jenis teknik anamnesa

10
Jenis Teknik Anamnesa Menurut Patricia A Potter tahun 2005, jenis teknik anamnesa meliputi : 1. Teknik Mencari Masalah. Anamnesa mencari masalah mengidentifikasi masalah potensial klien, dan pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah tersebut. Sebagai contoh, perawat menanyakan pada klien tentang perubahan yang dialami dalam pecernaan, seperti kurang nafsu makan, mual, muntah atau diare. Jika klien mengatakan bahwa sebagian dari gejala ini dialaminya, perawat melanjutkan dengan pertanyaan pemecahan masalah yang difokuskan pada perubahan spesifik pada pencernaan. 2. Teknik Pemecahan Masalah. Teknik anamnesa pemecahan masalah difokuskanpada pengumpulan data yang lebih mendalam pada masalah spesifik yang diidentifikasi oleh klien atau perawat (lvey,1988). Sebagai contoh, jika klien melaporkan bahwa muntah telah dalam 2 hari, perawat menanyakan apa pencetus muntah pertama kalinya, apakah klien mengalami gejala lain, apakah terjadi setiap kali klien makan atau minum dan bagaimana karasteritik muntah.Informasi tentang awitan, faktor pemberat, gejala yang berkaitan, tindakan pereda yang telah klien coba, dan keefektifan tindakan ini pada akhirnya memadu pemilihan perawat tentang interverensi keperawatan. 3. Teknik Pertanyaan Langsung. Anamnesa pertanyaan langsung adalah format strukstur yang membutuhkan jawaban satu atau dua kata dan sering kali

Upload: ummulaulia

Post on 04-Dec-2015

284 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

mungkin blok 7

TRANSCRIPT

Page 1: Jenis Teknik Anamnesa

Jenis Teknik Anamnesa

Menurut Patricia A Potter tahun 2005, jenis teknik anamnesa meliputi :

1.             Teknik Mencari Masalah.

Anamnesa mencari masalah mengidentifikasi masalah potensial klien, dan

pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah tersebut. Sebagai contoh, perawat

menanyakan pada klien tentang perubahan yang dialami dalam pecernaan, seperti kurang

nafsu makan, mual, muntah atau diare. Jika klien mengatakan bahwa sebagian dari gejala ini

dialaminya, perawat melanjutkan dengan pertanyaan pemecahan masalah yang difokuskan

pada perubahan spesifik pada pencernaan.

2.             Teknik Pemecahan Masalah.

Teknik anamnesa pemecahan masalah difokuskanpada pengumpulan data yang lebih

mendalam pada masalah spesifik yang diidentifikasi oleh klien atau perawat (lvey,1988).

Sebagai contoh, jika klien melaporkan bahwa muntah telah dalam 2 hari, perawat

menanyakan apa pencetus muntah pertama kalinya, apakah klien mengalami gejala lain,

apakah terjadi setiap kali klien makan atau minum dan bagaimana karasteritik

muntah.Informasi tentang awitan, faktor pemberat, gejala yang berkaitan, tindakan pereda

yang telah klien coba, dan keefektifan tindakan ini pada akhirnya memadu pemilihan perawat

tentang interverensi keperawatan.

3.             Teknik Pertanyaan Langsung.

Anamnesa pertanyaan langsung adalah format strukstur yang membutuhkan jawaban

satu atau dua kata dan sering kali digunakan untuk mengklarifikasi informasi sebelumnya

atau memberikan informasi tambahan (lvey,1998). Sebagai contoh "apakah anda mengalami

nyeri ketika muntah?" adalah suatu pertanyaan langsung.Dengan teknik ini pertanyaan tidak

mendorong klien untuk secara suka rela memberikan informasi lebih banyak dari yang

ditanyakan langsung.Tipe pertanyaan seperti ini sangat berguna dalam mengumpulkan data

biografi dan informasi spesifik mengenai masalah kesehatan seperti, gejala, faktor pencetus

dan tindakan pereda.

4.             Teknik Pertanyaan Terbuka.

Anamnesa pertanyaan terbuka ditunjukan untuk mendapatkan respons lebih dari satu

kata atau dua kata. Teknik ini mengarah pada diskusi di mana klien secara aktif menguraikan

status kesehatan mereka. Metode ini menguatkan hubungan perawat klien karena teknik ini

menunjukkan bahwa perawat ingin meluangkan waktu untuk mendengarkan pikiran klien.

Contoh-contoh pertanyaan terbuka adalah sebagai berikut :

Page 2: Jenis Teknik Anamnesa

a.     "Perawat kesehatan apa yang anda butuhkan?"

b.     "Bagaimana perasaan Anda?"

c.    "Ceritakan pada saya apa makna kedatangan ke rumah sakit bagi Anda?"

Fase – Fase Anamnesa

Menurut Patricia A Potter tahun 2005, fase-fase anamnesa adalah sebagai berikut :

a.       Fase Orientasi

Perawat membuka wawancara dengan menjelaskan tujuan dari wawancara. Perawat

juga mendiskusikan tipe pertanyaan yang akan ditanyakan dan para klien dalam proses

wawancara. Kemudian perawat meluangkan waktu beberapa menit untuk saling mengenal

dengan klien.

b.      Fase Kerja

Dengan berkembangnya wawancara, perawat mengajukan pertanyaan untuk

membentuk data dasar yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan rencana asuhan

keperawatan.

c.       Fase Terminasi

Terminasi membutuhkan keterampilan dari pihak wawancara. Idealnya klien harus

diberi isyarat bahwa wawancara akan segera berakhir.

1.4           Aspek Sikap

Menurut G.A Mandriwati tahun 2007 aspek sikap yang harus tampak dalam setiap kegiatan

anamnesa, yaitu :

a.       Sopan dan ramah

Sopan berarti memberi penghargaan, ramah memberi kesan menarik, dengan

demikian ibu akan tertarik datang ke unit pelayanan.

b.      Menunjukkan niat membantu

Sikap ini memberi jaminan kepada ibu untuk mendapat pelayanan yang memuaskan.

c.       Menghargai

Sikap ini akan meletakkan martabat ibu sesuai dengan kondisinya.

d.      Tanggap

Page 3: Jenis Teknik Anamnesa

Dengan bersikap tanggap bisa lebih cepat mengenal kondisi ibu karena bosan atau

tidak nyaman.

6

e.       Menjaga privasi.

Privasi ibu sebagai wanita harus tetap dijaga selama memberikan asuhan.

Komponen Anamnesa

Menurut Patricia A Potter tahun 2005, riwayat kesehatan keperawatan adalah data

yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu).Riwayat

keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial budaya, keseatan spiritual dan

reaksi mental serta emosi terhadap penyakit.Riwayat keperawatan dikumpulkan selama

anamnesa, dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Macam-macam

riwayat kesehatan keperawatan :

a.       Riwayat kesehatan masa lalu

Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat masa lalu memberikan data tentang

pengalaman kesehatan klien. Perawat mengkaji apakah klien pernah dirawat di rumah sakit

atau pernah menjalani operasi. Perawat juga mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup.

Penggunaan tembakau, alkohol, kafein, obat-obatan atau medikasi yang secara rutin

digunakan dapat membuat klien beresiko terhadap penyakit yang menyerang hepar, paru-

paru, jantung, sitem saraf, atau proses berfikir. Dengan membuat catatan tentang tipe

kebiasaan, juga frekuensi dan durasi penggunaan akan memberikan data yang penting.

Rencana perawatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan gaya hidup

klien sedapat mungkin. Sering kali variasi dalam tidur,aktivitas, dan pola nutrisi dapat

diakomodasi.

b.         Riwayat Keluarga

Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hubungan

kekeluargaan langsug dan hubungan darah. Sasaranya untuk menentukan apakah klien

berisiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk mengidentifikasi

area tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Riwayat keluarga juga

memberikan informasi tentang struktur keluarga,interaksi, dan fungsi yang mungkin berguna

dalam merencanakan asuhan. Sebagai contoh, keluarga yang akrab suportif dapat menjadi

Page 4: Jenis Teknik Anamnesa

dapat menjadi sumber dalam membantu klien menyesuaikan diri terhadap penyakit atau

kecacatan dan harus dilibatkan ke dalam rencana perawatan.

c.       Riwayat Lingkungan

Riwayat lingkungan memberikan data tentang lingkungan rumah klien dan segala

sistem pendukung yang anggota keluarga dan klien dapat digunakan. Riwayat lingkungan

misalnya mengidentifikasi pemajanan polutan yang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat

kriminalitas yang tinggi sehingga menghambat klien untuk berjalan-jalan sekitar lingkungan

rumah dan sumber yang dapat membantu klien dalam kembai ke komunitas.

d.      Riwayat Psikososial

Riwayat psikososial yang lengkap menunjukkan siapa sistem pendukung klien,

termasuk pasangan, anak-anak anggota keluarga lain, atau teman dekat.

Riwayat psikososial termasuk informasi tentang cara-cara yang biasanya klien dan

anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stres.perilaku yag sama seperti berjalan-jalan,

membaca, atau berbicara dengan teman, dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan jika

klien mengalami stres ketika menerima perawatan kesehatan.perawat juga belajar apakah

klien telah mengalami suatu kehilangan baru-baru ini yang dapat menciptakan suatu rasa

berduka.

Pemeriksaan Ekstra OralPemeriksaan ekstra maupun intra oral diperoleh melalui pemeriksaan obyektif maupunpemeriksaan subyektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi obyektif pasienyang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasien secara langsung.Sedangkan pemeriksaan subyektif contohnya adalah riwayat kesehatan pasien atau bisadisebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstra oraldan intra oral pada dasarnya dilakukan denga cara yang relatif sama yaitu dengan carainspeksi, palpasi ataupun perkusi. Pemeriksaan ekstra oral adalah pemeriksaan yangdilakukan dengan melihat dan memeriksa keadaan tubuh pasien secara umum, meliputimata, leher (kelenjar tiroid), jari, kuku, telapak tangan. kulit wajah, distribusi rambut, profilwajah, kesimetrisan wajah, kontur kepala, sendi temporomandibular dan kesehatan umumpasien. Pemeriksaan ekstra oral dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalahdengan cara inspeksi. Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat menggunakan indrapengelihatan untuk memperhatikan keadaan tubuh pasien secara umum dan mengamatikemungkinan adanya kelainan pada pasien. Inspeksi yang dilakukan dengan cara melihatukuran, bentuk, warna, hubungan anatomi, integritas jaringan, derajat keratinisasi, dankesimetrisan bilateral dari setiap bagian atau organ tubuh yang diamati.Cara pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah palpasi. Palpasi adalah pemeriksaanyang dilakukan dengan indra peraba untuk merasakan kontur dari jaringan atau organ tubuhyang diperiksa dan merasakan adanya pembesaran atau kelainan yang kemungkinan dapatterjadi. Pada pemeriksaan palpasi yang dapat diperiksa adalah meraba konsistensi,

Page 5: Jenis Teknik Anamnesa

pergerakan massa, perbandingan bilateral dan identifikasi anatomi pada organ tubuh yangsedang diperiksa. Palpasi yang dapat dilakukan diantaranya pada pemeriksaan limfonodi.Pada pemeriksaan limfonodi dilakukan pemeriksaan untuk melihat ukuran, bentuk,mobilitas, jumlah dan konsistensi dari limfonodi tersebut. Pemeriksaan limfonodi dilakukandengan cara meraba beberapa titik-titik adanya limfonodi dengan menekankan jari pada areatersebut dan jari ditekan dengan sedikit diputar. Titik adanya limfonodi tersebut contohnyapada area submandibula untuk memeriksa limfonodi submandibula, area parotis untukmemeriksa limfonodi parotid, area submental untuk memeriksa limfonodi submental danlain sebagainya.Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah dengan melakukan palpasi pada bibir. Bibirdipalpasi pada area vermilion dan juga area perbatasan vermilion zone dengan kulit. Palpasipada bibir tersebut dilakukan untuk melihat adanya batas antara vermilion dengan kulit danada atau tidaknya keratinisasi pada bibir. Kemudian berlanjut pemeriksaan pada mata,melalui inspeksi mata dapat dilihat ada atau tidaknya kelainan yang terjadi, contohnyaseperti terjadinya proptosis pada mata. Kemudian diperiksan juga pada bagian leher, melihatada atau tidaknya pembesaran pada bagian leher. Apabila pada pemeriksaan ditemukan proptosis pada mata dan ada pembesaran pada bagian leher yaitu pembesaran kelenjar tiroid maka pasien dapat diperkirakan mengidap penyakit tertentu yaitu goiter. Pemeriksaan ekstra oral juga dapat memeriksa kuku dan telapak tangan pasien. Contohnya pada kuku penderita penyakit hati kongenital, kuku pasien memiliki warna yang tidak sama dengan orang normal. Kemudian pemeriksaan telapak tangan dengan cara melihat warna dari telapak tangan, apabila telapak tangan berwarna merah muda maka pasien memiliki HB normal. Pemeriksaan ekstra oral selanjutnya adalah pemeriksaan dengan palpasi pada sendi temporomandibular. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan tangan pemeriksa pada daerah persendian kemudian pasien membuka dan menutup mulut serta melakukan beberapa gerakan seperti pasien oklusi dan rahang digerakan ke kanan atau ke kiri. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk melihat pergerakan sendi dari pasien dan melihat ada atau tidaknya kelainan yang terjadi seperti suara yang timbul pada persendian karena adanya gesekan atau gerakan yang salah pada sendi

Pemeriksaan Intra Oral

Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral, yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang diduga adanya kelainan yang terjadi. Pemeriksaan intra oral yang dapat dilakukan diantaranya adalah melihat mukosa intra oral dari pasien, yaitu palpasi mukosa labial bibir bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa bukal untuk melihat konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit-gigit bibir atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasar dan terjadi keratinisasi pada mukosa labial, selain itu juga pada pasien perokok mukosa labialnya berwarna kemerahan. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi pada bagian mucobucal fold atas dan bawah untuk melihat karakteristik jaringan serta pada forniks bawah untuk melihat posisi frenulum bibir bawah. Palpasi dan inspeksi dilakukan terus hingga melihat semua anatomi pada intra oral yang kemungkinan dapat terjadi kelainan atau penyakit, maka palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk melihat rugae yang ada pada palatum. Kemudian pemeriksaan pada lidah, pada pemeriksaan lidah dapat melihat palatum mole dan derajat

Page 6: Jenis Teknik Anamnesa

defiasinya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka mulut dan lidah dipegang oleh pemeriksa menggunakan tissue kemudian lihat permukaan lateral, permukaan dorsum dan permukaan ventral lidah. Perubahan pada lidah yang dapat dilihat contohnya adalah pada dorsum lidah meningkatnya pemanjangan papila filiform pada perokok, kemudian pada pasien dengan penyakit sistemik terjadi perubahan warna pada lidah dan hilangnya papila pada lidah. Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan dilakukan untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual fold. Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat lingual space kemudian palpasi juga 3 aspek lingual dengan menggerakan jari dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Kemudian lakukan palpasi dari bagian intra oral dan ekstra oral pada daerah submandibula untuk memeriksa glandula saliva submandibula. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi saliva dengan cara keringkan terlebih dahulu anterior dasar mulut kemudian untuk menstimulasi produksi saliva dengan cara menekan-nekan secara perlahan pada daerah glandula dari ekstra oral kemudian perhatikan keluarnya saliva pada intra oral. Pemeriksaan intra oral selanjutnya adalah pada jaringan gingiva, pemeriksaan dilakukan untuk melihat warna pada gingiva, bentuk dari gingiva, hubungannya untuk menopang gigi, kepadatan gingiva, perlekatan epitel, soket gingiva pada penopangan gigi dan hubungannya dengan cementoenamel junction. Pada gingiva yang sehat berwarna merah muda, terlihat tidak ada perubahan warna dari margin gingiva sampai ke attached gingiva. Kemudian bentuk dari gingiva yang normal adalah gingiva margin melekat mengikuti leher gigi dan gingiva mengisi hingga titik kontak antar gigi. Selain itu untuk memeriksa kedalaman dari soket dapat dilakukan dengan menggunakan probe, pemeriksaan dilakukan dengan memasukan probe secara perlahan dan hati-hati agar tidak melukai gingiva pasien kemudian dilihat gingiva pasien telah mencapai batas tertentu yang sudah terdapat pada probe. Pemeriksaan terakhir yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pada gigi. Pemeriksaan pada gigi dapat dilakukan dengan cara perkusi, yang diperhatikan dari pemeriksaan perkusi ini adalah keluarnya suara dari gigi dan respon dari pasien. Suara yang timbul pada pemeriksaan perkusi menggambarkan struktur pendukung gigi dan jaringan sekitarnya. Selain itu lihat juga relasi lengkung maksila dan mandibula, serta lihat juga interkuspasi dari gigi. Untuk melihat posisi serta relasi lengkung maksila dan mandibula dapat dilakukan dengan cara pasien relaks lalu membuka mulut dan pemeriksa menggerakan rahang dengan menaik turunkannya hingga mencapai kontak atau oklusi, kemudian bisa juga dengan cara meminta pasien untuk oklusi dan menggerakkan rahang bawahnya ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang pada saat oklusi tersebut. Pada pemeriksaan tersebut perhatikan relasi lengkung maksila dan mandibula pada pasien serta lihat pula posisi gigi pasien pada saat pasien diminta beroklusi dan menggerakan rahang bawahnya ke posisi tertentu. Pada pemeriksaan interkuspasi pasien diminta beroklusi kemudian dilihat hubungan gigi maksila dan gigi mandibula sehingga dapat menentukan kelas maloklusi gigi pasien. 4