jembatan arch

15
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN………………………………………………………….. 2 II. PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 4 1. KONSEP DESAIN ……………………………………………………… 5 2. GAYA GAYA YANG BEKERJA …………………………………….... 7 3. GAYA GAYA TAMBAHAN ………………………………………….... 8 III. PENUTUP………………………………………………………………….. 9 1. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 10 2. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 11 1

Upload: reza

Post on 14-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Konsep design

TRANSCRIPT

Page 1: Jembatan Arch

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN………………………………………………………….. 2

II. PEMBAHASAN ………………………………………………………….... 4

1. KONSEP DESAIN ……………………………………………………… 5

2. GAYA GAYA YANG BEKERJA …………………………………….... 7

3. GAYA GAYA TAMBAHAN ………………………………………….... 8

III. PENUTUP………………………………………………………………….. 9

1. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………. 10

2. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 11

1

Page 2: Jembatan Arch

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Jembatan mempunyai arti penting bagi setiap orang. Akan tetapi tingkat

kepentingannya tidak sama bagi tiap orang, sehingga akan menjadi suatu bahan studi

yang menarik. Suatu jembatan tunggal diatas sungai kecil akan dipandang berbeda

oleh tiap orang, sebab penglihatan/ pandangan masing-masing orang yang melihat

berbeda pula. Seseorang yang melintasi jembatan setiap hari pada saat pergi bekerja,

hanya dapat melintasi sungai bila ada jembatan, dan ia menyatakan bahwa jembatan

adalah sebuah jalan yang diberi sandaran pada tepinya. Tentunya bagi seorang

pemimpin pemerintahan dan dunia bisnis akan memandang hal yang berbeda pula.

Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem

transportasi untuk tiga hal, yaitu:

1. Merupakan pengontrolan kapasitas dari sistem,

2. Mempunyai biya tertinggi per mil dari sistem,

3. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.

Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang

diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini

jembatan akan menjadi pengontrol volume dan

Dari keterangan diatas, dapat dilihat bahwa jembatan merupakan suatu sistem

transportasi untuk tiga hal, yaitu:

2

Page 3: Jembatan Arch

1. Merupakan pengontrolan kapasitas dari sistem,

2. Mempunyai biya tertinggi per mil dari sistem,

3. Jika jembatan runtuh, sistem akan lumpuh.

Bila lebar jembatan kurang lebar untuk menampung jumlah jalur yang

diperlukan oleh lalu lintas, jembatan akan menghambat laju lalu lintas. Dalam hal ini

jembatan akan menjadi pengontrol volume dan berat lalu lintas yang dapat dilayani

oleh sistem transportasi. Oleh karena itu, jembatan dapat dikatakan mempunyai

fungsi keseimbangan (balancing) dari sistem transportasi Pada saat yang penting

untuk membangun jembatan, akan muncul pertanyaan: Jenis jembatan apa yang tepat

untuk dibangun? Dari catatan desain, ada banyak kemungkinan. Sehingga kreativitas

dan kemampuan perencana memainkan peranan besar dalam menjawab pertanyaan di

atas. Kreativitas perencana jembatan seharusnya didasarkan pada disiplin bidang

rekayasa (engineering). Hal tersebut juga penting untuk sebagai bahan masukan

dalam penentuan material yang akan digunakan dalam pembangunan jembatan

sebelum proses perencanaan. Selain hal-hal tersebut di atas juga penting bagi

perencana dalam mengumpulkan dan menganalisis data jembatan yang pernah

dibangun dan mengaplikasikannya berdasarkan hasil analisis yang telah dibuatnya.

Pengetahuan akan teknik jembatan dan pengalaman praktis di lapangan juga memiliki

nilai masukan yang sangat berarti. Oleh sebab itu tinjauan terhadap perspektif sejarah

merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan. Pada paper ini tidak meninjau secara

keseluruhan tipe jembatan yang pernah dibangun sepanjang sejarah peradaban

manusia, tetapi akan disajikan satu ( 1 ) Tipe yaitu Jembatan Lengkung ( Arch Bridge

).

3

Page 4: Jembatan Arch

BAB II

PEMBAHASAN

1. JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE)

Jembatan lengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di

kedua sisinya. Desain lengkung (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan

beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga

kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.

Jembatan Arch sangat umum. Mereka dibangun dengan batu sebelum

jembatan besi dan baja diperkenalkan. Sebuah contoh yang baik terlihat dalam

gambar di bawah. Bangsa Romawi menggunakan jembatan lengkung di seluruh

Eropa dan banyak dari mereka yang masih berdiri hari ini karena mereka sangat kuat.

Asal mulanya ide terbentuknya konsep design jembatan lengkung berasal dari

cangkang telur yang telah dibagi menjadi 2 bagian ( setengah bagian dari cangkang

telur penuh )

Gambar 1. Pembentukan Desain Lengkung di Jembatan Arch

4

½ Telur

Page 5: Jembatan Arch

2. KONSEP DESAIN

a) Desain Dasar Dimensi Lengkung Kaku/Murni

Jembatan arch pada dahulu kala terbentuk dari batu pasang tanpa ada tulangan

yang menahan gaya tarik. Seperti bab sebelumnya konsep awal dibentuknya desain

lengkung terobsesi dari cangkang telur. Awal nya konsep jembatan ini banyak

dikembangkan di benua Eropa khususnya, Desain lengkung pada dasarnya dibentuk

dengan menggunakan alat pencetak yang tertera seperti Gambar 1, ada juga yang

dibentuk dengan keystone ( Batu kunci) adalah batu yang paling penting dalam

jembatan lengkung, tanpa ini batu lengkungan akan runtuh. Memegang batu kunci

lengkungan bersama-sama. Keystone tersebut memegang peranan penting karena

benda tersebut yang menahan batuan tersebut untuk tetap berada diposisinya.

Diatas Lengkung umumnya pada perletakan jepit dengan ketebalan awal

lengkung sebesar 1,65 sampai 2 kali (-L/20) dari puncak lengkung (-L/40). Ketebalan

rata rata adalah –L/30 dan tinggi focus f-L/5 ( ACI,1996). Pada dasarnya Arch Bridge

dibuat untuk bentang yang pendek, dan penampang dibuat tetap untuk bentang

pendek juda dan variable untuk bentang yang sedang dan panjang

b) Momen Lengkung secara umum

Struktur lengkung yang berada pada jembatan pada dasarnya adalah yang

mampu mereduksi unsur tekan, sehingga momen lentur dan lengkung ( M) lebih

kecil dari momen lentur pada gelagar sederhana ( Mo )

Rumus :

5

Page 6: Jembatan Arch

M = Mo – Hy……………………………………. (1)

M : Momen Lengkung/

MO : Momen Lentur pada asumsi Gelagar sederhana

H : Reaksi tekan horizontal

Y : Ordinat pada Lengkung

Rasio focus terhadap bentang lengkung (L) tergantung pada kondisi topografi

dan persyaratan ruang bebas setempat. Makin tinggi focus (f ), makin kecil reaksi

tekan horizontal ( H ) akibat beban mati dan momen horizontal ( H ). Lantai

kendaraan dipikul oleh kolom pada lengkung kaku dan hanger pada lengkung

diperkaku. Kapasitas cadangan unsur tekan diperoleh dari pengurangan momen oleh

gaya tekan ( Hy ) yang menghebat dimensi dan berat lengkung disbanding gelagar

sederhana

lurus

6

Page 7: Jembatan Arch

3. GAYA GAYA YANG BEKERJA

- Gaya Tekan

Keseluruhan lengkung yang berada di jembatan arch menerima gaya tekan dan

gaya tekan ini akan ditransfer ke abutmen yang berada di dua sisi yaitu arah

kiri dan kanan jembatan, dan ditahan oleh tegangan tanah yang berada dibawah

daerah lengkung.

- Gaya Geser

Gaya tersebut berada pada abutment, dimana tanah pada dasarnya memiliki

kuat geser, yang mana menyebabkan abutment yang memiliki sifat (menahan )

harus mampu menahan gaya geser.

- Momen

Pada dasanya momen diatas 2 perletakan seperti kebanyakan jembatan arch

berada di tengah. Jembatan arch memiliki kelengkungan maksimum yang

berada tepat di pertengahan bentang jembatan, hal tersebut memungkinkan

kelengkungan maksimum tersebut mampu menahan / mereduksi momen

maksimum yang berada di jembatan

- Gaya Normal

7

Page 8: Jembatan Arch

Gaya tersebut berdasarkan hasil penelitian merupakan gaya yang memiliki

nilai terbesar untuk kategori jembatan lengkung ( arch ). Berikut Tabel nya :

Tabel 1. Hasil Perhitungan Nilai Gaya-gaya yang bekerja pada jembatan lengkung

8

Gaya tekanGaya tekan

Mmax

Pilar tengah

Page 9: Jembatan Arch

Gambar 2. Sket Gaya gaya yang bekerja

4. GAYA GAYA TAMBAHAN

Gambar 3. Gerak gaya yang disebabkan gempa

Pada umum nya gaya yang disebabkan oleh gempa langsung dialami oleh

kolom yang langsung berhubungan dengan tanah dan diafragma sebagai pengaku

pada jembatan arch modern. Gaya gempa tersebut kemudian tersebar merata ke setiap

titik di jembatan seperti gambar diatas

9

Page 10: Jembatan Arch

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

- Setiap bagian pelengkung pada Jembatan Arch menerima gaya tekan, karena

alasan itulah jembatan pelengkung harus terdiri dari material yang tahan

terhadap gaya tekan.

- Walaupun lengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat lengkung lebih

efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan lengkung juga

masih dibatasi

- Jembatan yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut

kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan

akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika

diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka

sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar

dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal

tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung

juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.

10

Page 11: Jembatan Arch

- Jembatan arch mempunyai seni / art yang luar biasa indah dan berbeda

dibandingkan dengan bentuk jembatan yang lain pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA

- Dasar dasar kajian perencanaan desai lengkung pada jembatan arch

http/fzu.civil.edu

- Modul pembelajaran analisa struktur UNY ( Universitas Negeri Yogyakarta

2012 )

- Vazza Herry. 2008, Jembatan di masa yang akan datang

11