jasa bank
DESCRIPTION
manajemen perbankanTRANSCRIPT
Jasa Bank adalah semua kegiatan bank, baik yang langsung maupun tidak langsung, yang
berkaitan dengan fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar pembayaran transaksi
perdagangan, peredaran uang, dan memberikan jaminan kepada nasabah-nasabahnya, baik
yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan keuntungan pada bank, dalam
bentuk keuntungan finansial maupun nonfinansial.
Dari pengertian di atas , maka jasa bank dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
Jasa bank yang langsung berkaitan dengan fungsi bank, misalnya kliring, transfer, inkaso,
dsb.
Jasa bank yang tidak berkaitan langsung dengan fungsi bank, misalnya asistensi/pelatihan
kepada nasabah
Jasa bank yang memberikan keuntungan langsung kepada bank, misalnya pengenaan
biaya transfer, biaya kliring/LLG, dsb.
Jasa bank yang tidak memberikan keuntungan langsung pada bank, misalnya penyetoran
spp, denda tilang, dsb
Jasa bank yang memberikan keuntungan finansial, misalnya, provisi ekspor, bank
garansi, wali amanat, dan sebagainya
Jasa bank yang memberikan keuntungan nonfinansial, misalnya transfer gratis untuk
nasabah-nasabah tertentu pada periode tertentu, antara lain pada saat ulang tahun bank,
dsb.
JASA BANK DALAM PEMBAYARAN TRANSAKSI PERDAGANGAN
Perdagangan Dalam negeri
Pembayaran transaksi perdagangan dalam negeri selalu diikuti dengan penyerahan barang
dari penjual kepada pembeli. Permasalahan yang dihadapi bahwa setiap transaksi tidak selalu
dibayar tunai. Hal ini disebabkan karena hal-hal seperti berikut :
Membawa uang tunai dalam jumlah besar tidak efisien, tidak aman dan tidak
fleksibel.
Transaksi perdagangan dapat dilakukan setiap saat, namun tidak setiap saat membawa
uang tunai dalam jumlah besar.
Transaksi perdagangan dapat dilakukan tanpa kehadiran penjual dan pembeli bertemu
di suatu tempat, namun dapat dilakukan dengan sarana koomunikasi.
Oleh sebab itu, diperlukan bank yang dapat menjembatani penyelesaian pembayaran
transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli, dengan cara antara lain sebagai berikut;
Manajemen Jasa - jasa Bank | 1
a. menerbitkan cek
b. Menerbitkan Bilyet Giro
c. Setor dana ke rekening penjual
d. Transfer dana ke rekening penjual
Apabila pembeli dalam dalam melakukan transaksi pembayaran menerbitkancek/bilyet giro,
maka penyelesaian perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rekening penjual dan pembeli di bank yang sama dalam satu kota (misalnya rekening
penjual dan pembeli di Kantor Cabang Fiqka Klaten)
Apabila pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya
penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor cabang Bank Fiqka Klaten
dilampiri dengan cek?bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka Bank Fiqka
Klaten akan menyelesaikan transaksi perdagangan tersebut dengan cara memindahkan
sejumlah uang yang tercatat pada cek/bilyetgiro tersebut atas beban rekening pembeli
untuk keuntungan rekening penjual. Bank Fiqka melakukan pembukuan dengan jurnal
sebagai berikut:
Debit : Rekening Giro a.n. Pembeli.
Kredit : Rekening Giro a.n. Penjual.
b. Rekening penjual dan pembeli di bank yang berbeda dalam satu kota (misalnya
rekening penual di Kantor Cabang Bank Beta Klaten dan rekening pembeli di Kantor
Cabang Bank Fiqka Klaten)
Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual
membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabag Bank Beta Klaten dilampiri
dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan ke teller, maka Bank Beta Klaten akan
menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut dengan cara menagihkan
cek/bilyet giro ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten melalui lembaga kliring
(clearing house). Dari hasil kliring tersebut kemudian oleh Kantor Cabang Bank Beta
Klatenakan dibuku ke rekening giro a.n. Penjual.
Bank Beta melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai berikut:
Pada saat akan melakukan kliring:
Debit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 2
Kredit : Titipan setoran giro a.n. Penjual
Pada saat menerima hasil kliring:
Debit : Titipan setoran giro a.n. Penjual
Kredit : Rekening giro a.n. Penjual
Catatan: Pembukuan sementara ke rekening tersebut dimaksudkan untuk berjaga-
jaga bagi Bank apabila ternyata warkat kliring ditolak karena dan tidak cukup.
Sedangkan Bank Fiqka Klaten melakukan pembukuan dengan jurnal:
Debit : Rekening giro a.n. Pembeli
Kredit : Kliring dengan Bank Beta Klaten
c. Rekening penjual dan pembei di bank yang sama, akan tetapi berbeda kotanya
(misalny rekening penjual di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten, rekening pembeli di
Kantor Cabang Bank Fiqka Semarang)
1. Apabila Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya
penjual membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cabang Bank
Fiqka Semarang yang disertai dengan cek/bilyet gironya. Cara demikian
dalam perbankan lazim disebut dengan inkaso (collection). Oleh Kantor
Cabang Bank Fiqka Semarang cek/bilyet giro tersebut akan dibuku atas
beban rekening giro pembeli, namun jika ternyata saldo gironya tidak
mencukupi, maka cek/bilyet giro tersebut akan ditolak dan dikembalikan
ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Sebaliknya bila saldo gironya
mencukupi, maka cek/bilyet giro tersebut akan dikirimkan/ditransfer ke
Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Seterimanya transfer tersebut, Kantor
Cabang Bank Fiqka Klaten akan membukukan untuk keuntungan rekening
giro atas nama penjual.
Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten akan melakukan pembukuan dengan jurnal
sebagai berikut:
Pada saat mengirimkan tagihan (inkaso)
Debit : Tagihan inkaso ke Bank Fiqka Semarang.
Kredit : Titipan inkaso a.n. Penjual.
Pada saat menerima hasil inkaso (transfer)
Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Semarang
Kredit : Tagihan Inkaso ke Bank Fiqka Semarang
Manajemen Jasa - jasa Bank | 3
Debit : Titipan Inkaso a.n. Penjual
Kredit : Rekening giro a.n. Penjual
Sedangkan kantor Cabang Bank Fiqka Semarang akan melakukan pembukuan
dengan jurnal sebagai berikut:
Debit : Rekening Giro a.n. Pembeli
Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten
2. Apabila Bank tersebut menerapkan teknologi on line antarcabang, maka
penyelesaian pembayaran transaksi perdagangan dilakukan dengan cara
pemindahbukuan atas beban rekening pembeli untuk keuntungan rekening
penjual. Dalam teknologi on line ini semua, data nsabah kantor cabang lain
dapat diakses darin kantor cabang yang bersangkutan, dengan demikian
tidak diperlukan lagi sarana inkaso dan transfer, seperti penyelesaian di
atas. Jadi dengan demikian cara penyelesaian dengan sistem ini seperti
layaknya rekening nasabah dalam satu cabang.
d. Rekening penjual dan pembeli di Bank yang berbeda dan kota yang berbeda
(misalnya rekening penjual Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten dan rekening pembeli
di Kantor Cabang Bank Beta Jakarta).
Pembeli menyerahkan cek/bilyet giro kepada penjual, selanjutnya penjual
membuat tanda setoran ke rekeningnya di Kantor Cbang Bank Fiqka Klaten dilampiri
dengan cek/bilyet gironya dan diserahkan kepada teller, maka Bank Fiqka Klaten
akan menyelesaikan pembayaran transaksi perdagangan tersebut dengan cara:
1. Apabila kantor bank belum menerapkan teknologi on line antar
cabangmaka penyelesaiannya dilakukan dengan melakukan inkaso tersebut
ke Kantor Cabang Bank Fiqka di Jakarta. Selanjutnya Bank Fiqka Jakarta
akan melakukan penagihan ke Bank Beta Jakarta melalui kliring.
Selanjutnya hasilnya akan ditransfer oleh Kantor Cabang Bank Fiqka
Jakarta ke Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten. Seterimanya dari transfer
tersebut Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten akan membuku untuk
keuntungan rekening giron atas nama penjual. Dalam hal ini ada tiga bank
terlibat. Untuk siklus pembukuannya sebeagai berikut :
Manajemen Jasa - jasa Bank | 4
Pembukuan Bank Fiqka Klaten
Pada saat mengirimkan tagihan inkaso ke Bank Fiqka Jakarta
Debit : Tagihan inkaso ke Bank Fiqka Jakarta
Kredit : Titipan Inkaso a.n. Penjual.
Pada saat menerima transfer dari inkaso
Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Jakarta.
Kredit : Tagihan Inkaso e Baank Fiqka Jakarta
Debit : Titipan Inkaso a.n. Penjual
Kredit : Rekening giro a.n. penjual.
Pembukuan di Bank Fiqka Jakarta
Pada saat meneria tagihan Inkaso.
Debit : Kliring dengan Bank Beta Jakarta
Kredit : Tagihan dari Bank Fiqka Klaten
Pada saat mengirimkan hasil inkaso
Debit : Tagihan dari Bank Fiqka Klaten.
Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten.
Pembukuan di Bank Beta Jakarta.
Debit : Rekening giro a.n. Pembeli
Kredit : Kliring dengan Bank Fiqka Jakarta.
2. Sedangkan apabila kantor cabang telah menerapkan teknologi on line
antar cabang, maka penyelesaian transaksi perdagangan tersebut dapat
dilakukan dengan penagihan oleh Kantor Cabang Bank Fiqka ke Kantor
Cabang Bank Bet Klaten melalui kliring. Selanjutnya Kantor Cabang Bank
Beta Klaten akan membuku atas rekening beban giro pembeli di cabang
Bank Beta Jakarta yang dapat dilakukan/diakses dari Bank Beta Klaten.
Bank Beta Klaten akan membuku dengan jurnal sebagai berikut:
Debit : Rekening Giro a.n. Pembeli di Bank Beta Jakarta
Kredit : Kliring dengan Bank Beta Klaten
Sedangkan bank Fiqka akan melakukan pembukuan engan jurnal:
Pada saat melakukan kliring:
Debit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten.
Kredit : Titipan setoran giro a.n. Penjual.
Pada saat menerima hasil kliring:
Manajemen Jasa - jasa Bank | 5
Debit : titipan setoran giro a.n. Penjual
Kredit : Rekening giro a.n. Penjual.
Catatan: pembukuan sementara ke rekening titipan tersebut dimaksudkan untuk
berjaga-jaga bagi bank apabila ternyata warkat kliring ditolak karena dana tidak
cukup.
Selanjutnya apabila pembeli dalam transaksi tersebut melakukan pembayaran
dengan cara setor tunai ke bank, maka bank dapat melakukkan penyelesaian
dengan cara sebagai berikut:
a. Setoran dilakukan di kantor cabang bank yang sama dengan kantor cabang
bank pihak penjual (misalnya setoran dilakukan di Bank Fiqka Klaten dan
rekening penjual juga di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten).
Penyelesaian pembayaran yang dilakukan oleh Bank Fiqka Klaten adalah
membuku setoran tersebut untuk keuntungan rekening giro atas nama Pihak
Penjual. Ban Fiqka Klaten melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai
berikut:
Debit : Setoran tunai (kas)
Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual
b. Setoran dilakukan dengan bank yang berbeda, namun masih dalam satu kota
(misalnya rekening di Kantor Cabang Bank Fiqka Klaten dan setoran melalui
Bank Beta Klaten)
Penyelesaian pemnayaran transaksi perdagangan yang dilakukan oleh Bank
Beta Klaten adalah meneriman setoran tersebut dan kemudian melimpahkan
dengan nota kredit ke Bank Fiqka Klaten melalui kliring. Kemudian Bank
Fiqka Katen setelah menerima nota kredit tersebut akan membuku atas
keuntungan rekening giro a.n. Pihak Penjual.
Bank Beta Klaten akan melakukan pembukuan dengan jurnal sebagai
berikut:
Debit : Kas (setorann tunai)
Kreditq: Kliring dengan Bank Fiqka Klaten.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 6
Selanjutnya pembukuan yang dilakukan oleh Bank Fiqka Klaten
adalah sebagai berikut:
Debit : Kliring dengan Bank Beta Klaten.
Kredit : Kliring giro a.n. Pihak Penjual.
c. Setoran dilakukan dengan bank yang sama namun berbeda kotanya (misalnya
setora dilakukan di Bank Fiqka Semarang dan rekening penjual di Kantor
Cabang Bank Fiqka Klaten).
Penyelesaian pembayaran dilakukan oeh Bank Fiqka Semarang dengan cara
menerima setoran tersebut dengan cara permohonan transfer untuk keuntungan
rekening pihak penjual. Selanjutnya Bank Fiqka Semarang akan melakukan
transfer dana ke Bank Fiqka Klaten. Seterianya transfer tersebut Bank Fiqka
Klaten akan membuku untuk keuntungan rekening giro pihak penjual. Dalam
hal ini Bank Fiqka Semarang melakukan oembukuan dengan jurnal sebagai
berikut:
Debit : Kas (setoran tunai)
Kredit : Rekening antarkantor dengan Bank Fiqka Klaten.
Seterimanya transfer tersebut, Bank Fiqka Klaten akan melakukan
pembukuan dengan jurnal sebagai berikut:
Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Fiqka Semarang.
Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual.
d. Setoran dilakukan di bank yang berbeda dan kota ynag berbeda dengan bank
pihak penjual (misalnya rekening penjual di Kantor Cabang Bank Fiqka
Klaten dan setoran dilakukan melalui Bank Beta Semarang).
Penyelesaian pembayaran transaksi yang dilakukan oleh Bank Beta Semarang
adalah menerima transaksi pembayaran tersebut, kemudian melakukan transfer
dana ke Bank Beta Klaten. Selanjutnya Bank Beta Klaten melimpahkan nota
kredit ke Bank Fiqka Klaten melalui kliring. Kemudian Bank Fiqka Klaten
setellah menerima nota kredit tersebu akan membuku untuk keuntungan
rekening giro a.n. Pihak Penjual. Dalam hal ini melibatkan tiga kantor cabang.
Pembukuan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Manajemen Jasa - jasa Bank | 7
Pembukuan di Bank Beta Semarang:
Debit : kas (setoran tunai).
Kredit : Rekening Antarkantor dengan Bank Beta Klaten.
Pembukuan di Bank Beta Klaten:
Debit : Rekening Antarkantor dengan Bank Beta Semarang.
Kredit : Kliring dengan Bank Fiqka Klaten.
Pembukuan di Bank Fiqka Klaten:
Debit : kliring dengan Bank Beta Klaten.
Kredit : Rekening giro a.n. Pihak Penjual.
Demikianlah beberapa cara penyelesaian pembayaran perdagangan
dalam negri.
Perdagangan Luar Negri (Internasional)
Pengertian perdagangan Luar Negeri
Dalam perdagangan internasional setiap terjadi transaksi dagang tidak selalu diikuti
dengan penyerahan barang dan pembayaran. Setiap transaksi masing-masing pihak harus
mengikuti persyaratan yang berlaku di negaranya masing-masing.
Problematika yang dihadapi dalam perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
Geografis
Letak penjual dan pembeli berjauhan. Menimbulkan kesulitan dalam transaksi dagang,
yaitu:
a) Buyer dan Seller tidak dapat bertatap muka.
b) Pengiriman barang memerukan jasa pihak ketiga.
c) Kemungkinan terjadi keterlambatan dan kerusakan atas barang yang dikirim.
d) Buyer tidak mengetahui kondisi barang.
e) Seller tidak mendapat kepastian pembayaran.
Huku dan Politik
Setiap negara mempunyai sistem hukum dan politik yang berbeda. Kondisi ini
tentunya akan menimbulkan perbedaan dalam peraturan perdagangan antara satu negara
dengan yang lain.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 8
Bahasa
setiap negara mempunyai bahasa sendiri-sendiri. Penggunaan bahasa internasional,
yaitu bahasa inggris tidak semua pihak dapat menguasai dengan baik.
Mata Uang (currency)
Seller dan Buyer dalam melaksanakan pembayaran dan pengiriman uang mengininkan
mata uang yang berlaku di negaranya. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan serius.
Risiko suatu negara (Country Risk)
Adalah risioko-risiko yang timbul karena adanya perbedaan tingkat “Credit
Worthiness” (tingkat kemakmuran sebuah negara untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajibannya). Semakin tinggi country risk suatu negara akan semakin tinggi pula
tingkat risiko tidak terbayarnya transaksi perdagangan yang dilakukan dengan negara
tersebut.
Problematika dalam perdagangan Internasional tersebut menyebabkan perdagangan
internasional memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda dengan perdagangan lokal. Sifat-sifat
tersebut antara lain:
1. Adanya ketidakpastian, baik mengenai pembayaran maupun barang yang
diperjualbelikan (kuantitas, kualitas, dan harga).
2. Perbedaan perlakuan antara transaksi satu dengan transaksi lainnya, disebabkan adanya
peraturan-peraturan yang berbeda antara negara satu dengan yang lainnya, dimana
peraturan-peraturan ini biasanya diekspresikan dari kondisi pperaturan dari sistem
politik dan hukum di negaranya.
3. Terjadi benturan kepentingan antara penjual dan pembeli, disebabkan adanya
pertimbangan keamanan bagi masing-masing pihak.
Benturan kepentingan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Kepentingan Penjual:
a. Kepastian Pembayaran.
b.Pembayaran sesegera mmungkin atau barang sbeelum dikirim.
c. Pembayaran dengan mata uang yang berlaku di negaranya.
d.Risiko barang yang dikirim ditanggung pembeli.
Kepentingan pembeli:
a. Kepastian diterimanya barang dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan.
b.Pembayaran selambat mungkin atau sesudah barang dikirim dan terjual.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 9
Mempertibangkan problematika dan sifat yang dimiliki perdagangan internasional,
maka penjua dan pembeli memerlukan pihak ketiga yang menjembatani hubungan
antarnegara. Pihak ketiga yang diinginkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bonafid dan dapat dipercaya.
b. Mempunyai jaringan koresponden yang luas di seuruh dunia.
c. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang perdagangan internasional.
d. Mampu memberikan informasi yang akurat yang dibutuhan penjual dan pembeli.
Pihak ketiga yang memenuhi persyaratan tersebut adalah bank.
Kebutuhan penjual dan pembeli akan bank sebaga mediator mutla diperlukan,
mengingat bank dapat memberikan kemudahan dalam hal pembayaran, informasi maupun
fasilitas yang dibutuhkan. Pertimbangan pennjual dan pembeli akan pentingnya bank
sebagai mediator adalah:
Pertimbangan penjual:
a. Jaminan bahwa pembayaran akan diterima pada batas waktu yang telah disetujui.
b. Pembayaran dilakukan secepatnya.
c. Memperoleh pengetahan yang luas tentang pelaksanaan perdagangan internasional.
d. Jika kekurangan modal dapat dimintakan fasilitas pembayaran di muka.
Pertimbangan pembeli:
a. Kepastian bahwa pembayaran dibayarkan setelah penjual mengirimkan barangnya.
b. Memperoleh pengetahan yang luas tentang pelaksanaan perdagangan internasional.
c. Kepastian pengiriman barang jika pembeli minta pembayaran di muka.
Seperti disebutkan diatas bahwa bank mempunyai jaringan koresponden yang luas di
seluruh dunia, hal ini bukan berarti bahwa bank harus mempunyai cabang-cabang
diseluruh dunia, namun bank dapat mengadakan hubungan koresponden dengan bank di
luar negeri (correspondent relationship).
Dilihat dari sifatnya suatu hubungan koresponden antara bank-bank di Indonesia
dengan bank-bank di luar negeri dapat dilakukan dengan tiga macam cara:
a. Depository Correspondent
Yaitu suatu hubungan antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri di mana
bank di dalam negeri memelihara rekening (account) padda bank di luar negeri
Manajemen Jasa - jasa Bank | 10
tersebut. Transaksi-transaksi antara kedua negara (double traffic trade) dimana kedua
bank yang bersangkutan berada, diselenggarakan melalui bank-bank tersebut dan
pembayaran dari maupun ke luar negeri dilakukan dengan cara pembebanan langsung
pada rekening yang dipelihara tersebut
b. Nondepository correspondent
Yaitu suatu hubungan antara bank didalam negeri dengan bank di luar negeri akan
tetapi bank dalam negeri tidak membuka rekening pada bank di luar negeri.transaksi
bias menggunakan letter of credit dan request for reimbursement.
c. One side correspondent
Yaitu suatu hubungan antara bank di dalam negeri dengan bank di luar negeri tanpa
memelihara suatu rekening. Hubungan ini terbatas pada transaksi ekspor dari
Indonesia.
Agar hubungan koresponden dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya, maka
diperlukan beberapa sarana/ alat-alat control pengawasan yang disebut dokumen pengawasan.
Macam-macam dokumen tersebut adalah:
a. List of Authorized Signature
Buku yang memuat tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen-
dokumen luar negeri misalnya letter of credit, bankers drafts/cheques, mail transfer
dan surat dokumen lainnya.
b. List of Term and Conditions
Buku yang didalamnya memuat tarif-tarif atau biaya-biaya mengenai biaya transaksi
debit dan kredit atas suatu rekening, biaya transfer dan reimbursement, biaya
documentary collection, biaya penerusan L/C, konfirmasi atas L/C, perubahan L/C,
dan lain-lain.
c. Test Key Arrangement
Hubungan komunikasi antar bank dalam pengiriman perintah atau pemberitahuan
yang bagi salah satu atau kedua belah pihak mengandung suatu resiko, yang pada
umumnya harus menjamin kepastian dan kebenarannya. Jaminan tersebut biasanya
terdiri atas kata-kata atau angka-angka yang sifatnya rahasia.
d. Kode-kode (codes)
Dalam rangka mengamankan berita-berita yang disampaikan dengan kawat/teleks dan
juga menghemat biaya, terdapat beberapa bank yang mengirimkan kode yang akan
Manajemen Jasa - jasa Bank | 11
dipergunakan untuk transaksi-transaksi tertentu, misalnya pembukaan L/C,
telegraphic transfer, dll.
e. Specimen Surat-surat Berharga
Sebagai tindakan pengamanan beberapa bank di luar negeri ada yang mengirimkan
contoh-contoh surat berharga seperti L/C, banker’s draft/banker’s cheques dll.
Dengan contoh-contoh tersebut diharapkan akan mempertinggi kewaspadaan bank
yang bersangkutan terhadap kemungkinan adanya dokumen-dokumen palsu yang
beredar.
MEKANISME PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Berikut ini garis besar mekanisme perdagangan luar negeri:
Penjelasan:
1. Penjual /exporter dan pembeli/importer telah terjadi kontrak jual beli (sales contract)
untuk membeli suatu barang.
2. Untuk merealisir kontrak jual beli tersebut, importer menghubungi bank untuk
membuka letter of credit (L/C) dan perubahan-perubahannya. Importer membuat
permohonan secara tertulis untuk membuka L/C.
3. Bank pembuka L/C(issuing bank) di Indonesia menerbitkan Letter of Credit dan
mengirimkannya ke bank di luar negeri yang menjadi korespondennya.
4. Bank penerima L/C (advising bank) melakukan penelitian atas aspek-aspek kebenaran
atas L/C yang diterima tersebut. Apabila sudah sesuai dengan ketentuan, kemudian
diteruskan kepada exporter (beneficiary).
5. Setelah menerima L/C tersebut, exporter mengirimkan barang kepada importer, sesuai
dengan kontrak jual-beli dan L/C tersebut. Setelah mengirimkan barangnya, exporter
Manajemen Jasa - jasa Bank | 12
Penjual/seller/ exportir/ beneficiary
Pembeli/ buyer/ importer/ applicant
Advising/ negotiating bank
Issuing bank
1
5
46 7 2
9
3
8
11 100
melengkapi dokumen-dokumen ekspornya, baik jumlah,isi, dan jenisnya, sesuai
dengan permintaan dalam L/C tersebut.
6. Apabila dokumen telah lengkap sesuai dengan permintaan dalam L/C, exporter
menyerahkan dokumen tersebut kepada bank yang akan mau mengambil alih
dokumen (negotiating bank). Bank yang menerima L/C (advising bank) dapat sama
atau berbeda dengan bank yang mengambil alih dokumen L/C(negotiating bank).
Negotiating bank meneliti kebenaran dokumen tersebut dengan L/C nya apabila telah
cocok negotiating bank mengambil alih pembayaran tersebut kepada exporter.
7. Negotiating bank kemudian membayar kepada exporter yang disertai dengan catatan
bahwa apabila tagihan tersebut tidak terbayar, bank dapat menagih kembali kepada
exporter (hak regres)
8. Negotiating bank melengkapi dokumen tersebut dengan warkat tagihan (banker’s
draft) dan kemudian mengirimkannya ke Issuing bank. Berdasarkan kesepakatan
internasional issuing bank berkewajiban untuk membayar kepada negotiating bank.
9. Setelah dokumen itu diterima, issuing bank akan melakukan penelitian atas dokumen,
apakah dokumen telah lengkap seperti yang diminta dalam L/C. bila masih ada
kekurangan akan diberitahukan kepada negotiating bank, sedangkan bila telah
lengkap issuing bank akan membayar tagihan tersebut.
10. Issuing bank meneruskan dokumen tersebut kepada importer/applicant dan meminta
segera menyelesaikan pembayarannya.
11. Importer setelah menerima dokumen dan ternyata sudah lengkap, kemudian
membayar ke bank (issuing bank) sebesar jumlah nilai importer dan biaya-biaya yang
timbul dari proses impor tersebut. Pembayaran dapat dilakukan dengan cara
menyetorkan uang tunai atau membebani rekening importer. Dengan demikian proses
pembayaran transaksi perdagangan internasional telah selesai.
CARA PEMBAYARAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Cara-cara pembayaran yang lazim digunakan pada dasarnya dibagi jadi dua jenis. Yaitu:
Pembayaran tanpa Letter of Credit (L/C)
Pembayaran dengan Letter of Credit(L/C)
Pembayaran tanpa Letter of Credit terdiri dari:
Manajemen Jasa - jasa Bank | 13
1. Advance payment
Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer/pembeli/importer sebelum barang
dikirimkan atau dikapalkan, baik untuk seluruh nilai barang (full Payment) maupun
untuk sebagian (partial payment), hal ini berarti pembeli memberikan kredit kepada
penjual.
2. Open account
Adalah satu cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer kepada seller suatu waktu
tertentu setelah barang dikapalkan/diterima.
3. Collection (inkaso)
Adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh buyer setelah buyer menerima tagihan
dari seller. Penagihan dilakukan dengan cara mengirimkan dokumen-dokumen kepada
buyer. Collection ini dibagi menjadi 3 jenis:
a. Documentary collection, yaitu penagihan dilakukan dengan mengirimkan seluruh
dokumen baik commercial document maupun financial document.
b. Clean/Bill collection, yaitu penagihan dilakukan dengan mengirimkan financial
document (wesel)
c. Cash Against Document, yaitu penagihan dilakukan dengan hanya mengirimkan
commercial document.
4. Consignment (konsinyasi)
Adalah mengekspor barang yang belum terjual. Jadi hanya merupakan titipan barang
yang belum terjual.
Pembayaran dengan Letter of Credit yang lazim berlaku dalam perbankan terdiri dari:
1. Payment
Pembayaran kepada penjual (eksportir) dilakukan oleh bank pembayar (paying bank)
di luar negeri yang ditunjukkan oleh bank pembuka Letter of Credit di dalam negeri
(opening bank) pada saat exporter menyerahkan dokumen-dokumen yang diminta
dalam letter of credit tersebut.
2. Negotiation
Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan oleh bank (negotiating bank)
di luar negeri yang bersedia mengambil alih pembayaran telebih dahulu atas
penyerahan dokumen-dokumen dari exporter.
3. Acceptance
Manajemen Jasa - jasa Bank | 14
Yaitu pembayaran kepada penjual (exporter) dilakukan dengan mengeaksep wesel
berjangka oleh bank luar negeri.
KREDIT DOKUMENTER (LETTER OF CREDIT)
Berdasarkan pasal 2 uniform custom and practice for documentary credit (UCPDC)
dari internasional chamber of commerce, publikasi no. 500, pengertian L/C adalah ungkapan
documentary credit(s) dan stand by letter of credit yang selanjutnya disebut sebagai kredit
diartikan suatu perjanjian tanpa memandang apapun namanya dalam uraiannya dimana suatu
bank (the issuing bank) bertindak atas permintaan dan instruksi seorang nasabahnya
(applicant) untuk:
a. Berjanji/menjamin akan melaksanakan pembayaran kepada pihak ketiga (beneficiary)
atau orang yang ditunjuk atau akan membayar aau mengakseptasi wesel yang ditarik
oleh penerima (beneficiary) tersebut, atau
b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran yang dimaksud atau
untuk membayar akseptasi atau mengambil alih (membeli) wesel dimaksud,
berdasarkan penyerahan seperangkap dokumen yang ditentukan sepanjang semua
persyaratan kredit telah terpenuhi.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa L/C merupakan jaminan
pembayaran bersyarat dalam arti:
a. Surat jaminan yang diberikan oleh suatu bank (opening bank) untuk membayar
kepada penjual (beneficiary) atas permintaan oembeli (applicant)
b. Bersyarat maksudnya si penjual akan mendapatkan pembayaran jika yang
bersangkutan telah memenuhi persyaratan (teerm and condition) dalam L/C. term and
Condition biasanya berupa dokumen-dokumen baik commercial documents, financial
docuents dan dokumen lainnya untuk memenuhi ketentuan lembaga-lembaga
pemerintah baik Negara buyer maupun seller.
Didalam letter of Credit terdapat dua hal pokok yang harus dipahami yaitu:
a. Bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen dan bukan dengan barang. Bank
tidak bertanggung jawab mengenai uraian,jumlah,kualitas, nilai,kondisi, dan
keberadaan barang secara fisik yang berhubungan dengan dokumen-dokumen
tersebut.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 15
b. Letter of credit merupakan kontrak/perikatan dan independen dari sale contract. Sales
contract merupakan perikatan antara buyer dan seller, yang menggambarkan
kewajiban masing-masing pihak.
Unsur-unsur pokok dalam L/C
a. Credit substitution
b. Jaminan bank untuk membarar
c. Syarat-syarat tertentu (term and condition)
d. Parties(pihak-pihak yang terlibat) dalam L/C.
e. Waktu(time) dalam L/C pada umumnya terdapat 3 faktor waktu yaitu:
1. Expiry Date (tanggal jatuh tempo)
2. Latest shipment date (tanggal pengapalan terakhir)
3. Latest presentation date ( tanggal terakhir penyerahan dokumen.
Jasa Bank dalam Mendukung Pembayaran Perdagangan :
1. Kliring
2. Inkaso
3. Trasfer
KLIRING
Kliring adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat tagihan antar bank yang
dilakukan melalui lembaga kliring (tempat dimana bank peserta kliring bertemu untuk
menukarkan warkat kliring). Kliring dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Kliring keluar, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat kliring dari nasabah
untuk diserahkan ke bank lain melalui lembaga kliring untuk ditukarkan dengan dana.
2. Kliring masuk, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat yang diterima dari
bank lain atas beban rekening nasabah yang ditatausahakan di bank yang
bersangkutan.
Lembaga kliring adalah tempat dimana anggota kliring saling bertemu untuk
menukarkan warkat-warkat kliring. Warkat-warkat yang dapat dikliringkan yaitu : cek, bilyet
giro, nota-nota tranfer, wesel, dll. Sedangkan bank-bank peserta kliring umumnya adalah
kantor cabang bank dalam suatu kota, ditambah dengan daerah sekitar kota tersebut.
Tujuan lembaga kliring adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan
tukar-menukar warkat-warkat kliring serta mengontrol pelaksanaan kliring. Selanjutnya
Manajemen Jasa - jasa Bank | 16
mekanisme kerja kliring dari penerimaan warkat-warkat di masing-masing bank sampai
dengan diperoleh hasil kliring dapat dijelaskna sebagai berikut :
Kliring Keluar
1. Teller Kliring Bank : Teller Kliring Bank setiap hari menerima setoran dari
nasabah. Setoran tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat bank
lain. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas tanda setoran dan
warkat kliring tersebut. Apabila sudah dibuku, selanjutnya diserahkan ke
Petugas Kliring untuk dikliringkan. Pembukuan yang dilakukan oleh Teller
Kliring adalah :
Debit : Tagihan kliring bank lawan.
Kredit : Titipan setotan a.n. masing-masing nasabah.
2. Petugas Kliring Bank : Petugas Kliring Bank mencatat warkat-warkat kliring
tersebut pada daftar kliring menurut bank dan menjumlahkan angkanya.
Masing-masing bank peserta kliring dibuatkan satu daftar kliring yang terdiri
dari tiga lembar. Apabila bank peserta kliring lebih dari satu, mak apetugas
kliring harus membuat Rekapitulasi Daftar Kliring untuk memudahkan BI
dalam membuat perhitungan hasil kliring. Rekapitulasi Daftar Kliring
mencatat jumlah angka-angka pada daftar kliring sesuai dengan kelompok
masing-masing bank (menurut nomor kliring bank).
3. Pejabat Bank : Sebelum Petugas Kliring berangkat ke Lembaga Kliring semua
hasil kerjanya diperiksa dahulu oleh Pejabat Bank. Hal ini merupakan sistem
kontrol melekat yang diterapkan oleh bank (built in control). Apabila sudah
ada persetujuan dari pejabat bank, maka daftar kliring dan Rekapitilasi Daftar
Kliring beserta warkat-warkat yang akan dikliringkan dibawa oleh petugas
kliring ke Lembaga Kliring.
4. Lembaga Kliring : petugas kliring masing-masing bank membagikan daftar
kliring beserta warkat-warkat kliringnnya ke masing-masing bank peserta
kliring. Oleh BI atau Bank Koordinator (Bank yang ditujuk sebagai
penyelenggara kliring), atas daftar kliring dan rekapitulasi daftar kliring yang
diterima dari masing-masing peserta kliring, kemudian dilakukan perhitungan.
Hasil perhitingan dari BI masih bersifat semmentara. Hasil kliring pastinya
akan diketahui setelah dilakukan kliring kedua. Bukti pembukuannya
diberikan ke masing-masing bank peserta kliring.
Kliring Masuk
Manajemen Jasa - jasa Bank | 17
Kliring masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja kliring keluar, yaitu
sebagai berikut :
1. Petugas Kliring Bak : Petugas Kliring Bank membawa pulang daftar kliring
dan warkat yang akan ditagihkan kemudian diserahkan kepada pejabat bank
untuk diperiksa kebenarannya. Selanjutnya pejabat kliring memerintahkan
teller kliring untuk mengecek kebenaran pengisian dan tanda tangan masing-
masing warkat serta melihat saldonya direkening masing-masing, apabila
cukup llangsung dibuku bila kurang akan dibuatkan Surat Penolakan (SP).
2. Teller Kliring Bank : Teller Kliring Bank memeriksa keaslian warkat dan
kebenaran penulisan dan tanda tangan, selanjutmya memeriksa saldo masing-
masing rekening nasabah yang menerbitkan warkat tersebut. Apabila cukup
kemudian dilakukan pembukuan dengan jurnal :
Debit : Rekening giro/pinjaman nasabah.
Kredit : Kliring dengan bank lain/saldo giro di BI.
Sedangkan bila saldonya kurang, dibuatkan SP yang berisi alasan penolakan
tersebut. Warkat yang ditolak diserahkan kepada petugas kkliring untuk
dikembalikan kepada petugas kliring bank lawan di Lembaga Kliring.
3. Petugas Kliring Bank : Menerima warkat-warkat yang ditolak dan membuat
daftar kliring warkat yang ditolak serta membuat rekapitulasi daftar kliring
dan selanjutnya diserahkan kepada pejabat bank. Setelah mendapat
persetujuan, petugas kliring membawa ke Lembaga Kliring hal-hal sebagai
berikut : warkat kliring yang ditolak, daftar kliring, rekapitulasi daftar kliring
dan SP bagi warkat kliring yang ditolak (bila ada).
4. Lembga Kliring : warkat dan surat-surat diserahkan ke bank lawan dan
tindasannya disampaikan kepada BI/Bank Koordinator. Berdasarkan surat-
surat tersebut dilakukan perhitungan dan penggabungan dengan perhitungan
kliring sebelumnya (kliring pertama). Hasil gabungan perhitungan tersebut
akn menghasilkan menang dan kalah kliring masing-masing bank, selanjutnya
BI membuku menang/kredit dan kalah/debit tersebut ke masing-masing bank
peserta kliring. Bukti pembukuan diberikan kepada masing-masing bank
peserta kliring. Hasil perhitungan/pembukuan dibawa pulang oleh petugas
kliring bank dan selanjutnya diserahkan ke pejabat bank untuk dicocokan
dengan daftar kliring dan warkat yang ditolak. Apabila cocok pejabat bank
Manajemen Jasa - jasa Bank | 18
memerintahkan kepada teller untuk melakukan pembukuan secara efektif
setoran dari masing-masing nasabah tersebut di atas dengan jurnal :
Debit : Titipan setoran a.n. masing-masing nasabah.
Kredit : Rekening Giro a.n. masing-masing nasabah.
INKASO
Inkaso adalah kegiatan penyelesaian warkat-warkat (cek dan bilyet giro) tagihan
antarbank di luar wilayah kliring. Inkaso juga dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Inkaso keluar, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari nasabah yang akan
ditagihkan/diinkasokan ke cabang lain atau bank lain di luar wilayah kliring untuk
ditukarkan dengan dana.
2. Inkaso masuk, merupakan kegiatan penerimaan warkat-warkat dari kantor cabang
bank yang sama di luar wilayah kliring atas beban rekening nasabah yang
ditatausahakan di bank yang bersangkutan atau bank lain.
Mekisme kerja dari penerimaan warkat inkaso dari nasabah sampai dengan diperoleh
hasil inkaso da pembukuan di rekening nasabah dapat dijelskan sebagai berikut :
Inkaso Keluar
1. Teller Bank : Teller Bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Setoran
tersebut antara lain dilakukan nasabah dengan warkat bank lain, baik yang
sekota maupun yang di luar kota. Warkat dari bank yang sekota diselesaikan
dengan kliring, sedangkan warkat dari bank di luar kota diselesaikan engan
inkaso. Kemudian dilakukan pemeriksaan kebenaran atas tanda setoran dan
warkat tersebut. Apanila sudah benar terus dibuku, selanjutnya warkat
diserahkan ke petugas inkaso untuk diinkasokan. Pembukuan yang dilakukan
oleh teller bank adalah :
Debit : Tagihan inkaso cabang lawan.
Kredit : Titipan setoran a.n. masing-masing nasabah.
2. Petugas Inkaso Bank : Petugas Inkaso Bank mencatat warkat-warkat inkaso
tersebut pada daftar/formulir inkaso, menjumlahkan angkanya serta
mengisikan kantor cabang bank tujuan, tanggal pengiriman dan nomor
surat.untuk setiap kantor cabang bank yang akna ditagih dibuatkan satu daftar
inkaso yang terdiri dari dua lembar. Sebelum dikirim ke kantor cabang bank
tujuan, terlebih dahulu disampaikan ke Pejabat Bank untuk dicek
kebenarannya dan apabila sudah benar lanngsung dimintakan persetujuannya.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 19
3. Pejabat Bank : Pejabat Bank melakukan pemeriksaan atas jumlah warkat dan
nilai uangnya serta kantor cabang bank yang dituju. Apabila telah cocok
kemidian menandatangani daftar inkaso tersebut sebagai tanda persetujuan.
Selanjutnya diserahkan kepada petugas ekspedisi untuk diagenda dan dikirim
ke kanntor cabang bank tujuan.
Inkaso Masuk
Inkaso masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja inkaso keluar tersebut di
atas. Bila mana di kantor cabang bank tersebut sebagai inkaso keluar, maka bagi
kantor cabang bank tujuan adalah merupakan inkaso masuk. Mekanisme kerja inkaso
masuk adalah sebagai berikut :
1. Petugas Inkaso Bank : Petugas Inkaso Bank menerima amplop dari petugas
ekspedisi yang berisi daftar inkaso dan warkat-warkat yang diinkasokan,
kemudian diadministrasikan. Apabila telah cocok antara isi yang tertera dalam
daftar inkaso dengan warkat-warkat yang dilampirkan, kemudian meneruskan
ke Teller Bank untuk dibuku.
2. Teller Bank : Teller bank akan memeriksa kebenaran pengisian warkat (cek
atau bilyet giro), tanda tangan dan saldo dari rekening nasabah yang
menerbitkan warkat. Apabila telah cocok dan saldonya cukup langsung
dibuku, dengan jurnal :
Debit : Rekening Giro/Pinjaman Nasabah
Kredit : Rekening Antarkantor.
Sedangkan bila yidak cocok tanda tangannya, atau saldo ttidak cukup, warkat
harus dikembalikan ke kantor cabang pengiriman yang disertai dengan
penjelasan sebab-sebab penolakan.
3. Petugas Inkaso : Petugas Inkaso menerima hasil pembukuan dan warkat yang
ditolak dari Teller Bank. Kemudian menyiapkan aplikasi transfer untuk
mengirimkan hasil inkaso dan Daftar Inkaso warkat yang ditolaj ke Kantor
Cabang Bank pengirim. Apabila semua telah selesai dilakukan kemudian
diserahkan ke pejabat Bank untuk dilakukan pengecekan kembali dan
sekaligus tanda tangan sebagai persetujuan. Begitu persetujuan telah
diberikan, pada saat yang sama Pejabat Bank juga memberikan persetujuan
pengiriman transfer ke Kantor Cabang Bank pengirim Inkaso melalui sarana
komputernya. Sedangkan apabila warkat tersebut harus dikliringkan, maka
warkat diserahkan ke Petugas Kliring dan tata cara pelaksanaannya seperti
Manajemen Jasa - jasa Bank | 20
mekanisme kliring di atas. Kemudian untuk warkat Inkaso yang ditolak
dikembalikan ke Kantor Cabang Bank pengirim, tata cara pengriman seperti
halnya pengiriman Inkaso keluar dan sekaligus membereskan administrasinya.
Pada saat Kantor Cabang Bank pengirom Inkaso menerima hasil nkaso akan
melakukan pembukuan dengan jurnal :
Debit : Rekening Antarkantor
Kredit : Titipan Inkaso bank lawan.
Debit : Titipan setoran a.n. masing-masnig nasabah.
Kredit : rekening giro/pinjaman nasabah.
Sedangkan untuk warkat yang ditolak dilakukan pembukuan sbb :
Debit : Titipan setoran a.n. nasabah yang ditolak.
Kredit : Tagihan Inkaso bank lawan.
Kemudian warkat dikembalikan kepada nasabah yang disertai dengan SP.
Perbedaan kliring dengan inkaso adalah sebagai berikut :
a. Pada kliring prosesnya terjadi pada suatu lembaga yang ditunjuk oleh
bank Indonesia untuk memperhitungkan utang piutang dalam bentuk surat-surat
berharga antara bank-bank peserta kliring.
b. Sedangkan inkaso, lebih cenderung pada proses penagihan oleh nasabah atas warkat-
warkat kliring yang dikeluarkan oleh bank peserta kliring di luar wilayah kliring yang
dikeluarkan oleh bank-bank peserta kliring di luar wilayah kliring bank yang
bersangkutan.
TRANSFER
Transfer atau pengiriman uang merupakan kegiatan penyelesaian permohonan
pemindahhan uang/dana dari satu KCB ke KCB lainnya atau bank korespondennya di luar
negeri yang dilakuukan melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi engan berbagai alat
pengaman, diawali dengan permohonan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan
instruksi untuk membayar sejumlah tertentu kepada orang yang disebutkan namanya dalam
transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah.
Transfer dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Transfer keluar, merupakan kegiatan penerimaan permohonan transfer dari
nasabah untuk dikirimkan kepada orang lain (penerima) yang berada di luar
koata (luar wilayah kliring) atau luar negeri.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 21
2. Transfer masuk, merupakan kegiatan penerimaan pesan/instruksi transfer
(incoming message) dari Kantor Cabang lain atau bank Korenponden di luar
negeri untuk diteruskan kepada penerima, baik secara pemindahbukuan (kredit
ke rekening nasabah), maupun secara tunai.
Mekanisme kerja transfer dari penerimaan permohonan transfer sampai dengan
pembayaran transfer dapat dijelaskan sbb :
Transfer Keluar
1. Teller Bank : Teller Bank setiap hari menerima setoran dari nasabah. Aplikasi
tanfer beserta dengan uang yang akan dikirim dan biaya transfer (bila
dikenakan) diserahkan kepada Teller Bank. Kemudian dilakukan pemeriksaan
kebenaran atas pengisian aplikasi dan jumlah uang. Apabila sudah cocok
keudian dilakukan pembukuan dan selanjutnya diserahkan ke Petugas Transfer
untuk diverifikasi/diperiksa. Pembukuan yang dailakukan oleh Teller Bank
adalah :
Debit : Kas.
Kredit : Rekening Antarkantor.
2. Petugas Transfer Bank : Petugas Transfer Bank menambahkan kode-kode
dalam transfer tersebut, kemudian menyerahkan kepada Pejabat Bank untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Pejabat Bank : Memeriksa aplikasi permohonan transfer dan apabila telah
cocok dibberikan tanda tangan sebagai persetujuan dan pada saat yang sama
memberikan persetujuan transfer kepada komputer. Dengan sistem
komunikasi yang canggih yang dimiliki oleh setiap bank, maka pada saat yang
bersamaan bank yang dituju telah menerima pesan/instruksi transfer. Isi dari
pesan tersebut antara lain memuat : Kode transfer, cabang pengirim, tanggal
pengriman, besarnya uang yang dikirim, nama dan alamat pengirim, nama dan
alamat penerima, pesan dari pengirim. Apabila pengiriman uang tersebut ke
luar negeri ditambahkan dalam pesan tersebut, bahwa atas pembayaran
tersebut agar membebankan ke rekening Bank Pengirim (nostro) yang
ditatausahakan di bank koresponden yang bersangkutan.
Transfer Masuk
Transfer masuk merupakan kelanjutan dari mekanisme kerja transfer keluar di bank
lawan, yaitu sbb :
Manajemen Jasa - jasa Bank | 22
1. Petugas Transfer Bank : Petugas transfer menerima pesan/instruksi dari bank
lain kemudian melakukan pengkodean. Apabila kode cocok maka dilakukan
administrasi.
2. Pejabat Bank : melakukan pemeriksaan atas instruksi dalam transfer masuk
tersebut, meliputi nam apenerima, alamat penerima atau nomor rekening yang
dituju, jumlah uang, nama cabang pengirim, kode transfer, dsb. Apabila semua
alat kontrol telah cocok, maka pejabat bank akan memberikan persetujuan
untuk dibayarkan. Selanjutnya pejabat bank menandatangani surat
pemberitahuan pengiriman uang/transfer kepada penerima dan menyerahkan
kembali ke petugas transfer.
3. Petugas Trasfer : menyerahkan pemberitahuan kepada petugas ekspedisi untuk
disampaikan kepada penerima. Apabila dalan instruksi transfer tersebut telah
ditetepkan rekening yang dituju, maka petugas melakukan pembukuan sbb :
Debit : Rekenig Antarkantor Kantor.
Kredit : Rekening nasabah.
Sedang bila dalam instruksi transfer tersebut tidak mencantumkan nomor
rekening tujuan, maka petugas transfer akan melakukkan pembukuan sbb :
Debit : Rekening Antarkantor.
Kredit : Rekening Titipan Transfer.
Apabila transfer tersebut berasal dari luar negeri, maka pembukuannya :
Debit : Rekenig Nostro/Rekening Bank Koresponden di luar negeri.
Kredit : Rekening nasabah/rekening Titipan Transfer.
4. Teller Bank : Penerima transfer yang mengambil tunai (tidak menyebutkan
nomor rekenig pada instruksi transfer) harus menghubungi teller dengan
membawa surat pemberitahuan tentang pengiriman uang. Oleh teller surat
pemberitahuan tersebut dicocokan dengan arsip bank, apabila telah cocok
teller membayar kepada penerima sejumlah uang seperti tercantum dalam
instruksi transfer tersebut, dan pada saat yang sama teller membuku sebagai
berikut :
Debit : Rekening Titipan Transfer.
Kredit : Kas.
JASA BANK DALAM MEMPERLANCAR PEREDARAN UANG
Manajemen Jasa - jasa Bank | 23
Produk bank yang terkait dengan fungsi memperlancar peredaran uang adalah
rekening koran, baik simpanan (giro) maupun pinjaman. Mekanisme peredaran uang dapat
dijelaskan daari dua sisi, yaitu sisi simpanan dan sisi pinjaman. Jasa bank yang terkait dengan
fungsi bank sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang adalah :
a. Jasa penerimaan setoran
Penerimaan setoran dilakukan bank setiap hari, baik ubtuk kepentingan rekening yang
dipelihara di KCB yang bersangkutan maupun yang dipelihara di kantor cabang lain.
Sistem yang ditawarkan bank dalam pelimpahan dana setoran tersebut ke rekening di
kantor cabang lain, dapat dilakukan antara lain dengan periode setiap hari, setiap
minggu, atau setiap bulan. Alternatif maupun yang dipilih nasabah, akan diselesaikan
oleh bank dengan sistem yang dipunyai. Jasa demikian banyak dipergunakan oleh
perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai jaringan unit kerja banyak. Sehingga
untuk melihat saldo yang ada di bank, dilakukan dengan cara sentralisasi sistem
keuangannya. Dengan mengetahui jumlah dana yang dimiliki, nasabah dengan cepat
dapat menggunakan untuk pembayaran transaksi-transaksinya.
b. Jasa pencairan dana
Pencairan dana dapat dilakukan setiap saat, biak menggunakna cek maupun bilyet
giro, baik atas beban rekening giro maupun rekening pinjamannya. Setiap cek atau
bilyet giro yang beredar merupakan bagian dari jumlah uang beredar, sebab cek atau
bilyet giro didukung oleh dana yang cukup di rekeningnya masing-masing. Dengan
demikian setiap pembayaran transaksi perdagangan dei dalam negeri dengan mudah
akan dilakukan pembayaran oleh pihak pembeli. Cek atau bilyet giro yang diterima
oleh penjual dapat secara langsung dipergunakan untuk membayar lagi kepada
supplier atau menyetorkannya ke bank. Kemudian demikian telah memperlancar arus
peredaran uang, baik dari daerah-daerah ke Jakarta maupun sebaliknya.
Manajemen Jasa - jasa Bank | 24