jtptunimus gdl ellaayuwul 5358 1 babi

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik secara spontan dengan atau tanpa pengobatan. Gejala yang timbul dapat berupa batuk, sesak nafas dan mengi. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian sehigga menurunkan kualitas hidup, salah satu faktor pencetus serangan asma adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk di dalamnya cemas. Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekwensi kekambuhan menjadi lebih sering dan klien jatuh pada keadaan yang lebih buruk, kondisi ini merupakan suatu rantai yang sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab dan mana yang merupakan akibat. Keadaan cemas menyebabkan atau memperburuk serangan,

Upload: bayu-zohari

Post on 29-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fff

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara

maju maupun di negara-negara sedang berkembang.

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan

berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

dan sel epitel, serta meningkatnya respon saluran napas (hipereaktivitas

bronkus) terhadap berbagai stimulant. Inflamasi kronik ini akan menyebabkan

penyempitan (obstruksi) saluran napas yang reversible, membaik secara

spontan dengan atau tanpa pengobatan. Gejala yang timbul dapat berupa

batuk, sesak nafas dan mengi.

Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi

dapat bersifat menetap dan menggaggu aktivitas bahkan kegiatan harian

sehigga menurunkan kualitas hidup, salah satu faktor pencetus serangan asma

adalah kondisi psikologis klien yang tidak stabil termasuk di dalamnya cemas.

Hal ini sering diabaikan oleh klien sehingga frekwensi kekambuhan

menjadi lebih sering dan klien jatuh pada keadaan yang lebih buruk, kondisi

ini merupakan suatu rantai yang sulit ditentukan mana yang menjadi penyebab

dan mana yang merupakan akibat.

Keadaan cemas menyebabkan atau memperburuk serangan,

Page 2: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

serangan asthma dapat menyebabkan kecemasan besar pada klien asthma

padahal kecemasan justru memperburuk keadaan. Cris Sinclair, (1990).

Kondisi sesak dapat menimbulkan kecemasan karena klien merasa

adanya ancaman kematian (Barbara C. Long, 1996).

Menurunkan tingkat kecemasan pada klien asma baik pada saat serangan

ataupun saat tidak terjadi serangan sangat penting. Sebab seperti yang telah

dijelaskan di atas maka lingkaran mengenai penyebab dan akibat cemas harus

diputus. Dengan demikian berarti memutus salah satu faktor pencetus asma

dan memutus keadaan cemas yang disebabkan oleh asma. Sehingga dapat

memperpendek masa serangan dan memperkecil frekwensi kekambuhan.

Sedangkan menurut GINA (Global Initiative For Asthma) 2006, Asma

didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran nafas dengan banyak

sel yang berperan, inflamasi kronik ini menyebabkan episode mengi berulang,

sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, terutama pada malam atau dini hari.

Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang luas

namun bervariasi, biasanya bersifat reversibel baik secara spontan maupun

dengan pengobatan.

Di dunia meliputi di Inggris sekitar 2,5 juta penderita asma bronkiale

yang perlu pengobatan dan pengawasan rutin, 10% anak-anak dan 7% dewasa

(Crockett A, 1997). Di Amerika serikat diperkirakan 9,5 juta penduduk

menderita asma, di Jerman 9 juta penduduk, cemas yang berhubungan dengan

sulit bernafas dilaporkan sebagai diagnosa yang sering di tangani (50% - 74%)

(Carpenito, 2000 : 128). Ini merupakan angka yang cukup besar yang perlu2

Page 3: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat klien asma secara

komprehensif bio psiko sosial dan spiritual. Di Jawa Timur menurut penelitian

Amin Muhammad (2000) dilaporkan terdapat 13,5% dari 6144 responden

menunjukkan gejala asma.

Badan kesehatan sedunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk

dunia menderita asma. Bahkan, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah

hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun. Kondisi ini tidak hanya terjadi

di negara berkembang, tapi juga di negara maju sekalipun.

Penduduk Indonesia menderita asma. Berdasarkan laporan Heru Sundaru

(Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM), prevalensi asma di

Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%) dan Jakarta (7,5%).

Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi penyakit Asma tertinggi

di Indonesia adalah Aceh Barat (13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato (13,0%),

Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Kaimana

(10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%).

Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Asma terendah

adalah Yakuhimo (0,2%), Langkat (0,5%), Lampung Tengah (),5%), Tapanuli

Selatan (0,6%), Lampung Utara (0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), Karo

(0,7%), Serdang Bedagai (0,7%), dan Kota Binjai (0,7%).

Pada tahun 2009 jumlah jumlah penderita asma pada lansia di Puskesmas

Kedungmundu Semarang dengan jumlah 46 orang penderita, diatas penyakit

ISPA, gastritis, hipertensi. Sedangkan pada tahun 2010 di bulan Januari

sampai sekarang terdapat 7 orang penderita.3

Page 4: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

Untuk itu perawatan asma untuk lansia haruslah komprehensif mengingat

komplikasi seperti gagal nafas, hipoksemia, yang dapat menyebabkan

kematian, serta harus melibatkan beberapa elemen seperti individu, keluarga

dan perawat. Maka sebagian perawat harus mampu memberikan asuhan

keperawatan secara langsung kepada individu dan keluarga tentang asma agar

mampu meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta kemauan dalam

melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga. Lima tugas tersebut yaitu,

mengenal masalah asma, memutuskan pengobatan yang baik, merawat

penderita asma, memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan dokter klinik.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

utama Asma

2. Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi pengkajian yang meliputi penyebab masalah kesehatan

dan masalah keperawatan klien dengan Asma

b) Mengidentifikasi masalah keperawatan dengan penyakit utama Asma

c) Mengidentifikasi rencana keperawatan secara langsung pada klien

dengan masalah kesehatan Asma

d) Mengidentifikasi tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan

4

Page 5: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan

masalah kesehatan Asma

e) Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan

asma setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan

C. Metode dan tekhnik penulisan

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari

pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Sedangkan tekhnik penulisan yang digunakan sebagai berikut :

1. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan penunjang sebagai acuan yang digunakan dalam

memberikan asuhan keperawatan. Studi kepustakaan meliputi :

a. Mata kuliah yang berhubungan dengan masalah keperawatan yang

akan dibahas dalam rangka mendapatkan gambaran yang bersifat

teoritis

b. Bahan pustaka yang berhubungan dengan studi kasus

2. Studi dokumen

Yaitu cara untuk mempelajari data yang didapat oleh penulis baik dari

catatan medis maupun tim kesehatan lain yang berhubungan dengan

kasus, sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan

perkembangan klien.

3. Studi kasus

5

Page 6: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

Yaitu asuhan keperawatan keluarga yang berhubungan dengan kasus

sebagai bahan untuk menunjang tindakan keperawatan dan mengetahui

perkembangan klien.

4. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga untuk memperoleh

data-data khususnya yang terkait dengan asma dan tugas-tugas kesehatan

serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan masalah yang

dihadapi.

5. Observasi

Yaitu dengan melakukan observasi, dengan cara mengamati perilaku

misalnya lingkungan yang berkaitan dengan faktor yang mungkin

menyebabkan asma atau lingkungan yang mungkin dapat mengakibatkan

kambuhnya asma pada penderita asma. Observasi ini dilakukan secara

partisipatif.

6. Pemeriksaan fisik

Dilakukan terhadap klien yang mempunyai masalah keperawatan dan

keperawatan yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik.

D. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dalam 5 bab yang ditulis secara sistematis

dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab :

6

Page 7: Jtptunimus Gdl Ellaayuwul 5358 1 Babi

Bab I : Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,

metode dan tekhnik penulisan, serta sistematika penulisan

Bab II : Konsep dasar yang berisi pengertian, anatomi dan fisiologi,

etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan,

komplikasi, pengkajian fokus, pemeriksaan penunjang, pathways,

fokus intervensi dan rasional.

Bab III : Tinjauan kasus yang berisi pengkajian, diagnosa keperawatan,

rencana tindakan, evaluasi.

Bab IV : Pembahasan kasus yang merupakan pembanding antara teori

kasus yang sesungguhnya.

Bab V : Penutup, yang mengemukakan kesimpulan dan saran yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pemikiran bersama untuk masa yang

akan datang.

Daftar pustaka

Lampiran

7