repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · iv lembar...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN RESISTIVITAS
MATERIAL BERBASIS La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x=0 03 05 07)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains
(SSi)
Oleh
REDHO AULIA PUTRA
NIM 11150970000041
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M 1440 H
ii
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN RESISTIVITAS
MATERIAL BERBASIS La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x=0 03 05 07)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sains
(SSi)
Redho Aulia Putra
NIM 11150970000041
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M 1440 H
iii
iv
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (SSi) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
ii
ANALISIS STRUKTUR KRISTAL DAN RESISTIVITAS
MATERIAL BERBASIS La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x=0 03 05 07)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sains
(SSi)
Redho Aulia Putra
NIM 11150970000041
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M 1440 H
iii
iv
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (SSi) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
iii
iv
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (SSi) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
iv
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (SSi) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1 Skripsi ini merupakan karya saya yang dibuat untuk memenuhi salah satu
persyaratan saya memperoleh gelar Sarjana Sains (SSi) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3 Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
v
ABSTRAK
Material berbasis perovskite manganit menarik minat peneliti karena sifat ndash sifatnya
yang menarik seperti CMR MCE dan absorbansi La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03
05 07) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel Karakterisasi
menggunakan XRD (X-ray Diffraction) didapatkan fasa tunggal tanpa puncak pengotor
pada seluruh sampel Transisi stuktur kristal perubahan parameter kisi volume unit
sel ukuran kristal panjang ikatan (Mn-O) seta sudut ikatan ltMn-O-Mngt terjadi akibat
subtitusi ion Ca2+ Konsentrasi dopan x = 0 ndash 05 meunjukan bahwa sampel memiliki
struktur kristal rhombohedral dengan space group R - 3c dan struktur kristal
orthorombik dengan space group P n m a pada konsentrasi dopan x = 07 Hasil
karakterisasi SEM (Scanning Electron Microscope) menampilkan adanya perubahan
ukuran grain yang semakin kecil seiring dengan penambahan subtitusi ion Ca2+
Karakterisasi Cyrogenic Magnetometer menunjukan bahwa adanya perubahan yang
bervariasi pada nilai resistivitas yang diakibatkan oleh adanya subtitusi ion Ca2+
Kata kunci LSCMO sol-gel grain resistivitas
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
vi
ABSTRACT
Perovskite based on manganite attracted the interest of researchers because of its
interesting properties such as CMR MCE and absorben La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x =
0 03 05 07) has been successfully synthesized using by sol-gel method
Characterization using XRD (X-Ray Diffraction) obtained a single phase without
impurities peak in all samples Transition of crystal structure transition lattice
parameters cell unit volume crystal size bond length (Mn-O) and ltMn-O-Mngt bond
angles caused by Ca2+ ion substitution Dopant concentration x = 0 - 05 shows that
the sample has a rombohedral crystal structure with space group R-3c and
orthorhombic crystal structure with space group P n m a at dopant concentration x =
07 The results of SEM (Scanning Electron Microscope) characterization show
difference in grain size with the addition of Ca2+ ion substitution Cyrogenic
Magnetometer characterization shows that there are varied changes in the resistivity
value caused by the substitution of Ca2+ ions
Keywords LSCMO sol-gel grain resistivity
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
vii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu
wa Tarsquoala karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tak lupa penulis selalu memohon kepada Allah Subhanahu
wa Tarsquoala agar shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu lsquoalaihi wa Sallam beserta keluarga dan para sahabat Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1 Kedua orang tua tercinta STR Oyong dan Herni Yusnita tiada hal yang
dapat membalas semua jasa yang telah kalian berikan selama ini
2 Ibu Dr Sitti Ahmiatri Saptari MSi selaku Ketua Program Studi Fisika
dan pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono MSi selaku pembimbing II
yang selalu membimbing dan mendukung dalam penelitian ini
3 Ibu Prof Dr Lily Surraya Eka Putri M EnvStud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 BapakIbu Dosen Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Bapak Edi Sanjaya MSi selaku penguji I dan Bapak Anugrah Azhar
MSi selaku penguji II
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
viii
7 Bapak Priyambodo selaku laboran Lab Fisika Kak Adawiyah selaku
laboran Lab Kimia Bapak Agung Imaduddin selaku laboran P2MM LIPI
yang telah banyak membantu penulis
8 Kakak senior yang saya banggakan Ikhwan Nur Rahman MSi Ryan
Ryzaldi MSi dan Agung Sedayu SSi atas supportnya selama ini
9 Rekan-rekan tim penelitian Ratna Isnanita Admi Desty Adella Pratiwi
Juli Hartati dan teman-teman Fisika Material Fisika angkatan 2015
Himpunan Mahasiswa Fisika dan teman KKN Lentera Madani
10 Special Thankrsquos kepada sahabat-sahabat saya M Umar Faruqi Agung
Beny S M Rizki Hifdzia Fahmi Dhimas Harjanto Syaiful Salam
Izzudin Mujadid Ar-Rabi yang selalu memberikan kebahagiaan dan
inspirasi kepada penulis
Penulis menyadari penyusunan laporan ini mengandung banyak kekurangan
diakibatkan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki kesalahan di kemudian hari Akhir kata semoga Allah SWT
memberikan keberkahan kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan
skripsi ini bermanfaat untuk pengembangan riset yang akan datang
Jakarta 7 Juli 2019
Redho Aulia Putra
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
11 Latar Belakang Penelitian 1
12 Rumusan Penelitian 4
13 Tujuan Penelitian 4
14 Batasan Masalah 5
15 Manfaat Penelitian 5
16 Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
21 Perovskite Manganat 7
22 Sol Gel 12
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect 14
24 Double Exchange 15
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3 17
26 Resistansi dan resistivitas 19
BAB III METODE PENELITIAN 20
31 Waktu dan Tempat 20
32 Alat dan Material 20
321 Alat 20
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
x
322 Bahan 21
33 Tahapan Penelitian 22
34 Prosedur Penelitian 23
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material 23
342 Proses Sintesis Pada Sampel 25
35 Karakterisasi 27
351 XRD (X-ray Diffractometer) 28
352 Scanning Elektron Microscope (SEM) 29
353 Cyrogenic Magnetometer 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 32
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD 32
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM 43
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50
51 Kesimpulan 50
52 Saran 51
DAFTAR REFERENSI 52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Struktur kristal Perovskite Manganitehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip8
Gambar 22 Grafik Pola XRD dari Material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip11
Gambar 23 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effecthelliphelliphellip14
Gambar 24 Interkasi Double Exchangehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip16
Gambar 25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip17
Gambar 26 Diagram Fasa La1-xCaxMnO3helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip18
Gambar 31 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip21
Gambar 32 Tahapan penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip22
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3(Dokumentasi Pribadi)helliphelliphelliphellip27
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip28
Gambar 35 Prinsip kerja SEMhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip30
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip32
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD La07(Sr1-xCax)03MnO3 2120579 diperkecilhelliphelliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 43 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0helliphelliphelliphelliphellip34
Gambar 44 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03helliphelliphelliphellip35
Gambar 45 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05helliphelliphelliphellip35
Gambar 46 Pola difraksi sinar X pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07helliphelliphelliphellip36
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3 helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip39
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit selhelliphelliphelliphelliphellip40
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristalhelliphelliphellip41
Gambar 410 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bond length dan Bond anglehelliphelliphelliphellip42
Gambar 411 Grafik konsentrasi dopan terhadap Bandwidthhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip42
Gambar 412 Hasil pengujian SEM pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0-07helliphelliphellip44
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
xii
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grainhelliphelliphellip45
Gambar 414 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 0helliphelliphelliphellip46
Gambar 415 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 03helliphellip46
Gambar 416 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 05helliphellip47
Gambar 417 Perbandingan arus terhadap tegangan La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = 07helliphellip47
Gambar 418 Grafik resistivitas terhadap konsentrasi dopan La07(Sr1_xCax)03MnO3helliphelliphellip48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasarhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai xhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip24
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Materialhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip25
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphellip37
Tabel 42 Nilai rata-rata grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3helliphelliphelliphelliphelliphellip45
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometerhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip47
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Penelitian
Mangan oksida yang didopan RE1-xAxMnO3 (RE dan A masing-masing adalah
Rare-earth atau logam tanah jarang dan Alkaline atau logam alkali) dengan struktur
perovskite yang telah menarik minat ilmiah dan teknologi yang cukup besar karena
sifat kemagnetan dan kelistrikanya yang berpotensi dapat diterapkan dalam
spintronics random access memory (RAM) sensor medan magnet dan perangkat
magnetoelectric Sifat-sifat yang menarik ini berasal dari keseimbangan antara
berbagai interaksi yang kuat antara muatan kisi orbit dan spin dalam mangan
biasanya dikenal colossal magnetoresistance (CMR) di mana induksi medan magnet
membuat perubahan besar dalam resistivitas material [1]
Perovskite berbasis mangan oksida (AMnO3) diketahui menunjukkan efek
magnetoresistensi kolosal (CMR) sebuah fenomena bahwa resistivitas listrik
mengalami perubahan drastis material sebesar lima hingga enam orde magnitudo oleh
medan magnet terapan Karena sifat fisik yang unik ini diharapkan untuk aplikasi luas
banyak perhatian yang diberikan pada oksida ini sejak penemuan pertama dari
fenomena ini Secara umum mekanisme CMR dikaitkan dengan gagasan interaksi
pertukaran ganda yang timbul dari hopping elektron Mn - O - Mn Namun diskusi
tentang mekanisme ini dalam banyak kasus didasarkan pada jumlah makroskopis
seperti resistivitas dan magnetisasi dan masih ada perbedaan antara hasil eksperimen
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
2
dan teori tersebut Untuk pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme perlu untuk
memberikan wawasan tentang sifat yang menarik dengan pendekatan yang berbeda
juga [2]
Perovskite manganit dengan formula kimia umum A1-xBxMnO3 (di mana A3+ =
La Pr dan Nd) dan B2+ = Ca Sr dan Ba) telah luas dipelajari selama hampir 50 tahun
Sejak awal penemuan sifat listrik dan magnetiknya minat senyawa ini tetap tinggi dan
mereka telah menjadi fokus utama aktivitas ilmiah selama dekade terakhir Beberapa
sifat menarik yang ditunjukan oleh material-material ini seperti feromagnetik
magnetoresistansi kolosal dan efek Jahn ndash Teller Sifat-sifat ini timbul dari variasi
keadaan fasa yang terbentuk transisi dan korelasi intrinsik dari struktur kristal dan
karakteristik magnetik Lanthanum mangaite memiliki sejumlah besar aplikasi
teknologi seperti transduser nonvolatile perangkat memori dan sebagai material
katoda dalam sel material bakar oksida padat (SOFC) [3]
Sejak ditemukannya efek magnetoresistensi kolosal sifat fisik perovskite
manganit yang telah dipelajari secara intensif dan didapat potensi aplikasinya yang
kompleks Mangan adalah material kandidat yang baik untuk magnetoresistance dekat
suhu ruang di mana Gadolinium (Gd) adalah material utama Meskipun perubahan
entropi magnetik dekat suhu ruang di beberapa manganit jauh lebih tinggi daripada Gd
panas spesifiknya lebih besar sehingga perubahan suhu adiabatik material mereka
relatif lebih kecil Masalah ini dapat dikurangi pada suhu yang lebih tinggi Pada
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
3
material La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganit yang paling menarik karena
memiliki suhu curie tertinggi 370 K didopan optimal x=033 [4]
Karakteristik sifat lanthanum manganite mencerminkan interaksi yang kuat
antara lokalisasi spin serta derajat kisi kebebasan yang sangat menarik bagi para
peneliti Selain itu hal ini disebabkan oleh kecenderungan untuk pembentukan keadaan
yang dipisahkan fasa dalam manganit tertentu Ion mangan di lanthanum manganites
memiliki elektron valensi campuran Mn3+ dan Mn4+ Ion Mn3+ adalah ion Jahn-Teller
dengan keadaan orbital elektron yang mengalami degenerasi Ini menimbulkan distorsi
kisi yang kuat dan mengurangi simetri kristal Setiap fase memiliki rentang konsentrasi
yang pasti ion Mn4+ Munculnya ion Mn4+ (ion non Jahn-Teller) mengarah pada
pemecahan orbital order meningkatkan simetri kristal [5]
Salah satu material yang telah banyak dilakukan sebagai material penelitian
material penyerap gelombang elektromagnetik adalah lanthanum manganat
Lanthanum manganat (LaMnO3) adalah material semikondukor dengan struktur
perovskite Dalam lanthanum manganat logam transisi utama berada di Mn3+ Setelah
dilakukan subtitusi ion divalent (seperti Ca2+ Ba2+ atau Sr2+) pada site tanah jarang
jumlah ion Mn4+ terbentuk karena Mn3+ hilang Selain itu perovskite manganat dikenal
sebagai material fungsional yang menunjukkan magnetoresisten dan digunakan
sebagai sensor medan magnet [6] Pada penelitian ini peneliti melakukan sintesis
material La07(Sr1-xCax)03MnO3 x = (0 03 05 07) dengan metode sol-gel untuk
mengidentifikasi karakteristik material tiap variasi konsentrasi dopan yang diberikan
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
4
12 Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Bagaimana struktur kristal dan parameter kisi La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan
variasi x = (0 03 05 07)
2 Bagaimana hasil morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 yang dihasilkan pada tiap
variasi subtitusi
3 Bagaimana pengaruh subtitusi ion divalent terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3
13 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
1 Mensintesis material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) dengan
menggunakan metode sol-gel
2 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap struktur krsital dan parameter
kisi pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
3 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap morfologi pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
4 Menentukan pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap resistivitas pada material
La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
5
14 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Sintesis material perovskite La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan subtitusi ion Ca2+
dengan variasi konsentrasi (x = 0 03 05 07) menggunakan metode sol-gel
2 Analisia struktur kristal pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan X-
Ray Diffractometer (XRD)
3 Analisa morfologi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM)
4 Analisa nilai resistivitas La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan Cyrogenic
Magnetometer
15 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu mendapatkan komposisi material yang baik
untuk nilai resistivtias pada suhu ruang dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 agar
dapat menjadi rujukan dan bermanfaat untuk perkembangan teknologi sehingga
dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
6
16 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang secara
umum diuraikan sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas teori-teori dasar yang menunjang penelitian ini Teori
dasar yang akan dibahas antara lain
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian
peralatan dan material yang dibutuhkan dan tahapan penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil berupa data yang telah diambil
sebelumnya dan juga dijelaskan tentang pembahasan berdasarkan data yang
telah diperoleh
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari semua hasil penelitian yang menjawab tujuan
penelitian Juga berisi saran untuk penelitian dan pengembangan selanjutnya
berdasarkan pada hasil dan kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Perovskite Manganat
Colossal Magnetoresistance (CMR) dalam oksida logam seperti A1-xBxMnO3
(dimana A = La Pr Nd dan B = Sr Ca Ba Pb) seperti yang ditampilkan pada Gambar
21 menarik banyak perhatian karena aplikasi teknologinya yang potensial Berbagai
percobaan telah mengungkapkan bahwa oksida mangan memiliki diagram fasa yang
kaya dengan daerah antiferromagnetik (AF) dan feromagnetik (FM) serta keadaan
isolator di atas temperatur kritis (Tc) Penampilan feromagnetik pada suhu rendah
dapat dijelaskan menggunakan mekanisme yang disebut Double Exchange (DE)
Namun model DE tidak lengkap untuk menggambarkan seluruh diagram fasa yang
diamati secara eksperimental Sebagai contoh pasangan foton - elektron mungkin
penting untuk menjelaskan sifat isolator di atas Tc [7]
Baru-baru ini ada banyak perhatian pada perovskite manganat karena
karakteristik yang menarik Senyawa induk LaMnO memiliki keadaan dasar
antiferromagnetik - isulator dengan empat elektron 3d dalam konfigurasi low spin
misalnya T2g3 eg
1 Dengan mensubtitusi La dengan kation divalen ion Mn4+ dapat
terbentuk Tergantung pada konsentrasi dopan (x) dan suhu (T) senyawa menunjukkan
beberapa fenomena yang menarik termasuk transisi logam-isolator (MI) dan fasa
transisi struktural bergantung pada medan magnet [8]
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
8
Gambar 2 1 Struktur kristal Perovskite Manganite dengan R3+ = Logam Tanah Jarang (La)
dan A2+ = Logam divalent (Sr Ca) [9]
Mikrostruktur pada perovskite manganat tanpa dopan telah dilakukan oleh Q
Huang et al dengan hasil sistem lantanum manganit yang tidak didopan dari komposisi
LaMnO3 telah dianalisis dengan difraksi neutron powder untuk metode perlakuan
panas sampel yang berbeda Empat fase kristalografi yang berbeda telah diidentifikasi
(i) fase ortorombik space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
557385 (3) b = 577024 (3) c =555378 (2) Aring diproduksi oleh annnealing dalam
reduksi atmosfer Sistem ini bersifat antiferromagnetik dengan spin Mn3+ yang
digabungkan secara feromagnetik dalam bidang a - c dan antiferromagnetik di
sepanjang b dengan arah spin sepanjang a Volume fase ini meningkat secara monoton
dengan meningkatnya suhu (ii) Fasa ortorombik yang memperlihatkan pemisahan
yang lebih kecil serta space group Pnma dan parameter kisi pada 300 K bernilai a =
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
9
554954 (3) b = 577854 (4) c = 555355 (3) Aring diproduksi oleh annealing dalam
oksigen atau udara atmosfer Sistem ini dengan struktur feromagnetik di Tc = 140 K
dengan arah spin di sepanjang c (iii) Fasa monoklinik dengan space group P1121a
dan parameter kisi pada 200 K bernilai a = 554660 (4) b = 577616 (7) c = 555241
(5) Aring γ= 90909 deg (5) yang bersifat feromagnetik di bawah 140 K (iv) Fasa
rombohedral dengan space group R-3c dan parameter kisi heksagonal pada 300 K
bernilai a = 555259 (2) c5133240 (4) Aring yang hanya diamati di atas suhu kamar [10]
Penelitian yang telah dilakukan oleh KPLlim et al menunjukan bahwa
mikrostruktur grain akan mempengaruhi sifat - sifat manganit polikristalin ketika
diberikan dopan yang berbeda Dalam karya ini upaya yang telah dilakukan untuk
menyelidiki pengaruh substitusi Ca Ba dan Sr di site La dengan pendekatan senyawa
manganit polikristalin dari La067A033MnO3 di mana A = Ba Sr dan Ca telah disiapkan
melalui metode konvensional reaksi solid-state Hasilnya Spektrum XRD
menunjukkan bahwa LCMO berada dalam struktur ortorombik single phase sedangkan
LSMO dan LBMO adalah struktur rhombohedral Hasil SEM menunjukkan bahwa
LSMO memiliki ukuran grain rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan LBMO
Namun untuk LCMO tidak ada batas grain yang jelas yang dapat diamati dan semua
grain terhubung dengan baik
Perbedaan dalam gambar struktur mikro mungkin karena varian kation site-A
yang berbeda dalam pertumbuhan grain Suhu Curie Tc dari LBMO dan LSMO adalah
masing-masing 3430 dan 3635 K Tetapi Tc untuk LCMO lebih rendah dari 300 K
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
10
Semua sampel menunjukkan efek Magnetoresistance (MR) ekstrinsik MR yang lebih
tinggi diamati jauh di bawah Tc di mana nilai MR meningkat secara monoton dengan
penurunan suhu Ini dikaitkan dengan grain yang berbeda dan formasi batas grain
ketika kation berbeda disubtitusi Oleh karena itu suhu transisi listrik dan magnetik
Tc dipengaruhi oleh rata-rata jari-jari kation site-A [11]
Dalam penelitian Widyaiswari et al material colossal magnetoresistance
La067Sr033MnO3 disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dengan proses
perlakuan panas yang berbeda Sampel pertama dikalsinasi pada suhu 850degC selama
10 jam (LSMO1) dan sampel lain dikalsinasi pada suhu 850degC selama 10 jam serta
disintering pada suhu 1200degC selama 2 jam (LSMO2) Hasil XRD menunjukkan bahwa
kedua sampel adalah single phase tanpa puncak pengotor dan membentuk struktur
rombohedral dengan space group R-3c Dan hasilnya menunjukkan bahwa LSMO1
memiliki ukuran kristal lebih kecil dari LSMO2 Hasil pengukuran resistivitas
menunjukkan bahwa LSMO1 memiliki perilaku isolator dengan resistivitas beberapa
orde besarnya lebih besar dari LSMO2 Sementara LSMO2 memiliki puncak
resistivitas yang menunjukkan transisi logam-isolator [12]
Investigasi sistematis sifat struktural magnetik dan listrik dari serangkaian
nanocrystalline material La07SrxCa03-xMnO3 yang dilakukan oleh TD Thanh [13]
disiapkan dengan metode ball milling energi tinggi dan kemudian di-annealing pada
suhu 900degC Analisis data XRD menunjukkan peningkatan volume sel satuan dengan
peningkatan konsentrasi ion Sr
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
11
Gambar 2 2 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 [13]
Senyawa La07SrxCa03-xMnO3 mengalami transisi struktural ortorombik ke
monoklinik pada x = 015 Pengukuran listrik dan magnetik menunjukkan bahwa suhu
curie dan suhu transisi isolator ke metal meningkat dari 259 K dan 253 K masing-
masing untuk La07Ca03MnO3 (x = 0) menjadi 353 K dan 282 K Dikatakan bahwa jari-
jari Sr2+ yang lebih besar daripada Ca2+ adalah alasan untuk menguatkan interaksi
double-exchange dan untuk memunculkan peningkatan dari suhu transisi yang diamati
Stuktur kristal dapat menentukan ukuran kristal rata-rata yang ada pada
material tersebut perhitungan ukuran kristal dilakukan dengan menghitung Full Width
at Half Maximum (FWHM) dengan menggunakan Scherrer equation sebagai berikut
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
12
119863 =119870120582
120573119888119900119904120579 (21)
Dimana D adalah ukuran kristal K konstanta 09 (shape factor) 120582 adalah panjang
gelombang sinar X yang diradiasikan β adalah nilai FWHM dan 120579 adalah sudut
bragg [14]
22 Sol Gel
Metode sol-gel umum digunakan dalam sintesis material berbasis nitrat karena
efektif dalam pembentukan material Selain itu metode sol-gel dapat dilakukan pada
suhu ruang dan mudah untuk dikontrol serta tidak memerlukan banyak biaya Proses
dopan pada sintesis material berbasis nitrat dengan metode sol-gel bertujuan untuk
mengubah atau memperbaiki sifat material seperti peningkatan luas permukaan
keasaman dan kristalinitas Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan sintesis
material melalui metode sol-gel adalah padatan hasil sintesis memiliki tingkat
homogenitas yang tinggi luas permukaan yang besar serta volume pori dan distribusi
ukuran pori yang merata [15]
Pada tahun 2013 S Ravia dan A Karthikeyan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode sol-gel La07Sr03MnO3 disintesis menggunakan metode sol-gel
dengan modifikasi pada prekursor nitrat Massa Lanthanum Nitrat Strontium Nitrat
dan Mangan Nitrat yang telah ditimbang dilarutkan dalam air terdeionisasi dengan
pengadukan konstan untuk mendapatkan larutan homogen Larutan ini dikenal sebagai
stock solution Dalam proses lain asam oksalat yang setara dengan empat kali logam
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
13
nitrat ditambahkan ke air terdeionisasi untuk membuat larutan 100 ml Untuk larutan
ini 002 asam Poly Acrylic ditambahkan dan diaduk terus menerus untuk
mendapatkan larutan yang padu Asam oksalat (H2C2O4) bertindak sebagai zat
pereduksi kuat yang mereduksi logam nitrat menjadi logam oksalat Stock solution
sekarang ditambahkan ke campuran dan dipanaskan pada suhu 45 degC dengan
pengadukan konstan (700 rpm) selama 3 jam Begitu larutan ditambahkan larutan
berubah menjadi putih mengendap Setelah 3 jam endapan putih ini berubah menjadi
warna coklat pucat Pada saat ini suhu meningkat hingga 100 deg C dengan pengadukan
berkurang (400 rpm) Diperoleh bentuk seperti resin warna hitam yang dikeringkan
untuk mendapatkan powder Powder ini digiling halus dan disimpan dalam inkubator
untuk semalam yaitu dipertahankan pada 90 degC Bubuk ini dikalsinasi menjadi 500 degC
600 degC 700 degC dan 800 degC selama 4 jam untuk mendapatkan partikel LSMO nano dari
ukuran partikel yang berbeda [16]
Penelitian lainnya yang telah menggunakan metode sol-gel dari tim peneliti asal
China bernama Danyan Cao et al Thin film La07(Ca03-xSrx)MnO3 dengan (x = 0 01
015 025 dan 03) yang dibuat oleh metode sol-gel berukuran sekitar 120 nm
Parameter kisi meningkat dengan penambahan konsentrasi dopan Sr Pada seluruh
sampel menunjukan adanya transisi PM - FM Dengan penambahan dopan Sr Tc
meningkat secara monoton dari 235 K menjadi 343 K dan sifat magnetik yang
ditingkatkan Nilai resistivitas menurun seiring dengan penambahan dopan Sr
Bandwidth terkait dengan distorsi kisi meningkatkan panjang lokalisasi [17]
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
14
23 Crystal Field Theory (CFT) dan Jahn Tellar effect
Crystal Field Theory (CFT) menjelaskan pemecahan degenerasi keadaan
orbital elektron biasanya orbital d atau f karena medan listrik statis yang dihasilkan
oleh distribusi muatan di sekitarnya (tetangga anion) Teori ini telah digunakan untuk
menggambarkan berbagai spektroskopi dari koordinasi kompleks logam transisi
khususnya spektra optik (warna) CFT berhasil menyumbang beberapa sifat magnetik
warna entalpi hidrasi dan struktur spinel kompleks logam transisi tetapi tidak
mencoba menjelaskan ikatan CFT dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe dan John
Hasbrouck van Vleck pada 1930-an CFT kemudian dikombinasikan dengan teori
orbital molekul untuk membentuk teori medan ligan yang lebih realistis dan kompleks
(LFT) yang memberikan wawasan tentang proses ikatan kimia dalam kompleks logam
transisi [18]
Gambar 2 3 (a) Crystal field Mn 3d pada Perovskite Manganit (b) Jahn tellar effect [19]
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
15
Pada penelitian Coey et al [20] menunjukkan adanya distorsi perpanjangan
oktahedron oksigen di beberapa arah yang disebabkan oleh efek Jahn-Teller Adanya
distorsi ini dapat dimanfaatkan dalam proses rekayasa material sehingga sifat-sifat
yang diinginkan dapat dicapai Perubahan atau distorsi kisi pada material perovskite
ditentukan oleh faktor toleransi radius dari atom substitusi (Faktor Toleransi
Goldschimdt) sebagaimana ditunjukkan pada persamaan berikut
=119903119860+ 119903119900
radic2(119903119861+ 119903119900) (22)
Dimana rA rB dan ro masing ndash masing adalah jari-jari ion A jari-jari ion B dan jari-jari
ion O Perovskite manganite mempunyai range nilai 096 le ge 102 Bila = 1 maka
kisi akan berbentuk kubus dan saat nilai = 096 minus 1 akan terdistorsi menjadi struktur
rhombohedral Sedangkan saat nilai lt 096 kisi akan terdistorsi menjadi struktur
orthorombik [21]
24 Double Exchange
Mekanisme double exchange adalah jenis pertukaran magnetik yang mungkin
timbul antara ion-ion dalam berbagai tingkat oksidasi Pertama kali dikemukakan oleh
Clarence Zener teori ini memprediksi kemudahan relatif yang dengannya suatu
elektron dapat dipertukarkan antara dua spesies dan memiliki implikasi penting untuk
apakah material bersifat feromagnetik antiferromagnetik atau menunjukkan magnet
spiral Sebagai contoh perhatikan interaksi 180 derajat Mn-O-Mn di mana orbital Mn
misalnya secara langsung berinteraksi dengan orbital O 2p dan salah satu ion Mn
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
16
memiliki lebih banyak elektron daripada yang lain Dalam keadaan dasar elektron pada
setiap ion Mn diselaraskan sesuai dengan aturan Hund [22]
Gambar 2 4 Interkasi Double Exchange [23]
Jika O melepaskan elektron spin-up ke Mn4+ orbitalnya yang kosong kemudian
dapat diisi oleh elektron dari Mn3+ Pada akhir proses sebuah elektron telah bergerak
di antara ion-ion logam yang berdekatan mempertahankan putarannya Double
exchange memprediksi bahwa pergerakan elektron ini dari satu spesies ke spesies lain
akan lebih mudah difasilitasi jika elektron tidak harus mengubah arah spin untuk
menyesuaikan dengan aturan Hund ketika pada spesies penerima Kemampuan
melompat (mendelokalisasi) mengurangi energi kinetik Oleh karena itu penghematan
energi secara keseluruhan dapat mengarah pada penyelarasan feromagnetik dari ion
tetangga Model ini sangat mirip dengan super exchange Namun dalam super
exchange penyelarasan feromagnetik atau antiferomagnetik terjadi antara dua atom
dengan valensi yang sama (jumlah elektron) sedangkan dalam double exchange
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
17
interaksi terjadi hanya ketika satu atom memiliki elektron ekstra dibandingkan dengan
yang lain [24]
25 Diagram Fasa La1-xSrxMnO3 dan La1-xCaxMnO3
Gambar 2 5 Diagram fasa La1-xSrxMnO3 [25]
Penelitian Urushibara et al terhadap material L1-xSxMnO3 dengan variasi dopan
Sr (0 le 119909 le 06) Didapat hasil ketika dopan Sr kecil material bersifat isolator saat x
mencapai titik kritis konsentrasi dopan sekitar 017 material terdapat transisi dari
feromagnetik ndash isolator menjadi feromagnetik - metal Nilai Tc tertinggi didapat pada
konsentrasi dopan x = 03 mendekati 400 K [25]
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
18
Gambar 2 6 Diagrm fasa La1-xCaxMnO3 [26]
Kelompok peneliti Schiffer et al melakukan penelitian untuk menentukan
diagram fasa terhadap material La1-xCaxMnO3 dengan (x = 0 le 119909 le 1) Saat x = 0
LCMO bersifat antiferromagnetik - isolator pada temperatur rendah dengan Tc sekitar
150 KSaat 0 lt 119909 lt 02 LCMO bersifat ferromagnetik - isolator pada temperatur
rendah dengan Tc sekitar 180 K Saat 119909 = 02 sampai 119909 = 05 bahan bersifat
ferromagnetik - metal dan menunjukkan efek colossal magnetoresistance Serta
menujukan nilai Tc tertinggi pada konsentrasi dopan x = 03 sekitar 260 K [26]
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
19
26 Resistansi dan resistivitas
Resistansi dan resistivitas menggambarkan betapa sulitnya membuat aliran
listrik dalam melalui suatu material Tetapi tidak seperti resistansi resistivitas adalah
sifat intrinsik Ini berarti bahwa kawat tembaga murni (yang belum mengalami distorsi
struktur kristalinnya dll) Terlepas dari bentuk dan ukurannya kawat tembaga
memiliki resistivitas yang sama tetapi kawat tembaga yang panjang dan tipis memiliki
ketahanan yang jauh lebih besar daripada kawat tembaga yang tebal dan pendek Setiap
bahan memiliki karakteristik resistivitasnya sendiri Sebagai contoh karet memiliki
resistivitas yang jauh lebih besar daripada tembaga Resistivitas listrik ρ (rho dari
Bahasa Yunani) dapat dihitung dengan persamaan Pouillets law [27]
120588 = 119877 119860
ℓ (23)
Dimana 120588 adalah resistivitas 119877 adalah resistansi 119860 adalah luas penampangℓ
adalah panjang material Hambatan dari bahan yang diberikan sebanding dengan
panjang material tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang Dengan demikian
resistivitas dapat diekspresikan menggunakan satuan SI ohm meter (Ωsdotm) (yaitu ohm
dibagi dengan meter (untuk panjangnya) dan kemudian dikalikan dengan meter persegi
(untuk area penampang) [28]
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
20
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari hingga April 2019 Tempat
penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)
Fakultas Sains dan Teknologi Univerisitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Laboratorium Milling Laboratorium Furnace Departemen Fisika Universitas
Indonesia serta Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Gedung 470 Kawasan
PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
32 Alat dan Material
321 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Breaker glass
Pipet Neraca Digital Kertas Timbang Magnetic Strirrer Spatula pH meter
digital Alumunium Foil Krusibel Oven Hot plate Furnace Termometer
Mortar Wadah stainless steel Lemari Asam X-Ray Diffractometer (XRD)
Cyrogenic Magnetometer Scanning Elektron Microscope (SEM)
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
21
322 Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lanthanum
(III) oxide (La2O3) Calcium nitrate (Ca(NO3)2) Strontium nitrate (Sr(NO3)2)
Mn(NO3)24H2O Citric acid monohydrate (C6H8O7 H2O) Nitric acid (HNO3)
Amonia solution Aquabidest Alkohol
Gambar 3 1 Prekursor penelitian (Dokumentasi Pribadi)
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
22
33 Tahapan Penelitian
Gambar 32 Tahapan penelitian
Mulai
Semua prekursor ditimbang sesuai
dengan perhitungan stokiometri
Prekusor La2O3
ditambahkan aquabidest dan
HNO3
Prekusor (Sr(NO3)2
Ca(NO3)2 Mn(NO3)24H2O
C6H8O7H2O) dilarutkan
dengan aquabidest
Campurkan prekusor menjadi satu larutan
Panaskan sambil diaduk sampai plusmn 80degC
Tambahkan ammonia solution sampai pH 7
Proses dehidrasi 120degC sampai gel mengering
Kalsinasi 650degC selama 6 jam
Kalsinasi ulang 1000degC
selama 6 jam
Kompaksi 10
ton
Karakterisasi XRD dan
FPP
Analisa dan
pembahasan Kesimpulan
Sintering pada
1200degC selama 12
jam
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
23
34 Prosedur Penelitian
Sintesis sampel LSMO dengan dopan Ca dilakukan dengan metode sol-gel
dengan komposisi variasi material-material menggunakan perhitungan stoikiometri
dengan total massa 12 gram Tiap-tiap komposisi yang telah ditimbang dilarutkan
dalam aquabidest Larutan dicampur pada hotplate Setelah semua sampel lanthanum
manganat selesai disintesis maka sampel didehidrasi dan dikalsinasi untuk
menghilangkan unsur-unsur organik kemudian dilakukan sintering yang bertujuan
untuk pembentukan kristal Kemudian sampel dikarakterisasi menggunakan X-Ray
Diffractometer (XRD) untuk memperlihatkan fasa yang terbentuk pada sampel dan
Cyrogenic Magnetometer untuk menganalisa resitivitas pada sampel
341 Perhitungan Stoikiometri Komposisi Material
Penelitian ini menggunakan material-material dasar seperti La2O3 Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)24H2O dan C6H8O7H2 Spesifikasi material tersebut
disajikan pada tabel berikut ini
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
24
Tabel 31 Data Spesifikasi Material Dasar
No Rumus Kimia Nama Senyawa Mr
(grmol) Produk Kemurnian
1 La2O3
Lanthanum (III)
Oxide 325809 Merck 99
2 Sr(NO3)2
Stronsium
Nitrate 2116274 Merck 99
3 Ca(NO3)24H2O
Calcium Nitrate
Tetrahydrate 2361446 Merck 99
4 Mn(NO3)2 4H2O
Manganese (II)
Nitrate
Tetrahydrate
2510046 Merck 985
5 C6H8O7 H2O
Citric Acid
Monohydrate 2101352 Merck 995
Sampel La07(Sr1-xCax)03MnO3 divariasikan dengan nilai komposisi x= 0 03
05 07 Setelah proses pencampuran dengan variasi nilai x berikut adalah nilai Mr
tiap komposisi
Tabel 32 Data nilai Mr sampel berdasarkan variasi nilai x
X Senyawa Mr Senyawa
0 La07Sr03MnO3 2264552
03 La07Sr021Ca009MnO3 22217642
05 La07Sr015Ca015MnO3 2193239
07 La07Sr009Ca021MnO3 21647138
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
25
Dari nilai Mr yang telah didapat maka akan diketahui nilai masing-masing wt
dari komposisi material Sehingga nilai wt dapat diolah untuk dijadikan nilai massa
(gram) untuk dijadikan nilai ukuran saat penelitian dilakukan Di bawah ini merupakan
tabel data komposisi material berdasarkan kemurnian untuk dilakukan penimbangan
Tabel 33 Data Komposisi Material Dasar untuk Proses Sintesis Material
Masa prekursor berdasarkan kemurnian
x gr
La2O3
Gr
Sr(NO3)2
gr
Ca(NO3)24H2O
gr
Mn(NO3)24H2O
gr
C6H8O7 H2O
0 604874 339826 000000 1350344 268588
03 616522 242460 115949 1376350 273760
05 624541 175438 195762 1394250 277321
07 632771 106650 277679 1412623 280975
342 Proses Sintesis Pada Sampel
Material yang dibuat pada penelitian ini dilakukan sintesis dengan metode sol-
gel Diawali dengan menimbang semua material menggunakan neraca digital sesuai
dengan perhitungan stoikiometri yang telah didapat Lalu material-material Sr(NO3)2
Ca(NO3)24H2O Mn(NO3)2 4H2O C6H8O7 H2O dilarutkan menggunakan aquabidest
untuk serbuk La2O3 pelarutnya ditambahkan menggunakan asam nitrat (HNO3) dari
larutan berwarna putih susu hingga berubah menjadi bening Selanjutnya material-
material yang sudah dilarutkan dicampurkan kedalam beaker glass dan dilakukan
proses homogenisasi material dengan hot plate pada suhu 70 ndash 80degC dengan rotasi 300
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
26
rpm Ketika suhu mencapai 70degC larutan diberikan Amonia Solution sampai pH
campuran bernilai 7 (netral) Kemudian tunggu larutan hingga berubah wujud menjadi
Gel dengan ciri-ciri magnetic stirrer tidak dapat bergerak
Selanjutnya sampel yang sudah menjadi gel dilakukan proses dehidrasi
menggunakan oven dengan suhu 120degC hingga sampel mengering Lalu sampel
dipindahkan kedalam krusibel dan diletakan dalam wadah stainless steel untuk
dilakukan proses kalsinasi dengan 600degC selama 6 jam menggunakan furnace Lab
Lingkungan UIN Jakarta Berikutnya sampel digerus menggunakan mortar dan
dilakukan proses kalsinasi ulang dengan suhu 1000degC selama 12 jam menggunakan
furnace Lab Furnace Universitas Indonesia Sampel yang sudah di kalsinasi ulang
selanjutnya dikompaksi dengan tekanan 10 ton selama 10 menit Kemudian sampel
memasuki proses sintering dengan suhu 1200degC selama 6 jam di Lab Furnace
Universitas Indonesia Sampel yang sudah disintering disesuaikan kembali bentuknya
untuk dapat dilakukan karakterisasi XRDSEM dan CM
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
27
Gambar 33 Proses pembuatan gel La07(Sr1-xCax)03MnO3 (Dokumentasi Pribadi)
35 Karakterisasi
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal Apabila sampel yang diuji mendapatkan satu fasa lalu
karakterisasi dilanjutkan untuk menganalisa morfologi dan ukuran grain dengan
menggunakan SEM Resistivitas pada material dapat dilakukan karakterisasi dengan
menggunakan Cyrogenic Magnetometer
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
28
351 XRD (X-ray Diffractometer)
Setelah melakukan proses sintesis kemudian sampel dikarakterisasi
menggunakan XRD untuk mengetahui fasa yang terbentuk parameter kisidan
mengetahui struktur kristal [29] Untuk melakukan uji XRD sampel yang dibutuhkan
berbentuk serbuk sehingga sampel yang sudah dikompaksi perlu ditumbuk kembali
hingga menjadi bentuk sebuk Penguian XRD (X-ray Diffractometer) menggunakan
Panalitycal Xrsquopert Pro MPD dengan Fast Detector XrsquoCelerator dengan panjang
gelombang λ= 154056 Å 10deg - 90deg di Lab Panalitical Universitas Indonesia
Gambar 34 X-ray Diffractometer (Dokumentasi pribadi)
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
29
352 Scanning Elektron Microscope (SEM)
Scanning Elektron Microscope adalah jenis mikroskop elektron yang
menampilkan permukaan sampel oleh pemindaian dengan pancaran tinggi elektron
Elektron yang berinteraksi dengan atom yang membentuk sampel menghasilkan sinyal
yang berisi informasi tentang sampel dari permukaan topografi komposisi dan sifat
lainnya seperti daya konduksi listrik [30]
Berdasarkan karya Max Knoll dan Manfred von Ardenne pada tahun 1930-an
SEM terdiri dari seberkas elektron yang memindai permukaan sampel yang akan
dianalisis dimana elektron yang dipancarkan kembali memancarkan partikel tertentu
Partikel ini dianalisis oleh detektor yang berbeda yang memungkinkan untuk
merekonstruksi gambar tiga dimensi dari permukaan Saat ini pemindaian mikroskop
elektron digunakan di berbagai bidang mulai dari biologi hingga teknik material dan
banyak produsen menawarkan serangkaian perangkat dengan detektor elektron
sekunder dan resolusi yang berkisar antara 04 nanometer hingga 20 nanometer [31]
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
30
Gambar 35 Prinsip kerja SEM [30]
353 Cyrogenic Magnetometer
Alat ukur yang digunakan untuk pengujian nilai resistivitas yaitu cyrogenic
magnetometer dengan metode pengukuran four-point probe (probe 4 titik disingkat
FPP) adalah salah satu jenis alat yang biasa digunakan untuk mengukur nilai resistivitas
suatu lapisan material elektronika yaitu material semikonduktor seperti Silikon (Si)
Germanium (Ge) Gallium Arsenide (GaAs) juga material logam dalam bentuk thin
film (lapisan tipis) yang dipergunakan dalam pembuatan piranti elektronika
Seperti namanya alat ukur ini didasarkan pada 4 buah probe dengan 2 probe
berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan 2 probe yang lain untuk mengukur
tegangan listrik sewaktu probe-probe tersebut dikenakan pada material (sampel)
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
31
Untuk menentukan serta mengkaji sifat-sifat material tersebut dapat dilakukan dengan
menentukan nilai resistivitas untuk suatu luasan dan ketebalan tertentu Beberapa
parameter lain yang dapat diperoleh dari pengukuran material dengan menggunakan
peralatan ini antara lain adalah mengetahui jenis dopan suatu material semikonduktor
(positif atau negatif) mobilitas elektron dari suatu material dan lain-lain [32]
Gambar 36 Prinsip kerja cyrogenic magnetometer (CM) [33]
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan XRD
Fasa yang terbentuk dari hasil proses sintesis didapat hasil yang single phase
pada tanpa puncak pengotor pada masing - masing sampel menandakan bahwa
material-material yang diolah tercampur dengan homogen Agar mengetahui fasa yang
terbenuk dari sampel struktur kristal space grup volume unit cell ukuran kristal dan
lainnya dilakukan pengukuran difraksi sinar-X menggunakan alat XRD (X-ray
Diffraction) Berikut adalah hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan metode
Rietvield
Gambar 41 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan variasi nilai (119909 = 0 03 05 07)
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
33
Dari grafik diatas memperlihatkan pola difraksi sinar X dari masing-masing
nilai memiliki pola yang sama dengan adanya pergeseran posisi puncak difraksi
terhadap sudut 2120579 Puncak difraksi diketahui bergeser ke arah kanan seperti terlihat
pada gambar 42 pergeseran ini terjadi dikarenakan adanya subtitusi ion Ca2+ pada
sampel Substitusi ion Ca2+ yang memiliki jari-jari ion lebih kecil yaitu sebesar 099Å
dibandingkan jari-jari ion Sr2+ yang bernilai 144Å menyebabkan jari-jari ion dan jarak
antar bidang kristal akan menurun sehingga nilai theta akan lebih besar dan pola
difraksi X-ray Diffraction akan bergeser ke kanan hal ini sesuai dengan rumus hukum
Bragg yaitu
119899120582 = 2119889119904119894119899120579 (41)
Untuk melihat pergerseran peak secara lebih jelas disajikan pada gambar berikut ini
dengan range 2120579 sebesar 30 - 35deg
Gambar 42 Grafik pola difraksi XRD dari material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan nilai 2120579
diperkecil (30 - 35deg)
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
34
Dari Gambar 43 dapat dilihat adanya perbedaan bentuk peak pada x = 0 03
05 dengan x = 07 hal ini diakibatkan perbedaan jenis struktul kristal yang terbentuk
Pada variasi x = 0 03 05 struktur kistal yang terbentuk adalah rhombohedral dengan
space group R ndash 3c Sedangkan struktur kristal yang terbentuk pada x = 07 adalah
orthorombik dengan space group P n m a Berikut ini adalah data selengkapnya
mengenai parameter struktural sampel
Gambar 43 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
35
Gambar 44 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 45 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
36
Gambar 46 Pola difraksi sinar X La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Perubahan struktur kristal juga dikonfirmasi oleh nilai toleransi goldscmidth
pada Tabel 41 menggunakan persamaan (22) dimana nilai toleransi pada konsentrasi
dopan x = 0 03 05 berada pada nilai diatas 096 sehinga struktur kristal yang
terbentuk adalah rhombohedral Sedangkan pada konsentrasi dopan x = 07 nilai
toleransinya di bawah 096 sehingga struktur kristal yang terbentuk adalah
orthorhombik
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
37
Tabel 41 Hasil analisis parameter struktural La07(Sr1-xCax)03MnO3 diperoleh dari metode
Rietveld
Parameter x = 0 x = 03 x = 05 x = 07
Struktur
Kristal Rhombohedral Orthorombik
Space grup R-3c P n m a
a (Å) 550300 549700 548200 546200
b (Å) 550300 549700 548200 771400
c (Å) 1334200 1333200 1329800 548000
Volume sel (Å120785) 34991 34843 34609 23089
Ukuran kristal
(nm) 6811956 6379777 6341714 5156927
Rp 491631 501138 554819 596692
Wrp 632723 657214 735731 785279
GoF 091729 105342 116267 10795
Bond length (Å)
dMn-O 1955 1953 1950 1964
1961
ltMn-Ogt 1955 1953 1950 1962
Bond angle (deg)
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160928
160002
ltMn-O-Mngt 166313 166468 166564 160465
Bandwidth (ua)
W (10-2) 0093156 0095391 0095915 0095915
Toleransi Goldscmidth
trsquo 0987521 0972838 096305 0953262
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
38
Pola difraksi hasil karakterisasi XRD telah dianalisis dengan menggunakan
metode rietvield refirement untuk mengetahui parameter kristal seperti lattice
parameter sistem kristal ukuran kristal dll Hasil analisis dari parameter diatas dapat
dilihat bahwa terjadi fenomena perubahan struktur kristal dari rhombohedral menjadi
orthorhombik pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07 Hal ini dapat
terjadi karena pada dopan tersebut unsur Ca lebih dominan saat dilakukan perhitungan
stoikiometri parameter kisi yang terbentuk sangat cocok dengan struktur krital
orthorhombik sehingga menyebabkan sifat - sifat yang terbentuk lebih mendekati
polikristal LCMO [34]
Nilai chi-square yang didapat dari seluruh sampel bernilai di bawah 13 Hal
ini menunjukan bahwa hasil fitting database dengan eksperimen mendapatkan
kecocokan yang baik Analisa ini diperkuat dari literatur M Hikam yang menyatakan
bahwa hasil fitting terbaik adalah ketika nilai chi-square berkisar antara 100 sampai
130 [35] Pada Tabel 41 terlihat pula bahwa parameter kisi terjadi perubahan dengan
nilai yang berkurang secara linear hal ini membuktikan bahwa dopan atau subtitusi
yang diberikan kepada material berhasil dilakukan Berikut adalah visualisasi struktur
kristal seluruh hasil analisis dengan menggunakan software VESTA
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
9
Gambar 47 Visualisasi struktur kristal La07(Sr1-xCax)03MnO3
dengan (a) Rhombohedral pada x = 0 03 05 (b) Orthorombik pada x = 07
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
40
Gambar 48 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap volume unit sel
Gambar 49 Grafik perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap ukuran kristal
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
41
Gambar 410 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap Bond length (d) dan Bond
angle (θ)
Bond length yang semakin kecil dan bond angle yang semakin besar seiring
dengan penambahan konsentrasi dopan menunjukan bahwa sampel mengalami
perubahan parameter kisi pada kristal diakibatkan adanya distorsi sesuai dengan teori
efek Jahn Teller Hal ini mengakibatkan hoping atau perpindahan elektron menjadi leih
mudah saat proses double exchange terjadi [36] Dari pengukuran bond length dan
bond angle tersebut dapat ditentukan nilai bandwidth Di bawah ini adalah hubungan
antara bandwidth dengan bond length dan bond angle
119882 =119888119900119904
1
2 (120587 lt119872119899minus119874minus119872119899gt )
( 119872119899minus119874 ) 35 (42)
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
42
Gambar 411 Grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap bandwidth
Nilai bandwidth dapat diartikan sebagai kemampuan material dalam melakukan
double exchange atau proses perpindahan elektron dari ion Mn3+ meuju ion Mn4+
melalui perantara oksigen Bila nilai bandwidth yang didapat semakin meningkat maka
kemampuan material untuk mengalami fenomena double exchange pun turut serta
meningkat Dan apabila nilai bandwidth pada sampel mengalami penurunan maka
interaksi double exchange pada sampel akan mengalami penuruan seiring dengan
penambahan variasi subtitusi ion divalent [37]
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
43
42 Karakterisasi La07(Sr1-xCax)03MnO3 menggunakan SEM
Di bawah ini adalah hasil sampel yang telah dilakukan uji SEM dengan alat FEI
Quanta 650 dengan mode backscattered elektron (BSE) dan secondary elektron (SE)
serta perbesaran 500x dan 5000x
(a) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
(b) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
44
(c) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
(d) Grain pada La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Gambar 412 Hasil pengujian SEM perbesaran BSE 500x dan SE 5000x pada
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari pengujian SEM menunjukan bahwa penambahan subtitusi ion Ca2+
membuat ukuran grain pada material menjadi semakin mengecil secara linier dengan
rata-rata ukuran grain sebesar (a) 55355 μm (b) 51422 μm (c) 34133 μm (d) 32301
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
45
μm Sampel x = 0 atau tanpa dopan Ca memiliki nilai rata-rata ukuran grain terbesar
dan sampel x = 07 memiliki nilai rata-rata ukuran grain terkecil
Tabel 42 Nilai rata-rata ukuran grain pada material La07(Sr1-xCax)03MnO3 hasil
pengujian SEM
Konsentrasi dopan x Rata-rata ukuran grain (μm)
0 55355
03 51422
05 34133
07 32301
Gambar 413 Perbandingan antara konsentrasi dopan terhadap dan ukuran grain
Dapat diamati dengan penambahan ion Ca2+ sangat berpengaruh pada ukuran
grain yang telah dikarakterisasi dengan SEM yang mengakibatkan mengalami
pengecilan ukuran grain Ukuran grain sangat berperan penting dalam proses transfer
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
46
elekton Ketika ukuran grain menurun maka nilai resistivitas akan bertambah sehingga
proses transfer elektron menjadi terganggu [38]
43 Karakterisasi La07(Sr1xCax)03MnO3 menggunakan CM
Hasil karakterisasi Cyrogenic Magnetometer dengan menggunakan
metode four point probe (FPP) diperoleh grafik yang terdiri dari perbandingan nilai
arus terhadap tegangan seperti ditunjukan pada gambar berikut ini
Gambar 414 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 0
y = 49605x - 00003Rsup2 = 1
-015
-01
-005
0
005
01
015
-300E-03-200E-03-100E-03000E+00100E-03200E-03300E-03
Aru
s
Tegangan
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
47
Gambar 415 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 03
Gambar 416 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 05
y = 00296x + 8E-06Rsup2 = 09997
-150E-03
-100E-03
-500E-04
000E+00
500E-04
100E-03
150E-03
-004 -002 0 002 004A
rus
Tegangan
y = 00869x - 9E-05Rsup2 = 09997
-0015
-001
-0005
0
0005
001
0015
-015 -01 -005 0 005 01 015
Aru
s
Tegangan
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
48
Gambar 417 Grafik perbandingan arus terhadap tegangan sampel
La07(Sr1-xCax)03MnO3 dengan x = 07
Tabel 43 Data hasil pengujian Cyrogenic Magnetometer
Konsentrasi dopan Keterangan
A (m2) ℓ (m)
0 32410-6 1510-3
03 367510-6 210-3
05 21610-6 1510-3
07 367510-6 110-3
Masing ndash masing nilai resistansi yang telah diukur diolah menjadi nilai
resistivitas dengan persamaan (23) dengan data luas penampang dan jarak sampel
sehingga didapatkan grafik perbandingan konsentrasi dopan terhadap nilai resistivitas
sebagai beikut
y = 16804x + 00001Rsup2 = 09998
-015
-01
-005
0
005
01
015
-100E-02 -500E-03 000E+00 500E-03 100E-02A
rus
Tegangan
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
49
Gambar 418 Grafik perbandingan resistivitas terhadap konsentrasi dopan
La07(Sr1_xCax)03MnO3 dengan x = 0 03 05 07
Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar 7297310-1 m
dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4 m Subtitusi ion Ca2+
meningkatkan nilai resistivitas Namun terjadi penurunan nilai resistivitas seiring
penambahan dopan
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
51 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
1 Telah berhasil dibuat material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07)
dengan menggunakan metode sol-gel
2 Material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05 07) terjadi perubahah ukuran
kristal dan struktur kristal pada subtitusi konsentrasi dopan x = 07 Pada
subtitusi konsentrasi dopan x = 0 03 05 tidak ada perubahan struktur kristal
tetapi terdapat perubahan pada parameter kisi
3 Dari hasil karakterisasi SEM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) menunjukan adanya penambahan subtitusi Camengakibatkan ukuran
grain menjadi semakin kecil
4 Dari hasil karakterisasi CM material La07(Sr1-xCax)03MnO3 (x = 0 03 05
07) memiliki nilai resistivitas tertinggi pada subtitusi x = 03 sebesar
7297310-1 m dan nilai resistivitas terendah pada x = 0 sebesar 4354410-4
m Subtitusi ion Ca2+ meningkatkan nilai resistivitas
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
51
52 Saran
Konsentrasi dopan sangatlah berpengaruh terhadap parameter struktur
morfologi dan nilai resistivitas pada material Di masa depan diharapkan penelitian ini
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai R terhadap T dan nilai R
terhdap H untuk mengetahui pengaruh subtitusi ion Ca2+ terhadap efek magneto
resistance pada sampel
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
52
DAFTAR REFERENSI
[1] Y Xu M Meier P Das and M R Koblischka ldquoPerovskite manganites
potential materials for magnetic cooling at or near room temperaturerdquo vol 5
pp 383ndash389 2002
[2] L Magnetic M La C Mno W Sato N Ochi A Taniguchi T Terai T
Kakeshita A Shinohara and Y Ohkubo ldquoW Sato rdquo vol 8 no 2 pp 89ndash92
2007
[3] I A Lira-herna and C A Corte ldquoCrystal Structure Analysis of Calcium-Doped
Lanthanum Manganitesrdquo vol 3477 pp 3474ndash3477 2010
[4] A Rostamnejadi M Venkatesan P Kameli H Salamati and J M D Coey
ldquoJournal of Magnetism and Magnetic Materials room temperaturerdquo J Magn
Magn Mater vol 323 no 16 pp 2214ndash2218 2011
[5] Lezione ldquoJahn-Teller distortion and coordination number fourrdquo
[6] A I Tovstolytkin V M Tsmots L I Pan P G Litovchenko and I S Pan
ldquoMagnetic and magnetoresistive properties of sodium-substituted lanthanum
manganitesrdquo vol 220 2010
[7] T Kaplan ldquoPhysics of Manganitesrdquo 1999
[8] S Winarsih B Kurniawan A Manaf and D Nanto ldquocompounds by sol-gel
method Investigation of Structural and Electrical properties ofrdquo vol 7 pp 1ndash6
2016
[9] H-S Lee and H-H Park ldquoBand Structure Analysis of La 07 Sr 03 MnO 3
Perovskite Manganite Using a Synchrotronrdquo Adv Condens Matter Phys vol
2015 pp 1ndash7 May 2015
[10] Q Huang and J W Lynn ldquoStructure and magnetic order in undoped lanthanum
manganiterdquo vol 55 no 22 1997
[11] K P Lim ldquoEffect of Divalent Ions ( A = Ca Ba and Sr ) Substitution in
LaAMnO Manganite on Structural Magnetic and Electrical Transport
Propertiesrdquo no June 2009
[12] U Widyaiswari B Kurniawan and A Imaduddin ldquoStudy of La0 67Sr0
33MnO3 Structure and Resistivity Synthesized by Using Sol Gel Methodrdquo no
November 2016
[13] T D Thanh L H Nguyen D H Manh N V Chien P T Phong N V Khiem
L V Hong and N X Phuc ldquoStructural magnetic and magnetotransport
behavior of LSCMO compoundsrdquo Phys B Phys Condens Matter vol 407 no
1 pp 145ndash152 2012
[14] S Miyamaru ldquoProperties of Sr Doped Lanthanum Manganite for SOFCrdquo vol
418 pp 354ndash358 2003
[15] M Aparicio and A Jitianu Advances in Sol-Gel Derived Materials and
Technologies Springer 2012
[16] S Ravi and A Karthikeyan ldquoEffect of calcination Temperatur on LSMO
nanoparticles synthesized with modified sol-gel routerdquo Phys Procedia vol 54
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
53
no 2004 pp 45ndash54 2014
[17] D Cao Y Zhang W Dong J Yang W Bai and Y Chen ldquoStructure
magnetic and transport properties of La07Ca 03-xSrxMnO3 thin films by solndash
gel methodrdquo pp 3ndash8 2015
[18] F M Fernandez ldquoSimple model for Crystal Field Theoryrdquo no March 2016
[19] N Panwar and I Coondoo ldquoStructural Morphological Magneto-Transport and
Thermal Properties of Antimony Substituted (LaPr)23Ba13Mn1-xSbxO3
Perovskite Manganitesrdquo 2011
[20] Y osry A A Ttia Sol-Gel Processing and Applications Springer 1994
[21] P Innocenzi Sol-Gel Methods for Materials Springer 2007
[22] W Wunderlich Ceramic Material SCIYO 2010
[23] B Bechlars D M D Alessandro D M Jenkins A T Iavarone S D Glover
C P Kubiak and J R Long ldquoHigh-spin ground states via electron
delocalization in mixed-valence imidazolate-bridged divanadiumrdquo Nat Chem
vol 2 no 5 pp 362ndash368 2010
[24] J M B Lopes S V M Pereira A H Neto and A L Videira ldquoDouble
Exchange Magnetism and Transport in Condensed Matter Physics Advances
in Physical Science meeting in honour of Professorrdquo pp 5ndash7
[25] A Urushibara A Asamitsu and L Sr ldquoInsulator-metal transition and giant
magnetoresistance in La1-xSrxMnO3rdquo vol 51 no 20 pp 103ndash109 1995
[26] R P Schiffer ldquoLow Temperature Magnetoresistance and the Magnetic Phase
Diagram ofLa1-x CaxMn03rdquo vol 75 no 18 pp 3336ndash3339 1995
[27] B Kurniawan A Manaf and R Ramadhan ldquoEffect of various sintering
temperature on resistivity behaviour andrdquo no November 2017 pp 1ndash6 2016
[28] D N H Nam and N V Khien ldquoTemperature memory and resistive glassy
behavior of a perovskite manganiterdquo no February 2008
[29] A Goktas ldquoGrowth and characterization of La1 minus xAxMnO3 (A = Ag and K x
= 033) epitaxial and polycrystalline manganite thin filmsrdquo Elsevier Ltd 2011
[30] C E Lyman D E Newbury J I Goldstein D B Williams J T Armstrong
C E Fiori and D C Joy Scanning Electron Microscopy X-Ray Microanalysis
and Analytical Electron Microscopy New ork Plenum Press 1990
[31] S Winarsih B Kurniawan and A Manaf ldquoEffect of Ca-Doping on the
Structure and Morphology of Polycrystalline LBMOrdquo vol 7 no December
2016
[32] F M Smits ldquoMeasurement of Sheet Resistivities with the FPPrdquo 1957
[33] T M Hansen K Stokbro and O Hansen ldquoResolution enhancement of
scanning four-point-probe measurements on two- dimensional systems
Resolution enhancement of scanning four-point-probe measurements on two-
dimensional systemsrdquo no May 2014 2003
[34] R Masrour E K Hlil M Hamedoun and A Benyoussef ldquoElectronic Structure
and Magnetic Properties of LCMOrdquo no February 2015
[35] M Hikam ldquoAnalisis Difraksi Sinar-X ( X-Ray Diffraction Analysis )rdquo 2000
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015
54
[36] Z Duan Y Cui X Shi and J Wei ldquoFacile fabrication of micro-patterned
LSMO fi lms with unchanged magnetic properties by photosensitive sol-gel
method on LaAlO 3 substratesrdquo Ceram Int vol 42 no 12 pp 14100ndash14106
2016
[37] Z J Razi and S A S A Khajehnezhad ldquoMagnetoresistance temperature
dependence of LSMO and LBMO perovskite manganitesrdquo J Theor Appl
Phys no 0123456789 2018
[38] H Lee and H Park ldquoBand Structure Analysis of La07Sr03MnO3 Perovskite
Manganite Using a Synchrotronrdquo vol 2015 pp 1ndash8 2015