jbptunikompp gdl ganjarokta 20761 4 babi,i v

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Dewasa ini negara-negara berkembang sedang giat- giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, juga mengadakan pembangunan di berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia. Melalui perencanaan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang, bangsa Indonesia menetapkan titik berat pertumbuhan pada bidang-bidang tertentu yang ingin dicapai. Memasuki pembangunan jangka panjang, pemerintah Indonesia telah menitikberatkan pembangunan pada sektor ekonomi. Sejalan dengan itu, maka pembangunan pada sektor- sektor yang sangat berpengaruh dalam peningkatan perekonomian merupakan prioritas utama yang akan dilaksanakan. Salah satu sumber dana dan pemasukan bagi 1

Upload: sandhyputrasanjayasitumorang

Post on 05-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

san

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Dewasa ini negara-negara berkembang sedang giat-giatnya melaksanakan

pembangunan di segala bidang. Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang,

juga mengadakan pembangunan di berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek

kehidupan rakyat Indonesia. Melalui perencanaan pembangunan jangka pendek

dan jangka panjang, bangsa Indonesia menetapkan titik berat pertumbuhan pada

bidang-bidang tertentu yang ingin dicapai. Memasuki pembangunan jangka

panjang, pemerintah Indonesia telah menitikberatkan pembangunan pada sektor

ekonomi.

Sejalan dengan itu, maka pembangunan pada sektor-sektor yang sangat

berpengaruh dalam peningkatan perekonomian merupakan prioritas utama yang

akan dilaksanakan. Salah satu sumber dana dan pemasukan bagi negara adalah

pajak. Penerimaan Negara dari sektor pajak dimanfaatkan oleh pemerintah untuk

membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan umum. Sedangkan bantuan

luar negeri hanya bersifat sebagai pelengkap yang kurang bisa diandalkan.

Penerimaan negera dari sektor pajak akan terus mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengoptimalkan penerimaan negara, masyarakat (Wajib Pajak) diberi

kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan melapor sendiri pajak mereka

(Self Assesment), sehingga melalui sistem ini pelaksanaan administrasi dapat

1

Page 2: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami

oleh anggota masyarakat.

KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama adalah kantor yang khusus

melayani pelaporan dalam perpajakan, sangat membantu para Wajib Pajak untuk

memenuhi kewajibannnya yaitu membayar pajak. Diantara pajak yang ada di

Indonesia adalah PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), pajak tersebut sama

pentingnya dengan pajak-pajak lainnya masyarakat yang mempunyai rumah atau

bangunan yang ditempatinya harus membayar pajak tersebut, dimana pajak ini

selalu mengalami perubahan-perubahan seperti pajak-pajak lainnya, pembayaran

PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) harus dibayar sesuai ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pada kesempatan ini penulis tertarik untuk mencoba menuliskan dalam

laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR

PENGURANGAN PEMBAYARAN (PBB) PAJAK BUMI DAN

BANGUNAN PADA KPP (KANTOR PELAYANAN PAJAK) PRATAMA

SUMEDANG”

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dari kerja praktek yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan

laporan adalah agar dapat mengetahui gambaran yang jelas mengenai prosedur

pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di KPP (Kantor

Pelayanan Pajak) Pratama Sumedang dan untuk mengetahui kondisi atau hal-hal

2

Page 3: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

apa saja yang menyebabkan pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan

Bangunan).

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dengan mengadakan kerja praktek

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Fungsi dan Tujuan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) bagi

masyarakat.

2. Untuk mengetahui kondisi atau hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya

pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di KPP Pratama

Sumedang.

3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengurangan pembayaran PBB (Pajak

Bumi dan Bangunan) dan perekaman data pengurangan pembayaran PBB

(Pajak Bumi dan Bangunan) di KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama

Sumedang.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Penelitian ini penulis lakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Kerja Praktek pada program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Bagi Penulis

Menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan prosedur

pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) di KPP

(Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sumedang.

3

Page 4: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

b. Kegunaan Bagi Pihak Lain

Dapat memberikan pengetahuan dan dapat menjadi referensi khususnya

bagi pihak yang mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah

bahasan laporan ini.

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode Kerja praktek yang digunakan penulis adalah metode Block

Research yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada jangka waktu tertentu

melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis

adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan ( Field Research )

a. Pengamatan ( Observasi )

Dimana penulis mendatangi objek langsung yang akan teliti untuk melakukan

pengamatan guna menghimpun data yang sebenarnya dari system sedang

berjalan.

b. Wawancara ( Interview )

Dimana penulis melakukan tanya jawab dengan staf dan karyawan pada

seksi PDI di KPP Pratama Sumedang serta bagian lainnya yang terkait.

2. Study Perpustakaan ( Library Research )

Diperoleh dari buku–buku literatur dan kepustakaan (referensi) yang relevan

untuk mendapatkan informasi yang jelas untuk mendukung laporan kerja

praktek.

4

Page 5: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi penulis melaksanakan kerja praktek di Jl. Ibrahim Adjie No. 372,

Kiaracondong Bandung dimana KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama

Sumedang beralamat dan ditempatkan di seksi PDI (Perekaman data Informasi).

Waktu pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama satu bulan dimulai

pada Rabu tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan Jum’at tanggal 31 Juli 2009.

Keterangan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Pengenalan dan

perekaman data Surat

Pemberitahuan Objek

Pajak PBB

menggunakan

software Sismiop

Perekaman data Surat

Pemberitahuan Objek

Pajak PBB beserta

lampiran menggunakan

software Sismiop

Perekama data SPT

Tahunan PPh (Pajak

Penghasilan) Orang

Pribadi pasal 21

formulir 1770 SS dan

lampiran 1-A formulir

1721 – A1

Perekaman data SPT

Tahunan PPh Badan

5

Page 6: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejarah pajak mula-mula berasal dari negara Perancis pada jaman

pemerintahan Napoleon Bonaparte, yang pada jamannya beliau terkenal dengan

nama “Cope Napoleon”. Pada masa itu negara Belanda dijajah oleh negara

Perancis. Sistem pajak yang diterapkan Perancis kepada Belanda diterapkan pula

oleh Belanda kepada Indonesia pada saat Belanda menjajah Indonesia, yang pada

saat itu dikenal dengan “Oor Logs-Overgangs Blasting” (Pajak Penghasilan).

Konsep pajak itu kemudian dibuat pada tahun 1942 di Australia di saat Indonesia

masih diduduki tentara Jepang.

Maksud dari peralihan mengenai pajak ini merupakan suatu peraturan

yang dibuat untuk mempersiapkan bilamana dikemudian hari penjajah Jepang

ditarik kembali dari Indonesia.

Pemungutan pajak ini oleh pemerintah Belanda dilaksanakan oleh suatu

badan yaitu “Deinspetie van Vinancian”, yang kemudian diganti dengan nama

“Zeinenbu” oleh pemerintah Jepang pada tanggal 15 Maret 1942. Lima bulan

kemudian, 15 Agustus 1942, nama tersebut diubah mrnjadi “Kantor Inspeksi

Keuangan” dan berkantor di Gedung Concordia (sekarang Gedung Merdeka)

Jalan Asia Afrika.

Pada tanggal 21 Agustus 1947 bersamaan dengan Agresi Militer Belanda

I, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Bandung Selatan di

6

Page 7: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

Kabupaten Soreang, bersama-sama dengan Tentara Keamanan Rakyat

berevakuasi. Setelah Agresi Militer Belanda II menyerang lagi pada tanggal 19

Desember 1948, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung dipindahkan ke Tasikmalaya.

Bersamaan dengan kejadian tersebut, kekuasaan Republik Indonesia terpecah

menjadi dua yaitu :

1. Kelompok Cooperative, yaitu kelompok anti republik yang tidak ikut

evakuasi dan yang bekerja sama dengan NICA.

2. Kelompok Non-Cooperative, yaitu kelompok anti NICA bersama-sama

Republik Indonesia bergeriliya di daerah kantong-kantong yang tidak

dikuasai oleh Belanda.

Setelah berakhirnya Agresi Militer II, Kantor Inpeksi Keuangan Bandung

yang berada di Tasikmalaya dibubarkan dan kedudukannya dikembalikan ke

Bandung pada tanggal 17 Desember 1947. Kantor Inpeksi Keuangan Bandung

pada saat itu diserahterimakan oleh menteri yang pertama, Mr. Safrudin

Prawiranegara, dan kemudian menteri negara ini menunjuk Bapak Sahid

Koesoemosarminto sebagai kepala Kantor Inpeksi Keuangan Bandung yang

pertama, periode 1947-1950, berkantor di km “0” (Groofpostweg), saat ini di

Jalan Asia Afrika Nomor 114 Bandung.

Sejak tahun 1968, Kantor Inpeksi Keuangan berganti nama menjadi

Kantor Inpeksi Pajak Bandung. Pada tanggal 1 Agustus 1980, Kantor Inpeksi

Pajak Bandung dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Kantor Inpeksi Pajak Bandung Barat yang berkedudukan di Jalan

Soekarno Hatta No. 118 Bandung.

7

Page 8: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

2. Kantor Inpeksi Pajak Bandung Timur yang berkedudukan di Jalan

Kiaracondong No. 372 Bandung.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

Kep-48/KMK.01/1988 tanggal 19 Januari 1988 dibentuklah kantor baru yang

diberi nama Kantor Inpeksi Bandung Tengah beralamat di Jalan Purnawarman

No. 21 Bandung dan dengan berlakunya keputusan menteri tersebut maka di

Bandung dibagi atas tiga kantor inpeksi pajak, yakni :

1. Kantor Inpeksi Pajak Bandung Timur

2. Kantor Inpeksi Pajak Bandung Tengah

3. Kantor Inpeksi Pajak Bandung Barat

Dengan keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.

94/KMK/MK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, tentang organisasi dan Tata Kerja

Direktorat Jenderal Pajak, terjadi perubahan nama dan batas-batas wilayah Kantor

Pelayanan Pajak, yaitu :

1. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur diubah namanya menjadi Kantor

Pelayanan Pajak Bandung Karees.

2. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Barat diubah namanya menjadi Kantor

Pelayanan Pajak Bandung Tegallega.

3. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah diubah namanya menjadi

Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying.

4. Serta penambahan satu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonegara

yang merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tengah.

8

Page 9: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan kantor

pembentukan baru sejak tanggal 28 Agustus 2007 yang merupakan pemecahan

dari Kantor Pelayanan Pajak Karees dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan

Bangunan Garut, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada

dibawah pengawasan dan bimbingan Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I yang

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang Perpajakan dengan pelayanan

kelas dunia dengan penerapan sistem administrasi modern, serta berusaha

menerapkan trisukses yaitu sukses data, sukses pelayanan, dan sukses penerimaan,

dalam mendukung tercapainya sasaran ”Terlaksananya Optimalisasi Penerimaan

Dalam Negeri dari Sektor Pajak Sehingga Dapat Tercapainya Target Tax Ratio

19% Sampai Dengan Tahun 2009” dan mengamankan tugas-tugas lain yang

diamanatkan oleh APBN.

Karakteristik dari KPP Pratama (Small Taxpayers Office) yang telah

mengalami modernisasi antara lain :

1. KPP Pratama merupakan penggabungan dari tiga unit kantor (KPP,

KPPPB, dan Karipka).

2. Struktur organisasi sama dengan struktur organisasi KPP WP Besar,

dengan penambahan satu seksi yaitu seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

3. Sistem Administrasi Perpajakan yang digunakan merupakan

penggabungan SIDJP dan SISMIOP.

4. Mengadministrasikan seluruh jenis pajak (PPh, PPN, PBB, dan BPHTB)

5. Account Repesentative ditugaskan untuk mengawasi wilayah tertentu

yang berada dalam wilayah kerja KPP yang bersangkutan.

9

Page 10: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

Melalui modernisasi ini diharapkan pelayanan perpajakan kepada Wajib

Pajak menjadi lebih efisien karena dilaksanakan di satu tempat dan juga

diharapkan dengan modernisasi ini pendapatan negara dari sektor perpajakan akan

mengalami peningkatan sehingga dapat menunjang pembiayaan pembangunan.

Visi dan Misi

KPP Pratama Sumedang mempunyai visi dan misi diantaranya :

1. Visi

Visi KPP Pratama Sumedang menjadi pelayanan masyarakat yang

menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia, yang

dipercaya dan dibanggakan masyarakat.

2. Misi

a. Membantu penerimaan Dalam Negeri dari sektor pajak yang mampu

menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan UU

Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efesien yang tinggi.

b. Mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengatasi permasalahan

ekonomi bangsa dengan kebijakan yang minimizing distortioni.

c. Mendukung proses demokrayisasi bangsa.

d. Senantiasa memperbaharui diri, selararas dengan aspirasi masyarakat

dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

10

Page 11: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

2.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Sumedang

Struktur organisasi adalah merupakan suatu hal yang penting di KPP

Pratama Sunedang, karena dengan adanya struktur dapat terlihat dengan jelas

tanggung jawab seseorang pemangku jabatan di KPP Pratama Sumedang,

sehingga dengan adanya tangung jawab yang jelas diharapkan dapat terciptanya

kelancaran kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di KPP Pratama

Sumedang.

Struktur organisasi dibuat sebagai landasan agar masing-masing elemen

didalam sebuah perusahaan dapat berperan sesuai dengan fungsi dan posisinya

masing-masing. Struktur organisasi juga mencerminkan adanya keteraturan

kinerja pegawai atau karyawan dimana satu sama lain saling berhubungan, dengan

tujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang terencana, terarah, dan teratur.

2.3 Uraian Tugas atau Jabatan di KPP Pratama Sumedang

KPP Pratama Sumedang terdiri atas unit kerja. Adapun tugas pokok dari

setiap unit kerja yang ada di KPP Pratama Sumedang adalah sebagai berikut :

1. Kepala KPP Pratama

Orang yang mengepalai KPP Pratama dan bertanggung jawab atas

kegiatan pada KPP Pratama.

2. Sub Bagian Umum

Membantu Kepala KPP Pratama dalam mengurus urusan rumah

tangga KPP Pratama seperti administrasi, surat menyurat, gaji pegawai,

dan lainnya. Sub Bagian Umum terdiri dari :

11

Page 12: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

a. Kepegawaian.

b. Keuangan.

c. Tata Usaha.

d. Rumah Tangga.

3. Seksi Pengolahan Data Informasi

Merupakan jantung dari KPP Pratama karena merupakan pusat

perekaman data dari SPT yang disampaikan Wajib Pajak.

4. Seksi Pelayanan

Merupakan ujung tombak KPP Pratama yang bertugas untuk

melayani Wajib Pajak. Tugas Seksi Pelayanan antara lain :

a. Menerbitkan produk hukum.

b. Administrasi dan penyimpanan berkas.

c. Penyuluhan perpajakan.

d. Penerimaan SPT dan surat-surat permohonan Wajib Pajak.

e. Penerbitan NPWP / NPPKP.

f. Menjawab konfirmasi.

5. Seksi Ekstensifikasi

Tugas Seksi Ekstensifikasi antara lain :

a. Pengamatan potensi perpajakan.

b. Pendataan subjek dan objek pajak.

c. Penilaian objek pajak.

d. Penguasaan wilayah.

e. Pendataan monografi fiscal.

12

Page 13: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

f. Ekstensifikasi wajib pajak.

6. Seksi Penagihan

Bertugas untuk melakukan penagihan terhadap Wajib Pajak atas

tunggakan pajaknya. Selain itu juga bertugas untuk melaksanakan

penagihan aktif. Tugas Seksi Penagihan antara lain :

a. Penata usahaan piutang pajak.

b. Proses permohonan penundaan dan angsuran tunggakan pajak.

c. Penagihan aktif.

7. Seksi Pemeriksaan

Tugas Seksi Pemeriksaan antara lain :

a. Penyusunan rencana pemeriksaan.

b. Pengawasan aturan pemeriksaan.

c. Penerbitan dan penyaluran SP3.

d. Administrasi pemeriksaan pajak.

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Terdiri atas para Account Repesentatives (AR) yang ditugaskan

pada wilayah-wilayah tertentu. Account Repesentatives ini bertugas untuk

mengawasi kewajiban Wajib Pajak, melayani penyelesaian hak Wajib

Pajak dan sebagai tempat konsultasi Wajib Pajak. Jadi Account

Repesentatives ini bertugas untuk menjembatani atau mediator antara

Wajib Pajak dan KPP (Kantor Pelayanan Pajak).

13

Page 14: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

Tugas Seksi Pengawasan dan Konsultasi antara lain :

a. Bimbingan atau himbauan terhadap Wajib Pajak.

b. Konsultasi teknis perpajakan.

c. Pengawasan perpajakan.

d. Analisis kepatuhan.

e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi.

f. Penyusunan profile Wajib Pajak.

2.4 Aspek Kegiatan KPP Pratama Sumedang

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang adalah unsur pelaksana

Direktorat Jenderal Pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Kantor Wilayah Ditjen Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sumedang mempunyai tugas melaksanankan kegiatan operasional pelayanan

perpajakan dibidang Administrasi Perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, dan Pajak Tidak Langsung di wilayah Sumedang bedasarkan

kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sumedang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi

perpajakan.

2. Melakukan urusan tata usaha Wajib Pajak.

14

Page 15: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

3. Melakukan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, serta

memantau dan menyusun Laporan Pembayaran Masa PPh, PPN, dan Pajak

Tidak Langsung Lainnya (PTLL).

4. Melakukan urusan tata usaha penerimaan, penagihan, penyelesaian, keberatan,

dan restitusi PPh, PPN, dan PTLL.

5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga KPP (Kantor Pelayanan

Pajak).

15

Page 16: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa penulis melaksanakan

kerja praktek di KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sumedang, penulis

ditempatkan di seksi PDI (Perekaman data Informasi). Pelaksanaan kerja praktek

dimaksudkan untuk mengetahui prosedur pengurangan pembayaran PBB (Pajak

Bumi dan Bangunan)

Selama melaksanakan kerja praktek penulis mendapatkan pengarahan dan

penjelasan mengenai tata tertib yang telah diterapkan dan penjelasan mengenai

tugas-tugas yang akan dilaksanakan. Penulis juga banyak dibimbing dan diberi

masukan tentang bagaimana aktivitas dan perkembangan KPP (Kantor Pelayanan

Pajak) Pratama Sumedang. Dalam membuat laporan ini, penulis lebih

menekankan kepada prosedur pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan

Bangunan) pada KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sumedang.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada teknis pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan oleh

penulis dengan cara :

1. Menerima data pengurangan pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan)

yang diberikan oleh bagian penerimaan data.

16

Page 17: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

2. Membantu merekam data pengurangan pembayaran tersebut ke dalam

komputer menggunakan software yang digunakan dalam perekaman data di

KPP (Kantor Pelayanan Pajak) Pratama Sumedang.

3.3 Pembahasan Hasil Kuliah Kerja Praktek

3.3.1 Fungsi dan Tujuan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) bagi Masyarakat.

Mengacu pada Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 tentang pajak bumi

dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12 tahun

1994. Fungsi PBB adalah sumber devisa bagi negara untuk pembangunan di

Indonesia, karena dengan adanya pajak khususnya PBB maka otomatis akan

menambah pemasukan bagi negara untuk pembangunan. Untuk lebih lanjut

Tujuan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) adalah sebagai berikut :

1. Menghimpun dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya untuk dimasukan ke

kas negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

2. Mendidik masyarakat agar selalu membayar pajak dimana pajak tersebut

digunakan untuk pembangunan bangsa dan akan sangat bermanfaat jika pajak

tersebut digunakan dengan tepat guna.

17

Page 18: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

3.3.2 Kondisi yang Menyebabkan Terjadinya Pengurangan Pembayaran

PBB.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 tentang pajak bumi

dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12 tahun

1994. Dalam Pengurangan Pembayaran PBB dapat terjadi dalam kondisi sebagai

berikut :

a. Kondisi tertentu Wajib Pajak

1. Objek Pajak berupa lahan pertanaian, perkebunan, perikanan, peternakan,

yang hasilnya sangat terbatas yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan

oleh Wajib Pajak orang pribadi.

2. Objek Pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak

pribadi yang berpenghasilan rendah, namun nilai jual Objek Pajaknya

meningkat akibat adanya pembangunan atau perkembangan lingkungan.

3. Objek Pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak

pribadi yang penghasilannya semata-mata dari pensiun, sehingga

kewajiban PBB sulit dipenuhi.

4. Objek Pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak

pribadi yang berpenghasilan rendah.

5. Objek Pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak

Veteran Pejuang dan Pembela Kemerdekaan termasuk janda atau dudanya.

6. Objek Pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh Wajib Pajak

badan, yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditasnya sehingga

tidak dapat memenuhi kewajibannya.

18

Page 19: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

b. Kondisi dalam hal Objek Pajak terkena bencana alam dan sebab lainnya yang

luar biasa. Contoh : banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus,

kebakaran, kekeringan, wabah penyakit, dan lain-lainnya.

Terhadap kondisi tertentu Objek Pajak, pengurangan dapat diberikan

maksimal 75 % dari pajak terutang, sedangkan apabila terkena bencana alam dan

sebab luar biasa lainnya, pengurangan dapat diberikan maksimal 100 % dengan

mempertimbangkan kondisi secara wajar dan objektif.

3.3.3 Prosedur Pengurangan Pembayaran PBB dan Perekaman Data

Pengurangan Pembayaran PBB

a. Prosedur pengurangan pembayaran PBB

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan yang dikenakan atas bumi dan

atau bangunan berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1985 tentang pajak

bumi dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12

tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak

terutang ditentukan oleh kadaan objek yaitu bumi / tanah / dan bangunan.

Keadaan subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

Sebelum dikenakan kewajiban atas suatu objek pajak terlebih dahulu di

tentukan siapa wajib pajak atau subjek pajak yang dikenakan kewajiban

membayar pajak, dimana subjek pajak PBB adalah mereka yang :

1. Mempunyai hak atas bumi / tanah

2. Memperoleh manfaat atas bumi / tanah

3. Memiliki, menguasai atas bangunan

19

Page 20: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

4. Memperoleh manfaat atas bangunan

Mengacu pada Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 tentang pajak bumi

dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12 tahun

1994, prosedur pengurangan pembayaran PBB adalah sebagai berikut.

Prosedur pengurangan pembayaran PBB dapat dimulai dengan cara :

1. Pengajuan dilakukan secara tertulis dalam bahasa indonesia kepada Kepala

Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

2. Permohonan pengurangan diajukan paling lambat 60 hari sejak tanggal

diterimanya SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang) dan SKP (Surat

Ketetapan Pajak) oleh wajib pajak dalam hal yang berkaitan dengan kondisi

tertentu Objek Pajak, sedangkan pengurangan sebagai akibat dari bencana

alam dapat diajukan paling lambat 60 hari sejak terjadinya bencana.

3. Pengajuan pengurangan harus diajukan oleh wajib pajak yang bersangkutan

dengan melampirkan foto copy SPPT tahun berjalan dan foto copy SPPT

beserta pelunasannya 3 tahun terakhir, untuk wajib pajak badan harus juga

melampirkan SPT PPh tahun pajak terakhir beserta tampilannya.

4. Untuk wajib pajak yang terkena bencana alam yang bersifat missal,

pengajuannya dilakukan secara tertulis oleh Kepala Desa atau Lurah dan

diketahui oleh Camat dengan mencantumkan nama wajib pajak yang

dimohonkan pengurangannya.

5. Pengajuan pengurangan dapat dilakukan secara langsung atau dikirim melalui

pos.

6. Tanggal tanda terima surat permohonan adalah sebagai berikut :

20

Page 21: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

a. Pengajuan secara langsung maka tanggal tanda terima adalah tanggal pada

saat surat permohonan diajukan secara lengkap diterima oleh Kantor

Pelayanan Pajak.

b. Apabila dikirim melalui pos maka tanggal tanda terimanya adalah tanggal

pada saat surat permohonan diterima secara lengkap oleh Kantor

Pelayanan Pajak dari kantor pos.

b. Prosedur Perekaman Data Pengurangan Pembayaran PBB

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1985 tentang pajak bumi

dan bangunan sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 12 tahun

1994.

Prosedur perekaman diawali dengan pelaporan para wajib pajak ke KPP

Pratama untuk melapor permohonan pengurangan pembayaran PBB setelah

disetujui oleh Kepala KPP data langsung dikirim ke bagian atau seksi PDI dimana

di bagian ini dilakukan berbagai macam perekaman perpajakan termasuk pajak

PBB, perekaman data pajak PBB di input menggunakan software yang khusus

untuk perekaman data perpajakan di seksi PDI, setelah direkam kemudian data

dikembalikan ke bagian pelaporan data untuk diarsipkan secara manual.

21

Page 22: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang penulis peroleh selama menjalankan kuliah kerja

praktek penulis mencoba menarik kesimpulan dari data-data diatas :

1. KPP Pratama Sumedang adalah kantor yang melayani berbagai macam

pelaporan pajak dengan fasilitas-fasilitas yang modern diantaranya adalah

penggunaan sistem administrasi perpajakan SIDJB dan SISMIOP yang

mempermudah pengarsipan data.

2. PBB adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan yang

ditempati oleh para wajib pajak. PBB merupakan salah satu jenis pajak yang

sangat berpengaruh bagi pembangunan karena merupakan pemasukan ke

dalam kas negara dan diatur dalam Undang-undang nomor 12 tahun 1985 dan

mengalami perubahan dengan Undang-undang nomor 12 tahun 1994.

3. Untuk pengurangan pembayaran PBB, wajib pajak harus mematuhi peraturan

dan prosedur yang berlaku karena terdapat berbagai ketentuan agar dapat

mengajukan pengurangan pembayaran PBB.

22

Page 23: Jbptunikompp Gdl Ganjarokta 20761 4 Babi,i V

4.2 Saran

Adapun saran yang penulis ungkapkan antara lain :

1. KPP Pratama Sumedang diharapkan dapat terus menerus menjaga dan

meningkatkan pelayanan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi terhadap

para wajib pajak sesuai prosedur untuk menunjukan prestasi di mata para

wajib pajak.

2. KPP Pratama Sumedang diharapkan dapat meingkatkan sumber daya

manusianya baik dari segi kualitas maupun kuantitas agar manajemen di

dalam KPP Pratama Sumedang lebih baik lagi.

3. KPP Pratama Sumedang diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih

baik lagi dengan para wajib pajak dan mengutamakan kenyamanan para

wajib pajak.

23