iufd

7
IUFD adalah kematian intrauterin sebelum seluruh produksi konsepsi manusia dikeluarkan, ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau kematian janin juga disebut kematian intrauterin dan mengakibatkan kelahiran mati. (Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP) Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine- fetal-deadth-iufd.html#ixzz2DZbqDYaA IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. (Rustam Muchtar, 1998) IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan . (Sarwono, 2005) Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine- fetal-deadth-iufd.html#ixzz2DZbtj9p5 IUFD adalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. Umumnya kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan. Adapun beberapa penyebab IUFD adalah: v Ketidak cocokan golangan darah, rhesus ibu dan bayinya v Gerakan bayi yang berlebihan v Berbagai penyakit pada ibu hamil v Kelainan kromosom v Trauma saat hamil v Infeksi pada ibu hamil

Upload: hp-invent

Post on 17-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

IUFD Adalah Kematian Intrauterin Sebelum Seluruh Produksi Konsepsi Manusia Dikeluarkan

TRANSCRIPT

IUFD adalah kematian intrauterin sebelum seluruh produksi konsepsi manusia dikeluarkan, ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau kematian janin juga disebut kematian intrauterin dan mengakibatkan kelahiran mati.(Wiknjosastro, Hanifa. 2007.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP)

Sumber: :http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine-fetal-deadth-iufd.html#ixzz2DZbqDYaAIUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik padakehamilanyang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. (Rustam Muchtar, 1998)

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanyakehamilan. (Sarwono, 2005)

Sumber: :http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine-fetal-deadth-iufd.html#ixzz2DZbtj9p5IUFDadalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih.Umumnya kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan.

Adapun beberapa penyebab IUFD adalah:vKetidak cocokan golangan darah, rhesus ibu dan bayinyavGerakan bayi yang berlebihanvBerbagai penyakit pada ibu hamilvKelainan kromosomvTrauma saat hamilvInfeksi pada ibu hamilvKelainan bawaan bayi

Faktor predisposisi IUFD

a. Factor ibu (High Risk Mothers)1. status social ekonomi yang renda2. tingkat pendidikan ibu yang rendah3. umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun4. paritas pertama atau paritas kelima atau lebih5. tinggi dan BB ibu tidak proporsional6. kehamilandi luar perkawinan7. kehamilantanpa pengawasan antenatal8. ganggguan gizi dan anemia dalamkehamilan9. ibu dengan riwayatkehamilan/persalinansebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati10. riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibub. factor Bayi (High Risk Infants)1. bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital2. bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)3. bayi dalam keluarga yang mempunyai problema socialc.factor yang berhubungan dengankehamilan1. abrupsio plasenta2. plasenta previa3. preeklamsi / eklamsi4. polihidramnion5. inkompatibilitas golongan darah6. kehamilanlama7. kehamilanganda8. infeksi9. diabetes10. genitourinariac.Diagnosisa. 1. Anamnesa/keluhana. Ibu tidak merasakan gerakan janinb. Perut tidak bertambah besar

2. InspeksiTidak tampak gerakan janin

3. palpasiTFU lebih rendah dari tuanyakehamilanTidak teraba gerakan janinKrepitasi pada tulang kepala janin4.AuskultasiDJJ (-)

5. Reaksikehamilantestkehamilan(-)

6. Rontgen foto abdomenAdanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah janinTanda nojosk : angulasi yang tajam pada tulang belakang janinTanda gernard : hiperekstensi kepala janindTanda spalding : overlapping sutura7. USG Gerak anak tidak adaDenyut jantung anak tidak adaTampak bekuan darah pada ruang jantung janin8.LaboratoriumReaksi biologis negative setelah 10 hari janin matiHipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin matiKalau janin mati padakehamilanyang telah lanjut terjadilah perubahan-perubahan sebagai berikut :a. Rigor mortisBerlangsung 21/2 jam setelah mati kemudian lemas lagi.b. Maserasi Tingkat ITimbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini mula-mula berisi cairan jernih. Tapi kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah mati.c. Maserasi Tingkat IILepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, jam setelah anak mati.d. Maserasi Tingkat IIITerjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas, hubungan antar tulang-tulang sangat longgar. Edema di bawah kulit.d.Tanda dan gejalaTerhentinya pertumbuhan uterus, atau penurunan TFUTerhentinya pergerakan janinTerhentinya denyut jantung janinPenurunan atau terhentinya peningkatan berat badan ibu.Perut tidak membesar tapi mengecil dan terasa dinginTerhentinya perubahan payudarae.KomplikasiTrauma emosional yg cukup berat terjadi bila wktu antara kematia janin &persalinancukup lamaDapat terjadiinfeksi bila ketuban pecahDapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung lebih dari2minggu.Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak memvbahayakan ibu. Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar. Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen < 100 mg%).Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%. Akibat kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik postpartum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.

f.Penanganan1. Terapia. Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami syok dan ketakutan memikirkan bahwa bayinya telah meninggal. Pada tahap inibidanberperan sebagai motivator untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam menerima segala kemungkinan yang ada.b. Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan melalui hasil USG dan rongen foto abdomen, makabidanseharusnya melakukan rujukan.c. Menunggupersalinanspontan biasanya aman, tetapi penelitian oleh Radestad et al (1996) memperlihatkan bahwa dianjurkan untuk menginduksi sesegera mungkin setelah diagnosis kematian in utero. Mereka menemukan hubungan kuat antara menunggu lebih dari 24 jam sebelum permulaanpersalinandengan gejala kecemasan. Maka sering dilakukan terminasikehamilan.1) Pengakhirankehamilan jika ukuran uterus tidak lebih dari 12 minggukehamilan.Persiapan: Keadaan memungkinkan yaitu Hb > 10 gr%, tekanan darah baik. Dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:pemeriksaan trombosit, fibrinogen, waktu pembekuan, waktu perdarahan, dan waktu protombin.Tindakan: Kuretasi vakum Kuretase tajam Dilatasi dan kuretasi tajam2) Pengakhirankehamilan jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu sampai 20 minggu Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya. Kombinasi pematangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes oksitosin 10 IU dalam 500 cc dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.Catatan: dilakukan kuretase bila masih terdapat jaringan.3) Pengakhirankehamilan jika lebih dari 20 28 minggu Misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan batang laminaria selama 12 jam. Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit. Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun janin mati. Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati.Catatan: dilakukakan histerotomi bila upaya melairkan pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu, dengan sepengetahuan konsulen.4) Pengakhirankehamilan jika lebih dari 28 minggukehamilan Misoprostol 50 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama. Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pematangan serviks (tidak efektif bila dilakukan pada KPD). Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2 labu. Kombinasi ketiga cara diatas.Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak berhasil, atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk menyelesaikanpersalinan.

2 .periksa ulangan (follow up)Dilakukan kunjungan rumah pada hari ke 2, 6, 14, atau 40 hari. Dilakukan pemeriksaannifasseperti biasa. Mengkaji ulang tentang keadaan psikologis, keadaan laktasi (penghentian ASI), dan penggunaan alat kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA1)Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005.Obstetri Williams.Jakarta: EGC2)Harrison . 1999.Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: EGC3)Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Ilmu Kebidanan.Jakarta: YBP SP4)Mansjoer A,et al. 2001.Kapita Selekta.Jakarta: Penerbit Media Aesculapius FKUI5)Wiknjosastro, Hanifa. 2007.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta: YBP-SP6)Norwitz, Errol dan John O Schorge. 2008.At A Glance Obstetri &Ginekologi.Jakarta: Penerbit Erlangga.7)Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam:Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan ObstetriPatologis, Edisi II.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 2798)WHO. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth.Geneva: WHO, 2003. 518-20.9)K.Varney, helen. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC

Sumber: :http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine-fetal-deadth-iufd.html#ixzz2DZc1li4a