issue no.2 / agustus 2016 filepikuk kenaikan harga bahan pokok pada saat menjelang hari keagamaan di...

12
ISSUE NO.2 / AGUSTUS 2016 INDONESIAN E-MAGAZINE FOR LEGAL KNOWLEDGE BY Pidana & Denda bagi Penimbun Bahan Pokok PERPRES 71/2015: Jaminan Pemerintah atas Ketersediaan Kebutuhan Pokok OPERASI PASAR: Upaya Mengatasi Lonjakan Harga

Upload: dangdang

Post on 02-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

ISSUE NO.2 / AGUSTUS 2016

INdONESIAN E-MAGAzINE fOr LEGAL KNOwLEdGE by

Pidana & Denda bagi Penimbun

Bahan PokokPerPres 71/2015:

Jaminan Pemerintah atas Ketersediaan Kebutuhan Pokok

OPerasi Pasar: Upaya Mengatasi

Lonjakan Harga

2

IKLAN

Please do not hesitate to contact us if you have any question at [email protected].

Looking forward to hearing from you.

We, Akasa Cipta Tama (ACT), was established in April 2015 as a response to the demand of highly qualified translators for business, legal, technical, and general documents; as well as interpreters and note takers for meetings, seminars, and conference. Our translators, interpreters and note

takers have extensive experiences in their respective fields.

With a comprehensive database of qualified human resources, ACT works to ensure the best results in every project we run. Some of our top personnel have worked for various international events and some of our clients include the Office of the President of the Republic of Indonesia,

People’s Consultative Assembly, The United Nations, The World Bank, AusAID, USAID, and some prominent law firms in Indonesia.

3

Editorial:Penasehat:Setyawati Fitri Anggraeni,S.H.,LL.M.,MCIArb.Pemimpin Redaksi:Agus Dwi Prasetyo,S.H.Redaktur Pelaksana:Tanya Widjaja Kusumah,S.H.Penulis:Agus Dwi Prasetyo,S.H.Tanya Widjaja Kusumah,S.H.Sufi Mufarrid Fadhly,S.H.Amalia Fajarina, S.H., M.Kn.Manuel Simbolon,S.H., M.H.Tubagus Syaqief Harizansyah,S.H.Kontributor:Konsultan Media: Fifi Juliana JelitaPenyunting Naskah: Wahyu HardjantoPenata Visual: Riesma PawestriIlustrasi: freepik.com

daftar isi

Majalah Actio terbit setiap empat bulan sekali,dibuat dan didistribusikan oleh

Sanggahan:Perlu kami sampaikan bahwa telaah, opini, maupun informasi dalam Actio merupakan kontribusi pribadi dari para partners dan/atau associate yang tergabung di kantor hukum Anggraeni and Partners dan merupakan pengetahuan hukum umum. Telaah, opini, dan informasi dalam Actio tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat hukum ataupun pandangan kantor hukum Anggraeni and Partners terhadap suatu permasalahan hukum tertentu.

Telaah, opini, dan informasi dalam Actio tidak dapat dianggap sebagai indikasi ataupun petunjuk terhadap keadaan di masa yang akan datang. Telaah, opini, maupun informasi dalam Actio tidak ditawarkan sebagai pendapat hukum atau saran hukum untuk setiap hal tertentu. Tidak ada pihak pembaca yang dapat menganggap bahwa dirinya harus bertindak atau berhenti bertindak atau memilih bertindak terkait suatu masalah tertentu berdasarkan telaah, opini, maupun informasi di Actio tanpa mencari nasihat dari profesional di bidang hukum sesuai dengan fakta-fakta dan keadaan-keadaan tertentu yang dihadapinya.

Setiap tahunnya kita menyaksikan hiruk pikuk kenaikan harga bahan pokok pada saat menjelang hari keagamaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tiap mendekati kemeriahan hari besar tersebut, pemerintah berupaya menetralkan masalah kenaikan harga bahan pokok dengan melakukan berbagai kebijakan.

Pada edisi kali ini, Actio mengulas mengenai beragam info, peraturan-peraturan, dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah guna menetralkan harga bahan pokok, mulai dari dibukanya peluang impor bagi pengusaha, pendaftaran Standar Nasional Indonesia bagi bahan pokok, serta ancaman pidanabagi penimbun pasokan bahan pokok untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Akhir kata, selamat membaca dan semoga berguna bagi kita semua.

Salam,

Anggraeni & Partners

KATA PeNgANTAR 3INfo 4TELAAh: Pidana 7 Tahun Penjara DanDenda 100 Miliar Bagi Para Penimbun Bahan Kebutuhan Pokok 5oPINI: Penghapusan Modal Minimum Pendirian PT: Problematika Atau Solusi? 6TELAAh: PERPRES 71/2015: Jaminan Pemerintah atas Ketersediaan Kebutuhan Pokok 7TANYA JAWAB: Importasi gula 8KUPAS PeRATURAN: Pemerintah Amandemen Ketentuan Impor hewan dan Produk hewan 9oPINI: oPeRASI PASAR: Upaya Mengatasi Lonjakan harga 10KIAT: Bagaimana Cara Memperoleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 11

Wisdom Begins in Wonder” -Socrates-

4

INfO

Pemerintah Buka Impor JeroanPemerintah telah membuka keran impor jeroan melalui Peraturan Menteri Perta- nian Nomor 34 Tahun 2016. Peraturan tersebut menggantikan peraturan sebelumnya yakni Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang Pemasukan Karkas, Daging, dan/atau olahannya

Masuk ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Beleid tersebut tidak akan membatasi jumlah jeroan yang akan diimpor. hal ini berbeda dengan peraturan sebelumnya yang memberikan batasan- batasan dan kondisi tertentu bagi pihak yang mengajukan impor jeroan.

Meskipun mendapatkan sejumlah kritik, pemerintah mempunyai pertimbangan bahwa impor dibuka dengan harapan menyediakan jeroan yang murah dengan kualitas yang baik.

Namun hingga akhir Agustus 2016, belum ada realisasi terhadap impor jeroan. (AdP)

sembako

PPSKI Ajukan Uji Materi Impor Daging

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengajukan uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (“UU Peternakan”) ke Mahkamah Konstitusi.

Dalam gugatannya, PPSKI keberatan terhadap Pasal 36 UU Peternakan yang menjadi dasar pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membuka impor daging kerbau berbasis zona (zone base) dari India.

Yang menjadi kekhawatiran PPSKI, pembukaan impor daging dengan basis zona bukan basis negara (country base) tersebut akan membuat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia.

Lebih lanjut, PPSKI juga khawatir bahwa masuknya daging dari luar akan mengakibatkan harga sapi dan kerbau lokal jatuh sehingga dapat merugikan peternak lokal. (AdP)

55

PIDANA 7 TAHUN PENJARA DAN DENDA 100 MILIAR BAGI PARA PENIMBUN

BAHAN KEBUTUHAN POKOK

TELAAH

Pemerintah memiliki kewajiban untuk dapat mewujudkan ke- tersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan bagi masyarakat; se cara cukup, aman, bermutu, dan bergizi se imbang. Sayang dalam prak-tiknya, di pasar malah sering kali terjadi ke resahan masyarakat akibat kelangkaan atau gejolak har ga pangan. Itu mengapa, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), pemerintah, maupun swasta kerap mengadakan kegiatan operasi pasar. Tujuannya untuk membantu menurunkan harga pangan.

Sesungguhnya, penyebab ting ginya harga pangan dilatarbelakangi banyak faktor. Salah satunya permintaan masyarakat yang tinggi dan dengan demikian me nyebabkan penimbunan bahan kebutuhan pokok (yang kerap disebut sembako), ter utama menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti puasa dan lebaran. Supaya harga pangan stabil, perlu upaya penegakan hukum bagi para penimbun. Kapolri (pada masa ketika dijabat Jenderal Pol Badrodin Haiti) telah menerbitkan Maklumat Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia Nomor: Mak/01/VIII/2015 tentang Larangan Melakukan Penimbunan atau Penyimpanan Pangan dan Barang Kebutuhan Pokok. Dalam maklumat tersebut ditegaskan bahwa para pe laku usaha dilarang dengan sengaja menimbun atau menyimpan melebihi jumlah yang maksimal diperbolehkan atau di luar batas kewajaran, dengan maksud untuk mem-peroleh keuntungan, sehingga mengakibatkan harga pangan pokok menjadi mahal atau melambung tinggi. Selain itu, para pelaku usaha juga dilarang menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah atau waktu tertentu pada saat kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas perdagangan.

Apabila ada pelaku usaha yang melakukan perbuatan tersebut, kepolisian akan melakukan tin dakan tegas dengan mene-rapkan hukuman pidana Pasal 133 UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang berisi seperti di bawah ini.

“Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja menimbun

atau menyimpan melebihi jumlah maksimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dengan maksud untuk mem-per oleh keuntungan yang mengakibatkan harga Pangan Pokok menjadi mahal atau melambung tinggi dipidana dengan pidana penjara pa-ling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).”

Selain itu, para penimbun juga akan dikenakan hukum-an pidana Pasal 107 UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, yang menyebutkan bahwa, “Pelaku Usaha yang menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas Perdagangan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)." (SfA)

sembako sembakosembako sembakosembakosembako

6

OPINI

Tanggal 14 Juli 2016 lalu Presiden RI telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”). PP 29/2016 pada pokoknya mengatur besaran modal dasar Perseroan Terbatas ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri Perseroan Terbatas, dan tidak lagi dibatasi dengan nilai minimum Rp50 juta, ketentuan PP 29/2016 tersebut juga mencabut Pemerintah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas.

Akan tetapi, PP 29/2016 tersebut masih belum didukung oleh revisi Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, khususnya Pasal 32 yang mengatur tentang modal dasar minimum pendirian perseroan terbatas adalah Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Maka secara praktik, PP 29/2016 belum dapat diterapkan karena masih bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi yaitu Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.

Latar belakang diterbitkannya PP 29/2016 adalah untuk memberikan kepastian hukum dan merangsang pengusaha kecil menengah ke bawah untuk memulai usaha bisnisnya melalui wadah badan hukum PT.

Dengan berlakunya PP 29/2016, masyarakat ekonomi menengah ke bawah semakin

mudah untuk mendirikan perseroan terbatas tanpa dibatasi minimum modal Rp50 juta atau berkurangnya kewajiban modal disetor/ditempatkan untuk mendirikan PT yang awalnya minimal Rp12,5 juta. Namun, tidak dibatasinya lagi minimum modal PT tetap saja tidak menurunkan harga/biaya pengurusan pendirian PT (notaris, agen, dll), yang sampai saat ini masih terasa cukup mahal.

Dampak lain yang mungkin timbul akibat berlakunya PP 29/2016 ini akan terlihat dalam praktik hukum penjaminan, yakni semakin meningkatnya analisis kehati-hatian dalam aspek kemampuan/jaminan terhadap pelaksanaan suatu perjanjian terhadap badan hukum PT tersebut. Dampak tersebut juga mengakibatkan pergeseran makna “terbatas” dari perseroan terbatas itu sendiri, yakni pertanggungjawaban PT dapat saja bergeser kepada harta pribadi pada pemegang saham atau pengurusnya karena ketidakmampuan PT dalam memberikan jaminan pelaksanaan pelunasan suatu kewajiban dalam pelaksanaan perikatan.

Mengingat pada masa berlakunya aturan minimum modal pendirian PT sebesar Rp50 juta masih banyak pihak yang tidak menyetorkan modal, maka diprediksi dampak negatif yang mungkin timbul dari terbitnya PP 29/2016 ini adalah meningkatnya jumlah dari pendirian PT dan meningkatnya PT-PT fiktif. (TSH)

PENGHAPUSAN MODAL MINIMUM PENDIRIAN PT:

PROBLEMATIKA ATAU SOLUSI?

$

$

$

$

$

$$

$

$

$

7

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan harga dan Penyimpanan Ke-butuhan Pokok dan Barang Penting (“Perpres 71/2015”) ber isi aturan mengenai jaminan kepastian ketersediaan dan stabilisasi harga barang yang beredar di pasar untuk mengantisipasi masalah kelang-kaan dan gejolak harga barang.

Perpres 71/2015 juga berisi aturan mengenai larangan menyimpan barang ke- butuh an pokok dan barang penting di gudang ketika terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, atau ketika terjadi hambatan lalu lintas perdagangan barang.

Jenis barang pokok yang dimaksud meliputi hasil per-tanian (beras, kedelai bahan baku tahu dan tempe, cabe, dan bawang merah), hasil industri (gula, minyak goreng, dan tepung terigu), serta hasil peternakan dan perikanan (daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan ikan segar, yaitu bandeng, kembung, ataupun tongkol/tuna/cakalang).

PERPRES 71/2015: JAMINAN PEMERINTAH ATAS KETERSEDIAAN KEBUTUHAN POKOK

Barang kebutuhan pokok wajib memenuhi ketentuan, yakni (i) sesuai SNI sepanjang diwajibkan; (ii) layak konsumsi; (iii) terjaga kebersihan dan higienitasnya; serta (iv) tidak terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun.

Lebih lanjut, jenis barang pen-ting yang dimaksud meliputi benih (padi, jagung, dan kedelai), pupuk, gas elpiji 3 kilogram, tripleks, semen, besi baja konstruksi, dan baja ringan. Barang penting wajib memenuhi ketentuan, yakni (i) sesuai SNI sepanjang diwajibkan; (ii) layak pakai; serta (iii) tidak terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun.

Ketika terjadi kelangkaan barang, gejolak harga, dan/atau hambatan lalu lintas perdagangan barang, barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dilarang di- simpan di gudang dalam jumlah yang di luar batas kewajaran yang melebihi stok atau persediaan barang berjalan, untuk memenuhi pasar dengan waktu paling lama 3 (tiga) bulan,

berdasarkan catatan rata-rata penjualan per bulan dalam kondisi normal.

Pemerintah pusat wajib men- jamin pasokan dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting, dengan cara menerapkan penetapan harga khusus menjelang, saat, dan setelah hari besar keagamaan nasional dan/atau pada saat terjadi gejolak harga dan apabila terjadi gangguan pasokan atau ketika harga berada di atas atau di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah dalam kondisi tertentu yang dapat mengganggu kegiatan perdagangan nasional. Pemerintah dalam hal ini menteri perdagangan dapat mene- tapkan harga eceran tertinggi dalam rangka operasi pasar untuk sebagian atau semua barang kebutuhan pokok. (TwK)

TELAAH

7

8

TANyA JAwAb

T

Penanya: Seorang pengusaha di Jakarta

bagaimana pengaturan mengenai kegiatan importasi gula di Indonesia?

Jawab:Kegiatan importasi gula diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 117/M-dAg/ Per/12/2015 tentang Ketentuan Impor gula. Impor gula menurut peraturan tersebut pada dasarnya dibatasi dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan gula dalam negeri yang ditentukan dan disepakati dalam rapat koordinasi antarkementerian. hal ini terutama berlaku untuk impor gula kristal putih (plantation white sugar), yang hanya dapat dilakukan dalam rangka mengendalikan ketersediaan dan kestabilan harganya.

Lebih lanjut, gula yang dapat diimpor dibagi menjadi:a. gula kristal mentah/gula kasar (raw sugar)

dengan Pos Tarif/hS 1701..12.00.00, ex 1701.13.00.00, dan ex. 1701.14.00.00 yang memiliki bilangan ICUMSA minimal 1200 IU;

b. gula kristal refinasi (refined sugar) dengan Pos Tarif/hS 1701.99.11.00 dan 1701.99.19.00 yang memiliki bilangan ICUMSA maksimal 45 IU; dan

c. gula kristal putih (plantation white sugar) dengan Pos Tarif/hS 1701.91.00.00 dan 1701.99.90.00 yang memiliki bilangan ICUMSA antara 70 IU sampai dengan 200 IU. (TwK)

THal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan persetujuan impor perusahaan penyelenggara impor gula dicabut oleh Kementerian Perdagangan?

Jawab:Berdasarkan Pasal 20 Permendag Nomor 117 Tahun 2015, persetujuan impor perusahaan dicabut apabila: a. terbukti memperdagangkan dan/

atau memindahtangankan gula kristal mentah/gula kasar (raw sugar) dan gula kristal refinasi (refined sugar) yang diimpor kepada konsumen langsung, kepada distributor, dan/atau kepada pengecer;

b. terbukti memperdagangkan gula kristal refinasi yang diimpor ke pasar di dalam negeri;

c. terbukti mengubah data dan/atau keterangan yang tercantum dalam persetujuan impor;

d. terbukti menyampaikan data dan/atau keterangan yang tidak benar sebagai persyaratan untuk mendapatkan persetujuan impor, setelah persetujuan impor diterbitkan;

e. terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan penilaian dan reko- mendasi dari instansi teknis terkait; dan/atau

f. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan persetujuan impor. (TwK)

TSiapa sajakah yang dapat melakukan Impor Gula?

Jawab:a. Perusahaan pemilik izin API-P, yang

hanya dapat melakukan impor gula kristal mentah/gula kasar dan gula kristal refinasi; dan

b. BUMN pemilik API-U, yang hanya dapat melakukan impor gula kristal putih. (TwK)

TANYA JAWAB MENGENAI

IMPORTASI GULA

9

KUPAS PErATUrAN

Ketentuan ekspor dan impor hewan dan produk hewan di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 05/M-dAg/Per/1/2016 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor hewan dan Produk hewan (“Permendag No.5/2016”). Pada tanggal 23 Mei 2016, pemerintah telah mengubah Permendag No.5/2016 dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37 Tahun 2016 (“Permendag No.37/2016”). Kupasan peraturan kali ini akan fokus pada beberapa perubahan ketentuan impor yang diatur dalam Permendag No. 37/2016.

Perbedaan pertama antara Permendag No. 5/2016 dengan Permendag No.37/2016 terletak pada tujuan penggunaan dan distribusinya. Pada Permendag No.5/2016, tujuan penggunaan dan distribusi hanya diperuntukkan bagi industri, hotel, restoran, katering, dan/atau keperluan khusus lainnya, sedangkan Permendag No.37/2016 menambahkan tujuan penggunaan dan distribusi untuk pasar yang

PEMERINTAH AMANDEMEN KETENTUAN IMPOR HEWAN DAN PRODUK HEWAN

memiliki fasilitas rantai dingin,dan/atau keperluan khusus lainnya.

Lebih lanjut, Permendag No.37/2016 mewajibkan suatu perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan ekspor dan perusahaan pemilik API, BUMN, dan BUMD yang telah mendapatkan persetujuan impor untuk menyampaikan laporan secara elektronik atas pelaksanaan ekspor hewan dan atau produk hewan, atau pelaksanaan impor hewan dan/atau produk hewan baik terealisasi maupun tidak terealisasi yang dilakukan secara elektronik dengan melampirkan: (i) kartu kendali realisasi ekspor atau impor yang telah diparaf oleh pe- tugas bea dan cukai, untuk jenis hewan dan produk hewan yang belum terkena ketentuan pencatatan realisasi ekspor atau impor secara elektronik dan atau pelabuhan yang belum terkoneksi dengan Indonesian National Single Window (INSW); serta (ii) pemberitahuan ekspor barang dan pemberitahuan impor barang, untuk jenis hewan dan produk hewan yang telah terkena ketentuan pencatatan realisasi ekspor atau

impor secara elektronik dan/atau pelabuhan yang sudah terkoneksi dengan INSW. Lampiran dokumen-dokumen tersebut tidak dipersyaratkan dalam Permendag No. 5/2016.

Permendag No. 5/2016 membatasi jenis hewan dan produk hewan yang dapat diimpor sebagaimana tertera pada lampiran. Walau demikian, Permendag No.37/2016 memberikan keleluasan atas jenis hewan dan produk hewan yang dapat diimpor dengan tidak membatasi kegiatan impor apabila jenis hewan dan produk telah mendapatkan persetujuan impor dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dengan melampirkan rekomendasi dari kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau pe-jabat yang ditunjuk oleh kepala Badan Pengawas obat dan Makanan untuk impor produk hewan olahan dan rekomendasi dari menteri pertanian atau pejabat yang ditunjuk oleh menteri pertanian untuk impor produk hewan olahan yang masih memiliki risiko zoonosis. (AfJ)

9

10

OPINI

Awal tahun ini, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memvonis 32 perusahaan penggemukan sapi (feedloter) yang telah melakukan praktik kartel dan mengatur harga daging sapi di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek). Keputusan tersebut tertuang dalam Sidang Majelis KPPU di Jakarta, pada Jumat (22/4/2016).

Persoalan mengenai kartel diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Secara definisi, kartel adalah kesepakatan yang dibuat oleh beberapa pelaku usaha yang bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan/atau pemasaran suatu barang dan/atau jasa, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Praktik kartel diduga mengakibatkan harga di pasaran menjadi tinggi sehingga dapat merugikan konsumen. Banyak pihak berpendapat bahwa tingginya harga bahan pokok pada

yang mengakibatkan harga melonjak. Atas dasar hal

tersebut, pemerintah menggelontorkan

pasokan beberapa komoditas dalam jumlah besar dan harga yang lebih murah ke pasar dengan harapan harga komoditas tersebut kembali

normal. Lonjakan harga komoditas memang bisa ditekan.

Namun, hal itu terjadi hanya dalam jangka pendek.

Maka dari itu, sejatinya perlu dilakukan

upaya preventif untuk mengatasi lonjakan harga komoditas.

Dari uraian tersebut, maka agenda ke depan yang diusulkan untuk dilakukan oleh pemerintah adalah membenahi aspek kelembagaan dalam upaya pengendalian harga. Selain berfungsi untuk mengawasi pengendalian harga, idealnya lembaga tersebut juga dapat menjadi akses bagi publik untuk mengadukan adanya lonjakan harga yang tidak wajar. Lembaga tersebut juga diharapkan bisa menjadi lembaga yang dapat memberikan pertimbangan kepada pemerintah untuk melakukan operasi pasar. (MSb)

1. http://www.suara.com/bisnis/2016/04/23/100635/terbukti-kartel-daging-sapi-32-perusahaan-dihukum-kppu 2. http://www.republika.co.id/berita/koran/publik/15/01/28/niw1t7-kartel-sudah-ada-dari-dulu

masa-masa tertentu seperti menjelang hari besar keaga- maan di Indonesia disebabkan oleh adanya praktik kartel.

guna mengatasi lonjakan harga komoditas pokok bahan pangan di pasaran, selama ini operasi pasar selalu dilakukan oleh pemerintah. Sejauh ini, pemerintah menilai kebijakan operasi pasar adalah langkah yang tepat untuk menekan harga komoditas di pasaran.

Meski demikian, tidak dapat dipastikan kapan sebaiknya operasi pasar dilaksanakan. Secara konsepsi, operasi pasar digelar akibat adanya ketidakseimbangan antara persediaan dan permintaan

OPERASI PASAR: UPAYA MENGATASI LONJAKAN HARGA

1111

KIAT

BAGAIMANA CARA

MEMPEROLEH STANDAR

NASIONAL INDONESIA

(SNI)

SNI adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional

(BSN) atas barang, jasa, sistem, proses, dan personal di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berikut adalah tahap-tahap prosedur

memperoleh sertifikat SNI, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri (BPPI) No. 247/ bPPI/X/2008 tentang

Prosedur Operasional Standar Proses

Penerbitan Sertifikat Produk Penggunaan

Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI):

Demikian tata cara memperoleh SNI sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku. Semoga dapat membantu pembaca dalam menjalankan usaha. (SMf)

1 Pastikan Sertifikat SMM Pastikan bahwa perusahaan atau badan usaha Anda telah mendapatkan

Sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) yang diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

2 Datangi kantor LSPro Datangi kantor Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) dengan membawa

fotokopi dokumen-dokumen perusahaan, seperti anggaran dasar, dokumen perizinan, serta kepemilikan merek apabila ada.

3 Isi formulir permohonan SPPT SNI dengan melampirkan: a. fotokopi Sertifikat SMM

b. dilengkapi sertifikat dari LSSM negara asal dan perjanjian saling pengakuan atau mutual recognition arrangement (MRA) dengan KAN.

4 Verifikasi dokumen permohonan Verifikasi dilakukan atas dokumen permohonan yang telah diterima

oleh LSPro. Proses ini memakan waktu selama satu hari.

5 Audit kebenaran dokumen dan audit kecukupan Audit kebenaran dokumen dan audit kecukupan dilakukan oleh asesor

yang ditunjuk. Proses ini dapat memakan waktu selama 5 hari (untuk produk impor). Proses pada tahap pertama ini biasanya berlangsung selama satu hari.

6 Penjadwalan audit kesesuaian Apabila audit kebenaran dokumen dan audit kecukupan telah dilakukan,

maka LSPro akan menjadwalkan audit kesesuaian yang terdiri dari audit sistem manajemen mutu dan pengambilan sampel produk yang memakan waktu selama 20 hari.

7 Audit sistem dan pengambilan contoh Pada tahap audit kesesuaian, akan ada audit sistem yang dilakukan oleh

asesor dan pengambilan contoh oleh petugas pengambil sampel produk. Proses audit biasanya perlu waktu minimal 5 hari. Dalam tahapan ini, dilakukan pula pengujian sampel produk guna mendapatkan sertifikasi hasil uji yang merupakan penilaian atas sampel produk. Apabila hasil pengujian tidak memenuhi persyaratan SNI, maka pemohon diminta untuk melakukan pengujian ulang. Jika hasil uji ulang tak sesuai persyaratan SNI, maka permohonan SPPT SNI ditolak. Jangka waktu pengujian sampel produk tidak termasuk dalam hitungan SPPT SNI.

8 Bahan rapat panel Petugas Pantek membuat bahan rapat panel bagi perusahaan yang

telah memenuhi persyaratan (hasil audit sistem tanpa temuan mayor atau ada temuan mayor tetapi telah ditutup dan hasil uji laboratorium yang telah memenuhi standar produk).

9 Keputusan sertifikasi Bahan rapat panel terdiri dari semua dokumen audit dan hasil uji.

Persiapan bahan-bahan rapat panel tersebut dapat memakan waktu 1 sampai dengan 7 hari kerja, sementara rapat panel membutuhkan 1 hari kerja.

10 Pemberian SPPT SNI Jika semua syarat telah terpenuhi, LSPro akan menerbitkan SPPT SNI untuk produk pemohon pada keesokan harinya.

11 Biaya pengurusan SNI Biaya pengurusan yang berlaku pada Kementerian Perindustrian diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 2011 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perindustrian.

12

Visi

Menjadi kantor hukum Indonesia yang terkemuka dengan standar internasional dan mampu berkompetisi dalam tingkat regional, bertekad untuk memberikan kontribusi yang berguna dan signifikan untuk perkembangan sistem hukum Indonesia demi kemajuan bangsa, serta secara berkelanjutan menciptakan nilai tambah bagi semua pihak.

Misil Membangun suatu kantor hukum yang

berkesinambungan, yang terdiri atas para advokat terpercaya dan dapat diandalkan, dengan didukung oleh manajemen bisnis yang kokoh dan berkualitas, yang sesuai dengan kondisi di Indonesia, serta memiliki komitmen untuk menyediakan pelayanan hukum yang berkualitas dan terpadu kepada klien dan masyarakat;

l Selalu konsisten membangun dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui riset, pelatihan, dan inovasi ilmiah dengan berbasis pada nilai-nilai organisasi dan budaya Indonesia;

l Memelihara kelangsungan pertumbuhan pelayanan jasa hukum melalui peningkatan profil pelayanan secara berkesinambungan.

LaNdasaN UtaMa KaMi

sPEsiaLisasi LaYaNaN

ARBITRASeHUKUM PeRUSAHAAN

HUKUM PIDANASeNgKeTA KoMeRSIALHUKUM PeRKAPALAN

KONTAKApabila terdapat pertanyaan

atau menginginkan diskusi lebih lanjut, mohon jangan segan

menghubungi kami.

TENdEAN SQUArE KAV. 17 -18Jl. wolter Monginsidi No. 122-124Kebayoran baru, South Jakarta

Indonesia – 12170

Email: [email protected]: www.ap-lawsolution.com

2015l Kuasa hukum bagi sebuah perusahaan

pelayaran Indonesia sebagai termohon dalam suatu proses persidangan permohonan kepailitan di pengadilan niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;

l Kuasa hukum bagi perusahaan Indonesia dalam proses arbitrase internasional terkait sengketa tentang perjanjian pemegang saham dalam suatu perusahaan patungan yang diselenggarakan oleh Kuala Lumpur regional Centre for Arbitration (KLrCA);

l Memberikan nasihat hukum kepada perusahaan asuransi asing terkait rencananya

untuk membeli obligasi yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Indonesia;

2014l Merancang dan menganalisis kontrak

perkapalan untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit;

2013l Mewakili perusahaan swasta Jepang sebagai

pemegang saham asing dalam usaha patungan di bidang penyaluran tenaga kerja untuk mengalihkan kepemilikan saham mereka kepada pemegang saham dalam negeri.

PENGaLaMaN KaMi

“Dedikasi dalam pelayanan untuk

pertumbuhan dan ikatan yang

berkesinambungan guna menciptakan nilai tambah bagi

klien.”

tENtaNG PENErbit

“We are worthy of your trust”