Pertanyaan dan jawaban :1. Diare sudah berapa lama? 2 hari

2. Bagaimana pertama kali kita mendiagnosis appendisitis?

Dari anamnesis : nyeri perut? Nyeri perut seperti apa? Nyerinya menjalar tidak?, demam? Mual?, muntah?, diare? Diarenya setelah nyeri perut ? ( biasanya appendisitis disertai diare setelah nyeri perut 4 atau 5 hari sakit), pengobatan yang dilakukan?

Pemeriksaan fisik :

Abdomen : difense muskular (+), Bising usus meningkat

Pemeriksaan penunjang :

Peningkatan leukosit. Foto BNO : sesuai gambaran ileus letak rendah dengan pneuperitoneum.

3. Jika dicurigai pasiennya appendisitis apakah langsung dikasih antibiotik atau kultur darah dulu? Dikasih antibiotik dulu, karena hasil kultur darah lama sekitar 1 minggu.4. Tanda yang tidak spesifik untuk appendisitis? Demam, mual, muntah

5. Pencengahan agar tidak terjadi perforasi app? Konsultasi dan penanganan cepat pada pasien app.

6. Kecepatan perforasi app? Kecepatan perforasi app biasanya tergantung obstruksi

7. Kenapa saturasi oksigen tidak dimasukan ke follow up yang ditampilkan pada saat presentasi? Saturasi oksigen lupa dimasukan.

Komplikasi Appendisitis perforasi adalah SIRS. Pada pasien sepsi kita harus berhati-hati pada ARDS dimana pasien mulai sesak, karena dapat terjadi ARDS dengan tiba-tiba pada saturasi oksigen 80. Hal ini karena paru-paru merupakan satu-satunya organ yang dapat dilalui oleh darah 100% sehingga resiko terkena infeksi yang tinggi. Hal ini berbeda dengan organ-organ yang lain seperti hepar mendapat darah dari a. Hepatika bukan dari v.porta, dan jantung dari a.coronary hal ini membuat organ-organ tersebut berbeda dengan paru-paru. Pada pasien Appendisitis perforasi dan peritonitis sebenarnya mortalitasnya rendah.biasanya Peritonitis disertai ileus paralitik. Tanda appendisitis perforasi dan peritonitis adalah defense muskular (+), lekosit meningkat, ileus letak rendah. Ileus letak rendah terjadi pada appendisitis karena usus buntu terletak dibagian sekum. Ileus letak rendah terjadi melalui 2 obstruksi yaitu obstruksi mekanik dan obstruksi fisiologis. Obstruksi mekanik karena terjadi fungsi lease pada sekum dan ileum terminal sehingga terjadi obstruksi pada bagian atas. Pada appendisitis perforasi rata-rata tidak ditemukan pneuperitoneum, hal ini karena mukosa usus buntu setelah perforasi mudah menutup kembali jadi tidak ada udara bebas yang masuk ke rongga peritoneal, hal ini berbeda dengan perforasi pada gaster. Pada perforasi gaster tampak pneuperitoneum karena jika perforasi gaster udara bebas dapat masuk ke rongga perut hal ini karena pada gaster mukosanya tidak mudah menutup. Appendisitis terkadang disertai diare. Biasanya diare terjadi setelah 4 atau5 hari nyeri perut. Hal ini karena terjadi fungsio lease pada usus, dimana usus tidak mampu menyerap cairan dari lumen usus sehingga terjadi diare.