jumaizel. a - 06591.2008 -benar.docx

115
PROYEK AKHIR Pekerjaan: TAMBANG TERBUKA DOLOMITE PT. BAKAPINDO Studi Kasus: “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di PT. BAKAPINDO” Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan Oleh : JUMAIZEL. A BP/NIM: 2008/06591 Konsentrasi : Pertambangan Umum Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan Jurusan : Teknik Pertambangan i

Upload: andry-thepary

Post on 20-Jan-2016

174 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

PROYEK AKHIR

Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA DOLOMITE

PT. BAKAPINDO

Studi Kasus: “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di

PT. BAKAPINDO”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syaratuntuk Menyelesaikan Program Studi D-3 Teknik Pertambangan

Oleh :JUMAIZEL. A

BP/NIM: 2008/06591

Konsentrasi : Pertambangan UmumProgram Studi : D-3 Teknik PertambanganJurusan : Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG 2014

i

Page 2: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

LEMBAR PENGESAHANPROYEK AKHIR

Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA DOLOMITE

PT. BAKAPINDOAGAM SUMATERA BARAT

Studi Kasus:“Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di

PT. BAKAPINDO”

Oleh:

Nama : JUMAIZEL. ABp/Nim : 2008/06591Konsentrasi : Pertambangan UmumProgram Studi : D-3 Teknik Pertambangan

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Syamsul Bahri, MTNIP : 19570101198303 1 006

Diketahui Oleh:

Ketua JurusanTeknik Pertambangan

Drs. Bambang Heriyadi,MT. NIP : 19641114 198903 1 002

Ketua Program StudiD-3 Teknik Pertambangan

Drs. Thamrin Kasim, MT.NIP : 19530810 198602 1 001

ii

Page 3: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

LEMBAR PENGESAHAN UJIANPROYEK AKHIR

Dinyatakan Lulus Oleh Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi D3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Pekerjaan:TAMBANG TERBUKA

PT.BAKAPINDOSUMATERA BARAT

Studi Kasus: “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di

PT. BAKAPINDO”

Oleh:

Nama : JUMAIZEL.ANim / BP : 06591 / 2008Konsentrasi : Tambang UmumProgram Studi : D-3 Teknik Pertambangan

Padang, 24 Januari 2014

Tim Penguji :

Nama Tanda Tangan

1. Drs.Syamsul Bahri, MT 1. .........................................

2. Ansosry, ST, MT 2. .........................................

3. Yozsi Anaperta, ST, MT. 3. .........................................

iii

Page 4: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

iv

Page 5: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

BIODATA

I. Data Diri Nama Lengkap : JUMAIZEL.ANo. BP : 2008/06591Tempat/Tanggal lahir : Bukittinggi, 26 May 1989Jenis Kelamin : Laki-lakiNama Ayah : AMRANNama Ibu : ROSLAINIJumlah Bersaudara : 3 (Bersaudara)Alamat tetap : Jln.Raya Bukittinggi-Payakumbuh Km7

Biaro IV angkat candung (Agam)Data PendidikanSekolah Dasar : SDN 24 BukittinggiSekolah Lanjutan Pertama : SMPN 2 BukittinggiSekolah Lanjutan Kedua : SMKN 1 BukittinggiPerguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

II. Proyek Akhir Tempat Kerja : PT. BAKAPINDOTanggal Kerja Praktek : 03 Januari 2013 – 01 Maret 2013Topik Studi Kasus : Evaluasi Manajemen Untuk

Meminimalisir Kecelakaan Kerja di PT. BAKAPINDO

Padang, 24 Januari 2014

JUMAIZEL.A 2008/06591

v

Page 6: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

RINGKASAN

PT. BAKAPINDO melakukan penambangan dolomit di Propinsi Sumatera Barat, tepatnya di Jorong Durian, Kec. Kamang Magek, Kab. Agam, Sumatera Barat dan melakukan penambangan dengan sistem Tambang Terbuka Quary. PT. BAKAPINDO memiliki luas KP 10 Hektar.

Kecelakaan yang terjadi pada area penambangan dapat mengganggu kegiatan penambangan serta membahayakan keselamatan pekerja. Maka sangat perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena kecelakaan akan menyebabkan ruginya perusahaan baik itu dari segi cost dan terbuangnya jam kerja,

Pemecahan masalah dalam upaya meminimalisir kecelakaan pada PT. BAKAPINDO kedepannya adalah mengantisipasi dari faktor manusia dan lokasi tambang untuk meminimalisir kecelakaan tambang dan lakukan evaluasi serta laporkan pada atasan bagian mana saja yang perlu dilakukan perbaikan agar tercipta kegiatan penambangan yang aman dan terkendali sesuai dengan apa yang diinginkan.

Dapat disimpulkan bahwa proses penambangan di PT. BAKAPINDO rentan terjadi kecelakaan, karena kurangnya pengetahuan karyawan akan K3 pertambangan pada umumnya dan khususnya tentang Standard Operating Procedure (SOP) dan sebaiknya agar kecelakaan dapat dikurangi di PT. BAKAPINDO, maka perlunya ditingkatkan lagi pelatihan–pelatihan serta penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pertambangan bagi karyawan, supaya dapat dipahami oleh karyawan-karyawan akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pertambangan.

vi

Page 7: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan

laporan Proyek Akhir ini dengan judul “Evaluasi Manajemen Untuk

Meminimalisir Kecelakaan Kerja di PT. BAKAPINDO”. Laporan Proyek Akhir

ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program D-3 Program

Studi Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang. Laporan ini ditulis

berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama mengikuti Praktek

Lapangan Industri (PLI) di PT. BAKAPINDO

Dalam menyelesaikan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang Tua yang selalu memberikan dorongan dan do’a yang tulus untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. Syamsul bahri, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang

telah membantu membimbing dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini

dapat diselesaikan.

3. Bapak Drs. Rijal Abdullah, MT selaku Dosen Penasehat Akademis

4. Bapak Drs. Bambang Heriyadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

5. Ibu Fadhilah, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

vii

Page 8: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

6. Bapak Drs. Thamrin Kasim, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen pengajar di Program Studi D-3 Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

8. Bapak H. Adnan Pakiah, selaku Direktur Utama PT. BAKAPINDO

9. Bapak Ardinal, ST selaku kepala teknik tambang dan sekaligus pembimbing

di lapangan

10. Semua Staf dan Karyawan PT. BAKAPINDO yang telah mendukung dalam

pembuatan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

penulis ucapkan terima kasih atas bimbingannya.

11. Kakak-kakak senior yang telah banyak memberikan bantuan baik moril

maupun materil dalam mengerjakan Proyek Akhir ini.

12. Teman-teman seperjuangan Program Studi Teknik Pertambangan yang telah

membantu penulis mulai dari PLI sampai selesainya Laporan ini, terima kasih

atas do’a dan dukungannya.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, untuk itu kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tulisan ini.

Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Padang, 24 Januari 2014

Penulis

viii

Page 9: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN PROYEK AKHIR…………... iii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................... iv

BIODATA……………………………………………………………… v

RINGKASAN........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................. vii

DAFTAR ISI…........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................... xi

DAFTAR TABEL.................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek................................................................ 1

B. Tujuan dan Manfaat Proyek........................................................ 2

C. Sistematika Penulisan.................................................................. 4

BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan................................................................... 5

B. Deskripsi Proyek......................................................................... 8

C. Proses Pelaksanaan Proyek......................................................... 21

D. Kegiatan Pekerjaan...................................................................... 22

E.Pelaksanaan Kegiatan Lapangan................................................... 28

ix

Page 10: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

F. Temuan Menarik............................................................................ 36

BAB III STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah..................................................................... 37

B. Batasan Masalah.......................................................................... 38

C. Landasan Teori……………….................................................... 38

D. Data dan Analisis Data................................................................ 48

E. Pemecahan Masalah.................................................................... 52

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 56

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 58

LAMPIRAN

x

Page 11: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Topografi PT. BAKAPINDO ........................................... 9

Gambar 2. Lokasi Kesampaian Daerah...................................................... 10

Gambar 3. Batuan Dolomit......................................................................... 13

Gambar 4. Exskavator PC 320 D................................................................ 17

Gambar 5. Dump Truck Mitsubishi Fuso 4x2 220PS…………………….. 17

Gambar 6. Bor FRD(furukawa rock dril)................................................... 18

Gambar 7. Roller double crusher................................................................ 19

Gambar 8. MTM(médium speed trapesium mil)........................................ 20

Gambar 9. Pump (Compressor).................................................................. 21

Gambar 10. Pembersihan Lahan………………………………………….. . 25

Gambar 11. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup......................................... 26

Gambar 12. Penggerusan material dolomite................................................ 26

Gambar 13. Pengangkutan material dolomit................................................ 27

Gambar 14. Pengolahan................................................................................ 27

Gambar 15. Pelaksanaan Pemboran.............................................................. 31

Gambar 16. ANFO Mixer............................................................................. 33

Gambar 17. Blasting Machine...................................................................... 33

Gambar 18. Helm.......................................................................................... 40

Gambar 19. Kaca Mata................................................................................. 41

Gambar 20. Masker....................................................................................... 41

Gambar 21. Penutup Telinga........................................................................ 42

xi

Page 12: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

Gambar 22. Sabuk.......................................................................................... 42

Gambar 23. Safety Vest.................................................................................. 43

Gambar 24. Sarung Tangan........................................................................... 43

Gambar 25. Sepatu ........................................................................................ 43

Gambar 26. Alat Pemadam Kebakaran.......................................................... 44

Gambar 27. Pekerja yang tidal lengkap memakai APD ................................ 49

Gambar 28. Kondisi tidak aman pada area penambangan............................. 50

.

xii

Page 13: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Pengukuran Curah Hujan Tahun 2005-2009...................... 12

Tabel 2. Data Jumlah Unit Dan Lokasi Pekerjaan Alat Berat................... 20

Tabel 3. Kronologis Kecelakaan............................................................... 48

Tabel 4. Kondisi Tidak Aman pada Area Tambang.................................. 50

xiii

Page 14: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Struktur Organisasi PT. BAKAPINDO

Lampiran II Spesifikasi Alat Gali Muat Cartapillar 320D

Lampiran III Spesifikasi Alat Angkut DumpTruck Mitsubishi 4x2 220PS

Lampiran IV Spesifikasi Roller double crusher 2PGC 600x750

Lampiran V Daftar Konsultasi dengan Pembimbing

Lampiran Surat Keterangan PLI

Lampiran Lembaran Pengesahan Laporan Praktek Industri

Lampiran Lembaran Penilaian Supervisor

xiv

Page 15: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan unsur-unsur

mineral. Di Sumatera Barat, salah satu mineral yang dapat dimanfaatkan

adalah mineral dolomite. Dolomite banyak dimanfaatkan baik

dalam pertanian, atau pun dalam industri

Dolomite merupakan salah satu contoh bahan galian industi penting

yang termasuk kelompok mineral karbonat. Batuan dolomite pertama kali

dideskripsikan oleh mineralogist Francis bernama Deodat de Dolomieu pada

tahun 1791. Batuan dolomite berbentuk seperti batu gamping, tetapi

mempunyai sifat yang tidak sama dengan batu gamping, pada saat diteteskan

larutan asam batuan dolomite tidak membuih. Mineral yang tidak bereaksi

tersebut dinamakan dolomite. Kadang-kadang dolomite juga disebut

dolostone.

PT. BAKAPINDO sebagai salah satu perusahaan swasta yang

bergerak dalam bidang penambangan dolomite ikut terdorong untuk

mengoptimalkan penggalian cadangan dolomite yang ada, khusunya di daerah

Jorong Durian Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Propinsi

Sumatera Barat.

1

Page 16: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

2

Dalam melakukan penambangan PT. BAKAPINDO menerapkan

sistem tambang terbuka (quarry ) yang di lakukan dengan cara pembuatan

jenjang atau sistem bench (gambar bench dan bagian-bagiannya dapat

dilihat pada (lampiran 1). Penambangan dolomite dilakukan dengan

mengikuti endapan dolomite dengan memotong bukit yang dimulai dari

puncak hingga ke bawah. Penambangan quarry  ini dilakukan secara

mekanis dengan pembentukan bench dan memiliki ketinggian yang

bervariasi yaitu 6,5 m – 8 m.

Kegiatan pemisahan batuan dolomite dengan batuan induknya

merupakan kegiatan utama yang dilakukan di PT. BAKAPINDO, kegiatan

ini dilakukan dengan memakai cara peledakankarena batuan induk dolomite

ini mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi.

B. Tujuan dan Manfaat Proyek

1. Tujuan Perusahaan

PT. BAKAPINDO melakukan penambangan Dolomite bertujuan

untuk:

a. Mengelola sumber daya alam yang dapat digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan

b. Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan taraf

hidup masyarakat sekitar.

c. Untuk memenuhi kebutuhan di dunia industri terutama di dalam

Negeri.

Page 17: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

3

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) di

PT. BAKAPINDO:

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman kerja di

lapangan.

b. Menerapkan teori-teori yang sudah didapat selama perkuliahan di

lapangan.

c. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi DIII

Teknik Pertambangan.

Sedangkan manfaat yang didapat dari proyek penambangan dolomite di

PT. BAKAPINDO antara lain:

1. Menambah pendapatan daerah melalui pajak, retribusi dan pendapatan

lainnya yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan dolomite ini.

2. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga dapat

mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan penduduk.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI)

di PT. BAKAPINDO adalah:

1. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja di lapangan.

2. Dapat mengetahui proses kegiatan penambangan dan kendala sesuai

dengan masalah yang diangkat.

Page 18: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

4

C. Sistematika Pembahasan

Penulisan Proyek Akhir ini terdiri dari empat bab dan disertai dengan

lampiran-lampiran. Secara garis besar masing-masing bab akan membahas

beberapa hal sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang proyek, tujuan dan manfaaat

proyek serta sistematika pembahasan.

BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

Pada bab ini diuraikan tentang deskripsi perusahaan, deskripsi proyek,

proses pelaksanaan proyek, pelaksanaan kegiatan lapangan, dan temuan

menarik.

BAB III STUDI KASUS

Pada bab ini membahas tentang perumusan masalah, landasan teori

dan metodologi pemecahan, data dan pengolahan serta pemecahan masalah

dan analisa hasil.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan yang berisikan

Kesimpulan dan Saran yang didapatkan dari studi kasus yang dibahas.

Page 19: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

BAB II

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Singkat Pekembangan Perusahaan

PT. BAKAPINDO merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang pertambangan dolomite yang berlokasi di Jorong Durian

Kecamatan Kamang Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

PT. BAKAPINDO bekrja sama dengan CV. BUKIT RAYA sebagai

pelaksana dalam bidang penggilinggan dolomite PT. BAKAPINDO

sebagai pemilik kuasa pertambangan menerima fee (pembagian hasil)

dari hasil produksi pemasaran dolomite sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati.

PT. BAKAPINDO sudah beroperasi selama 20 tahun dan

menngunakan blasting selama 7 tahun terakhir kegiatan penambangan

dengan luas area sesuai dengan perjanjian kerja sama pengelolaan lahan

adalah ±10 ha. menargetkan produksi perbulan sekitar 20.000 ton/bulan

dan membagi penambangan menjadi 2 shift siang dan malam.Dengan

struktur organisasi (lampiran I).

Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan, PT. BAKAPINDO

dibantu ± 90 orang karyawan yang bekerja pada bagian administrasi &

keuangan, bagian produksi, bagian umum, mekanik, operator, driver,

checker, dan petugas keamanan.

5

Page 20: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

6

Adapun fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Mine Manager

Mine Manager adalah seorang pimpinan perusahaan

pertambangan.

Tugas dari seorang manager tambang (mine manager) adalah:

1) Memberikan intruksi tentang pelaksanaan kerja pada bawahannya,

yang meliputi kepala produksi, kepala bagian umum dan bagian

keuangan

2) Melakukan dan menyetujui transaksi-transaksi keperluan

penambangan

3) Membuat laporan pertanggung jawaban secara berkala kepada

pemilik perusahaan

4) Bertanggung jawab terhadap hasil kerja dan kelancaran kegiatan

penambangan.

5) Mewakili perusahaan dalam memutuskan masalah yang

berhubungan dengan tambang baik kedalam maupun keluar

b. Bagian Umum

Bagian umum adalah suatu departemen yang bertugas untuk

mengurus masalah umum yang terdiri dari bagian personalia,

administrasi umum, masalah pembelian (Purchasing) dan keamanan

(security).

Page 21: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

7

1) Personalia

Tanggung jawab bagian personalia adalah:

a) Penerimaan dan memberhentikan karyawan.

b) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta

pemberian upah kerja.

2) Administrasi

a) Pendataan aset perusahaan.

b) Pemeliharaan dan pendistribusian sarana di lapangan .

c) Penyediaan kebutuhan dan fasilitas tambang.

3) Purchasing (pembelian)

a) Pembelian solar (BBM) untuk seluruh kebutuhan proyek.

b) Pemlian alat-alat baru jika dibutuhkan untuk kepentingan

tambang, dan

c) Pendatan pembelian.

4) Security (keamanan)

a) Keamanan aset perusahaan.

b) Keamanan karyawan.

c) Keamanan hasil produksi perusahaan.

c. Bagian Koordinasi Produksi

Adalah departemen yang ditunjuk untuk mengurus masalah pada

bagian produksi.

Page 22: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

8

d. Bagian Administrasi dan Keuangan.

Adalah bagian yang menangani administrasi keuangan

perusahaan, administrasi produksi dari setiap kegiatan, jumlah jam

kerja untuk menentukan upah pekerja.

B. Deskripsi Proyek

1. Lokasi dan Topografi

Lokasi penambangan PT. BAKAPINDO, Dilihat dari sisi

Geografis, Nagari Kamang Magek berada diantara 000 10’ 00" sampai000

15’ 00"Lintang Selatan dan 1000 20’ 0" sampai 1000 25’ 0" Bujur Timur,

dengan ketinggian pada 900 M dari permukaan laut. Suhu udara sejuk

dengan kelembaban udara berkisar 80%, dengan suhu udara rata-rata 19

– 27 0C.. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana

perhubungan darat, dari pusat kota bukittinggi yang berjarak ± 10 km

dengan waktu tempu sekitar 20 menit.

PT. BAKAPINDO pada umumnya memiliki topografi perbukitan.

Kondisi di lokasi penambangan di dominasi oleh kebun dan persawahan

seperti pada gambar 1 di bawah ini dan juga memperliikuthatkan daerah

kesampaian lokasi penambangan seperti pada gambar 2 berikut.

Page 23: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

9

Sumber: PT. Bakapindo 2013Gambar 1. Peta Topografi PT. Bakapindo

Page 24: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

10

Sumber: PT. Bakapindo 2013Gambar 2. Lokasi Kesampaian Daerah

Page 25: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

11

2. Geologi dan Stratigrafi

Dilihat dari sisi Geografis, PT. Bakapindo yang berada sejajar

dengan bukit barisan formasi batuan yang dijumpai pada daerah Kamang

Magek ini dapat digolongkan kepada Pratersier(berumur tua) yang terdiri

dari batuan endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik dan

intrusi.

3. Iklim dan Cuaca

Daerah penambangan PT. BAKAPINDO ini beriklim tropis dengan

temperature udara berkisar antara 25 ºC – 30 ºC.

Aktivitas penambangan terbuka sangat dipengaruhi oleh iklim dan

cuaca. pada musim hujan kegiatan penambangan akan terhambat karena

jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktivitas penambangan tidak

bisa dilakukan, sebaliknya pada musim kemarau akan timbul banyak

debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak disirami air.

Daerah Kamang Magek merupakan daerah beriklim tropis basah

yang dipengaruhi dengan curah hujan yang bervariasi. Berdasarkan data

curah hujan (2005 – 2009), curah hujan rata-rata Agam adalah sebesar

191,3 mm/bulandan 193,63 mm/tahun.

Curah hujan yang relatif tinggi biasanya terjadi pada bulan

November – Desember sedangkan curah hujan terendah terjadi pada

bulan Juli – Agustus dapat di lihat padatabel 1 berikut.

Page 26: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

12

Tabel 1. Curah Hujan Di Daerah Agam Periode 2005-2009

BulanCurah Hujan Dalam mm

2005 2006 2007 2008 2009

Januari 62,3 127 261 153 197

Februari 78,5 295 97 73 157

Maret 242 118 226 190 172

April 252 146 220 210 54,9

Mei 129 45 111 1721 192

Juni 61 111 217 51 23,2

Juli 215 184 190 57 43

Agustus 134 32 46 137 154

September 82 88 170 31 118

Oktober 228 11 104 163 72

Nopember 246 170 248 206 237

Desember 250 141 316 195 546

Σ 1979,8 1468 2206 3188 1968

Rata2 164,9 122,3 183,8 265,6 164Sumber: Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika Agam, 2009

4. Analisis Kualitas

a. Genesa Dolomite

1)  Proses Pembentukan

Dolomite yang baru dikenal sejak tahun 1882 merupakan

variasi batu gamping yang mengandung > 50%  karbonat. Istilah

dolomite pertama kali digunakan untuk batuan karbonat tertentu

yang terdapat didaerah TYeolean Alpina (Pettijohn.F.J. 1956

dalam. Dolomite dapat terbentuk karena proses primer dan

sekunder.

Page 27: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

13

Secara primer, dolomite umumnya terjadi kerena proses

pelindian (leaching) atau peresapan unsur magnesium dari air laut

ke dalam batu gamping, atau yang lebih dikenal dengan proses

dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi

dolomite. Selain itu dolomite primer dapat juga terbentuk karena

diendapkan secara tersendiri sebagai endapan evaporit.

Pembentukan dolomite sekunder dapat terjadi karena

beberapa faktor diantaranya adalah tekanan air yang banyak

mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam

waktu lama. Dengan semakin tua umur batu gamping, semakin

besar kemungkinannya untuk berubah menjadi dolomite.Dolomite

primer terbentuk bersama-sama dalam cebakan bijih. Bentuk

dolomite dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Batuan Dolomite

Page 28: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

14

2)  Mineralogi

Dolomite merupakan batuan karbonat utama yang banyak

digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama

dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya,

merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu

dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral

karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk

mengidentifikasinya.

Umumnya dolomite berwarna putih keabu-abuan atau

kebiru-biruan dangan kekerasan lebih lunak dari batu gamping

(berkisar antara 3,5 – 4 dalam skala mosh) bersifat pejal, berat

jenis antara 2,8 – 2,9 yang berbutir halus hingga kasar dan

mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.

b. Potensi dan Penyebaran Dolomite

1) Provinsi Jawa Barat

2) Provinsi Jawa Tengah

3) Provinsi Jawa Timur

4) Provinsi Sumatera Barat

5) Provinsi Sulawesi Selatan

6) Provinsi Papua

Selain itu sebenarnya dolomite juga terbesar di daerah lain, namun

jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada

endapan batu gamping.

Page 29: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

15

5. Pemanfaatan Dolomite

Dolomite banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan

bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan sebagai

komoditi pada :

a. Industri refraktori

b. Dalam tungku pemanas atau pencair

c. Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah

d. Dalam industri cat sebagai pengisi

e. Industri kaca, plastik, kertas

f. Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia

g. Industri alkali, pembersih air

h. Industri ban

i. Industri obat-obatan dan kosmetik

j. Campuran makanan ternak, industri keramik

k. Bahan penggosok (abrassive)

Dari sekian banyak pemanfaatannya, pemanfaatan dolomite dapat

dibagi menjadi: pertanian, semen klinker,  mortar, klinker dolomite,

penyemenan atau dempul untuk rekahan-rekahan.

Page 30: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

16

6. Sistem Penambangan

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan dolomite dan lapisan

penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan PT. BAKAPINDO

adalah open pit mining sistem (sistem tambang terbuka). Peralatan

tambang yang digunakan adalah kombinasi Excavator, DumpTruck, dan

Blasting.

7. Peralatan Tambang

Penambangan dolomite PT. BAKAPINDO dilakukan dengan

menggunakan alat berat sepenuhnya dan menggunakan peledakan blasting

karena dolomite batuan yang keras dan besar. Kegiatan pembersihan

lahan (land clearing), pengupasan lapisan penutup (over burden),

pengerusan dolomite (dolomite getting), pemuatan (loading), sampai pada

pengangkutan (hauling) dilakukan oleh alat berat. Alat berat yang

digunakan adalah Excavator sebagai alat gali, alat muat,dan gusur. Dump

Truck sebagai alat angkut.

Adapun alat-alat berat yang digunakan pada PT. BAKAPINDO

dapat dikelompokkan yaitu:

a. Alat tambang utama

Alat tambang utama adalah alat yang dipakai untuk operasi

produksi yang pengawasannya dibawah unit kerja penambangan,

yang termasuk alat tambang utama adalah:

Page 31: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

17

1) Excavator merupakan alat yang berfungsi manggali atau memuat

dolomite, disamping itu alat ini juga berfungsi sebagai pembersih

tambang ini menggunakan jenis Excavator yaitu, PC 320 da

spesifikasi alat(lampiran II) seperti pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Excavator PC 320

2) Dumptruck berfungsi sebagai alat angkut atau memindahkan

batubara dari lokasi tambang pada PT. BAKAPINDO

menggunakan dump truck mitsubishi HD 4 x 2 220 PS dan

spesifikasi (lampiran III)seperti pada gambar 5 berikut

Gambar 5. Dump Truck

Page 32: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

18

3) Pemboran Pelaksanaan pemboran di area bukit PT.

BAKAPINDO dilakukan dengan menggunakan alat bor

jenis FRD(furukawa rock drill) Master  30 (DM 2,5), Ingersoll

Rand Drill Master   memiliki panjang stang 3 meter, pada gambar

6 berikut.

Gambar 6. Alat Bor Jenis FRD (Furukawa Rock Drill) Master  30 (DM 2,5)

4) Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double atau tripel stage

single roll merupakan pengembangan dari ukuran pereduksian

bentuk primer dan sekunder unit single. Double roll-crusher yang

digunakan untuk crushing primer dapat mereduksi dolomite yang

berukuran maksimal 700 mm menjadi berukuran sekitar 350-400

mm, tergantung pada sifat dolomite tersebut. Dari umpan yang

masuk ke secondary yaitu berukuran 350 mm, Double roll-

crusher dapat menghasilkan dolomite yang berukuran 23-13 mm.

Dapat dilihat pada gambar 7 berikut.

Page 33: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

19

Gambar 7. Roller Double Crusher 2PG 600x750 Double

5) MTM (medium speed trapezium mill) merupakan mesin

penggoloahSetelah batuan dolomite mengalami pengecilan

ukuran saat dicrushing batuan dolomite kembali diolah pada

MTM untuk memenuhi ukuran mess dolomite yang diinginkan

konsumen.. Mesin ini memiliki permukaan trapesium pada saat

beroperasi, koneksi yang fleksibel. MTM telah mengatasi

beberapa kekurangan secara menyeluruh yang terdapat pada

penggilingan tradisional baik dalam hal aplikasi, kapasitas,

kehalusan dalam menggiling, konsumsi energi, ketahanan dan

sebagainya pada gambar 8 berikut.

Page 34: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

20

Gambar 8. MTM (Medium Speed Trapezium Mill)

Data jumlah unit dan lokasi kerja alat tambang utama dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 2: Data Jumlah Unit dan Lokasi Pekerjaan Alat Berat padaPT. BAKAPINDO

Alat Jumlah Letak

Exskavator 320D 4 unit Tambang

DT Mitsubishi FUSO 4x2 220PS

5 unit Tambang

Drilling FRD 1 unit Tambang

Roller Double Crusher 2 unit Tambang

MTM (medium speed trapezium mill)

2 unit Tambang

Sumber: PT. BAKAPINDO 2013

b. Alat penunjang tambang

Adalah alat yang dipakai untuk menunjang kegiatan operasi

penambangan, dimana alat ini tidak terlalu diperlukan tetapi sangat

dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu.

Page 35: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

21

Adapun yang termasuk alat penunjang tambang:

1) Pump (pompa compressor)

Merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan zat cair

atau batuan yang berada didalam lubang bor pompa yang digunakan

compressos PDS 750S seperti gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Pump (Pompa Compressor)

C. Proses Pelaksanaan Proyek

Proses penambangan dolomite menggunakan metoda Quary. Dalam

proses penambangan dolomite PT. BAKAPINDO bekerja sama dengan

pihak-pihak sebagai berikut:

1. PT. BAKAPINDO

PT. BAKAPINDO adalah sebagai pemilik KP eksplorasi dengan

luas KP 10ha

PT. BAKAPINDO melakukan pengawasan dalam kegiatan

penambangan dan penjualan. PT. BAKAPINDO mendapat fee

(pembagian hasil) dari hasil penjualan dolomite perbulan. Besar sebagian

Page 36: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

22

hasil penjualan telah ditetapkan dalam perjanjian kontrak kerja. PT.

BAKAPINDO

2. CV. BUKIT RAYA

CV. BUKIT RAYA adalah suatu perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa alat kepada karena PT. BAKAPINDO dalam hal ini

menggunakan MTM (medium speed trapezium mill). CV. BUKIT

RAYA merupakansubkontraktor dari PT. BAKAPINDO yang

melakukan kegiatan penambangan pada daerah kuasa penambangan

milik PT. BAKAPINDO sesuai dengan kontrak perjanjian.

3. PT. TRAKINDO UTAMA

PT. TRAKINDO UTAMA adalah suatu perusahaan yang

bergerak dibidang pembuatan,service,dan penjualan alat berat.

PT. BAKAPINDO bekerjasama dengan PT. TRAKINDO UTAMA

dalam hal penyediaan lat berat seperti exskavator.

D. Kegiatan Pekerjaan

Perencanaan penambangan (mine planning) dapat mencakup

kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi, study kelayakan, yang dilengkapi

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan

kontruksi sarana dan prasarana penambangan, kesehatan dan keselamatan

kerja (K3), pengeloloaan dan pemantauan lingkungan hidup.

Data-data dan pekerjaan yang dilakukan dalam pekerjaan

perencanaan tambang adalah sebagai berikut:

Page 37: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

23

1. Persiapan penambangan

a. Eksplorasi

Sebelum melaksanakan penambangan, dilakukan kegiatan

pemboran eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk

menentukan secara akurat besar cadangan, kadar, sifat fisik, sifat

kimia, letak, dan bentuk endapan bahan galian. Eksplorasi

dilakukan dengan cara pengeboran dan penelusuran out crop yang

ada. Dari hasil pemboran eksplorasi maka akan didapatkan daerah

penyebaran batuan sehingga dapat diketahui cadangan batuan, akan

dapat diketahui struktur geologi serta contoh cadangan.

b. Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan pedoman layak atau tidaknya

suatu wilayah untuk ditambang, yang biasa dilakukan adalah:

1) Keberadaan Cadangan

Cadangan batuan dapat diketahui dengan melakukan

pemboran ditempat-tempat yang sebelumnya telah ditentukan

berdasarkan data pemboran tersebut dapat diketahui ketebalan

batubara dan overburden, sehingga dapat dilakukan perhitungan

cadangan batuan.

2) Kesampaian Lokasi

Penambangan PT. BAKAPINDO dekat dengan tempat

penumpukan dolomite maka perlu dilakukan perhitungan

kesampaian daerah lokasi dengan akses jalan yang ada.

Page 38: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

24

3) Biaya Produksi

Perhitungan biaya produksi erat kaitannya dengan

perhitungan jumlah alat yang digunakan dalam kegiatan

produksi, di samping itu juga diperlukan perhitungan jumlah

tenaga efektif dan jumlah jam kerja yang digunakan

4) Biaya Transportasi

Karena jarak pengangkutan yang cukup jauh maka

diperlukan alat angkut untuk mengangkut batuan hasil produksi.

Dalam perhitungan biaya transportasi maka dihitung jumlah

kendaraan dump truck termasuk kendaraan operasional

perusahaan.

5) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam dunia pertambangan, mulai dari

pengendalian debu tambang, mengatasi limbah hasil tambang,

dan lain sebagainya.

Kegiatan persiapan penambangan dilakukan setelah studi

kelayakan benar-benar diperhitungkan.

2. Kegiatan penambangan

Kegiatan penambangan merupakan tahap lanjut dari kegiatan

perencanaan, kegiatan ini erat kaitannya dengan proses produksi, proses

yang dilakukan adalah:

Page 39: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

25

a. Pembersihan lahan (land clearing)

Pembersihan lahan merupakan kegiatan utama yang dilakukan

sebelum melakukan penambangan, proses pembersihan lahan ini

dapat dilakukan oleh alat dan manual .

Gambar 10. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

b. Pengupasan lapisan tanah penutup

Pekerjaan ini dilakukan setelah dilakukan pembabatan dan

lean clearing. pengupasan lapisan penutup ini dilakukan dengan

menggunakan Excavator, dan peledakan. Pengupasan tanah penutup

dibuat dengan cara berjenjang agar terhindar dari kelongsoran akibat

penggalian dan air tanah telah seperti terlihat pada gambar 11

berikut.

Page 40: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

26

Gambar 11. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup

c. Penggerusan material dolomite

Penggerusan material dolomite dilakukan dengan

menggunakan alat Excavator PC 320 yang kemudian ditumpuk dan

dimuat pada dump truck untuk dibawa menuju ke Crusher.

Gambar 12. Penggerusan Material Dolomite

d. Pengangkutan material dolomite

Hasil penggerusan dolomite dimuat oleh excavator PC 320

ke dalam dump truck Mitsubishi 4 X 6 HD PS 220 yang nantinya

akan di Crusher Pada pengangkutan dolomite sampai menuju

crusher membutuhkan waktu sekitar 5-15 menit karena jalan tidak

Page 41: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

27

standart. Pengankutan dolomite dari pit ke crusher menggunakan

Mitsubishi HD PS.

Gambar 13. Pengangkutan Material Dolomite

e. Pengolahan

Pengolahan dolomite dengan crusher bertujuan memperkecil

ukuran dolomite hasil peldakan dan penggerusan sesuai ukuran dan

penolahan dengan MTM untuk permintaan pasaran yang ditetapkan.

Gambar

14. Pengolahan

f. Pemasaran (marketing)

Setelah dolomite diangkut ke Crusher maka siap untuk di

pasarkan. Saat ini pemasaran dolomite PT. BAKAPINDO dilakukan

oleh CV. BUKIT RAYA

Page 42: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

28

g. Reklamasi

Reklamasi adalah proses perbaikan lahan bekas tambang

supaya bisa dimanfaatkan kembali. Pada PT. BAKAPINDO proses

reklamasi belum terlaksana karena masih dalam proses

penambangan, akan tetapi dalam kenyataannya mereka telah

melakukan beberapa rencana kegiatan reklamasi.

D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman nyata di lapangan tentang teknis perencanaan, pelaksanaan

dan pengolahan pekerjaan penambangan dalam rangka melengkapi

pengetahuan teoritis yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.

Adapun kegiatan lapangan yang penulis lakukan selama praktek di

PT. BAKAPINDO dari tanggal 1 Januari sampai 03 Maret 2013 yaitu:

1. Pengenalan perusahaan

Pertama kali sampai di kantor PT. BAKAPINDO penulis

diberikan pembekalan tentang kegiatan-kegiatan dilapangan. PT.

BAKAPINDO yang berlokasi di Jorong Durian Kecamatan Kamang

Magek Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Luas area

penambangan 10 ha sesuai dengan surat perjanjian.

Page 43: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

29

Dalam melakukan kegiatannya perusahaan memiliki 90 orang

karyawan dan didukung oleh fasilitas seperti:

a. Mess karyawan yang terletak di dalam area penambangan.

b. Gudang bahan peledak serta bengkel.

c. Kantin.

d. Peralatan pendukung lainnya.

Dalam proses pelaksanaan kegiatannya, jam kerja pada PT.

BAKAPINDO terdiri dari 2 shift yaitu siang dan malam ditambah

lembur dengan jam kerja 10.

a. Shift pagi: Mulai 07.00 – 18.00, istirahat (12.00 – 13.00)

b. Shift malam: Mulai 19.00 – 06.00, istirahat (00.00 – 01.00)

2. Mengamati Kegiatan Lapangan

Penambangan PT. BAKAPINDO menggunakan metoda open

pit Adapun kegiatan-kegiatan yang diamati antara lain:

a. Pengamatan waktu pemuatan dan pengangkutan

Pemuatan dan pengangkutan di PT. BAKAPINDO

dilakukan dalam II tahap:

Pengakutan Tahap I yaitu pengangkutan tumpukan

dolomite oleh dump truck setelah di blasting menuju hopper

crusher.

Page 44: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

30

Pengangkutan tahap II yaitu pengangkutan dari tempat

penampungan keluaran crusher menuju MTM (Medium speed

Trapezium Mill).

Hambatan – hambatan yang terjadi selama kegiatan

pemuatan dan pengangkutan berlangsung antara lain :

1) Kondisi jalan yang kurang efisien, menyebabkan waktu

pengangkutan bertambah

2) Excavator banyak mengalami lose time karena menunggu

dump truck sampai ke lokasi

b. Pengamatan kegiatan pemboran

Pemboran adalah suatu kegiatan untuk membuat lubang

ledak terhadap batuan yang akan dibongkar dengan manggunakan

alat bor yang sesuai dengan keadaan batuan. Tujuan dari kegiatan

pemboran adalah membuat lubang ledak untuk tempat pengisian

bahan peledak. Adapun tahap-tahap kegiatan pemboran yang

dilakukan PT. BAKAPINDO terdiri dari :

1) Persiapan pemboran

Pada tahap ini hal yang perlu dilakukan antara lain :

a) Melakukan pembersihan pada lahan yang akan dibor

supaya nantinya dalam proses pemboran tidak mengalami

kesulitan dalam menentukan titik yang akan dibor. Proses

pembersihan ini menggunakan alat mekanis dan manual.

Page 45: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

31

b) Memberikan tanda atau titik yang akan dibor, pekerjaan

ini dilakukan oleh tim dengan ukuran yang telah

direncanakan kemudian masing-masing titik ditandai

dengan menggunakan cat semprot yang berwarna terang

agar mudah untuk dilihat oleh operator bor saat melakukan

pemboran.

2) Pelaksanaan pemboran

Pelaksanaan pemboran di area bukit PT. BAKAPINDO

dilakukan dengan menggunakan alat bor jenis FRD(furukawa

rock drill) DM 2,5cm  memiliki panjang stang 3 meter.

Gambar 15. Pelaksanaan Pemboran

Pelaksanaan pemboran dimulai dari :

a)   Mengambil posisi untuk titik yang akan dibor

b)   Memulai pemboran secara perlahan.

c)   Setelah pembuatan lobang selesai, stang bor dikeluarkan

Page 46: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

32

d)   Pindah posisi lalu mengambil posisi untuk membor titik

patok selanjutnya.

Hambatan – hambatan yang terjadi selama kegiatan

pemboran berlangsung antara lain :

a)   Menentukan titik yang akan dibor pada lokasi yang tidak

datar dan adanya terdapat tonjolan pada lantai jenjang

(toe).

b)   Melakukan pemboran ulang jika tergenang air.

c)   Kerusakan alat bor

d)   Masuknya material lepas ke dalam lubang sehingga terjadi

penyumbatan

e)   Mengatasi terjepitnya alat bor pada saat melakukan

pemboran.

3. Persiapan peledakan

Dalam kegiatan peledakan merupakan kegiatan untuk

memisahkan atau membongkar lapisan batuan dari masa batuan

induknya. Proses peledakan dilakukan telebih dahulu dengan

mempersiapkan peralatan. Peralatan kegiatan proses peledakan yang

digunakan PT. BAKAPINDO antara lain sebagai berikut :

a.  ANFO Mixer

Page 47: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

33

ANFO Mixer merupakan alat yang digunakan untuk

mengaduk ammonium nitrat dengan solar untuk dijadikan ANFO .

Alat ini berada di gudang dekat kantor juru ledak.

Gambar 16.ANFO Mixer 

b. Ohm Meter

Merupakan alat yang digunakan untuk menghitung tahanan

listrik dan untuk pengecekan apakah semua sambungan telah

tersambung dengan baik dalam rangkaian peledakan.

c. Blasting machine

Merupakan alat yang berfungsi sebagai penghasil arus

listrik untuk meledakkan detonator listrik.

Page 48: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

34

Gambar 17. Blasting Machine

d. Lead Wire

Merupakan kabel utama yang menghubungakan sumber

utama listrik (Blasting machine ) dengan Leg wire detonator listrik.

f. Detonator listrik

Berfungsi sebagai penggalak pada primer dengan

menggunakan arus listrik yang dihasilkan blasting machine.

g. Leg wire

Merupakan dua kawat yang menjadi satu dengan detonator

listrik yang berfungsi untuk penghantar arus listrik ke detonator.

h. Kabel penghubung (connecting wire )

Adalah kabel yang menghubungkan antara rangkaian

detonator listrik dengan kabel utama dan antara leg wire  detonator

yang satu dengan leg wire  detonator yang lainnya.

Kemudian dilakukan proses pengecekkan oleh juru  ledak

berapa jumlah lubang ledak yang diselesaikan oleh operator bor.

Karena ada kalanya lubang ledak tidak terselesaikan oleh operator

bor yang desebabkan adanya hambatan alam kegiatan pemboran.

Pengecekkan lubang ledak untuk memastikan apakah lubang

tersebut aman dari genangan air. Biasanya dilakukan apabila hujan.

Jika terdapat genangan air ditanggulangi denga cara di pompa.

4.  Pemindahan Alat Bor

Page 49: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

35

Apabila waktu untuk peledakan sudah tiba, maka segala

kegiatan di lokasi peledakan dihentikan dan semua peralatan dan alat-

alat berat tambang dijauhkan hingga pada jarak yang dirasa aman,

termasuk juga alat bor harus menghentikan kegiatan pemboran dan

menuju jarak aman ± 200 meter dari lokasi peledakan.

5. Pengisian Bahan Peledak

Setelah dipastikan lubang ledak aman dari genangan air

barulah dilakukan proses pengisian bahan peledak kedalam lubang

ledak (charging) sesuai dengan jumlah lubang ledak, jumlah lubang

ledak sekitar ± 20-60 lubang/minggu dan melakukan perangkaian

untuk siap diledakkan. Prosedur peledakan mulai dari awal hingga

akhir antara lain :

a) Menancapkan detonator padapowergel  untuk

dijadikan primer  dan memasukkan kelubang ledak.

b) Memasukkan ANFO  yang telah dicampur solar

c) Memasukkan sisa pemboran ke lubang ledak tersebutkan dan

dipadatkan.

6. Perangkaian peledakkan

Melakukan perangkaian dengan sistem rangkaian seri yang

menyambungkan kabel yang menghubungkan antara kegiatan

detonator listrik dengan kabel utama dan antara Leg wire detonator

yang satu dengan Leg wire detonator yang lainnya. Dan kabel utama

disambungkan ke Blasting machine  yang letaknya jauh dari lokasi

Page 50: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

36

lubang ledak untuk pengaman juru ledak saat meledakkan detonator

listrik. Sebelum peledakkan dilakukan harus dihitung tahanan listrik

dan untuk pengecekan apakah semua sambungan telah tersambung

dengan baik dalam rangkaian peledakan dengan menggunakan

alat ohm meter.

F. Temuan Menarik

Kegiatan praktek lapangan industri yang dilakukan dari tanggal 03

Januari sampai 1 Maret 2013, selama melakukan kegiatan di lapangan hal-hal

yang dilakukan adalah mengamati beberapa pekerjaan. Hal menarik yang

ditemukan dilapangan antara lain:

1. Kendaraan antri karena alat yang rusak mengakibatkan cycle time alat

angkut.

2. Kurangnya k3 saat kegiatan penambangan seperti pada gambar 16

berikut.

3. Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat jalan yang tidak rata sehingga

menghambat laju alat angkut.

4. Banyaknya aktivitas masyarakat sekitar yang lalu lalang di jalan utama

penambangan karena jalan tambang merupakan jalan penghubung dari

satu daerah ke daerah lain.

Dari temuan menarik di atas maka penulis tertarik membahas tentang

“Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di

PT. BAKAPINDO”

Page 51: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

BAB III

STUDI KASUS

A. Perumusan Masalah

Kecelakaan yang terjadi pada area penambangan dapat mengganggu

kegiatan penambangan serta membahayakan keselamatan pekerja. Maka

sangat perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, karena kecelakaan akan

menyebabkan kerugian baik pekerja maupun perusahaan itu sendiri.Dari segi

cost dan terbuangnya jam kerja, bahkan jika terjadi kecelakaan fatal otomatis

kegiatan penambangan harus berhenti sampai ada tim investigasi dari

perusahaan sendiri atau dari pusat/pemerintah.

Jika suatu perusahaan yang sering terjadi kecelakaan, maka untuk

selanjutnya perusahaan tersebut akan sulit mendapatkan izin dan kepercayaan

dalam melakukan penambangan, karena pemegang KP atau investor akan

melihat bagaimana sistem safety suatu perusahaan.

Sebelum kegiatan penambangan dilaksanakan apel. Apel bertujuan

untuk memberikan arahan kerja yang benar, dan target yang diinginkan dapat

tercapai juga tentang safety, tapi masih saja terjadi kecelakaan, contohnya

terjadinya longsoran yang , sehingga menyebabkan kecelakaan. Maka dari itu

penulis mencoba untuk menyelidiki kenapa terjadi kecelakaan–kecelakaan,

dan mencari pemecahan dari masalah ini, sesuai dengan keadaan yang terjadi

dilapangan dan fakta–fakta yang mendukung. Oleh sebab itu Proyek Akhir ini

berjudul “Evaluasi Manajemen Untuk Meminimalisir Kecelakaan Kerja di

PT. BAKAPINDO”.

37

Page 52: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

38

B. Batasan Masalah

Hal-hal yang dilakukan di PT. BAKAPINDO yaitu tinjauan seperti :

1. Mengenai Standard Operating Procedure (SOP) kegiatan penambangan.

2. Kurangnya perhatian dari pihak perusahaan dan karyawan akan

pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pertambangan

3. Kondisi tidak aman pada area penelitian.

4. Pengawasan dalam perlengkapan dalam pemakaian Alat Pelindung Diri

(APD) oleh pekerja pada saat bekerja.

C. Landasan Teori

1. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan,

dapat dilihat secara jelas.

1) KEPMEN nomor 555.K/26/M.PE/1995.

2) UU nomor 04 tahun 2009.

3) PP nomor 78 tahun 2010.

2. Pengertian dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Pengertian

Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menghindari atau

memperkecil resiko dari suatu pekerjaan.sebagai suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani

maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan

sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu

Page 53: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

39

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

b. Tujuan

Keselamatan Kerja bertujuan usaha pencegahan agar karyawan

tidak mendapat luka/celaka dan juga tidak terjadi kerusakan pada alat–

alat produksi.Ada pun tujuan usaha keselamatan kerja adalah untuk :

1) Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja.

2) Menghindari kemungkinan terhambatnya proses produksi secara

langsung atau tidak langsung.

3) Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga.

c. Hubungan K3 dengan Produksi

1) Standard Operating Procedure (SOP)

Standard Operating Procedure (SOP) adalah bagaimana

melakukan kegiatan penambangan secara benar dan aman. Biasanya

setiap perusahaan telah mempunyai SOP sesuai ketetapan

perusahaan tersebut ataupun mengacu pada peraturan pemerintah.

Beberapa contoh standar pengoperasian alat–alat berat pada PT.

BAKAPINDO, antara lain:

a) Semua alat berat memiliki warna yang terang (contoh: putih,

kuning, orange) untuk memudahkan penampakan saat malam

atau sesuai dengan warna dari pabriknya.

b) Semua alat berat harus sesuai standart yang dapat berfungsi

dengan baik.

Page 54: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

40

c) Kabin alat berat harus dirancang atau dilengkapi dengan alat

yang dapat melindungi kemudi dari kebisingan/getaran, debu

dan asap knalpot yang berlebihan.

3. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) berfungsi untuk melindungi pekerja

tambang pada saat melakukan kegiatan penambangan. Alat pelindung diri.

Hasil di lapangan PT. BAKAPINDO belum melengkapi

perlengkapan keselamtan kerja pada karyawan.karena Pekerja

pertambangan memiliki tantangan dan resiko.Di tulisan ini dan itu sudah

dibahas soal resiko keselamatan dan kesehatan para pekerja. Akibat

lingkungan kerja yang berbeda mereka pun perlu dilengkapi dengan alat-

alat keselamatan yang berbeda.

Berikut adalah alat keselamatan yang melekat pada seorang pekerja

tambang:

a. Helm

Fungsi helm pengaman sudah jelas, untuk melindungi kepala

dari jatuhan batu atau benda lainnya. Helm pekerja tambang memiliki

tepi yang lebih melebar dengan cantelan di bagian depan untuk

mengaitkan lampu kepala.topi keselamatan baik dari plastic,

aluminium.

Gambar 18.Helm

Page 55: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

41

b. Kacamata Keselamatan

Setiap pekerja wajib mengenakan alat pelindung ini. Yang

pasti tidak terbuat dari kaca, karena jika terjadi benturan bisa pecah

.

Gambar 19. Kacamata Keselamatan

c. Respirator/masker

Alat pelingdung pernapasan untuk melindungi dari bahan

kimia, debu, uap, dan asap yang berbahaya dan beracun. alat

pelindung pernapasan sangat beragam seperty masker debu, masker

kimia, respirator, dan breathing apparatus (BA).

Gambar 20. Respirator/Masker

d. Penutup Telinga

Telinggaa biasa digunakan pada tempat kerja yang bising

seperti ruang mesin,,pengeboran,crusher,da lain-lain.berguna untuk

meredam suara keras yang dapat membuat gendang telinga rusak.

Page 56: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

42

Gambar 21. Penutup Telinga

e. Sabuk

Sabuk ini terutama digunakan sebagai cantelan berbagai alat

keselamatan lain. Setidaknya ada dua alat yang melekat setia pada

sabuk, aki/batere untuk lampu kepala dan self resquer.

Gambar 22. Sabuk

f. Self resquer

Alat ini dirancang dapat memasok oksigen secara mandiri

kepada pekerja. Tidak lama memang, tapi ini diharapkan memberikan

cukup waktu bagi pekerja (untuk tambang dalam).

g. Safety Vest

Safety vest adalah nama lain untuk rompi keselamatan. Rompi

ini diengkapi dengan iluminator, bahan yang dapat berpendar jika

terkena cahaya. Bahan berpendar ini akan memudahkan dalam

mengenali posisi pekerja ketika malam hari.

Gambar 23. Safety Vest

Page 57: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

43

h. Sarung Tangan

Sarung tangan berguna untuk melindunggi tangan secara tidak

langsung baik himpitan atau goresan benda tajam seperti pada gambar

Gambar 24. Sarung Tangan

i. Sepatu

Dengan kondisi lapangan yang umumnya berbatu,berlumpur,

sepatu boot menjadi kebutuhan pokok.. Sepatu safety dilengkapi

dengan sol berlapis logam dan lapisan logam untuk melindungi jari

kaki.

Gambar 25. Sepatu

j. Alat Tambahan

Alat pemadam kebakaran

Page 58: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

44

Gambar 26. Alat Pemadam Kebakaran

4. Kecelakaan Tambang

a. Pengertian

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan atau

tidak diduga semula dan tidak diinginkan. Kecelakaan dapat terjadi

sewaktu–waktu dan mempunyai sifat merugikan baik manusia maupun

terhadap alat–alat dan material”. Kecelakaan tambang adalah

kecelakaan yang terjadi pada kegiatan penyelidikan/pekerjaan

pertambangan dalam waktu anatara mulai masuk dan mengakhiri

bekerja”.

b. Faktor Kecelakaan

1) Keadaan sosial.

2) Sifat seseorang.

3) Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.

4) Kecelakaan.

5) Akibat kecelakaan.

c. Anatomi kecelakaan

1) Hal yang membantu terjadinya kecelakaan

a) Pengawasan tentang pelaksanaan keselamatan kerja:

b) Mental para karyawan:

2) Penyebab langsung kecelakaan

a) Tindakan tidak aman

(1) Disediakan alat proteksi diri tetapi tidak digunakan.

Page 59: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

45

(2) Melakukan kerja yang berbahaya

(3) Penggunakan alat yang tidak tepat

b) Kondisi tidak aman

(1) Alat pelindung diri tidak tersedia padahal sangat diperlukan

dan harus dipakai.

(2) Pengaturan tempat kurang baik.

(3) Alat–alat rusak.

3) Sebab–sebab kecelakaan secara garis besar terjadi akibat :

a) Karena tindakan tidak aman (Manusia) 88%, contohnya :

(1) Tidak mengenakan alat proteksi diri(APD).

(2) Tidak mengikuti prosedur kerja yang ditentukan.

(3) Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja yang telah

dibuat.

(4) Dan lain–lain.

b) Karena kondisi tidak aman (keadaan/alat) 10%, contohnya :

(1) Pencahayaan yang kurang.

(2) Bagian mesin yang berputar tidak dilengkapi dengan sungkup

pengaman.

(3) Kondisi tempat kerja, Perkakas atau peralatan yang sudah

rusak karena kurangnya perawatan.

(4) Dan lain–lain.

Page 60: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

46

c) Karena diluar kemampuan manusia (Nasib) 2%

4) Akibat suatu kecelakaan

a) Terhentinya produksi.

b) Kwalitas produksi berkurang.

c) Kerusakan.

d) Luka ringan, luka berat, meninggal.

d. Biaya akibat kecelakaan

5. Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan

Menurut Bennet (1995 : 107) Untuk mencegah kecelakaan kerja,

langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Manajemen

Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai dua

pandangan. Pertama, tentang pencegahan, biaya pencegahan kecelakaan

kerja dapat dihitung dengan angka. Kedua, tentang faedah tidak dapat

dihitung.

Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja mencakup

perencanaan dan keputusan manajemen dan organisasi secara

keseluruhan tidak terlepas dari manusia dan lingkungan kerja.

Pimpinan perusahaan menetapkan sasaran kerja yang terjangkau

dengan tepat dan selamat melalui perencanaan, keputusan–keputusan

yang tepat dan organisasi yang rapih. Kemudian, peranan dan tanggung

jawab manajemen sangat penting dalam keselamatan dan kesehatan

kerja. Prestasi kerja yang mengutamakan keselamatan erat kaitannya

Page 61: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

47

dengan peran diatas. Setiap kejadian, baik “hampir celaka” maupun

kejadian yang pernah atau fatal harus dipertanggung jawabkan oleh

pihak–pihak yang terkait.

Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya

mencari mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang

memungkinnya terjadi kecelakaan.

Kesalahan operasional menimbulkan kecelakaan tidak terlepas

dari perencanaan yang kurang lengkap, keputusan yang tidak tepat dan

salah perhitungan dalam organisasi, pertimbangan dan praktek

manajemen yang kurang tepat, seperti:

1) Perencanaan

Pertimbangan ekonomis merupakan jiwa setiap perusahaan.

Yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan untuk mengurangi

biaya yang harus ditanggung sebagai akibat kecelakaan kerja.

2) Pengambilan keputusan

3) Organisasi

Organisasi pencegahan kecelakaan dan pemeliharaan

kesehatan kerja ditentukan oleh ukuran dan kekayaan perusahaan

D. Data dan Analisa Data

1. Data

Dari data yang telah didapatkan dilapangan, maka penulis mencoba

mengolah data tersebut berdasarkan teori yang telah dijelaskan

Page 62: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

48

sebelumnya. Data yang didapatkan dilapangan dan dari perusahaan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

a. Data kecelakaan

Tabel 4. Kronologis kecelakaan

NO Kronologis

1

Pada pagi itu andi salah seorang karyawan PT.Bakapindo yang bekerja dibagian peledakan yang tidak menggunakan APD menyebabkan kepalanya terkena serpihan batu hasil peledakan karena jarak aman tidak sesuai anjurn(200m).

2

Kecelakaan akibat kurangnya alat komunikasi,engakibatkan teknisi mengalami tejepit pada belt conveyor saat melakukan perbaikan (Lampiran L).

3

Setelah mengoperasikan Exavator seorang operator tergelinjir di jenjang turun Exavator sehingga mengakibatkankan terkilir pada persendian kaki kanan bawah

4

Seperti biasa dalam aktifitas tambang, yang mana pada waktu itu tulang sebagai Driver mengendarai kendaraan operasional dari salah satu lubang tambang menuju tempat penggolahan mengalami bocor ban.

5

Pada siang itu salah satu mekanik sedang melakukan service terhadap mobil operasional yang mengalami kerusakan, tanpa disengaja tangan mekanik menyentuh bagian mesin yang panas sehigga mengalami luka bakar pada tangan sebelah kiri

6

Driver Dumptruck saat mengoperasikan Dumptruck didepan Workshop sewaktu akan parkir ban belakang terlalu dekat dengan parit disamping workshop sehingga menyebabkan runtuhnya pada dinding parit yang akhirnya ban belakang terperosok kedalam parit.

7 Driver Dumptruck, lokasi di jalan tambang tepatnya didepan gudang saat berpapasan karena jalan licin, sehingga terjadi benturan yang

Page 63: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

49

mengakibatkan Dumptruck kap bagian depan samping penyok yang cukup serius.

Sumber : PT. Bakapindo dan Dokumentasi Penulis Tahun 2013.

b. Data harian

Berikut ini data–data harian yang diambil selama praktek pada

PT. BAKAPINDO.

Gambar 27. Pekerja yang tidak lengkap memakaiAlat Pelindung Diri (APD)

1) Kondisi Tambang

Tabel 8. Kondisi tidak aman pada area tambang

No Kondisi tidak aman Keterangan

1 Jalan

a. Kondisi jalan yang sempit, perlu pelebaran terutama dari tambang menuju tempat pengolahan.

b. Dibtuhkan rambu–rambu pada jalan tambang.

2 Lereng a. Kondisi lereng yang tidak stabil.

3 Tanah/Batuana. Adanya tanah/batuan yang retak

pada daerah pinggirantebing.Sumber: Dokumentasi Penulis Tahun 2013

Page 64: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

50

Gambar 28. Kondisi tidak aman pada area penambangan

2. Analisa Data

a. Analisa Kecelakaan

Dari data kecelakaan yang diambil, maka dianalisa berdasarkan:

1) Jenis kecelakaan

a) Kecelakaan yang terjadi pada akibat mengabaikan safety yang

seharusnya tidak terjadi.

b) Kecelakaan akibat sempitnya jalan tambang sehingga menjadi

penyebab terjadinya kecelakaan pada Dumptruck yang sedang

berpapasan pada saat itu.

2) Penyebab kecelakaan

Penyebab terjadinya kecelakaan berdasarkan analisa yang

dilakukan antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

a) Faktor manusia, ada beberapa hal yang ditimbulkan oleh faktor

manusia, antara lain adalah:

(1) Masih kurangnya pengalaman dalam pengoperasian alat-alat

tambang

Page 65: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

51

(2) Tidak menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) pada

saat menjalankan alat-alat tambang

(3) Tidak melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja

(4) Kesehatan pekerja, hal ini dapat mengurangi ketelitian

pekerja sehingga menyebabkan kecelakaan.

(5) Lemahnya Pengawasan, lemahnya pengawasan pada suatu

pekerjaan akan menimbulkan kelalaian bagi pekerja untuk

berhati hati sewaktu bekerja dan dapat menimbulkan

kecelakaan.

b) Faktor lokasi tambang, misalnya:

(1) Batuan yang tidak stabil

(2) Jalan yang tidak sesuai dengan standar penambangan

(3) Safety tidak sesuai dengan standar penambangan

(4) Kurangnya rambu–rambu lalu lintas.

(5) Kurangnya Perlengkapan P3K.

E. Pemecahan masalah

Dari analisa data kecelakaan yang terjadi, maka pemecahan masalah

dalam usaha mencegah kecelakaan pada PT. BAKAPINDO kedepannya adalah

sebagai berikut:

1. Faktor manusia

a. Kurang pengalaman

Untuk masalah karyawan/pekerja yang kurang berpengalaman

tentang bagaimana cara pengoperasian alat yang benar, perlu

Page 66: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

52

dilakukan pendataan dan melakukan pelatihan terlebih dahulu pada

semua pekerja, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan

karyawan dalam memahami bagaimana cara pengoperasian alat–alat

penambangan yang sesuai Standard Operating Procedure (SOP),

dengan cara melihat latar belakang pekerja dengan mengajukan

beberapa pertanyaan tentang bagaimana cara pengoperasian alat yang

benar.

Setelah didapatkan data para pekerja yang bisa dan kurang

mengerti cara pengoperasian alat yang benar, maka lakukanlah

taraining/pelatihan terhadap karyawan yang kurang mengerti tersebut.

b. Karyawan yang melanggar Standard Operating Procedure

Karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan SOP, maka akan

dapat menyebabkan kecelakaan yang membahayakan dirinya sendiri

maupun pekerja lainnya. Maka dari itu perlu diadakan penyelidikan

terhadap para pekerja yang mengabaikan SOP, salah satu cara

menangani masalah ini dengan cara melakukan pengamatan

dilapangan yang dapat dilakukan oleh foreman dan suvervisor .

c. Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak dipakai

1) Kurangnya alat pelindung diri maupun kesadaran pekerja untuk

memakai APD akan membahayakan keselamatan dirinya sendiri.

Mungkin saja kurangnya pengetahuan tentang APD dan bahaya

yang akan jika tidak memakai APD. Disinilah peran petugas Safety

Page 67: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

53

sangat diharapkan dalam menekankan dan memberi pengarahan

akan pentingnya APD bagi keselamatan kerja.

2) Training, mengadakan pelatihan K3 penambangan.

3) Sanksi, memberikan sanksi pada karyawan yang tidak melakukan

(SOP).

d. Kesehatan pekerja

Pengecekan kesehatan dan Pengobatan intensif. Langkah–

langkah yang bias dilakukan misalnya dengan mengadakan

pengecekan kesehatan setiap minggu. Kesehatan pekerja yang masih

parah, jika diperlukan tindakan yang lebih lanjut.Dengan diberikan

asuransi pada semua pekerja.

e. Lemahnya pengawasan

Dalam hal ini hendaknya dari pihak atasan perusahaan harus

bertndak tegas terhadap pekerja yang mengabaikan keselamatan

dimulai dari penyediaan APD dan jaminan kerja bagi pekerj.

Perusahan harus mengambil langkah yang tepat seperti :teguran, dan

jika diulangi harus diberikan sanksi agar menimbulkan efek jera, dan

jika masih diulangi dalah masalah yang sama dari pihak perusahaan

harus berani mengambil sikap tegas dalam mengambil keputusan,

karna hal tersebut dapat membahayakan dan merugikan perusahaan

tersebut.

2. Faktor Lokasi Tambang

a. Lereng/bench

Page 68: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

54

1) Kondisi batuan yang labil

Harus diteliti bagaimana kadar air, kohesi tanah, tegangan

batuan , curah hujan, untuk merencanakan pembuatan bench

yang sesuai dengan satandar keamanan.

2) Standar kesetabilan lereng

a) Untuk tanah/batuan labil kemiringan lereng 30-35%

b) Untuk tanah/batuan lapuk kemiringan lereng 35-40%

c) Untuk tanah/batuan segar kemiringan lereng 40-55%

b. Jalan tambang

Kondisi jalan yang sempit dapat menyebabkan kecelakaan,

jalan tambang yang seharusnya adalah 3X lebar alat

angkut/dumptruck. Kondisi jalan tambang di PT.Bakapindo

lebarnya kira-kira hanya 1,5 DT, akibatnya dump truck harus

bergantian.

c. Peralatan tambang

Sebaiknya untuk alat-alat tambang harus dilakukan

pengecekan setiap hari sebelum mengoperasikannya dan melakukan

pengecekan mesinnya secara keseluruhan dalam kurun waktu 1X

dalam sebulan.

d. Perlengkapan

1) Rambu–rambu tambang

Page 69: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

55

Rambu–rambu tambang sangat diperlukan untuk

memberi tanda kepada driver. Sehigga dapat mengurangi

terjadinya kecelakaan.

2) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan pertama pada kecelakaan sangat penting,

jika sewaktu–waktu terjadi kecelakaan pada saat proses

penambangan. Maka dibutuhkan pertolongan pertama sebelum

datangnya tim medis.Ini sangat berguna dan harus diketahui oleh

setiap pekerja untuk mencegah semakin parahnya keadaaan

korban yang mengalami kecelakaan.

e. Evaluasi

Lakukan evaluasi dan laporkan pada atasan bagian mana saja

yang perlu dilakukan perbaikan agar tercipta kegiatan penambangan

yang aman dan terkendali.

Page 70: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari studi kasus ini ialah

sebagai berikut:

1. Proses penambangan di PT. BAKAPINDO rentan terjadi kecelakaan,

karena kurangnya peraturan dan pengetahuan karyawan akan K3 serta

tentang Standard Operating Procedure (SOP).

2. Serta kurangnya kesadaran dari karyawan akan pentingnya Alat Pelindung

Diri (APD) bagi keselamatan dalam penambangan.

3. Kecelakaan di PT. BAKAPINDO disebabkan tidak disiplinnya pekerja

akan pemakaian APD

4. Belum maksimalnya penerapan APD dalam kegiatan yang sesusai dengan

Standard Operating Procedure (SOP).

5. Kurang tegasnya pengawas yang bertanggung jawab atas kedisiplainan K3.

6. Belum adanya sanksi yang dapat membuat efek jera bagi karyawan yang

melanggar K3 penambangan.

7. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

56

Page 71: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

57

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dari studi kasus ini ialah

sebagai berikut:

1. Untuk menurangi kecelakaan, maka diperlukan pelatihan–pelatihan serta

penyuluhan tentang K3 pertambangan bagi karyawan, agar dapat dipahami

oleh karyawan-karyawan akan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) pertambangan.

2. Menambah pengawas kedisiplinan Safety bagi pekerja yang sering

melanggar peraturan, agar dapat meminimalisir kecelakaan.

3. Perlu sanksi yang jelas mengenai pelanggaran K3 yang dilakukan oleh

karyawan-karyawan yang tidak mematuhi peraturan akan peraturan

tentang Alat Pelindung Diri (APD) maupun Standard Operating

Procedure (SOP).

4. Perlu pengawasan yang lebih dari instansi terkait mengenai pelanggaran

K3.

5. Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan

karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi

(lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan

keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga

kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

Page 72: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Data-data laporan dan arsip perusahaan PT. Bakapindo

Abdullah, Rijal. 2009.Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Padang. Universitas Negeri Padang.

Awang Suwandhi. 2004. Diktat Perencanaan Tambang Terbuka. Bandung: UNISBA

Bangkit Bumi Saputra.2012. MTM. Padang: Universitas Negeri Padang

Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi, Nomor: 555. K/26/M.PE/1995. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum. Jakarta: Direktorat Pertambangan Umum.

Kopa, Raimon, dkk. 2008. Pelaksanaan Proyek Akhir. Padang : Universitas Negeri Padang

Silalahi, Bennet N. B. 1995. Manajemen K3.Bandung: ITB

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor: 04 tahun 2009. Pertambangan Mineral Dan Batubara. Jakarta: Pertambangan Umum.

http://www.scribd.com/doc/33920198/Bahan-Galian-Dolomit.

http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Dolomit/ulasan.asp?Xdir=Dolomit&commId

=10&comm=Dolomit

http:// perdihalomoan. Blogdetik. com/2011/05/03/genesa-batuan-dolomit/.

58

Page 73: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

59

LAMPIRAN I

Struktur organisasi pada PT. BAKAPINDO dapat dilihat pada bagan

dibawah ini.

Sumber: Dokumentasi PT. BAKAPINDO

Gambar 1. Skema Struktur Organisasi PT. BAKAPINDO

Direktur

H.ADNAN PAKIAH

Wakil Direktur

H.ADE CIPTA

Site manager/mr

RUSDI GUMAWAN

Manager adm & umum

ST.ZULNAERI

logistik

SURTONOSupervisor teknik

ADRINAL.MT

Administrasi keuANGAN

H.ADE CIPTA

pelaksana

ANDIKA

Page 74: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

60

Page 75: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

61

Page 76: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

62

Page 77: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

63

Page 78: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

64

Page 79: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

65

Page 80: JUMAIZEL. A - 06591.2008 -benar.docx

66