jonathan albert s blok 17

14
Penanganan Penyakit Hepatitis A Jonathan Albert Soempiet NIM : 102013446 (B5) Mahasisa !a"#ltas $e%o"teran &ni'ersitas $risten $ri%a a ana Jl* Ar+#na #tara No* 6 Ja"arta Barat 11510* ,lp* 5666-52 +oe.+onathan.nathan/hotmail* om Skenario 4 Seoran la"i la"i ber#sia 10 tah#n %atan %ibaa ib#n a berobat "e p#s"esmas "arena "e%#a mata "#nin se+a" 3 hari an lal#* $el#han %iaal %en an %emam rin an se+a" 2 min # an lal# %an %isertai %en an rasa m#al epat lelah %an na s# ma"an men#r#n* $el#han ini %isertai %en an BA$ berarna seperti air teh se+a" 1 hari an lal#* Men#r#t ib#n a ana s#"a +a+n %an ma"an ma"anan %il#ar* a%a ! tampa" sa"it se%an ,, %alam batas normal %en an "e%#a mata s lera i"teri" lain lainn a %alam batas normal* Pendahuluan Ana" mer#pa"an s#at# in%i'i%# an a%a %alam masa pert#mb#han* Ana" ana" a%alah ase %imana seseoran t#mb#h men+a%i priba%i an lebih %easa %an lebih matan * a%a ase ini seoran ana" bai" %ari se i 7si" ma#p#n mental* 8ari se i 7si" ana" ana" san at rentan terha%ap pen a"it pen a"it an bisa %isebab"an oleh ba"teri ata#p#n 'ir#s ter#tama pa%a ana" ana" %en an #m#r ber"isar sep#l#h tah#n %i"arena"an s#%ah m#lai a%a rasa ini tah# an besar m#n "in rasa in in tah# terha%ap ma"anan sehin a %apat men+a%i salah sat# in%i"ator %imana ter+a%i pen#laran pen a"it meleati ma"anan* Jonathan Albert Soempiet (10*2013*446) 1

Upload: joenathan42

Post on 04-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

17

TRANSCRIPT

Penanganan Penyakit Hepatitis AJonathan Albert SoempietNIM : 102013446 (B5)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Tlp. [email protected]

Skenario 4Seorang laki-laki berusia 10 tahun datang dibawa ibunya berobat ke puskesmas karena kedua mata kuning sejak 3 hari yang lalu. Keluhan diawali dengan demam ringan sejak 2 minggu yang lalu dan disertai dengan rasa mual, cepat lelah, dan nafsu makan menurun. Keluhan ini disertai dengan BAK berwarna seperti air teh sejak 1 hari yang lalu. Menurut ibunya, anaknya suka jajn dan makan makanan diluar. Pada PF, tampak sakit sedang, TTV dalam batas normal dengan kedua mata sclera ikterik, lain-lainnya dalam batas normal.PendahuluanAnak merupakan suatu individu yang ada dalam masa pertumbuhan. Anak-anak adalah fase dimana seseorang tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dan lebih matang. Pada fase ini seorang anak baik dari segi fisik maupun mental. Dari segi fisik anak-anak sangat rentan terhadap penyakit-penyakit yang bisa disebabkan oleh bakteri ataupun virus terutama pada anak-anak dengan umur berkisar sepuluh tahun dikarenakan sudah mulai ada rasa ini tahu yang besar mungkin rasa ingin tahu terhadap makanan sehingga dapat menjadi salah satu indikator dimana terjadi penularan penyakit melewati makanan.Seperti pada kasus seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun datang dibawa ibunya berobat ke puskesmas karena kedua mata kuning sejak tiga hari yang lalu. Keluhan diawali dengan demam ringan sejak dua minggu yang lalu dan disertai rasa mual. cepat lelah, dan nafsu makan menurun. Keluhan ini disertai dengan buang air kecil berwarna seperti air teh sejak satu hari yang lalu. Menurut ibunya, anaknya suka jajan dan makan makanan diluar. Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal dengan kedua sklera ikterik, lain-lainnya dalam batas normal.Dari skenario diatas dapat dilihat bahwa faktor pencetus dari keluhan anak ini adalah makanan yang ia makan karena anak ini seuka sekali makan makanan di luar. Kemungkinan penyebab keluhannya disebabkan karena virus. Dari segi keluahan didapati adanya kuning makan dapat dilihat bahwa yang terganggu adalah sistem dari hepatobilier anak tersebut yang terganggu karena virus, dan virus yang menyebabkan dapat disebabkan oleh virus hepatitis. Virus hepatitis yang tersering pada anak berusia sepuluh tahun adalah virus hepatitis tipe A dan tipe B. Karena itu tujuan dari tinjauan pusaka saya kali ini adalah untuk membahas hepatitis atau kerusakan hati tipe A dan B yang terjadi pada anak-anak atau secara fecal-oral hepatitis E.

AnamnesisAnamnesis disebut juga sebagai wawancara medis merupakan tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, untuk menegakan suatu diagnosa dari suatu penyakit.1 Anamnesis dapat dilakukan dengan bertanya kepada pasien yang sakit secara langsung yang disebut sebagai autoanamnesis maupun dengan orang yang dekat dan mengetahui benar mengenai riwayat kesehatan pasien tersebut yang disebut sebagai alloanamnesis.1 Berbeda dengan data yang didapat dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang bersifat objektif, data yang didapat dari anamnesis merupakan data yang memiliki sifat subjektif.1 Data-data subjektif yang didapat merupakan data awal yang merupakan data dasar untuk seorang dokter melakukan pemeriksaan selanjutnya.Tujuan dari seorang dokter mealakukan anamnesis adalah untuk mendapatkan informasi dari pasien yang datang mengenai data-data medis yang ada.1 Pada akhir dari anamnesis seorang dokter mempunyai tujuan untuk dapat menyimpulkan apakah penyakit yang diderita oleh pasien yang didapat dan kemungkinan-kemungkinan penyakit lain. Anamnesis yang dapat kita lakukan pada dapat kita bagi menjadi dua yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis dapat kita lakukan bila pasien sendiri dalam keadaan sadar sepenuhnya dan dapat menanggapi secara baik pertanyaan yang disampaikan, sedangkan alloanamnesis diterapkan kepada pasien yang mungkin dengan usia yang masih muda atau kepada pasien dengan tingkat kesadaran yang menurun dimana pasien tersebut tidak dapat menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh dokter sehingga pada alloanamnesis dokter akan menganamnesis orang terdekat pasien yang mengetahui secara pasti status kesehatan pasien. Dalam kasus dikatakan anak yang berusia sepuluh tahun pada usia ini dapat dilakukan alloanamenesis yang mungkin ditanyakan kepada orang tuanya atau pengasuhnya atau orang yang mengetahui status pasien secara pasti.

Identitas PasienPada anamnesis identitas seorang pasien sangatlah penting. Identitas seorang pasien dalam anamnesis meliputi delapan pertanyaan yaitu: nama pasien, umur atau tempat tanggal lahir pasien, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan alamat rumah tempat pasien tinggal sekarang.1Seperti pada kasus dapat kita ketahui bahwa pasien atau orang sakit yang ada adalah seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun. Dari anamesis kita juga dapat mengetahui bagaimana riwayat sosial ekonomi dari seseorang dari status pekerjaannya.1

Keluhan UtamaKeluhan utama adalah keluhan terpenting yang membawa pasien minta pertolongan dokter atau petugas kesehatan lainnya.1 Pada kasus didapatkan keluhan utama pasien adalah adanya demam ringan sejak dua minggu yang lalu dan disertai rasa mual. cepat lelah, dan nafsu makan menurun.

Riwayat Penyakit sekarangRiwayat penyakit sekarang merupakan riwayat perjalan penyakit merupakan cerita yang kronologis , terinci, dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum sakit sampai pasien datang berobat.1Pada kasus didapatkan anak laki-laki berusia sepuluh tahun ini buang air kecil berwarna seperti air teh sejak satu hari yang lalu dan didapatkan juga ada kebiasaan jajan dan makan makanan luar.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit dahulu bertujunga untuk mengetahui apakah adanya kemungkinan hubungan antara penyakit sekarang dengan penyakit yang dahulu pernah terkena.2 Riwayat penyakit dahulu tidak hanya menanyakan mengenai penyakit yang pernah diderita tetapi juga riwayat pemeriksaan kesehatan dan apakah ada obat-obatan yang diminum.

Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit keluarga meliputi bagaimana keadaan kakek, nenek, ayah, ibu, saudara(bila ada), anak(bila sudah menikah) apakah keadaannya masih sehat atau menderita penyakit tertentu.1Selain itu riwayat penyakit dalam keluarga untuk mencari adanya kelainan herediter atau tidak terutama riwayat alergi akan sesuatu.2

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik merupakan hal yang sangat penting untuk penegakan diagnosis.3 Teknik dari pemeriksaan fisik ini merupakan teknik yang terdiri dari beberapa cara yaitu inspeksi atau disebut juga pemeriksaan pandang, palpasi atau pemeriksaan perabaan, perkusi atau disebut juga pemeriksaan ketokan, dan pemeriksaan secara audio atau disebut juga auskultasi.3Pada kasus anak yang berumur sepuluh tahun ini di dapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal dengan kedua sklera ikterik, lain-lainnya dalam batas normal.

Pemeriksaan PenunjangPada kasus ini pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan darah pada laboratorium. Hal ini disebabkan karena adanya tanda-tanda infeksi. Infeksi yang kemungkinan terjadi adalah adanya infeksi virus.Virus yang dapat menginfeksi melalui makanan atau mulut dan menyebabkan adanya sklera yang ikterik adalah virus hepatitis A atau HAV atau sering disingkat dengan hepatitis A virus. Pada awal pengecekan kita memeriksa IgM antiHAV karena pada kasus keluhan muncul sejak tiga hari yang lalu dimana masa ini adalah fase akut sehingga di periksa IgM antiHAV dari darah anak.4 Tetapi selain dari pemeriksaan IgM anti HAV diperlukan juga pemeriksaan HBsAg yang merupakan antigen dari virus hepatitis B dikarenakan pada usia anak-anak virus hepatitis B seringkali menginfeksi dan pada tahap awal terkena infeksi dari hepatitis B adalah adanya titer antigen HBsAg dalam darah.4

HepatitisHepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupu kelainan autoimun.4 Pada hepatitis ada dua jenis hepatitis yaitu hepatitis yang akut dan hepatitis yang kronik. Hepatitis akut biasanya disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit.4 Hepatitis yang kronik merupakan hepatitis yang akan selalu menetap dalam tubuh tidak bisa hilang tetapi hepatitis kronik dapat terlihat tidak bergejala sampai waktunya bila ada relaps atau eksaserbasi dari hepatitis itu sendiri. Berbeda dengan kronik hepatitis tipe akut bila sudah hilang akan hilang selamanya tidak menimbulkan adanya relaps dari hepatitis itu sendiri. Hepatitis yang tersering ditemukan di Indonesia adalah hepatitis yang disebabkan karena virus, terutama pada anak-anak.4Infeksi dari virus hepatitis merupakan infeksi sistemik dimana hati merupakan organ target utama dengan kerusakan yang berupa inflamasi dan/nekrosis dari sel hepatosit serta inflitrasi panlobular oleh sel mononuklear.4 Terdapat enam jenis virus hepatitis yaitu HAV/hepatitis A virus, HBV/hepatitis B virus, HCV/hepatitis C virus, HDV/hepatitis D virus, HEV/hepatitis E virus, dan HGV/hepatitis G virus. Dari enam virus hepatitis yang bersifat akut adalah hepatitis virus tipe A dimana jika sudah sembuh maka tidak akan timbul lagi dikarenakan tubuh membentuk kekebalan terhadap antigen dari virus tersebut.4 Tetapi semua hepatitis memberikan gejala klinis yang hampir sama bervariasi dari asimtomatis, bentuk klasik, sampai hepatitis fulminan yang dapat menyebabkan kematian. Hepatitis A merupakan satu-satunya jenis virus hepatitis yang peularannya melalui fecal oral sehingga melalui makanan dan sering terjadi pada anak-anak yang sering memakan makanan yang tidak bersih.

Diagnosis KerjaDiagnosa kerja saat ini yang dapat diambil adalah anak laki-laki berumur sepuluh tahun adalah anak ini terkena hepatitis tipe A atatu disingkat hepatitis A dimana dalam fase akut. Hal ini didasari dengan gejala klinis yang timbul pada anak tersebut. yaitu ditemukan adanya demam ringan sejak dua minggu yang lalu, adanya rasa mual, cepat lelah, nafsu makan menurun, dan disertai dengan urine yang berwarna seperti teh satu hari lalu, dan didapatkan adanya sklera ikterik pada anak. Hal ini sama seperti gejala klinis hepatitis A pada anak yaitu: panas, mual, muntah, tidak mau makan, dan nyeri perut.4 Gejala ini merupakan gejala prodromal yang terjadi pada anak dan terjadi selama empat hari sampai satu minggu atau lebih, demam yang terjadi biasanya tidak terlalu tinggu kurang dari tiga puluh sembilan derajat celcius.4 Pada anak ini sudah masuk ke dalam fase ikterik dikarenakan sudah terdapat sklera ikterik dan kulit yang menguning.4

Diagnosis BandingFaktor yang Jenis Hepatitisberhubungandengan Hepatitis HAV HBV HCV HDV HEV

Metode transmisiEnteral(oral-fekal) Makanan dan airParenteralIntravenaSeksual PerinatalParenteral Seksual PerinatalParenteral Seksual PerinatalKo-infeksi hanya dengan hepatitis BEnteral (oral-fekal) makanan dan air

Masa inkubasiAwitan tiba-tiba; 2-12 mingguAwitan laten :6-24 mingguAwitan laten : 2-26 mingguAwitan tiba-tiba : 3-15 mingguAwitan tiba-tiba : 2-8 minggu

IkterikDewasa :70-80%Anak :10%20% - 40%10% - 25 %Bervariasi25% - 60%

Karsinoma hepatoselulerTidak adaMungkin adaMungkin adaMungkin adaTidak ada

DiagnosisAnti-HAV; IgM (stadium dini), IgG (sta`dium lanjut).HBsAg, HBeAg diikuti dengan HBsAb dan HBeAbAnti-HCVHD Ag, Anti-HDVAnti-HEV

Penyakit kronis: penanda serumTidak adaHBs Ag ( + : > 6 bulan)Anti-HCV (50% kasus)Anti-HDVTidak ada

Status infeksi :Penanda serumTidak ada(HAV RNA)HBsAg, HBeAg, (HBV-DNA)Anti-HCV(HCV-RNA)Anti-HDV(HDV-RNA)Tidak ada(HEV RNA)

Hepatitis fulminansSangat rendahSangat rendahSangat rendahTinggiRendah

Carier kronisTidak adaHBsAg (insidens rendah pada dewasa; insidens tinggi pada anak)Insidens tinggiAnti-HDV, Insidens HD Ag rendah (10% - 15%)Tidak ada

Imunitas :Penanda serumAnti-HAV totalAnti-HBs, Anti-HBc totalTidak adaTidak adaAnti-HEV

Laju mortalitas< 2%< 2%2 %> 30%< 2 %

PrognosisBiasanya sembuh sendiriBiasanya sembuh sendiri. 10% diantaranya dapat menjadi hepatitis B kronis atau fulminan.50% dapat menjadi infeksi kronisMeningkatkan kemungkinan perburukan hepatitis BBiasanya sembuh sendiri, tetapi menimbulkan angka kematian tinggi pada wanita hamil

Etiologi Hepatitis AHepatitis A merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis tipe A atau sering disingkat dengan HAV. Hepatitis virus tipe A merupakan virus yang termasuk dalam famili picornavirus.5 Virus hepatitis A merupakan virus yang tergolong dalam RNA virus, pada umumnya virus hepatitis merupakan virus dengan genom RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus dengan genom DNA. Picornavirus merupakan nama dari famili virus tetapi didalamnya terdapat sembilan genus virus yaitu: enterovirus, rhinovirus, hepatovirus, parechovirus, apthovirus, dan cardiovirus.5 Virus dengan genus entrovirus, rhinovirus, hepatovirus, dan parechovirus merupakan genus yang patogen terhadap tubuh manusia. Virus Hepatitis A pertama kali termasuk dalam genus enterovirus tepatnya enterovirus tuju puluh dua tetapi dalam penelitian yang lebih lagi didapatkan bahwa terdapat rangkaian asam amino dan nukleotida dari hepatitis virus tipe A sehingga dimasukan ke dalam satu genus baru yang disebut sebagai hepatovirus yang hanya memiliki satu serotype.5Virus hepatitis tipe A ini mempunyai beberapa sifat yaitu termostabil, tahan asam, dan tahan terhadap empedu sehingga efisien dalam transmisi fekal oral.4 Pada sifat tahan asam, virus hepatitis tipe A dapat hidup pada pH satu selama dua jam dan dikatakan tahan panas dikarenakan pada suhu enam puluh derajat celcius dapat bertahan selamam satu jam.5 Virus hepatitis tipe A ini mempunyai host atau inang yang sangat terbatas yaitu hanya pada manusia dan beberapa primata yang dapat menjadi host alamiah dari virus ini.4 Dikarenakan virus ini tidak bersifat akut maka tidak ada stadium karier pada penderita yang terinfeksi virus hepatitis tipe A dan transmisi virus nya adalah dari seseorang yang terinfeksi ke individu lain yang rentan.

Patogenesis Hepatitis APenularan virus hepatitis A merupakan penularan yang fecal-oral dimana transmisi dari virusnya dari makanan. Makanan yang tertelan mengandung HAV atau virus hepatitis tipe A dimana virus ini akan berpenetrasi ke mukosa lambung terlebih dahulu virus ini dapat tahan asam lambung dikarenakan sifatnya yang tahan asam dimana pada pH satu virus dapat bertahan selama dua jam.4,5,6 Pada saat di mukosa lambung virus sudah mulai untuk bereplikasi di kripti sel epitel intestin dan mencapai hati melalui pembuluh portal.6Ada dua jenis tipe virus dari hepatitis A yaitu virus yang menunjukan sifat sitopatik, tetapi ada juga virus hepatitis tipe A yang bersifat wild-type dimana memiliki sifat yang non-sitopatik.6 Dengan kata lain virus hepatitis tipe A yang wild-type hidup dalam sel hepatosit tetapi tidak merusak sel hepatosit yang ada pada hepar. Tetapi dari sel hepatitis tipe A yang wild-type maupun tidak mekanisme interaksi antara sel hepatosit dan virus hepatitis tipe masih belum sepenuhnya diketahui.4,6 Tetapi terdapat teori yang menjelaskan patogenesis terjadinya kerusakan sel hepatosi karena virus hepatitis tipe A dikarenakan adanya kompleks imun akibat reaksi infeksi oleh virus hepatitis tipe A.Virus hepatitis tipe A pertama terikat oleh imunoglobulin A atau disingkat dengan IgA yang spesifik pada mukosa saluran penyernaan yang bertindak sebagai mediator antara hepatitis virus tipe A dengan hepatosit melalui reseptor asialoglikoprotein hepatoseluler.4,6 Selain IgA terdapat faktor lain yang mengikat virus hepatitis tipe A yaitu fibronectin, dan alfa-2-makroglobulin yang juga mengikat hepatitis virus tipe A.4 Setelah masuk kedalam sitoplasma sel hepatosit, virus tersebut bereplikasi di hati, lalu elalui sinusoid, kanalikuli, asuk ke dalam usus dan menempel pada feses, hal ini terjadi sebulum timbulnya gejala klinis maupun laboratoris.4,6Pada virus yang memiliki sifat sitopatik terdapat mekanisme immunopatogenik yang membuat rusaknya sel-sel hepatosit.4,6 Kerusakan sel hati terjadi melalui beberapa proses sistem imun alami atau innat immunity, pada infeksi virus hepatitis A menunjukan adanya sekresi interferon gamma melalui sel T atau limfosit T yang teraktivasi, yang memfasilitasi ekspresi HLA kelas satu determinan pada permukaan hepatosit yang terinfeksi, Epitope sel T sitolitik pada protein struktural virus hepatitis A dapat terlibat pada proses sitolitik hepatosit yang terinfeksi virus hepatitis A.6Selain pada proses rusaknya sel hepatosit, orang yang terinfeksi dari virus hepatitis tipe A dan mengalami penyembuhan secara spontan. Penyembuhan secara spontan pada hepatitis A terdapat peranan sistem imun didalamnya. Terdapat beberapa bukti tentang keterlibatan mekanisme imun non-spesifik, termasuk sel natural killer(NK) dan lymphokine activated killer cells(LAK), yang berperan dalam induksi kerusakan hepatoseluler meskipun sebelum adanya inisiasi kerusakan sel limfosit T sitotoksik.6 Tetapi karena hal tersebut dapat terjadi kerusakan fungsi dari se T regulator CD4+/CD25+ sehingga terjadi resolusi infeksi virus hepatitis A akut melelui penyembuhan spontan.6

EpidemiologiPenyebaran virus hepatitis tipe A sering ditemukan pada negara-negara berkembang seperti pada daerah asia dan afrika.4 Pada bagian Asia Tenggara hepatitis virus tipe A hampir mencapai seratus persen pada anak berusia sepuluh tahun. Penularan virus hepatitis tipe A adalah melalui fecal-orang secara tidak langsung dapat disimpulkan penyebaran virus hepatitis A dapat melalui makanan yang kemungkinan kebersihan bahan makannya sangat kurang.Penyebaran virusnya dapat dikurangi dengan memperbaiki sanitasi dari lingkungan.4 Kasus infeksi dapat dikurangi pada anak-anak terutama pada anak-anak yang menyukai "jajanan" yang kebersihannya masih diragukan. Tetapi walaupun pada anak-anak dapat dikurangi tetapi pada orang tua masih belum dapat dikurangi, dikarenakan manifestasi klini hepatitis A pada anak-anak merupakan hepatitis A yang ringan atau subklinis sedangkan pada orang tua gejala klini hepatitis A lebih berat bahkan dapat terjadi gejala atau manifestasi klini yang fulminan.4

Gejala KlinisGejala klinis yang timbul pada hepatitis A pada anak tidak terlalu khas bahkan jarang sekali dikenali. Pada hepatitis A gejala yang timbul dibagi menjadi empat masa atau empat fase yaitu: masa inkubasi, masa prodromal, masa ikterik, dan masa penyembuhan.4 masa inkubasi adalah masa awal terpapar penyakit sampai timbulnya sauatu gejal masa ini berlangsung delapan belas sampai lima puluh hari tetapi rata-rata berlangsung selama dua puluh delapan hari.4 Setelah melewati masa inkubasi maka virus masuk kedalam fase prodromal, fase prodromal terjadi selama empat hari sampai satu minggu atau lebih dengan gejala-gejala yang tidak khas seperti demam, malaise, nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa tidak nyaman di daerah kanan atas, merasa dingin, sakit kepala, kalau diperhatikan gejala yang terlihat seperti gejala-gejala penyakit flu, tetapi tanda yang khas dapat ditemukan adalah adanya hepatomegali ringan dan nyeri tekan.4Setelah lewat masa prodromal diikuti demam yang mulai turun maka pasien masuk ke dalam fase yang disebut fase ikterik.Fase ikterik dimulai dengan urin yang berwarna kuning tua, seperti teh, diikuti oleh feses yang berwarna seperti dempul, kemudian sclera dan kulit perlahan-lahan menjadi kuning, walaupun demam mulai turun tetapi rasa anoreksia, lesu, mual, dan muntah bertambah berat.4 Setelah melewati fase ikterik maka penderita masuk kedalam fase penyembuhan dimana, ikterik menghilang dan warna feses kembali normal dalam empat minggu setelah onset.4 Sebagian besar dari penderita hepatitis A akan sembuh total tetapi dapat terjadi relaps dalam beberapa bulan, tetapi tidak ada gejala yang kronis atau terjadi viremia.Pada umumnya gejala klinis pada hepatitis virus tipe A ini adalah seperti yang sudah diuraikan diatas tetapi pada kenyataan dapat terjadi beberapa kemungkinan atau komplikasi lainnya pada hepatitis virus A. Gejala-gejala yang diatas merupakan gejala klasik dimana jika sudah masuk kedalam fase penyembuhan maka tubuh akan membentuk antibodi berupa immunoglobulin G atau IgG yang disebut IgG anti HAV, dimana akan memisahkan IgA dari kompleks IgA-HAV sehingga dapat dieliminasi oleh sistem imun, untuk mencegah terjadinya relaps.4Selain dari gejala klinis yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis dari hepatitis virus tipe A ini dapaat kita gunakan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mendignosa hepatitis virus tipe A ini adalah IgM anti-HAV.4 IgM anti-HAV ini dapat ditemukan satu sampai dua minggu setelah terinfeksi virus hepatitis A dan bertahan dalam waktu lima sampai enam bulan.4 Pada waktu enam bulan IgM anti HAV menurun sampai tidak terdeteksi lagi, setelah mulai muncul gejala makan IgG anti HAV akan muncul dan akan bertahan selama bertahun-tahun untuk mencegah terjadinya relaps dari penyakit hepatitis APemeriksaan kadar SGOT dan SGPT pada penderita Hepatitis A tidaklah spesifik, tetapi pada pasien yang menderita hepatitis A kadar SGPT dalam darahnya dapat mencapai lima ribu unit per liter.4 Kenaikan kadar ini tidak berhubungan dengan beratnya penyakit ataupun prognosis dari penyakit hepatitis A. Selain SGOT dan SGPT yang dapat di periksa adalah masa protrombin dimana masa protrombin mencerminkan jumlah nekrosis sel seperti pada hepatitis fulminan.4

KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi pada hepatitis virus tipe A ini ada empat macam. Komplikasi yang dapat terjadi adalah: hepatitis A relaps, hepatitis A kolestatik, hepatitis A protracted(pemanjangan), dan hepatitis A fulminan.4 Hepatitis A relaps merupakan munculnya kembali hepatitis A setelah enam sampai sepuluh minggu setelah sebelumnya dinyatakan sembuh secara klinis.4 Hepatitis A yang relaps jarang terjadi pada anak-anak tetapi sering terjadi pada orang-orang berumur dua puluh tahun keatas, dan gejala hepatitis relaps biasanya lebih ringan dari gejala hepatitis biasa.Hepatitis A kolestatik merupakan pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal, dan jaundice.4 Pada keadaan hepatitis A kolestatik kadar SGOT, SGPT dan ALP secara perlahan akan menurun tetapi billirubin serum tetap tinggi. Hepatitis A protracted dimana penyembuhan dari virus terjadi secara perlahan-lahan sehingga pulihnya fungsi hati memerlukan waktu yang lebih lama, dan pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal dengan piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular hepatitis.4 Hepatitis fulminan merupakan komplikasi yang paling berat dimana hepatitis yang dapat menyebabkan kematian, ditandai dengan beratnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan waktu protrombin.4 Hepatitis fulminan pada anak-anak jarang sekali terjadi.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan dari hepatitis A adalah dengan istirahat total atau bed rest. Hal ini dikarenakan tidak ada obat antiviral khusus yang dibutuhkan untuk hepatitis A dikarenakan hepatitis A merupakan self-limiting disease.4 Infeksi akut pada hepatitis mungkin dapat dicegah dengan pemberian imunoglobulin setelah dua minggu terinfeksi.4 Selain dari pada istirahat toltal atau tirah baring dapat pengobatan hepatitis A adalah dengan menghindari obat-obat atau zat-zat yang bersifat hepatotoksik. Pada komplikasi hepatitis A seperti hepatitis A kolestatik dapat diberikan kortikosteroid tetapi dalam jangka pendek.4 Pasien-pasien dengan hepatitis A biasanya diberikan perawatan dengan rawat jalan tidak harus rawat inap selama pasien tersebut masih dapat makan dan minum walaupun ada rasa mual. Tetapi pada hepatitis A yang fulminan maka pasien harus dirawat inap di rumah sakit agar mendapat penanganan yang intensif.4

PencegahanHepatitis A merupakan penyakit yang dapat dicegah, dikarenakan tidak adanya pengobatan yang spesifik maka pencegahan terhadap penyakit ini sangatlah diutamakan. Pencegahan dari hepatitis A dapat dilakukan dengan cara menjaga hygiene atau kebersihan baik dari lingkungan maupun makan dikarenakan transmisi virus hepatitis A melalui fecal-oral.4 Selain dari pada hygiene yaitu isolasi pasien sampai dengan dua minggu sesudah timbul gejala dimana untuk mencegah penularan. Selain dari pada itu untuk anak-anak dapat diberikan vaksin hepatitis A dapat berupa vaksin yang pasif maupun aktif. Vaksin pasif dari hepatitis A dapat berupa pemberian imunoglobulin atau Ig, dan yang aktif dapat berupa menginjeksi virus yang inaktif.4

KesimpulanAnak laki-laki berusia sepuluh tahun menderita hepatitis A yang penyebabnya adalah HAV atau hepatitis virus tipe A. Hal ini dapat dijumpai dengan gejala-gejala klinis yang dilihat pada pasien tetapi dari gejala yang ada pasien baru memasuki masa akut pada hepatitis A dan pada fase ikterik hal ini didasari dengan adanya sklera dan kulit yang ikterik.

Daftar Pustaka

1. Abdurahman N, Daldiono H, Markum HMS, et al. Penuntun anamnesis dan pemeriksan fisis. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. h.11-24.

2. Supartondo, Setiyohadi B. Anamnesis. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6 Jakarta: Internal Publishing; 2014.h.125-9.

3. Setiyohadi B, Subekti I. Pemeriksaan fisis umum dan akut. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6 Jakarta: Internal Publishing; 2014.h.129-33.

4. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari Hm Arief S, Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar gastroenteroloi-hepatologi. Jakarta:UKK-Gastroentero-hepatologi IDAI Indonesia;2012.h.287-301.

5. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Edisi ke-25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.h.491.

6. Sanityoso A,Christine G. Hepatitis viral akut. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta: Internal Publishing; 2014.h.1945-8Jonathan Albert Soempiet (10.2013.446)6