jn guide

32

Upload: jarrak-online

Post on 15-Mar-2016

258 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Tabloid Pariwisata

TRANSCRIPT

Page 1: JN Guide
Page 2: JN Guide

Dari RedaksiDari RedaksiDari RedaksiDari RedaksiDari Redaksi

PENERBIT:PT JARRAK BAHTERA MEDIA.

Akta No.271.Tanggal 31 Desember 2010.

Notaris: Dradjat Darmadji SH

PENDIRI:I Putu Sudiartana SE MBA,

John K Nahadin. SH

DEWAN PENASIHAT:I Nyoman Antana

DEWAN REDAKSI:I Putu Sudiartana SE MBA, John K

Nahadin SH, I Putu Gede Suartana SE,Sapto Adiwiloso, Syafrudin Lubis,Hisyam

Zaini.

PEMIMPIN UMUM: I Putu Sudiartana SE MBA.

PEMIMPIN PERUSAHAAN:John K Nahadin SH

WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN:I Putu Gede Suartana SE.

PEMIMPIN REDAKSI:Sapto Adiwiloso SH.

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI:Bambang Priambodo S.Sos.

REDAKTUR: Tjoek, Adi Nugraha, Kushala

STAF REDAKSI:Eddy, Erwin

FOTOGRAPHER:Kush AR

DESAIN GRAFIS/ILUSTRATOR:BungKush

SEKRETARIS REDAKSI:Novi Yanti Muchlis.

MANAJER SIRKULASI/IKLAN:Natasya

ALAMAT REDAKSI/IKLAN/SIRKULASI:

Kayamas Residence.Jl.H Muri Salim No.215, Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan,PO BOX 15419.

TELP: (021) 74702866FAX: (021) 74717913

EMAIL: [email protected] MANDIRI.

AC No: 1220010610619a/n

PT JARRAK BAHTERA MEDIA

Setelah sekian lamanya kami menantikan liputan langsungdi Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa TenggaraTimur, akhirnya Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang kami

tunggu-tunggu pun tiba.Ini merupakan kesempatan ketiga melakukan liputan

langsung bagi JN Guide setelah Toba Samosir (Tobasa) ProvinsiSumatera Utara, Makassar (Sulawesi Selatan) dan kini ManggaraiTimur (Nusa Tenggara Timur).

Kami pun sangat antusias melakukan peliputan tersebutmengingat kabupaten baru, ini memiliki potensi budaya danpariwisata yang sangat banyak, beragam dan relatif masih sangatalami. Batapa tidak, sesuai data yang didapatkan dari DinasKebudayaan dan Pariwisata setempat, kabupaten ini setidaknyamemiliki 104 obyek wisata unggulan. Jumlah ini masih bisabertambah mengingat proses inditifikasinya masih terusberjalan.

Sebut misalnya pantai Mbalata di Kecamatan Kota Komba,Danau Rana Tonjong di Pota Kecamatan Sambi Rampas, pantaiunik Cepi Watu di Kecamatan Borong, Mata air panas RanaMasak. Kami pun berkesempatan melihat dari dekat keberadaanKomodo Pota yang memiliki DNA yang sama dengan komodo di Pulau Rinca, salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Tak hanya itu, kami pun sempat terlibat langsung dalam wisata berkuda (Horse Tracking) menuju Poco (bukit)Komba di Kecamatan Kota Komba guna melihat dari dekat peninggalan leluhur etnis Rongga dengan watu susurongga yang monumental itu.

Enam jam berkuda sungguh pengalaman yang belum pernah kami rasakan selama ini.Belum lagi pemanjatanke Bukit Komba yang memiliki ketinggian di atas 50 meter dengan kemiringan yang cukup tajam. Adrenalin kami punseakan diuji.

Bukan hanya kami yang telah merasakana sensasi tersebut, tetapi beberapa wisatawan mancanegara yangdatang telah merasakan petualangan sensasional itu.

Perjalanan menuju Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur ini tak terlalu sulit. Sarana perhubungan udarasudah bisa melayani rute hingga ke beberapa kabupaten terdekat dengan Manggarai Timur.

Perjalanan dapat ditempuh melalui Denpasar – Labuhan Bajo di Manggarai Barat. Dilanjutkan perjalanan daratdari Labuhan Bajo – Ruteng – Borong. Banyak travel yang siap melayani perjalanan tersebut. Alernatif lain yaknimelalui Kupang – Ruteng di kabupaten Manggarai atau Kupang – Bajawa di Kabupaten Ngada, setelah itu dilanjutkanperjalanan darat hingga ke Borong.

Satu pekan, belum cukup untuk mengelilingi seluruh obyek wisata yang ada di kabupaten ini. Masing-masingobyek memiliki tantangan tersendiri. Bagi pecinta wisata petualangan, Manggarai Timur adalah sorga. Banyakobyek-obyek wisata yang masih sangat alami. Keaslian alam ini akan terus dipertahankan agar Kabupaten ManggaraiTimur juga kabupaten lain di Pulau Flores mampu bersaing dengan daerah wisata lain yang lebih dulu maju, sepertiBali.

Keinginan ke arah itu telah dimulai sejak lima tahun lalu. Berbagai infrastruktur dasar seperti jalan telah terealisirsehingga sebagian besar obyek wisata yang dimiliki sudah terhubung. Sedang sarana akomodasi juga masih terusdiupayakan dengan melibatkan kalangan usaha untuk menanamkan investasinya di Manggarai Timur.

Kami telah mengemas hasil liputan selama sepekan pada edisi khusu. Harapan kami, sajian ini dapat membantupembaca untuk mengenalkan (secara bertahap) kekayaan alam yang dimiliki kabupaten tersebut. Selamat membaca.

Wisata Alam Diperbanyak

Saya penyuka traveling, khususnya ke obyek-obyekwisata alam yang ada di Indonesia. Namun saya masihmiskin informasi tentang itu.

Saya berharap media ini dapat menyajikan informasiyang sangat saya butuhkan. Saya mendengar informasijika Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur menyimpanbanyak potensi wisata petualangan. Kapan saya bisamendapatkannya.

Totok S

Depok – Jawa Barat

Wisata Raja Ampat Kapan Disajikan Lagi?

Pada edisi lalu saya pernah mendapatkan artikelwisata di Raja Ampat, Papua pada tabloid ini. Sayanginformasi yang tersaji masih terlalu umum. Saya inginmendapatkan informasi yang lebih spesifik.

Adi Nugroho

Salatiga – Jawa TengahBerlangganan

Saya pernah membaca tabloid ini saat memuatlaporan tentang obyek-obyek wisata di Sulawesi Selatan(Makassar). Setelah itu, saya belum mendapatkan edisiterbaru. Kapan edisi baru terbit dan bagaimana caranyaberlangganan? Bagaimana pula caranya sayamendapatkan edisi terdahulu. Saya butuh informasi ituuntuk menambah wawasan saya. Terima kasih.

Soekarno Widodo

Desa Sidamulya-Wanareja Cilacap

SepekSepekSepekSepekSepekan di Manggarai Timuran di Manggarai Timuran di Manggarai Timuran di Manggarai Timuran di Manggarai Timur

Surat Pembaca:

ACEH: M. Darwis, SE, AK (Kepala Perwakilan), MukhsinYunus, Muhardi, M. Herizal, SP, BIRO KOTA LANGSA:Heriadi (Kabiro), Muhammad Jafar, Muzakir, BIRO LHOKSEUMAWE:Devi Ariandi (Kabiro), FitriDiniChairumi, FahruRozi, Zakaria Ismail, Ilyas Abdullah, Mursit, Suwandris, Yusmadi,AR, BIRO PIDIE:RamliMusa,S.Sos (Kabiro), Abubakar Ali, Yudhiansyah,DediSuryadi, T. MeurahSyahrizal, BIRO ACEH TENGAH:Hidayat (Kabiro), BIRO KOTA SUBULUSSALAM:Iskandar (Kabiro), M. Syahrial, NurMiana, BIROACEH TAMIANG:Matsum(Kabiro), Kamal Faisal, Suparman, Hartono, BIRO SIMEULUE: Rusdiadi (Kabiro), Riswandi Sadat, Junaidi, BIRO BENER MERIAH: MukhlisSuryadiPura, SE (Kabiro), Mursit,Suwandris, BIRO BIREUN:Syarifuddin, SE, M.Hum, Ir.MahdiFuad, Mursal Abdullah, ST, BIRO ACEH SELATAN:DeniIrmansyah (Kabiro), Ir. Subiyono, Hendri Z, BANDA ACEH: RudiFadhli, SP (Kabiro), Hadi, SP; HidayatulRahman, SH, Muhazir, NeishaAqibtyaAyumi, Riswar, SP, BIRO ACEH UTARA:Ramadhan, ST (Kabiro), Rahmad, DediFeriadi, ST, ACEHTIMUR: Muhammad Adami A, Md (Kabiro), HasanudinPiah, T. Zamzami, RK, Munjir, Zainal Ibrahim, Tgk. Mahdi Abbas. BIRO GAYO LUES:Wintoni (Kabiro), HasanBasri, MustafaKamal, SUMUT: Donny PandapotanSimanjuntak, SE(Kepala Perwakilan), JATIM:Erman Andy Kesuma (KepalaPerwakilan), SULSEL: Andi Ali Imran Mappasonda, ST (KepalaPerwakilan), SULTRA: Imam Muslim, BALI: I WayanSumardika (KepalaPerwakilan), I NyomanSuartika, I NyomanNuarya, I GedeSuardana, KetutMudana, GustiNgurahSuradnya,AnakAgung Putra, KetutTika, BIRO JEMBRANA: PutuAriyasa (Kabiro) NTB:Sahnan (KepalaPerwakilan), Sunardi, Aria, BIRO LOMBOK: Made, NTT: Gabriel Y. Mboeik(KepalaPerwakilan), S. Julius Balu, BANTEN: Abdul Latief (KepalaPerwakilan), Leonardo Marbun, RahmatHidayat, Sumarna, Imam Mamduh, AchmadIrfanHadiyana, BANGKABELITUNG: ZulFitri (KepalaPerwakilan), SULUT: Drs. Jimmy H. Senduk (KepalaPerwakilan).

PERWAKILAN

Page 3: JN Guide

Pengembangan sektor budaya dan pariwisata di Manggarai Timur, tidakdapat dilepaskan dengan pengembangan pariwisata di Pulau Flores, sebagaibagian kerjasama Pemerintah Indonesia – Swiss.

Selama kerjasama berlangsung sejak 2009, Swiss melakukan tata kelolapariwisata di beberapa daerah tujuan wisata (DTW) di Indonesia sepertiSabang, Toba, Kota Tua, Pangandaran, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru,Batur, Rinjani, Flores, Tanjung Puting, Derawan, Toraja, Bunaken, Wakatobi,dan Raja Ampat. Semua wilayah itu termasuk kawasan strategis pariwisatanasional seperti Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2011.

Pertanyaannya, sudah sejauhmanakah kerjasama itu diresponspemerintah daerah yang masuk dalam kawasan kerjasama dimaksud,termasuk bagi Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur sebagai bagian dariDMO Flores.

Seperti diketahui, untuk kelancaran pelaksanaan program DMO di setiapkabupaten dibentuk Tourism Management Organization (TMO). Ketua TMOManggarai Timur, Fransisco Huik de Rosari telah berupaya mempromosikanobyek-obyek wisata di wilayah kerjanya.

Salah satu gagasan yang telah diwujudkannya yakni melayani paketwisata petualangan berkuda ke Poco Komba, Kecamatan Kota Komba yang dikemas dalam Horse Tracking.

Melalui paket tersebut, Fransisco Huik de Rosaria yang akrab disapa Ferry, hanya berperan sebagai fasilitator dan koordinatorsaja. Sedang operasionalnya diserahkan langsung kepada masyarakat seperti para pemilik kuda dan pemangku adat suku Nggeli danMotu sebagai ahli waris para leluhur etnis Rongga, salah satu etnis yang sangat berpengaruh pada jamannya.

Para pemilik kuda mendapatkan manfaat ekonomi dengan mendapatkan pendapatan dari sewa kuda. Sedang para pemangkuadat, mendapatkan manfaat dari hasil sumbangan suka rela dari peserta setelah menggelar ritual “Pauk Manuk” (Persembahan ayam),sebagai persyaratan agar perjalanan ke Poco Komba, tempat para arwah leluhur etnis Rongga bersemayam, dilindindungi dandirestui para leluhur, sehingga selamat sampai ke tujuan.

Manfaat bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) didasarkan pada tiket masuk ke areal wisata di Poco Komba yang rencananya akandipatok di harga Rp15.000 – Rp 20.000/orang. Sedang harga paket keseluruhan (termasuk sewa kuda, makan, jocky serta porter)sekitar Rp450.000 – Rp 500.000,-/orang/paket

Pesan yang dapat ditangkap dari kegiatan tersebut yakni pengembangan obyek pariwisata sangat membutuhkan kreativitas dandukungan penuh dari masyarakat dan dinas terkait.

Itu baru salah satu contoh. Masih banyak obyek wisata lain di kabupaten baru, hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai ituyang perlu ditangani dalam pola kebersamaan.

Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur tercatat ada 104 obyek wisata unggulan yang perlupenanganan bersama. Kreativitas yang dilakukan Ferry itu dapat menjadi jawaban bahwa keterbatasan dana bukanlah segala-galanya. Ada pepatah yang mengatakan sepanjang ada kemauan di situ ada jalan.

Apa yang dilakukan Ferry dapat memotivasi para pelaku usaha pariwisata di Manggarai Timur untuk berkiprah dalammengembangkan potensi budaya dan pariwisata di wilayah tersebut.

Dalam kedudukannya sebagai Ketua TMO Manggarai Timur, perannya dalam mengembangkan destinasi wisata di kabupaten inipun akan berakhir seiring dengan akan habisnya kerjasama tahap pertama dengan Pemerintah Swiss melalui Swisscontack pada2013 nanti.

Masih ada tahapan-tahapan kerjasama selanjutnya. Namun itu semua akan sangat tergantung pada kebijakan pemerintah pusatdalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sambil menunggu kelanjutan dari proses kerjasama tersebut, maka seyogyanya momentum ini dijadikan evaluasi atas perwujudankerjasama eksternal (dengan kabupaten laian di Pulau Flores yang difasilitasi DMO) maupun internal (antar SKPD) yang belum padu,termasuk sinergitas antara dinas terkait dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta para pelaku usaha.

Berbagai keluhan yang kerap diungkapkan, seperti masih kurangnya pengalaman dalam pengelolaan manajemen wisata, danayang masih terbatas, serta belum adanya kesadaran masyarakat dalam pembebasan tanah di sekitar obyek-obyek wisata sehinggamenghambat pengembangannya, harus dijadikan landasan dan bahan evaluasi di masa mendatang.

Bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat, evaluasi itu juga penting artinya dalam menyusun granddesign pengembangan obyek-obyek wisata dan budaya di kabupaten yang berusia lima tahun itu.

Grand Design pembangnan sektor budaya dan pariwisata memiliki peranan penint dalam meletakkan program ke depan. Hal inimengingat akan berakhirnya era kepemimpinan pasangan Bupati-Wakil Bupati Manggarai Timur, Drs Joseph Tote M.Si dan AgasAndreas SH.M.Hum pada 2013.

Kita semua tidak dapat memastikan apakah masyarakat juga masih mau mempercayakan kepemimpinan mendatang pada pasangantersebut. Namun yang pasti, kesinambungan pembangunan sektor budaya dan pariwisata harus terus berlanjut.

Karena itu peletakan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) Kabupaten Manggarai Timur menjadi penting peranannyadalam menjaga kesinambungan pembangunan di sektor dimaksud.

Kerjasama dengan pemerintah kabupaten lain di Pulau Flores sebagaimana telah dirintis Swisscontack dengan DMO dan TMO-nya juga harus tetap dijaga di era pemerintahan Kabupaten Manggarai Timur mendatang. Siapapun yang akan memimpinnya.

Sebab sebagaimana diungkapkan Frans Teguh, Kepala Bagian Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif dalam sebuah paparan di media massa, mengatakan, mewujudkan tata kelola pariwisata butuh waktu 10-15 tahun. Karenaitu program DMO harus berkelanjutan. “Untuk itu perlu koordinasi dan kemitraan dengan para stakeholder," katanya.

Ia mengatakan, program kerjasama sebagaimana terwujud melalui pembentukan Destination Management Organization (DMO) itumencakup perencanaan, koordinasi, implementasi dan pengendalian organisasi pariwisata di Indonesia.

Ada beberapa tahap dalam intervensi DMO. Tahap pertama merupakan gerakan peningkatan ketahanan stakeholder misalnyamelalui diskusi bilateral untuk membangun kesadaran kolektif dalam membangun pariwisata. Tahap berikutnya pengembanganmanajemen.Hal ini untuk menata perencanaan peta jalan agar jelas apa yang harus dilakukan ke depan.Tahap ketiga pengembanganbisnis. Yaitu untuk memunculkan kemampuan bisnis dan kewirausahaan. Tahap terakhir adalah penguatan organisasi kelembagaan.

Banyak manfaat dari kerja sama yang disepakati. Selain penataan dan pengelolaan obyek wisata, para pemangku kepentinganitu juga terbantu karena obyek-obyek wisata Pulau Flores dipromosi oleh Pemerintah Swiss, termasuk obyek wisata yang ada diKabupaten Manggarai Timur.

Lebih dari itu, masyarakat sekitar obyek wisata juga telah dilibatkan sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat langsungdari obyek wisata yang ada. Dapat dipastikan, dalam proyek kerja sama tersebut ada program khusus mengenai pemberdayaanmasyarakat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dalam berbagai kesempatan telah mengingatkan keunggulan menerapkankonsep pariwisata berkelanjutan adalah melibatkan elemen masyarakat setempat sehingga mereka bisa menjadi ujung tombakpengembangan pariwisata di daerahnya sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari interaksi dengan wisatawan.

Menurut Menteri, Pulau Flores memiliki posisi yang strategis dalam konteks perkembangan pariwisata di NTT. Pengembangannyasebagai destinasi yang berdaya saing tinggi di sebelah timur Pulau Bali, sangatlah memiliki arti penting.

Flores menurutnya juga memiliki potensi pariwisata yang berdaya saing tinggi. Kekayaan flora fauna yang masih alami danmemiliki potensi ekonomi kreatif yang besar dengan kerajinan tenun tradisionalnya.

Menteri mengingatkan, sarana dan prasarana pariwisata, terutama aksesibilitas di wilayah ini harus diperbaiki, karena belummemadai. Para pemangku kepentingan dimintanya bekerja sama dalam pembuatan rencana pengembangan pariwisata yang terpadu.

Sebab bagaimanapun, pembangunan sektor budaya dan pariwisata tidak dapat dilakukan secara parsial dengan egosektoralnya.Pengembangan potensi budaya dan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur tetap harus mengacu pada konsep pengembanganbudaya dan pariwisata di Pulau Flores.

Bupati Manggarai Timur sendiri telah merespons kerjasama dimaksud dengan meletakkan pondasi pembangunan di sektor ini.Membangun infrastruktur awal serta membangun karakteristik masyarakat yang didasarkan pada kearifan lokal, merupakan upayayang telah dilakukannya.

Hal ini penting artinya sehingga diharapkan masyarakat di wilayah tersebut tidak tercerabut dari akar budayanya dan dapatmenjadi tuan rumah yang baik bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga cita-cita untuk menjadikan ManggaraiTimur sebagai Bali Kedua sebagaimana diidam-idamkan Bupati Manggarai Timur dapat terwujud. Masyarakat pun tersejahterakan.**Sapto Adiwiloso

JJJJJelang elang elang elang elang Akhir KAkhir KAkhir KAkhir KAkhir KerjasamaerjasamaerjasamaerjasamaerjasamaIndonesia – SwissIndonesia – SwissIndonesia – SwissIndonesia – SwissIndonesia – Swiss

LAPORAN UTAMA: Halaman 4-5

Kabupaten Manggarai Timur kaya akan aset wisatadan budaya. Hal ini membuat prospeknya ke depanmenjanjikan. Ibarat mutiara yang baru keluar daritimbunan lumpur jika tak berhati-hati merawatnya,maka kilauan mutiara itupun akan memudarsebelum dipasarkan.

LAPORAN KHUSUS: Halaman 6-13

Bagaimana para pejabat teras di PemerintahKabupaten Manggarai Timur juga pegiat pariwisataitu menyadari akan besarnya potensi yang dimilikiwilayahnya. Apa pandangan serta gagasan yangmereka kemukakan terkait denganpengembangannya di masa mendatang.

BUSANA: Halaman 14

PESONA - WATU PAJUNG: Halaman 15

Pantai Watu Pajung selain panoramanya yangindah, keaslian alamnya juga masih terjaga.Tidaklah berlebihan jika Watu Pajung merupakansepenggal surga di Utara Kabupaten ManggaraiTimur.

PESONA – CEPI WATU : Halaman 16-17

Cepi Watu, obyek wisata andalan di KabupatenManggarai Timur yang dijadikan obyek wisataterpadu, memiliki berbagai keunikan. Salahsatunya pasir pantai yang dipengaruhi dua musim,diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakitseperti stroke, rheumatic dan lainnya.

PESONA – MBALATA: Halaman 18-19PESONA – HORSE TRACKING: Halaman 20-21

Menjelajah alam di atas punggung kuda melewatitepian pantai, jalanan berbatu, padang savana sertaperbukitan di Poco Komba, merupakanpetualangan yang mengasyikkan sekaligusmenantang.

PESONA – KOMODO: Hal 22-23

Kabupaten Manggarai Timur juga memiliki komodoyang terdapat di seputar Watu Pajung, DesaNampar Sepang Kecamatan Sambirampas. Yangmembedakan, punggungnya berwarna kuningkeemasan.

PESONA – DANAU RANA MESE: Halaman 24

PESONA – DANAU RANA TONJONG: Halaman 25

Manggarai Timur memiliki obyek wisata unggulanDanau Rana Tonjong. Danau ini merupakan habi-tat teratai raksasa terluas kedua di dunia setelahIndia.

PESONA – MATA AIR PANAS RANA MASAK :Halaman 26

BUDAYA – KREMO: Halaman 27

BUDAYA – TARIAN CACI: Halaman 28

Tarian Caci yang menggambarkan kepahlawanandan keperkasaan. Bagi masyarakat ManggaraiRaya keperkasaan tak harus diartikan dengankekerasan.

BUDAYA – BATU KELAMIN: Halaman 29

INFO WISATA: Halaman 30

Indeks

Editorial

3

Page 4: JN Guide

Belum banyak masyarakat yang mengenalManggarai Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT). Jadi jangankan mengenal potensi budaya

dan pariwisatanya. Namanya pun terasa masih asing ditelinga. Menurut istilah Wakil Bupati Manggarai Timur, AgasAndreas SH.M.Hum branding-nya masih kalah jauhdibanding kabupaten induknya, Manggarai. “Orang lebihmengenal Manggarai daripada Manggarai Timur,”ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ferry Samosir, FieldOffice Manager – West Flores (Swisscontact) yangditemui JN Guide di Labuhan Bajo, Manggarai Barat, awalJuli lalu.

Ferry mengatakan, diantara Ngada, Manggaraimaupun Manggarai Barat, Manggarai Timur justru yangbelum berkembang. Kondisi sekarang pun katanya, tidaklebih maju dibanding tiga wilayah yang di bawahpengawasannya itu.

“Tapi ini berbeda dengan pertanyaan apakahberpotensi atau tidak,” ujarnya. Ferry menilai, ManggaraiTimur baru dikatakan lebih maju jika dibanding Mbay danNagikeo.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan(Bappeda) Kabupaten Manggarai Ir Boni Hasudunganmengakui jika wilayahnya masih belum menonjoldibanding kabupaten lain di Pulau Flores. Boni beralasan,kabupaten ini baru disahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2007 pada 10 Agustus 2007.Jadi Agustus ini usianya baru lima tahun.

Namun siapa dapat mengira jika kabupaten yangberibukota di Borong itu memiliki banyak potensi budayadan pariwisata yang tersebar di seluruh wilayah. Hebatnyalagi, potensi yang dimiliki sangat beragam. Ada wisatabahari, wisata alam (pegunungan,air terjun, perbukitan,persawahan, padang savana yang luas) wisata rohani,situs-situs sejarah, wisata danau dan sebagainya. Bonimengistilahkannya sebagai paket lengkap.

Galus Ganggus S.Pd, Pelaksana Harian danSekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KabupatenManggarai mengatakan, dari data yang berhasil dihimpunDinas Kebudayaan dan Pariwisata setempatmengatakan, setidaknya ada 104 wisata umggulan yangtelah teridentifikasi. “Bisa lebih karena belum semuapotensi terdata baik,” ujar Galus sebagaimana iaungkapkan kepada JN Guide pada awal Juli lalu.

Meski demikian, potensi itu tidak akan mendatangkanbanyak maslahat bagi rakyatnya jika infrastruktur dankualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih rendah.

Sadar akan hal itu, maka Bupati Manggarai Timur,DrsJoseph Tote M.Si sejak awal pemerintahannya telahmencanangkan wilayahnya sebagai destinasi wisatadunia, disamping menjadikan Manggarai Timur sebagailumbung berasnya Provinsi NTT. Untuk itu pihaknyamelakukan pendekatan melalui jalur pendidikan danpembangunan infrastruktur.

Menurut Galus Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Manggarai Timur di bawah kepemimpinan Drs JosephTote M.Si. sudah bekerja keras melaksanakan misipariwisata. Galus menambahkan, telah milyaran rupiahdihabiskan untuk membangun infrastruktur dasar diPantai Utara dan Selatan. Kini isolasi daerah terpencilsudah bisa diretas dengan dibangunnya banyak jalanmenuju obyek-obyek wisata.

Upaya yang telah dilakukan itu menurutnya sangatberalasan, mengingat potensi yang dimiliki kabupatenini khususnya di sektor budaya dan pariwisata begituberagam serta menjanjikan.

Sektor-sektor pendukung seperti pertanian danperkebunan juga dibangun secara beriringan. Selainmempersiapkan diri sebagai lumbung beras NTT, jugaerat kaitannya dengan pembangunan eko tourism yangsangat menjanjikan itu.

Galus menambahkan, antara sektor pertanian danpariwisata memiliki kaitan yang sangat erat. Pasalnya,sektor pembangunan budaya dan pariwisata dapat majujika kebutuhan akan pangan telah tercukupi.

Hal lain yang tak dapat dikesampingkan yaknipeningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diwilayahnya. Hal itu ditandai dengan disiapkannyakurikulum muatan lokal (mulok) di tingkat SD - SMP padatahap awal.

“Dalam waktu yang tidak lama lagi, mulok juga akandiajarkan di tingkat SLTA,” katanya. Hal itu semuadimaksudkan agar masyarakat Kabupaten ManggaraiTimur nantinya tidak hanya menjadi penonton ketikasektor budaya dan pariwisata telah sedemikian majunya.

Pemuatan kurikulum Mulok di tingkat SD – SLTPmerupakan gagasan Joseph Tote, Bupati ManggaraiTimur yang sebelumnya pernah menduduki jabatan

Kabupaten Manggarai Timur kaya akan aset wisata dan budaya.Hal ini membuat prospeknya ke depan menjanjikan. Ibarat

mutiara yang baru keluar dari timbunan lumpur jika tak berhati-hati merawatnya, maka kilauan mutiara itupun akan memudar

sebelum dipasarkan.

Page 5: JN Guide

sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan(Dikbud) Kabupaten Manggarai (sebelum adapemekaran).

Dalam sebuah wawancara dengan JN Guide, Bupatimengatakan, pemberian kurikulum mulok itudimaksudkan sebagai dasar pembangunan karaktermasyarakatnya.

“Kami mulai dari pendidikan formal, sehingganantinya diharapkan mereka yang telah mengenyampendidikan dasar, dan lanjutan dapat turut sertamenegakkan, melestarikan kembali nilai-nilai leluhur yangsudah ditanamkan sekian ratus tahun dan yang sekarangsudah terasa pudar,” ujarnya.

Tak hanya itu. Bupati juga menggagas kompleksperkantoran pemerintahan dalam satu kompleks yangdidesain menyerupai perkampungan adat. Kompleksbangunan yang berlokasi di Legong, tak jauh dari Borong,Ibukota Kabupaten Manggarai Timur itu juga akandilengkapi pembangunan perumahan bagi PegawaiNegeri Sipil (PNS) dengan demikian mekanismepelayanan kepada masyarakat dapat lebih dipermudahdan dipercepat.

Sedang untuk melestarikan komunitas adat, Bupatijuga akan mengembangkan wilayah wisata budaya di 12kedaluan (hamentee) semacam desa. “Kami ingin me-review kembali simbol-simbol kedaluan pada masa-masa yang lalu,”katanya.

Pengembangan itu menurutnya merupakan upayapeletakan dasar karakter Manggarai Timur. Sebab padamasa kedaluan itu, pejabat-pejabat pemerintah bersifatgeneologis, demi terciptanya stabilitas keamanan padasaat itu.

Sekarang kondisinya sudah berubah. Justru dalamarus perubahan (globalisasi) itu nilai-nilai peradaban danetika harus tetap dijaga dan dilestarikan dalampembentukan karakter masyarakat Manggarai Tiimur.

Gagasan Bupati Manggarai itu pun sepenuhnyadidukung wakilnya. Menurutnya dalam membangun

sektor budaya dan pariwisata, prioritas utama pada aspekpembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya.Menurut Agas Andreas, bagaimanapun bagus danberagamnya obyek wisata, kalau manusianya belum siapuntuk mengelolanya maka potensi yang ada tidak akanmemberi nilai apa-apa.

Lulusan Program Pascasarjana Universitas AirlanggaSurabaya itu menyontohkan kesuksesan PemerintahProvinsi Bali dalam mengembangkan potensi budaya danmanusianya yang lebih mengutamakan aspekpembangunan manusianya sehingga banyak wisatawanyang tertarik untuk berkunjung ke Bali.

Dosen Pascasarjana Program Studi Ilmu Hukum diUniversitas Nusa Cendana (Undana) Kupang itumengumpamakan SDM dan obyek wisata sebagai gula.Sedang wisatawan sebagai semutnya.

Persoalannya sekarang, apakah potensi budaya danwisata yang ada di Manggarai Timur itu identik denganBali?

Ferry dari Swisscontack mengingatkan, wisata diFlores termasuk di Manggarai Timur itu wisata adventur(petualangan), bukan fun seperti di Bali. Jadi jenisturisnya juga beda.

“Kalau di Bali jenis turis-turis yang ingin fun sepertiAustralia. Tetapi turis-turis di Flores kebanyakan orang-orang Australia. Pokoknya turis yang datang di Flores ituturis-turis yang menyukai naik turun gunung (trecking),keluar masuk persawahan,” ujarnya.

Karena itu menurutnya, yang harus ditonjolkan diFlores adalah keasliannya. “Gunung tidak perlu kita ubahmenjadi arena panjat tebing. Kita pertahankan keasliandan keindahan alamnya dan sebagainya,” ujarnya.

Masukan-masukan seperti ini tentu sangatbermanfaat bagi Pemkab Manggarai Timur yang bersiapmembuat grand design di sektor budaya dan pariwisata.Boni mengakui, Manggarai Timur belum memiliki hal itu.Karena pihaknya masih melakukan proses indentifikasisambil membangun infrastruktur awal.

Manggarai Timur ibarat mutiara yang baru diangkatdari timbunan lumpur. Belum siap jual karena masih perludibersihkan dan dipromosikan. Karena itu, prosespembersihannya perlu kehati-hatian agar kemilaunyatidak pudar sebelum dijual.

Demikian juga dengan Manggarai Timur yang barudimekarkan namun memiliki potensi yang luar biasa. Kinisaatnya seluruh stakeholder membuka mata untukbersama-sama mengembangkannya.

Konsekwensinya, porsi anggaran pembangunan disektor tersebut perlu ditingkatkan. Pihak Dewan telahbersepakat untuk menambah porsi anggaran di sektortersebut. Seperti diakui Ketua DPRD KabupatenManggarai Timur, Johanes Nahas ST saat dijumpai diBorong awal Juli lalu.

Politisi senior Partai Golkar itu mengakui besarnyapotensi budaya dan pariwisata yang dimiliki kabupatentersebut. Menurutnya kini tinggal ditingkatkan dandifasilitasi dari sisi anggarannya. Pihak dewanmenurutnya sangat antusias mendukung dinas terkaitmengembangkan aset-aset yang dimiliki. Karena itudewan juga bertekad mendukung regulasi di bidangperijinan agar memudahkan investasi yang masuk disektor itu.

Pihaknya menyadari anggaran di sektor pariwisatamemang masih sangat kecil. Ia juga mengakui masihkurangnya pengalaman dalam pengelolaan aset budayadan pariwisata agar dapat memberi manfaat bagikesejahteraan masyarakat. Karena itu pihaknya jugaberencana melakukan studi banding di beberapa daerahyang telah lebih dulu maju di sektor tersebut.**SaptoAdiwiloso

Laporan Utama

5

Page 6: JN Guide

Sebuah keberhasilan tak jarang berawal dari sebuahmimpi. Barangkali inilah yang tengah menggelayutdi benak Drs.Joseph Tote M.Si, Bupati Manggarai

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).Mimpi menjadikan wilayahnya sebagai Bali Kedua,

cukup beralasan. Mengingat kondisi alam yang dimilikiKabupaten Manggarai Timur juga tak kalah menariknyadengan Bali. Dari aspek budayanya, Manggarai Timurjuga memiliki tradisi budaya yang adiluhung (tinggi) sertasarat makna.

Meski demikian alumnus Universitas Gajah Mada itusadar, menyulap wilayahnya seperti Bali tak semudahmembalik tangan. Butuh proses yang cukup panjang.Pekerjaan rumah terberatnya adalah mengubah polapandang masyarakatnya yang agraris menjadimasyarakat yang sadar wisata dan sadar budaya. Tanpaharus tercerabut dari akar keagrarisannya itu. Karenakeduanya memiliki sinergitas yang kait-mengkait.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanKabupaten Manggarai (sebelum dimekarkan) itu sadarbetul, satu-satunya mengubah pola pandang tersebutadalah melalui pendidikan yang dimulai dari keluarga.Kemudian sekolah dan lingkungan.

Melalui bangku pendidikan SD, SLTP, politisi PartaiGolkar itu telah menanamkan pemahaman kepada anakdidik melalui pemberian kurikulum muatan lokal (mulok).Kini bahkan tengah dipersiapkan kurikulum mulok untuktingkat SLTA. Sedang di level perguruan tinggi, BupatiManggarai Timur yang akan mengakhiri masa jabatanpada 2013 nanti berharap mampu mendirikan SekolahTinggi Pariwisata di wilayahnya.

Mampukah ia mewujudkan mimpi-mimpinya itumengingat masa kepemimpinannya yang tidak lama lagi?Joseph hanya mampu berserah. Ia selalu yakin akanpenyelenggaraan Tuhan. Bahwa ketika Tuhanberkehendak, maka tidak ada yang mustahil. Namun jikapun Tuhan berkehendak lain, setidaknya ia telahmeletakkan pondasi pembangunan yang diyakininyacukup kokoh untuk membangun masa depan ManggaraiTimur.

Apa saja mimpi-mimpi yang ingin diraihnya terkaitsektor budaya dan pariwisata? Berikut petikanwawancaranya dengan Sapto Adiwiloso dan Kushala dariJN Guide di Borong awal Juli lalu. Berikut petikanwawancaranya.

Bagaimana anda melihat potensi pariwisata dan budayadi Kabupaten Manggarai Timur?

Potensi Pariwisata dan budaya di KabupatenManggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur kalaudilihat secara umum ada lima potensi. Pertama,Pertanian. Daerah ini merupakan daerah komoditi. Adapertanian basah, persawahan dan pertanian kering.

Untuk pertanian kering daerah sering memanfaatkansebagai komoditi. Sedangkan pertanian basah yangsudah fungsional 14.000 hektar. Masih ada 30 ribu lebihhektar lagi yang belum dimanfaatkan.

Kedua, potensi energi. Kami pakai istilah itu karenameliputi potensi air, untuk mengatasi sumber energi listrik.Untuk itu kami sudah melakukan intervensi. Dari bidangini sudah 1000 lebih KK teraliri listrik dari tenaga air. SelainPLBS bantuan pemerintah pusat.

Ketiga, potensi perikanan dan kelautan. Ini juga sudahkami intervensi. Kami sudah membantu para petani dannelayan di seluruh wilayah. Kami juga sedang membenahipendidikan khusus untuk mengintervensi sektorperikanan dan kelautan di Manggarai Timur.

Keempat, potensi hutan. Hutan yang ada di wilayahini kami harapkan bisa menyejahterakan masyarakat.Polapola yang sudah dikembangkan di Indonesia jugasudah kami lakukan di Manggarai Timur.

Kelima, potensi Pariwisata dan Budaya. Potensiini cukup menjanjikan. Banyak potensi pariwisataunggulan yang bisa dikembangkan di daerah ini.Salah satunya, keberadaan Komodo Rugu (Ruguitu nama lokal. Ada juga yang menyebut Mbou).Setelah dilakukan penelitian ternyata DNA-nyasama dengan komodo yang ada di Pulau Rincadan Pulau Komodo di Manggarai Barat.

Panjangnya sama, hanya beda besar. Kalaudi Manggarai Timur agak ramping, panjang 3-4meter tapi besar tubuhnya berbeda. Mungkinkarena pengaruh alam. Selain itu, di lokus yangsama juga ada teratai raksasa. Ini hanya adadua di dunia, satu di India, satunya lagi terdapatdi Pota, Manggarai Timur.

Masih ada obyek lain. Di wilayah KotaBorong sebagai pusat Kabupaten ManggaraiTimur. Ada liang bala, pasir putih, batu biru,taman laut Mbalata. Ada juga tadi yang disebutBatu Susu Rongga.

Anda pernah melakukan penelitian tentang Batu SusuRongga, apa hasil penelitiannya?

Batu Susu Rongga itu ada sejarah dan mitosnya.Saya sendiri waktu masih menjabat sebagai KepalaLitbang Kabupaten Manggarai, sebelum Manggarai Timurdimekarkan menjadi Manggarai Barat dan ManggaraiTimur.

Ceritanya, di Manggarai hanya ada satu kerajaan yangberpusat di Todo. Namun beberapa petinggi kerajaan ituberkeinginan untuk tetap bertahan, termasuk di Komba.Komba merupakan pusat etnik Rongga. Sedang Kombasendiri diambil dari nama seorang tokoh etnik setempat,sehingga bukit yang menjadi tempat tinggal mereka itudinamakan Bukit Komba.

Bukit Komba dikuasai kakak beradik dari salah satutokoh etnik Rongga. Anak tertua bernama Meka Komba.Adiknya bernama Leke Lalu Nanggo. Nama Nanggokemudian diabadikan di sebuah benteng. BentengNanggo, namanya.

Ada juga adiknya yang bernama Meka Lando. Iakemudian dikenal sebagai seorang arsitek Suku Ronggawaktu itu (masa-masa sebelum Belanda masuk ke In-donesia).

Hingga sekarang namanya dikenal sebagai arsitekrumah tradisional etnik Rongga. Sampai saat ini, tiangtengah dari rumah etnik Rongga itu namanya TimbuLando (soko guru). Upaya itu dilakukan untuk mengenangarsitek tradisional tersebut.

Masih di wilayah Komba, terdapat Batu Susu Rongga.Suatu ketika orang dari etnik Rongga itu diserang olehpasukan Kerajaan Todo di Komba. Pimpinannya adalahAnandeo. Tetapi perebutannya tidak dengan pertumpahandarah, melainkan dengan pendekatan budaya.

Maka diajaklah pasukan Kerajaan Todo itu melakukantarian Vera. Setelah terlena, maka menjelang siang,pasukan musuh itu dikepung. Maka menyerahlah mereka.Sebagai upetinya diberikanlah Nggong Molas Kombayang diserahkan di Wira Riwu.

Selain itu juga tambor, gendang dan rajong. Upetiyang terakhir inilah yang kemudian diabadikan sebagainama salah satu kedaluan (hamentee), atau semacamdesa.

Sebagian Watu Susu Rongga itu berlokasi di Narangdekat dengan pusat kerajaan Todo. Tahun 2007 waktusaya menjabat Kepala Litbang Kabupaten Manggaraimelakukan penelitian tentang Komba, dan kami temukanitu.

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, adasejarahnya di mana sebagian batu itu berlokasi diNarang, sekitar Todo. Sedang penamaan Kampung Riwu,diambil dari nama seseorang yang membantu pasukanTodo, namanya Riwu, meskipun kini tak ada lagi bekas-bekas peninggalan rumah di Kampung Riwu tersebut,namun nama kampung itu masih ada sampai sekarang.

Karena itu Watu Susu Rongga mempunyai cerita darimanusia yang tidak taat azas. Saat itu ada larangan tidakboleh menoleh ke belakang. Namun larangan itudilanggarnya. Begitu menoleh maka jadilah Watu SusuRongga itu.

Itulah sejarah Watu Susu Rongga. Keberadaan batutersebut hanya ada di Manggarai Timur, tidak ada di tempatlain, bahkan di dunia. Sedang di Poco Ndeki, masih diKecamatan Kota Komba terdapat sejenis batu yangmenyerupai kelamin laki-laki dan perempuan. Namabatunya, Watu Embu.

Keberadaan batu itu sudah di blow-up di koran lokal.Menurut sejarahnya keberadaan batu kelamin laki-lakidan perempuan itu berasal dari sepasang suami-istriyang juga tidak taat azas.

Nampaknya mereka tidak mengikuti aturan yangditerapkan dalam kehidupan masyarakat pada masa itu.Kebetulan pada saat itu terjadi gempa.

Pasangan tersebut sudah diingatkan agar tidak bolehmenoleh ke belakang, namun larangan itu dilanggarnya,maka jadilah sepasang batu yang menyerupai kelaminlaki-laki yang dinamakan Watu Embu Kodi Haki danperempuan atau Watu Embu Kodi Fai. Pendakian menujupuncak Poco Ndeki dimulai dari kampung Sere diKelurahan Tanah Rata, berjarak 11 kilometer dari Borong.

Konsentrasi pembangunan di sektor budaya danpariwisata di kabupaten ini dimulai dari mana?

Saat ini Pemkab Manggarai Timur mengonsentrasikanpembangunan sektor Budaya dan Pariwisata dari PantaiCepi Watu, karena keindahannya seperti Kuta di Bali danpada hari libur selama ini dibanjiri oleh banyak wisatawan.Jadi kami berkonsentrasi melakukan pembenahan danpenataan dari pantai tersebut.

Kami juga akan mengembangkan beberapa titikseperti di Pota, di Lambaleda dengan Gua Cingcoleng.Kemudian di wilayah Elar ada Rajong dan sebagainya.

DRS. JOSEPH TOTE M.SiBupati Manggarai Timur

Page 7: JN Guide

Bagaimana anda membangun sektor budaya, sebagaijati diri dari kabupaten ini?

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur ini sedangmembangun kompleks pemerintahan yang berada disuatu padang namanya Satar Lehong. Letaknya masihdi pusat ibukota Kabupaten Manggarai Timur. Di situ kamijuga membangun kompleks perkantoran bagi jajaraneksekutif, bahkan kini hampir rampung. Kami jugamembangun gedung bagi jajaran legislatif dan yudikatif.

Sedang dari sisi perumahan kami telah membangunlebih dari 150 rumah PNS, juga melakukan pembenahanlembaga pendidikan di dalamnya. Ruko juga kamibangun. Sehingga daerah ini bentuknya seperti kampungorang Manggarai, berbentuk bulat.

Kami juga akan mengembangkan wilayah wisatabudaya di 12 kedaluan (hamentee) yang ada di wilayahManggarai Timur. Kami ingin me-review kembali simbol-simbol kedaluan pada masa-masa lalu dan disesuaikandalam kondisi saat ini.

Pengembangan ini salah satu sasarannya adalahpeletakan dasar karakter masyarakat Manggarai Timur.Pada masa kedaluan itu, pejabat-pejabat pemerintahmasih bersifat geneologis. Hal itu dilakukan gunamenjaga stabilitas keamanan pada saat itu.

Sekarang kondisinya sudah berubah sesuai dengantuntutan perkembangan. Karena itu peletakan dasarkarakter masyarakat menjadi bagian penting dalammenyongsong hari depan. Karena itu, selainmengembangkan 12 kedaluan, kami pun inginmengembangkan pendidikan menjadi Wajar (WajibBelajar) 12 tahun.

Saat ini jumlah SLTA pada 2009 itu ada 11. Pada 2012meningkat menjadi 32 SLTA. Sedang SLTP-nya dari 50sekarang sudah bertambah menjadi 106 SLTP.

Kondisi ini sekaligus untuk menjawab pembangunankarakter masyarakat di sini. Kami mulai dari pendidikanformal, sehingga nantinya diharapkan mereka yang telahmengenyam pendidikan dasar, dan lanjutan dapat turutserta menegakkan, melestarikan kembali nilai-nilai luhuryang sudah ditanamkan sekian ratus tahun dan yangsekarang sudah terasa pudar.

Di tingkat SD dan SLTP telah kami buatkan kurikulummulok (muatan lokal). Program ini sekarang sudahberjalan. Bahkan sejak saya menjabat Kepala DinasP&K sudah ada mulok untuk SD, SLTA. Harapan sayatahun depan sudah ada mulok untuk SLTA, MadrasahAliyah (MA), dan sekolah kejuruan.

Sehingga nanti tumbuh dan berkembang kebiasaanleluhur yang baik dan berkembang menjadi orangManggarai dan orang Indonesia serta dunia yang baikdan berbudaya. Karena mereka nantinya juga akanberkembang sasuai tuntutan universal. Sekali lagi iniharapan kami. Dari kelima sektor itu peluang yang baikyakni di sektor pertanian dan pariwisata.

Bagaimana upaya anda agar program tersebutberkelanjutan?

Kami sudah melakukan peletakan dasar. Pertamabahwa simbol-simbol itu sudah dikembangkan.Lembaga pendidikannya juga sudah kami persiapkanSLTP, SLTA. Kemudian, materinya juga sudah kamiberikan di SD dan SLTP. Sedang di tingkat SLTA sedangkami persiapkan.

Hal lain yang perlu kami lakukan adalah pembenahanguru-gurunya. Apabila masyarakat nanti tidak lagi memilihsaya bersama Pak Wabup, yang penting pondasi itusudah kami letakkan secara baik. Sehingga diharapkantetap berkelanjutan pada estafet kepemimpinan dalamsistem pemerintahan yang berkelanjutan (reneable de-velopment).

Kami juga sudah meminta ke Bappeda untukmembuat RPJPD (Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah) sehingga program ini sudah ada didalamnya.

Apa saja kendala dalam mengembangkan sektorbudaya dan pariwisata di Manggarai Timur?

Kendala-kendala pertama pada infrastruktur,terlebih jalan. Kami juga akan mengembangkaninfrastruktur yang ada di obyek itu. Tetapi masihterkendala pada modal. Pada biaya awal, uang untukmembangun jalan di obyek-obyek wisata tadi telah kamigelontorkan.

Kendala lain, masyarakat maupun jajaran pemerintahkurang merasa bahwa sektor ini penting untukdikembangkan. Karena itu harapan kami, dinas terkaitberupaya untuk melakukan program yang sistematik bagipengembangan di kabupaten ini. Kami sudahmenyelesaikan titik pengembangan di seluruh wilayah.Dari situ harus terus dikembangkan.

Kami juga ingin mengembangkan wisata budaya itu.Seperti yang kami kembangkan melalui konsep kampungorang Manggarai Timur yang akan dijadikan sebagaipusat pemerintahan. Sekaligus juga dapat dimanfaatkansebagai obyek wisata, terkait dengan 12 kedaluan. Darisitulah karakteristik orang Manggarai Timur kami bangun.Setelah itu baru dijelaskan nilai-nilai yang ada di dalamkonsep tadi.

Maka untuk pelestariannya harus didampingi olehlembaga pendidikan dengan dijamin mutu ke depan. Ituharapan kami. Dan lima tahun pertama ini ingin kamiletakkan dasar-dasar ini secara baik.

Bagaimana menghubungkan titik destinasi wisata yangada agar mudah dijangkau?

Langkah yang sudah dilakukan, yakni kami jalinkerjasama dengan Universitas Airlangga sepertipengembangan potensi wisata dan budaya di Lamongan.Pusat pengembangan obyek wisata di Utara akan kami

pusatkan di Pota. Mulai tahun ini kami kembangkankerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisatasehingga nantinya nyambung. Tetap pengendalianpengembangan ini ada di pemerintah daerah yangsecara operasional ada di dinas terkait.

Melalui pengembangan ini juga akan jalin kerjasamadengan pihak swasta seperti Swiscontact. Kami berharapdalam waktu dekat sudah ada pelatihan bersama denganSwisscontact agar obyek wisata di Utara dan Selatanterhubung menjadi satu kesatuan.

Dalam waktu dekat ini, kami akan membangunBandar udara di Tanjung Bendera. Landas pacunyasepanjang 3500 meter telah kami bangun. Dengandibangunnya bandara tersebut, kami berharap ManggaraiTimur ke bisa menjadi Bali Kedua.

Untuk akses Ke Pota juga perlu pesawat semacamTwin Otter dari bandara ke Pota. Di sana sudah disiapkanarea 75 hektar agar bisa dilandasi. Sedang sarana jalandarat dari pusat ibu kota akan kami alirkan melaluibeberapa obyek wisata.

Dengan mengembangkan hal itu maka diharapkanakan ada pertumbuhan ekonomi, seperti pasar yang jugaakan kami bangun di titik-titik tersebut. Banyak obyek-obyek wisata di wilayah tengah seperti di Mukun yangbisa dilalui melalui jalan darat.

Di wilayah Pantai Utara (Pantura) ada danau namanyaRana Kulan. Danau itu juga berada di titik perjalananmenuju ke Pota. Ada juga yang namanya Betong Liwa,Mata air panas Rana Masak. Ada Danau Rana Mese yangberada di jalan negara antara Ruteng dan Borong.

Sedang untuk sarana dan prasarana infrastrukturnyasudah kami siapkan tanah di pusat kabupaten maupundi lokus buaya darat dan teratai raksasa tadi. Itu semuasudah ada dalam master plan kami.

Bagaimana dengan proses perijinan yang telahdilakukan dalam sistem satu atap?

Dari 80 perijinan yang sudah dikeluarkan KantorPelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) 10 persen sudahkami keluarkan terkait sektor Pariwisata dan Budaya. Tapiitu belum optimal. Nanti tinggal di follow uppendampingannya untuk bersama-sama dengan orang-orang di daerah. Itu harapan kami.

Apakah Pemkab juga mempermudah proses investasidi sektor ini?

Kami berjanji tidak akan mempersulit. Bahkan kamimendorong untuk memberi kesempatan seluas-luasnyabagi LSM, perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata. Dan kami jamin urusan tidak liku-liku.Karena kami membutuhkan promosi obyek-obyek wisatayang ada di wilayah ini.

Bagaimana pengembangan di sektor ekonomi kreatif?Memang sudah berkali-kali kami membuat proposal

ke pusat. Harapannya nanti ada semacam home indus-try terlebih di Cepi Watu untuk memberdayakanmasyarakat yang ada di sekitar pantai, sehingga nantibisa menjadi ajang promosi potensi kerajinan lokal sepertitenun.

Kain tenun di Manggarai Timur memiliki motiftersendiri. Hanya memang masih perlu dimodifikasi agarmemiliki daya saing dengan tenun-tenun dari kabupatenlain.

Karena itu, kami berencana untuk memusatkanindustri kerajinan tenun ini di seputar Pantai Cepi Watu.Di lokasi tersebut juga akan kami bangun art shop untukmenjual kain-kain tenun khas Manggarai Timur.

Ini harapan kami sehingga sektor pariwisataadalah salah satu sektor yang dapat memberikontribusi riil bagi masyarakat di daerah ini. Kami lebihcenderung mengatakan, jangan sampai madu yangada di sini ditarik keluar. Kami tidak ingin seperti diLabuhan Bajo banyak hotel-hotel yang dikelola pihakluar (orang asing).

Kami sudah merencanakan hal ini sejak awalsehingga diharapkan memberi manfaat baik bagimasyarakat setempat maupun para pengusaha dari luar.Sehingga dengan pengembangan sektor ini,masyarakatnya yang turut disejahterakan. Jadi bukancapital flight-nya yang diperbanyak.

Kalau capital flight-nya banyak, maka kami anggapini sebagai kegagalan. Kami harapkan Manggarai Timurnantinya bisa seperti Bali.

Itulah makanya kami ingin Muloknya harus kuatsehingga siapapun yang datang, masyarakat kami tidakterpengaruh budaya-budaya asing. Kami tetapmempunyai jati diri sebagai masyarakat Manggarai Timuratau sebagai orang Indonesia yang mengakui adanyakeberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan RepublikIndonesia (NKRI).**

Laporan Khusus

7

Page 8: JN Guide

Mengembangkan sektor budaya dan pariwisata dimana pun tak dapat dilepaskan dari aspekpeningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM). Infrastruktur memang penting, tetapi yangpembangunan SDM juga tak dapat dikesampingkan.Demikian diungkapkan Agas Andreas SH M.Hum – WakilBupati Manggarai Timur kepada JN Guide di Borong awalJuli lalu.

Menurut pria kelahiran Lamba Leda, KabupatenManggarai Timur September 1959 itu, bagaimanapunbagusnya obyek wisata kalau manusianya belum siapuntuk mengelolanya maka akan menjadi sia-sia.

Pascasarjana lulusan Universitas AirlangggaSurabaya itu menilai upaya Pemerintah Provinsi Bali yangmengutamakan aspek pembangunan SDM dalammengembangkan sektor pariwisata dan budaya itu sudahbenar, sehingga wisatawan pun tertarik untukmengunjunginya.

Mantan Kepala Kantor Perwakilan Komisi Ombuds-man Nasional Wilayah NTT & NTB itu menyadari,meningkatkan kualitas SDM memang butuh waktu relatiflama, tetapi pondasinya sudah harus diletakkan sejakawal, beriringan dengan pembangunan infrastruktur.Karena itu, suami Dra. Theresia Wisang, menekankanRencana Induk Pengembangan Pariwisata (RIPP) harusbenar.

Bagaimana pula Dosen Pascasarjana Program StudiIlmu Hukum Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupangitu menilai sinergitas pembangunan di sektor tersebutdengan kabupaten lain di Pulau Flores juga pentingnyaperan media massa dalam mempromosikan potensiyang ada di wilayahnya? Berikut petikan wawancaranyadengan Sapto Adiwiloso dan Kushala dari JN Guide diBorong, awal Juli lalu.

Bagaimana anda melihat potensi budaya dan pariwisatadi Manggarai Timur?

Potensinya sangat banyak. Persoalannya sekarang,bagaimana mengembangkan potensi-potensi tersebutsehingga dapat menarik orang mengembangkan potensidi Kabupaten Manggarai Timur. Karena prioritas pertamayang kami lakukan adalah pembangunan infrastruktur.

Dari mana potensi itu dibangun?Kami mulai mengembangkan potensi yang ada di

Kota Borong yakni Pantai Cepi Watu. Karena beradadalam kota, dimana infrastrukturnya telah tertata secarabaik. Sedang yang di luar seperti Watu Pajung, bagaimanamau kami promosikan jika daya dukung infrastrukturnyabelum memadai? Itu sama saja kami menjual sisikekurangan. Dalam artian turis datang tetapiinfrastrukturnya tidak tersedia, maka hanya akanmengecewakan.

Karena itu langkah Pemerintah Kabupaten ManggaraiTimur sekarang adalah menata infrastruktur terutamajalan, air minum dan listrik. Setelah semua bagus, makapromosi potensi pariwisata tersebut baru dapatdioptimalkan.

Terobosan apa saja yang sudah dilakukan di sektor ini?Terobosan yang dilakukan prioritasnya membangun

infrastruktur. Hal ini mengingat masa jabatan kami, tinggalsatu tahun. Karena itu kami fokus pada infrastrukturhingga tuntas masa jabatan kami yang pertama ini.

Setelah itu, kami baru membuat grand design potensiobyek wisata yang ada. Sehingga yang betul-betul kamikembangkan adalah Rencana Induk PengembanganPariwisata (RIPP) yang bagus. Karena itu,anggaran daripusat akan kami gelontorkan pada prioritaspembangunan sesuai RIPP tersebut.

Langkah persiapan menuju penyusunan grand de-sign itu sudah kami lakukan. Kami telah memulainya.Khususnya dalam mempersiapkan Sumber DayaManusia (SDM). Bagaimanapun bagusnya obyek wisatakalau manusianya belum siap untuk mengelolanya makaakan menjadi sia-sia.

Seperti yang dilakukan Pemerintah Provinsi Baliadalah mengutamakan pembangunan SDM terlebihdahulu sehingga banyak wisatawan yang tertarik.

Kami mengumpamakan obyek wisata adalah gula.Manusianya juga adalah gula. Gula kan manis. Jadikesatuan antara obyek wisata dan manusia ibaratgula untuk menarik semut mengerumuninya. Denganbanyaknya semut yang masuk itu maka akan ada

peningkatan kesejahteraan. Yang kami kejar kan ini.

Bagaimana upaya Pemkab Manggarai Timur dalammendorong potensi ekonomi kreatif khususnya tenun?

Itu nanti akan ditangani Dinas Perindagkop. Kamisudah mempunyai kelompok –kelompok tenun yangtersebar di enam kecamatan. Tinggal sekarangbagaimana meningkatkan hasil tenun mereka agarmenjadi semakin bagus dan banyak diminati wisatawan.

Tak hanya itu, kami juga ingin membudayakan tanamsayur. Kami lihat seperti di Labuan Bajo, sayur-sayur yang

dijual itu bukan dari Manggarai tetapi justru dari luar.Sektor pertanian ini juga perlu dipersiapkan. Karenapengembangan ekonomi kreatif ini juga harusmendukung sektor pariwisata.

Misalnya di Cepi Watu, tahun ini ada anggaran untukpenataan pedagang kaki lima. Mereka kami buatkangerobak-gerobaknya dan ditempatkan di lokasipariwisata. Karena itu, master plan pengembanganpariwisata harus bagus. Bukan ego sektoral yang selalukami bicarakan. Tujuannya satu yakni peningkatanekonomi masyarakat, hanya sudut pandangnya yangberbeda.

Sejauhmana kerjasama terjalin dalam pengembangansektor budaya dan pariwisata ini?

Kami berharap akan terbangun sinergitas dalammembangun potensi budaya dan pariwisata di PulauFlores ini dimana Manggarai Timur menjadi salah satubagiannya.

Kami butuh dukungan sejak dari pemerintah daerahhingga pemerintah pusat. Juga masyarakat dan media.Kami senang dengan media anda yang maumempromosikan potensi wisata yang ada di ManggaraiTimur. Kami juga sangat mendukung upaya-upaya me-dia massa lain dalam mempromosikan potensi tersebut.

Jangan dilihat ini sebagai hal yang sepele.Bagaimanapun peran media sangat besar dalampengembangan sektor ini. Bagaimana tidak. Apapunbagusnya potensi di sektor tersebut jika tak ada yangmempromosikan maka hanya akan sia-sia. Ini adalahpeluang pasar.

Kaitannya dengan pemerintah pusat, kami masihsangat mengandalkan dana dari pemerintah pusat. PADkami masih kecil. Tingkat Kontribusi PAD kami terhadapAPBD baru sekitar 2,8 persen. Kalau kami kembangkansektor pariwisata ini ke depan maka akan meningkankanPAD. Dengan demikian diharapkan tingkatketergantungan pelan-pelan semakin berkurang.

Sejauhmana peran Swisscontact dan TMO bagipercepatan pembangunan sektor Budaya danPariwisata di sini?

Sangat positif. Terutama dalam menyatukan beberapakepala daerah di Pulau Flores dalam mengambangkanpotensi pariwisata. Pertemuan pertama yang difasilitasiSwisscontak di Surabaya ada yang tidak hadir yakni BupatiNagekeo.

Pada pertemuan itu ada tujuh deklarasi yangdisepakati. Kami semua bersepakat bertemu setiapempat bulan untuk melakukan koordinasi, konsolidasibagaimana seharusnya “menjual” Flores secara utuh.

Semua bupati telah menandatangani deklarasitersebut kecuali Nagekeo. Namun demikian rekan kamidi Timur berusaha menyosialisasikan hal itu Pertemuanberikutnya direncanakan di Kabupaten Ngada. BupatiNgada telah menyediakan diri sebagai tuan rumah.Kapan dan bagaimana bentuknya belum ada kepastian.Pihak Pemkab Ngada masih mempersiapkannya.

Bagaimana agar potensi yang ada memiliki daya tarikbagi wisatawan?

Harus dikembangkan rencana induk pariwisata yangbagus. Sehingga nanti plot-plot anggaran dapat masukke sana. Saya optimis sektor pariwisata dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena kamimenghadapi manusia yang berpindah-pindah, perputaranekonomi juga kan akibat perputaran mutasi manusia.Manusia banyak datang ke sini dengan demikian uangdibelanjakan di sini. Ekonomi kami berkembang tingkatkesejahteraan masyarakat meningkat.

Apa harapan Anda ?Kami senang kalau makin banyak orang yang datang

di Manggarai Timur. Kami juga senang jika banyakdiantara masyarakat kami yang keluar memperkenalkanManggarai Timur. Karena dari segi branding saja, masihkalau jauh dengan Kabupaten induk, Manggarai. Itu darisegi nama.

Selama ini orang hanya ingat Manggarai. Karena itutugas kami sekarang adalah bagaimana mempromosikanManggarai Timur ini keluar melalui duta-duta yang ada.

Kami juga berpesan kepada setiap Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD), siapapun tamu yang datangharus disambut baik. Dengan memberikan kesan baik,maka mereka akan datang kembali. Kami tunggukedatangan mereka untuk kedua dan ketiga.

Kami berharap media massa bisa menjadi mediatorkarena potensinya cukup besar. Kalau suatu saat adaagenda rutin, juga ada visi dan misi sama dalammempromosikan Flores, maka obyek wisata di Florespun akan semakin dikenal. Saya berkeyakinan wisataFlores ke depannya dapat booming. Dengan booming-nya wisata di Flores, maka potensi obyek wisatakhususnya di Manggarai Timur pun akan semakindikenal.**

Agas Andreas SH M.HumWakil Bupati Manggarai Timur

Page 9: JN Guide

Banyak orang yangmenyangsikan gagasanuntuk menghubungkan

destinasi wisata di Provinsi Balidengan Cepi Watu, Borong,Manggarai Timur, Provinsi NusaTenggara Timur (NTT).Pasalnya, Bali sudahsedemikian populernya di matadunia sedang obyek wisata diManggarai Timur masihterkendala infrastruktur yangbelum memadai. Maklum, usiakabupaten ini masih sangatmuda.

Namun demikian, sebagaipegiat pariwisata saya melihatini sebuah peluang yangmenjanjikan mengingat potensipariwisata yang dimilikikabupaten hasil pemekaranKabupaten Manggarai itusangat berlimpah.

Dari kontur alamnya, Balimemiliki kesamaan dengankabupaten yang ada di PulauFlores termasuk Kabupaten Manggarai Timur. Kedua daerah tersebut, memiliki pantai,danau, gunung, lembah juga areal persawahan bersusun di lereng-lereng bukit.

Sarana transportasi dari Denpasar – Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur,saat ini sudah terhubungan dengan mudah. Penerbangan Denpasar – Labuhan Bajohampir setiap hari dilayani maskapai penerbangan seperti Lion Air (Wing Air) danlainnya. Sedang Labuhan Bajo – Ruteng - Borong sudah tersedia travel yang siapmelayani wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Alternatif lain, penerbanganbisa ditempuh melalui Denpasar – Kupang – Ruteng atau Kupang – Bajawa diKabupaten Ngada, dilanjutkan jalan darat menuju Borong.

Dari sisi ini, tidaklah sulit menghubungkan antara Bali – Cepi Watu karena jaraknyadari Borong hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Kondisi jalannya juga sudahsangat memadai untuk dilalui kendaraan roda empat seperti bus.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur kini tengah membenahi obyek wisataCepi Watu yang diarahkan menjadi obyek wisata terpadu. Seperti dikemukakan BupatiManggarai Timur, Drs Joseph Tote M.Si, di media massa, Cepi Watu baru merupakantitik awal menuju obyek wisata lainnya di kabupaten tersebut seperti Pantai Mbalata,yang terletak di Desa Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur.

Bahkan saya mendengar, di pantai tersebut telah dibangun cottage bertarafinternasional yang telah beberapa kali didatangi wisatawan mancanegara khususnyaEropa yang menyukai wisata petualangan. Karena pengelola cottage (Sdr. FransiscoHuik de Rosari) adalah juga pemandu wisata yang telah berpengalamanmenyelenggarakan paket wisata petualangan yang dikemas dalam “Horse Tracking”.

Ia akan dengan senang hati memandu para wisatawan ke Poco Komba diKecamatan Kota Komba yang memiliki banyak peninggalan bersejarah etnis Ronggaseperti Watu Susu Rongga, dipadu dengan ritual-ritual adat setempat.

Sedang di Pantai Utara (Pantura) Manggarai Timur juga terdapat wisata alam sepertiGoa Maria Cingcolang yang merupakan obyek wisata rohani, di Kecamatan Lambaleda.Di Kecamatan Sambi Rampas terdapat Pantai Watu Pajung yang eksotis, Danau RanaTonjong yang merupakan danau teratai raksasa serta mengenal habitat Komodo Potayang DNA sama dengan komodo yang ada di Pulau Rinca dan Pulau Komodo diManggarai Barat.

Akses obyek wisata tersebut saat ini masih mengandalkan transportasi darat.Rencana dibangunnya bandara di kabupaten ini tentunya akan memperpendek jaraktempuh obyek-obyek pariwisata yang dimiliki. Karena itu saya optimis jika KabupatenManggarai Timur ke depan memiliki nilai jual yang tinggi. Hal itu sejalan dengankeinginan Bupati Manggarai Timur yang berkeinginan menjadikan wilayahnya sebagaiBali Kedua. Semoga.**

I PUTU SUDIARTANA , SE, MBA – PEGIAT PARIWISATA

RRRRRangkangkangkangkangkai Destinasiai Destinasiai Destinasiai Destinasiai DestinasiBali – Cepi WBali – Cepi WBali – Cepi WBali – Cepi WBali – Cepi Watuatuatuatuatu

9

Page 10: JN Guide

Dari sektor pariwisata dan budaya, KabupatenManggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timursangat potensial untuk dikembangkan di masa-

masa mendatang. Betapa tidak, kabupaten ini memiliki104 potensi wisata unggulan. Itupun yang sudahteriventarisir. “Jika didata seluruhnya, bisa lebih. Karenamasih banyak yang belum kami inventarisir,” ujar Ir.BoniHasudungan, Kepala Badan PerencanaanPembangunan (Bappeda) Kabupaten Manggarai Timur,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pria kelahiran Palembang, 1 Juni 1966 itu mengakui,sebagai kabupaten pemekaran yang usianya baru limatahun, potensi pariwisata dan budayanya belumlahmenonjol dibanding kabupaten lain di Pulau Floresseperti Manggarai, Ngada dan sebagainya.

Namun Alumnus Universitas Lampung (1991) ituoptimis, kabupaten ini ke depan bisa menjadi daerahtujuan wisata alternatif setelah Bali. Hal itu seiring denganprogram nasional sebagaimana tercantum pada Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi In-donesia (MP3EI). Keoptimisannya itu didasarkan padakeberagaman potensi yang dimiliki yang disebutnyasebagai paket lengkap.

Disamping melakukan identifikasi, PemerintahKabupaten Manggarai Timur juga telah membanguninfrastruktur awal, utamanya jalan yang menghubungkanbeberapa obyek wisata. Bandar udara juga tengah dalampersiapan di Tanjung Bendera, Kecamatan Kota Komba.Setelah proses indentifikasi selesai, maka Bappeda punakan menyusun grand design di sektor tersebut untukmemudahkan investasi masuk.

Tak hanya itu. Birokrasi yang membelit dalam prosesperijinan telah dipangkas melalui sistem pelayananterpadu. Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) yang baruberusia setahun telah mengeluarkan 80 perijinan,termasuk perijinan di sektor budaya dan pariwisata. “Inibukti nyata bahwa kami serius memberi kemudahanuntuk berinvestasi di Manggarai Timur,” ujar pria yangpernah bertugas di Provinsi Timor-Timur (1993-1999) itu.Menurutnya, Pemkab Manggarai Timur menjaminkeamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.

Rencana apa sajakah yang digagas BappedaManggarai Timur dalam menata sektor budaya danpariwisata yang cukup prospektif itu? Berikut petikanwawancaranya dengan Sapto Adiwiloso dan Kushala dariJN Guide di Pantai Cepi Watu, Borong, Manggarai Timurawal Juli lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana perencanaan pembangunan sektor budayadan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur?

Manggarai Timur baru dibentuk pada 2007 sebagaisebuah kabupaten pemekaran. Sekarang usianya barulima tahun. Dari kurun waktu tersebut tergambar bahwadaerah ini belum terlalu menonjol sektor pariwisata danbudayanya.

Selaras dengan program nasional, Provinsi NusaTenggara Timur (NTT) adalah salah satu sasaran kedepan sebagai daerah tujuan wisata (DTW).Sebagaimana tercantum dalam Masterplan PercepatanPerluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Selaras dengan program tersebut, maka kami inginagar Manggarai Timur juga dapat menjadi salah satutujuan utama. Berdasarkan konsep nasional dan daerahitu, perlahan-lahan dengan segala keterbatasannya kamiakan coba kembangkan potensi pariwisata dan budayayang ada di kabupaten ini.

Di tahap awal, kami mulai dari proses indentifikasidulu. Ke depan dibuatkan grand design lalu mengundanginvestor untuk menanamkan modalnya di sini. Karenakami tahu kemampuan daerah di bidang anggaran masih

sangat terbatas. Itu gambaran kami tentang perencanaanpembangunan khususnya di sektor kebudayaan danpariwisata di kabupaten kami.

Sesuai perencanaan, pembangunan di sektor tersebutdimulai dari mana?

Sebenarnya kalau kami bicara potensi pariwisata danbudaya di Manggarai Timur, potensi itu terbentang dariwilayah selatan sampai utara daerah ini. Kami punyagambaran, Manggarai Timur itu surga karena dimanakita berpijak disitu ada daya tarik tersendiri.

Dengan mempertimbangkan pusat pemerintahanada di Kota Borong, maka pemerintah daerahmelaksanakan pembangunan sektor pariwisata dimulaidari pantai Cepi Watu yang berada di Kota Borong. Kamikembangkan mulai dari sini dulu sambil semuanya tetapbergerak.

Dukungan dari pihak investor juga sudah ada yaitu diPantai Mbalata Kecamatan Kota Komba, kemudian adaTaman Wisata Alam di Danau Rana Mese yang dikelolaoleh Kementrian Kehutanan. Diharapkan selanjutnyadengan terbangunnya infrastuktur jalan maka potensipariwisata lainnya akan ikut berkembang hingga kePantai Watu Pajung di pantai Utara.

Apa rencana Pengembangan sektor pariwisata danbudaya dalam jangka pendek, menengah dan panjang?

Untuk jangka pendek mulai dari indentifikasi potensi.Kami gali, kami cari tahu apa saja yang bisa dijual dari

potensi budaya dan pariwisata di Kabupaten ManggaraiTimur ini. Baik pariwisata bahari, budaya dan adabeberapa obyek wisata religius. Semua kami identifikasi.

Di tahap awal ini juga kami coba promosikan, kamikaitkan dengan even-even nasional yang ada di NTTkhususnya. Kami melihat sebuah peluang bahwa,Labuhan Bajo dengan komodonya itu sudah menjaditujuan wisata Internasional. Kami melihat ini sebagaisebuah peluang. Apalagi kami mengetahui bahwa Floresakan dijadikan daerah tujuan wisata oleh pemerintahpusat.

Jangka menengah kami akan membangun dariPantai Cepi Watu, kemudian ke depan di beberapa sektorlainnya dengan dana APBD dan melibatkan pihak inves-tor akan membangun sarana dan prasarana pariwisatadan budaya.

Sehingga dalam jangka menengah, Manggarai Timurbisa menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata di In-donesia. Dan ke depan dalam jangka panjang, kamiberharap wilayah kami bisa menjadi tujuan utama. Kamioptimis karena punya potensi yang sangat beragam danlengkap. Kami punya pantai yang indah, danau dan buayadarat (Mbou). Jadi kami bisa katakan, Manggarai Timurpunya paket lengkap yang memungkinkan menjadi DTWinternasional.

Peluang apa yang dapat diraih kabupaten ini terkaitdengan rencana penyelenggaraan Sail Komodo 2013?

Sail Komodo, itu program yang sudah dibangunsekian lama. Dan 2013 itu sudah terlalu dekat. Kalau

IR. BONI HASUDUNGANKepala Bappeda Manggarai Timur

Page 11: JN Guide

mengacu dari situ, maka kecil kemungkinan kamimendapatkan peluang karena rutenya sudah ditetapkan.

Sail Komodo 2013 sudah ditetapkan titik-titiksinggahnya, rute itu jauh-jauh hari sudah ditetapkankarena berhubungan dengan dunia luar. Namun demikiantidak berarti tidak ada peluang sama sekali.

Kami akan tetap berupaya memanfaatkan peluangkendati kecil. Walaupun saat Sail Komodo 2013 nantimereka belum dapat singgah di wilayah kami. Tetapi nantipada tempat singgah terdekat, kami akanmempromosikan potensi budaya dan pariwisata diManggarai Timur agar wilayah kami juga dapat dikenal.

Harapan kami, setelah mengenal maka mereka punakan tertarik untuk mengunjungi wilayah kami. Karenadari sisi potensi Kabupaten Manggarai Timur, layak untukdikunjungi. Apalagi idealnya jarak singgah untuk Sealadalah 60 mil, sehingga sebenarnya dari Rute yang telahditetapkan Riung dan Labuan Bajo harus ada satu tempatpersinggahan yaitu didaerah sekitar Pantai Watu Pajongatau Pota. Kami akan tangkap ini sebagai sebuahpeluang.

Sail Komodo 2013 kami anggap sebagai start awal.Pasti akan ada Sail Komodo II dan seterusnya, disampingitu juga ada Sail Indonesia. Dalam waktu dekat kami akanmengundang teman-teman yang mengelola Sail tersebutuntuk melihat potensi budaya dan pariwisata yang kamimiliki sehingga kami berharap pada Sail Komodo atauSail Indonesia berikutnya wilayah Kabupaten ManggaraiTimur termasuk salah satu agenda yang disinggahi.

Dari sekian banyak perencanaan di sektor ini, manasaja yang telah terlaksana?

Sebenarnya semua tergantung dana. Kabupaten inibaru dibentuk dengan anggaran yang sangat tergantungdari pusat. 97 persen dana kami dari pusat. PAD kamihanya sekitar 2-3 persen. Dengan keterbatasan itu, daerahbaru mulai membangun Pantai Cepi Watu.

Ini merupakan bukti nyata dari program pemerintahbahwa daerah sudah mulai membangun pariwisata disini. Kemudian untuk bidang budayanya kami setiaptahun mengadakan event pentas budaya. Tujuannyauntuk mengenalkan bahwa budaya Manggarai Timur jugamenarik untuk dilihat dan menjadi bagian dari paketpariwisata di kabupaten ini. Kami sudah mulai dari sini.

Ke depan, ada beberapa tempat yang harusdipromosikan. Diantaranya Danau Rana Kulan, DanauRana Mese. Selain itu promosi harus lebih ditingkatkan.Dengan dana yang terbatas untuk membangun makaperan promosi sangat penting, dengan harapan teman-teman investor dapat ikut membantu bersama-samakami.

Disamping berharap pada investor, kami juga inginmelihat bagaimana peran serta masyarakat, supayapariwisata ke depan tidak menjadi milik orang luar ataumasyarakat setempat hanya menjadi penonton. Sebataskebanggaan tetapi ekonominya tidak ikut berkembang.Kami berharap ada satu konsep yang terintegrasi dimanamasyarakat bisa menjadi bagian dari pariwisata tersebut

Realisasi perencanaan sosialisasi sadar wisata sepertiapa capaiannya?

Baru sifatnya melibatkaan di setiap ada even saja.Seperti di daerah Cepi Watu masyarakat sekitar sudahkami libatkan. Ke depan juga, konsep yang akan kamikembangkan.

Hotel-hotel itu tidak terlalu fokus di hotel-hotel mewah.Kami akan bangun home stay yang berstandarinternasional. Kuncinya masyarakat harus sudah siapmenerima tamu. Pemerintah juga melakukan pelatihan-pelatihan.

Seperti kemarin ada pelatihan pemandu wisata.Kemudian, ada beberapa desa yang menjadi DTW untukdilibatkan di pembangunan pariwisata. Ada dana-danaterkait dengan PNPM Desa Wisata Itu sudah mulai kamilakukan.

Dari potensi yang ada, bagaimana idealnya grand de-sign pembangunan sektor budaya dan pariwisata itudirancang?

Kami akui, kami belum punya grand design. Tapi inimemang harus ada supaya dapat diketahui progresnya.Hari ini posisi ada dimana, besok kita harus berbuat apakemudian ke depan jadinya seperti apa.

Kami akan melibatkan beberapa perguruan tinggiyang cukup konsen di sektor pariwisata dan budaya. Kamiakan mencoba menjalin kerjasama tentang itu denganUniversitas Gajah Mada (UGM). Supaya apa yang akandikembangkan menjadi terarah.

Dengan demikian cita-cita Manggarai Timur sebagaidaerah tujuan utama segera tercapai. Harapan ini sangattinggi. Kami punya rencana untuk membangun BandaradiTanjung Bendera. Semoga bisa cepat terealisir. Kamitahu ada bandara di daerah Mbay (Surabaya II) di Nagekeodimana bandara tersebut ditargetkan menjadi bandara

terbesar di Flores. Kami melihat ini sebagai peluangketika dikaitkan dengan obyek wisata komodo yang adadi Labuhan Bajo di Manggarai Barat.

Kalau pembangunan bandara sudah selesai, makakami optimis potensi budaya dan pariwisata di kabupatenini akan semakin dikenal masyarakat di dalam maupundi luar negeri.

Upaya untuk menggandeng investor sudah sejauhmana?

Kami sadari untuk pendanaan masih sangattergantung pusat. Karena upaya pertama adalahmelakukan pendekatan dengan pemerintah pusat terkaitdengan masterplan MP3EI dimana NTT merupakan salahsatu DTW. Kami berharap pemerintah pusat jugamengambil bagian dalam proses pembangunan di sektorpariwisata dan budaya dikabupaten ini.

Selain itu, yangterbesar sebenarnyaketerlibatan investor. Kamitidak bisa bergerak sendiri.Melalui promosi promosiseperti ini kamisampaikan bahwaManggarai Timur ituSurga, tempat yang amandan nyaman untukberinvestasi. PemerintahKabupaten ManggaraiTimur akan memberiberbagai kemudahansesuai ketentuan yangberlaku. Kami sudahmemiliki Kantor PelayanPerijinan Terpadu (KPPT)agar orang begitumudahnya untukberinvestasi karenaproses perijinannya tidakbertele-tele.

Ini sudah berjalan?

Sudah. Pak Bupatibahkan sudahmengeluarkan 80-anperijinan hanya dalamkurun satu tahundibentuknya KPPT. Menurutinformasi perijinan yangdikelola kantor initermasuk yang berani, jadisudah berlari kencang. Ini bukti nyata bahwa pemerintahserius memberi kemudahan untuk berinvestasi diManggarai Timur.

Bagaimana dengan sinergitas pembangunan sektortersebut dengan kabupaten lain di Flores?

Kami sudah lakukan koordinasi dengan kabupaten-

kabupaten tetangga. Karena kami terikat dalam konsep,Flores adalah tujuan wisata. Teman-teman seringmembantu. Jadi sekarang sering dilakukan pertemuan.

Flores kita pilah dulu kedua, bagian timur dan bagianbarat. Bagian baratnya kita pusatkan di Labuhan bajo.Sedang bagian Timur ada di Maumere di Sikka. Kamisemua sepakat harus menyukseskan terlebih dulu pro-gram pengembangan budaya dan pariwisata di PulauFlores yang meliputi delapan kabupaten itu. Banyakobyek-obyek wisata di Flores yang telah menjadi icondunia. Diantaranya Kelimutu dan Komodo yang barusanmasuk dalam tujuh keajaiban dunia. Karena wilayah kamijuga berada dalam paket pengembangan Flores, makadengan sendirinya pengembangan sektor budaya danpariwisata di kabupaten ini tidak dapat dilakukan sendiri.Kami tidak dapat membangun DTW sendiri-sendiriapalagi dengan infrastruktur yang terbatas. Jadi peran

kabupaten tetangga jugasangat penting.

Apa harapan anda kedepan?

Harapan kami idealnyacita-cita kami juga menjadicita-cita masyarakat dikabupaten ini. Kami optimiske depan menjadi daerahtujuan wisata internasional.Untuk itu kami mengajak parainvestor untuk bersama-samakami membangun ManggaraiTimur.

Kami akan membantudan berusaha bekerja samauntuk menciptakankenyamanan terhadap inves-tor yang akan berinvestasi disini. Masyarakat kami sangatmenantikan hal ini.Potensinya ada. Apalagi jikakami kaitkan dengan sektorpertanian kemudian,kehutanan dan sebagainya.

Agrowisata juga akankami kembangkan, karenasemua yang ditanam di sinihidup. Jadi gambarantentang daerah yang gersangtidak ada di sini. Kami jugapunya potensi daerah yangdingin, daerah pantai. Sayakatakan, Manggarai Timurmerupakan paket wisata dan

budaya yang lengkap. Mau ketinggian 1100 meter didaerah bersuana sejuk dan ada daerah yang bernuansapantai. Karena itu kami mengajak mari bersama-samamembangun Kabupaten Manggarai Timur. Kami jugamengajak seluruh komponen masyarakat agar terlibatsecara pro aktif. Dengan demikian maka ketika daerahmenjadi DTW internasional, kami tidak menjadi penonton,kami menjadi bagian dari pariwisata tersebut.**

“Kami akan membantu danberusaha bekerja sama untuk

menciptakan kenyamananterhadap investor yang akan

berinvestasi di sini”.

11

Page 12: JN Guide

Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NusaTenggara Timur kaya akan potensi budaya danpariwisatanya. Setidaknya ada 104 obyek wisata

unggulan yang dapat dikembangkan di kabupatentersebut.

Menurut Galus Ganggus S.Pd, Sekretaris DinasKebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur,wilayahnya memiliki kontur alam yang beragam. Adapantai, bukit, gua, danau alam, gunung bahkan padangsavana yang terbentang luas di kaki bukit Poco Kombadan berlatar Laut Sawu yang luas itu.

Menurut Galus, lokasi tersebut sangat bagus jikadigunakan lokasi syuting film-film dokumenter. Mengingatdi padang savana tersebut juga hidup kuda, kerbau, sapi-sapiliar. “Itu merupakan satu tempat terunik di kabupatenkami,” ujarnya.

Topografi Manggarai Timur ini agak unik. Di bawahPoco Komba terdapat sebuah lembah yang dihunibeberapa keluarga. Tetapi di perkampungan yangdikelililingi pohon aren itu tidak ada sumber mata air,namun tetap ada kehidupan.

Di kampung Nangarawa, Desa Bamo, KecamatanKota Komba terdapat ritual suku Lowa (salah satu sukupada etnis Rongga) yang hanya dilaksanakan sekalidalam lima tahun. Tradisi tersebut dinamakan Kebhu.

Salah satu ritual yang terdapat pada tradisi Khebubernama Kremo (penangkapan ikan). Sebelum kremodilakukan, tetua adat suku Lowa akan menebar jala kekolam. Jika banyak ikan yang menyambut, maka panenanakan berhasil. Demikian sebaliknya.

Menariknya, pada kegiatan kremo tersebut, pesertahanya diperbolehkan menangkap ikan dengan tangankosong. Peserta dilarang menggunakan pukat (jaring)ataupun alat tangkap dari besi, seperti tombak atau trisula.

Obyek wisata lain di perairan Selatan, selain terdapatPantai Cepi Watu, Liang Bala, Bondei, Nanga Rawa,Taman laut Wae Wole juga terdapat Pantai Mbalata yangbermahkotakan pemandangan kaki Gunung Inerie yangmasuk dalam wilayah Kabupaten Ngada.

Di bagian Selatan, khususnya di Kecamatan KotaKomba paketnya beragam. Di wilayah ini juga terdapatair terjun Cunca Rede, sekitar 16 km dari Borong terletakdi Desa Sanolokom. “Kita dapat menyaksikan satu pan-orama asli yang indah dan unik di pesisir Selatan. Itulahmengapa kekayaan alam di wilayah Selatan kabupatenini kerap disebut sebagai PIS (Paradise in The South)atau surga di Selatan Manggarai Timur,” katanya.

Manggarai Timur bagian tengah juga merupakanwilayah yang sangat menantang dan menarik. Panoramaalam di Mukun merupakan daya tarik tersendiri bagiwisatawan, penikmat wisata pegunungan.Untukpenerangan sudah ada listrik mikrohidro.

“Pemkab Manggarai Timur juga sering menggelarpekan budaya yang akan dijadikan even tetap dimasamasa mendatang,” ujarnya. Hal itu dimaksudkanagar apa yang ditinggalkan para leluhur itu tidak punah.

Situs Budaya

Kekayaan lain, yakni banyak terdapatnya situs- situspeninggalan jaman nenek moyang di Poco Komba(gunung atau bukit Komba), Kecamatan Kota Kombaberupa kuburan tua, para leluhur suku Nggeli danMotu yang merupakan bagian dari etnisRongga.Bangunannya unik karena ditandaidengan tonggak batu besar yangbentuknya menyerupai pisau belati ataukapak, alat perang pada jaman itu.

Konon pada jaman dulu, akibatpeperangan, beberapa wargasuku memilih bertempat tinggal dibukit. Peninggalannya selain kuburjuga batu compang sebagai altarpersembahan.

“Banyak tokoh-tokoh yangberpengaruh di masa lalu tinggal di sanadan situs-situs itu masih ada dan terjaga diperbukitan hingga sekarang. Jumlahnyahingga puluhan,” katanya.

Di kaki Gunung Poco Ndeki juga terdapatperkampungan adat, tepatnya di Desa Rongga Koe yangkerap menampilkan tarian tradisional “Vera”. Menurutnya,Vera merupakan tarian mistis religius yang tidak setiapsaat bisa dipertontonkan, kecuali pada acara adat resmiseperti kematian seorang petinggi, tokoh-tokoh adat sertaritual adat “syukuran”.

Di wilayah Selatan juga terdapat batu Susu Ronggayang menjadi aset wisata sejarah peradaban sejak jamannenek moyang. Juga terdapat batu kelamin (laki-laki danperempuan).

Hal itu menunjukkan nenek moyang masyarakatManggarai Timur, khususnya dari suku Nggeli dan Motumemiliki tingkat peradaban yang demikian tinggi,”tambahnya. Masyarakat suku Rongga katanya, pada saat-saat tertentu mengadakan ritual adat di sana yangdinamakan Tapa Manuk / Turu Manuk (persembahan ayam).

Tempat-tempat bersejarah juga tersebar di ManggaraiTimur bagian Tengah seperti terdapat di Mukun KecamatanKota Komba. Di Kecamatan Elar serta Compang Pembedi Kecamatan Sambi Rampas, Rongga Koe dan Situspeninggalan Suku Pupung, Ros, Lendong dan suku laindi Golo Ros, Kecamatan Borong” tambahnya.

Manggarai Timur juga memiliki kampung adat Teberdi Kecamatan Borong. “Teber itu sekitar 20 km dari Borong,dekat dengan Danau Rana Mese,” katanya. LingkunganKampung adat Teber juga bagus untuk dikembangkan ekowisata (ecotourism), karena tradisi leluhurnya masih relatiflengkap. Mulai dari upacara Penti yang merupakan pestasyukur. Tradisi ini pun sampai sekarang masih terjagabaik. Pemerintah juga telah berupaya menjaga keasliankampung adat itu dengan merenovasi rumah adat.

Masyakat lokal dilibatkan, kontraktornya pun diambildari masyarakat lokal sehingga nilai-nilai asli bisa tetapdipelihara. “Pintu gerbang serta jalan masuk ke Teberjuga telah dibangun,” kata Galus.

Di Pembe ada batu besar di tengahnya terdapat pohonberingin yang sudah berumur ratusan tahun Tempat itudinamakan Compang Pembe. Ritus-ritus kebudayaan,menurut Galus, erat kaitannya dengan siklus kehidupanorang Manggarai Timur yang selalu dijaga dan dipelihara.

“Sejak manusia lahir, bertumbuh, diterima dalamkeluarga dan sosial semua ada ritusnya. Kemudian padasaat dia memasuki usia remaja, pernikahan hingga saatia melahirkan, berkeluarga hingga kematian,” ujarnya.

Hal itu selaras dengan kebijakan Bupati ManggaraiTimur, Drs Joseph Tote M.Si yang dinilainya sangatvisioner dalam menciptakan kerangka landasanpembangunan yang berbasis budaya.

“Bupati Manggarai Timur punya falsafah: Reje Lelebantang cama (segala sesuatu dimusyawarkan denganbaik) ini juga warisan kebudayaan yang perludilestarikan,” tegasnya.

Paradise in The North

Di bagian Utara, ada paket wisata yang sangatmemikat yakni perpaduan antara wisata danau, wisatabahari, wisata alam serta habitat komodo Pota yang olehmasyarakat setempat disebut “Mbou” atau “Rugu”. Paketwisata di bagian Utara ini dapat ditempuh melalui jalanTrans Flores lintas Utara dari arah Reo, perbatasandengan Manggarai menyusur pantai.

Destinasi pertama yang akan ditemui di Pantai Utara(Pantura) Manggarai Timur yakni obyek-obyek wisata yangterdapat Di Kecamatan Lambaleda. Di kecamatan initerdapat Gua Cingcoleng yang s ud a h

Galus Ganggus S.PdSekretaris Dinas Kebudayaan &Pariwisata

Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memilikipotensi pariwisata unggulan yang tersebar di Utara, Tengah dan Selatan.

“Setidaknya ada 104 obyek wisata“Setidaknya ada 104 obyek wisata“Setidaknya ada 104 obyek wisata“Setidaknya ada 104 obyek wisata“Setidaknya ada 104 obyek wisataunggulan yang dapat dikembangkanunggulan yang dapat dikembangkanunggulan yang dapat dikembangkanunggulan yang dapat dikembangkanunggulan yang dapat dikembangkan

di Kdi Kdi Kdi Kdi Kabupaten Manggarai Timurabupaten Manggarai Timurabupaten Manggarai Timurabupaten Manggarai Timurabupaten Manggarai Timur”.”.”.”.”.

Page 13: JN Guide

dikembangkan pihak keuskupaan sebagai obyek wisatarohani. Di sana juga sudah dibangun jalan.

Menurutnya, pihak keuskupan sudah lamamempublikasikan ini, bekerjasama dengan PemkabManggarai Timur. Selain itu, di wilayah Colol, terdapatlokasi eko wisata yang ditandai dengan sawah-sawahyang luas membentang tetapi di tengahnya adapemukiman penduduk. Daerah Colol terkenal denganpenghasil sayur labu yang sangat enak. Di sebelahnyaada gunung. Jika musim hujan, air terjun di dua tempatitu menjadi suatu panorama yang indah.

Di Kecamatan Lambaleda juga terdapat teluk Ningeyang terletak di Dampek. Di Teluk Ninge, wisatawan asingmulai Agustus – Oktober berdatangan.Teluk Ninge telahtercantum dalam katalog pariwisata dunia. Buktinyasetiap tahun kapal-kapal tradisional yang bermuatan 5-6orang datang dan panorama bawah laut, hingga 1-2minggu. Menurut Torsi Huwa, Ketua HPI (HimpunanPramuwisata Indonesia) Manggarai Timur, yang menarikdari Ninge ialah fakta sejarahnya.

Ninge merupakan kota (the lost city). “Selain lautnyateduh juga ada tumbuhan laut yang unik,” tambah Galus.Galus mengakui, masih kurangnya fasilitas akomodasibagi para wisatawan. Namun kehadiran para wisatawanasing tersebut dapat menjadi pemicu percepatanpembangunan sarana dan prasarana pariwisata.

“Tak jauh dari situ ada Tanjung Kurbaja dan TamanLaut Pasir Panjang yang terdapat di Laing Lewe. Tahunini sudah ada intervensi pemerintah dengan membangunjalur pendakian (tracking),”ujarnya.

Memasuki Kecamatan Sambi Rampas (sebelummasuk ke Pota) lewat jalur tengah, terdapat padang indahberbentuk kuali yang dikenal dengan nama “Satar Cewe”.Setelah itu baru masuk wilayah Pota.

Menurut Galus, wilayah Pota merupakan satudestinasi wisata yang unik. Di situ hidup habitat langkaKomodo Flores yang ada di Pota. Karena itu masyarakatsetempat menyebutnya sebagai Komodo Pota atau Mbou/ Rugu. (baca di bagian lain).

Masih satu paket. Di Pota juga terdapat Danau RanaTonjong, ada tumbuhan teratai raksasa, yang ukurannyaurutan kedua terbesar di dunia setelah di India. UniknyaDanau Rana Tonjong berada di satu destinasi yangberdekatan dengan habitat Komodo Pota.

Tak jauh dari situ terdapat Pantai Watu Pajung.Dinamakan Watu Pajung karena bentuk batunyamenyerupai payung (pajung). Ke bagian tengah diKecamatan Sambi Rampas ada gereja tua yang dibanguntahun 20an. Pada 1912 Gereja Manggarai Raya sedangmerayakan 100 tahun masuknya gereja KatholikManggarai. “Ini juga merupakan obyek wisata rohani yangcukup potensial,” katanya.

Galus menegaskan, obyek wisata di Manggarai Timursangatlah komplit. Selain aset alam, aspek Sumber DayaManusia (SDM) juga menjadi faktor penentu dalampembangunan sektor budaya dan pariwisata.

“Bupati Manggarai Timur berharap denganpeningkatan kualitas SDM, masyarakat di wilayah ini tidakjadi penonton atas pengembangan aset budaya danpariwisata,” tegasnya.

Galus mengakui, industri pariwisata membutuhkankemitraan dan komunikasi, jaringan seluas-luasnya.“Kami sudah bekerja sama dengan beberapalembaga seperti (Tourism Management Organi-zation (TMO), DMO yang berpusat di Ende,Swisscontact, para pelaku wisata, serta mediamassa,” ujarnya.

Peran TMO, DMO penting dalammengembangkan obyek pariwisata danbudaya di Manggarai Timur karena kabupatenini juga merupakan salah satu bagian takterpisahkan dari pengembangan potensibudaya dan pariwisata di Pulau Flores.

Menurutnya, industri pariwisata merupakanindustri multistakeholder. Karena itu selainkoordinasi dengan lembaga swadayamasyarakat (LSM) juga perlunya kerjasamadengan dinas-dinas lain di jajaran PemkabManggarai Timur yang meliputi 20 SKPDterkait.

Tak hanya itu. Pihaknya jugamenjalin kerjasama denganbeberapa perguruan tinggi sepertiUniversitas Gajah Mada (UGM)serta Universitas Airlangga(Unair). Galus menyadari,membangun sektor budayadan pariwisata itu bukan sehari,jadi butuh waktu. “Di sektor ini,kami sedang membangunpondasi yang kokoh dan kuat.Karena itu perlu kerjasamamultistakeholder. Semua pihakterlibat sebab hanya dengankebersamaan tujuan itu dapatdiraih,” tegasnya.**

Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melihatbesarnya potensi di sektor budaya dan pariwisata di wilayahnya.

Dewan menyadari kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan tersebut. Karena itu ke depan,dewan akan berupaya meningkatkan porsi anggarannya. Dewan berjanji akan melakukan koordinasi dengandinas terkait untuk mendorong hal itu. Namun pihaknya juga meminta agar pemaparan program-program yangdiusulkan dinas terkait dapat memberikan gambaran jelas terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bagaimana pula harapan dewan bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di jajaran dinasterkait dan regulasi apa saja yang akan dimunculkan untuk mendukung program-program kepariwisataan?Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Johanes Nahas ST mengungkapkan hal itu kepada Sapto Adiwilosodan Kushala di Borong, awal Juli lalu. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pihak dewan melihat potensi pariwisata dan budaya di Kabupaten Manggarai Timur ?

Potensinya sangat besar. Tinggal ditingkatkan dan difasilitasi. Dewan akan mendukung dinas terkait darisisi anggaran. Karena itu perlu dilakukan indentifikasi terhadap aset-aset kekayaan budaya dan wisata untukkemudian dibuat skala prioritasnya.

Pembangunan infrastruktur terkait dengan obyek-obyek wisata juga kami harapkan tidak hanya terpusat dikota tetapi juga dibangun di setiap kampung melalui program PNPM. Karena hakikat kemurnian budaya lokal,ada di seputar perkampungan adat.

Salah satu contoh, di Kabupaten Manggarai Timur karena selama ini yang dikenal dunia hanya Komodo.Tetapi di Manggarai Timur ada juga Komodo Pota. Karena itu dewan sangat menyetujui semua kegiatanpariwisata untuk mengindentifikasi seluruh aset pariwisata yang ada di Kabupaten Manggarai Timur.

Dari sisi regulasi butuh banyak tatanan, bagaimana dewan mengupayakan hal ini?

Pada prinsipnya kami akan mengomunikasikaan dengan pemerintah untuk menyiapkan SDM. Lebih khususdi jajaran dinas terkait sehingga mereka mampu mengakomodir kepentingan kesejahteraan rakyat.

Ada baiknya dalam mengembangkan potensi di sektor tersebut juga bersinergi dengan Dinas Pertanian.Sehingga hasil-hasil pertanian juga bisa dipasarkan di obyek-obyek wisata, baik berupa bahan mentah maupunjadi, khususnya makanan-makanan khas. Karena itu di jajaran dinas terkait juga kualitas SDM-nya harus terusditingkatkan. Kami akui ini masih menjadi kelemahan kami di Kabupaten Manggarai Timur.

Selama ini regulasi apa saja yang sudah dilahirkan?

Selama ini kita sudah mulai membangun obyek wisata yang ada di Cepi Watu, Mbolata, Pong Dode. Di PongDode ada hutan di tengah kampung dan di dalamnya ada kera-kera. Kalau dikembangkan obyek wisata tersebutmaka bisa seperti di Sangeh, Bali.

Di Pong Dode juga ada kera putih yang muncul pada saat-saat tertentu saja. Sehingga kemarin sayabangun komunikasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar asset itu dipagari dan dibuat jalan setapaksekelilingnya. Kami akan menyusun Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)nya.

Di Mbalata, pihak swasta sudah membangun cottages (penginapan). Sudah banyak wisatawan asing yangberkunjung ke sana. Tetapi kami menyadari fasilitas akomodasi masih belum merata dan kurang memadai.

Bagaimana dewan menilai pelaksanaan pembangunan di sektor ini?

Saya mohon maaf kalau selama ini kami bukan kurang memperhatikan kebutuhan dana di sektor itu. Tapikarena memang kabupaten kami masih tergolong baru.Namun kami bersyukur, kehadiran media andamenyadarkan kami juga pihak lain bahwa sektor pariwisata itu penting dan merupakan unsur penting dalampeningkatan PAD. Karena itu ke depan kami akan melakukan komunikasi dengan pemerintah secara lebihintensif sehingga dapat disiapkan dalam kegiatan dewan selanjutnya.

Supaya program dan kebijakan umum anggarannya yang dikelola dinas terkait menyentuh sektor pariwisataitu sendiri. Hindari kepentingan-kepentingan politik. Tidak boleh ada kepentingan politik dalam mengelolaasset pariwisata sehingga mereka betul-betul kerja secara professional. Jika professional dengan sendirinyatamu-tamu akan datang.

Apakah dewan juga pernah melakukan studi banding ke daerah lain?

Kami akui selama ini belum melakukan hal itu. Karena itu kami akui pemahaman kami tentang pariwisatamasih kurang. Ini akan menjadi masukan bagi kami. Kami akan meningkatkan komunikasi dengan

dinas terkait sehingga dewan tidak ragu dalam mengalokasikan anggaran.Sedang untuk melakukan studi banding, kami juga memerlukan dana yang tidak kecil. Karena

itu anggaran untuk kegiatan dewan juga harus ditingkatkan. Kami akan mengkoordinasikan halitu dengan pemerintah daerah di sini.

Peningkatan kualitas SDM juga perlu dilakukan di jajaran dinas, utamanya dalammempresentasikan program-programnya. Sehingga saat pembahasan anggaran dewan bisamemahaminya.

Bagaimana bentuk sosialisasi kepada masyarakat ?

Jujur saja selama ini belum kami lakukan. Tetapi prinsipnya masyarakat di kabupaten inisangat antusias mengembangkan aset wisata dan budaya. Namun ke depan kami akan

meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait karena itu menjadi tugas pokoknya.Sedang dewan akan mendorong dari sisi anggarannya. Dengan demikian

diharapkan masyarakat juga akan lebih memahami pentingnya sektor budayadan pariwisata bagi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.

Apa harapan anda?

Dengan kehadiran media massa menggugah kami bahwapariwisata itu penting. Karena itu dewan sebagai mitra kerja dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata akan bahu membahu membangunsektor pariwisata dan budayas. Sehingga kabupaten ini betul-betul

menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) dunia. Menurut saya initidak berlebihan karena kabupaten kami kaya akan potensibudaya dan pariwisata.

Kami juga berharap pihak kementrian bisa membantukabupaten-kabupaten yang ada potensi pariwisatanya. Bahwaada satu kabupaten potensial tetapi karena keterbatasan APBDmaka aset terbengkelai. Beri kami petunjuk apa yang haruskami lakukan dengan keterbatasan anggaran. Sebab kamimenyadari mengembangkan sektor ini butuh dukungansemua pihak, termasuk pemerintah pusat.**

JOHANES NAHAS ST - KETUA DPRD MANGGARAI TIMUR

Dewan Beri Dukungan

Page 14: JN Guide

Masyarakat Manggarai memiliki karya seni berupakerajinan tenunan tradisional berupa kain sarungyang disebut Songke dan syal atau selendang.

Kain Songke biasa dipakai kaum pria maupun wanitaManggarai di kehidupan sehari-hari dalam acara formalmaupun non formal.

Karya seni tenunan Songke sarat dengan nilai dansimbol. Warna dasar hitam pada kain Songkemelambangkan sebuah arti kebesaran dan keagunganorang Manggarai serta kepasrahan bahwa semuamanusia akhirnya akan kembali pada haribaanNya.

Sedangkan aneka motif bunga mengandung banyakmakna sesuai motif itu sendiri. Motif Wela Kaweng (bungadari pohon Kaweng) bermakna interdependensi atauhubungan yang saling berkaitan dan bergantunganantarmanusia dengan alam sekitarnya. Motif Ranggong(laba-laba) melambangkan kejujuran, keuletan dan kerjakeras yang menjadi kebiasaan atau tradisi orangManggarai secara turun temurun.

Seperti diketahui bahwa orang Manggarai dikenalsebagai pekerja yang rajin, ulet dan tangguh. Laba-labajuga merupakan simbol semangat persatuan dankerukunan orang Manggarai.

Motif su’i (garis-garis batas) melambangkankeberakhiran segala sesuatu, yakni segala sesuatu adabatasnya. Motif Ntala (bintang) berkaitan dengan harapanatau cita-cita yang sering dikumandangkan dalam tudak(doa) orang Manggarai “porong langkas haeng ntala”(senantiasa tumbuh tinggi hingga mencapai bintang)maksudnya supaya senantiasa sehat, bertumbuh danberkembang dan mencapai kedudukan yang tinggi sertaberpengaruh di tengah masyarakat, seperti bintang diangkasa.

Motif bela ketupat melambangkan kemakmuran dankesahajaan hidup orang Manggarai. Motif wela runus(Bunga Runus) melambangkan sikap rendah hati dankepolosan, atau ethos bahwa orang Manggarai bagaikanbunga kecil tapi memberikan keindahan dan hidup ditengah kefanaan.

Motif jok berbentuk kerucut menyerupai atap rumahadat Manggarai pada bagian atas dan bagian bawah kainSongke melambangkan persatuan dan kerukunan orangManggarai, baik dengan Tuhan, lingkungan dan sesamamanusia.

Kolekta Tengko, pemilik salah satu butik di Borongkepada JN Guide awal Juli lalu mengatakan, diNgendeng, desa Golo Munga, Kecamatan Lambaleda,Kabupaten Manggarai Timur juga memproduksi songkeyang dikenal dengan songke lipa lambaleda. Namunmenurutnya dari sisi motif tidak ada perbedaan dengansongke Manggarai lainnya. Kolekta beralasan, antaraManggarai dan Manggarai Timur, sebelum dimekarkanmasih menjadi satu wilayah, sehingga motif-motifkainnya pun tidak ada perbedaan.

Meski demikian tambahnya, kain tenun Rajong diKecamatan Elar, Manggarai Timur memiliki ciri khas yakniberwarna dasar kuning yang dipadu syal (selendang)yang sudah dimodifikasi dengan warna merah hati, hijaudan biru.

Ada juga kain tenun yang biasa dipakai untuk jas dankemeja perempuan berwarna krem, merah hati dan biru.“Untuk pakaian adat perempuan Manggarai, biasanyadilengkapi dengan ikat kepala yang dinamakan bali beloatau retu yang dulunya biasa terbuat dari kain warnamerah dikasih pita. Namun belakangan bahannya dibuatdari kuningan,” ujarnya.

Sedang pakaian adat laki-laki biasanya terdiri daridestar (ikat kepala) dengan baju putih lengan panjangserta di bagian bawah berupa kain songke (setengah)dan celana panjang putih. Menurutnya, pakaian adattersebut kerap digunakan pada acara-acara adat maupunpesta pernikahan.**Sapto (sumber: Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur).

Motif-motif Kain tenun (songke) Manggarai, sarat dengan makna kehidupanmanusia dari jaman ke jaman

Busana

Page 15: JN Guide

Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Manggarai Timur yang mencakup tiga kecamatanmasing-masing Kecamatan Lambaleda, Sambi Rampas dan Elar memilikiobyek wisata yang beragam. Lokasinya pun saling berdekatan. Itulah surga di

Utara Kabupaten Manggarai Timur (Paradise In The North of West Manggarai).Pantai Watu Pajung memiliki hamparan pasir putih di sepanjang pantai. Sedang di

lereng perbukitannya ditumbuhi pepohonan hijau. Juga terdapat batu karang yangberdiri anggun serta kokoh. Kawasan hutan di sekitar pantai ini nampak masih sangatalami. Di dalam kawasan tersebut bermukim Komodo Pota yang dalam bahasasetempat disebut Rugu atau Mbou. Sedang di bagian Timur terdapat padang yangcukup luas. Dan bagian Baratnya terdapat areal persawahan penduduk milik wargasetempat. Kombinasi alam nan indah ini membuat Watu Pajung sangat menakjubkan.

Dinamai Watu Pajung karena di tepi pantai terdapat sebuah batu karang yangberdiri menghadap ke laut, menyerupai payung yang sedang mengembang. Dalambahasa Manggarai Watu berarti batu dan Pajung berarti Payung. Batu itu berwarnahitam. Di atasnya ditumbuhi pohon benalu. Perairan di pantai ini umumnya tenang dansangat cocok untuk aktivitas seperti berenang, snorkeling dan diving.

Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah pada sore hari saat matahari terbenamdimana semburan sinar matahari yang berwarna kuning kemerahan menyapu bibirpantai yang mengkilat dan membuat batu karang berwarna kuning keemasanmemamerkan pesona pantai yang sangat indah.

Perjalanan menuju Pantai Watu Pajung bisa ditempuh dari Borong, IbukotaKabupaten Manggarai Timur, melewati Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang, Potadan selanjutnya ke Watu Pajung. Pantai Watu Pajung juga dapat ditempuh melaluiRuteng, Ibukota Kabupaten Manggarai. Berjarak 140 kilometer dan dapat ditempuhdalam waktu 4-5 jam.

Bagi pengunjung yang berminat melihat keindahan alamnya dari dekat,tidak perlu mengkhawatirkan sarana akomodasi karena di Pota, KotaKecamatan Sambi Rampas (10 kilometer dari Watu Pajung)terdapat hotel kelas melati yang menyediakan sarapan pagi.

Disamping itu juga terdapat beberapa rumah makanyang menawarkan aneka ragam menu makanankhas Indonesia dari berbagai olahan seafooddan daging.**Sapto/Kush.

Pantai Watu Pajung selain panoramanya yang indah,keaslian alamnya juga masih terjaga. Tidaklah berlebihan jika

Watu Pajung merupakan sepenggal surga di UtaraKabupaten Manggarai Timur.

Pesona

15

Page 16: JN Guide

Cepi Watu, obyek wisata andalan di Kabupaten Manggarai Timur yang dijadikan obyekwisata terpadu, memiliki berbagai keunikan. Salah satunya pasir pantai yang

dipengaruhi dua musim, diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit sepertistroke, rheumatic dan lainnya.

Page 17: JN Guide

Pagi itu, suasana Pantai Cepi Watu masih lengang.Belum banyak pengunjung yang datang. Karenaitu deburan ombak yang menghempas bebatuan

begitu jelas terdengar. Sedang di pelataran parkir,beberapa kuli bangunan tengah memasang pavling bloksebagai bagian dari pembenahan obyek wisata terpadudi Selatan Kota Borong itu.

Pantai Cepi Watu yang berada di Desa NangaLabang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur,Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), selainpanoramanya indah, kondisi pantainya cukup unik.Karena di pesisir pantai tersebut terdapat mata air yangmengalir di antara bebatuan. Air tawar ini kerap digunakanwarga sekitar pantai untuk konsumsi rumah tangga danuntuk hewan ternak.

Keunikan lain, keadaan permukaan pantai seringmengalami perubahan, seiring pergantian musim. Padamusim barat (November-Januari) sebagian bibir pantaidipenuhi hamparan batu, namun pada musim timur(Maret-Oktober), pantai kembali tertutup pasir putih.Hamparan bebatuan yang sangat banyak itulah yangkemudian menjadikan dasar penamaan Cepi Watu (batu

bersusun).Pada hari-hari libur, pantai ini selalu dipadati

pengunjung yang mayoritasnya merupakan wisatawanlokal. Mereka datang untuk berenang, memancing danberkemah atau sekedar menikmati udara segar danpemandangan pantai bersama keluarga dan teman-teman.

Menurut Stefanus Jandu, Staf Pelaksana BidangPromosi dan Destinasi, Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Manggarai Timur, kepada JN Guideawal Juli lalu mengatakan, setiap dua tahun sekali, dipantai ini digelar Festival Flores – Lembata. Sedang evenlokalnya diselenggarakan setiap tahun dengan menggelarfestival budaya.

“Berbagai kerajinan tangan, termasuk tenun yangmerupakan karya para anggota Kelompok Sadar Wisata,dipamerkan pada even-even tersebut,” ujar Stefanus.

Ia menambahkan, perubahan siklus air sesuaiperubahan musim itu juga katanya, membawa berkat pagipara penderita stroke, rheumatic, dan beberapa jenispenyakit yang menyebabkan urat-urat mati.

“Saat musim Timur tiba, dimana pantai dipenuhi

dengan pasir putih para pasien itu melakukan terapidengan menguburkan seluruh tubuhnya ke dalam pasir,”ujarnya.Bagi yang tidak menyukai cara itu, cara lain yangdilakukan yakni dengan duduk di hamparan pasir dengankaki selonjor dan membenamkan kedua kaki di dalampasir basah.

Meski belum ada penelitian secara resmi, namunkatanya, dari pengakuan beberapa pengunjung yangmenderita berbagai penyakit dalam itu mengakuberangsur-angsur sembuh setelah membenamkan dirike dalam pasir pantai.

Terapi pasir laut itu biasanya berlangsung dari pukul06.00-09.00 (pagi). Sore hari berlangsung sejak pukul14.00-18.00 waktu setempat. Menurutnya terapi air lautitu dimugnkinkan mengingat sirkulasi air yang selaluberubah.

Menurut Stefanus, panjang pantai Cepi Watu di saatair surut mencapai 2225 meter hingga ke muara sungai.Sedang jarak pantai dari Muara ke Dermaga PelabuhanBorong mencapai 679 meter.

Galus Ganggur S.Pd, Sekretaris Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur mengatakan,pihaknya tengah melakukan pembenahan di obyekwisata terpadu tersebut dengan membangun arenabermain anak, bale-bale tempat peristirahatanpengunjung dan pembenahan lokasi perkemahan dihutan wisata yang sangat berdekatan dengan pantai.

Pihaknya juga akan membehani rumah-rumah makanyang terbuat dari bambu itu dengan menggandengpengusaha kuliner yang telah ada.

“Salah satu pengusaha bahkan telah membangunhome stay di sebelah kanan pintu masuk yang dilengkapidengan sarana hiburan malam, seperti bar dan karaoke,”ujarnya.

Tak hanya itu. Di ruang tunggu juga nantinya akandilengkapi dengan display obyek-obyek wisata lain yangterdapat di kabupaten tersebut. Diharapkan melalui dis-play tersebut dapat memberikan pemahaman akan obyek-obyek wisata lain yang dapat dinikmati pengunjung.

Pantai Cepi Watu berjarak dua kilometer dari KotaBorong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur, ProvinsiNusa Tenggara Timur. Waktu tempuhnya pun hanya 10menit saja. Jika dari Ruteng, Ibukota KabupatenManggarai, jarak tempuhnya 56 kilometer dapat dicapaidalam waktu 1,5 jam.

Kondisi cuacanya cukup bagus. Hampir sepanjangmusim. Hal inilah yang membuat Pantai Cepi Watumenjadi tempat ideal untuk menikmati momen spesialdi hari libur.**Sapto/Kush

17

Page 18: JN Guide

Hamparan pasir membentang sepanjang lima kilometer dari arah Timur hingga Barat, denganlautnya yang membiru merupakan pesona

tersendiri. Belum lagi jika dipadu dengan latarpemandangan kaki Gunung Inerie, membuat PantaiMbalata menarik untuk dikunjungi, khususnya pecintawisata bahari.

Di pantai tersebut, pengunjung dapat melakukanaktivitas seperti berenang, berselancar, memancing danbermain pasir pantai. Selain itu, bentangan pantai yangpanjang itu juga cocok digunakan untuk berolah ragaseperti Volley, berkuda atau jogging.

Sebelum memasuki area pantai, pengunjungdimanjakan dengan pemandangan persawahan dikanan-kiri jalan diselingi barisan pohon lontar di antarapematang sawah. Padang penggembalaan yang luas,juga ikut mewarnai keindahan pantai yang telahdilengkapi lima buah cottages bernuansa tradisional.

Akses menuju Pantai Mbalata juga mudah. Pantai yangberjarak 33 kilometer dari Borong, Ibukora KabupatenManggarai Timur dapat ditempuh dengan semua jeniskendaraan hanya dalam tempo satu jam saja.

Kondisi jalan cukup bagus. Karena itu, bersepedadari Wae Lengga Kota kecamatan Kota Komba juga

memberikan keasyikan tersendiri karena di sepanjangjalan terlihat pemandangan yang sangat indah sambilmenyaksikan aktivitas di lahan pertanian. Setelah lelahbermain di pantai, wisatawan juga bisa melihat prosespembuatan sopi atau moke (minuman arak dari pohonlontar) yang diolah secara tradisional.

Tak jauh dari Pantai Mbalata, terdapat Taman LautWae Wole dan Taman Laut Watu Lamba terdapat yangterdapat rumput laut. Ada dua jenis rumput laut yakni yangoleh masyarakat setempat dikenal dengan Singa Mbeta.

Singa Mbeta jika diterjemahkan ke dalam bahasa In-donesia berarti telinga putus. Entah mengapa disebutbegitu. Mungkin karena rumput laut jenis ini hidup dikarang-karang mati sehingga gampang putus jika ditarik.

Rumput laut jenis ini biasa ditemui pada bulanAgustus sampai Oktober tiap tahun. Secara alamiahrumput laut jenis ini biasa dipanen masyarakat setempatuntuk sayur keluarga. Akan tetapi karena jumlahnyamelimpah sehingga lazim diperjualbelikan di pasarmingguan terdekat, yaitu pasar Waelengga dan pasarAimere. Mungkin juga karena rasanya yang cukup lezat,sehingga membuat orang begitu lahap memakannyasampai lupa diri bahkan jika telinga putuspun tak terasa.

Singa mbeta ini adalah sayuran khas suku Rongga

yang diolah secara sederhana dan biasa dimakanbersama pisang/ubi rebus. Sayuran lokal ini cukupmembantu para ibu rumah tangga dalam menyiapkanmenu harian karena ada melimpah di saat musimkemarau yang cukup sulit mencari sayuran hijau.

Rumput laut jenis kedua disebut Ngio Ngao (bahasaIndonesia: Hidung kambing). Rumput laut jenis ini ada disepanjang tahun karena tumbuh melekat kuat di terumbukarang. Untuk mencungkilnya perlu pisau tajam. Rasanyayang khas, memuat Ngio Ngao biasa dimakan mentahatau diolah secara sederhana yaitu cukup disiram airpanas lalu dibumbui asam dan kelapa parut. Rumputlaut adalah salah satu sumber daya hayati yang terdapatdi wilayah pesisir dan laut yang berasosiasi denganekosistem terumbu karang.

Taman Laut Waewole menurut Galus GanggusS.Pd,Pelaksana Tugas Harian sekaligus Sekretaris DinasKebudayaan dan Pariwisata dijadikan salah satu titik yangakan disinggahi pada acara pra Sail Komodo 2013, selainPantai Cepi Watu di Borong.

Atas alasan itu pulalah Pemkab Manggarai Timurbersama dengan pelaku pariwisata di Manggarai Timurakan melaksanakan survei terumbu karang dan arusbawah laut di Laut Wae Wole dan Cepi Watu.

Pentingnya survei arus bawah laut dengan memasangbendera untuk memberi rasa aman bagi wisatawan yangakan berenang. Pasalnya, selain di Cepi Watu, potensimenyelam dan snorkeling di perairan Waewole sangatbagus untuk para penyelam menikmati dan melihatkeindahan bawah laut.**Sapto Adiwiloso/Kush

Perpaduan pesona alam pegunungan di kaki Gunung Inerie dengan hamparanpasir panjang, membuat Pantai Mbalata di Desa Watunggene, Kecamatan Kota

Komba, Kabupaten Manggarai Timur itu menarik untuk dikunjungi.

Page 19: JN Guide

Sopi atau yang kerap disebut masyarakat Manggarai Timur dengan istilah Moke diproduksi secaramanual di kampung Waelengga, Desa Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten ManggaraiTimur.

Minuman tradisional ini bisa menghangatkan tubuh. Sangat tepat diminum di malam hari ketika badanmulai terasa dingin. Tak hanya itu, Sopi atau Moke ini juga diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol tinggi,asal diminum secara rutin setiap pagi.

Moke itu sengaja diproses secara tradisional agar menghasilkan aroma dan kadar alkohol tinggi. Prosespembuatannya, dimulai dari pengambilan bunga pohon lontar yang berbentuk stik panjang. Bunga pohonlontar itu dijepit selama beberapa hari lalu dipikul-pukul keliling batang bunganya.

Setelah itu baru bisa diiris pagi dan sore. Pagi dimulai dari jam 07.00-09.00. Hasilnya dikumpulkan padasebuah tempat yang dinamakan di hai. Sore hari sekitar pukul 16.00 juga dilakukan hal yang sama.

“Jadi mereka iris dalam satu hari selama dua kali. Yang sorenya dikumpulkan sampai besok paginya,”ujar Fransisco Huik de Rosari, produser minuman arak tradisional tersebut.

Bunga lontar yang diiris pagi hari, akan diturunkan pada sore hari. Setelah itu dikumpulkan dalamsebuah ember, sebelum dilakukan proses destilasi. “Jadi proses destilasi diadakan setelah moke putih(juice pohon lontar) divermentasi selama lima hari atau lebih, baru dimasak,” tambahnya.

Proses masak dilakukan melalui proses penguapan (steaming system), atau destilasi, menggunakanperiuk yang terbuat dari tanah. Satu periuk bisa menampung moke sampai 20 liter. Api yang digunakan untukpenguapan, tidak terlalu panas. Jadi proses penguapan teratur. Menurut pria yang akrab disapa Ferry itu, jikabara apinya lebih lambat, maka lebih bagus.

Setelah menguap, alirannya lewat bambu. Begitu sampai di ujung bambu, dikumpulkan lagi melaluijerigen. Tetesan penguapan seperti infus. Jerigen pertama yang berisi lima liter itulah yang kualitasnyapaling tinggi. Karena kadar alkoholnya paling tinggi (50%). Dan itu dijual satu botol Rp25 ribu rupiah. “Sudahbanyak tamu-tamu asing yang menjual produk mereka. Persoalannya, belum ada brand dan kemasanbotolnya belum ada,” ujar Ferry.**SA

PPPPProses Proses Proses Proses Proses Pembuatanembuatanembuatanembuatanembuatan Mok Mok Mok Mok Moke di Te di Te di Te di Te di Tepian Mbalataepian Mbalataepian Mbalataepian Mbalataepian Mbalata

Segelas Moke atau Sopi (minuman arak dari pohonlontar), menemani kami saat duduk bersantai diteras Mbalata Beach Inn Cottages. Di hadapan

kami, Pantai Mbalata dengan debur ombaknya yangmenepis tepian pantai, bak sebuah simponi alam yangmenghanyutkan kalbu.

Keindahan pantai yang terletak di Desa Watunggene,Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur itulah yangmendorong Fransisco Huik de Rosari, yang akrab disapaFerry pulang dari pengembaraannya di sejumlah Negaradi Eropa.

Putra asli daerah setempat itu bertekadmengembangkan obyek wisata nan cantik agar layakdikunjungi wisatawan mancanegara. Maka dibelilahsebidang tanah di tepi Pantai Mbalata untuk dibanguncottage.

Kini Mbalata Beach Inn Cottages miliknya telahdilengkapi lima bangunan bernuansa tradisional. Setiapcottage dilengkapi almari, tempat tidur, bale-bale sertakamar mandi dengan penataan modern. Sementara itu,arsitektur bangunannya dirancang dengan gaya rumahtradisional, bertiang bambu dan beratapkan jerami.

Ia pun membangun restoran beberapa meter dari bibirpantai. Bangunan restoran tersebut sengaja didesainserba terbuka (tanpa jendela), sehingga sambilmenikmati sarapan pagi, pengunjung dapat melihat pan-orama pantai yang bersih serta menyaksikan deburanombak yang menghempas tepian pantai.

Ia beralasan, Pulau Flores sangat luas. Perjalanandari Labuhan Bajo – Ruteng memakan waktu selamaempat jam terus dari Ruteng-Bajawa empat jam. Setelahitu tidak ada tempat singgah (destinasi) setelah Ruteng– Bejawa. Maka ia pun menganalisa dan merencanakancottage di Desa Watunggene Kecamatan Kota Komba,Kabupaten Manggarai Timur.

Setelah setahun berjalan,ia mengundang BupatiManggarai Timur, Joseph Tote untuk meresmikan cot-tage miliknya. Sejak itulah Ferry, gencar mempromosikanPantai Mbalata ke wisatawan mancanegara, khususnyaEropa yang sangat menyukai wisata petualangan (ad-venture). “Setelah menikmati paket wisata yang kamisajikan, banyak tamu-tamu yang menginap 1-5 hari,”ujarnya sambil menyodorkan daftar buku tamu.

Bagi wisatawan yang menginap di cottage-nya, ia pun

tak memasang bandrol tinggi-tinggi. Untuk double priceFerry memasang banderol Rp 300 ribu/kamar/malam,termasuk sarapan pagi. Sedang makan siang dan makanmalam dilayani dengan sistem home cooking.

“Jadi kami tidak memakai menu. Persoalannya, kitabelum ada akses penerangan atau tenaga listrik karenajika melayani dengan menu, perlu listrik untukmenjalankan freezer (tempat menyimpan makanan),”ujarnya.

Tak hanya itu. Bumbu yang digunakan pun bahan-bahannya dipetik dari kebun yang ada di sekitar cottageseperti halia, jahe, kunyit, dau sereh, jeruk dan garam.“Bumbu-bumbu tokotidak kami pakai di sini,”katanya.

Menurutnya, kepadasetiap tamu yang datangia selalu mengatakanbahwa bumbu-bumbuyang tersaji, semuanyaalami (natural). “Jadisemacam penyedaprasa, kecap tidak dipakaiuntuk masak. Kecuali adatamu yangmemesannya,” katanya.

Kini cottage miliknyatak pernah sepi darikunjungan wisatawanmancanegara yang akanmenikmati keindahanPantai Mbalata. Turis-turis Eropa (Belanda,Perancis, Belgia)berhasil ia undang melalui jejaring yang telah dibangunjauh sebelumnya. Maklum pemuda berambut ikal itusebelumnya, sempat menjadi professional guide yangmeng-handle tamu-tamu asing di Flores, Lombok danBali. Berbekal pengalaman itulah, ia pun mulaimempromosikan pesona Pantai Mbalata ke wisatawanmancanegara.

Kepada setiap wisatawan yang menginap di cottage-nya, Ferry pun mengajak menyaksikan proses pembuatansopi (minuman arak dari pohon lontar).

Mulai dari proses pemanjatan hingga prosespermentasinya.Keseriusannya mengembangkanbisnis pariwisata di seputar Pantai Mbalata itu taksemata-mata mengejar keuntungan pribadi. Tetapimelalui aktivi tas yang digagasnya, Ferry telahmenghidupi banyak orang. Dengan demikian, tanggungjawabnya sebagai Ketua TMO Kabupaten ManggaraiTimur pun telah dilaksanakan dengan baik. Berkatcampur tangannya, Pantai Mbalata pun kini telahmendunia. Melalui jejaring yang ada, satu persatuwisatawan mancanegara berhasil ia datangkan kePantai Mbalata.

M e n u r u t n y a ,kebanyakan tamuyang datang atasinformasi yangmenyebar dari mulutke mulut. Ia punmembuka resepkeberhasi lannya.“Kami menggunakanpola ecotourism danecofriendly sehinggatamu menjadi betah,”katanya. Daya tariklain yang membuattamu-tamu betahmenghabiskan masaliburannya di PantaiMbalata katanya,karena pantainyayang bersih.

“Ini kesan paraturis mancanegara

yang pernah kami datangkan ke sini. Informasi tersebutkami dapatkan melalui internet,” katanya. Bahkan kinisemakin banyaknya turis mancanegara yang singgah dicottage-nya, Ia sering kewalahan menampungnyakarena katerbatasan kamar yang dimilikinya.

Karena itu Ferry berharap jalinan kerjasama dengandinas terkait terus dapat terjaga. Ia pun berharap aksesjalan masuk bisa dibangun sehingga dapatmemperlancar arus kunjungan wisata ke Pantai Mbalatadan sekitarnya.**SA

Menginap di Mbalata Beach Inn Cottages, tak ubahnya menginap di hotelberbintang dengan nuansa tradisional.

19

Page 20: JN Guide

Pagi itu udara di sekitar Pantai Mbalata DesaWatunggene Kecamatan Kota Komba, sangatcerah. Setidak sepuluh ekor kuda telah disiapkan

melakukan petualangan yang sangat menantang itu.Jarum jam menunjuk ke angka delapan. Aba-aba start

pun dimulai. Satu persatu kuda-kuda tunggangan yangdipandu beberapa jocky mulai meninggalkan tempat startdi Mbalata Beach Inn Cottages milik Fransisco Huik deRosari atau yang akrab disapa Ferry. Langkah kaki kudamengiringi perjalanan menuju lokasi Watu Susu Ronggadi Poco (Bukit) Komba, Kecamatan Kota Komba.

Belum seberapa lama, rombongan singgah di rumahGaspar Jala, Pemangku Adat Suku Nggeli dan danAntonius Tandas, Pemangku Adat Suku Motu yangmerupakan turunan dari etnis Rongga.

Di rumah kedua pemangku adat itu, rombongan yangdidampingi Galus Ganggus S.Pd, Sekretaris DinasKebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai,Adrianus S. Adjid, Camat Kota Komba KabupatenManggarai Timur, diterima dengan upacara penyambutanoleh kedua pemangku adat tersebut.

Camat Kota Komba pun menyeritakan tentangmaksud kedatangan rombongan untuk mengunjungimakam para leluhur kedua suku itu serta melihat daridekat keberadaan Watu Susu Rongga yang jugamerupakan prasasti bersejarah di Poco Komba.

Selepas upacara penyambutan, rombongan diajakmasuk ke rumah adat untuk melakukan upacara ritualPauk Manuk (Persembahan Ayam). Hal itu dimaksudkanuntuk memohon restu kepada arwah para leluhur agarseluruh rombongan terhindar dari bencana yang tidakdiinginkan dan dapat pulang kembali dengan selamat.Maklum medannya cukup jauh dan berat. Upacara ritualitu juga untuk mengetahui apakah para leluhur itumengabulkan maksud dan tujuan tersebut.

Setelah membaca beberapa mantera, Gaspar Jalayang ditugasi memimpin upacara ritual itu mulai mencabutbeberapa bulu ayam hitam, lalu disembelih dan ditelitijeroan (isi di dalam perut ayam) utamanya usus dan

empedu.“Jika usus yang terdapat dalam perut ayam itu panjang

dan empedunya terlihat bersih, maka berarti rombongantamu diterima dan diperkenankan mengunjungi makampara leluhur dan berkunjung ke Watu Susu Rongga,” ujarGaspar.

Menurut Gaspar, tidak semua permohonandikabulkan oleh para leluhur. Ada juga tamu yang tidakdirestui leluhur Etnis Rongga saat mau berkunjung keWatu Susu Rongga. Maka beruntunglah rombongan yangtelah mendapat restu itu.

“Ini doa, bukan nujum. Ritual ini dilakukan setiapmereka ada kegiatan masuk ke kampung adat,” kataCamat Kota Komba. Selesai melaksanakan ritual tersebut,masing-masing anggota rombongan diminta meminumsedikit Sopi atau Moke (arak yang bahannya diambil daripohon lontar). Badan pun mulai terasa hangat.

Dari rumah pemangku adat, rombongan start menujuPoco Komba. Iring-iringan kuda mulai menyusurisebagian tepi Pantai Mbalata yang berbatu. Badan terasadiguncang-guncang. Kuda-kuda yang dipakai rombongansangat tangkas. Tak pernah terpeleset sedikitpun, meskibebatuan di tepi pantai itu cukup licin. Bahkan beberapadiantaranya berukuran cukup besar.

Selepas jalanan berbatu, rombongan mulaimenyusuri pekarangan penduduk, sebelum sampai ditempat rawa kecil berair tawar. Di situ tali kekang kudaditambatkan. Kuda-kuda pun minum air tersebut. Kuda-kuda itu nampak kehausan setelah menempuhperjalanan yang cukup panjang. Rombongan punmemanfaatkan waktu dengan beristirahat sambil melihatkerbau-kerbau liar, tak jauh dari rawa-rawa tersebut.

Tak lama kemudian, rombongan melewati sebuahpadang savana yang teramat luas di kaki Poco Komba.Beberapa kerbau, kuda, sapi-sapi liar berlarian begiturombongan sampai padang savana tersebut.

Lokasinya sangat indah. Berlatar Laut Sawu danpandangan ke depan yang tertuju pada Poco Komba nanmenghijau. Beberapa anggota rombongan

menyempatkan diri untuk berfoto bersama dan memberikesempatan kuda-kuda yang ditunggangi itu untukmemakan rerumputan.

Setelah puas menikmati keindahan di padang savana,rombongan melanjutkan langkahnya menuju makampara leluhur yang tersebar mulai dari kaki hingga ke ujungPoco Komba. Suasana magis mulai terasa.

Makam pertama yang ditemui letaknya masih belumterlalu jauh dari padang savana tersebut. Menurut AntoniusTandas, makam pertama tersebut merupakan makamseorang petinggi Etnis Rongga bernama Bela Paka Ratuyang punggungnya pernah disambar petir tetapi tidakmati. Batu itulah sebagai pertandanya sekaligus petunjukarah untuk menuju Bukit Komba.

Kuda-kuda yang dipandu kedua pemangku adat itumulai menuruni lembah dan menaiki kaki bukit. Setelahbeberapa lama, rombongan sampai di sebuah komplekspemakaman para leluhur etnis Rongga di KampungSambi Lewa (pohon Kesambi yang tinggi).

Sebelum sampai kompleks pemakaman para leluhuritu, kuda-kuda ditambatkan. Perjalanan menuju lokasimakam leluhur dilanjutkan dengan jalan kaki. Setelahsampai di Kampung Sambi Lewa, upacara ritual paukmanuk digelar untuk kedua kalinya.

Gaspar Jala lagi-lagi bertugas untuk memimpinjalannya upacara tersebut. Upacara ritual persembahanayam (pauk manuk) itu berlangsung khidmat. Maklumsuasana magisnya semakin terasa. Prosesi upacarajuga dilakukan seperti ritual yang dilakukan di rumah adat,saat keberangkatan.

Ritual itu juga untuk mengetahui apakah sejauh ini,para leluhur etnis Rongga itu masihmenyetujui niat rombongan tamuuntuk berkunjung ke Watu SusuRongga apa tidak. Gasparmenunjukkan hasil positif,dimana usus ayam yangdipotong itu masih panjangterurai, warna empedunyapun masih tetap bersih. “Itupertanda bahwarombongan diijinkanuntuk mendekati lokasiWatu Susu Rongga,”katanya.

P e r s e m b a h a nayam itu

Menjelajah alam di atas punggung kuda melewati tepian pantai, jalanan berbatu,padang savana serta perbukitan di Poco Komba, merupakan petualangan yang

mengasyikkan sekaligus menantang.

Adrianus S. Adjid, Camat Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur

20

Page 21: JN Guide

dimaksudkan untuk memberi makan para leluhur. Ayamyang dipersembahkan satu ekor disertai moke atau sopisejenis minuman arak yang diambil dari batang bungalontar. Biasanya disertai pinang, sirih, kapur, tembakau.

Selepas melaksanakan ritual kedua, pendakian kepuncak Poco Komba dilanjutkan. Rombongan harusmelewati pelataran bersusun tujuh yang dulunyamerupakan tempat tinggal leluhur etnis Rongga, yangmerupakan kakak beradik.

Pelataran pertama merupakan lokasi tempat tinggalanak paling bungsu, demikian seterusnya hingga anaksulung (pertama) yang bernama Meka Leke. Meka Lekememiliki adik yang namanya Meka Ngguru, disusulkemudian Meka Woi. “Anak keempat dan kelimaperempuan. Lalu anak keenam Meka Paka dan anakbungsu bernama Jawatu,” ujar Gaspar.

Sebelum mencapai pelataran bersusun, rombonganmendapatkan makam leluhur etnis Rongga yang ditandaibatu berbentuk pisau atau belati setinggi dua meterdengan lebar sekitar 50 cm. “Merekalah yang menjagaWatu Susu Rongga,” tambah Gaspar.

Konon pada jaman dulu, pisau yang digunakanterbuat dari batu. Waktu perang mereka menggunakanpisau batu tersebut untuk menusuk musuh. Waktu matipisau batu itu pun ditancapkan di makam masing-masingsebagai pusara.

Pada ketinggian sekitar 50-60 meter dari permukaanlaut (dpl). Watu Susu Rongga pun terlihat jelas di depanmata. Ketinggian batu yang dipenuhi semak-semak itusekitar 15 meter. Letaknya saling berdampingan danbentuknya menyerupai payu dara. Itulah sebabnyabatu itu dinamakan Watu Susu Rongga.

Sedang pada ketinggian di atas 75 meter dpl,atau di atas lokasi Watu Susu Rongga terdapatsebentuk batu yang dinamakan Watu Weri Lewa.Konon batu tersebut pada jaman nenek moyangdigunakan untuk menjemur kapas.

Setelah beberapa lama mengamati Watu SusuRongga, rombongan diajak pulang denganmenuruni punggung bukit dari arah lain. Dalamperjalanan pulang tersebut rombongan jugasempat ditunjukkan mata air Wei Motu yang padaawalnya digali oleh seekor anjing bernama Eko

Lewa (anjing yang berekor panjang). Mata air tersebutmengalir melalui sela-sela bukit.

Selain itu, rombongan juga menjumpai kubur Sunggidan Sika, nenek moyang Suku Motu yang masih keluargaetnis Rongga. Di atasnya juga terdapat kubur lain diKampung (Nua) Nunuwula.

Menurut Antonius Tandas, Pemangku Suku Motu yangmenyertai rombongan, makam para leluhurnya itu jugamerupakan bukti bersejarah keberadaan suku Motu,sekaligus merupakan petunjuk arah menuju ke padangsavana dimana kuda-kuda itu ditambatkan.

Hari sudah semakin sore ketika rombonganmeninggalkan Poco Komba. Para jocky pun sibukmelepas tali kekang, kuda-kuda yang sangat bersahabatitu. Keceriaan nampak tersirat di wajah anggotarombongan. Satu persatu, kuda-kuda itu melesat bak anakpanah yang lepas dari busurnya. Bahkan beberapadiantara anggota rombongan dan Camat Kota Kombayang telah mahir naik kuda saling adu cepat, layaknyapacuan kuda. Kedua pemangku adat itu pun tak maukalah saling memacu kuda di hamparan padang savana.Suatu pemandangan yang sangat menakjubkan.

Di sela-sela istirahat itulah Fransisco Huik de Rosari yang juga Ketua Tourism Management Organization (TMO) Kabupaten Manggarai Timur itu menceritakan pengalamannya mengemas paketwisata petualangan “Horse Tracking”.

Pria yang akrab disapa Ferry itu mengaku telah memandu wisatawan Swiss, Perancis dan Belandake Watu Susu Rongga. “Setelah dicoba, tamu-tamunya sangat suka. Cuma, selama ini belum secarakhusus menghadap kepala sukunya. Jadi masih mencoba mencari pengalaman mengenai horse track-

ing ke Watu Susu Rongga itu,” akunya.Menurut Ferry maksud dan tujuan membuka paket wisata petualangan horse tracking yakni

untuk membantu kehidupan masyarakat di sekitarnya dengan menyewakan kuda tunggang.Menurutnya, per kuda dibandrol Rp150 ribu.

Ke depan katanya, setiap peserta horse tracking akan diminta membayar enterence fee(karcis masuk) ke Poco Komba yang besarnya bakal ditetapkan Dinas Kebudayaan danPariwisata setempat. Menurutnya, karcis masuk itu akan menjadi pendapatan asli daerah.

Direncanakan tiket masuknya sekitar Rp 15.000 – Rp 20.000,-/org.“Kudanya dibayar sekitar Rp150 ribu, lalu kami harus

mengorganisir makanan yang nantinya akan dibawa seorangporter sampai ke atas bukit. Karena itu katanya, Ferry akanmenjual paket ini kepada tamu asing Rp400.000 –Rp500.000,- per paket/ per orang. “Biaya itu sudah termasukmakanan, minuman, porter dan kuda dan lain-lainnya,”ujar Ferry. Jika pesertanya banyak dalam setiaprombongannya maka akan mendapatkan pemotonganharga (discount).

Ferry menambahkan, waktu tempuh dalam setiaptripnya sekitar tiga jam. Tenggat waktu itu sudah

termasuk beberapa kali istirahat seperti di tempat waterbuffalo di mana hewan-hewan datang minum. “Dengan

demikian total tripnya enam jam. Trip tersebut kami layanisejak pukul 08.00 dan finish pada pukul 17.00 waktu setempat,”

tambahnya.Ke depan Ferry akan mengembangkan paket wisata ini dalam waktu yang

lebih lama lagi (lebih dari satu hari). ” Kami masih survey lokasi baru setelahWatu Susu Rongga. Direncanakan akan berlanjut ke arah pantai Selatantembus di Kusau dan Nangarawa menyusuri tepian pantai. Peserta nantinyajuga akan menikmati anggrek hutan yang terdapat di sekitar lokasi tersebut.

Yang menarik selama perjalanan tersebut katanya, banyak hewan-hewanpiaraan yang dilepas di padang rumput. Ada kuda, sapi, kambing. “Itu yangmembuat perjalanan menjadi sangat menarik apalagi kami sekarangsedang mengusahakan destinasi wisata ke Flores dengan latarecotourism,”tambahnya.**SA

Fransisco Huik de Rosari:

Bisa dibayangkan betapa indahnya iring-iringan kudayang dikendarai rombongan itu ketika melewati tepianpadang savana yang berlatar Laut Sawu di bibir senjakala itu. Dari kejauhan nampak siluet yang mempesona.

Tanpa terasa, perjalanan sampai di titik akhir (finish)di Mbalata Beach Inn Cottages di Pantai Mbalata.Rombongan pun melepas lelah ditemani beberapacangkir kopi hangat dan moke yang menghangatkantubuh itu.

Camat Kota Komba, Adrianus S. Ajid berharap setiapturis yang datang ke Kabupaten Ngada dapat singgah diwilayahnya yang terdapat banyak obyek wisata unggulan.Salah satunya Poco Komba dengan Watu SusuRongganya. Ia optimis jika singgah maka wisatawan ituakan betah tinggal berlama-lama . Ia beralasan wilayahnyamerupakan ekowisata yang sangat mendukung.

Belum lama ini katanya, 22 dokter dari Canadamelakukan perjalanan (trip) ke Poco Komba. Merekasangat terkesan dengan wisata petualangan yang penuhtantangan itu. “Ini surga, kami belum pernah menemukantempat semacam ini di daerah lain,” katanya.** SaptoAdiwiloso

Page 22: JN Guide

Komodo yang kini menjadi salah satu dari tujuhkeajaiban dunia itu ternyata tak hanya terdapat diPulau Komodo dan Pulau Rinca di Kabupaten

Manggarai Barat. Habitat komodo juga terdapat di WatuPajung, Desa Nampar Sepang, KecamatanSambirampas, Kabupaten Manggarai Timur. Ciri khasKomodo Pota yang terdapat di wilayah tersebut yaknipunggungnya yang berwarna kuning keemasan.Masyarakat setempat kerap menyebutnya sebagai Mbouatau Rugu.

Uniknya, komodo yang terdapat di Watu Pajungmemiliki DNA yang sama dengan komodo yang terdapatdi Pulau Rinca, Manggarai Barat maupun di Wae Wuul,Kabupaten Ngada. Hal ini didasarkan pada hasilpenelitian yang dilakukan DR Claudio (Australia).

Keterangan itu dikemukakan Damasius Ndama,Kepala Bidang Destinasi Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Manggarai Timur kepada JN Guideawal Juli lalu. “Yang membedakan, Komodo Potapunggungnya berwarna kuning keemasan. SedangKomodo di Manggarai Barat berwarna kelabu,” jelasnya.

Menurut Ndama, Komodo Pota tersebut telah lamaditemukan masyarakat di sekitar Danau Watu Pajungyang terletak di tengah hutan, dekat Pantai Watu Pajung.Danau tersebut kerap digunakan sebagai sumber airminum bagi Komodo Pota karena berair tawar. KomodoPota itu katanya juga sering terlihat di Pantai Watu Pajungsaat mencari timbunan telur penyu. Tak jarang terlihat di

atas perahu yang sedang sandar.“Pada awal ditemukan, terdapat sepuluh ekor.

Badannya berukuran kecil serta punggungnya berwarnakuning keemasan. Enam dipelihara penduduk setempat,empat lainnya, dilepas kembali ke hutan,” katanya.

Dari enam yang ditangkap penduduk, dua diantaranyadipelihara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.Satu berukuran kecil sedang satunya berbadan lebar danpanjang empat meter.

Pihaknya juga terus melakukan upaya penangkaranagar keberadaannya tidak punah. Cara penangkapannyadengan membuat perangkap di hutan yang berada diPantai Watu Pajung. Ia mengakui, komodo yang terdapatdi wilayahnya selama ini tenggelam karena yangterekspose hanya komodo yang terdapat di PulauKomodo dan Pulau Rinca di Kabupaten Manggarai Barat.

Arsyad, Tenaga Harian Lepas (THL) DinasKebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timuryang ditugaskan mengawasi keberadaan Komodo Potaitu mengakui, komodo tersebut kerap berada di PantaiWatu Pajung.

Hal itu dapat dibuktikan melalui jejak tapak kaki danekor Komodo Pota di pasir pantai. Jejaknya begitu jelas.Ada yang berukuran besar maupun sedang. Ketikajejaknya diurut, arahnya menuju tempat ditimbunnya telur-telur penyu.

“Komodo itu mencari telur-telur penyu yang disimpaninduknya di bawah timbunan pasir. Namun tak sedikit

Kabupaten Manggarai Timur juga memiliki komodo yang terdapatdi seputar Watu Pajung, Desa Nampar Sepang Kecamatan

Sambirampas. Yang membedakan, punggungnya berwarna kuningkeemasan.

22

Page 23: JN Guide

Keberadaan Komodo di Pulau Flores menyebar di berbagai wilayah. Menurut Pemerhati lingkungandi Manggarai, Rofino Kant dalam sebuah keterangannya menyatakan selain terdapat di PulauRinca dan Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Komodo juga terdapat di Watu Pajung

(Pota), Wae Teber di Kabupaten Manggarai Timur serta Wae Wuul di Kabupaten Ngada.”DNA komodo Wae Wuul dengan Watu Pajung sama dengan yang di Pulau Rinca,”katanya. Karena itu

tambahnya, kalau memang akan melakukan pemurnian genetik, komodo di Wae Wuul lebih baik dipindahke Pulau Rinca.

Rofino beralasan, berdasarkan hasil penelitian populasi komodo yang selesai dilakukan Juni 2009oleh lembaga swadaya masyarakat internasional, Komodo Survival Program, populasi komodo di WaeWuul tinggal 12 ekor sehingga jika akan dipindahkan 10 ekor, hanya akan tersisa dua ekor komodo. Datatersebut berbeda dengan penelitian terbaru Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, yangmenyebutkan sebanyak 17 ekor komodo.

Sekedar mengingatkan, pada 2009 lalu pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan NomorSK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang pemberian izin menangkap sepuluh ekor komodoyang dilindungi undang-undang di wilayah kerja Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, berniatmelakukan pemurnian genetik. Untuk pelaksanaan surat keputusan tersebut, akan dipindahkan sepuluhekor komodo, yaitu 5 jantan dan 5 betina.

Kala itu, Rofino termasuk salah seorang yang menentang kebijakan Menteri Kehutanan di era MSKaban. Ia beralasan, rencana tersebut, justru akan mempercepat kepunahan satwa langka tersebut.

”Keputusan Menteri Kehutanan ini justru melanggar etika dan sopan santun lingkungan. Kalau tujuannyahendak melestarikan komodo, ya biarkan komodo itu hidup di alam aslinya. Pemurnian genetik itu justrutepat dilangsungkan di habitat aslinya,” ujarnya.

Dia pun menyarankan, jika pemerintah bermaksud melakukan pemulihan spesies komodo, itu lebihbaik dilakukan dengan mengambil komodo di Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta,atau Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur. Kabarnya, populasi komodo di sana berkembang denganbaik. Dia menekankan, bupati juga diharapkan tidak ceroboh sebab komodo merupakan aset satwalangka yang dilindungi.

”Masyarakat Flores harus berjuang agar SK itu dibatalkan. Sebab, SK itu justru akan menghancurkankeanekaragaman hayati Flores dengan binatang purbanya,” kata Rofino kala itu.

Tak hanya Rofino, sejumlah pihak kala itu juga menyatakan keberatannya atas rencana penangkapankomodo di kawasan konservasi alam Wae Wuul, NTT, karena akan mengurangi keunikan komodo.

”Jika akan dipindah, sebaiknya jangan ke Bali karena habitat di sana sangat berbeda dengan habitataslinya di Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Pemurnian genetik itu tidak gampang, begitu pula memindahkanhewan ini,” ujar Bupati Manggarai Barat yang saat itu dijabat masih dijabat Wilfridus Fidelis Pranda. Suarakeberatan akan rencana tersebut juga datang dari Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay.

Penyebaran komodo di beberapa kabupaten di Pulau Flores termasuk di Kabupaten Manggarai Timur,diyakini memberi nilai tersendiri. Bupati Manggarai Timur Drs Joseph Tote, M.Si mengatakan, keberadaanKomodo Pota di Desa Nampar Sepang Kecamatan Sambirampas perlu dilestarikan karena memiliki cirikhas tersendiri. Disamping punggungnya berwana kuning keemasan juga memiliki tubuh yang relatiflebih kecil dibanding Komodo yang terdapat di Pulau Rinca, meski panjangnya sama.

Karena itu, upaya-upaya penangkapan untuk pemurnian genetik seperti yang terjadi pada 2009 lalutidak terulang. Justru Pemerintah Pusat melalui dinas-dinas terkait memberikan penguatan gunamelestarikan keberadaan komodo yang telah menjadi icon dunia itu. Sangatlah ironis, jika binatang yangtelah mengangkat nama Indonesia di kancah internasional itu justru terus menuai kontroversi.**

pula Komodo Pota yang tertipu oleh “akal bulus” penyu-penyu laut di seputar Pantai Watu Pajung. Karena penyu-penyu itu juga membuat lubang jebakan denganmembuat timbunan palsu. Sehingga telur-telur penyupunselamat dari incaran komodo,” ujar mantan pegawai TheNature Conservation (TNC) di Manggarai Barat itu.

Kini keberadaan Komodo Pota benar-benar terawasikeberadaannya. Pihak Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Manggarai Timur telah menurunkan TenagaHarian Lepas (THL) yang mengawasi dari jarahanpemburu liar. Namun itu pun belum memadai karenamasih terbatasnya fasilitas yang dimilikinya.

Arsyad mengatakan, Komodo Pota tak dapatdipisahkan dengan lingkungan alam di sekitar PantaiWatu Pajung. Karena itu, ke depan perlu dipikirkan untukmembuat zonasi di seputar Pantai Watu Pajung agarkeberadaan Komodo Pota tetap lestari, pengunjung yangdatang ke pantai tersebut juga tak perlu merasa takut.Karena begitu mencium bau manusia, komodo pun pergike habitatnya di gua-gua batu atau di rimbunnya semakbelukar di seputar hutan.

Karena itu, Arsyad meminta agar pengunjung yangdatang ke lokasi tersebut sama-sama menjagakelestarian flora dan fauna yang ada di sekitar pantai itu.

Arsyad bahkan bersedia menjadi pawang untukmenangkap Komodo Pota melalui perangkap yang telahdipersiapkannya jika ada pengunjung yang memintanya.Syaratnya, pengunjung harus menyediakan umpanberupa anak kambing dan bersedia bersabar sampaikomodo mau masuk dalam perangkap itu. Setelahtertangkap maka pengunjung harus rela untuk melepaske habitatnya.

“Jadi kami hanya ingin membuktikan kepadapengunjung bahwa di bukit dan dinding batu di seputarpantai ini memang terdapat Komodo, selain yang terdapatdi Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Manggarai Barat,”katanya.

Pengalaman bekerja di TNC selama tiga tahunmembuat Arsyad begitu hafal tabiat binatang yangmenjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Arsyadyang dibantu empat THL lainnya ditugaskan untukmenjaga aset pariwisata yang berada di KecamatanSambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur. Selain itujuga melindungi binatang langka itu yang nyasar kepemukiman penduduk.

Secara tidak tertulis Arsyad juga ditugaskan menjagakeberadaan dan kebersihan Pantai Watu Pajung agartidak tercemar dan menjaga dari tindakan-tindakan yangmanipulatif. Pasalnya, sebelumnya di pantai tersebutterjadi pencurian telur penyu dan penangkapan secaraliar Komodo Pota yang dilakukan secara tidak sengaja.Karena pemburu semula mengincar babi hutan namunjustru Komodo Pota yang masuk dalam perangkap.

Arsyad berkeyakinan, keberadaan Komodo Pota danpenyu justru akan memperkaya dan menjadi daya tarikPantai Watu Pajung sepanjang kelestariannya masihdapat terjaga dengan baik. Karena itu Arsyad berharap,dinas terkait melakukan pemagaran di seputar lokasihabitat Komodo Pota agar tetap terjaga, apalagi binatangini sekarang telah menjadi salah satu dari tujuh keajaibandunia.**Sapto Adiwiloso/ Kush

Seputar PemurnianGenetika Komodo

THL - Arsyad

Page 24: JN Guide

Sinar mentari pagi yang menembus celahpepohonan di hutan lindung,memantulkan warna-warna pelangi di

permukaan Danau Rana Mese. Keindahannya,begitu menggoda.

Sedang di sebuah dermaga, seorang bocahberusia sekitar tujuh tahun, tengah memancingdi bibir danau. Suasananya begitu tenang dandamai. Apalagi setelah mendengar kicauanberbagai jenis burung yang hidup di hutansekeliling danau. Kepenatan bekerja selamasepekan pun seketika sirna.

Danau yang berlokasi di Desa Golo LiniKecamatan Borong, Kabupaten ManggaraiTimur itu berada di wilayah hutan lindung dandikelilingi barisan pegunungan Mandosawu danPoco Ranaka di antara wilayah KecamatanBorong dan Poco Ranaka.

Rana Mese merupakan permata yangtersembunyi di Tengah Hutan. Berada diketinggian 1200 meter di atas permukaan laut,luas areal danau 11,5 hektar dan kedalaman43 meter di tengah. Kedalaman diSuhu udaradi Rana Mese cukup dingin hingga mencapai140 celcius.

Danau yang terletak di jalan nasional antaraRuteng – Borong itu sebelumnya merupakansebuah kawah yang tertutup air sehingga bagiantepi danau nampak curam.

Rana Mese memiliki keanekaragaman biotabawah air seperti ikan air tawar, belut dan udang.Areal hutan ini juga menjadi habitat bagibeberapa hewan mamalia seperti monyet,landak, babi hutan dan musang serta beberapajenis burung seperti burung hantu flores, pecuk,belibis dan kelelawar.

Aktivitas yang dapat dilakukan di danautersebut yakni, memancing, tracking kelilingdanau dan berenang. Airnya sangat jernihsehingga sering digunakan sebagai sumber airminum bagi masyarakat sekitar.

Danau Rana Mese, dulunya merupakan sebuah kawah yang tertutupair, sehingga bagian tepi danau Nampak curam. Selain bersih,

pemandangannya juga begitu indah.

Menurut Jeremias Tarus, petugas KSDA NTTII yang membawahi kawasan hutan di sekitarDanau Rana Mese mengatakan, di seputar danautersebut hidup 99 species burung. “Ada beberapatamu dari mancanegara yang tertarik mengamatijenis burung di sini hingga menginap selamaseminggu,” ujarnya awal Juli lalu.

Turis-turis mancanegara yang pernahmengunjungi danau ini diantaranya berasal dariPerancis, Belanda, Jerman.

“Mereka terkesan mengunjungi danau inikarena keindahannya. Juga kondisinya sangatbersih,” ujarnya.

Yang perlu dibenahi di seputar danau inimenurut jeremias, adalah perawatan jalur track-ing di sekeliling Danau Rana Mese. Juga agardi beberapa titik dibuat bale-bale untuk tempatistirahat bagi mereka yang melakukan aktivitastracking tersebut.

Pada Mei – September biasanya wisatawanEropa banyak yang mengunjungi danau tersebut.Ia mengakui tahun ini pengunjung agak berkurang.Karena itu ia berharap agar Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur dapatsegera membenahi kondisi danau tersebut,sehingga akan menggugah minat parawisatawan khususnya mancanegara yangmenyukai wisata alam.

Jeremias juga berharap agar di masyarakatsekeliling danau Rana Mese bisamemanfaatkan kunjungan mereka denganmembuka penginapan-penginapan (homestay) dan dapat berjualan berbagai jenismakanan yang dibuat dari bumbu-bumbu alamiyang dipetik dari kebun sendiri atau terdapat disekitar hutan tersebut.

Danau Rana Mese dapat ditempuh dariRuteng sejauh 21 km dengan waktu tempuh 30menit. Sedang dari Borong berjarak 35 kilome-ter ditempuh dalam waktu 45 menit. Kondisijalan sangat bagus.**Sapto/Kush

Jeremias Tarus, petugas KSDA NTT II

24

Page 25: JN Guide

Dari atas jalan berbatu di sebuah perbukitan, nampak hamparan pohon teratairaksasa/giant lotus (Victoria amazonica) atau tonjong dalam bahasa setempat,memenuhi seluruh permukaan danau yang luasnya 2.200 persegi.

Kepak sekelompok bangau putih dan burung belibis yang menerobos masuk diantara rerimbunan teratai, pertanda ada kehidupan di dalamnya.

Betapa tidak, danau yang terletak di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan SambiRampas, Kabupaten Manggarai Timur itu juga banyak terdapat ikan gabus. Juga leleberukuran besar. Rana Tonjong juga menjadi habitat bagi air tawar, katak, dan tempatmencari makan bagi burung dan angsa putih.

Arsyad, Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KabupatenManggarai Timur kepada JN Guide, awal Juli lalu mengatakan, danau ini memiliki

Manggarai Timur memiliki obyek wisata unggulan DanauRana Tonjong. Danau ini merupakan habitat teratai raksasa

terluas kedua di dunia setelah India.

Akses ke danau Tonjong dapat ditempuh melaui Ruteng, Manggarai Barat, laluke Reo.Selanjutnya ke Pota dengan jarak tempuh sekitar 80 kilometer denganwaktu tempuh 4,5 jam. Sedangkan jarak dari Pota sekitar 3 kilometer saja.

Jika dari Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur dapat ditempuh melaluiBealaing, Watunggong, Lengko Ajang. Selanjutnya menuju ke Danau RanaTonjong. Berjarak 120 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu 5,5 jam. Karenaletaknya yang berdekatan dengan jalan berbatu maka akses menuju tempat inidapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Akses Menuju Rana Tonjong

keajaiban yakni hamparan pohon teratai yang memenuhi seluruh permukaan danautidak tergantung pada debit air. Meskipun debit mengalami penurunan di musimkemarau, tanaman teratai itu tidak layu atau mati.

“Bahkan pada April-Mei bunga-bunga bermekaran, keluar dari kelopaknya. Pada2009 dimana curah hujan di Manggarai Timur sangat banyak, pohon-pohon teratai ituberbunga terus,” ujarnya. Saat kemarau katanya, beberapa batang pohon Nampakkering tetapi tidak mati.

Di dalam bunga yang mekar terdapat biji-bijian yang dapat dimakan mentah danmemiliki rasa seperti kacang tanah. “Bunga teratai ini tidak dapat tumbuh dan berbungadi tempat lain selain danau ini,” ujar Arsyad.

Sedang Ganggur Galus S.Pd, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Manggarai Timur mengatakan, ke depan perlu daya dukung karena initeratai yang langka dan unik. Debit air danau juga katanya, harus tetap terjaga agarbisa dijamin kelestariannya.

Menurutnya, karena letaknya berhimpitan dengan sawah masyarakat maka perludijaga agar jangan rusak habitatnya.

Secara geografis Danau Rana Tonjong berada di sebuah dataran rendah yangdikelilingi perbukitan dei bagian Barat, Selatan dan Utara. Sedangkan dibagian Timurterdapat areal persawahan yang cukup luas, milik masyarakat setempat.**Sapto/Kush

Page 26: JN Guide

Perjalanan menuju mata air panas Rana Masak,tidaklah sulit. Berjarak 25 kilometer dari Borong,Ibukota Kabupaten Manggarai Timur. Dapat

ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun rodadua selama satu jam saja.

Dengan sedikit menuruni bukit, maka Rana Masakyang luasnya sekitar satu hektar itu dapat terlihat jelas.Susunan bukit cadas yang teraliri belerang itu bak lukisanalam yang sangat menarik. Sebelum sampai ke lokasimata air panas itu, pengunjung dimanjakan denganpemandangan perkebunan kopi milik masyarakat danareal persawahan susun seperti layaknya Subak di Bali.

Di depannya terbujur sungai berbatu yang airnyasedang surut sehingga dapat diseberangi denganmudah. “Namun pada saat musim hujan, cukupmembahayakan karena aliran sungainya cukupderas,”ujar Damasius Ndama, Kepala Bidang DestinasiDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten ManggaraiTimur saat mendampingi JN Guide di lokasi.

Ke depan selain perlu dibangun jalan setapak yangbersusun juga perlu dibuat jembatan gantung di atassungai tersebut. Sehingga selain berfungsi sebagaisarana penyeberangan, akan menambah daya tarik bagiwisatawan untuk mengabadikan diri dengan latarperbukitan di Rana Masak.

Mata air panas ini memiliki tiga titik mata air, denganpanas mencapai 40º c yang mampu mematangkan telurayam dalam waktu 15 menit. Masyarakat sekitar mata airpanas Rana Masak,yakni warga Purak dan Balus memilikicerita tersendiri tentang tempat ini, sebagaimana diceritakanAdrianus Jehaman, salah satu staf di jajaran DinasKebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur.

Menurutnya, di lokasi mata air panas itu dulunya

terdapat sebuah kampung tua. Sebagian besarpenduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani.Suatu ketika semua warga kampung berangkat ke ladang.Yang ada dikampung hanya seorang warga yang butadan seorang yang lumpuh.

Keduanya tinggal di rumah masing-masing yangsaling berdekatan. Menjelang siang warga yang butahendak masak untuk makan siang, namun tak punya apiuntuk menyalakan tungku masaknya. Ia pun memintabantuan si Lumpuh untuk api nya, tapi si lumpuh kesulitanuntuk menghantar apinya.

Si buta tidak kehabisan akal, kebetulan dia memilikiseekor anjing ia pun menyuruh anjingnya untuk mengambilapi di rumah si lumpuh. Si lumpuh kemudian mengikatkanapi ke ekor anjing si lumpuh dan menyuruhnya pergi. Anjingini pun pergi dan berlari mengelilingi kampung. Saatbersamaan warga kampung lainnya pulang dari ladang,dan menyaksikan kejadian itu. Mereka pun tertawa danmenganggap hal tersebut sebagai hal yang lucu.

Malam hari, seorang kepala suku dan tetua adat dikampung, bermimpi didatangi mahkluk halus. Dalammimpinya ia ditanya tentang kejadian siang hari, terutamasoal si buta dan si lumpuh yang mengikat api di ekoranjing. Sang tua adat pun mendapat marah, dan dimintauntuk memilih Ngoeng hang kar, ko ngoeng hang B'ele'k?(Mau makan nasi yang keras atau mau makan nasi bubur).Si tua adat memilih untuk makan nasi bubur (hang b'ele'k).

Saat terjaga si tua adat pun menyadari bahwa ini pilihanyang sulit, dan tak lama kemudian hujan turun dengan derasdisertai longsor yang menimbun dan meluluh lantahkankampung tersebut. Beberapa waktu kemudian diatas bekaskampung tersebut muncul mata air panas yang kemudiandikenal sebagai meta air panas Rana Masak.

“Kalau di masyarakat Manggarai di setiap kampung adapintu masuk yang dinamakan pa’ang. Sedang pintu tengahnamanya compang (tempat persembahan). Lalu yang mataair terakhir sebagai simbolisasi pintu terakhir disebut dalambahasa Manggarai sebagai Pepa atau Waing,”ujar Adrianus.

Damasius Ndama menambahkan, yang punya apiitu orang tua yang tengah memasak pakan babi (kokorpeka). Masih dalam keadaan mendidih, tiba-tiba nenekyang buta tadi meminta api kepada yang lumpuh. Makanya

Mata air panas ini memiliki tiga titik mataair, dengan panas mencapai 40º c yangmampu mematangkan telur ayam dalamwaktu 15 menit. Lokasinya terletak dilereng bukit berbatu.

muncul istilah “kokor peka, empo,” katanya.Di sekitar Rana Masak ini menurut Ndama dulunya

ada batu-batu alam yang menyerupai satu bentukperlakuan manusia yang tidak taat azas. Di seputar mataair panas itu ada batu yang dinamakan Watu Empo (batunenek moyang). “Itulah mengapa lokasi di sekitar mataair panas ini terdiri dari bukit cadas berbatu,” katanya.Ada juga batu yang menyerupai bentuk manusianamanya Watu Atta. Sedang bentuk batu yang tersusundan berteras itu menurut Ndama diperkirakan karenaendapan air panas yang kemudian membatu.

Lokasi mata air panas itu menurut Ndama dulunyamasuk wilayah Desa Golo Tolang yang dimekarkan menjadiDesa Pa’ang Leleng. Dari situ dimekarkan lagi menjadiDesa Golo Ndele, wilayah ini masuk dalam wilayah KotaKomba. Di sebelah Baratnya terdapat sebuah desa yangmengadopsi nama lokasi mata iar itu. Namanya Desa RanaMasak Kecamatan Borong. “Ini sekaligus meluruskanpenilaian yang ada bahwa lokasi dimana terdapat mata airpanas ini terletak di Desa Golo Ndele Kecamatan KotaKomba. Bukan Desa Ngampang Mas Kecamatan Borongseperti yang dipahami sebelumnya,” katanya.

Pada bagian lain Ndama menjelaskan bahwa air panasdapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Bagi yangtidak bisa berendam di seputar kolam, cukup membawalumpurnya lalu dioleskan pada bagian yang sakit.

Ndama menambahkan, pengembangan mata airRana Masak yang masuk dalam tiga wilayah desa, yakniDesa Rana Masak, Golo Ndele dan Ngampang Mas,maka pengembangannya akan dibicarakan bersama,termasuk dalam pembangunan jalan masuk ke lokasimata air. Dan akan dicari akses masuk terdekat.

Mata air panas Rana Masak bisa ditempuh dalamwaktu 45 menit dari Borong dengan menggunakankendaraan bermotor roda dua atau roda empat, namunkendaraan tersebut hanya sampai ke kampung Turak.Dari Turak jalan yang dilalui hanya jalan setapak denganwaktu tempuh 15 menit. Jalan alternatif lainnya adalahdengan menyusuri pinggiran kali Wae Bobo, denganberjalan kaki perjalanan butuh waktu sekitar 1,5 jammelewati kebun warga dan persawahan dengan udarayang sejuk dan menyegarkan.**Sapto/Kush

Page 27: JN Guide

Bagi sebagian orang, memanen ikan merupakanhal biasa yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bagi komunitas Lowa, yang merupakan

bagian dari etnis Rongga di Kecamatan Kota Komba,Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa TenggaraTimur (NTT) memanen ikan menjadi hal yang luar biasa.

Pasalnya, memanen ikan (kremo) bagi merekamenjadi hal yang sakral, karena menjadi bagian ritualdari tradisi Kebhu yang hanya berlangsung sekali dalamlima tahun. Ahli waris utama suku Lowa, Donatus Jimung,dan sejumlah tetua di Muting menyebutkan, Kebhuterakhir berlangsung tahun 2007. Waktu pelaksanaannyabiasanya pada bulan September atau Oktober selamasehari penuh. Ini berarti tradisi tersebut akan berulangpada tahun ini.

Ritual kebhu adalah ritual memanen ikan dan biotalain dalam kolam muara buntu yang dilakukan secaramassal untuk memupuk kebersamaan.

Penangkapan berlangsung di sebuah limbu (kolam)bernama Tiwu Lea. Kolam itu merupakan muara SungaiWaerawa di Nangarawa, Desa Bamo, yang berlokasisekitar 18 km arah selatan Kisol atau 27 km dari Borong,ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

Sebulan sebelum hari-H, tetua suku Lowa mengirimutusan ke sejumlah kampung dan desa. Diamengundang warga kampung lain untuk ikut memanenikan atau lazim disebut kremo di Tiwu Lea.

Kegiatan kremo diawali dengan serangkaian ritualadat, yang disebut eko ramba, tunu manu, dan nazho.Ritual eko ramba wujudnya berupa penggendonganramba (jala pusaka) dari ulunua (hulu kampung) di Mut-ing menuju eko nua (hilir kampung) di Nangarawa, dekattepi kolam Tiwu Lea. Prosesi eko ramba disertai kelong(nyanyian mistis).

”Oru lau mbawu oru lau, renggo ika rele lia...,” begitusyair kelong. Mereka memohon kepada leluhur agarmenghalau mbawu, ikan belanak yang mendominasikolam muara, belut, dan berbagai biota lain supaya keluardari lia (sarang) menuju kolam Tiwu Lea.

Penggendongan ramba hanya dilakukan oleh wanitadewasa yang masih berstatus anggota suku Lowa yangbelum menikah. Boleh juga wanita yang sudah menikah,tetapi dipastikan kawin masuk (menjadi anggota suku).

Prosesi eko ramba berlangsung sejauh lebih-kurang1,5 km, berujung di kaki nangge (pohon asam) diNangarawa. Kaki pohon asam itu konon pernah mati,tetapi hidup kembali.

Prosesi dilanjutkan dengan ritual tunu manu, yaitupemotongan ayam kurban. Sebagian darah ayamdioleskan ke permukaan batu sesajen dan sebagian laindioleskan pada ramba.

Jala pusaka selanjutnya diserahkan kepada tetuayang akan memimpin kremo. Kegiatan dimulai setelahsang tetua menebarkan ramba ke kolam. Penebarandidahului lima kali ancang-ancang (nazho). Tetua jugamenebarkan jawa pena (jagung titi) ke kolam.

Dari kegiatan itu, tetua langsung memberi tanda-tandayang mengisyaratkan apakah kremo akan mendapatkanhasil tangkapan memuaskan atau mengecewakan.

”Kalau ikan-ikan langsung datang menyerbu, itupertanda baik. Pertanda kurang memuaskan kalau tidakbanyak ikan yang datang menyambut ramba atau jawapena,” kata Nikolaus Gelang, tetua etnis Rongga asalDesa Watu Nggene, tetangga Bamo.

Ramba tidak dimanfaatkan untuk menangkap ikan.

Setelah ditebar untuk mengawali kegiatan kremo, jalapusaka disimpan di rumah induk Suku Lowa di Mutingdan dikeluarkan saat kebhu berikutnya.

Camat Kota Komba, Adrianus S. Ajid yang ditemui JNGuide di Pantai Mbalata awal Juli lalu membenarkanadanya tradisi lima tahunan di kalangan etnis Ronggaitu.

Menurut Adrianus, Kremo diawali dengan Tarian Vera.Begitu antusiasnya Camat Kota Komba ini menjagatradisi tersebut hingga ia berencana akan membangunsanggar budaya Rongga di wilayahnya.

Yang menarik dari upacara adat Kremo ini yakniadanya beberapa pantangan (larangan) yang harusditaati saat Kremo berlangsung. Yakni, penangkapanhanya boleh dilakukan dengan tangan kosong. Pesertadilarang menggunakan pukat (jaring) ataupun alattangkap dari besi, seperti tombak atau trisula.

Kalaupun ada alat tangkap hanya berupa ndai, sejenisjaring dorong dengan dua tongkat kayu di dua sisi. Ikanyang berhasil mereka tangkap langsung dimasukkan kedalam mbere, wadah penampung dari anyaman daunlontar, pandan, atau gewang (sebangsa palem).

Pantangan lain, peserta dilarang emosional, apalagibersikap menghasut saat kremo. Yang paling diharamkanadalah meneriakkan nada-nada provokasi, seperti hia-hia-hia, yang bisa membuat orang terprovokasi dansaling berebut menangkap ikan. Warga juga dilarangmenggigit hasil tangkapannya sebelum dimasukkan kedalam mbere.

Upacara adat Kremo yang merupakan bagian dari tradisi Kebhu hanyaberlangsung sekali dalam lima tahun. Tradisi itu merupakan simbolisasi dari pola

kehidupan bersama yang harmonis, tanpa sekat.

Begitu pantangan dilanggar, tetua pemilik Kebhulangsung menebarkan jala pusaka bernama ramba kedalam kolam sebelum waktunya. Kegiatan Kremo punsegera dihentikan. Warga yang mencoba melanjutkankegiatan dalam kolam akan sia-sia karena ikan dan biotalain akan langsung menghilang.

Mengapa Kremo ini hanya berlangsung sekali dalamlima tahun? Ada alasan yang melatari. Selain keputusanleluhur, ada juga fenomena alam yang mendukungtenggang waktu lima tahun itu. Berdasarkan kesaksianmasyarakat sekitar, hanya sekali dalam lima tahun kolammuara Tiwu Lea mengalami kebuntuan atau tidaktersambung langsung ke laut. Berbagai biota yangterjebak dalam kolam buntu itu tidak hanya menjadi hartamilik Suku Lowa, tetapi dipanen secara bersama olehribuan warga sekitarnya.

Pemerhati budaya etnis Rongga, Yohanes Nani,dalam sebuah keterangannya mengatakan, tradisi Kebhumerupakan bukti kuat kalau etnis itu pada waktu lampauadalah masyarakat bahari.

”Dewasa ini memang amat jarang ada warga etnisRongga yang menggantungkan hidup dari laut selaintradisi kebhu yang tetap dipertahankan,” kata pensiunanguru SD itu.

Ritual kebhu sesungguhnya mengusung pesan luhuragar manusia tidak serakah terhadap rezeki yang didapat.Pesan lain adalah mendorong kehidupan bersamasecara harmonis tanpa dibatasi sekat suku atauperbedaan lain.**SA (dari berbagai sumber).

Budaya

27

Foto: Istimewa

Page 28: JN Guide

Tarian Caci merupakan tradisi khas Manggarai Rayayang masih dipertahankan, tak terkecuali juga diManggarai Timur yang merupakan pemekaran dari

Kabupaten Manggarai. Tari Caci menimbulkan kesanheroik karena tarian tradisional ini merupakanpertarungan antarlelaki, khususnya di Manggarai. Takjarang lawan yang kalah harus berdarah-darah. Tetapitarian ini sangat disukai para kaum muda karena kesanyang sangat jantan (maskulin) itu.

Di daerah asal, Manggarai Caci merupakanpertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu,secara bergantian. Dalam caci ada pihak yang memukul(paki) lawannya dengan menggunakan larik (pecut) atautali terbuat dari kulit kerbau yang sudah kering dan lawanyang dipukul menangkis (ta'ang) dengan menggunakanNggiling (perisai, juga terbuat dari kulit kerbau) dantereng/agang atau busur yang terbuat dari bambu.Memukul dilakukan secara bergantian.

Di sana tarian caci yang secara bebas diartikanmenguji (ketangkasan) satu lawan satu, biasanya hanyadipentaskan dalam acara khusus, seperti upacara pentiatau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutantamu kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya,seperti paca wina (belis). Juga untuk memeriahkanpentahbisan imam dan sebagainya. Biasanya,pertarungan caci dilakukan antar desa/kampung. Bagiorang Manggarai, pementasan caci merupakan pestabesar dimana desa penyelenggara memotong kerbaubeberapa ekor untuk makanan para peserta atau siapapun yang me- nyaksikan caci, secara gratis.

Caci mengandung makna kepahlawanan dankeperkasaan. Namun dalam caci, keperkasaan tidakharus dilakoni lewat kekerasan namun juga lewatkelembutan yang ditunjukkan dalam gerakan-gerakanyang bernuansa seni. Tarian Caci diiringi bunyi gendangdan gong serta nyanyian para pendukungnya.

Pihak yang memukul tidak harus mendapat giliranmenangkis. Posisinya bisa diganti orang lain. Pihak lawanbiasanya tak memprotes. Di sini terlihat aspek lain yaknikerelaan untuk berkorban. Semuanya dihayati dalamsuasana penuh kekeluargaan dan kebersamaan.

Sedang bagian badan yang boleh dipukuli meliputibagian pusar ke atas hingga wajah. Seorang penari cacidinyatakan kalah bila pukulan larik mengenai bagianwajah hingga luka atau berdarah. Jika ini terjadi makapenari bersangkutan harus diberhentikan.

Tarian Caci awal mulanya dimainkan oleh parapejuang perang untuk merayakan dan mengenangperang. Dewasa ini tarian Caci bagi orang Manggaraidipentaskan untuk memeriahkan acara-acara khususbaik yang bersifat adat maupun tidak, seperti syukuranhasil panen, pentahbisan imam, atau penerimaan tamuadat maupun kenegaraan.

Dalam budaya Manggarai, tarian caci membawa simbolpertobatan manusia dalam hidup. Nama Caci sendiriberasal dari dua kata yaitu ”Ca” yang berarti satu dan ”Ci”artinya uji. Jadi, Caci bermakna ujian satu lawan satu untukmembuktikan siapa yang benar dan salah. Tidak semuaorang Manggarai layak menjadi peserta Caci. Selain haruspria, persyaratan lain adalah harus mahir memukul lawan,

terampil menangkis serangan, luwes menari, merdumenyanyikan lagu daerah, dan berbadan atletis.

Pertunjukan tarian Caci dibuka dengan tarian Dandingatau biasa disebut Tandak Manggarai. Tarian inidimainkan oleh perempuan dan laki-laki yangmembentuk lingkaran. Gerakan penari Danding lebihmirip tari Vera atau tari Sanda Lima. Biasanya penarimendendangkan lagu dengan lirik yang memompakansemangat para pemain Caci saat bertanding. Sebelumbertarung, pemain Caci akan melakukan pemanasan otot.Masing-masing pemain menggerakkan badannya miripgerakan kuda.

Sambil menari, pemain Caci menyanyikan lagudaerah untuk menantang lawannya. Setiap kelompokterdiri dari delapan pemuda, masing-masingmendapatkan kesempatan bertarung menghadapilawan. Serangan bisa dimulai dengan bertindak sebagaipemukul dan pada kesempatan lain menjadi penangkis.Dengan lincah si penyerang akan menghentakkanpecutnya ke tubuh lawan. Sementara si lawan akanmenangkis sabetan pecut. Jika kena, tampak garis merahatau luka memanjang tipis. Luka ini sebagai pembuktibahwa penyerang berhasil. Semua pemain berisikoterkena sabetan pecut.

Galus Ganggus S.Pd Sekretaris Dinas Kebudayaandan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timurmenegaskan, Danding merupakan kesenian khas

Tarian Caci yang menggambarkankepahlawanan dan keperkasaan. Bagi

masyarakat Manggarai RayaSimbolisasi yang sarat makna itu

diyakini sebagai cerminanmasyarakatnya.

Manggarai Timur.Menurutnya, Danding selain berfungsi sebagai

pembuka Tarian Caci juga kerap didendangkan pria danwanita pada malam hari. “Syair-syairnya sangat puistis.Selain bermakna pujian yang mampu membangkitkanmotivasi juga sindiran,” katanya.

Tarian Adat Caci kini sudah amat jarang ditampilkansehingga tak banyak masyarakat yang tahu kesenian yangmirip tari perang ini. Karena itu para tokoh adat Manggaraiberharap pemerintah bersedia membantu melestarikantarian khas tersebut. Kini Tari Caci hanya dibawakan saathari-hari besar seperti perayaan Hari Ulang TahunKemerdekaan RI.

Sedang Martinus Durvan, salah satu Kabid di BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)Kabupaten Manggarai Timur yang ditemui di Jakarta,Senin (17/07) berharap agar dinas terkait mampumembuat agenda kegiatan untuk melestarikan TarianCaci ini dengan melakukan modifikasi yang disesuaikandengan adat masyarakat di Manggarai Timur.

“Dengan membuat kalender event, maka akanmenjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestikmaupun mancanegara. Ini merupakan momentum yangtepat untuk menggembalikan kejayaan Tarian Caci ini,”katanya. Selain itu juga mempopulerkan Tarian Dandingdan Vera sebagai jati diri Kabupaten ManggaraiTimur.**Kush/SA

Foto : Istimewa

Foto: Istimewa

Page 29: JN Guide

Watu embu (batu kelamin) laki-laki dan perempuan terdapat di Poco (bukit)Ndeki, di Kampung Sere, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Borong,Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konon kampung

itu merupakan perkampungan tua suku Motu dari etnis Rongga.Batu yang menyerupai kelamin laki-laki dinamakan Watu Embu Kodi Haki sedang

batu perempuannya disebut WatuEmbu Kodi Fai. Batu tersebut memiliki berbagaikeunikan. Diantaranya, pada batu perempuan, permukaan batunya berbentuk segitiga. Salah satu sudut bagian atasnya selalu basah, meskipun batu tersebut terletak didalam gua yang kering dan tidak terkena air hujan dan embun.

Oleh masyarakat setempat, kedua batu itu dianggap keramat karena dipercayabisa mendatangkan hujan. Sejak dulu masyarakat di Kelurahan Tanah Rata percayaapabila kemarau panjang, mereka berbondong-bondong mendatangi batu tersebutuntuk memohon hujan turun.

Sebagai persyaratannya mereka harus membawa sesajian berupa siri, pinang,dan beras warna merah, lalu memohon kepada leluhur, selanjutnya diambil sebatangkayu berukuran sekitar dua meter, lalu ditusuk-tusukan ke dalam sebuah lubang padabatu kelamin perempuan.

Apabila ujung kayu tersebut basah, maka dalam waktu dua atau tiga hari akan turunhujan. Sebaliknya, apabila ujung kayu tersebut kering, maka dalam beberapa saatsetelah upacara tersebut, akan turun hujan.

Upacara (ritual) memohon hujan tersebut dilakukan secara adat suku Motu. Yangmenarik dari seluruh rangkaian upacara tersebut, setelah berlangsung, semua pesertayang mengikuti upacara tersebut tidak boleh langsung kembali ke kampung dan tidakboleh turun melewati jalan yang dilalui saat mendaki.

Mereka terlebih dulu harus pergi mandi di laut untuk menyucikan diri. Saat mandi dilaut, semua orang harus bertelanjang. Mereka percaya jika rangkaian tradisi dan upacaraitu dilanggar, maka hujan yang dinanti-nantikan tidak akan turun.

Menurut cerita masyarakat setempat, untuk mencapai lokasi watu embu, tidak mudahkarena lokasi tersebut dijaga ular hijau yang bergelatungan di atas pohon. Karena itu,untuk menuju kesana harus disertai pawang ular.

Poco Ndeki sendiri merupakan bukit yang menghadirkan pesona tersendiri.Menapaki Bukit Ndeki merupakan wisata petualangan menarik dan menantang. PocoNdeki terletak di sebelah Timur Kota Borong. Merupakan daerah hutan tropis yangsangat rimbun dan kaya akan varietas tumbuhan.

Poco Ndeki juga merupakan tempat habitat bagi beberapa jenis burung langkaseperti punglor dan lawe lujang (bertubuh kecil, berekor panjang dengan corak warnayang menarik serta kicauan yang merdu). Juga terdapat beberapa satwa seperti tikus,kera, babi hutan, landak dan ular.

Akes menuju puncak Poco Ndeki dimulai dari Kampung Sere di Kelurahan TanahRata, berjarak 11 kilometer dari Borong. Jalur pendakian yang dilalui, melewati jalansetapak menuju perbukitan dan lereng gunung yang curam hingga sampai kepuncaknya sejauh 4,5 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu 3,5 jam.

Jalur yang dilalui, sangat menantang karena melewati bukit terjal dengan kemiringan750. Karena itu disarankan untuk mengenakan sepatu sport dan pakaian yang nyamanuntuk pendakian. Diingatkan untuk mengajak pemandu atau warga setempat yangbenar-benar mengetahui perjalanan menuju puncak agar tidak tersesat.**SA (sumberDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur).

Watu Embu Kodi Haki dan Watu Embu Kodi Fai merupakansepasang situs batu kelamin laki-laki dan perempuan yangdiyakini dapat memberi hujan di saat kekeringan melanda.

29

Page 30: JN Guide

HOTEL:

Primadona Hotel : Jl. Raya Ruteng-Ende, Borong

Sama Jaya Hotel : Jl. Pasar Inpres, Borong

A.A.Hotel : Jl. Pelabuhan, Borong

Cepi Watu Cottages : Pantai Cepi Watu, Borong

Mbalata Beach Inn Cottage : Desa Watunggene,Kecamatan Kota Komba

RESTAURANT:

RM Bintang : Jl.Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Bougenvile : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Sabar Menanti : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Bakso Solo : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Taraso : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Roda Baru : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Merapi Indah : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Saiyo : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

Dahlia Restaurant : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Ojo Lali : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Mulia : Jl Raya Ruteng-Ende, Borong

RM Ayu : Jl Gang Kampung Bugis, Borong

RM Tenda Biru : Jl Pelabuhan, Kampung Ende,Borong

Cepi Watu Resto : Cepi Watu Beach, Borong

Jumat pagi, di akhir Juni perjalanan liputan ke Manggarai Timur, Provinsi NTT kami mulai. PesawatLion Air siap membawa kami ke Denpasar, Bali. Hampir dua jam perjalanan kami lalui, Kamipuntiba di Denpasar menjelang siang. Kami terpaksa beristirahat dulu di Denpasar karena pesawat

ke Labuhan Bajo, Manggarai Barat hari itu, full book. Hari berikutnya kami mendapatkan kepastianuntuk bertolak menuju Labuhan Bajo. Siang hari, kami tiba di Labuhan Bajo. Kami masih harusmenunggu hingga sore hari untuk antree travel yang akan membawa kami ke Ruteng, ibukotaManggarai.

Sore itu, udara di Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, cukup cerah. Bajo Express, travelyang melayani perjalanan kami menuju Ruteng, Kabupaten Manggarai, melaju kencang menembusbebukitan terjal. Sementara di sebelah kiri jalan, lembah dengan pepohonan rindang, menjadi latarpemandangan alam yang tak kalah menariknya.

Diabang senja, matahari yang mulai terbenam di arah barat, masih menyisakan sinarnya. Temaransiluet berwana kuning kemerahan begitu indah dipandang mata dengan latar bebukitan di ufukBarat.

Malampun tiba. Bajo Express terus melaju membelah bebukitan. Tanpa terasa setelah empatjam perjalanan sampailah di Ruteng, ibukota Kabupaten Manggarai. Jarum jam menunjukkan pukul21.00 WIT.

Udara dingin begitu menusuk kulit. Maklum, udara di Ruteng tak ubahnya di Puncak Pass, Bogor,Jawa Barat. Setidaknya ada dua hotel di Ruteng yang siap menampung pengunjung yakni HotelSindha dan Dahlia. Kami pun memilih untuk beristirahat di Hotel Sindha yang letaknya di jantungKota Ruteng dan tepat di depan BRI Ruteng.

Suasananya cukup tenang, sangat ideal untuk merebahkan badan setelah menjalani perjalananempat jam dari Labuhan Bajo, sebelum meneruskan perjalanan ke Borong, Manggarai Timur.

Tarif hotel dengan layanan air panas, televisi dengan dua tempat tidur dan kamar mandi yangtergolong bersih tak terlalu mahal. Hotel memasang tarif Rp300 ribu – Rp 350 ribu/hari.

Lokasinya yang terletak di pinggir jalan Trans Flores itu selain dekat dengan Anjungan TunaiMandiri (ATM) BRI juga di kanan kiri terdapat Rumah Makan Padang dan sebuah rumah makan khasjawa.

Paginya, San, sopir yang akan membawa kami menyusuri pantai utara (Pantura) ManggaraiTimur telah bersiap di depan hotel. Hari itu kami merencanakan melihat dari dekat obyek wisatayang ada di Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur.

Ada beberapa obyek wisata di sekitar Pota. Diantaranya Danau Rana Tonjong atau Danau terataiseluas tiga hektar. Pantai Watu Pajung (batu berbentuk payung) dengan pantai pasir putihnyasepanjang tiga kilometer (saat air surut) serta buaya darat (komodo khas Manggarai Timur yangpunggungnya berwarna kuning kemerahan) Masyarakat di sekitar Pota menyebutnya sebagai mbouatau Rugu.

Di Desa Dampek, kecamatan Lambaleda terdapat “pulau tenggelam” berbentuk tapal kuda yangpermukaannya masih kasat mata jika dilihat dari atas jalan raya. Pulau tennggelam ini kini menjadipusat perhatian turis mancanegara yang menggemari olah raga menyelam (diving). Lokasi tersebutbisa dicapai dari Ruteng melalui perjalanan darat selama 3-4 jam.

Pulau tenggelam yang masih dalam pengawasan Pemkab Manggarai Timur ini memang belumdiberi nama. Pemkab masih berupaya menyiapkan dermaga dan akses jalan setapak dari jalanbesar menuju bibir pantai.

Masih terdapat obyek wisata bahari lainnya di sepanjang Pantura Manggarai Timur yakni TanjungKurbaja, Taman laut Pasir Baja, Pantai Nanga Lok serta Pantai Pelabuhan Kelambu. Begitu indahnyapanorama alam di sepanjang Pantura Manggarai Timur ini. Tak berlebihan jika orang menyebutnyasebagai surga wisata di Utara Manggarai Timur.

Setelah selesai menyusuri Pantura Manggarai Timur kami pun pulang kembali ke Ruteng. Esokpaginya perjalanan harus kami lanjutkan ke Borong untuk melihat keindahan obyek wisata di sekitarBorong.

Sebelum sampai Borong kami singgah di Danau Rana Mese, areal persawahan di Mano yangtersusun rapi di lereng bukit. Siang, menjelang sore menuju Pantai Mbalata di Desa WatunggeneKecamatan Kota Komba Kecamatan Kota Komba. Kami sempat menginap di Mbalata Beach InnCottages milik Fransisco Huik de Rosari. Paginya mengikuti paket horse tracking ke Poco Komba.Malam menginap di Borong.

Hari berikutnya, melakukan wawancara dengan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur, KepalaBappeda, Ketua DPRD serta melakukan peliputan di Mata Air Panas Rana Masak Berjarak 25 kilo-meter dari Borong, Ibukota Kabupaten Manggarai Timur. Tanpa terasa sudah satu minggu melakukanpeliputan di Manggarai Timur. Esok malamnya kami kembali ke Jakarta melalui Labuhan Bajo danDenpasar.**Sapto/Kush

Hotel & Restaurant di Borong

LAYANAN BERLANGGANAN : (021) [email protected]

Info Wisata

Page 31: JN Guide
Page 32: JN Guide