issn 0853- jurnal online westphalia, vol.12, no.2 … file(seperti ‘satu orang, ... (sekurangnya...
TRANSCRIPT
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 323
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
KEMENANGAN PARTAI BURUH DALAM 2 (DUA) KALI PEMILU TERAKHIR DAN MENGHANGATNYA SUHU POLITIK MENJELANG PEMILU 2013
Oleh Iwan Gunawan
Abstrak Dua pemilu terakhir Australia dikuasai oleh Partai Buruh, setelah sebelumnya dimenangkan oleh Partai Konservatif. Namun suasana didalam tubuh Partai Buruh agak memanas seiring mundurnya Kevin Ruud menjelang pemilu 2010 dan digantikan oleh Julia Gillard. Meskipun Gillard memenangkan pemilu tahun 2010, namun dukungan terhadap partai Buruh mengalami penurunan yang hanya menghasilkan 72 anggota legislatif sama dengan partai Konservatif. Menjadi sangat menarik untuk mencermati Pemilu 2013, akankah Partai Konservatif merebut kembali kekuasaan? Atau Partai Buruh tetap mempertahankannya hingga tahun 2016? Kata Kunci: Pemilu, Suhu Politik.
Pendahuluan
Sistem pemerintahan Australia dibangun di atas tradisi
demokrasi liberal. Berdasarkan nilai-nilai toleransi
beragama, kebebasan berbicara dan berserikat, dan
supremasi hukum, lembaga-lembaga Australia dan
praktik-praktik pemerintahannya mencerminkan model
Inggris dan Amerika Utara. Pada saat yang sama,
mereka khas Australia.
Salah satu demokrasi yang tertua dan lestari di dunia,
Persemakmuran Australia didirikan pada 1901 ketika
bekas koloni Inggris ini – kini enam negara bagian – sepakat untuk menjadi federasi.
Praktik dan prinsip demokrasi yang membentuk parlemen kolonial pra-federasi
(seperti ‘satu orang, satu suara’ dan hak pilih wanita) diberlakukan oleh pemerintah
federal Australia yang pertama.
Koloni Australia mewarisi tradisi pemilu dari Inggris yang mencakup hak pilih
terbatas dan pemungutan suara umum dan ganda. Pelanggaran seperti suap dan
intimidasi pemilih mendorong perubahan pemilihan umum. Australia mempelopori
reformasi yang menopang praktik pemilu demokrasi modern.
Pada 1855, Victoria memperkenalkan pemilihan umum secara rahasia, yang
menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai ‘pemilu Australia’. Pada 1856, Australia
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 324
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Selatan menghapuskan persyaratan profesional dan harta serta memberi hak pilih
kepada seluruh pria dewasa, kemudian pada 1892 memberi wanita dewasa hak
pilih. Pada dasawarsa 1890an koloni-koloni tersebut memberlakukan prinsip satu
suara per orang, menghentikan praktik pemungutan suara ganda.
Pemerintah Australia didasarkan pada parlemen yang dipilih secara populer
dengan dua majelis: Dewan Perwakilan dan Senat. Para menteri yang diangkat dari
kedua majelis ini menjalankan fungsi eksekutif, dan keputusan kebijakan dibuat
dalam rapat-rapat Kabinet. Selain pengumuman keputusan, diskusi Kabinet tidak
disebarluaskan. Para menteri terikat oleh prinsip solidaritas Kabinet, yang sangat
mencerminkan model Inggris yakni Kabinet bertanggungjawab kepada parlemen.
Walaupun Australia adalah bangsa yang merdeka, Ratu Elizabeth II dari
Inggris secara resmi juga merupakan Ratu Australia. Ratu menunjuk Gubernur
Jenderal (atas saran dari Pemerintah Australia terpilih) untuk mewakilinya. Gubernur
Jenderal memiliki kekuasaan yang luas, tetapi berdasarkan konvensi hanya
bertindak atas saran para menteri dalam hampir semua urusan.
Seperti Amerika Serikat namun berbeda dengan Inggris, Australia memiliki
undang-undang dasar tertulis. UUD Australia merumuskan tanggung jawab
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 325
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
pemerintah federal, yang mencakup hubungan luar negeri, perdagangan,
pertahanan dan imigrasi. Pemerintah negara bagian dan teritori bertanggungjawab
atas semua urusan yang tidak dilimpahkan kepada Persemakmuran, dan mereka
juga mematuhi prinsip pemerintah yang bertanggungjawab. Di negara bagian, Ratu
diwakili oleh seorang Gubernur untuk setiap negara bagian.
Pengadilan Tinggi Australia menangani sengketa antara Persemakmuran dan
negara bagian. Banyak keputusan pengadilan memperluas kekuasaan dan
tanggung jawab konstitusional pemerintah federal. UUD Australia hanya dapat
diubah dengan persetujuan pemilih melalui suatu referendum nasional di mana
seluruh orang dewasa yang masuk dalam daftar pemilih harus ikut serta.
Rancangan undang-undang yang berisi amandemen pertama-tama harus
disahkan oleh kedua majelis parlemen tersebut atau, dalam situasi tertentu saja,
hanya oleh salah satu majelis parlemen. Setiap perubahan UUD harus disetujui oleh
mayoritas ganda – mayoritas pemilih nasional dan mayoritas pemilih di mayoritas
negara bagian (sekurangnya empat dari enam negara bagian). Jika satu atau
bebeberapa negara bagian tertentu terkena dampak isi referendum tersebut,
mayoritas pemilih di negara-negara bagian tersebut juga harus menyetujui
perubahan tersebut. Ini sering disebut dengan kaidah ‘tiga mayoritas’.
Ketentuan mayoritas ganda membuat perubahan UUD menjadi sulit. Sejak
federasi berdiri pada 1901, hanya delapan dari 44 usulan amandemen UUD yang
disetujui. Pemilih pada umumnya enggan mendukung apa yang mereka pandang
sebagai peningkatan kekuasaan pemerintah federal.
UUD Australia menjabarkan kekuasaan pemerintah dalam tiga bagian –
legislatif, eksekutif dan yudikatif – tetapi menegaskan bahwa anggota legislatif harus
juga anggota eksekutif. Pada kenyataannya, parlemen mendelegasikan wewenang
penyusunan undang-undang yang luas kepada eksekutif. Pemerintah dibentuk di
Dewan Perwakilan Rakyat oleh partai yang mampu meraih mayoritas di majelis
tersebut.
Partai minoritas seringkali menjadi penyeimbang kekuasaan di Senat, yang
berfungsi sebagai majelis kaji ulang keputusan-keputusan pemerintah. Para senator
dipilih untuk masa bakti enam tahun, dan dalam satu pemilihan umum biasa hanya
separuh senator yang menghadapi pemilih.
Di semua parlemen Australia, pertanyaan dapat diajukan tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu, dan menerapkan giliran yang ketat antara
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 326
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
pertanyaan pemerintah dan Oposisi kepada para menteri selama Waktu Tanya-
Jawab. Oposisi menggunakan pertanyaan untuk mencecar pemerintah.
Pemerintahan memberi kesempatan kepada para menteri untuk menjelaskan
kebijakan dan tindakan pemerintah secara positif, atau untuk menyerang Oposisi.
Apa pun yang diucapkan di parlemen dapat disebarluaskan dengan
berimbang dan akurat tanpa kekhawatiran akan tuntutan pencemaran nama baik.
Keriuhan Waktu Tanya-Jawab dan debat parlemen disiarkan dan diberitakan secara
luas. Ini membantu membangun reputasi debat publik yang tangguh di Australia, dan
berfungsi sebagai kendali informal atas kekuasaan eksekutif.
Pemilihan umum nasional harus diselenggarakan dalam jangka waktu tiga
tahun sejak sidang pertama parlemen federal yang baru. Masa bakti rata-rata
parlemen sekitar dua setengah tahun. Pada praktiknya, pemilihan umum diadakan
ketika Gubernur Jenderal menyetujui permintaan dari Perdana Menteri, yang
memilih tanggal pemilihan umum.
Partai yang berkuasa berganti rata-rata setiap lima tahun sejak federasi
berdiri pada 1901, akan tetapi masa bakti pemerintah sangat bervariasi. Partai
Liberal memimpin koalisi dengan masa bakti paling lama — 23 tahun — dari 1949
hingga 1972. Sebelum Perang Dunia II, beberapa pemerintahan bertahan kurang
dari satu tahun, tetapi sejak 1945 hanya terjadi tujuh kali pergantian pemerintahan.
Seluruh warga negara yang berusia di atas 18 tahun wajib memberikan suaranya
dalam pemilihan umum pemerintah federal atau negara bagian, dan kemangkiran
dari pemilu dapat berujung pada denda atau tuntutan pidana.
Seperti halnya di negara lain, partai politik Australia dan kegiatan internalnya
umumnya tidak diatur, namun disiplin internal partai sangat ketat. Australia memiliki
sistem resmi pendaftaran partai dan pelaporan kegiatan partai melalui Komisi
Pemilihan Australia dan komisi setara di tingkat negara bagian dan teritori.
Australia memiliki empat partai politik utama. Partai Buruh Australia (ALP)
adalah partai sosial demokrat yang didirikan oleh gerakan buruh Australia. ALP telah
berkuasa sejak akhir 2007. Partai Liberal adalah partai sayap kanan tengah. Partai
Nasional Australia, sebelumnya Partai Negeri, adalah partai konservatif yang
mewakili kepentingan pedesaan. Partai Hijau Australia adalah partai sayap kiri dan
lingkungan.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 327
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Partai politik utama Australia memiliki tata cara terstruktur untuk melibatkan
anggota mereka dalam pengembangan kebijakan partai atas isu tertentu. Politisi
terpilih jarang yang menentang partai mereka di parlemen.
Meskipun para komentator Australia mengamati bahwa pemilihan umum
semakin bersifat ‘presidensial’ dalam arti beberapa metode kampanye Amerika telah
digunakan, struktur dasar sistem Australia cenderung menekankan posisi kebijakan
daripada kepribadian perorangan politisi.
Seperti halnya di negara demokrasi lainnya, biaya kampanye pemilu dan
sumber dana kegiatan politik menjadi isu di Australia. Sejak 1984, sistem pendanaan
publik (dikelola oleh Komisi Pemilihan Umum Australia) dan keterbukaan kampanye
pemilihan umum telah diterapkan. Partai harus meraih sedikitnya 4 persen dari
suara yang sah dalam pemilihan yang mereka ikuti untuk menerima dana publik.
Partai-partai harus mengungkapkan pengeluaran kampanye dan sumber-
sumber sumbangan di atas batas yang sudah ditentukan. Calon perorangan juga
harus mengungkapkan sumber sumbangan di atas batas tertentu. Partai dan
perorangan yang mengikuti pemilihan umum tidak secara berturut-turut harus
mengungkapkan hadiah dan sumbangan yang diterima di selang kampanye.
Parlemen negara bagian tunduk kepada UUD nasional dan konstitusi negara
bagian. Hukum federal mengalahkan hukum negara bagian yang tidak selaras
dengannya. Dalam praktiknya, kedua tingkat pemerintahan bekerja sama dalam
banyak bidang di mana negara bagian dan teritori secara resmi bertanggungjawab,
seperti pendidikan, transportasi, kesehatan dan penegakan hukum. Pajak
penghasilan ditetapkan secara federal, dan debat antar tingkat pemerintahan
mengenai akses ke penerimaan dan fungsi pengeluaran yang tumpang tindih adalah
corak permanen politik Australia. Lembaga pemerintah daerah dibentuk melalui
perundang-undangan di tingkat negara bagian dan teritori.
Dewan Pemerintahan Australia (COAG) adalah forum untuk memprakarsai,
mengembangkan dan menerapkan reformasi kebijakan nasional yang menuntut
tindakan kerja sama antar tiga tingkat pemerintahan: nasional, negara bagian atau
teritori, dan daerah. Sasarannya mencakup penanganan isu besar dengan kerja
sama dalam reformasi struktural pemerintah dan reformasi untuk mencapai ekonomi
nasional yang terintegrasi dan efisien serta pasar tunggal nasional. COAG terdiri dari
perdana menteri, perdana menteri negara bagian, ketua menteri teritori, dan
presiden Asosiasi Pemerintah Daerah Australia.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 328
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Selain itu, dewan menteri (terdiri dari menteri nasional, negara bagian dan
teritori, dan bila relevan, perwakilan pemerintah daerah dan pemerintah Selandia
Baru dan Papua Nugini) bertemu secara teratur untuk mengembangkan dan
menerapkan tindakan antar-pemerintah di bidang-bidang kebijakan khusus.
Pembahasan
Sistem Pemilu Australia
Sistem pemilu di Australia dilaksanakan untuk memilih wakil-wakil rakyat, baik
ditingkat federal/ nasional maupun ditingkat Negara bagian dan teritori. Pada tingkat
federal sistem majelis dan keanggotaannya sudah diatur berdasarkan konstitusi.
a. Federal
Pada majelis ditingkat federal atau nasional bersifat bicameral atau dua
kamar, yaitu majelis rendah dan senat. Majelis rendah bernama House Of
Representatives, beranggota 148 orang yang ditarik dari masing-masing Negara
bagian secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Negara bagian new south wales
memperoleh wakil 50 orang, Victoria 38, queensland 25, western Australia 14, south
Australia 12, dan Tasmania 8orang, dan masing-masing 2 orang wakil bagi tritori NT
dan ACT. Berdasarkan ketentuan konstitusi , pemilihan bagi anggota majelis rendah
dilaksanakan 3 tahun sekali; tetapi dapat dilakukan pemilu sebelum habis masa
bakti 3 tahunan, bila mayoritas anggota parlemen menghendakinya.
Berdasarkan konstitusi, setengah dari 12 senator Negara bagian dan seluruh
dari senator dari teritori dipilih untuk masa bakti 3 tahun. Sedangkan 6 senator
sisanya dipilih 6 tahun sekali. Oleh karena itu, ada 2 kali masa pemilu bagi pengisian
kursi senator. Yaitu Full Senate Election, dimana rakyat memilih 12 anggota
senatnya 6 tahun sekali. Dan Half Senate Election, dimana rakyat memilih 6 anggota
senat yang pension pada 3 tahun pertama keanggotaan dari 6 tahun.
Untuk Full Senate Election, untuk mendapatkan kursi senat seorang senator
harus mendapatkan quota 7,7 %, sedangkan dalam Half Senate Election, seorang
senator harus mendapatkan 14,3 % quota.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 329
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Sistem Pemilu Federal / Nasional Australia
Parlemen majelis Daerah
Pemilihan Sistem Pemilu Masa Bakti Pemilu
Pertama
Australia
Senat
Setiap Negara bagian 12
senator dan 2 senator untuk
masing-masing teritori
Perwakilan berimbang
6 tahun; setengahnya
pensiun setiap 3 tahun
1949
House Of Representatives
148 Single member
electorate Preferensial 3 tahun 1909
Jumlah Perwakilan Negara Bagian dan Teritori untuk House of
Representatives Australia
No Negara Bagian Jumlah Wakil
1 New South Wales 50 2 Victoria 38 3 Queensland 25 4 Western Australia 14 5 South Australia 12 6 Tasmania 8 7 Teritori NT 2 8 Teritori ACT 2
Keanggotaan Majelis Tinggi (senat) Federal Australia
No Negara Bagian Jumlah Wakil
1 New South Wales
12
2 Victoria 12 3 Queensland 12 4 Western
Australia 12
5 South Australia 12 6 Tasmania 12 7 Teritori NT 2 8 Teritori ACT 2
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 330
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
b. Negara Bagian
Pada tingkat Negara bagian dan teritori, pemilu diselenggarakan untuk
memilih anggota-anggota parlemen Negara bagian dan teritori. Seluruh parlemen
Negara bagian menganut sistem dua-kamar, kecuali Queensland. Queensland telah
menghapus majelis tingginya sesjak 1922. Queensland dan 2 Teritori menganut
sistem satu-kamar.
1.New South Wales
New South wales menganut sistem majelis dua kamar. Majelis tingginya
bernama Legislative Council, majelis rendahnya Legislative Assemably. Anggota
majeis rendahnya adalah 99 orang untuk masa bakti 4 tahun Sedangkan majelis
tinggi 45 orang dipilih untuk masa bakti tiga kali masa bakti majelis rendahnya, yaitu
4 tahun.
Negara Bagian
Majelis Rendah (Legislative Assembly)
Legislative council (Majelis Tinggi)
Anggota Masa Bakti Anggota Masa Bakti
New South Wales
99 orang 4 tahun 45 orang 3 kali masa bakti majelis rendah
2.Victoria
Majelis rendah Victoria memilih 88 anggotanya untuk masa bakti 4 tahun,
sedangkan majelis tingginya beranggotakan 44 orang dengan masa bakti 2 kali
mamsa bakti majelis rendahnya.
Negara Bagian
Majelis Rendah (Legislative Assembly)
Legislative council (Majelis Tinggi)
Anggota Masa Bakti Anggota Masa Bakti
Victoria 88 oerang 4 tahun 44 orang 2 kali masa bakti majelis rendah
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 331
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Pemilu bagi 44 orang anggota dilaksanakan di 22 daerah pemilihan yang
masing-masing daerah pemilihan memilih 2 anggota. Batas maksimum masa bakti
majelis tinggi tersebut adalah 2 kali masa bakti majelis rendahnya, namun masing-
masing satu anggota dari setiap daerah pemilihan pension setiap satu kali masa
bakti majelis rendah. Oleh karena itu setiap 4 tahun sekali diselenggarakan untuk
mengisi setengah dari anggota majelis tinggi yang pension tersebut.
3.Queeensland
Pemilu di queensland hanya untuk memilih anggota majelis rendah yang
berjumlah 89 anggota setiap 3 tahun sekali.
4.Western Australia
Majelis tingginya berjumlah 34 anggota untuk masa bakti 6 tahun. Sementara
majelis rendahnya 57 anggota dipilih setiap 3 tahun sekali.
Negara
Bagian
Majelis Rendah
(Legislative Assembly)
Legislative council
(Majelis Tinggi)
Anggota Masa Bakti Anggota Masa Bakti
Western
Australia
57 orang 3 tahun 34 orang 6 tahun
Pemilu bagi 34 orang anggota dilaksanakan di 6 daerah pemilihan. Untuk
masa bakti 6 tahun, namun masing-masing satu anggota terpilih dari setiap daerah
pemilihan pensiun setiap 3 tahun sekali. Oleh karena itu setiap 3 tahun sekali
diselenggarakan untuk mengisi 6 anggota majelis tinggi yang pensiun tersebut
5. South Australia
Majelis tingginya berjumlah 22 anggota untuk masa bakti 6-8 tahun.
Sementara majelis rendahnya 47anggota dipilih setiap 3-4 tahun
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 332
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Negara
Bagian
Majelis Rendah
(Legislative Assembly)
Legislative council
(Majelis Tinggi)
Anggota Masa Bakti Anggota Masa Bakti
South
Australia
47 orang 3-4 tahun 22 orang 6-8 tahun
6. Tasmania
Majelis tingginya berjumlah 19 anggota untuk masa bakti 6 tahun. Sementara
majelis rendahnya 35 anggota dipilih setiap 4 tahun sekali
Negara
Bagian
Majelis Rendah
(Legislative Assembly)
(Majelis Tinggi)
Legislative council
Anggota Masa Bakti Anggota Masa Bakti
South
Australia
35 orang 4 tahun 19 orang 6 tahun
7. Northern Australia
Pemilu di Northern Australia hanya untuk memilih anggota majelis rendah
yang berjumlah 25 anggota setiap 4 tahun sekali
8.Australia Capital Terithory
Pemilu di Australia Capital Terithory hanya untuk memilih anggota majelis
rendah yang berjumlah 17 anggota untuk masa bakti maksimum 3 tahun. Ini baru
diberlakukan pada 1989.
Lima majelis tinggi Negara bagian dinamakan Legislatif (Legislative
Council)sementara majelis rendah Negara bagian dan teritori memppunyai nama
yang sedikit berbeda. Kecuali majelis rendah disouth australias dan Tasmania yang
bernama House of Assembly, seluruh majelis rendah Negara bagian dan teritori
disebut dengan legislative Assembly.
Penerapan sistem majelis baik ditingkat federal maupun Negara bagian dan
teritori mempunyai dampak yang luas bagi perwakilan politik anggota parlemen .
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 333
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
sistem perwakilan politik bagi anggota parlemen tidak hanya menggunakan satu
sistem perwakilan, tetapi semua sistem perwakilan yang ada dipergunakan.
Sistem proportional representation atau perwakilan berimbang, dan sistem
distrik-di Australia umumnya dikenal dengan sebutan preferential, karena metode
pemungutan suaranya berbeda dengan sistem perwakilan berimbang- digunakan
bagi wakil-wakil rakyat diparlemen.
Sistem perwakilan
Dengan sistem
Untuk Pemilihan
Digunakan pada
Proportional Representation
Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memiliki lebih dari satu anggota parlemen)
Diberlakukan bagi parlemen senator (majelis tinggi) ditingkat federal
Pemilihan majelis tinggi di New South Wales, Victoria, South Australia, Western Australia pemilihan majelis rendah di Tazmania dan teritori ACT
Preferential Representation (Distrik)
Single member constituency (setiap anggota parlemen hanya mewakili satu daerah pemilihan)
Bagi pemilihan wakil rakyat (majelis rendah) diparlemen pada tingkat federal.
Pemilihan anggota parlemen Negara bagian New South Wales, Victoria, Queensland, dan Western Australia dan teritori NT serta anggota majelis tinggi Tazmania
Persemakmuran Australia didirikan pada 1901 ketika bekas koloni Inggris
ini – sekarang enam negara bagian – sepakat untuk mendirikan federasi. Walaupun
Australia merupakan negara demokrasi parlementer yang merdeka penuh, Ratu
Elizabeth II dari Inggris secara resmi juga merupakan Ratu Australia. Seluruh warga
negara yang berusia di atas 18 tahun harus memberikan suaranya baik pada
pemilihan umum pemerintah federal maupun negara bagian.
Pemilu 2004
Penampilan ekonomi yang mencengangkan menjadi faktor utama dibalik
kemenangan kubu Howard. Isu Irak yang menjadi titik lemah menjadi seperti tidak
berarti. Tuduhan kepada Howard sebagai anjing pudelnya Presiden AS, George
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 334
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Walker Bush, karena mendukung invasi AS ke Irak, ternyata tidak berpengaruh
besar bagi warga Australia.1
Dagangan politik yang ditawarkan Mark Latham, Ketua Partai Buruh, bahwa
Australia akan menarik mundur 900 personel pasukan Australia dari Irak sebelum
Natal 2004, tak mampu meraih simpati dari para pemilih Australia. Disamping secara
karakteristik para pemimpin Partai Buruh dan Partai Hijau lebih ramah kepada
tetangganya di Asia Tenggara.
Namun masyarakat Australia tidak mau mendengarnya, dan dipengaruhi oleh
kampanye Howard yang menyatakan “pemerintahan Latham akan merusak
kemakmuran Australia, yang telah sembilan tahun dinikmati semasa pemerintahan
Howard, jangan ambil resiko atas kemakmuran anda dengan memilih mereka”.2
Dengan 73,3 persen suara terhitung minggu 10 Oktober 2004, hasil resmi ini
memberi koalisi Liberal-Nasional pimpinan Howard sedikitnya 83 kursi dalam majelis
rendah DPR yang mempunyai 150 kursi, naik dari sebelumnya 82. Sedangkan partai
Buruh yang mengusung Latham mendapat 60 kursi dari 64 kursi dalam pemilu
sebelumnya.3
Di Majelis Tinggi Senat, kubu Howard memenangkan 38 kursi. Ini untuk
pertamakalinya sejak tahun 1981 bahwa pemerintah memegang kontrol majelis
rendah dan senat, yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi RUU. Bahkan,
dengan hanya 38 kursi di Senat, Howard dapat mengandalkan untuk mendapatkan
dukungan sebagian besar isu dari partainya.
Pergeseran kekuatan ini, berarti Partai Buruh tidak lagi bisa bergabung
dengan partai-partai kecil di senat untuk mempersulit pembaruan konservatif
Howard. Namun ada sebuah kemajuan dalam orientasi politik luar negeri Howard,
dukungan Howard pada AS tak diragukan lagi, namun salah satu prioritas kuncinya
selama jabatan keempatnya adalah menggalang hubungan baik dengan wilayah
Asia.
Hal tersebut tersirat dalam pernyataanya: “Satu orang dengan siapa saya
ingin bicara segera adalah Presiden terpilih Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono,
yang akan menjadi tokoh yang sangat penting di kawasan kita”. Howard sempat
membuat gusar tetangga-tetangga terdekat Australia ketika belum lama ini
1 Berita, “Pemerintahan John Howard Menang Lagi Pada Pemilu”, KOMPAS, Minggu 10 Oktober 2004, hal 3.
2ibid
3 Berita, “Howard Mulai Rencanakan Agendanya, Asia Jadi Salah Satu Prioritas”, KOMPAS, Senin 11 Oktober 2004, hal 2.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 335
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
mengulangi pandangannya bahwa serangan pre-emptive di negara lain merupakan
respons yang sah pada ancaman teroris.4
Perdana Menteri Australia, John Howard pernah melempar bola panas
dengan pernyataan “tak segan melakukan serangan pre-emptive terhadap kantong-
kantong teroris di negara-negara tetangga, termasuk di Asia Tenggara, guna
melindungi keamanan negaranya.”5 Howard menyatakan, bila diperlukan, ia akan
menempatkan “pasukan terbang” (flying squads) yang terdiri atas 10 anggota
Kepolisian Federal Australia untuk memberangus teroris di negara-negara tersebut
sebelum mereka menyerang kepentingan negara Kangguru itu. Dan hal ini
mendapat tanggapan keras dari Malaysia, Filipina dan Indonesia.
Upaya Menteri Luar Negeri Australia, Alexandert Downer ‘menghaluskan’
pernyataan Howard, dengan menegaskan serangan pre-emptive tidak ditujukan ke
negara-negara Asia Tenggara yang menurut dia cukup memiliki kemampuan
menaggulangi terorisme, namun kemungkinan ditujukan kepada negara-negara
yang gagal (failed states) menangani masalah keamanan di Pasifik Selatan, tidak
cukup ampuh menetralkan suasana.
Ketegangan Australia dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara,
kembali mencuat. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak mengecam
sikap Howard dan menegaskan pihaknya tidak akan membiarkan serangan pre-
emptive terhadap negerinya. Juru Bicara Presiden Filipina, Ignacio Bunye,
mengeluarkan tanggapan serupa, pihak Manila tidak menerima konsep serangan
pre-emptive dan pasukan terbang.6
Dari Indonesia juga muncul kecaman, namun, ditengah kecaman itu, duta
besar Indonesia untuk Australia Imron Cotan mengeluarkan pernyataan cerdas,
konsep serangan pre-emptive dan pengiriman pasukan terbang yang digagas
Howard itu harus dilihat dalam kerangka politik domestik Australia, saat menjelang
Pemilu Federal, dimana Howard dari Koalisi Partai Liberal dan Partai Nasional
sedang bertarung dengan pemimpin oposisi Mark Latham yang didukung oleh Partai
Buruh dan Partai Hijau.
Pernyataan Cotan cukup beralasan mengingat serangan teroris terhadap
kedutaan besar Australia di Jakarta, 9 September 2004, secara signifikan telah
4Ibid. 5 The Australian, 21 September 2004. 6 Sudirman H. Nasir, “Pre-Emptive Strike John Howard”, KOMPAS, 9 Oktober 2004, hal 4.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 336
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
mempengaruhi persaingan politik di Australia dan membelokan tema kampanye
pemilu, yang semula bertumpu pada isu-isu domestik (kesehatan, pendidikan, pajak,
suku bunga dan lain-lain) ke isu-isu keamanan dan terorisme internasional.
Meskipun demikian, pemerintah baru Indonesia dibawah pimpinan SBY, tidak
akan mengijinkan pasukan Australia ditempatkan di Indonesia, apalagi pasukan itu
melakukan serangan pre-emptif terhadap extrimis di Indonesia. Kehadiran aparat
keamanan Australia yang berlebihan bisa dipandang intervensi.7
Howard dan Latham berlomba menunjukkan ketegasannya menghadapi
serangan teroris di Jakarta yang ditujukan untuk kepentingan Australia. Keduanya
menyadari, psikologi masyarakat Australia yang kini cemas membutuhkan
tanggapan segera. Apalagi dibalik kesuksesan Howard memimpin Australia
(pertumbuhan ekonomi yang cukup mantap, jaminan kesejahteraan sosial dan
keamanan), ia banyak dikritik karena terlalu berorientasi kepada peningkatan
hubungan Australia-AS atau Australia-Eropa dan cenderung mengabaikan
peningkatan kualitas Australia dengan negara-negara kunci di Asia Tenggara.
Meningkatnya kerawanan isu keamanan dan teroris di wilayah Asia
Tenggara, yang secara geopolitik amat dekat dengan Australia, kian memperbesar
titik lemah Howard. Sensitivitas isu keamanan dan ancaman terorisme bagi warga
Australia saat ini cukup tinggi karena kuatnya anggapan mengenai keterkaitan
serangan teroris terhadap Kedubes Australia di Jakarta dengan keterlibatan negara
itu mendukung serangan AS ke Irak.
Sejak awal, cukup banyak warga Australia menentang kebijakan Howard ikut
menyerang Irak tanpa persetujuan PBB. Banyak pula kritik muncul terhadap
kebijakan Howard yang menempatkan negara itu sebagai wakil deputi yang
senantiasa mengikuti apapun keinginan AS (an ally who cant say no). Kecaman itu
beralasan setelah senjata pemusnah massal tidak ditemukan di Irak dan setelah
terjadi pelanggaran hak asasi manusia oleh sejumlah tentara AS dan Inggris di
penjara Abu Ghraib.
Kecaman muncul dari 43 mantan pejabat sipil, militer dan diplomat Australia
yang menuduh Howard mengeksploitasi kecemasan masyarakat terhadap serangan
terorisme untuk kepentingan politiknya. Richard Wilcott, salah seorang tokoh dari 43
7 PLE Priatna, “Australia, Indonesia dan ASEAN”, KOMPAS, 19 November 2004, hal 5.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 337
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
mantan pejabat itu, menyatakan bahwa serangan terhadap Kedubes Australia
sebagai dampak langsung kebijakan luar negeri Howard.
Ke-43 tokoh itu, pada bulan Agustus 2004, meluncurkan dokumen Truth in
Government yang mengecam keras dugaan ‘kebohongan’ Howard dalam kasus
Tampa (kapal yang memuat pencari suaka yang tenggelam di perairan Australia)
menjelang Pemilu Federal tahun 2001. Dalam kasus Tampa, Howard menuduh para
pencari suaka melemparkan anak-anaknya ke laut untuk menekan pemerintah
Australia agar mereka diterima masuk negara itu. Tuduhan yang kemudian terbukti
tidak benar.
Ke-43 tokoh itu juga menyorot kebijakan Howard menyerang Irak yang
didasari laporan intelejen yang tidak akurat tentang kepemilikan senjata pemusnah
massal. Howard dinilai tidak kritis membaca laporan intelejen. Dalam kondisi
terdesak, terutama dalam suasana Pemilu, Howard tampaknya ingin menunjukkan
kembali sikapnya yang lebih tegas dalam isu keamanan dan strategi menghadapi
terorisme. Konsep serangan pre-emptive dan pasukan terbang itu ditujukan untuk
menaikkan kembali pamornya dimata warga Australia.
Kemenangan yang dicapai oleh John Howard dalam Pemilu tahun 2004 ini,
merupakan kemenangan yang diraih dengan tidak mudah, sebab pesaing Howard
yaitu Latham adalah seorang politisi muda yang sangat piawai membuka
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Howard, terutama berkaitan dengan
kemampuannya memahami permasalahan militer dan keamanan regional. Mark
Latham juga adalah sosok yang diharapkan memenangkan Pemilu 2004 oleh para
pemimpin di Asia, terutama Asia Tenggara.
Karakteristik partai Buruh yang lebih berorientasi ke Asia, diyakini akan
mampu meredam kekhawatiran negara-negara Asia terhadap Australia, yang telah
memproklamirkan diri sebagai deputy shariffnya AS di Asia. Ini terbukti dengan
diadopsinya konsepsi pre-emptive attack dalam memerangi terorisme internasional.
Namun harapan bangsa Asia akan lahirnya sosok pemimpin baru yang
bersahabat dengan bangsa Asia gagal, setelah Pemilu kembali dimenangkan oleh
kubu Howard. Negara-negara di Asia, terutama negara-negara Asia Tenggara
sangat khawatir apabila Howard benar-benar menerapkan pre-emptive attack dan
flying suquads akan menyebabkan instabiltas kawasan, atau paling tidak,
kohesivitas kawasan yang mulai ditata kembali, akan kembali berantakan gara-gara
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 338
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Australia yang semakin ofensif, sebab di belakang Australia ada the lonely
superpower yaitu AS.
Dalam pandangan Akh Muzakki,8 ada dua faktor yang menyelamatkan
Howard dari penetrasi kekuatan oposisi di bawah pimpinan Mark Latham, Pertama,
jaminan keamanan. Pemerintah koalisi pimpinan John Howard lebih bisa diterima
kebanyakan masyarakat Australia karena dianggap lebih menjajnjikan keamanan
Australia, terutama dari serangan terorisme.
Keseriusan Howard dalam hal jaminan keamanan ini ditunjukkan dengan
kecepatan reaksi pemerintahannya atas sejumlah kasus terorisme di kawasan
sekitar Australia. Mulai dari kasus Afghanistan, bom Bali hingga bom Kuningan.
Reaksi cepat ini cenderung dibaca masyarakat pemilih sebagai indikasi kuatnya
jaminan keamanan yang bisa diberikan pemerintahan Howard.
Faktor Kedua, adalah jaminan ekonomi. Pemerintah koalisi pimpinan Howard
telah menunjukkan kredibilitas ekonomi yang membaik. Paling tidak, ada sejumlah
indikator yang bisa dilihat dalam prestasi ekonomi, diantaranya kecenderungan
rendahnya suku bunga bank dan menurunya pengangguran.
Ditengah naiknya harga properti, bahan bakar, dan biaya industri lainnya
dihampir seluruh Australia, angka suku bunga bank menjadi bayang-bayang yang
menakutkan bagi masyarakat Australia. Selama tiga periode kepemimpinan Howard,
mereka mengalami ekonomi yang stabil dengan suku bunga bank yang relatif
rendah. Sementara pihak oposisi tidak berhasil meyakinkan masyarakat pemilih atas
perbaikan ekonomi melalui suku bunga ini.
Hal yang sama terjadi dengan angka pengangguran, dari 8,2 persen pada
Maret 1996, saat Howard mulai memerintah, angka pengangguran cenderung bisa
ditekan dan diturunkan hingga 5,6 persen tahun 2004. Prestasi Howard mengatasi
pengangguran amat dirasakan langsung masyarakat Australia.
Dengan demikian, ada harapan juga dalam sosok Howard yang pada
pengukuhannya sebagai PM Pasca Pemilu 2004, menjanjikan bahwa
pemerintahannya akan berusaha keras memperkuat hubungan dengan negara-
negara Asia dan menarik mundur (backed away) gagasan melakukan serangan pre-
emptive terhadap basis-basis teroris di kawasan Asia.
8 Akh Muzakki, “Sukses Howard, Pelajaran Bagi SBY”, KOMPAS, 15 Oktober 2004, hal 5.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 339
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Howard mengatakan, tidak memiliki musuh di Asia, walau ada kekhawatiran
di kalangan sebagian negara tetangga bahwa Australia telah menjadi deputy sheriff
kawasan itu untuk Amerika Serikat. “Saya mengharapkan kesempatan untuk lebih
memperdalam hubungan kami dengan negara-negara di kawasan ini”. “Saya
mengharapkan berlanjutnya dualitas hubungan kami di wilayah Asia Pasifik dan
semakin dekatnya hubungan dengan AS, Namun konsisten dengan itu, sebuah
hubungan yang lebih dekat dengan sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga kami di
kawasan ini, kawasan Asia Pasifik”.9
Howard dikritik didalam dan diluar negeri atas pernyataanya dalam sebuah
kampanye pemilu, bahwa Australia sebagai upaya terakhir membela rakyatnya,
akan melakukan serangan pre-emptive terhadap teroris-teroris di negara lain.
Namun dari pernyataan tanggal 13 Oktober 2004, Howard tampaknya mundur dari
ancaman dengan mengatakan, “Saya rasa itu tidak akan pernah terjadi. Apa yang
kami katakan adalah kalau anda menghadapi situasi dimana sebuah negara, dimana
sebuah ancaman dari para teroris disusun sebagai upaya terakhir kami akan
melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa warga Australia”.10
Dalam persepsi John Howard, apa yang pernah dia katakan adalah sebuah
situasi yang muncul dimana sebuah negara tidak bisa (mengatasi serangan teror
kepada Australia). Sebagai upaya terakhir, kami akan mengambil tindakan untuk
menyelematkan jiwa warga Australia dan melindungi aset Australia. Howard juga
mengatakan bahwa berita kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara soal
hubungan antara Australia dan AS dibesar-besarkan.
Bahkan PM Howard berupaya menyempatkan diri untuk hadir dalam
pelantikan SBY sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2004. Bahkan SBY adalah
orang yang diprioritaskan oleh Howard untuk dihubungi pasca terpilihnya dia
menjadi PM yang keempatkalinya. “Saya mengharapkan untuk bekerjasama erat
dengan DR Yudhoyono dan pemerintah barunya untuk melanjutkan dan
memperluas kerjasama yang erat antara kedua negara kami, terutama dalam
kontraterorisme. Kedua negara sama-sama memiliki komitmen yang jelas untuk
keterlibatan yang kooperatif dan sama-sama menguntungkan dalam memerangi
terorisme diwilayah kami”.11
9 KOMPAS, 14 Oktober 2004, hal 1 10ibid 11 KOMPAS, 15 Oktober 2004, hal 3.
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 340
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Ada upaya untuk meningkatkan hubungan dua negara, terutama antara
pemerintahan SBY dengan Howard, namun menurut analis politik Michael McKinley,
masih terlalu dini untuk mengatakan adanya sebuah era baru kerjasama antara
kedua negara, meskipun Menlu Alexander Downer melontarkan gagasan
menyangkut perjanjian keamanan baru dengan Indonesia, dan didukung oleh Tajuk
Rencana Sydney Morning Herald yang memuji kemenangan dan pelantikan SBY
sebagai era yang cantik (a beautiful era) bagi Australia, termasuk prospek
hubungannya dengan Barat. Indonesia dibawah pimpinan SBY adalah a new friend
in Jakarta, secara umum akan berarti sebuah komunikasi lebih smooth, cocok untuk
memperkokoh kerjasama keamanan dalam memerangi ancaman terorisme.
Tapi langkah ini belum tentu didukung oleh masyarakat kedua negara. Dalam
sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Australian Strategic Policy Institute
(ASPI) pada 25 Agustus 2004, Indonesia masih dianggap ancaman utama bagi
Australia. Namun upaya Howard melalui cara berbicara dengan SBY adalah sebuah
sikap yang tepat, dan sangat diperlukan daripada sekedar simbolisme untuk benar-
benar memperbaiki hubungan itu.12
Pemilu 2007
Partai Labor akhirnya memenangkan pemilu 2007, mengalahkan pemerintah
koalisi dengan suara 84 banding 58. Sang pimpinan partai Labor (Kevin Rudd)
selanjutnya secara otomatis menjadi Perdana Menteri (Kepala Pemerintah).
Di Australia yang memerintah adalah anggota parlemen yang memiliki kursi
terbanyak di parlemen yang selanjutnya disebut eksekutif. Partai yang kalah
kemudian berperan menjadi oposisi. Dengan demikian tidak ada perbedaan tegas
antara legislatif dan eksekutif karena mereka sama-sama berasal dari anggota
parlemen yang memegang fungsi legislasi.
Ketentuan tersebut bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga berlaku di
tingkat state (negara bagian). Dengan demikian Pemilu menjadi lebih ngirit biaya
karena nggak perlu mangadakan berulang-ulang untuk memilih anggota DPR dan
kepala pemerintahan baik itu di pusat maupun di daerah. Akan tetapi frekwensi
pemilu di Australia sekali tiap tiga tahun.Dengan kemenangan ini maka Labor sudah
12ibid
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 341
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
dapat dipastikan memerintah seluruh Australia karena semua state maupun territory
sekarang dipimpin oleh partai Labor.
Namun pada tahun 2010 Kevin Ruud mengundurkan diri dari kursi Perdana
Menteri dan digantikan oleh Perdana Menteri perempuan pertama Australia, Julia
Gillard. Rudd mundur karena ketidakpuasan pimpinan Partai Buruh atas
kepemimpinannya. Dukungan pemerintahan Partai Buruh merosot dalam jajak
pendapat sejak April 2010, diduga kuat karena kegagalan kebijakan Rudd seperti
skema perdagangan karbon, ketidakmampuan mengatasi isu pertambangan yang
kontroversial.
Pemilu 2010
Pemilihan umum federal Australia 2010
diselenggarakan pada hari Sabtu, 21 Agustus
2010 untuk menentukan anggota Parlemen
Australia ke-43. Partai oposisi kanan-tengah
Koalisi Liberal/Nasional yang dipimpin oleh
pimpinan oposisi Anthony John Abbott adalah
penantang utama untuk Partai Buruh yang
dipimpin oleh Perdana Menteri Julia Eileen
Gillard. Penantang ketiga, Australian Greens,
memegang keseimbangan kekuasaan di Senat
Australia, sementara Partai Hijau dan 4 partai
independen mungkin memegang keseimbangan kekuasaan di Dewan Perwakilan
Australia. Pemilihan ini hampir pasti menghasilkan pemerintahan minoritas, sejak
tahun 1940.
14.088.260 penduduk Australia mendaftar untuk memilih pada saat pemilu
berlangsung Australia menganut wajib voting, dan menggunakan surat suara
istimewa dalam kursi satu anggota untuk DPR dan suara tunggal teralihkan dengan
daftar voting kelompok fakultatif dalam senat yang diwakili secara seimbang. Pemilu
ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Australia.Hasil resmi yang diumumkan
beberapa hari setelah pemungutan suara:
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 342
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
Dewan perwakilan
Parti Suara % Kursi
Buruh 5.246.064 50,53 72
Koalisi Liberal/Nasional 5.136.611 49,47 72
Independen
4
CLP
1
Greens
1
Para pemimpin politik Australia membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk
membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan umum tidak menghasilkan suara
mayoritas di parlemen.
Pemerintahan terpaksa dijalankan pejabat sementara setelah Partai Buruh
yang berkuasa dan berhaluan kiri-tengah pimpinan Perdana Menteri Julia Gillard
serta koalisi oposisi konservatif Liberal/Nasional pimpinan Tony Abbott tidak
memenangkan suara mayoritas. Partai-partai besar itu harus bernegosiasi dengan
calon-calon independen dan satu Partai Hijau yang sepertinya akan terus
memegang keseimbangan kekuatan di parlemen. Menurut para pengamat, proses
itu dapat memakan waktu hingga tiga bulan sebelum akhirnya pemerintah baru
terbentuk.
Profesor Donald Rothwell mengatakan, parlemen harus mengadakan rapat
dalam waktu 30 hari sejak pejabat pemilihan menegaskan nama setiap kandidat
yang terpilih. Namun, komisi itu baru dapat memastikan nama-nama itu pada 27
Oktober. "Hal ini bisa memungkinkan Perdana Menteri Gillard untuk memanggil
jajarannya dalam rapat DPR paling lambat pada 26 November 2010 sehingga baru
tiga bulan kemudian kesepakatan tercapai dengan para kandidat independen,"
katanya.Rothwell, profesor di Australian National University College of Law,
mengatakan, Gillard bisa tetap menjadi perdana menteri sementara sampai saat itu.
Penutup
Pemilu tahun 2010 adalah peristiwa menarik dalam pemilu di Australia, sebab
perolehan suara antara partai buruh dan partai konservatif sama, menghasilkan 72
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP-UNPAS Page 343
JURNAL ONLINE WESTPHALIA, VOL.12, NO.2 (JULI-DESEMBER 2013) ISSN 0853-
2265
kursi di parlemen, yang kemudian mengantarkan kembali Julia Gillard ke kursi
Perdana Menteri, yang telah ia duduki 3 bulan sebelum pelaksanaan pemilu, setelah
Kevin Ruud mengundurkan diri. Suasana persaingan yang begitu ketat besar
kemungkinan akan terbawa hingga pemilu berikutnya pada bulan September 2013.
Partai Konservatif dan koalisinya merasa punya peluang yang besar untuk
merebut kembali kekuasaan yang teah diambil alih oleh partai buruh dalam 2 kali
pemilu terakhir, apalagi ada kekecewaan dari pendukung partai buruh, terhadap
regulasi yang tidak normal dari Kevin Ruud ke Julia Gillard.
Sumber Bacaan:
Akh Muzakki, “Sukses Howard, Pelajaran Bagi SBY”, KOMPAS, 15 Oktober 2004.
Berita, “Pemerintahan John Howard Menang Lagi Pada Pemilu”, KOMPAS, Minggu
10 Oktober 2004.
Berita, “Howard Mulai Rencanakan Agendanya, Asia Jadi Salah Satu Prioritas”,
KOMPAS, Senin 11 Oktober 2004.
PLE Priatna, “Australia, Indonesia dan ASEAN”, KOMPAS, 19 November 2004.
Sudirman H. Nasir, “Pre-Emptive Strike John Howard”, KOMPAS, 9 Oktober 2004.
The Australian, 21 September 2004.
KOMPAS, 14 Oktober 2004.
KOMPAS, 15 Oktober 2004.
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/165194-pm-gillard-siap-menangi-pemilu-
australia
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/159879-australia-akan-dipimpin-seorang-
perempuan