jenis-jenis kandang dan menejemen ayam

9
Blok 20 Modul I Unit Pembelajaran 1 Manajemen Unggas Komersial Ekspansi Usaha Disusun Oleh: Ilyas Fathoni 11/KH/312003/6988 Kelompok 6 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Upload: ilyas-fathoni

Post on 11-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Poultry

TRANSCRIPT

Blok 20Modul IUnit Pembelajaran 1Manajemen Unggas KomersialEkspansi Usaha

Disusun Oleh:Ilyas Fathoni11/KH/312003/6988Kelompok 6

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

Learning Objective:1. Bagaimana tipe dan sistem perkandangan pada peternakan unggas?2. Apa saja syarat perkandangan ayam yang baik?3. Aspek lingkungan apa yang mempengaruhi sistem perkandangan?Learning Objective:1. Bagaimana tipe dan sistem perkandangan pada peternakan unggas?Terdapat berbagai jenis kandang unggas, bergantung pada kebutuhan peternak seperti unggas yang dipelihara, keadaan alam, serta ketersediaan dana. Beberapa jenis kandang berdasarkan sistemnya antara lain:a. Kandang battery, merupakan kandang yang berbentuk kotak yang bersambung satu dengan yang lain bisa bertingkat atau hanya satu tingkat saja, dan letaknya bisa berhadapan maupun bertolak belakang. Pada kandang ini setiap kotak berisi 1-2 ekor ayam bergantung pada ukuran ayam (Mulyantini, NGA., 2010). Keuntungan: dapat menghindari kanbalisme dan pematukan telur sehingga produksi telur lebih bersih. Memudahkan pengawasan dan pencatatan produksi untuk setiap ekornya. Rlatif lebih menghemat biaya pakan karena ayam lebih sedikit gerak sehingga tidak banyak energi yang terbuang. Mengurangi penularan penyakit (Mulyantini, NGA., 2010). Kerugian: mmebutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk pembuatan kandang. Mudah timbul defisiensi jika pakan kurang bagis, pemeliharaan harus dilakukan dengan intensif. Aktivitas ayam kurang (Mulyantini, NGA., 2010).b. Kandang postal, merupakan kandang dengan lantai yang rapat dan biasanya menggunakan alas littre. Kandang bisa bertingkat bisa tidak dan pada suhu tinggi dindingnya sebagian besar terbuka (Mulyantini, NGA., 2010). Keuntungan: tidak terlalu sulit membersihkan kandang, pembuangan kotoran lebih mudah (Mulyantini, NGA., 2010). Kerugian: littre harus diganti secara teratur, terutama bila basah atau lembab, kanibalisme dapat dengan mudah terjadi. Pengawasan terhadap individu sulit dilakukan (Mulyantini, NGA., 2010).Jenis kandang berdasarkan kegunaannya ditemukan pada peternakan yang memelihara ayam layer dimana pada setiap tahap perkembangan ayam membutuhkan kandang yang berbeda, kandang-kandang tersebut antara lain kandang starter, grower dan layer (Mulyantini, NGA., 2010). a. Kandang starter, merupakan kandang yang digunakan untuk ayam-ayam yang masih berusia muda. Kandang ini karena digunakan untuk ayam muda maka sebaiknya memiliki ventilasi yang baik dan pemanas yang cukup dimana ayam belum memiliki kemampuan termoregulasi yang baik (Mulyantini, NGA., 2010).b. Kandang grower, merupakan kandang yang digunakan untuk memelihara ayam pada usia pertumbuhan sebelum siap memproduksi telur. Alas kandang grower dapat berupa postal dengan litter maupun berbentuk slat (lantai renggang) (Mulyantini, NGA., 2010).c. Kandang layer, merupaka kandang yang digunakan untuk ayam yang sudah siap berproduksi, tipe kandang yang digunakan biasa nya tipe battery dengan ukuran 20x40x40cm/ekor (Mulyantini, NGA., 2010). 2. Apa saja syarat perkandangan ayam yang baik?Dalam melakukan pembangunan kandang harus memperhitungkan hal-hal dibawah ini antara lain: a. Tanah, tanah tempat mendirikan kandang sebaiknya berada dalam keadaan kering dan berpasir. Tanah yang basah akan membuat mikroba dan parasit untuk hidup. Tanah berpasir menghindarkan dari adanya genangan air dan sebaiknya letak kandang harus lebih tinggi dari tempat lain agar tidak terjadi genangan air (Mulyantini, NGA., 2010). b. Sinar matahari, masuknya sinar matahari kedalam kandang dapat membantu pembentukan vitamin D dan juga membunuh bakteri dan mikroba yang rebtan terhadap sinar untraviolet. Arah kandang yang baik adalah membujur dari timur kebarat, agar cahaya tetap dapat masuk namu pada siang hari dinding kandang tidak menjadi terlalu panas karena terpapar sinar matahari (Mulyantini, NGA., 2010). c. Air, air sangat penting bagi peternakan karena merupakan zat esensial dalam kehidupan. Air yang baik untuk peternakan adalah yang memiliki ph normal, tidak berwarna,berbau dan tidak berasa. Air yang baik memiliki kandungan logam berat dan bakteri minimum (Mulyantini, NGA., 2010). d. Angin, kelancaran pertukaran udara sangat dibutuhkan karena akan mengurangi suhu dan kelembaban kandang. Sehingga kecepatan angin yang keluar masuk kandang harus diatur agar tidak terlalu kencang maupun tidak terlalu lambat. Keberadaan pepohonan disekitar kandang juga dapat membantu menyejukkan udara dan mengurangi suhu didalam kandang (Mulyantini, NGA., 2010). e. Transportasi, pengangkutan bahan-bahan yang digunakan untuk keperluan peternakan harus lah mudah dilaksanakan sehingga akses ke arah peternakan dan terutama kandang harus mudah (Mulyantini, NGA., 2010). f. Tempat terisolir, lokasi kandang seharusnya jauh dari pemukiman manusai untuk menghindari penceraman baik pencemaran limbah peternakan ke lingkungan manusia maupun sebaliknya. Selain itu kandang sebaiknya dibuat ditempat yang memungkinkan untuk dilakukanya perluasan (Mulyantini, NGA., 2010). g. Jarak antar kandang juga harus diperhatikan, jarak minimal adalah 1x lebar kandang. Jarak kandang yang terlalu sempit akan mengganggu sirkulasi udara. Jarak yang cukup juga akan meminimalisir bau dan keberadaan lalat serta binatang lain. Selain itu yang harus diperhatikan adalah tidak boleh ada hewan lain didalam peternakan selain ayam yang dipelihara, terutama rodensia yang dapat menjadi vektor beragam penyakit (Mulyantini, NGA., 2010). 3. Aspek lingkungan apa yang mempengaruhi sistem perkandangan?a. Suhu kandang, suhu kandang sangat berpengaruh terhadap performa ayam, suhu optimal untuk pemeliharaan adalah 16-22 derajad celcius, meskipun begitu dengan iklim di Indonesia ayam yang telah diadaptasi hidup di iklim yang cukup panas dapat tetap berproduksi dengan baik pada suhu 27 derajad celcius. Suhu yang terlalu panas akan mengakibatkan hewan menjadi stress, melakukan painting, selain itu hewan menjadi banyak minum, untuk broiler ini mengurangi kecepatan pertumbuhan sedangkan untuk layer membuat kerabang telur menjadi tipis karena banyak karbon dioksida diekskresikan dan tidak dirubah menjadi kerabang telur. Sedangkan jika suhu terlalu rendah maka hewan akan mengubah energi yang ia dapat menjadi panas untuk menjaga suhu tubuh nya. Ketinggian tempat juga berpengaruh terhadap suhu kandang, ketinggian yang optimal untuk pembuatan kandang adalah 0-250 m dpl untuk dataran rendah dan 250-750 m dpl untuk dataran tinggi (Yuwanta, T., 2004). b. Kelembaban, kelembababan normal untuk ayam petelur adalah berkisar antara 60-70%. Kelembaban ini penting untuk dijaga karena akan berpengaruh terhadap debu yang dihasilkan, pada kelelbaban yang rendah akan banyak debu yang dihasilkan yang mengakibatkan mudahnya penyakit pernafasan untuk menular sedangkan pada kelembababn yang tinggi jamur akan mudah tumbuh (Yuwanta, T., 2004). c. Ventilasi, ventilasi sangat penting karena akan berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban didalam kandang dan terutama memberikan suplai oksigen yang cukup untuk hewan. Selain itu ventilasi yang baik juga penting untuk membuat amoniak yang dihasilkan oleh kotoran untuk segera terbuang keluar kandang karena amoniak bersifat iritatif terhadap saluran pernafasan. Pada kandang yang berisi ayam yang masih muda (DOC) atau pada iklim dingin aliran udara dari inlet diarahkan keatas atap sehingga bercampur dengan udara yang hangat baru kemudian turun ke arah hewan. Sedangkan pada hewan yang sudah dewasa atau pada iklim yang hangat arah angin diarahkan kepada hewan untuk menjaga agar unggas idak kepanasan. Terdapat beberapa tipe sistem ventilasi yang dapat digunakan antara lain: Tunnel, merupakan sistem ventilasi dimana kipas penghilang panas diletakkan disalah satu sisi panjang kandang dan aliran udara digerakkan disepanjang aksis panjang kandang. Tipe ini sangat populer di daerah beriklim panas. Cooling pad evaporasi diletakkan disepanjang inlet udara untuk mengurangi panas, kelembaban, dan debu. Energi yang dilepaskan saat evaporasi mengurangi suhu udara dan menimulkan alirn udara yang menyebabkan efek pendinginan yang dapat menurunkan suhu hingga 10 derajad celcius, bergantung pada kelembaban. Air yang dilepaskan harus diatur untuk memperolah kelembaban optimum karena jika air terlalu banyak dilepas maka akan menyebabkan kelembaban yang terlalu tinggi (Glatz, P., Pym,R., 2010). Fogging system, fogging sistem digunakan untuk menurunkan suhu pada iklim yang kering dan membutuhkan pompa bertekanan tinggi untuk mengeluarkan kabut yang dapat disebarkan keseluruh ruang kandang, efek pendinginan dapat dicapai dengan aliran udara yang diberikan (Glatz, P., Pym,R., 2010). Ventilasi natural, dilakukan pada peternakan medium untuk memberikan performa maksimum pada unggas. Ventilasi didasarkan pada alam dan menggunakan angin alami, ventilasi jenis ini dapat digunakan untuk kandang dengan aksis panjang kearah timur dan barat (Glatz, P., Pym,R., 2010).

Daftar PustakaGlatz, P., Pym,R., 2010., Poultry housing and management in developing countries. Food and Agriculture Organization of the United Nations Poultry Development Review, Queensland.Mulyantini, NGA., 2010., Ilmu Manajemen ternak Unggas. Gadjah Mada University Press., Yogyakarta.Yuwanta, T., 2004., Dasar Ternak Unggas. Kanisius., Yogyakarta.