akuntansi jasa bank

Upload: venny-mantika

Post on 09-Jul-2015

452 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

AKUTANSI JASA BANK Tidak dapat dipungkiri bahwa bank, besar sekali peranannya dalam penyelesaian transaksi antara satu pihak dengan pihak yang lain sehingga dapat berjalan dengan lebih lancar. Dalam hal ini bank memberikan jasa bagi para nasabahnya untuk memperlancar penyelesaian transaksi-transaksi mereka dengan cepat dan aman. Jasa-jasa yang lazim diselenggarakan oleh bank antara lain adalah : a. Jasa pengiriman uang (transfer). b. Jasa penagihan (inkaso). c. Jasa perdagangan dalam negeri dengan pembukaan Letter of Credit. d. Jasa pemberian jaminan bank (bank garansi). e. Safe deposit box dsb. Dalam pembahasan disini hanya akan diuraikan transaksi jasa-jasa tersebut di atas dalam valuta rupiah.

PENGIRIMAN UANG (TRANSFER) Jasa pengiriman uang yang dilakukan oleh bank sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas. Dengan adanya jasa ini maka uang dalam jumlah yang besarpun (misalnya dalam jutaan, atau milyaran) dapat dikirim dengan cepat dan aman, karena disini hanya diperlukan pemindah-bukuan antar kantor saja, jumlah phisik uangnya sendiri tidak perlu dikirim ke kota tujuan. Teknis penyampaian berita mengenai pengiriman uang ini kepada cabang / kantor lain dapat dilakukan dengan : a. secara tertulis (mail transfer). b. dengan telepon/telex/kawat/facimile (telegraphic transfer)

1

c. dengan menerbitkan wesel bank (bank draft).

2

Pengiriman

uang

ini

dapat

dibedakan

berdasarkan

kegiatannya

menjadi dua : a. Transfer keluar yaitu pengiriman uang atas permintaan nasabah yang ditujukan untuk pihak ketiga dan dilakukan dengan cara pemindah-bukuan antar kantor bank. b. Transfer masuk yaitu pengiriman uang yang diterima oleh suatu bank dari kantor bank lain, untuk keuntungan pihak ketiga melalui cara pemindah-bukuan. Suatu bank pada suatu saat dapat bertindak sebagai pelaku transfer keluar dan sekaligus juga sebagai penerima transfer masuk. Dengan adanya kegiatan transfer ini maka akan terjadi hubungan antara satu kantor dengan kantor yang lain. Hubungan antar kantor ini sifatnya reciprocal (timbal balik), dan dipelihara dalam hubungan rekening koran, yang sebenarnya hanya menunjukkan adanya hubungan hutang piutang antar cabang/kantor. Apabila digabungkan di kantor pusat pada saat menyusun neraca gabungan, maka rekening-rekening ini akan bersaldo nihil. Dalam hal pelaksanaan transfer ini perlu dilakukan dengan berhati-hati agar jangan sampai terjadi kebobolan. Untuk itu baik cabang pengirim (transfer keluar) maupun penerima (transfer masuk) perlu memperhatikan segi pengamanannya. Untuk mengamankan setiap perintah membayar (pengiriman uang) terutama yang dilakukan dengan kawat atau wesel bank, dilakukan dengan memberikan nomor test atau kode rahasia tertentu. Cabang yang menerima perintah membayar akan menguji kebenaran nomor test tersebut lebih dahulu dengan mengaitkannya dengan jumlah uang yang dikirim, tanggal pengiriman, tempat asal transfer dikirim serta segi-segi lain yang tersirat didalamnya.

3

Apabila hasil pengujian nomor test cocok, baru bisa dibayarkan kepada si amanat (pihak ketiga). Sebaliknya jika tidak cocok akan segera diberitahukan kepada cabang pengirim bahwa test tidak cocok dan jangan sekali-kali memberitahukan nomor test yang benar. Hal ini dimaksukan agar jangan sampai disalah gunakan oleh oknum yang tidak berhak sehingga merugikan bank. Dalam hal transfer secara tertulis, segi pengamannya adalah tanda tangan pejabat dari bank pengirim perintah bayar beserta kode jabatannya. Dalam pemberian jasa pengiriman uang ini beberapa bank ada yang mengenakan biaya, misalnya komisi transfer dan ongkos kawat (jika transfer dengan kawat). Namun mengingat persaingan yang semakin ketat saat ini banyak pula bank yang membebaskan dari segala biaya, terutama untuk nasabah-nasabah pemegang rekening di bank mereka. Nampaknya dari kegiatan transfer tersebut bank tidak mengharapkan penghasilan dari komisi atau ongkos kawat lagi tetapi murni dipandang sebagai salah satu cara penghimpunan dana murah. Dengan dana murah yang diperoleh dari kegiatan jasa transfer ini diharapkan dapat disalurkan kembali ke masyarakat dengan memperoleh penghasilan yang memadai. Pembukuan Transfer Keluar Dalam contoh di bawah ini diasumsikan tidak ada biaya-biaya yang dibebankan bank kepada nasabahnya atas jasa transfer yang diberikannya. Seandainya ada biaya-biaya yang dibebankan oleh bank apakah itu komisi transfer, ongkos kawat, meterai dsb, maka biasanya untuk masing-masing jenis biaya yang dibebankan kepada nasabah tersebut akan dicatat sebagai pendapatan bank dalam rekeningrekening yang terpisah.

4

Setelah bank menerima permohonan transfer beserta dananya, segera membuatkan perintah membayar kepada cabang yang dituju. Perintah membayar bisa dibuat dengan surat (untuk mail transfer) dan kawat/telepon (untuk telegraphic transfer), dan bank langsung mengirimkannya kepada cabang pembayar. Sedangkan untuk perintah membayar dengan wesel bank, maka wesel bank itu langsung diserahkan kepada nasabah dan menjadi tanggung jawab nasabah untuk menyampaikan wesel tersebut kepada cabang pembayar. Tentu saja bank pengirim juga memberitahukan adanya penerbitan wesel ini kepada bank pembayar. Pada saat nasabah mengisi aplikasi transfer keluar serta menyetorkan dana kepada bank, akan dibukukan oleh bank sebagai berikut : a. Setoran tunai D. Kas K. Antar Kantor Cabang Pembayar b. Setoran atas beban rekening giro D. Rekening Nasabah Giro Rp. K. Antar Kantor Cabang Pembayar c. Setoran atas beban rekening debitur D. Rekening Nasabah Debitur K. Antar Kantor Cabang Pembayar d. Setoran atas beban rekening tabungan D. Rekening Nasabah Tabungan Rp. K. Antar Kantor Cabang Pembayar e. Setoran dengan menggunakan warkat kliring Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

5

D. Kliring K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Rp. Jika kliring dinyatakan berhasil baik, transfer baru

Rp.

dapat

dilaksanakan, D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan RP. K. Antar Kantor Cabang Pembayar D. BI K. Kliring f. Rp. RP. RP.

Setoran dengan campuran, sebagian kas, sebagian atas beban rekening nasabah giro/debitur, dan sebagian dengan warkat kliring D. Kas D. Rekening Nasabah Giro D. Rekening Nasabah Debitur D. Kliring K. Kreditur Umum K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Jika kliring dinyatakan berhasil baik, transfer baru RP. RP. RP. RP. RP. RP. dapat RP. RP. RP. RP. RP.

dilaksanakan, D. Kreditur Umum D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan K. Antar Kantor Cabang Pembayar D. BI K. Kliring Pembukuan Transfer Masuk Dalam hal transfer masuk pembukuannya akan tergantung kepada siapa perintah transfer tersebut ditujukan (sesuai yang tercantum

6

dalam surat/kawat). Jika transfer ditujukan kepada nasabah bank pembayar sendiri, maka hasil transfer dapat langsung dikreditkan ke rekening nasabah yang bersangkutan. Sebaliknya jika transfer ditujukan untuk pihak ketiga bukan nasabah bank pembayar, maka sambil menunggu datangnya orang yang berhak menerima transfer tersebut (beneficiary), hasil transfer tersebut ditampung untuk sementara dalam rekening Warkat-Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk. Kemudian bank segera memberitahukan kepada si amanat tentang adanya kiriman uang tersebut, agar segera diambilnya. Untuk penerimaan transfer masuk dengan wesel bank, bank pembayar tidak wajib memberitahukan kepada beneficiary, karena asli weselnya itu sendiri akan dikirim langsung oleh nasabah kepada beneficiary. Sementara menunggu nasabah mengambil uangnya transfer masuk dengan wesel bank tersebut ditampung dalam Warkat Yang Akan Dibayar Wesel Bank. Dalam hal trasnsfer masuk akan dibayarkan kepada nasabah sebesar jumlah uang yang ditransfer, tidak ada pungutan biaya apapun dalam jasa transfer masuk ini. Jurnal untuk transfer masuk baik dengan surat/kawat dibedakan menurut siapa penerimanya, apakah nasabah bank pembayar sendiri atau bukan nasabah bank, sebagai berikut : a. Penerimaan transfer masuk untuk keuntungan nasabah D. Antar Cabang Cabang Pengirim K. Rekening Nasabah Giro atau Debitur atau Tabungan Rp. Rp. Rp. Rp.

7

b. Transfer masuk untuk keuntungan bukan nasabah : Saat menerima berita transfer dari cabang pengirim D. Antar Cabang Cabang Pengirim K. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. Rp.

8

Bank segera memberitahukan kepada nasabah, dan saat nasabah datang untuk mengambil uangnya : a. Bila diambil tunai D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Kas b. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening Tabungan D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Rekening Nasabah Tabungan Rp. c. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening Giro D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Rekening Nasabah Giro Rp. d. Bila ingin dipindah-bukukan untuk pelunasan rekening debitur D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Rekening Nasabah Debitur e. Bila ingin dikliringkan D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Kliring D. Kliring K. BI Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

9

Sedangkan jika transfer masuk dengan menggunakan Wesel Bank, maka pada saat bank pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim tentang transfer dengan wesel tersebut akan dibuku : D. Antar Kantor Cabang Pengirim K. Warkat Yang Akan Dibayar Wesel Bank Rp. Rp.

Kemudian pada saat nasabah datang untuk mengambil uangnya maka rekening Warkat Yang Akan Dibayar Wesel Bank akan didebet, dan kreditnya bisa bermacam-macam tergantung dari bagaimana cara pembayaran yang diinginkan nasabah, bisa tunai, untuk keuntungan rekening giro, debitur, tabungan, dikliringkan dsb. Adakalanya sebelum bank pembayar menerima pemberitahuan dari bank pengirim ternyata nasabah telah datang dengan membawa asli wesel bank untuk menguangkannya. Dalam hal ini bank pembayar tidak bisa menolak untuk segera membayar wesel tersebut sepanjang bank yakin akan kebenaran wesel bank tersebut. Untuk meyakinkan kebenaran wesel tersebut bank pembayar dapat memeriksa tanda tangan pejabat bank pengirim yang berwenang serta dengan menguji nomor test yang tertera di wesel tersebut. Jika diputuskan untuk dibayar dan nasabah minta tunai, akan dibuku : D. Antar Kantor Cabang Pengirim Rp. K. Kas Pembatalan Transfer Adakalanya seorang nasabah yang telah mengajukan permohonan untuk melakukan pengiriman uang (transfer) ke cabang lain, ternyata kemudian ingin membatalkan transfer tersebut. Dalam hal ini nasabah harus mengajukan permohonan pembatalan secara tertulis kepada cabang pengirim. Rp.

10

Cabang pengirim yang menerima permohonan pembatalan transfer tidak bisa langsung mengembalikan jumlah uangnya kepada nasabah, melainkan harus meminta persetujuan untuk pembatalan transfer lebih dahulu kepada cabang pembayar. Cabang pembayar dalam hal ini harus segera mengecek apakah hasil transfer tersebut sudah dibayarkan kepada nasabah atau belum dan segera memberi jawaban kepada cabang pengirim apakah setuju atau tidak setuju dengan pembatalan tersebut. Apabila hasil transfer telah dibayarkan tentunya pembatalan transfer tidak disetujui, namun jika hasil transfer belum dibayarkan pembatalan bisa disetujui. Pengertian telah dibayarkan disini meliputi baik pembayaran secara tunai ataupun dengan mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan. Selanjutnya timbul pertanyaan bagaimana dengan transfer yang sudah dibayarkan kepada pemegang rekening giro, tabungan namun dananya belum sempat ditarik oleh yang bersangkutan. Pada dasarnya bila transfer sudah dibayarkan dalam hal ini dipindah-bukukan kedalam rekening bank maka transfer tidak bisa dibatalkan oleh bank pengirim. Namun kadang-kadang dalam keadaan memaksa harus dibatalkan juga. Jurnal-jurnal untuk pembatalan transfer keluar Apabila ada pembatalan transfer tidak disetujui oleh bank pembayar - Tidak ada jurnal Apabila pembatalan transfer disetujui oleh bank pembayar, maka dananya harus segera dikembalikan kepada nasabah (si pengamanat), dengan jurnal : a. Bila diambil tunai

11

D. Antar Kantor Cabang Pembayar Rp. K. Kas b. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening tabungan D. Antar Kantor Cabang Pembayar Rp. K. Rekening Nasabah Tabungan Rp. c. Bila ingin dipindah-bukukan ke rekening giro D. Antar Kantor Cabang Pembayar Rp. K. Rekening Nasabah Giro Rp. Rp.

12

d. Bila ingin dipindah-bukukan untuk pelunasan rekening debitur D. Antar Kantor Cabang Pembayar Rp. K. Rekening Nasabah Debitur Jurnal-jurnal untuk pembatalan transfer masuk Apabila bank tidak setuju adanya pembatalan - Tidak ada jurnal Apabila bank setuju adanya pembatalan, akan dibuku : a. Bila sebelumnya telah pernah dicatat dalam rekening D. Warkat Yang Akan Dibayar Transfer Masuk Rp. K. Kantor Cabang Cabang Pengirim b. Bila sebelumnya belum pernah dicatat dalam rekening D. Antar Kantor Cabang Pengirim K. Antar Kantor Cabang Pengirim Rp. Rp. Rp. Rp.

Untuk transfer masuk yang sudah dibayarkan ke rekening nasabah dan ternyata terpaksa harus dibatalkan juga, akan dibuku dengan mendebet rekening nasabah yang bersangkutan dan mengkredit rekening Antar Kantor Cabang Pengirim

13

INKASO Jasa inkaso adalah suatu kegiatan jasa yang dilakukan oleh bank untuk menyelesaikan tagihan berupa warkat atau surat-surat berharga yang tidak dapat diambil alih segera atau yang tidak dapat segera dibayarkan atau dikreditkan kepada si pemberi amanat untuk keuntungannya. Kegiatan ini melibatkan pihak ketiga yang memberi perintah (pemberi amanat) kepada bank untuk menagihkan sejumlah uang tertentu kepada pihak ketiga yang berada di luar kota (kota lain). Kegiatan inkaso hanya dilakukan untuk kegiatan penagihan antar cabang atau dengan bank lain yang berada di luar kota (kota lain), sedangkan untuk kegiatan penagihan dalam kota yang sama bisa dilakukan melalui kegiatan kliring. Dilihat dari segi warkatnya, maka warkat inkaso dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Warkat inkaso tanpa lampiran, yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampiri dengan dokumen-dokumen apapun, seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat-surat berharga lainnya. b. Warkat inkaso dengan lampiran, yaitu warkat inkaso yang harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya, seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dsb. Seperti halnya dengan transfer, inkaso inipun dapat dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi dua yaitu : a. Inkaso keluar, dimana bank menerima amanat dari nasabahnya untuk melakukan kegiatan menagih kepada pihak ketiga di luar kota. Pembayaran kepada nasabah hanya dapat dilakukan setelah inkaso dinyatakan berhasil baik dan dapat dibayarkan. Cabang yang menerima amanat dari nasabah ini disebut sebagai cabang pengirim.

14

b. Inkaso masuk, dimana bank akan mendebit atau menagihkan kepada seseorang atau nasabah tertentu dan mengirimkan hasilnya kepada cabang pengirim dengan cara pemindah-bukuan. Cabang yang harus menagihkan ini disebut cabang penagih. Dilihat dari sifatnya, kegiatan inkaso merupakan kegiatan yang sifatnya tidak pasti, karena pembayarannya kepada nasabah (pemberi amanat) baru dapat dilakukan setelah bank mendapat jawaban/kepastian dari cabang penagih bahwa inkaso berhasil dan dapat dibayar. Padahal ada tenggang waktu antara saat cabang pengirim menginkasokan warkat sampai dengan diterimanya berita tentang hasil inkaso tersebut dari cabang pembayar. Karena sifatnya yang tidak pasti ini maka pada saat bank menerima warkat dari nasabah kemudian menginkasokannya, diperlukan sebagai suatu transaksi bersyarat (contingent). Meskipun transaksi tersebut sifatnya bersyarat tetap harus dicatat oleh bank namun dalam pencatatannya tidak boleh mempengaruhi posisi aktiva dan passiva bank, karena transaksi tersebut memang belum efektif mempengaruhinya. Untuk itu transaksi-transaksi bersyarat akan dicatat dalam rekening Administratif. Rekening administratif mempunyai sisi debet dan kredit dalam jumlah yang sama, namun tidak akan dijumlahkan pada aktiva maupun passiva bank. Rekening ini hanya untuk menunjukkan bahwa ada transaksi inkaso keluar yang masih berjalan, yang belum selesai karena memang belum ada jawaban dari cabang penagih, entah inkaso berhasil atau ditolak maka rekening administratif tersebut harus dijurnal balik (reversing entry).

15

Apabila jawaban dari cabang penagih menyatakan bahwa inkaso berhasil, maka pembayarannya kepada si pemberi amanat tergantung apakah dia adalah nasabah pemegang rekening atau bukan. Jika dia nasabah pemegang rekening maka hasil inkaso tersebut dapat langsung dikreditkan ke rekening nasabah yang bersangkutan. Sebaliknya jika bukan pemegang rekening, hasil inkaso tersebut harus ditampung lebih dahulu di rekening Warkat Yang Akan Dibayar Hasil Inkaso menunggu sampai dengan nasabah datang untuk menguangkannya. Bagi cabang penagih yang menerima warkat inkaso dari cabang pengirim, harus segera menagihkan kepada pihak ketiga yang dimaksud, serta memberitahukan apapun hasilnya (berhasil/ditolak) kepada cabang pengirim. Jika yang harus ditagih adalah nasabah cabang sendiri maka rekening nasabah yang bersangkutan bisa langsung dibebani, sedangkan jika yang harus ditagih adalah nasabah bank lain maka harus dikliringkan lebih dahulu. Dalam menjalankan kegiatan inkaso keluar ini ada beberapa bank yang mengenakan biaya-biaya tertentu kepada nasabah, seperti misalnya ongkos kawat, komisi inkaso, meterai dsb. Bagi bank ini merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan inkaso. Jurnal untuk kegiatan inkaso keluar sebagai berikut : a. Saat bank menerima warkat dari pengamanat serta menginkasokan ke cabang penagih, dicatat dalam rekening administratif (kontijensi kewajiban). D. Rek. Administratif Warkat Inkaso K. Rek. Administratif Warkat Inkaso Yang Disetor Rp. Rp.

16

b. Saat bank menerima jawaban dari cabang penagih, entah ditolak atau berhasil rekening administratif diatas dikurangkan : D. Rek. Administratif Warkat Inkaso Yang Disetor Rp. K. Rek. Administratif Warkat Inkaso Jika inkaso berhasil akan ada jurnal berikutnya yaitu Rp. untuk

pembayarannya kepada pemberi amanat. Jika pemberi amanat nasabah pemegang rekening, dibuku : D. Antar Kantor Cabang Penagih Rp. K. Rekening Nasabah Giro / Debitur / Tabungan K. Komisi Inskaso K. Ongkos Kawat Rp. Rp. Rp.

Jika pemberi amanat bukan nasabah pemegang rekening, dibuku : D. Antar Kantor Cabang Penagih Rp. K. Warkat Yang Akan Dibayar Hasil Inskaso Rp. Selanjutnya saat nasabah datang untuk mengambil hasilnya, misal secara tunai dibuku : D. Warkat Yang Akan Dibayar Hasil Inkaso K. Kas K. Komisi Inkaso K. Ongkos Kawat Jurnal untuk kegiatan inkaso masuk a. Inkaso masuk untuk ditagihkan kepada nasabah sendiri. D. Rekening Nasabah Giro / Debitur K. Antar Kantor Cabang Pengirim b. Inkaso masuk untuk ditagihkan kepada nasabah bank lain, Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

17

D Kliring K. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan Jika kliring berhasil baik, D. Nota Kliring Yang Akan Diperhitungkan K. Antar Kantor Cabang Pengirim D. BI K. Kliring

Rp. Rp.

Rp. Rp. Rp. Rp.

Bank GaransiBank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada suatu pihak, baik perorangan, atau badan/lembaga dimana bank menyatakan akan memenuhi (membayar) kewajiban dari pihak yang dijamin tersebut kepada pihak lainnya selaku penerima jaminan, apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya. Bank garansi mempunyai batas berlaku sebagaimana tercantum dalam bank garansi itu sendiri. Dengan demikian bank garansi ini hanya berlaku untuk satu kali saja, yaitu sampai dengan berakhirnya masa bank garansi. Namun apabila ada persetujuan tertulis dari pemegang bank garansi, maka bank garansi tersebut bisa diperpanjang. Perjanjian pemberian bank garansi sesungguhnya adalah merupakan perjanjian accessoir (buntut/ikutan), yaitu suatu perjanjian yang mengikuti perjanjian pokoknya antara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan demikian berakhirnya bank garansi bisa terjadi karena : a. berakhirnya perjanjian pokoknya; berakhirnya bank garansi sebagaimana ditetapkan dalam bank garansi itu sendiri.18

Proses pemberian bank garansi sendiri sebenarnya lebih cenderung kepada proses pemberian kredit, sehingga bank garansi ini sering juga disebut non cash loan dan seharusnya dikelompokkan ke dalam produk kredit. Namun banyak bank yang mengelompokkan bank garansi sebagai jasa. Pemberian bank garansi kepada nasabah dimaksudkan untuk

memperlancar transaksi atau usaha yang sedang dilakukannya, sedangkan bagi pihak yang memegang jaminan bank ini akan mendapat suatu keyakinan atau paling tidak rasa aman bahwa pemegang jaminan bank tidak akan dirugikan meskipun pihak yang dijamin tidak dapat memenuhi kewajibannya, karena si pemegang jaminan akan mendapat pembayaran (ganti rugi) dari bank yang menerbitkan bank garansi tersebut. Dilihat dari kegunaannya, bank garansi dapat dipakai untuk : a. Tender, dimana bank garansi diberikan untuk kontraktor atau leveransir. b. Perdagangan, pabrik tersebut.c.

dimana

bank

garansi

diberikan

kepada

pihak

pabrikan untuk kepentingan agen atau leveransir produk-produk Uang Muka Kerja, dimana bank garansi diberikan untuk ikut ambil bagian dalam suatu kontrak yang diberikan oleh bouwheer. d. Penangguhan Bea Masuk, dimana bank garansi diterbitkan untuk menjamin kepada Bea dan Cukai untuk pembayaran bea masuk suatu barang. e. Cukai Rokok, dimana bank garansi diterbitkan untuk menjamin penangguhan pembayaran cukai dalam peredaran. Penerbitan bank garansi akan dicatat dalam rekening administratif karena sifatnya yang bersyarat (contingent), yaitu baru akan menjadi kewajiban yang efektif apabila nasabah ingkar janji, sehingga ada klaim dari pemegang bank garansi. Untuk setiap bank garansi yang diterbitkan biasanya nasabah diminta untuk membayar setoran

19

jaminan bank garansi, yang besarnya bisa bervariasi serta harus membayar komisi bank garansi. Apabila ada klaim terhadap bank garansi, maka biasanya harus diajukan dalam waktu sekitar dua minggu sejak tanggal berakhirnya atau tanggal jatuh tempo bank garansi (untuk bank garansi tertentu bisa lebih dari dua minggu). Dalam batas waktu tersebut, bank wajib untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang melekat pada bank garansi. Apabila klaim baru diajukan setelah lewat batas waktu yang ditentukan, bank berhak menolak untuk memenuhinya. Pada saat mengajukan klaim, pemegang bank garansi harus mengajukan dokumen atau Surat Bank Garansi (asli), dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa belum ada surat pernyataan dari nasabah yang di-contra sign oleh pemegang Surat Bank Garansi tentang telah diselesaikannya oleh nasabah kepada pemegang Surat Bank Garansi yang menyangkut/berhubungan dengan bank garansi tersebut. Dalam terjadi klaim, berarti nasabah telah melakukan wanprestasi, sehingga mengakibatkan kewajiban pembayaran oleh bank kepada pemegang Bank Garansi. Kejadian ini disebut Bank Garansi Efektif, karena telah menyebabkan bank harus membayar, sehingga mempengaruhi aktiva dan pasiva bank. Mengingat adanya kemungkinan bank garansi menjadi efektif, maka setiap ada permohonan bank garansi harus dianalisa secara cermat, seperti halnya menganalisa permohonan kredit, terutama untuk bank garansi yang setoran jaminannya kurang dari 100%.

Jurnal Pembukaan Bank GaransiPada waktu bank garansi dibuka, nasabah membayar Setoran Jaminan Bank Garansi serta Komisi Bank Garansi. Disamping itu, akan timbul transaksi yang sifatnya bersyarat sebagaimana telah diuraikan di atas. Hal-hal tersebut akan dibuku :20

a. Penerimaan setoran jaminan dan komisi bank garansi secara tunai dicatat dalam neraca (efektif) D. Kas K. Setoran Jaminan Bank Garansi K. Komisi Bank Garansi Diterima Di muka Rp Rp Rp

Pendapatan komisi bank garansi yang ditangguhkan diamortisasi ke dalam rekening pendapatan, sesuai dengan jangka waktu bank garansi. Jurnal : D. Komisi Bank Garansi Diterima Di muka K. Pendapatan Komisi Bank Garansi b. Dilakukan pencatatan dalam rekening administratif D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp c. Bank garansi jatuh tempo dan dicairkan, dalam hal ini rekening administratifnya harus dijurnal balik dan setoran jaminan dikembalikan kepada nasabah. D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp D. Setoran Jaminan Bank Garansi K. Rekening Nasabah Giro / Debitur atau Kas Dalam hal bank garansi sudah jatuh tempo, rekening administratif yang semula tetap harus dinihilkan (dijurnal balik), dan dibuatkan21

Rp Rp

Rp Rp

rekening administratif yang baru untuk Bank Garansi yang sudah jatuh tempo. D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Belum Jatuh Tempo Rp D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp Dengan jurnal di atas, maka yang akan muncul di neraca adalah rekening administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo, dan ini akan tetap outstanding sampai dengan si nasabah menyelesaikannya. d. Jika kemudian nasabah menyelesaikannya, rekening administratif di atas dijurnal balik, dan setoran jaminannya dikembalikan kepada nasabah. D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp D. Setoran Jaminan Bank Garansi K. Rekening Nasabah Giro/Debitur atau Kase.

Rp Rp

Jika ternyata nasabah yang membuka bank garansi melakukan wanprestasi dan tidak dapat menyelesaikan kewajibannya, maka sepanjang masih dalam batas waktu yang ditentukan dalam perjanjian, bank harus memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada pemegang Bank Garansi. Kejadian ini disebut bank garansi efektif. Dalam hal ini, dana untuk pembayaran kepada pemegang bank garansi akan diambilkan dari Setoran Jaminan telah dikuasai oleh bank. Jika ternyata jumlah setoran jaminan tersebut tidak22

mencukupi, maka kekurangannya akan diperlakukan sebagai kredit kepada nasabah. Pada saat bank membayar kepada pemegang bank garansi Rekening Administratif yang ada akan dijurnal balik sebagai berikut: D. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp K. Rek. Administratif Bank Garansi Yang Sudah Jatuh Tempo Rp Jika setoran jaminan cukup (100%) Rp Rp

D. Setoran Jaminan Bank Garansi K. Rekening Nasabah Giro / Debitur atau Kas atau Kliring Jika setoran jaminan tidak cukup (