tabel 3. jenis dan takaran pupuk anorganikjabar.litbang.pertanian.go.id/images/stories/leaflet...

2
PTT adalah suatu pendekatan budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan OPT secara terpadu. Komponen Teknologi Dasar (1) Varietas Unggul (2) Benih Bermutu (3) Populasi Tanaman (4) Pemupukan Varietas unggul hasil Badan Litbang Pertanian 11 tahun terakhir: (1) Varietas komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima-1, Bima-2 Bantimurung, Bima-3 Bantimurung. Benih bermutu akan menghemat pemakaian benih. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Metalaksil 2g/10 ml air untuk mencegah penyakit bulai. Benih kemasan biasanya sudah dicampur Metalaksil. Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha, yaitu dengan menanam jarak 75x20cm (1 biji/lubang atau 75x 40cm (2 biji/lubang). Prinsip utama pemupukan adalah porsi pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan (Tabel 1). Tabel 1. Jenis dan takaran pupuk 1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S) 2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi setempat. Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan dengan pupuk tunggal Cara pemberian pupuk: § Umur 7-10 HST dan 28-30 HST jenis dan takaran pupuk sesuai Tabel 2. Pemberian pada lubang tugal sedalam 5-10cm jarak 5-10cm di samping tanaman dan lubang pupuk ditutup tanah. § Umur 40-45 HST, pupuk Urea diberikan sesuai BWD (Tabel 2). Pada lahan kering saat musim hujan, perlu dibuat saluran drainase. Alat yang digunakan adalah cangkul. (6) Pembuatan Saluran Drainase PENDAHULUAN KOMPONEN TEKNOLOGI PRODUKSI Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) adalah sbb: § Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 1. § Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Pilih 20 tanaman secara acak pada setiap petak (± 1,0 ha). Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu pantulan cahaya. Daun diletakan di atas BWD. Bandingkan warna daun dengan skala warna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari 20 daun yang diamati. § Tambahan pupuk Urea berdasarkan BWD (Tabel 2): Bahan organik diberikan saat tanam sebagai penutup benih sebanyak 25-50 g/lubang atau setara 1,5-3,0 t/ha. Pada lahan kering di musim hujan, perlu dibuat saluran drainase pada saat pembumbunan. Pada lahan sawah di musim kemarau dan lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak diperlukan. Tujuh komponen teknologi pilihan yaitu: (1) Pengolahan tanah sempurna (OTS) atau tanpa olah tanah (TOT), (2) Tanam 2 biji per lubang, (3) Penambahan bahan organik, (4) Penyiangan dengan herbisida atau manual, (5) Pengendalian hama dan penyakit, (6) Panen tepat waktu, dan (7) Pemipilan dan pengeringan sesegera mungkin. Gunakan varietas komposit toleran kekeringan (Lamuru) atau varietas relatif genjah (Gumarang, Kresna, atau Lagaligo). Di wilayah yang curah hujannya cukup dianjurkan menanam hibrida atau komposit unggul. Pengelolaan Irigasi Komponen Teknologi Pilihan Teknologi Budidaya Spesifik Lokasi (A) Lahan Kering (1) Varietas (2) Benih (3) Penyiapan lahan (4) Penanaman (5) Pemupukan Benih harus bermutu tinggi (daya kecambah 95%). Sebelum ditanam, benih dicampur fungisida Metalaksil (2g/kg benih). Agar merata, fungisida dibasahi air dahulu (2 g Metalaksil/10 ml air). Kebutuhan benih 15-20 kg/ha. Rumput dibersihkan secara manual atau herbisida paraquat/glifosat (2 l/ha), kemudian diolah dengan cangkul atau dibajak dengan traktor dan diratakan. Pada lahan datar sampai berombak, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R-Balitsereal (ditarik hand tractor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75x40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antaralur 75cm, dalam alur 40cm), 2 biji per penempatan, dan benih ditutup pupuk kandang. Penanaman juga dapat dilakukan menggunakan tugal kayu. Pada lahan bergelombang sampai berbukit, penanaman dilakukan secara konvensional dengan tugal kayu. Tabel 3. Jenis dan takaran pupuk anorganik

Upload: dinhhanh

Post on 28-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PTT adalah suatu pendekatan budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan OPT secara terpadu.

Komponen Teknologi Dasar(1) Varietas Unggul

(2) Benih Bermutu

(3) Populasi Tanaman

(4) Pemupukan

Varietas unggul hasil Badan Litbang Pertanian 11 tahun terakhir: (1) Varietas komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima-1, Bima-2 Bantimurung, Bima-3 Bantimurung.

Benih bermutu akan menghemat pemakaian benih. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Metalaksil 2g/10 ml air untuk mencegah penyakit bulai. Benih kemasan biasanya sudah dicampur Metalaksil.

Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha, yaitu dengan menanam jarak 75x20cm (1 biji/lubang atau 75x 40cm (2 biji/lubang).

Prinsip utama pemupukan adalah porsi pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan (Tabel 1).Tabel 1. Jenis dan takaran pupuk

1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S)2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi

setempat.Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan dengan pupuk tunggal

Cara pemberian pupuk:§Umur 7-10 HST dan 28-30 HST jenis dan takaran pupuk

sesuai Tabel 2. Pemberian pada lubang tugal sedalam 5-10cm jarak 5-10cm di samping tanaman dan lubang pupuk ditutup tanah.§Umur 40-45 HST, pupuk Urea diberikan sesuai BWD

(Tabel 2).

Pada lahan kering saat musim hujan, perlu dibuat saluran drainase. Alat yang digunakan adalah cangkul.

(6) Pembuatan Saluran Drainase

PENDAHULUAN

KOMPONEN TEKNOLOGI PRODUKSI

Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) adalah sbb:§Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk

sesuai Tabel 1.§Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada

daun ke-3 dari atas. Pilih 20 tanaman secara acak pada setiap petak (± 1,0 ha). Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu pantulan cahaya. Daun diletakan di atas BWD. Bandingkan warna daun dengan skala warna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari 20 daun yang diamati.

§Tambahan pupuk Urea berdasarkan BWD (Tabel 2):

Bahan organik diberikan saat tanam sebagai penutup benih sebanyak 25-50 g/lubang atau setara 1,5-3,0 t/ha.

Pada lahan kering di musim hujan, perlu dibuat saluran drainase pada saat pembumbunan. Pada lahan sawah di musim kemarau dan lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak diperlukan.

Tujuh komponen teknologi pilihan yaitu: (1) Pengolahan tanah sempurna (OTS) atau tanpa olah tanah (TOT), (2) Tanam 2 biji per lubang, (3) Penambahan bahan organik, (4) Penyiangan dengan herbisida atau manual, (5) Pengendalian hama dan penyakit, (6) Panen tepat waktu, dan (7) Pemipilan dan pengeringan sesegera mungkin.

Gunakan varietas komposit toleran kekeringan (Lamuru) atau varietas relatif genjah (Gumarang, Kresna, atau Lagaligo). Di wilayah yang curah hujannya cukup dianjurkan menanam hibrida atau komposit unggul.

Pengelolaan Irigasi

Komponen Teknologi Pilihan

Teknologi Budidaya Spesifik Lokasi(A) Lahan Kering(1) Varietas

(2) Benih

(3) Penyiapan lahan

(4) Penanaman

(5) Pemupukan

Benih harus bermutu tinggi (daya kecambah ≥95%). Sebelum ditanam, benih dicampur fungisida Metalaksil (2g/kg benih). Agar merata, fungisida dibasahi air dahulu (2 g Metalaksil/10 ml air). Kebutuhan benih 15-20 kg/ha.

Rumput dibersihkan secara manual atau herbisida paraquat/glifosat (2 l/ha), kemudian diolah dengan cangkul atau dibajak dengan traktor dan diratakan.

Pada lahan datar sampai berombak, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R-Balitsereal (ditarik hand tractor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75x40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antaralur 75cm, dalam alur 40cm), 2 biji per penempatan, dan benih ditutup pupuk kandang. Penanaman juga dapat dilakukan menggunakan tugal kayu. Pada lahan bergelombang sampai berbukit, penanaman dilakukan secara konvensional dengan tugal kayu.

Tabel 3. Jenis dan takaran pupuk anorganik

Sumber : Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 2008. Panduan Umum PTT Jagung

Seri : Tanamaman PanganNomor : 14/Leaflet/APBN/2011Penyusun : Hendi S., Agus N.

(7) Pengendalian Hama dan Penyakit

(8) Penyiangan Gulma

(9) Panen dan Prosesing Hasil

(B) LAHAN SAWAH(1) Varietas

(2) Benih

(3) Penyiapan lahan

(4) Penanaman

Hama lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol disemprot insektisida karbofuran. Penyakit bulai dikendalikan dengan perlakuan benih (benih dicampur fungisida Metalaksil 2g/kg benih).

Penyiangan pertama umur 14-20 HST), penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha.

Sebelum panen bagian tanaman di atas tongkol dipangkas saat biji masak fisiologis/kelobot mulai mengering/berwarna coklat. Panen saat cuaca cerah, pada kadar air biji ±30%, biji mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 5%/barisan biji. Tongkol segera dijemur. Pemipilan dilakukan jika kadar air ±20%, dan biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan siap dipasarkan.

Varietas anjuran adalah jagung hibrida atau komposit yang toleran kekeringan atau berumur genjah.

Benih harus bermutu tinggi (daya kecambah ≥95%). Sebelum ditanam, benih dicampur fungisida Metalaksil (2g/kg benih). Agar merata, fungisida dibasahi air dahulu (2 g Metalaksil/10 ml air). Kebutuhan benih 15-20 kg/ha.

Lahan disiapkan baik tanpa olah tanah maupun dengan pengolahan tanah. Pada tanah bertekstur ringan tidak diperlukan pengolahan tanah, lahan cukup dibersihkan dari sisa jerami padi.

Bagi wilayah dengan kepemilikan lahan dan petakan luas, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R-Balitsereal. Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75x40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antaralur 75cm, dalam alur 40cm), 2 biji per penempatan, dan benih ditutup pupuk kandang. Bagi wilayah dengan kepemilikan

lahan sempit, penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Jarak tanam 75x40 cm, 2 benih per lubang.

Tabel 4. Jenis dan takaran pupuk anorganik

(5) Pemupukan

Kalau diperlukan, pupuk organik diberikan saat tanam sebanyak 25-50 g/lubang sebagai penutup benih.

Saluran irigasi dibuat pada setiap baris/2 baris tanaman. Dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.

Selama pertumbuhan tanaman jagung biasanya diairi 5-6 kali. Pengairan dihentikan 10 hari menjelang panen.

Hama lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol disemprot insektisida karbofuran. Penyakit bulai dikendalikan dengan perlakuan benih (benih dicampur fungisida Metalaksil 2g/kg benih).

Penyiangan pertama umur 14-20 HST), penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha.

Sebelum panen bagian tanaman di atas tongkol dipangkas saat biji masak fisiologis atau kelobot mulai mengering/berwarna coklat. Panen saat cuaca cerah, pada kadar air biji ±30%, biji mengeras dan telah membentuk lapisan hitam minimal 5%/barisan biji. Tongkol segera dijemur. Pemipilan dilakukan jika kadar air ±20%, dan biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan siap dipasarkan.

(6) Pembuatan Saluran irigasi

(7) Pengairan Tanaman

(8) Pengendalian Hama dan Penyakit

(9) Penyiangan Gulma

(10) Panen dan Prosesing Hasil

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

(BPTP) JAWA BARAT

2011