jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

Upload: yuliana-diadi

Post on 04-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    1/37

    9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Skizofrenia1. Pengertian

    Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama

    pada proses pikir serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi,

    kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataaan terutama karena

    waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-bagi sehingga muncul

    inkoherensi, afek dan emosi inadekuat, psikomotor menunjukkan

    penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar (Maramis, 2009).

    Skizofrenia berasal dari dua kata skizo yang berarti retak atau

    pecah (split), dan frenia yang berarti jiwa. Dengan demikian seseorang

    yang menderita gangguan jiwa skizofrenia adalah orang yang mengalami

    keretakan atau keretakan kepribadian (splitting of personality) (Hawari,

    2001).

    Skizofrenia merupakan sebuah sindrom kompleks yang dapat

    merusak pada efek kehidupan penderita maupun anggota-anggota

    keluarganya atau gangguan mental dini untuk melukiskan bentuk psikosis

    tertentu yang sesuai dengan pengertian skizofrenia sekarang (Durand dan

    H.Barlow, 2007). Hal tersebut dilaporkan dalam bentuk kasus yang terjadi

    pada seorang pemuda yang ditandai adanya kemunduran atau keruntuhan

    9

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    2/37

    10

    fungsi intelek yang gawat, berikutnya (Kraepelin (1856-1926) dalam

    Kaplan & Sadock, 2010), menjadi dementia yanc, merupakan

    kemerosotan otak (dementia) yang diderita oleh orang muds (praecox)

    yang pada akhirnya dapat menyebabkan kekaburan keseluruhan

    kepribadian. Bahwa halusinasi, delusi dan tingkah laku yang aneh pada

    penderita skizofrenia dapat dikatakan sebagai kelainan fisik atau suatu

    penyakit.

    (Eugen Bleuler (1857-1938) dalam Kaplan & Sadock, 2010).

    Memperkenalkan istilah skizofrenia atau jiwa yang terbelah, sebab

    gangguan ini ditandai dengan disorganisasi proses berpikir, rusaknya

    koherensi antara pikiran dan perasaan, serta berorientasi dini kedalam dan

    menjauh dari realitas yang intinya terjadi perpecahan antara intelek dan

    emosi.

    2. Etiologi Skizofreniaa. Keterlibatan faktor keturunan

    Secara umum dapat dikatakan semakin dekat hubungan

    genetiknya dengan pasien, maka semakin besar pula kemungkinannya

    untuk menderita gangguan tersebut. Hal ini sering disebut concordant,

    yaitu anak kembar dari satu telur mempunyai kemungkinan tiga

    sampai enam kali lebih besar untuk sama-sama menderita gangguan

    skizofrenia dibandingkan dengan anak kembar dari dua telur.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    3/37

    11

    b. Faktor lingkunganPenelitian menyatakan bahwa ibu yang terlalu melindungi,

    hubungan perkawinan orang tua yang kurang sehat, kesalahan dalam

    pola komunikasi diantara anggota keluarga dapat menimbulkan

    skizofrenia. Skizofrenia tidak diduga sebagai suatu penyakit tunggal

    tetapi sebagai sekelompok penyakit dengan ciri-ciri klinik umum.

    Banyak teori penting telah diajukan mengenai etiologi dan ekspresi

    gangguan ini, salah satunya yang diungkapkan oleh Residen Bagian

    Psikiatri UCLA.

    c. Teori biologik dan genetikPenelitian keluarga (termasuk penelitian kembar dan adopsi) sangat

    mendukung teori bahwa faktor genetik sangat penting dalam transmisi

    mendukung skizofrenia atau paling tidak memberi suatu sifat

    kerawanan dan juga dapat menjadi penyebab peningkatan insiden dari

    sindrom, yang mirip dengan skizofrenia (gangguan kepribadian

    skizoafektif, skizotipik dan lainnya) yang terjadi dalam keluarga.

    d. Hipotesis neurotransmitterPenelitian terakhir memperlihatkan adanya kelebihan reseptor

    dopaminergik dalam susunan syaraf pusat (SSP) penderita

    skizofrenik. Pada hakekatnya neuroleptik diduga efektif karena

    kemampuannya memblokir reseptor dopaminergik. Penelitian

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    4/37

    12

    mengenai skizofrenik yang tidak di obati juga mengungkapkan suatu

    kelebihan dari reseptor dopaminergik yang secara langsung

    berlawanan dengan teori bahwa temuan ini berhubungan dengan

    pemberian neuroleptik.

    e. Pencetus psikososialStressor sosio lingkungan sering menyebabkan timbulnya serangan

    awal dan kekambuhan skizofrenia serta dapat diduga sebagai suatu

    terobosan kekuatan protektif dengan tetap mempertahankan

    kerawanan secara psiko biologik dalam pengendalian. Tiga tindakan

    emosi yang dinyatakan di lingkungan rumah : komentar kritis,

    permusuhan dan keterlibatan emosional yang berlebihan terbukti

    menyebabkan peningkatan angka kekambuhan skizofrenia.

    Etiologi atau penyebab skizofrenia yang lebih rinci dijelaskan oleh

    Kaplan dan Sadock (1998) sebagai berikut:

    1. Model diatesis-stressSuatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial

    dan lingkungan adalah model diatesis-stress. Model ini

    merumuskan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan

    spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh

    lingkungan yang menimbulkan stress akan memungkinkan

    perkembangan gejala skizofrenia.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    5/37

    13

    2. Faktor biologisSemakin banyak penelitian telah melibatkan peranan patofiologis

    untuk daerah tertentu di otak termasuk sistem limbik, korteks

    frontalis dan ganglia basalis. Ketiga daerah tersebut saling

    berhubungan sehingga disfungsi pada salah satu daerah tersebut

    mungkin melibatkan patologi primer di daerah lainnya sehingga

    menjadi suatu tempat potensial untuk patologi primer pasien

    skizofrenik.

    3. Kriteria Diagnostik SkizofreniaAdapun kriteria diagnostik skizofrenia meliputi (Maramis, 2009):

    a. Gangguan pada isi pikiranDelusi atau kepercayaan salah yang mendalam merupakan gangguan

    pikiran yang paling umum dihubungkan dengan skizofrenia. Delusi

    ini mencakup delusi rujukan, penyiksaan, kebesaran, cinta, kesalahan

    diri, kontrol, nihil atau doss dan pengkhianatan. Delusi lain berkenan

    dengan kepercayaan irasional mengenai suatu proses berpikir, seperti

    percaya bahwa pikiran bisa disiarkan, dimasuki yang lain atau hilang

    dari alam pikirannya karena paksaan dari orang lain atau objek dari

    luar. Delusi somatik meliputi kepercayaan yang salah dan aneh

    tentang kerja tubuh, misalnya pasien skizofrenia menganggap bahwa

    otaknya sudah dimakan rayap.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    6/37

    14

    b. Gangguan pada bentuk pikiran, bahasa dan komunikasiProses berpikir dari pasien skizofrenia dapat menjadi tidak

    terorganisasi dan tidak berfungsi, kemampuan berpikir mereka

    menjadi kehilangan logika, cara mereka mengekspresikan dalam

    pikiran dan bahasa dapat menjadi tidak dapat dimengerti, akan sangat

    membingungkan jika kita berkomunikasi dengan penderita, gangguan

    pikiran. Contoh umum gangguan berpikir adalah inkoheren,

    kehilangan asosiasi, neologisms, blocking dan pemakaian kata-kata

    yang salah.

    c. Gangguan persepsi halusinasiHalusinasi adalah salah satu simpton skizofrenia yang merupakan

    kesalahan dalam persepsi yang melibatkan kelima alat indera kita

    walaupun halusinasi tidak begitu terikat pada stimulus yang di luar

    tetapi kelihatan begitu nyata bagi pasien skizofrenia. Halusinasi tidak

    berada dalam kontrol individu, tetapi tejadi begitu spontan walaupun

    individu mencoba untuk menghalanginya.

    d. Gangguan afeksi (perasaan)Pasien skizofrenia selalu mengekspresikan emosinya secara, abnormal

    dibandingkan dengan orang lain. secara umum, perasaan itu konsisten

    dengan emosi tetapi reaksi ditampilkan tidak sesuai dengan

    perasaannya.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    7/37

    15

    e. Gangguan psikomotorPasien skizofrenia kadang akan terlihat aneh dan cara yang

    berantakan, memakai pakaian aneh atau membuat mimik yang aneh

    atau pasien skizofrenia akan memperlihatkan gangguan katatonik

    stupor (suatu keadaan di mana pasien tidak lagi merespon stimulus

    dari luar, mungkin tidak mengetahui bahwa ada orang di sekitarnya),

    katatonik rigid (mempertahankan suatu posisi tubuh atau tidak

    mengadakan gerakan) dan katatonik gerakan (selalu mengulang suatu

    gerakan tubuh) menonjol adalah afek yang menumpul, hilangnya

    dorongan kehendak dan bertambahnya kemunduran sosial.

    Menurut Eugen Bleuler (1857-1938) dalam Kaplan & Sadock,

    (2010) membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok: gejala

    positif dan negatif. Gejala positif antara lain thougt echo, delusi,

    halusinasi. Gejala negatifnya seperti: sikap apatis, bicara jarang, efek

    tumpul, menarik diri. Gejala lain dapat bersifat non-skizofrenia

    meliputi kecemasan, depresi dan psikosomatik.

    B. Depresi1. Pengertian Depresi

    Menurut sejarah psikiatri dapat dilihat bahwa pengertian depresi

    sebagai gangguan tersendiri terpisah dari gangguan mental lain yang telah

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    8/37

    16

    lama ada sejak zaman Hipocrates (460-377 SM). Hipocrates inilah yang

    berusaha mengklasifikasikan gangguan jiwa dalam beberapa penyakit

    yang berdiri sendiri: epilepsi, mania (gaduh, gelisah, melankoli (depresi),

    paranoid. Walaupun namanya berbeda, waktu itu diberi nama

    melancholy, yang digambarkan sebagai kemurungan atau kesedihan yang

    ditimbulkan oleh karena kelebihan cairan empedu yang berwarna hitam

    (zwartgalligheid). Kemudian pada tahun 1905 istilah melancholydiganti

    dengan depresi oleh Meyer dengan alasan etiologi yang luas. Depresi

    merupakan kata Indonesia yang disadur dari bahasa Inggris yaitu

    depression, sadness dan low spirit (Hornby et al., 1955 dalam.

    Prawirohardjo, 2000).

    Depresi adalah suatu penyakit jiwa yang gejala utamanya adalah

    sedih, yang dapat disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan

    somatik maupun gangguan psikomotor dalam kurun waktu tertentu dan

    digolongkan kedalam penyakit jiwa afektif (Prawirohardjo, 2000). Stuart

    (2006) berpendapat bahwa depresi atau melankolia adalah suatu

    kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan atau abnormal. Dapat

    digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda, gejala,

    sindrom, emosional, reaksi. Menurut Pedoman Penggolongan dan

    Diagnostik Gangguan Jiwa III di Indonesia yang dimaksud depresi adalah

    sekumpulan gejala dengan gambaran utama gangguan mood yang

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    9/37

    17

    mempengaruhi penampilan kognitif, psikomotor dan psikososial disertai

    kesulitan hubungan interpersonal (Videbeck, 2008).

    2. Teori Penyebab DepresiAdapun teori penyebab terjadinya depresi meliputi (Lubis, 2009):

    a. Teori biologi: depresi berhubungan dengan gangguan pada ritmesirkadian, disfungsi otak, aktivitas kejang limbik, disfungsi

    neuroendokrin, defisiensi biogenik amine, cacat pada sistem imun dan

    genetik

    b. Teoripsikoanalitical: depresi berasal dari respon terhadap kehilangan,kekecewaan atau kegagalan. Rasa marah dipindahkan dan

    dikembalikan pada diri sendiri, ketidakmampuan untuk berduka cita

    karena adanya kehilangan

    c. Teori Behavioral: kegagalan untuk menerima reinforcement positifdari orang lain dan lingkungan merupakan predisposisi bagi seseorang

    untuk mengalami gangguan depresi

    d. Teori kognitif: konsep negatif dari diri, pengalaman, orang lain danlingkungan merupakan kontribusi terjadinya depresi. Kepercayaan

    bahwa seseorang tidak dapat mengontrol situasi memberikan

    kontribusi terjadinya depresi.

    e. Teori sociological: kehilangan kekuasaan, status, identitas, nilai dantujuan untuk menciptakan eksistensi yang tepat akan menyebabkan

    depresi

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    10/37

    18

    f. TeoriHolism:depresi adalah hasil dari genetik, biologi, psikoanalisa,tingkah laku, kognitif dan pengalaman sosiologis.

    3. Etiologi DepresiFaktor penyebab terjadinya depresi menurut Kaplan dan Saddock

    (2010) adalah:

    a. Faktor BiologiNoreepinephrin dan serotonin adalah dua jenis neurotransmitter

    yang bertanggung jawab mengendalikan patofisiologi gangguan alam

    perasaan pada manusia. Gangguan depresi melibatkan keadaan

    patologi di limbic system, basal ganglia dan hypothalamus. Limbic

    systemdan basal ganglia berhubungan sangat erat, hipotesa sekarang

    menyebutkan produksi alam perasaan berupa emosi, depresi dan

    mania rupakan peranan utama limbic system. Disfungsi hypothalamus

    berakibat perubahan regulasi tidur, selera makan, dorongan seksual

    dan memacu perubahan biologi dalam endokrin dan imunologik.

    b. Faktor GenetikaGangguan alam perasaan (mood) baik tipe bipolar (adanya

    episode manik dan depresi) dan tipe unipolar (hanya depresi saja)

    memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya. Gangguan

    bipolar lebih kuat menurun daripada unipolar. Sebanyak 50 % pasien

    bipolar memiliki satu orang tua dengan alam perasaan atau gangguan

    afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika salah satu orang

    tua mengidap gangguan bipolar maka 27 % anaknya memiliki resiko

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    11/37

    19

    mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orang tua mengidap

    gangguan bipolar maka 75 % anaknya memiliki resiko mengidap

    gangguan alam perasaan.

    c. Faktor PsikososialPeristiwa traumatik kehidupan dan lingkungan sosial dengan

    suasana yang menegangkan dapat menjadi kausa gangguan neurosa

    depresi. Sejumlah data yang kuat menunjukkan kehilangan orang tua

    sebelum berusia 11 tahun dan kehilangan pasangan hidup dapat

    memacu serangan awal gangguan neurosa depresi.

    Boyd dan Nihart (1998) menggambarkan hubungan sebab-

    sebab biopsikososial terjadinya depresi pada lansia terdiri dari:

    1)Biologik: penyakit fisik, disregulasineurotransmitter dalam sistemsaraf pusat (SSP), efek samping terapi pengobatan, interaksi

    pengobatan resep maupun non resep, gangguan mobilitas,

    perubahan kapasitas sensorik.

    2) Psikologis: stress, kehilangan sesuatu dalam hidup, episode depresisebelumnya (diawal kehidupan), kemunduran kognitif.

    3) Sosiokultural: isolasi sosial, kematian atau ketidakmampuanpasangan atau teman, kesulitan ekonomi, pensiun, gangguan

    perubahan lingkungan.

    4. Faktor Resiko DepresiMenurut Kaplan dan Saddock (2010), faktor resiko dari depresi

    dipengaruhi oleh:

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    12/37

    20

    a. Umur, rata-rata usia onset untuk depresi berat adalah kira-kira 40tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan

    50 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset

    selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut

    jarang terjadi

    b. Jenis kelamin, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang duakali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Alasan adanya

    perbedaan telah didalilkan sebagai melibatkan perbedaan hormonal,

    perbedaan stressor psikososial bagi perempuan dan laki-laki

    c. Status perkawinan, pada umumnya, gangguan depresif berat terjadipaling sering pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan

    interpersonal yang erat atau karena perceraian atau berpisah dengan

    pasangan.

    d. Status fungsional baru, adanya perubahan seperti pindah kelingkungan baru, pekerjaan baru, hilangnya hubungan yang akrab,

    kondisi sakit, adalah sebagian dari beberapa kejadian yang

    menyebabkan seseorang menjadi depresi.

    5. Gejala-gejala DepresiMenurut Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa

    (PPDGJ) III depresi ditandai dengan gejala, yaitu (Videbeck, 2008) :

    a. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat

    1) Afek depresif2) Kehilangan minat dan kegembiraan

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    13/37

    21

    3) Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudahlelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan

    aktivitas menurun.

    b. Gejala lain, meliputi:

    1) Konsentrasi dan perhatian berkurang.2) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.3) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna.4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik.5) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri.6) Tidur terganggu.7)Nafsu makan berkurang.

    Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala

    psikis, gejala fisik dan sosial yang khas, seperti murung, sedih

    berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat

    kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya

    daya tahan.

    Gejala-gejala ini dapat dilihat dari tiga segi yaitu:

    a. Gejala fisikGejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan

    variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang

    dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum

    yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti:

    1) Sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    14/37

    22

    2) Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkanperilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan

    orang lain seperti nonton tv, makan, tidur.

    3) Orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatianatau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga mereka juga

    akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.

    Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan

    tidak berguna, seperti misalnya mengemil, melamun, merokok

    terus-menerus, sering menelpon yang tidak perlu. Orang yang

    terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi

    kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya

    jadi lamban.

    4) Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atauseluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati

    dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah

    kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya

    seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap

    beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena

    energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan

    diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah

    sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang

    berarti.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    15/37

    23

    5) Depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorangmenyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih

    karena membebani pikiran dan perasaan dan ia harus memikulnya

    dimana saja dan kapan saja, suka tidak suka.

    b. Gejala Psikis1)Kehilangan rasa percaya diri

    Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung

    memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri

    sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan antara dirinya

    dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai,

    beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih

    diperhatikan oleh atasan dan pikiran negatif lainnya.

    2)SensitifOrang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala

    sesuatu dengan dirinya perasaannya sensitive sekali, sehingga

    sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang

    yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya,

    mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan

    maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah

    sedih, murung, dan lebih suka menyendiri

    3)Merasa diri tidak bergunaPerasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi

    orang yang gagal terutama dalam bidang atau lingkungan yang

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    16/37

    24

    seharusnya mereka kuasai. Misalnya seorang manager mengalami

    depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya,

    pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan

    pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi

    sesuai dengan yang diharapkan

    4)Perasaan BersalahPerasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang

    mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang

    menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari

    kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya

    dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi

    orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.

    5)Perasaan terbebaniBanyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang

    dialami. Mereka merasakan beban yang terlalu berat karena

    merasa dibebani tanggung jawab yang berat.

    c. Gejala SosialMasalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya

    mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas lainnya).

    Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku

    orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif (mudah

    marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).

    Masalah sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah yang

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    17/37

    25

    berinteraksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini

    tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti

    perasaan minder, malu, cemas jika berada diantara kelompok dan

    merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka

    merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin

    hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

    6. Tingkatan DepresiMenurut PPDGJ-III, depresi dibagi sesuai dengan tingkat

    keparahannya, yaitu (Videbeck, 2008):

    a. Depresi RinganPedoman yang dipakai adalah:

    1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi2) Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya3) Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya4) Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar

    2 minggu

    5) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan social yangbiasa dilakukan

    b. Depresi SedangPedoman yang dipakai adalah :

    1) Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresiseperti pada episode depresi ringan

    2) Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejalalainnya

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    18/37

    26

    3) Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu4) Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,

    pekerjaan dan urusan rumah tangga.

    c. Depresi BeratPedoman yang dipakai adalah:

    1) Semua 3 gejala depresi harus ada2) Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa

    diantaranya harus berintensitas berat

    3) Bila ada gejala penting (misalnya agitasi dan retardasi psikomotor)yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak

    mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci Dalam hal

    demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif

    berat masih dapat dibenarkan, yaitu:

    a) Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-

    kurangnya dua minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan

    beronset sangat cepat, masih dibenarkan untuk menegakkan

    diagnosis dalam kurun waktu kurang dari dua minggu

    b) Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan

    kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali

    pada tahap yang sangat terbatas.

    Lebih lanjut dijelaskan bahwa depresi berat ditandai dengan adanya:

    1) Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut episodedepresif berat tanpa gejala psikotik.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    19/37

    27

    2) Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanyamelibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang

    mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.

    Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang

    menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.

    Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika

    diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi

    atau tidak serasi dengan afek (mood-congruent)

    7. Penatalaksanaan DepresiPenatalaksanaan pada penderita depresi harus dilakukan secara

    adekuat dengan menggunakan kombinasi terapi psikologis dan

    farmakologis disertai pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Adapun

    penatalaksanaan depresi (Agus, 2002) meliputi:

    a. Terapi Fisik1) Obat. Secara umum, semua obat anti-depresan sama efektifitasnya.

    Pemilihan jenis anti-depresan lebih ditentukan oleh pengalaman

    klinikus dan familiarity terhadap jenis-jenis anti-depresan.

    Pertimbangkan baik, untung dan rugi dari setiap pemberian terapi

    dengan mengacu pada 4 hal yaitu efektivitas, tolerabilitas,

    keamanan, dan interaksi obat.

    2) Terapi ECT (Electroconvulsive Therapy). Untuk pasien depresiyang tidak bisa makan minum, mau bunuh diri atau retardasi

    psikomotor yang hebat, maka ECT merupakan pilihan terapi yang

    efektif dan aman. ECT diberikan 1-2 kali seminggu pada pasien

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    20/37

    28

    rawat inap, dengan metode unilateral untuk mengurangi confusion

    atau memory problem. Terapi ECT diberikan sampai ada perbaikan

    mood (sekitar 5-10 kali), sementara anti-depresan maintenance

    harus diberikan untuk mencegah relapsatau kekambuhan.

    3) Terapi profilaksis. Terapi profilaksis harus diberikan untukmencegah terjadinya kekambuhan depresi. Setelah gejala-gejala

    depresi membaik, terapi anti-depresan masih harus dilanjutkan

    selama 4-6 bukan dengan dosis terapeutik penuh. Beberapa

    penelitian bahkan menganjurkan agar terapi diteruskan sampai 2

    tahun. Kapan anti-depresan boleh dihentikan, sangatlah tergantung

    pada evaluasi klinis (perkembangan efek samping, munculnya

    penyakit fisik atau kelemahan kondisi umum).

    b. Terapipsikologikantara lain:1) Psikoterapi

    Psikoterapi individual maupun kelompok paling efektif jika

    dilakukan bersama-sama dengan pemberian anti-depresan. Baik

    pendekatan secara psikodinamik maupun kognitif behavioural

    adalah sama keberhasilannya.

    2) Terapi kognitifTerapi kognitif perilaku bertujuan mengubah pola pikir pasien

    yang selalu negatif (persepsi diri yang buruk, masa depan yang

    suram, dunia yang tak ramah, diri yang tak berguna lagi, tak

    mampu dan sebagainya) ke arah pola pikir yang netral atau positif.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    21/37

    29

    3) Terapi keluargaProblem keluarga dapat berperan dalam perkembangan gangguan

    depresi, sehingga dukungan terhadap keluarga pasien adalah

    sangat penting. Tujuan dari terapi terhadap keluarga pasien yang

    depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa,

    merubah dan memperbaiki sikap/struktur dalam keluarga yang

    menghambat proses penyembuhan pasien.

    4) Penanganan ansietas (relaksasi)Macam relaksasi antara lain (Davis et.al., 1995): Relaksasi

    progresif, pernafasan dalam, meditasi, guided imagery,

    mendengarkan musik, biofeedback, kesadaran tubuh, dan

    visualisasi.

    8. Instrumen Pengukuran Tingkat DepresiDalam mengukur tingkat depresi menggunakan skala Hamilton

    Rating ScaleForDepresion (HRSD) yaitu suatu skala depresi yang terdiri

    dari 24 item, yaitu item berkisar antara 0 sampai 4, atau 0 sampai 2

    dengan total skor antara 0 sampai 76. Dokter mengevaluasi jawaban

    pasien terhadap pertanyaan tentang rasa bersalah, pikiran bunuh diri,

    kebiasaan tidur, dan gejala lain dari depresi, dan penilaian diperoleh dari

    wawancara klinik. Hasil skor penilaian menggunakan HRSD adalah

    sebagai berikut (Riwanti, 2006):

    a. Tidak dijumpai depresi skor HRSD 0 6b. Depresi ringan skor HRSD 7 17

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    22/37

    30

    c. Depresi sedang skor HRSD 18 24d. Depresi berat skor HRSD > 24

    HRSD atau Hamilton Rating Scale for Depression merupakan

    salah satu dari berbagai intrumen untuk menilai depresi. Penelitian yang

    membandingkan HRSD dengan skor depresi lain didapatkan konsistensi.

    Reliabilitas antara pemeriksa pada umumnya cukup tinggi. Demikian juga

    halnya reliabilitas oleh satu pemeriksa yang dilakukan pada waktu yang

    berbeda (Riwanti, 2006). Adapun untuk mengukur tingkat depresi

    seseorang menggunakan Hamilton Rating Scale for Depression (Aziz,

    2007) :

    a. Keadaan perasaan sedih (sedih,putus asa,tak berdaya,tak berguna)Perasaan ini ada hanya bila ditanya; perasaan ini dinyatakan secara

    verbal spontan; perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal,

    misalnya ekspresi muka, bentuk, suara, dan kecenderungan menangis

    pasien menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam

    komunikasi baik verbal maupun nonverbal secara spontan.

    b. Perasaan bersalahMenyalahkan diri sendiri dan merasa sebagai penyebab penderitaan

    orang lain; ada ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-

    kesalahan masa lalu; sakit ini sebagai hukuman, waham bersalah dan

    berdosa; ada suara-suara kejaran atau tuduhan dan halusinasi

    penglihatan tentang hal-hal yang mengancamnya.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    23/37

    31

    c. Bunuh dirimerasa hidup tak ada gunanya, mengharapkan kematian atau pikiran-

    pikiran lain kearah itu, ada ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke

    arah itu.

    d. Gangguan pola tidur (initial insomnia)Ada keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur misalnya, lebih dari

    setengah jam baru masuk tidur; ada keluhan tiap malam sukar masuk

    tidur.

    e. Gangguan pola tidur(middle insomnia)pasien mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam, terjadi

    sepanjang malam (bangun dari tempat tidur kecuali buang air kecil).

    f. Gangguan pola tidur (late insomnia)bangun saat dini hari tetapi dapat tidur lagi, bangun saat dini hari

    tetapi tidak dapat tidur lagi.

    g. Kerja dan kegiatan-kegiatannyapikiran perasaan ketidakmampuan keletihan atau kelemahan yang

    berhubungan dengan kegiatan kerja atau hobi; hilangnya minat

    terhadap pekerjaan atau hobi atau kegiatan lainnya baik langsung atau

    tidak pasien menyatakan kelesuan, keragu-raguan dan rasa bimbang;

    berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau produktivitas

    menurun. Bila pasien tidak sanggup beraktivitas, sekurang-kurangnya

    3 jam sehari dalam kegiatan sehari-hari; tidak bekerja karena sakitnya

    sekarang (dirumah sakit) bila pasien tidak bekerja sama sekali, kecuali

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    24/37

    32

    tugas-tugas di bangsal atau jika pasien gagal melaksanakan; kegiatan-

    kegiatan di bangsal tanpa bantuan.

    h. Kelambanan (lambat dalam berpikir, berbicara gagal berkonsentrasi,dan aktivitas motorik menurun) sedikit lamban dalam wawancara;

    jelas lamban dalam wawancara; sukar diwawancarai; stupor (diam

    sama sekali).

    i. Kegelisahan (agitasi)kegelisahan ringan; memainkan tangan jari-jari, rambut, dan lain-lain;

    bergerak terus tidak dapat duduk dengan tenang; meremas-remas

    tangan, menggigit-gigit kuku, menarik-narik rambut, menggigit-gigit

    bibir.

    j. Kecemasan (ansietassomatik)sakit nyeri di otot-otot, kaku, dan keduten otot; gigi gemerutuk; suara

    tidak stabil; tinitus (telinga berdenging); penglihatan kabur; muka

    merah atau pucat, lemas; perasaan ditusuk-tusuk.

    k. Kecemasan (ansietas psikis)ketegangan subyektif dan mudah tersinggung; mengkhawatirkan hal-

    hal kecil; sikap kekhawatiaran yang tercermin di wajah atau

    pembicaraannya; ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya.

    l. Gejala somatik (pencernaan)nafsu makan berkurang tetapi dapat makan tanpa dorongan teman,

    merasa perutnya penuh; sukar makan tanpa dorongan teman,

    membutuhkan pencahar untuk buang air besar atau obat-obatan untuk

    saluran pencernaan.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    25/37

    33

    m.Gejala somatik(umum)anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat; sakit punggung,

    kepala dan otot-otot, hilangnya kekuatan dan kemampuan.

    n. Kotamil (genital)sering buang air kecil terutama malam hari dikala tidur; tidak haid,

    darah haid sedikit sekali; tidak ada gairah seksual dingin (firgid);

    ereksi hilang; impotensi.

    o. Hipokondriasis (keluahansomatik, fisik yang berpindah-pindah)dihayati sendiri, preokupasi (keterpakuan) mengenai kesehatan

    sendiri, sering mengeluh membutuhkan pertolongan orang lain, delusi

    hipokondriasi.

    p. Kehilangan berat badan (A dan B)(1). Bila hanya dari anamnesis (wawancara)

    berat badan berkurang berhubungan dengan penyakitnya

    sekarang,jelas penurunan berat badan,tak terjelaskan lagi

    penurunan berat badan.

    (2). Di bawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan bila jelas

    berat badan berkurang menurut ukuran, kurang dari 0,5 kg

    seminggu, lebih dari 0,5 kg seminggu, tidak ternyatakan lagi

    kehilangan berat badan.

    q.Insight(pemahaman diri)

    mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab-penyebab

    iklim, makanan, kerja berlebihan, virus, perlu istirahat, dan lain-lain.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    26/37

    34

    r. Variasi Harianadakah perubahan atau keadaan yang memburuk pada waktu malam

    atau pagi.

    s. Depersonalisasi (perasaan diri berubah) dan derealisasi (perasaantidak nyata tidak realistis).

    t. Gejala-gejala paranoidKecurigaan; pikiran dirinya menjadi pusat perhatian, atau peristiwa

    kejadian diluar tertuju pada dirinya (ideas refence); waham kejaran.

    C. Terapi SenamPendekatan psikoterapi bagi pasien terdepresi adalah pendekatan

    kognitif dan pendekatan yang lebih terarah dan lebih terstruktur. Walaupun

    setelah periode depresif menghilang, intervensi keterampilan jangka panjang

    masih diperlukan. Pada beberapa program terapi, modelling dan permainan

    peran dapat membantu menegakkan keterampilan pemecahan masalah yang

    baik. Beberapa pendekatan psikoterapi berbeda yang digunakan telah

    menunjukkan hasil, yaitu psikoterapi perorangan, terapi berorientasi

    kesadaran, terapi tingkah laku, terapi bermain, model stress hidup, psikoterapi

    kognitif, terapi aktivitas kelompok, terapi kerja, pendidikan remedial,

    penempatan di luar rumah serta ECT (Weller, 1990). Terapi aktivitas

    kelompok merupakan suatu jenis terapi aktivitas yang dilaksanakan oleh

    pasien dengan depresi secara bersama-sama dalam usaha penyaluran energi

    secara benar dalam bentuk senam.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    27/37

    35

    Pengertian senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai

    cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga

    lainnya. Berbeda dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil

    aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang

    dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian

    anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti :

    kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan.

    Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan

    terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik (Brick, 2002).

    Sedangkan menurut Hidayat (1990) menyatakan senam ialah latihan

    tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan

    dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

    pribadi secara harmonis. Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam,

    seperti : senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam

    irama, turnen, senam artistik dan senam ritmik atau modern ritmik seperti

    senam aerobik. Berikut ini akan diuaraikan mengenai senam aerobik :

    1. Definisi Senam AerobikAerobik berasal dari kata aeroyang berarti oksigen. Jadi aerobik

    sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan

    aerobik adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan

    menggunakan osigen sebagai kerja utama. Olahraga yang berlangsung

    secara kontinyu lebih dari empat menit dengan intensitas rendah termasuk

    golongan aerobik. Jadi olahraga yang bersifat aerobik bukan hanya senam

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    28/37

    36

    aerobik, tetapi masih banyak jenis olahraga lainnya, misalnya bersepeda,

    berenang, jalan cepat, lari lintas alam, lari maraton.

    Menurut Dinata (2007) senam aerobik adalah serangkaian gerak

    yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang

    dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kuntinuitas dan durasi

    tertentu. Pengertian lain senam aerobik adalah suatu sistematika gabungan

    antara rangkaian gerak dan musik yang sengaja dibuat sehingga muncul

    keselarasan antara gerakan dan musik tersebut untuk mencapai tujuan

    tertentu.

    2. Macam senam aerobik berdasarkan tingkat benturanBerdasarkan tingkat intensitas gerakan dan pola kaki yang

    digunakan, maka senam aerobik dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

    senam aerobik low impact atau benturan ringan, moderate impact atau

    benturan sedang, dan juga aerobik high impactatau benturan keras.

    Perbedaan tingkat benturan tersebut didasarkan pada perbedaan

    sentuhan salah satu kaki terhadap lantai. Pada gerakan senam aerobik low

    impactmaka salah satu kaki selalu berada dan menapak di lantai setiap

    waktu.Contoh gerakan kaki senam aerobik low impact adalah Cha-cha-

    cha, grapevine, mengangkat lutut, langkah V dan lain-lain. Pada gerakan

    senam aerobik moderate impact maka salah satu kaki selalu berada di

    lantai dengan posisi tumit mengangkat tetapi jari kaki tetap berada di

    lantai setiap waktu dengan contoh gerakan kaki menekan kaki ke atas,

    melompat dan twist. Sedangkan pada senam aerobik mengarah pada

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    29/37

    37

    gerakan kaki meninggalkan lantai atau berada di udara dengan contoh

    gerakan kaki loncat, power moves, lompat sergap dll. Sedangkan

    gabungan dari ketiga macam benturan atau impact diatas dapat disebut

    sebagai mix impactyang artinya dalam rangkaian gerakan senam aerobik

    mix impact tersebut adalah kombinasi dan campuran dari senam aerobik

    low impact, moderate impactdan high impact.

    3. Jenis Senam AerobikPada saat ini, senam aerobik telah jauh berkembang pesat dan

    berbeda. Sekarang aerobik bisa dilakukan secara individu dengan

    menirukan gerakan senam yang terdapat dalam cd senam aerobik yang

    banyak beredar dipasaran, misalnya cd karya Berty tylarso, Rudi pocco-

    pocco, Ester suwito dll. Aerobik dapat pula dilakukan secara berkelompok

    misalnya di pusat pusat kebugaran, instansi dinas, jumat dan minggu

    pagi serta acara-acara lainnya.

    Pembagian senam Aerobik menurut cara melakukan dan musik

    pengiring, yaitu:

    a. Low impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan ringan)b. High impact aerobics(senam aerobik aliran gerakan keras)c. Discorobic (kombinasi antara gerakan-gerakan aerobik aliran keras

    dan ringan disko)

    d. Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik dan ringan sertagerakan-gerakan rock nroll)

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    30/37

    38

    e. Aerobic sport (kombinasi gerakan-gerakan keras dan ringan sertagerakan-gerakan kalestetik/kelentukan)

    Jenis senam aerobik berdasakan tingkat benturan kaki terdapat 3

    macam low impact, high impact dan moderat impact. Tingkat benturan

    adalah tingkat sentuhan salah satu kaki terhadap lantai. Berikut akan

    diuraikan mengenai benturan kakiLow Impact.

    4. Tujuan darisenam aerobik adalah:a. Meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru. Gerakan yang

    dipilih harus mampu menyebabkan denyut jantung meningkat

    sedemikian rupa ke target latihan atau disebut juga zona latihan.

    b. Pembentukan tubuh. Gerakan yang dipilih harus mengandungkalestenik yang memenuhi tuntutan teknik dan ketentuan anatomis

    tertentu.

    5. Manfaat Melakukan Senam AerobikMelakukan aktivitas olahraga senam aerobik dengan takaran yang

    pas dan ideal akan membawa banyak manfaat bagi seseorang. Berikut ini

    manfaatnya (Nelly, 2009):

    a. Melatih jantung, paru dan peredaran darah sehingga dapat merekabekerja secara lebih efektif dan efisien.

    b.

    Melatih kekuatan otot-otot tertentu sehingga otot-otot tersebut terlihat

    lebih kuat dan kencang.

    c. Meningkatkan kelenturan tubuh dan lain-lain.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    31/37

    39

    Manfaat lainnya adalah (Nelly, 2009):

    a. Meningkatkan fungsi jantung. Dengan menaikkan detak jantungselama minimal 20 menit, meningkatkan daya tahan dan kekuatannya.

    b. Meningkatkan kinerja paru-paru seperti bagian lain dari tubuh.Aerobik membantu untuk memperluas paru-paru dan meningkatkan

    stamina dan kekuatan.

    c. Menjaga jantung dan paru-paru bekerja dengan baik adalah hal yangterpenting untuk dapat menguasai latihan berat tertentu. Setelah daya

    tahan dibangun, akan lebih mudah untuk menyelesaikan latihan dalam

    jumlah yang relatif singkat.

    d. Membantu untuk menurunkan berat badan. Karena dalam latihanaerobik memanfaatkan oksigen secara maksimal, sehingga dapat

    meningkatkan metabolisme tubuh atau pembakaran lemak.

    e. Menjadi awet muda, karena latihan aerobik juga memiliki efeksignifikan pada kesehatan otak pada saat terjadi proses penuaan,

    sehingga dapat memperbaiki kemampuan memori atau daya ingat, dan

    meningkatkan kemampuan fungsi-fungsi organ tubuh

    f. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, selain itu juga dapatmeningkatkan daya ingat dan konsentrasi seseorang.

    g.

    Melawan depresi. Kegiatan aerobik yang teratur telah dikenal untuk

    meningkatkan mood seseorang dan membantu membendung efek

    depresi. Tidak hanya peningkatan denyut jantung memperbaiki mood,

    kegiatan aerobik dapat menyenangkan dan terlalu ramah.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    32/37

    40

    h. Latihan aerobik meningkatkan koordinasi. Terutama saat kita lanjutusia, koordinasi penting untuk gaya hidup sehat.

    6. Terapi senam aerobiklow impactPengertian senam aerobikLow impact menurut Nelly (2009) adalah

    senam aerobik aliran gerakan ringan dengan salah satu kaki tetap menapak

    pada lantai setiap waktu. Dalam penelitian ini terapi senam aerobikLow

    impact memberikan gerakan senam yang terstruktur, ritmik dengan

    diiringi musik yang semangat untuk mencapai perbedaan jumlah skor

    pre-test dan post-test pada sampel.

    Sistematika latihan senam aerobik low impact tidak terlepas dari

    sistematika umum berolahraga yang terdiri dari tiga fase, yaitu (Anonim,

    2012) :

    a. Pemanasan (Warming Up)Dalam fase ini dapat menggunakan pola warming up yang

    didahului oleh kegiatan stretchingatau penguluran otot-otot tubuh dan

    dilanjutkan dengan gerakan dinamis pemanasan. Pola yang kedua

    yaitu kebalikan dari pola pertama dimana seseorang melakukan

    pemanasan dinamis dulu kemudian dilanjutkan dengan melakukan

    kegiatan penguluran otot-otot tubuh atau stretching.

    Kegiatan pemanasan atau warming up ini memiliki tujuan

    yaitu: meningkatkan elastisitas otot dan ligamen di sekitar persendian

    untuk mengurangi resiko cedera. Meningkatkan suhu tubuh dan

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    33/37

    41

    denyut nadi sehingga mempersiapkan diri agar siap menuju ke

    aktivitas utama, yaitu aktivitas latihan.

    Dalam fase ini, pemilihan gerakan harus dilakukan dan

    dilaksanakan secara sistematis, runtut dan konsisten. Misalnya,

    apabila gerakan tersebut dimulai dari kepala, maka urutannya adalah

    kepala, lengan, dada, pinggang dan kaki. Begitu pila sebaliknya.

    b. Kegiatan IntiFase latihan adalah fase utama dari sistematika latihan senam

    aerobik. Dalam fase ini target latihan haruslah tercapai. Salah satu

    indikator latihan telah memenuhi target adalah dengan memprediksi

    bahwa latihan tersebut telah mencapai training zone. Training zone

    adalah daerah ideal denyut nadi dalam fase latihan. Rentang training

    zoneadalah 60 %-90 % dari denyut nadi maksimal seseorang (DNM).

    Denyut nadi yang dimiliki oleh setiap orang berbeda, tergantung dari

    tingkat usia seseorang. Berikut ini adalah rumus untuk mencari denyut

    nadi maksimal seseorang (DNM) : DNM = 220 Usia (Tahun).

    Umumnya rumus ini digunakan untuk atlet. Sedangkan rumus

    menghitung denyut nadi maksimal bagi orang awam atau bukan atlet

    adalah : SDNM = 200 - Usia (Tahun). Dalam senam aerobik, fase inti

    dapat dilakukan dengan aktivitas senam aerobik low impact, moderate

    impact, high impactmaupun mix impactselama 25- 55 menit.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    34/37

    42

    c. Pendinginan (Cooling Down)Pada fase ini hendaknya melakukan dan memilih gerakan

    gerakan yang mampu menurunkan frekuensi denyut nadi untuk

    mendekati denyut nadi yang normal, setidaknya mendekati awal dari

    latihan. Pemilihan gerakan pendinginan ini harus merupakan gerakan

    penurunan dari intensitas tinggi ke gerakan intensitas rendah.

    Ditinjau dari segi faal, perubahan dan penurunan intensitas

    secara bertahap tersebut berguna untuk menghindari penumpukan

    asam laktat yang akan menyebabkan kelelahan dan rasa pegal pada

    bagian tubuh atau otot tertentu.

    Pada gerakan senam aerobik low impactmaka salah satu kaki selalu

    berada dan menapak di lantai setiap waktu. Berikut ini adalah gerakan

    kaki senam aerobik low impact:

    b. Single step(langkah Tunggal)Langkahkan kaki kanan ke arah kanan lanjutkan dengan membawa

    kaki kiri ke arah kaki kanan dan menutup langkah (Hitungan 1)

    c. Double step(langkah ganda)Langkahkan kaki kanan ke arah kanan, lanjutkan dengan membawa

    kaki kiri ke arah kaki kanan dan menutup langkah (hitungan 1).

    Lakukan hitungan 1 sekali lagi atau ke arah kanan (hitungan 2)

    d. V step(langkah segitiga)Langkahkan kaki kanan ke arah diagonal kanan depan (1),

    Langkahkan kaki kiri ke arah diagonal kiri depan (2), Bawa kembali

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    35/37

    43

    kaki kanan ke posisi awal (3) dan bawa kaki kiri kembali ke posisi

    awal (4)

    e. BerjalanMelangkah maju dan mundur. Hampir sama dengan double step,

    hanya dalam penggunaan langkah kaki kiri tidak menutup langkah ke

    kaki kanan (pada hitungan 1) melainkan bawa kaki kiri di sisi

    belakang kaki kanan. Salah satu kaki menapak di lantai, kaki lainnya

    di gunakan untuk mengangkat lutut.

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    36/37

    44

    D. Kerangka TeoriBerdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya dapat

    dibuat kerangka teori sebagai berikut.

    Gambar 2.1. Kerangka Teori

    (Sumber : Modifikasi teori dari Kaplan dan Saddock, 2010; Maslim, 2001; Agus,

    2002; Weller, 1990))

    Jenis gangguan jiwa :

    a. Skizofreniab. Depresic. Kecemasand. Gangguan Kepribadiane. Gangguan Mental Organikf. Gangguan Psikosomatikg. Retardasi Mentalh. Gangguan Perilaku Masa

    Anak dan Remaja

    Depresi

    Tingkat Depresi

    - Ringan- Sedang- Berat

    Penanganan :

    a. ECTb. Psikofarmaka atau

    obat

    c. Terapi psikologis:- Psikoterapi

    d. Terapi aktifitasKelompok :

    - Berkomunikasi- Menggambar- Keluarga

    e. Terapi fisik- Senam- Kerja bakti

    Faktor resiko depresi :

    a. Umurb. Jenis Kelaminc. Statusperkawinan

  • 8/13/2019 jhptump-ump-gdl-kukuhindra-951-2-babii

    37/37

    45

    E. Kerangka KonsepVariabel terikat Variabel bebas Variabel terikat

    Keterangan :

    : : Diteliti

    Gambar 2.2. Kerangka Teori

    F. HipotesisHo: Tidak ada pengaruh terapi senam aerobik low impact terhadap tingkat

    depresi pada pasien skizofrenia di Ruang Sadewa RSUD Banyumas tahun

    2012.

    Ha: Ada pengaruh terapi senam aerobik low impactterhadap tingkat depresi

    pada pasien skizofrenia di Ruang Sadewa RSUD Banyumas tahun 2012.

    Tingkat Depresi

    sebelum diterapi

    Terapi senam

    aerobic low

    impact

    Tingkat Depresi

    setelah diterapi