jumat, 21 oktober 2011 - ftp.unpad.ac.id filerakyat papua iii pada hari terakhir, kepala divisi...

1
Petani di Karawang kian Terpuruk 8 JUMAT, 21 OKTOBER 2011 N USA NTARA RITA AYUNINGTYAS K EPOLISIAN Daerah (Polda) Papua telah menetapkan lima tersangka pascapem- bubaran Kongres Rakyat Papua III di Abepura, Jayapura. “Iya betul, kemarin (19/10), sudah tangkap 300-an orang. Kemudian kita tetapkan seba- gai tersangka lima orang,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Wahyono, ke- tika dihubungi, kemarin. Kelima tersangka ialah For- korus Yaboisembut, Edison gla- dius Waromi, August Makbra- wen Sananay Kraar, Dominikus Sorabut, dan Gat Wenda. Kon- gres menetapkan Forkorus Yaboisembut sebagai Presiden Papua dan perdana menterinya ialah Edison Waromi. Empat di antara mereka dike- nai Pasal 110 ayat (1) KUHP, Pasal 106 KUHP, dan Pasal 160 KUHP. Adapun Gat Wenda dikenai Pasal 2 ayat (1) Undang-Un- dang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 karena terbukti membawa senjata tajam. Para tersangka dinyatakan bersalah karena menyelengga- rakan Kongres Rakyat Papua III yang berlangsung sejak 17 Ok- tober hingga 19 Oktober 2011, dengan tujuan membentuk negara Papua merdeka. Kon- gres tersebut memutuskan akan melakukan mediasi hukum ke Mahkamah Internasional serta mendaftarkan negara Papua Barat ke Perserikatan Bangsa- Bangsa. Wahyono mengatakan lima tersangka diduga merupakan otak intelektual kongres itu. Di lain tempat, polisi masih mengejar panitia kongres yang menamakan diri sebagai pani- tia Kongres Rakyat Papua. Ia menambahkan, pihaknya telah memulangkan puluhan peserta kongres yang ditang- kap. Mereka yang dipulangkan terdiri dari mahasiswa seba- nyak 88 orang, pelajar 16 orang, dan perempuan 15 orang. Saat ditanya mengapa polisi baru membubarkan Kongres Rakyat Papua III pada hari terakhir, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan awalnya kelom- pok itu tidak meminta izin mengadakan kongres untuk mendeklarasikan kemerdekaan Papua. Mereka meminta izin untuk kongres biasa. “Ternyata dia kongres un- tuk mendeklarasikan Papua Merdeka. Jadi saat kita tahu itu, kita langsung bubarkan.” Di sisi lain, kemarin, war- ga Abepura, Kota Jayapura, Papua, dikejutkan dengan penemuan dua mayat di bukit Padang Bulan, sekitar 300 me- ter di belakang Markas Korem 172/PWY. Kedua mayat tersebut berna- ma Max Sasaye, 28, dan Daniel Kadepa, 30. Mereka langsung dievakuasi ke RSUD Dok II Jayapura oleh polisi dengan mobil jenazah. Anton Bachrul Alam menya- takan dua orang yang tewas ialah peserta Kongres Rakyat Papua III. “Ya, ada dua orang tewas. Tertembak,” ujarnya. Namun, dia belum mengakui peluru itu berasal dari senapan polisi atau bukan. “Masih kita selidiki ya,” kata dia. Mulai normal Sementara itu, aktivitas war- ga Abepura dan sekitarnya di Kota Jayapura, kemarin, kem- bali normal. Hal itu terlihat di sejumlah pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya, seperti Pasar Youtefa, sekolah- sekolah, dan kantor peme- rintahan. “Hari ini kami kem- bali berjualan setelah kemarin sempat tutup seharian,” kata karyawan toko di Jalan Gerilya- wan Abepura, Gunawan. Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib meng- utarakan organisasi yang di- pimpinnya tidak terkait dengan Kongres Rakyat Papua III. (Ant/N-1) [email protected] Lima Peserta Kongres Papua Jadi Tersangka Polisi mengejar panitia kongres, sedangkan puluhan peserta yang sempat ditahan kemarin sudah dilepaskan. Posisi Pers Digoyang Konservatisme SOROTAN dan outokritik mengemuka dalam diskusi yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) di Kampus Universitas Suma- tra Utara, kemarin. Acara bertema Fundamen- talisme di media dan tantangan memberitakan isu keberagaman, itu menampilkan pembicara Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kan- song, akademisi dari IAIN Sumatra Utara Akmal Azhari, dan Pemimpin Redaksi Deli TV Syaiful Anwar Lubis. Usman mengungkapkan, saat ini kebanyakan media sudah kebablasan dalam mengekspresikan suara mere- ka. Itu bisa dilihat banyaknya pers Islam yang menyuarakan radikalisme, fundamental- isme, konservatisme, dan mistisisme. “Konservatisme agama yang ditularkan melalui pers sesungguhnya membahaya- kan kehidupan sosial, ber- bangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, konservatisme semacam itu harus dilawan,” tandasnya. Dia menambahkan, kon- servatisme itu dapat dilawan dengan pemberitaan melalui media massa umum. Apalagi, di masa reformasi ini, sudah semestinya pers umum lebih leluasa memberitakan keber- agaman. Sayangnya, pers umum pun tidak menampilkan ideal keberagaman alias ikut ter- jangkit konservatisme. Ia memberikan contoh, masih banyak pers yang mem- beritakan persoalan agama hanya berdasarkan opini dari suara mayoritas. Misalnya, menyebut Ahmadiyah sesat. “Sesat menurut siapa? Ketika menggunakan kata sesat, pers telah memihak kelompok mayoritas dominan. Memvo- nis satu aliran sebagai sesat atau tidak sesat merupakan hak prerogatif Tuhan.” Di sisi lain, Akmal Azhari lebih banyak menyoroti fung- si wartawan. Menurut dia, para kuli tinta bisa dikatakan sebagai nabi. Alasannya ba- nyak tugas wartawan hampir sama dengan tugas nabi, salah satunya menyampaikan kabar berita dan membentuk opini. “Tapi sayang, masih banyak wartawan yang tidak bisa membedakan opini pribadi dengan opini yang ada di masyarakat,” paparnya. Syaiful Anwar pun me- maparkan kondisi terkini di Sumatra Utara. “Ada media utama, yang memosisikan di- rinya berseberangan dengan media lainnya dalam pem- beritaan. Namun, itu tidak menimbulkan perpecah an karena warga Sumut memiliki kekerabatan yang baik karena adat istiadat.” (YN/N-2) Perampok Dua Bank masih Berkeliaran PETANI di dua wilayah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kian terpuruk karena kemarau berkepanjangan ber- akibat hancurnya hasil panen mereka. Dua daerah itu adalah Kecamatan Tempuran dan Cilamaya Wetan. Di Kecamatan Cilamaya Wetan, persentase kerusakan hasil panen diperkirakan 20%, sedangkan di Kecamatan Tem- puran mencapai 50% dengan kondisi rusak parah (puso). Akibatnya, para petani tidak henti-hentinya mengeluh, ka- rena kesulitan mendapatkan modal untuk musim tanam berikutnya. ‘’Tidak sedikit petani yang putus asa. Sampai usia tanam- an 50 hari, entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan. Butir padi yang keluar ternyata me- mutih (hampa),’’ ujar Rohim, 58, petani di Desa Layapan, Ke- camatan Tempuran, kemarin. Ia mengaku para petani di wilayahnya sangat bersyukur bila mendapatkan hasil panen 2-3 ton per ha. Normalnya, panen padi per hektare 6-7 ton. Rohim memperkirakan pe- nyebab hancurnya panen me- reka karena kemarau dan hama tanaman (wereng cokelat). Di sisi lain, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Jawa Tengah, Surratno mengimbau badan usaha milik negara dan daerah (BUMN/ BUMD) berperan aktif dalam melaksanakan gerakan pening- katan produksi panen berbasis korporasi (GP3K) di daerah- nya. ‘’GP3K ini akan sangat efektif hasilnya jika BUMN se- rius membantu dengan sistem yarnen (bayar setelah panen).’’ Dengan cara bayar panen, jelasnya, para petani terhindar dari ulah para rentenir dan pengijon yang menawarkan pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Ia berpendapat selama ini belum terlihat peran nyata BUMN/BUMD dalam pelak- sanaan program GP3K yang diatur lewat Peraturan Presiden Nomor 14/2011. ‘’Jika kalangan BUMN (BUMD) bersedia dan mengakomodasi suara petani yang mengetahui persis me- ngenai situasi tanaman pangan di wilayah masing-masing, di- pastikan akan mampu mening- katkan ketahanan pangan yang didambakan pemerintah.’’ Bahkan, tambahnya, jika BUMN mampu menciptakan kesejahteraan petani melalui sumber daya yang dimiliki, dia memastikan surplus beras pada 2012 yang dicanang- kan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan khayalan. ‘’Semua memang butuh kerja keras. Terutama penyediaan bibit dan pupuk. Soal pes- tisida, biarlah petani diberi kelonggaran, karena mereka ini bisa membuat sendiri yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan produksi pabrik,’’ imbuh Suratno lagi. (FS/WJ/TS/JS/N-1) PERBURUAN terhadap ke- lompok pembobol anjungan tu- nai mandiri BCA di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilakukan tim gabungan Direktorat Re- serse Kriminal Polda Jawa Barat dan Polres Bandung. Namun, sampai tadi malam, pengejaran belum membuahkan hasil. Perampokan di ATM BCA kantor cabang pembantu Bih- bul, Kopo, yang terjadi Rabu (19/10) dini hari itu menewas- kan petugas satuan penga- manan. Asep Wahyudin, 34, yang menjaga lokasi ditemukan tewas akibat luka bacokan di tubuh, tangan, dan kepalanya. Kapolres Bandung AKB Sony Sonjaya menyatakan sudah memeriksa delapan saksi dan mengidentifikasi pelaku le- wat rekaman CCTV bank itu. “Pelaku lebih dari satu. Kami belum melihat kaitan orang da- lam pada peristiwa ini.” Dalam kejadian itu, pelaku merusak ATM, tapi tidak sempat meng- gondol uang. Dari Pidie, Aceh, komplotan perampok Bank BRI yang menggondol dana Rp3,3 miliar juga belum diringkus. Namun, polisi mulai menemukan titik terang identitas pelaku dari re- kaman CCTV di BRI unit Beure- unuen, Kecamatan Mutiara. Seorang pelaku yang diduga sebagai pemimpin komplotan bertangan buntung. Perampok berjumlah empat orang yang membawa senjata laras panjang dan laras pendek. “Dua pelaku berjaket dan me- makai helm lebih dulu masuk dan langsung menodongkan pistol kepada petugas bank. Dua pelaku lain dengan senjata laras panjang mirip AK-47 menyusul masuk belakangan,” kata Ka- polres Pidie AKB Dumadi. Pada aksi mereka, pemimpin kelompok bertangan buntung memberi perintah kepada tiga perampok lain. Pemimpin ke- lompok diduga ialah pria yang memegang AK-47. Dumadi mengaku sudah bisa meng- identikasi dua pelaku. Di Medan, Sumatra Utara, kemarin, perampok juga berak- si hingga menewaskan Samuel Hyein, turis warga Amerika Serikat. Korban yang baru mendarat di Bandara Polonia dan menumpang becak motor ditikam para pelaku di Jalan S Parman. (EM/MR/YN/N-2) Sampai usia tanaman 50 hari, entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan. Butir padi yang keluar ternyata memutih (hampa).” ISU KEBERAGAMAN: Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong (kedua dari kiri), akademisi dari IAIN Sumatera Utara Akmal Azhari (kiri) dan Pemimpin Redaksi Deli TY Syaiful Anwar Lubis (kedua dari kanan) berbicara dalam diskusi di Kampus Universitas Sumatra Utara, kemarin. TETAP MELAUT: Nelayan mencoba melabuhkan kapalnya setelah memindahkan ikan hasil tangkapan menuju tepian Pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatra Barat, kemarin. Meskipun cuaca buruk sepekan terakhir disertai gelombang tinggi, nelayan setempat tetap melaut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. MI/YENNIZAR ANTARA/IGGOY EL FITRA

Upload: phungdung

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Petani di Karawang kian Terpuruk

8 JUMAT, 21 OKTOBER 2011NUSANTARA

RITA AYUNINGTYAS

KEPOLISIAN Daerah (Polda) Papua telah menetapkan lima tersangka pascapem-

bubaran Kongres Rakyat Papua III di Abepura, Jayapura.

“Iya betul, kemarin (19/10), sudah tangkap 300-an orang. Kemudian kita tetapkan seba-gai tersangka lima orang,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Wahyono, ke-tika dihubungi, kemarin.

Kelima tersangka ialah For-korus Yaboisembut, Edison gla-dius Waromi, August Makbra-wen Sananay Kraar, Dominikus Sorabut, dan Gat Wenda. Kon-gres menetapkan Forkorus Yaboisembut sebagai Presiden Papua dan perdana menterinya ialah Edison Waromi.

Empat di antara mereka dike-nai Pasal 110 ayat (1) KUHP, Pasal 106 KUHP, dan Pasal 160 KUHP.

Adapun Gat Wenda dikenai Pasal 2 ayat (1) Undang-Un-dang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 karena terbukti membawa senjata tajam.

Para tersangka dinyatakan bersalah karena menyelengga-rakan Kongres Rakyat Papua III yang berlangsung sejak 17 Ok-tober hingga 19 Oktober 2011, dengan tujuan membentuk negara Papua merdeka. Kon-

gres tersebut memutuskan akan melakukan mediasi hukum ke Mahkamah Internasional serta mendaftarkan negara Papua Barat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Wahyono mengatakan lima tersangka diduga merupakan otak intelektual kongres itu.

Di lain tempat, polisi masih mengejar panitia kongres yang menamakan diri sebagai pani-tia Kongres Rakyat Papua.

Ia menambahkan, pihaknya telah memulangkan puluhan peserta kongres yang ditang-kap. Mereka yang dipulangkan terdiri dari mahasiswa seba-nyak 88 orang, pelajar 16 orang, dan perempuan 15 orang.

Saat ditanya mengapa polisi baru membubarkan Kongres Rakyat Papua III pada hari terakhir, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan awalnya kelom-pok itu tidak meminta izin mengadakan kongres untuk mendeklarasikan kemerdekaan Papua. Mereka meminta izin untuk kongres biasa.

“Ternyata dia kongres un-tuk mendeklarasikan Papua Merdeka. Jadi saat kita tahu itu, kita langsung bubarkan.”

Di sisi lain, kemarin, war-ga Abepura, Kota Jayapura, Papua, dikejutkan dengan penemuan dua mayat di bukit Padang Bulan, sekitar 300 me-

ter di belakang Markas Korem 172/PWY.

Kedua mayat tersebut berna-ma Max Sasaye, 28, dan Daniel Kadepa, 30. Mereka langsung dievakuasi ke RSUD Dok II Jayapura oleh polisi dengan mobil jenazah.

Anton Bachrul Alam menya-takan dua orang yang tewas ialah peserta Kongres Rakyat Papua III. “Ya, ada dua orang tewas. Tertembak,” ujarnya.

Namun, dia belum mengakui peluru itu berasal dari senapan polisi atau bukan. “Masih kita selidiki ya,” kata dia.

Mulai normalSementara itu, aktivitas war-

ga Abepura dan sekitarnya di Kota Jayapura, kemarin, kem-bali normal. Hal itu terlihat di sejumlah pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya, seperti Pasar Youtefa, sekolah-sekolah, dan kantor peme-rintahan. “Hari ini kami kem-bali berjualan setelah kemarin sempat tutup seharian,” kata kar yawan toko di Jalan Gerilya-wan Abepura, Gunawan.

Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib meng-utarakan organisasi yang di-pimpinnya tidak terkait de ngan Kongres Rakyat Papua III. (Ant/N-1)

[email protected]

Lima Peserta Kongres Papua Jadi Tersangka

Polisi mengejar panitia kongres, sedangkan puluhan peserta yang sempat ditahan kemarin sudah dilepaskan.

Posisi Pers Digoyang Konservatisme SOROTAN dan outokritik mengemuka dalam diskusi yang digelar Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) di Kampus Universitas Suma-tra Utara, kemarin.

Acara bertema Fundamen-talisme di media dan tantangan memberitakan isu keberagaman, itu menampilkan pembicara Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kan-song, akademisi dari IAIN Sumatra Utara Akmal Azhari, dan Pemimpin Redaksi Deli TV Syaiful Anwar Lubis.

Usman mengungkapkan, saat ini kebanyakan media sudah kebablasan dalam mengekspresikan suara mere-ka. Itu bisa dilihat banyaknya

pers Islam yang menyuarakan radikalisme, fundamental-isme, konservatisme, dan mistisisme.

“Konservat isme agama yang ditularkan melalui pers sesungguhnya membahaya-kan kehidupan sosial, ber-bangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, konservatisme semacam itu harus dilawan,” tandasnya.

Dia menambahkan, kon-servatisme itu dapat dilawan dengan pemberitaan melalui media massa umum. Apalagi, di masa reformasi ini, sudah semestinya pers umum lebih leluasa memberitakan keber-agaman.

Sayangnya, pers umum

pun tidak menampilkan ideal keberagaman alias ikut ter-jangkit konservatisme.

Ia memberikan contoh, masih banyak pers yang mem-beritakan persoalan agama hanya berdasarkan opini dari suara mayoritas. Misalnya, menyebut Ahmadiyah sesat. “Sesat menurut siapa? Ketika menggunakan kata sesat, pers telah memihak kelompok mayoritas dominan. Memvo-nis satu aliran sebagai sesat atau tidak sesat merupakan hak prerogatif Tuhan.”

Di sisi lain, Akmal Azhari lebih banyak menyoroti fung-si wartawan. Menurut dia, para kuli tinta bisa dikatakan sebagai nabi. Alasannya ba-

nyak tugas wartawan hampir sama dengan tugas nabi , salah satunya menyampaikan kabar berita dan membentuk opini.

“Tapi sayang, masih banyak wartawan yang tidak bisa membedakan opini pribadi dengan opini yang ada di masyarakat,” paparnya.

Syaiful Anwar pun me-maparkan kondisi terkini di Sumatra Utara. “Ada media utama, yang memosisikan di-rinya berseberangan de ngan media lainnya dalam pem-beritaan. Namun, itu tidak menimbulkan perpecah an karena warga Sumut memiliki kekerabatan yang baik karena adat istiadat.” (YN/N-2)

Perampok Dua Bank masih Berkeliaran

PETANI di dua wilayah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kian terpuruk karena kemarau berkepanjangan ber-akibat hancurnya hasil panen mereka. Dua daerah itu adalah Kecamatan Tempuran dan Cilamaya Wetan.

Di Kecamatan Cilamaya Wetan, persentase kerusakan hasil panen diperkirakan 20%, sedangkan di Kecamatan Tem-puran mencapai 50% dengan kondisi rusak parah (puso).

Akibatnya, para petani tidak henti-hentinya mengeluh, ka-rena kesulitan mendapatkan modal untuk musim tanam berikutnya.

‘’Tidak sedikit petani yang putus asa. Sampai usia tanam-an 50 hari, entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan. Butir padi yang keluar ternyata me-mutih (hampa),’’ ujar Rohim, 58, petani di Desa Layapan, Ke-camatan Tempuran, kemarin.

Ia mengaku para petani di wilayahnya sangat bersyukur bila mendapatkan hasil panen 2-3 ton per ha. Normalnya, panen padi per hektare 6-7 ton.

Rohim memperkirakan pe-nyebab hancurnya panen me-reka karena kemarau dan hama tanaman (wereng cokelat).

Di sisi lain, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Jawa Tengah, Surratno mengimbau badan usaha milik negara dan daerah (BUMN/BUMD) berperan aktif dalam melaksanakan gerakan pening-katan produksi panen berbasis korporasi (GP3K) di daerah-nya. ‘’GP3K ini akan sangat efektif hasilnya jika BUMN se-rius membantu dengan sistem yarnen (bayar setelah panen).’’

Dengan cara bayar panen, jelasnya, para petani terhindar dari ulah para rentenir dan pengijon yang menawarkan pinjaman dengan bunga yang

sangat tinggi. Ia berpendapat selama ini

belum terlihat peran nyata BUMN/BUMD dalam pelak-sanaan program GP3K yang diatur lewat Peraturan Presiden Nomor 14/2011. ‘’Jika kalangan BUMN (BUMD) bersedia dan mengakomodasi suara petani yang mengetahui persis me-ngenai situasi tanaman pangan di wilayah masing-masing, di-pastikan akan mampu mening-katkan ketahanan pangan yang didambakan pemerintah.’’

Bahkan, tambahnya, jika BUMN mampu menciptakan kesejahteraan petani melalui sumber daya yang dimiliki, dia memastikan surplus beras pada 2012 yang dicanang-kan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan khayalan. ‘’Semua memang butuh kerja keras. Terutama penyediaan bibit dan pupuk. Soal pes-tisida, biarlah petani diberi kelonggaran, karena mereka ini bisa membuat sendiri yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan produksi pabrik,’’ imbuh Suratno lagi. (FS/WJ/TS/JS/N-1)

PERBURUAN terhadap ke-lompok pembobol anjungan tu-nai mandiri BCA di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilakukan tim gabungan Direktorat Re-serse Kriminal Polda Jawa Barat dan Polres Bandung. Namun, sampai tadi malam, pengejaran belum membuahkan hasil.

Perampokan di ATM BCA kantor cabang pembantu Bih-bul, Kopo, yang terjadi Rabu (19/10) dini hari itu menewas-kan petugas satuan penga-manan. Asep Wahyudin, 34, yang menjaga lokasi ditemukan tewas akibat luka bacokan di

tubuh, tangan, dan kepalanya. Kapolres Bandung AKB Sony

Sonjaya menyatakan sudah memeriksa delapan saksi dan mengidentifikasi pelaku le-wat rekaman CCTV bank itu. “Pelaku lebih dari satu. Kami belum melihat kaitan orang da-lam pada peristiwa ini.” Dalam kejadian itu, pelaku merusak ATM, tapi tidak sempat meng-gondol uang.

Dari Pidie, Aceh, komplotan perampok Bank BRI yang menggondol dana Rp3,3 miliar juga belum diringkus. Namun, polisi mulai menemukan titik

terang identitas pelaku dari re-kaman CCTV di BRI unit Beure-unuen, Kecamatan Mutiara.

Seorang pelaku yang diduga sebagai pemimpin komplotan bertangan buntung. Perampok berjumlah empat orang yang membawa senjata laras panjang dan laras pendek.

“Dua pelaku berjaket dan me-makai helm lebih dulu masuk dan langsung menodongkan pistol kepada petugas bank. Dua pelaku lain dengan senjata laras panjang mirip AK-47 menyusul masuk belakangan,” kata Ka-polres Pidie AKB Dumadi.

Pada aksi mereka, pemimpin kelompok bertangan buntung memberi perintah kepada tiga perampok lain. Pemimpin ke-lompok diduga ialah pria yang memegang AK-47. Dumadi mengaku sudah bisa meng-identifi kasi dua pelaku.

Di Medan, Sumatra Utara, kemarin, perampok juga berak-si hingga menewaskan Samuel Hyein, turis warga Amerika Serikat. Korban yang baru mendarat di Bandara Polonia dan menumpang becak motor ditikam para pelaku di Jalan S Parman. (EM/MR/YN/N-2)

Sampai usia tanaman 50 hari,

entah berapa biaya yang sudah dikeluarkan. Butir padi yang keluar ternyata memutih (hampa).”

ISU KEBERAGAMAN: Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong (kedua dari kiri), akademisi dari IAIN Sumatera Utara Akmal Azhari (kiri) dan Pemimpin Redaksi Deli TY Syaiful Anwar Lubis (kedua dari kanan) berbicara dalam diskusi di Kampus Universitas Sumatra Utara, kemarin.

TETAP MELAUT: Nelayan mencoba melabuhkan kapalnya setelah memindahkan ikan hasil tangkapan menuju tepian Pantai Pasie Nan Tigo, Padang, Sumatra Barat, kemarin. Meskipun cuaca buruk sepekan terakhir disertai gelombang tinggi, nelayan setempat tetap melaut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

MI/YENNIZAR

ANTARA/IGGOY EL FITRA