jenis program imunisasi pemerintah
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
JENIS PROGRAM IMUNISASI PEMERINTAH
Program imunisasi dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut
1. Berdasarkan usia yang diimunisasi
a. Imunisasi rutin
Imunisasi rutin adalah pemberian imunisasi secara rutin yang dilaksanakan
pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan. Berdasarkan kelompok usia
sasarannya, imunisasi rutin dibagi menjadi :
Bayi (usia kurang dari 1 tahun)
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Vaksin Pemberian
Imunisasi
Selang waktu
pemberian
Umur
BCG 1x - 0-11 bulan
DPT 3x 4 minggu 2-11 bulan
Polio 4x 4 minggu 0-11 bulan
Campak 1x - 9-11 bulan
HB 3x 4 minggu 0-11 bulan
Anak usia sekolah dasar
Tabel 2. Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Sekolah Dasar
Kelas Pemberian Imunisasi Dosis
Kelas 1 DT
Campak
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2 TT 0,5 cc
Kelas 3 TT 0,5 cc
Wanita usia subur (WUS) ada wanita usia 15-39 tahun
Tabel 3. Jadwal Pemberian Imunisasi Wanita Usia Subur
Imunisasi Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu
Pemberian
Masa
Perlindungan
Dosis
TT WUS T1
T2
T3
T4
-
4 minggu setelah T1
4 minggu setelah T2
4 minggu setelah T3
4 minggu setelah T4
-
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
Pelayanan imunisasi rutin dapat diberikan pada tempat sebagai berikut :
Pelayanan imunisasi di dalam gedung, yaitu di puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah sakit, rumah bersalin, dan polindes
Pelayanan imunisasi di luar gedung, yaitu di posyandu, kunjungan rumah
dan sekolah
Pelayanan imunisasi rutin oleh swasta, seperti rumah sakit swasta, dokter
praktik, bidan praktik.
b. Imunisasi tambahan
Imunisasi tambahan diberikan untuk bayi dan anak. Kegiatan ini adalah
kegiatan imunisasi yang tidak rutin, hanya dilaksanakan bila ditemukan masalah
dalam pemantauan atau evaluasi. Kegiatan dalam imunisasi tambahan adalah :
Backlog Fighting
Backlog fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada
anak usia 1-3 tahun pada desa non UCI setiap 2 tahun sekali
Crash Program
Ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat karena
masalah khusus, seperti angkat kematian bayi tinggi, infrastruktur kurang,
dan untuk memberi kekebalan pada kelompok sasaran yang belum
mendapatkannya saat imunisasi rutin.
2. Kegiatan imunisasi massal
Dilakukan untuk antigen tertentu dalam wilayah luas dan waktu tertentu, dalam
rangka pemutusan mata rantai penyakit. Kegiatannya antara lain :
a. PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
PIN merupakan suatu upaya untuk mempercepat pemutusan siklus hidup
virus polio dengan memberikan vaksin polio untuk setiap balita. Imunisasi
diberikan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 1 bulan. Masing-masing imunisasi
diberikan 2 tetes vaksin.
b. Sub PIN
Merupakan upaya untuk memutus rantai penularan polio bila ditemukan
satu kasus polio dalam wilayah terbatas (kabupaten) dengan cara pemberian 2 kali
imunisasi polio dalam interval 1 bulan secara serentak pada usia kurang dari 1
tahun.
c. Catch up campaign campak
Merupakan upaya untuk memutus penularan virus campak pada balita dan
anak sekolah. Pemberian imunisasi campak dilakukan secara serentak pada anak
sekolah dasar, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
3. Berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan
a. Imunisasi dasar
Imunisasi dasar diberikan untuk bayi. Imunisasi ini diberikan sebagai
imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan tubuh.
b. Imunisasi lanjutan
Imunisasi lanjutan diberikan untuk anak usia sekolah dasar dan wanita
usia subur. Imunisasi merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan
tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan.
4. Program imunisasi meningitis meningokokus
Imunisasi meningitis meningokokus diberikan kepada calon jemaah haji minimal
10 hari sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Jika imunisasi diberikan kurang dari 10
hari sebelumnya, harus diberikan antibiotik profilaksis yang sensitif terhadap N.
meningitidis.
5. Program imunisasi demam kuning
Bagi pendatang atau melewati negara yang terjangkit demam kuning, harus dapat
menunjukkan ICV (International Certificate of Vaccination) yang masih berlaku sebagai
bukti bahwa telah mendapat imunisasi demam kuning. Jika belum, maka harus diisolasi
selama 6 hari dan dilindungi dari gigitan nyamuk sebelum diizinkan melanjutkan
perjalanan.
Pemberian imunisasi bagi orang yang akan menuju negara endemis demam
kuning, minimal 10 hari sebelum keberangkatan. Imunisasi diberikan bagi yang belum
pernah diimunisasi atau yang imunisasinya sudah lebih dari 10 tahun.
6. Program imunisasi rabies
Dilakukan pelatihan bagi tenaga medis dan para medis di puskesmas dan rumah
sakit dalam penatalaksanaan kasus gigitan. Penanggulangan pada setiap kasus gigitan
adalah dengan melakukan cuci luka dengan sabun selama 10-15 menit dengan air
mengalir.