januari - februari 2019 gerakan ekumenisme dalam … februari ws.pdftawar lagi. adanya gereja...

23
Januari - Februari 2019 SUSUNAN PENGURUS PELINDUNG BPN PKKI Sie Medikom Ferry Lubis PENASEHAT Rm. Subroto Widjojo, SJ PENANGGUNG JAWAB Mariani Ojong TIM REDAKSI Anastasia Marchell Tifani Ignatius Surya Prasetya Wijaya, MBA A. Widri Karnanta KONTRIBUTOR Agus Goenawan Seluruh BPK dan BPPG REDAKSI WARTA SHEKINAH [email protected] Telp. (021) 57940872 Fax. (021) 57940871 Hp. 0821 1481 7203 (Iche) ALAMAT REDAKSI/ IKLAN DAN SIRKULASI Kompleks Rukan Senayan Blok E No.6 Jl. Tentara Pelajar Jakarta - Selatan Telp. 021-57940872 Fax. 021-57940871 BERTERIMA KASIH kepada Paus Yohanes XXIII, (yang saat ini sudah dinyatakan bergelar ‘Santo’), yang memprakarsai penyelenggaraan Konsili Va- tikan II (1962-1965), yang mem- beri warna baru pada wajah Gereja di dunia modern ini dan di mata komunitas umat kristiani khususnya. Apalagi, Paus tersebut juga mendirikan Sekretariat baru di Vatikan, yakni Sekretariat untuk “ Pro- mosi Persatuan Umat Kris- tiani” (Promotion of Christian Unity). Maka juga tepat kalau orang kudus di zaman modern itu dinyatakan sebagai “Per- intis Ekumenisme” dalam Ge- reja Katolik. Komitmen untuk persatuan umat Kristiani itu diteruskan oleh kedua Paus berikut- nya, yakni Paulus VI dan Yohanes Paulus II (Keduanya juga dinya- takan sebagai ‘orang kudus’). Hal tersebut tidak bisa ditawar- tawar lagi. Adanya Gereja Ka- tolik, yakni kita , hanya mene- ruskan dan mengembangkan gerakan Ekumenisme ini. Paus Yohnaes Paulus II (1978-2005) yang paling getol memper- juangan saling pengertian antara bangsa-bangsa dan antara agama-agama, dan khsusunya lagi antara sesama komunitas-komunitas kristiani. Pekan Doa Sedunia Jauh sebelum Konsili Vatikan II, dalam Gereja Katolik, di tahun 1908 dimulai adanya “Octaf Persatuan Umat Kris- tiani”, yang kemudian diganti dengan Pekan Doa Sejagad untuk Persatuan Umat Kris- tiani. Ini diselenggarakan di bulan Januari. Pekan Doa di mulai tanggal 18 Januari, (dulu) Pesta Pengakuan St. Petrus, sampai dengan tanggal 25 Januari, Pesta Pertobatan St. Paulus. Dan ini berlaku sampai sekarang. Sayangnya tidak se- mua Paroki atau Umat menye- lenggarakannya, entah karena tidak tahu, atau sikap masa bodoh, tidak seperti diseleng- garakan Novena Pentakosta. “Ut Omnes Unun Sint” Itulah yang menjadi motto Gerakan Persatuan Umat Kris- tiani . “Ut omnes unun sint” atau “Supaya mereka semua menjadi satu” (Yoh 17:21.22). GERAKAN EKUMENISME DALAM GEREJA KATOLIK Oleh : Subroto Widjojo SJ

Upload: vodiep

Post on 29-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Januari - Februari 2019

SuSunan PenguruS

PelindungBPN PKKI Sie MedikomFerry Lubis

PenaSehaTRm. Subroto Widjojo, SJ

Penanggung JawabMariani Ojong

Tim redakSiAnastasia Marchell TifaniIgnatius Surya Prasetya Wijaya, MBAA. Widri Karnanta

konTribuTorAgus GoenawanSeluruh BPK dan BPPG

redakSi warTa [email protected]. (021) 57940872Fax. (021) 57940871Hp. 0821 1481 7203 (Iche)

alamaT redakSi/ iklan dan SirkulaSiKompleks Rukan SenayanBlok E No.6Jl. Tentara Pelajar Jakarta - SelatanTelp. 021-57940872Fax. 021-57940871

BERTERIMA KASIH kepadaPaus Yohanes XXIII, (yang saat ini sudah dinyatakan bergelar‘Santo’), yang memprakarsai penyelenggaraan Konsili Va-tikan II (1962-1965), yang mem-beri warna baru pada wajah Gereja di dunia modern inidan di mata komunitas umatkristiani khususnya. Apalagi,Paus tersebut juga mendirikanSekretariat baru di Vatikan,yakni Sekretariat untuk “ Pro-mosi Persatuan Umat Kris-tiani” (Promotion of ChristianUnity). Maka juga tepat kalauorang kudus di zaman modernitu dinyatakan sebagai “Per-intis Ekumenisme” dalam Ge-reja Katolik.

Komitmen untuk persatuanumat Kristiani itu diteruskanoleh kedua Paus berikut- nya,yakni Paulus VI dan YohanesPaulus II (Keduanya juga dinya-takan sebagai ‘orang kudus’).

Hal tersebut tidak bisa ditawar-tawar lagi. Adanya Gereja Ka-tolik, yakni kita , hanya mene-ruskan dan mengembangkangerakan Ekumenisme ini. Paus Yohnaes Paulus II (1978-2005)yang paling getol memper-juangan saling pengertianantara bangsa-bangsa danantara agama-agama, dankhsusunya lagi antara sesamakomunitas-komunitas kristiani.

Pekan Doa Sedunia Jauh sebelum Konsili VatikanII, dalam Gereja Katolik, ditahun 1908 dimulai adanya “Octaf Persatuan Umat Kris-tiani”, yang kemudian diganti dengan Pekan Doa Sejagaduntuk Persatuan Umat Kris-tiani. Ini diselenggarakan dibulan Januari. Pekan Doa dimulai tanggal 18 Januari, (dulu)Pesta Pengakuan St. Petrus,sampai dengan tanggal 25Januari, Pesta Pertobatan St. Paulus. Dan ini berlaku sampai sekarang. Sayangnya tidak se-mua Paroki atau Umat menye-lenggarakannya, entah karenatidak tahu, atau sikap masabodoh, tidak seperti diseleng-garakan Novena Pentakosta.

“Ut Omnes Unun Sint” Itulah yang menjadi mottoGerakan Persatuan Umat Kris-tiani . “Ut omnes unun sint”atau “Supaya mereka semuamenjadi satu” (Yoh 17:21.22).

GERAKAN EKUMENISME DALAM GEREJA KATOLIK Oleh : Subroto Widjojo SJ

02 Januari - Februari 2019

Yesus berdoa tidak hanya berdoa bagi para murid khususnya para rasul-Nya saja, tetapi Iajuga mendoakan “untuk orang-orang yang per-caya kepada-Ku, oleh pemberitaan mereka”.Itu merupakan bagian dari Doa Yesus. Leng-kapnya Doa sebagai berikut: “Supaya merekamenjadi satu , sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia per-caya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada me-reka kemuliaan, yang Engkau berikan kepa-da-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama se-perti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sem-purna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwaEngkau yang telah mengutus Aku dan bahwaEngkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yoh 17:21-23 ).

Dan yang menjadi tujuan utama Gerakan Eku menisme ialah agar tercipta ‘Satu Ka-wanan - Satu Gembala’. Hal ini kita temua

dalam pernyataan Yesussebagai “Gembala YangBaik” : ”Akulah Gembalayang baik, dan Aku men-genal domba-domba-Kudan domba-domba-Ku me-ngenal Aku. Sama sepertiBapa mengenal Aku danAku mengenal Bapa, danAku memberikan nyawa-Kubagi domba-domba-Ku.... Domba-domba itu harusKutuntun juga ...dan me-reka akan menjadi Satu ka-wanan dengan Satu Gembala” (Yoh 10: 1416). Doa untuk “Pekan Doa Persatuan Umat Kristiani,” tersedia dalam buku doa“Puji Syukur” no. 177, dengan judul yang sama“Doa Untuk PersatuanUmat Kristiani”. Ini didoakan bukan saja di dalamPekan Doa sejagad yanghanya setahun sekali, tetapi juga di luar Pekan Doa ter-sebut dapat didoakan se-sering mungkin.

Tetap dalam semangat dan jiwa Konsili Va-tikan II, Umat Katolik tidak hanya ikut dalamgerakan Ekumene, baik dalam doa maupunkehidupan, tetapi didorong untuk hidup rukundan kerja sama dengan umat dari agama dankeyakinan lain. Bukan hanya dengan sesamaUmat Kristiani yang terdiri dari macam-macamgereja dan denominasi , juga hubungan de-ngan komunitas-komunitas beriman ‘non kris-tiani’, Gereja Katolik merintisnya. Sikap Ge-reja Katolik ini terungkap dalam salah satuPernyataan dari Vatikan II, yakni “Nostra Aetate”. Untuk itu bagi kita juga tersedia Doa Untuk“Mohon Rahmat Persaudaraan” dan Doa“Mohon Sikap Rukun Beragama” (Puji Syukur, no. 188 dan 189).

Jumlah Umat Kristiani

Dari Data Statistik (2010), tercatat Penduduk Dunia ada 6,9 milyar, sedangkan jumlah

umat kristiani tercatat sebanyak 2, 19 milyar – atau 32% dari

penduduk dunia

Januari - Februari 2019 03

Jumlah denominasi Gereja non-Katolik, tergabung ke dalam “Peresekutuan Gereja-gereja Sedunia (WCC) se- banyak: 348. Gereja-gerena non-katolik yang ter- gabung dalam Dewan Gereja-gereja Sedunia dan Gereja Katolik, mencakup 80% dari Umat Kristiani, sedang 20% adalah kristen lain yang terdiri dalam denominasi-denominasi. Umat Kristiani, terdiri dari : 51% Kristen Katolik 36% Kristen non Katolik (Kristen Pro- testan dan Kristen non-protestan) 12% Kristen Orthodox 1 % Kristen lain

Apa itu Gerakan Ekumenisme?

Istilah “Ekumenisme” mengacu pada upaya Umat Kristiani dari pelbagai macam tradisiGereja guna mengembangkan hubunganyang lebih dekat dan pemahaman yang lebihbaik. Juga mencakup usaha terbentuknya ke-satuan secara organik dan nampak secara lahiriah dari macam-macam denominasi gereja-gereja kristen.

Yang dimasukkan ke dalam Kategori Kristiani :

Gereja Katolik;Gereja-gereja Injili dan Pentakosta Gereja-gereja Protestan (WCC/ PGI), Katolik Lama, Anglikan Gereja Orthodox Timur; Gereja-gereja Orthodox Orientalis; Gereja Asyria Timur; Koptik Kelompok-kelompok Inde-pendent : Mormon, Saksi Yehova, Gereja Uni-tarian Universalist, dll.

Tiga Model Pendekatan Ekumenisme

Protestant: Kesatuan Rohani (bukan Lem-baga); kesatuan pemahaman dalam hal-halAjaran tentang masalah pokok, - ini cukup;Lutheran: Umat ber-focus pokok pada Kristus,bukan pada organisasi gerejani terpisah;Katolik dan Orthodox: dari sudut pandang pengertian Sakramental dari Tubuh Kristus.

Ekumenisme Untuk Katolik dan Orthodox Masalah Ekklesial (pengertian tentang Gereja) ini berhubungan erat dengan perbin-cangan teologis yang mencakup ajaran ten-tang Ekaristi, Sejarah Episkopat (Kepausan); disepakati penuh pemahaman ajaran tentangOtoritas Gereja (Magisterium), sebagai syarat communio yang penuh.

Larangan Ber-Ekaristi Bersama

Kitab Hukum Kanonik, Kan. 908, “Imam-imamKatolik dilarang merayakan bersama-sama dengan imam-imam atau pelayan-pelayan Gereja-gereja atau komunitas-komunitrasgerejawi yang tidak memiliki kesatuan penuhdengan Gereja katolik.”

Yohanes XXIII “Perintis Ekumenisme” Beliaulah yang memperkasai adanya peri-stiwa bersejarah dalam Gereja Katolik, yakniKonsili Vatikan II, dan juga adanya “SekretariatPromotion of Christian Unity”. Konsili VatikanII sendiri, diselenggarakan pada tahun 1962(11 Oktober) – 1965 (8 Desember) dan meng-hasilkan 16 Dokumen yang mengubah GerejaKatolik. Dokumen tersebut terdiri dari: 4 Konstitusi, 9 Dekrit dan 3 Pernyataan.

Sedangkan Sekretariat ‘Promotion of Chris-tian Unity’ lah yang bertanggung jawab atasterbitnya dokumen yang ada hubungannyadengan gerakan Ekumenisme dalam GerejaKatolik. Dokumen tersebut ada 4, yakni: SatuDekrit, “UNITATIS REDINTEGRATIO” tentang Ekumenisme; Dua Pernyataan: “NOSTRAAETATE”, tentang Hubungan Gereja dengan agama-agama non-kristen, dan “DIGNITATIS HUMANAE”, tentang Kebebasan Agama;satu Konstitusi Dogmatis, yakni: “DEI VERBUM”tentang Wahyu Ilahi.

04 Januari - Februari 2019

Gerakan Ekumenisme Menurut Vatikan II Karena didorong oleh keinginan untuk me-ngembalikan kesatuan antara umat, mengambil bagian di dalam karya ekumenisme denganmengikuti gerakan Roh Kudus yang membawa semua umat beriman pada persatuan yangerat dengan Kristus.

Dari Dekrit Ekumenisme, dinyatakan: “Bilaitu semua oleh umat Katolik dilaksanakan de-ngan bijaksana dan sabar di bawah penga-wasan para gembala, akan membantu ter-wujudnya nilai-nilai keadilan dan kebenaran,kerukunan dan kerja sama, semangat per-saudaraan dan persatuan. Semoga dengandemikian lambat-laun teratasilah hambatan-hambatan yang menghalang-halangi perse-kutuan gerejawi yang sempurna”, “Dan semua orang kristen dalam satu perayaan Ekaristi

dihimpun membentuk kesatuan Gereja yangsatu dan tunggal. Kesatuan itulah yang sejaksemula dianugerahkan oleh Kristus kepadaGereja-Nya. Kita percaya, bahwa kesatuan itutetap lestari terdapat dalam Gereja Katolik,dan berharap, agar kesatuan itu dari hari kehari bertambah erat sampai kepenuhan zaman.” (UR, 4). Gerakan Ekumenisme, menurut Vatikan II, dalam prakteknya terjabar dalam bentukdialog. Dalam hal ini ada tiga macam Dialog.Pertama, Dialog Karya atau Dialog Hidup,Dialog Kasih dan Dialog Teologis, yang mem-bahsa Ajaran dan yang dilakukan oleh para Pakar Teologi.

Di Indonesia

Gerakan Ekumenisme antara Gereja Katolik,yakni Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)dengan Gereja-gereja yang tergabung dalam“Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI),yaitu: Sering adakan pertemuan membahas ber-

sama issue nasional; Perayaan Natal Bersama tiap tahun ; Kerja

sama KWI dan PGI, bisa pada tingkat Na- sional maupun Tingkat Instansi terkait atau Komisi-komisi di KWI; Surat Edaran Bersama Menyambut “Natal

& Tahun Baru” dan pada kesempatan peris- tiwa lain; Keraja sama Lembaga Biblka Indonesia (LBI)

dengan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) > Kitab Suci bersama, dengan Deutero

kanonika. Catatan : Secara singkat tercatatada lima butir dalam ge-rakan ekumenisme darikaca mata Gerej Katolik. Pertama-tama, Gereka Ekumenisme dalam abadke-21, masih sangat butuhkejelasan dalam hal-haldasar-dasar teologinya; ke-dua, perlunya memiliki visidan tujuan yang sama;ketiga, bila dasar dan tu-juan Ekumenisme sudah

jelas maka langkah-langkah yang dituju ten-tulah pasti, yakni langkah Hidup Kristiani.Dan langkah pertama menuju ke sana adalah Pertobatan, tak ada Ekumensime tanpa per-tobatan. Butir yang ke-empat ialah roh danhati dari Gerakan Ekumenisme yakni Roh Yesus Kristus yang mengakui bahwa Yesus itu Tuhan.Dan, yang kelima ialah Ekumenisme Praktis. Kesatuan Umat Kristiani bukanlah tujuan tetapi sarana dan tanda antisipasi dari persatuanseluruh umat manusia. (NB. Dari pelbagaiSumber)**** SW

Januari - Februari 2019 05

DALAM TULISAN ini bersumber pada ICCRS Newsletter, Volume 44, edisi Oktober-Desember 2018. Berita yang diturunkan dalam “Warta Shekinah” terdiri Laporan Keuangan, Refleksi, Laporan Kongres PKK Afrika dan Berita dari India. Alih bahasa semuanya dikerjakanoleh Ign. Suryo Prasetyo Wijaya. (edit.)

Keuangan ICCRS

KETUA BIDANG KEUANGAN ICCRS, Cyril John melaporkan suksesnya penyelenggaraanTahun Yobel – Tahun Emas – Badan PelayananInternasional Karismatik Katolik, di Roma, 2017lalu, berkat sumbangan dermawan para ang-gota ICRRS semua. Untuk itu Presiden maupunDewan ICCRS dan Kantor ICCRS mengucapkan terimakasih kepada Tuhan dan kepada paradonatur. Juga dikatakannya, bahwa sepanjangsejarahnya, ICCRS telah didukung secara finansial melalui sumbangan para dermawan.Selanjutnya dilaporkan secara rinci hal-hal yang bersangkutan dengan ICCRS, tahun 2017.

Pendapatan

Jumlah penghasilan kami tahun 2017, dariJanuari s/d Desember, sebanyak 230.530 Euro(kurang lebih senilai Rp 3,757,8 14,400.-), sum-bangan dari seluruh PKK, pribadi, kelompok dan Komunitas. Penghasilan juga dihasilkandari Newsletter ICCRS, materi Sumber Dayadan Program Formasi.

Biaya Biaya tahunan di ICCRS adalah sekitar 238.449 Euro (senilai Rp 3,757, 956,624,-) per tahun. Kami baru-baru ini mengambil langkah-langkah ketat untuk mengontrol pengeluarandi ICCRS karena kami sering dihadapkan pada sedikit kemungkinan atau ketiadaan dana, untuk tetap menjaga dana cair ICCRS agarsiap sedia untuk melayani Pembaruan di seluruh dunia.

Butuh Dukungan Berkelanjutan

Saat ini kita sedang dalam masa transisi ke‘Satu Layanan Tunggal’. Sebagaimana diusulkan oleh Bapa Suci, Beliau menyatukansemua entitas yang berakar pada SpiritualitasKarismatik. Layanan baru ini bernama CHARIS, akan mulai pada Pentakosta 2019. Dan saatitu ICCRS tidak akan ada lagi. Ini telah men-dorong banyak orang untuk mengajukan per-tanyaan: “Karena ICCRS akan tidak ada lagi tahun depan, apakah Anda masih memerlukanbantuan keuangan?” Jawabannya adalah: “Ya,tolong!”, terlebih lagi, bahkan setelah CHARIS lahir, layanan untuk Pembaruan di seluruh dunia akan berlanjut sehingga semua uang yang saat ini atas nama ICCRS akan diberikan kepadaCHARIS untuk melanjutkan misi penting inikepada Gereja.

Sayangnya, sumbangan saat ini sudah me-nurun dan sampai saat ini dana tinggal sedikit, cukup untuk melanjutkan pekerjaannya selamabeberapa bulan saja. Untuk melanjutkan, kamimembutuhkan persembahan yang murah hatidan pengorbanan, dukungan, dan doa dariAnda semua. Pembayaran ‘online’, pengirimandana ke ICCRS sekarang tidak repot. Setoranlangsung juga dapat dilakukan ke Bank-bank di Eropa (Jerman); Oceania (Australia) danAmerika Utara. Kunjungi situs web www.iccrs.org. ICCRS akan sangat berterima kasih atassumbangan apa pun yang dapat anda lakukan,dan setiap hari dalam doa di kapel ICCRS dipersembahkan intensi doa bagi para donator.Beberapa kali dalam setahun perayaan Ekaristi khusus juga diselenggarakan secara khususuntuk intensi tersebut.

BADAN PELAYANAN INTERNASIONAL PEMBARUAN KARISMATIK KATOLIK - ICCRS

06 Januari - Februari 2019

REFLEKSI Oleh :

Dn Christof Hemberger Wakil Presiden ICRRS

TAHUN 2018 telah menjadi tahun yang sa-ngat penting bagi PKK di seluruh dunia. Setelahmerayakan ulang tahun ke 50 kami pada tahun 2017, tugas untuk mempersiapkan struktur baru dan melangkah menuju kesatuan yang lebih penuh dalam Keluarga PKK merupakantantangan besar bagi kita semua. SebagaiICCRS, kita perlu bersiap untuk berubahdengan cara yang sangat praktis: kita perlumengubah kontrak, akun, dan banyak hallainnya. Tetapi di samping masalah-masalahpraktis, kita tidak boleh lupa juga memeriksaapa yang perlu kita ubah dalam hati kita, dalamsikap kita, dalam cara berpikir kita.

Paus Fransiskus mendorong kita semua yang telah mengalami Baptisan dalam Roh Kudusuntuk merangkul dengan penuh kesatuan yangakan dibawa oleh CHARIS (Lembaga baru).Struktur Karismatik saat ini juga akan disatukandan menjadi saksi persatuan ini. Apa reaksi kitaterhadap ini sekarang? Apakah kita akan setiadengan panggilan dari Paus Fransiskus? Apakah kita ragu karena kita melihat kemungkinankesulitan untuk diatasi? Apakah kita marah karena kita tidak ingin perubahan ini terjadi?

Seringkali, selama setahun terakhir ini, saya teringat akan Lukas 1, ketika malaikat Gabriel mengunjungi Maria. Saya cukup yakin dia tahukesulitan yang mungkin timbul denganjawaban ‘YA’ atas panggilannya. Dia (Maria)harus melepaskan rencananya, mimpinya, repu-tasinya. Tetapi dia tetap setia pada panggilanTuhan dan memberinya ‘YA’. Karena ‘YA’-nya,sesuatu bisa terjadi yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya!

Banyak pekerjaan yang masih perlu dilakukan agar CHARIS dapat melayani CCR (PKK) di seluruh dunia sesuai rencana. Untuk kesulitan yang mungkin muncul - janganlahkita melupakan niat di balik seruan persatuanini. Dan marilah kita setia seperti Maria. Kalautidak, kehidupan baru yang akan dibawaCHARIS tidak bisa dilahirkan.

Kongres IV:Kongres Pembaruan

Karismatik Katolik se-AfrikaOleh :

Jean-Christophe Sakiti,Anggota Dewan ICCRS

DARI TANGGAL 6-12 Agustus 2017, di Lomé, Togo, diselenggarakan Kongres PembaruanKarismatik Katolik keempat di Afrika. SetelahKongres di Accra pada 2007, Yaoundé pada2011 dan Kampala pada 2014, orang-orangdari semua negara Afrika berkumpul di Lomé untuk menyembah Tuhan, mendengarkanajaran, berbagi pengalaman, dan mendoakanAfrika.

Peserta: Hampir 3000 orang berkumpul di ‘Palais des Congrès’, tempat untuk kegiatan kongres.

Kegiatan kongres: Banyak kegiatan dikembangkan selamaKongres. Tujuan utama mereka adalah untuk mengarahkan peserta guna masuk ke dalampersekutuan nyata dengan Tuhan Yesus Kristus.

Upacara pembukaan

Upacara pembukaan terdiri dari dua bagian:Yang pertama , lagu dan tarian tradisional dari

Januari - Februari 2019 07

Adorasi, pujian, dan penyembahan: Doa mengambil bagian besar dalam Kongres. Doa diungkapkan melalui Adorasi Sakramen Kudus selama satu jam setiap hari. Doa juga diungkapkan melalui pujian danpenyembahan setiap pagi dengan tim Pe-layanan Pujian Togo. Jalan Salib, juga waktu untuk Doa. Peserta berjalan dan berdoa di kota Lomé selama lebih dari tiga jam meminta Tuhan untuk memberkati setiap Bangsa Afrika.Kardinal Peter Turkson berada di antara ke-rumunan orang untuk jalan doa Salib.

Evangelisasi: Sabtu Malam, ada Evangelisasi umum (Di sini, KRK). Lebih dari 20.000 orang datang ke acara itu. Acara itu dilakukan oleh ClémentAkobe dari komunitas “Mère du Divine Amour”(Bunda Kasih Ilahi) dari Côte d’Ivoire.

Kesimpulan: Kongres adalah kesempatan baik yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap peserta untuk bertemu dengan-Nya secara pribadi dan memulai kehidupan pertobatan dan komitmen baru untuk bekerja demi pembangunan ne-gari-negeri para peserta !

Togo dan puisi yang memuliakan Tuhan dancinta-Nya yang luar biasa bagi Afrika. Adajuga tiga pidato dari Walikota Lomé, pe-mimpin Nasional BPN PKK Togo dan Presiden AFSCI.

Bagian kedua, Misa pembukaan yang dipimpin oleh Uskup Agung Lomé, Mgr DenisAmuzu Dzakpa , didampingi empat uskup dariTogo dan Gabon. Lebih dari 200 imam ikutberkonselbrasi bersama uskup.

Ajaran:

Sekitar sepuluh ceramah diberikan kepadapeserta. Tujuannya ialah untuk membantumereka memahami tema Kongres dan me-mulai kehidupan baru setelah Kongres. Setiap khotbah diikuti oleh waktu doa yang men-dalam. Ini sangat berguna karena membantupara peserta untuk masuk ke dalam dialogbatin dengan Yesus Kristus tentang apa yangmenyentuh mereka selama pengajaran.

Misa: Setiap hari diadakan Misa yang dirayakanoleh seorang uskup dengan banyak imamyang menjadi peserta Kongres. Dalam pe-rayaan Misa-misa itu merupakan waktu untuk bernyanyi bagi Tuhan dan menyambut ber-katnya.

08 Januari - Februari 2019

‘Doa Yerikho’ di India:

‘Doa Yerikho’, atau pawai, dengan aktivitas doa yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok dengan berjalan, atau berkendara,untuk berdoa atau menentang sesuatu dan me-minta intervensi atau perlindungan Tuhan. Doa Yerikho ada setelah pawai Yerikho yang dipimpin oleh Yosua seperti yang diperintahkan oleh Tuhan dalam Kitab Yosua, Bab 6. OrangIsrael harus mengambil kota Yerikho jika me-reka ingin menaklukkan Kanaan. Tetapi itu adalah kota berbenteng, berdinding danrajanya tidak berusaha untuk mempersiapkanpertahanannya melawan orang Israel. Yosua diperintahkan oleh Tuhan untuk berbaris disekitar tembok itu sebanyak satu kali dalamsehari selama enam hari berturut-turut, diikuti oleh yang lebih rinci pada hari ketujuh. OrangIsrael mematuhi Allah dan mengikuti instruksi.

Pelajaran yang kita pelajari adalah bahwa kita mungkin tidak selalu melihat logika Tuhan, te-tapi Dia setia ketika kita menaati Firman-Nya.Kita dapat melakukan doa Yerikho dengan benar di kenyamanan rumah, paroki, kota atau negara kita sendiri.

Tim Pelayanan Nasional di India menerimainspirasi yang kuat untuk mengatur ‘Doa Jericho’ di seluruh negara untuk berdoa baginegara. Penasihat Episkopal BPN PKK India,Mgr. Francis Kalist, sepenuhnya mendukung inisiatif baru ini. Penulis (Ketua BPN PKK India, red.) diberi kesempatan pada Februari 2018untuk berbicara di depan pada pertemuanKonferensi Wali Gereja India (CBCI) yang ter-diri lebih dari 200 Uskup. Ketika dia memintadukungan para bapak Uskup untuk upaya Doa Syafaat yang mencakup semua keuskupan diIndia, para Uskup menyetujuinya dengan ber-tepuk tangan sepenuh hati. Tema doa Yerikhoadalah ‘Abba, berkati Tanah kami’ ( 2 Tawarikh 7:14).

Doa Yerikho di seluruh penjuru negeri Indiameliputi 174 keuskupan yang dimulai padaJuni 2018 dan akan berakhir pada November 2018. Sebuah tim akan pergi ke setiap Katedral untuk melaksanakan doa Yerikho, baik untuksepanjang hari atau setengah hari termasukpengajaran, Doa Syafaat dan Ekaristi yang dipimpin oleh Bapak Uskup setempat. Sejumlah uskup mau menjangkau semua paroki di Ke-uskupan mereka melalui doa Yerikho. Ini akanmemuncak pada Temu Nasional yang terdiridari sekitar 5.000 pendoa Syafaat dengan namaPUSH 2018 – Pray Until Something Happened(Berdoa Sampai Sesuatu Terjadi) dari 18 hingga 21 November 2018. Semua salib yang diberkati oleh para Uskup akan dibawa ke Konferensi dan Kardinal Oswald Gracias, Presiden CBCI(KWI India) akan menguduskan bangsa ini keHati Kudus Yesus. Kami yakin bahwa doronganDoa Syafaat baru ini akan membawa berkahyang berlimpah bagi bangsa India.**** (Subroto Widjojo, SJ – edit.)

Januari - Februari 2019 09

IN MEMORIAM

Baik sekali, perbuatanmu itu,hai hambaku yang baik dan setia… Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu Matius 25:21

dengan reputasi mendunia untuk keunggulandalam bidang akademik dan bidang Iman Ka-toliknya yang penuh gairah. Dia diilhami untuk menjadi ‘tuan rumah’ Konferensi Kampus - per-tama untuk para imam, untuk para pemimpin,dan kemudian untuk kaum muda - ketika dia“mengizinkan Roh Pencipta untuk menciptakanlingkungan di mana Yesus benar-benar Tuhandan di mana karunia Roh dapat berkembang.”

Pengaruhnya dirasakan tidak hanya di Uni-versitas Fransiskan itu saja, tetapi juga dalamkehidupan jutaan orang di seluruh dunia yangtelah terinspirasi oleh ajarannya dan ke-hidupannya yang suci dan yang dipenuhi de-ngan doa.

SEWAKTU KITA merayakan Tahun Yubile PKK, pada 2017 lalu, ada bebeberapa TokohInternasional dalam Komunitas PKK yangmenghadap kepada Bapa. Mereka itu adalah Pater Michael Scanlan T.O.R. (1931-1917), PaterHocken (1931-2017), Pater Kevin Scallon CM(1935-2018) dan Pater Thomas Forrest CSsR(1928-2018).

Beliau-beliau ini meninggalkan teladan“Kesetiaan” terhadap Rahmat Baptisan dalam Roh Kudus”. Mereka memiliki dampak yangmendunia dan berlangsung lama pada TubuhKristus, yakni Gereja. Kita ingin mengenangsatu persatu.

Pater MICHAEL SCANLAN, T.O.R. (1931 – 2017)

Fr. Mike mengalami kuasa baptisan yangmengubah hidup pada tahun 1969. Melaluiketerbukaan radikal untuk Roh dan karisma ini,kepemimpinan Pater Mike ini diberdayakanuntuk mengubah Kolese ‘Steubenville’, di USA,dari Perguruan Tinggi regional yang berjuanguntuk hidup menjadi Franciscan University,

Pater PETER HOCKEN (1931 – 2017)

Pater Peter Hocken pertama kali men-dengar Pembaruan Karismatik pada tahun1971 ketika belajar di Roma. Namun, di Ing-gris pada tahun itu, setelah menghadiri Kon-ferensi akhir pekan tentang ‘karunia nubuat’, iamendapatkan pengalaman pertamanya ten-tang Roh Kudus. Dia telah menjadi anggotaKomunitas Karismatik Perjanjian ‘Bunda Allah’.Ia melayani di Komisi Teologi ICCRS, dan me-miliki kecintaan besar pada Kitab Suci. Pater Peter “memiliki perasaan yang hidup tidakhanya tentang karya Roh Kudus melalui Ge-rakan Karismatik tetapi juga dalam mencip-takan persatuan di antara orang-orang per-caya, serta menjangkau orang-orang Yahudi,“Mereka adalah saudara-saudari kita seniordalam beriman”.

10 Januari - Februari 2019

Pater KEVIN SCALLON, CM (1935 – 2018)

Pater Kevin dikenal dan dicintai di seluruhdunia karena pelayanannya kepada para imam dan pekerjaannya bersama dengan kaum awam. Dia juga melayani sebagai Pembimbing Ro-hani para Seminaris dan Misionaris di Afrika. Lebih dari 40 tahun yang lalu ia mendirikanGerakan Doa Syafaat untuk Para Imam, danini telah menyebar ke banyak negara. Tepatsebelum kematiannya, ia telah ikut melayanidalam Doa Syafaat bagi para imam di Eropa. Sejak tahun 1985, Pater Kevin dan Sr. Briege McKenna, OSC, berkeliling dunia untuk mem-beritakan Injil dan berdoa untuk kesembuhandengan keefektifan yang luar biasa.

Pater THOMAS FORREST, C.Ss.R. 1927 - 2018

Pater Tom Forrest ini yang cukup dikenal diIndonesia. Dia telah berulang kali berkunjungke sini. Pater Tom Forrest adalah seorang imam Redemptoris dan Pemimpin Pembaruan Karis-matik sedunia. Dia berkhotbah kepada ratusanribu orang di sekitar 120 negara, dan mem-impin ribuan pemuda, biarawati, pasanganmenikah, imam, dan uskup agar memiliki hu-bungan yang lebih akrab dan dekat denganTuhan. Dia adalah anggota Dewan pertamauntuk Kantor Internasional Bidang Komunikasi(ICO) di mana Kardinal Suenens juga menjabat sebagai Penasihat Episkopal. Dia juga men-jabat sebagai Direktur Kantor InternasionalBidang Komunikasi (ICO) dan kemudian se-bagai Ketua Dewan Internasional. Pada tahun2003 ia menerima Tanda Penghargaan Muliaberupa, SALIB Pro Ecclesia et Pontificia dari

Paus Yohanes Paulus II atas pelayanannya yangpenuh dedikasi dalam mempromosikan Eva-ngelisasi Baru. Dia dikenal karena cinta dan‘passion’-nya yang besar pada Allah danUmat-Nya.***

Januari - Februari 2019 11

MERAYAKAN KASIH ALLAHOleh: Jim Murphy, Presiden ICCRS

Pengantar:KISAH KESAKSIAN Pun-cak Kasih Allah kepadakita tertuang dalam Per-janjian Baru. Gereja me-maparkannya dalamLingkaran PenaggalanLiturgi selama 52 Pekan.Ini ber-Awal dengan Ma-sa Advent, Natal, MasaPra-Paskah, Masa Paskahdan berakhir pada MingguAgung Pentakosta – Hari Pen-curahan Roh Kudus – Lahirnya Gereja. Di tengah-tengah, antara Masa Natal dan Pra-Paskah, dan antara Pentakosta dan MingguKristus Raja, Penutupan Tahun Liturgi, Gerejamenyisipkan Masa Biasa.

Dalam Renungannya, Jim Murphy, PresidenICCRS, dalam Buletin ICCRS, volume xxiv, no-mor 5, Oktober – Desember 2018, mengajakkita menelaah ingatan kita “Mengapa Dia da-tang di antara kita” (alih bahasa: Ignatius SuryaPrasetya Wijaya, MBA).

ALLAH, BAPA dari semua umat manusialahyang mengutus Anak ke dunia agar umat ma-nusia dapat dipulihkan kepada Bapa. Berkali-kali, Yesus berbicara tentang hubungan-Nyadengan Bapa, ketaatan-Nya kepada Bapa, dan keinginan-Nya untuk melakukan kehendak Bapa.

Bapa membuat langkah pertama untuk memu- lihkan umat manusia dan Yesus dengan penuh su- kacita menuruti-Nya. Yesus diberikan kepada dunia, yakni kepada kita setiap insan ma- nusia, karena Bapa me- ngasihi kita semua. “Pemberian Diri” “Pemberian Diri” Yesus ter- jadi dalam Peristiwa Penjelmaanatau “Inkarnasi” – yakni Pribadi Kedua dariTritunggal Suci mengambil wujud manusia,menjadi salah satu dari kita, menjadi bagiandari “dunia”.

“Pemberian” Diri Yesus itu terjadi di kayu salib. “Adam kedua”, karena taat kepada ke-hendak Allah, menanggung dosa seluruh du-nia dan memeluknya sebagai milik-Nya, mem-persembahkannya dengan hidup-Nya sendirikepada Bapa, untuk silih atas dosa-dosa kita.

“Pemberian” Yesus ditingkatkan ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas Umat Gereja Per-dana pada hari Pentakosta. Yesus berkatabahwa Roh akan diberikan agar segala se-suatu yang Dia sendiri ajarkan kepada kitadapat dipahami. Roh juga akan mengubahpribadi kita, dan menjadikan kita pengikut dansaksi-saksi Yesus yang setia dan mumpuni.

Roh akan membantu kita untuk “percayakepada Anak Manusia”, tetapi Roh yang samaini memampukan kita untuk pergi dan men-jadikan “semua bangsa murid-Nya”. Dan me-reka-mereka yang menerima pencurahan Rohini diberi kemampuan baru untuk percaya, te-tapi juga kemampuan untuk membantu orang lain percaya. Para pengikut Yesus dipersatukandalam pengalaman yang sama, yakni penga-laman akan ‘Yesus, dan akan suatu amanat pe-rutusan bersama: dengan kuasa Roh Kudus,untuk menjadikan setiap bangsa dan orangmurid-murid-Nya”.

Pengalaman Pentakosta Gereja Perdana

Tercatat dalam Kisah Para Rasul 2:1-40,bahwa orang-orang dari penjuru dunia yangdikenal waktu itu, berkumpul di Yerusalempada hari Minggu Pentakosta. Walaupun me-reka tidak berada di “ruang atas” dengan para Murid, mereka ada di luar gedung dan men-dengar suara tiupan angin kencang dan 12Rasul di ruang atas itu memuji Tuhan dan me-nyembah-Nya di dalam Roh.

Itulah yang menyebabkan mereka ber-kumpul dan mencoba memahami apa yang ter-jadi. Dengan pemberitaan Petrus yang berkatkuat kuasa Roh, sekitar 3.000 orang lebih men-jadi percaya kepada Yesus pada hari itu.

Kita melihat hal serupa terjadi dalam Ki-sah Para Rasul 10:24-48, ketika Petrus mem-beritakan Injil kepada keluarga Kornelius dandia ini seorang ‘tak-beriman akan Allah’. Mes-kipun Kornelius bukan orang Yahudi, Roh Ku-dus dicurahkan ke atas dirinya dan seluruh ke-luarganya! Mereka juga menjadi orang per-caya! Meskipun Petrus dan para pemimpinGereja Perdana tidak dapat sepenuhnya me-mahami apa yang terjadi, mereka tahu bahwaAllah memanggil semua orang dari seluruhdunia, dari semua lapisan masyarakat untukdatang kepada iman akan Yesus.

Disatukan oleh Roh Kudus

Orang-orang memiliki latar belakang yangberbeda, tradisi yang berbeda, berbeda da-lam pelbagai hal, dibuat bersatu. Ini tiada lainadalah oleh Roh, yang dicurahkan ke atas me-reka dan menarik mereka ke dalam iman ke-percayaan pada Yesus yang mengubah hidupmereka.

Orang-orang beriman ini tahu banyak ber-kat dan karunia, tetapi mereka juga meng-hadapi banyak tantangan. Kadang-kadang mereka tidak setuju satu sama lain. Kadang-kadang mereka menghadapi penganiayaanyang mengerikan dari mereka yang tidak per-caya kepada Yesus. Namun mereka terus maju.Meskipun mereka bergumul, Roh tetap men-dukung mereka dan membantu mereka untuktetap beriman dan agar dapat membantu orang lain untuk percaya.

Di Zaman Ini Situasinya tidak begitu berbeda dari para leluhur rohani kita. Ada pergumulan di antaraorang-orang beriman dan ada penganiayaandi banyak bagian dunia melawan orang-orangyang mengikuti Yesus. Namun seperti padaabad-abad sebelumnya, Roh Kudus dicurahkankepada orang-orang beriman dengan carayang luar biasa untuk meneguhkan kita danmembantu kita menjadi kuat bersama.

Sejujurnya, perpecahan di antara orang-orang Kristiani dan penganiayaan yang sa-ngat nyata terjadi di mana-mana dan me-landa secara luar biasa. Bagaimana kita bisamenyelesaikan masalah-masalah ini? Apa yang harus kita lakukan? Solusinya terletak diluar kemampuan manusia. Kita membutuhkanRoh Kudus untuk membawa kita ke satu ke-satuan yang tidak bisa kita gapai sendiri. Kita juga membutuhkan Roh Kudus untuk men-jadikan kita saksi-saksi yang lebih berani, bahkan lebih kuat dalam menghadapi keuatanperlawanan menentang Amanat Injil.

Rencana Bapa Rencana Bapa ialah menyatukan “semuaorang beriman” dalam “pemberian Diri”Anak-Nya. Allah-lah yang memulai pekerjaanini, dan Allah-lah pula yang akan menye-lesaikannya. Bagian kita adalah berseru ke-pada-Nya untuk pencurahan Roh yang barudi zaman kita ini, dan kemudian untuk tetapmembuka budi dan pikiran kita akan cara-cara unik Allah dalam menjawab doa-doa kita. Semoga kita sepakat dengan rencana Allah ... dan sepakat satu sama lain, dalam ren-cana-Nya untuk menyelamatkan dunia!****

(SW SJ)

12 Januari - Februari 2019

Januari - Februari 2019 11

antara sesama (uskup). Inilah yang kitasekarang dengan sebutan Paus.

Tiga, Iman Gereja Katolik dirumuskan dalam‘Credo’ atau ‘Aku percaya” sebagaiamana kita daraskan, entah dalam Misa atau awal dari Doa Rosario. Yang merumuskannya ialah Gereja(Jemaat) yang memiliki wewenang mengajar atau disebut ‘Magisterium’. Sumbernya peru-musan ialah Kitab Suci dan Tradisi. Kitab Suci sendiri yang memutuskan mana Kitab Suciyang tulen mana yang tidak ialah Gereja sen-diri. Gereja sudah ada sebelum Kitab Suciresmi ada.

Keempat, Gereja Katolik, yakniUmat Allah, hidup dalam Sejarah.

Sejarah itu berkembang danberubah, baik tentu dalamkonteks zamannya, yaknidalam ilmu budaya maupun teknologi. Secara mudahkita sebut ‘perubahan za-man’. Gereja memahami

iman-nya tentu memakai konsep dan kategori budaya

dan teknologi sezaman tetapiyang terus berkembang. Umpama,

‘Bumi’ yang diciptakan Allah, dipahamisebelumnya sebagai dataran horizontal, se-laras dengan pandangan (hypotehsis) Ptolo-meus dari Yunani. Dalam perkembangan za-man, ternyata Ilmu Pengetahuan membe-berkan fakta bahwa dunia itu bulat. MakaGereja juga lalu memahaminya dunia itu bulat, bukan Matahari mengitari bumi tetapisebaliknya dsb.

Adanya perubahan-perubahan di dunia, atau perubahan zaman, baik ilmu pengeta-huan maupun sosial kemasyarakatan danbudaya, selalu dipelajari oleh Gereja. KalauGereja merasa perlu untuk menanggapi danmenyesuaikan, lalu Paus-lah mengundangpara uskup seluruh dunia untuk bersidang mempelajari perubahan yang ada, bersumberdari para ahli dan teolog untuk menjelaskannyadan bagaimana arah penyesuaiannya. Contoh,adanya Konsili Vatikan II, 1962-1965, berkat bimbingan Roh Kudus, Paus Yohanes XXIII (alm.) berinisiatif menyelenggarakannya – laludilanjutkan oleh Paus Paulus II (alm.), dua-duanya sekarang sudah dinyatakan sebagai

JAWAB: Pertanyaan anda menurutsaya pada kata ‘menetapkan diri’, ini saya artikan “BagaimanaIman Katolik dalam konteks me-nyelaraskan diri dalam perubahan zaman?” Kalau demikian yang dimaksudkan penanya, maka jawaban saya sebagai berikut :

Pertama, Iman Katolik adalah jawaban atas pewahyuan Allah lewat para nabi dan me-muncak pada Diri Yesus Kristus, Yang Diutus-Nya. Seluruh pewahyuan itu diwariskan,diteruskan dari generasi ke generasi sampaidibukukan dalam bentuk Kitab, yang kita se-but Kitab Suci yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Dua, Yesus sendirilah yang mendirikan Ge-reja. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”. Kemudian Yesus menunjuk dan memberi we-wenang kepada Petrus: “Kepadamu akan Kuberikan Kunci Kerajaan Surga. Apa yangkau ikat di dunia ini akan terikat di surga danapa yang kau lepaskan di dunia ini, terlepasdisurga” (Mat 16:18-19). Petrus menjadi UskupRoma yang pertama, yang menjadi ‘primusinter pares’ - yang pertama dan utama di

12 Januari - Februari 2019

orang kudus. Konsili terakhir – Vatikan II – membuat ‘gebrakan’ banyak perubahan cara pandang dan cara memahami Iman Katolik. Iman tetap sama tetapi pemahaman dan pen-erapan bisa berubah selaras dengan kemajuan zaman. Hasil Vatikan II dengan 16 Dokumen telah merubah wajah Gereja Katolik.

Kelima, Isi Iman Katolik dijabarkan dalamBuku yang disebut Katekismus Gereja Katolik.Dan buku ini bisa juga berubah dalam arti yang positif - yakni menanggapi perubahan zaman. Demikian pula Hukum Gereja yang dibukukandalam Kitab Hukum Gereja, yang mengalamipenyesuaian.

Keenam, bukan saja adanya perubahan zaman tingkat dunia. juga tingkat nasional, misalnya di Indonesia. Maka para Uskup di negeri kita yang tergabung dalam Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) tiap tahun me-ngadakan pertemuan bersama, dan bila perluada pertemuan mendadak. Tujuannya agarpara Uskup selalu memperoleh informasiterkini tentang Gereja dan dunia. KWI perluselalu menanggapi perubahan zaman dalampengertian ‘sosial politik’, baik internasionalmaupun nasional.

Iman tetap sama, tetapi yang berubahadalah kebijakan dalam hidup menggerejadi tempat lokal, atau dalam taraf nasional.Untuk itu para Uskup yang tergabung dalamKWI berkumpul untuk membahas dan me-nentukan sikap dan kebijakaan tertentu. Me-mang “Eccelsia semper reformanda” - Gerejaselalu diperbaharui oleh Roh Kudus.”***

Subroto Widjojo SJ

Januari - Februari 2019 13

YOUTH OF LIGHT “BE MY VALENTINE” adalah acara KRK anak muda yang merupakankelanjutan dari acara Youth Of Light (YOL)pertama di tanggal 27 Oktober 2018 yang lalu. Mengangkat tema “Be My Valentine”, YOL kali ini dilaksanakan tanggal 23 Februari 2019bertepatan dengan bulan penuh cinta, di aula St. Antonius, Gereja St. Fransiskus Asisi, Bogor.

Dengan pembicara Goerge Ancello Gandadari Keuskupan Agung Jakarta, YOL ke 2 ini dihadiri oleh sekitat 400 anak muda dari ber-bagai paroki di Keuskupan Bogor mulai dariSerang sampai Sukabumi. Selain itu keda-tangan Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM,Uskup Keuskupan Bogor, juga ikut menambah keseruan KRK malam itu.

Inti dari KRK ini adalah, bagaimana kita se-bagai anak muda menghadirkan Tuhan sebagai ‘valentine’ kita yang membuat kita selalu jatuh cinta pada Tuhan. Ditambah, dengan kesaksianBro Cello tentang bagaimana masa lalu danpertobatannya, membuat anak muda semakinterinspirasi untuk hidup dalam pertobatan dan bisa lebih dekat dengan Tuhan.

H a r ap a n n y a setelah YOL ini adalah anak-anak muda di Keus-kupan Bogor bisa lebihaktif dalam komunitas mereka di paroki -masing- masing. Dan semoga acara YOL ini bisa menjadi wadah berkumpulnya anak mudayang rindu untuk memuji dan menyembahTuhan, sehingga acara YOL ini bisa menjadi acara yang berkelanjutan.

“Acara YOL kemarin sih luar biasa, pecahbanget. Puji Tuhan boleh bawa sukacita danbanyak ank muda yang punya keinginan pri-badi untuk diubahkan, jadi sungguh kuasaTuhan boleh dinyatakan bagi anak-anak muda keuskupan Bogor”, kesan seorang pe-serta bernama Irena dari OMK Katedral. ***

[Cempaka Tanada]

YOUTH OF LIGHT“Be My Valentine”

14 Januari - Februari 2019

LALU-lintas percakapan di grup WhatsAppBadan Pelayanan Keuskupan (BPK) Denpa-sarsiang itu berlangsung ramai. Pemicunya adalah sebuah pertanyaan yang diajukan olehKetua BPK Denpasar kala itu, Leo Chandra. Leo, demikian sapaannya, bertanya kepada selu-ruh penghuni di grup tersebut ihwal peng-ganti dirinya sebagai ketua BPK Denpasar.

Pada tengah percakapan, Gabriel Ari Mar-dawa Kencana yang sejak awal tak mengikutidiskusi dalam grup pesan singkat itu, tiba-tiba angkat bicara. Ia menginginkan agar tong-kat kepemimpinan tetap berada di tangan Leo.“Dilanjutkan saja oleh Ko Leo,” ujar Ari, sapa-annya, singkat.

Ari yang semula berharap sarannya itu bakal mendulang banyak dukungan ternyata hasilnya jauh panggang dari api. Leo ternyata melan-carkan “serangan balik” atas usul rekannya itu. “Nah, ini calon yang kita cari,” kata Ari, me-ngulang pesan balasan dari seniornya itu.

Berusaha Menolak

Counter attack Leo langsung disambut po-sitif oleh anggota grup yang lain. Mereka se-tuju Ari menjadi Ketua BPK Denpasar padaperiode mendatang. Ari kaget. Ia tak men-yangka dengan reaksi para koleganya itu. Ia keberatan dan menolak.

Menurut pengakuan Ari, di BPK dirinya hanya berkutat di Seksi Kepemudaan. “Saya hanya bisa aktif di sana. Karena waktu saya banyak tercurah di paroki,” ujar umat Paroki St Maria Immaculata Tabanan, KeuskupanDenpasar ini. Di paroki, pria yang berprofesisebagai arsitek itu menjadi pendamping orangmuda dan Ketua Bidang Pembinaan Iman. Menjelang hari pemilihan, agar namanya takmasuk sebagai kandidat, Ari memiliki siasat.Ia tak ingin hadir dalam rapat plono dan pe-milihan BPK. “Saya berencana untuk memintarekan pengurus persekutuan doa mewakili saya. Harapannya, saya tak terpilih,” ujar suami Maria Magdalena Indrayani ini.

Strategi tersebut ternyata tak terealisir.Alkisah, saat mengikuti Perayaan Ekaristi, Arimendengarkan perikop mengenai kisah NabiYunus. Sang nabi ditelan ikan paus gara-gara balik badan terhadap perutusan Tuhan keNiniwe. Kisah itu mengejutkan sekaligus me-nyadarkan Ari.

Sejak itu, ia mengurungkan niat untuk takabsen dalam pertemuan pleno nanti. Meskidemikian, dalam hati Ari tetap berharap namanya tak muncul sebagai kandidat ketuaBPK Denpasar. Tuhan tampaknya berkehendaklain. Berdasarkan hasil pemungutan suara dalam pleno, Ari terpilih sebagai ketua baruBPK Denpasar.

Tuhan Mencukupkan dan Mengatur SegalanyaTerpilihnya sebagai ketua BPK Denpasar karena “kecelakaan”. Maksud hati menunjuk teman, justru dirinya yang dipilih.

Januari - Februari 2019 15

Apa Kehendak-Mu?

Hasil akhir voting itu, membuat batin Ariberkecamuk. Sebuah pertanyaan yang selalumenyembul dalam sanubarinya, apa maksud Tuhan lewat kejadian ini? Ari mengakui, dalam tiap doanya, meminta kepada Tuhan agar diberi kesempatan untuk fokus berkarya di te-ngah orang muda dan anak-anak. Kenyata-annya, Tuhan justru mengarahkan ke jalan lain.

Tantangan besar yang Ari hadapi terkait ke-putusan itu ada tanggapan orang terdekatnya,keluarga. “Ketika saya terpilih, tanggapan me-reka tidak terlalu menyenangkan,” ujar bapakdengan tiga anak itu, mengenang.

Ari ingat, reaksi tak suka atas penunjukkandirinya sebagai ketua BPK Denpasar datangdari kakak kandungnya. “Ia sedikit marah,

protes, dan bahkan menangis karena merasasaya sudah terlalu banyak karya di gereja,” ungkap Ari, mengutip alasan saudaranya itu.

Beruntung, selang beberapa hari, batin sang kakak melunak. Ia mendukung dan me-nyarankan Ari untuk menerima kepercayaantersebut. Namun, Ari tak bisa menyangkal. Masih terdapat sejumput kegalauan dalambatinnya terutama mengatur waktu untuk me-nangani semua tanggung jawab itu. Tapi, Ariyakin, bila karya tersebut merupakan kehendak Tuhan, maka Dia-lah yang akan mencukupkandan mengatur segalanya menjadi baik.

Fokus Misi

Ari bersyukur, para koordinator BPK Den-pasar terdahulu sudah meletakan fondasi ko-koh bagi komunitas ini. Sehingga, lajunya ber-sama tim dalam menahkodai BPK terarah. Khu-sus, selama periode kepemimpinannya, adatiga hal yang menjadi fokus misi BPK Denpasar.

Pertama, ia ingin menjadikan insan di dalam komunitas Pembaruan Karismatik Katolik se-pemikiran dan seperasaan untuk bergerakbersama Gereja lokal. “Insan PKK hendaknyamemberi diri untuk lebih berani keluar, mem-persatukan, menjadi ragi yang baik dalam ko-munitas basis, wilayah, dan paroki,” terang Ari.

Sebagai langkah awal, Ari bersama pengurus BPK blusukan ke seluruh paroki di KeuskupanDenpasar. Mereka bertemu pastor dan dewanparoki, serta komunitas Persekutuan Doa PKK. Saat ini, PD PKK di Keuskupan Denpasar ter-sebar di tiga pulau, yaitu: Bali, Lombok, danSumbawa. Dalam perjumpaan itu, mereka ingin mendengarkan berbagai harapan.

Kedua, ia dan tim ingin merapikan pen-didikan dan pelatihan internal, secara khususmendorong anggota PD PKK untuk mengikuti jenjang pendidikan atau pelatihan di PKK,antara lain di bidang pewartaan dan pujian. Ketiga, mempersiapkan regenerasi. “Sayapercaya, kepemimpinan sejak awal adalahpijakan untuk melakukan regenerasi. Rege-nerasi harus dipersiapkan secara baik. Kepe-mimpinan harus berjuang untuk mentrans-formasi orang untuk bergerak lebih maju danlebih baik dari versi dirinya saat ini. Tuhan

16 Januari - Februari 2019

Yesus sendiri adalah pen-transformasi sejati,” ujar kelahiran Tabanan, Denpasar, 25 Maret1976 ini.

Selain tiga hal itu, Ari menambahkan, BPK Denpasar saat ini sedang memengembangkanpewartaan melalui media sosial dan digital.Mereka memiliki akun Instagram @geni_project. Selain itu, mereka tengah membangunaplikasi BPK Denpasar berbasis android danios. “Ini menjadi perjuangan kami selama tigatahun agar berhasil mendirikan fondasi pe-wartaan digital yang baik,” harapnya.

Menghidupi Karya

Lokasi umat yang tersebar di tiga pulau berbeda serta beragam latar belakang men-jadi tantangan bagi BPK juga keuskupan disana. Meski demikian, Ari bersyukur, rekan--rekannya turut berpartisipasi dalam meng-hidupi karya Gereja. “Kekuatan kami ada dikekompakan antar PD PKK. Ada banyak pe-mimpin senior yang tetap melayani. Serta mi-litannya orang muda kami dalam melayaniGereja,” puji Ari.

Ari juga bersyukur selama 16 tahun ber-gabung dan bertumbuh bersama PD PKK. Iamengenang, semula dirinya ikut komunitastersebut karena diajak oleh sejumlah teman.Kebetulan, PD PKK baru saja terbentuk di pa-rokinya. Simpul kekerabatan itu terus terjalin hingga kini. Bagi Ari, komunitas itu sudah di-anggapnya sebagai keluarga keduanya.

Ia tak menampik, ada labeling dari sesamaumat terhadap komunitasnya. Mereka men-ganggap komunitasnya “berbau” protestan.Ari tak ingin ambil pusing terhadap penilaiannegatif tersebut. Baginya, justru PD PKK telahbanyak mengubah dirinya menjadi seorangKatolik yang lebih baik serta lebih bersemangat dalam aneka pelayanan. “Komunitas ini mem-beri fondasi yang kuat untuk memberi diri, me-layani Tuhan dan sesama,” pungkas penyukafotografi, musik, dan jalan-jalan bersama ke-luarga. ***

Letizia Felicita

Januari - Februari 2019 17

REKOLEKSI BPN KTM (Griya Samadi Klender, 9 - 10 Februari 2019)

Menindaklanjuti hasil pertemuan para tokohdi BPN PKKI dengan KTM (Komunitas Tri-tunggal Mahakudus) yang sudah diadakan se-banyak dua kali, yaitu di Cikanyere, dan yangkedua di Cempaka Putih, maka pada tanggal9 – 10 Februari 2019, bertempat di GriyaSamadi Klender, diadakan rekoleksi bersama BPN - KTM. Rekoleksi ini bukanlah rekoleksiyang terakhir, tapi akan ada rekoleksi-rekoleksiselanjutnya. Dari rekoleksi ini, diharapkan akanterjalin kerjasama yang baik antara PKKdengan KTM, mengingat PKK dan KTM mem-punyai spirit yang sama.

Peserta yang hadir sekitar 40 orang, dengan komposisi hampir bisa dikatakan sama antarapengurus BPN PKKI dan Pengurus KTM, baikdari umum maupun dari muda mudi. Kerja-sama berjalan dengan baik, hampir tidak ter-lihat perbedaan antara KTM dan BPN PKKI.

Acara dimulai pada pukul 16.00, diawali dengan pujian yang dibawakan oleh BPN. Puji-pujian yang dinaikan berasama mem-buat suasana menjadi lebih cair. Kesatuan hati terasa pada saat para peserta bersama-sama menyembah Tuhan. Setelah pujian dan pe-nyembahan berakhir, acara dilanjutkan de-ngan pemberian materi sesi 1 yang dibawakanoleh Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm,

atau yang biasa dipanggil Mgr. Pid. Materi sesi I, “Pemimpin Rohani yang Penuh Hikmat dan Kebijaksanaan”, diberikan selama 2 jam termasuk tanya jawab. Mgr Pid mengulas apa itu pemimpin rohani, ciri, syarat, macam pemimpin rohani, tokoh-tokoh alkitab, dll. Dengan pembawaan yang santai, Mgr banyak menjelaskan dan memberikan shar-ing serta contoh-contoh yang terjadi di sekitarGereja Katolik. Selain dapat menambah wa-wasan, juga mengingatkan kita, para pemimpinrohani, bahwa kita harus sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan, mengandalkan Tuhan,dan sangat penting sekali untuk menjalankanapa yang Tuhan mau. Sebagai pemimpin se-ringkali kita lupa akan hal itu. Sehingga perludiingat bahwa apa yang kita jalankan, bukanlahseperti yang kita mau dan kita harapkan te-tapi benar-benar harus menjalankan visi danmisi dari Tuhan.

Tidak hanya itu, kita juga diingatkan bagai-mana kita harus bersikap kepada orang lain, umat Tuhan yang dititipkan atau percayakanpada kita, kepada sesama rekan dalam pela-yanan, dan juga bagaimana untuk senantiasamelakukan kaderisasi.

Sesi II dilanjutkan setelah makan malam. Ma-teri sesi II “Strategi Konkrit Pelayanan bersama

18 Januari - Februari 2019

BPN – KTM (Khususnya menghadapi Radi-kalisme dan Islamisasi)” dibawakan oleh Romo Sergius Paulus, Cse. Romo Sergio memaparkanfakta-fakta yang ada tentang Islamisasi, per-kembangan dan pertumbuhannya yang ada di negara-negara dunia, terutama juga di Indo-nesia, termasuk juga aliran-aliran keras yang ada. Lewat pengajaran yang dibawakan RmSergio, kita kembali diingatkan akan pen-tingnya penginjilan. Kita diminta untuk tetapmelakukan penginjilan dimanapun kita berada.

Hari pertama rekoleksi ditutup dengan ado-rasi yang dipimpin oleh KTM, bersama denganRomo Sergio Paulus, Cse. Pujian dan penyem-bahan dinaikkan secara bersama-sama olehseluruh peserta yang hadir. Sakramen Maha-kudus kemudian dibawa berkeliling dan diarahkan kepada setiap yang hadir.

Ada beberapasabda pengeta-huan dan pengli-hatan yang muncul. Dan pesan itudikonfirmasikankepada yang ha-dir, kepada si-apakah pesan ter-sebut diberikan.Ada empat orang yang mendapatpesan yang khu-sus, yang diberitanggung jawab dan diberi kepercayaan lebih dari Tuhan untuk dipercaya menjadi pemimpin.

Rekoleksi hari kedua

Pada hari kedua, rekoleksi diawali dengan Doa Yesus di pagi hari pukul 06.00, dipimpin oleh KTM selama 45 menit. Suasana tenang dan hening, dengan dituntun oleh teman-teman KTM, para peserta diajak untuk me-nenangkan diri dan menghadap pada Yesus di pagi hari sebagai bekal untuk memulai hari.

Selama acara makan dan snack, peserta juga dihimbau agar duduk membaur untukmenghilangkan kesan “2 Kubu Besar”. Ker-jasama yang baik terlihat dari tim pujian.Walaupun baru kenal, tapi bisa bekerja sama

dengan baik, satu hati, satu roh. Tidak adakesulitan sama sekali dan bisa memuji danmenyembah Tuhan dalam satu hati.

Setelah makan pagi, pujian kembali di-bawakan oleh BPN, memulai materi sesi se-lanjutnya. Sesi III, “Belajar Kepemimpinan Ro-hani dari Tokoh Kitab Suci” dibawakan olehMgr. Pid. Dengan gayanya yang santai, te-nang, dapat membuka hati kita, mengingatkankita, memberikan pengetahuan-pengetahuanbaru, dan mengajarkan hal-hal baru, bagai-mana kita menjadi pemimpin dengan men-contoh tokoh-tokoh di kitab suci, apa yangbisa kita ambil dari mereka.

Sesi ke IV dilanjutkan oleh Rm Nur Widi dari Konferensi Waligereja Indonesia. Rm Widimembawakan “Misi dan Sosialisasi KongresMisi”. Pada bulan Oktober 2019, akan diada-

kan bulan misi luar biasa, yang sekaligus meru-pakan perayaan100 tahun Maxi-mum Illud (Salahsatu dokumenGereja). Bulanmisi ini digagasberdasarkan per-temuan antara Bpk. Paus Fran-sisikus denganKardinal F. Filoni.Romo banyak me-

ngingatkan kita akan dokumen-dokumen Ge-reja yang harus juga kita kembangkan dan so-sialisasikan dalam hidup menggereja. Banyakhal baru yang bisa kita dapatkan pada sesi ini, yang membuka wawasan baru dan mengi-ngatkan kita juga untuk kembali kepada ajaran gereja Katolik yang sangat kaya.

Sebagai acara penutup, sebelum keselu-ruhan rangkaian rekoleksi di tutup denganMisa, diadakan sharing Program Kerja Ber-sama. Masing-masing dari BPN maupun KTMberkesempatan untuk memaparkan beberapahal. Tampak ada beberapa kesamaan dan be-berapa perbedaan dimana perbedaan itu bukanlah sesuatu yang diperdebatkan, tapijustru menjadi sesuatu yang akan saling me-lengkapi.

Januari - Februari 2019 19

Selanjutnya, telat disepakati pembentukankelompok-kelompok kecil yang akan mem-bahas langkah-langkah berikutnya yang lebihkonkrit. Masukan-masukan dari peserta yanghadir, pendapat dan saling tukar pikiran dari KTM dan BPN, merupakan hal indah yang me-nambah kekayaan dari masing-masing. Rekoleksi ditutup dengan Ekaristi hari Minggu secara konselebran. Misa ditutup de-ngan saling bergandeng tangan menyanyikanlagu “Jadikan kami satu”, karena KTM danBPN adalah satu, semuanya adalah pemimpinTuhan.

Setelah makan siang, seluruh peserta saling berpamitan dan semuanya pulang dengansukacita. Sungguh suatu rekoleksi yang indah.Walaupun diikuti oleh 2 kategorial yang ber-beda, tapi sebagai peserta merasakan bahwatidak ada bedanya. Kita adalah satu, semuasama. Satu Roh, satu visi dan semuanya hanyabagi kemuliaan Tuhan.***

[Devi/Surya]

20 Januari - Februari 2019

SEBUAH panggilan masuk ke telepon se-luler milik Theresia Lydia Rita Thang. Begitumelihat telepon genggam, panggilan itu da-tang dari Koordinator Badan Pelayanan Na-sional Pembaruan Karismatik Katolik Indo-nesia (BPN PKKI), Andreas Endie Rahardja. Dalam komunikasi singkat itu, kenang Rita,Endie meminta kesediaannya untuk menjadiSekretaris Jenderal BPN PKKI.

Rita mengaku, sempat kaget, gugup, dan bi-ngung ketika mendengar permintaan Endiekepadanya. “Tempat tinggal saya cukup jauhdari Jakarta (Rita berdomisili di KeuskupanAgung Jayapura, -Red.). Sehingga ada ke-mungkinan saya tidak bisa maksimal dalam me-laksanakan tugas,” kenang Rita, dalam ba-lasan pesannya melalui WhatsApp, Selasa,12/3.

Endie rupanya sudah memahami situasi yang dialami Rita. Ia tetap meyakinkan Rita untukmenerima kepercayaan para koleganya di BPN PKKI serta bersama menjalankan roda kepen-gurusan baru. “Pak Endie sudah memper-siapkan wakil sekretaris jenderal untuk me-nanggulangi masalah jarak ini,” ujar perem-puan kelahiran Jambi, 1 Juni 1969 ini.

Dukungan Keluarga

Nyaris tak ada celah bagi Rita menolak ta-waran Endie untuk bergabung dalam timnya.Ia menghargai kepercayaan yang diberikanoleh rekan-rekannya di BPN. Baginya, keper-cayaan itu berasal dari Allah melalui orang-orang di sekitar. Namun, menurut Rita, yangsangat meringankan langkah serta tekadnyauntuk memikul tanggung jawab serta keper-cayaan itu adalah dukungan suami dan anak-anaknya.

Tanpa dukungan mereka, ia meyakini, bakal sulit memberikan pelayanan secara optimal.“(Saya) bersyukur bahwa suami selalu

Theresia Lydia Rita Thang Sekretaris Jenderal BPN PKKI

Menyenangkan Hati TuhanIa gugup dan bingung ketika dipercaya untuk memikul tugas baru. Ia ingin belajar dan

menyenangkan hati Tuhan. Syukur, keluarga mendukung penuh pelayanannya

Januari - Februari 2019 21

mendukung pelayanan-pelayanan saya. Suamiselalu memberikan saran-saran positif bilamana saya ragu atau bingung. Puji Tuhan, saya punya suami yang baik serta anak-anak yangsudah dewasa. Mereka (anak-anak) juga men-dukung pelayanan mamanya,” tulis istri dari Paulus Arfayan ini.

Selain itu, Rita percaya, tanggung jawab atau kepercayaan yang disandangnya saat ini, me-rupakan satu bagian dari rencana Tuhan dalamhidup serta karyanya. Maka, meski sempattimbul keraguan serta kebingungan peranyang harus dijalaninya, Rita yakin selalu adajalan keluarnya dan Tuhan takkan mening-galkan dirinya sendiri melangkah.

Langkah awal yang akan dilakukan oleh Rita sebagai sekjen adalah mempelajari alur orga-nisasi, mendalami tugas atau perannya dalamkomunitas, serta mempelajari seluruh doku-men BPN PKKI. Sekretaris Komisi KerasulanKeluarga Keuskupan Jayapura ini mengana-logikan dirinya seperti wadah kosong yangsiap menerima saran, didikan, dan arahan para pengurus lain di BPN.

Menjalankan Amanah

Hidup penuh misteri. Itu yang juga dira-sakan oleh Rita dengan kepercayaan diberikan kepadanya. Ia tak mengetahui apa yang bakalterjadi selama menjalankan tanggung jawabnya sebagai sekjen selama beberapa tahun ke depan. Semua ia serahkan kepadaPenyelenggaraan Ilahi.

Umat Paroki Katedral Kristus Raja Jayapuraini akan berusaha menjalankan amanah yangdiberikan secara optimal. Bukan semata-mata demi kebaikan organisasi, tapi lebih dari itu.Rita ingin menyenangkan hati Tuhan, yangtelah lebih dulu mencintai dirinya, dan cinta-Nya itu amat besar dalam hidupnya dan hidupanggota keluarganya.***

Letizia Felicita