juk ptt jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/juknis 2011...pengembangan ptt jagung di...

20

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang
Page 2: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

PETUNJUK TEKNIS

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

(PTT) JAGUNG

Penulis:Hendi Supriyadi

Penyunting:Bambang IrawanNandang Sunandar

Disain Layout:NadiminSaefudin

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa BaratBalai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianDepartemen Pertanian

2009

Page 3: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

i

KATA PENGANTAR

Jagung merupakan bahan makanan pokok utama di Indonesia, yang memiliki kedudukan sangat penting setelah beras. Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, disamping sebagai bahan makanan pokok, jagung telah menjadi lebih sangat penting karena merupakan bahan pokok bagi industri pakan ternak. Peningkatan kebutuhan jagung ini terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan terutama unggas. Impor komoditas jagung masih terus dilakukan mengingat produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional.

PTT jagung bertujuan selain untuk meningkatkan produktivitas jagung secara berkelanjutan juga untuk meningkatkan efi siensi produksi. Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang diterapkan tersebut dapat dirasakan manfaatnya sesuai tujuan.

Petunjuk teknis PTT jagung ini disusun untuk memberikan petunjuk kepada Dinas Pertanian, Kantor Penyuluhan, dan para penyuluh, serta pelaksana lapang (kelompoktani dan petani).

Saya berharap Petunjuk teknis PTT jagung ini bermanfaat bagi pengembangan pembangunan pertanian di daerah dan kepada Penulis saya sampaikan penghargaan dan terima kasih.

Lembang, Nopember 2009

Kepala BPTP Jawa Barat,

Dr. Ir. Bambang Irawan, MS

Page 4: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

ii

Petunjuk Teknis PTT Jagung

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. iDAFTAR ISI ......................................................................................... iiPENDAHULUAN ................................................................................. 1KOMPONEN TEKNOLOGI PTT JAGUNG ....................................................2

Komponen Teknologi Dasar .....................................................................2

1. Varietas Unggul ......................................................................................................32. Benih Bermutu .......................................................................................................43. Populasi Tanaman .................................................................................................54. Pemupukan .............................................................................................................65. Pengelolaan Irigasi ..............................................................................................7

Komponen Teknologi Pilihan ...................................................................8

TEKNOLOGI PTT JAGUNG SPESIFIK LOKASI ............................................9

(1). LAHAN KERING ....................................................................................9

Varietas ..........................................................................................................................9Benih .............................................................................................................................9Penyiapan lahan .........................................................................................................9Penanaman ..................................................................................................................9Pemupukan ............................................................................................................. 10Pembuatan Saluran Drainase ............................................................................ 10Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................................. 10Penyiangan Gulma ............................................................................................... 12Panen dan Prosesing Hasil ................................................................................. 12

(2). LAHAN SAWAH ................................................................................. 13

Varietas ....................................................................................................................... 13Benih .......................................................................................................................... 13Penyiapan lahan ...................................................................................................... 13Penanaman ............................................................................................................... 13Pemupukan ............................................................................................................. 14Pembuatan Saluran irigasi .................................................................................. 14Pengairan Tanaman .............................................................................................. 14Pengendalian Hama dan Penyakit .................................................................. 15Penyiangan Gulma ............................................................................................... 15Panen dan Prosesing Hasil ................................................................................. 15

PENUTUP ................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

Page 5: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

1

PENDAHULUAN

Kebutuhan jagung terus meningkat, baik untuk pangan maupun pakan. Peningkatan kebutuhan jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas. Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor.

Ditinjau dari semberdaya yang dimiliki, Indonesia mampu berswasembada jagung, bahkan mampu menjadi pemasok jagung untuk pasar dunia. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas jagung dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Jagung.

Dalam pengembangannya, PTT tidak menggunakan pendekatan paket teknologi, melainkan dengan pendekatan penerapan teknologi untuk memecahkan masalah usahatani di wilayah tertentu dan bersifat spesifi k lokasi dengan bantuan para penyuluh dan petugas pertanian. Tujuan utama penerapan PTT adalah untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan.

PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu dan bersifat spesifi k lokasi.

PTT jagung bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas jagung secara berkelanjutan dan meningkatkan efi siensi produksi. Pengembangan PTT di suatu lokasi senantiasa memperhatikan kondisi sumber daya setempat, sehingga teknologi yang diterapkan di suatu lokasi dapat berbeda dengan lokasi lain.

Page 6: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

2

Petunjuk Teknis PTT Jagung

KOMPONEN TEKNOLOGI PTT JAGUNG

Jagung umumnya diusahakan pada lahan kering dan lahan sawah (tadah hujan atau irigasi). Dengan demikian alternatif komponen teknologi produksi jagung yang dapat diterapkan dengan pendekatan PTT adalah: (1) Varietas unggul baru yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan, dan keinginan petani setempat; baik jenis komposit atau bersari bebas maupun hibrida, (2) Benih bermutu (daya kecambah >95%), diberi perlakuan benih (seed treatment) dengan metalaksil 2 gram (bahan produk)/kg benih, kebutuhan benih 15-20 kg/ha bergantung pada ukuran benih; (3) Penyiapan lahan, dilakukan pengolahan tanah jika tanah bertekstur berat dan tanpa olah tanah (TOT) jika tanah bertekstur ringan; (4) Populasi tanaman sekitar 66.600 tanaman per hektar, jarak tanam 75x40 cm dengan dua tanaman per lubang, atau 75x20cm dengan satu tanaman per lubang; (5) Pemupukan N berdasarkan stadia pertumbuhan dan hasil pengamatan terhadap daun dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD), (6) Pemupukan P dan K sesuai kebutuhan berdasarkan status hara tanah dari hasil analisis laboratorium; (7) Bahan organik (pupuk kandang 1,5-2,0 ton/ha) diberikan sebagai penutup benih pada lubang tanam; (8) Pembuatan saluran drainase (khusus untuk pertanaman pada lahan kering datar pada musim hujan; (9) Pemberian air melalui saluran irigasi, sesuai kebutuhan (khusus untuk pertanaman di lahan sawah pada musim kemarau); (10) Pengendalian gulma secara terpadu; (11) Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT); dan (12) Panen tepat waktu dan prosesing dengan alat dan mesin.

Komponen Teknologi Dasar

Terdapat lima komponen teknologi yang dapat diterapkan secara bersamaan (compulsory) yang merupakan penciri model PTT jagung, yaitu: (1) Varietas unggul baru, (2) Benih bermutu, (3) Populasi tanaman sekitar 66.600 tanamam/ha, (4) Pemupukan N berdasarkan stadia pertumbuhan tanaman dan hasil pengamatan terhadap daun

Page 7: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

3

dengan menggunakan BWD, Pemupukan P dan K berdasarkan status hara tanah. Bahan organik (pupuk kandang 1,5-2,0 t/ha), dan (5) Pembuatan saluran drainase (untuk pertanaman pada lahan kering datar pada musim hujan) atau saluran distribusi air (untuk pertanaman pada lahan sawah saat musim kemarau).

1. Varietas Unggul

Di antara komponen teknologi produksi jagung, varietas unggul (baik hibrida maupun bersari bebas) mempunyai perananan yang lebih besar dalam peningkatan produktivitas. Selain memberikan hasil yang tinggi, varietas unggul juga berperan dalam pengendalian hama dan penyakit. Varietas unggul jagung yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dalam 11 tahun terakhir sbb: (1) Varietas unggul baru jagung komposit/bersari bebas adalah: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, dan Anoman-1 (putih); dan (2) Varietas unggul baru jagung hibrida adalah: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima-1, Bima-2 Bantimurung, Bima-3 Bantimurung.

Varietas unggul jagung merupakan salah satu teknologi yang paling mudah diadopsi petani. Penemuan berbagai varietas unggul baru terus berkembang terutama untuk mencari varietas yang memenuhi tingkat produktivitas tinggi, tahan hama dan penyakit, serta toleran terhadap kekeringan (Tabel 1 dan2).

Tabel 1. Varietas unggul jagung (Komposit)

Varietas(Komposit)

Tahun dilepas

Hasil rata-rata (t/ha)

Potensi hasil (t/ha)

Umur panen (hari)

Ketahanan penyakit

Bulai

Keunggulan spesifi k

Lagaligo 1996 5,1 7,5 90 Tahan Tahan kekeringan

Gumarang 2000 5,0 8,0 82 Agak tahan

-

Kresna 2000 5,2 7,0 90 Agak tahan

-

Lamuru 2000 5,6 7,6 95 Agak tahan

Tahan kekeringan

Page 8: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

4

Petunjuk Teknis PTT Jagung

Varietas(Komposit)

Tahun dilepas

Hasil rata-rata (t/ha)

Potensi hasil (t/ha)

Umur panen (hari)

Ketahanan penyakit

Bulai

Keunggulan spesifi k

Palakka 2003 6,0 8,0 95 Tahan -

Sukmaraga 2003 6,0 8,5 105 Tahan Tahan kemasaman

Srikandi Kuning-1

2004 5,9 8,1 110 Rendah Protein bermutu

Srikandi Putih-1

2004 5,9 8,1 110 Rendah Protein bermutu

Sumber: Balitsereal (2006)

Tabel 2. Varietas unggul jagung (Hibrida)

Varietas(Komposit)

Tahun dilepas

Hasil rata-rata (t/ha)

Potensi hasil (t/ha)

Umur panen (hari)

Ketahanan penyakit

Bulai

Keunggulan spesifi k

Semar-3 1996 5,3 9,0 94 Tahan T. kekeringan

Semar-4 1999 5,9 8,5 90 Tahan -

Semar-5 1999 6,8 9,0 98 Tahan -

Semar-6 1999 6,9 8,9 98 Tahan -

Semar-7 1999 6,8 9,0 98 Tahan -

Semar-8 1999 6,9 9,0 94 Tahan -

Semar-9 1999 6,6 8,5 95 Tahan -

Semar-10 2001 7,2 9,0 97 Agak Tahan Biomas tinggi

Bima-1 2001 7,3 9,0 97 Agak Tahan Biomas tinggiSumber: Balitsereal (2006)

2. Benih Bermutu

Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam usaha meningkatkan produktivitas jagung. Benih bermutu tinggi ditentukan oleh faktor genetik dan faktor fi sik. Faktor genetik benih bermutu dari varietas unggul yaitu produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit tertentu, dan respon terhadap kondisi pertumbuhan. Sedangkan faktor fi sik yaitu: kemurnian tinggi serta daya kecambah tinggi (>90%). Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul yang sesuai dengan kondisi setempat merupakan langkah awal menuju keberhasilan usahatani jagung. Dalam budidaya jagung tidak

Page 9: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

5

dianjurkan melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh. Benih yang bermutu akan tumbuh serentak 4 hari setelah tanam (HST) pada lingkungan yang normal. Penggunaan benih bermutu akan menghemat jumlah pemakaian benih. Sebelum ditanam, benih hendaknya diberi perlakuan fungisida terlebih dahulu. Fungisida yang dianjurkan untuk digunakan adalah metalaksil (umumnya berwarna merah) dengan takaran 2g/10 ml air. Cara ini dimaksudkan untuk mencegah perkembangan bulai yang merupakan penyakit utama tanaman jagung. Benih jagung yang dijual dalam kemasan biasanya sudah dicampur dengan metalaksil sehingga tidak perlu lagi diberi perlakuan benih.

3. Populasi Tanaman

Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan mutu benih yang digunakan. Populasi tanaman yang dianjurkan adalah 66.600 tanaman/ha. Untuk mencapai populasi tersebut, benih ditanam dengan jarak 75x20cm, satu biji per lubang atau dengan jarak 75x40cm, dua biji per lubang. Jarak tanam 75x20cm, satu biji per lubang, dianjurkan di wilayah yang memiliki cukup tenaga kerja. Jarak tanam 75x40cm, dua biji per lubang, dianjurkan di wilayah yang kekurangan tenaga kerja atau upah kerja mahal.4. Pemupukan

20 cm

75 cm

40cm

75 cm

Gambar 2. Pertanaman jagung

Gambar 1. Bagan jarak tanam jagung

Page 10: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

6

Petunjuk Teknis PTT Jagung

4. Pemupukan

Pemberian pupuk pada, baik organik maupun anorganik, pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pemupukan dengan efi siensi tinggi dapat dicapai dengan penggunaan pupuk secara berimbang. Pemupukan berimbang. Jumlah pupuk N, P, dan K yang akan diberikan dapat diketahui dari hasil analisis tanah. Penggunaan pupuk dengan takaran dan saat yang tepat merupakan kunci dari efi siensi pemupukan. Prinsip utama pemupukan pada tanaman jagung adalah porsi dari pupuk yang diberikan harus seimbang dan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman (Tabel 3).Tabel 3. Jenis, takaran, porsi, dan waktu pemberian pupuk

Jenis pupukTakaran2)

(kg/ha)Porsi aplikasi

7-10 HST3) 28-30 HST 40-45 HSTUrea 300-350 25% 50% 25% (BWD)ZA1) 50 100% - -SP-36 100-200 100% - -KCl 50-200 75% 25% -

Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S)1). Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah sebelum tanam atau rekomendasi setempat.2).

Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran unsur N, P, dan K disetarakan dengan pupuk tunggal. Cara aplikasi: pupuk diletakan dalam lubang yang dibuat dengan tugal di samping tanaman dengan jarak 5-10 cm dari tanaman dan ditutup dengan tanah.

BWD pada prinsipnya bertujuan untuk mengamati keseimbangan hara pada tanaman, terutama N. Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan menggunakan BWD adalah sbb:

Pada saat tanaman berumur ± 7 HST, tanaman diberi pupuk N • (Urea) bersamaan dengan pupuk SP-36 dan KCl dengan takaran dan porsi pemberian seperti pada Tabel 1.Pada saat tanaman berumur 28-30 HST, tanaman dipupuk dengan • takaran dan porsi pemberian seperti pada Tabel 1.Pada saat tanaman berumur ± 40-45 HST, tergantung pada umur • varietas yang ditanam, dilakukan pengamatan hara N melalui daun tanaman menggunakan BWD.

Page 11: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

7

Daun yang diamati adalah yang telah terbuka sempurna (daun • ke-3 dari atas). Pilih 20 tanaman secara acak pada setiap petak pertanaman (± 1,0 ha).Pada saat mengamati hara N tanaman, lindungi daun yang akan • diamati tingkat kehijauan warnanya dari sinar matahari agar pengamatan tidak terganggu oleh pantulan cahaya.Daun yang akan diamati diletakan di atas BWD. Bagian daun yang • diamati adalah sekitar sepertiga dari ujung daun. Bandingkan warna daun dengan skala warna BWD, kemudian lakukan pencatatan skala warna yang paling sesuai dengan warna daun yang diamati.Rata-ratakan nilai warna dari 20 daun yang diamati.• Acuan tambahan pupuk Urea berdasarkan hasil pengamatan • menggunakan BWD (Tabel 4):

Skala warnaTakaran Urea (kg/ha)

Hibrida Komposit< 4,0 150 50

4,0-5,0 100 25> 5,0 50 0

Jika bahan organik (pupuk kandang) direkomendasikan penggunaannya di daerah setempat, pemberiannya dilakukan pada saat tanam sebagai penutup benih pada lubang tanam. Takaran pupuk kandang berkisar antara 25-50 g/lubang tanam atau setara dengan 1,5-3,0 t/ha. Budidaya jagung pada lahan masam memerlukan pupuk kandang berupa kotoran ayam ras atau ayam petelur yang biasanya mengandung kapur yang cukup memadai.

5. Pengelolaan Irigasi

Jagung merupakan tanaman yang rentan terhadap kelebihan atau kekurangan air, dan relatif sedikit membutuhkan air dibandingkan tanaman padi. Pada lahan kering, jagung umumnya diusahakan pada saat musim hujan, sehingga peluang terjadinya kelebihan air cukup besar. Agar tanaman tidak kelebihan air pada musim hujan perlu dibuat saluran drainase dalam jumlah yang memadai. Untuk menekan biaya tenaga kerja, saluran drainase dibuat bersamaan dengan pembumbunan tanaman.

Page 12: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

8

Petunjuk Teknis PTT Jagung

Pada lahan sawah, jagung umumnya ditanam pada akhir musim hujan sehingga tanaman tidak jarang mengalami kekeringan pada pada musim kemarau. Agar tidak mengalami kekeringan, tanaman perlu mendapat pengairan sebelum menunjukkan gejala kekeringan. Sumber air pengairan dapat berasal dari jaringan irigasi atau sumur.

Pada lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak diperlukan sehingga perlu diketahui sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman. Alur-alur drainase yang dibuat pada saat pembumbunan tanaman berperan penting dalam pendistribusian air ke areal pertanaman. Pembuatan alur drainase dapat menggunakan cangkul.

Komponen Teknologi Pilihan

Terdapat tujuh komponen teknologi pilihan yang dapat diterapkan dalam PTT jagung, yaitu: (1) Pengolahan tanah sempurna (OTS) atau tanpa olah tanah (TOT), (2) Tanam dengan 2 biji per lubang, (3) Penambahan bahan organik tanah (kompos, pupuk kandang, dan amelioran), (4) Penyiangan dengan herbisida atau secara manual, (5) Pengendalian hama dan penyakit secara tepat sesuai OPT sasaran, (6) Panen tepat waktu sesuai umur varietas tanaman, dan (7) Pemipilan dan pengeringan sesegera mungkin.

Gambar 3. Perbaikan saluran drainase

Page 13: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

9

TEKNOLOGI PTT JAGUNG SPESIFIK LOKASI

(1). LAHAN KERING

Varietas

Untuk wilayah yang kemungkinan kekeringan dianjurkan menanam varietas komposit toleran kekeringan (Lamuru) atau varietas relatif genjah (Gumarang, Kresna, Lagaligo). Di wilayah yang curah hujannya cukup dianjurkan menanam jagung hibrida atau komposit unggul.

Benih

Benih harus bermutu tinggi dengan daya kecambah minimal 95%. Sebelum ditanam, benih dicampur fungisida metalaksil (2g/kg benih). Agar tercampur merata, fungisida metalaksil dibasahi dahulu (2 g metalaksil/10 ml air). Kebutuhan benih 15-20 kg/ha.

Penyiapan lahan

Pengolahan tanah dilakukan setelah hujan mulai turun atau sebelum hujan turun. Lahan dibersihkan dari gulma menggunakan sabit, parang, atau herbisida paraquat/glifosat (2 l/ha). Tanah diolah dengan cangkul atau dibajak dengan traktor atau sapi, digaru, dan disisir hingga rata.

Penanaman

Pada lahan dengan topografi datar sampai berombak, pemilikan lahan luas, tenaga kerja terbatas, dan tersedia jasa penyewaaan traktor, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam seperti ATB-2R-Balitsereal (ditarik hand tractor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75x40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem alur yang dibuat dengan bajak singkal ditarik sapi. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antaralur 75cm, dalam alur 40cm), 2 biji per penempatan, dan benih ditutup pupuk

Page 14: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

10

Petunjuk Teknis PTT Jagung

kandang. Penanaman juga dapat dilakukan secara konvensional menggunakan tugal kayu.

Pada lahan dengan topografi bergelombang sampai berbukit, penanaman dilakukan secara konvensional dengan tugal kayu.

Pemupukan

Tabel 5. Jenis, takaran dan waktu pemberian pupuk anorganik

Jenis pupuk

Takaran*)

(kg/ha)

Komposisi takaran pupuk (%) berdasarkan waktu aplikasi

7-10 HST 28-30 HST 40-45 HSTUrea 300-350 25 50 25 (BWD)SP-36 100-200 100 - -KCl 50-200 75 25 -

*) Takaran dapat diubah sesuai ketersediaan hara tanah atau rekomendasi setempat.

Cara pemberian pupuk:Umur 7 HST, pupuk Urea+SP-36+KCl yang telah dicampur • diaplikasikan dengan cara ditugal sedalam 5-10cm jarak 5-10cm di samping tanaman dan lubang pupuk ditutup tanah.Umur 28-30 HST, pupuk Urea+KCl diberikan dengan cara ditugal • sedalam 5-10cm jarak 5-10cm di samping tanaman.Umur 40-45 HST pemberian Urea sesuai BWD. Jika nilai warna daun • pada skala kurang, tanaman perlu dipupuk Urea (Tabel 4).

Pembuatan Saluran Drainase

Pada lahan kering saat musim hujan, perlu dibuat saluran drainase. Alat yang digunakan adalah cangkul.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit utama yang sering ditemui dan mempengaruhi baik tidaknya pertumbuhan dan hasil tanaman jagung adalah:

Lalat bibit (Atherigona spp): Aktivitas lalat bibit terutama berlangsung pada musim hujan, karena larvanya membutuhkan kelembaban air. Lalat ini dalam bentuk larva muda, masuk ke dalam

Page 15: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

11

titik tumbuh dan merusak pangkal daun serta mengakibatkan gejala-gejala seperti: daun berlubang, pertumbuhan terhambat, menguning dan jaringan membusuk. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan pemberian furadan 3 G pada umur 7 hst, yang ditaburkan pada pucuk daun yang belum membuka penuh sebanyak 2-3 butir per pohon.

Ulat tanah (Agrotis sp): Ulat ini menyerang tanaman muda atau benih yang baru berkecambah di dalam tanah. Pengendalian lalat bibit ini dilakukan dengan pemberian furadan 3 G.

Ulat penggerek batang yang menyerang tanaman jagung pada stadia menjelang keluar buah sampai menjelang panen, yang mengakibatkan patahnya pohon jagung. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan insektisida Matador EC atau Decis EC, dengan dosis 0,5 liter/ha.

Penyakit bulai (Peronoscelospora maydis) : sering menyerang tanaman jagung muda umur 10-25 hst, terutama pada musim hujan, yang mengakibatkan jagung tidak berbuah. Tanda-tanda penyakit bulai pada jagung yaitu, pada permukaan daunnya terdapat garis-garis sejajar khlorotik sampai coklat bila infeksi makin lanjut. Di bawah permukaan daun yang terinfeksi, dapat dilihat banyak terbentuk tepung putih yang merupakan spora patogen tersebut. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan perlakuan benih menggunakan fungisida Ridomil 35 SD (5g/kg benih) atau Metalaksil (2g/kg benih).

Penyakit busuk tongkol (Fusarium moniliforme): Bila kelobot dikupas, terlihat permukaan biji pada tongkol berwarna merah jambu sampai coklat pada satu sampai beberapa kelopak biji. Penyakit bususk tongkol fusarium ini berkembang dan menyebar sangat baik pada cuaca sangat panas dan kering. Cara pengendalian dapat dilakukan dengan penyem[protan fungisida yang efektif atau dikendalikan secara kultur teknis (sanitasi dan rotasi tanaman).

Gambar 4. Pengendalian hama/penyak

Page 16: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

12

Petunjuk Teknis PTT Jagung

Penyiangan Gulma

Penyiangan pertama dilakukan saat membuat alur drainase (umur tanaman 14-20 HST). Penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida kontak paraquat 1,0-1,5 l/ha.

Gambar 5. Penyiangan sambil membuat alur drainase

Panen dan Prosesing Hasil

Sebelum panen dilakukan pemangkasan bagian tanaman di atas tongkol saat biji mencapai masak fi siologis atau kelobot mulai mengering/berwarna coklat. Panen saat cuaca cerah, kadar air biji ±30%, biji mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 5% setiap barisan biji. Tongkol segera dijemur. Jika kadar air telah mencapai ±20%, jagung dipipil dengan alat pemipil. Biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan siap dipasarkan.

Gambar 6. Pertanaman jagung siap panen

Page 17: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

13

(2). LAHAN SAWAH

Varietas

Varietas yang dianjurkan hibrida atau komposit. Untuk efi siensi biaya produksi terkait dengan frekuensi pemberian air dan bahan bakar pompa, dianjurkan menggunakan varietas toleran kekeringan atau berumur genjah.

Benih

Benih harus bermutu tinggi, daya kecambah minimal 95%. Sebelum ditanam, benih dicampur fungisida metalaksil (2g/kg benih). Agar tercampur merata, fungisida dibasahi dengan air (2 g/10 ml air). Kebutuhan benih 15-20 kg/ha.

Penyiapan lahan

Lahan disiapkan secepatnya baik tanpa olah tanah maupun dengan pengolahan tanah. Pada tanah bertekstur ringan tidak diperlukan pengolahan tanah, lahan cukup dibersihkan dari sisa jerami padi, dan jika gulma dapat mengganggu pertumbuhan awal, dapat dikendalikan dengan herbisida paraquat (1-2 l/ha) seminggu sebelum tanam.

Penanaman

Bagi wilayah dengan kepemilikan lahan luas, petakan luas, tenaga kerja terbatas, dan tersedia jasa penyewaaan traktor, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R-Balitsereal. Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75x40 cm, dua biji per lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem alur yang dibuat dengan bajak singkal ditarik sapi. Benih diletakkan setiap alur (jarak antaralur 75cm, dalam alur 40cm), dua biji per penempatan dan benih ditutup pupuk kandang. Bagi wilayah dengan kepemilikan lahan sempit dan tenaga kerja tersedia, penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Jarak tanam 75x40 cm, dua benih per lubang.

Page 18: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

14

Petunjuk Teknis PTT Jagung

Pemupukan

Kalau diperlukan dan tersedia, pupuk organik diaplikasikan saat tanam dengan takaran 25-50 g/lubang (setara 1,5-3,0 t/ha) sebagai penutup benih. Tabel 6. Jenis, takaran, dan waktu pemberian pupuk anorganik

Jenis pupuk

Takaran**)

(kg/ha)

Komposisi takaran pupuk (%) berdasarkan waktu aplikasi

7-10 HST 28-30 HST 40-45 HSTUrea 300-350 25 50 25 (BWD)SP-36 100-200 100 - -KCl 50-100 50 50 -ZA*) 50-100 100 - -

*) Diberikan jika tanah kekurangan unsur hara Sulfur (S)**) Takaran pupuk dapat diubah sesuai ketersediaan hara tanah hasil analisis tanah

Cara pemberian pupuk:Saat umur 7 HST, pupuk Urea+SP-36+KCl dicampur merata dan • diaplikasikan dengan cara ditugal sedalam 5-10cm jarak 5-10cm di samping tanaman dan lubang pupuk ditutup tanah.Saat umur 28-30 HST, pupuk Urea+KCl diberikan dengan cara • ditugal sedalam 5-10cm jarak 10-15cm di samping tanaman dan lubang pupuk ditutup tanah.Saat umur 40-45 HST, aplikasi Urea didasarkan pemantauan warna • daun dengan BWD. Jika nilainya berada pada skala kurang, maka tanaman perlu dipupuk Urea dengan takaran sesuai nilai skala pada Tabel 4.

Pembuatan Saluran irigasi

Saluran irigasi dibuat pada setiap baris atau setiap 2 baris tanaman. Untuk menghemat tenaga kerja, pembuatan saluran irigasi sebaiknya dikerjakan bersamaan dengan penyiangan pertama (14-20 HST).

Pengairan Tanaman

Selama pertumbuhan tanaman jagung biasanya diairi 5-6 kali tergantung kondisi. Sebagai indikator perlunya pengairan adalah

Page 19: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

Petunjuk Teknis PTT Jagung

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

15

jika daun tanaman sebelum tengah hari telah mulai menggulung. Pengairan tanaman dihentikan 10 hari menjelang panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama utama tanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol. Insektisida yang dianjurkan adalah karbofuran. Penyakit utama jagung adalah bulai yang disebabkan jamur Peronesclerospora sp. Pengendalian dengan perlakuan benih yaitu mencampur benih dengan fungisida metalaksil (2 g/kg benih).

Penyiangan Gulma

Penyiangan pertama dilakukan saat membuat alur drainase (tanaman berumur 14-20 HST). Penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dapat dilakukan secara manual atau menggunakan herbisida kontak paraquat 1,0-1,5 l/ha.

Panen dan Prosesing Hasil

Sebelum panen dilakukan pemangkasan bagian tanaman di atas tongkol saat biji mencapai masak fi siologis atau kelobot mulai mengering/berwarna coklat. Panen saat cuaca cerah, kadar air biji ± 30%, biji mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 5% setiap barisan biji. Tongkol segera dijemur. Jika kadar air telah mencapai ± 20%, jagung dipipil dengan alat pemipil. Biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan siap dipasarkan.

Gambar 7. Penjemuran tongkol jagung

Gambar 8. Pemipilan jagung

Page 20: juk PTT Jagungjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/JUKNIS 2011...Pengembangan PTT jagung di suatu lokasi harus memperhatikan kondisi sumber daya lokal, sehingga teknologi yang

P U A P BPTP JABARPengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan

16

Petunjuk Teknis PTT Jagung

PENUTUP

Teknologi PTT dapat meningkatkan pendapatan petani dari segi hasil yang lebih menguntungkan. Penerapan PTT Jagung dapat dilakukan dalam upaya peningkatan produksi jagung untuk menanggulangi kerawanan pangan.

Aplikasi PTT jagung di tingkat petani harus memperhatikan sumberdaya setempat (spesifi k lokasi) dengan melibatkan partisipasi petani serta mengakomodasikan teknologi yang efektif, efi sien, berwawasan lingkungan yang sinergistik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 2008. Panduan Umum PTT Jagung. Departemen Pertanian, Jakarta.

Balitsereal. 2006. Varietas Unggul Jagung. Balisereal. Maros.Surdianto, Y. 2002. Budidaya Jagung. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jawa Barat. Bandung

Informasi lebih lanjut, bisa menghubungi:

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) BPTP Jawa Barat

Jl. Kayuambon 80 Lembang Bandung Barat 40391

Telp. 022-2786238 Fax. 022-2789846E-mail: bptp-jabar@ litbang.deptan.go.idWebsite: http://jabar.litbang.deptan.go.id