itu hujan

1
Itu hujan, merintik menerpa seluruh alam... Tapi sama saja seperti biasa aku termenung, hanya menatap.. Aku tak mau memarahinya, Dalam hati yang penuh kotor dan hina ini aku berkata kepada sang pembuat hujan... Tuhan... Allah... Mengapa kau anugerahkan ini kepadaku... Anugerahmu terlalu berat untuk ku topang, kaki badan seluruh tubuh ini hanya seperti kapas setelah kau beri anugerahmu.apa rahasiamu...? Begitu banyak anugerah masalah yang kau berikan kepadamu kemarin, hari ini, dan entah apa beok.. aku sudah tak tau.. Waktu itu hujan... aku di jalan ... menatap mata - mata anak, kakek, ibu yang merenda uang di pinggir jalan ... di matanya terbersit entah apa, mungkin salah satunya sama denganku. Terdengar sayu irama tak jelas, ku buka kotak kecil yang membuatku terhubung dengan para ciptaanmu. kotak itu sungguh unik.. bisa membuatku ceria tapi juga deru kesedihan.. Ku pencet tombol tombol itu , ku buka satu persatu... Tuhanku kenapa engkau hadirkan dua berita yang membuatku pilu.. Ini hati, dan ini keharusan.. Sambil tersapu air hujan aku menyelesaikan kabar pesan itu... Aku hanya termenung.. menghela napas sejenak.. lalu ku selesaikan masalahku. aku bingung , ini salahku.. ini kesalahan besarku. Tiba aku di tempat aku bernaung di dunia, bangunan 12x7 meter itu.. dengan basah kuyup aku masuk.. aku tidak bercerita apapun ku ganti pakaian yang lekat padaku, ku ambil air pembersih suci itu.. kusujudkan dahiku padamu, kupanjatkan doa padamu.. Tapi anugerahmu memanggilku untuk melakukan sesuatu.. Kulakukanlah karena itu kehendakmu.. Ku buka lagi kota kecil itu.. kusapa suara di dalamnya.. apa engkau tau yang terjadi selanjutnya ? lega dan kesedihan melandaku bersama, aku lega tapi aku tehenyak.. tidak apa .. inilah yang dinamakan hati.. Selesai ku dengan itu walau perasaan ini masih terbalut keanehan, lebih pilu daripada leganya. ah tidak usah kufikirkan.. Hujan berhenti, aku lihat malaikat di duniaku, mereka tersayup layu entah apa aku tak mengerti, ku buka lagi kotak kecil itu, tapi bukan aku, malaikatku, ku dekatkan wajahku kubaca satu per satu.. Ya tuhanku ,, Allahku apalagi ini ? aku semakin bingung.. sampai aku ambil lagi air suci itu.. lalu aku mengadu kepadamu, harus kemana aku mencari sang pembeli dunia sebanyak itu walaupun itu hanya secarik kertas yang para hambamu ciptakan, tapi itu yang membuat para hambamu gila.. gila harta gila kekuasaan, sahabat jadi musuh keluarga jadi orang asing.. Kupanjatkan lagi hajatku kepadamu dengan lantunan ayatmu itu, ku teteskan air mata entah seberapa banyak aku tak tau.. mungkin seperti hujan tadi menerpa pipi begitu pedih.. aku membayangkan kenapa hidupku tak semeriah si kucing yang menjilati bulunya setiap pagi, merengek meminta si amis pemakan lapar.. begitu sederhananya dia.. Hidupku juga tak seindah dua angsa yang kulihat kemarin, menyipakkan bulu seperti menyipakkan kebahagiaan.. bercanda satu sama lain, berdua bertiga,, bersama – sama.. membentuk sebuah pola.. pola yang begitu indah.. Apakah ini yang namanya manusia ? berusaha dan berdoa.. tapi mungkin kucing dan angsa tadi juga berzikir padamu.. Aku lihat juga para manusia yang tertawa lepas, apa mungkin mereka juga sepertiku sebelumya ? Ahh tidak usah kupikir.. gila nanti.. itu hanya iri saja. Ya tuhan Allahku aku sudah berdoa padamu tapi aku juga terlalu banyak dosaku.. hanya engkau yang tau apapun.. aku tunggu jawaban engkau ya allah.. perkenalkan aku TIRAMA , aku hambamu.. dengar doaku hanya engkau.. engkau pasti mendengar.. engkau maha mendengar…

Upload: septian-indra-pratama

Post on 08-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hujan

TRANSCRIPT

Page 1: Itu hujan

Itu hujan, merintik menerpa seluruh alam... Tapi sama saja seperti biasa aku termenung, hanya menatap.. Aku tak mau memarahinya, Dalam hati yang penuh kotor dan hina ini aku berkata kepada sang pembuat hujan... Tuhan... Allah... Mengapa kau anugerahkan ini kepadaku... Anugerahmu terlalu berat untuk ku topang, kaki badan seluruh tubuh ini hanya seperti kapas setelah kau beri anugerahmu.apa rahasiamu...?Begitu banyak anugerah masalah yang kau berikan kepadamu kemarin, hari ini, dan entah apa beok.. aku sudah tak tau..Waktu itu hujan... aku di jalan ... menatap mata - mata anak, kakek, ibu yang merenda uang di pinggir jalan ... di matanya terbersit entah apa, mungkin salah satunya sama denganku.Terdengar sayu irama tak jelas, ku buka kotak kecil yang membuatku terhubung dengan para ciptaanmu. kotak itu sungguh unik.. bisa membuatku ceria tapi juga deru kesedihan.. Ku pencet tombol tombol itu , ku buka satu persatu... Tuhanku kenapa engkau hadirkan dua berita yang membuatku pilu.. Ini hati, dan ini keharusan.. Sambil tersapu air hujan aku menyelesaikan kabar pesan itu... Aku hanya termenung.. menghela napas sejenak.. lalu ku selesaikan masalahku. aku bingung , ini salahku.. ini kesalahan besarku. Tiba aku di tempat aku bernaung di dunia, bangunan 12x7 meter itu.. dengan basah kuyup aku masuk.. aku tidak bercerita apapun ku ganti pakaian yang lekat padaku, ku ambil air pembersih suci itu.. kusujudkan dahiku padamu, kupanjatkan doa padamu.. Tapi anugerahmu memanggilku untuk melakukan sesuatu.. Kulakukanlah karena itu kehendakmu.. Ku buka lagi kota kecil itu.. kusapa suara di dalamnya.. apa engkau tau yang terjadi selanjutnya ? lega dan kesedihan melandaku bersama, aku lega tapi aku tehenyak.. tidak apa .. inilah yang dinamakan hati..Selesai ku dengan itu walau perasaan ini masih terbalut keanehan, lebih pilu daripada leganya. ah tidak usah kufikirkan.. Hujan berhenti, aku lihat malaikat di duniaku, mereka tersayup layu entah apa aku tak mengerti, ku buka lagi kotak kecil itu, tapi bukan aku, malaikatku, ku dekatkan wajahku kubaca satu per satu.. Ya tuhanku ,, Allahku apalagi ini ? aku semakin bingung.. sampai aku ambil lagi air suci itu.. lalu aku mengadu kepadamu, harus kemana aku mencari sang pembeli dunia sebanyak itu walaupun itu hanya secarik kertas yang para hambamu ciptakan, tapi itu yang membuat para hambamu gila.. gila harta gila kekuasaan, sahabat jadi musuh keluarga jadi orang asing.. Kupanjatkan lagi hajatku kepadamu dengan lantunan ayatmu itu, ku teteskan air mata entah seberapa banyak aku tak tau.. mungkin seperti hujan tadi menerpa pipi begitu pedih.. aku membayangkan kenapa hidupku tak semeriah si kucing yang menjilati bulunya setiap pagi, merengek meminta si amis pemakan lapar.. begitu sederhananya dia.. Hidupku juga tak seindah dua angsa yang kulihat kemarin, menyipakkan bulu seperti menyipakkan kebahagiaan.. bercanda satu sama lain, berdua bertiga,, bersama – sama.. membentuk sebuah pola.. pola yang begitu indah.. Apakah ini yang namanya manusia ? berusaha dan berdoa.. tapi mungkin kucing dan angsa tadi juga berzikir padamu..Aku lihat juga para manusia yang tertawa lepas, apa mungkin mereka juga sepertiku sebelumya ?Ahh tidak usah kupikir.. gila nanti.. itu hanya iri saja. Ya tuhan Allahku aku sudah berdoa padamu tapi aku juga terlalu banyak dosaku.. hanya engkau yang tau apapun.. aku tunggu jawaban engkau ya allah.. perkenalkan aku TIRAMA , aku hambamu.. dengar doaku hanya engkau.. engkau pasti mendengar.. engkau maha mendengar…