ispa all about

Upload: dewandaru-i-a-b

Post on 08-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fk

TRANSCRIPT

BAB VII

BERBAGI INFORMASI

7.1. All about ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)a. Definisi ISPAISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut (Depkes RI, 2006).

b. Etiologi ISPAEtiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Genus Streptokokus, Stafilokkokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella, dan Koneabakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus

Kebanyakan infeksi saluran pernafasan (ISPA) disebabkan oleh virus seperti virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan mikoplasma Penyakit ISPA juga bisa disebapkan karena faktor kelelahan,daya tahan tubuh lemah, populasi udara, asap kendaraan dan pembakaran hutan setelah pergantian musim (Widoyono, 2008)

c. Patogenesis ISPASaluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dalam dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu system pertahanan yang efektif dan efesien. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada 3 unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu:

1. Keutuhan epitel mukosa

2. Makrofag alveoli

3. Antibody setempat

Penyebaran infeksi pada ISPA dikenal melalui 3 cara yaitu: 1. Melalui aerosol yang lembut terutama karena batuk.

2. Melulai aerosol yang lebih basah terjadi pada waktu batuk dan bersin-bersin.

3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda yang telah dicemari jasad renik.

Pada infeksi virus transmisi diawali dengan penyebaran virus kedaerah sekitar terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus yang menyebabkan ISPA terdapat 10-100 kali lebih banyak didalam mukosa hidung dari pada mukosa faring (Alsagaff & Mukty. 2006)d. Patofisiologi ISPAmmhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmGPerjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah pharing atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk (Rech,2009). KttttAdanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut.

Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak. Kkkk kk gg Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri (Rech,2009). Kkkke. Manifestasi Klinis ISPAWidojono (2008) menyatakan bahwa manifestasi klinis infeksi saluran pernafasan akut bergantung pada tempat infeksi serta mikroorganisme penyebab infeksi. Semua manifestasi klinis terjadi akibat proses peradangan dan adanya kerusakan langsung akibat mikroorganisme. Manifestasi klinis antara lain :

Batuk

Bersin dan kongesti nasal

Pengeluaran mukus dan rabas dari hidung

Sakit kepala

Demam

MalaiseSedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :

a. Gejala dari ISPA Ringan

Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.

b. Gejala dari ISPA Sedang

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai

gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai

berikut:

1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur

kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak

yang berumur satu tahun atau lebih.

2) Suhu lebih dari 39C (diukur dengan termometer).

3) Tenggorokan berwarna merah.

4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.

5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.

6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).

7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.

c. Gejala dari ISPA Berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai

gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1) Bibir atau kulit membiru.

2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.

3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.

4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.

5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.

6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.

7) Tenggorokan berwarna merah.

f. Klasifikasi ISPAMenurut Depkes RI (2002) ISPA pada kelompok umur 2 bulan -