jakarta kota hijau - garnis punya

2
JAKARTA (AKAN MENJADI) KOTA HIJAU Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), mewajibkan setiap kota menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 30 persen dari luas wilayah kota. Peraturan ini kemudian diaplikasikan ke dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2011-2030. Dalam Perda RTRW DKI Jakarta, RTH sebanyak 30 persen tersebut terdiri dari 10 persen lahan privat, 14 persen publik, dan 6 persen lahan privat yang bisa dimanfaatkan untuk publik. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri hingga kini mengaku masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan RTH untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota hijau. Adapun luas total RTH di Jakarta mencapai 6.500 hektare atau 9,8 persen dari luas total Jakarta. Jauh dari ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, yang menetapkan luas RTH untuk tiap wilayah minimal 30 persen. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan RTH di Jakarta saat ini baru ada sebanyak 6 persen saja. Itu artinya Jakarta masih mengalami defisit yang sangat besar dalam membuka RTH. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, dalam bukunya yang bertajuk 'RTH 30%!: Resolusi (Kota) Hijau' memaparkan delapan strategi dalam membangun RTH kota. Pertama, sebuah kota harus menyusun rencana induk RTH dan melegalisasi Perda RTH, menentukan daerah yang tidak boleh dibangun atau dipreservasi, menghijaukan bangunan, menambah lahan RTH baru, meningkatkan kualitas RTH kota, mengakuisisi RTH privat, mengembangkan koridor hijau, serta meningkatkan peran serta masyarakat atau partisipasi publik. Selain itu, guna memenuhi angka 30 persen, salah satu hal yang akan dilakukan oleh pihak Pemprov DKI adalah dengan pengaturan luas tanah untuk membangun rumah-rumah. DKI sangat mendukung pengembang yang ingin membuat rumah susun. Banyaknya bermunculan rumah susun diyakini akan membuat lahan yang dijadikan pemukiman berkurang, sehingga lahan tersebut nantinya dapat dijadikan RTH publik. Dengan berdirinya rumah susun ke depannya sebagai hunian bagi masyarakat Jakarta, RTH akan semakin meningkat.

Upload: malik-rino

Post on 28-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jakarta Kota Hijau - Garnis Punya

JAKARTA (AKAN MENJADI) KOTA HIJAU

Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), mewajibkan setiap kota menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 30 persen dari luas wilayah kota. Peraturan ini kemudian diaplikasikan ke dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta 2011-2030. Dalam Perda RTRW DKI Jakarta, RTH sebanyak 30 persen tersebut terdiri dari 10 persen lahan privat, 14 persen publik, dan 6 persen lahan privat yang bisa dimanfaatkan untuk publik. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri hingga kini mengaku masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan RTH untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota hijau. Adapun luas total RTH di Jakarta mencapai 6.500 hektare atau 9,8 persen dari luas total Jakarta. Jauh dari ketentuan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, yang menetapkan luas RTH untuk tiap wilayah minimal 30 persen. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan RTH di Jakarta saat ini baru ada sebanyak 6 persen saja. Itu artinya Jakarta masih mengalami defisit yang sangat besar dalam membuka RTH.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, dalam bukunya yang bertajuk 'RTH 30%!: Resolusi (Kota) Hijau' memaparkan delapan strategi dalam membangun RTH kota. Pertama, sebuah kota harus menyusun rencana induk RTH dan melegalisasi Perda RTH, menentukan daerah yang tidak boleh dibangun atau dipreservasi, menghijaukan bangunan, menambah lahan RTH baru, meningkatkan kualitas RTH kota, mengakuisisi RTH privat, mengembangkan koridor hijau, serta meningkatkan peran serta masyarakat atau partisipasi publik.

Selain itu, guna memenuhi angka 30 persen, salah satu hal yang akan dilakukan oleh pihak Pemprov DKI adalah dengan pengaturan luas tanah untuk membangun rumah-rumah. DKI sangat mendukung pengembang yang ingin membuat rumah susun.

Banyaknya bermunculan rumah susun diyakini akan membuat lahan yang dijadikan pemukiman berkurang, sehingga lahan tersebut nantinya dapat dijadikan RTH publik. Dengan berdirinya rumah susun ke depannya sebagai hunian bagi masyarakat Jakarta, RTH akan semakin meningkat.

Selain adanya RTH sebanyak 30 persen, atribut lain yang dijadikan sebagai standar untuk menjadi kota hijau adalah perencanaan dan perancangan kota ramah lingkungan. Selain itu, adanya penerapan transportasi yang berkelanjutan juga merupakan salah satu syarat sebuah kota agar layak disebut sebagai kota hijau.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi di Jakarta adalah menggunakan gas sebanyak mungkin. Penggunaan gas sebagai pengganti bahan bakar ini meskipun tidak sepenuhnya zero carbon, tetapi paling tidak termasuk bahan bakar dengan low carbon.

Page 2: Jakarta Kota Hijau - Garnis Punya

Namun, masalah pengadaan gas ini pun bermasalah karena pasokan gas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) sendiri masih kurang dari yang dibutuhkan Jakarta saat ini, khususnya untuk menunjang sarana transportasi massal seperti busway TransJakarta.

Dari penegakan hukum tersebut diharapkan tidak ada praktik pungli di dalamnya. Selain itu, untuk memperoleh dan menikmati udara bersih, mulai diperhatikan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui pelaksanaan Perda No. 2/ 2005 tentang pengendalian pencemaran udara. Contohnya, kewajiban membuat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL haruslah perlu diterapkan sebelum melakukan pembangunan di suatu lingkungan.