iv. hasil dan pembahasan - institutional...

32
28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Ekologis Padang Lamun Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat a. Hasil pengukuran lapangan dan analisis laboratorium menunjukan nilai dan karakteristik parameter fisika-kimia perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tersaji pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Karakteristik Parameter Fisika – Kimia Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat Parameter Pulau Besar Bagian Timur Pulau Besar Bagian Barat Pulau Air Stasiun I Stasiun II Stasiun III F i s i k a 1. Kecepatan Arus ( m/det) 0,13 0,31 0,34 2. Kedalaman (m) 2, 3 2, 4 2, 00 3. S u h u ( 0 C) 28,93 30,01 30,05 4. Kecerahan (%) 100 100 100 K i m i a 5. Salinitas ( 0 /00) 34 34 34 6. pH 8,3 8,2 8,1 7. Oksigen Terlarut (mg/l) 5,96 5,97 6,97 8. N i t r a t (mg/l) 0,0061 -0,0001 -0,0016 9. Fo s f a t (mg/l) 0,0001 0,0034 0,0018

Upload: truongthuan

Post on 29-Apr-2019

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Ekologis Padang Lamun Perairan Pulau Tujuh

Seram Utara Barat

a. Hasil pengukuran lapangan dan analisis laboratorium

menunjukan nilai dan karakteristik parameter fisika-kimia

perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tersaji pada tabel 3

berikut:

Tabel 3. Karakteristik Parameter Fisika – Kimia Perairan

Pulau Tujuh Seram Utara Barat

Parameter

Pulau Besar Bagian Timur

Pulau Besar Bagian Barat

Pulau Air

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

F i s i k a

1. Kecepatan Arus ( m/det) 0,13 0,31 0,34

2. Kedalaman (m) 2, 3 2, 4 2, 00

3. S u h u (0C) 28,93 30,01 30,05

4. Kecerahan (%) 100 100 100

K i m i a

5. Salinitas (0/00) 34 34 34

6. pH 8,3 8,2 8,1

7. Oksigen Terlarut (mg/l) 5,96 5,97 6,97

8. N i t r a t (mg/l) 0,0061 -0,0001 -0,0016

9. Fo s f a t (mg/l) 0,0001 0,0034 0,0018

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

29

b. Hasil pengamatan lapangan dan analisis laboratorium

menunjukan nilai dan karakteristik parameter fisika-kimia

sedimen perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat tersaji

pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Karakteristik Parameter Fisika – Kimia Sedimen

Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat

Kecepatan arus berkisar antara 0,13-0,34 m/det.

Kecepatan arus air yang baik untuk pertumbuhan lamun

adalah 0,5 m/det (Berwick, 1983). Kecepatan arus perairan

pantai Pulau Tujuh sangat cocok untuk pertumbuhan dan

perkembangan berbagai jenis lamun karena terlindung dari

gemparan ombak dan dikelilingi oleh pulau-pulau.

Kedalaman perairan berkisar antara 2,00-2,4 meter.

Kedalaman dapat membatasi distribusi lamun secara

vertikal dan berpengaruh terhadap kerapatan dan

pertumbuhan lamun. Batas kedalaman sebagian besar

Stasiun

Tekstur

pH Nitrat

(%)

Fosfat

(%)

C-

0rganik

(%)

Tipe Substrat Pasir

(%)

Debu

(%)

Liat

(%)

I

A 88,05

5,97

5,97

7,2

0,083

0,101

5,36 Lumpuran, Pasir

Lumpuran, Pasir

Karang, Puing

Karang B 76,93 12,92 10,16 7,3 0,093 0,077 3,13

II A

86,61

4,07

9,31

7,2

0,187

0,058

3,93

Lumpuran, Pasir

Lumpuran, Pasir

Karang, Puing

Karang B 84,70 5,89 9,41 7,7 0,107 0,076 4,11

III

A 90,13

2,47

7,40

7,2

0,095

0,105

3,97

Lumpuran,

Pasir Lumpuran,

Pasir Karang,

Puing Karang B 90,52 2,37 7,11 7,1 0,074 0,107 2,92

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

30

spesies lamun adalah 10 – 12 meter tetapi pada perairan

yang jernih dapat dijumpai pada tempat yang lebih dalam

(Hutomo & Azkab, 1987). Kedalaman perairan pantai Pulau

Tujuh layak dalam menunjang pertumbuhan dan

perkembangan lamun.

Suhu perairan berkisar antara 28,93-30,050C. Kisaran

suhu padang lamun bersadarkan baku mutu yaitu 28 –

300C. Suhu perairan pantai Pulau Tujuh layak dalam

menunjang proses biokimia, fotosintesis, pertumbuhan,

ketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

panjang daun, serta faktor fisiologis dan ekologis lamun

lainnya.

Kecerahan perairan menunjukan nilai (100%)

disebabkan daratan Pulau Tujuh tidak terdapat sungai,

aktivitas masyarakat petani dan nelayan tidak berpengaruh

sampai ke badan air, kisaran kedalaman (2,00-2,4 meter).

Kecerahan perairan padang lamun berdasarkan baku mutu

yaitu > 3 meter dengan demikian proses fotosisntesis lamun

dapat berlangsung secara normal.

Kadar salinitas berkisar antara 0 - 340/00. Nilai

salinitas padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu (33 –

340/00). Lamun mentolerir kisaran salinitas yang luas yaitu

6 - 600/00 bahkan dapat mentolerir air tawar dalam periode

pendek (Phillips & Menez, 1988). Untuk pertumbuhan

lamun yang optimum dibutuhkan salinitas lebih kurang

350/00 (Zieman in Berwick, 1983). Kadar salititas perairan

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

31

pantai Pulau Tujuh layak untuk pertumbuhan berbagai

jenis lamun dengan potensi yang terdapat di dalamnya.

Keasaman air berkisar antara 8,1-8,3 sedangkan

keasaman sedimen berkisar antara 7,1-7,7. Nilai pH padang

lamun berdasarkan baku mutu yaitu 7, – 8,5. Perairan

pantai Pulau Tujuh layak untuk pertumbuhan dan

perkembangan lamun serta berbagai jenis organisme

lainnya.

Oksigen terlarut berkisar antara 5,96-6,97 mg/l.

Kandungan oksigen terlarut minimum adalah 2 ppm dalam

keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun

(toksit) dan sudah cukup mendukung kehidupan organisme

(Salmin, 2005 in Souhoka et al. 2010). Oksigen terlarut

padang lamun berdasarkan baku mutu yaitu >5. Perairan

pantai Pulau Tujuh layak dalam menunjang pertumbuhan

berbagai jenis lamun.

Konsentrasi nitrat air berkisar antara -0,0001 -

0,0061 mg/l sedangkan konsentrasi nitrat sedimen berkisar

antara 0,074 – 0,187%. Konsentrasi nitrat perairan

berdasarkan baku mutu yaitu (0,008 mg/l). Ketersediaan

nutrien menjadi faktor pembatas pertumbuhan,

kelimpahan, dan morfologi lamun pada perairan yang jernih

(Hutomo, 1987). Konsentrasi nitrat perairan pantai Pulau

Tujuh berada di atas kisaran nilai baku mutu dan layak

untuk pertumbuhan dan perkembangan jenis lamun dan

potensi sumberdaya yang terkandung di dalamnya.

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

32

Konsentrasi fosfat air berkisar antara 0,0001 - 0,0034

mg/l sedangkan konsentrasi fosfat sedimen berkisar antara

0,058 – 0,107%. Konsentrasi fosfat perairan berdasarkan

baku mutu yaitu (0,015 mg/l). Fosfat adalah bentuk fosfor

yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan merupakan

unsur esensial bagi tumbuhan tingkat tinggi dan algae

sehingga dapat mempengaruhi tingkat produktivitas

perairan (Bahri, 2006). Konsentrasi fosfat perairan pantai

Pulau Tujuh berada di atas kisaran nilai baku mutu dan

layak untuk pertumbuhan dan perkembangan jenis lamun

dengan potensi sumberdaya yang terkandung di dalamnya.

Tipe substrat pada ketiga stasiun sampling adalah

sama yaitu lumpuran, pasir lumpuran, pasir karang dan

puing karang. Penyebaran horizontal lamun sangat

dipengaruhi oleh karakteristik substrat dan kondisi gerakan

air (Nybakken, 1993). Kedalaman substrat berperan dalam

menjaga stabilitas sedimen untuk pelindung tanaman dari

arus laut, tempat pengolahan, pemasok nutrien. Tipe

substrat perairan pantai Pulau Tujuh sangat menunjang

pertumbuhan, kesuburan dan kepadatan lamun.

Jumlah C-organik sedimen berkisar antara 2,92-

5,36% ini terjadi karena kecepatan arus rendah, topografi

pantai cekung, vegetasi utama pantai didominasi mangrove,

tidak terjadi pencemaran pada perairan ini sehingga

partikel-partikel kecil (liat, debu) dan C-organik mengendap

ke dasar perairan.

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

33

Tekstur dengan komposisi pasir berkisar antara

(76,93-90,52%), liat (5,97-10,16 %), debu (2,37-12,92%).

Pasir memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari pada liat dan

debu dikarenakan batas rataan padang lamun dengan

hutan bakau bertipe lumpuran dan pasir lumpuran

kemudian ke arah tengah sampai pada batas surut tertinggi

daerah terumbu karang bertipe pasir karang dan puing

karang. Tekstur yang dimiliki perairan pantai Pulau Tujuh

sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan

berbagai jenis lamun dengan potensinya.

2. Potensi Padang Lamun Perairan Pulau Tujuh Seram

Utara Barat

2.1. Struktur Komunitas Lamun

Kawasan perairan Pulau Tujuh dengan kisaran nilai

ekologisnya ditemukan enam spesies tumbuhan lamun yang

termasuk kedalam dua famili yaitu (Hydrocharitaceae)

dengan empat spesies (Enhalus acoroides, Halophila minor,

Halophila ovalis, Thalassia hemprichii) dan

(Potamogetonacea) dengan dua spesies (Halodule uninervis,

Halodule penifolia), lampiran 1. Tingkat kepadatan,

penutupan, frekuensi, indeks nilai penting lamun tersaji

pada tabel 5 berikut :

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

34

Tabel 5. Kepadatan, Penutupan, Frekuensi Kehadiran , Indeks Nilai Penting Lamun

Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat

N

o

Jenis

Lamun/No

Stasiun I Stasiun II Stasiun III

Kpdtn Pntp

n FK

INP Kpdtn

Pntp

n FK

INP Kpdtn

Pntp

n FK

INP

(Teg/m2) (%) (%) (Teg/m2) (%) (%) (Teg/m2) (%) (%)

1

Thalassia hemprichii

/1 3686 31,98

33,2

9

113,6

7 5666 24,70

33,

3 82,7 2709,3 9,38 36,69 76,5

2

Halodule uninervis /

2 1138,6 14,11

23,3

8 52,44 15910 72,26

33,

3

179,4

2 1522 6,44 30,24

53,7

7

3 Halodule penifolia /3

182,6 15,85 3,20 21,44 - - - - 1500 57,16 3,22 77,2

2

4 Halophila ovalis /4

758,6 21,94 10,0

2 41,92 - - - - 1638,6 20,01 10,08

48,4

9

5 Halophila minor /5

- - - - - - - - 111,3 0,84 16,53 18,6

2

6

Enhalus acoroides

/6 1849,3 17,83

30,0

8 72,19 1362 5,93

33,

3 45,19 1422 5,41 3,22 24,6

Total 7.615,1

415,3

3 22,938

307,31

8.903,2

299,

2

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

35

Stasiun pertama ditemukan lima jenis lamun

(Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halodule penifolia,

Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides). Vegetasi pantai

didominasi oleh mangrove bersubstrat lumpuran dan

didominasi pula oleh Enhalus acoroides kemudian kearah

tengah pasir lumpuran dan pasir karang didominasi oleh

Thalassia hemprichii dan Halodule uninervis sedangkan

Halodule penifolia, Halophila ovalis hanya mendominasi

daerah bersubstrat pasir lumpuran, pasir karang dekat tepi

pantai. Kepadatan tertinggi yaitu Thalassia hemprichii (3686

teg/m2), terendah Halodule penifolia (182,6 teg/m2).

Penutupan tertinggi ditemukan pada jenis Enhalus acoroides

(17,83%), terendah Halodule uninervis (14,11%). Frekuensi

kehadiran tertinggi berada pada Thalassia hemprichii

(33,29%), terendah Halodule penifolia (3,20%). Indeks nilai

penting jenis yang mendominasi stasiun ini adalah

Thalassia hemprichii (113,67).

Stasiun kedua ditemukan tiga jenis lamun (Halodule

uninervis, Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides). Vegetasi

utama pantai didominasi oleh Casuarina equisetifolia,

Pongamia pinnata bersubstrat pasir lumpuran yang

didominasi oleh Halodule uninervis dengan tingkat

kepadatan tertinggi (15910 teg/m2), terendah Enhalus

acoroides (1362 teg/m2). Kearah tengah sampai batas surut

tertinggi bersubstrat pasir karang, puing karang dan

didominasi oleh Thalassia hemprichii dengan tingkat

kepadatan (5666 teg/m2). Penutupan tertinggi ditemukan

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

36

pada jenis Halodule uninervis (72,26%), terendah Enhalus

acoroides (5,93%). Frekuensi kehadiran memiliki nilai yang

sama (33,3) karena semua jenis berpeluang muncul pada

jumlah kuadran yang sama. Indeks nilai penting jenis yang

mendominasi stasiun ini adalah Halodule uninervis (179,42).

Stasiun ketiga ditemukan enam jenis lamun

(Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halodule penifolia,

Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila minor).

Vegetasi pantai didominasi oleh mangrove, Casuarina

equisetifolia bersubstrat lumpuran kemudian kearah tengah

adalah pasir lumpuran, pasir karang . Jenis yang

mendominasi adalah Thalassia hemprichii dengan

kepadatan tertinggi (2709,3 teg/m2), terendah Halophila

minor (111,3 teg/m2). Untuk jenis Halophila ovalis,

Halophila minor dan Halodule penifolia lebih banyak

mendominasi tepi pantai yang bersubstrat pasir lumpuran

dan pasir karang. Penutupan tertinggi ditemukan pada

Halodule penifolia (57,16%), terendah Halophila minor

(0,84%). Frekuensi kehadiran tertinggi berada pada

Thalassia hemprichii (36,69%), terendah Enhalus acoroides

(3,22%) dan Halodule penifolia (3,22%). Indeks nilai penting

jenis yang mendominasi adalah Thalassia hemprichii (76,5)

dan Halodule penifolia (77,22).

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

37

2.2. Struktur Komunitas Ikan

Potensi ikan yang ditemukan pada ekosistem padang

lamun perairan Pulau Tujuh dengan menggunakan jarring

pantai (beach seine) adalah 1151 individu terdiri dari 61

spesies yang termasuk ke dalam 24 famili dan 38 genus.

Jumlah tersebut diklasifikasikan menjadi ekonomis

sebanyak 43 spesies, 29 genus dan 22 famili sedangkan

yang bukan ekonomis sebanyak 18 spesies, 9 genus, 2 famili

tersaji pada tabel 6 dan lampiran 2 berikut :

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

38

Tabel 6. Jenis Ikan Padang Lamun Hasil Tangkapan Jarring Pantai (Beach Seine) Pada

Perairan Pulau Tujuh Seram Utara Barat

No

Nama Famili

Dan

Spesies

Nama

Lokal/No

Lokal

Jumlah Hasil Tangkapan

JMH

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3

I Teraponidae

1 Pelates quadrimaculatus Kerong-

kerong/1 4 - 4 - 1 3 3 5 - 20

II Labridae

2 Halichoeres melanurus Kling/2 4 - 10 2 32 - 14 27 8 97

3 Halichoeres schwartzi Kling/3 - 2 - - 2 - 6 14 1 25

4 Halichoeres argus Kling/4 1 - - - - 3 - - - 4

5 Halichoeres bandanensis

Kling/5 - - 4 -

- 1 - - 5

6 Stethojulis strigiventer Kling/6 1 1 1 2 19 - 3 16 - 43

7 Stethojulis interruptus Kling/7 2 - - 1 3 - - 3 - 9

8 Stethojulis bandanensis Kling/8 - 2 2 - 1 - 3 - - 8

9 Cheilinus inermis Kling/9 - 1 - - - - 4 6 1 12

10 Cheilinus chlorurus Kling/10 1 1

- - - - - 1 3

11 Leptoscarus vagiensis Kakatua/11 2 2 1 - - 3 - - - 8

12 Chaerodon anchorago Gigi anjing/12 2 1 - 1 - - 1 - - 5

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

39

III Lutjanidae

13 Lutjanus vulfus Gaca/13 7 41 - 9 - - 22 - - 79

14 Lutjanus fulviflamma Gaca/14 - - 4 - 17 2 - 7 - 30

15 Lutjanus ehrenbergli Gaca/15 1 - - 5 - - 5 - - 11

16 Lutjanus decussatus Gaca/16 2 - 8 - 1 5 - 3 - 19

17 Lutjanus gibbus Gaca/17 2 - - - 2 - - - - 4

lV Lethrinidae

18 Lethrinus harak Sikuda/18 15 9 21 - 6 23 - 18 30 122

19 Lethrinus ornatus Sikuda/19 7 13 4 4 - 9 10 2 - 49

20 Lethrinus variegatus Sikuda/20 - 32 3 - 4 - 16 - 2 57

21 Lethrinus letjam Sikuda/21 18 - 9 5 - 21 11 - 8 72

V Nemipteridae

22 Scolopsis bilineatus Sidemu/22 - 30 4 4 10 - - 2 - 50

23 Scolopsis trilineatus Sidemu/23 - 1 - - - 5 - - - 6

Vl Mulidae

24 Parupeneus barberinus Salmaneti/24 1 14 2 - - - - - - 17

25 Parupeneus forskalli Salmaneti/25 3 - 4 - 8 - 2 - 3 20

VII Monacanthidae

26 Acreichthys tomentosus Tatu-pakol/26 - 3 4 - - 38 1 2 8 56

VIII Siganidae

27 Siganus argenteus Samandar/27 - 1 3 8 3 - 17 - - 32

28 Siganus doliatus Samandar/28 - 2 - 1 8 2 - 4 4 21

29 Siganus canaliculatus Samandar/29 - 3 5 2 10 4 - - 3 27

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

40

30 Siganus vermicularis Samandar/30 - 3 1 9 - 3 9 2 1 28

31 Siganus lineatus Samandar/31 - 4 2 4 - 1 - 4 - 15

32 Siganus guttatus Samandar/32 - 2 - 4 - - 4 - 3 13

IX Diodontidae

33 Diodon liturosus Durian/33 - 1 - - - - - - 1 2

X Syngnathidae

34 Syngnathoides biaculeatus

Tangkur

kuda/34 3 3 - - - 5 2 4 1 18

35 Corythoitichys intestinalis

Tangkur

kuda/35 - - - - - 17

- 17

Xl Blennidae

36 Petroscirtes mitratus Kodok/36 - - 2 - - 1

- 3

XII Pomacentridae

37 Abudefduf sordidus Saeng

Saeng/37 - - - 3 - -

1 - 4

38 Dishistodus melanotus Saeng

saeng/38 - 1 1 - - 1 - - 1 4

39 Chrysiptera biocellata Saeng

saeng/39 2 1 2 - - - 2 - - 7

XIII Gerreidae

40 Proteracantus

Sarissophorus Kapas-

kapas/40 - 6 3 - - 13 - - - 22

XIV Acanthuridae

41 Acanthurus xanthopterus

Gutana/41 - 2 - - - 7

4 - 13

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

41

42 Nazo hexacanthus Kulipasir/42 - 1 - - 2 - - - 1 4

XV Bothidae

43 Bothus pantherinus Pampan/43 - - 3 - - - - - - 3

44 Pardachirus pavoninus Sebelah/44 - - - 2 - - 4

- 6

XVI Gobiidae

45 Callyonymus sp. Kodok/45 - - 1 - 1 - - - - 2

46 Valencinea sp. Kodok/46 - 1 - - - - - - - 1

47 Istigobius sp. Kodok/47 - - 2 - - - 2

- 4

48 Gobi sp. Kodok/48 6 - - - 2 -

1 9

XVII Synodontidae

49 Saurida gracilis Hesi- hesi/49 - 1 - - - - - - - 1

XVIII Balistidae

50 Rhinecanthus verrucosus Tatu/50 - - 8 1 3 - - 1 - 13

XIX Tetraodontidae

51 Arothron hispidus Bibi/51 - - - - - 2 - - - 2

XX Scaridae

52 Scarus sp. Kakatua/52 - - - 1 - -

2 - 3

XXI Ephippidae

53 Platax orbicularis Layar/53 1 - - 2 - -

1 - 4

XXII Apogonidae

54 Apogon nigrofasciatus Gete-gete/54 - - - - - 1 - - - 1

55 Cheilodopterus quinqulineata

Gete-gete/55 - 2 - - 1 -

- 1 4

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

42

56 Apogon melas Gete-gete/56 2 - - 1 - 1 - 1 - 5

57 Cheilodopterus intermedius

Gete-gete/57 2 - 1 - 1 - - 1 - 5

58 Apogon hartzfeldii Gete-gete/58 - - 2 - - 1 2 - - 5

59 Archamia sp Gete-gete/59 - - 1 1 - - - 1 1 4

XXIII Mugilidae

60 Liza vagiensis Bulana/60 2 3 1 - 3 1 - 1 - 11

XXIV Hemiramphidae

61 Hemiramphus far Bolobo/61 3 - - 1 - 2 - - 1 7

J U M L A H 94 190 123 73 140 174 144 132 81 1151

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

43

Potensi ikan ekonomis yang ditemukan pada ekosistem padang lamun perairan Pulau

Tujuh dengan menggunkan jarring ingsan (gill net) adalah 2152 individu terdiri dari 37 spesies

yang termasuk ke dalam 15 famili dan 16 genus (tersaji pada tabel 7 dan lampiran 3 berikut):

Tabel 7. Jenis Ikan Padang Lamun Hasil Tangkapan Jarring Ingsan (Gill Net) Pada Perairan

Pulau Tujuh Seram Utara Barat

No

Nama Famili

Dan

Spesies

Nama

Lokal/No

Jumlah Hasil Tangkapan JMH

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3

I Lethrinidae

1 Letrinus obselatus Sikuda/62 - 7 4 6 - - 10 5 6 38

2 Lethrinus ornatus

Sikuda/63 8 15 10 - 18 9 12 4 8 84

3 Lethrinus harak

Sikuda/64 18 6 22 11 8 28 7 10 - 110

4 Lethrinus lentjan

Sikuda/65 10 5 8 - 3 - 6 4 7 43

5 Lethrinus reticulates

Sikuda/66 6 11 6 20 3 13 2 - 24 85

6 Lethrinus variegates

Sikuda/67 8 27 9 6 12 - 18 11 10 101

7 Lethrinus olivaceus Sikuda/68 11 13 5 8 2 10 6 21 2 78

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

44

II Mulidae

8

Upeneus tragula

Biji

nangka/69 2 2 4 2 - 1 - 3 3 17

9 Parupeneus forskalli

Salma

neti/70 2 8 13 - 10 3 7 7 - 50

III Lutjanidae

10

Lutjanus argentinaculatus

Gaca/71 - 5 3 5 4 4 2 6 - 29

11 Lutjanus ehrenbergli Gaca/72 9 15 22 10 5 20 5 - 11 97

12 Lutjanus carponotatus Gaca/73 11 - 10 9 7 11 10 9 14 81

13 Lutjanus gibbus Gaca/74 14 18 7 9 4 - 20 12 7 91

14 Lutjanus kasmira

Gaca/75 8 9 6 - 10 7 - 10 5 55

15 Lutjanus decussatus Gaca/76 13 11 7 26 9 5 18 14 6 109

16 Lutjanus fulviflamma Gaca/77 - 14 9 20 33 8 9 8 11 112

17 Lutjanus vulfus Gaca/78 10 10 - 21 11 15 10 6 14 97

IV Holocentridae

18 Miripristis murdjan

Gora/79 3 - 1 1 - 2 1 - 2 10

V Nemipteridae

19 Scolopsis bilineatus Sidemu/80 - 4 - - 3 - - 3 1 11

VI Pomacentridae

20

Dischistodus chrysopoecilus

Kitang-kitang/81

6 3 1 2 - - 3 1 - 16

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

45

VII Monacanthidae

21 Balistapus undulatus Tatu/82 4 2 8 - 6 6 3 9 4 42

VIII Siganidae

22 Siganus argenteus Samandar/83 2 8 - 4 - 9 - 6 21 50

23 Siganus vermicularis Samandar/84 7 7 12 - 4 9 16 22 13 90

24 Siganus lineatus Samandar/85 10 - 8 8 20 - 14 8 4 72

25 Siganus gugattus Samandar/86

9 2 8 - 6 - 9 10 44

26 Siganus doliatus Samandar/87 7 10 19 11 15 10 11 8 20 111

27 Siganus canaliculatus Samandar/88 22 21 - 38 7 16 9 - 12 125

IX Haemuliade

28 Haemulons quamipinna Rajabau/89 - 11 9 - 5 15 - 6 5 51

X Gerreidae

29

Proteracantus Sarissophorus

Kapas

kapas/90 12 19 6 2 10 - - - 13 62

XI Acanthuridae

30 Ctenochaetus striatus

Gutana/91 7 7 - 4 10 6 - 6 3 43

31 Ctenochaetus binotatus

Gutana/92 3 3 1 - 5 3 9 - 12 36

XII Diodontidae

32 Diodon sp Durian/93 - 1 - - - 2 - - - 3

XIII Sphyraenidae

33 Sphyraena barracuda

Piskada/94 2 - 3 - 3 - 2 - 10 20

XIV Labridae

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

46

34 Cheilinus undulates

Napoleon/95 3 3 - - 1 4 1 1 2 15

35 Cheilinus chlorurus

Kling-

kitang/96 - 2 1 2 - - 3 - - 8

36 Cheilinus faciatus

Kling-

kitang/97 1 - 2 1 3 - - 1 - 8

XV Mugilidae

37 Liza vagiensis Bulana/98 8 3 6 6 - 12 8 5 10 58

J U M L A H 227 289 224 240 231 234 222 215 270 2152

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

47

Metode penangkapan ikan dalam penelitian ini

menggunakan dua bentuk jarring yang berbeda sehingga

hasil tangkapanpun berbeda dimana ada spesies yang

tertangkap double saat sampling. Total spesimen ikan yang

tertangkap pada ketiga stasiun sampling baik dengan

menggunakan jarring tarik (beach seine) maupun jarring

ingsan (gill net) adalah 3303 individu terdiri dari 78 spesies

yang termasuk ke dalam 27 famili dan 45 genus.

2.3. Struktur Komunitas Moluska, Ekhinodermata,

Krustasea, Reptilia , Mamalia

Selain potensi ikan, terdapat juga jenis potensi

moluska, ekhinodermata, krustasea, reptilia, dan mamalia

yang bernilai ekonomis tersaji pada tabel 8 dan lampiran 4

berikut:

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

48

Tabel 8. Jenis Moluska, Ekhinodermata, Krustasea, Reptilia, Mamalia Pada Perairan Pulau

Tujuh Seram Utara Barat

No

N a m a

Famili Dan Spesies

Nama

Lokal/No

Jumlah Individu Yang Ditemukan JMH

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3 Tr.1 Tr.2 Tr.3

Moluska

I Strombidae

1 Cymbiola vespertilio Bia budo/1 299 181 116 188 207 12 361 482 232 2078

2

Lambis lambis

Bia jari lima / 2

15 23 - 10 16 8 18 - 12 102

3 Strombus arcius Bia jala /3 77 - 100 118 23 15 267 182 33 815

II Conidae

4 Conus inscriptus Bia kampele

/4 - 61 179 105 - 237 150 163 100 995

5 Conus marmoreus Bia kampele

/5 8 20 - 15 9 23 - 11 18 104

III Spondylidae

6 Spondylus sp Bia oster/6 12 8 10 13 21 9 - 9 11 93

IV Arcidae

7 Anadara antiquata Bia

anadara/7 5 211 341 212 44 9 - - 110 932

V Cypraeidae

Page 22: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

49

8 Cypraea tigris Bia budo/8 101 85 53 180 - 12 2 171 24 - 736

VI Matracidae

9 Modulus modulus Bia asusing

/9 3 11 6 19 7 - 3 8 12 69

10 Trachycardium sp Bia

kakusang/10 - 12 71 49 11 - 4 16 32 195

11 Tapes sp Bia kakusang/11

7 - 18 69 2 9 95 33 6 239

VII Pinnidae

12 Atrina vexillum Bia mancadu/12

7 10 4 - 9 12 8 6 15 71

VIII Tridacnidae

13 Hippopus hippopus Bia garu/13 13 20 6 6 20 2 3 - 2 72

J U M L A H

547 642 904 984 369 458 1080 934 583 6501

Ekhinodermata

I Toxopneustidae

1 Tripneustes gratilla Masosa/14 81 33 70 - 16 9 21 10 5 245

II Holothuriidae

2 Holothuria

leucospilota Teripang

hitam/15 44 101 22 39 12 8 2 - 5 233

3 Holothuria edulis Teripang merah/16

7 12 - 16 7 - 8 2 3 55

4 Holothuria argus Teripang

bintik/17

5 4 8 2 - 6 1 4 - 30

Page 23: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

50

5 Holothuria atra Teripang

hitam/18

1

- 2 3 - - 1 - 7

6 Holothuria scabra Teripang

susu/19

- - 1 - - 3 1 3 2 10

III Ophicomidae

7 Ophiomastix variabilis Bintang

ular/20 21 18 22 30 12 41 15 11 8 178

J U M L A H

159 168 123 89 50 67 48 31 23 758

Krustasea

I Squillidae

1 Squilla mantis Udang

lokis/21 9 11 8 7 2 4 4 6 3 54

II Penaeoidae

2 Penaeus spp Udang/ 22

3 3 7 1 3 5 1 1 2 26

III Nephropidae

3 Metanephrops japonicus

Udang/ 23

8 4 10 7 3 9 2 5 6 54

IV Grapsidae

4 Metopograpsus

latifrons Kepiting

batu/24 11 - 3 6 7 - 4 2 8 41

V Calappidae

5 Calappa japonica Kepiting

batu/25 - 3 5 - 1 3 - - 1 13

Page 24: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

51

6 Paranaxia sp Kepiting

karang/26 1 2 - 1 2 2 1 1 - 10

7 Matuta banksi Kepiting

batu/27 13 9 15 4 7 3 - 6 2 59

VI Inachidae

8 Camposcia retusa Kepiting

batu/28 2 1 1 - 2 1 3 - 2 12

VII Xanthidae

9 Atergatis sp Kepiting

batu/29 - 2 3 6 2 2 1 4 - 20

10 Carpilius convexus Kepiting

karang/30 6 2 4 7 - 5 2 6 4 36

VIII Portunidae

11 Portunus pubescens Kepiting

rajungan/31 8 7 6 4 4 - 8 6 5 48

12 Portunus pelagicus Kepiting

rajungan/32 3 9 6 2 2 7 4 - 9 42

13 Scylla serrata Kepiting bakau/33

- 14 15 13 4 2 - 3 6 57

14 Thalamita crenata Kepiting bakau/34

3 3 2 6 - - 2 2 3 21

JUMLAH

67 70 85 64 39 43 32 42 51 493

Reptilia

I Cheloniidae

Page 25: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

52

1 Chelonia mydas Penyu Hijau/35

- 1 1 - - 1 - - 1 4

J U M L A H

- 1 1 - - 1 - - 1 4

Mamalia

I Dugongidae

1 Dugon dugon Duyung/36

Ditemukan oleh para nelayan saat mencari ikan dengan

menggunakan jaring di malam hari. Sumber : Data hasil wawancara dengan masyarakat nelayan Negeri Pasanea, 10 Januari 2014 di Pulau Tujuh Seram Utara Barat

2

JUMLAH

2

Page 26: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

53

Moluska yang ditemukan pada ketiga stasiun

sampling adalah 6501 individu terdiri dari 13 spesies yang

termasuk ke dalam 8 famili dan 12 genus. Spesies yang

mendominasi adalah Cymbiola vespertilio (2078 individu),

Conus inscriptus (995 individu), Anadara antiquata (932

individu) sedangkan jenis yang ditemukan dalam jumlah

kecil adalah Modulus modulus (69 individu), Atrina vexillum

(71 individu), Hippopus hippopus (72 individu). Semua jenis

moluska yang ditemukan adalah ekonomis. Untuk jenis

Anadara antiquata, Trachyardium sp, Tapes sp, Modulus

modulus banyak ditemukan pada daerah dekat mangrove

dengan substrat berlumpur.

Ekhinodermata yang ditemukan pada ketiga stasiun

sampling adalah 758 individu terdiri dari 7 spesies yang

termasuk ke dalam 3 famili dan 3 genus. Holothuroidea

(Teripang) adalah Ekhinodermata ekonomis penting dan

ditemukan 5 spesies dengan jumlah 335 individu. Spesies

yang mendominasi adalah Holothuria leucospilota (233

individu) sedangkan jenis yang ditemukan dalam jumlah

kecil adalah Holothuria atra (7 individu). Echinoidea (Bulu

babi) yang dapat dikonsumsi masyarakat adalah famili

Toxopneustidae yaitu Tripneustes gratilla (245 individu).

Ophiomastix variabilis (Bintang ular) 104 individu bukan

ekonomis tetapi mendominasi.

Krustasea yang ditemukan pada ketiga stasiun

sampling adalah 493 individu terdiri dari 14 spesies yang

termasuk ke dalam 8 famili dan 13 genus. Krustasea

Page 27: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

54

ekonomis adalah famili Portunidae (Portunus pubescens,

Portunus pelagicus, Scylla serrata, Thalamita crenata) dengan

total yang ditemukan 168 individu. Jenis ini banyak

mendominasi kawasan padang lamun dekat hutan bakau.

Reptilia penguhuni padang lamun yaitu Chelonia

mydas memiliki nilai ekonomis karena dapat dipasarkan

dengan harga yang cukup tinggi. Jumlah yang ditemukan

pada ketiga stasiun sampling yaitu 4 individu.

Mamalia laut yaitu Dugon dugon di temukan oleh

masyarakat nelayan Negeri Pasanea di malam hari saat

mencari ikan dengan menggunakan jarring (2 individu)

namun kemudian dilepaskan lagi ke perairan. Lamun

adalah makanan favorit utama Dugon dugon, Trichechus

manatus, Celonia mydas dan Penaeus spp.

3. Indeks Ekologi

Nilai indeks keanekaragaman spesies ikan tinggi yaitu

(H = 3,065076 > 3), tekanan ekologi rendah dan terjadi

keseimbangan ekosistem. Indeks keseragaman tinggi (E =

1,61 > 0,6), ekosistem dalam kondisi stabil. Indeks

dominasi (D = 0,54), tidak terdapat spesies yang

mendominasi.

Nilai indeks keanekaragaman spesies moluska rendah

( H’ = 0,92 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks keseragaman

tinggi (E = 0,82 > 0,6), ekosistem dalam kondisi stabil.

Indeks dominasi (D = 0,135), tidak terdapat spesies yang

mendominasi.

Page 28: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

55

Nilai indeks keanekaragaman spesies ekhinodermata

rendah (H’ = 0,52 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks

keseragaman tinggi (E = 0,67 > 0,6), ekosistem dalam

kondisi stabil. Indeks dominasi (D = 0,35), tidak terdapat

spesies yang mendominasi.

Nilai indeks keanekaragaman spesies krustasea

sedang (H = 1,067 ≤ 3), tekanan ekologi sedang. Indeks

keseragaman rendah (E = 0,39 < 0,4), ekosistem dalam

kondisi tertekan. Indeks dominasi (D = 0,149), tidak

terdapat spesies yang mendominasi.

Nilai indeks keanekaragaman spesies reptilia rendah

( H’ = 0 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks keseragaman

rendah ( E = 0 < 0,4), ekosistem dalam kondisi tertekan.

Indeks dominasi (D = 1), terdapat spesies yang

mendominasi.

Nilai indeks keanekaragaman spesies mamalia

rendah ( H = 0 ≤ 1), tekanan ekologi tinggi. Indeks

keseragaman rendah ( E = 0 < 0,4), ekosistem dalam

kondisi tertekan. Indeks dominasi (D = 1), terdapat spesies

yang mendominasi.

B. PEMBAHASAN

Padang lamun merupakan ekosistem perairan dangkal

pesisir tropis yang kompleks, memiliki produktivitas primer

dan nilai penting baik secara ekologis, fisik, ekonomis.

Fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien penting, daerah

asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan

Page 29: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

56

(feeding ground), tempat memijah (spawning ground), tempat

berlindung (shelter) berbagai jenis organisme laut seperti

ikan, moluska, ekhinodermata, krustasea, reptillia, cacing,

mamalia laut serta tempat menempelnya algae (Phillips &

Menez, 1988). Fungsi fisik sebagai stabilisator dasar

perairan, penyaring sedimen yang larut dalam air, memiliki

kemampuan berproduksi primer yang tinggi, pendaur zat

hara. Fungsi ekonomis sebagai komoditi yang sudah banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional

maupun secara modern. Secara tradisional digunakan

untuk bahan baku tenunan keranjang, kompos untuk

pupuk, cerutu, mainan anak-anak, mengisi kasur, untuk

dimakan, dibuat jaring ikan, tumpukan untuk pematang.

Secara modern digunakan untuk penyaring limbah,

stabilisator pantai, bahan pembuatan kertas, obat-obatan,

makanan, sumber bahan kimia, tempat pariwisata, tempat

kegiatan manikultur berbagai jenis ikan, kerang-kerangan

dan tiram (Tomascik et al.1997; Dahuri, 2003).

Penelitian tahun 2013 merupakan yang pertama kali

dilaksanakan pada ekosistem padang lamun perairan Pulau

Tujuh Seram Utara Barat dengan hasil temuan 6 spesies

tumbuhan lamun yang termasuk kedalam 2 famili dan 4

genus yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides, Halophila

minor, Halophila ovalis, Thalassia hemprichii) dan

Potamogetonscea (Halodule uninervis, Halodule penifolia),

terdapat 78 spesies ikan yang termasuk ke dalam 27 famili

dan 45 genus, 13 spesies moluska yang termasuk ke dalam

Page 30: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

57

8 famili dan 12 genus , 1 spesies reptilia (Celonia mydas), 1

spesies mamalia (Dugon dugon), 14 spesies krustasea yang

termasuk ke dalam 6 famili dan 13 genus, 7 spesies

ekhinodermata yang termasuk ke dalam 3 famili dan 3

genus. Dari hasil tersebut diperoleh potensi yang ekonomis

diantaranya 60 spesies ikan yang terdiri dari 25 famili dan

36 genus, 13 spesies moluska yang termasuk ke dalam 8

famili dan 12 genus, 6 spesies ekhinodermata yang

termasuk ke dalam 2 famili dan 2 genus, 4 spesies

krustasea dari famili Portunidae dan 3 genus, 1 spesies

reptilia yaitu Celonia mydas.

Jenis potensi dan kisaran nilai ekologis padang lamun

perairan Pulau Tujuh yang ditemukan saat ini merupakan

hasil dari tindakan masyarakat pesisir Seram Utara Barat

sejak dahulu dalam memberlakukan sebuah kearifan lokal

yaitu “sasi meti” dengan tujuan menjaga dan memelihara

semua jenis potensi yang berada pada ekosistem pesisir

(mangrove, coral reef, seagrass bed) selama jangka waktu

tertentu kemudian dilaksanakan proses panen dalam

bentuk kelompok masyarakat secara tradisional demi

peningkatan ekonomi keluarga dan pendapatan negeri-

negeri adat berdasarkan hak uhlaiyat. Potensi ini jika

dikelola dan dimanfaatkan secara terpadu dan

berkelanjutan berbasis masyarakat oleh Pemerintah

Kabupaten Maluku Tengah dan pihak swasta maka kedepan

diprediksikan akan terjadi peningkatan potensi sumberdaya

dan keanekaragaman biota serta nilai ekologisnya.

Page 31: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

58

Indeks ekologi dan potensi ekosistem padang lamun

perairan Pulau Tujuh menunjukan nilai yang bervariasi.

Ikan merupakan potensi yang mendominasi ekosistem

pesisir Seram Utara Barat dan merupakan komoditas utama

masyarakat nelayan. Ikan memiliki nilai indeks

keanekaragaman dan keseragaman tinggi karena ditunjang

oleh faktor ekologis dan terjadi keseimbangan di dalam

ekosistem namun tidak terdapat spesies yang mendominasi

karena semua spesies berpeluang muncul saat sampling.

Moluska, ekhinodermata, krustasea, reptilia, mamalia

memiliki nilai indeks keanekaragaman, keseragaman,

dominasi yang berbeda-beda dan merupakan komoditas

mendampingi ikan. Sampling dilakukan saat musim barat

dan sangat dipengaruhi oleh faktor fisika oseanografi

perairan namun jumlah spesimen yang tertangkap cukup

besar yaitu ikan (3303 individu), moluska (6501 individu),

ekhinodermata (758 individu), krustasea (493 individu),

reptilia (4 individu), mamalia (2 individu).

Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan

perairan pantai Indonesia. Di beberapa perairan dangkal

dapat ditemukan padang lamun dengan kepadatan yang

cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar

perairan. Untuk tipe perairan tropis lamun lebih dominan

tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species)

sedangkan pada kawasan tertentu yang berbeda dengan

kawasan temperate atau daerah dingin kebanyakan di

dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Distribusi

Page 32: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8533/4/T2_422012001_BAB IV.pdfketersediaan unsur hara, penyerapan unsur hara, respirasi,

59

lamun sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai,

kandungan nutrien, pasang surut, musim dan berbagai

faktor fisika-kimia oseanografi lainnya.

Nilai parameter ekologis perairan Pulau Tujuh Seram

Utara Barat tidak jauh berbeda dengan wilayah perairan

pesisir lain di Indonesia dengan demikian keberadaanya

layak dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan

jenis lamun dengan berbagai potensi sumberdaya yang

terkandung di dalamnya.