isolation and identification fungus from nature

Upload: windasari-putri-septarina

Post on 02-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Isolation and Identification Fungus from nature

    1/4

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI 2014 1

    AbstrakBerdasarkan kenampakannya jamur dibedakan

    menjadi 3 yaitu khamir (yeast), kapang (mold), dan cendawan

    (mashroom). Jamur kecuali khamir pada keadaan biasa

    mempunyai badan yang terdiri dari benang-benang hifa

    (miselium) dan spora. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal

    berbagai macam alat yang biasa digunakan dalam bidang

    mikologi, mempelajari cara-cara sterilisasi terhadap bahan dan

    peralatan baik secara fisik maupun kimia, mempelajari medium

    fungi, komposisi, serta cara membuatnya. Mempelajari cara-cara

    pengisolasian fungi dari alam maupun dari substrat organik

    tertentu hingga mendapatkan kultur murni, serta mengetahuicara mengidentifikasi fungi sehingga diketahui genus atau spesie

    dari suatu biakan. Praktikum ini dilakukan dengan pertamadilakukan sterilisasi alat, pembuatan medium PDA, isolasi jamur

    mikroskopis dan makroskopis, sli de culture, serta pengamatan

    slide culture dan identifikasi fungi. Dari hasi identifikasi

    ditemukan bahwa jamur mikroskopis yang dipakai adalah

    Aspergi ll us niger sedangkan jamur makroskopis yang dipakai

    berasal dari genus Collybia

    Kata KunciAspergillus, Collybia, Fungi, Isolasi, Slide culture

    I.

    PENDAHULUAN

    UNGI atau cendawan adalah organisme heterotrofik,

    mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bilamereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka

    disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan

    dan hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat

    kimia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke

    dalam tanah , dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.

    Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia.

    Sebaliknya mereka juga dapat merugikan kita bilaman mereka

    membusukkan kayu, makanan, dan bahan-bahan lain [1]

    Cendawan saprofit juga penting dalam fermentasi

    industry, misalnya pembuatan bir, minuman anggur, dan

    produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan

    pemasakkan beberapa keju juga bergantung pada kegiatan

    cendawan [1]Berdasarkan kenampakannya jamur dibedakan menjadi 3

    yaitu khamir (yeast), kapang (mold), dan cendawan

    (mashroom). Jamur kecuali khamir pada keadaan biasa

    mempunyai badan yang terdiri dari benang-benang hifa

    (miselium) dan spora. Hifa tersebut ada yang bersekat-sekat

    atau tidak, dan ada yang bercabang-cabang atau tidak. Hifa

    yang bersekat ada yang berinti satu dan ada yang berinti dua

    atau lebih [1]

    Sampai sekarang fungi pada umumnya diklasifikasikan

    menurut morfologi struktur reproduksi, serta siklus hidupnya.

    Identifikasi dilakukan dengan cara mengamati sesuai dengan

    kunci identifikasi. Prinsip yang digunakan dalam kunci

    identifikasi adalah pemisahan fungi menurut perbedaan atau

    persamaan dari yang paling kasar hingga taraf yang detail.

    Praktikum ini bertujuan untuk mengenal berbagai macam

    alat yang biasa digunakan dalam bidang mikologi,

    mempelajari cara-cara sterilisasi terhadap bahan dan peralatan

    baik secara fisik maupun kimia, mempelajari medium fungi,

    komposisi, serta cara membuatnya. Mempelajari cara-cara

    pengisolasian fungi dari alam maupun dari substrat organiktertentu hingga mendapatkan kultur murni, serta mengetahui

    cara mengidentifikasi fungi sehingga diketahui genus atau

    spesie dari suatu biakan.

    II. METODOLOGI

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    Kegiatan praktikum mikologi ini dilakukan setiap hari Senin

    tanggal 7 April 2014 hingga 19 Mei 2014 pada pukul 13.00

    hingga 14.40 WIB di Laboratorium Mikologi Jurusan Biologi,

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

    Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

    B.

    Alat dan Bahan

    Pada praktikum mikologi ini alat yang digunakan adalah

    tabung reaksi, erlenmayer, autoclave, cawan petri, tusuk gigi,

    aluminium foil, bunsen, tissue, penjepit kayu, jarum ose, jarum

    tanam tajam, kompor listrik, panci, pisau, gelas ukur, kaca

    objek, penutup kaca objek, neraca analitik, plastic wrap,

    mikroskop compound.

    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kentang

    200 gram, agar, 15 gram, dektrose 20 gram, chloramphenicol,

    aquades, alkohol 70%, jamur mikroskopis dari roti, jamur

    makroskopis.

    C.

    Langkah Kerja

    Sterilisasi Alat

    Dibungkus semua alat gelas yang dibutuhkan dalam

    praktikum mikologi ini dengan kertasyellow pages, dilakukan

    sterilisasi panas lembab dengan menggunakan autoclave. Diisi

    autoclave, dikumpulkan medium dan alat-alat yang telah

    dibungkus dengan yellow pages, diletakkan ke dalam

    keranjang autoclave alat-alat tersebut. Dimasukkan keranjang

    autoclave ke dalam autoclave yang telah diisi dengan air.

    Diberi rongga diantara alat-alat yang akan disterilkan untuk

    pergerakan uap air dan udara. Ditutup autoclave dengan

    Isolasi, Identifikasi Jamur Makroskopis dan

    MikroskopisWindasari Putri Septarina (1511100023)

    Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

    e-mail: [email protected]

    F

  • 8/10/2019 Isolation and Identification Fungus from nature

    2/4

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI 2014 2

    mencocokkan baut-baut yang ada di bagian atas tubuh

    sterilisator dengan tempatnya yang terletak pada tutup. Dibuka

    pengatur katup pengaman untuk mengeluarkan udara yang ada

    di dalam autoclave. Dipasang sumber pemanas, ditutup katup

    pengaman apabila uap air sudah keluar cukup banyak

    (terdengar bunyi desis) dari katup pengaman. Dibaca skala

    suhu dan tekanan hingga mencapai suhu 121C dengan

    tekanan 15 lb. Ketika suhu mencapai 121C maka distabilkan

    suhu selama 15 menit dengan cara mengatur sumber panas.Dimatikan autoclave saat sterilisasi sudah selesai. Ditunggu

    hingga tekanan menjadi nol. Dibuka autoclave dan

    dikeluarkan alat-alat dan medium yang telah disterilisasi.

    Pembuatan Medium PDA

    Dikupas dan dipotong kecil-kecil 200 gram kentang

    kemudian direbus selama 30 menit dan diambil filtratnya. Pada

    filtrat ditambahkan aquades hingga volumenya 1000 ml. Ke

    dalam campuran ditambahkan dekstrose sebanyak 20 gram dan

    agar sebanyak 15 gram ditunggu hingga semua larut. Setelah

    semua agar larut medium dipindahkan ke dalam erlenmayer

    dan dilakukan sterilisasi menggunakan autoclave. Setelah

    steril dituangkan ke cawan petri yang juga telah disterilkan

    secara aseptik, dalam cawan petri juga dituangkanchloramphenicol sebagai antimikrobia untuk mencegah

    tumbuhnya mikroba.

    Isolasi Jamur Mikroskopis

    Disiapkan alat-alat untuk sterilisasi dan disiapkan jamur

    mikroskopis yang akan di isolasi. Jamur yang akan di isolasi

    diambil dari jamur roti yang berwarna hitam. Dibersihkan

    tempat kerja, tangan dengan alkohol 70% agar steril.

    Disemprot dengan alkohol dan dilewatkan dalam api bunsen

    hingga membara jarum tanam tajam yang akan digunakan

    untuk mengambil isolat jamur dari roti. Dipindahkan isolat

    tersebut ke dalam cawan petri yang telah berisi medium yang

    telah disterilisasi. Ditutup cawan petri dan dilapisi dengan

    plastic wrap, ditunggu kurang lebih 3 hari. Untukpemeliharaan biakan murni dapat dilakukan pemeliharaan

    berkala melalui pemindahan berkala pada medium agar miring

    yang dilakukan secara aseptis sama seperti langkah yang telah

    dijelaskan sebelumnya.

    Isolasi Jamur Makroskopis

    Disiapkan alat-alat untuk sterilisasi dan disiapkan jamur

    makroskopis yang akan di isolasi. Jamur yang akan di isolasi

    diambil dari halaman jurusan biologi ITS. Dibersihkan tempat

    kerja, tangan dengan alkohol 70% agar steril. Disemprot

    dengan alkohol dan dilewatkan dalam api bunsen pisau bedah

    serta pinset. Disemprot dan dibersihkan dengan kapas bagian

    stalk jamur makroskopis kemudian dibelah secara vertical

    bagian stalk jamur tersebut dengan pisau bedah dan diambilsedikit bagiannya dengan menggunakan pinset kemudian

    diletakkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium

    yang telah disterilisasi. Ditutup cawan petri dan dilapisi

    dengan plastic wrap, ditunggu kurang lebih 3-4 hari. Untuk

    pemeliharaan biakan murni dapat dilakukan pemeliharaan

    berkala melalui pemindahan berkala pada medium agar miring

    yang dilakukan secara aseptis sama seperti langkah yang telah

    dijelaskan sebelumnya.

    Slide Culture

    Dalam slide culture ini hanya dilakukan pada biakan

    fungi dari fungi mikroskopis karena pada fungi makroskopis

    tidak diperoleh biakan murni sehingga tidak dimungkinkan

    untuk dilakukan slide culture. Disiapkan alat dan bahan yang

    telah disterilisasi sebelumnya. Disiapkan cawan petri dan

    diletakkan di dalamnya tusuk gigi yang telah dibungkus

    dengan aluminium foil dan dibentuk seperti huruf U.

    Kemudian diletakkan kaca objek diatas tusuk gigi yang

    dibungkus aluminium foil tersebut dan diletakkan sepotongagar (6x6x2 mm) pada tengah kaca objek steril dan tiap sisinya

    di inokulasi dengan fungi biakan murni hasil pemeliharan

    berkala dari medium agar miring. Diletakkan penutup kaca

    objek pada bagian atas agar yang telah di inokulasi dengan

    fungi biakan murni mikroskopis. Dituangkan sedikit aquades

    steril pada cawan petri untuk menjaga kelembaban cawan

    petri, dilapisi dengan plastic wrap bagian mulut cawan petri

    dan ditunggu kurang lebih 3-4 hari untuk melihat tegakan dan

    identifikasi terhadap fungi tersebut.

    Pengamatan Slide Culture dan Identifikasi Fungi

    Dilakukan pengamatan pada hasil slide culture dengan

    cara diamati secara langsung tegakan yang terbentuk pada agar

    di kaca objek, dan dilakukan pengamatan dengan pewarnaanyaitu dengan pengambilan penutup kaca objek yang diletakkan

    pada kaca objek baru yang telah ditetesi methylene blue. Serta

    dilakukan pengamatan tanpa pewarnaan. Diamati dibawah

    mikroskop compound dengan perbesaran yang sesuai.

    III.

    HASILDANPEMBAHASAN

    3.1 Identifikasi Jamur Mikroskopis

    Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi jamur

    mikroskopis yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

    Aspergillus niger. Hal tersebut dapat disimpulkan dengan

    melihat secara makroskopis dan mikroskopis. Dari

    pengamatan secara langsung atau makroskopis penampakanAspergillus niger tampak membentuk koloni berwarna hitam,

    dan tekstur koloni tersebut tampak seperti bulu. Dari

    pengamatan di bawah mikroskop compound tampak bahwa

    konidia berwarna hitam, vesikel bulat besar dan tampak

    terdapat fialid yang memenuhi permukaan vesikel tersebut.

    Hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa

    Aspergillus niger, merupakan salah satu spesies yang paling

    umum dan mudah di identifikasi dari genus Aspergillus.

    Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C

    (optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum).

    Aspergillus niger, mempunyai koloni berwarna kehitaman

    mencapai diameter 9 cm dalam 6 hari yang ditumbuhkan pada

    media PDA, konidianya seringkali bersepta, konidia berbentukbulat hingga semibulat, berukuran 4,50-5,0 m. Kepala

    konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah [2]

    Aspergillus niger mempunyai ciri-ciri yang khas yaitu

    berupa benang tunggal disebut hifa, atau berupa kumpulan

    benang-benang padat menjadi satu yang disebut miselium,

    tidak mempunyai klorofil dan hidup heterotrop. Bersifat

    aerobik dan berkembang biak secara vegetatif dan generatif

    melalui pembelahan sel dan spora-spora yang dibentuk di

    dalam askus atau kotak spora [3]. Kapang ini tumbuh dengan

  • 8/10/2019 Isolation and Identification Fungus from nature

    3/4

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI 2014 3

    baik pada suhu 30-35C. Kisaran pH yang dibutuhkan 2,8

    sampai 8,8 dengan kelembaban 80-90 persen [4].

    Gambar 1. Pengamatan langsung pada media agar perbesaran 100 kali

    (a: konidia, b: konidiofor)

    Gambar 2. Pengamatan tanpa pewarnaan perbesaran 400 kali (a: konidia,

    yang tampak berantai)

    Gambar 3. Pengamatan dengan pewarnaan perbesaran 400 kali (a:

    konidiofor, b: vesikel, c: spora)

    Berdasarkan gambar hasil pengamatan tersebut dapat

    dipastikan bahwa fungi yang diambil dari substrat roti tersebut

    adalah Aspergillus niger. Dilihat dari warna konidia yang

    memiliki warna hitam, serta tampak fialid yang menempel

    pada vesikelnya. Selain menurut deskripsi literatur yang telahmenyatakan ciri-ciri dari Aspergillus niger baik secara

    makroskopis dan dilihat secara mikroskopis di bawah

    mikroskop dengan perbesaran tertentu yang memiliki

    kesamaan dengan isolat yang dipakai di bawah ini juga

    terdapat foto literaturAspergillus niger.

    Gambar 4. Struktur mikroskopis Aspergillus niger (a: konidia, b: fialid,

    c: vesikel, d: konidiofor) perbesaran 100 kali [5]

    3.2 Identifikasi Jamur Makroskopis

    Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi jamur

    makroskopis yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

    Collybia sp. Habitatnya merupakan jenis jamur liar yang

    banyak menempel pada batang kayu yang telah lapuk atau

    mati. Ciri-cirinya berbentuk seperti payung, berwarna

    kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan. Genus ini dapat

    dibedakan karena memiliki spora putih, terdapat inrolled

    margin pada cap spesimen yang masih muda. Memiliki gills[6]. Dalam keseharian jamur ini lebih dikenal dengan nama

    jamur payung.

    Gambar 5. Pengamatan morfologi jamur makroskopis

    Berdasarkan hasil praktikum identifikasi jamur

    makroskopis yang digunakan hanya dengan melihat

    penampakan morfologinya saja dan tidak dilakukan dengan

    pengamatan secara mikroskopis hal tersebut karena tidak

    diperolehnya biakan murni dari jamur tersebut sehingga tidak

    memungkinkannya identifikasi secara mikroskopis. Dari hasil

    identifikasi tampak bahwa jamur yang dipakai memiliki ciri-

    ciri yang sama dengan yang telah disebutkan di dalam literatur.

    a

    b

    a

    a

    b

    c

  • 8/10/2019 Isolation and Identification Fungus from nature

    4/4

    LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI 2014 4

    IV. KESIMPULAN

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat

    disimpulkan bahwa alat-alat yang digunakan dalam praktikum

    ini yaitu tabung reaksi, erlenmayer, autoclave, cawan petri,

    tusuk gigi, aluminium foil, bunsen, tissue, penjepit kayu, jarum

    ose, jarum tanam tajam, kompor listrik, panci, pisau, gelas

    ukur, kaca objek, penutup kaca objek, neraca analitik,plastic

    wrap, mikroskop compound. Sterilisasi yang digunakan dalam

    praktikum ini yaitu teknik sterilisasi panas lembab denganmenggunakan autoclave. Medium yang digunakan dalam

    praktikum ini yaitu PDA dengan penambahan chloramphenicol

    sebagai zat antimikrobia untuk mencegah tumbuhnya

    mikroorganisme selain fungi. Isolasi fungi diambil dari

    substrat roti untuk jamur mikroskopis dan diambil di halam

    Jurusan Biologi ITS untuk jamur makroskopis, dilakukan

    isolasi secara aseptis untuk mendapatkan biakan murni dan

    kemudian dilakukan slide culture dan identifikasi terhadap

    jamur tersebut baik secara morfologi maupun secara

    mikroskopis dengan pengamatan di bawah mikroskop.

    V.

    DAFTARPUSTAKA

    [1]

    Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI

    Press (2008).

    [2]

    Soernartiningsih. Efektivitas beberapa Cendawan Antagonis dalam

    Menghambat Perkembangan Cendawan Rhizoctonia solani pada Jagung

    Secara Invitro. Prosiding Pekan Serealia Nasional (2010).

    [3]

    Raper, K.B., and D.I. Fennel. The Genus Aspergillus. Baltimore: The

    William and Wilking Co (1977)

    [4]

    Ratledge, C. Biochemistry of Microbial Degradation. London: Kluwer

    Academic Publishers (1994)

    [5]

    Natalia. Isolasi, Identifikasi, Patogenitas, dan Proses Kolonisasi

    Cendawan. Bogor: IPB (2000)

    [6]

    C.M Christensen. Edible Mushrooms. USA: University of Minnesota

    (1981)