jtptunimus gdl nurarifing 6137 1 babipe n

4
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian asma menurut Sujono Nyandi adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitivitas mukosa bronkus terhadap bahan allergen. Meskipun asma sudah diperkenalkan oleh Hippocrates lebih dari 2000 tahun, tetapi sampai sekarang penyakit ini masih menjadi masalah dalam kesehatan. Bukan saja dari banyaknya kasus-kasus asma dimasyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun masih belum mendapatkan pengobatan yang baik ( Sundaru. H, 2002 ). Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Gejala utama adalah nafas terengah-engah disertai dengan bunyi (mengi=wheezing ), batuk dan sesak nafas. Penyakit asma dapat menyerang pada semua golongan umur ( Smletzer. dkk, 2001 ) Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di dunia. Angka kejadian asma bervariasi di berbagai negara, tetapi terlihat kecenderungan bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun belakangan ini obat-obat asma banyak dikembangkan. Di negara maju angka kesakitan dan kematian karena asma juga terlihat meningkat. Tanggal 4 Mei 2004 ditetapkan oleh Global Initiative in Asthma (GINA) sebagai World Asthma Day (Hari Asma se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),

Upload: mgztadg36tatzye

Post on 18-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pengertian asma menurut Sujono Nyandi adalah suatu peradangan pada

    bronkus akibat reaksi hipersensitivitas mukosa bronkus terhadap bahan allergen.

    Meskipun asma sudah diperkenalkan oleh Hippocrates lebih dari 2000 tahun,

    tetapi sampai sekarang penyakit ini masih menjadi masalah dalam kesehatan.

    Bukan saja dari banyaknya kasus-kasus asma dimasyarakat yang tidak

    terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun masih belum mendapatkan pengobatan

    yang baik ( Sundaru. H, 2002 ).

    Asma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversibel dimana

    trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

    Gejala utama adalah nafas terengah-engah disertai dengan bunyi

    (mengi=wheezing ), batuk dan sesak nafas. Penyakit asma dapat menyerang pada

    semua golongan umur ( Smletzer. dkk, 2001 )

    Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di

    dunia. Angka kejadian asma bervariasi di berbagai negara, tetapi terlihat

    kecenderungan bahwa penderita penyakit ini meningkat jumlahnya, meskipun

    belakangan ini obat-obat asma banyak dikembangkan. Di negara maju angka

    kesakitan dan kematian karena asma juga terlihat meningkat. Tanggal 4 Mei 2004

    ditetapkan oleh Global Initiative in Asthma (GINA) sebagai World Asthma Day

    (Hari Asma se-Dunia). Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO),

  • 2penyandang asma di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terus

    bertambah sekitar 180 ribu orang per tahun. Peningkatan penderita asma bronchial

    juga terjadi di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan

    menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in

    Children) tahun 2002 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat

    tahun 2005 menjadi dua kali lipat lebih yaitu 5,2%. Sedangkan pada tahun 2008

    penderita asma bronkial tidak masuk dalam 10 besar. Meski asma dapat berakibat

    fatal, lebih sering lagi asma menggangu, mempengaruhi kehadiran sekolah,

    pilihan pekerjaan, aktivitas fisik, dan banyak aspek kehidupan lainnya ( Cissy, B.

    Kartasasmita, 2008 ).

    Upaya yang paling penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang

    tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan asma

    bronkial untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan di harapkan pasien

    dapat segera sembuh kembali. Intervensi yang utama adalah mencegah

    ketidakefektifan jalan nafas. Agar perawatan berjalan dengan lancar maka di

    perlukan kerjasama dengan tim kesehatan yang lain, serta dengan melibatkan

    pasien dan keluarga. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik

    memberikan asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan asma bronkhiale du

    ruang dahlia RS. Tugurejo semarang dengan metode masalah yang sistematis

    melalui proses keperawatan.

  • 3B. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

    1. Tujuan umum

    Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Asma Bronkhial

    dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang tepat dan akurat.

    2. Tujuan khusus

    a. Memberikan gambaran yang nyata tentang hasil pengkajian asuhan

    keperawatan dengan asma bronkhial

    b. Memberikan gambaran yang nyata tentang hasil analisa data dan

    penetapan diagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah pada asuhan

    keperawatan dengan asma bronkhial

    c. Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan

    asma bronkhial

    d. Memeberikan gambaran hasil evaluasi tindakan yang telah dilakukan

    C. Metode dan Teknik Penulisan

    Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan metode deskriptif yaitu

    memberikan gambaran tentang keadaan nyata di lapangan. Pendekatan yang

    digunakan adalah memakai study kasus yaitu merupakan laporan kasus yang

    penulis pilih.

    Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik

    wawancara, observasi, study dokumentasi serta study kepustakaan.

  • 4D. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai karya tulis ilmiah ini,

    penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu :

    BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan

    penulisan, metode penulisan, tehnik penulisan dan sistematika penulisan

    BAB II : Berisi tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi dan

    fisiologi, etiologi, patofisiologi, patways keperawatan, manifestasi klinik,

    komplikasi, penatalaksanaan, diagnosa keperawatan, intervensi dan

    rasional.

    BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas pasien, meliputi

    pengkajian, pathways keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi

    keperawatan, implementasi dan evaluasi

    BAB IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menentukan

    kesenjangan antara teori dan fakta yang ada, mulai dari pengkajian,

    diagnosa keperawatan, implementasi dan evaluasi.

    BAB V : Berisi tentang implikasi keperawatan yang di lengkapi dengan

    kesimpulan dan saran