ja waban pemerintah dewan perwakilan rakyat...

15
JA WABAN PEMERINTAH TERHADAP PEMANDANGAN UMUM DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERIKAT PEKERJA Jakarta, 1 Maret 2000 Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera, Yang terhormat Pimpinan dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. - - Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya kita dapat berkumpul bersama di tempat yang terhormat ini dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk mendengarkan jawaban Pemerintah terhadap pemandangan umum Fraksi-fraksi atas RUU tentang Serikat Pekerja yang telah disampaikan pada tanggal 24 Pebruari 2000 . .1

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

JA WABAN PEMERINTAH

TERHADAP PEMANDANGAN UMUM

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG

SERIKAT PEKERJA

Jakarta, 1 Maret 2000

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera,

Yang terhormat Pimpinan dan para Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. -

- Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke

hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya kita

dapat berkumpul bersama di tempat yang terhormat ini dalam

Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

untuk mendengarkan jawaban Pemerintah terhadap pemandangan

umum Fraksi-fraksi atas RUU tentang Serikat Pekerja yang telah

disampaikan pada tanggal 24 Pebruari 2000 .

. 1

Page 2: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Kami merasa sangat berbahagia dan mendapat kehormatan

besar karena Fraksi-fraksi telah mempelajari dengan seksama RUU

tentang Serikat Pekerja yang telah disampaikan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Demikian pula kami juga

sangat berterima kasih atas tanggapan yang kritis dan positif dari

Fraksi-fraksi terhadap keterangan Pemerintah yang kami

sampaikan di hadapan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia pada tanggal 14 Pebruari 2000.

Sebelum kami menyampaikan jawaban Pemerintah terhadap

tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Fraksi­

fraksi, izinkanlah kami menyampaikan rangkuman pokok sebagai

berikut: ·

Pertama, seluruh Fraksi pada dasarnya sepakat bahwa RUU

tentang Serikat Pekerja sangat penting untuk dibahas dan

diundangkan. Bagi pemerintah hal ini berarti bahwa apa yang

menjadi tujuan · dalam menyampaikan RUU ini sejalan dengan

pemandangan umum Fraksi-fraksi beserta seluruh Anggota yang

terhormat.

Kedua, memperhatikan pemandangan umum Fraksi-fraksi yang

telah disampaikan, walaupun baru merupakan masukan yang

bersifat pokok, namun secara substansial menyangkut materi yang

cukup luas dan mendalam. Hal ini sangat membahagiakan karena

dengan demikian RUU ini dapat disempurnakan menjadi Undang­

undang yang mampu menampung aspirasi masyarakat.

2

Page 3: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Yang terhormat Pimpinan serta ~nggota Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia.

Selanjutnya izinkanlah kami menyampaikan jawaban

terhadap tanggapan dan pertanyaan oleh Fraksi-fraksi sebagai

berikut:

1. Terdapat satu pertanyaan yang sangat mendasar tentang

keberadaan serikat pekerja yang disampaikan oleh Fraksi

Kesatuan Kebangsaan Indonesia.(F.KKI) yaitu "apa betul serikat

pekerja ada gunanya dan_ dibutuhkan".

rferhadap basil pengamatan dari F.KKI yang disampaikan oleh

anggota yang terhormat Sdr. Marcus Mali bahwa "sering terjadi

serikat pekerja malah menjadi alat atau faktor yang menambah

beba_fi}ieS(iiiisiiYiitznp;k-;;ha ;;;d;~~ti~p;ha;i-karena masih banyak serikat pekerja yang belum mampu secara optimal

~..-... -~--~ .......... ..,.,., ....... ~~...... -... -.

menj alankaD.fullg.si-yang-· sesungguhnya. Kebebasan berserika t ...___ __ _,_...,,_,,,~__,.,,,,. JO ~ 0 ~~-•-"o'•''""'""-:-'"'.l'""'~.,..........,~~,-.....,.,..,..~:t""'',~"'~'' ....... "....,~O~..,.--,--,....,....~--.--...,< ... • __ ._..._

bagi pekerja yang diwujudkan dalam pembentukan serikat

pekerja merupakan salah satu hal yang asasi bagi pekerja yang

diakui di dunia internasional.

Lebih jauh lagi serikat pekerja merupakan salah satu sarana ... ----..-_ .... __ ___.........---"-~-----··

untuk memperjuangkan kepen~ngan _ _!lal!_~esej~!~raan pekerja serta ·;-~;~judkan hub~~g~;-lndustrial yang harmonis. Hal ini

.... ·-----~- --..-..--..._.. . ..,~ ..... -. ... __ ~-----~--

sejalan dengan pendapat dari F. KKI yang menyatakan lebih

. Ianjut bahwa serikat pekerja dapat menjadi mediator sekaligus

katalisator dalam menjaga dan membina suatu hubungan kerja

yang baik, produktif dan bermartabat.

Agar serikat pekerja benar-benar dapat menjalankan fungsinya

maka perlu diatur secara jelas penerapan asas kebebasan

3

Page 4: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

berserikat tersebut, sehingga kebebasan bagi satu pihak tidak

melanggar kebebasan pihak lainnya.

Walaupun Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No. 87, dan

No. 98 yang mengukuhkan kebebasan berserikat bagi pekerja,

namun konvensi tersebut tidak sepenuhnya dapat langsung

operasional untuk melindungi hak berserikat. Konvensi hanya

mengatur prinsip-prinsip dasar saja, sehingga diperlukan ...... -.... ~ . .----..---·~~·---··-·~- .... --~~~ ....... .,, ~- .. :_.,_._,,._,....,..__....,.........__.~ . -~ .... ·---~---·.~ .. ·--._..~ ..... ....,~ ... ~ ...

f''' pengaturan lebih lanjut. Demikian pula sanksi-sanksi bagi -··· pelangg-aran -prinsip--dasar tersebut bel urn diatur dalam konvensi.

Untuk itulah kita perlu mengatur di dalam satu peraturan

perundang-undangan nasional yang sedang kita bahas saat ini.

2. Terhadap tanggapan dari anggota yang terhormat Sdr. Marsekal

Pertama Suwitno Adi dari Fraksi TNI/POLRI yang

mempertanyakan status Undang-undang No. 25 Tahun 1997

tentang Ketenagakerjaan dikaitkan dengan pembahasan RUU ini,

maka dapat kami sampaikan bahwa penundaan Undang-undang

No. 25 Tahun 1997 tidak berpengaruh kepada penyusunan dan

pembahasan RUU tentang Serikat Pekerja. RUU ini merupakan

penjabaran dari Pasal 27 ayat (2) yang berbunyi "tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan ya~Jg layak bagi

kemanusiaan" serta Pasal 28 yang berbunyi "kefnerdekaan

berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan

tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang".

Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1997 hanya diatur prinsip­

prinsip pokok dari serikat pekerja yang menurut Undang-undang

No. 11 Tahun 1998 tentang Perubahan Berlakunya Undang-

4

Page 5: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

undang No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan harus

diperbaiki sehingga akan saling melengkapi dengan Undang­

undang tentang Serikat Pekerja.

Perlu kami sampaikan pula bahwa Undang-undang No. 25 Tahun

1997 saat ini sudah dalam tahap akhir penyempurnaannya atau

penggantiannya agar dapat mengakomodasi perkembangan

masyarakat, untuk kemudian akan diajukan kembali kepada

Dewan yang terhormat dalam kesempatan pertama, sehingga

dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditentukan.

3. Pemerintah sependapat dengan anggota yang terhormat Sdr.

Drs. H. M. lrsyad Sudiro dari Fraksi Partai Golongan Karya

bahwa fakta yang ada di dunia ketenagakerjaan masih

mencerminkan situasi yang memprihatinkan di pihak pekerja.

Oleh karena itu melalui Undang-undang tentang Serikat Pekerja

yang sedang kita .. ~·· bahas, diharapkan dapat mendorong

tumbuhnya organisasi.~a.._y_~~J~.!Jat dan mandiri, sehingga ----- -··-----··-----~·--~.~---.....

dapat menjalankan. fungsinya sebagai sarana untuk .......... ---·~·-·--.-~,,.~,."".~"''".,J'~:·· ..... "'"'__,, ___ .....__,_ .. __ ~ .... _,~-----... ---....... ._.,~.~-"" .... ..-..·.~··-·'"'1>....,.. ... _,,._~, ........................... ,....,. ...... ~···"''''''~·--··'

meningkatkan kesejahteraan pekerja beserta keluarganya. ·~--~~---------.. ---···-~------------.-.------~----~----·-·----

4. Masalah hak berserikat bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

disampaikan oleh anggota yang terhormat Sdr. H. Syahrul Azmir

Matondang dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

(F.PDIP) dan anggota yang terhormat Sdr. Drs. H. Lukman

Hakim Saifuddin dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan

(F.PPP).

5

Page 6: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Berdasarkan Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berscrikat

dan Perlindungan Hak Berorganisasi yang telah kita ratifikasi,

maka pada hakikatnya bagi PNS dijamin haknya untuk

mendirikan atau menjadi anggota serikat pekerja.

Pemerintah sependapat bahwa hak berserikat bagi PNS ini harus

dijamin, namun untuk mengaturnya bersama-sama dalam RUU

tentang Serikat Pekerja ini, banyak hal yang harus

dipertimbangkan, antara lain secara yuridis PNS telah diatur

tersendiri berdasarkan UU. No. 8 Tahun 1974 yo. UU. No. 43

Tahun 1999 yang tentunya mempunyai implikasi khusus bagi

status PNS, dibandingkan dengan "pekerj a" bias a.

Harus kita akui bahwa PNS sebagai "pelayan" masyarakat

mempunyai status dan ked~dukan yang berbeda dari "pekerja"

pada umumnya karena mempunyai fungsi dan tugas-tugas

pemerintahan dan penyelenggaraan negara bagi kepentingan

bangsa dan seluruh masyarakat.

Sejalan dengan hal itu, maka hak-hak yang terkait dalam

keserikat-pekerjaan PNS tentunya berbeda dengan serikat

pekerja di sektor swasta. Terlebih lagi apabila dikaitkan dengan

bak untuk merundingkan kesepakatan kerja bersama atau hak

untuk melakukan mogok kerja. Dalam setiap kegiatannya, PNS

harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Berdasarkan hal

itu kami masih berpendapat bahwa "hak berserikat" bagi PNS

seyogyanya diatur tersendiri tanpa menghilangkan hakekat

kebebasan berserikat. Untuk itu kiranya kita dapat

membahasnya lebih lanjut dalam pembahasan tingkat III.

6

Page 7: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Secara konsepsional sesungguhnya. RlJU ini sudah melangkah

maju, karena bagi pekerja BUMN maupun BUMD telah

dipersamakan dengan pekerja di sektor swasta pada umumnya.

Kami mengharapkan kepada para Anggota yang terhormat dapat

menyetujui pemikiran untuk mengatur tentang hak berserikat

bagi PNS dalam peraturan perundangan tersendiri.

5. Azas Keterbukaan Serikat Pekerja

Tanggapan mengenai azas keterbukaan serikat pekerja

disampaikan oleh anggota yang terhormat Sdr. KH.

Khalillurrahman dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F.PKB)

dan anggota yang terhormat Sdr. H. Lukman Hakim Saifuddin

dari F.PPP. Kami sepenuhnya menyetujui pendapat F.PKB yang

menegaskan bahwa serikat pekerja tidak boleh diskriminatif,

atau hanya untuk suku atau agama tertentu, karena serikat

pekerja seharusnya menjadi sarana bagi peningkatan

kesejahteraan dan perjuangan pekerja Indonesia secara

keseluruhan.

Kami sependapat untuk menerapkan sanksi bagi pelanggaran

prinsip tersebut yang rumusannya dapat kita bahas bersama.

Atas pertanyaan dari F.PPP bahwa melalui klausula Pasal 10

tersebut Pemerintah bermaksud untuk meniadakan homogenitas

organisasi-organisasi dalam memperjuangkan nasib pekerja,

untuk itu dapat kami sampaikan bahwa Pemerintah sangat

mendukung adanya kelompok-kelompok masyarakat atau social­

partner untuk memperjuangkan nasib pekerja. Namun agar

upaya tersebut lebih maksimal, maka Pemerintah berpendapat

bahwa perjuangan pekerja lebib bersifat kebersamaan sehingga

7

Page 8: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

kiranya tidak perlu dikotak-kotakkan baik berdasarkan agama,

suku, maupun jenis kelamin. Tujuan kita semua adalah

meningkatkan kesejahteraan bersama seluruh pekerja Indonesia

beserta keluarganya sebagaimana semangat non-diskriininasi

yang tertuang dalam Konvensi ILO No. 111 tentang Diskriminasi

Dalam Pekerjaan dan Jabatan yang telah kita ratifikasi. Kiranya

hal ini selanjutnya dapat kita dalami dalam pembicaraan tingkat

III.

6. Batas Minimal Keanggotaan.

Masalah ini disampaikan oleh anggota yang terhormat Sdr. KH.

Khalillurrahman dari F.PKB, anggota yang terhormat Sdr.

Mawardi Abdullah, SE dari Fr~ksi Partai Bulan Bintang (F.PBB),

anggota yang terhormat Sdr. Marsekal Pertama TNI Suwitno Adi

dari F.TNI/POLRI, anggota yang terhormat Sdr. Wahyudi

Indrajaya dari F.Reformasi, dan Sdr. H. Syahrul Azmir

Matondang dari F. PDI P.

Berdasarkan pr1ns1p kebebasan berserikat yang dianut dalatn

Konvensi ILO No. 87 Tahun 1948, maka RUU tidak menetapkan

batas minimal jumlah pekerja untuk dapat membentuk serikat

pekerja atau mendirikan federasi serikat pekerja. Kehendak

untuk menjadi, atau tidak menjadi anggota serikat pekerja

diserahkan sepenuhnya kepada pekerja yang bersangkutan atau

serikat pekerja yang bersangkutan dalam hal ingin membentuk

federasi atau konfederasi serikat pekerja.

Namun untuk mempertajam kepastian kiranya :f.la_l..ini selanjutnya

dapat kita bahas dalam pembicaraan tingkat III.

8

Page 9: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

7. Masalah Keanggotaan.

Masalah keanggotaan berkaitan erat dengan masalah

pendaftaran yang disampaikan oleh F.PPP, F.PDI P, dan F.PBB.

Dapat kami jelaskan bahwa pendaftaran serikat pekerja hanya

merupakan kegiatan administratif semata-mata, bukan

merupakan suatu pengakuan. Apabila suatu serikat pekerja

tidak didaftar, tidak ada masa.~~ah dengan keberadaannya,

namun ada hal-hal tertentu yang tidak dapat -dinikmatinya,

seperti menjadi pihak dal~m ~p,enyu~~nan dan p_erundingan . ., ··~· .,~,~..., . .-,~ .•. ,~....._,.~,-~'""'!"~-"'~1, .. ~,~...,.,; .~, ~' I ·'

perjanjian kerja bersama.

Melalui mekanisme pendaftaran ini juga diharapkan ada

kej elasan j umlah anggota serikat pekerj a yang sebenarnya.

Dengan demikian dapat dibindari adanya keanggotaan ganda

serta dapat dihindari berkembangnya serikat pekerja yang hanya

memiliki papan nama atau kop surat saja sebagaimana yang

dikhawatirkan oleh. anggota yang terhormat Sdr. Wahyudi

lndrajaya dari Fraksi Reformasi. Mengenai perumusannya

kiranya dapat kita pertajam dalam pembicaraan tingkat III.

Sanksi terhadap instansi Pemerintah yang tidak dapat memenuhi

kewajibannya untuk tnendaftar serikat pekerja sebagaimana

ntestinya, sudah diatur dalam Undang-undang No.5 Tahun 1986

tentang PTUN (Peradilan Tata Usaha Negara).

8. Tanggapan terhadap pengaturan tentang hak dan kewajiban

serikat pekerja disampaikan oleh anggota yang terhormat Sdr.

Mawardi Abdullah, SE dari F.PBB, anggota yang terhormat

9

Page 10: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Sdr. H. Syahrul Azmir Matondang dari F.PDI P, anggota yang

terhormat Sdr. Drs. Wahyudi Indrajaya dari F. Reformasi, dan

anggota yang terhormat Sdr. KH. Khalillurrahman dari F.PKB.

Kami memahami apabila ada kehendak untuk mengatur

kewajiban serikat pekerja terhadap pihak di luar serikat pekerja,

terutama apabila pihak luar tersebut adalah masyarakat.

Kepentingan masyarakat memang harus dilindungi sehingga

mereka tidak dirugikan oleh aktivitas serikat pekerja.

Untuk itu, Pemerintah selalu terbuka untuk melakukan

pembahasan mengenai hal tersebut. Demikian juga apabila ada

hak-hak serikat pekerja yang masih perlu dituangkan dala1n

Rancangan Undang-Undang ini, sebagai upaya untuk lebih

melindungi serikat pekerja dan kegiatannya, kiranya dapat

dibahaslebih mendalam dalam pembicaraan tingkat III.

9. lstilah "Pekerja".

Anggota yang terhormat lbu Prof. Dr. Astrid Susanto Sunario

dari Fraksi Partai Demokrasi Kasih Bangsa (F.PDKB)

mengusulkan istilah ''pekerj a" untuk dig anti dengan "tenaga

kerja". Istilah "tenaga kerja" merupakan definisi penduduk usia

kerja baik mereka yang bukan angkatan kerja (sekolah, atau

mengurus rumah tangga, dll.) maupun angkatan kerja

(penganggur atau orang yang bekerja). Sementara serikat

"pekerja'' adalah organisasi yang menghimpun tenaga kerja yang

bekerja dalam hubungan kerja, atau mereka yang bekerja pada

pihak lain.

10

Page 11: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Dari anggota yang terhormat Sdr. Drs. H. Lukman Hakim

Saifuddin dari F.PPP dipertanyakan istilah "pekerja" dan

istilah "buruh". Istilah ini memang mempunyai arti yang sam a,

namun Pemerintah menggunakan istilah "pekerja" dengan

pertimbangan bahwa dalam Penjelasan resmi Pasal 2 UUD

1945, digunakan istilah serikat "sekerja" bukan serikat

"buruh", dis am ping adanya efek psikologis dari istilah "buruh".

RUU ini dimaksudkan untuk mencakup pekerja di kalangan

BUMN dan BUMD yang kemungkinan merasa kurang "pas"

dengan istilah "buruh".

Di sisi lain istilah "pekerja" sudah memasyarakat sehingga

apabila digunakan istilah "buruh" perlu disosialisasikan

kembali untuk menghilangkan keengganan dari berbagai

kelompok masyarakat yang dapat menghambat gerakan serikat

pekerja itu sendiri. Sebagai tambahan, organisasi

ketenagakerjaan · dunia, menggunakan istilah "worker"

(pekerja) bukan "labour" (burub) bahkan Konvensi ILO No. 87

Tahun 1948 yang mendasari RUU ini juga menggunakan istilah

"worker" walaupun nama organisasi itu International Labour

Organisation, karena organisasi tersebut didirikan pada tahun

1919. Konvensi-konvensi ILO yang baru sudah tidak lagi

menggunakan istilah "labour".

Namun demikian RUU tidak membatasi bahwa organisasi

terse but harus menggunakan nama a tau istilah "pekerja".

Dalam RUU ini ditambahkan bahwa organisasi pekerja dapat

menggunakan istilah lain selain "pekerja", sepanjang

mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dengan serikat pekerja

11

Page 12: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

yang diatur dalam RUU ini. Sehingga organisasi pekerja dapat

menggunakan 'istilah "buruh'', "karyawan", atau "pegawai",

sebagaimana dalam dunia internasional sering digunakan

isti1ah "labour", "worker" atau "employee".

10. Asas dan Landasan Serikat Pekerja.

Menyangkut asas dan landasan serikat pekerja sebagimana usul

yang diungkapkan oleh anggota yang terhormat Sdr. Wahyudi

Indrajaya dari F. Reformasi dan Sdr. Mawardi Abdullah, SE

dari F. PBB agar asas dan landasan yang diatur dalam Pasal 4

dan Pasal 5 agar disatukan saja karena mempunyai makna yang

sama, kiranya dapat dipertimbangkan dalam pembahasan

selanjutnya.

Pemerintah berpendapat bahwa keharusan serikat pekerja

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 merupakan penegasan

bahwa seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara harus

berada di bawah naungan Pancasila dan UUD 1945. Dalam hal

ini karena yang diatur adalah organisasi pekerja bukan

organisasi politik maka orientasinya lebih terfokus kepada

kesejahteraan.

11. Terhadap pemikiran tentang kebebasan berserikat bagi pekerja

informal yang disampaikan oleh F.PKB, dapat kami sampaikan

bahwa dalam RUU ini tidak dibedakan antara sektor formal

dan sektor informal. Yang jelas selama seseorang bekerja pada

orang lain, maka ia mempunyai status sebagai pekerja yang

haknya untuk berserikat diatur dalam RUU ini. Namun

demikian di dalam pembahasan nanti dapat kita dalami lebih

lanjut usul dari anggota yang terhormat.

12

Page 13: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

12. Pengaturan serikat pekerja bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKl)

di luar negeri yang diusulkan oleh anggota yang terhormat

Sdr. KH. Khalillurrahman dari F.PKB, perlu didalan1i iebih

lanjut. Pemerintah menyadari posisi TKI yang rentan di luar

negeri dan berusaha untuk terus meningkatkan upaya

perlindungan bagi mereka. Selain itu harus kita sadari bahwa

TKI harus pula tunduk pada peraturan ketenagakerjaan di

negara TKI bekerja. Peraturan ketenagakerjaan . di berbagai

negara berbeda-beda, ada negara yang melarang tenaga kerja

asing di negaranya membentuk serikat pekerja. Untuk dapat

meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar negeri usulan

tersebut dapat kita pertajam pada pembicaraan tingkat III,

tentang berbagai kemungkinan pengorganisasiannya.

13. Pemerintah sependapat dengan anggota yang terhormat Sdr. Ir.

H. Amaruddin Djajasubita dari Fraksi Perserikatan Daulatul

Ummah (F.PDUM), mengenai perlunya pengaturan yang tegas

tentang penyelesaian perselisihan antar serikat pekerja. Dengan

lahirnya banyak serikat pekerja bukan tidak mungkin timbul

perselisihan diantara mereka. Walaupun disadari bah'"ra

perselisihan antar serikat pekerja merupakan masalah intern

serikat pekerja, namun apabil~.- tidak dise-esaikan secara baik

akan ber.dampak negatif bagi pihak ketiga, baik pengusaha

maupun masyarakat pada umumnya.

Berkaitan dengan hal itu terhadap usulan dari Fraksi PDUlVl

untuk menyempurnakan Pasal 42 dan Pasal 43 RUU dapat ka1ni

sampaikan bahwa perselisihan an tar serikat pekerj a harus

diselesaikan secara bipartit, dan apabila gagal maka

penyelesaian dilakukan melalui mekanisme "peradilan

ketenagakerj aan".

13

Page 14: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Peradilan ketenagakerjaan ini juga merupakan lembaga untuk

menyelesaikan perselisihan industrial pada umumnya yang akan

diatur melalui undang-undang tersendiri.

Tanggapan mengenai peradilan ketenagakerjaan ini juga kami

tujukan kepada yang terhormat Sdr. Drs. l\1arcus l\1ali dari F.

KKI. Kami memahami pendapat dari F.KKI bahwa

penyelesaian melalui jalur peradilan sering kali panjang dan

berlarut-Iarut. Oleh karena itu Pemerintah bermaksud

mengatur bahwa jalur peradilan ini hanya merupakan salah

satu alternatif penyelesaian perselisihan. Pembahasan lebih

mendalam tentang peradilan ketenagakerjaan ini akan dapat

kita lakukan pada saat kita membahas RUU Penyelesaian

Perselisihan Industrial yang segera akan diajukan Pemerintah

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

14. Hak mogok dan penutupan perusahaan (lock out) yang

disampaikan oleh anggota yang terhormat Sdr. Marcus Mali

dari F.KKI memang tidak diatur dalam RUU ini. Pengaturan

mogok dan penutupan perusahaan (lock out) akan dituangkan

dalam RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial, dan

RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan.

Pertimbangan kami adalah bahwa mogok dan penutupan

perusahaan (lock out) merupakan salah satu akibat dari suatu

perselisihan industrial dan harus dihentikan apabila

perselisihan tersebut sudah ditangani oleh lembaga peradilan

ketenagakerjaan. Prinsip-prinsip tentang mogok dan lock-out

diatur pula dalam RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan

Ketenagakerjaan sebagai undang-undang yang akan

memayungi seluruh peraturan ketenagakerjaan.

14

Page 15: JA WABAN PEMERINTAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191021-102855-6415.p… · ja waban pemerintah terhadap pemandangan umum dewan perwakilan

Yang terhormat Pimpinan serta Anggota Dewan Per,vakilan

Rakyat Republik Indonesia,

Demikianlah jawaban Pemerintah secara singkat atas

pemandangan umum Fraksi-fraksi DPR-RI. Jawaban ini belum

dapat mencakup materi secara mendalam karena baru merupakan

jawaban terhadap tanggapan-tanggapan yang bersifat umum. Oleh

karena itu, pendalaman materi dapat dilakukan dalam pada tahapan

pembahasan ·selanjutnya.

Kami ingin menekankan kembali, bahwa kesempurnaan

undang-undang ini sungguh merupakan dambaan kita bersama.

Oleh karena itu, marilah kita membahas materi undang-undang ini

secara seksama dengan memanfaatkan waktu pembahasan sesuai

jadual dengan sebaik-baiknya. Kesemua itu tidak lain untuk

kepentingan bangsa dan negara yang kita cintai.

Akhirnya sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada

Pimpinan dan seluruh Anggota Dewan, atas perhatian yang

diberikan dalam pembahasan RUU Serikat Pekerja ini.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

15