jurnal adhi muhtadi

6
Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x EVALUASI PELAYANAN BUS dan MPU KOTA SURABAYA UNTUK MENUNJANG SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN Adhi Muhtadi 1 , Sapto Budi Wasono 2 , I Putu Artaya 3 dan Sri Wiwoho Mudjanarko 4 1,2,4 Staf Pengajar Prodi S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Narotama, Email: [email protected] ; [email protected]; [email protected] 3 Staf Pengajar Prodi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Narotama, Email: [email protected] ABSTRAK Kondisi eksisting bus dan MPU Kota Surabaya sangat jauh dari kata layak. Para pelaku perjalanan untuk saat ini besar kemungkinanannya beralih menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Pengaturan trayek bus dan MPU Kota Surabaya juga terkesan banyak tumpang tindih. Permasalahan utama angkutan umum Kota Surabaya adalah tingginya biaya menaiki angkutan umum dan lamanya waktu tempuh menggunakan angkutan umum. Hal ini menyebabkan warga Kota Surabaya beralih ke moda transportasi sepeda motor baik dengan cara cash maupun kredit. Hal ini terbukti dari tingginya kepemilikan sepeda motor sebesar 1,4 juta unit dengan penduduk sebesar 2,9 juta jiwa. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi pelayanan bus dan MPU Kota Surabaya untuk menunjang transportasi berkelanjutan. Sehingga secara empiris seluruh komponen masyarakat (pemerintah, swasta dan warga kota) mengetahui tingkat pelayanan eksisting angkutan kota andalan Kota Surabaya yang secara kasat mata sudah tidak menarik minat warga Kota untuk menggunakannya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membuka mata instansi terkait penentu kebijakan agar secepatnya menyediakan angkutan umum yang terjangkau, aman, nyaman, lancar dan efisien bagi kebanyakan warga Kota Surabaya. Hingga pada akhirnya warga Kota Surabaya lebih tertarik menggunakan moda angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi lapangan, tracing penelitian terdahulu, analisis data dan pembuatan laporan. Dari studi literatur yang dilakukan, angkutan umum yang ideal untuk Kota Surabaya adalah perpaduan angkutan umum berbasis jalan rel (KA), bis besar, bis sedang maupun bis kecil (MPU). Sinergi antara angkutan umum Kota Surabaya diharapkan dapat menarik minat warga Kota Surabaya untuk kembali menggunakan angkutan umum dan selanjutnya menurunkan angka kemacetan serta mampu meminimalkan polusi akibat transportasi. Gambaran hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah Kota Surabaya selayaknyalah mengembangkan angkutan umum agar angka kemacetan semakin turun, meningkatnya pemberdayaan angkutan umum dan langit Surabaya menjadi lebih biru dan ramah lingkungan guna menunjang transportasi secara berkelanjutan. Kata kunci: evaluasi, pelayanan, bus kota, MPU, Surabaya 1. PENDAHULUAN Kota Surabaya setiap harinya tidak lepas dari kemacetan. Pada koridor utama Utara - Selatan seperti Jl. Akhmad Yani sangat sulit untuk setiap kendaraan tidak terjebak kemacetan. Pergerakan kendaraan di Jl. Akhmad Yani maupun jalan-jalan lainnya di Kota Surabaya didominasi oleh kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil hingga 84% (Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, 2012). Terlalu banyaknya kendaraan pribadi di jalan raya menimbulkan hipotesa apakah kondisi angkutan umum kurang dapat melayani kebutuhan transportasi warga Kota Surabaya. Oleh karena itu, penelitian ini sangat perlu dilakukan karena untuk mengetahui tingkat pelayanan bus dan MPU Kota Surabaya hingga saat ini dan apa rekomendasi yang dapat diberikan tim peneliti kepada penentu kebijakan sehubungan dengan terselenggaranya angkutan umum yang dapat diandalkan oleh seluruh warga Kota Surabaya. 2. LANDASAN TEORI Performansi dari pelayanan bus kota terhadap kebutuhan transportasi di Kota Surabaya perlu mendapatkan perhatian, khususnya dikaitkan dengan status Surabaya Kota Metropolitan.Terdapat berbagai metoda yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu sistem angkutan umum khususnya tingkat pelayanan atau performansinya sebagai berikut :

Upload: adhi-muhtadi

Post on 10-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

evaluasi angkutan umum

TRANSCRIPT

  • Prosiding Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil (KNPTS) 2012,

    7 Desember 2012, ISBN xxx-xxx-xxxxx-x-x

    EVALUASI PELAYANAN BUS dan MPU KOTA SURABAYA

    UNTUK MENUNJANG SISTEM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN Adhi Muhtadi

    1, Sapto Budi Wasono

    2, I Putu Artaya

    3 dan Sri Wiwoho Mudjanarko

    4

    1,2,4

    Staf Pengajar Prodi S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Narotama, Email:

    [email protected] ; [email protected]; [email protected] 3 Staf Pengajar Prodi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Narotama, Email:

    [email protected]

    ABSTRAK

    Kondisi eksisting bus dan MPU Kota Surabaya sangat jauh dari kata layak. Para pelaku perjalanan untuk saat

    ini besar kemungkinanannya beralih menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.

    Pengaturan trayek bus dan MPU Kota Surabaya juga terkesan banyak tumpang tindih. Permasalahan utama

    angkutan umum Kota Surabaya adalah tingginya biaya menaiki angkutan umum dan lamanya waktu tempuh

    menggunakan angkutan umum. Hal ini menyebabkan warga Kota Surabaya beralih ke moda transportasi

    sepeda motor baik dengan cara cash maupun kredit. Hal ini terbukti dari tingginya kepemilikan sepeda motor

    sebesar 1,4 juta unit dengan penduduk sebesar 2,9 juta jiwa. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi pelayanan

    bus dan MPU Kota Surabaya untuk menunjang transportasi berkelanjutan. Sehingga secara empiris seluruh

    komponen masyarakat (pemerintah, swasta dan warga kota) mengetahui tingkat pelayanan eksisting angkutan

    kota andalan Kota Surabaya yang secara kasat mata sudah tidak menarik minat warga Kota untuk

    menggunakannya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membuka mata instansi terkait penentu kebijakan

    agar secepatnya menyediakan angkutan umum yang terjangkau, aman, nyaman, lancar dan efisien bagi

    kebanyakan warga Kota Surabaya. Hingga pada akhirnya warga Kota Surabaya lebih tertarik menggunakan

    moda angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah studi literatur, observasi lapangan, tracing penelitian terdahulu, analisis data dan pembuatan laporan.

    Dari studi literatur yang dilakukan, angkutan umum yang ideal untuk Kota Surabaya adalah perpaduan

    angkutan umum berbasis jalan rel (KA), bis besar, bis sedang maupun bis kecil (MPU). Sinergi antara

    angkutan umum Kota Surabaya diharapkan dapat menarik minat warga Kota Surabaya untuk kembali

    menggunakan angkutan umum dan selanjutnya menurunkan angka kemacetan serta mampu meminimalkan

    polusi akibat transportasi. Gambaran hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah Kota Surabaya

    selayaknyalah mengembangkan angkutan umum agar angka kemacetan semakin turun, meningkatnya

    pemberdayaan angkutan umum dan langit Surabaya menjadi lebih biru dan ramah lingkungan guna menunjang

    transportasi secara berkelanjutan.

    Kata kunci: evaluasi, pelayanan, bus kota, MPU, Surabaya

    1. PENDAHULUAN

    Kota Surabaya setiap harinya tidak lepas dari kemacetan. Pada koridor utama Utara - Selatan seperti

    Jl. Akhmad Yani sangat sulit untuk setiap kendaraan tidak terjebak kemacetan. Pergerakan

    kendaraan di Jl. Akhmad Yani maupun jalan-jalan lainnya di Kota Surabaya didominasi oleh

    kendaraan pribadi yaitu sepeda motor dan mobil hingga 84% (Dinas Perhubungan Provinsi Jawa

    Timur, 2012). Terlalu banyaknya kendaraan pribadi di jalan raya menimbulkan hipotesa apakah

    kondisi angkutan umum kurang dapat melayani kebutuhan transportasi warga Kota Surabaya. Oleh

    karena itu, penelitian ini sangat perlu dilakukan karena untuk mengetahui tingkat pelayanan bus dan

    MPU Kota Surabaya hingga saat ini dan apa rekomendasi yang dapat diberikan tim peneliti kepada

    penentu kebijakan sehubungan dengan terselenggaranya angkutan umum yang dapat diandalkan oleh

    seluruh warga Kota Surabaya.

    2. LANDASAN TEORI

    Performansi dari pelayanan bus kota terhadap kebutuhan transportasi di Kota Surabaya perlu

    mendapatkan perhatian, khususnya dikaitkan dengan status Surabaya Kota Metropolitan.Terdapat

    berbagai metoda yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu sistem angkutan umum khususnya

    tingkat pelayanan atau performansinya sebagai berikut :

  • 1. Kecepatan Operasional Bus Kota (25-30) km/jam. Kendaraan bisa berjalan dengan kecepatan tersebut baik pada waktu jam sibuk maupun jam kosong. Kecepatan

    didefinisikan sebagai suatu angka gerakan dalam jarak per satuan waktu, dan merupakan

    kebalikan dari waktu yang ditempuh oleh kendaraan untuk menempuh suatu jarak

    tertentu yaitu:

    S = d/t

    dengan: S = kecepatan (km/jam); d = jarak yang ditempuh (km); t = waktu untuk

    menempuh (jam)

    2. Headway (5-10) menit. Interval waktu antara dua transit unit yang berurutan antara bis yang datang dan yang berangkat (Morlock, 1988).Rumus untuk Headway adalah :

    h = 3600 / f

    dengan: f = frekuensi pelayanan adalah jumlah transit unit melewati suatu titik tertentu

    dalam satu jam (TU/jam); h = Headway (detik/TU)

    3. Waktu tunggu penumpang (2,30-50) menit Waktu yang diperlukan bagi calon penumpang untuk menunggu kendaraan yang

    melewati jalan tersebut (Abubakar, 1996).

    W = h1/2 = 60/2f

    dengan: W = waktu tunggu (menit); h1= headway kendaraan (menit/kendaraan)

    pada saat tidak sibuk

    4. Jumlah km yang ditempuh tiap bis dalam satu hari (230-260) km/hari Meskipun rute bis kota di Surabaya sudah tertentu, namun perhitungan jarak yang

    ditempuh oleh tiap bis setiap harinya perlu dihitung, mengingat jumlah trip dari masing-

    masing bis tiap jamnya (jam sibuk dan jam kosong) dan setiap harinya bisa berbeda

    (Warpani, 1990)

    5. Kapasitas angkut per bis (40-85) penumpang/hari. Jumlah penumpang yang diangkut dalam satu bis setiap tripnya (Warpani, 1990).

    6. Jumlah penumpang yang diangkut tiap bis dalam 1 hari (1000-1200) png/hr Jumlah ini dihitung pada semua rute bis kota (daerah study) baik pada saat jam sibuk

    maupun jam kosong setiap harinya (Abubakar, 1996).

    7. Tingkat efektifitas rute (perbandingan antara jumlah penumpang per rute/hari dengan kapasitas pelayanan rute). Suatu rute akan semakin efektif jika semakin besar / banyak

    jumlah penumpang yang menggunakan / memanfaatkan rute pelayanan tersebut. (Salim

    Abas, 1993). Hubungannya adalah sebagai berikut :

    8. Kecelakaan yang terjadi per 100.000 km bis (0,5-2) kali. Jumlah kecelakaan yang terjadi dalam jarak tempuh komulatif 100.000 km untuk seluruh armada bis kota (Warpani,

    1990).

    9. Prosentase dan tingkat keandalan pelayanan bis terhadap jumlah total armada (80-90)% Jumlah bis yang dioperasikan tidak selalu sama dengan jumlah bis yang tersedia, jumlah

    bis yang dioperasikan tidak selalu sama dengan jumlah bis yang tersedia, jumlah bis

    yang dioperasikan selalu mengikuti tingkat kebutuhan dan pertimbangan teknis lainnya

    (Warpani, 1990).

    10. Jarak antara pemberhentian bis (300-500) meter. Pemberhentian disini termasuk bus stop dan halte selain itu juga ditentukan oleh permintaan yang dipengaruhi oleh tata

    guna lahan dan tingkat kepadatannya. Penentuan jarak henti berdasarkan kegiatan dan

    tata guna lahan (PSAU ITB, 1997).

    11. Standar Kenyamanan (duduk = 0,30-0,55) meter (berdiri = 0,15-0,25) meter. Merupakan faktor yang menentukan tentang luas kendaraan per unit kapasitas dengan rasio

    perbandingan tempat berdiri dan tempat duduk berkisar antara 1,5 sampai 3,0.

    Rumus untuk mengecek kenyamanan per space tempat duduk dinyatakan sebagai

    berikut:

  • dengan: P= standart kenyamanan duduk (0,3 0,55) m2; Ad =luas tempat duduk total (m2); m=jumlah tempat duduk

    12. Tidak ada penumpang yang berdiri untuk jarak perjalanan diatas 30 km.Untuk kenyamanan perjalanan panjang diatas 30 km penumpang bisa menempati tempat duduk yang tersedia tanpa

    ada yang berdiri (Abubakar, 1996).

    13. Prosentase kerusakan yang terjadi ketika Bis beroperasi dijalan (8-10) (Warpani, 1990). 14. Lama pengemudi bekerja/hari max (8-10) jam untuk menjaga stamina pengemudi agar bisa

    mengemudikan kendaraannya maka perlu dibatasi waktunya (Warpani, 1990).

    15. Umur kendaraan 1.200.000 1.800.000 km tempuh, untuk pemakaian kendaraan yang baik kondisi Bisnya maupun mesinnya supaya tidak mengalami kerusakan sebaiknya kendaraan perlu

    diketahui umur pemakaiannya (Abubakar, 1996).

    16. Keadaan lokasi terminal (ada atau tidak). Ada berarti masuk dalam lokasi terminal. Tidak berarti diluar atau dipinggir-pinggir jalan tidak punya tempat di dalam suatu lokasi (PSAU-ITB, 1997).

    17. Jumlah Penduduk. Untuk menentukan rute bis dan untuk mengetahui jumlah penumpang yang membutuhkan akan angkutan umum bis perlu mengetahui dulu jumlah penduduk (Abubakar,

    1996).

    18. Lebar jalan / kelas jalan. Bis lewat pada jalan-jalan tertentu dan kelas jalan tertentu, tidak masuk jalan-jalan kecil (kampung) / pemukiman.

    Sedangkan untuk penelitian kinerja pelayanan MPU Kota Surabaya akan dilaksanakan secara

    kualitatif dengan melakukan tanya jawab terhadap penumpang MPU Kota Surabaya. Pertanyaan-

    pertanyaan yang diajukan adalah sbb:

    1. Apakah MPU yang anda naiki melakukan berhenti sementara (ngetem) di satu atau beberapa tempat?

    2. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk MPU untuk berhenti sementara tersebut? 3. Apakah pada kondisi MPU akan penuh, pengemudi MPU atau kernet memaksa penumpang

    untuk mengisi bangku panjang sebanyak 7 penumpang dan bangku pendek sebanyak 5

    penumpang?

    4. Apakah tarif yang yang ditarik oleh pengemudi MPU telah sesuai dengan ketentuan Perda Kota Surabaya?

    5. Apakah anda menerima pengembalian uang sesuai dengan tarif yang telah ditentukan oleh Perda Kota Surabaya?

    6. Apakah MPU yang anda naiki melakukan putar balik sebelum sampai terminal akhir? 7. Apakah alasan pengemudi MPU melakukan putar balik sebelum mencapai terminal akhir? 8. Berapakah tarif yang dibayar penumpang ketika MPU melakukan putar balik sebelum mencapai

    terminal akhir?

    9. Bagaimana cara mengendarai pengemudi MPU Kota Surabaya? Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Tahir (2005), yang menyimpulkan bahwa: (1)

    Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan jumlah kendaraan

    pribadi (private car) yang sangat besar, yaitu sekitar 82,83% yang terdiri dari 60,48% mobil

    pribadi dan 22,35% sepeda motor. (2). Rasio antara kendaraan umum dengan kendaraan pribadi

    yang beroperasi di kota Surabaya adalah 1 : 27. (3). Jenis angkutan umum yang beroperasi di Kota

    Surabaya umumnya menggunkanan Mobil penumpang Umum (MPU) dengan kapasitas 10 11 orang sebanyak 2,64% kemudian disusul oleh angkutan umum bus besar sebesar 0,36%. (4).

    Beberapa alternatif angkutan massal yang bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan angkutan

    pribadi didalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas antara lain pengoerasian Kereta Api

    Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway), monorail atau perbaikan kinerja angkutan umum.

  • 3. METODE PENELITIAN

    Beberapa langkah metodologi akan dilakukan untuk mendapatkan suatu variabel pendekat

    terhadap pencarian kinerja pelayanan Bus dan MPU Kota Surabaya khususnya dan untuk kontribusi

    pembenahan permasalahan sistem angkutan perkotaan di Surabaya.

    Adapun metode penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah :

    1. Studi literatur mengenai angkutan umum perkotaan, khususnya yang ada keterkaitannya dengan operasional Bus dan MPU Kota Surabaya.

    2. Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait, Dinas Perhubungan dan DLLAJR 3. Melakukan survei lapangan untuk mendapatkan data primer, survei naik turun penumpang,

    waktu tunggu penumpang, frekuensi, headway, kecepatan, kapasitas angkut untuk Bus Kota

    Surabaya

    4. Melakukan penyebaran kuesioner dan tanya jawab terhadap responden penumpang MPU Kota Surabaya.

    5. Mengevaluasi kinerja operasional Bus dan MPU Kota Surabaya dengan Standart Pelayanan dan secara kualitatif

    6. Memberikan kesimpulan dan pendapat guna memperbaiki Kinerja Pelayanan Bus dan MPU Kota Surabaya.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Kinerja Pelayanan Bus Kota Surabaya:

    1. Kecepatan operasional rendah terdapat pada rute : C (Purabaya-Darmo-Perak PP), D (Purabaya-Bratang PP), E1 (Purabaya-Joyoboyo PP),dan G (Purabaya-Sepanjang-Darmo

    Permai PP), yaitu 19.94 km/jam s/d 23.15 km/jam.

    2. Headway tinggi terdapat pada rute G (Purabaya Sepanjang Darmo Permai PP) dan PAC1 (Purabaya Darmo Perak Patas AC PP) dan PAC 5 (Purabaya-Tol Waru- Demak Semut PP (Patas AC) yaitu berturut-turut sebesar 10,20 menit, 22,24 menit dan 22, 32 menit.

    3. Waktu tunggu tinggi terdapat pada rute G (Purabaya Sepanjang Darmo Permai PP) dan PAC1 (Purabaya Darmo Perak Patas AC PP) dan PAC 5 (Purabaya-Tol Waru- Demak Semut PP (Patas AC) yaitu berturut-turut sebesar 5,10 menit, 11,12 menit dan 11,16 menit.

    4. Hampir seluruh Bus Kota Surabaya menempuh perjalanan terlalu panjang kecuali rute D (Purabaya-Bratang PP) dan E1(Purabaya Joyoboyo PP).

    5. Kapasitas angkut masih tergolong dalam taraf yang cukup yaitu antara 49 sd 68 penumpang/bus.

    6. Jumlah penumpang yang diangkut tiap bus per hari yang rendah terdapat para rute : P6 (Purabaya Diponegoro TOW Patas), P8 (Purabaya-Tol Waru-Tol Tandes-TOW Patas), C (Purabaya-Darmo-Perak PP),G (Purabaya-Sepanjang-Darmo Permai PP), PAC1 (Purabaya Darmo Perak Patas AC PP), P5 (Purabaya -Tol Waru Demak Semut PP (Patas) dan P1 (Purabaya Darmo Perak Patas) , yaitu : 709 penumpang per hari s/d 960 penumpang per hari.

    7. Keadaan interior Bis rata-rata yang menyatakan : Jelek 80,83%; Sedang 16,33% dan Baik3,25%

    8. Keadaan Exterior Bis rata-rata yang menyatakan : Jelek 78,75% ; Sedang 16,08% ; dan Baik 5,58%

    9. Polusi yang ditimbulkan oleh Bus Kota Surabaya yang menyatakan: tinggi 63% ; sedang 23% dan rendah 14%.

    Evaluasi Kinerja Pelayanan MPU Kota Surabaya secara kualitatif dari jawaban responden:

    1. MPU Kota Surabaya yang ngetem sebanyak 76% dan 24% 2. Lama waktu MPU Kota Surabaya untuk ngetem: 1-15 Menit 28%; 5-10 menit 52%; 10-19

    menit 20%

    3. Pengemudi MPU Kota Surabaya memaksa penumpang untuk duduk dengan formasi 7-5: Ya 66% dan Tidak 34%

  • 4. Kesesuaian tarif menurut responden penumpang MPU Kota Surabaya: Sesuai 83% dan Tidak sesuai 17%

    5. Kesesuaian uang kembalian yang diterima: 69% sesuai dan 31% tidak sesuai 6. Proporsi pengemudi bemo melakukan putar balik: 76% Ya dan 24% Tidak melakukan putar

    balik

    7. Alasan pengemudi MPU melakukan putar balik: sepi penumpang 84% dan pulang ke rumah 16%

    8. Tarif yang dibayar penumpang ketika MPU melakukan putar balik: bayar penuh 48%, bayar setengah 10% dan tidak bayar 42%.

    9. Cara pengemudi mengendarai MPU Kota Surabaya: Kasar 15%, Normal 85%. 10. Keadaan interior MPU rata-rata yang menyatakan : Jelek 78%; Sedang 18% dan

    Baik 4%

    11. Keadaan Exterior MPU rata-rata yang menyatakan : Jelek 74% ; Sedang 18% ; dan Baik 8%

    5. KESIMPULAN 1. Kinerja Pelayanan Bus Kota Surabaya akan sangat sulit meningkat dari segi kecepatan,

    headway, waktu tunggu dan jumlah penumpang. Hal ini dikarenakan volume kendaraan pribadi

    yang terlalu banyak (82%) dan menghabiskan kapasitas jalan-jalan di Kota Surabaya.

    2. Kondisi interior dan exterior Bus dan MPU Kota Surabaya sangat tidak mungkin ditingkatkan lagi, sehingga peremajaan Bus Kota Surabaya menjadi satu hal yang harus dilakukan oleh

    Instansi pemerintah terkait agar mampu menarik minat warga Kota menggunakan Bus Kota

    Surabaya. Sedangkan peremajaan MPU sebaiknya tidak perlu dilakukan karena dengan ukuran

    kota sebanyak lebih dari 3 juta penduduk, Kota Surabaya sebaiknya menggunakan sarana

    transportasi bus kota besar ataupun kereta api (komuter/monorail/LRT).

    3. Tiingkat polusi yang demikian tinggi sangat mengganggu penumpang bus kota, MPU maupun kendaraan lainnya. Hal ini dikarenakan umur bus dan MPU Kota Surabaya yang terlalu tua

    (diatas 15 tahun), sehingga tingkat polusi tidak dalam kapasitas normal akan tetapi selalu

    berlebihan sehingga mengganggu kenyamanan penumpang bus dan MPU Kota Surabaya.

    4. Perlunya pembatasan jumlah kendaraan pribadi, misalnya dengan pengenaan parkir yang tinggi di pinggir jalan maupun di dalam gedung, electronic road pricing ataupun juga pembangunan

    fasilitas park and ride di dekat terminal bus dan MPU Kota Surabaya sehingga mampu

    menampung kendaraan pribadi warga kota yang akan menggunakan angkutan umum.

    5. Perbaikan headway keberangkatan dan kedatangan akan menjadi kenyataan apabila volumen kendaraan pribadi dapat ditekan, sehingga kapasitas jalan raya akan semakin membesar dan

    memudahkan angkutan umum beroperasi setiap harinya.

    6. Perlunya pembuatan e-ticket untuk integrasi angkutan umum di Kota Surabaya untuk masa yang akan datang apabila terdapat angkutan umum bus besar, dan kereta api (komuter,

    monorail/LRT), sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian tarif angkutan umum dan

    pengembaliannya.

    DAFTAR PUSTAKA Abubakar, Iskandar (1996), Menuju Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Yang Tertib, Jakarta: Direktorat Jenderal

    Perhubungan Darat

    Abubakar, Iskandar (1999), Rekayasa Lalu Lintas Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di

    Wilayah Perkotaan, Jakarta: Penerbit Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

    Bina Marga, 1990, Panduan Survey dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas, No : 001/T/BNKT/1990,

    Jakarta : Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

    Bina Marga (1992), Road User Cost Model, Jakarta: Hoff & Overgaard a/s, Denmark in Assosiaction with PT.

    Multi Phi Beta, Indonesia.

    Bina Marga (1990), Panduan Survei dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas No : 001/T/BNKT/1990,

    Dirjen Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Jakarta.

    GIZ (2011), Urban Mobility For Indonesia, Komponen Transportasi Perkotaan, Angkutan Umum, Jakarta

  • Gusnita, Dessy (2010), Green Transport: Transportasi Ramah Lingkungan Dan Kontribusinya Dalam Mengurangi Polusi Udara, Jakarta: Berita Dirgantara Vol. 11 No. 2 Juni 2010, Hal: 66-71

    Miro, Fidel (2005), Perencanaan Transportasi Untuk Mahasiswa, Perencana Dan Praktisi, Jakarta: Penerbit

    Erlangga

    Morlok, E.K (1988), Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transpportasi, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit

    Erlangga

    Suhendro, Soedibyo H.P., dan Windhu Purnomo (2000), Kandungan Timbal Dalam Darah dan Dampak

    Kesehatan pada Pengemudi Bus Nota AC dan Non AC di Kota Surabaya, Jurnal Kesehatan

    Lingkungan, Vol. 3 No. 2 Januari 2007: 127-136

    Tahir, Anas (2005), Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu Lintas Kota

    Surabaya, Jurnal SMARTEK, Vol. 3 No. 3 Agustus 2005:169-182

    Warpani, S. (1990), Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung: Penerbit ITB.