang

sampah atau limbah dari hasil olahan masakannya ke tempat pembuangan sampah

(TPS) sehingga kebersihan dapur dan rumah makan terjaga dari bau sampah yang

menumpuk.

4.7 Analisis Aspek Keuangan

Dalam analisis aspek keuangan ini, untuk memperoleh nilai dari kebutuhan

biaya investasi, penentuan nilai bersih sekarang (NPV), tingkat pengembalian internal

(IRR), periode pengembalian (Payback Period), indeks keuntungan (Profitability

Index), tingkat pengembalian rata-rata bunga (ARR), analisis rugi-laba, aliran kas,

terlebih dahulu harus menentukan asumsi kebutuhan biaya investasi.

4.7.1 Penentuan Kebutuhan Biaya Investasi

Biaya investasi usaha rumah makan “Ibu Sri” ini dapat dilihat pada tabel 4.7

yang rencananya akan menggunakan 3 pola dalam pembiayaan investasi. Berikut

penjelasan dari 3 pola pembiayaan investasi : Pola investasi 1, menggunakan modal

pinjaman sebesar 50% dan modal sendiri sebesar 50%, pola ini dianggap memungkin

kan oleh pihak bank. Pola investasi 2, yaitu modal pinjaman sebesar 25% dan modal

sendiri sebesar 75%, pola investasi 2 ini untuk mengantisipasi apabila pihak bank tidak

sanggup memberi pinjaman yang lebih besar. Pola investasi 3, yaitu investasi dengan

menggunakan 100% modal pribadi.

Tiga pilihan pola investasi ini dimaksudkan untuk melihat keterkaitan antara

persentase modal pribadi dengan tingkat keuntungan yang akan diperoleh, mengatasi

masalah kekurangan modal pribadi, dan dapat memilih dengan benar investasi yang

dikeluarkan dari kantong pribadi. Modal pinjaman diperoleh dari bank dengan 3 pilihan

bunga pinjaman sebesar 12%, 15%, dan 18% per tahun dari masing-masing pola

investasi, kecuali untuk pola investasi 3 karena pola investasi ini tidak meminjam pada

bank. Bunga 12% adalah bunga pinjaman terendah pada saat penulis menyusun analisis

kelayakan usaha ini, untuk bunga 18% adalah bunga pinjaman tertinggi yang mungkin

dikeluarkan oleh pihak bank saat penulis menyusun analisis kelayakan usaha ini.

Sedangkan untuk bunga 15% adalah bunga rata-rata antara bunga terendah dan

tertinggi.

Nilai penyusutan pertahun aktiva tetap diperoleh dari nilai ekonomis dibagi

dengan umur proyek dari aktiva tetap tersebut. Syarat aktiva yang harus disusutkan

adalah yang bernilai jual tinggi dan sangat memerlukan penggantian aktiva jika umur

nilai ekonomisnya habis, perincian aktiva tetap dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Investasi Dalam Aktiva Tetap Rumah Makan "Ibu Sri"

No Nama Investasi Jumlah Umur Harga/Unit (Rp) Nilai (Rp) Susut/th (Rp)

1 Etalase 1 5 2.500.000 2.500.000 500.000

2 Meja makan 6 5 350.000 2.100.000 420.000

3 Meja kasir 1 5 450.000 450.000 90.000

4 Papan panggung 6 5 275.000 1.650.000 330.000

5 Kompor gas 4 5 250.000 1.000.000 200.000

6 Tabung gas (12 kg) 4 5 450.000 1.800.000 360.000

7 Tabung gas (10 kg) 3 5 250.000 750.000 150.000

8 Motor niaga 2 5 11.800.000 23.600.000 4.720.000

9 Rice cooker 2 5 550.000 1.100.000 220.000

10 Lemari es 2 5 1.500.000 3.000.000 600.000

11 Kalkulator 1 5 175.000 175.000 35.000

12 Sendok 100 - 2.000 200.000 -

13 Garpu 100 - 2.000 200.000 -

14 Gelas 100 - 3.000 300.000 -

15 Piring 100 - 5.000 500.000 -

16 Pisau daging 3 - 75.000 225.000 -

17 Pisau 10 - 20.000 200.000 -

18 Sodet 7 25.000 175.000 -

19 Talenan besar dan kecil 10 - 80.000 400.000 -

20 Frypan besar 3 - 250.000 750.000 -

21 Frypan kecil 3 - 150.000 450.000 -

22 Panci besar dan kecil 10 - 350.000 1.750.000 -

23 Rice box 3 - 250.000 750.000 -

24 Piring oval besar 5 - 25.000 125.000 -

25 Kipas angin 3 5 275.000 825.000 165.000

26 Blender 3 5 250.000 750.000 150.000

27Baskom/ember besar dankecil

12 - 57.500 332.500 -

28 Sapu 4 - 15.000 60.000 -

29 Alat pembersih lantai 2 - 15.000 30.000 -

Total biaya (Rp) 46.147.500 7.940.000

Pola Investasi 1 (50% : 50%)

Modal pinjam 50% (Rp) 23.073.750

Modal pribadi 50% (Rp) 23.073.750

Pola Investasi 2 (25% : 75%)

Modal pinjam 25% (Rp) 11.536.875

Modal pribadi 75% (Rp) 34.610.625

Pola Investasi 3 (0%:100%)

Modal pinjam 0% (Rp) -

Modal pribadi 100% (Rp) 46.147.500

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Total biaya modal kerja pada tabel 4.9 diperoleh dari total biaya tetap tahun 0

ditambah total biaya variabel tahun 0. Untuk menentukan besarnya pinjaman dalam

membayar modal kerja juga digunakan 3 pola investasi dengan alasan yang sama.

Peminjaman biaya tetap dan modal kerja kepada bank hanya dilakukan pada tahun 0

saja, tujuannya untuk mengurangi biaya bunga yang tinggi.

Dikarenakan proyek ini adalah usaha rumah makan yang pastinya harga di

pasar tak menentu sehingga penulis membuat asumsi pada biaya variabel tahun 1

sampai dengan tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 10%. Perincian proyeksi biaya

variabel dan biaya tetap dapat dilihat pada tabel 4.10.

Untuk modal kerja tahun-tahun berikutnya diperoleh dari keuntungan

penjualan dari semua jenis makanan dan minuman. Untuk memperkirakan hasil

penjualan gudeg, dilakukan dengan meneliti data dari pesaing yang telah buka lebih

dulu sekitar 2 tahun. Berikut adalah proyeksi hasil penjualan gudeg tahun 1 (tabel 4.11)

dan pada tahun 2 mengalami kenaikan sebesar 10% dan pada tahun ke 3 sampai dengan

tahun ke 5 mengalami kenaikan sebesar 20% (tabel 4.12) untuk rumah makan “Ibu Sri”

berdasarkan data dari pesaing, yaitu rumah makan “Mas Arie” :

Tabel 4.11 Proyeksi Penjualan Gudeg Rumah Makan "Ibu Sri"Periode Bulan Desember 2009 sampai dengan Nopember 2010

Periode Pendapatan (Rp)

Desember 27.953.500

Januari 29.952.200

Februari 31.685.800

Maret 33.945.500

April 35.547.600

Mei 37.782.500

Juni 39.872.400

Juli 41.998.600

Agustus 43.798.500

September 45.856.200

Oktober 46.898.900

Nopember 48.489.500

Total 463.781.200Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan

Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Tabel 4.12 Proyeksi Hasil Penjualan Gudeg (Rp)/ Tahun

Tahun Pendapatan (Rp)

1 463.781.200

2 510.159.320

3 612.191.184

4 734.629.421

5 881.555.305Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan

Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Asumsi : Pendapatan tahun ke 2 mengalami kenaikan 10% dan pada tahun 3 sampai

dengan tahun ke 5, mengalami kenaikan sebesar 20%.

4.7.2 Penentuan Aliran Kas Usaha

4.7.2.1 Aliran Kas Pola Investasi 1, Bunga 12%

Setiap pola investasi dan bunganya harus diketahui aliran kasnya agar dapat

menghitung NPV, IRR, periode pengembalian, indeks keuntungan dan tingkat

pengembalian rata-rata bunga. Dari perhitungan aliran kas kas awal pola investasi 1

dengan bunga 12 %. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :

4.7.3 Penilaian Pola Investasi

Berdasarkan Pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 bisa dilihat pilihan pola investasi,

bunga, serta nilai penjualan mana yang paling menguntungkan untuk usaha rumah

makan ini. Periode pengembalian dikatakan layak jika pengembalian modal berada

dalam masa proyek, nilai bersih sekarang (NPV) dikatakan layak jika bernilai positif.

Untuk tingkat pengembalian internal (IRR) jika nilainya lebih besar dari tingkat suku

bunganya, maka investasinya dapat dikatakan layak dan untuk indeks keuntungan

biasanya mengikuti nilai NPV, jika nilai NPV negatif maka nilai indeks keuntungannya

di bawah satu sebaliknya jika nilai indeks keuntungannya bernilai di atas satu maka

nilai NPV akan bernilai positif.

4.7.3.1 Penilaian Pola Investasi 1

Tabel 4.27 Penilaian Pola Investasi 1 (50 % : 50 %)

Keterangan AnalisisBunga

12% 15% 18%

Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 3,8 3,8 3,8

NPV (Rp) 264.791.967 203.443.855 150.842.716

IRR (%) 28,730 28,944 29,176

Indeks Keuntungan (%) 1,67 1,51 1,40

ARR (%) 6,8 6,6 6,5

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola investasi 1

sama, yaitu sekitar 3 tahun 8 bulan, dikarenakan nilai kas operasional dari tahun 1

sampai dengan tahun ke-5 sama pada semua tingkat bunga. Nilai NPV positif pada

semua tingkat bunga, maka investasi ini dapat dikatakan layak. Besarnya tingkat bunga

mempengaruhi nilai NPV karena semakin besar tingkat bunga semakin kecil nilai NPV-

nya. Nilai IRR yang terbesar dihasilkan pada tingkat bunga 18 % sebesar 29,176 %

berarti investasi ini layak karena nilai IRR lebih besar dari tingkat bunga yang di

syaratkan. Dikarenakan nilai IRR lebih besar pada tingkat bunga 18 %, yaitu sebesar

29,176 % berarti pemilik rumah makan dalam meminjam bunga tidak boleh menerima

bunga melebihi 29,176 % jika tidak ingin merugi. Dilihat dari indeks keuntungan (PI),

nilai PI terbesar dihasilkan oleh bunga 12% dan semua tingkat bunga dalam pola

investasi ini memberikan hasil yang layak, karena nilai indeks keuntungan di atas satu

pada semua tingkat bunga. Perhitungan ARR pada semua tingkat bunga memberikan

hasil yang layak dan ARR terbesar dihasilkan pada tingkat bunga 12 % sebesar 6,8.

4.7.3.2 Penilaian Pola Investasi 2

Tabel 4.28 Penilaian Pola Investasi 2 (25 % : 75 %)

Keterangan AnalisisBunga

12% 15% 18%

Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 3,10 3,10 3,10

NPV (Rp) 241.955.804 179.873.797 126.015.585

IRR (%) 23,174 23,180 23,185

Indeks Keuntungan (%) 1,62 1,46 1,34

ARR (%) 7,1 7,0 6,9

Sumber : Pengolahan Data Aspek Keuangan Rumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Perkiraan modal kembali pada semua tingkat bunga dalam pola investasi 2

sama, yaitu sekitar 3 tahun 10 bulan, dikarenakan nilai kas operasional dari tahun 1

sampai dengan tahun ke-5 sama pada semua tingkat semua tingkat bunga. Nilai NPV

positif pada semua tingkat bunga, maka investasi ini dapat dikatakan layak. Nilai IRR

yang terbesar dihasilkan pada tingkat bunga 18 % sebesar 23,185 % berarti investasi ini

layak karena nilai IRR lebih besar dari tingkat bunga yang di syaratkan. Dikarenakan

nilai IRR lebih besar pada tingkat bunga 18 %, yaitu sebesar 23,185 % berarti pemilik

rumah makan dalam meminjam bunga tidak boleh menerima bunga melebihi 23,185 %

jika tidak ingin merugi. Dilihat dari indeks keuntungan (PI), semua tingkat bunga dalam

pola investasi ini memberikan hasil yang layak dan PI yang terbesar terdapat pada

bunga 12%, karena nilai indeks keuntungan di atas satu pada semua tingkat bunga.

Perhitungan ARR pada semua tingkat bunga memberikan hasil yang layak dan ARR

terbesar pada tingkat bunga 12 % sebesar 7,1 %.

4.7.3.3 Penilaian Pola Investasi 3

Tabel 4.29 Penilaian Pola Investasi 3 (100 %)

Keterangan Analisis Bunga 0 %

Perkiraan modal kembali (tahun & bulan) 4

NPV (Rp) 579.322.537

IRR (%) 22,911

Indeks Keuntungan (%) 2,47

ARR (%) 7,4

Sumber : Pengolahan Data Aspek KeuanganRumah Makan “Ibu Sri”, 2009.

Untuk pola investasi 3 (menggunakan 100% modal sendiri) sama, yaitu sekitar

4 tahunan. Nilai NPV sebesar Rp. 579.322.537. IRR yang dihasilkan, yaitu sebesar

22,911 %, nilai indeks keuntungannya (PI) sebesar 2,47 dan nilai ARR sebesar 7,4 %.

Pada ketiga pola investasi ini, semua parameter penilaian investasi memberikan hasil

yang menyatakan bahwa investasi layak

Dari ketiga pola investasi dengan tingkat bunga yang berbeda pada setiap pola

investasi, kecuali pada pola investasi 3 diketahui bahwa semakin besar tingkat bunga

semakin kecil nilai NPV dan nilai indeks keuntungannya. Untuk nilai IRR semakin

besar tingkat pinjaman ke bank, nilai IRR-nya semakin besar pula. Untuk periode

pengembalian modal, semakin besar tingkat pinjaman akan semakin cepat waktu

pengembalian investasinya. Sedangkan untuk ARR semakin besar tingkat pinjaman ke

bank, nilai ARR-nya semakin kecil.

5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis terhadap kelayakan usaha penjualan gudeg pada rumah

makan “Ibu Sri” di Depok Timur, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut

Aspek pasar dan pemasaran, dilihat dari lokasi usaha cukup strategis mengingat di

sepanjang jalan Keadilan hingga jalan Bahagia baru ada 1 usaha yang sama jadi belum

banyak pesaing. Aspek teknis dan teknologis, dipertimbangkan dari harga sewa lahan,

bahan baku, sarana transportasi, ketersediaan tenaga kerja, sarana dan pra sarana serta

fasilitas pendukung lainnya telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Aspek

manajemen dan SDM, dilihat dari segi usaha, usaha ini masih skala kecil atau

menengah dan operasional dilakukan secara kekeluargaan, sehingga tidak masalah jika

karyawannya hanya 5 orang dan struktur organisasinya masih sederhana. Aspek hukum,

karena usaha ini adalah usaha perorangan yang tidak berbadan hukum, maka

memudahkan pihak rumah makan “Ibu Sri” untuk mengambil keputusan dalam

menjalankan kegiatan operasional rumah makan. Aspek ekonomi dan sosial, usaha ini

dapat menciptakan lapangan pekerjaan terutama bagi mereka yang memiliki

kemampuan yang sesuai dengan usaha gudeg ini. Aspek amdal, cara mengatasi masalah

ini yaitu dengan membuang langsung sampah atau limbah hasil dari olahan masakan ke

tempat pembuangan sampah (TPS) sehingga kebersihan rumah makan tetap terjaga dan

tidak bau sampah. Aspek Keuangan, dari semua perhitungan dapat diketahui bahwa

nilai NPV terbesar dihasilkan oleh pola investasi 3, yaitu Rp. 579.322.537. Dengan

indeks keuntungan sebesar 2,47 dan lama modal kembali sekitar 48 bulan. Pemilihan

pola investasi bukan berdasarkan nilai NPV tetapi berdasarkan total aliran kas yang

masuk dalam waktu 5 tahun. Berdasarkan total kas yang masuk, maka investasi yang

sebaiknya dipilih adalah pola investasi 1. Karena pola investasi ini memberikan hasil

operasional kas atau kas masuk yang terbesar selama 5 tahun, yaitu sebesar Rp.

695.268.815. Jika dilihat dari total keuntungan juga sebaiknya memilih pola investasi 1

(bunga 12%), yang menghasilkan total keuntungan sebesar Rp. 595.204.599.

5.2 Saran

Dari beberapa saran yang penulis ajukan ini semoga dapat memberikan

manfaat bagi rumah makan “Ibu Sri” maupun bagi pihak lain yang membutuhkannya,

yaitu sebagai berikut :

Karena usaha ini menjual makanan maka kebersihannya lebih di jaga dan di

perhatikan agar dapat menarik minat pembeli.

Sebaiknya dilakukan promosi yang lebih efektif mengingat rumah makan ini

masih baru, agar lebih dikenal masyarakat dan untuk mencapai proyeksi yang sudah

direncanakan.

Pelayan yang ramah dan cepat merupakan salah satu cara untuk menarik

pembeli, hal ini sebaiknya diterapkan oleh pihak rumah makan “Ibu Sri”.

DAFTAR PUSTAKA

Endah, P, Lucia., P. Syari., Sukses Mengelola Usaha Warung Makan, Cetakan Pertama,Transmedia, Jakarta, 2007.

Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Studi Kelayakan Proyek, 1994.

Husnan, Suad dan Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek : Konsep, Teknik danPenyusunan Laporan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2000.

Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua, Cetakan ke-4, KencanaPrenada Media Group, 2003.

Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4, Universitas GadjahMada Yogyakarta, 1997.

http://www.bi.go.id/Suku+bunga/Suku+Bunga+SBI.html, 19 November 2008

http://library.gunadarma.ac.id.html 29 September 2009